SKRIPSI
ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN BANDARA SILANGIT DI KABUPATEN TAPANULI UTARA
OLEH Andreas Sitorus
100501176
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan kajian ilmiah yang bertujuan untuk mengetahui Analisis potensi pengembangan Bandara Silangit Kabupaten Tapanuli Utara. Analisis dilakukan dengan melibatkan pihak pihak yang terkait dalam Bandara Silangit. Dengan berdasarkan penelitian pada pendapat pihak yang terkait tentang keadaan Bandara Silangit.
Penelitian ini menggunakan analisis SWOT (Streright, Weakness,
Oportunity, Threat). Data diperoleh dengan penyebaran kusioner. Dengan
jumlah sampel 30 orang.
Hasil dari penelitian ini adalah strategi yang baik dalam pengembangan Bandara Silangit adalah strategi WO (Weakness Oportunity) yaitu dengan memaksimalkan atau memperbaiki faktor faktor kelemahan pengembangan Bandara dan memanfaatkan faktor faktor peluang pengembangan Bandara.
ABSTRACT
This researchis a scientific studyhat aimsto determined theanalysis ofdeveloment potential ofsilangit airport –nort Tapanuli. The analysis was performedwith involvement ofthe partiesthat involved inSilangitAirporthat is based ontheopinionrelating to thestate ofSilangitAirport.
This research isusing SWOT analysis (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat). Dataobtainedby distibuting questionnairesandthe numberof samples usades many as30.
The results fromthis research indicatedthat a good strategvin the development ofa strategySilangitAirpots WO(WeaknessOportunity) which minimizing arrepairing the vulnerability factorsof airpot developmentandutilizing the opportunitiesfactors afairportdevelopment.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1.Pengertian Potensi ... 7
2.2.Pengertian Bandara / Bandar Udara ... 7
2.3. Fasilitas Bandar Udara ………... 9
2.4.Klasifikasi Bandar Udara ……… ... . 10
2.5. Letak Lokasi Bandara Yang Baik dan Tepat ………….... .... 11
2.6.Fungsi Dan Manfaat Transportasi Udara ... 12
2.7. Konsep Strategis ……… 15
2.8. Konsep Perencanaan dan Pengembangan Bandara ... 7
2.8.1. Perencanaan Strategis dan Perencanaan Pengembangan ... 16
2.8.2. Rencana Pengembangan Bandara ... 18
2.8.2.1 Rancangan Bandar Udara ... 19
2.8.2.2 Rencana Keuangan ... 20
2.9.Penelitian Terdahulu ... 21
2.10 Kerangka Konseptual ... 22
BAB III METODE PENELITIAN ... 24
3.1.Jenis Penelitian ... 24
3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian ………... 24
3.3.Batasan Operasional ... 24
3.6. Jenis dan Sumber Data ... 26
3.7. Metode Pengumpulan Data ... 26
3.8.Teknik Analisis Data ... 27
3.8.1. Kerangka Analisis Kasus ... 27
3.8.2. Cara Analisis SWOT ... 29
3.8.3. Cara Perhitungan Bobot Dan Rating Dalam SWOT………... 30
BAB IV PEMBAHASAN ... 32
4.1. Kondisi Bandara Silangit ... 32
4.2. Potensi dan Hambatan Pengembangan Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara ... 35
4.3. Strategi Pengembangan Bandara Silangit di Tapanuli Utara . 38 4.3.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bandara Silangit ... 38
4.3.2. Hasil Evaluasi Faktor Internal ... 39
4.3.3. Hasil Evaluasi Faktor Eksternal ... 40
4.3.4. Matriks SWOT ... 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46
5.1. Kesimpulan ... 46
5.2. Saran ... 47
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul
Halaman
4.1 Pergerakan Pesawat Kargo dan Penumpang Selama 5 Tahun
Terakhir di PT. Angkasa Pura II (Persero) ... 33
4.2 Hasil Evaluasi Faktor Internal (EFI) ... 40
4.3 Hasil Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) ... 41
4.4 Rumus Matriks SWOT ... 42
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Uraian Halaman
2.1 Kerangka Konseptual Potensi Bandara Silangit ... 23 3.1 Proses Analisi kasus ... 28 3.2 Analisis SWOT ... 29 4.1 Pergerakanan Pesawat (Aireraft) selama 5 Tahun
Terakhir Di PT Angkasa Pura II (persero)
Bandara Udara ... 33 4.2 Pergerakan Penumpang (pasengger) selama 5 Tahun
Terakhir Di PT Angkasa Pura II (Persero)
Bandara Udara ... 34 4.3 Pergerakan kargo (cargo) selama 5 Tahun terakhir di
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1. Kuisioner Penelitian ... 48
2. Analsis Rating ... 54
3. Analisis Bobot ... 56
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan kajian ilmiah yang bertujuan untuk mengetahui Analisis potensi pengembangan Bandara Silangit Kabupaten Tapanuli Utara. Analisis dilakukan dengan melibatkan pihak pihak yang terkait dalam Bandara Silangit. Dengan berdasarkan penelitian pada pendapat pihak yang terkait tentang keadaan Bandara Silangit.
Penelitian ini menggunakan analisis SWOT (Streright, Weakness,
Oportunity, Threat). Data diperoleh dengan penyebaran kusioner. Dengan
jumlah sampel 30 orang.
Hasil dari penelitian ini adalah strategi yang baik dalam pengembangan Bandara Silangit adalah strategi WO (Weakness Oportunity) yaitu dengan memaksimalkan atau memperbaiki faktor faktor kelemahan pengembangan Bandara dan memanfaatkan faktor faktor peluang pengembangan Bandara.
ABSTRACT
This researchis a scientific studyhat aimsto determined theanalysis ofdeveloment potential ofsilangit airport –nort Tapanuli. The analysis was performedwith involvement ofthe partiesthat involved inSilangitAirporthat is based ontheopinionrelating to thestate ofSilangitAirport.
This research isusing SWOT analysis (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat). Dataobtainedby distibuting questionnairesandthe numberof samples usades many as30.
The results fromthis research indicatedthat a good strategvin the development ofa strategySilangitAirpots WO(WeaknessOportunity) which minimizing arrepairing the vulnerability factorsof airpot developmentandutilizing the opportunitiesfactors afairportdevelopment.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengembangan wilayah adalah upaya untuk memacu perkembangan sosial
ekonomi, mengurangi kesenjangan antar wilayah dan menjaga kelestarian
lingkungan hidup pada suatu wilayah. Pengembangan wilayah sangat diperlukan
karena kondisi sosial ekonomi, budaya dan geografis yang berbeda antara satu
wilayah dengan wilayah lainnya. Pada dasarnya pengembangan wilayah harus
disesuaikan dengan kondisi, potensi dan permasalahan wilayah yang bersangkutan
(Ambardi dan Socia, 2002).
Keberhasilan pengembangan suatu wilayah salah satunya ditentukan
oleh peran sektor transportasi. Menurut Sukarto, transportasi adalah perpindahan
dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik
yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan (kuda, sapi, kerbau), atau mesin.
Sama halnya dengan transportasi udara, yakni transportasi yang menggunakan alat
pengangkutan oleh karena itu sistem transportasi harus dibina agar mampu
menghasilkan jasa transportasi yang handal, berkemampuan tinggi, dan
diselenggarakan secara terpadu, tertib, lancar, aman, nyaman dan efisien
dalam menunjang serta sekaligus menggerakan dinamika pembangunan,
mendukung mobilitas manusia, barang, serta jasa; mendukung pola distribusi
nasional serta mendukung pengembangan wilayah dan peningkatan hubungan
internasional yang lebih memantapkan perkembangan kehidupan berbangsa dan
Bandar udara merupakan jaringan prasarana yang berhubungan dengan
transportasi udara karena bandar udara adalah ruang lintas untuk transportasi
udara. Bandar udara juga menjadi salah satu prasarana untuk meningkatkan
perekonomian bagi suatu daerah atau negara. Fungsinya sebagai penunjang
wisata, perdagangan, serta jaringan dalam transportasi membuat bandara sangat
dibutuhkan untuk menghubungkan pulau-pulau di Indonesia dengan waktu yang
lebih efisien. Misalnya di tempat di berbagai negara, sejumlah bandara kelas dunia
berhasil menjalankan peran sebagai pokok perekonomian dengan menerapkan
Airpot City, dimana bandara merupakan pusat kegiatan terpadu dengan kawasan
pendukung disekitarnya. Mengingat pula permintaan terhadap transportasi yang
cepat saat ini adalah pilihan banyak orang,sehingga pembenahan terhadap bandara
terus dilakukan. Seperti perbaikan kargo, dan lalu lintas makin terus
dikembangkan. Semua dibuat agar dapat menjadikan bandara sebagai salah satu
pintu gerbang ekonomi.
Sesuai keputusan menteri perhubungan No: KM 68 Tahun 2002 ada
beberapa ketentuan tentang organisasi dan tata kerja Bandara. Dimana
berdasarkan hal tersebut, saat ini Bandara Silangit adalah satu-satunya bandara
kelas IV internasional, dan memiliki fasilitas dan kemampuan setara bandara kelas
II di Indonesia. Namun,bagi pembangunan perekonomian daerah Kabupaten
Tapanuli Utara, Kecamatan Soborong-borong diakui bandara ini cukup bagus dan
punya prospek baik ke depan. Kegiatan Bandara Silangit yang tinggi bukan tidak
mungkin memicu pertumbuhan ekonomi dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat
Kawasan Bandara Silangit ini memiliki ukuran landas pacu 2.400 m x 30 m. Jarak
dari pusat kota sekitar 7 km berada dalam wilayah Kecamatan siborong-borong
Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Bandara Silangit dibangun pada masa penjajahan Jepang.Pembangunan
kembali bandara ini mulai dilakukan sejak tahun 1995 dengan menambah landas
pacu sepanjang 900 meter sehingga menjadi 1.400 meter. Pada tahun 2011,
Bandara Silangit akhirnya memiliki landas pacu sepanjang 2.250 meter, sehingga
bisa didarati pesawat jenis Fokker F-100 maupun Boeing 737-300 pada tanggal 18
Januari 2011.
Berdirinya bangunanBandara Silangit ini diharapkan dapat mendongkrak
laju pertumbuhan eknonomi daerah yang di miliki Kabupaten Tapanuli Utara. PT
Angkasa Pura II bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara
dalam pengembangan Bandara Silangit, termasuk dalam penggadaan lahan yang
akan ditenderkan. Dengan demikian nantinya pesawat berbadan besar dapat
beroperasi di Tapanuli utara. Saat ini bandara dengan kapasitas penumpang 10
ribu per tahun itu hanya melayani penerbangan jarak pendek dengan pesawat kecil
carter semacam Susi Air. Diharapkan setelah pengembangan, jumlah penumpang
akan meningkat menjadi 1 juta per tahun. arti nya keuntungan ekonomi akan
lebih besar di rasakan oleh pihak Bandara Silangit.
Kabupaten Tapanuli Utara merupakan daerah yang cukup terkenal di
kawas
Potensi alam antara lain luasnya lahan kering untuk dijadikan persawahan baru
sungai yang cukup banyak untuk dimanfaatkan potensinya untuk irigasi,
pengembangan perikanan maupun pembangkit tenaga listrik. Keindahan alam
dengan panorama khususnya Pulau Sibandang di kawasan Danau Toba di
Kecamatan Muara, dan Wisata Rohani
merupakan potensi daerah dalam upaya mengembangkan kepariwisataan
Nasional. Potensi lain terdapat berbagai jenis
pada kenyataan nya kurang berdampak bagi masyarakat dan bukan menjadi suatu
hal yang bias menjawab sosial ekonomi masyarakat disekitar wilayah tersebut.
Upaya pembenahan infrastruktur di daerah-daerah terisolasi terus
digiatkan. Salah satunya di daerah Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Melihat
potensi wisata yang ada, bandara perintis peninggalan Jepang di daerah tersebut,
Silangit, bakal dikembangkan menjadi bandara internasional. Langkah awal yang
dilakukan untuk memaksimalkan pengembangan bandara tersebut, secara
pengelolaan Bandara Silangit resmi beralih dari Kementerian Perhubungan ke PT
Angkasa Pura II. Dengan demikian di harapkan mengoptimalkan aksesibilitas di
sini. Sehingga kawasan sekitar Danau Toba lebih banyak didatangi oleh
wisatawan baik asing maupun domestik. Sehingga juga perlu diadakan suatu
strategi atau arah baru dari kebijakan pembangunan yang memadukan antara
pertumbuhan dan pemerataan.
Perumbuhan ekonomi Tapanuli Utara yang hanya bergerak dari 6,01 %
tahun 2013 nyatanya perlu terus dikembangkan mengikuti pertumbuhan ekonomi
menjadi indikator kesejahteraan masyarakat Tapanuli Utara lebih rendah dari
kesejahteraan nasional. Hal ini sejalan dengan angka kemiskinan Kabupaten ini
10,35% pada tahun 2013. Pengangguran terbuka sebesar 6,53% ikut berkontribusi
terhadap kemiskinan yang ada di daerah ini. Oleh sebab itu dari indikator tersebut
dibutuhkan alternatif untuk pengembangan perekonomian Tapanuli Utara yang
salah satunya adalah Bandara Silangit yang dapat mendorong perekonomian
daerah tersebut. Oleh sebab itu penulis merasa perlu meneliti dengan judul
“Analisis Potensi Pengembangan Bandara Silangit di Tapanuli Utara “.
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah pada
penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi dan keadaanBandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara
saat ini ?
2. Bagaimana potensi dan hambatanpengembangan Bandara Silangit di
Kabupaten Tapanuli Utara?
3. Bagaimana strategi kebijakanpengembangan Bandara Silangit di Kabupaten
Tapanuli Utara ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kondisi dan keadaan Bandara Silangit di Kabupaten
Tapanuli Utara saat ini.
2. Untuk mengetahui potensi dan hambatanpengembangan Bandara Silangit
3. Untuk mengetahui strategi kebijakanpengembangan Bandara Silangit di
Kabupaten Tapanuli Utara.
1.4. Manfaat penelitian
1. Sebagai informasi bagi pemerintah, swasta dan masyarakat mengenai
potensi pengembangan Bandara Silangit di Tapanuli Utara.
2. Sebagai bahan studi bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian yang
serupa maupun lanjutan di bidang pembangunan ekonomi.
4. Sebagai pembelajaran dan menambah wawasan bagi penulis mengenai
potensi dan pengembangan wilayah di daerah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Potensi
Pengertian potensi adalah sesuatu hal yang dapat di jadikan sebagai bahan
atau sumber yang akan dikelolah baik melalui usaha yang dilakukan manusia
maupun yang dilakukan melalui tenaga mesin dimana dalam pengerjaannya
potensi dapat juga diartikan sebagai sumber daya yang ada di sekitar kita
(Kartasapoetra, 1987).Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) potensi
adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan.
Potensi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala kemampuan
yang ada pada Bandara Silangit yang dapat dikembangakan dalam hal ini,
Bandara Silangit merupakan sumber daya alam yang telah dikelolah secara cermat
oleh sumber daya manusia dimana potensi tersebut dapat menjadi suatu
keterkaitan yang menyatu dalam pelaksanaan pembangunan di sekitar daerah
Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara. potensi yang ada pada Bandara
Silangit dapat dijadikan dalam meningkatkan perekonomnian daerah
Siborong-borong dan sekitarnya serta mendorong pembangunan kesejahteraan masyarakat.
2.2. Pengertiaan Bandara / Bandar Udara
Menurut Departemen Perhubungan, bandar udara adalah kawasan di
daratan dan / atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai
tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar
muat barang dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi yang di
pokok dan fasilitas penunjang lainnya suatu bandar udara yang paling sederhana
minimal memiliki suatu landasan pacu atau helipad (untuk pendaratan helikopter),
sedangkan untuk bandara-bandara besar biasanya di lengkapi berbagai fasilitas
lain.
Bandar udara menurut PT (Persero) Angkasa Pura I adalah lapangan
udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan
minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk
masyarakat. Pada masa awal penerbangan, bandara hanyalah sebuah tanah lapang
berumput yang bisa didarati pesawat dari arah mana saja tergantung arah angin.
Menurut Undang-undang No.15 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah
No.70 Tahun 2001, Bandar Udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan
untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang, dan / atau
bongkar muat kargo dan / atau pos, serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
penerbangan dan sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi (Maria
Puspitasari, 2011).
Fasilitas Bandara dapat bervariasi dalam kaitannya dengan ukuran dan
lokasi dari pelabuhan, luas masyarakat yang dilayaninya, tujuan dari
pembangunannya, jumlah pesawat yang menggunakannya. Bandar udara perlu
menyediakan fasilitas-fasilitas berupa landasan dan fasilitas trafik angkutan
penumpang dan barang. Fasilitas landasan adalah landasan pendaratan, hangar,
bengkel, stasiun radio dan meteorologi, petunjuk arah angin, menara kontrol,
lampu landasan dan sebagainya. Sedangkan fasilitas trafik angkutan penumpang
dan restoran, tempat parkir bagi kendaraan, fasilitas pergudangan bagi barang
muatan, kantor pabean dan sebagainya (Rustian Kamaluddin, 2003).
2.3 Fasilitas Bandar Udara
Fasilitas bandar udara dapat diklasifikasikan berdasar karakteristik fungsi
bandar udara; originating-terminating station, transfer station, atau through
station.
Originating-terminating station, melakukan proses terhadap penumpang
yang memulai atau mengakhiri perjalanan udara mereka pada bandar udara
tersebut. Disini, penumpang yang memulai atau mengakhiri perjalanan mencapai
70-90% dari total penumpang. Aircraft ground time-nya relatif panjang, dan aliran
utama penumpang adalah di antara pesawat dan sistem transportasi darat. Stasiun
jenis ini, membutuhkan perhatian lebih pada curb frontage, fasilitas ticketingdan
baggage claim, dan parkir. Data tipikal menunjukkan pergerakan pesawat per gate
dalam satu jam adalah antara 0,9 hingga 1,1.
Transfer station atau connecting airport lebih banyak melayani
penumpang yang melakukan penerbangan menerus. Di Amerika Serikat, transfer
pesawat dilakukan di airline hubs yang terdapat di bandar udara. Stasiun ini
membutuhkan lebih banyak fasilitas concessions yang bagus untuk menunjang
saat-saat proses connecting penumpang dan fasilitas intraline dan interline
baggage yang lebih besar namun membutuhkan lebih sedikit fasilitas akses darat,
fasilitas airline ticketing dan fasilitas bagasi dibandingkan dengan originating
stations. Perhatian khusus diberikan pada penempatan gate position untuk
lain untuk meminimalkan arus penumpang di dalam terminal dan menyingkat
waktu connecting. Data tipikal menunjukkan pergerakan pesawat per gate dalam
satu jam saat peak hour adalah antara 1,3 –1,5 pesawat.
Through station mengkombinasikan antara high percentage penumpang originating dengan low percentage originating flights. Disini, waktu darat
pesawat sangat minimal, yaitu antara 1,5 hingga 2 jam pergerakan di tiap gate
dalam peak period. Stasiun ini memiliki ruang departure lounge, curb frontage,
fasilitas ticketing dan baggage yang lebih kecil dibandingkan originating station
(Lusy Oktavia, 2010).
2.4 Klasifikasi Bandara Udara
Berdasarkan klasifikasi atau status bandara, menurut pelayanannya sesuai
dengan rute penerbangan dan peranan pemerintah dapat dibedakan atas: bandara
internasional, bandara domestik, bandara internasional dan domestik.
a. Bandar udara domestik merupakan sebuah bandar udara yang hanya
menangani penerbangan domestik atau penerbangan di negara yang sama.
Bandara domestik tidak memiliki fasilitas bea cukai dan imigrasi dan tidak
mampu menangani penerbangan menuju atau dari bandara luar negeri.
b. Bandar udara internasional merupakan sebuah bandar udara yang dilengkapi
dengan fasilitas bea cukai dan imigrasi untuk menangani penerbangan
internasional menuju dan dari negara lainnya. Bandara sejenis itu umumnya
lebih besar, dan sering memiliki landasan lebih panjang dan fasilitas untuk
menampung pesawat besar yang sering digunakan untuk perjalanan
2.5 Letak Lokasi Bandara Yang Baik dan Tepat
Pembangunan sebuah bandara yang baik diawali dengan lokasi bandar
udara dan selanjutnya ketersediaan fasilitas bandara yang mencukupi (Rustian
Kamaluddin, 2003). Dengan adanya bandar udara akan memberikan keuntungan
bagi pengembangan wilayah dan perkembangan bandar udara baik secara
langsung maupun tidak langsung. Selain itu para ahli ekonomi regional juga
mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan daerah dalam
kaitannya dengan pengembangan kawasan industri adalah lokasi. Hal ini dapat
dipahami karena dengan menentukan lokasi yang tepat maka biaya transportasi
akan dapat diminimalkan baik untuk mengumpulkan faktor produksi (input)
maupun untuk memasarkan hasil-hasil produksi (output).Menurut Rustian
Kamaluddin (2003) bandara yang baik adalah :
a. Harus menyediakan suatu tempat pendaratan yang cukup untuk kelancaran
mobil dengan kecepatan tinggi di atasnya tanpa menimbulkan
ketidaksenangan yang berarti bagi para penumpang.
b. Harus berhubungan dengan kota berdekatan dengan angkutan kereta api dan
angkutan jalan dan harus merupakan suatu tempat yang berdekatan dengan
lingkungan publik. Gedung-gedung yang berdekatan haruslah tidak
tinggi-tinggi. Ketersediaan suplai listrik, air minum dan sumber tenaga juga
merupakan hal yang esensial pada letak lokasi pelabuhan udara tersebut.
c. Perlu berbagai pertimbangan lainnya berupa kemungkinan untuk perluasan,
kondisi topografi, karakteristik tanah, drainase, ukuran dan bentuk lapangan
2.6 Fungsi Dan Manfaat Transportasi Udara Dan Bandara
Menurut PP RI 15 Tahun 1992 bandar udara memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pengendalian keselamatan lalu lintas angkutan udara.
2. Mengatur keamanan dan keselamatan lalu lintas udara serta kesehatan sanitasi
Bandar udara.
3. Menyediakan dan memelihara fasilitas Bandar udara telekomunikasi, navigasi
dan listrik.
4. Mengatur dan mengawasi ground handling untuk kelancaran arus penumpang
dan barang.
5. Mengendalikan dan menyelenggarakan keamanan dan ketertiban umum
Bandar udara (Lidwina Masak, 2005).
Menurut Lisa Herdiana (2012), transportasi memiliki fungsi dan manfaat
yang terklasifikasi menjadi beberapa bagian penting. Transportasi memiliki fungsi
yang terbagi menjadi dua yaitu melancarkan arus barang dan manusia dan
menunjang perkembangan pembangunan (the promoting sector). Sedangkan
manfaat transportasi menjadi tiga klasifikasi yaitu:
1. Manfaat Ekonomi
Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dengan
menciptakan manfaat. Transportasi adalah salah satu jenis kegiatan yang
menyangkut peningkatan kebutuhan manusia dengan mengubah letak
geografis barang dan orang sehingga akan menimbulkan adanya transaksi.
Transportasi menyediakan berbagai kemudahan untuk kebutuhan sosial,
diantaranya:
a) pelayanan untuk perorangan atau kelompok,
b) pertukaran atau penyampaian informasi,
c) Perjalanan untuk bersantai,
d) Memendekkan jarak dan
e) Memencarkan penduduk.
3. Manfaat Politik
Transportasi menciptakan persatuan, pelayanan lebih luas, keamanan negara,
mengatasi bencana, dan lain-lain.
4. Manfaat Kewilayahan
Memenuhi kebutuhan penduduk di kota, desa, atau pedalaman.
Sedangkan pendapat lain mengatakan faktor penentu pengembangan
transportasi menurut Hay dalam Nur Nasution (2004)terdapat beberapa faktor
yangmempengaruhi perkembangan transportasi di masa akan datang seperti
berikut:
1. Ekonomi
Alasan ekonomi biasanya merupakan dasar dari dikembangkannya
systemtransportasi, dengan tujuan utama untuk mengurangi biaya produksi
dandistribusi serta untuk mencari sumber daya alam dan menjangkau pasar
yang lebih luas.
Alasan dikembangkannya sistem transportasi pada awalnyaadalah untuk
mengatasi keadaan alam setempat dan kemudian berkembang dengan upaya
untuk mendekatkan sumber daya dengan pusat produksi dan pasar.
3. Politik
Alasan dikembangkannya suatu sistem transportasi secara politik adalah untuk
menyatukan daerah-daerah dan mendistribusikan kemakmuran ke seluruh
pelosok suatu negara tertentu
4. Pertahanan dan Keamanan
Alasan dikembangkannya sistem transportasi dari segi pertahanan keamanan
negara adalah untuk keperluan pembelaan diri dan menjamin terselenggaranya
pergerakan dan akses yang cepat ke tempat-tempat strategis, misalnya daerah
perbatasannegara , pusat-pusat pemerintahan,atau instalasi penting lainnya
5. Teknologi
Adanya penemuan-penemuan teknologi baru tentu akan mendorong kemajuan
dikeseluruhan sistem transportasi.
6. Kompetisi
Dengan adanya persaingan, baik antarmoda, maupun dalam bentuk
lainnya,seperti pelayanan, material dan lain-lain, secara tidak langsung
akanmendorong perkembangan sistem transportasi dalam rangka
memberikanpilihan yang terbaik.
Dengan makin meningkatnya arus urbanisasi, maka pertumbuhan kota-kota
akan semakin meningkat dan dengan sendirinya kebutuhan
jaringantransportasi untuk menampung pergerakan warga kotanya pun akan
semakin meningkat.
Sebagaimana transportasi pada umumnya, transportasi udara mempunyai
fungsi ganda, yaitu sebagai unsur penunjang (servicing sector) dan unsur
pendorong (promoting sector) [Abubakar, 2000] dalam web ugm.
a. Peran transportasi udara sebagai unsur penunjang dapat dilihat dari
kemampuannya menyediakan jasa transportasi yang efektif dan efisien untuk
memenuhi kebutuhan sektor lain, sekaligus juga berperan dalam
menggerakan dinamika pembangunan.
b. Sedangkan sebagai unsur pendorong, transportasi udara juga sudah terbukti
mampu menjadi jasa transportasi yang efektif untuk membuka daerah
terisolasi dan juga melayani daerah-daerah dan pulau-pulau terpencil.
Tersedianya transportasi yang dapat menjangkau daerah pelosok termasuk
yang ada di perbatasan sudah pasti dapat memicu produktivitas penduduk
setempat, sehingga akhirnya akan meningkatkan penghasilan seluruh rakyat
dan tentunya juga pendapatan pemerintah.
2.7 Konsep Strategi
Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam
perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat
ditujukan oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun
mencapai keunggulan bersaing (Rangkuti, 2004) dalam Satria Nasution. Senada
dengan itu, Hamel dan Pharalad juga mengatakan strategi merupakan tindakan
yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus – menerus, dilakukan
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh pelanggan di masa
depan (Rangkuti, 2004) dalam Satria Nasution, 2011.
Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang
mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan
yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai
melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. Strategi adalah proses penentuan
rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang
organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan
tersebut dapat dicapai. Oleh sebab itu strategi mempengaruhi keberhasilan
perusahaan dalam jangka panjang dan juga strategi memilih konsekuensi yang
multifungsi serta perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal
yang dihadapi oleh perusahaan.
2.8 Konsep Perancanaan dan Pengembangan Bandara 2.8.1 Perencanaan Strategis dan Perencanaan Pengembangan
Mengikuti Olsen dan Eadie (1982) dalam Bryson (2008), mendefenisikan
perencanaan strategis sebagai upaya yang didisiplinkan untuk membuat keputusan
dan tindakan penting yang membentuk dan memandu bagaimana menjadi
organisasi (atau entitas lainnya), apa yang dikerjakan organisasi (atau entitas
lainnya), dan mengapa organisasi (atau entitas lainnya) mengerjakan hal seperti
Sementara itu, Salusu (2008) menyatakan bahwa perencanaan strategis
adalah instrumen kepemimpinan dan suatu proses. Sebagai suatu proses, ia
menentukan apa yang dikehendaki suatu organisasi di masa depan dan bagaimana
usaha mencapainya; suatu proses yang menjelaskan sasaran-sasaran. Seperti juga
ditegaskan oleh Steiss (1985) dalam Salusu (2008) bahwa perencanaan strategis
sebagai komponen dari manajemen strategis bertugas untuk memperjelas tujuan
dan sasaran, memilih berbagai kebijaksanaan, terutama dalam memperoleh dan
mengalokasikan sumberdaya, serta menciptakan suatu pedoman dalam
menerjemahkan kebijaksanaan organisasi.
Bryson (2008) menguraikan delapan langkah untuk mengembangkan
berpikir dan bertindak strategis dalam pemerintahan, lembaga publik, organisasi
nirlaba, komunitas atau entitas lainnya yaitu meliputi :
(1) memprakarsai dan menyepakati suatu proses perencanaan strategis
(2) memperjelas mandat organisasi
(3) memperjelas misi dan nilai-nilai organisasi
(4) menilai lingkungan eksternal
(5) menilai lingkungan internal
(6) mengidentifikasi isu strategis yang dihadapi organisasi
(7) merumuskan strategi untuk mengelola isu-isu
(8) menciptakan visi organisasi yang efektif untuk masa depan
Oleh sebab itu, perencanaan startegis adalah perencanaan yang
berhubungan dengan proses penetapan tujuan, pengalokasian sumber-sumber
Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti
kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, aplikasi ilmu pengetahuan
dan teknologi yang telah ada atau menghasilkan teknologi baru.
Perencanaan Pengembangan adalah perencanaan yang ditujukan untuk
lebih meningkatkan keluaran sistem menambah jenis keluaran sistem dengan
menambahkan komponen baru, mengurangi komponen yang ada, atau
menciptakan subsistem yang baru. Dengan menciptakan sistem atau teknologi
tersebut, hasil yang diinginkan dapat dipenuhi dengan lebih efektif dan efisien
dengan cara-cara yang lebih baik, yang biasanya tidak konvensional.
2.8.2 Rencana Pengembangan Bandara
Untuk melaksanakan pembangunan suatu bandar udara, agar memperoleh
hasil yang optimal, perlu mengacu pada beberapa jenis tingkatan perencanaan
bandar udara. Perencanaan-perencanaan tersebut antara lain :
1. Perencanaan Sistem
Perencanaan sistem mencakup tiga tingkatan yaitu perencanaan sistem
tingkat nasional, perencanaan sistem tingkat regional, dan perencanaan
sistem tingkat propinsi.
2. Perencanaan Induk
Perencanaan ini dimaksudkan sebagai petunjuk pengembangan yang akan
datang, agar dapat mengakomodasikan permintaan penerbangan dan sesuai
lingkungan, perkembangan masyarakat, moda angkutan lainnya, dan bandar
3. Perencanaan Proyek
Secara rinci, perencanaan induk ini mewujudkan dalam
perencanaan-perencanaan proyek yang mencakup horizon waktu lebih pendek di bawah
lima tahun.
2.8.2.1 Rancangan Bandar Udara
a. Denah Bandar Udara
Gambar denah menunjukkan konfigurasi, lokasi, dan ukuran semua fasilitas
fisik seperti konfigurasi landas pacu, landas hubung, apron posisi dan ukuran
fasilitas terminal, serta lokasi zona pendekatan landas pacu.
b. Rencana Penggunaan Tanah
Dalam rencana ini diuraikan penggunaan tanah secara rinci untuk seluruh
kawasan bandar udara yang diusulkan dan ditunjukan pula penggunaan tanah
di luar batas
c. Rencana Area Terminal
Rencana ini menunjukkan ukuran dan lokasi berbagai bangunan dan ruang
kegiatan dalam area terminal. Penggambaran atau uraian mengenai terminal
ini secara konseptual saja yaitu bagaimana menangani beragam fungsi
terminal dan mewadahi berbagai kegiatan yang diperkirakan akan terjadi di
area tersebut.
d. Rencana Jalan Bandar Udara
Rencana ini memuat secara ekplisit rute angkutan permukaan yang
menghubungkan bandar udara dengan pusat-pusat bisnis dan sumber-sumber
yang bersangkutan termasuk hubungan-hubungan dengan sistem transportasi
regional dan kota.
2.8.2.2 Rencana Keuangan
a. Jadwal Pengembangan/Pembangunan
Jadwal pengembangan/pembangunan yang disarankan memuat tahapan
kegiatan yang terdiri atas jangka pendek, jangka sedang, dan jangka panjang.
Menurut kurun waktu perkembangan permintaan terhadap kemampuan yang
harus dimiliki bandar udara.
b. Perkiraan Biaya Pengembangan atau Pembangunan
Dari rencana denah bandar udara menurut tahapan
pengembangan/pembangunan yang sudah disusun, dapat diperkirakan secara
kasar kebutuhan biaya setiap tahapan berdasarkan indeks dasar pembangunan
setiap jenis bangunan.
c. Analisis Kelayakan Ekonomi
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui bahwa proyeksi pendapatan dari
pengembangan/pembangunan bandar udara ini akan dapat menutup biaya
yang dikeluarkan. Kelayakan ini diharapkan dapat dicapai untuk setiap
tahapan proses rencana induk.
d. Analisis Kelayakan Finansial
Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan bahwa skala kegiatan yang
direncanakan dapat didukung permodalan oleh pihak yang bertanggung
2.9 Penelitian Terdahulu
Leli dan Nazwar (2012) dalam jurnal yang berjudul Analisis Ekonomi Dan
Finansial Pengembangan Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) di
Sumatera Barat menyatakan kesimpulan bahwa bandar udara Minangkabau
ternyata layak dikembangkan ditinjau dari sudut ekonomi dan finansial. Hal ini
terlihat dari Benefit Cost Ratio (BCR), Net Present Value (NPV) dan Internal
Rate of Return (IRR) yaitu BCR = 2,31 >1, NPV = $99.583.747 >0 dan IRR =
45% besar dari tingkat suku bunga pinjaman yang diasumsikan 9%. Pertumbuhan
penumpang dan pesawat cukup besar.
Lewi Anatasia Sinaga, Freddy Jansen, Audie L. E. Rumayar, Elisabeth
Lintong(2014) dalam jurnal yang berjudul Perencanaan Pengembangan Bandar
Udara di Kabupaten Nabire menyatakan kesimpulan Panjang landas pacu setelah
pemgembangan sebesar 2.867 meter dari landas pacu awal yaitu 1400 meter. Jarak
dari treshold sampai titik awal exit taxiway adalah 1.747 meter, Panjang taxiway
yang dibutuhkan 175 meter, Luas apron dibutuhkan adalah 200 77 m = 15.400
m2. Luas gedung terminal yang dibutuhkan minimum (650 x 196) atau sebesar
127.200 m Luas gudang minimum (40 x 22 m) atau 880 m. Luas pelataran parkir
yang dibutuhkan minimum (178 × 121) m atau sekitar 21538 m2. Tebal
perkerasan apron dengan metode PCA dengan working stress = 359.268 Psi
adalah
13 inch = 33 cm.
Hilda Ina Yogi (2012) dalam skripsi yang berjudul Analisis Peranan
Sulawesi Selatan Periode Tahun 1996 -2010 menyimpulkan bahwa jumlah
frekuensi lalu lintas pesawat berpengaruh positif, jumlah penumpang berpengaruh
negatif, Inflasi Sulawesi Selatan tidak berpengaruh terhadap kontribusi bandar
udara Hasanuddin pada sektor perdagangan SulSel dan kontribusi bandara pada
sektor perdagangan saat sebelum dan sesudah pengembangan bandara tidak
memiliki perbedaan.
2.10 Kerangka Konseptual
Untuk melihat potensi Bandara Silangit di KabupatenTapanuli Utara,
maka terlebih dahulu akan dilihat keadaan / kondisi Bandara Silangitdi Kabupaten
Tapanuli Utara saat ini, agar dapat menentukan potensi - potensi dari Bandara
Silangit dan hambatan yang dihadapi Bandara Silangit dalam pengembangannya.
Dengan mengetahui potensi-potensi dan hambatan Bandara Silangit dapat
mewujudkan Bandara Silangit yang maju untuk perkembangan daerah Kabupaten
Tapanuli Utara khususnya. Berikut adalah kerangka konseptual dalam
menganalisis potensi pengembangan Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Potensi Bandara Silangit
Kondisi dan Keadaan Bandara Silangit
Faktor Internal :
Kekuatan dan Kelemahan
Faktor Eksternal :
Peluang dan Tantangan Standar Umum Operasional
Bandara Udara
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang menganalisis potensi pengembangan Bandara
Silangit diTapanuli Utara adalah penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Daerah atau tempat sebagai objek penelitian yaitu Kecamatan
Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara dan pada PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar
Udara Internasional Kuala Namuprovinsi Sumatera Utara untuk memperoleh
data-data yang diperlukan, dengan waktu penelitian dimulai sejak bulan Juli 2014.
3.3. Batasan Operasional
Batasan yang akan diteliti dalam penelitian ini mencakup faktor internal
(kekuatan dan kelemahan), faktor eksternal (peluang dan tantangan), dan strategi
dalam pengembangan Bandar Udara Silangit di Tapanuli Utara.
3.4. Defenisi Operasional
1. Kekuatan (Strength) adalah segala sesuatu yaitu berupa kelebihan dan
kebaikan yang bersumber dari Bandara Silangit (kondisi internal) sebagai
2. Kelemahan (Weakness) adalah segala sesuatu yaitu berupa kekurangan dan
hambatan yang bersumber dari Bandara Silangit (kondisi internal) sebagai
Bandar Udara di Tapanuli Utara.
3. Peluang adalah kondisi yang muncul dari luar Bandara Silangit (eksternal)
yaitu berupa kesempatan (opportunity) yang dapat membantu
pengembangan Bandar Udara Silangit di Tapanuli Utara.
4. Tantangan adalah kondisi yang muncul dari luar Bandara Silangit
(eksternal) yaitu berupa ancaman ataupun hal-hal yang dapat menghambat
pengembangan Bandara Silangit di Tapanuli Utara.
5. Strategi adalah berbagai bentuk rencana, cara ataupun kebijakan yang
dilakukan oleh masyarakat di sekitar Bandara Silangit untuk
mengembangkan Bandara Silangit guna meningkatkan kesejahteraan
perekonomian masyarakat di Tapanuli Utara.
3.5. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Margono (2004), populasi adalah seluruh data yang menjadi
perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah terbagi atas 3 bagian yaitu penumpang
pesawat yang melalui Bandara Silangit, Pegawai yang bekerja di Bandara Silangit
dan Masyarakat sekitar Bandara Silangit. Margono (2004) menyatakan bahwa
sampel adalah sebagai bagian dari populasi.Metode pengambilan sampel yang
digunakan adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel bersifat tidak
purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai
sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
Sampel penelitian yaitu sejumlah responden dimana jumlah minimal sebesar 30
responden. Oleh karena itu, maka telah ditetapkan jumlah responden dalam
penelitian ini adalah sebanyak 30 orang.
3.6. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data
sekunder adalah data yang diperoleh/ dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi
sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Biasanya sumber
tidak langsung berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi. Data sekunder
diperoleh dari PT Angkasa Pura II, Dinas Pariwisata, Seni dan Kebudayaan
Kabupaten Tapanuli Utara.
3.7. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat, penulis menggunakan metode
pengumpulan data sebagai berikut :
1. Penelitian Lapangan (Field Research) yakni penelitian yang dilakukan secara
langsung pada objek penelitian, dalam hal ini sejumlah jawaban dari kuesioner
(daftar pertanyaan) yang diberikan kepada responden yang telah dipilih.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) yakni suatu bentuk penelitian yang
menggunakan sarana kepustakaan dengan menelaah bahasan teoritis dari
literature, referensi yang berupa buku-buku, jurnal, hasil penelitian, peraturan
3.8. Teknik Analisis Data
Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan, Analisis ini didasarkan pada logika yang
dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman
(Threats). Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan
pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan Bandara Udara Dengan
demikian, perencanaan strategi (strategic planning) harus menganalisis
faktor-faktor strategi Bandara Udara (kekuatan,kelemahan,peluang,dan ancaman)dalam
kondisi yang ada pada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model
yang paling populer untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT.
3.8.1. Kerangka Analisis Kasus
Sebelum mempelajari metode-metode analisis yang dapat diterapkan untuk
analisis kasus, kita perlu mengetahui kerangka analisis kasus secara keseluruhan
sebagai berikut:
Tahap I memahami situasi dan informasi yang ada.
Tahap II memahami permasalahan yang terjadi. Baik masalah yang
bersifat umum maupun spesifik.
Tahap III menciptakan berbagai alternatif dan memberikan berbagai
alternative pemecahan masalah
Caranya dengan membahas sisi pro maupun kontra dan memberikan bobot
dan skor untuk masing-masing alternatif dan sebutkan kemungkinan yang
[image:38.595.120.520.214.544.2]akan terjadi.
Gambar 3.1 PROSES ANALISIS KASUS
.
3.8.2. Cara Analisis SWOT
Metode analisa SWOT menggunakan kombinasi faktor internal dan
eksternal. Karena kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis
SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strengths dan
weaknesses serta lingkungan eksternal opportunities dan Threats yang dihadapi
dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang Situasi Bandara
Silangit
Evaluasi Situasi Bandara Silangit
Kec.Siborong-borong
Pemecahan Masalahan
Strategi Pengembangan Bandara
Tentukan Tentukan Dan evaluasi Dan evaluasi Lingkungan Kekuatan dan Peluang dan Kelemahan Ancaman Bandara
Analisis masalah yang perlu mendapat perhatian
(opportunities) dan Ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan
[image:39.595.161.477.181.378.2](strengths), dan kelemahan (weaknesses)
Gambar 3.2 ANALISIS SWOT
3. Mendukung 1.Mendukung
Strategi turn- around strategi agresif
4. Mendukung 2. Mendukung strategi
strategi defensive diversifikasi
Kuadran I
Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Bandara Udara tersebut
memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang
ada. Strategi yang harus diterapkan dalam Kondisi ini adalah mendukung
kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy) Kuadran II
Meskipun mengahadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki
kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah
mengggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan
cara strategi diversifikasi (produk/pasar). Kuadran III
Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak,
ia menghadapi bebrapa kendala/kelemahan internal.kondisi bisnis pada kuadran
3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG Matrix. Fokus strategi perusahaan PELUANG
KEKUATAN KELEMAHAN
ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat
merebut peluang pasar yang lebih baik. Misalnya, Apple menggunakan strategi
peninjuan kembali teknologi yang dipergunakan dengan cara menawarkan
produk-produk baru dalam industri microcomputer. Kuadran IV
Merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut
menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
3.8.3. Cara Perhitungan Bobot Dan Rating Dalam SWOT
Setelah indikator-indikator SWOT ditentukan, langkah pertama adalah
menentukan bobot,ranting, dan score. Bobot ditentukan berdasarkan tingkat
kepentingan atau urgensi penanganan dengan skala 1 sampai 5 (1= tidak penting,
5= sangat penting).
Langkah kedua adalah menjumblahkan bobot kekuatan dan bobot kelemahan.
Kemudian dihitung bobot relatif untuk masing-masing indikator yang terdapat
pada kekuatan dan dihitung bobot dan bobot relatif untuk peluang ancaman.
Langkah ketiga adalah menentukan rating. Rating adalah analisis kita
terhadap kemungkinan yang akan terjadi dalam jangka pendek (misalnya satu
tahun ke depan). Nilai ranting untuk Variabel Kekuatan diberi nilai 1 sampai 4.
Diberi nilai 1 kalau kemungkinan indikator tersebut kinerjanya semakin menurun
dibandingkan pesaing utama. Diberi nilai 2 kalau indokator itu kinerjanya sama
dengan pesaing utama. Sedangkan diberi nilai 3 atau 4, kalau indikator tersebut
lebih baik dibandingkan pesaing utama. Semakin tinggi nilai artinya kinerja
Nilai ranting Variabel kelemahandiberi nilai 1 sampai 4. Diberi nilai 1 kalau
indikator tersebut semakin banyak kelemahannya dibandingkan pesaing utama.
Sebaliknya diberi nilai 4 kalau kelemahan indikator tersebut semakin menurun
dibandingkan pesaing utama pada tahun depan. Artinya pemberian nilai ranting
untuk variabel kelemahan atau Variabel ancaman berkebalikan dengan pemberian
nilai ranting untuk variabel kekuatan dan variabel peluang.
Nilai score diperoleh berdasarkan hasil nilai bobot dikali nilai rating. Total
nilai score untuk internal factor menunjukkan bahwa semakin nilainya mendekati
1, semakin banyak kelemahan internal dibandingkan kekuatanya. Sedangkan
semakin nilainya mendekati 4, semakin banyak kekuatannya dibandingkan
kelemahannya.
Begitu juga dengan total nilai score untuk faktor eksternal. Semakin total nilaio
score mendekati 1, semakin banyak ancamannya dibandingkan dengan peluang.
Sedangkan apabila total nilai score mendekati 4, artinya semakin banyak peluang
dibandingkan ancaman.
Gabungan kedua kondisi internal dan eksternal ini selanjutnya kita
masukkan dalam internal Eksternal matrix,sehingga kita mengetahui posisi
persaingan yang akan terjadi pada korporat,untuk bisnis, maupun produk yang
kita analisis. Berdasarkan posisi ini kita dapat menentukan strategi yang tepat
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Kondisi Bandara Silangit
Bandar Udara Silangit adalah bandar udarayang terletak di Siborong-borong,
Kabupaten Tapanuli Utara. Jarak dari pusat kota sekitar 7 km. Luas wilayahnya
3.764,65 km2 atau sekitar 5,25 persen dari luas wilayah Sumatera Utara. Bandara
silangit dibangun pada masa penjajahan Jepang. Karena masalah biaya
pembangunan Bandara Silangit sempat terhenti. Pembangunan kembali mulai
dilakukan pada tahun 1995 dengan menambah landas pacu sepanjang 900 meter
sehingga menjadi 1400 meter. Setelah presiden Susilo Bambang Yudhoyono
meresmikan pengoperasian Bandara Silangit tahun 2005, pembangunan Bandara
pun semakin dikembangkan. Pada tahun 2011 Bandara Silangit memiliki landas
pacu sepanjang 2.400 meter.
Saat ini Bandara Silangit memiliki panjang landasan 2.400 meter dengan lebar
30 meter, ini mampu menampung pesawat Boeing 737-500. Kementerian
Perhubungan mencatat, pada 2010 trafik penumpang ke Bandara Silangit mencapai
3.500 orang dan meningkat pada 2011 menjadi 6.000 orang dan pada tahun 2012
trafik meningkat menjadi 7.000 orang(Febriany Dian Aritya Putri, 2004).
Saat ini Bandara Silangit mempunyai fasilitas seeperti Musholla, Ruang
Menyusui anak dan Ruang Merokok. Maskapai yang beroperasi di Bandara Silangit
hanya masih Susi Air dengan penerbangan SI 0172 dari Medan ke Silangit.
Bandara Silangit dalam beberapa tahun ke depan diharapkan menajdi salah satu
pelayanan ke luar Sumatera. Dengan masih terbatasnya pesawat yang beroperasi di
Bandara Silangit, dapat dilihat perkembangannya lima tahun terakhir di tabel
berikut.
Tabel 4.1 Pergerakan Pesawat, Kargo dan Penumpang Selama 5 Tahun Terakhir di PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Silangit
No Tahun Pesawat Terbang Penumpang Cargo/bagasi
Kedatangan Keberangkatan Kedatangan Keberangkatan Kedatangan Keberangkatan
1 2008 368 368 2500 2839 16160 16629
2 2009 298 298 1640 2033 13734 13584
3 2010 290 290 1961 2325 12987 15204
4 2011 418 418 3017 3417 19300 19627
5 2012 460 460 3524 3962 20847 21291
6 2013 609 609 6264 6292 46789 38196
7 2014 646 646 13064 12987 104873 104221
Jumlah 3089 2443 31970 33855 234690 229472
Sumber : PT. Angkasa Pura II Bandara Silangit
[image:43.595.113.480.407.626.2]Sumber : Diolah
Gambar 4.1 Pergerakan Pesawat (Aireraft) Selama 5 Tahun Terakhir di PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Silangit
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa pergerakan pesawat lima
tahun terakhir mengalami kenaikan terus menerus baik pada kedatangan (arrival)
maupun pada keberangkatan (depature), hal ini menunjukkan keadaan yang
positif karena dapat berpotensi untuk penambahan pesawat dan jadwal
penerbangannya setiap hari.
[image:44.595.123.478.259.473.2]Sumber : Diolah
Gambar 4.2 Pergerakan Penumpang (Passengger) Selama 5 Tahun Terakhir di PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Silangit
Dengan pergerakan pesawat baik kedatangan (arrival) dan keberangkatan
(depature) yang ditunjukkan pada gambar 4.1 mengalami kenaikan secara terus
menerus, maka hal ini menunjukkan penumpang juga mengalami kenaikan. Dapat
dilihat pada gambar di atas, pergerakan penumpang juga mengalami kenaikan.
Hal ini menunjukkan semakin bertambahnya minat orang - orang dalam
Sumber : Diolah
Gambar 4.3 Pergerakan Kargo (Cargo) Selama 5 Tahun Terakhir di PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Silangit
Setelah pergerakan pesawat dan penumpang mengalami pergerakan yang
menunjukkan hasil yang meningkat. Dengan ditunjukkan pada tahun 2014,
pergerakan sangat melonjak. Hal ini menunjukkan hasil yang sangat berpotensi
agar lebih mengembangkan Bandara Silangit terutama fasilitas yang terdapat di
Bandara Silangit.
4.2. Potensi dan Hambatan Pengembangan Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara
Bandar Udara Silangit berada di 1.500 meter di atas permukaan laut
yang menjadi salah satu pintu menuju daerah wisata Danau Toba dan dapat
berpotensi terus berkembang dan maju. Fungsi bandara adalah sebagai
tempat memberi kesan pertama untuk suatu daerah. Sebab itu sangat penting
adanya perubahan paradigma pola pikir masyarakat.
Bandara silangit diharapkan dapat menjadi ujung tombak perekonomian
kawasan Danau Toba dan sekitarnya, salah satunya dengan meningkatkan
potensi pariwisata daerah yang telah ada. Potensi wisata yang terdapat di
daearah sekitar Bandara Siangit sepeti wisata air panas, wisata rohani, wisata
alam atau rekreasi, sejarah dan budaya. Pembangunan Bandara Silangit yang
strategis dengan panorama indah sumber daya alamnya akan mendukung
Kabupaten Tapanuli Utara sebagai daerah wisata. Selain itu Bandara Silangit
dapat meningkatkan jumlah wisatawan baik domestik maupun mancanegara
dan dapat menggerakkan investor untuk menanamkan modalnya di kawasan
Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara.
Dengan potensi-potensi yang dapat dikembangkan Bandara Silangit tidak
lagi sebatas sebagai tempat mendarat dan lepas landas pesawat, maupun hanya
menjadi sarana penunjang perpindahan orang dan barang melalui angkutan
udara, tetapi Bandara Silangit harus mampu menjadi bandara yang dapat
memberikan manfaat yang lebih terhadap masyarakat di kawasan Danau Toba
dan sekitarnya.
Potensi pengembangan Bandara Silangit di Sumatera Utara menjadi
bandara internasional masih terkendala banyak. Salah satu kendalanya adalah
terbatasnya jalur penerbangan, Bandara Silangit hanya melayani beberapa rute
seperti Medan dan Batam.Selain itu pintu masuk gerbang utama Danau Toba
Parapat cukup jauh yaitu sekitar 1,5 jam, berbeda jika melalui Siborong-borong
dan Balige cukup dekat dibandingkan dengan Parapat. Selain itu juga
infrastruktur jalan juga belum memadai.
Untuk meningkatkan potensi wisata Sumut, pemerintah sebaiknya
mengembangkan jalur penerbangan dari dan menuju Bandara Kuala Namu.
Pengembangan Bandara Silangit dapat menjadi kunci untuk meningkatkan
perekonomian di daerah sekitarnya sepeti Siborong-borong, Balige dan
Tarutung. Adapun saat ini perekonomian di beberapa daerah tersebut masih
kalah dibandingkan dengan Kabanjahe dan Pematang Siantar.
Harian analisa apri 2015 , Pengembangan Bandara Silangit Terkendala. Sabtu
06 mei 2015.
Selain itu yang menjadi hambatan dalam proses pembangunan dan
pengembangan Bandara Silangit hingga kini adalah belum dapat direalisasikan
masalah pembebasan lahan. Saat ini diperlukan lahan sekitar 200 hektare lahan
yang terdiri dari 38 hektare lahan Pemda, 40 hektare lebih lahan masyarakat,
sisanya lahan kementrian kehutanan untuk pembenahan fasilitas sisi darat dan
udara.Pengembangan Bandara Silangit memang diperlukan dikarenakan
fasilitas bandara sampai saat ini masih minim sehingga tidak bisa disinggahi
pesawat berbadan lebar. Saat ini pesawat yang dapat beroperasi hanya pesawat
4.3. Strategi Pengembangan Bandara Silangit di Tapanuli Utara
4.3.1 Faktor faktor Yang Mempengaruhi Strategi Pengembangan Bandara Silangit.
Untuk menentukan startegi pengembengan bandara silangit dilakuakan cara
menentukan faktor faktor yang berpengaruh dalam pengembangan).Faktor
tersebut terdiri dari faktor internal(kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal
(peluang dan ancaman) dan untuk menetukan seberapa besar pengaruh faktor
tersebut dalam pengembangan bandara silangit dilakuakan dengan cara
memberikan kuisioner kepada pihak yang berhungan dengan bandara.Berikut
faktor faktor yang berpengaruh dalam pengambangan bandara silangit :
A. Faktor Internal yang terdiri dari :
1.Faktor yang menjadi kekuatan yaitu
1. Banyaknya jumlah pekerja (SDM) di Bandara Silangit
2. Kemampuan pekerja (SDM) dalam mengoperasikan dan mengolah
Bandara Silangit
3. Luas wilayah bandara Silangit
2.Faktor yang menjadi kelemahan yaitu
1. Kondisi fasilitas bandara silangit (ruang tunggu, toilet, minimarket)
2. Biaya dan harga tiket dalam sekali keberangkatan dan biaya harga kargo barang.
3. Tingkat promosi dan informasi tentang Bandara Silangit
4. Tingkat jarak rute penerbangan bandara silangit.
5. Kapasitas persediaan pesawat apakah sudah memadai atau belum
1.Faktor yang menjadi peluang :
1. Kontribusi dana dari dinas perhubungan kepada pengelola Bandara
Silangit
2. Kuantitas penumpang bandara
3. Adanya objek wisata di sekitar bandara silangit
4. Adanya akomodasi hotel,penginapan di sekitar bandara.
5. Keberadaan badan usaha di sekitar bandara
2.Faktor yang menjadi ancaman :
1. Minat penumpang dalam memilih tranportasi udara
2. Kondisi srana dan prasarana Bandara Silangit yaitu hanya ada satu jalan
utama menuju bandara silangit
3. Adanya jalur tranportasi darat menuju kabupaten tapanuli utara dan
sekitarnya.
4.3.2Hasil Evaluasi Faktor Internal (EFI)
Hasil evaluasi faktor internal ini didasarkan atas peringkat (rating) dan
bobot yang diberikan oleh responden terhadap faktor – faktor internal yang telah
Tabel 4.2. Hasil Evaluasi Faktor Internal(EFI)
Sumber : Data Diolah
Keterangan : Total skor kekuatan (strength) : 1,206
Total skor kelemahan (weakness) :1,682
4.3.3. Hasil Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)
Hasil evaluasi faktor internal ini didasarkan atas peringkat (rating) dan
bobot yang diberikan oleh responden terhadap faktor – faktor internal yang telah
ditentukan. Adapun hasil evaluasi faktor internal yang diberikan yaitu:
No. Faktor Internal Bobot Rating Bobot x
Rating Kekuatan (strength)
1. Banyaknya jumlah pekerja (SDM) di Bandara Silangit. 0,135 3 0,405
2.
Kemampuan pekerja (SDM) dalam mengoperasikan dan
mengolah Bandara Silangit. 0,137 3 0,411
3. Luas wilayah bandara Silangit 0,130 3 0,390
Total skor kekuatan (S) 1,206
Kelemahan (weakness)
1 Kondisi fasilitas bandara silangit (ruang tunggu, toilet,
minimarket) 0.125 3 0,375
2
Biaya dan harga tiket dalam sekali keberangkatan dan
biaya harga kargo barang. 0.118 3 0,492
3 Tingkat promosi dan informasi tentang Bandara Silangit 0,113 3 0,339 4 Tingkat jarak rute penerbangan bandara silangit. 0,113 2 0,226 5 Kapasitas persediaan pesawat apakah sudah memadai
atau belum 0,125 2 0,250
Total Kelemahan (W) 1,682
Tabel 4.3. Hasil Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)
No. Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot x
Rating Peluang (Opportunity)
1.
Kontribusi dana dari dinas perhubungan kepada
pengelola Bandara Silangit. 0,131 3 0,393
2. Kuantitas penumpang bandara 0,117 3 0,351
3.
Adanya objek wisata di sekitar bandara
silangit 0,126 3 0,378
4. Adanya akomodasi hotel,penginapan di
sekitar bandara. 0.123 3 0,369
5. Keberadaan badan usaha di sekitar bandara 0,122 3 0,366
Total Skor Peluang (Opportunity) 1,529
Ancaman (Threat)
1
Minat penumpang dalam memilih tranportasi
udara 0,127 3 0,381
2
Kondisi srana dan prasarana Bandara Silangit yaitu hanya ada satu jalan utama menuju bandara silangit
0,122 3 0,366
3
Adanya jalur tranportasi darat menuju
kabupaten tapanuli utara dan sekitarnya. 0,126 3 0,378
Total 1,000 1,125
Sumber : Data diolah
Keterangan : 1.Total skor peluang (Opportunity) : 1,529
2.Total skor ancaman (Threat) : 1,125
4.3.4. Matriks SWOT
Dengan tersusunnya hasil evaluasi faktor internal (EFI) dan hasil evaluasi
faktor eksternal (EFE), maka dibuatlah rumusan matriks SWOT untuk
rumusan matriks SWOT berdasarkan hasil evaluasi faktor internal dan eksternal,
[image:52.595.109.518.170.408.2]yaitu :
Tabel 4.4. Rumusan Matriks SWOT EFI
EFE Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Peluang (O)
Strategi SO
SO = 1,206 + 1,529
SO = 2.735
Strategi WO
WO = 1,682 + 1,529
WO = 3,211
Ancaman (T)
Strategi ST
ST = 1,206 + 1,125
ST = 2,331
Strategi WT
WT = 1,682 + 1,125
WT = 2,807
Sumber : Data diolah
Dari perhitungan matriks SWOT ,maka diperoleh nilai tertinggi adalah
WO sebesar 3,211.Dengan demikian nilai yang tertinggi merupakan strategi yang
cocok dalam pengembangan bandara silangit di Tapanuli Utara.Dimana strategi
Adapun dalam model analisi SWOT secara kuadran, dapat digambarkan
sebagai berikut:
Opportunity
O
(-,+) Ubah Strategi
(+,+) Progresif (1,529 ;1,206)
(1,529 ;1,682)
Weakness Kuadran III Kuadran I Strength
W Kuadran IV Kuadran II S
(-,-) Strategi Bertahan (+,-) Diversifikasi Strategi
(1,682 ; 1,125) (1,206 ; 1,125)
T Threath
[image:53.595.107.544.197.411.2]Sumber: Data Diolah
Gambar 4.4. Model Kuadran Analisis Matriks SWOT
Berdasarkan Gambar Model Analisis Matriks SWOT di atas, maka
rekomendasi strategi yang paling sesuai dengan pengembangan Bandara Silangit
di Kabupaten Tapanuli Utaraberada pada posisi kuadran 1, yaitu rekomendasi
strategi progresif, yang artinya sektor pengembangan Bandara Silangit
merupakan sektor yang kuat dan berpeluang sehingga sangat dimungkinkan untuk
terus melakukan ekspansi, memperbesar tingkat pertumbuhan pengembangan
Bandara Silangit sehingga meraih kemajuan secara maksimal.
Tabel 4.5. Hasil Analisis Matriks SWOT EFI
EFE
Kekuatan (S)
1. Banyaknya jumlah pekerja (SDM) di Bandara Silangit 2. Kemampuan pekerja (SDM)
dalam mengoperasikan dan mengolah Bandara Silangit 3. Luas wilayah bandara
Silangit.
Kelemahan (W)
1. Kondisi fasilitas bandara silangit (ruang tunggu, toilet, minimarket)
2. Biaya dan harga tiket dalam sekali keberangkatan dan biaya harga kargo barang. 3. Tingkat promosi dan
informasi tentang Bandara Silangit
4.Tingkat jarak rute penerbangan bandara silangit.
5. Kapasitas persediaan pesawat apakah sudah memadai atau belum.
Peluang (O)
1.Kontribusi dana dari dinas perhubungan kepada pengelola Bandara Silangit
2.Kuntitas penumpang bandara. 3.Adanya objek wisata di sekitar
bandara silangit
4.Adanya akomodasi
hotel,penginapan di sekitar bandara.
5.Keberadaan badan usaha di sekitar bandara
Strategi SO
1. Dengan memanfaatkan kontribusi dana dari dinas perhubungan, penambahan pembangunan bandara dengan memanfaatkan lahan kosong.
2. Meningkatkan kualitas
SDM dalam mengembnagkan bandara.
3. Memanfaatkan luas
wilayah bandara untuk meningkatkan kualitas bandara.
4. Pendirian badan usaha dan tempat tempat wisata sebagai pendorong peningkatan kuantitas penumpang.
5. Melengkapi akomodasi seperti perhotelan untuk meningkatkan daya tari penumpang.
Strategi WO
1. Memperbaharui kondisi fasilitas bandara .
2. Menyesuaikan biaya harga tiket dan kargo agar bisa di jangkau masyarakat secara umum di sekitar bandara.
3. Meningkatkan promosi tentang bandara .
4. Menambah rute penerbangan untuk menarik para penumpang.
Ancaman (T)
1. Minat penumpang dalam memilih tranportasi udara 2. Kondisi sarana dan prasarana
Bandara Silangit yaitu hanya ada satu jalanmenuju bandara silangit
3. Adanya jalur tranportasi darat menuju kabupaten tapanuli utara dan sekitarnya.
Strategi ST
1. Meningkatkan kualitas
SDM dalam mengembnagkan
bandara.
2. Memanfaatkan luas wilayah bandara untuk meningkatkan kualitas bandara.
3. Lebih memfokuskan bagaimana cara untuk meningkatkan
masyarakat untuk memilih tranportasi udara.
4. Sarana dan prasaran jalan menuju tapanuli utara untuk di tambahi.
Strategi WT
1. Memperbaharui kondisi fasilitas bandara .
2. Menyesuaikan biaya harga tiket dan kargo agar bisa di jangkau masyarakat secara umum di sekitar bandara.
3. Meningkatkan promosi tentang bandara .
4. Menambah rute
penerbangan untuk menarik para penumpang.
5. Meningkatkan minat
penumpang memilih transportasi udara.
6. Sarana dan prasarana seperti jalan menuju tapanuli utara supaya di perbaiki.
Berdasarkan hasil Analisis matriks SWOT dan perhitungannya telah disimpulkan
bahwa strategi yang tepat dalam pengembangan Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli
Utara adalah strategi WO yaitu:
1. Memperbaharui kondisi fasilitas bandara .
2. Menyesuaikan biaya harga tiket dan kargo agar bisa di jangkau masyarakat
secara umum di sekitar bandara.
3. Meningkatkan promosi tentang bandara .
4. Menambah rute penerbangan untuk menarik para penumpang.
5. Membuat objek wisata atau badan usaha di sekitar bandara untuk
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Penelitian yang dilakukan di Bandara Silangit Tapanuli Utaraguna
memperoleh potensi ,hambatan serta strategi pengembangan yang lebih tepat telah
dibahas dan dianalisis, yaitu dengan hasil bahwa:
1. Kondisi dan keadaan Bandara Silangit yaitu Bandar Udara Silangit adalah
bandar udara yang terletak di Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara.
Jarak dari pusat kota sekitar 7 km. Luas wilayahnya 3.764,65 km2 atau sekitar
2. Hambatan dan potensi Bandara Silangit yaitu terbatasnya jalur penerbangan,
Bandara Silangit hanya melayani beberapa rute seperti Medan dan Batam.Selain
itu pintu masuk gerbang utama Danau Toba masih di Parapat, ini menjadi
kendala karena jarak Bandara Silangit dengan Parapat cukup jauh yaitu sekitar
1,5 jam,selain itu pembebasan lahan menjadi hambatan dalam pengembangan
bandara silangit.Adapun yang menjadi potensi bandara silangit adalah bandara
silangit bandara ini bisa menjadi pintu masuk untuk tempat wisata di sekitar
bandara silangit seperti danautoba.
3. Strategi pengembangan bandara silangit berdasarkan analisis SWOT yaitu
dengan starategi WO sebesar 3,211 dengan meminimalkan kelemahan dan
memaksimalkan peluang yang ada dalam pengembangan bandara silangit.
5.2 Saran
1. Untuk membuat kebijakan dalam usaha mengembangkan bandara silangit
pemerintah daerah khususnya pengelola masih harus perlu melihat dan
secara langsung mendengar pendapat dan tanggapan dari seluruh pihak
yang terkait dan angkasa pura agar kebijakan atau strategi yang dibuat
bersifat menyeluruh dan memiliki guna bagi setiap pengembangan
bandara silangit.
2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, hal yang perlu difokuskan untuk
wisata dan badan badan usaha agar meningkatkan pengguna bandara serta
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar. 2000. Pengembangan Transportasi Darat Nasional Memasuki
Milenium
Ketiga.http//bair.web.ugm.ac.id/Peran_Transportasi_Udara_Dalam_Integr
asi_Nasional.htm (26 Oktober 2014).
Agusta, Ivanovich. 2009. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif. Ivanagusta.files.wordpress.com/2009/04/ivan-pengumpulan-analisis-data-kualitatif.pdf (28 November 2014).
Anastasia Sinaga, Lewi, Dkk. 2014.”Perencanaan Pengembangan Bandar Udara di Kabupaten Nabire”, Jurnal Sipil Statistik, Vol.2 Np.7, (359-366) ISSN: 2337-6732.
Bryson, J.M. 2008. Perencanaan Strategis bagi Organisasi Sosial. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Dian Aritya Putri, Febriany. 2014. Ini Kendala Pengembangan Bandara Silangit.
Kabar24.bisnis.com/read/20140122/78/1987744/ini-kendala-pengembangan-bandara-sil