ABSTRACT
INFLUENCE OF FINANCIAL PERFORMANCE AND GOOD CORPORATE GOVERNANCE ON MARKET VALUE OF THE FIRM
LISTED IN IDX THE YEAR 2009 - 2013
by
Krisnahadi Prasetyo
The ownership structure is believed to influence the course of the company, which in turn affects the performance of the company in achieving corporate goals. GCG concept also appears to minimize the potential for fraud due to agency problems. The higher the expected managerial ownership management will make every effort for the benefit of shareholders. This is caused by the management will also benefit if the company makes a profit. This study aims to demonstrate empirically the influence of components of financial performance in the financial statements, and Good corporate governance of the company's market value of the companies listed in Indonesia Stock Exchange.
This study used a sample of all companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2009 to 2013 years. Samples taken as many as 34 companies that conducted by purposive sampling. Data collected through the documentation. Data were analyzed using multiple regression analysis with SPSS 17.0 software.
The study says that of all the independent variables are supposed to influence the market value of the company, only independent variable board size and board meetings that do not affect the market value of the company, while profitability, leverage, firm size and audit committee size significantly affect the value of market companies.
Keywords: company's market value, profitability, leverage, firm size, the size of the audit committee, the size of the independent board and board
ABSTRAK
Pengaruh Kinerja Keuangan dan Good Corporate Governance terhadap Nilai Pasar Perusahaan pada Perusahaan yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
Oleh
Krisnahadi Prasetyo
Struktur kepemilikan dipercaya mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Konsep GCG juga muncul untuk meminimalkan potensi kecurangan akibat agency problem. Semakin tinggi kepemilikan manajerial diharapkan pihak manajemen akan berusaha semaksimal mungkin untuk kepentingan para
pemegang saham. Hal ini disebabkan oleh pihak manajemen juga akan memperoleh keuntungan bila perusahaan memperoleh laba. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh Komponen Kinerja keuangan pada laporan keuangan, dan Good corporate governance terhadap nilai pasar perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini menggunakan sampel seluruh perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2013. Sampel diambil sebanyak 34 perusahaan yang dilakukan secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan software SPSS 17.0.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa dari keseluruhan variabel bebas yang diduga berpengaruh terhadap nilai pasar perusahaan, hanya variabel ukuran dewan
komisaris independen dan rapat dewan komisaris yang tidak berpengaruh terhadap nilai pasar perusahaan, sedangkan profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan ukuran komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap nilai pasar
perusahaan.
Kata Kunci : nilai pasar perusahaan, profitabilitas, leverage, ukuran
PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN GOOD CORPORATE GOVENANCE TERHADAP NILAI PASAR PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN 2009 - 2013 DI BEI
Oleh
KRISNAHADI PRASETYO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PASAR PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN 2009 - 2013
(Skripsi)
OLEH
KRISNAHADI PRASETYO
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
iv DAFTAR GAMBAR
i
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS.... 8
2.1. Landasan Teori ... 8
2.1.1. TeoriSignaling ... 8
2.1.2. TeoriStekholder ... 9
2.2. NilaiPasar Perusahaan ... 10
2.3. LaporanKeuangan ... 13
2.4. Good Corporate Governance ... 18
2.5. KerangkaPenelitian ... 20
2.6. PenelitianSebelumnya... 20
2.7. Hipotsispenelitian ... 22
2.7.1. ProfitabilitasterhadapNilaiPasar Perusahaan ... 22
2.7.2. Leverage erhadapNilaiPasar Perusahaan ... 23
2.7.3. Ukuran Perusahaan erhadapNilaiPasar Perusahaan ... 24
2.7.4 DewanKomisarisindependenerhadapNilaiPasar Perusahaan ... 25
2.7.5 Ukurankomite Audit ... 26
2.7.6 RapatDewankomisariserhadapNilaiPasar Perusahaan ... 27
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 28
3.1. Sampel dan DataPenelitian ... 28
ii
3.2. OperasionalVariabelPenelitian ... 29
3.2.1. VariabelDependen ... 29
3.2.2. VariabelIndependen ... 30
3.3. MetodeAnalisis Data ... 32
3.3.1.Statistik Deskriptif... 32
3.3.2. AnalisisRegresi Linier Berganda ... 33
3.3.3. PengujianHipotesis ... 33
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34
4.1. HasilPenelitian ... 35
4.1.1. Data danSampel ... 35
4.1.2. AnalisisStatistikDeskriptif ... 35
4.2.UjiAsumsiKlasik ... 37
4.2.1. UjiNormalitas ... 37
4.2.2.HasilUjiMultikolineritas ... 38
4.2.3.HasilUjiHeteroskedastisitas ... 39
4.2.4. Uji Autokorelasi ... 39
4.3. AnalisisRegresiLiniearBerganda... 40
4.4. Pembahasan ... 41
4.4.1. HasilUjiHipotesisPengaruhProfitabilitasTerhadapNilaiPasar Perusahaan ... 42
4.4.2. HasilUjiHipotesisPengaruhLeverageTerhadapNilaiPasar Perusahaan ... 43
5.2. Keterbatasan Penelitian ... 51
5.3. Saran ... 53
v DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 DATA JUMLAH KOMISARIS, KOMISARIS INDEPENDEN,
FREKUENSI RAPAT KOMISARIS DAN KOMITE AUDIT
Lampiran 2 DATA JUMLAH ASET DAN HUTANG DALAM JUTAAN
RUPIAH DATA JUMLAH ASET DAN HUTANG DALAM
JUTAAN RUPIAH
Lampiran 3 DATA JUMLAH EKUITAS DAN LABA BERSIH DALAM
JUTAAN RUPIAH
Lampiran 4 DATA HARGA SAHAM AKHIR TAHUN (RP) DAN JUMLAH SAHAM BEREDAR (LEMBAR)
Lampiran 5 PERHITUNGAN VARIABEL PENELITIAN, CMV DAN TOBIN’S Q
Lampiran 6 PERHITUNGAN VARIABEL PENELITIAN, SIZE, ROE,
LEVERAGE DAN PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN
Lampiran 7 PERHITUNGAN VARIABEL PENELITIAN, UKURAN
KOMITE AUDIT DAN FREKUENSI RAPAT DEWAN
vi Lampiran 8 PERHITUNGAN STATISTIK DESKRIFTIP, DAN UJI
NORMALITAS
iii DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 STATISTIK DESKRIPTIF
Tabel 4.2 HASIL UJI NORMALITAS
Tabel 4.3 HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS
Tabel 4.4 HASIL UJI AUTOKORELASI
MOTO
Tiada doa yg lebih indah selain doa agar skripsi ini cepat selesai.
Wisuda setelah 13 semester adalah kesuksesan yang
tertunda.
Menunggu kesuksesan adalah tindakan sia-sia yang
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini kepada orang-orang yang berarti
dalam hidupku....
Kedua orang tuaku
Adik-adikku
Saudara, Sahabat, serta Teman-temanku,
Almamaterku,
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lamung, pada tanggal 6 maret 1989, sebagai anak
pertama dari pasangan Bapak Basuki Rahadi dan Ibu Nurhadiah.
Pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 2 Gedong Air diselesaikan pada tahun 2002,
Seolah Mengah Pertama Negeri 7 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2005,
Sekolah Menengah Atas YP Unila Bandar Lampung diselesaikan pada tahun
2008, dan pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui Jalur
Seleksi Ujian Mandiri Perguruan Tinggi Negeri.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam Himpunan Mahasiswa Akuntansi
(HIMAKTA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung sebagai Biro
Humas periode 2010-2011. Pada tahun 2012 penulis melaksanakan Kuliah Kerja
SANWACANA
Dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan puji syukur kepada Allah SWT
yang dengan izinNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan
judul PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN GOOD CORPORATE
GOVENANCE TERHADAP NILAI PASAR PERUSAHAAN YANG
DI BEI PADA TAHUN 2009 - 2013. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas
Lampung.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dorongan yang
sangat berarti dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis
menyampaikan hormat dan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Prof.Dr. Satria Bangsawan, S,E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
2. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
3. Bapak Sudrajat, S.E., M.Acc.,Akt. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Harsono Edwin puspita, S.E., M.Si.selaku Dosen Pembimbing Akademik;
5. Harsono Edwin puspita, S.E., M.Si.selaku Dosen Pembimbing Utama yang
telah memberikan bantuan, saran, arahan, dan waktunya selama
6. Pigo Nauli S.E., M.Sc.selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah
memberikan bantuan, saran, arahan, dan waktunya selama penyusunan
skripsi ini dan selama masa perkuliahan;
7. Ibu Agrianti Komalasari, S.E., M.SI., A.KT Selaku Dosen Penguji Utama
yang telah memberikan bantuan, saran, arahan dan waktunya selama
penyusunan skripsi ini dan selama masa perkuliahan;
8. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat
selama penulis berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung;
9. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung yang selalu membantu dalam proses menuju sarjana;
10.Ayah dan Ibu yang selalu memberikan doa, semangat, kasih sayang,
dukungan moril dan materiil serta senantiasa berkorban dan selalu
memberikan yang terbaik bagi penulis dengan penuh keikhlasan. Semoga
Allah SWT selalu melindunginya.
11.Adikku yang selalu memberi motivasi serta dukungan. Semoga kita bisa
menjadi anak yang selalu membanggakan kedua orangtua kita.
12.Keluarga besar Harsono Edwin puspita, S.E., M.Si. terimakasih banyak
atas segala yang telah diberikan selama ini;
13.Keluarga besar Bapak Pigo Nauli,S.E., M.Sc. terimakasih banyak atas
segala yang telah diberikan selama ini;
14.Teman-Teman Akuntansi angkatan 2008 yang tidak bisa disebutkan satu
15.Rekan - rekan kerja di Palapa Media Indonesia ( boss budi,bang indra,bang
mul,mba eny,kodri,rion dan siswa PKL di Palapa Media Indonesia) terima
kasih atas dukungan dan semangatnya;
16.Teman-Teman Akuntansi angkatan 2006, 2007, 2009, dan 2010 yang tidak
bisa disebutkan satu persatu;
17.Keluarga Besar HIMAKTA terutama presidium tahun 2010-2011 (Jerry,
Paulina, Danis, Izul, Dwi Rahmalia, Ipeh, Febri, Zona, Umar, Santoso,
Deni, dan Kamal) kalian adalah tim yang hebat.
18.Keluarga Besar IMAI Simpul Lampung terutama presidium terimakasih
atas kebersamaannya selama ini.
19.Keluarga Besar Minoritas (Ferdi, Alsby, Adit, Gerry Anugrah, Bery,
Ridho, Oco, Kamal, Diko, Deni, Baskoro, Gerry Ardika, Zona, Reza,
Engga, Aryo, Ijul, dll) kalian luar biasa;
20.Keluarga besar KKN Desa Campang Lapan, Banjit, Way Kanan,
terimakasih atas kebersamaan 40 hari yang tak terlupakan;
21.Terimakasih untuk orang-orang yang sudah terlibat atau melibatkan dirinya
dalam hidup saya, dan orang-orang yang terlewat disebutkan yang memiliki
arti yang sama dalam kehidupan saya. Terima Kasih.
Akhir kata penulis hanya dapat mendoakan semoga segala bantuan yang diberikan
mendapat pahala yang setimpal dari Allah SWT. Penulis berharap, semoga skripsi
Bandar Lampung, 18 November 2014 Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat seperti saat ini, aset perusahaan yang
tinggi saja tidak cukup menjamin sebuah perusahaan untuk tetap bertahan. Pada
era globalisasi ini, dibutuhkan manajemen perusahaan yang kompetitif untuk
menjalankan bisnis sebuah perusahaan. Laporan keuangan adalah salah satu
bentuk nyata dari hasil kinerja manajemen dalam mengelola suatu perusahaan.
Informasi laporan keuangan ini akan digunakan oleh pihak internal untuk
mengevaluasi kinerja yang telah dilakukan, untuk pihak eksternal laporan
keuangan digunakan oleh para investor untuk mengetahui kondisi perusahaan
secara keseluruhan sebagai pilihan untuk investasi. Penerbitan laporan keuangan
secara umum bertujuan untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja dan arus kas perusahaan. Pelaporan keuangan bermanfaat bagi sebagian
besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan
ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan
sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka (Ikatan Akuntan
2
Persaingan yang makin ketat, kanibalisme antar perusahaan, inflasi,
perkembangan teknologi yang makin cepat, tumbuhnya perhatian terhadap faktor
lingkungan, krisis energi, dan tanggung jawab sosial memaksa para manajer
keuangan untuk bertindak sebagai general manager. Manajer keuangan harus
dapat merumuskan tujuan strategis ke dalam tujuan jangka pendek. Mereka
dituntut fleksibilitasnya dalam menangkap dan mengantisipasi perubahan di masa
datang untuk secara dini melakukan penyesuaian dan mengambil keputusan
secara cepat dan akurat. Manajer keuangan harus mampu mengambil ketiga
keputusan keuangan secara efektif dan efisien. Efektif dalam keputusan investasi
akan tercermin dalam pencapaian tingkat keuntungan yang optimal. Efisien dalam
pembiayaan investasi akan tercermin dalam perolehan dana dengan biaya
minimum. Sedangkan kebijakan dividen yang optimal akan tercermin dalam
peningkatan kemakmuran pemilik perusahaan. Ketiga keputusan tersebut secara
simultan akan turut menyumbang pencapaian tujuan perusahaan (Sartono, 2008
dalam Yadnyana dan Wati, 2010).
Banyak usaha baik yang berskala besar maupun kecil, akan sangat memperhatikan
bagian keuangan. Karena berhasil atau tidaknya usaha sangat berkaitan dengan
kualitas keputusan keuangan. Menurut Atmaja (2003), teori-teori keuangan di
bidang keuangan perusahaan memiliki satu fokus yaitu bagaimana
memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau pemilik perusahaan (wealth
of the shareholders). Tujuan normatif ini dapat diwujudkan dengan
memaksimumkan nilai perusahaan (market value of the firm) dengan asumsi
3
Memaksimumkan nilai pasar perusahaan sama dengan memaksimumkan harga
pasar saham (Puspitasari dan Sudiyatno, 2010).
Nilai perusahaan diartikan sebagai harga yang bersedia dibayar oleh calon
investor seandainya suatu perusahaan akan dijual. Nilai perusahaan tercermin dari
harga saham yang stabil dan dalam jangka panjang mengalami kenaikan. Semakin
tinggi harga saham maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan
yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang
tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Untuk mencapai
hal tersebut, perusahaan mengharapkan manajer keuangan akan melakukan
tindakan terbaik bagi perusahaan dengan memaksimalkan nilai perusahaan
sehingga kemakmuran (kesejahteraan) pemilik atau pemegang saham dapat
tercapai (Husnan, 2005 dalam Mulianti, 2010).
Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar dividen,
dividen adalah proporsi laba yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam
jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimiliknya. Ada
saatnya dividen tersebut tidak dibagikan oleh perusahaan karena perusahaan
merasa perlu untuk menginvestasikan kembali laba yang diperolehnya. Besarnya
dividen tersebut dapat mempengaruhi harga saham. Apabila dividen yang dibayar
tinggi, maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi
dan jika dividen dibayarkan kepada pemegang saham kecil maka harga saham
perusahaan yang membagikannya tersebut juga rendah. Kemampuan sebuah
4
memperoleh laba. Jika perusahaan memperoleh laba yang tinggi, maka
kemampuan perusahaan akan membayarkan dividen juga tinggi, dengan dividen
yang besar akan meningkatkan nilai perusahaan (Harjito dan Martono, 2005
dalam Safrida, 2008).
Banyak penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan
telah dilakukan, Ada yang meneliti bahwa kinerja perusahaan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan, tetapi banyak pula yang meneliti sebaliknya,
ketidakkonsistenan hasil penelitian yang meneliti pengaruh ROE terhadap nilai
perusahaan menunjukkan adanya variabel kontingen yang mempengaruhi
hubungan diantara keduanya. Sementara itu, ketidakefisienan investasi salah
satunya disebabkan oleh corporate governance yang lemah, yang memiliki
dampak pada profitabiltas dan nilai perusahaan. Literatur penilaian perusahaan
menjelaskan bahwa arus kas discretonary merupakan salah satu cara menilai nilai
perusahaan, dan sejauh ini jika terjadi investasi kas yang tidak efisien akan
berpengaruh pada nilai perusahaan. Ada bukti yang menunjukkan bahwa investasi
kas oleh para manajer pada corporate governance atau tata kelola perusahaan
yang lemah akan berdampak mengurangi profitabilitas masa depan, yang
berpengaruh pada harga saham perusahaan (Harford et al., 2008 dalam
Kusumadilaga, 2010).
Perusahaan di Indonesia memiliki karakteristik yang tidak berbeda dengan
perusahaan di Asia pada umumnya, dimana perusahaan dimiliki dan dikontrol
5
publik, namun kendali keluarga masih signifikan. Hal ini menunjukkan rendahnya
struktur kepemilikan manajerial karena sebagian besar masih didominasi oleh
keluarga. Pola dan kepemilikan usaha seperti ini akan mendorong praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme, serta perlindungan terhadap investor kecil yang rendah,
sehingga pada akhirnya akan menjatuhkan nilai perusahaan (Agoes dan Ardana,
2011). Dewan Komisaris dalam suatu perusahaan merupakan salah satu
mekanisme GCG yang dapat mempengaruhi insentif bagi manajemen untuk
melaksanakan kepentingan terbaik dari pemegang saham. GCG muncul dan
berkembang dari teori agensi, yang menghendaki adanya pemisahan antara
kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Struktur kepemilikan dipercaya
mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh
pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan (Siallagan dan
Machfoedz, 2006). Konsep GCG juga muncul untuk meminimalkan potensi
kecurangan akibat agency problem. Semakin tinggi kepemilikan manajerial
diharapkan pihak manajemen akan berusaha semaksimal mungkin untuk
kepentingan para pemegang saham. Hal ini disebabkan oleh pihak manajemen
juga akan memperoleh keuntungan bila perusahaan memperoleh laba (Puspitasari
dan Sudiyatno, 2010).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan
judul sebagai berikut “Pengaruh Kinerja keuangan dan Good Corporate
Governance terhadap nilai pasar perusahaan pada perusahaan yang
6
1.2Perumusan dan Batasan Masalah 1.2.1 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah
pada penelitian ini adalah:
1. Apakah kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai pasar perusahaan di
Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah good corporate governance berpengaruh terhadap nilai pasar
perusahaan di Bursa Efek Indonesia?
1.2.2 Batasan Masalah
Batasan masalah dilakukan agar penelitian dan pembahasanya lebih terarah,
sehingga hasilnya tidak bias dan sesuai dengan harapan peneliti. Adapun ruang
lingkup penelitianya adalah menguji komponen kinerja keuangan pada laporan
keuangan dan good corporate governance terhadap nilai pasar perusahaan di
Bursa efek Indonesia Periode 2009-2013.
1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang penulis kemukakan di atas, maka dapat
dijelaskan tujuan dari penelitian ini adalah: Membuktikan secara empiris
pengaruh komponen kinerja keuangan pada laporan keuangan, dan Good
corporate governance terhadap nilai pasar perusahaan pada perusahaan yang
7
1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1Manfaat Teoritis
- Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan
pengetahuan serta bukti empiris mengenai pengaruh komponen kinerja
keuangan pada laporan keuangan dan good corporate governance terhadap
nilai pasar perusahaan.
- Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan
wawasan bagi mereka yang akan melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai kinerja keuangan pada laporan keuangan, serta good corporate
governance.
- Penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam menyampaikan
informasi dan pengetahuan untuk pertimbangan dalam membuat kebijakan
mengenai nilai pasar perusahaan yang bisa meningkatkan reputasi
perusahaan
1.3.2.2Manfaat Praktis
- Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kinerja
keuangan pada laporan keuangan dan good corporate governance yang
diterapkan oleh perusahaan.
- Memberikan masukkan kepada para investor sehingga dapat dijadikan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1Landasan Teori 2.1.1 Signalling Theory
Teori sinyal berakar pada teori akuntansi pragmatik yang memusatkan perhatian
pada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai informasi. Teori
ini menyatakan bahwa perusahaan dengan kinerja yang tinggi menggunakan
informasi keuangan untuk mengirim sinyal kepada pasar. Melalui sinyal tersebut,
pasar diharapkan dapat membedakan antara perusahaan yang berkualitas baik dan
buruk (Soemarso, 2004).
Menurut Wolk, et al. (2001) dalam Yadnyana dan Wati (2010), teori sinyal
memberikan solusi untuk mengurangi asimetri informasi antara manajemen
perusahaan dengan pihak eksternal. Solusi tersebut berupa informasi keuangan
yang dapat dipercaya. Jadi, manajer seharusnya menyediakan sinyal (informasi)
yang dapat dipercaya dan dekat dengan kebenaran karena sinyal tersebut akan
digunakan dalam pengambilan keputusan. Jika manajer menyediakan sinyal yang
salah kepada pasar, kemudian pasar menyadari kebenarannya, maka pasar akan
memberikan harga yang rendah pada nilai pasar saham perusahaan. Oleh karena
9
perubahannya karena informasi tersebut merupakan sinyal atas nilai perusahaan
yang sebenarnya.
2.1.2 Teori Stakeholder
Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak awal Tahun
1970 an, yang secara umum dikenal dengan stakeholder theory artinya sebagai
kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan stakeholder,
nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat dan lingkungan,
serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara
berkelanjutan. Stakeholder theory dimulai dengan asumsi bahwa nilai (value)
secara eksplisit dan tak dipungkiri merupakan bagian dari kegiatan usaha. (Meythi
dkk, 2012).
Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya
beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberikan manfaat bagi
stakeholdernya, dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat
dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan
tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007 dalam Meythi dkk, 2012).
Tanggung jawab sosial perusahaan seharusnya melampaui tindakan
memaksimalkan laba untuk kepentingan pemegang saham (stakeholder), namun
lebih luas lagi bahwa kesejahteraan yang dapat diciptakan oleh perusahaan
sebetulnya tidak terbatas kepada kepentingan pemegang saham, tetapi juga untuk
10
klaim terhadap perusahaan. Mereka adalah pemasok, pelanggan, pemerintah,
masyarakat lokal, investor, karyawan, kelompok politik, dan asosiasi
perdagangan. Seperti halnya pemegang saham yang mempunyai hak terhadap
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan, stakeholder juga
mempunyai hak terhadap perusahaan (Safrida, 2008).
Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang digunakan perusahaan.
Oleh karena itu power stakeholder ditentukan oleh besar kecilnya power yang
dimiliki stakeholder atas sumber tersebut. Power tersebut dapat berupa
kemampuan untuk membatasi pemakaian sumber ekonomi yang terbatas (modal
dan tenaga kerja), akses terhadap media yang berpengaruh, kemampuan untuk
mengatur perusahaan, atau kemampuan untuk mempengaruhi konsumsi atas
barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan. Oleh karena itu, ketika stakeholder
mengendalikan sumber ekonomi yang penting bagi perusahaan, maka perusahaan
akan bereaksi dengan cara-cara yang memuaskan keinginan stakeholder (Ghozali
dan Chariri, 2007 dalam Meythi dkk, 2012).
2.2Nilai Pasar Perusahaan
Tujuan manajemen keuangan perusahaan adalah memaksimalkan nilai kekayaan
para pemegang saham. Nilai kekayaan dapat dilihat melalui perkembangan harga
saham (common stock) perusahaan di pasar. Dalam hal ini, nilai saham dapat
merefleksikan investasi keuangan perusahaan dan kebijakan dividen. Oleh karena
11
pasar modal untuk mewakili nilai perusahaan adalah harga saham dengan
berbagai jenis indikator, antara lain return saham, harga saham biasa, abnormal
return, PER, dan indikator lain yang merepresentasikan harga saham biasa di
pasar modal. Dengan demikian bisa dimaknai bahwa tujuan manajemen keuangan
perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan para pemegang saham, yang berarti
meningkatkan nilai perusahaan yang merupakan ukuran nilai objektif oleh publik
dan orientasi pada kelangsungan hidup perusahaan (Siallagan dan Machfoedz,
2006).
Nilai perusahaan dapat didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat
keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya pada tahun t, yang
tercermin pada harga saham tahun t + 1. Menurut Van Home dalam (Meythi dkk,
2012) mengatakan bahwa nilai perusahaan merupakan total nilai dari harga pasar
baik hutang-hutang perusahaan maupun saham perusahaan. Nilai saham
perusahaan merupakan nilai yang selalu berubah berdasarkan kondisi perusahaan
baik saat ini mupun dimasa yang akan datang, sehingga nilai perusahaan salah
satu komponennya dapat diukur dari nilai pasar perusahaan. Menurut Mardiyanto
(2009), nilai perusahaan dapat dikaitkan dengan harga saham suatu perusahaan
dibursa saham, hal ini merupakan suatu indikator bahwa kinerja perusahaan dalam
keadaan baik. Meningkatnya harga saham mencerminkan kepercayaan pasar akan
baiknya prospek perusahaan bersangkutan pada masa mendatang. Ukuran
penilaian perusahaan dapat dibentuk melalui dua pendekatan yaitu pendekatan
12
adalah nilai pasar ekuitas yaitu jumlah ekuitas yang beredar dikali dengan harga
pasar pada setiap akhir tahun buku.
Market value perusahaan kaitannya dengan laporan keuangan diuraikan oleh teori
pasar efisien. Fama dalam Belkaoui (2003, dalam Meythi dkk, 2012) menyatakan
bahwa dalam pasar efisien ”mencerminkan sepenuhnya” mencerminkan informasi
yang tersedia. Hipotesis pasar efisien mengungkapkan bahwa harga saham
sekarang mencerminkan sepenuhnya informasi pada masa lampau, informasi yang
dipublikasikan dan informasi yang tidak dipublikasikan.
Nilai pasar (market value) adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada
saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh
permintaan dan penawaran saham bersangkutan di pasar bursa. Berkaitan dengan
bursa saham, Siallagan dan Machfoedz, (2006) menyatakan bahwa nilai pasar
merupakan harga pasar riil dan harga yang paling mudah ditentukan karena
merupakan harga dari suatu saham perusahaan pada pasar yang sedang
berlangsung atau sudah tutup, berdasarkan bursa utama. Nilai pasar menunjukan
keadaan perusahaan berdasarkan persepsi investor yang teraktualisasi melalui
harga saham. Secara garis besar nilai pasar perusahaan merupakan harga seluruh
saham yang beredar (closing price).
Dapat disimpulkan, market value adalah harga saham yang paling mudah
ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham perusahaan pada pasar yang
sedang berlangsung atau sudah tutup, yang didasarkan pada bursa utama oleh
13
saham, sehingga nilai pasar menunjukan fluktuasi dari harga saham dimana harga
saham sekarang mencerminkan sepenuhnya informasi pada masa lampau,
informasi yang dipublikasikan dan informasi yang tidak dipublikasikan.
Nilai perusahaan dapat diukur melalui variabel CMV (corporate market value).
CMV menunjukkan nilai kapitalisasi pasar atau keseluruhan nilai saham yang
dimiliki oleh perusahaan. Nilai tersebut merupakan salah satu indikator untuk
menilai kinerja keuangan perusahaan (Safrida, 2008).
2.3Laporan Keuangan
Keadaan yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan dalam kondisi
stabil. Contoh faktor risiko: perusahaan mungkin memanipulasi laba ketika
stabilitas keuangan atau profitabilitasnya terancam oleh kondisi ekonomi.
Menurut pedoman etika akuntan IAI, laporan keuangan adalah suatu penyajian
data keuangan termasuk catatan yang menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan
untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi (aktiva) dan atau kewajiban
suatu entitas pada saat tertentu atau perubahan atas aktiva dan atau kewajiban
selama suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Harahap (2011) menyatakan laporan keuangan (financial statement) merupakan
media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Jika informasi ini
disajikan dengan benar, informasi tersebut sangat berguna bagi siapa saja untuk
14
keuangan terdiri dari neraca, perhitungan rugi laba, dan laporan perubahan posisis
keuangan. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para
pemilik perusahaan. Laporan keuangan perusahaan merupakan sumber informasi
yang penting disamping informasi lain seperti informasi industri, kondisi
perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan yang lainnya.
Ada tiga macam laporan keuangan yang pokok dihasilkan yaitu neraca, laporan
laba-rugi, dan laporan aliran kas.
Laporan keuangan merupakan komoditi yang bermanfaat dan dibutuhkan
masyarakat, karena dapat memberikan informasi yang dibutuhkan para
pemakainya dalam dunia bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan, dengan
membaca laporan keuangan dengan tepat, seseorang dapat melakukan tindakan
ekonomi menyangkut lembaga perusahaan yang dilaporkan dan diharapkan akan
menghasilkan keuntungan baginya.
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi
keuangan selama satu tahun buku yang bersangkutan. Laporan yang lengkap
terdiri dari komponen-komponen yaitu, neraca, laporan laba rugi, laporan arus
kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan
keuangan mempunyai tujuan sebagai alat informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi
15
banyak yang berkepentingan atas informasi yang disajikan, salah satunya adalah
investor.
Berikut adalah karakteristik laporan keuangan dilihat dari segi kualitas
berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) (Harahap, 2011):
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan
adalah kemudahannya untuk dipahami oleh pemakainya. Pemakai
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktifitas
ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari
informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi
kompleks yang seharusnya dimasukkan di dalam laporan keuangan tidak
dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut
terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.
2. Relevan
Agar laporan keuangan bermanfaat, informasi di dalamnya harus relevan
untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan
keputusan. Informasi di dalam laporan keuangan memilki kualitas relavan
jika dapat memengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu
mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan,
menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu.
Informasi posisi keuangan dan kinerja dimasa lalu sering kali digunakan
sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan
16
pembayaran difiden dan upah, pergerakan harga skurietas, dan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh
tempo. Untuk memiliki nilai produktif, informasi tidak perlu harus dalam
bentuk ramalan eksplisit. Namun demikian, kemampuan laporan keuangan
untuk membuat prediksi dapat ditingkatkan dengan penampilan informasi
tentang transaksi dan peristiwa masa lalu. Misalnya, nilai prediktif laporan
laba rugi dapat di tingkatkan apabila pos-pos penghasilan atau beban yang
tidak biasa, abnormal, dan jarang terjadi di ungkapkan secara terpisah.
3. Materialitas
Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitas laporan
keuangan. Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk
mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar
laporan keuangan. Materialitas tergantung pada besarnya pos atau
kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam
mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat. Oleh karenanya,
materialitas lebih merupakan suatu ambang batas atua titik pemisah dari
pada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki agar
informasi dipandang berguna.
4. Keandalan
Supaya laporan keuangan bermanfaat, informasi juga harus handal
(reliable). Informasi memilki kualitas yang handal jika bebas dari
17
pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful
representation) dari yang seharusnya disajikan secara wajar diharapkan
dapat di sajikan.
5. Penyajian Jujur
Informasi keuangan di laporan keuangan pada umumnya tidak luput dari
resiko penyajian yang dianggap kurang jujur dari pada apa yang
seharusnya digambarkan. Hal tersebut bukan disebabkan karena
kesenjangan untuk menyesatkan, tetapi lebih merupakan kesulitan yang
melekat dalam mengidentifikasikan transaksi serta peristiwa lainnya yang
dilaporkan, atau dalam menyusun atau menerapkan ukuran dan teknik
penyajian yang sesuai dengan makna transaksi dan peristiwa tersebut.
6. Subtansi Mengungguli Bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta
peristiwa lain yang seharusnya disajikan, peristiwa tersebut perlu dicatat
dan disajikan sesuai dengan subtansi dan realitas ekonomi dan bukan
hanya bentuk hukum. Subtansi transaksi atau peristiwa lain tidak selalu
konsisten dengan apa yang tampak dari bentuk hukum.
7. Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, tidak
bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada
usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak,
sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai
18
8. Pertimbangan Sehat
Penyusunan laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidak pastian
suatu peristiwa dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang
diragukan, perkiraan masa manfaat pabrik serta peralatan, dengan tuntutan
atas jaminan garansi yang mungkin timbul. Namun demikian, penggunaan
pertimbangan sehat tidak memperkenankan, misalnya: pembentukan
cadangan tersembunyi atau penyisihan, berlebihan, dan sengaja
menetapkan aktiva atau penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan
kewajiban atau beban yang lebih tinggi sehingga laporan keuangan
menjadi tidak netral, dan karena itu tidak memilki kualitas yang handal.
9. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laoran keuangan harus lengkap
dalam batasan materialitas dan biaya.
2.4Good Corporate Governance
Pasal Surat Keputusan Menteri BUMN No. 117/M-MBU/2002 tanggal 31 juli
2002 tentang penerapan GCG pada BUMN menyatakan bahwa corporate
governance adalah “suatu proses dan stuktur yang digunakan oleh organ BUMN
untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna
mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap
memperhatikan pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya, berdasarkan
peraturan perundangan dan nilai-nilai etika”. Definisi ini menekankan pada
19
peraturan perundangan dan nilai-nilai etika serta memperhatikan stakeholder yang
tujuan jangka panjangnya adalah untuk mewujudkan dan meningkatkan nilai
pemegang saham (Agoes dan Ardana, 2011).
Pengertian corporate gavernace menurut Tumbuli Report di Inggris April, 1999
yang dikutip oleh Fujinuma dalam (Wibowo dan Aisjah, 2013) adalah sebagai
suatu system pengendalian internal perusahaan yang memiliki tujuan utama
mengelola resiko yang signifikan guna memenuhi tujuan bisnisnya melalui
pengamanan aset perusahaan dan meningkatkan nilai investasi pemegang saham
dalam jangka penjang.
Bank Dunia (World Bank) mendefinisikan goodcorporate gavernace (GCG)
sebagai hukum, peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi, yang dapat
mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan untuk berfungsi secara efisien
guna menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi
para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan (Siallagan
dan Machfoedz, 2006).
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, GCG secara singkat dapat diartikan
sebagai seperangkat sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk
mencapai nilai tambah (value added) bagi para pemangku kepentingan. Hal ini
disebabkan karena GCG dapat mendorang terbentuknya pola kerja manajemen
yang Bersih, Transparan, dan Profesional. Implementasi prinsip-prinsip GCG
20
maupun asing. Hal ini sangat penting bagi perusahaan yang akan mengembangkan
usahanya, seperti melakukan investasi baru maupun proyek ekspansi.
2.5Kerangka Penelitian
2.6Penelitian Terdahulu
Safrida (2008) meneliti tentang pengaruh struktur modal dan pertumbuhan
perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Jakarta, Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta dengan periode penelitian tahun 2004 sampai
dengan tahun 2006, berjumlah 151 perusahaan. Sampel dipilih dengan
menggunakan metode purposive sampling berjumlah 45 perusahaan. Teknik
pengujian data adalah dengan menggunakan regresi linear sederhana untuk
menguji secara parsial dan regresi linear berganda untuk menguji secara simultan,
dengan tingkat signifikansi alpha 5%. Hasil penelitian ini membuktikan secara
parsial bahwa struktur modal berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan, pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara negatif namun
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara simultan membuktikan bahwa
Nilai Pasar
21
struktur modal dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara negatif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Puspita (2011) meneliti tentang pengaruh struktur modal, pertumbuhan
perusahaan, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan,
sampel penelitian yang digunakan adalah perusahaan manufaktur sektor food and
beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009. Sampel
penelitian sebanyak 14 perusahaan manufaktur pada sektor food and beverages.
Hasil dari analisis ini menyebutkan bahwa secara simultan struktur modal,
pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan dan profitabilitas mempengaruhi
nilai perusahaan. Secara parsial variabel yang berpengaruh terhadap nilai
perusahaan adalah struktur modal dan profitabilitas, sedangkan pertumbuhan
perusahaan dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Wibowo dan Aisjah (2013) meneliti tentang pengaruh profitabilitas, kepemilikan
manajerial, kebijakan dividen dan leverage terhadap price book value sebagai
proksi dari nilai perusahaan. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009 sampai
2011. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling yaitu didasarkan pada
kriteria tertentu. Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa secara simultan
profitabilitas, kepemilikan manajerial, kebijakan dividen dan leverage
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara parsial profitabilitas dan
22
kepemilikan manajerial serta leverage berpengaruh negatif secara signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Siallagan dan Machfoedz, (2006) meneliti tentang pengaruh mekanisme corporate
governance, kualitas laba dan nilai perusahaan, objek penelitian ini dengan
mengambil sampel sebanyak 74 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta yang menghasilkan 197, hasil penelitian ini mendukung hipotesis
yang diajukan mekanisme corporate governance yang terdiri dari: a) kepemilikan
manajerial secara negatif berpengaruh terhadap nilai perusahaan, b) dewan
komisaris secara positif berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dan c) komite
audit secara positif berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Keempat, kualitas laba
bukan merupakan variabel pemediasi (intervening variable) pada hubungan antara
mekanisme corporate governance dan nilai perusahaan.
2.7Hipotesis Penelitian
2.7.1 Profitabilitas Terhadap Nilai Pasar Perusahaan
Profitabilitas menurut Saidi (2004) dalam Puspita (2011) adalah kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba. Para investor menanamkan saham pada
perusahaan adalah untuk mendapatkan return, yang terdiri dari yield dan capital
gain. Semakin tinggi kemampuan memperoleh laba, maka semakin besar return
yang diharapkan investor, sehingga menjadikan nilai perusahaan menjadi lebih
baik. ROE merupakan salah satu rasio yang mengukur tingkat profitabilitas
perusahaan. ROE digunakan untuk mengukur besarnya laba bersih yang dapat
23
kekayaannya. Tinggi rendahnya ROE tergantung pada pengelolaan asset
perusahaan yang menggambarkan efisiensi operasional perusahaan. Semakin
tinggi ROE semakin efisien operasional perusahaan.
Penelitian yang dilakukan Puspita (2011) menyatakan bahwa profit yang tinggi
akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu
investor untuk ikut meningkatkan permintaan saham. Selanjutnya permintaan
saham yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan yang meningkat.
Femonema tersebut menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas merupakan insentif
bagi peningkatan nilai pasar perusahaan.
H1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai pasar perusahaan
2.7.2 Leverage Terhadap Nilai Pasar Perusahaan
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban
jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total
hutangnya lebih besar dibandingkan tingkat asetnya. Rasio ini mengukur
likuiditas jangka panjang perusahaan dan dengan demikian memfokuskan pada
sisi kanan neraca. Apabila kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka panjang rendah maka tingkat solvabilitas perusahaan tersebut tinggi.
Sebaliknya apabila kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
panjang tinggi maka tingkat solvabilitas perusahaan tersebut rendah. Semakin
besar Leverage menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak
memanfaatkan hutang-hutang relative terhadap ekuitas. Semakin besar Leverage
24
cenderung menghindari saham-saham yang memiliki nilai Leverage yang tinggi.
Sofiati (2000) dalam Wibowo dan Aisjah (2013) menyatakan bahwa penggunaan
hutang oleh suatu perusahaan akan membuat risiko yang ditanggung pemegang
saham meningkat. Ketika terdapat penambahan jumlah hutang secara absolut
maka akan menurunkan tingkat solvabilitas perusahaan, yang selanjutnya akan
berdampak dengan menurunnya nilai pasar perusahaan.
H2 : Leverage berpengaruh negatif terhadap nilai pasar perusahaan
2.7.3 Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Pasar Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan dalam
memperoleh dana dari pasar modal. Perusahaan yang memiliiki total aktiva besar
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai kedewasaan, dimana
dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek
yang baik dalam waktu yang relative lama, selain itu juga ukuran perusahaan
mencerminkan bahwa perusahaan relative stabil dan lebih mampu menghasilkan
laba dibandingkan perusahaan dengan total asset lebih kecil.
Hasil penelitian Safrida (2008) menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian
tersebut menunjukkan bahwa investor mempertimbangkan ukuran perusahaan
dalam membeli saham. Ukuran perusahaan dijadikan Patokan bahwa perusahaan
tersebut mempunyai kinerja yang bagus.
25
2.7.4 Dewan Komisaris Independen Terhadap Nilai Pasar Perusahaan
Keefektivan pengawasan dalam aktivitas perusahaan dapat dipengaruhi oleh
bagaimana dewan komisaris dibentuk dan diorganisir. Kinerja dewan yang baik
akan mampu mewujudkan good corporate governance bagi perusahaan. Dalam
penerapannya, pelaksanaan GCG sangat bergantung pada fungsi-fungsi dari
dewan komisaris yang dipercaya sebagai pihak yang mengurus perusahaan.
Komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara
penuh dalam mengelola perusahaan.
Jumlah dewan komisaris yang semakin banyak menandakan bahwa dewan
komisaris yang melakukan fungsi pengawasan dan koordinasi dalam perusahaan
semakin baik (Siallagan dan Machfoedz, 2006). Karena semakin banyak anggota
dewan komisaris independen maka tingkat integritas pengawasan terhadap dewan
direksi yang dihasilkan semakin tinggi, dengan begitu maka akan semakin
mewakili kepentingan stakeholders lainnya selain daripada kepentingan
pemegang saham mayoritas dan dampaknya akan semakin baik terhadap nilai
pasar perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik hipotesis sebagai
berikut:
H4 : Ukuran dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap nilai
26
2.7.5 Ukuran Komite Audit Terhadap Nilai Pasar Perusahaan
Penggunaan variabel corporate governance (CG) sebagai suatu struktur yang
sistematis untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Corporate governance
mensyaratkan adanya tata kelola perusahaan yang baik. Tata kelola perusahaan
yang baik menggambarkan bagaimana manajemen mengelola asset dan modalnya
dengan baik agar menarik para investor. Pengelolaan asset dan modal suatu
perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangan yang ada. Jika pengelolaannya
dilakukan dengan baik maka secara otomatis akan meningkatkan nilai perusahaan.
Ukuran komite auidt adalah jumlah anggota komite audit yang ada di dalam
perusahaan. Siallagan dan Machfoedz (2006) menyatakan bahwa suatu
perusahaan akan mempunyai dua motif untuk memiliki komite audit yaitu: (1)
motif governance (penciptaan nilai perusahaan) dan (2) motif distributif
membatasi kepentingan controlling owner). Oleh karena itu semakin banyak
jumlah komite audit yang ada di dalam perusahaan, maka akan semakin efektif
fungsi monitoring serta kontrol terhadap kinerja perusahaan. Dengan kinerja
perusahaan yang baik maka nilai perusahaan juga akan meningkat. Penelitian
yang dilakukan Isshaq (2009) dalam Siallagan dan Machfoedz (2006)
menghasilkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara ukuran komite
audit dan nilai perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik hipotesis
sebagai berikut:
27
2.7.6 Rapat Dewan Komisaris Terhadap Nilai Pasar Perusahaan
Tugas dewan komisaris sangat penting dalam mengawasi kebijakan dan
pelaksanaan kebijakan perusahaan itu sendiri yang dilakukan oleh pihak
manajemen. Dewan komisaris juga dituntut untuk bisa memberikan nilai pada
perusahaan dan harus bisa memberikan manfaat kepada stakeholder. Efektifitas
peran dewan komisaris diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
kompetensi dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, dan
frekuensi rapat dewan komisaris independen. Kompetensi dewan komisaris perlu
diperhatikan, walaupun tidak mengharuskan seseorang untuk masuk dalam dunia
bisnis tetapi akan lebih baih baik jika dewan komisaris mempunyai kompetensi
yang baik di bidang ekonomi, sehingga pertemuan dalam membahas mengawasi
perusahaan untuk tujuan jangka panjang sangat perlu dilakukan.
Penelitian yang dilakukan Isshaq (2009) dalam Siallagan dan Machfoedz (2006)
membuktikan hubungan positif signifikan antara rapat dewan komisaris dan nilai
perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H6: Rapat Dewan Komisaris berpengaruh positif terhadap nilai pasar
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1Sampel dan Data Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaanyang terdaftar pada tahun
2009-2013 di Bursa Efek Indonesia (BEI).Teknikpengambilansampel yang
digunakandalampenelitianiniadalahnonprobability sampling,
yaituteknikpengambilansampel yang tidakmemberikanpeluang yang
samabagisetiapunsuratauanggotapopulasiuntukdipilihmenjadisampel(Sugiono,
2009). Dalam penelitian ini perusahaan yang menjadi sampel dipilih
berdasarkanPurposive Sampling(kriteria yang dikehendaki). Kriteria
sampeldalampenelitianiniadalahsebagaiberikut:
1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) daritahun
2009-2013.
2. Perusahaan yang selama tahun penelitian 2009-2013 tidak mengalami
delisted.
3. Perusahaan yang secara lengkap mempublikasikan laporan keuangan
29
4. Laporan keuangan dinyatakan dalam mata uang rupiah,dikarenakan
penelitian dilakukan di Indonesia maka laporan keuangan yang digunakan
adalah yang di nyatakan dalam rupiah.
5. Laporan keuangan yang mempunyai informasi dewan komisaris, frekuensi
rapat dewan komisaris dan ukuran komite audit.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder, karena data diperoleh
secara tidak langsung atau melalui media perantara. Data penelitiandidapat dari
Dari SitusBursa Efek
Indonesia(http://www.idx.co.id/id-id/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx),
bilatidakadadisitusini, penulisjugamencari di situsperusahaan yang bersangkutan.
3.2OperasionalVariabelPenelitian
Variabel penelitian padadasarnya adalah sesuatu hal yang terbentu kappa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik simpulan (Sugiyono, 2009).
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
3.2.1 VariabelDependen
Variabel dependen atau variable terikatadalahvariabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabelin dependen (Sekaran, 2006).Variabel dependen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah nilai pasarperusahaan. Variabel nilai pasar
perusahaan dilambangkan dengan variabel CMV (corporate market value).CMV
menunjukkan nilai kapitalisasipasar atau keseluruhan nilai saham yang dimiliki
30
memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga
saham perusahaan meningkat.Nilai perusahaandiproksikan dengan menggunakan
Tobin’s Q.Tobin’s Q dihitung dengan rumus sebagai berikut(YadnyanadanWati,
2010):
TQ
CMV
D
TA
3.2.2 VariabelIndependen
Variabel independe nmerupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahanya atau timbulnya variable dependen / terikat (Sugiono, 2007).
Variable independen dalam penelitian ini adalah:
1. Profitabilitas
Return on Equity menunjukkkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba setelah pajak dengan memanfaatkan total equity yang dimilikinya. Satuan
persen (%) dengan ukuran variabel yang digunakan adalah earning after tax
dibagitotal equity. (Kasmir,2012)
Return on Equity(ROE)
2. Leverage
Leverage merupakan besarnya hutang yang digunakan untuk membiayai
31
diukur dengan membandingkan total hutang dengan total asset, dengan rumus
perhitungan sebagai berikut:
Lev
3. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki
perusahaan.Ukuran untuk menentukan ukuran perusahaan adalah denganlog
natural daritotal asset. Total asset dijadikansebagai indicator ukuran perusahaan
karena sifatnya jangka panjang dibandingkan dengan penjualan. Sedangkan
logaritma natural digunakan untuk meminimalkan variandari model
penelitian.Selain itu transformasi logaritma natural juga berfungsi untuk
pengujian asumsi klasik khususnya untuk uji normalitas atau penormalan data
(GhozalidanChariri, 2007).
Size
4. KomisarisIndependen
Pengukuran rasio anggota komisaris independen ini dapat diperoleh dengan cara
menjumlahkan komisaris independen kemudian dibagi dengan jumlah komisaris
(UjiyanthodanPramuka, 2007). Informasi mengenai jumlah komisarisi ndependen
diperoleh dari laporan tahunan perusahaan dan darip engumuman yang
dikeluarkanoleh BEI.
32
5. UkuranKomite Audit
Komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung antara dewan direksi
dan audit ekternal, internal auditor serta anggota independen, yang memiliki
tugas untuk memberikan pengawasan auditor, memastikan manajemen
melakukan tindakan korektif yang tepat terhadap hukum dan regulasi. Dalam
penelitian ini, pelaksanaan corporate governance untuk ukuran komite audit
diproksikan dengan menghitung jumlah anggota komite audit dalam suatu
perusahaan yang terdapat dalam laporan tahunan perusahaan (Widianto, 2011).
6. RapatDewanKomisaris
Keefektifan dari dewan dapat dipengaruhi oleh frekuensi meeting, frekuensi rapat
yang tinggi dapat menghasilkan monitoring yang lebih baik. Dalam penelitian ini,
frekuensi rapat dewan komisaris diukur dengan jumlah meeting khusus Dewan
Komisaris yang diselenggarakan selama satu tahun (Yatim et al, 2006).
3.3MetodeAnalisis Data 3.3.1 StatistikDeskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan deskripsif
atau variabel-variabel penelitian.Statistik deskriptif akan memberikan gambaran
atau deskrepsi umum dari variable penelitian mengenai nilai rata-rata (mean),
standar deviasi, maksimum, minimum, sum. Data yang akan diteliti
33
audit. Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah dalam memahami
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.
3.3.2 AnalisisRegresi Linier Berganda
Metode regresi linier berganda dilakukan terhadap model yang diajukan oleh
peneliti menggunakan program SPSS untuk memprediksi hubungana ntara
variable lindependen dengan variable dependen.Berdasarkan rumusan masalah
dan kerangka pemikiran teoritis yang telah diuraikan sebelumnya, maka model
penelitian yang dibentuk adalah sebagai berikut :
Y= b0+b1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4+ b5X5+ b6X6+et
Keterangan :
Y : NilaiPasar Perusahaan
X1 : Profitabilitas
X2 : Leverage
X3 : Ukuran Perusahaan
X4 : KomisarisIndependen
X5 : Ukurankomite audit
X6 : RapatDewanKomisaris
et : Error term
3.3.3 PengujianHipotesis
Pengujian ini menggunakan uji statistik F yang terdapat pada tabel Anova.
34
1. Jika probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi (Sig. ≤ 5%), maka model
penelitian dapat digunakan atau model tersebut sudah layak.
2. Jika probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi (Sig. > 5%), maka model
penelitian tidak dapat digunakan atau model tersebut tidak layak.
Pengujian keberartian pengaruh peubah bebas terhadap peubah terikat secara
keseluruhan juga dapat dilakukan dengan membandingkan hitung dengan
F-tabel dengan kriteria pengujiannya adalah:
- Ho ditolak jika F hitung > F tabel
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Penelitian ini merupakan studi yang melakukan analisis untuk menguji komponen
kinerja keuangan pada laporan keuangan dan Good corporate governance
terhadap nilai pasar perusahaan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013.
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa model regresi sesuai dengan
hasil observasi dari penelitian. Dimana hal ini menunjukan bahwa variabel terikat
yang digunakan dalam penelitian berhubungan dengan variabel bebasnya.
Berdasarkan uraian pada pembahasan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan
bahwa:
1. Berdasarkan hasil pengujian profitabilitas terhadap nilai pasar perusahaan,
dapat diketahui bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh yang positif
terhadap nilai pasar perusahaan oleh karena itu, hipotesis pertama yang
menyatakan bahwa “profitabilitas Independen berpengaruh secara positif
terhadap nilai pasar perusahaan” diterima.
2. Berdasarkan hasil pengujian leverage terhadap nilai pasar perusahaan, dapat
diketahui bahwa bahwa variabel leverage mempunyai pengaruh yang negatif
52
menyatakan bahwa “leverage Independen berpengaruh secara negatif terhadap
nilai pasar perusahaan” diterima.
3. Berdasarkan hasil pengujian ukuran perusahaan terhadap nilai pasar
perusahaan, dapat diketahui bahwa variabel ukuran perusahaan mempunyai
pengaruh yang positif terhadap nilai pasar perusahaan oleh karena itu,
hipotesis ke-3 yang menyatakan bahwa “ukuran perusahaan berpengaruh
secara positif terhadap nilai pasar perusahaan” diterima.
4. Berdasarkan hasil pengujian ukuran dewan komisaris independen terhadap
nilai pasar perusahaan, dapat diketahui bahwa variabel ukuran dewan
komisaris independen tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai pasar
perusahaan oleh karena itu, hipotesis ke-4 yang menyatakan bahwa “ukuran
dewan komisaris independen berpengaruh secara positif terhadap nilai pasar
perusahaan” ditolak.
5. Berdasarkan hasil pengujian ukuran komite audit terhadap nilai pasar
perusahaan, dapat diketahui bahwa variabel ukuran komite audit mempunyai
pengaruh yang positif terhadap nilai pasar perusahaan oleh karena itu,
hipotesis ke-5 yang menyatakan bahwa “ukuran komite audit berpengaruh
secara positif terhadap nilai pasar perusahaan” diterima.
6. Berdasarkan hasil pengujian rapat dewan komisaris terhadap nilai pasar
perusahaan, dapat diketahui bahwa variabel rapat dewan komisaris tidak
53
hipotesis ke-6 yang menyatakan bahwa “rapat dewan komisaris berpengaruh
secara positif terhadap nilai pasar perusahaan” ditolak.
5.2 Keterbatasan Penelitian dan Saran
a. Populasi penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013.
b. Variabel bebas dalam penelitian ini hanya enam variabel yang digunakan
sebagai untuk proksi ukuran dari komponen kinerja keuangan pada laporan
keuangan dan Good corporate governance.
5.3 Saran
1. Bagi investor hendaknya mempertimbangkan profitabilitas perusahaan,
karena hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas
merupakan insentif bagi peningkatan nilai pasar perusahaan, profit yang
tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga
dapat memicu investor untuk ikut meningkatkan permintaan saham.
Selanjutnya permintaan saham yang meningkat akan menyebabkan nilai
perusahaan yang meningkat.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan lebih banyak variabel,
tidak hanya menggunakan rasio keuangan dan komponen GCG sebagai
variabel bebas dalam penelitian ini, tetapi bisa menambahkan variabel bebas
lain seperti profil perusahaan yang bisa dilihat dari umur perusahaan dan
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno dan Ardana, I Cenik (2011). Etika Bisnis Dan Profesi:
Tantangan Membangun Manusia Seutuhnya, Edisi Revisi. Jakarta. Salemba.
Atmaja, Lukas Setia, 2003, Manajemen Keuangan, Edisi revisi, Andi offset, Yogyakarta.
Brigham dan Houston. 2009. Fundamentals of Financial Management (Dasar- Dasar Manajemen Keuangan). Buku 1. Edisi 10. Jakarta : Salemba Empat.
Effendi Arief, 2009. The Power Of Good Corporate Governance: Teori dan Implementasi. Salemba Empat: Jakarta.
Elcom. 2010. Seri Belajar Kilat SPSS 18. Yogyakarta: Penerbit Andi.
FCGI, 2001. Corporate Governance: Tata Kelola Perusahaan. Edisi Ketiga, Jakarta.
Ghozali dan Chariri, 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Undip.
Gusaptono, R Hendri, 2010. Faktor-Faktor Yang Mendorong Penciptaan Nilai Perusahaan Di BEI.Buletin Ekonomi Vol. 8, No. 2, Agustus 2010 hal
70-170.Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta.
Harahap,Sofyan Safri. 2011. Teori Akuntansi Edisi Revisi 2011. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Harjito, A., dan Martono,.2005. Manajemen Keuangan. Yogyakarta.
Husnan, Suad, 2005, Manajemen Keuangan (Teori dan Penerapan Keputusan Jangka Pendek) buku II, BPFE- Yogyakarta, Yogyakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. ED PSAK No. 01 (Revisi 2009). Salemba Empat. Jakarta.
Isshaq, Zangina. 2009. “Corporate Governance governance, ownership structure,
cash holding, and firm value on the Ghana stock Exchange” TheJournal of
Risk Finance, Vol.10 No.5, pp. 488-499. www.emeraldinsight.co.id
Klein, A., 2002, Audit Commite, Board of Director, Characteristics Economics (33), pp. 375-400
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. Jakarta. Diakses tanggal 12 Januari 2013.
Kusumadilaga, Rimba. 2010. Pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Diponegoro
Mardiyanto, Handono, 2009. Intisari Manajemen Keuangan, PT Grasindo : Jakarta
Meythi. Martussa, Riki. Debbianita. 2012. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pertumbuhan Perusahaan Sebagai Variabel Moderating. Jurnal Penelitian. Program Pendidikan Profesi Akuntansi. Univeritas Kristen Maranatha : Bandung
Mulianti, Fitri Mega.2010. Analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang dan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan. Tesis. Program Studi Magister Manajemen. Semarang.
Nasuition, Widiatmojo. 2010. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. Edisi 2. Yayasan MPU Ajar Artha. Jakarta.
Pristiwantiyasih. 2013. Peranan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Laba Di Masa Depan. JURNAL ANALISA, Vol. 1, No. 1, April 2013: 1 – 4.
Universitas 17 Agustus 1945. Banyuwangi.
Puspita, Novita Santi, 2011. Analisis Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2009. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Diponegoro.
Puspitasari, Elen dan Sudiyatno, Bambang. 2010. Pengaruh Kebijakan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Perusahaan Sebagai Variabel Intervening. Dinamika Keuangan dan Perbankan, Mei 2010, Hal: 1 - 22.
Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Saidi. 2004. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Go Public di BEJ 1997-2002. Jurnal Bisnis dan Ekonomi vol. 11 no.1, hal. 44-58.
Sartono, Agus. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPEF-YOGYAKARTA.
Sekaran, Uma. 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1, Jakarta: Salemba Empat.
Siallagan, Hamonangan dan Machfoedz, Mas’ud. 2006. “Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba Dan Nilai Perusahaan.” Simposium Nasional 9
Soemarso, SR, 2004. Accounting-Pengantar Akuntansi. Edisi 6. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.
Surat Keputusan Menteri BUMN No. 117/M-MBU/2002
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga, Yogjakarta: BPFE.
Ujiyantho, Muh. Arif dan Pramuka, B. A. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba, dan Kinerja Keuangan. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi 10. Makassar.
Utami, Rini Pebriani, 2005. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Deviden Pada Sektor Industri Manufaktur yang Terdaftar di BEI Pada Tahun 2003 s.d 2007”, Jurnal Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
Van Horne, James C. and John M. Wachowicz. 2007. Fundamentals of Financial Management, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Warsidi dan Bambang Agus Pramuka. 2009, Evaluasi Kegunaan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba di Masa yang Akan Datang”, Artikel di internet, Jurnal Akuntansi Manajemen dan Ekonomi, Vol 2:1,
Http://Warssidi –akuntan.tripod.com/skripsi/skripsi.htm, akses 02 Mei 2009.
Waryanti, 2009. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sosial Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Skripsi.S1 Akuntansi UNDIP.