• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kinerja dan Pelayanan Pegawai Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada PDAM Tirtanadi Cabang Sei Agul Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Kinerja dan Pelayanan Pegawai Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada PDAM Tirtanadi Cabang Sei Agul Medan"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KINERJA DAN PELAYANAN PEGAWAI

TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA

PDAM TIRTANADI CABANG

SEI AGUL MEDAN

GELADIKARYA

Oleh :

GUNAWAN HARY MULYA

NIM : 077007048

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Judul Geladikarya : Analisis Kinerja dan Pelayanan Pegawai Terhadap Kepuasan

Pelanggan Pada PDAM Tirtanadi Cabang Sei Agul Medan

Nama : Gunawan Hary Mulya

NIM : 077007048

Program Studi : Magister Manajemen

Menyetujui :

Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng

Ketua

Prof. Dr. Rismayani, SE, M.Si

Anggota

Ketua Program Studi Direktur Sekolah Pascasarjana

(3)

F

PDAM Tirtanadi Cabang Sei Agul adalah salah satu Kantor Cabang yang

berada di kota Medan yang dimiliki Tirtanadi untuk melayani pelanggan dalam hal

kebutuhan air. Cabang Sei Agul ini merupakan cabang yang tergolong dalam kelas

‘A’, yang artinya jumlah pelanggan yang dilayani oleh cabang ini di atas 30.000 (tiga

puluh ribu) pelanggan. Sedangkan untuk jumlah pelanggan dibawah 30.000 (tiga

puluh ribu) tergolong dalam cabang kelas ‘B’.

Rumusan masalah pada penelitin ini ada 2 (dua) hal, yaitu apa yang menjadi

penyebab kinerja dan pelayanan pegawai belum sepenuhnya memuaskan pelanggan ?

dan apa yang menyebabkan timbulnya keluhan pelanggan tersebut ?

Penelitian ini dilaksanakan di PDAM Tirtanadi Cabang Sei Agul yang terletak

di Jalan Gereja No.32 Medan selama kurang lebih 8 (delapan) bulan. Pendekatan

yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus yang didukung dengan survei.

Pada penelitian ini data yang didapat merupakan data-data yang dikumpulkan dari

sampel yang mewakili seluruh populasi pelanggan Cabang Sei Agul. Sedangkan jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian yang

bertujuan untuk menguraikan sifat atau karakteristik dari suatu fenomena tertentu

dengan mengumpulkan data untuk menguji pertanyaan penelitian atau hipotesis yang

berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang. Dengan penelitian metode

deskriptif akan memungkinkan untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji

hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki

validitas universal.

(4)

dengan rumus Tamaro Yamane (1967) yang disadur oleh Sukandarrumidi (2004 :

56).

Metode pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner yang

berhubungan dengan kinerja, pelayanan dan kepuasan pelanggan PDAM Tirtanadi

Cabang Sei Agul, dan dengan cara melakukan studi kepustakaan dan studi dokumen,

yaitu pengumpulan data yang berdasarkan pada buku-buku literatur serta data yang

diperoleh mengenai jumlah dan karakteristik pelanggan PDAM Tirtanadi Cabang Sei

Agul dan lain-lain yang dirasa berkaitan serta relevan dengan penelitian ini.

(5)

PERNYATAAN

!" !# $% &' ( ) $*!!%*+ ,) ,(

-“Analisis Kinerja Dan Pelayanan Pegawai Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada

PDAM Tirtanadi Cabang Sei Agul Medan”

) ( & %* & ( $*! ) * ! % (," .* & ).,% ($ $/ 0", ,"% *

) # ) 12*" !) ,$ #(&) !# $ ) +( /

3) 4 5, #, 6786

9 3"% ,#: * !#

(6)

>? @AB ACD?EFG

HIJKL KJ M K

ry

N

u

ly

KO

l

KPQ

r

R Q NSR K

n

T KR K

t

KJUUK

l

VWX SY SZ[S \ ]^__ OKJK`

T S\a KZK RK\Q W[S\YKIR K\ K R K\QT KYKJ UKJ bKTK`cd be efg hiT I\Jhj H IJaI\ MKJR \Q

y

o

k KlP ZK

n

R K

n

m[IMn ho

u

rl

S

l

Kb KlP aQ K\h

NSJQ `KP R SJUKJ R\h o Sggp qQ a\QKJQ aKP IJ Vrrs R KJ a S g KP R Q`K\IJQK s iS ZT Kaj KJK`

pK `JQ oK

zla Azzahra Mulya, Naysilla Zahfira Mulya, Hafzil Rachyan Mulya, dan

Ragil Alfajri Mulya.

Pendidikan dimulai di SD Persit Tunas Kartika I Chandra Kirana Medan dari

tahun 1984 hingga tahun 1990, kemudian dilanjutkan ke SMP Negeri 16 Medan

hingga tamat tahun 1993. Setelah itu melanjutkan sekolah di SMA Negeri 3 Medan

hingga tamat tahun 1996. Dilanjutkan ke Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) hingga selesai tahun 2002 dan

mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi (SE). Selanjutkan kuliah pada tahun 2008 di

USU pada Program Studi Magister Manajemen (MM).

Mulai bekerja di BNI 46 pada tahun 2002 sebagai pegawai kontrak hingga

tahun 2007, kemudian sejak tahun 2007 hingga sekarang di PDAM Tirtanadi Provinsi

(7)

KATA PEN

t

ANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas berkat dan rahmat ALLAH SWT sehingga

dapat menyelesaikan Geladikarya ini dengan judul : “Analisis Kinerja dan Pelayanan

Pegawai Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada PDAM Tirtanadi Cabang Sei Agul

Medan”

Geladikarya ini disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Program

Studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM), Sp.A(K) selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, M.SIE selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana USU.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng selaku Ketua Program Studi

Magister Manajemen USU.

4. Bapak Dr. Ir. Nazaruddin, MT selaku Sekretaris Program Studi Magister

Manajemen USU.

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng selaku Ketua Komisi

Pembimbing.

(8)

8. Manajemen PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara.

9. Kepala Cabang, Kepala Bagian serta pegawai PDAM Tirtanadi Cabang Sei

Agul Medan.

10.

Staf dan pegawai Biro Administrasi Magister Manajemen USU.

11.

Seluruh keluarga dan rekan-rekan yang telah memberikan dukungannya baik

secara langsung maupun tidak langsung sehingga penulis bisa menyelesaikan

Studi Magister Manajemen ini.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan motivasi yang

diberikan sehingga Geladikarya ini dapat diselesaikan dengan baik. Sebelumnya

penulis menyadari keterbatasan yang dimiliki sehingga Geladikarya ini masih jauh

dari kesempurnaan. Oleh sebab itu saran-saran atau masukan-masukan yang telah

diberikan dari semua pihak ke penulis sangat berguna dalam penyusunan Geladikarya

ini untuk mencapai sasaran yang di inginkan. Semoga Geladikarya ini dapat

bermanfaat bagi saya pribadi dan pihak-pihak lain yang memerlukannya.

Medan,

Agustus 2012

(9)

w xFTAR ISI

yz{z |z }

LEMBAR PERSETUJUAN~~~~~ ~~~~~~ ~~~~~~ ~~~~~~ ~~~~~ ~~~~~~ ~~~~~~ ~~~~~~ ~~~~~~ ~~~~~~ ~~~~~ ~~~~~~ ~~~~ v

RINGKASAN EKSEKUTIF ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~~ ~~ ~ ~ v v

LEMBAR PERNYATAAN~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~~ ~~ ~ ~~ ~ ~ v u

RIWAYAT HIDUP~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ u

KATA PENGANTAR ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ uv

DAFTAR ISI ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ uv v v

DAFTAR TABEL ~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ xv v DAFTAR GAMBAR~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ vv

BAB I PENDAHULUAN ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~~ ~ ~ €

€~€~ztz‚ƒ„{z…z }† ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~~ ~ ~ € €~‡~ˆ „‚ ‰|‰Šz}‹zŠz{zŒ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ 

€~~Ž‰uz }ˆ„}„{vtvz } ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~  €~~‹z}‘zzt ˆ„}„{ vtvz} ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~  €~’~ƒztzŠz }“z}”z }†u v}†… ‰• ˆ„}„{vtvz } ~ ~~~~~~ ~~~~~~ ~~~~~~ ~~~~~~ ~~~~ ~~ ~ ’

BAB II KERANGKA TEORITIS~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~~ ~ ~ ~~ –

‡~€~Ž„—‚vŽ„}˜z }†™v}„‚ z~~~~ ~~~~~~ ~~~~~ ~~~~~~ ~~~~~~ ~~~~~~ ~~~~~~ ~~~~~ ~~~~~~ ~~~~~~ ~~ –

(10)

  ¡  ¡¢£¤ ¥Ÿ¢£¦§¨¦ ©ª £«¨y¨¦ ¨¦ ¡¡ ¡¡¡¡¡ ¡¡¡¡¡¡ ¡¡¡¡¡¡ ¡¡¡¡¡¡ ¡¡¡¡¡¡ ¡¡ ¡¡¡¡¡ ¡¡¡¡¡¡ ¡¡¡¡¡ ¡¡¡¡¡¡ ¬­   ¡  ¡ ¬ ª£¦ ©£ ¥tŸ¨¦ª£«¨y¨¦¨¦¡¡¡¡¡ ¡¡¡¡¡ ¡¡¡¡¡¡ ¡¡¡¡¡¡ ¡¡¡¡¡¡ ¡¡¡¡¡¡ ¡¡¡¡¡¡ ¡¡¡¡¡ ¡¡¡¡¡¡ ¡¡ ¬­   ¡  ¡  ª£« ¨y¨¦ ¨¦ ª¥Ÿ® ¨………¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¡¡ ¬°   ¡  ¡± ²Ÿ®£¦³Ÿ´µ¨ «Ÿt¨³ª £«¨y¨¦ ¨¦ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡¡ ¡ ¡¡¡… ¬¶

  ¡  ¡­ ²Ÿ®£¦³Ÿ´µ¨ «Ÿt¨³·¨³¨ ……… ¡     …   ¡±¡¢£¤ ¥Ÿ¢£¦§¨¦ ©´£¸µ¨³¨¦ª£« ¨¦©©¨¦… ………   ­

  ¡±¡ ¬ ª£¦ ©£¥tŸ¨¦´£¸µ¨³¨¦ ª£ «¨¦ ©©¨¦……… ¡¡   ­   ¡±¡  ª£¦ £¦§µ¨¦¢Ÿ¦©¹¨t ´£¸µ¨³¨¦ª£« ¨¦©©¨¦ ¡¡¡¡¡ ¡¡¡¡ ¡¡¡¡¡¡ ¡¡¡¡¡¡ ¡¡¡¡¡  °   ¡±¡± º¨¹§ ¤ ¥» º¨¹§¤¥¼¨¦ ©½£®¸£¦ ©¨ ¥µ ¾Ÿ´£¸µ¨³¨¦

ª£ «¨¦ ©©¨¦¡¡¡¡¡ ¡¡¡¡¡¡ ¡¡¡¡¡¡ ¡¡¡¡¡¡ ¡¡¡¡¡ ¡¡¡¡¡¡ ¡¡¡¡¡¡ ¡¡¡¡¡¡ ¡¡¡¡¡¡ ¡¡¡¡¡¡ ¡¡¡¡¡ ¡¡¡¡¡¡ ¡¡¡  ¶

  ¡±¡­ ½£¦ ©µ¹µ¥´£¸µ¨³¨¦ª £«¨¦©©¨¦¿¨¦À®¸«Ÿ¹¨³Ÿ¦Á¨

¿¨« ¨®½¨¦ ¨Â £® £¦ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡   Ã

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ± 

BAB IV METODE PENELITIAN ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ± Ä

­ ¡¬¡½£t¤¿£ ª£¦£«ŸtŸ¨¦ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ± Ä ­ ¡  ¡Å¤¹¨³Ÿ¿¨¦Æ¨¹§uª£¦ £ «ŸtŸ¨¦ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ±° ­ ¡±¡ª¤¸µ«¨³Ÿ¿¨¦Ç¨®¸£« ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡

± ¶

­ ¡±¡ ¬¡ª¤¸µ«¨³Ÿ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ± ¶

­ ¡±¡ ¡Ç¨®¸£« ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ± È

­ ¡ ­¡²£ÉŸ¦Ÿ ³ŸÊ¸£ ¥¨³Ÿ¤¦¨«¿¨¦ª£¦©µ¹ µ¥¨¦Ë ¨¥Ÿ¨Ì £« ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ±Ã

­ ¡Ä¡¢£¹¦Ÿ ¹ª £¦ ©µ®¸µ« ¨¦²¨t¨ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡ ¡¡ ¡ ¡¡ ¡ ­   ­ ¡ °¡´Ÿ ³Ÿ » ´Ÿ ³ŸÀ¦³t¥µ® £¦´Ÿ¦ £ ¥Â¨ª£ ©¨¨Ÿw, ª£«¨y¨¦¨¦ª£©¨w¨Ÿ,

(11)

Í Î ÏÎÐÑÒ Ó ÔÕ ÖÑÐÔ× ØÖÙ Ú ÖÛÜ×ÝÜtÜ Î Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ ÎÎ ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î Í Þ Í ÎßÎàáâãÜÛâÕâtÜ ÓÕÜ×äÔ ÛâÜå âÛâtÜÓ ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î Í Þ Í ÎßÎæÎàáâãÜÛâÕâtÜ Ó ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Í Ï

ÍÎßÎæÎ æÎÐÔ×ØÖáâÜ ×ãÜÛâÕâtÜ Óç×ÓtÑ ÖÙÔ×èâ× ÔÑáÜ

é ÔÑ êÜ ÕÜ ÚÐÔÛÜ×ØØÜ ×Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î Í Ï

ÍÎßÎæÎëÎÐÔ×ØÖáâÜ ×ãÜÛâÕâtÜ Óç×ÓtÑ ÖÙ Ô×ÐÔÛÜyÜ ×Ü ×

é ÔÑ êÜ ÕÜ ÚÐÔÛÜ × ØØÜ×Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î Í ì

ÍÎßÎæ ÎíÎÐÔ×ØÖáâÜ ×ãÜ ÛâÕâtÜÓç×ÓtÑ ÖÙ Ô×ãÜÑâÜåÔ Û

èÔÚÖÜÓÜ ×ÐÔÛÜ×ØØÜ×ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î îï

ÍÎßÎëÎàáâäÔÛâÜåâÛâtÜ Ó Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ ÎÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ îë

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAANÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ îí

îÎ æÎð ÔáÜÑÜêðâ×ØñÜt ÐÔÑ Ö ÓÜ êÜÜ ×Î Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ ÎÎ ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î îí îÎëÎãâÓâÕÜ ×òâÓâÐÔÑ ÖÓÜ êÜ Ü×Î Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ ÎÎ ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î îÍ

îÎíÎð ÖÓ Ö× Ü×ðtÑ ÖñóÖÑôÑØÜ ×âÓÜ ÓâÕÜ ×àÑÜâÜ ×éÖØÜÓ ÎÎÎÎ ÎÎÎÎÎ ÎÎÎÎÎÎ ÎÎÎÎÎ î î

BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASANÎ ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î Þî

Þ Î æÎõ×Ü ÛâÓâÓÐÔ×áÔ ÛÜÓÜ×äÔÓÚ Ò×Õ Ô×Î Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ ÎÎ ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î Þî

Þ ÎëÎõ×Ü ÛâÓâÓöÜwÜåÜ×äÔÓÚÒ× Õ Ô× Î Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ ÎÎ ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î Þî Þ ÎëÎæÎèâ×ÔÑáÜÐÔ ØÜwÜâ ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Þî Þ ÎëÎëÎÐÔÛÜÜ ×Ü ×y ÐÔØÜwÜâ Î Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ ÎÎ ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Ïî Þ ÎíÎÐ Ô× ØÖáâÜ ×÷âÚÒóÔ ÓâÓÎ ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ Î ÎÎ Î Î ÎÎ Î ÎÎ ß ï

Þ ÎíÎæÎÐÔÑ ÓÜÙ ÜÜ×ÐÜ ÕÜòÒ Õ Ô ÛäÔØÑ ÔÓâÎ ÎÎÎÎÎ ÎÎÎÎÎ ÎÎÎÎÎÎ ÎÎÎÎÎÎ ÎÎÎÎÎ ÎÎÎÎÎÎ ÎÎ ß ï

(12)

ý þ ÿþ þ üüü t ü ü (ü t) þ þ þ þþ þ þþ þ þþ þ þ þþ þ þþ þ þ þþ ÿ ý þ þ üüü þ þ þþ þ þ þþ þ þþ þ þþ þ þ þþ þ þþ þ þþ þ þ þþ þ þþ þþ þþ þ þþ þ þþ þ þ þþ þ þþ þ þþ þ

ý þ þ þü ütþþ þ þþ þ þ þþ þ þþ þ þþ þ þ þþ þ þþ þ þþ þ þ þþ þ þþþ þ þþ þ þþ þ þþ þ þ þþ þ þþ þ þþ þ þ þþ þ þþ þ þþ ý þ þþü t tüüt þ þ þþ þ þ þþ þ þþ þ þþ þ þ þþ þ þþ þ þþ þ þ þþ þ þþ þþ þþ þ þþ þ þþ þ þ þþ þ þþ þ ý þ þ ÿþütü ü üt þ þ þþ þ þ þþ þ þþ þ þþ þ þ þþ þ þþ þ þþ þ þ þþ þ þþ þþ þþ þ þþ þ þþ þ þ þþ þ þþ þ þþ þ

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN þþ þ þþ þ þ þþ þ þþ þ þ þþ þ þþ þ þþ þ þ þþ þ þþ þ þþþ þ þþ þ þþ þ þþ þ þ þþ þ

(13)

DAFTAR TABEL

!"! #!$

%!&'" () * +!,-!".'$/!$!0' 1 !t!$2'$'"t! $ )) ) ) )) ) )) ) )) ) ) )) ) )) ) )) ) ) )) ) )) ) ))) ) )) ) ) 34 %!&'" ()5 06 70 6 8 $6t9: #'$0 $'9; !2'1!w! (<

=)

) ) )) ) )) ) )) ) ) )) ) )) ) )) ) ) )) ) )) ) )) ( 3

%!&'" ()3 06 70 6 8 $6t9: #'$2'"!y!$ !$2'1!w! (< >)

) ) ) )) ) )) ) )) ) ) )) ) )) ) )) ) ) )) (?

%!&'" () ( ! 6 "@;A!",t!68$6t9u#'$0$'9; !% '9B!,!C

2'" !$11! $))))) )))))) )))))) ))))) )))))) )))))) )))))) )))))) )))))) )))))))))) )))))) )))))) )))))) (D

%!&'" () ?

! 6 "@;

A!",t !68$6t9u

#'$ A! 9!&'"2'"!y !$!$

2'" !$11! $))))) )))))) )))))) ))))) )))))) )))))) )))))) )))))) )))))) ))))) )))))) )))))) )))))))) ))) (E

%!&'" ()F ! 6 "@;A!",t!68$6t9u#'$ A! 9!&'"0'C : ! 6! $

2'" !$11! $))))) )))))) )))))) ))))) )))))) )))))) )))))) )))))) )))))) ))))) )))))) )))))) )))))) ))))) ?G

%!&'" () 4 ! 6 "@;.'" !&"t! 6)) )))))) )))))) )))))) )))))) )))))) ))))) ))))))) )))))) ))))) )))))) ))) ?5 %!&'" ()D 2'$;'"! 6 !$.'6CH $,'$%'$I ! $1 ’0: ! "t!60'9; !

2' 1!w! ’ 2 JKL% 9t! $!,M!&) N' K 1:")) ))) )))))) )))))) )))))) )))))) )) FF %!&'" ()E 2'$;'"! 6 ! $.'6CH $,'$%'$I ! $1 ’0';u; :9! $0'9;!

2' 1!w! ’ 2 JKL% 9t! $!, M!&)N' K 1:")) ))) )))))) )))))) )))))) )))))) )) F4 %!&'" ()*G 2'$;'"! 6 ! $.'6CH $,'$%'$I ! $1 ’8$ 6 !tO2'1!w!’

2 JKL%9t!$ !,M!&) N' K 1:") )))))) )))))) )))))) ) ))))) )))))) )))))) ))))) ))) )) FD %!&'" ()* * 2'$;'"! 6 ! $.'6CH $,'$%'$I ! $1 ’0'! $,!"!$0'9;!

2' 1!w! ’ 2 JKL% 9t! $!,M!&) N' K 1:")) )))) ))))) )))))) )))))) )))))) )) FE %!&'" () *5 2'$;'"! 6 ! $.'6CH $,'$%'$I ! $1 ’%! $11: $1+!w!&

2' 1!w! ’ 2 JKL% 9t! $!,M!&) N' K 1:")) )))))) )))) )))) )))))) )))))) )) )) 4G %!&'" ()*3 2'$;'"! 6 ! $.'6CH $,'$%'$I ! $1 ’2'$P'"'6! !$

(14)

S T UV W XYZX [V \]VWT ^ T\_V ^ `a \bV\SV \cT\d ’[V eT fTeT\

[VdTwTR’ [gh iSRjtT\T bRkTUY lVR hdmWYY YYY YYYYY YYYYYY YYYYYY YYYYY YYY n o S T UV W XYZp [V \]VWT ^ T\_V ^ `a \bV\SV \cT\d ’lRqT `[V dTwTR’

[gh iSRjT \TbRt kT UY lVR hdmWY YYYYYY YYYYYY YYYYYY Y YYYYY YYYYYY YYYYYY YYYYYY YYYY n r S T UV W XYZs [V \]VWT ^ T\_V ^ `a \bV\SV \cT\d ’tV UVjT bTT\

[V dTTRw’ [g h iSRjtT\TbRkTUY lVR hdmWY YYYYYY YYYYYY YYYYYY YYYYY YYYYYY Y nX S T UV W XYZn [V \]VWT ^ T \_V ^ `a \bV\SV \cT\d ’tVj]T ^T eT

[V dTTRw’ [g h iSRjtT\TbRkTUYlVR hdmWYYYYY YYYYYY YYYYYY YYYYYY YYYYYY YY np S T UV W XYZu [V \]VWT ^ T \\_ V^ `a\bV\SV\c T \ d ’vT ^RWRtT ^_uT\d

[V WTyT\T\wbR[ghiSRjt T\T bRkTUYlVRhduWYYYYYY YYYY YYYYYY YYYYYY YYY ns S T UV W XYZx [V \]VWT ^ T\_V ^ `a \bV\SV \cT\d’[VjWV \ dqT `T\ yT\d

bR^V bRT qT \^V `VjtRTWTt tmWR^, Uja ^mjR\yajeT ^RbT \yajemWRj `V\bTytTjT\^V WT Wu tVj^ V bRTb T \ tVj^m^m\b V \dT \UTRq wbR

[gh iSRjT \TbRt kT UY lVRhdmWY YYYYYY YYYYYY YYYYYY YYYY YYY YYYYY YYYYYY YYYYYY YYY YY nn S T UV W XYoz [V \]VWT ^ T\_V ^ `a \bV\SV\cT\d ’[ja^ V bmj[VWTyT \T \

{T\dg RVjT ` qT \t tV `TbT[V WT \ ddT\wbR[ghi

SRjtT\T bRkTUYlVRhdmWYYYYY YYYYYY YYYYYY YYYYYY YYYYY YYYYYY YYY YYYYYY YYYYYY YYY YYYYYY YYYY nu S T UV WXYoZ [V \]VWT ^ T\_V ^ `a \bV\ ([ V dTwTR) S V\cT \ d ’|\yjT^tjmqmjb T \

SVq\a Wa dR{T\dg ReRWRqR’ [gh iSRjtT \TbRkT UYlVRhdmW YY YYYY nx S T UV WXYoo [V \]VWT ^ T\_V ^ `a \bV\SV\cT\d ’}~t~ €~ ‚ƒƒ„…ƒ ƒ„†

bR‡ mbT \ d’ [ghiSRjtT \T bRkTUYlVRhdmW YYYYY YYYYYY YYYYYY YYY YYYYYY YYYYY uz S T UV WXYor taVy R^RV\gVtVjeR\T^RbT \taVy R^RV \tajV WT^RYYYY YYYYYY YYYYYY YYYYY YYYYYY u o S T UV WXYoX ˆT ^RW‰]R

v

Y YYYYYY YYYYYY YYYYYY YYYYY YYYYYY YYYYYY YYYYYY YYYYYY YYYYY YYYYYY YYYYYY YYYYYY YYYYYY YYYYYY ur

S T UV WXYop ˆT ^RW‰]R lt

(15)

DAFTAR GAMBAR

Ž  ŽŽ‘’

“Ž ”Ž•–— ˜ ™‘šŒ›Žtœ•Œ ‘ž•ŸŽšŽ‘ Ž ŒtŽ¡¢ žŽyŽ‘ Ž‘

£ž•¤ ŽšŽ¥ž¥ Ž¡Ž‘¢ žŽ‘ ¦¦Ž‘ — — —— — — —— — —— — —— — — —— — —— — —— — — —— — —— —— —— — —— — —— — — —— — – ˜

“Ž ”Ž•§— ˜ ž•Ž‘¦›Žœ‘¡ ž¥¨ Ž — —— — —— — — —— — —— — —— — — —— — —— — —— — — —— — —— — — —— — —— — —— — — —— — —— — —— — — —— — —— § ©

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan perusahaan air minum dari

tahun ke tahun menjadi perhatian masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari kualitas

pelayanan yang bersifat teknis kepada pelanggan, dan harga yang diterapkan.

PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara yang merupakan perusahaan daerah

yang bergerak di bidang pelayanan jasa air minum kepada pelanggan selalu

berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi seluruh pelanggannya.

Hal utama yang harus diprioritaskan oleh perusahaan ini adalah kepuasan

pelanggan agar dapat bertahan dan selalu diterima oleh mereka. Pimpinan harus

tahu hal-hal apa saja yang dianggap penting oleh para pelanggan dan pimpinan

harus berusaha untuk menghasilkan kinerja (performance) sebaik mungkin

sehingga dapat memuaskan pelanggan. Itulah sebabnya, perlu dilakukan

performance analysis”.

Kepuasan maupun ketidakpuasan pelanggan menjadi topik yang hangat

dibicarakan pada tingkat internasional / global, nasional, industri dan perusahaan.

Kepuasan pelanggan ditentukan oleh beberapa faktor yang diantaranya adalah

ketersediaan barang yang tepat waktu, harga yang wajar, memenuhi harapan

konsumen dan touch (sentuhan), sehingga jaminan kualitas menjadi prioritas

utama bagi setiap perusahaan, yang pada saat ini khususnya dijadikan sebagai

(17)

Pengertian kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan merupakan perbedaan

antara harapan dan persepsi pelanggan. Jadi, pengertian kepuasan pelanggan

dapat diartikan dengan kinerja suatu barang sekurang-kurangnya sama dengan

apa yang diharapkan pelanggan. Seperti seorang pelanggan air minum yang ada di

kota Medan mengharapkan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air dapat di

distribusikan oleh pihak PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara kepada setiap

pelanggan, akan tetapi kenyataannya bisa saja tidak demikian sehingga dapat

mengecewakan dan akan menimbulkan rasa tidak puas.

Dalam konteks dengan kepuasan pelanggan ini, Iqbal (2007 : 59)

menyatakan bahwa seorang pemimpin harus mempunyai customer satisfaction

vision. Mereka memasukkan kepuasan pelanggan sebagai unsur utama dalam

memformulasikan visi perusahaannya. Mereka sangat percaya bahwa berorientasi

kepada pelanggan berarti berupaya kuat untuk memberikan kepuasan pelanggan

yang jauh lebih baik dari yang diberikan oleh pesaing.

Sekarang ini menurut Brata (2005 : 36) pelanggan semakin pintar dan

sangat kritis, sehingga perusahaan sebagai pelaku bisnis harus mampu

memberikan pelayanan yang sesuai dengan harapan para pelanggan. Sedikit saja

penyimpangan, misalnya pelayanan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan,

para pelanggan akan menilai jelek perusahaan tersebut.

Untuk itu, dalam konotasi Umar (2007 : 78) perusahaan membutuhkan

informasi dari pelanggan mengenai sikap dan prilaku mereka akan kinerja dan

pelayanan terhadap kepuasan yang diberikan kepada pelanggan melalui produk

(18)

agar pelanggan mau menerima produk atau jasa dengan baik. Bagaimana cara

analisis untuk mengetahui sikap dan prilaku pelanggan tersebut.

Dari hasil pengamatan sementara diketahui bahwa kinerja dan pelayanan

pegawai PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara Cabang Sei Agul masih belum

maksimal mengingat masih banyaknya pengaduan atau keluhan pelanggan baik

yang disampaikan secara lisan, laporan/pengaduan resmi ke kantor Cabang Sei

Agul maupun melalui media cetak. Untuk bulan Juni 2012 jumlah pengaduan

resmi ke Cabang Sei Agul berjumlah 277, bulan Juli sebanyak 156, dan bulan

Agustus sebanyak 185 pengaduan yang berbentuk pengaduan air mati, air kecil,

pipa dinas bocor, meter hilang, dan lain-lain. Sementara sesuai dengan penilaian

kinerja berdasarkan Kepmendagri No. 47 tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian

Kinerja untuk penilaian PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara secara

menyeluruh menunjukkan skor 61,76 % dengan kategori baik yang meliputi aspek

keuangan, operasional dan administrasi.

Berdasarkan data dan uraian tersebut di atas, maka menjadi menarik topik

ini untuk di analisis terutama dari segi kinerja dan kualitas pelayanan pegawai di

perusahaan air minum dan beralasan untuk melakukan penelitian tentang analisis

kinerja dan pelayanan pegawai terhadap kepuasan pelanggan pada PDAM

Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara Cabang Sei Agul Medan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah yang

(19)

pegawai terhadap kepuasan pelanggan PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

Cabang Sei Agul Medan masih belum memuaskan.

Sehubungan dengan uraian data diatas, maka pertanyaan mendasar yang

perlu dicari jawabannya adalah :

a. Faktor-faktor apa yang menyebabkan kinerja dan pelayanan pegawai belum

sepenuhnya memuaskan pelanggan ?

b. Faktor-faktor apa yang menyebabkan timbulnya keluhan pelanggan di PDAM

Tirtanadi cabang Sei Agul Medan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk menganalisis penyebab kinerja dan pelayanan yang belum

memuaskan pelanggan PDAM Tirtanadi Cabang Sei Agul Medan.

b. Untuk menganalisis penyebab timbulnya keluhan pelanggan yang

mempengaruhi kepuasan pelanggan di PDAM Tirtanadi Cabang Sei

Agul Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Jika hasil penelitian ini dapat tercapai dengan baik, maka diharapkan hasil

penelitian ini dapat dimanfaatkan, antara lain :

1. Bagi Manajemen PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara serta semua

jajarannya yang terkait, serta Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sebagai

(20)

yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan dalam mengadakan

penyeleksian, pembinaan dan pengembangan serta penempatan pegawai

sesuai dengan kemampuannya agar kualitas pelayanan dapat dicapai.

2. Bagi program studi Magister Manajemen agar penilitian ini dapat

dijadikan studi kasus dalam hal kinerja dan pelayanan kepada pelanggan.

3. Bagi penulis sebagai media untuk mengaplikasikan dan mengembangkan

wawasan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama di perkuliahan.

4. Bagi peneliti lain yang relevan, dapat dijadikan sebagai bahan referensi.

1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dalam geladikarya ini dibatasi pada ruang lingkup :

a. Kinerja dan pelayanan pegawai PDAM Tirtanadi Cabang Sei Agul Medan.

b. Kepuasan pelanggan yang bergolongan tarif Rumah Tangga (RT) terhadap

(21)

BAB II

KERANGKA TEORITIS

2.1 Teori Tentang Kinerja

2.1.1 Pengertian Kinerja

Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan

pengertianperformancesebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun sebenarnya

kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi

termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung. Kinerja merupakan hasil

pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi,

kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi pada ekonomi.

Dengan demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil

yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan

dan bagaimana cara mengerjakannya.

Bernadin dan Russel (2006 : 379) menyatakan bahwa kinerja adalah the

record of outcomes produced on a specified job fuction or activity during a

specified time periods yang dapat diterjemahkan bebas dengan catatan hasil dan

keuntungan yang dihasilkan oleh fungsi pekerjaan tertentu atau aktivitas tertentu

selama periode waktu tertentu.

Kinerja sama artinya dengan prestasi. Istilah kinerja atau prestasi itu

sendiri sebenarnya adalah pengalihbahasaan dari bahasa Inggris, yakni

performance. Echols dan Shadily (1996 : 425) menyatakan bahwa dalam kamus

(22)

1) pertunjukan yang biasanya digunakan dalam kalimat His performance was

exellent(pertunjukannya hebat), 2)perbuatan yang digunakan dalam kalimat His

performance was disgracefu (perbuatannya memalukan), 3) prestasi atau hasil

yang digunakan dalam kalimat, misalnya tentang mobil yang sangat cepat (high

performance car) atau tentang hasil ujiannya (his performance on the exam), 4)

pelaksanaan tugasyang biasanya digunakan dalam kalimat In the performance of

o’s duty(dalam melaksanakan kewajibannya/ tugasnya), dan 5)pertunjukan yang

biasanya digunakan dalam kalimat Folk Dance Performance (pertunjukan

tari-tarian rakyat), sepertiof wayang play.

Bernardin dan Russel (2006 : 378) mendefinisikanperformanceitu dengan

Performance is defined as the record of out comes produced on a specified job

function or activity during a specified time period” (Kinerja atau prestasi adalah

catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu

atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu).

2.1.2 Indikator Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja dilakukan terhadap pegawai sejak diterima bekerja.

Menurut Hasibuan (2007 : 87) penilaian adalah kegiatan manajer untuk

mengevaluasi perilaku prestasi kerja pegawai serta menetapkan kebijaksanaan

selanjutnya, dan penilaian prestasi adalah menilai hasil kerja nyata dengan standar

kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan oleh setiap pegawai.

Perilaku yang dimaksudkan adalah penilaian terhadap kesetiaan,

(23)

sama artinya dengan penilaian prestasi adalah condute, employee rating,

performance appraisal, employee evaluation, personel review, service rating,dan

atau behavioral assessment (Hasibuan, 2007:87). Disertakannya istilah

performance appraisaldan penjelasan perilaku yang mencakup aspek menyeluruh

dari kesetiaan, kejujuran, kepemimpinan, kerjasama, loyalitas, dedikasi, dan

partisipasi pegawai, maka penilaian prestasi kerja yang dimaksud oleh Hasibuan

di atas dapat disamakan maknanya dengan penilaian kinerja.

Bernadin dan Russel (2006 : 380) mendefinisikan penilaian kinerja

sebagaia way of measuring the contributions of individuals to their organization

(suatu cara untuk mengukur sebagai kontribusi yang diberikan oleh setiap

individu bagi organisasinya).

Berdasarkan seluruh uraian beberapa definisi di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa pengertian penilaian kinerja sebagai kegiatan evaluasi

terhadap kesetiaan, kejujuran, kepemimpinan, kerjasama, loyalitas, dedikasi, dan

partisipasi sebagai kontribusi keseluruhan yang diberikan oleh setiap individu

bagi organisasinya.

Sedangkan penilaian kinerja yang efektif menurut Triton PB (2005 :

97-98) adalah apabila dalam penilaian kinerja tersebut benar-benar memperhatikan

dan memprioritaskan dua hal berikut :

1. Kriteria pengukuran kinerja memenuhi objektivitas. Untuk memenuhi

persyaratan ini, maka ada tiga kualifikasi penting bagi pengembangan kriteria

(24)

a. Relevansi, yang berarti harus ada kesesuaian antara kriteria dengan

tujuan-tujuan kinerja. Misalnya apabila tujuan-tujuan perusahaan adalah meningkatkan

kualitas produksi dan penilaian kinerja dilakukan di bagian produksi, maka

kualitas pekerjaan pegawai dijadikan kriteria lebih utama dibandingkan

dengan keramahan.

b. Reliabilitas, yang berarti harus terpenuhinya konsistensi atas kriteria yang

dijadikan ukuran kinerja. Dalam hal ini, cara melakukan pengukuran dan

pihak yang melakukan penilaian kinerja turut mempengaruhi reliabilitas

pengukuran.

c. Diskriminasi, yang berarti pengukuran dan penilaian kinerja harus mampu

menunjukkan perbedaan-perbedaan kinerja hasil pengukuran. Hasil

pengukuran yang seragam, misalnya baik semua atau jelek. Semua

menunjukkan tidak ditemukannya diskriminasi dalam penilaian kinerja.

2. Proses penilaian kinerja mempertahankan nilai objektivitas. Proses penilaian

kinerja sangat penting diperhatikan. Objektivitas dalam proses penilaian

berarti tidak adanya pilih kasih, pengistimewaan atau bahkan kecurangan

dalam proses penilaian kinerja terhadap pegawai tertentu.

Dalam hal indikator penilaian kinerja ini, Swanson (2005 : 60)

menyatakan sepuluh penilaian kinerja, yakni :

1. Quality of work, yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat yang telah ditetapkan.

(25)

3. Job knowledge, yaitu pemahaman pegawai mengenai prosedur atau tata cara kerja serta informasi teknis tentang pekerjaan.

4. Dependability, yaitu kemampuan untuk diandalkan khususnya dalam bekerja atau kemampuan menyelesaikan pekerjaan secara tepat sesuai dengan waktu

yang ditentukan.

5. Adaptability, yaitu kemampuan beradaptasi atau kemampuan menanggapi kondisi dan perubahan yang terjadi di tempat kerja.

6. Dependability, yaitu upaya untuk melakukan hal-hal baru berkaitan dengan pekerjaan.

7. Initiative, yaitu kemampuan memunculkan gagasan baru atau ide-ide baru berkaitan dengan pekerjaan.

8. Problem Solving, yaitu kemampuan dalam melakukan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.

9. Attendence, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan absensi atau sering tidaknya pegawai meninggalkan pekerjaannya.

10. Cooperation, yaitu kesediaan bekerjasama dan berpartisipasi dengan pegawai lainnya baik secara vertikal maupun horizontal di dalam dan di luar pekerjaan.

Indikator penilaian kinerja menurut Swanson (2005 : 60) hampir sama

dengan komponen data kinerja menurut Umar (2007 : 102), yaitu :

1) Kualitas pekerjaan, 2) Kejujuran pegawai, 3) Inisiatif, 4) Kehadiran, 5) Sikap,

6) Kerja sama, 7) Keandalan, 8) Pengetahuan tentang pekerjaan, 9) Tanggung

(26)

2.1.3 Budaya Kerja Dalam Organisasi

Supriyadi dan Guno (2007) menyatakan budaya kerja adalah suatu falsafah

dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan

dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin

dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang

terwujud sebagai kerja.

Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang

ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai

tantangan di masa yang akan datang.

Manfaat dari penerapan Budaya Kerja yang baik :

1. meningkatkan jiwa gotong royong.

2. meningkatkan kebersamaan.

3. saling terbuka satu sama lain.

4. meningkatkan jiwa kekeluargaan.

5. meningkatkan rasa kekeluargaan.

6. membangun komunikasi yang lebih baik.

7. meningkatkan produktivitas kerja.

8. tanggap dengan perkembangan dunia luar.

Peranan budaya kerja ini dapat sebagai daya dorong yang efektif dalam

mencapai tujuan sesuai visi dan misi perusahaan. Budaya kerja yang efektif

dilaksanakan dalam suatu perusahaan dapat: a) Menyatukan cara berpikir,

berperilaku dan bertindak seluruh insan organisasi. b) Mempermudah penetapan

(27)

kerjasama tim dalam organisasi, menghilangkan friksi-friksi internal yang timbul,

d) Memperkuat ketahanan dalam menghadapi tekanan-tekanan eksternal.

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Mangkunegara (2006:16) menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja itu terdiri dari dua faktor, yakni :

1. Faktor Individu.

Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki

integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmaniah).

Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik maka

individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik

ini merupakan modal utama individu manusia untuk mampu mengelola dan

mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan

atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi.

2. Faktor Lingkungan Organisasi.

Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu

dalam mencapai kinerja, antara lain seperti uraian jabatan yang jelas, otoritas

yang memadai, target kerja yang menantang, pola komunikasi yang efektif,

hubungan kerja yang harmonis, iklim kerja yang respek dan dinamis, peluang

berkarir dan fasilitas kerja yang relatif memadai.

Dharma (2006:9-11) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

(28)

1. Pegawai, berkenaan dengan kemampuan dan kemauan dalam melaksanakan

pekerjaan.

2. Pekerjaan, menyangkut desain pekerjaan, uraian pekerjaan dan sumber daya

untuk melaksanakan pekerjaan.

3. Mekanisme kerja, mencakup sistem, prosedur pendelegasian dan pengendalian

serta struktur organisasi.

4. Lingkungan kerja, meliputi faktor-faktor lokasi dan kondisi kerja, iklim

organisasi dan komunikasi.

L. Mathis dan H. Jackson (2007 : 82) menyatakan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi kinerja pegawai, terdiri dari lima faktor, yakni :

1. Kemampuan mereka

2. Motivasi

3. Dukungan yang diterima

4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan

5. Hubungan mereka dengan organisasi.

2.1.5 Manfaat Penilaian Kinerja

Bagi perusahaan, manfaat penilaian adalah, (Rivai & Basri, 2004:62)

antara lain:

a. Perbaikan seluruh simpul unit-unit yang ada dalam perusahaan karena: 1)

Komunikasi menjadi lebih efektif mengenai tujuan perusahaan dan nilai

budaya perusahaan; 2) Peningkatan rasa kebersamaan dan loyalitas; 3)

(29)

keterampilan dan keahlian memimpinnya untuk memotivasi karyawan dan

mengembangkan kemauan dan keterampilan karyawan.

b. Meningkatkan pandangan secara luas menyangkut tugas yang dilakukan oleh

masing-masing karyawan.

c. Meningkatkan kualitas komunikasi.

d. Meningkatkan motivasi karyawan secara keseluruhan.

e. Meningkatkan keharmonisan hubungan dalam pencapaian tujuan perusahaan.

f. Peningkatan segi pengawasan melekat dari setiap kegiatan yang dilakukan

oleh setiap karyawan.

g. Harapan dan pandangan jangka panjang dapat dikembangkan.

h. Untuk mengenali lebih jelas pelatihan dan pengembangan yang dibutuhkan.

i. Kemampuan menemu kenali setiap permasalahan.

j. Sebagai sarana penyampaian pesan bahwa karyawan itu dihargai oleh

perusahaan.

Sedangkan manfaat penilaian kinerja bagi semua pihak adalah agar bagi

mereka mengetahui manfaat yang dapat mereka harapkan seperti yang dinyatakan

Rivai dan Basri (2004:55). Pihak-pihak yang berkepentingan dalam penilaian

adalah: (1) Orang yang dinilai (karyawan), (2) Penilai (atasan, supervisor,

pimpinan, manager, konsultan) dan (3) Perusahaan.

2.2 Teori Tentang Pelayanan

2.2.1 Pengertian Pelayanan

(30)

Poerwadarminta, pelayanan adalah menolong menyediakan segala apa yang

diperlukan orang lain, seperti tamu atau pembeli. Di bidang manajemen, Iqbal

(2007:53) menyatakan beberapa pakar menguraikannya secara beragam yang

diolah dari kataservice,diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Self Awareness & Self Esteem : Menanamkan kesadaran diri bahwa melayani

adalah tugasnya dan melaksanakannya dengan menjaga martabat diri dan

pihak lain yang dilayani.

2. Empathy & Enthuasiasm: Mengetengahkan empati dan melayani pelanggan

dengan penuh kegairahan.

3. Reform: Berusaha untuk memperbaiki pelayanan.

4. Vision & Victory : berpandangan ke masa depan dan memberikan layanan

yang baik untuk memenangkan semua pihak.

5. Initiative & Impressive : Memberikan layanan dengan penuh inisiatif dan

mengesankan pihak yang dilayani.

6. Care & Cooperative : Menunjukkan perhatian kepada pelanggan dan

membina kerjasama yang baik.

7. Empowerment & Evaluation: Memberdayakan diri secara terarah dan selalu

mengevaluasi setiap tindakan yang telah dilakukan.

Dari uraian masing-masing di atas, maka dalam pelayanan (service) ada

beberapa dimensi/persyaratan yang harus di penuhi, antara lain adalah : kesadaran

untuk melayani, empati kepada pelanggan, selalu memperbaiki pelayanan,

berpandangan ke masa depan, penuh inisiatif, menunjukkan perhatian dan selalu

(31)

bantuan kepada orang lain dengan cara–cara tertentu yang memerlukan kepekaan

dan hubungan interpersonal agar terciptanya kepuasan dan keberhasilan.

Setiap pelayanan menghasilkan produk, baik berupa barang ataupun jasa.

Hasil pelayanan berupa jasa tidak dapat diinventarisasi, tidak dapat ditumpuk atau

digudangkan, melainkan diserahkan secara langsung kepada pelanggan ataupun

konsumen. Dalam hal pelayanan diberikan dengan tidak optimal maka pelayanan

tidak dapat diulangi, karena pelayanan diberikan secara langsung kepada

pelanggan. Sedangkan pelayanan umum terkait dengan tugas aparatur pemerintah,

baik pemerintah tingkat pusat maupun daerah, termasuk BUMN dan BUMD. Oleh

karena itu, pengertian pelayanan umum menurut Keputusan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara (Men-PAN) No.81 Tahun 1993 adalah segala

bentuk kegiatan pelayanan umum yang oleh instansi pemerintah di pusat, di

daerah dan di lingkungan BUMN dan BUMD dalam bentuk barang dan atau jasa,

baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam

rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang–undangan.

2.2.2 Pelayanan Prima

Secara sederhana yang dimaksud dengan pelayanan prima adalah

pelayanan terbaik yang diberikan kepada pelanggan. Pelayanan prima sangat

mengutamakan pelanggan karena "pelanggan adalah raja" atau "pelanggan adalah

profit" (Iqbal, 2007 : 57).

Oleh karena itu, berbagai kemudahan dan kenyamanan harus diberikan

(32)

memuliakan dan menghormatinya.

Dalam hal pelayanan prima berarti pelayanan yang bermutu. Untuk

meningkatkan mutu berarti meningkatkan keprimaan. Oleh karena itu, hakikat

dari pelayanan umum yang prima adalah :

1. Meningkatkan mutu dan produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi

pemerintah di bidang pelayanan umum.

2. Mendorong upaya mengefektifkan sistem dan tata laksana pelayanan, sehingga

pelayanan umum dapat dilaksanakan secara lebih berdaya guna (efisien dan

efektif).

3. Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa, dan peran serta masyarakat

dalam pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.

Sesuai dengan pengertian dan hakikat pelayanan prima, maka pelayanan

secara umum harus dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan terpadu yang bersifat

sederhana, terbuka, lancar, tepat, lengkap, wajar dan terjangkau.

2.2.3 Dimensi Kualitas Pelayanan

Kualitas adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa merupakan suatu

yang harus dikerjakan dengan baik. Aplikasi kualitas sebagai sifat dari

penampilan produk atau kinerja merupakan bagian utama strategi perusahaan

dalam rangka meraih keunggulan sebagai strategi untuk terus tumbuh.

Keunggulan suatu produk jasa adalah tergantung dari keunikan serta kualitas yang

diperlihatkan oleh jasa tersebut, apakah sudah sesuai dengan harapan dan

(33)

Kualitas pelayanan merupakan driver kepuasan pelanggan yang bersifat

multidimensi. Banyak studi yang mencoba untuk melakukan eksplorasi terhadap

dimensi dari kualitas pelayanan. Pada intinya, setiap studi ingin memberikan

jawaban atas dua pertanyaan, yaitu apakah dimensi dari kualitas pelayanan dan

dimensi manakah yang penting dalam mempengaruhi kepuasan pelanggan.

Salah satu studi mengenai dimensi dari kualitas pelayanan yang saat ini

masih populer menurut Irawan (2005 : 57-58) adalah konsep ServQual yang

dikembangkan oleh Zeithaml, Parasuraman dan Berry sejak 15 tahun yang lalu.

Ketika pertama konsep dari dimensi pelayanan ini diformulasikan, terdapat 10

dimensi. Setelah itu, disederhanakan menjadi 5 dimensi, yaitu Tangible,

Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy. Kelebihan dari konsep ini

adalah karena didasarkan atas suatu riset yang sangat komprehensif, mudah

dipahami dan mempunyai instrumen yang jelas untuk melakukan pengukuran.

Adapun 5 dimensi yang dinyatakan Irawan (2005 : 58-73) dari kualitas

pelayanan menurut konsepServQualadalah sebagai berikut :

1. Dimensi Tangible, yakni karena suatu service tidak bisa dilihat, tidak bisa

dicium dan tidak bisa diraba, maka aspek tangible sangat penting sebagai

ukuran terhadap kualitas pelayanan. Pelanggan akan menggunakan indra

penglihatan untuk menilai suatu kualitas pelayanan.

2. Dimensi Reliability, yaitu dimensi yang mengukur kehandalan dari

perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggannya. Ada dua

(34)

memberikan pelayanan seperti yang dijanjikan. Kedua adalah seberapa jauh

suatu perusahaan mampu memberikan pelayanan yang akurat.

3. Dimensi Responsiveness, yakni dimensi kualitas pelayanan yang paling

dinamis. Di mana terdapat hubungan yang berbeda antara mutu, pelayanan

pelanggan, dan kepuasan pelanggan. Perbedaan tersebut semakin nyata

apabila perusahaan mempertimbangkan bahwa mutu dan pelayanan

ditentukan oleh persepsi pelanggan, bukan pandangan perusahaan. Sedangkan

kepuasan adalah persepsi pelanggan bahwa harapannya telah terpenuhi.

4. Dimensi Assurance, yaitu dimensi kualitas yang berhubungan dengan

kemampuan perusahaan dan perilaku front-line staf dalam menanamkan rasa

percaya dan keyakinan kepada para pelanggannya. Berdasarkan banyak riset

yang dilakukan, ada empat aspek dari dimensi ini, yaitu keramahan,

kompetensi, kredibilitas dan keamanan.

5. Dimensi Empathy, yaitu pelanggan mau egonya seperti gengsinya dijaga dan

mereka mau statusnya di mata banyak orang dipertahankan dan apabila perlu

ditingkatkan terus-menerus oleh perusahaan. Dimensi ini memberikan peluang

besar untuk memberikan pelayanan yang bersifat “surprise”. Sesuatu yang

tidak diharapkan pelanggan, ternyata diberikan oleh perusahaan.

Oleh karena itu, tidak ada perbedaan antara layanan dan produk karena

pelanggan memiliki harapan yang jelas akan pengalaman yang luar biasa dari

produk, layanan atau keduanya sebagaimana yang dinyatakan oleh Berry dan

Parasuraman (2005) tentang lima fokus penentu kualitas layanan, yaitu :

(35)

2. Responsif,yaitu layanan diberikan dengan tepat disertai dengan kemauan.

3. Jaminan, yakni kepercayaan dan keyakinan pelanggan diperoleh lewat

layanan yang luar biasa dari staf.

4. Empati, yaitu perhatian secara individu pada pelanggan dan pemenuhan

harapan spesifik mereka.

5. Nyata, yaitu staf, perangkat, tempat, tampilan materi yang superior.

Dari penjelasan tentang kualitas pelayanan di atas dan jika diaplikasikan

kepada pelayanan yang diberikan pegawai PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera

Utara kepada pelanggannya, maka dapat terlihat kepuasan pelanggan terhadap

pelayanan pegawai PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara ditentukan oleh

dimensi :

a. Tangible, yaitu dimensi dimana pelanggan menggunakan indera penglihatan

untuk menilai suatu kualitas pelayanan.

b. Reliability, yaitu dimensi yang mengukur keandalan dari pegawai PDAM

Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara dalam memberikan pelayanan kepada

pelanggannya. Dimensi ini sangat penting bagi pelanggan, karena selain

kemampuan PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara untuk memberikan

pelayanan seperti yang dijanjikan dalam misinya juga mampu memberikan

pelayanan yang akurat.

c. Responsiveness adalah dimensi kualitas pelayanan yang paling dinamis.

Harapan pelanggan terhadap kecepatan pelayanan hampir dapat dipastikan

(36)

pelanggan bersedia mengorbankan atau membayar pelayanan yang lebih

mahal untuk setiap waktu yang dapat dihemat.

d. Assurance, yaitu dimensi kualitas pelayanan yang berhubungan dengan

kemampuan PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara dan kinerja

pegawainya dalam menanamkan rasa percaya kepada para pelanggan melalui :

keramahan, kompetensi, kredibilitas dan keamanan yang diperoleh pelanggan

dari setiap pegawai.

e. Empathy, yaitu dimensi dimana PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

mengenal pelanggan secara pribadi, baik nama mereka, kebutuhan mereka

secara spesifik dan bila perlu mengetaui apa yang menjadi hobi dan karakter

personal lainnya. Jika tidak, maka PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

akan kehilangan kesempatan untuk memuaskan pelanggannya dari aspek ini.

Dengan demikian jika dijelaskan dalam bentuk gambar tentang Indikator

Kinerja dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan akan terlihat pada

Gambar 2.1 berikut ini :

Gambar 2.1

Faktor Kinerja Pegawai (X1)

1.Kualitas pekerjaan

2.Jumlah kerja yang dilaksanakan 3.Pemahaman pegawai

4.Kemampuan untuk diandalkan 5.Kemampuan beradaptasi 6.Upaya melakukan hal-hal baru 7.Inisiatif

8.Kemampuan memecahkan masalah 9. Hal yang berkaitan dengan absensi 10.Kerjasama dan partisipasi

Faktor Pelayanan Pegawai (X2)

1. Berwujud (tangible) 2. Keandalan (reliability)

Kepuasan Pelanggan

(37)

2.2.4 Dimensi Kualitas Jasa

Suatu cara perusahaan jasa untuk tetap dapat unggul bersaing adalah

memberikan jasa dengan kualitas yang lebih tinggi dari pesaingnya secara

konsisten. Harapan pelanggan dibentuk oleh pengalaman masa lalunya,

pembicaraan dari mulut ke mulut serta promosi yang dilakukan oleh perusahaan

jasa, lalu dibandingkannya.

Parasuraman, Zeithaml dan Berry (2005 : 240) membentuk model kualitas

jasa yang menyoroti syarat-syarat utama untuk memberikan kualitas jasa yang

diharapkan. Adapun model di bawah ini mengidentifikasikan lima kesenjangan

yang mengakibatkan kegagalan penyampaian jasa, yaitu :

1. Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen. Manajemen

tidak selalu memahami benar apa yang menjadi keinginan pelanggan.

2. Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa.

Manajemen mungkin benar dalam memahami keinginan pelanggan, tetapi

tidak menetapkan standar pelaksanaan yang spesifik.

3. Kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa. Para

personil mungkin tidak terlatih baik dan tidak mampu memenuhi standar.

4. Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal. Harapan

konsumen dipengaruhi oleh pernyataan yang dibuat wakil-wakil dan ikatan

perusahaan.

5. Kesenjangan antara jasa yang dialami dan jasa yang diharapkan. Hal ini terjadi

bila konsumen mengukur kinerja perusahaan dengan cara yang berbeda

(38)

Terdapat lima determinan kualitas jasa yang dirinci (Kotler, 1995 : 561)

sebagaimana yang disadur dalam Supranto (2007 : 231) sebagai berikut :

1. Keandalan (reliability) :

Kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat dan

terpercaya.

2. Ketanggapan (Keresponsifan) :

Kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat atau

ketanggapan.

3. Keyakinan (confidence) :

Pengetahuan dan kesopanan pegawai serta kemampuan mereka untuk

menimbulkan kepercayaan dan keyakinan (assurance).

4. Empati (empathy) :

Syarat untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi pelanggan.

5. Berwujud (tangible) :

Penampilan fasilitas fisik, peralatan, personel dan media komunikasi.

Berbagai hasil studi menunjukkan, bahwa perusahaan jasa yang dikelola

dengan sangat baik memiliki sejumlah persamaan, di antaranya adalah :

1. Konsep strategis :

Perusahaan jasa ternama memiliki pengertian yang jelas mengenai

pelanggan sasaran dan kebutuhan pelanggan yang akan mereka puaskan.

Untuk itu dikembangkan strategi khusus untuk memuaskan kebutuhan ini

yang menghasilkan kesetiaan pelanggan.

(39)

Tidak hanya melihat pada prestasi keuangan bulanan, melainkan juga pada

kinerja jasa.

3. Penetapan standar tinggi :

Penyedia jasa terbaik menetapkan standar kualitas jasa yang tinggi, antara lain

berupa kecepatan respon terhadap keluhan pelanggan.

4. Sistem untuk memonitor kinerja jasa :

Secara rutin memeriksa kinerja perusahaan maupun pesaingnya.

5. Sistem untuk memuaskan keluhan pelanggan :

Menanggapi keluhan pelanggan dengan cepat dan ramah.

6. Memuaskan karyawan sama seperti pelanggan :

Percaya bahwa hubungan karyawan akan mencerminkan hubungan pelanggan

Manajemen menjalankan pemasaran internal dan menciptakan lingkungan

yang mendukung dan menghargai prestasi pelayanan karyawan yang baik.

Secara teratur manajemen memeriksa kepuasan karyawan akan pekerjaan.

(Supranto, 2007 : 233)

2.3 Teori Tentang Kepuasan Pelanggan

2.3.1 Pengertian Kepuasan Pelanggan

Untuk mengetahui arti kepuasan pelanggan, lebih dulu diartikan apa itu

kepuasan dan pula arti pelanggan. Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang

setelah membandingkan kinerja/hasil yang dirasakannya dengan harapannya

(Supranto, 2007 : 233). Jadi, tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan

(40)

maka pelanggan akan kecewa. Bila kinerja sesuai dengan harapan, pelanggan

akan puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan, pelanggan akan sangat puas.

Harapan pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau, komentar dari

kerabatnya serta janji dan informasi pemasar dan saingannya. Pelanggan yang

puas akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga dan memberi komentar

yang baik tentang perusahaan.

Sedangkan pelanggan atau konsumen atau klien adalah orang yang

menggunakan jasa dan membayar atas jasa tersebut (Johns, 2006 : 69). Jadi,

pengertian pelayanan kepada pelanggan adalah upaya suatu proses sadar dan

terencana yang dilakukan oleh organisasi (birokrasi) yang ingin agar produk atau

jasanya tetap dapat menang bersaing melalui pemberian atau penyajian pelayanan

kepada konsumen yang mampu memberikan kepuasan yang optimal kepada

konsumen yang dilakukannya sebagianintegraldari proses menentukan visi, misi,

dan strategi serta system yang diterapkan dalam organisasi.

Untuk menciptakan kepuasan pelanggan, perusahaan harus menciptakan

dan mengelola suatu sistem untuk memperoleh pelanggan yang lebih banyak dan

kemampuan untuk mempertahankan pelanggannya (Supranto, 2007 : 234).

Dengan demikian, jelaslah bahwa untuk dapat mengimplementasikan

pendekatan tersebut secara tepat, perusahaan perlu secara aktif melakukan

langkah-langkah strategis untuk mengidentifikasi harapan dan tingkat kepuasan

pelanggan, dan perlu memiliki sensitivitas dalam “mendengarkan” suara

(41)

Setiap perusahaan menginginkan agar pelanggan yang telah ada dapat

terus setia kepada perusahaan, kesetiaan pelanggan kepada perusahaan inilah yang

diartikan sebagai loyalitas pelanggan. Untuk itu, Nasution (2007 : 21) mengutip

definisi kepuasan pelanggan dari Parasuraman dan Lee bahwa kepuasan

pelanggan adalah persepsi pelanggan terhadap satu jenis pelayanan yang

didapatkannya. Kepuasan pelanggan ini merupakan kunci untuk mendapatkan

keuntungan jangka panjang dan tetap memberikan kesenangan pada pelanggan

adalah merupakan kebutuhan bisnis setiap orang.

Kunci kepuasan pelanggan di atas adalah persepsi (pandangan) pelanggan

yang diperolehnya dari perusahaan. Hal ini menjadi keuntungan bagi perusahaan

sekaligus menjadi kepuasan bagi pelanggan.

2.3.2 Penentuan Tingkat Kepuasan Pelanggan

Pelanggan merupakan pokus utama dalam pembahasan mengenai

kepuasan atau kualitas jasa. Oleh karena itu, pelanggan memegang peranan

penting dalam mengukur kepuasan terhadap produk maupun pelayanan yang

diberikan perusahaan.

Menurut Susanto (2005 : 52) kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang

setelah membandingkan kinerja untuk dia rasakan dibandingkan dengan

harapannya. Sedangkan pelanggan adalah orang yang secara kontinu dan berulang

kali datang ke suatu tempat dengan produk yang sama untuk memuaskan

keinginannya memiliki suatu produk atau mendapatkan suatu jasa dan membayar

(42)

Dalam menentukan tingkat kepuasan, konsumen sering kali melihat dari

suatu proses pembelian terhadap produk/jasa dibandingkan dengan perusahaan

lain. Besarnya nilai lebih yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa kepada

konsumen tersebut merupakan jawaban dari pertanyaan yang timbul tentang

mengapa konsumen melakukan pilihannya. Konsumen pada dasarnya mencari

nilai terbesar (value maxmizer) yang diberikan suatu produk/jasa.

2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan

Pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan para

pelanggan merasa puas. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan

beberapa manfaat, di antaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggannya

menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan

terciptanya loyalitas pelanggan serta rekomendasi dari mulut ke mulut (word-of

-mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan. Ada beberapa pakar yang

memberikan defenisi mengenai kepuasan/ketidakpuasan pelanggan adalah respon

pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan setelah

pemakaiannya. Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purna beli di mana

alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan

pelanggan. Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah

membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan

harapannya.

Meskipun umumnya definisi yang diberikan di atas menitik beratkan pada

(43)

diterapkan dalam penilaian kepuasan/ketidakpuasan terhadap suatu perusahaan

karena keduanya berkaitan erat. Faktor yang sering digunakan dalam

mengevaluasi kepuasan terhadap suatu produk manufaktur, antara lain adalah :

1. Kinerja (performance) karakteristik operasi pokok dari produksi inti (core

product) yang dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah

pelanggan yang dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam

mengemudi, dan sebagainya.

2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder

atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior seperti

dashboard, AC, sound system, door lock system, power steering, dan

sebagainya.

3. Keandalan (realibility), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan

atau gagal dipakai, misalnya mobil tidak sering ngadat/macet/rewel/rusak.

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), yaitu sejauh

mana karasteristik desain dan operasi memenuhi standar, misalnya standar

keamanan dan emisi terpenuhi, seperti ukuran as roda untuk truk tentunya

harus lebih besar daripada mobil sedan.

5. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat

terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis

penggunaan mobil. Umumnya daya tahan buatan Amerika atau Eropa lebih

baik daripada mobil buatan Jepang.

6. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah

(44)

diberikan tidak terbatas hanya sebelum penjualan, tetapi juga selama proses

penjualan hingga purna jual yang juga mencakup pelayanan reparasi dan

ketersediaan komponen yang dibutuhkan.

7. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera, misalnya bentuk fisik

mobil yang menarik, mode desain yang artistik, warna, dan sebagainya.

8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu reputasi produk serta

tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Biasanya karena kurangnya

pengetahuan membeli akan atribut/ciri-ciri produk yang akan dibeli, maka

pembeli mempersepsikan kualitasnya dari aspek harga, nama merek, Man,

reputasi perusahaan, maupun negara pembuatnya.

Oleh karena itu, kepuasan pelanggan harus disertai dengan pemantauan

terhadap kebutuhan dan keinginan mereka. Mengidentifikasi atribut produk dan

dukungan pelayanan yang dianggap penting oleh pelanggan pada saat

mereka menggunakan produk tersebut. Sehingga dapat diketahui bahwa kepuasan

pelanggan dipengaruhi oleh sistem pengiriman produk (dalam hal ini adalah

kontuinitas air PDAM Tirtanadi), performa produk atau jasa (dalam hal ini adalah

kualitas dan kuantitas air PDAM Tirtanadi), serta citra perusahaan (yang

berhubungan dengan kinerja dan pelayanan pegawai).

2.3.4 Mengukur Kepuasan Pelanggan dan Implikasinya dalam Manajemen

Kepuasan pelanggan adalah suatu keadaan dimana keinginan, harapan dan

kebutuhan pelanggan dipenuhi. Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila

(45)

Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan elemen penting dalam menyediakan

pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif. Apabila pelanggan

merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan

tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak efisien. Hal ini terutama sangat

penting bagi pelayanan publik. Tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan

merupakan faktor yang penting dalam mengembangkan suatu sistim penyediaan

pelayanan yang tanggap terhadap kebutuhan pelanggan, meminimalkan biaya dan

waktu serta memaksimalkan dampak pelayanan terhadap populasi sasaran.

Menurut Kotler (1997:38) ada empat metode yang dilakukan oleh

perusahaan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen yaitu :

a. Sistem keluhan dan saran.

Untuk mengidentifikasikan masalah maka perusahaan harus mengumpulkan

informasi langsung dari konsumen dengan cara menyediakan kotak saran.

Informasi yang terkumpul untuk memberikan masukan bagi perusahaan.

b. Survei kepuasan konsumen.

Survei kepuasan konsumen dapat dilakukan dengan cara survei melalui pos

surat, telephone, maupun wawancara pribadi. Dengan metode ini perusahaan

dapat menciptakan komunikasi 2 arah dan menunjukkan perhatiannya kepada

konsumen.

c. Ghost Shopping.

Metode ini digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan

pesaing dan membandingkannya dengan perusahaan yang bersangkutan.

(46)

Tingkat kehilangan konsumen menunjukkan kegagalan perusahaan dalam

memuaskan konsumennya. Perusahaan seharusnya menganalisa dan

(47)

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

Menurut Sugiyono (2008 : 60) kerangka penelitian atau kerangka

pemikiran atau juga dapat disebut dengan kerangka konseptual adalah merupakan

model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor

yang diidentifikasikan sebagai masalah penting. Kerangka pemikiran ini diperoleh

dari perpaduan antara variabel-variabel yang dapat digunakan untuk merumuskan

hipotesis.

Untuk menentukan baik tidaknya kerangka penelitian itu terlebih dahulu

dijelaskan secara teoritis pertautan atau hubungan antar variabel, yakni antara

variabel independen dan variabel dependen. Antara kinerja dan pelayanan

pegawai memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena

semakin tingginya kinerja dan pelayanan pegawai ini maka akan semakin dapat

menciptakan kepuasan bagi para pelanggannya.

Dalam memudahkan penelitian diperlukan suatu kerangka konseptual yang

merupakan suatu kerangka berpikir secara sistematis yang akan mengarahkan

proses penelitian yang dilakukan. Adapun kerangka konseptual penelitian yang

digunakan adalah sebagai berikut :

1. Proses penelitian diawali dengan melakukan identifikasi atas faktor-faktor apa

saja yang dapat mempengaruhi kinerja dan pelayanan pegawai terhadap

kepuasan pelanggan PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara Cabang Sei

(48)

yang dimiliki, nilai yang dianut dan sifat kepribadian serta faktor ekstristik

yang merupakan faktor di luar individu yang berhubungan dengan pekerjaan.

2. Mengukur tingkat kepuasan pelanggan dengan cara melakukan survey dengan

menggunakan kuesioner melalui dimensi dan indikator kepuasan pelanggan

serta menggunakan skala ordinal-interval.

3. Mengukur tingkat kinerja dan pelayanan pegawai dengan cara melakukan

survey dengan menggunakan kuesioner yang menggunakan dimensi dan

indikator kepuasan pelanggan serta menggunakan skala ordinal-interval.

4. Menganalisis kinerja dan pelayanan pegawai terhadap kepuasan pelanggan

PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara Cabang Sei Agul Medan.

5. Menganalisis seberapa besar kinerja pegawai PDAM Tirtanadi Provinsi

Sumatera Utara Cabang Sei Agul dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan.

6. Menganalisis seberapa besar kinerja dan pelayanan pegawai PDAM Tirtanadi

Provinsi Sumatera Utara dapat mempengaruhi kepuasan pelanggannya.

7. Menganalisis kesesuaian pelaksanaan atau kinerja dan pelayanan pegawai.

8. Menganalisis perhatian perusahaan yang dianggap penting oleh para

pelanggan, agar mereka merasa puas sehingga PDAM Tirtanadi Provinsi

Sumatera Utara Cabang Sei Agul Medan dapat menilai faktor-faktor apa saja

yang akan mempengaruhi kepuasan pelanggannya dan apakah telah

dipenuhinya.

Dari uraian di atas maka kerangka konseptual dalam penelitian ini

(49)

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual

Kinerja Pegawai (X1)

1 Quality of work (kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat yang telah ditetapkan)

2 Honesty (kejujuran dalam bekerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan)

3 Initiative(kemampuan memunculkan gagasan baru atau ide-ide baru berkaitan dengan pekerjaan)

4 Dependability (kemampuan menyelesaikan pekerjaan secara tepat sesuai deangan waktu yang ditentukan)

5 Responsibility (tanggung jawab yang baik terhadap pekerjaan yang dilakukan)

6 Problem Solving (kemampuan menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul)

7 Job knowledge (pemahaman pegawai mengenai prosedur atau tata cara kerja serta informasi teknis tentang pekerjaan)

8 Attitude (kemampuan bersikap baik yang berkaitan dengan pekerjaan)

9 Attendence (berkaitan dengan absensi atau sering tidaknya pegawai meninggalkan pekerjaannya)

10 Cooperation (bekerjasama dan berpartisipasi dengan pegawai lainnya baik secara vertikal maupun horizontal di dalam atau di luar pekerjaan)

Kepuasan Pelanggan

(Y)

Pelayanan Pegawai (X2)

1. Fasilitas pelayanan, seperti ruang pelayanan, perlengkapan dan prosedur pelayanan yang baik.

(50)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Metode Pene

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini instansi yang menangani adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), dimana PDAM merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). PDAM Tirtanadi Medan merupakan perusahaan yang

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota setuju dengan tingkat pendidikan yang dimiliki dijadikan dasar promosi jabatan dikarenakan

Oleh karena itu berdasarkan data diatas dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa pelanggan setuju dengan harga yang diberikan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota karena dianggap

Berdasarkan wawancara dengan masyarakat Percut Sei Tuan bahwa faktanya diluar dari Visi dan Misi dari PDAM Tirtanadi cabang di Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut

Telah dilakukan penelitian tentang studi perbandingan kandungan besi dan aluminium pada air minum yang diproduksi oleh PDAM Tirtanadi pada unit produksi cabang Sei Agul,

Jadi, pengertian pelayanan kepada pelanggan adalah upaya suatu proses sadar dan terencana yang dilakukan oleh organisasi (birokrasi) yang ingin agar produk atau jasanya

ada pernyataan kedua kuesioner indikator tuntutan tugas dengan sub indikator beban kerja menghasilkan nilai rata-rata sebesar 3,8 yang mana dikategorikan setuju

Jurnal Pendidikan Tambusai 9067 Analisis Faktor-Faktor yang Menyebabkan Tunggakan Pembayaran Rekening Air Pelanggan pada Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota