• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI PLASTIK KEMASAN TERGRAFTING 4-VINILPIRIDIN TERHADAP Escherichia coli dan Salmonella typhosa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI PLASTIK KEMASAN TERGRAFTING 4-VINILPIRIDIN TERHADAP Escherichia coli dan Salmonella typhosa"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

STUDI AKTIVITAS ANTIBAKTERI PLASTIK KEMASAN TERGRAFTING 4-VINILPIRIDIN TERHADAPEscherichia coli dan Salmonella typhosa

Oleh Idra Herlina

Telah dilakukan studi aktivitas antibakteri plastik polipropilen, plastik komersial yang umum digunakan untuk kemasan minuman, tergrafting 4-vinilpiridin terhadap bakteri Escherichia coli (E.coli) dan Salmonella typhosa (S.typhosa) dalam media air baku, susu hewani, dan susu nabati kemasan. Plastik polipropilen tersebut digrafting dengan 4-vinilpiridin kemudian dikuaternasi dengan bromobutana dan dikarakterisasi dengan FT-IR untuk evaluasi fungsional gugus piridin yang tergrafting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa plastik polipropilen tergrafting 4-vinilpiridin memiliki aktivitas antibakteri terhadap E.coli dan S.typhosa. Sifat antibakteri semakin meningkat dengan perlakuan kuaternasi yang dilakukan.

(2)

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Polipropilen plastik kemasan dapat digrafting dengan 4-vinilpiridin menggunakan sinar gamma sebagai inisiator.

2. Polipropilen yang telah tergrafting 4-vinilpiridin dapat dikuaternasi dengan menggunakan bromobutana.

3. Polipropilen yang telah tergrafting 4-vinilpiridin memiliki daya hambat terhadap bakteriE.colidanS.typhosayakni semakin besar persen grafting, daya hambat cenderung semakin baik.

4. Kuaternasi dengan bromobutana pada polipropilen yang telah tergrafting 4-vinilpiridin mampu meningkatkan daya hambat bakteri.

5. Grafting 4-vinilpiridin dan kuaternasi dengan bromobutana pada

polipropilen lebih efektif menghambat bakteriE.colidibandingkan dengan S.typhosa.

(3)

78

Untuk pengembangan penelitian lebih lanjut, penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kemampuan antibakteri dari PP-g-4VP dan PP-g-4VP-Q terhadap beberapa bakteri gram positif dan gram negatif yang lainnya.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui sifat antibakteri dari turunan piridin lainnya seperti 3-vinilpiridin dan 2-vinilpiridin. 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh

panjang rantai alkil pada kuaternasi PP-g-4VP, misalnya dengan bromoheksana, bromoheptana, dan lainnya.

4. Pengaruh gugus tergrafting terhadap bakteri probiotik yang terdapat dalam substrat.

(4)

1.1. Latar Belakang

Di alam terdapat ribuan jenis bakteri dan setiap jenis mempunyai sifat-sifat sendiri. Sebagian besar dari jenis bakteri tersebut tidak berbahaya bagi manusia, bahkan ada yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia seperti bakteri pencernaanLactobacillus bulgaricusyang digunakan dalam pembuatan youghurt, dan lain-lain (Alaerts dan Santika, 1984). Namun, terdapat juga bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia (bersifat patogen) sepertiEscherichia colidanSalmonella typhosa (bakteri gram negatif) yang menyebabkan keracunan pada bahan pangan melalui kontaminasi pada peralatan yang berhubungan

langsung dengan bahan pangan tersebut.

Salah satu peralatan yang penggunaanya sangat luas tetapi permukaanya rentan terkontaminan bakteri adalah peralatan yang dibuat dari bahan polimer, seperti bahan kemasan makanan dan minuman. Penggunaan bahan polimer sebagai kemasan makanan dan minuman segar perlu mendapat perhatian karena makanan dan minuman segar umumnya sangat rentan terhadap kontaminasi mikrobiologis, sementara polimer yang digunakan sebagai kemasan tak memiliki sifat

(5)

2

mudah dibentuk, ringan, awet, lentur, dan murah (Peacock, 2000). Kelemahan praktis polimer ini adalah tidak adanya sifat antibakteri dan kemampuannya mengadsorpsi protein, sehingga permukaannya menjadi lingkungan yang baik bagi pertumbuhan bakteri.

Luasnya penggunaan bahan polimer, termasuk polipropilen (PP), dan adanya ancaman kontaminasi mikrobiologis dalam penggunaannya telah mendorong berkembangnya upaya untuk merekayasa permukaan polimer agar mempunyai sifat antibakteri. Salah satu perwujudan upaya tersebut adalah penempelan gugus pengemban sifat antibakteri pada permukaan polimer. Untuk tujuan tersebut, beberapa metode telah dikembangkan, antara lain blending (Paul and Bucknall, 2000), IPN (Interpenetrating Polymer Networking), dan grafting (Rohman, 2006).

Dari berbagai metode diatas, metode grafting merupakan metode yang paling luas dimanfaatkan karena memiliki sejumlah keunggulan dibanding yang lain. Metode grafting diketahui efisien dan efektif untuk memodifikasi dan membuat polimer memiliki sifat yang diinginkan dalam pemanfaatannya (Kubotaet al., 2000). Kelebihan metode grafting ini adalah polimer dapat difungsionalisasi berdasarkan sifat yang dimiliki monomer yang terikat secara kovalen ke polimer substrat tanpa mempengaruhi struktur dasar polimer induk. Kunci utama untuk melakukan polimerisasi grafting adalah dengan membentuk situs aktif berupa radikal bebas atau ion terlebih dahulu pada polimer induk. Pembentukan situs aktif pada polimer induk dapat dilakukan dengan dua cara, yakni metode kimia dan metode fisika. Dengan metode kimia, pembentukan radikal terjadi akibat abstraksi atom hidrogen oleh radikal inisiator seperti BPO (dibenzoilperoksida), AIBN

(6)

cerium (Miet al, 1998). Sedangkan pembentukan situs aktif dengan metode fisika dapat dilakukan dengan berbagai cara, meliputi radiasi laser, elektron beam, sinar UV, plasma dan radiasi energi tinggi seperti sinar- .

Luasnya pemanfaatan polipropilen (PP) sebagai kemasan makanan dan minuman serta keunggulan metode grafting merupakan dasar upaya modifikasi permukaan plastik kemasan dengan metode grafting. Pada penelitian ini, grafting dilakukan dengan radiasi gamma sebagai tahap inisiasi. Grafting dengan menggunakan radiasi gamma cenderung lebih cepat dan dapat bersaing langsung dengan homopolimerisasi dari monomer-monomer. Hal ini disebabkan radiasi energi tidak selektif, efisiensi grafting diperoleh hanya jika polimer substrat dapat berinteraksi lebih cepat dengan radiasi gamma dibandingkan dengan monomer (Dworjanynet al., 1993). Selain itu, teknik ini juga memiliki keuntungan yaitu minimnya kontaminan zat kimia pada polimer induk. Modifikasi polimer dengan teknik ini dapat dilakukan pada polimer berbentuk film/membran, karena teknik ini tidak terpengaruh oleh masalah reologi polimer yang mungkin timbul sebagai akibat gugus yang digraftingkan pada sampel.

Selain polimer induk, faktor penentu unjuk kerja suatu polimer antibakteri adalah jenis monomer yang dicangkokkan pada polimer tersebut. Dewasa ini, berbagai senyawa yang diketahui memiliki aktivitas antibakteri telah dikenal, antara lain kitosan (Annissa, 2007), glisidil metakrilat dan 4-vinilpiridin (Juanet al., 2000). Pada penelitian ini, senyawa yang digunakan adalah 4-vinilpiridin dikarenakan kemudahannya membentuk ikatan kovalen dengan polimer induk dibandingkan senyawa yang lain (Apriati, 2010). 4-vinilpiridin merupakan senyawa

(7)

4

pemanfaatannya mampu menangani beragam bakteri patogen (Shevenko and Engel, 1998; Leeet al., 1998;Cenet al., 2004). Atom nitrogen yang dimiliki dapat di kuaternasi dengan cara yang sederhana menghasilkan kation

poliammonium yang bersifat sebagai antibakterial. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, 4-vinilpiridin memiliki kemampuan dalam menghambat

pertumbuhan mikroorganisme (Juanet al., 2000; Tilleret al., 2002; Cenet al., 2004).

Pada penelitian sebelumnya (Apriati, 2010) telah dilakukan grafting 4-vinilpiridin pada film polietilen (PE) dengan penekanan pada kajian faktor-faktor yang

mempengaruhi persen grafting antara lain dosis radiasi, konsentrasi monomer, jenis pelarut, suhu, dan waktu. Pada penelitian tersebut, 4-vinilpiridin berhasil digrafting pada permukaan film polietilen (PE) berdasarkan hasil karakterisasinya dengan menggunakan FT-IR. Selain itu, uji aktivitas antibakteri dengan

menggunakan metode difusi agar, menunjukkan polipropilen tergrafting

4-vinilpiridin memiliki kemampuan daya hambat terhadap bakteri patogen. Pada penelitian ini, grafting akan dilakukan pada bahan polimer yaitu polipropilen (PP) yang berbentuk kemasan minuman agar dapat langsung diaplikasikan dalam pemanfaatannya sebagai antibakteri. Grafting dilakukan melalui pengontrolan faktor-faktor yang mempengaruhi persen grafting seperti pada penelitian sebelumnya. Selanjutnya, akan ditentukan pengaruh persen grafting dan kuaternasi dari polipropilen tergrafting 4-vinilpiridin terhadap kemampuannya sebagai antibakterial.

(8)

. Dengan metode ini, dapat diketahui apakah polipropilen (PP) tergrafting 4-vinilpiridin mampu menghambat pertumbuhan atau bahkan membunuh bakteri patogen yang ada dalam sampel minuman. Metode ini dianggap lebih baik dibandingkan metode difusi agar yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya (Apriati, 2010) yang hanya memberikan informasi diameter daya hambat bakteri dan tanpa menggunakan substrat. Pada penelitian ini, digunakan substrat bahan minuman, yakni air baku, susu hewani, dan susu nabati.

Untuk mengevaluasi reaksi polimerisasi grafting 4-vinilpiridin pada polipropilen (PP) dikarakterisasi dengan FTIR yang mampu menunjukkan perubahan gugus yang terjadi pada permukaan polipropilen (PP).

(9)

6

1. Mengetahui jumlah 4-vinilpiridin yang paling optimum tergrafting pada polipropilen (PP) tanpa harus mengubah struktur polimer.

2. Mempelajari aktivitas antibakteri polipropilen (PP) tergrafting

4-vinilpiridin terhadap bakteriEscherichia colidanSalmonella typhosa. 3. Mengetahui pengaruh kuaternasi 4-vinilpiridin yang tergrafting pada

polipropilen (PP) terhadap aktivitas antibakteri.

1.3. Manfaat

Referensi

Dokumen terkait

petugas, yaitu capaian waktu layanan untuk segera terselesaikan oleh penyelenggara layanan; Kesamaan pemberian layanan, yaitu dalam melakukan layanan sesuai dengan

menyatakan bahwa sistem layanan terbuka merupakan sistem yang memberikan.. kebebasan kepada pengguna untuk memilih langsung bahan pustaka

Pada bab ini menjelaskan tentang permasalahan pembangunan pertanian, sasaran dan target kinerja, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura tahun 2014-2018, serta

Meningkatnya Keterampilan petani dalam kewirausahaan pertanian dan tanaman pangan dari 65 % Pada tahun 2014 menjadi 80 % Pada tahun 2018.. Persentase petani yang

Peralatan dan perlengkapan penyelengaraan makanan di instalasi gizi.. Sedangkan untuk higiene pemasak masih kurang memenuhi syarat keamanan pangan hal ini

23,19 detik terjadi penurunan 0,3%, Dalam nomor lari 200 meter putri ini terjadi kemerosotan prestasi sehingga tidak terdapat peningkatan hasil kejurnas PPLP dari

Dari uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dengan sikap sunat perempuan pada

Kepenarian tokoh Lesmana Mandrakumara dilihami oleh ceritera wayang purwa Mahabharata, Lesmana Mandrakumara yang memiliki karakter Alus Gecul Lanyap mempunyai permasalahan cintanya