• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pemberdayaan Dan Kualitas Sumberdaya Aparatur Serta Pengaruhnya Terhadap Efektivitas Organisasi Di Kecamatan Tebing Tinggi Kota

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pemberdayaan Dan Kualitas Sumberdaya Aparatur Serta Pengaruhnya Terhadap Efektivitas Organisasi Di Kecamatan Tebing Tinggi Kota"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PEMBERDAYAAN DAN KUALITAS

SUMBER DAYA APARATUR SERTA PENGARUHNYA

TERHADAP EFEKTIVITAS ORGANISASI

DI KECAMATAN TEBING TINGGI KOTA

TESIS

Oleh

SRI IMBANG JAYA PUTRA

037024070/SP

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS PEMBERDAYAAN DAN KUALITAS

SUMBER DAYA APARATUR SERTA PENGARUHNYA

TERHADAP EFEKTIVITAS ORGANISASI

DI KECAMATAN TEBING TINGGI KOTA

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Studi Pembangunan (MSP) dalam Program Studi Pembangunan pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

SRI IMBANG JAYA PUTRA

037024070/SP

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : ANALISIS PEMBERDAYAAN DAN KUALITAS SUMBER DAYA APARATUR SERTA PENGARUHNYA TERHADAP EFEKTIVITAS ORGANISASI DI KECAMATAN TEBING TINGGI KOTA

Nama Mahasiswa : Sri Imbang Jaya Putra

Nomor Pokok : 037024070

Program Studi : Studi Pembangunan

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Drs. Amru Nasution, M.Kes) (Dr. Marlon Sihombing, MA) Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur,

(4)

Telah diuji pada Tanggal 4 Juli 2008

PANITIA PENGUJI TESIS

(5)

PERNYATAAN

ANALISIS PEMBERDAYAAN DAN KUALITAS SUMBER DAYA APARATUR SERTA PENGARUHNYA TERHADAP EFEKTIVITAS

ORGANISASI DI KECAMATAN TEBING TINGGI KOTA

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepenjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 4 Juli 2008

(6)

ABSTRAK

Era Otonomi Daerah ini, semua masyarakat menginginkan pemerintahan yang bersih, demokratis, berdaya guna dan berkualitas. Permasalahan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia, terutama masyarakat yang berada di daerah-daerah sangat kompleks. Untuk itu, Pemerintah daerah harus mampu memberdayakan dan mempunyai sumber daya aparatur daerah yang berkualitas, sehingga implementasi otonomi daerah dapat berjalan sesuai tujuan bersama. Selain itu, efektivitas organisasi pemerintahan daerah yang baik merupakan suatu cara untuk pelaksanaan jalannya pemerintahan yang efektif dan efisien dalam memberikan pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat. Dengan tidak lupa memperhatikan hal-hal yang berkaitan langsung dengan pelayanan, seperti prosedur yang mudah, waktu pelayanan yang efektif dan biaya yang cukup efisien. Berdasarkan data sekunder yang ada, fenomena yang terjadi dalam penyelenggaraan otonomi daerah di daerah Kota Tebing Tinggi memiliki mekanisme penyelenggaraan administrasi pemerintahan daerah berkarakteristik organisasi mekanitis yang mempunyai dampak operasional berupa birokrasi yang berlebihan (birokratis), oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti Pemerintahan Kota Tebing Tinggi khususnya Kecamatan Tebing Tinggi Kota. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis besarnya pemberdayaan, kualitas sumber daya aparatur dan besarnya efektivitas organisasi di Kecamatan Tebing Tinggi Kota.

Penelitian ini merupakan penelitan deskriptif dengan menggunakan analisa data kuantitatif yang didukung oleh analisa data kualitatif. Populasi sama dengan sampel dalam penelitian ini, yakni adalah seluruh PNS yang ada dan bekerja di lingkungan Kecamatan Tebing Tinggi Kota di luar jabatan fungsional yakni pendidik dan paramedis yaitu sebanyak 51 orang, yang terdiri dari 24 orang responden yang berjenis kelamin laki-laki dan 27 orang responden yang berjenis kelamin perempuan. Selanjutnya, data yang diproleh berdasarkan data primer, yaitu data yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara, sedangkan data sekundernya bersumber dari pustaka.

Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa secara umum pemberdayaan sumber daya aparatur dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan sudah cukup baik dan kualitas sumber daya aparatur di Kecamatan Tebing Tinggi Kota telah cukup memadai dalam mendukung pelaksanaan Otonomi Daerah Kota Tebing Tinggi sehingga menghasilkan organisasi Kecamatan Tebing Tinggi Kota yang cukup efektif dan memuaskan baik itu dalam pelaksanaan tugas umum pemerintahan maupun dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat, dan dapat disimpulkan bahwa terdapat kaitan yang erat antara pemberdayaan dan kualitas sumber daya aparatur dengan keefektifan suatu organisasi di wilayah tersebut.

(7)

ABSTRACT

In local autonomy era, the public wish the clean, democratic, useful and qualified governance. The problems faced by Indonesia, especially the local people are really complex. Thus, the local government must be able to empower and own the qualified human resources as the public apparatus, so that the implementation of local autonomy runs to reach its goal. Besides, the effectiveness of good local governance organization is one way to apply the effective and efficient governance in delivering satisfying public service. By not forgetting to notice the things which related directly to the service, such as the easy and simple procedure, effective time and efficient cost. Based on secondary data, the phenomena of the local autonomy implementation in Tebing Tinggi City has the mechanistic local administration which caused the operational impact such as, the longer bureaucratic process, therefore the writer is interested to research the governance of Tebing Tinggi City especially in district of Tebing Tinggi Kota. The purpose of this research is to analyze the empowerment, the quality of human resources and the effectiveness of the organization in Tebing Tinggi Kota District.

It is a descriptive research by using quantitative data analysis. The population is equal with the samples, they are all the public servants in Tebing Tinggi Kota District office, not included the functional apparatus such as teachers and paramedics, 51 peoples/samples, which involves 24 male respondents and 27 female respondents. Next, primary data, obtained from questionnaire and interview while the secondary data obtained from library.

The result of this research revealed that generally the empowerment of apparatus in doing the governance task, development and society is in good enough in supporting the local autonomy in Tebing Tinggi City, so that it results the effective and satisfying organization of Tebing Tinggi Kota District either in general governance task or in public service, and it can be summarized that there’s a thigh relation between the empowerment and the quality of apparatus with the effectiveness in that region.

(8)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan judul ”Analisis Pemberdayaan dan Kualitas Sumber Daya Aparatur serta Pengaruhnya terhadap Efektivitas Organisasi di Kecamatan Tebing Tinggi Kota”, sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan pada Program Magister Studi Pembangunan, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.

Dalam menyelesaikan penulisan tesis ini, penulis sangat banyak menerima bantuan baik moril maupun materil dari dosen-dosen yang selama perkuliahan, dosen pembimbing dan pihak yang dekat dengan penulis. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada :

1. Ketua Program Magister Studi Pembangunan Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA

2. Sekretaris Program Magister Studi Pembangunan Universitas Sumatera Utara, Drs. Agus Suriadi, M.Si yang selalu memberi semangat bagi penulis untuk menyelesaikan kuliah.

3. Drs. Amru Nasution, M.Kes, pembimbing yang banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sejak penyusunan proposal hingga penulisan tesis selesai.

(9)

5. Drs. Ermansyah, M.Hum dan Drs. Zulkifli Lubis, M.Si, dua pembanding dengan sabar dan rasa maklum kepada penulis mulai dari kolokium, seminar hasil sampai pada sidang meja hijau.

6. Teristimewa buat Ibuku tercinta yang telah memberikan do’a restu kepada penulis untuk dapat menyelesaikan Pendidikan Pascasarjana.

7. Isteriku tercinta yang selama ini telah mendampingi, memberi semangat untuk penulis dalam penyelesaian tesis.

8. Rekan-rekan di Kecamatan Tebing Tinggi Kota Kota Tebing Tinggi, terima kasih

atas bantuan dan kerjasama yang telah diberikan kepada Penulis.

9. Seluruh teman-teman di Program Pascasarjana Studi Pembangunan angkatan IV Universitas Sumatera Utara.

10. Staf/Karyawan di Studi Pembangunan, Dina, Dedek, Ibu Anisah dan Iwan serta khususnya adinda Darta yang telah menberikan dorongan, semangat dan motivasi, serta memudahkan saya selama kuliah di sana, tanpa bantuan yang diberikan tidak mungkin penulis dapat menyelesaikannya, terima kasih yang tulus untuk semua.

Akhir kata penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna baik dari segi isi maupun penulisan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini dan pengembangan penulisan di masa yang akan datang, semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua.

(10)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Sri Imbang Jaya Putra Tempat/Tgl. Lahir : Batusangkar/19 Juli 1973

Agama : Islam

Alamat : Jl. Lintas No. 22B Tebing Tinggi

Pendidikan :

1. SD : SDN 2 Sungai Sarik : 1981-1986 2. SMP : SMPN 1 Pariaman : 1986-1989 3. SMA : SMAN 1 Pariaman : 1989-1992 4. D-IV STPDN : Pemerintahan : 1993-1997 5. SPs USU : Studi Pembangunan : 2004-2008

Pekerjaan :

1. 1998-1998 : Kasubbag Protokol dan Perjalanan Dinas pada Bagian Umum Setda Kodya Tebing Tinggi.

2. 1998-1999 : Kasubbag Perlengkapan dan Rumah Tangga pada Bagian Umum Setda Kodya Tebing Tinggi.

3. 1999-2000 : Kepala Kelurahan Bandar Utama Kota Tebing Tinggi 4. 2000-2001 : Kasubbag Umum pada Sekretariat DPRD Kota Tebing Tinggi

(11)

Status : Menikah

Isteri : Imelda Mardayanti Nasution, Amd Anak : 1. Radhissa Alya Daviri

(12)

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR………... xvii

DAFTAR LAMPIRAN……….………… xviii

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian………. 13

1.3.1. Maksud Penelitian ..……… 13

1.3.2. Tujuan Penelitian………. 13

1.4. Kegunaan Penelitian………. 14

1.4.1. Kegunaan Teoritis ..……… 14

1.4.1. Kegunaan Praktis …...……….……… 14

1.5. Sistimatika Penulisan ...……… 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……… 16

2.1. Konsep Pemberdayaan Aparatur……….….…... 16

2.1.1. Pemberian Tanggung Jawab……….……. 18

2.1.2. Pendelegasian Wewenang……….. 19

2.1.3. Pengambilan Keputusan ..……….. 21

2.2. Konsep Kualitas Sumber Daya Aparatur………. 22

2.2.1. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) ..………... 24

2.2.2. Pengalaman…… ………….…………..………… 25

2.2.3. Kinerja………...… ………...………. 26

2.3. Konsep Efektifitas Organisasi... 28

2.3.1. Tujuan Organisasi... 29

2.3.2. Produktivitas... 32

2.3.3. Efisiensi ... 33

(13)

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1. Desain Penelitian……….…………..……... 36

3.2. Variabel Penelitian, Operasional Variabel………….….. 36

3.3. Unit Analisis, Populasi dan Sampel………...…….. 39

3.3.1. Unit Analisis ……….. 39

3.3.2. Populasi dan Sampel…………..……… 39

3.4. Jenis dan Sumber Data………. 40

3.4.1. Jenis Data ..……… 39

3.4.2. Sumber Data……….. 39

3.5. Teknik Pengumpulan Data……….…………. 40

3.5.1. Penyebaran Angket……… 41

3.5.2. Wawancara……….………… 41

3.5.3. Dokumentasi……….. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Tebing Tinggi Kota……… 42

4.2 Pemerintahan………..……….……… 44

4.3 Aparatur Pemerintah……….……….. 44

4.4 Keadaan Penduduk………. 45

4.4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin... 45

4.4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Wilayah Kelurahan di Kecamatan Tebing Tinggi Kota... 46

4.4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Etnis atau Suku Bangsa... 47

4.4.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama yang Dianut... 48

4.4.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 49

4.4.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian.. 51

4.5 Sarana dan Prasarana... 52

4.5.1 Sarana Pendidikan... 52

4.5.2 Sarana Ibadah... 53

4.5.3 Prasarana Olah Raga... 55

4.5.4 Sarana Kesehatan... 55

4.6 Pemerintahan Kecamatan Tebing Tinggi Kota... 56

(14)

4.7.1.1. Karakteristik Responden berdasarkan

Jenis Kelamin ... 58 4.7.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan

Agama ... 59 4.7.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan

Usia ... 59 4.7.1.4. Karakteristik Responden Berdasarkan

Pendidikan ... 60 4.7.1.5. Karakteristik Responden Berdasarkan

Pangkat/Golongan ... 61 4.7.1.6. Karakteristik Responden Berdasarkan

Jabatan ... 62 4.7.1.7. Karakteristik Responden Berdasarkan

Unit Kerja ... 63 4.7.2. Pemberdayaan Aparatur ... 64

4.7.2.1. Apakah Pimpinan/Atasan Anda Pernah Memberikan Tanggung Jawab kepada Anda untuk Melaksanakan atau Mengerjakan Sesuatu Misalnya

Pembuatan KTP ... 64 4.7.2.2. Apakah Pimpinan/Atasan Anda

Pernah Memberitahukan dan Mengajari Anda tentang Bagaimana cara Mengerjakan/mengonsep

Surat-Surat ... 65 4.7.2.3. Apakah Pimpinan/Atasan Anda

pernah Memberikan Kesempatan kepada Anda untuk Mendiskusikan Masalah-Masalah yang ada di Unit

Kerja Anda ... 66 4.7.2.4. Apakah Tugas dan Tanggung Jawab

yang ada di Unit Kerja Anda Sudah

Anda Laksanakan dengan baik ... 67 4.7.2.5. Apakah Tugas dan Tanggung Jawab

yang ada di Lingkungan Kerja Anda sudah dilaksanakan sesuai dengan Tujuan dan Sasaran yang

diharapkan... 68 4.7.2.6. Apakah Tugas dan Tanggung Jawab

yang Dibebankan kepada Anda sesuai dengan Minat dan Bakat Anda

(15)

4.7.2.7. Apakah Tugas dan Tanggung Jawab yang Anda Kerjakan sesuai dengan

Latar Belakang Pendidikan Anda ... 70 4.7.2.8. Apakah Pimpinan/Atasan Anda

pernah Memberikan Sebahagian Wewenangnya untuk Anda

Laksanakan ... 70 4.7.2.9. Apakah Pimpinan/Atasan Anda Aktif

dalam Mengawasi Pekerjaan yang

Anda Kerjakan ... 71 4.7.2.10. Apakah Pimpinan/Atasan Anda

pernah Melibatkan Anda dalam Pengambilan Keputusan yang Ada di

Unit Kerja Anda ... 72 4.7.2.11. Jika Anda Dilibatkan dalam

Pengambilan Keputusan Apakah menurut Anda Keputusan yang Diambil sesuai dengan Informasi dan

Data yang Akurat ... 73 4.7.3 Kualitas Sumber Daya Aparatur... 74

4.7.3.1. Apakah Anda Pernah Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan di

Lingkungan Unit Kerja Anda ... 74 4.7.3.2. Jika pernah, Apakah Pendidikan dan

Pelatihan yang Anda Ikuti sesuai dengan Bidang yang Anda Geluti di

Unit Kerja Anda ... 75 4.7.3.3. Setelah Mengikuti Pendidikan dan

Pelatihan, Apakah Kerja Anda mengalami Peningkatan yang

Berarti... 76 4.7.3.4. Apakah Anda Paham dan Mengerti

tentang Program yang ada di Unit

Kerja Anda ... 76 4.7.3.5. Apakah Pimpinan/Atasan Anda

pernah Memberikan Dorongan dan Motivasi Kepada Anda demi

Peningkatan Kualitas Kerja Anda ... 77 4.7.3.6. Apakah Tugas-Tugas dan Tanggung

(16)

4.7.4 Efektivitas Organisasi... 78 4.7.4.1. Apakah Unit Kerja Anda sudah

Menjalankan Tugas dan Tanggung Jawabnya sesuai dengan Visi dan

Misi Organisasi ... 79 4.7.4.2. Apakah Organisasi Unit Kerja Anda

sudah Memberikan Kejelasan Arah

Pembangunan yang akan dicapai ... 80 4.7.4.3. Apakah Organisasi Unit Kerja Anda

sudah Bertanggung Jawab secara Sosial dan Memenuhi Kebutuhan

Masyarakat ... 81 4.7.4.4. Apakah Organisasi Unit Kerja Anda

sudah Memenuhi Standar Program Pembangunan yang akan

Dilaksanakan ... 82 4.7.4.5. Apakah Organisasi Unit Kerja Anda

sudah memenuhi Kualitas Pelayanan yang Memuaskan kepada

Masyarakat... 82 4.7.4.6. Apakah Organisasi/Instansi Tempat

Anda Bekerja selalu Memperbaiki Hasil Kerjanya demi Pencapaian Tujuan dan Sasaran yang Lebih

Baik... 84 4.7.4.7. Apakah Organisasi Unit Kerja Anda

selalu Menyelesaikan Tugas dan Tanggung Jawabnya sesuai dengan

Jadwal yang sudah Ditetapkan ... 85 4.7.4.8. Apakah Organisasi Unit Kerja Anda

sudah sesuai Jumlah Pegawainya dengan Banyak Tugas yang harus

Dikerjakan ... 86

4.7.4.9. Apakah Anggaran/Dana yang

Disediakan di Unit Kerja Anda sudah sesuai dengan Banyaknya Tugas yang

harus Diselesaikan ... 87 4.7.4.10. Apakah Sarana dan Prasarana yang

ada di Unit Kerja Anda sudah Cukup

Memadai ... 87 4.7.4.11. Apakah Organisasi Unit Kerja Anda

Pernah Mendapatkan Hadiah karena

(17)

4.7.4.12. Apakah Organisasi Unit Kerja Anda sudah memenuhi Standar Lingkungan

Kerja yang Kondusif ... 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 91

5.1 Kesimpulan ……… 91

5.2 Saran ……. ……… 94

(18)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Data Jumlah Jenis Pegawai Negeri Sipil dalam Lingkungan

Pemerintah Kota Tebing Tinggi... 5

2. Data Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Diklat Struktural di Pemerintah Kota Tebing Tinggi... 6

3. Indikator Kinerja dengan Sasaran Terciptanya Aparatur Pemerintah yang Profesional guna Peningkatan Pelayanan kepada Masyarakat... 7

4. Indikator Kinerja dengan Sasaran Meningkatnya Kualitas Pendidikan Masyarakat ... 7

5. Indikator Kinerja dengan Sasaran Meningkatnya Kualitas Derajat Kesehatan Masyarakat ... 8

6. Jumlah Fasilitas Kesehatan Pemerintah Kota Tebing Tinggi .. 9

7. Banyaknya Dokter di Kota Tebing Tinggi menurut Kategori dan Unit Kerja ... 10

8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Tebing Tinggi Tahun 2007 ... 10

9. Variabel Penelitian ... 37

10. Kisi-kisi Instrumen Penelitian... 38

11. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin... 45

12. Jumlah Penduduk Berdasarkan Wilayah Kelurahan ... 46

13. Jumlah Penduduk Berdasarkan Etnis/Suku Bangsa... 47

14. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama... 49

(19)

16. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 51

17. Keadaan Sarana Pendidikan... 53

18. Keadaan Sarana Ibadah ... 54

19. Keadaan Prasarana Olah Raga ... 55

20. Keadaan Sarana Kesehatan ... 55

21. Jenis Kelamin Responden ... 58

22. Agama Responden ... 59

23. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 59

24. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 60

25. Karakteristik Responden Berdasarkan Pangkat/golongan ... 61

26. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan ... 62

27. Karakteristik Responden Berdasarkan Unit Kerja ... 63

28. Apakah Pimpinan/Atasan Anda Pernah Memberikan Tanggung Jawab kepada Anda untuk Melaksanakan atau Mengerjakan Pembuatan KTP ... 65

29. Apakah Pimpinan/Atasan Anda Pernah Memberitahukan dan Mengajari Anda tentang Apa yang Harus dan Bagaimana cara Mengerjakan/mengonsep Surat-Surat ... 65

30. Apakah Pimpinan/Atasan Anda Pernah memberikan Kesempatan kepada Anda untuk Mendiskusikan Masalah-Masalah yang ada di Unit Kerja Anda ... 66

31. Apakah Tugas dan Tanggung Jawab yang ada di Unit Kerja Anda Sudah Anda Laksanakan dengan Baik ... 67 32. Apakah Tugas dan Tanggung Jawab yang ada di Lingkungan

(20)

33. Apakah Tugas dan Tanggung Jawab yang Dibebankan kepada Anda sesuai dengan Minat dan Bakat Anda Masing-Masing .. 69 34. Apakah Tugas dan Tanggung Jawab yang Anda Kerjakan

Sesuai dengan Latar Belakang Pendidikan Anda... 70 35. Apakah Pimpinan/Atasan Anda Pernah memberikan Sebahagian

Wewenangnya untuk Anda Laksanakan ... 70 36. Apakah Pimpinan/Atasan Anda Aktif dalam Mengawasi

Pekerjaan yang Anda Kerjakan... 71 37. Apakah Pimpinan/Atasan Anda pernah melibatkan Anda dalam

Pengambilan Keputusan yang ada di Unit Kerja Anda... 72 38. Jika Anda Dilibatkan dalam Pengambilan Keputusan Apakah

menurut Anda Keputusan yang Diambil sesuai dengan Informasi dan Data yang Akurat... 73 39. Apakah Anda Pernah Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan

di Lingkungan Unit Kerja Anda... 74 40. Jika Pernah, Apakah Pendidikan dan Pelatihan yang Anda

Ikuti sesuai dengan Bidang yang Anda Geluti di Unit Kerja

Anda ... 75 41. Setelah Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan, Apakah Kerja

Anda Mengalami Peningkatan yang Berarti ... 76 42. Apakah Anda Paham dan Mengerti tentang Program yang

Ada di Unit Kerja Anda ... 77 43. Apakah Pimpinan/Atasan Anda Pernah Memberikan Dorongan

dan Motovasi kepada Anda demi Peningkatan Kualitas Kerja.. 77 44. Apakah Tugas-Tugas dan Tanggung Jawab yang Anda Kerjakan

sudah sesuai dengan Peraturan dan Tata Tertib yang ada... 78 45. Apakah Unit Kerja Anda sudah Menjalankan Tugas dan

Tanggung Jawabnya sesuai dengan Visi dan Misi Organisasi 79 46. Apakah Organisasi Unit Kerja Anda sudah Memberikan

(21)

47. Apakah Organisasi Unit Kerja Anda sudah Bertanggung Jawab secara Sosial dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat... 81 48. Apakah Organisasi Unit Kerja Anda sudah Memenuhi Standar

Program Pembangunan yang akan Dilaksanakan ... 82 49. Apakah Organisasi Unit Kerja Anda sudah Memenuhi Kualitas

Pelayanan yang Memuaskan kepada Masyarakat ... 83 50. Apakah Organisasi/Instansi Tempat Anda Bekerja selalu

Memperbaiki Hasil Kerjanya demi Pencapaian Tujuan dan

Sasaran yang lebih Baik ... 84 51. Apakah Organisasi Unit Kerja Anda selalu Menyelesaikan

Tugas dan Tanggung Jawabnya sesuai dengan Jadwal yang

Sudah Ditetapkan ... 85 52. Apakah Organisasi Unit Kerja Anda sudah sesuai Jumlah

Pegawainya dengan Banyak Tugas yang harus Dikerjakan... 86 53. Apakah Anggaran/Dana yang Disediakan di Unit Kerja Anda

Sudah sesuai dengan Banyaknya Tugas yang harus

Diselesaikan ... 87 54. Apakah Sarana dan Prasarana yang ada di Unit Kerja Anda

Sudah Cukup Memadai ... 87 55. Apakah Organisasi Unit Kerja Anda Pernah Mendapatkan

Hadiah karena Prestasi yang Dicapainya ... 89 56. Apakah Organisasi Unit Kerja Anda sudah Memenuhi Standar

(22)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Peta Kecamatan Tebing Tinggi Kota………. 42 2. Aparat Kecamatan Tebing Tinggi Kota……….. 45 3. Kantor Camat Tebing Tinggi Kota………. 56 4. Struktur Organisasi Pemerintahan Kecamatan Tebing Tinggi

(23)
(24)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

(25)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hadirnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Pemerintahan Daerah telah membawa nuansa baru dalam penyelenggaraan Pemerintahan di Indonesia. Nuansa baru ini merupakan tuntutan Pemerintah Daerah dan masyarakat yang menginginkan perubahan pada organisasi pemerintahan yang ada di daerah, dengan diberlakukannya otonomi daerah.

(26)

daerah akan self esteem atau self-actualization, atau mendekatkan layanan kepada masyarakat, atau juga muatan politik tertentu. Tetapi jika dilihat sebagai hak, otonomi daerah berfungsi sebagai alat dan cara untuk membuat daerah atau masyarakat mandiri (zelstanding)”.

Efektivitas organisasi pemerintahan daerah yang baik merupakan suatu cara untuk pelaksanaan jalannya pemerintahan yang efektif dan efisien dalam memberikan pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat. Dengan tidak lupa memperhatikan hal-hal yang berkaitan langsung dengan pelayanan, seperti prosedur yang mudah, waktu pelayanan yang efektif dan biaya yang cukup efisien. Menurut Rasyid (2000: 13) bahwa tugas-tugas pokok pemerintahan mencakup tujuh bidang pelayanan yaitu : 1. Menjamin keamanan negara dari segala kemungkinan serangan dari luar, dan

menjaga agar tidak terjadi pemberontakan dari dalam yang dapat menggulingkan pemerintahan yang sah melalui cara-cara kekerasan.

2. Memelihara ketertiban dengan mencegah gontok-gontokan diantara warga masyarakat, menjamin agar perubahan apapun yang terjadi di dalam masyarakat dapat berlangsung secara damai.

3. Menjamin diterapkannya perlakuan yang adil kepada masyarakat tanpa membedakan status apapun yang melatarbelakangi keberadaan mereka.

4. Melakukan pekerjaan umum dan memberi pelayanan dalam bidang-bidang yang tidak mungkin dikerjakan oleh lembaga non-pemerintah, atau yang akan lebih baik jika dikerjakan oleh pemerintah.

(27)

menampung serta menyalurkan para gelandangan ke sektor kegiatan yang produktif, dan semacamnya.

6. Menerapkan kebijakan ekonomi yang menguntungkan masyarakat luas.

7. Menerapkan kebijakan untuk pemeliharaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Iglesias dalam Kaho (2003:65-66) menyatakan bahwa keberhasilan dari pelaksanaan otonomi daerah ditentukan oleh beberapa faktor yaitu :

1. Resource… Include generally human ( e.q. program personnel ) as well as

non-human components (funding, physical plant and equipment, material, etc);

berkaitan dengan kemampuan berbagai sumber daya baik dana, manusia, sarana, perlengkapan dan sebagainya.

2. Structure…This refers to certain stable organizational roles and relationships which are program relevant and either prescribes legally or informally by

convention at both; berkaitan dengan peranan dan hubungan organisasional

yang berkaitan dengan program.

3. Technology…Refers brodly to knowledge and behavior essentially for the operation of organization and more specifically to knowledge and practices

required by or essential to the program itself; berkaitan dengan pengetahuan

dan prilaku yang dimiliki badan-badan yang mendukung kegiatan organisasi. 4. Support… Refers to whole range or actual or potentials roles and behavior of

(28)

organizational goals; menunjuk kepada dukungan secara keseluruhan dari

setiap pegawai yang terlibat dalam pencapaian tujuan organisai.

5. Leadership…Is the dominant factor in term of it ability to alter and modify the

cretical inputs ; kepemimpinan merupakan faktor yang dominan, yaitu

menunjuk kepada kemampuan dalam memanfaatkan masukan secara teknis.

Sedangkan Widodo (2001:71) berpendapat bahwa :

“Dengan memberikan kemampuan dan kemauan perangkat aparatur pemerintah daerah. Hal ini dilakukan melalui pendidikan, pelatihan, melalui pengalaman, pemberdayaan sumber daya keuangan dan peralatan, pemberdayaan kelembagaan (organisasi) pemerintah daerah, dan pengembangan organisasi ke arah organisasi (lembaga) yang kondusif, responsif dan adaptif”.

Wasistiono (2003:41) mengutarakan bahwa diklat penjenjangan, diklat teknis maupun diklat jangka panjang untuk aparatur pemerintah seringkali lebih menekankan pada aspek administrasi kepemimpinan dan sedikit substansi keilmuan. Hal ini akan membuat kurangnya profesionalisme dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta menurunkan kinerja organisasi secara keseluruhan. Menurut Undang-undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 122 yang berbunyi :

(1). Sekretaris Daerah diangkat dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan. (2). Sekretaris Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk provinsi diangkat

(29)

(3). Sekretaris Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk Kabupaten/Kota diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur atas usul Bupati/Walikota sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(4). Sekretaris Daerah karena kedudukannya sebagai pembina pegawai negeri sipil di daerahnya.

Penjelasan pada ayat (4) yang dimaksud dengan “pembina” pegawai negeri sipil dalam ketentuan ini adalah pelaksana pengembangan profesionalisme dan karier pegawai negeri sipil di daerah dalam rangka peningkatan kinerja. Berikut ini data jumlah seluruh pegawai negeri sipil yang terdiri dari PNS Fungsional Guru, PNS Fungsional Paramedis dan PNS Non Fungsional dalam lingkungan Pemerintah Kota Tebing Tinggi :

Tabel 1. Data Jumlah Jenis Pegawai Negeri Sipil dalam Lingkungan Pemerintah Kota Tebing Tinggi

No Jenis Pegawai Pria Wanita Jumlah Ket

1. Fungsional Guru 467 968 1.435 2. Fungsional Paramedis 71 247 318 3. Non Fungsional 671 387 1.058

Jumlah 1.209 1.602 2.811

Sumber: Bagian Kepegawaian Setda Kota Tebing Tinggi 2007

(30)

Tabel 2. Data Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Diklat Struktural di Pemerintah Kota Tebing Tinggi

Mengikuti Diklat Struktural

Sudah Belum No

Diklat Penjenjangan

Jumlah Pegawai yang memenuhi

Syarat Jumlah (%) Jumlah (%)

1. PIM II IV/A = 30 2 6,66 28 93,34

2. PIM III III/C = 185 25 13,51 160 86,49

3. PIM IV III/A = 381 225 59,05 156 40,95

596 252 42,28 344 57,71

Sumber: Bagian Kepegawaian Setda Kota Tebing Tinggi 2007

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar aparatur daerah yang telah menduduki jabatan belum mengikuti pendidikan dan pelatihan sesuai jabatan atau tugas yang diembannya.

(31)

Tabel 3. Indikator Kinerja dengan Sasaran Terciptanya Aparatur Pemerintah yang Profesional guna Peningkatan Pelayanan kepada Masyarakat

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

Aparat yang mengikuti Diklat Penjenjangan orang 42 orang 14 46,67 Aparat yang mengikuti diklat

teknis/fungsional

orang 80 69 86,25

Kehadiran Aparatur % 100 98 98 Ratio Pegawai yang tidak dikenai PP No.30 % 100 99,61 99,61

Sumber: LAKIP Kota Tebing Tinggi 2006

Sasaran terciptanya aparatur pemerintah yang bermoral dan profesional belum berhasil, hal ini dapat dilihat dari capaian indikator kinerja antara 46,67% s.d 99,61%, sehingga peningkatan pelayanan secara efektif dan efisien kepada masyarakat belum tercapai.

Tabel 4. Indikator Kinerja dengan Sasaran Meningkatnya Kualitas Pendidikan Masyarakat

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

Terselenggaranya Pendidikan Luar Sekolah (PAUD)

unit 27 11 40,70

Jumlah Sekolah yang memiliki standar pelayanan minimal

unit 10 5 50

Terpenuhinya angka kelayakan mengajar guru negeri

% 80 74,67 93,33

Angka Kelulusan siswa % 100 98,36 98,36

Sumber : LAKIP Kota Tebing Tinggi 2006

(32)

Jika dilihat dari produktivitas Pemerintah Kota Tebing Tinggi dalam penyediaan dan pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar juga belum mencapai hasil yang optimal. Hal ini dapat diketahui dari indikator kinerja dengan sasaran “Peningkatan Kualitas Derajat Kesehatan Masyarakat” pada tabel berikut :

Tabel 5. Indikator Kinerja dengan Sasaran Meningkatnya Kualitas Derajat Kesehatan Masyarakat

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

Tercapainya Indeks kepuasan masyarakat dalam pelayanan kesehatan Meningkatnya Status Gizi Masyarakat

a. Prevalensi berat Badan bayi Lahir Rendah

b. Prevalensi Anemia balita

c. Prevalensi Ibu hamil kekurangan energi Kronis (KEK)

Sumber : LAKIP Kota Tebing Tinggi 2006

Sasaran meningkatnya kualitas derajat kesehatan masyarakat belum berhasil, hal ini dapat dilihat dari capaian indikator kinerja berkisar antara 0% s.d 100%, yaitu: 1. Masih belum optimalnya akses pelayanan kesehatan masyarakat baik di rumah

sakit pemerintah maupun di puskesmas.

(33)

Indikator Kinerja diatas diperkuat dengan data awal pelayanan bidang kesehatan sebagai berikut :

Tabel 6. Jumlah Fasilitas Kesehatan Pemerintah Kota Tebing Tinggi

No. Jenis Fasilitas Jumlah Keterangan

1. Rumah Sakit Umum 1

2. Puskesmas 5

3. Puskesmas Pembantu 15 4. Puskesmas Keliling 6 5. Balai Pengobatan Umum 1 6. Laboratorium Kesehatan 1

7. Apotik 1

Jumlah 30

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tebing Tinggi, 2006

(34)

Tabel 7. Banyaknya Dokter di Kota Tebing Tinggi Menurut Kategori dan Unit Kerja

Unit kerja

No. Kategori Dokter

Dinkes Rumah Sakit Puskesmas Jumlah

1 2 3 4 5 6

1. Dokter Umum 3 13 16 32

2. Dokter Gigi 1 2 9 12

3. Dokter Spesialis Penyakit Dalam

- 2 - 2

4. Dokter Spesialis Anak - 2 - 2 5. Dokter Spesialis Obstetri dan

Gikekologi

- 3 - 3

6. Dokter Spesialis Mata - 1 - 1 7. Dokter THT

8. Dokter Spesialis Paru - 1 - 1 9. Dokter Spesialis

Kulit/Kelamin

- 1 - 1

10. Dokter Spesialis Bedah - 1 - 1

Jumlah 4 27 25 56

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tebing Tinggi 2006

Pemerintah Kota Tebing Tinggi masih memiliki ketergantungan terhadap bantuan dana dari Pemerintah Pusat untuk biaya pembangunan Kota Tebing Tinggi yang terdiri dari belanja publik dan belanja aparatur sebagaimana pada tabel berikut ini:

Tabel 8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Tebing Tinggi Tahun 2007

Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)

1 2 3

Pendapatan Pendapatan Asli Daerah 7.384.121.800 9.457.096.412 Pendapatan Dana Perimbangan 131.457.320.300 141.806.233.152 Lain-lain Pendapatan yang sah 4.979.880.000 5.187.280.000

Jumlah Pendapatan 143.721.322.100 156.450.609.564

1 2 3

Belanja Belanja Aparatur 102.852.305.321 85.834.957.777

Belanja Publik 77.588.207.211 67.076.386.633

Jumlah Belanja 180.440.512.532 152.911.344.410

(35)

Dilihat dari tabel di atas, belanja aparatur lebih besar yaitu Rp.102.852.305.321 atau 54,86% dibandingkan dengan belanja publik sebesar Rp.67.076.386.633 atau 45,14% sehingga anggaran yang ada masih lebih besar untuk membiayai rutinitas kegiatan pegawai daripada pembangunan untuk masyarakat.

Berdasarkan data sekunder yang ada, fenomena yang terjadi dalam penyelenggaraan otonomi daerah Kota Tebing Tinggi memiliki mekanisme penyelenggaraan administrasi pemerintahan daerah berkarakteristik organisasi mekanitis yang mempunyai dampak operasional berupa birokrasi yang berlebihan (birokratis), banyaknya keluhan baik dari aparatur sendiri maupun masyarakat yang meminta pelayanan, kurangnya pemberdayaaan aparatur daerah dalam menciptakan profesionalitas bekerja, rendahnya kualitas sumber daya aparatur dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dan produktivitas kerja aparatur yang belum optimal.

Berdasarkan pengamatan di atas, penulis tertarik untuk meneliti pemberdayaan dan kualitas sumber daya aparatur serta pengaruhnya terhadap efektivitas organisasi di lingkungan Pemerintah Kota Tebing Tinggi khususnya di Kecamatan Tebing Tinggi Kota.

1.2. Permasalahan

1.2.1. Identifikasi Masalah

(36)

1. Kinerja aparatur pemerintah daerah yang masih belum optimal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, baik terhadap masyarakat maupun penyelenggaraan pemerintahan.

2. Masih rendahnya kompetensi aparatur yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya.

3. Masih rendahnya kualitas sumber daya aparatur dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

4. Masih kurang diberdayakannya aparatur pemerintah daerah baik dalam pendelegasian

wewenang, pemberian tanggung jawab maupun pengambilan keputusan.

5. Fasilitas kerja, sarana dan prasarana masih kurang memadai dalam mendukung pelaksanaan tugas aparatur.

6. Produktivitas kerja aparatur yang masih belum optimal dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

7. Masih belum efektif dan efisiennya penyelenggaraan pemerintahan daerah.

1.2.2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah yang diajukan di batasi pada pemberdayaan dan kualitas sumber daya aparatur serta pengaruhnya terhadap efektivitas organisasi di lingkungan Pemerintah Kecamatan Tebing Tinggi Kota.

1.2.3. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka research

question yang diajukan untuk memperjelas pembahasan masalah penelitian dapat

(37)

a. Bagaimana pemberdayaan aparatur pemerintah daerah di Kecamatan Tebing Tinggi Kota?

b. Bagaimana kualitas sumber daya aparatur pemerintah daerah di Kecamatan

Tebing Tinggi Kota?

c. Bagaimana pengaruh antara pemberdayaan aparatur pemerintah daerah dan kualitas sumber daya aparatur pemerintah daerah terhadap efektivitas organisasi di Kecamatan Tebing Tinggi Kota?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1. Maksud Penelitian

Adapun maksud dari penelitian yang dilakukan adalah untuk memperoleh gambaran tentang besarnya pemberdayaan dan kualitas sumber daya aparatur serta pengaruhnya terhadap efektivitas organisasi di lingkungan Pemerintah Kecamatan Tebing Tinggi Kota.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pemberdayaan aparatur pemerintah daerah di Kecamatan Tebing Tinggi Kota.

(38)

c. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara pemberdayaan aparatur pemerintah daerah dan kualitas sumber daya aparatur pemerintah daerah terhadap efektivitas organisasi di lingkungan Pemerintah Kecamatan Tebing Tinggi Kota.

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaaan Teoritis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran secara konseptual dan pratikal dalam pengembangan konsep ilmu pemerintahan.

1.4.2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitan ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan pertimbangan bagi Pemerintah Kota Tebing Tinggi pada umumnya dan Kecamatan Tebing Tinggi Kota pada khususnya.

1.5. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini disajikan dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang msaalah penelitian, pembatasan masalah, perumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

(39)

BAB III : METODE PENELITIAN

Berisi metode/teknik penelitian, variable penelitian, operasionalisasi variable, populasi dan sample, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisikan gambaran umum mengenai lokasi, dimana peneliti melakukan penelitian, dan juga berisi tentang uraian data yang diperoleh dalam penelitian beserta analisisnya.

BAB V : PENUTUP

(40)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Pemberdayaan Aparatur

Pemberdayaan pada dasarnya mengacu pada usaha menumbuhkan keinginan pada seseorang dan pemberian peluang serta kesempatan bagi bawahan untuk mengaktualisasikan diri, meningkatkan potensi dan kemampuan yang dimiliki, serta memberikan pengalaman psikologis yang membuat seseorang menjadi berdaya. Dalam hal ini Stewart dalam Harjana (1998:22-23) memberikan defenisi sebagai berikut:

“Pemberdayaan sederhananya merupakan cara yang amat praktis dan produktif untuk mendapatkan yang terbaik dari diri kita sendiri dan dari staf kita.Dituntut lebih dari sekedar pendelegasian agar kekuasaan ditempatkan secara tepat sehingga dapat digunakan secara efektif , yakni dekat dengan pelanggan/konsumen.Ini berarti bukan hanya untuk pelimpahan tugas melainkan juga pelimpahan proses pengambilan keputusan dan tanggung jawab secara penuh”.

Menurut Noe dalam Usmara (2002:123) bahwa pemberdayaan merupakan pemberian tanggung jawab dan wewenang terhadap pekerja untuk mengambil keputusan. Byar dan Rue dalam Usmara (2002:1230) mengemukakan bahwa pengertian empowerrment merupakan bentuk desentralisasi yang melibatkan pada bawahan dalam membuat keputusan.

(41)

menempatkan manusia sebagai subyek dari dunianya sendiri, oleh karena itu, wajar apabila konsep ini menampakkan 2 (dua) kecenderungan, yaitu:

1. pemberdayaan menekankan kepada proses memberikan atau mengalihkan

sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan (power) kepada masyarakat, organisasi atau individu agar menjadi lebih berdaya. Proses ini sering disebut sebagai kecendrungan primer dari makna pemberdayaan.

2. kecenderungan sekunder menekankan pada proses menstimulasi. Mendorong dan memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya.

Selanjutnya Nisjar dalam Sedarmayanti (2000:80) menyatakan bahwa pemberdayaan organisasi dapat dilakukan melalui pendelegasian wewenang (pemberian wewenang) sehingga diharapkan organisasi lebih fleksibel, efektif, inovatif, kreatif, etos kerja tinggi, yang pada akhirnya produktivitas organisasi menjadi meningkat.

(42)

Organisasi yang mengupayakan pemberdayaan, pada dasarnya mudah diajak berusaha, karena seluruh pola kerjanya diarahkan pada sikap penuh tanggung jawab.

Bertolak dari beberapa pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan pemberdayaan aparatur pemerintah daerah adalah pemberian tanggung jawab dan wewenang kepada aparatur daerah dalam pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan organisasi.

Dengan demikian, untuk mengukur pemberdayaan aparatur Pemerintah Kota Tebing Tinggi, penulis menggunakan 3 (tiga) dimensi atau sub variabel yaitu 1. Pemberian tanggung jawab

2. Pendelegasian wewenang 3. Pengambilan keputusan

2.1.1. Pemberian Tanggung Jawab

Pegawai yang bekerja dalam organisasi pemerintahan daerah pada suatu waktu ingin di percaya memegang tangung jawab yang lebih besar. Tanggung jawab ini bukan saja atas hasil pekerjaan yang baik tetapi juga tanggung jawab berupa kepercayaan yang diberikan sebagai orang yang mempunyai potensi. Ndraha (2003:111) mengemukakan bahwa “Tanggung jawab didefenisikan sebagai kemampuan untuk menjawab atau memenuhi janji atau commitment, baik janji kepada orang lain maupun janji kepada diri sendiri.”

Menurut Ndraha (2003:115) bahwa ada beberapa dimensi tanggung jawab, yaitu: 1. Konsep tanggung jawab

(43)

3. Pentingnya tanggung jawab 4. Isi pertanggung jawaban

5. Batas, dan bentuk pertanggungjawaban 6. Mengapa pemerintah bertanggung jawab 7. Kepada siapa pemerintah bertanggung jawab

8. Bagaimana pemerintah melakukan pertanggungjawaban 9. Akibat pertanggungjawaban

10. Saat pertanggungjawaban.

Bertolak dari beberapa pendapat diatas, maka yang dimaksud dengan pemberian tanggung jawab adalah pemberian kewajiban kepada aparatur pemerintah daerah yang dipercaya untuk memenuhi janji dan melaksanakan tugas atau pekerjaan sesuai dengan fungsi dan kedudukannya dalam organisasi.

Dengan demikian maka indikator dari sub variabel pemberian tanggung jawab adalah:

1. Tanggung jawab yang di berikan oleh atasan

2. Bertanggung jawab atas keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah

3. Melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai tujuan/sasaran unit kerja masing-masing.

2.1.2. Pendelegasian Wewenang

(44)

padanan kata authority, yaitu “ The power or right delegated or given; the power to

judge, act or command”.

Menurut Steers dalam Yamin (1985:72) bahwa “Desentralisasi kewenangan sering menghasilkan beberapa segi dari efektifitas organisasi khususnya desentralisasi yang berhubungan dengan meningkatnya komunikasi dua arah yang terbuka. Dengan adanya komunikasi dua arah, akan mendorong menghasilkan peningkatan inovasi dan kreatifitas dalam organisasi”.

Handoko (1994:224) merumuskan pendelegasian wewenang sebagai “proses dimana para manajer mengalokasikan wewenang ke bawah kepada orang-orang yang melapor kepadanya”.

Bertolak dari beberapa pendapat diatas, maka yang dimaksud dengan Pendelegasiaan wewenang adalah suatu proses dimana para atasan/pimpinan menyerahkan sebagian besar kekuasaanya kepada bawahannya untuk mengambil tindakan dalam melaksanakan tugas, sehingga atasan lebih aktif untuk mengarahkan dan mengawasi bawahannya.

Dengan demikian maka indikator dari sub variabel pendelegasian wewenang adalah:

1. Atasan menyerahkan sebagian besar kekuasaanya kepada bawahannya ;

2. Bawahan melaksanakan penyerahan wewenang yang diberikan oleh atasan dengan sebaik-baiknya;

(45)

2.1.3. Pengambilan Keputusan

Pengambilan Keputusan menurut Rivai (2003:151) adalah ”Proses mental dimana seorang manajer memperoleh dan menggunakan data dengan menanyakan hal lainya, menggeser jawaban untuk menemukan informasi yang relevan dan menganalisis data; manajer secara individual dan dalam tim, mengatur dan mengawasi informasi terutama informasi bisnisnya“. Dengan demikian maka fokus pengambilan keputusan adalah pada kemampuan untuk menganalisis situasi dengan memperoleh informasi seakurat mungkin, sehingga permasalahan dapat dituntaskan. Dalam pelaksanaanya, pengambilan keputusan dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu proses dan gaya pengambilan keputusan.

(46)

Bertolak dari beberapa pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan pengambilan keputusan adalah proses mental yang didalamnya terdapat seperangkat langkah dalam memilih suatu alternatif cara bertindak yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan menggunakan metode yang efisien sesuai situasi untuk memecahkan suatu masalah.

Dengan demikian maka indikator dari sub variabel pengambilan keputusan adalah:

1. Kebijakan yang akan di keluarkan di diskusikan dahulu; 2. Mampu berfikir secara rasional;

3. Kualitas informasi/data akurat dan relevan;

2.2. Konsep Kualitas Sumber Daya Aparatur

Kualitas Sumber daya manusia menurut Ruky (2003:57) adalah “Tingkat pengetahuan, kemampuan, dan kemauan yang dapat ditunjukkan oleh sumberdaya manusia”. Tingkat itu di bandingkan dengan tingkat yang dibutuhkan dari waktu ke waktu oleh organisasi yang memiliki sumber daya manusia tersebut.

(47)

Menurut Sumardjan dalam Sedarmayanti (2000:21) bahwa manusia seutuhnya yang berkualitas adalah manusia-manusia pembangunan yang memiliki ciri :

1. Mempunyai kepercayaan atas dirinya sendiri, tidak boleh rendah diri yang

menimbulkan sikap pasrah atau menyerah pada nasib, sehingga ia menjadi pasif atau apatis terhadap kemungkinan untuk memperbaiki nasibnya.

2. Mempunyai keinginan yang kuat untuk memperbaiki nasibnya 3. Mempunyai watak yang dinamis antara lain:

a. Memanfaatkan setiap kesempatan yang menguntungkan b. Mampu mmemecahkan persoalan hidup yang dihadapi

c. Selalu siap menghadapi perubahan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat.

4. Bersedia dan mampu bekerja sama dengan pihak lain atas dasar pengertian dan penghormatan hak serta kewajiban masing-masing pihak.

5. Mempunyai watak yang bermoral tinggi, antara lain: jujur. menepati janji, dan peka hak dan kepentingan pihak lain.

Koswara (2001:266-267) menyatakan bahwa konteks kualitas sumber daya aparatur di era otonomi adalah :

(48)

Bertolak dari beberapa pendapat diatas, maka yang dimaksud dengan kualitas sumber daya aparatur adalah tingkat pendidikan dan pelatihan, pengalaman, kinerja yang dimiliki oleh aparatur dalam melaksanakan aktivitas-aktivitas yang menjadi tanggung jawab anggotanya untuk mencapai tujuan organisasi.

Dengan demikian, untuk mengukur Kualitas Sumber Daya Aparatur Pemerintah Kota Tebing Tinggi, penulis menggunakan 3 (tiga) dimensi atau sub-variabel yaitu :

1. Pendidikan dan Pelatihan; 2. Pengalaman;

3. Kinerja.

2.2.1 Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

Menurut Siagian (1998:178) bahwa “Pendidikan adalah keseluruhan proses, teknik dan metoda belajar mengajar dalam rangka mengalihkan sesuatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya”.

Nawawi (2000:358) mengatakan bahwa “Pelatihan merupakan peningkatan keterampilan kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan seseorang dan dapat digunakan untuk pengembangan pegawai dalam menghadapi peningkatan tanggung jawabnya di masa mendatang bersamaan dengan peningkatan kepangkatannya serta dilakukan untuk pegawai lama dan baru.”

(49)

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri , kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”

Bertolak dari beberapa pendapat diatas, maka yang dimaksud dengan pendidikan dan pelatihan adalah keseluruhan proses, teknik dan metoda untuk menambah pengetahuan dan keterampilan bekerja sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga dengan demikian dapat meningkatkan produktivitas kerja.

Dengan demikian maka indikator dari sub variabel pendidikan dan pelatihan adalah:

1. Mendapatkan kesempatan yang terbuka luas untuk mengikuti Diklat; 2. Memperbaiki/meningkatkan kemampuan,kecakapan,keterampilan; 3. Peningkatan hasil kerja aparatur.

2.2.2. Pengalaman

(50)

Menurut Sedarmayanti (2004:144) bahwa ”Pengalaman bekerja pada awal melaksanakan tugas tidak banyak memerlukan bimbingan, tetapi bila sifat kepribadiaanya buruk atau intelegensinya rendah, maka semakin lama akan semakin berkurang ”.

Bertolak dari beberapa pendapat diatas, maka yang dimaksud dengan Pengalaman adalah keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh seseorang dari peristiwa-peristiwa yang dilakukannya dalam perjalanan hidupnya agar dapat berdaya guna dan berhasil guna dalam bekerja.”

Dengan demikian maka indikator dari sub variabel Pengalaman adalah : 1. Memberikan kemahiran dan keterampilan bagi aparatur;

2. Proses rekrutmen dan penempatan berdasarkan kriteria yang obyektif; 3. Mengetahui, mengerti dan memahami program kerja.

2.2.3. Kinerja

Menurut The Scribner – Bantam English Dictionary dalam Sedarmayanti (2004 : 175) bahwa Kinerja (performance) berasal dari akar kata “ to perform”, yang mempunyai beberapa “entries” sebagai berikut :

1. To do or carry out, execute (melakukan, menjalankan, melaksanakan);

2. To discharge of fulfil; as a vew (memenuhi atau menjalankan kewajiban suatu

nazar);

3. To portray as character in a play (menggambarkan suatu karakter dalam suatu

(51)

4. To render by the voice or musical instrument (menggambarkannya dengan suara

atau alat musik);

5. To execute or complete an undertaking (melaksanakan atau menyempurnakan

tanggung jawab);

6. To act a part in a play (melakukan suatu kegiatan dalam suatu permainan);

7. To perform music (memainkan/pertunjukan musik);

8. To do what is expected of a person or machine (melakukan sesuatu yang

diharapkan oleh seseorang atau mesin).

Pengertian kinerja menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN) dalam Supriyatna (2000 : 132) adalah “Prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja/hasil kerja/penampilan kerja yang diterjemahkan dari “performance”. Sedangkan Fieldman dalam Supriyatna (2000 : 132) mengemukakan bahwa “Prinsip dasar manajemen adalah kinerja yang merupakan perpaduan antara motivasi yang ada pada diri seseorang dan kemampuannya dalam melaksanakan suatu pekerjaan”.

Nawawi (2000 : 142) menyatakan bahwa :

“Kinerja dalam arti unjuk prilaku dalam bekerja (performance) yang positif, merupakan gambaran kongkrit kemampuan mendayagunakan sumber-sumber kualitas, yang berdampak pada keberhasilan mewujudkan, mempertahankan dan mengembangkan eksistensi organisasi non profit. Kinerja yang tinggi terlihat dari proses pelaksanaan pekerjaan yang berlangsung efektif dan efisien, yang terus menerus diperbaiki kualitasnya. Disamping itu juga dapat diketahui dari prestasi atau hasil kerja yang berkualitas, dan selalu sesuai dengan keinginan dan harapan masyarakat yang dilayani, sebagai bukti bahwa sumber-sumber kualitas terdayagunakan secara efektif”.

(52)

dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing serta saling pengertian dan pertimbangan bersama dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etik yang berpedoman pada suatu standar kerja.

Dengan demikian maka indikator dari sub variabel Kinerja adalah : 1. Mampu memberikan motivasi kepada bawahannya;

2. Pencapaian hasil kerja yang optimal;

3. Tidak melanggar hukum dan sesuai moral dan etika.

2.3. Konsep Efektivitas Organisasi

Untuk mengukur dan menentukan apakah suatu organisasi Pemerintah Daerah dapat dikategorikan berhasil, terdapat beberapa kriteria. Siagian (1986:151) menyatakan bahwa secara sederhana “Efektivitas kerja dikatakan berarti menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Artinya, apakah pelaksanaan sesuatu tugas dinilai baik atau tidak sangat tergantung pada bilamana tugas itu diselesaikan, dan tidak terutama menjawab pertanyaan bagaimana cara melaksanakannya dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk itu”.

(53)

tertentu yang memang dikehendakinya, maka orang itu dikatakan efektif kalau menimbulkan akibat atau mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendakinya.

Sedangkan Mardiasmo (2002:132) menyatakan bahwa “Efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil guna). Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (Spending Wisely).”

Bertolak dari beberapa pendapat diatas, maka yang dimaksud dengan Efektivitas organisasi pemerintah daerah adalah tingkatan keberhasilan organisasi pemerintah daerah dalam menyelenggarakan urusan rumah tangga daerah yang terkait dengan tujuan organisasi, produktivitas, efisiensi dan kepuasan.

Dengan demikian, untuk mengukur efektivitas Organisasi Pemerintah Daerah Kota Tebing Tinggi, Penulis menggunakan 4 (empat) dimensi atau sub variabel yaitu: 1. Tujuan Organisasi;

2. Produktivitas; 3. Efisiensi; 4. Kepuasan.

2.3.1. Tujuan Organisasi

(54)

secara sadar adalah untuk pencapaian suatu tujuan tertentu, agar organisasi tersebut dapat berjalan secara efektif maka harus didasari dengan perhitungan yang rasional. Menurut Ndraha (1997:54) “rasional adalah usaha yang didasarkan pertimbangan untung rugi dan baik buruknya”.

Hasan (2003:67) mengemukakan bahwa “Tujuan Organisasi merupakan kondisi jangka panjang yang diinginkan yang dinyatakan dalam istilah yang umum dan kualitatif, dan mungkin hanya sebagian saja yang dapat dicapai”. Sedangkan Hasibuan (1997:2) berpendapat bahwa “Organisasi jika dilihat dari dari sudut tujuannya dikenal organisasi perusahaan (Business Organization) dan organisasi sosial (Pubkic Organization). Organisasi perusahaan bertujuan untuk mendapatkan laba dan prinsip kegiatannya ekonomis rasional. Sedangkan organisasi sosial bertujuan memberikan pelayanan, dengan prinsip pengabdian sosial”.

Menurut Nawawi (2000 : 283) bahwa di lingkungan organisasi non profit yang sehat/baik, dalam mendukung perwujudan visinya, kegiatan Manajemen SDM memiliki tujuan yang sejalan dengan tujuan kegiatan pengembangan organisasi dan tujuan pengimplementasian Manajemen Stratejik. Tujuan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Organisasi

(55)

b. Meningkatkan tanggung jawab para manajer lini dan pimpinan produk lini dalam meningkatkan cara/metode kerja setiap dan semua pegawai/karyawan dilingkungan unit/satuan kerjanya.

c. Memberikan dukungan dan bantuan pada setiap usaha para manajer dan pimpinan produk lini dalam menyelesaikan issu-issu tentang SDM di unit/satuan kerjanya.

2. Tujuan Fungsional 3. Tujuan Kemasyarakatan 4. Tujuan Personal/SDM

Bertolak dari beberapa pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan Tujuan Organisasi adalah petunjuk pemikiran dasar jangka panjang yang telah ditetapkan oleh organisasi untuk melaksanakan aktivitas yang ingin dicapai oleh manajemen organisasi.

Dengan demikian maka indikator dari sub variabel Tujuan Organisasi adalah : 1. Menjalankan roda pemerintahan sesuai dengan Visi dan misi

2. Pemerintah Daerah mampu memberikan kejelasan arah pembangunan

(56)

2.3.2 Produktivitas

Produktivitas menurut Dewan Produktivitas Nasional dalam Umar (2003:9) adalah :

Sebagai suatu sikap mental yang selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Secara umum produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Dengan kata lain bahwa produktivitas memiliki dua dimensi. Dimensi yang pertama adalah efektivitas yang mengarah kepada pencapaian kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Yang kedua adalah efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaanya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.

Faktor tersebut besar artinya bagi penciptaan suasana kerja yang egronomis untuk menunjang tercapainya efisiensi yang berarti di dalam proses yang telah memenuhi batasn standar produktivitas kerja.

Produktivitas kerja bukan semata-mata ditujukan untuk mendapatkan hasil kerja sebanyak–banyaknya, melainkan kualitas unjuk kerja juga penting diperhatikan. Sebagaimana diungkapkan oleh Laeham dan Wexley dalam Sedarmayanti (1996:144) bahwa:

“……Performance appraisals are crucial to the effectivity management of an organization’s productivity (Produktivitas individudapat dinilai dari apa yang dilakukan oleh individu tersebut dalam kerjanya.Dengan kata lain produktivitas individu adalah bagaimana seseorang melakisanakan pekerjaanya atau unjuk kerja/job performance)”.

(57)

yang selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin.

Dengan demikian maka indikator dari sub variabel produktivitas adalah: 1. Program Pembangunan yang dilaksanakan

2. Kualitas pelayanan yang diberikan 3. Mampu memperbaiki hasil kerjanya

2.3.3. Efisiensi

Menurut Steers dalam Yamin (1985:156) bahwa “Efektivitas organisasi dapat diukur dengan efisiensi dan efektivitas, baik internal maupun eksternal. Dengan demikian salah satu indikator untuk mengukur efektivitas organisasi pemerintah daerah adalah efisiensi.”

Umar (2003:10) menyatakan bahwa “Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan input yang direncanakan dengan input yang sebenarnya. Apabila input yang sebenarnya digunakan semakin besar penghematannya, maka tingkat efisiensi semakin tinggi. Tetapi semakin kecil input yang dapat dihemat akan semakin rendah tingkat efisiensinya.”

(58)

Bertolak dari beberapa pendapat di atas, maka yag dimaksud dengan Efisiensi adalah melaksanakan suatu pekerjaan dengan menggunakan gerakan, usaha, sumber daya, dana, waktu, sarana dan prasarana yang sedikit mungkin yang digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa tertentu.

Dengan demikian indikator dari sub variabel efisiensi adalah : 1. Menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya.

2. Jumlah aparatur Pemda dan biaya yang dibutuhkan.

3. Berusaha menggunakan sarana dan prasarana sebaik mungkin.

2.3.4. Kepuasan Kerja

Pembahasan mengenai kepuasan kerja perlu didahului oleh penegasan bahwa masalah kepuasan kerja bukanlah hal yang sederhana, baik dalam arti konsepnya maupun dalam arti analisisnya, karena kepuasan mempunyai konotasi yang beraneka ragam. Hasibuan (1997: 295) mengemukakan bahwa “Pemahaman kepuasan kerja dapat terwujud apabila analisis tentang kepuasan kerja dikaitkan dengan prestasi kerja, tingkat kemangkiran, keinginan pindah, usia pekerjaan, tingkat jabatan dan besar kecilnya organisasi”.

Menurut Handoko dan As’ad dalam Umar (2003: 36) bahwa “kepuasan kerja merupakan penilaian atau cerminan dari perasaan pekerja terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi lingkungan kerjanya”.

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan kepuasan kerja seseorang menurut Rivai (2003:248) adalah:

(59)

2. Pangkat dan jabatan 3. Masalah umur

4. Jaminan finansial dan jaminan sosial 5. Mutu pengawasan

Bertolak dari beberapa pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan kepuasan kerja adalah sikap emosional yang ditandai dengan penilaian atau cerminan dari perasaan pekerja terhadap seberapa jauh pekerjaanya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya.

Dengan demikian indikator dari sub variabel kepuasan kerja adalah: 1. Prestasi kerja yang dicapai

2. Balas jasa yang adil dan layak

(60)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, yakni dengan memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan serta menggambarkan fakta-fakta tentang masalah-masalah yang diselidiki sebagaimana adanya, diiringi dengan interpretasi rasional yang kuat (Hadari, 1990:64). Dengan demikian penelitian ini menggambarkan dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan data dan fakta sebagaimana adanya. Hasil penelitian ini akan diklasifikasikan dan dibuat dalam bentuk tabel frekuensi kuantitatif dan dibantu dengan data kualitatif kemudian diinterpretasikan dan dianalisis.

3.2. Variabel Penelitian, Operasionalisasi Variabel.

Berdasarkan permasalahan dan kerangka pemikiran penelitian yang telah dikemukakan tadi, maka penulis menentukan variabel penelitian sebagai berikut :

1. Pemberdayaan Aparatur.

Pemberdayaan aparatur adalah pemberian tanggung jawab dan wewenang kepada aparatur dalam pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Kualitas Sumber Daya Aparatur.

(61)

aktivitas-aktivitas yang menjadi tanggung jawab anggotanya untuk mencapai tujuan organisasi.

3. Efektivitas Organisasi.

Efektivitas organisasi pemerintah daerah adalah tingkatan keberhasilan organisasi pemerintah daerah dalam menyelenggarakan urusan rumah tangga daerah yang terkait dengan tujuan organisasi, produktivitas, efisiensi dan kepuasan.

Berikut ini disajikan bagan variabel penelitian yang dioperasionalisasikan sebagai berikut:

Tabel 9. Variabel Penelitian

Pemberdayaan Kualitas Efektifitas

Pemberdayaan Aparatur, 1. Pendidikan dan Pelatihan 2. Pengalaman

(62)

Tabel 10. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator No.

Item

1. Tanggung jawab yang diberikan oleh atasan

2. Bertanggung jawab atas keberhasilan

pelaksanaan otonomi daerah

3. Melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

sesuai tujuan/sasaran unit kerja masing-masing 1

2

3

2. Pendelegasian

Wewenang

1. Atasan menyerahkan sebagian besar

kekuasaannya kepada bawahannya

2. Bawahan melaksanakan wewenang yang

diberikan oleh atasan dengan sebaik-baiknya;

3. Lebih aktif dalam mengawasi bawahannya

bekerja

1. Kebijakan yang akan dikeluarkan didiskusikan

dahulu

2. Mampu berfikir secara rasional

3. Kualitas informasi/data akurat dan relevan

7

1. Mendapatkan kesempatan yang terbuka luas

untuk mengikuti Diklat

2. Memperbaiki/meningkatkan kemampuan,

kecakapan dan keterampilan

3. Peningkatan hasil kerja aparatur

10

11 12

2. Pengalaman 1. Memberikan kemahiran dan keterampilan bagi

aparatur

2. Proses rekrutmen dan penempatan berdasarkan

kriteria yang obyektif

3. Mengetahui,mengerti dan memahami program

kerja

13

14

15

3. Kinerja 1. Mampu memberikan motivasi kepada

bawahannya

2. Pencapaian hasil kerja yang optimal

3. Tidak melanggar hukum dan sesuai moral dan

etika

1. Menjalankan roda pemerintahan berdasarkan visi

dan misi

2. Pemerintah Daerah mampu memberikan

kejelasan arah pembangunan

3. Bertanggung jawab secara sosial dalam

memenuhi kebutuhan masyarakat dan administrasi pemerintahan

19

20

21

2. Produktivitas 1. Program pembangunan yang dilaksanakan

2. Kualitas pelayanan yang diberikan

3. Mampu memperbaiki hasil kerjanya

22 23 24

3. Efisiensi 1. Menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya

2. Jumlah aparatur pemda yang bekerja dan biaya

yang dibutuhkan

3. Berusaha mendayagunakan sarana dan prasarana

sebaik mungkin

25

26

(63)

Lanjutan

1. Kepuasan 1. Prestasi kerja yang dicapai

2. Balas jasa yang adil dan layak

3. Suasana dan lingkungan pekerjaan yang kondusif

28 29 30

3.3. Unit Analisis, Populasi dan Sampel

3.3.1. Unit Analisis

Menurut Arikunto (2002:121) bahwa unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian. Dengan demikian yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah PNS yang bekerja di Pemerintah Kecamatan Tebing Tinggi Kota di luar jabatan fungsional (pendidik dan paramedis).

3.3.2. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2003:90), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan defenisi diatas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh PNS yang ada dan bekerja di lingkungan Kecamatan Tebing Tinggi Kota di luar jabatan fungsional yakni pendidik dan paramedis. Dengan demikian, adapun populasi penelitian ini adalah aparatur pemerintah yang berada di wilayah Kecamatan Tebing Tinggi Kota yang berjumlah sebanyak 51 orang terdiri dari PNS yang bekerja di kantor kecamatan dan di kantor-kantor kelurahan.

(64)

paramedis yakni sebanyak 51 orang. Mereka terdiri dari 24 orang responden yang berjenis kelamin laki-laki dan 27 orang responden yang berjenis kelamin perempuan.

3.4. Jenis dan Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi :

1. Data Primer, yaitu data yang langsung berkaitan dengan obyek penelitian, data primer harus dapat terjaring pada daftar isian atau kuesioner (Ndraha, 1985 : 60). Penelitian ini menggunakan angket yang akan diisi atau dijawab responden, dan melakukan wawancara untuk melengkapi data yang terekam atau kurang lengkap. 2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui Studi Kepustakaan maupun

dokumentasi.

Sumber data menggunakan klasifikasi 3 (tiga) P, seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2002 : 107), yaitu :

1. Person : Sumber data berupa orang

2. Place : Sumber data berupa tempat (diam dan gerak)

3. Paper : Sumber data berupa simbol (angka, huruf, gambar dan lain-lain).

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau bahan-bahan yang dipergunakan dalam rangka penyusunan laporan ini, peneliti menggunakan teknik penelitian lapangan (field

(65)

3.5.1. Penyebaran Angket

Menurut Sugiyono (2003: 162) bahwa Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Teknik angket yang digunakan adalah angket yang bersifat tertutup dengan memberikan pilihan jawaban yang sudah disediakan oleh peneliti, sehingga peneliti mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

3.5.2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Dalam hal ini, peneliti melakukan wawancara terstruktur yang bersifat terbuka dengan instrumen pedoman wawancara. Peneliti mengadakan wawancara langsung dengan responden yang dianggap memahami dan mengetahui objek yang akan diteliti sesuai dengan indikatornya.

3.5.3.Dokumentasi

Gambar

Tabel 3. Indikator Kinerja dengan Sasaran Terciptanya Aparatur Pemerintah yang Profesional guna Peningkatan Pelayanan kepada Masyarakat
Tabel 5. Indikator Kinerja dengan Sasaran Meningkatnya Kualitas Derajat Kesehatan Masyarakat Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
Tabel  8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Tebing Tinggi Tahun 2007
Tabel 9. Variabel Penelitian Kualitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

program pembangunan desa khususnya program BBR sudah cukup efektif untuk pencapaian tujuan sendiri dapat kita lihat pada tabel 22 yang menujukkan bahwa sebanyak 47% responden

Implementasi kebijakan Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan di Kelurahan Margasari Kecamatan Buahbatu Kota Bandung sudah berjalan dengan

Memiliki sumber daya manusia yang berkompeten sesuai dengan tugas yang dibebankan kepadanya sangat berpengaruh bagi kemajuan organisasi atau suatu instansi, aparatur

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa aparatur Pemerintah Kecamatan Medan Sunggal secara umum dapat dikatakan sudah memainkan peran yang cukup baik sesuai dengan

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa aparatur Pemerintah Kecamatan Medan Sunggal secara umum dapat dikatakan sudah memainkan peran yang cukup baik sesuai dengan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan, audit

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan, audit

1. Penerapan prinsip organisasi di Remaja Masjid Istiqomah sudah cukup baik dalam mencapai tujuannya yang telah tercantum dalam Anggaran Dasar , sehingga