• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Minat Berwirausaha Dan Kreativitas Wirausaha Dengan Pelaku Wirausaha Mahasiswa Angkatan 2010 Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Antara Minat Berwirausaha Dan Kreativitas Wirausaha Dengan Pelaku Wirausaha Mahasiswa Angkatan 2010 Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MINAT BERWIRAUSAHA DAN

KREATIVITAS WIRAUSAHA DENGAN PELAKU

WIRAUSAHA MAHASISWA ANGKATAN

2010 PENDIDIKAN EKONOMI

UNIVERSITAS LAMPUNG

Oleh

VIVIEN DATANIA

Masalah dalam penelitian ini adalah kurangnya minat dan kreativitas wirausaha mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara minat berwirausaha dan kreativitas wirausaha dengan pelaku wirausaha Mahasiswa Angkatan 2010 Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung angkatan 2010 dengan jumlah siswa keseluruhan 84 orang. Dengan menggunakan rumus Slovin dengan probability sampling didapat sampel sebanyak 69 orang. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif asosiatif dengan pendekatan ex post facto dan survey. Berdasarkan analisis diperoleh hasil penelitian yang

menunjukan bahwa, (1) ada hubungan yang positif antara Minat Berwirausaha dengan Pelaku Wirausaha Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Angkatan 2010 Universitas Lampung , (2) ada hubungan yang positif antara Kreativitas

Wirausaha dengan Pelaku Wirausaha Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Angkatan 2010 Universitas Lampung, (3) ada hubungan yang positif antara Minat

Berwirausaha dengan Kreativitas Wirausaha dengan Pelaku Wirausaha Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Angkatan 2010 Universitas Lampung.

(2)
(3)

HUBUNGAN ANTARA MINAT BERWIRAUSAHA DAN

KREATIVITAS WIRAUSAHA DENGAN PELAKU

WIRAUSAHA MAHASISWA ANGKATAN

2010 PENDIDIKAN EKONOMI

UNIVERSITAS LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

VIVIEN DATANIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

DAFTAR TABEL

7. Tabel Distribusi Frekuensi Minat Berwirausaha ( ) ... ...66

8. Kategori Variabel Minat Berwirausaha (X1) ... ...67

9. Tabel Distribusi Frekuensi Kreativitas Wirausaha (X2) ... ...68

10. Kategori Variabel Kreativitas Wirausaha (X2) ... ...69

11. Tabel Distribusi Frekuensi Pelaku Wirausaha (Y) ... ...70

12. Kategori Variabel Pelaku Wirausaha (Y) ... ...71

13. Hasil Perhitungan Normalitas X1 ... ...73

14. Hasil Perhitungan Normalitas X2 ... ...74

15. Hasil Perhitungan Normalitas Y ... ...74

16. Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas ... ...75

17. Uji Homogenitas X1 dan X2 ... ...76

18. Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas X1 dan X2 ... ...76

19. Uji Homogenitas X1 dan Y ... ...77

20. Uji Homogenitas X2 dan Y ... ...77

21. Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas X1, X2 dan Y ... ...78

22. Anova Minat Berwirausaha dan Pelaku Wirausaha ... ...79

23. Keeratan Hubungan Minat Berwirausaha dengan Pelaku Wirausaha ... ...80

24. Interpretasi Melihat Keeratan Hubungan ... ...80

25. Anova Kreativitas Wirausaha dan Pelaku Wirausaha ... ...81

26. Keeratan Hubungan Minat Berwirausaha dengan Pelaku Wirausaha ... ...81

27. Interpretasi Melihat Keeratan Hubungan ... ...82

28. Anova Minat Berwirausaha, Kreativitas Wirausaha dan Pelaku Wirausaha . ...83

29. Keeratan Hubungan Minat Berwirausaha, Kreativitas Wirausaha dengan Pelaku Wirausaha ... ...83

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang masalah ... 1

B. Identifikasi masalah ... 8

C. Pembatasan masalah ... 9

D. Rumusan masalah ... 10

E. Tujuan penelitian ... 10

F. Kegunaan penelitian ... 11

G. Ruang lingkup penelitian ... 11

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pikir, dan Hipotesis A. Tinjauan Pustaka ... 13

1. Minat Berwirausaha... 13

2. Pengertian Kewirausahaan ... 16

3. Kreativitas Wirausaha ... 22

4. Pelaku Wirausaha ... 31

B. Penelitian yang Relevan ... 32

C. Kerangka Pikir ... 36

D. Hipotesis ... 39

BAB III Metodologi Penelitian A. Metode Penelitian ... 41

B. Populasi dan Sampel ... 42

1. Populasi ... 42

2. Sampel ... 42

(6)

Halaman

C. Variabel Penelitian ... 44

D. Definisi Konseptual Variabel dan Operasional Variabel ... 44

1. Definisi Konseptual Variabel ... 44

2. Definisi Operasional Variabel ... 45

E. Teknik pengumpulan data ... 47

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 49

1. Uji Validitas Angket ... 49

2. Uji Reliabilitas Angket ... 52

G. Teknik Analisis Data ... 54

1. Uji Normalitas ... 54

2. Uji Homogenitas ... 55

H. Pengujian Hipotesis ... 56

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 59

1. Sejarah Berdirinya Program Studi Pendidikan Ekonomi ... 59

2. Visi, Misi, Tujuan dan Kompetensi Pendidikan Ekonomi ... 61

3. Proses Belajar Mengajar Pendidikan Ekonomi ... 63

4. Keadaan Dosen Pendidikan Ekonomi ... 63

5. Fasilitas Pendidikan Ekonomi ... 63

B. Gambaran Umum Responden ... 64

C. Deskripsi Data ... 65

1. Data Minat Berwirausaha ( ) ... 65

2. Data Kreativitas Wirausaha ( ... 67

3. Data Pelaku Wirausaha (Y) ... 69

D. Uji Persyaratan Instrumen ... 71

1. Uji Validitas ... 72

2. Uji Reliabilitas ... 72

E. Uji Persyaratan Analisa ... 73

1. Uji Normalitas ... 73

2. Uji Homogenitas ... 75

3. Uji Linearitas ... 76

F. Pengujian Hipotesis ... 78

1. Pengujian Hipotesis Pertama ( ) ... 79

2. Pengujian Hipotesis Kedua ( ) ... 80

3. Pengujian Hipotesis Ketiga ( , ) ... 82

G. Pembahasan ... 84

1. Hubungan Minat Berwirausaha dengan Pelaku Wirausaha ... 84

2. Hubungan Kreativitas Wirausaha dengan Pelaku Wirausaha .. 87

(7)

Halaman

BAB V Simpulan dan Saran

A. Simpulan... 93 B. Saran ... 94

(8)
(9)
(10)

Moto

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka.”

(Ar-Ra'd, 11)

“ Berhentilah menutup diri, mulailah memberi arti”

(Clas Mild)

“Simpanlah masalah mu, tertawalah seolah bahagia selamanya” (Eleanor Roosevelt)

“Bila orang mulai dengan kepastian, dia akan berakhir dengan keraguan. Jika orang mulai dengan keraguan, dia akan berakhir dengan kepastian.”

(Francis Bacon)

“Setiap orang di dunia ini adalah seorang tamu, dan uangnya adalah pinjaman. Tamu itu pastilah akan pergi, cepat atau lambat, dan pinjaman itu haruslah dikembalikan.”

(Ibnu Mas’ud)

“Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun. Karena yang menyukaimu tidak butuh itu, dan yang membencimu tidak percaya itu.”

(Ali Bin Abi Thalib)

“Lebih baik mengungkapkan apa yang dirasakan kepada siapapun, daripada

harus menahan suatu perasaan dan menyesal apabila waktu tidak mengizinkan kalian untuk bertemu kembali.”

(Vivien Datania)

(11)
(12)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmaanirrohiim

Dengan penuh syukur dan kerendahan hati, ku persembahkan

karya kecilku ini untuk:

Ayahku tercinta M. Taufik Usman & Ibuku tersayang Darmala

Sari, S.Pd.

Terimakasih atas setiap do’a, dukungan, kasih

sayang, perhatian dan senyuman yang kalian berikan dalam

setiap langkahku menuju keberhasilan.

Kedua adikku Dwi Monalisa dan M. Julian Tama.

Terimakasih atas do’a, dukungan serta bantuannya selama ini.

(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 27 Januari 1993, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak M. Taufik Usman dan Ibu Darmala Sari, S.Pd.

Penulis dikenalkan pada pendidikan pertamanya di Taman Kanak-kanak Sandi Putra Telkom pada tahun 1997 dan menyelesaikannya pada tahun 1998. Pendidikan selanjutnya yaitu Sekolah Dasar Negeri 1 Rawa Laut pada tahun 1998 dan menyelesaikannya pada tahun 2004. Pendidikan dilanjutkan kejenjang berikutnya, yaitu Sekolah Menengah Pertama di SMP Utama 3 Bandar Lampung pada tahun 2004 dan menyelesaikannya pada tahun 2007. Selanjutnya penulis mengenyam pendidikan Sekolah Menengah Atas di MAN 2 Bandar Lampung pada tahun 2007 dan menyelesaikannya pada tahun 2010.

(14)

dan Bakat (PKAB).

Pada bulan Januari 2013, penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Jakarta-Semarang-Solo-Bali-Yogyakarta-Bandung. Pada bulan Juli-September, penulis mengikuti Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Tugu Sari, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat dan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di SMA Negeri 1 Sumber Jaya.

(15)

Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, hidayah, petunjuk, dan kemudahanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Antara Minat Berwirausaha dan Kreativitas Wirausaha Dengan Pelaku Wirausaha Mahasiswa Angkatan 2010

Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung” yang merupakan salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan pada Nabi Besar Muhammad SAW, seorang manusia biasa namun kepribadiannya yang membuat Beliau luar biasa.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik do’a maupun dukungan dalam proses

menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unila.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.Si., selaku pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unila.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unila.

(16)

Pengetahuan Sosial FKIP Unila.

6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila dan selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta

memberikan motivasi, arahan dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini. 7. Bapak Drs. Darwin Bangun, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan motivasi, arahan dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Ibu Dr. Pujiati, S.Pd., M.Pd., selaku penguji yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, nasehat dan motivasi pada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih kepada ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

10.Teman-teman Pendidikian Ekonomi angkatan 2010, terimakasih atas kerjasama dan kekompakkannya saat menjadi subjek di penelitian ini sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.

11.Keluargaku Tercinta, Bapak M. Taufik Usman dan Ibu Darmala Sari, S.Pd. Terimakasih atas semua limpahan kasih sayang, do’a serta dukungannya.

(17)

serta bantuannya, semoga aku bisa menjadi kakak yang baik dan membanggakan buat kalian.

13.Sahabat-sahabatku, Dwi Asti Anggraini, teteh Purwati Yuni Rahayu (Nira), Rissa Poppy Azizah, Wirawan, Rienita Pranieta (Mbul) dan Mak Chindy Permata Sari. Terimakasih untuk kebersamaan ini, terimakasih untuk canda tawa, bantuan, dukungan serta doa kalian selama ini

14.Teman-teman Pendidikan Ekonomi angkatan ’10; Levina Rizky Narulita, Tendi, Dwi Rahmawati, Eva Ristiani, Icha, Rama, Rizka, Muti, Pemi, Ayu Wulan, Manda, Riza, Uni Dila, Vivien B, Odon, dan seluruh teman-teman baik dari kelas genap maupun ganjil yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Sukses untuk kita semua 

15.Teman-teman KKN-PPL Desa Tugu Sari, Sumber Jaya, Lampung Barat, Annisa Meristin, Debbie Maaulida Yanti, Bangun Hutama Winata, Josan Faathurrakhman, Lulu Endarwati, dan Gabriela Sabatini. Seluruh guru dan siswa-siswi SMA Negeri 1 Sumber Jaya yang merupakan keluarga baru penulis saat melaksanakan kegiatan PPL.

16.Terimakasih untuk sepupu tersayang yang selalu ada kapanpun dan dimana pun, Ayukti, dan Ayuk Lin, untuk bantuannya selama menuntut ilmu dimulai dari awal sampai akhir.

(18)

Amel, Rita, Yunita, Fajrin dan yang lainnya untuk kebersamaan dan canda tawanya. Semoga kalian cepat menyusul ya. Sukses untuk kalian semua :* 19.Untuk kakak tingkat 2007, 2008, 2009 dan adik-adik tingkat 2011, 2012 dan

2013.

20.Terimakasih untuk seluruh pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempuarnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, 07 Agustus 2014

(19)

I. PENDAHULUAN

Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan secara lebih rinci ditunjuk pada bagian-bagian berikut ini.

A. Latar Belakang Masalah

Zaman sekarang mendapatkan pekerjaan bukanlah hal yang mudah. Banyak perusahaan-perusahaan yang memberhentikan karyawannya atau bahkan gulung tikar yang dapat menyebabkan angka pengangguran semakin meningkat setiap tahunnya. Perusahaan yang melakukan hal itu karena banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan dalam menjalankan suatu proyek bisnis mereka.

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka pengangguran yang tinggi. Sebagai suatu bangsa yang berkembang, pemerintah mengharapkan sumber daya yang berkualitas yang dapat membawa bangsa ini bersaing dengan bangsa lain, walaupun pada kenyataannya sumber daya manusia di Indonesia masih kurang berkualitas, yang salah satu faktornya disebabkan oleh rendahnya kreativitas masyarakat.

(20)

mendirikan sebuah wirausaha. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman mereka tentang pentingnya berwirausaha. Selain menurunkan angka

dalam diri mereka.

Di Indonesia, pengangguran ada dua macam yaitu pengangguran terdidik dan tidak terdidik. Pengangguran tidak terdidik adalah pengangguran yang

disebabkan kurangnya biaya mereka untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan, pengangguran yang terdidik adalah para mahasiswa baik yang masih menempuh pendidikan di universitas maupun yang baru saja

menyelesaikan studinya namun belum memiliki pekerjaan tetap.

Menurut Ketua Dewan Komisioner Diplomat Success Challenge (DSC) Surjanto Yasaputera menyatakan bahwa jumlah kewirausahaan Indonesia di Asia

Tenggara hingga saat ini masih tertinggal. Hal ini didasarkan pada jumlah wirausahawan yang baru mencapai 1,56 persen dari total jumlah penduduk. Dibandingkan negara tetangga, Indonesia masih tertinggal jauh. Jumlah

wirausahawan Malaysia mencapai 4 persen, Thailand 4,1 persen, dan Singapura 7,2 persen. Agar bisa menggerakkan ekonomi nasional, jumlah wirausahawan minimal 2 persen.

Sumber:http://ekbis.sindonews.com/read/2013/09/19/34/785269/jumlah-pengusaha-di-indonesia-hanya-1-25.

(21)

Kewirausahaan di Indonesia harus terus didorong agar lebih banyak lagi

minimnya yang memiliki mental wirausaha atau mental juara untuk

mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Selain itu besarnya jumlah penduduk, kondisi geografis, akses modal dan penguasaan atas teknologi yang terbatas dan soal pemasaran masih jadi hambatan pengembangan

entrepreneurship di tanah air.

Sumber:http://ekbis.sindonews.com/read/2013/09/19/34/785269/jumlah-pengusaha-di-indonesia-hanya-1-25.

Rendahnya semangat entrepreneur di kalangan generasi muda, menjadi salah satu faktor pemicu tingginya angka pengangguran di Indonesia. Oleh karena itu, tidak heran bila memasuki Tahun 2000-an, pemerintah mulai memasukan pendidikan kewirausahaan ke perguruan tinggi agar belajar wirausaha sejak kuliah agar dapat dipelajari sejak Tahun Ajaran 2010/2011 silam, Departemen

tingkat pendidikan.

Bagi sumber daya manusia yang terdidik khususnya bagi yang masih menempuh bangku pendidikan seperti halnya mahasiswa diharapkan akan menjadi pelaku wirausaha, yang dalam kenyataannya jika mahasiswa tersebut lulus dari universitas maka akan lebih memilih untuk menjadi pekerja. Hal ini diperkuat dalam penelitian Hidayat (Widodo dan Rusmawati 2006: 61) bahwa sebagian besar mahasiswa tidak mempunyai rencana untuk berwirausaha, dan lebih cenderung untuk bekerja disebuah perusahaan besar. Hal ini masih

melahirkan seorang wirausaha baru. Masalah yang kita hadapi utamanya adalah

(22)

mengindikasikan bahwa mahasiswa masih kurang berminat dalam membuka wirausaha.

Masalah kurangnya minat mahasiswa untuk berwirausaha harus segera diatasi agar dapat berkurangnya angka pengangguran di Indonesia. Menumbuhkan minat berwirausaha merupakan suatu tindakan penting karena hal tersebut akan

menciptakan suatu penilaian pada individu bahwa berwirausaha merupakan suatu kebutuhan untuk mengatasi kendala yang dihadapi.

Mahasiswa yang berwirausaha merupakan pribadi yang mandiri, yang mampu mengelola bisnis demi mendapatkan keuntungan. Karena itu dia lebih memilih menjadi pemimpin daripada pengikut, untuk itu mahasiswa harus memiliki rasa percaya diri untuk mengambil resiko berwirausaha. Dalam menghadapi berbagai permasalahan, mahasiswa dituntut untuk dapat berfikir kreatif. Mereka

mengetahui cara mencapai tujuan yang direncanakan dan mampu berkonsentrasi serta berinisiatif memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman untuk mengatur langkah sesuai dengan rencana yang dibuat untuk mencapai target.

Kewirausahaan telah dikenal sebagai kekuatan utama dalam mendukung kemajuan ekonomi, perkembangan dan penyebaran teknologi menciptakan lapangan kerja, perkembangan pasar, dan dinamika inisiatif manajemen.

(23)

keberuntungan agar tercipta produk dan jasa tersebut dapat diterima oleh masyarakat.

Mahasiswa lebih bangga bila menjadi seorang pegawai negeri sipil (PNS) maupun tenaga kerja profesional di perusahaan-perusahaan besar, dibandingkan memilih terjun di dunia usaha dan menjadi seorang entrepreneur muda. Ada beberapa pilihan yaitu pertama, seseorang yang tidak mempunyai waktu tetapi mempunyai uang adalah pengusaha. Kedua, seseorang yang mempunyai waktu tetapi tidak mempunyai uang adalah penggangguran. Ketiga, seseorang yang tidak mempunyai waktu dan tidak mempunyai uang adalah pekerja. Keempat, seseorang yang mempunyai waktu dan mempunyai uang adalah pengusaha yang sukses.

Salah satu situasi yang dialami oleh mahasiswa yaitu pilihan yang pertama, sebab

melakukan perkuliahan. Banyak dari mereka yang mulai mencoba usaha baru seperti berbisnis kecil-kecilan. Mahasiswa yang mempunyai usaha sendiri sangat membutuhkan kreativitas dalam berwirausaha. Seperti yang dikemukakan oleh Schiunpeter yaitu “yang dapat digolongkan menjadi wirausaha adalah seorang inovator, sebagai individu yang mempunyai naluri untuk melihat materi sedemikian rupa dan kemudian terbukti benar mempunyai semangat, kemampuan, dan pikiran untuk menaklukan cara berfikir dan malas”.

(24)

mulai mengajarkan mata kuliah kewirausahaan untuk mencetak entrepreneur muda yang siap berkarya dan mau belajar dalam membuka lapangan kerja sendiri. Jumlah lulusan sarjana yang terus bertambah, ternyata masih belum dibarengi dengan banyaknya lapangan kerja yang terbuka di negara kita. Kondisi ini tentunya menimbulkan sebuah kekhawatiran baru. Sebab, dipastikan angka pengangguran di Indonesia semakin hari kian meningkat pesat apabila

masyarakatnya kurang berinisiatif untuk menciptakan peluang usaha atau lapangan kerja baru sedini mungkin.

Strategi belajar wirausaha sejak kuliah sengaja dijalankan pemerintah untuk meningkatkan semangat entrepreneurship dikalangan pelajar dan mahasiswa, sehingga kedepannya diharapkan lulusan sarjana di Indonesia tidak hanya mengandalkan kesempatan kerja yang datang kepada dirinya, namun juga mulai tergerak untuk berkarya dan belajar menciptakan lapangan kerja atau peluang usaha baru guna mengurangi angka pengangguran yang masih sangat tinggi di Indonesia.

(25)

setidaknya banyak kegiatan positif yang kini mulai dijalankan untuk mengubah mindset para calon sarjana tersebut.

Hal ini dikarenakan masih berstatus sebagai mahasiswa, sangat banyak mahasiswa yang minder atau takut untuk terjun di dunia usaha. Sebab, pada dasarnya semua bidang bisa dipelajari dari nol, termasuk ketika belajar

berwirausaha sejak duduk di bangku perkuliahan. Tentunya sebagian besar waktu seorang mahasiswa akan tersita di bangku perkuliahan dan sibuk dengan

mengerjakan tugas-tugas kuliah. Meski demikian tidak menutup kemungkinan dapat merintis usaha kecil-kecilan di sela-sela jadwal kuliah mahasiswa setiap hari. Dengan cara membagi waktu, mahasiswa dapat melakukan wirausaha yang optimal. Namun, sekarang ini banyak mahasiswa yang menganggap remeh terhadap hal itu. Karena mereka beranggapan bahwa mengelola usaha sendiri dapat menyita waktu mereka sedangkan dengan adanya usaha sendiri mereka dapat membantu orang tua untuk meringankan biaya kuliah mereka. Padahal, jika mahasiswa menyadari betapa pentingnya wirausaha sendiri maka mereka dapat melihat bahwa banyak sekali peluang usaha untuk mereka.

(26)

memilih untuk menjadi pegawai kantoran. Akan tetapi ada beberapa mahasiswa yang berani membuka wirausaha sendiri mulai dari menduduki bangku kuliah.

Menurut hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis, di Program Studi

Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung khususnya angkatan 2010 terdapat 15 orang mahasiswa yang memiliki wirausaha sendiri. Jenis usaha yang dilakukan mahasiswa tersebut mulai dari menjual pulsa, menjual makanan ringan, membuka toko online, membuka butik, membuka usaha laundry, hingga membuka usaha warung internet. Sebagai mahasiswa, tentu saja menjadi

wirausaha memiliki hambatan tersendiri. Hambatan tersebut seperti terbenturnya jadwal kuliah dengan pengelolaan bisnis, kurangnya modal usaha, masih

kurangnya lahan yang bisa digunakan untuk membuka usaha, kurangnya dorongan dari pihak internal maupun eksternal, kurang percaya diri dan kurangnya keberanian mahasiswa untuk mengambil resiko.

Kreativitas dalam berwirausaha berperan penting untuk meningkatnya suatu usaha. Munculnya kreativitas dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi keterbukaan terhadap pengalaman evaluasi bersifat internal dan kemampuan untuk bereksperimen maupun beraktivitas dengan konsep – konsep. Sedangkan faktor eksternal meliputi keamanan psikologis dan kebebasan psikologis (Munandar, 1999: 38).

Faktor – faktor kreativitas dapat dirasakan oleh mahasiswa–mahasiswa yang dididik dan dikembangkan dalam suatu lingkungan yang mendukung

(27)

secara kreatif. Kreativitas mahasiswa akan berkembang jika mahasiswa

mempunyai kebiasaan berperilaku kreatif. Misalnya kebiasaan mempertanyakan apa yang dilihat, mempunyai pandangan baru, menemukan cara lain untuk melakukan sesuatu, dan melakukan kegiatan secara kreatif sebanyak mungkin.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Hubungan antara Minat Berwirausaha dan Kreativitas Wirausaha dengan Pelaku Wirausaha Mahasiswa Angkatan 2010 Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut.

1. Kurangnya minat berwirausaha mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung.

2. Masih banyak mahasiswa yang bergantung pada fasilitas orang tua. 3. Kurangnya kreativitas mahasiswa untuk mengelola modal usaha. 4. Kurangnya keberanian mahasiswa untuk mengambil resiko untuk

berwirausaha.

5. Terbatasnya waktu bagi mahasiswa untuk dapat membuka usaha sendiri. 6. Kurangnya perencanaan yang matang untuk berwirausaha.

C. Pembatasan Masalah

(28)

memfokuskan pembahasan dan pemecahan masalah tersebut perlu dilakukan pembatasan masalah. Masalah yang akan dikaji pada penelitian ini dibatasi pada aspek yaitu Minat Berwirausaha (X1), Kreativitas Wirausaha (X2), dan Pelaku Wirausaha Mahasiswa Angkatan 2010 Pendidikan Ekonomi (Y).

D. Rumusan Masalah

Permasalahan yang diteliti pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Apakah ada hubungan antara minat berwirausaha dengan pelaku

wirausaha?

2. Apakah ada hubungan antara kreativitas berwirausaha dengan pelaku wirausaha?

dengan pelaku wirausaha?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalis tiga hal pokok yang berupa sebagai berikut.

1. Mengetahui hubungan antara minat berwirausaha dengan pelaku wirausaha.

2. Mengetahui hubungan antara kreativitas berwirausaha dengan pelaku wirausaha.

dengan pelaku wirausaha.

3. Apakah ada hubungan antara minat berwirausaha dan kreativitas wirausaha

(29)

F. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Secara Teoritis

a. Menyajikan suatu wawasan tentang keterampilan berwirausaha dengan menanamkan ilmu pengetahuan kewirausahaan terhadap mahasiswa.

b. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti.

2. Secara Praktis

a. Bagi Universitas, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan sumbangan pemikiran kepada pihak universitas agar dapat

membantu mahasiswa dalam berwirausaha.

b. Bagi dosen, sebagai bahan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan tentang kewirausahaan terhadap mahasiswa yang akan berkarya. c. Bagi mahasiswa, sebagai informasi tentang keterampilan mahasiswa

untuk berwirausaha.

d. Memberikan informasi dan masukan bagi para peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian di bidang ini.

G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Objek penelitian

(30)

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah Mahasiswa Angkatan 2010 Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung.

3. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

4. Waktu Penelitian

(31)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

A. Tinjauan Pustaka

Bagian tinjauan pustaka akan membahas teori-teori yang mendasari tentang pelaku wirausaha, minat berwirausaha, dan kreativitas berwirausaha. Bagian ini juga menjelaskan teori-teori mengenai hubungan antara minat berwirausaha dengan pelaku wirausaha serta kreativitas berwirausaha dengan pelaku wirausaha.

1. Minat Wirausaha

(32)

mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

Menurut Slameto (2003: 180) berpendapat bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

Oleh karena itu, minat akan mempengaruhi seseorang dalam berwirausaha. Apabila minat berwirausaha yang dibutuhkan tidak dimiliki, maka hasil usahanya tidak dapat diharapkan dapat berjalan dengan baik. Sebaliknya, apabila orang memiliki minat yang cukup tinggi maka harapan akan keberhasilannya cukup besar.

Hal ini diperkuat oleh Winkel (2004: 650) mengatakan bahwa minat yaitu kecenderungan yang agak menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu. Menurut Slameto, minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan.

(33)

1. Faktor intrinsikatau faktor dari dalam yaitu sifat pembawaan yang merupakan keinginan dari dalam diri individu.

2. Faktor ekstrinsikatau faktor dari luar yaitu keluarga, sekolah, masyarakat, atau lingkungan.

Jadi ada dua faktor yang dapat mempengaruhi minat seseorang yang pertama adalah faktor intrinsik atau faktor dari dalam diri sendiri, faktor ini merupakan faktor alami yang dimiliki oleh seseorang. Disebut faktor alami karena timbul dari dalam diri tanpa pengaruh dari luar. Faktor ini meliputi perhatian, perasaan senang, keinginan.

Faktor kedua adalah faktor ekstrinsik atau faktor dari luar, faktor ini antara lain timbul karena keluarga, di dalam keluarga terjadi proses pendidikan yang pertama dan utama. Berawal dari faktor keluarga ini akan menimbulkan rasa tanggung jawab untuk mengangkat perekonomian keluarga menjadi lebih baik, sehingga timbul suatu minat untuk melakukan sesuatu. Orang tua pasti

menginginkan anaknya untuk dapat meraih kehidupan yang lebih baik dari orang tuanya.

(34)

Wirausaha merupakan seseorang yang mempunyai usaha sendiri dengan melihat peluang usaha yang ada untuk dikembangkan menjadi sebuah usaha yang

menguntungkan bagi dirinya. Seseorang yang ingin mendirikan suatu usaha harus didasari dengan minat wirausaha agar suatu usaha tersebut dapat berjalan lancar tanpa adanya paksaan dari orang lain. Seseorang yang mempunyai minat usaha yang berasal dari diri sendiri maka hasil usahanya akan sangat menguntungkan baginya. Dengan adanya minat wirausaha dari dalam diri seseorang maka

seseorang tersebut akan merasakan hasil jerih payahnya asalkan adanya kemauan untuk maju dalam diri seorang wirausaha.

2. Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan yang membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif, dan inovatif. Kewirausahaan bersangkutan dengan kemampuan seseorang untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri dan orang lain dengan berswadaya. Setiap orang dapat menjadi wirausahawan asalkan memiliki keinginan untuk maju dan mempunyai kesempatan untuk belajar wirausaha.

Menurut Ropke (2004 : 71) menyatakan bahwa kewirausahan merupakan proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang telah ada (inovasi), tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan

(35)

memadukan sumber daya dan merealisasikan gagasan ini menjadi kenyataan. Mekanisme penciptaan kekayaan dan pendistribusian merupakan hal yang fundamental dalam pengembangan usaha koperasi.

Sedangkan Machfoed (2004 : 1) berpandangan bahwa wirausaha adalah orang yang bertanggung jawab dalam menyusun, mengelola, dan mengukur resiko suatu usaha. Selanjutnya, dikemukakan bahwa pada masa sekarang wirausaha melakukan berbagai hal sehingga definisinya menjadi lebih luas. Wirausaha merupakan inovator yang mampu memanfaatkan dan mengubah kesempatan menjadi ide yang dapat dijual atau dipasarkan, memberikan nilai tambah dengan memanfaatkan upaya, waktu biaya, kecakapan dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Mereka adalah pemikir mandiri yang memiliki keberanian untuk berbeda latar belakang dalam berbagai hal yang bersifat umum. Wirausaha adalah pembawa perubahan dalam dunia bisnis yang tidak mudah menyerah dalam berbagai kesulitan untuk mengejar keberhasilan usaha yang dirintis secara terencana.

Menurut Kao dalam Suryana (2011: 56) mendefiniskan wirausaha dengan menekankan pada aspek kebebasan berusaha yang dinyatakan sebagai berikut

entrepreneur is and independent, growth oriented owner-operator”. Berbagai

(36)

yang bebas murni sampai kepada seorang manajer dalam sebuah perusahaan milik orang lain.

Entrepreneur merupakan seseorang yang memiliki kreativitas suatu bisnis baru dengan berani menanggung resiko dan ketidakpastian yang bertujuan untuk mencapai laba pada pertumbuhan usaha berdasarkan identifikasi peluang dan mampu mendayagunakan sumber-sumber serta memodali peluang ini.

Menurut Leonardus (2009: 19), rumusan entrepreneur yang berkembang

sekarang ini kebanyakan berasal dari konsep Schumpeter (1934), dia menjelaskan bahwa entrepreneur merupakan pengusaha yang melaksanakan

kombinasi-kombinasi baru dalam bidang teknik dan komersial ke dalam bentuk praktik. Inti dari fungsi pengusaha adalah pengenalan dan pelaksanaan

kemungkinan-kemungkinan baru dalam bidang perekonomian. Kemungkinan baru tersebut berupa sebagai berikut.

1. Memperkenalkan produk baru atau kualitas baru suatu barang yang belum dikenal oleh konsumen.

2. Pelaksanaan dari suatu metode produksi baru dari suatu penemuan ilmiah baru dan cara-cara baru untuk menangani suatu produk supaya menjadi lebih mendatangkan keuntungan.

3. Membuka suatu pemasaran baru yaitu pasar yang belum pernah dimasuki cabang industri yang bersangkutan atau sudah ada pemasaran

sebelumnya.

4. Pembentukan suatu sumber dasar baru, atau setengah jadi atau sumber-sumber yang masih harus dikembangkan.

5. Pelaksanaan organisasi baru.

(37)

serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif, dan inovatif.

a. Ciri-Ciri Kewirausahaan

Menurut Mardiyatmo (2004: 3) untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang memerlukan ciri-ciri dalam kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausaha sebagai berikut.

1. Percaya diri

2. Berorientasikan tugas dan hasil 3. Berani mengambil risiko 4. Kepemimpinan

5. Keorisinilan

6. Berorientasi ke masa depan 7. Jujur dan tekun

b. Sifat Kewirausahaan

Menurut Mardiyatmo (2004: 5) sifat-sifat seorang wirausaha sebagai berikut.

1. Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.

2. Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.

3. Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.

4. Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.

5. Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.

6. Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan. 7. Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.

c. Tujuan Kewirausahaan

Menurut Mardiyatmo (2004: 5) kewirausahaan memiliki beberapa tujuan sebagai berikut.

(38)

2. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

3. Membudayakan semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan

kewiraausahaan di kalangan masyarakat yang mampu, andal, dan unggul. 4. Menumbuhkembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang

tangguh dan kuat terhadap masyarakat.

d. Sasaran Kewirausahaan

Menurut Mardiyatmo (2004: 5) kewirausahaan memiliki sasaran sebagai berikut. 1. Instansi pemerintah yang melakukan kegiatan usaha (BUMN), organisasi

profesi, dan kelompok-kelompok masyarakat.

2. Para pelaku ekonomi yang terdiri atas para pengusaha kecil dan koperasi. 3. Para generasi muda, pada umumnya anak-anak yang putus sekolah dan

para calon wirausahawan.

e. Asas Kewirausahaan

Menurut Mardiyatmo (2004: 5) asas-asas kewirausahaan adalah sebagi berikut. 1. Kemampuan untuk berkarya dalam kebersamaan berlandaskan etika

bisnis yang sehat.

2. Kemampuan bekerja secara tekun, teliti, dan produktif.

3. Kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara sistematis termasuk keberanian mengambil resiko bisnis.

4. Kemampuan berkarya dengan semangat kemandirian 5. Kemampuan berpikir dan bertindak kreatif dan inovatif.

f. Manfaat Kewirausahaan

Menurut Mardiyatmo (2004: 6) manfaat kewirausahaan adalah sebagai berikut. 1. Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial,

sesuai dengan kemampuannya.

2. Menjadi contoh bagi anggota masyarakat sebagai pribadi unggul yang patut diteladani.

3. Memberi contoh bagaimana harus bekerja keras, tekun tetapi tidak melupakan perintah agama.

4. Menambah daya tampung tenaga kerja , sehingga dapat mengurangi pengangguran.

(39)

6. Berusaha mendidik karyawannya menjadi orang yang mandiri, disiplin, tekun dan jujur dalam menghadapi pekerjaan.

7. Berusaha mendidik masyarakat agar hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak boros.

g. Karakteristik Kewirausahaan

Menurut Mardiyatmo (2004: 13) beberapa karakteristik wirausaha sebagai berikut.

1. Wirausaha memiliki visi antusias/ semangat/ gairah, yang merupakan kekuatan pengendali sebuah usaha.

2. Visi wirausaha biasanya didukung oleh sekumpulan ide spesifik yang terkait dan tidak tersedia di pasar.

3. Cetak biru untuk merealisasikan visi jelas, meskipun detail mungkin tidak lengkap, fleksibel, dan terus berkembang.

4. Wirausaha mempromosikan visinya dengan gelora semangat. 5. Dengan keras hati dan kebulatan tekad, wirausaha mengembangkan

berbagai strategi untuk mengubah visi menjadi kenyataan.

6. Wirausaha mengambil tanggung jawab awal untuk membuat visi menjadi sebuah kenyataan.

7. Wirausaha mengambil resiko secara hati–hati. Ia menaksir biaya–biaya, kebutuhan pasar/ konsumen, dan membujuk orang untuk bergabung atau membantu.

8. Wirausaha berpikir positif dan pengambil keputusan.

h. Kelebihan dan Kelemahan Wirausaha

Keuntungan dan kelemahan menjadi Wirausaha sebagai berikut. 1. Keuntungannya sebagai berikut.

a. Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki

b. Terbuka peluang untuk mendemonstrasikan kemampuan serta potensi seseorang secara penuh.

c. Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal

d. Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkrit

(40)

2. Kelemahannya sebagai berikut.

a. Memperoleh pendapatan yang tidak pasti, dan memikul berbagai resiko, jika resiko ini telah di antisipasi secara baik, maka berarti wirausaha telah mengeser resiko tersebut.

b. Bekerja keras dan waktu/jam kerjanya panjang.

c. Kualitas kehidupannya masih rendah sampai usahanya berhasil, sebab dia harus berhemat.

d. Tanggung jawabnya sangat besar, banyak keputusan yang harus dia buat walaupun dia kurang menguasai permasalahan yang dihadapinya. ( sumber: http://www.scribd.com/doc/39566152/Keuntungan-Dan-Kelemahan-Kewirausahaan)

3. Kreativitas Wirausaha

Kreativitas adalah suatu ide yang berbeda dari pemikiran orang lain yang digunakan untuk dapat membuat suatu daya cipta seseorang yang memiliki nilai dan mempunyai manfaat yang dapat memecahkan masalah. Menurut Pherson dalam Hubeis (2005: 11) menyatakan bahwa kreativitas adalah mengubungkan dan merangkai ulang pengetahuan didalam pikiran manusia yang membiarkan dirinya untuk berpikir secara lebih bebas dalam membangkitkan hal-hal baru, atau menghasilkan hal yang bermanfaat. Pengertian lainya adalah kreativitas merupakan penyatuan pengetahuan dari berbagai bidang pengalaman berlainan untuk menghasilkan ide-ide baru yang lebih baik.

(41)

ditekankan kepada kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban. Selanjutnya ia mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan yang mencerminkan

kelancaran, keluwesan (fleksibilitas) dan orisinalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengembangkan atau merinci suatu gagasan.

Kreativitas bukan saja terbatas pada penerimaan atau penciptaan yang benar-benar baru dialami. Sesuatu yang baru bukan berarti harus sama sekali baru tetapi dapat merupakan kombinasi dari unsur-unsur yang telah ada sebelumnya, tetapi dapat juga baru bagi individu itu sendiri walaupun orang lain telah

menciptakannya (Barron dalam Munandar, 1992: 47) .

Berdasarkan definisi di atas, bahwa kreativitas merupakan sekumpulan ide baik berupa pengetahuan maupun pengalaman yang berada dalam pikiran manusia yang digabungkan menjadi sesuatu hal yang sifatnya kreatif yang berguna baik pada dirinya maupun orang lain atau organisasi dalam kondisi yang tidak menentu.

Menurut Moreno (2005: 115-116) “yang penting dalam kreativitas itu bukanlah penemuan sesuatu yang belum pernah diketahui oleh orang sebelumnya,

melainkan bahwa produk kreativitas itu merupakan sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi orang lain atau dunia pada umumnya, misalnya seorang siswa menciptakan untuk dirinya sendiri suatu

(42)

Menurut Slameto (2003: 145-146) berasumsi bahwa pada hakikatnya, pengertian kreatif berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Ini sesuai

dengan perumusan kreativitas secara tradisional. Secara tradisional kreativitas dibatasi sebagai mewujudkan sesuatu yang baru dalam kenyataan. Sesuatu yang baru itu mungkin berupa perbuatan atau tingkah laku, suatu bangunan misalnya sebuah gedung, hasil-hasil kesusasteraan, dan lain-lain. Bagi siswa, penggunaan produk-produk kreasi untuk menilai kreativitas.

Suryana dan Bayu (2010: 199) mengungkapkan bahwa aspek penting dalam kreativitas adalah pembangkitan ide, dimana aspek ini dibedakan menjadi

kategori yakni secara individu dan kelompok. Pembangkitan secara individu akan terkait dengan kebebasan dan beragam pola pemikiraan. Ciri dari berpikir kreatif dan individu yang dikatakan kreatif, diantaranya didasarkan pada sebagai berikut.

1. Mencoba mengemukakan ide atau gagasan asli dengan membuat keterkaitan baru di antara hal-hal yang telah diketahui.

2. Memerhatikan hal-hal yang tidak diduga.

3. Mempertimbangkan karakteristik pribadi seperti fleksibilitas dan spontanitas dalam pemikiran.

4. Kerja keras untuk membentuk gagasan sehingga orang lain dapat melihat nilai dalam dirinya.

5. Tidak berpuas hati dengan hanya menghasilkan ide kreatif.

(43)

1. Saturation, yaitu upaya mengumpulkan data, fakta serta sensasi-sensasi yang kemudian oleh pikiran dijadikan bahan mentah guna memproduksi ide baru. Proses ini dapat berlangsung secara sadar atau dibawah sadar. 2. Incubation, yaitu langkah berikut dalam proses yang berlangsung yang

dilaksanakan tanpa adanya sesuatu upaya yang dilakukan secara sadar. Pikiran dibawah sadar menyeleksi informasi yang kemudian diolah menjadi berbagai kombinasi yang banyak, kemudian sebagian ditolak sebelum muncul pada pikiran sadar.

3. Iluminasi, ini berkaitan dengan suatu gejala yang dinyatakan sebagai ilham yang tiba-tiba datang dan muncul dalam pikiran dan sering kali terlihat setelah periode inkubasi yang berlangsung lama.

Menurut Winardi (2003: 247) mengungkapkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk mengembangkan ide baru dan menemukan cara baru untuk memandang masalah serta peluang. Ini terkait dengan inovasi dimana inovasi merupakan kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang tersebut. Para entrepreneur dalam hal ini akan memiliki keberhasilan melalui kegiatan berpikir dalam melaksnakan hal baru atau lama dengan cara baru.

Berdasarkan definisi di atas, bahwa wirausaha yang kreatif selalu mempunyai keingintahuan yang besar, mencoba hal-hal yang baru, tidak tergantung pada orang lain, menerapkan dan menemukan hal-hal yang tidak biasa dilakukan oleh orang lain dan selalu mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya. Seorang wirausaha yang kreatif biasanya tidak akan merasa puas jika tujuannya telah tercapai tetapi siswa tersebut akan terus menerus dan mencoba, mencari dan menciptakan sesuatu yang baru.

(44)

keistimewaan yang tidak ada duanya yaitu, berupa berbagai macam jawaban yang tidak ditentukan oleh data-data yang diberikan.” Berikut ini adalah definisi

kreativitas dengan konsep klasik.

a. Kreativitas adalah salah satu konsep ilmu psikologi kognitif yang menggabungkan berbagai ciri kesiapan kognitif dan karakteristik yang bisa menyesuaikan perubahan lingkungan untuk menghasilkan produk yang istimewa dan bisa diterima oleh kelompok tertentu, pada masa tertentu, karena kemanfaatan produk tersebut atau untuk memenuhi kebutuhan hidup.

b. Kreativitas adalah gabungan antara kemampuan, kesiapan mental, dan karakteristik personal, yang jika terdapat pada lingkungan yang sesuai, bisa meningkatkan proses selanjutnya untuk menghasilkan hasil-hasil original dan baru, baik yang disebabkan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu seseorang atau pengalaman lembaga, masyarakat atau dunia, jika produk-produk kreativitas berasal dari standar inivasi kreatif di salah satu bidang kehidupan manusia.

Menurut pendapat kreativitas di atas, dapat dikatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu dengan cara yang baru dan tidak lazim dan kemampuan untuk menemukan cara pemecahan unik dalam menghadapi masalah. Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta atau berkreasi.

Menurut Suryana dan Bayu (2010: 199) terdapat ciri orang kreatif yang

didasarkan pada pengembangan sejumlah kualitas pribadi seperti sebagai berikut. 1. Nilai intelektual dan artistik seperti membaca buku yang bermutu.

2. Minat akan kompleksitas, ditunjukkan dari ketertarikan pada usaha menjelajahi masalah sulit dan rumit untuk mendapatkan solusi dan memahami masalah tersebut.

3. Kepedulian pada pekerjaan dan pencapaian, ini ditunjukkan dengan disiplin diri yang berkaitan dengan pekerjaan, dengan motivasi yang tinggi serta peduli terhadap usaha mencapai keunggulan.

(45)

5. Pemikiran mandiri, orang yang kreatif dan inovatif menunjukkan kemandirian dalam membuat keputusan, meski diantaranya ada

kecendrungan menyesuaikan diri dengan pandangan mayoritas atau yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi.

6. Toleransi terhadap keraguan, orang kreatif merespons secara positif terhadap situasi yang dianggap meragukan atau tidak menentu.

7. Otonomi, cenderung mengaandalkan diri sendiri dan kurang bergantung kepada orang lain, termasuk membutuhkan kebebasan.

8. Kepercayaan diri, biasanya yakin akan kemampuan yang dimiliki. 9. Kesiapan mengambil resiko, biasanya lebih cenderung siap mengambil

resiko dengan ide-ide baru serta mencoba cara baru meski kondisi lingkungan atau orang yang berada disekitarnya kurang mendukung.

Klausmeier& Ripple dalam Slameto (2003: 153) menjelaskan hasil-hasil

penelitian tentang kreativitas dapat dikemukakan asas-asas dalam pengembangan sebagai berikut.

1. Berekspresi, misalnya dengan alat bahasa, dengan alat bahasa, dengan alat angka-angka, dengan anggota-anggota badan, dan lain-lain, merupakan hal yang penting untuk menghasilkan sesuatu atau gagasan-gagasan baru, dengan perkataan lain: penting untuk perkembangan kreativitas. Supaya hal ini dapat terlaksana, siswa perlu diberi kesempatan untuk

melakukannya. Kurikulum sekolah biasanya tidak sesuai untuk maksud-maksud seperti itu, karena biasanya kurikulum itu pertama-tama berisi tugas-tugas dan kegiatan-kegiatan itu, siswa belajar dan mereproduksi apa yang telah diketahui oleh manusia. Hal ini menyebabkan siswa

menggunakan lebih banyak waktunya untuk mempelajari bahan-bahan yang bagi dirinya mungkin bukan bahan baru. Keadaan seperti itu, tentu saja tidak mendorong ekspresi yang asli, ekspresi yang kreatif.

(46)

Menurut Taylor dalam al-Hijaj (2003: 158) ada tingkatan-tingkatan kreativitas sebagai berikut.

1. Ekspresif

Intinya adalah ekspresi bebas mengenai berbagai keterampilan serta originalitas, sedangkan jenis produk bukanlah hal yang penting. Hal yang dapat dilihat dan paling menonjol pada orang-orang di tingkatan ini adalah dua sifat, yaitu spontanitas dan kebebasan bereksprsi. 2. Produktif

Orang-orang mengalami peralihan dari tingkatan ekspresif menuju

tingkatan produktif dalam kreativitas ketika keterampilannya berkembang sehingga mereka dapat menghasilkan karya-karya sempurna. Produk itu dikatakan kreatif, ketika seorang mencapai tingkat keberhasilan tertentu. Dengan demikian, produk tersebut tidak diilhami dari karya orang lain secara mutlak, tetapi merupakan karya tersendiri yang belum ada sebelumnya.

3. Inovatif

Tingkatan krativitas ini tidak membutuhkan keterampilan atau kepandaian, tetapi menurut fleksibilitas dalam memahami hubungan-hubungan baru yang tidak dikenal antara beberapa bagian yang saling terhubung dan telah ada sebelumnya.

4. Kreatif

Level berikut ini membutuhkan kemampuan yang kuat untuk membuat konsepsi abstrak yang ada, ketika prinsip-prinsip dasar itu dipahami secara sempurna. Sehingga memudahkan orang-orang kreatif untuk memperbaiki dan mengembangkannya.

5. Iluminasi

Ini adalah gambaran pemahaman paling tinggi yang mengandung suatu konsepsi dari prinsip yang benar-benar baru dalam tingkatan yang paling banyak abstraknya.

Fase-fase kreativitas menurut Katherine dalam al-Hijaj (2005: 95) adalah sebagai berikut.

1. Fase persiapan

Pada fase ini, seorang yang kreatif berkesempatan untuk mendapatkan banyak data, keterampilan, dan pengalaman yang membuatnya menguasai objek kreativitas atau menentukan masalah.

2. Fase inkubasi

(47)

dan menyebabkan kegagalan yang dapat menambah hati tidak tenang, delisah, tak berdaya.

3. Fase iluminasi

Fase ini digambarkan sebagai fase perbuatan detail dan akurat otak dalam proses penciptaan. Fase ini mencakup penyiapan pelita kreativitas atau kesempatan untuk melahirkan ide baru untuk memecahkan masalah atau mengkristalisasikan ide umum untuk berkreasi. Oleh karena itu, fase ini berkaitan dengan inspirasi yang dibicarakan oleh banyak seniman dan ilmuan.

4. Fase implementasi

Ini adalah fase final yang mencakup penerapan ide inovatif terhadap ilmu dan standarisasinya, membentuk dan menjelaskan ide umum dalam seni.

Menurut al-Hijaj (2003: 54-55) ada banyak faktor yang memengaruhi proses kreativitas. Tidak adanya faktor-faktor tersebut atau tidak adanya perhatian terhadap kreativitas menjadikan pemikiran kreatif tidak berkembang. Poin-poin dalam faktor yang mempengaruhi kreativitas sebagai berikut.

1. Merasa bebas dan membiasakan belajar secara otodidak.

2. Bekerja dalam lingkungan yang tidak otoritas, tanpa harus menyebabkan kekacauan atau gangguan hubungan dengan orang lain.

3. Mau belajar demi mendapatkan pemahaman dan penambahan informasi. 4. Menghindari sikap justifikasi secara berlebihan.

5. Memahami berbagai macam kecenderungan. 6. Cenderung pada evaluasi diri.

7. Belajar seni melontarkan pertanyaan.

8. Berinteraksi dengan orang lain sesuai dengan seni dan kepandaian dalam berinteraksi dengan orang lain.

9. Menganggap pekerjaan sebagai kesenangan. Kuatnya perasaan yang dimiliki oleh orang-orang kreatif ketika menyelesaikan sesuatu, sehingga mereka dapat menjaga diri dan kedudukan mereka, disamping

merealisasikan berbagai tujuan. Di sinilah letak bebagai gejala kreativitas yang paling menonjol.

10.Melepaskan diri dari kecenderungan takliddan berbagai persepsi umum bukan karena keinginan untuk keluar dari sesuatu yang sudah diketahui oleh banyak orang tetapi untuk selalu berambisi dengan berfikir, mengekspresikan, dan melukiskan berbagai tujuan.

11.Kemampuan yang tinggi dalam memahami berbagai masalah dan mendiskusikannya dengan lapang dada serta menghadapinya dengan pikiran positif dan bijaksana.

(48)

Orang yang kreatif harus mempunyai penilaian yang positif terhadap diri sendiri, agar dengan ide, gagasan, dan kepercayaan dirinya dapat menciptakan kreativitas. Berfikir kreatif merupakan sebuah proses yang terjadi di otak dan fikiran yang dilakukan oleh seseorang yang kreatif atau keterampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa individu kreatif adalah mereka yang memiliki waktu dan kebebasan dalam suatu keadaan yang menyenangkan untuk memperhatikan sejumlah besar jalan keluar dalam memecahkan suatu masalah.

Bagi seorang wirausaha, tingkat kreativitas sangat menunjang dalam kemajuan bisnisnya. Dalam kemajuan ekonomi yang global, sangat diperlukan seorang wirausaha yang mempunyai kreativitas yang tinggi. Karena, seorang wirausaha yang dapat menciptakan nilai tambah dan keunggulan. Nilai tambah ini didukung karena adanya kreativitas yang tinggi pada jiwa seorang wirausaha.

(49)

yang memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.

4. Pelaku Wirausaha

Pelaku wirausaha adalah seseorang yang melakukan atau mengerjakan suatu perbuatan yang mengacu pada sebuah wirausaha. Menurut Rohadi (2008: 1) pelaku wirausaha adalah individu yang telah mengaplikasikan kewirausahaan dalam bentuk usaha. Sedangkan Prowono (2005: 2) menyebutkan bahwa pelaku wirausaha disebut juga dengan wirausahawan.

Wirausahawan menurut Schumpeter (dikutip dari Prawono – hal. 2) adalah individu yang memperoleh peluang dan menciptakan organisasi untuk mengejarnya (mengejar peluang). Sedangkan menurut Drucker (dikutip dari Prawono – hal. 2) mengatakan bahwa wirausaha selalu mencari perubahan, menanggapi dan dan memanfaatkannya sebagai peluang. Oleh karena itu, pelaku wirausaha merupakan seorang wirausaha yang melakukan perubahan dengan memanfaatkan peluang yang ada.

Menurut Prijosaksono dalam Suryana (2011: 58) ada sepuluh hal yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha sebagai berikut.

1. Find Your Purpose and dream all the time, yaitu sukses sebuah perjalanan bukan tujuan.

2. Never-ending Inovation, yaitu inovasi tiada henti. Inovasi merupakan kreativitas yang diterjemahkan menjadi sesuatu yang dapat

diimplementassikan dan member nilai tambah atas sumber daya yang dimiliki.

(50)

4. Accumulative your asset, yaitu tujuan akhir wirausaha adalah mencapai kebebasan financial.

5. Use Laverage concept to build your bussines, yaitu seorang wirausaha yang cerdas harus mampu menggunakan tenaga dan waktu orang lain untuk mencapai tujuannya.

6. Nurture Equep Develop your people, yaitu mampu menggunakan waktu dan tenaga orang lain untuk mencapai tujuannya.

7. Systemize your business, yaitu mampu membangun sistem bisnis yang efektif dan efisien.

8. Build network and alliance, yaitu mampu membuat jaringan kerja yang kuat baik dalam segi peluang bisnis, modal, maupun akses pada

pemerintah.

9. Be Smart Investor, yaitu salah satu kekuatan wirausaha yang cerdas dan sukses adalah kemampuan dalam mengelola portofolio asetnya sehingga senantiasa berkembang dan bertambah banyak.

10.The Power of Giving: Give and be Grateful, yaitu kebiasaan wirausaha sejati adalah beramal dan mengucapkan syukur.

Menurut Tohar (2007: 89) seorang pengusaha atau pelaku wirausaha yang baik memiliki ciri sebagai berikut.

a. Memiliki rasa percaya diri dan sikap mandiri untuk mencari penghasilan dan keuntungan melalui usahanya.

b. Mau dan mampu mencari dan menggunakan peluang usaha yang menguntungkan dan melakukan apa saja yang bermanfaat.

c. Mau dan mampu bekerja keras dan tekun dalam menghasilkan barang dan jasa serta mencoba cara kerja yang efisien.

d. Mau dan mampu berkomunikasi, tawar menawar, dan musyawarah dengan berbagai pihak demi kemajuan usahanya.

e. Menangani usahanya dengan terencana, jujur, hemat, dan disiplin. f. Mencintai kegiatan usahanya serta lugas dan tangguh tetapi cukup luwes

dalam melindunginya.

g. Berusaha mengenal dan mengendalikan lingkungan serta menggalang kerja sama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

(51)

Tabel 1.Hasil Penelitian yang Relevan

No. Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian 1. Florentina

Ada hubungan yang sangat signifikan antara kretivitas

Perusahaan CV Setia Tailor dan konveksi setelah

menerapkan kreatifitas dan inovasi dalam berwirausaha. Hal ini dapat diketahui dari kinerja perusahaan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dengan adanya kreatifitas dan inovasi wirausaha ini menjadikan CV Setia

ini lebih di kenal di kalangan pasar seperti lembaga

(52)

2009) Magelang Tahun dalam kategori sedang.

4. Erfikas 2 (putra) Wonosari di Gunungkidul, dengan hasil jiwa kewirausahaan: thitung > ttabel (3,418 > 1,991), budaya keluarga: thitung > ttabel (3,624 > 1,991), dan minat berwirausaha thitung > ttabel (4,142 > 1,991).

5. Arista

Ada hubungan positif yang signifikan antara efikasi diri terhadap minat berwirausaha siswa kelas XII Program Keahlian Jasa Boga SMK Negeri 6 Yogyakarta, Variabel efikasi diri (X) saling berhubungan dengan variabel minat berwirausaha (Y) yang meliputi siswa kelas XII Program Keahlian Jasa Boga SMK Negeri 6 Yogyakarta dengan

(53)

minat berwirausaha sebesar

Ada hubungan positif antara persepsi terhadap pelaku yang berarti pengaruh dari variabel persepsi terhadap motivasi berwirausaha pada mahasiswa relatif besar.

7. Lina Afifah Being Pada Pelaku Wirausaha Yang Tergabung Dalam Kelompok

Wirausaha Muda Di Kota Cimahi

(54)

penguasaan mental, Dan kelompok utama perhatian adalah Tiga Faktor Yang memiliki kontribusi terkecil * Bagi tingkat subjective will – being secara Umum

C. Kerangka Pikir

Mahasiswa diharapkan memiliki minat yang tinggi untuk dapat berwirausaha. Menurut Walgito (2003: 148) minat merupakan faktor pendorong yang

menjadikan seseorang lebih giat bekerja dan memanfaatkan setiap peluang yang ada dengan potensi yang tersedia. Minat tidak muncul begitu saja tetapi tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor - faktor yang mempengaruhinya.

Menurut Indarti (2008: 8) minat berwirausaha dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya karakteristik kepribadian, faktor demografi dan karakteristik lingkungan. Karakteristik kepribadian seperti efikasi diri dan kebutuhan akan prestasi merupakan prediktor yang signifikan minat berwirausaha, faktor demografi seperti umur, jenis kelamin, latar belakang pendidikan dan pengalaman bekerja seseorang diperhitungkan sebagai penentu bagi minat berwirausaha, faktor lingkungan seperti hubungan sosial, infrastruktur fisik dan institusional serta faktor budaya dapat mempengaruhi minat berwirausaha.

(55)

status kewirausahaan atau keberhasilan. Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi hak kepemilikan,

kepribadian, kemampuan atau kompetensi dan insentif, sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan.

Minat seseorang untuk berwirausaha bisa muncul dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal). Faktor internal antara lain :

1. Merasa tidak puas dengan pekerjaan atau aktivitas yang saat ini digeluti, sehingga ingin punya aktifitas yang lebih mengasyikkan/menantang 2. Senang coba coba

3. Keinginan kuat untuk mandiri (tidak tergantung pada orang lain) 4. Keinginan kuat untuk mewujudkan mimpi, ide atau inovasinya 5. Minat dan komitmen tinggi terhadap wirausaha

Sedangkan faktor eksternal antara lain: 1. Kehilangan pekerjaan

2. Ada sumber daya yang sayang kalau tidak dimanfaatkan, misalnya ada lokasi strategis, mendapat modal, warisan, dll

3. Mengikuti latihan atau inkubator bisnis, lalu mendapatkan tugas untuk mengembangkan usaha

4. Ada relasi atau rekanan yang membuka peluang usaha, atau bisa diajak bekerjasama

5. Dorongan dari keluarga, teman atau kerabat.

Dari kedua faktor tersebut, faktor internal memiliki peranan yang lebih kuat. Bisa saja seseorang awalnya termotivasi untuk berwirausaha karena adanya faktor eksternal, namun dukungan faktor internal tetap diperlukan untuk menjaga konsistensinya dalam merintis usahanya tersebut. Seorang wirausaha sebaiknya senantiasa berupaya menumbuhkan minat dari dalam dirinya agar selalu

termotivasi untuk mengelola usahanya dengan lebih baik dan lebih baik lagi. (Sumber :

(56)

Menurut Soedjono dalam Suryana (2006: 62) karena kemampuan afektif mencakup sikap, niali, aspirasi, perasaan dan emosi yang semuanya sangat bergantung pada kondisi lingkungan yang ada maka dimensi kemampuan afektif dan kemampuan kognitif merupakan bagian dari pendekatan kemampuan

kewirausahaan. Jadi minat berwirausaha adalah suatu keinginan yang muncul dari dalam diri seseorang yang didasari dengan kreativitas, keinginan untuk bekerja keras dan keinginan untuk memiliki kehidupan yang lebih maju dengan berani untuk menghadapi resiko untuk memperoleh peluang.

Kreativitas adalah ide atau gagasan yang berasal dari dalam diri seseorang untuk mengubah sesuatu dengan menggunakan peluang - peluang yang ada. Menurut Zimmerer (2006: 57) kreativitas adalah proses untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara – cara baru dalam melihat masalah dan peluang. Menurut Suryana (2000: 18), menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada, memperbaiki kesalahan masa lalu dengan cara baru dan menghilangkan sesuatu untuk menciptakan sesuatu yang lebih sederhana merupakan bentuk kreativitas.

(57)

nilai utama dalam kewirausahaan, mempunyai sifat kepemimpinan dan berorientasi ke masa depan.

Berdasarkan hal itu, dapat dikatakan bahwa kreativitas merupakan aspek yang didasari oleh minat untuk berwirausaha pada mahasiswa untuk dapat melakukan suatu perubahan yang baru. Dengan kreativitas yang tinggi maka dapat semakin mendorong minat mahasiswa untuk dapat berwirausaha.

Gambar 1. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2010: 64) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah dalam penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat berwirausaha dengan pelaku wirausaha.

Minat Berwirausaha

Pelaku Wirausaha

(58)

2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kreativitas berwirausaha dengan pelaku wirausaha.

(59)

III. METODOLOGI PENELITIAN

Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai pendekatan penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, dan variabel penelitian. Hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini antara lain definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrument, teknik analisi data, uji kelinieran dan uji hipotesis. Adapun pembahasan akan dijelaskan lebih rinci berikut ini.

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian adalah deskriptif asosiatif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan objek atau subjek penelitian (seseorang, lembaga,

masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Sedangkan penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. (Sugiono, 2004:11) dengan pendekatan ex post facto dan survey.

Pendekatan ex post facto adalah salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara mengambil data secara langsung di area

(60)

mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur, dan sebagainya (Sugiyono, 2010 : 12).

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Angkatan 2010 Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sebanyak 84 Mahasiswa.

2. Sampel

Dalam penelitian ini untuk menghitung besarnya sampel dari populasi dihitung berdasarkan rumus Slovin sebagai berikut.

Keterangan

n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi

(61)

Rumus di atas, apabila sampel error sebesar 5% maka besarnya sampel dalam penelitian ini sebagai berikut.

Jadi, besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 69 Mahasiswa.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah probability sample dengan menggunakan simple random sampling. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi yang dipilih untuk menjadi sampel (Sugiyono, 2010: 82).

Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap kelas dilakukan dengan alokasi proporsional agar sampel yang diambil lebih proporsional (Rahmat dalam Silvia, 2009: 26) hal ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

(62)

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008: 60). Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel yang berdasarkan atas hubungan yang terdiri atas sebagai berikut.

1. Variabel bebas (independent variabel)

Variabel bebas dilambangkan dengan (X) adalah variabel penelitian yang mempengaruhi variabel yang lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Minat Berwirausaha (X1), dan Kreativitas Wirausaha (X2). 2. Variabel terikat (dependent)

Variabel terikat dengan lambang (Y) adalah variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas, sehingga sifatnya bergantung pada variabel yang lain. Pada penelitian ini, variabel terikatnya adalah Pelaku Wirausaha Mahasiswa Pendidikan Ekonomi angkatan 2010

D. Definisi Konseptual Variabel dan Definisi Operasional Variabel 1. Definisi Konseptual Variabel

Menurut Sugiyono (2011: 60) variabel penelitian adalah “ segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

(63)

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variable bebas dan satu variable terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah minat berwirausaha dan

a. Minat berwirausaha

Menurut Slameto (2003: 180) berpendapat bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

b. Kreativitas wirausaha

Menurut Saiman (2009: 95) kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang berbeda dari yang lain dan menghubungkan ide-ide/hal-hal yang tadinya tidak berhubungan.

c. Pelaku wirausaha

Menurut Rohadi (2008: 1) pelaku wirausaha adalah individu yang telah mengaplikasikan kewirausahaan dalam bentuk usaha.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel dan konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak variabel tersebut (2003: 152). Definisi operasional variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat.

(64)

1. Minat Berwirausaha ( )

Minat berwirausaha merupakan keinginan yang muncul dari dalam diri seseorang untuk melakukan wirausaha dengan menimbulkan ide-ide baru dan mewujudkannya menjadi sebuah wirausaha. Minat berwirausaha meliputi sebagai berikut.

a. Memperhatikan b. Frekuensi

c. Mengingat kegiatan terus menerus 2. Kreativitas Wirausaha ( )

Kreativitas wirausaha merupakan terciptanya hal-hal baru dalam sebuah wirausaha yang berbeda dari orang lain. Kreativitas wirausaha meliputi sebagai berikut.

a. Minat dan bakat b. Berfikir kreatif c. Kecakapan d. Keterampilan

3. Pelaku Wirausaha Mahasiswa (Y)

(65)

Tabel 2. Definisi Operasional Variabel

Variabel Indikator Sub Indikator Skala

Minat

Memperhatikan orang lain dalam menjalankan usaha

Membaca buku-buku tentang kewirausahaan

Memiliki buku-buku kewirausahaan

Memiliki artikel atau majalah yang berkaitan dengan

kewirausahaan

Menanyakan perkembangan wirausaha pada orang lain.

Interval

 Mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.

 Mampu bersikap terbuka terhadap pengalaman baru.

 Memiliki semangat serta keberanian untuk bertanya

Para wirausahawan yang telah memiliki usaha sendiri.

Interval

E. Teknik Pengumpulan Data

Gambar

Tabel 1.Hasil Penelitian yang Relevan
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Tabel 2. Definisi Operasional Variabel
Tabel 3. Hasil Uji Coba Validitas Minat Berwirausaha (  )
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tersedianya modal material yang berupa fasilitas sarana dan biaya untuk menimbulkan usaha, dengan sendirinya akan mempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha. 2) Faktor

Untuk mengetahui adanya pengaruh prestasi praktek kerja bisnis dan kreativitas terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Pendidikan. Akuntansi FKIP UMS

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu sejauh mana hubungan antara peran keluarga dengan minat berwirausaha pada mahasiswa di Jurusan Ekonomi dan Administrasi Fakultas

Tersedianya modal material yang berupa fasilitas sarana dan biaya untuk menimbulkan usaha, dengan sendirinya akan mempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha. 2) Faktor

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan status sosial ekonomi orang tua dengan minat berwirausaha; (2) hubungan faktor lingkungan belajar dengan minat

Hasil analisis data yang dilakukan untuk melihat tingkat minat berwirausaha perbengkelan otomotif di kalangan mahasiswa paket keahlian otomotif UPI angkatan

Seseorang yang memiliki minat untuk berwirausaha akan memiliki kesiapan dan kemajuan yang lebih baik dalam menjalankan usahanya dengan mengetahui tingkat minat

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS, dapat dijadikan sebagai dasar untuk menjawab hipotesis yang diajukan