• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cakap Berbahasa Indonesia Kelas 7 RR Novi Kussuji Indrastuti dan Diah Ema Trinings 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Cakap Berbahasa Indonesia Kelas 7 RR Novi Kussuji Indrastuti dan Diah Ema Trinings 2010"

Copied!
172
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Hak Cipta buku ini pada Kementerian Pendidikan Nasional . Dilindungi Undang-undang .

Cakap Berbahasa Indonesia

Untuk Kelas VII SMP/MTs

Penulis : R.R.Novi Kussuji Indrastuti Diah Erna Triningsih Editor : Kuswilono

Ilustrator : Daniel Indro Wijayanto, Galih Wahyu Suseno, Hery Cahyono, Jebie D.N., Kartini Wijayanti, Rahmat Isnaini, Zain Mustaghfr

Ukuran : 21 x 28 cm

Hak Cipta Buku ini dialihkan kepada Kementerian Pendidikan Nasional dari Penerbit PT Intan Pariwara

Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010

Diperbanyak Oleh.. 410.7

NOV NOVI Kussuji Indrastuti, R.R.

c Cakap Berbahasa Indonesia/R.R. Novi Kussuji Indrastuti, Diah Erna Triningsih; editor, Kuswilono; ilustrator, Daniel Hendro Wij ayanto...[et al.].-- Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2010. viii, 162 hlm.: ilus.; 30 cm

Bibliogra : hlm. 149 Indeks

Untuk kelas VII SMP/MTs

ISBN 978-979-095-238-6 (no. jilid lengkap) ISBN 978-979-095-240-9 (jil. 1b)

1. Bahasa Indonesia - Studi dan Pengajaran I. Judul II. Diah Erna Triningsih III. Kuswilono

(4)

Kata Sambutan

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀website฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀down load ,฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀

(5)

Kata Pengantar

CAKAP BERBAHASA Plus

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀

Cakap Berbahasa Indonesia Kelas VII untuk SMP dan MTs ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

Cakap Berbahasa Indonesia ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀

฀ ฀ ฀

(6)

Daftar Isi

Kata Sambutan฀฀ ฀ iii

Kata Pengantar฀฀ ฀ iv

Daftar Isi฀฀ ฀ v

Bagaimana Cara Menggunakan Buku Ini?฀ ฀ vi

Pelajaran I Luapan Lumpur

฀ ฀ ฀ 2

฀ ฀ 3

฀ ฀ ฀ ฀ 8

฀ ฀ ฀ 12

฀ ฀ ฀ ฀ 14

Pelajaran II Flu Burung

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ 16

17

฀ ฀ ฀ 19

฀ ฀ ฀ ฀ 21

฀ ฀ ฀ ฀ 25

Pelajaran III Kegiatan Ekstrakurikuler

฀ ฀ ฀ 28

฀ ฀ ฀ ฀ 28

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ 31

฀ ฀ ฀ ฀ 33

฀ ฀ ฀ 38

Pelajaran IV Letusan Gunung Berapi

฀ ฀ ฀ 40

฀ ฀ ฀ 40

฀ ฀ ฀ 42

฀ ฀ ฀ 45

฀ ฀ ฀ 48

Pelajaran V Teknologi Komunikasi

฀ ฀ ฀ 50

฀ ฀ 52

฀ ฀ ฀ 54

฀ ฀ 55

฀ ฀ ฀ ฀ ฀57

Pelajaran VI Impor Beras

฀ ฀ ฀ 60

฀ ฀ 61

฀ ฀ ฀ 62

฀ ฀ 63

฀ ฀ ฀ 67

(7)

Pelajaran VII Bantuan Pendidikan

฀ ฀ 76

฀ ฀ 77

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ 80

฀ ฀ 82

฀ ฀ ฀ 87

Pelajaran VIII Bermain Bulu Tangkis

฀ ฀ 90

฀ ฀ ฀ ฀ 90

฀ ฀ ฀ ฀ 95

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ 96

฀ ฀ ฀ ฀102

Pelajaran IX Tokoh Sejarah Bangsaku

฀ ฀ ฀ ฀ ฀104

฀ ฀105

฀ ฀ ฀109

฀ ฀ ฀112

฀ ฀ ฀115

Pelajaran X Produk Pertanian

฀ ฀118

฀ ฀ ฀119

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀122

฀ ฀ ฀125

฀ ฀ ฀ ฀127

Pelajaran XI Jiwa Seni

฀ ฀130

฀ ฀ ฀ ฀131

฀ ฀ ฀ ฀ ฀134

฀ ฀ ฀ ฀137

฀ ฀ ฀138

Latihan Ulangan Kenaikan Kelas฀฀ ฀141

Glosarium฀฀ ฀148

Daftar Pustaka฀ ฀149

Indeks฀฀ ฀150

Lampiran Teks Mendengarkan Pelajaran I–XI฀ ฀151

(8)

Bagaimana Cara Menggunakan Buku Ini?

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀

Mendengarkan Berbicara

฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

Membaca

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

Menulis

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀

Tugas Rumah ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀ ฀ ฀ ฀ ฀

฀ ฀

(9)
(10)

I

Luapan Lumpur

Repro: Kompas, 28 September 2006

Perhatikan gambar berikut ini!

Lumpur yang semakin meluap membawa dampak positif dan negatif bagi lingkungan. Salah satu dampak positifnya, luapan lumpur yang membentuk rawa dapat ditanami mangrove. Sementara itu, luapan lumpur yang masuk ke laut dikhawatirkan dapat merusak keanekaragaman makhluk hidup di laut. Apa yang dimaksud lumpur? Kamu dapat mengetahui arti lumpur dengan membaca kamus. Membaca kamus dapat dilakukan dengan cara membaca memindai.

(11)

Repro: Kamus Besar Bahasa Indonesia

Membaca Memindai Kamus

Kamu akan menemukan makna tertentu dalam kamus secara cepat dan tepat sesuai dengan konteks yang diinginkan. Kamu akan menemukan makna dalam kamus melalui kegiatan membaca memindai.

Luapan lumpur di Porong, Sidoarjo menyebabkan berbagai persoalan. Apa sebenarnya lumpur? Kamu dapat mengetahui arti lumpur dengan membaca kamus. Kamu dapat membaca kamus dengan teknik membaca memindai.

Cara Membaca Memindai Kamus

Kamu dapat mencari arti kata yang belum dipahami dalam kamus. Ada satu teknik yang dapat membantumu untuk menemukan dengan cepat arti kata tersebut. Teknik ini disebut teknik membaca memindai. Membaca memindai adalah teknik membaca untuk mencari informasi tertentu dari kamus, ensiklopedia, buku telepon, atau buku teks.

Langkah-langkah membaca memindai untuk mencari arti kata dalam kamus sebagai berikut.

1. Pahami dahulu kata tersebut termasuk kata dasar atau kata bentukan.

Contoh:

lumpur (kata dasar)

Kata lumpur dicari artinya di urutan abjad huruf l.

2. Tentukan dahulu kata dasarnya jika kata yang akan dicari berupa kata bentukan.

Contoh:

berlumpur (kata bentukan)

Kata berlumpur dicari artinya pada bagian kata lumpur. Carilah kata dasar itu dalam kamus sesuai urutan abjad. Berikutnya, temukan kata bentukan beserta artinya di bagian bawah kata dasar.

Ingatlah!

Pada setiap halaman kamus ada kata yang ditulis pada bagian atas halaman yang bersangkutan. Kata-kata itu akan mempermudah dan mempercepat mencari arti kata yang kamu maksud. Kamu dapat mencari kata pada bagian atas kamus yang unsur pembentuknya sama.

Contoh:

Kamu akan mencari arti kata lumpur.

Carilah kata lulut, lumpur. Kemudian, telusurilah setiap kata di bawahnya. Kamu akan menemukan kata lumpur.

Luapan lumpur mempunyai dampak positif dan negatif. Jika kamu ingin mengetahuinya, bacalah bacaan berikut ini!

Rawa Lumpur Buatan Ramah Lingkungan Kepala Mitigasi Bencana dan Pencemaran

Lingkungan, Departemen Kelautan dan Perikanan, Subandono Diposaptono, mengadakan penelitian

lumpur panas Porong, Sidoarjo. Beliau menanam man-grove berusia dua bulan. Beliau mengatakan bahwa

(12)

Departemen ini mengusulkan pembuatan rawa lumpur buatan sepanjang 15 kilometer di pesisir pantai Sidoarjo. Rawa inilah yang akan menampung sekitar 7 juta meter kubik lumpur yang keluar dari perut bumi. Usulan menampung lumpur di rawa buatan itu sudah disampaikan kepada Tim Nasional Penanggulangan Lumpur Sidoarjo. Tim ini dibentuk oleh Presiden.

Konsep rawa buatan sebagai penampung lumpur diharapkan mampu mengurangi dampak lingkungan fisik dan sosial. Menurut Subandono, lebar rawa ke arah laut sekitar 0,5 hingga 1 kilometer, dengan kedalaman rata-rata 2 meter. Rawa itu dipagari dan diperkuat dengan bambu agar lumpur tidak bergerak ke laut bebas. Lumpur yang masuk

ke laut dikhawatirkan dapat merusak keaneka-ragaman makhluk hidup laut yang ada. Luasan ini dapat menampung 7,5 juta meter kubik lumpur.

Tanaman bakau di rawa ini akan menghijaukan pantai, menyerap limbah, dan menyediakan tempat hidup bagi flora dan fauna pesisir. Contoh fauna yang dapat dilindungi yaitu udang alami. Dengan perkiraan luas rawa buatan yang ditanami bakau 7,5 kilometer persegi, tangkapan udang alami yang akan diperoleh dapat mencapai 112,56 ton per tahun.

Subandono ingin membuat sistem pengendali lumpur di muara Kali Porong. Dengan cara ini, bencana tidak meluas ke sepanjang pesisir Selat Madura.

Disadur dari: Tempo, 15 Oktober 2006

Pada saat membaca bacaan atau buku kamu kadang-kadang menemukan kata-kata yang belum dipahami. Kamu belum memahami kata-kata tersebut karena belum mengetahui artinya. Bagaimana menemukan arti kata yang belum dipahami?

Lakukan kegiatan berikut!

1. Berpasanganlah dengan teman sebangkumu!

2. Baca kembali bacaan ”Rawa Lumpur Buatan Ramah Lingkungan”! 3. Temukan dan catatlah kata-kata baru yang belum kamu ketahui artinya! 4. Temukan makna kata secara cepat dan tepat dari kamus!

Tugas Rumah

Kerjakan kegiatan berikut ini!

1. Bacalah tiga buah berita atau artikel yang berhubungan dengan masalah lingkungan! Kamu dapat mencari berita atau artikel di surat kabar, majalah, atau tabloid.

2. Daftarlah kata-kata sukar dalam bacaan atau artikel tersebut. Kemudian, carilah artinya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ataupun kamus istilah! 3. Gunakan istilah-istilah yang kamu daftar untuk membuat kalimat. Usahakan

kalimat-kalimat yang kamu buat saling berhubungan!

Menceritakan Pengalaman

Kamu akan menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif. Kamu juga akan menggunakan ungkapan dan majas.

(13)

Cara Menceritakan Pengalaman supaya Menarik

Menceritakan pengalaman sebaiknya menggunakan pilihan kata yang tepat dan kalimat yang menarik. Selain itu, pengalaman harus diceritakan secara runtut dan jelas. Dengan demikian, orang lain akan tertarik mendengarkannya. Salah satu caranya, ungkapkan dengan kalimat-kalimat yang menarik. Kalimat yang menarik dapat kamu buat dengan menggunakan gaya bahasa. Gaya bahasa tersebut misalnya pleonasme, tautologi, metafora, dan lain sebagainya.

Contoh:

1. Wah, bukan main senang hatiku!

Kalimat tersebut berasal dari kalimat Aku senang sekali.

Kalimat Aku senang sekali memang kurang menarik. Agar menarik, kalimat tersebut diberi kata seru dan penegasan.

2. Agar kalimat lebih menarik, kamu bisa menggunakan majas atau ungkapan untuk menceritakan pengalaman.

Tidak saya duga dan tidak saya sangka, saya melihat lautan lumpur menenggelamkan pabrik, sawah, dan rumah penduduk.

3. Cerita pengalaman menggunakan kalimat efektif. Semua kalimat saling berhubungan untuk membentuk sebuah cerita.

Ikuti langkah-langkah berikut agar dapat menceritakan pengalaman dengan baik.

1. Mendata pokok-pokok cerita pengalaman. a. Pengalaman yang diceritakan.

b. Waktu peristiwa terjadi. c. Tempat peristiwa terjadi. d. Proses peristiwa terjadi. e. Alasan peristiwa terjadi.

2. Menyusun pokok-pokok cerita menjadi kalimat.

3. Menceritakan pengalaman berdasarkan rangkaian cerita. Perhatikan hal-hal berikut agar cerita tersebut menarik.

a. Pilihan kata. Pilihan kata yang baik yaitu kata yang mudah dipahami, biasa digunakan sehari-hari, dan maksudnya dapat dimengerti oleh orang lain.

b. Penggunaan kalimat efektif. Kalimat efektif merupakan kalimat yang tepat penggunaannya dan tidak ambigu.

c. Kelengkapan pokok-pokok cerita.

d. Intonasi dan tekanan. Intonasi merupakan lagu kalimat.

e. Volume suara. Volume suara berkaitan dengan tinggi rendah dan keras lemahnya suara.

f. Pelafalan kata dan kalimat. Pelafalan berkaitan dengan pengucapan kata atau kalimat.

(14)

A. Sebelum menceritakan pengalaman, kerjakanlah soal-soal di bawah ini! Kerjakan soal-soal tersebut berdasarkan pengalaman ”Perjalanan Penuh Lumpur”. Jawaban pertanyaan nomor 1–5 merupakan pokok-pokok cerita pengalaman.

1. Pengalaman apa yang diceritakan oleh tokoh saya? 2. Di mana pengalaman itu terjadi?

3. Kapan pengalaman itu dialami oleh tokoh saya? 4. Bagaimana proses terjadinya?

5. Menurutmu, pengalaman tersebut termasuk pengalaman yang menyenangkan, menyedihkan, ataukah memalukan? Coba jelaskan!

B. Lakukan kegiatan berikut!

1. Tulislah daftar pengalamanmu yang mengesankan!

2. Pilihlah pengalaman yang paling mengesankan berdasarkan daftar yang telah kamu buat!

3. Susunlah pokok-pokok cerita pengalaman yang sudah kamu pilih! 4. Rangkaikan pokok-pokok cerita menjadi cerita yang menarik. Gunakan

pilihan kata yang tepat dan efektif!

5. Berlatihlah menceritakan pengalaman tersebut di depan temanmu! Temanmu akan memberikan komentar mengenai hal-hal berikut. a. Kelengkapan pokok-pokok cerita.

b. Pilihan kata atau diksi. c. Penggunaan kalimat efektif.

6. Setelah berlatih, ceritakan pengalamanmu di depan kelas secara lisan! Saat liburan sekolah saya diajak ayah berlibur

ke Malang, Jawa Timur. Saya memperoleh kesempatan ini setelah berjuang membanting tulang. Saya harus berjuang masuk SMP favorit di kotaku barulah ayah mengajakku berlibur ke Malang. Perjuanganku tidak sia-sia karena SMP favorit ada di tanganku. Akhirnya, ayah membayar niat yang diucapkannya. Pucuk dicinta ulam tiba. Malang, saya datang! Wah, bukan main senang hatiku!

Perjalanan yang kami tempuh begitu melelahkan, tetapi saya tetap bersemangat. Mobil meraung-raung kecapaian karena sudah berjalan jauh. Ayah memutuskan untuk singgah di restoran dan beristirahat. Setelah beristirahat, perjalanan

dilanjutkan. Namun, perjalanan macet ketika melewati jalan tol di Sidoarjo. Tidak saya duga dan tidak saya sangka, saya melihat lautan lumpur menenggelamkan pabrik, sawah, dan rumah penduduk.

Saya sedih melihat peristiwa itu. Lumpur itu merusak lingkungan sekitar. Saya melihat para penduduk sedang bekerja keras untuk mengumpulkan sisa barang dari dalam rumah mereka. Mereka kehilangan harta benda dan pekerjaan. Saya juga melihat tenda-tenda didirikan di pinggir jalan. Kasihan sekali mereka. Bahkan, saya mendengar suara jeritan anak-anak yang melengking karena kelaparan dan kesakitan. Perjalanan Penuh Lumpur

(15)

Cerita tentang perjalanan penuh lumpur di depan menjadi mengesankan karena menggunakan ungkapan dan gaya bahasa.

Macam-Macam Ungkapan atau Idiom

Perhatikan contoh kalimat dengan ungkapan berikut!

Akhirnya, ayah membayar niat yang diucapkannya.

Kata membayar niat dalam kalimat tersebut merupakan ungkapan atau idiom. Membayar niat berarti menepati janji akan melakukan ujar yang sudah diucapkan.

Ungkapan atau idiom merupakan gabungan kata atau frasa yang maknanya sudah menyatu dan tidak dapat ditafsirkan dengan makna unsur kata yang membentuknya.

Berdasarkan makna unsur pembentuknya, ungkapan dapat dikelompokkan menjadi dua macam.

1. Ungkapan penuh (idiom penuh) berupa kata ataupun frasa yang maknanya tidak tergambar pada unsur-unsurnya.

Contoh:

Kita tidak boleh menjual gigi ketika mengunjungi korban lumpur panas. menjual gigi = tertawa keras-keras

2. Ungkapan sebagian (idiom sebagian) berupa kata atau frasa yang maknanya masih tergambar dalam makna unsur pembentuknya. Contoh:

Kampung Kedungbendo seperti desa mati karena gelap gulita dan sunyi. gelap gulita = gelap sekali

Berdasarkan kata yang membentuknya, ungkapan dapat dibagi menjadi tujuh macam.

1. Ungkapan dengan bagian tubuh Contoh:

Masyarakat Porong bahu-membahu membersihkan lumpur di jalan dan desa.

bahu-membahu = bergotong-royong 2. Ungkapan dengan indra

Contoh:

Meskipun jauh di mata, tetapi aku dapat merasakan penderitaan penduduk Kedungbendo.

jauh di mata = terpisah jauh 3. Ungkapan dengan warna

Contoh:

Bantuan bagi korban lumpur panas dibuatkan perjanjian hitam di atas

putih agar dapat dimintakan pertanggungjawaban jika terjadi

penyelewengan.

hitam di atas putih = dibuatkan secara tertulis 4. Ungkapan dengan nama benda-benda alam

Contoh:

Banyak korban lumpur panas yang tidak masuk buku untuk mendapatkan dana dan bantuan.

(16)

5. Ungkapan dengan bagian-bagian tumbuhan Contoh:

Wilayah desa Kedungbendo dibatasi dengan batang air. batang air = sungai

6. Ungkapan dengan nama binatang Contoh:

Coba hindari adu domba jika menyelesaikan kasus ini! adu domba = menjadikan pertengkaran

7. Ungkapan dengan kata-kata yang menunjuk bilangan. Contoh:

Dampak luapan lumpur membuat masyarakat mendua hati. mendua hati = bimbang, ragu

Macam-Macam Gaya Bahasa atau Majas

Perhatikan kalimat berikut!

Mobil meraung-raung kecapaian karena perjalanan sudah jauh.

Gaya bahasa pada kalimat di atas adalah personifikasi. Mobil merupakan benda mati yang dianggap sebagai makhluk hidup (manusia) yang dapat meraung-raung.

Gaya bahasa merupakan pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis; pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu; keseluruhan ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra (Kamus Linguistik 2001). Gaya bahasa disebut juga majas.

Gaya bahasa yang sering digunakan sebagai berikut. 1. Gaya bahasa personifikasi

Gaya bahasa personifikasi merupakan gaya bahasa yang memperorangkan benda mati. Tumbuhan atau benda-benda lain dianggap sebagai manusia.

Contoh:

Lumpur panas itu mengamuk dan menghancurkan semua benda yang dilewatinya.

2. Gaya bahasa perumpamaan

Gaya bahasa perumpamaan merupakan gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang dianggap sama. Perbandingan itu ditandai dengan kata-kata: seperti, bagai, ibarat, laksana, umpama, dan

bak, se, serupa. Contoh:

Keadaan penduduk Porong ibarat jatuh tertimpa tangga.

3. Gaya bahasa metafora

Gaya bahasa metafora merupakan gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang berbeda secara langsung.

(17)

Menulis Buku Harian

Kamu akan menulis pengalaman, pemikiran, dan perasaan dalam buku harian. Kamu juga akan menggunakan kalimat dengan kata berimbuhan

meN- transitif dan tak transitif.

Pengalaman yang mengesankan dapat kamu tuangkan dalam buku harian. Buku harian berisi pengalaman, pemikiran, dan perasaan seseorang. Sebelum menulis pengalaman dalam buku harian, kamu harus mengetahui unsur-unsur yang harus ada dalam buku harian.

Unsur-Unsur Buku Harian

Unsur-unsur buku harian sebagai berikut. 1. Tempat dan tanggal penulisan.

2. Peristiwa yang dialami. 3. Kapan peristiwa itu dialami? 4. Di mana peristiwa itu terjadi?

5. Siapa yang terlibat dalam peristiwa itu? 6. Mengapa peristiwa itu dapat terjadi? 7. Bagaimana peristiwa itu terjadi?

8. Bagaimana perasaan/kesan/harapan terhadap peristiwa itu? Contoh:

Raja siang begitu panas membuat masyarakat Porong semakin menderita.

4. Gaya bahasa hiperbola

Gaya bahasa hiperbola merupakan gaya bahasa perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan mengganti peristiwa sesungguhnya dengan kata-kata yang berlebihan.

Contoh:

Anak-anak korban lumpur panas menangis menganak sungai karena kelaparan.

5. Gaya bahasa litotes

Gaya bahasa litotes merupakan gaya bahasa perbandingan yang melukiskan keadaan dengan kata-kata yang berlawanan arti dengan kenyataan untuk merendahkan diri.

Contoh:

Perjuangan para korban lumpur panas untuk mendapatkan bantuan hanyalah setitik air dalam samudra luas.

C. Lakukan kegiatan berikut untuk menguji kemampuanmu memahami ungkapan dan gaya bahasa!

1. Catatlah ungkapan dan gaya bahasa yang terdapat dalam cerita ”Perjalanan Penuh Lumpur” di depan!

(18)

Sidoarjo, 1 November 2006

Hari ini aku benar-benar sedih. Sedih sekali Diari . . . . Aku melihat banyak penduduk Porong yang menderita. Penderitaan itu dialami oleh orang tua dan anak-anak. Mereka tidak memiliki rumah, pekerjaan, dan tidak dapat sekolah. Mereka hanya mengandalkan bantuan!

Aku bertemu penduduk Porong tadi pagi. Aku dan teman-teman mengunjungi mereka untuk memberikan bantuan. Bantuan tersebut kami peroleh dari sumbangan teman-teman di sekolah. Kami berangkat dari sekolah menuju lokasi penampungan pukul 08.00 WIB bersama para guru.

Setelah sampai di Porong, kami sangat sedih menyaksikan lumpur yang meluap ke mana-mana. Semburan itu menyebabkan masyarakat menderita. Lumpur menenggelamkan pabrik, sawah, rumah penduduk, dan jalan tol.

Satu kalimat yang berkesan bagiku ”Musibah ini karena kesalahan kita sendiri. Jangan menyalahkan orang lain. Semua musibah pasti ada hikmahnya. Kita harus ikhlas menjalani.” Kata-kata itu diucapkan oleh seorang kakek. Aku terharu. Kakek itu menerima musibah ini dengan ikhlas. Dia tidak menuntut apa-apa. Padahal rumah dan semua isinya tertimbun lumpur. Sawahnya juga penuh lumpur, sedangkan bantuan yang didapatkan tidak mencukupi kebutuhan hidup.

Diari . . . aku hanya bisa berdoa semoga semburan lumpur panas dapat segera dihentikan sehingga korban tidak bertambah. Semoga penduduk di sana tabah dan saling membantu. Andaikan aku bisa menolong mereka, Diari.

Pernahkah kamu menulis buku harian? Cermatilah contoh catatan buku harian di bawah ini!

A. Diskusikan bersama temanmu unsur-unsur yang terdapat dalam contoh catatan buku harian di atas!

B. Lakukan kegiatan di bawah ini!

1. Tulislah pokok-pokok pengalaman yang kamu alami!

2. Kembangkan pokok-pokok pengalaman tersebut menjadi catatan buku harian!

3. Gunakan bahasa yang ekspresif. Bahasa yang ekspresif merupakan bahasa yang mampu mengungkapkan pikiran, maksud, gagasan, dan perasaanmu! Sisipkan beberapa kata yang menggunakan imbuhan

meN-!

4. Mintalah saran teman atau gurumu mengenai hal-hal berikut! a. Kelengkapan unsur-unsur buku harian.

b. Penggunaan pilihan kata. c. Susunan kalimat.

d. Cara pengungkapan.

5. Perbaikilah catatan buku harianmu sesuai saran teman atau gurumu!

Dalam contoh catatan buku harian di atas ada beberapa kata yang menggunakan imbuhan meN-. Sudahkah kamu memahaminya?

Fungsi dan Makna Imbuhan

meN-Perhatikan kalimat yang mengandung imbuhan berikut!

Aku melihat banyak penduduk Porong menderita.

Kata melihat merupakan kata berimbuhan. Kata berimbuhan melihat

(19)

Kata Berimbuhan Kata Dasar Imbuhan

menyembur

menuntut

Imbuhan meN- pada kata menyembur berubah menjadi meny-. Imbuhan meN- pada kata menuntut berubah menjadi men-.

Mengapa imbuhan meN- dapat berubah-ubah? Tahukah kamu penyebabnya? Coba kemukakan pendapatmu!

C. Tentukan makna imbuhan meN- yang terdapat pada buku harian yang telah kamu buat!

Tahukah kamu bahwa meN- dapat berubah-ubah? Sekarang, perhatikan kata-kata berimbuhan meN- di bawah ini dan uraikan ke dalam unsur-unsur pembentuknya!

Sekarang perhatikan penjelasan tentang fungsi dan makna imbuhan meN- berikut ini!

1. Fungsi imbuhan

meN-a. Membentuk kata kerja aktif transitif (kata kerja yang memerlukan kehadiran objek).

Contoh: Lumpur panas itu menyemburkan asap yang berbahaya. b. Membentuk kata kerja aktif intransitif (kata kerja yang tidak

memerlukan kehadiran objek).

Contoh: Lumpur yang keluar dari pipa yang bocor itu meluap

ke perkampungan. 2. Makna imbuhan

meN-a. 'melakukan tindakan'

Contoh: Para ibu sedang memasak di dapur umum. b. 'proses'

Contoh: Pemerintah selalu mengawasi kerja Tim Penanggulangan Lumpur.

c. 'membuat sesuatu yang disebut kata dasar'

Contoh: Santi senang menggulai daging kambing. d. 'menuju ke'

Contoh: Para nelayan melaut pada malam hari. e. 'menjadi seperti kata dasarnya'

Contoh: Adikku selalu mengekor ibu ke manapun ibu pergi. f. 'makan/minum/mengisap'

Contoh: Bangun tidur, ia langsung mengopi.

g. 'melakukan tindakan dengan alat (yang disebut kata dasarnya)' Contoh: Andi sedang menggunting kain-kain bekas untuk

prakarya.

h. 'memberi sesuatu yang disebut kata dasarnya' Contoh: Nani sedang menggarami sayur asam. i. 'mencari/mengumpulkan'

Contoh: Peternak itu merumput di lapangan sambil meng-gembalakan kambing.

j. 'berlaku seperti'

(20)

Kata Berimbuhan Kata Dasar Perubahan Bentuk

meN-Alomorf Imbuhan

meN-Imbuhan meN- jika ditambahkan pada kata dasar dapat mengalami perubahan bentuk. Perbedaan bentuk itu disebut alomorf. Jadi, alomorf adalah anggota morfem sama yang disebabkan oleh pengaruh kata yang dilekatinya.

1. Imbuhan meN- akan berubah menjadi meng- jika ditambahkan pada kata dasar yang bermula dengan fonem /a/, /e/, /i/, /o/, /u/, dan konsonan /g/, /h/, /k/.

Contoh: Masyarakat menganggap luapan lumpur panas berbahaya.

meN- + anggap o menganggap

2. Imbuhan meN- berubah menjadi men- jika ditambahkan pada kata dasar yang bermula dengan fonem /d/, /t/, /c/, /j/.

Contoh: Warga Porong menuntut ganti rugi kepada pihak PT Lapindo.

meN- + tuntut o menuntut

3. Imbuhan meN- berubah menjadi mem- jika ditambahkan pada kata dasar yang bermula dengan fonem /b/, /f/, /p/.

Contoh: Biaya penanggulangan lumpur panas membengkak.

meN- + bengkak o membengkak

4. Imbuhan meN- berubah menjadi meny- jika ditambahkan pada kata dasar yang bermula dengan fonem /s/.

Contoh: Luapan lumpur menyembur dengan deras.

meN- + sembur o menyembur

5. Imbuhan meN- berubah menjadi menge- jika ditambahkan pada kata dasar yang bersuku kata satu.

Contoh: Warga mengecat tempat tinggal mereka yang baru.

meN- + cat o mengecat

6. Imbuhan meN- berubah menjadi me- jika ditambahkan pada kata dasar yang bermula dengan fonem /l/, /m/, /n/, /ny/, /ng/, /r/, /w/. Contoh: Warga hanya bisa melihat rumah mereka terendam lumpur.

meN- + lihat o melihat

D. Buatlah daftar kata-kata berimbuhan meN- yang mengalami perubahan bentuk dalam contoh catatan buku harian di depan dan buku harian yang telah kamu buat. Kemudian, uraikan kata-kata berimbuhan meN- yang kamu daftar menjadi unsur-unsur pembentuknya. Tentukan pula maknanya. Letakkan jawabanmu dalam kolom seperti berikut!

(21)

1 Teks Mendengarkan (halaman 152)

Kamu akan mengemukakan hal-hal menarik dari dongeng yang diper-dengarkan dan menunjukkan relevansi isi dongeng dengan situasi sekarang.

Gurumu akan membacakan dongeng ”Asal Mula Danau Si Losung dan Si Pinggan”. Dengarkan dengan saksama. Catatlah tema, amanat, tokoh, dan peristiwa dalam dongeng!

Mendengarkan Dongeng

Mengemukakan Hal-Hal Menarik dari Dongeng

Kamu akan menemukan hal-hal menarik dari dongeng. Caranya sebagai berikut.

1. Mendengarkan dongeng dengan saksama. 2. Mencatat hal-hal menarik dalam dongeng.

Hal-hal menarik dalam dongeng dapat kamu temukan dalam: a. tema yang berupa gagasan menjadi dasar dongeng; b. amanat atau pesan dalam dongeng;

c. tokoh-tokoh dalam dongeng;

d. watak atau sifat-sifat tokoh dalam dongeng; e. alur atau rangkaian peristiwa dalam dongeng; dan f. manfaat membaca dongeng.

3. Menunjukkan relevansi isi dongeng dengan situasi sekarang. Contoh:

. . . .

Pada suatu hari, Sangmaima ingin meminjam tombak pusaka untuk berburu di hutan. Ia pun meminta izin kepada abangnya.

”Bang, bolehkah aku pinjam tombak pusaka itu?” ”Untuk keperluan apa, Dik?”

”Aku ingin berburu.”

”Aku bersedia meminjamkan tombak itu, asalkan kamu sanggup menjaganya jangan sampai hilang.”

”Baiklah, Bang! Aku akan merawat dan menjaganya dengan baik.” . . . .

Berdasarkan kutipan cerita, ada hal-hal menarik dalam dongeng sebagai berikut.

• Tokoh dalam dongeng hidup saling mengasihi. Mereka juga menerapkan tata krama hidup (meminta izin ketika meminjam barang). • Kutipan dongeng bermanfaat bagi pembaca agar selalu hidup rukun

(22)

A. Setelah mendengarkan dongeng, lakukan kegiatan di bawah ini!

1. Identifikasilah ide-ide menarik dalam dongeng ”Asal Mula Danau Si Losung dan Si Pinggan”!

2. Lakukan tanya jawab dengan teman sebangkumu untuk menemukan ide-ide menarik dalam dongeng!

Rangkuman

Kamu dapat mengetahui makna dari kata sukar dengan membaca kamus. Ada cara tersendiri untuk menemukan makna kata sukar dalam kamus. Cara tersebut dengan membaca memindai.

Kamu dapat menceritakan pengalaman. Kamu harus memperhatikan pokok-pokok cerita untuk menceritakan pengalaman. Pokok-pokok-pokok cerita meliputi pengalaman yang akan diceritakan, waktu, tempat, proses, dan alasan penting tersebut terjadi.

Pengalaman dapat ditulis dalam buku harian. Sebelum menulis buku harian, kamu juga harus memperhatikan unsur-unsur dalam buku harian. Pengalaman yang akan kamu tulis dalam buku harian merupakan pengalaman yang menarik. Dongeng memiliki hal-hal menarik. Untuk mengetahui hal-hal menarik dalam dongeng. Kamu perlu memahami isi dongeng. Isi dongeng juga memiliki relevansi dengan situasi sekarang.

Setelah mampu menemukan hal-hal menarik dari dongeng, kamu dapat menemukan isi dongeng. Isi dongeng merupakan urutan cerita. Isi dongeng memiliki relevansi dengan situasi sekarang. Misalnya, dongeng mengajarkan budi pekerti dan moral.

Berdasarkan kutipan dongeng, terdapat relevansi isi dongeng dengan situasi sekarang. Relevansi isi dongeng dengan situasi sekarang sebagai berikut.

• Sesama saudara hidup rukun dan saling mengasihi.

• Jika meminjam barang, kamu perlu meminta izin kepada pemiliknya. • Kamu perlu merawat dan menjaga barang yang dipinjam.

B. Tunjukkan relevansi isi dongeng Asal Mula Danau Si Losung dan Si Pinggan

dengan situasi sekarang!

Refleksi

Coba, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut. Kemudian, renungkan jawaban tersebut. Jika jawaban kamu belum mampu berlatihlah dengan tekun. 1. Mampukah kamu mencari makna kata dari kamus?

2. Mampukah kamu menceritakan pengalaman dengan menarik?

3. Mampukah kamu menulis buku harian sesuai dengan perasaan, pemikiran, dan pengalamanmu?

4. Mampukah kamu mengemukakan hal-hal menarik dari dongeng?

(23)

• panjang tangan • buah hati

• buah bibir • meninggal dunia

• tinggi hati

Kerjakan kegiatan berikut ini!

1. Tentukan arti kata-kata yang bercetak miring dalam bacaan di bawah ini!

Hasil Penyaringan Lumpur Aman Dibuang ke Laut Air hasil pengolahan sistem penyaringan lumpur

panas aman untuk mengembangbiakkan biota di laut. Hal ini berdasarkan hasil uji Laboratorium ITS Surabaya, setelah dilakukan penelitian pada keadaan air lumpur.

Anggota Tim II penanganan lumpur panas LBI dari ITS, Ir. Tantowi Ismail, M.Sc., saat rapat

koordinasi Tim II dengan Muspida Jatim di kantor Bapedal Jatim, Rabu mengatakan bahwa jika keasinan air laut di Selat Madura 13,7 ppt maka keasinan air lumpur hanya 5,6 ppt. Jadi, nelayan tidak perlu khawatir.

Sumber: www.jatim.go.id

Evaluasi Pelajaran I

2. Buatlah kalimat baru dengan istilah-istilah pada soal nomor 1!

3. Tulislah salah satu pengalaman yang kamu alami. Lakukan seolah-olah kamu menulis buku harian! Gunakan imbuhan meN- transitif dan intransitif!

4. Gantilah kata atau frasa bercetak miring dalam kalimat-kalimat di bawah ini dengan ungkapan yang tepat! Pilihlah dari ungkapan yang tersedia. a. Andi suka mencuri barang milik temannya.

b. Tata anak kesayangan Pak Beni.

c. Gadis desa itu sedang menjadi bahan pembicaraan di kampungku. d. Galih anak orang kaya, tetapi ia tidak sombong.

e. Raja itu mangkat setelah menderita sakit.

5. Bacalah kutipan dongeng berikut. Kemudian, tentukan hal-hal menarik dalam dongeng dan tunjukkan relevansi isi dongeng dengan situasi sekarang!

. . . .

”Wah celaka! Tombak itu terbawa lari, aku harus mengambilnya kembali,” gumam Sangmaima dengan perasaan cemas.

Ia pun segera mengejar binatang buruan, namun pengejarannya sia-sia. Ia hanya menemukan gagang tombaknya di semak-semak. Sementara mata tombak masih melekat pada lambung binatang yang melarikan diri. Sangmaima mulai panik.

”Waduh, gawat! Abangku pasti akan marah kepadaku jika mengetahui hal ini,” gumam Sangmaima. Akhirnya, ia pun memutuskan untuk

kembali ke rumah dan memberitahukan hal itu kepada Abangnya.

”Maaf, Bang! Aku tidak berhasil menjaga tombak pusaka milik Abang. Tombak itu terbawa lari oleh binatang buruanku,” lapor Sangmaima.

”Aku tidak mau tahu itu! Kamu harus mengembalikan tombak itu apa pun caranya,” kata Datu Dalu kepada adiknya dengan nada kesal.

”Baiklah, Bang! Hari ini juga aku akan mencarinya,” jawab Sangmaima.

”Sudah, jangan banyak bicara! Cepat berangkat!” perintah Datu Palu.

(24)

Flu burung merupakan penyakit menular yang disebabkan virus H5N1. Penularan penyakit flu burung disebarkan oleh unggas. Pemberian vaksin pada unggas merupakan salah satu upaya penanganan penyebaran virus flu burung. Oleh karena itu, waspadalah dan kenali flu burung sejak dini.

Kamu dapat mengetahui dampak penyebaran flu burung dari berita. Berita menyajikan informasi mengenai suatu peristiwa. Peristiwa tersebut menjelaskan jawaban pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana peristiwa terjadi. Selain berita, kamu dapat memperoleh informasi dengan membaca bacaan. Kamu dapat membaca bacaan dengan membaca cepat.

Repro: Tempo, 13 Agustus 2006

Perhatikan gambar berikut ini!

II

(25)

Kamu akan menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat.

Kamu dapat memperoleh informasi tentang penyakit flu burung dengan mendengarkan berita dari radio/televisi atau membaca artikel di media cetak mengenai flu burung.

Menyimpulkan Isi Berita

Kamu dapat menyimpulkan isi berita jika memahami isi berita. Ikuti langkah-langkah berikut agar kamu dapat menyimpulkan isi berita. 1. Mendengarkan kalimat demi kalimat dalam berita dengan penuh

konsentrasi.

2. Mencatat informasi penting dari berita tersebut. 3. Mencatat pokok-pokok berita meliputi:

a. tema atau topik berita;

b. hal atau peristiwa yang diberitakan (what); c. orang yang diberitakan (who);

d. tempat terjadinya hal yang diberitakan (where); e. waktu terjadinya hal yang diberitakan (when); f. sebab terjadinya hal yang diberitakan (why);dan g. proses terjadinya hal yang diberitakan (how). Pokok-pokok berita dapat dirumuskan 5W + 1H. 4. Menyarikan pokok-pokok berita menjadi kalimat.

5. Menyimpulkan isi berita berdasarkan pokok-pokok berita yang telah dicatat.

6. Menyampaikan isi berita secara lisan atau tertulis.

A. Dengarkan berita ”Padang Terjangkit Flu Burung” yang dibacakan gurumu berikut. Kemudian, catatlah pokok-pokok berita tersebut!

B. Setelah mendengarkan berita, lakukan kegiatan berikut ini!

1. Buatlah kelompok diskusi yang beranggotakan lima orang! 2. Tuliskan pokok-pokok berita yang telah kamu dengarkan!

3. Sarikan pokok-pokok berita yang telah kamu tulis menjadi isi berita dalam beberapa kalimat!

4. Berikan tanggapan terhadap isi berita yang kamu dengarkan! 5. Simpulkan isi berita yang kamu dengarkan dalam satu paragraf!

2 Teks Mendengarkan (halaman 154)

(26)

Tugas Rumah

Kerjakan kegiatan berikut ini!

1. Tontonlah salah satu acara berita di televisi. Misalnya, Seputar Indonesia, Liputan 6, atau Global Petang!

2. Sambil mendengarkan, catatlah pokok-pokok berita yang kamu dengarkan! 3. Sarikan pokok-pokok berita yang telah kamu catat!

4. Simpulkan isi berita berdasarkan pokok-pokok berita dalam satu paragraf! 5. Laporkan pekerjaan rumahmu secara tertulis!

Hal-hal yang dilaporkan sebagai berikut.

a. Waktu berita c. Pokok-pokok berita

b. Sumber berita d. Simpulan isi berita

Kamu akan menceritakan cerita yang kamu baca. Lakukan langkah-langkah berikut untuk bercerita!

1. Membaca cerita sampai selesai.

2. Mencatat pokok-pokok cerita antara lain tema, tokoh, watak tokoh, latar, dan alur untuk memahami isi cerita.

Tema merupakan ide yang mendasari cerita. Tokoh merupakan pelaku cerita.

Watak tokoh merupakan sifat-sifat yang dimiliki tokoh dalam cerita. Latar merupakan tempat/suasana/waktu dalam cerita.

Alur merupakan rangkaian kejadian atau peristiwa.

3. Mencatat urut-urutan cerita. Urutan cerita merupakan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam cerita.

4. Merangkaikan urut-urutan cerita.

5. Bercerita dengan urutan yang baik, suara, lafal, intonasi, gerak, dan mimik yang tepat.

Pahami cerita di bawah ini!

Cita-Cita Siti

Hari ini Siti agak bingung. Tadi pagi Bu Guru menyuruh anak-anak satu per satu mengutarakan cita-citanya di depan kelas. Mereka rata-rata ingin jadi dokter, insinyur, sarjana hukum, dan sekretaris. Bahkan, Aris yang duduk persis di depannya ingin jadi konglomerat. Ketika gilirannya untuk bercerita, Siti bungkam.

”Mengapa engkau diam saja, Siti? Apakah engkau tidak mempunyai cita-cita?” tanya Ibu Guru ketika Siti bungkam.

”Barangkali Siti ingin jadi baby sitter, Bu. Sebab, ia senang meng-gendong boneka!” celetuk Rini tiba-tiba dari belakang.

”Atau, mungkin Siti ingin jadi artis, Bu. Ia sering saya dengar menyanyi di kamar mandi!” sambung Iwan yang rumahnya bersebelahan dengan rumah Siti.

Kamu akan bercerita dengan urutan yang baik, suara, lafal, intonasi, gesture, dan mimik yang tepat.

Bercerita

Langkah-langkah bercerita dengan baik kepada orang lain sebagai berikut.

1. Mengucapkan kata-kata dengan jelas dan keras se-hingga semua mendengar. 2. Mengucapkan kalimat

tidak terlalu cepat. 3. Menggunakan intonasi

kalimat yang sesuai. 4. Menggunakan jeda

mem-baca dengan tepat. Tandai-lah dahulu di mana jeda pendek, di mana jeda panjang (dengan tanda / untuk jeda pendek atau // untuk jeda panjang). 5. Bercerita dengan

(27)

”Jadi baby sitter atau penyanyi pun cita-cita yang bagus. Yang penting, dalam hidup ini kalian harus mempunyai cita-cita!” kata Ibu Guru menandaskan.

Ketika lonceng pulang sekolah berdentang, kembali anak-anak ribut membicarakan cita-citanya. Masing-masing bangga dengan cita-citanya itu. Si Rini misalnya yang ingin jadi dokter, mengatakan akan menolong orang-orang miskin di desa.

Toto yang bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian mengatakan, akan memajukan kaum tani Indonesia agar hidupnya makmur. Lain pula yang dikatakan Ismed. Ia bercita-cita menjadi arsitek ternama. Sampai di rumah, Siti langsung menemui mama-nya. Ia menceritakan peristiwa di kelas tadi. ”Cita-cita mereka semuanya hebat, Ma. Rini ingin jadi dokter. Toto ingin jadi insinyur pertanian. Ismed ingin jadi arsitek. Aris ingin jadi konglomerat, dan Ita ingin jadi pramugari. Pokoknya, cita-cita mereka semuanya yahuuud!” kata Siti sambil mengacungkan jempol.

”Kau . . .?” tanya mamanya sambil mempersiap-kan piring untuk mamempersiap-kan siang.

Siti terdiam. Ia terpaku sejenak mendengar per-tanyaan mamanya. Ya, apakah sebetulnya cita-cita Siti? Siti segera mengeluarkan sebuah majalah dari dalam tasnya. Ia membuka halaman tengah. Di-perlihatkannya halaman itu kepada mamanya sambil berkata. ”Kemarin karangan Siti dimuat di majalah ini, Ma. Lihat, ini nama Siti!”

Mamanya mengangguk-angguk. ”Mama sekarang tahu. Siti ingin jadi pengarang, bukan?” tanya mamanya kemudian. Siti tidak menjawab. Kepalanya menunduk. ”Mengapa mesti malu, Ti? Menjadi pengarang adalah cita besar. Sama besarnya dengan cita-cita teman-temanmu itu. Tanpa pengarang, mungkin pembangunan di negara kita tidak akan berjalan. Ingat, pada waktu zaman revolusi dulu, pengarang pun ikut berjuang. Mereka turut mengangkat senjata. Cuma senjata mereka adalah pena. Melalui tulisan, mereka mampu mengobarkan semangat rakyat untuk berjuang mengusir penjajah dan mem-pertahankan kemerdekaan.”

”Percayalah, Ti. Mama bangga dengan cita-citamu. Mama sepenuhnya mendukung. Kau tidak perlu berkecil hati. Tugasmu adalah mendidik bangsa,” jawab mamanya sambil menepuk pundak Siti. Mata Siti berbinar-binar. Ia terharu. Kepercayaan dirinya pun tumbuh. Kata-kata terakhir mamanya itu membekas di ulu hatinya.

Kini Siti tidak perlu malu atau berkecil hati lagi dengan cita-citanya. Besok ia harus berani meng-utarakan cita-citanya kepada Bu Guru dan teman-temannya di kelas. Siti ingin menjadi pengarang!

Sumber: Bebek dari Kakek, Bambang Joko Susilo, 2000, Jakarta, Balai Pustaka

A. Lakukan kegiatan di bawah ini!

1. Diskusikan pokok-pokok cerita ”Cita-Cita Siti” bersama teman sebangkumu!

Pokok-pokok cerita sebagai berikut. a. Tema cerita

b. Tokoh dan watak tokoh c. Konflik (permasalahan) cerita d. Latar

e. Alur cerita

2. Tulislah pokok-pokok cerita ”Cita-Cita Siti” tersebut untuk memahami isi cerita!

3. Rangkaikan alur cerita menjadi urutan cerita yang baik dan menarik. Rangkaikan dengan menggunakan kata-katamu sendiri!

B. Berlatihlah bercerita di depan temanmu. Mintalah temanmu untuk memberikan komentar! Hal-hal yang perlu dikomentari antara lain: kesesuaian ceritamu dengan cerita sebenarnya, kelengkapan cerita, lafal, intonasi, gesture, serta mimik yang tepat. Contoh:

Siti tidak percaya mendengar kata-kata mamanya itu. ”Jadi, menjadi pengarang pun merupakan cita-cita besar, Ma?” tanyanya seperti bermimpi. Untuk menceritakan kutipan tersebut, kamu memerlukan lafal yang jelas, intonasi naik, mimik bahagia dengan mata berbinar, dan gesture meminta keyakinan. C. Berceritalah dengan urutan yang baik serta suara, lafal, intonasi, gesture, dan mimik

(28)

Salah satu cara menemukan informasi tentang pentingnya vaksinasi pada unggas yaitu dengan membaca cepat. Membaca cepat bertujuan mengetahui kemampuan dan kecepatanmu dalam membaca sekaligus memahami isinya.

Langkah-Langkah Membaca Cepat

Membaca cepat perlu kamu latih setiap hari. Membaca cepat perlu dibiasakan sehingga kamu tidak mudah lelah ketika membaca. Jika rajin berlatih membaca cepat, kamu akan suka membaca bacaan apa pun. Pada pelajaran ini kamu akan belajar membaca cepat teks bacaan.

Sikap yang benar ketika membaca cepat sebagai berikut. 1. Membaca teks dalam hati.

2. Berkonsentrasi hanya pada bacaan.

3. Tidak menggerakkan bibir untuk malafalkan kata yang dibaca. 4. Tidak menggunakan jari atau benda lain untuk menunjuk kata demi

kata.

5. Tidak menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan, hanya menggerak-kan bola mata ke kiri dan ke menggerak-kanan.

6. Tidak mengulang kata atau kalimat yang sudah dibaca. 7. Tidak mengeja huruf pada kata-kata yang dibaca dalam batin.

A. Sebelum kamu membaca cepat teks, lakukan pemanasan untuk rotasi mata agar terasa lentur dan lancar. Bacalah deretan kata berikut. Temukan kata kembarnya!

1. mawar mapan memar mawar nawar mawar rawan 2. bunga bumi bunga bangga bunyi bunga bunda 3. jiwa jiwa jiwa jika juga jiji jawi

4. cantik canting mantik canang antik cantik cantik 5. nomor kotor nomor nomor nama norma norak 6. benar tenar benar senar benar besar lebar

7. kurang karung kujang kurang kupang kurang kunang 8. kijang kijang kilang kujang kurang kacung kijang 9. jamak jatah jarak tamak jatah jamak jamak

10. juri juri ruji jika keju juri juni

11. jalang jalan julang jalang alang jalang alang 12. rumit tumit rumit runyam rumit amit rawit 13. lalang jalang palang jalang lalang lalang talang 14. zigzag jingsaw sigsag zigzag surzak zigzag sisak 15. lewat lebat kuwat wati lewat kawat lewat 16. bintik rintik bintik antik bintik cantik lurik

17. rontok montok gontok montok rontok rontok ronda 18. yahut sahut yahut patut yahut akut yahya

Kamu akan menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 kata per menit.

(29)

19. prangko pangkas prangko perang prangko koko 20. korban korang kurang korban karung serban korban 21. terang kerang terang terang kemang jurang kurang 22. jenjang jenjang jenjang jenang rentang tentang 23. cakep tangkap cakep cakap cakep kepala asep 24. rajin jinak janji rajin asin rajin janji

25. akhir akhir kikir akhlak kirim kiri akhir

Dikutip dari: Speed Reading Sistem Membaca Cepat dan Efektif, Soedarso, Gramedia, 2002

B. Bacalah bacaan di bawah ini dengan membaca cepat! Ikuti langkah-langkah berikut ini!

1. Mintalah temanmu untuk mencatat waktu mulai kamu membaca cepat! Waktu mulai = pukul . . . lebih . . . menit . . . detik.

2. Setelah satu menit temanmu akan memberi tanda. Berhentilah membaca saat temanmu memberi tanda!

3. Tandailah kata terakhir yang berhasil kamu baca!

4. Temanmu akan mencatat waktu selesai kamu membaca cepat. Waktu selesai = pukul . . . lebih . . . menit . . . detik.

5. Hitunglah bersama temanmu, berapa kata yang berhasil kamu baca! 6. Sekarang hitung kecepatan membacamu dengan rumus:

jumlah kata yang dibaca

jumlah det ik untuk membaca x 60

Ingatlah!

1 menit = 60 detik

7. Sekarang giliran temanmu yang membaca cepat. Lakukan dengan cara yang sama. Pandulah ia membaca cepat!

Tanpa Vaksinasi di Thailand Vaksinasi membuat kantong kempes. Hal ini

dikemukakan oleh peternak ayam di kota Bangkok, Thailand. Mereka menolak vaksinasi ayam. Menurut mereka negara-negara Uni-Eropa pasar terbesar ekspor ayam dari Thailand selain Jepang enggan menerima produk ternak yang divaksin. Konsumen takut sisa-sisa zat kimia dari vaksin masih tersisa pada daging yang dimakan. Seperti keterangan Boonsom Phoopakdi, anggota asosiasi peternak ayam Thailand, bahwa tidak ada jaminan vaksinasi bisa mencegah ayam terinfeksi flu burung.

Pemerintah Thailand menyambung tuntutan peternak. Pemusnahan unggas yang terinfeksi lebih dilirik sebagai jurus utama. Vaksinasi membuat ayam tidak menunjukkan gejala sakit meskipun terinfeksi virus. Hal itu berisiko bagi peternak dan konsumen. Detail strategi Thailand itu terungkap pada saat simposium internasional flu burung di Jakarta, Juli. Strategi ini dikemukakan oleh Somsak Pakpinyo, dari Universitas Chulalongkorn. Menurut Somsak selain

mahal, vaksinasi tidak jadi pilihan karena me-mungkinkan virus berubah menjadi lebih kebal. Proses mutasi pun berisiko membuat virus jadi tambah mudah berjangkit ke tubuh manusia.

Tetap ada perkecualian. Burung-burung tertentu di kebun binatang boleh disuntik vaksin. Tetapi, pem-berian vaksin harus mendapat izin.

Thailand tercatat telah tiga kali mengalami gelombang serangan virus avianinfluenza: Januari– Mei 2004 disusul Juli–September 2004, dan terakhir Oktober–November 2005. Tapi serangan beruntun itu dapat diredam.

Jumlah unggas yang terjangkit virus dan di-musnahkan pun merosot drastis. Pada gelombang pertama, unggas yang dibantai mencapai 30-an juta. Angka ini turun sampai tinggal sekitar 1 juta pada gelombang kedua dan ketiga.

(30)

Berapa kecepatanmu dalam membaca teks di atas? Sudahkah kamu mampu membaca 200 kata dalam satu menit? Jika belum mampu, teruslah berlatih!

C. Untuk menguji pemahamanmu terhadap bacaan ”Tanpa Vaksinasi di Thailand” jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!

1. Siapa yang menolak vaksinasi ayam? 2. Mengapa mereka menolak vaksinasi ayam? 3. Di mana strategi tanpa vaksinasi dikembangkan?

4. Bagaimana upaya-upaya menurunkan penyebaran flu burung?

5. Berapa kali negara pengembang strategi tanpa vaksinasi mengalami gelombang serangan virus flu burung? Sebutkan!

6. Apa nama virus penyebar penyakit flu burung?

7. Apa program yang diterapkan negara pengembang strategi tanpa vaksinasi?

radius 5 kilometer dari titik kasus penyebaran. Adanya ganti rugi minimal 70 persen dari harga pasar membuat peternak tidak keberatan dengan pemusnahan ayam. Aksi pemusnahan ayam dilakukan 24 jam sejak hasil penelitian klinis unggas didapat.

Sukses Thailand juga ditopang adanya program

biosecurity. Upaya ini meliputi gencarnya pendidikan dan penyadaran publik tentang bahaya virus H5N1. Serangkaian jurus Thailand terbukti mampu menurunkan kasus infeksi virus flu burung. Menurut catatan Badan Kesehatan Dunia (WHO), ada 17 kasus flu burung pada manusia di Thailand pada

2004. Angka itu turun menjadi 5 kasus pada 2005. Sampai 26 Juli 2006, tercatat hanya ada satu kasus flu burung. Dari 23 kasus itu, hanya 15 penderita meninggal dunia. Angka itu jauh lebih rendah daripada 42 korban tewas di Vietnam dan 43 korban meninggal di Indonesia.

Keberhasilan Thailand menjinakkan flu burung kontan mendapat perhatian besar dalam Sidang tentang Avian dan Pandemik Influenza, di Wina, Austria, awal Juni. Metode yang murah diramu dengan disiplin dan kerja keras terbukti men-datangkan hasil yang mengesankan.

Sumber: Tempo, 13 Agustus 2006

D. Setelah menjawab pertanyaan, lakukan kegiatan berikut ini!

1. Pokok-pokok bacaan dapat kamu temukan dari jawaban pertanyaan pada kegiatan B. Tuliskan pokok-pokok bacaan tersebut!

2. Rangkaikan pokok-pokok bacaan tersebut menjadi paragraf yang padu!

3. Simpulkan isi bacaan berdasarkan pokok-pokok bacaan!

Adakah di antara kamu yang mempunyai pengalaman pribadi tentang penyakit flu burung? Pengalaman itu bisa saja kamu dapat dari melihat, mendengar ataupun mengalami peristiwa. Pengalaman itu dapat kamu tulis. Sebelum menulis pengalaman, kamu harus menentukan dahulu pokok-pokok pengalaman.

Menulis Pengalaman yang Mengesankan

Kamu akan menulis pengalaman pribadi dengan memperhatikan cara pengungkapan. Kamu juga akan menggunakan kalimat berita positif dan negatif serta pemarkah negatif jangan.

Langkah-langkah menentukan pokok-pokok bacaan sebagai berikut.

1. Mencermati kalimat-kalimat dari bacaan.

2. Mencatat pokok-pokok bacaan.

Pokok-pokok bacaan me-liputi:

a. tema atau topik bacaan; b. sesuatu atau hal yang

diceritakan; c. fakta;

d. opini atau gagasan; dan

(31)

Menulis Pengalaman

Pengalaman dapat ditulis menjadi cerita yang menarik. Cara menulis pengalaman sebagai berikut.

1. Mendata pengalaman yang menarik atau mengesankan. 2. Memilih pengalaman yang akan ditulis.

3. Menuliskan pokok-pokok pengalaman. Pokok-pokok pengalaman sebagai berikut. a. Orang yang terlibat dalam pengalaman. b. Pengalaman apa yang terjadi?

c. Waktu pengalaman itu terjadi. d. Tempat pengalaman itu terjadi. e. Proses terjadinya pengalaman.

f. Kesan terhadap pengalaman yang terjadi.

4. Mengembangkan pokok-pokok pengalaman dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.

Pahami penjelasan berikut!

Pengalaman ini tidak akan terlupakan. Pengalaman ini menyedihkan, menggembirakan, sekaligus lucu. Semua berawal dari sakit yang saya alami. Pengalaman ini terjadi saat umurku dua belas tahun, saat itu saya masih kelas VI SD.

Badanku terasa lemas, pokoknya hanya ingin tidur. Ibuku merasa heran dengan tingkah lakuku. Biasanya saya pulang sekolah langsung makan dan bermain. Tetapi, hari ini saya pulang sekolah langsung tidur.

”Kamu belum makan, Budi?” tanya ibu dengan heran, sambil memegang keningku. Saat itu saya hanya menggeleng.

”Ya, ampun! Badan kamu panas sekali. Kamu sakit?” Saya tetap diam saja. Itu membuat ibu semakin panik.

Saya hanya pasrah saat ibu membawaku ke dokter langganan keluarga. Badanku terasa makin lemas, kepalaku pusing, tidak nafsu makan, seluruh badanku sakit, dan muntah-muntah.

Kata dokter, saya hanya flu biasa. Saya baik-baik saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Setibanya di rumah bukannya sembuh, tetapi saya sesak napas dan kejang. Jangankan bangun dan makan, ingin bicara dan membuka mata saja saya merasa enggan. Badan saya lemas sekali. Cermati contoh pengalaman berikut ini!

Tenang! Bukan Flu Burung, Kok!

Akhirnya, ibu membawaku ke rumah sakit. Dokter dan beberapa perawat segera melakukan pemeriksaan. Wah, saya tidak dapat menjelaskan paniknya orang tuaku. Mereka semakin khawatir karena dokter memberikan hasil pemeriksaan awal bahwa saya mengalami tanda atau gejala flu burung. ”Jangan panik, Bu. Kami akan berusaha me-nyembuhkan putra ibu.” Tim dokter berusaha meng-hibur orang tuaku.

Saya ditempatkan di ruang khusus agar tidak menularkan virus pada orang lain. Berbagai jenis tes dilakukan untuk memastikan penyakit yang saya derita.

Setelah beberapa hari keadaanku semakin membaik. Saya bisa makan, bernapas dengan lega, dan suhu badanku normal. Semua keluargaku bahagia.

”Ternyata bukan flu burung, melainkan demam cinta?” kakakku meledek terus.

(32)

A. Tentukan pokok-pokok pengalaman cerita ”Tenang! Bukan Flu Burung, Kok!”!

B. Tuliskan pokok-pokok pengalaman pribadi mengenai flu burung. Pengalaman tersebut merupakan peristiwa yang kamu alami, lihat, atau kamu dengar. Kamu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sebagai panduan menulis pengalaman.

1. Kapan pengalaman terjadi? 2. Di mana pengalaman terjadi?

3. Siapa sajakah yang terlibat dalam pengalaman tersebut? 4. Bagaimana pengalaman terjadi?

5. Mengapa pengalaman itu terjadi?

6. Apakah kesan terhadap pengalaman tersebut?

C. Kembangkan pokok-pokok pengalaman pribadimu menjadi cerita yang menarik. Gunakan bahasa yang ekspresif untuk menulis pengalaman!

Kalimat Berita Positif dan Negatif

Perhatikan kembali cerita tentang pengalaman ”Tenang! Bukan Flu Burung, Kok!” Dalam cerita tersebut terdapat kalimat-kalimat di bawah ini.

1. Biasanya, saya pulang sekolah langsung makan dan bermain. 2. Badanku terasa makin lemas, kepalaku pusing, tidak nafsu

makan, seluruh badanku sakit, dan muntah-muntah.

Kedua kalimat tersebut merupakan contoh kalimat berita. Apa buktinya? Coba jelaskan!

Kalimat berita merupakan kalimat yang berisi informasi atau berita. Kalimat berita digunakan untuk memberitahukan sesuatu kepada orang lain. Terdapat dua jenis kalimat berita, yaitu kalimat berita positif dan negatif. Kalimat 1 merupakan kalimat berita positif, sedangkan kalimat 2 merupakan kalimat berita negatif.

Berdasarkan contoh di atas, buatlah simpulan tentang kalimat berita positif dan negatif.

Perhatikan kalimat di bawah ini!

Jangan panik, Bu. Kami akan berusaha menyembuhkan putra ibu.

Kalimat di atas menggunakan pemarkah jangan. Kalimat dengan pemarkah jangan merupakan kalimat larangan.

D. Lakukan kegiatan di bawah ini!

1. Cermati kembali cerita pengalaman ”Tenang! Bukan Flu Burung, Kok!” di depan!

2. Carilah kalimat yang merupakan kalimat berita positif dan negatif!

3. Carilah kalimat yang menggunakan pemarkah jangan!

(33)

Manusia selalu membutuhkan beragam informasi dan pengetahuan. Informasi aktual dan terkini dapat kamu peroleh dengan mendengarkan berita. Saat mendengarkan berita kamu harus mencatat pokok-pokok beritanya. Pokok-pokok berita antara lain tema berita, hal atau peristiwa yang dibicarakan, orang yang dibicarakan, tempat terjadinya peristiwa, sebab terjadinya peristiwa, dan bagaimana proses peristiwa tersebut terjadi. Pokok-pokok berita dapat dirumuskan dengan 5W + 1H.

Berita yang kamu dengarkan dapat kamu ceritakan kepada orang lain. Cerita yang akan kamu sampaikan harus runtut sesuai peristiwa yang kamu alami. Sebelum bercerita, susunlah urutan cerita dengan baik. Kamu harus bercerita dengan suara yang jelas, intonasi yang tepat, gerak tubuh, serta mimik yang tepat. Setiap hari kamu membaca berbagai bahan bacaan baik itu buku teks, majalah, maupun koran. Berapa kata yang berhasil kamu baca dalam satu menit? Pernahkah kamu menghitungnya? Kecepatan membacamu dapat dihitung dengan rumus:

Jumlah kata yang dibaca

60 det ik

Jumlah det ik untuk membacau

Pengetahuan dan wawasan kamu akan bertambah dengan membaca dan mendengarkan berita. Dengan membaca dan mendengarkan berita, kamu akan memperoleh pengalaman. Pengalaman tersebut dapat kamu tuangkan dalam karangan. Karangan yang berisi pengalaman harus memuat pokok-pokok pengalaman. Pokok-pokok pengalaman dapat terdiri atas 5W + 1H.

Kamu telah mempelajari beberapa kompetensi. Apakah kamu mampu menyimpulkan isi berita; bercerita dengan urutan yang baik, suara, lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat; menyimpulkan isi bacaan; serta menulis pengalaman? Jika kamu belum mampu, belajarlah dengan tekun. Kerjakan kegiatan yang disajikan dengan baik.

Refleksi

E. Benarkan kalimat berita negatif di bawah ini!

1. Saya bukan memikirkan masalah penyakit ini. 2. Ani bukan menderita penyakit flu burung.

3. Saya bukan tahu bahwa desa itu terjadi wabah flu burung. 4. Tidak berita politik yang dicarinya, melainkan berita kesehatan. 5. Ayah saya tidak seorang dokter.

(34)

Kerjakan soal-soal berikut!

1. Cermatilah gambar-gambar di bawah ini!

a. Buatlah kalimat berita positif dan negatif berdasarkan gambar di atas! b. Buatlah kalimat dengan pemarkah jangan berdasarkan gambar di atas!

2. Pahami teks berita di bawah ini!

Evaluasi Pelajaran II

Flu Burung Serang Dua Korban Lagi Korban flu burung di Bandung, Jabar, bertambah.

Kemarin dua pasien yang mengalami gejala flu burung datang ke ruang Isolasi Flamboyan Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Pasien tersebut, Rohendi, 62 tahun, warga Kampung Cipamokolan, Kelurahan Rancasari, Kecamatan Riung Bandung, Kota Bandung. Penderita kedua adalah Intan, 3 tahun, warga Kampung Sukarame, Gang Nusa Indah/H. Adang, Desa Simdang panon, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung.

Menurut Ketua Tim Penanggulangan Flu Burung RSHS dr. Hadi Jusuf, Rohendi datang berdasarkan

rujukan dari Puskesmas Riung Bandung, Senin sekitar pukul 19.00 WIB. Dia mengalami gejala panas dan batuk, tetapi tidak ada sesak napas. Sedangkan Intan tiba sekitar pukul 09.00 WIB. Gejalanya panas, batuk, dan ada sesak napas.

Kedua pasien tersebut, lanjut Hadi, ditangani berdasarkan prosedur tetap flu burung. Terutama pemberian obat-obatan seperti tamiflu dan antibiotik yang lain.

Sumber: Jawa Pos, 1 November 2006

a. Tentukan 5W + 1H dalam teks berita tersebut! b. Buatlah simpulan berdasarkan teks berita tersebut!

3. Bacalah teks ”Desa Tanggap Flu Burung” dengan membaca cepat!

2

5 1

4

3

6

Desa Tanggap Flu Burung Masyarakat desa mempunyai pemahaman yang

baik mengenai flu burung. Pemahaman tersebut dapat menjadi benteng paling efektif untuk menghadapi bencana. Jika itu terjadi, yang ada di sekitar kita adalah anggota keluarga dan tetangga. Penyakit flu burung potensial menyebabkan bencana besar.

(35)

Ancaman yang paling dikhawatirkan adalah virus flu burung dapat menjadi pandemi. Penyakit itu menyebar ke seluruh dunia dan tidak ada satu negara pun yang luput dari flu burung. Pandemi influenza pernah terjadi pada tahun 1918. Saat itu lebih dari 50 juta orang meninggal. Penyakit itu merugikan pendapatan masyarakat dan mengancam kesehatan umat manusia. Jutaan unggas telah mati atau ter-paksa dimusnahkan untuk mengerem laju penyebar-annya.

Bagaimana pengetahuan masyarakat tentang flu burung? Semua orang harus terlibat secara aktif untuk melakukan kegiatan yang aman flu burung. Untuk itulah Program Desa Percontohan Tanggap Flu Burung perlu dikembangkan. Program ini merupakan kerja sama Komnas FBPI melalui Kelompok Kerja Regional Bali dan Perwakilan UNICEF (Badan PBB untuk Dana Anak-Anak) dan didanai oleh Pemerintah Kanada. Program di-laksanakan oleh Yayasan CREATE Bali dan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Program dilakukan di Takmung – Kabupaten Klungkung, Beraban Kabupaten Tabanan, dan Banyubiru, Kabupaten Jembrana. Ketiga desa itu dipilih dengan alasan tertentu. Takmung mewakili desa dengan padat unggas itik dan banyak pengepul. Beraban merupakan daerah tujuan wisata yang penting di Bali. Banyubiru merupakan daerah pesisir yang rawan penyelundupan unggas.

Hakikat program ini adalah penyampaian pesan-pesan nasional secara berulang-ulang dan melalui praktik langsung serta percontohan. Penyampaian pesan dilakukan melalui penyuluhan yang intensif di semua sekolah dasar, sekolah menengah pertama, atau sederajat, anggota banjar atau dusun, dan anggota PKK desa. Jumlah peserta sosialisasi lebih dari 3600 orang selama kegiatan. Setiap peserta

diharapkan dapat menularkan pengetahuannya kepada tiga orang. Penyampaian pesan juga dilakukan melalui kaos Gebyar Tanggap Flu Burung, pelatihan vaksinatur dan biosekuriti, pelatihan dokter dan para medis, serta pembagian kandang jaring percontohan sebanyak 20 unit.

Program ditutup dengan lokakarya evaluasi dan rencana tindak lanjut serta peluncuran desa tanggap. Kesenian rakyat dan drama oleh anak-anak sekolah dasar yang dipentaskan pada acara peluncuran juga digunakan untuk penyampaian pesan tanggap flu burung.

Pelibatan semua masyarakat dalam penangan-an flu burung tidak mudah. Diperlukpenangan-an usaha-usaha yang terus-menerus sehingga terjadi perubahan tingkah laku yang aman flu burung.

Hal ini terungkap dari hasil jajak pengetahuan dan sikap, baru 80% warga yang mengetahui tentang flu burung pada unggas dan manusia. Pada lokakarya tindak lanjut, terungkap juga bahwa masih diperlukan upaya lanjutan dan sosialisasi yang terus-menerus sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Keberhasilan yang sebenarnya baru akan kita ketahui dalam waktu yang lama, yaitu jika terjadi perubahan perilaku yang aman flu burung, Desa tetap aman flu burung, dan jika terjadi kasus, masyarakat dapat mengantisipasi dengan segera sehingga tidak meluas dan tidak menular kepada orang.

Sekalipun telah dilakukan secara intensif, kita sadari bahwa program ini merupakan awal partisi-pasi aktif masyarakat. Usaha-usaha lanjutan masih tetap diperlukan menjadikan desa-desa itu benar-benar tanggap flu burung.

Sumber: http://www.vet-indo.com/ B e r i t a U m u m / D e s a -Tanggap-Flu-Burung.html

Kemudian, lakukan kegiatan berikut!

a. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut! 1) Apa arti program ”Desa Tanggap”? 2) Bagaimana pelaksana ”Desa Tanggap”? 3) Siapa pelaksanaan program tersebut?

(36)

Perhatikan gambar berikut ini!

Disiplin dan percaya diri merupakan wujud aktualisasi diri pribadi yang didambakan siswa. Wujud aktualisasi ini dapat diasah melalui berbagai kegiatan di sekolah. Contohnya, siswa ikut aktif dalam kepramukaan, PMR, penelitian ilmiah remaja, ataupun kegiatan ekstrakurikuler lainnya.

Kamu dapat mengetahui kegiatan di berbagai sekolah dari mendengarkan berita. Kegiatan yang dilakukan misalnya berlatih kepramukaan. Salah satu petugas upacara dalam kepramukaan adalah pembaca teks perangkat upacara. Teks perangkat upacara dibacakan dengan lafal dan intonasi yang tepat. Kamu juga dapat menuangkan pengalamanmu sebagai petugas upacara dalam surat yang dikirim kepada temanmu.

Dokumen Penerbit

III

(37)

Kegiatan kepramukaan, PMR, olahraga, penelitian ilmiah, ataupun ekstrakurikuler sering diberitakan melalui media cetak dan elektronik seperti surat kabar, majalah, televisi, dan radio. Kamu dapat mengetahui cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa melalui pemberitaan. Kamu juga memperoleh informasi ataupun pengalaman orang lain.

A. Dengarkan berita Gerakan Pramuka Gelar ”Jumat Bersih” yang dibacakan oleh gurumu. Kemudian, catatlah pokok-pokok berita. Coba, ingat kembali pokok-pokok berita berdasarkan pembahasan Pelajaran II!

Mendengarkan Berita

Kamu akan mendengarkan dan menuliskan kembali berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat.

3 Teks Mendengarkan (halaman 154)

Bercerita atau mendongengkan sebuah cerita atau dongeng memerlukan keahlian atau bakat khusus. Secara sederhana keahlian bercerita bisa dipelajari. Misalnya bercerita secara urut, yang berarti menceritakan kisah dengan patokan urutan waktu (kronologis).

Menuliskan Pokok-Pokok Berita

Setelah mendengarkan, kamu dapat menuliskan pokok-pokok berita. Ikuti langkah-langkah menyusun pokok-pokok berita berikut.

1. Menyimak atau mendengarkan berita dengan saksama. 2. Mencatat pokok-pokok berita yang didengarkan.

Pokok-pokok berita merupakan jawaban 5W + 1H. 3. Mengubah setiap pokok berita menjadi beberapa kalimat. 4. Menyusun beberapa kalimat menjadi paragraf yang padu.

Bercerita dengan Alat Peraga

Kamu akan bercerita atau mendongeng menggunakan alat peraga. Kamu juga akan menggunakan peribahasa.

B. Lakukan kegiatan berikut ini!

1. Diskusikan dengan temanmu mengenai pokok-pokok berita Gerakan Pramuka Gelar ”Jumat Bersih”!

(38)

Kegiatan bercerita atau mendongeng akan lebih hidup jika pencerita menggunakan alat peraga. Alat peraga ini dapat berupa boneka kaos tangan, kostum boneka, gambar-gambar, atau tokoh-tokoh cerita atau dongeng yang dilambangkan, seperti wayang kulit, wayang golek, muppet show atau disertai juga alunan musik melalui tape recorder. Pendongeng tinggal memainkan volume suara, mimik (perubahan raut muka, wajah), ekspresi (penghayatan tokoh), ataupun gesture (gerak tangan).

Sebelum kamu bercerita, pahami terlebih dahulu cerita berikut ini!

Kalong Terbang Malam Pada zaman dahulu, kalong mencari makan pada

siang hari. Sama dengan hewan-hewan lainnya. Ia suka makan buah-buahan, terutama buah-buahan yang ranum. Sayap yang tebal dan kuat memudah-kannya terbang dari sebuah pohon ke pohon yang lain. Gigi yang tajam memudahkannya mengunyah biji-bijian yang keras.

Karena kelebihannya itu, kalong menjadi sombong. Ia selalu berkumpul sesamanya, tidak mau bergaul dengan hewan-hewan lainnya, seperti bangsa burung dan bangsa kera.

Suatu ketika, kera yang menjadi ketua bangsa hewan datang ke rumah kalong.

”Maaf, aku mengganggu kebahagiaanmu, kalong,” kata kera. ”Besok seluruh hewan akan bergotong royong di kebun ini. Membersihkan sampah yang menyumbat aliran air. Kamu lihat sendiri ’kan, air yang tersumbat itu menggenangi kebun sehingga pohon-pohon tidak tumbuh subur.”

”Apa katamu?” tanya kalong mendekat sambil mengepakkan sayap. ”Kamu lihat sendiri ’kan. Aku ini makhluk bersayap, tidak sama dengan bangsamu. Kamu tidak berhak memerintah aku. Perintahlah bangsamu sendiri!”

Tak berapa lama kemudian, seekor burung jalak hinggap di pohon tempat berkumpulnya kalong-kalong itu.

”Maaf, kalong, aku mengganggu kebahagiaan-mu,” katanya mendekati kalong yang sedang tertawa. ”Besok semua burung akan bergotong-royong di kebun kita. Membasmi ulat-ulat yang menggerogoti buah-buahan. Bukankah buah-buahan yang hampir ranum itu busuk karena ulat-ulat itu?”

”Apa katamu? Bergotong-royong? Kamu lupa ya, aku ini bukan bangsa burung. Lihat ini, gigi-gigiku!” ujar kalong sambil memperlihatkan gigi-giginya yang tajam. ”Kamu tidak berhak memerintah aku. Perintahlah bangsamu yang tidak punya gigi!” tambah kalong diiringi tawa teman-temannya. Kalong berlaku seperti raja kaya.

Burung jalak utusan bangsa burung itu pun meninggalkan tempat itu dengan kecewa.

Keesokan harinya, pagi-pagi benar seluruh hewan yang tinggal di kebun itu serempak bekerja. Kera yang

memimpin hewan berkaki empat memindahkan sampah yang menumpuk. Sampah itu dikumpulkan di suatu tempat lalu dibakar. Burung jalak terbang ke sana kemari, mengawasi teman-temannya yang bekerja. Ada yang membersihkan ulat buah nangka, yang lainnya membersihkan ulat-ulat buah jambu. Rugi menentang laba, jerih menentang boleh itulah peribahasa yang cocok untuk mereka.

Pada musim berikutnya, pohon-pohon di kebun itu tumbuh subur. Tak ada buah-buahan yang busuk. Buah-buahan itu seperti tersenyum memperlihatkan warna kuning kemerah-merahan atau cokelat kehitam-hitaman. Aromanya sangat merangsang hewan yang kebetulan lewat. Tergerak hati kera dan jalak untuk bergotong-royong memetik buah-buahan yang sedap itu.

”Hai, bangsa hewan dan burung, besok kita bergotong-royong memetik buah-buahan,” seru kera dan jalak berkeliling.

Hari itu adalah hari yang dinanti-nanti. Semua hewan yang hidup di kebun itu bekerja keras, me-ngerahkan tenaga memetik buah-buahan yang ranum. Buah-buahan itu dikumpulkan di suatu tempat, lalu dipestakan bersama-sama. Mereka sangat gembira, bermain dan bernyanyi-nyanyi. Setelah itu, mereka pulang membawa sisa-sisa makanan untuk keluarga-nya.

Bangsa kalong terheran-heran mendapati buah-buahan yang ranum habis terpetik.

(39)

”Hai, kera! Mengapa kamu tidak mengajakku ikut memetik buah-buahan? Aku ’kan bangsa hewan!” gertaknya di depan kera.

”Lho, katanya kamu punya sayap, jadi kamu adalah bangsa burung. Mintalah buah-buahan kepada bangsa burung!” jawab kera tenang.

”Hai, burung! Mengapa kamu tidak mengajakku memetik buah-buahan? Aku ’kan bangsa burung!” kata kalong sambil membusungkan dada di depan jalak.

”Lho, katanya kamu punya gigi. Jadi, kamu bukan bangsa kami,” ujar jalak sambil tersenyum. Kalong ke

Gambar

Tabel 1Hasil Perkebunan Luas Panen dan Produktivitas

Referensi

Dokumen terkait

„Idiom adalah dua buah kata atau lebih yang keterikatannya sudah ditetapkan, tetapi maknanya secara keseluruhan merupakan ungkapan secara umum yang tidak

Kelima, Hiponimi dapat diartikan sebagai suatu bahasa (kata, frasa, atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna satuan lingual yang lain.

Dari pengertian idiom tersebut dapat disimpulkan bahwa makna idiom merupakan makna satuan bahasa baik kata, frasa, atau kalimat yang maknanya tidak sesuai dengan

Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1 mendeskripsikan model pembelajaran tahfizh Al-Qur‟an yang diterapkan pada program Sekolah Tahfizh HTQ UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dan

Dalam pencarian solusi kasus MST, Permasalahan direpresentasi seperti sekumpulan semut yang bekerja sama untuk menetukan solusi MST yang paling baik, semut-semut

Penqqabunqan dari susunan lokasi berbaqai fasilitas Pada beberapa negara sedang berkembang, mereka lebih memilih membangun suatu pusat pelayanan umum yang ba- ru bagi daerah

Pengertian kinerja Menurut Sedarmayanti (2011:260) mengungkapkan bahwa kinerja merupakan terjemahan dari performance yang berarti hasil kerja seorang pekerja, sebuah

Perlu dibahas element-element penting untuk mendukung implementasi rantai peringatan seperti : Back up Posko 24/7 BPBD ditingkat Provinsi, Kapasitas Staff Posko, Soft