• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kamu akan membaca biografi tokoh dan mengungkapkan hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh tersebut. Selain itu, kamu juga akan membahas kata gelar.

Kamu dapat mengenal tokoh-tokoh bangsa kita dengan membaca buku biografi. Buku tersebut akan mengulas riwayat hidup tokoh beserta sikap tokoh yang dapat diteladani. Kamu dapat mengenal tokoh Mohammad Hatta dengan membaca biografi berikut ini.

Bacalah dengan saksama penggalan biografi tokoh berikut ini! Mohammad Hatta

1. Tempat, Tanggal Lahir, dan Masa Kanak-

Kanak

Mohammad Hatta dilahirkan pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi, Sumatra Barat. Ayahnya bernama Haji Mohammad Jamil dan ibunya bernama Siti Saleha. Nama Hatta yang sebenarnya ialah Mohammad ”Athar”. Athar merupakan kata Arab yang berarti harum. Panggilan sehari-hari Athar diucapkan Atta. Lama- kelamaan berubah menjadi Hatta.

Hatta dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang cukup berada dan terpandang. Kakek dari pihak ibunya adalah seorang pedagang yang berhasil. Banyak kenalannya, baik orang-orang Indonesia maupun Belanda.

Pada umur 5 tahun lebih beberapa bulan, Hatta sudah mulai sekolah di Sekolah Rakyat Biasa. Pagi hari Hatta belajar di Sekolah Rakyat. Sore hari ia belajar bahasa Belanda. Sesudah maghrib ia belajar mengaji di surau. Ia dapat mengatur waktu dengan baik.

Hatta belajar di Sekolah Rakyat hanya sampai tahun ketiga. Pertengahan tahun ajaran ia pindah ke sekolah Belanda, yaitu Europeesche Lagere School (ELS). Ia diterima di kelas dua. Ia disuruh pindah oleh guru bahasa Belandanya karena Hatta sudah dapat berbahasa Belanda dengan baik.

Murid-murid ELS umumnya anak-anak Belanda. Namun, ada sedikit anak-anak Indonesia yang bisa belajar di ELS. Mereka itu anak-anak pegawai pemerintah dan anak-anak orang kaya.

Hatta tamat ELS pada tahun 1916. Ia melanjutkan ke MULO (Meer Uitgebried Lagere Onderwijs) di Padang. MULO setingkat dengan SMP. Ia tamat MULO pada tahun 1919. Selanjutnya, Hatta memasuki sekolah dagang

Prins Hendrik School (PHS) di Jakarta. Ia tamat dari sekolah ini pada tahun 1921. Ia memperoleh beasiswa dari Yayasan Van Deventer untuk meneruskan pendidikannya di negeri Belanda.

Hatta mengikuti kuliah pada Handels Hoogere School (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam. Sejak tiba di negeri Belanda, Hatta memasuki organisasi mahasiswa Indonesia yang ada di negeri itu, yaitu Indische Vereniging (IV). Organisasi ini bertujuan mencapai Indonesia Merdeka. Tujuan itu sesuai dengan cita-cita Mohammad Hatta. Hatta menyelesaikan kuliahnya pada tahun 1932. Ia memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Sesudah itu, ia pulang ke tanah air.

2. Jejak Langkah Perjuangan

Sejak kecil Hatta gemar membaca. Setelah bersekolah di MULO Padang, Hatta membaca surat-surat kabar terkemuka waktu itu, yaitu

Utusan Hindia, surat kabar yang dipimpin oleh tokoh-tokoh pimpinan Serikat Islam seperti HOS Tjokroaminoto, Abdul Muis, dan Haji Agus Salim. Hatta sangat tertarik dengan tulisan-tulisan pemimpin SI tentang perjuangan bangsanya. Namun, selama di MULO dan PHS di Jakarta, Hatta belum aktif terjun mengikuti pergerakan politik kebangsaan.

Barulah di negeri Belanda Hatta mencampuri urusan politik. Hatta tiba di negeri Belanda pada bulan September 1921. Ia bertemu dengan Nazir Datuk Pamuncak. Nazir mengajak Hatta supaya menjadi anggota Indische Vereniging. Ajakan itu diterima dengan senang hati.

Rasa kebangsaan mulai tumbuh di hati mahasiswa-mahasiswa itu. Nama Indische Vereniging mereka ganti menjadi Indonesische Vereniging. Mereka tidak mau lagi menyebut diri

Biografi adalah riwayat hidup seseorang. Biografi me- muat tokoh-tokoh ternama, seperti ilmuwan, politikus, seniman, atau orang-orang yang mempunyai nama atau pengaruh besar terhadap negara. Dalam buku tersebut dijelaskan secara lengkap kehidupan seorang tokoh sejak kecil sampai tua. Bahkan, sampai meninggal dunia. Semua jasa, buah karya, dan segala hal yang dihasilkan atau dilakukan oleh seorang tokoh dijelaskan dalam buku biografi.

Selain biografi, ada juga autobiografi. Autobiografi adalah riwayat hidup seorang tokoh yang ditulis dan diceritakan sendiri oleh tokoh yang bersangkutan. Dengan membaca buku biografi atau autobiografi tokoh tertentu kamu akan menemukan sikap atau perbuatan tokoh yang dapat kamu jadikan sebagai contoh atau suri teladan.

sebagai orang Hindia. Perkataan Hindia meng- gambarkan bahasa yang terjajah. Kemudian, nama Indonesische Vereniging mereka ganti lagi menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Dengan nama itu rasa kebangsaan semakin jelas. Namun, majalah Hindia Putera mereka ganti menjadi Indonesia Merdeka.

Mula-mula Hatta duduk sebagai anggota biasa. Semua mahasiswa memahami Hatta. Pada tahun 1923 ia dipilih menjadi bendahara. Ia pula yang diserahi tugas mengasuh majalah Indonesia Merdeka.

Tahun 1926 Hatta terpilih sebagai Ketua Perhimpunan Indonesia. Jabatan Ketua ini dapat ia pertahankan selama empat kali pemilihan yaitu sampai tahun 1930. Pada tahun itu ia tidak bersedia dipilih lagi karena akan memusatkan diri untuk menghadapi ujian akhir kuliahnya.

Hatta menulis banyak karangan. Karangan- karangan itu dimuat dalam majalah Indonesia Merdeka. Ada pula yang dikirimkan ke Indonesia dan dimuat dalam surat-surat kabar. Ia mengarang sejak menjadi anggota JSB (Jong

Sumatranen Bond). Dalam karangan-karangan itu ia menganjurkan rakyat agar berjuang mencapai kemerdekaan.

Di bawah pimpinan Hatta, PI bertambah maju. Perjuangannya ditujukan untuk mencapai Indonesia Merdeka. Semboyan PI ialah ”Indonesia merdeka sekarang juga”. Nama PI dikenal di negara-negara lain. Di Indonesia pengaruhnya sangat besar. PI diakui sebagai pos terdepan pergerakan kebangsaan Indonesia di Eropa.

. . . .

Sementara itu, di Indonesia sudah berdiri partai baru. Partai itu bernama Partai Nasional Indonesia (PNI), didirikan di Bandung tanggal 4 Juli 1927. Di antara para pendirinya terdapat beberapa orang bekas anggota PI. Mereka sudah kembali ke Indonesia. PNI dipimpin Ir. Soekarno. Ia tamatan Technische Hooge School (sekarang Institut Teknologi Bandung).

Disadur dari: Sekali Merdeka Tetap Merdeka,

Biografi Para Pejuang Bangsa, Drs. Tugiyono K.S., Dra. Eny Sukaeni, Jakarta Baru, 1985

Setelah mengetahui riwayat hidup tokoh Mohammad Hatta, kamu akan mengerjakan soal-soal latihan di bawah ini.

A. Sarikan riwayat hidup tokoh Mohammad Hatta! Lakukan langkah-langkah berikut ini!

1. Bacalah bacaan dengan cermat dan teliti! 2. Tentukan pokok pikiran setiap paragraf!

3. Susunlah pokok-pokok pikiran menjadi inti sari cerita! 4. Selaraskan dan perbaiki kalimat-kalimat supaya menjadi

paragraf yang padu!

B. Sebutkan keistimewaan tokoh Mohammad Hatta!

C. Catatlah sikap hidup tokoh yang dapat diteladani dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini!

1. Kapan Mohammad Hatta dapat mengatur waktu untuk belajar?

2. Jelaskan bahwa Mohammad Hatta merupakan orang yang

ingin selalu maju!

3. Apa isi karangan-karangan Mohammad Hatta yang dimuat di majalah Indonesia Merdeka?

Kerjakan kegiatan ini bersama kelompokmu!

1. Carilah buku biografi! Kamu dapat mencari buku biografi Sultan Hamengku Buwono, Sutan Syahrir, Rendra, atau tokoh- tokoh yang lain.

2. Bacalah dengan saksama buku biografi yang sudah kamu

temukan!

3. Sebutkan keistimewaan tokoh dalam buku biografi yang kamu baca!

Apakah kamu mencermati penggunaan kata gelar dalam penggalan teks biografi di depan?

Penulisan Gelar Akademik, Kehormatan, Keturunan, dan Keagamaan

Cermatilah kalimat-kalimat berikut ini!

1. Ayah Mohammad Hatta bernama Haji Mohammad Jamil. 2. PNI dipimpin Ir. Soekarno.

Perhatikan juga penulisan kata gelar dalam kalimat-kalimat berikut ini!

1. Prof. Dr. Adi Kurnia, M.A. telah dilantik menjadi rektor universitas terkenal di Yogyakarta.

2. Nana Anindya, S.S. baru diwisuda tadi pagi dengan nilai cum laude. 3. Atas pesan Drs. Moh. Hatta, berita proklamasi disiarkan

melalui radio.

Dalam kalimat-kalimat tersebut terdapat penulisan kata atau nama gelar akademik. Bagaimana penulisan nama gelar akademik yang benar? 1. Gelar akademik disingkat dengan aturan satu kata satu singkatan.

Contoh:

Laela, S.K.M. (Sarjana Kesehatan Masyarakat)

2. Singkatan gelar akademik yang terdiri atas tiga huruf atau lebih setelah tanda titik ditulis menggunakan huruf besar. Huruf kedua dan selanjutnya menggunakan huruf kecil.

Contoh:

Rahmat Tri Baskoro, S.Sos.

3. Singkatan nama gelar akademik, keturunan, pangkat atau jabatan diikuti tanda titik dan ditulis dengan menggunakan huruf kapital pada awal nama gelar akademik, keturunan, pangkat, atau jabatan.

Contoh: Sari Murti, S.S. R.A. Kartini

4. Untuk memisahkan nama orang dengan gelar akademik yang mengikutinya, digunakan tanda baca koma. Tanda koma digunakan untuk membedakan singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Contoh:

A. Ratulangi, S.E.

S.E. adalah singkatan gelar akademik dari Sarjana Ekonomi. Jika S.E. adalah singkatan nama diri, keluarga, atau marga, di belakang Ratulangi tidak dibubuhi tanda baca koma.

Contoh:

B. Ratulangi S.E. (S.E. singkatan nama diri dari Surya Elang).

Coba perhatikan penulisan kata gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan di bawah ini!

Penulisan gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama diri atau nama orang ditulis dengan huruf besar atau huruf kapital. 1. Mahaputra Yamin