SKRIPSI
PEMERIKSAAN OPERASIONAL ATAS FUNGSI KEPEGAWAIAN DAN SISTEM PENGGAJIAN
PADA PT. AGUNG SUMATERA SAMUDERA ABADI
OLEH :
Ali Imran Simanjuntak 110522079
PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
Tujuan operasional dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah fungsi kepegawaian dan sistem penggajian pada perusahaan sudah berjalan seperti yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Menurut sumbernya, data penelitian digolongkan sebagai data primer dan data sekunder. Data primer, atau data tangan pertama, adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. Analisis data yaitu proses yang berkaitan dengan pengujian data dengan menggunakan teknik statistik tertentu, dimana hasil dari pengujian tersebut digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik kesimpulan. Metode analisis data yang dikumpulkan penulis menggunakan metode deskriptif yakni metode dimana data dikumpulkan, disusun, diinterpretasikan, dianalisis sehingga memberikan keterangan yangn lengkap bagi pemecahan masalah yang dihadapi.
Dari hasil penelitian dapat dilihat adanya pengaruh yang signifikan antara pemeriksaan operasional atas fungsi kepegawaian terhadap perusahaan. Pemeriksaan operasional dalam hal fungsi kepegawaian telah sesuai dengan yang diterapkan oleh perusahaan. Perusahaan juga melakukan audit sesuai dengan teori yang ada di dalam buku, maka dalam hal pemeriksaan ini fungsi kepegawaian sudah berjalan dengan efektif karena mulai dari awal perekrutan sampai ke pemberhentian semuanya sudah berjalan dengan ketentuan perusahaan. Dari hasil penelitian dapat dilihat adanya pengaruh yang signifikan atas sistem penggajian terhadap perusahaan. Pada pengendalian intern atas sistem penggajian pada perusahaan sudah berjalan sebagaimana mestinya, karena sudah dilakukan pengawasan fisik terhadap kehadiran dan waktu kerja pegawai, adanya pengawasan terhadap pengambilan gaji pegawai, adanya suatu garis otorisasi, juga sudah memiliki kebijakan mengenai sanksi penyelewengan jam kerja pegawai.
ABSTRACT
Operational target of this research is to know officer function and system of pay at company have walked like which have been specified by company.
According to his source. Research data classified as primary data and secondary data. Primary data, or first hand data, is obtained data is direct the than research subject imposed measurement appliciance or aplliance intake of direct data at subject as searched information source. Secondary data both of hand data or is earned by other party, indirect obtained by researcher of subject research of him. Secondary data extant usually documentation data or report data which have made available.
Data analysis that is process related to examination of data by using selected statistical technique, where result of the examination used by adequate evidence to conclude. Method analyse collected by data is writer use descriptive method namely method where data collected, to be compiled, to be interpreted, to be analysed so that give complete description for trouble-shooting faced. From research result can be seen the existence of influence which isn’t it among inspection of operational of officer function to company. Operational control in the case of officer function have was matching with the one which applied by company. Company also make an audit of as according to theory which there is in book, hence in the case of this inspection of officer function have walked effectively because starting from early recruitment to cessation all together have walked pursuant to company. From result of research can be seen the existence of influence which isn’t it of system of pay to company. In the internal control of system of pay at company have walked properly, because have been conducted by observation of physical to officer in working and attedance, existence of observation to intake of officer salary, exitence of an authorization line, also have owned policy concerning sanction deviation of officer office hours.
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, dengan rahmat dan karunia Allah SWT peneliti
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pemeriksaan Operasional Atas Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian Pada PT. Agung Sumatera Samudera Abadi”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program pendidikan S-1 dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak terlepas dari bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, peneliti
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, MEC. Ak, CA Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. dan Bapak Drs.
Hotmal Ja’far, M.M, Ak. selaku Ketua dan Sekretaris Departemen
Akuntansi FakultasEkonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.Si,
Ak. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Keulana Erwin, SE, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga saya dapat
meyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Salbiah M.Si, Ak Selaku Dosen Pembaca Nilai yang telah
meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. Pihak Pimpinan dan seluruh karyawan PT. Agung Sumatera Samudera
7. Teristimewa penulis sampaikan penghargaan, rasa hormat dan sayang
yang sebesar-besarnya, kepada ayahanda Iriansyah Simanjuntak, SPd dan
ibunda Hj. Saudah Batubara, SPd yang telah membesarkan dan
menyekolahkan penulis serta memotivasi, dukungan, do’a demi
keberhasilan penulis.
Penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan
kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dalam penulisan ke depan. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi
ini bermanfaat bagi pembaca.
Medan, Februari 2014
Penulis
Ali Imran Simanjuntak
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 3
1.4 Tujuan Penelitian ... 3
1.5 Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis ... 5
2.2 Pengertian Pemeriksaan ... 5
2.3 Jenis Audit ... 7
2.3.1 Audit Laporan Keuangan ... 7
2.3.2 Audit Operasional ... 9
2.3.3 Audit Kepatuhan ... 15
2.4 Pemeriksaan Intern ... 16
2.5 Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian ... 20
2.5.1 Fungsi Kepegawaian ... 20
2.5.2 Sistem Penggajian ... 22
2.6 Kerangka Konseptual ... 25
2.7 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 27
2.8 Hipotesis ... 30
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian ... 31
3.2 Pengumpulan Data ... 31
3.3 Jenis Data ... 33
3.4 Metode Analisis Data ... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran UmumPerusahaan ... 36
4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 36
4.1.2 Visi PT. Agung Sumatera Samudera Abadi ... 37
4.1.3 Misi PT. Agung Sumatera Samudera Abadi ... 37
4.1.4 Stuktur Organisasi Perusahaan ... 38
4.1.5 Standar Operasional Prosedur ... 39
4.2 Operasional Sumber Daya Manusia ... 68
4.3 Fungsi Kepegawaian ... 69
4.4 Sistem Penggajian ... 70
4.5 Hasil Kuesioner ... 72
4.6 Progam Audit Internal ... 73
4.7 Pelaksanaan Pemeriksaan Operasional Atas Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian ... 74
4.7.1 Pelaksanaan Pemeriksaan Operasional ... 74
4.7.2 Komunikasi Hasil Penugasan Audit ... 77
4.7.3 Tindak Lanjut ... 77
4.7.4 Lingkungan Pengendalian ... 77
4.7.5 Penaksiran Resiko ... 78
4.8 Pemeriksaan Operasional Atas Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian ... 78
4.9 Pengendalian Intern Atas Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian ... 80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 81
5.2 Saran ... 82
ABSTRAK
Tujuan operasional dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah fungsi kepegawaian dan sistem penggajian pada perusahaan sudah berjalan seperti yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Menurut sumbernya, data penelitian digolongkan sebagai data primer dan data sekunder. Data primer, atau data tangan pertama, adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. Analisis data yaitu proses yang berkaitan dengan pengujian data dengan menggunakan teknik statistik tertentu, dimana hasil dari pengujian tersebut digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik kesimpulan. Metode analisis data yang dikumpulkan penulis menggunakan metode deskriptif yakni metode dimana data dikumpulkan, disusun, diinterpretasikan, dianalisis sehingga memberikan keterangan yangn lengkap bagi pemecahan masalah yang dihadapi.
Dari hasil penelitian dapat dilihat adanya pengaruh yang signifikan antara pemeriksaan operasional atas fungsi kepegawaian terhadap perusahaan. Pemeriksaan operasional dalam hal fungsi kepegawaian telah sesuai dengan yang diterapkan oleh perusahaan. Perusahaan juga melakukan audit sesuai dengan teori yang ada di dalam buku, maka dalam hal pemeriksaan ini fungsi kepegawaian sudah berjalan dengan efektif karena mulai dari awal perekrutan sampai ke pemberhentian semuanya sudah berjalan dengan ketentuan perusahaan. Dari hasil penelitian dapat dilihat adanya pengaruh yang signifikan atas sistem penggajian terhadap perusahaan. Pada pengendalian intern atas sistem penggajian pada perusahaan sudah berjalan sebagaimana mestinya, karena sudah dilakukan pengawasan fisik terhadap kehadiran dan waktu kerja pegawai, adanya pengawasan terhadap pengambilan gaji pegawai, adanya suatu garis otorisasi, juga sudah memiliki kebijakan mengenai sanksi penyelewengan jam kerja pegawai.
ABSTRACT
Operational target of this research is to know officer function and system of pay at company have walked like which have been specified by company.
According to his source. Research data classified as primary data and secondary data. Primary data, or first hand data, is obtained data is direct the than research subject imposed measurement appliciance or aplliance intake of direct data at subject as searched information source. Secondary data both of hand data or is earned by other party, indirect obtained by researcher of subject research of him. Secondary data extant usually documentation data or report data which have made available.
Data analysis that is process related to examination of data by using selected statistical technique, where result of the examination used by adequate evidence to conclude. Method analyse collected by data is writer use descriptive method namely method where data collected, to be compiled, to be interpreted, to be analysed so that give complete description for trouble-shooting faced. From research result can be seen the existence of influence which isn’t it among inspection of operational of officer function to company. Operational control in the case of officer function have was matching with the one which applied by company. Company also make an audit of as according to theory which there is in book, hence in the case of this inspection of officer function have walked effectively because starting from early recruitment to cessation all together have walked pursuant to company. From result of research can be seen the existence of influence which isn’t it of system of pay to company. In the internal control of system of pay at company have walked properly, because have been conducted by observation of physical to officer in working and attedance, existence of observation to intake of officer salary, exitence of an authorization line, also have owned policy concerning sanction deviation of officer office hours.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menurut Arep, Tanjung (2009 : 2) Manusia adalah sesuatu yang tidak
akan selesai diperdebatkan dan diperbincangkan dalam suatu organisasi, apapun
bentuk organisasi tersebut. Tanpa karyawan, organisasi hanya simbol tanpa arti.
Menurut Hasibuan (2007 : 117) Karyawan adalah setiap orang yang
bekerja dengan menjual tenaganya, fisik dan pikiran kepada suatu perusahaan dan
memperoleh balas jasa yang sesuai dengan perjanjian. Sedangkan menurut kamus
besar bahasa Indonesia karyawan merupakan orang yang bekerja pada suatu
lembaga kantor, perusahaan, dan sebagainya dengan mendapatkan gaji atau upah.
Interaksi sesama teman sekerja kemudian menjadi suatu alat yang
berguna untuk memenuhi kebutuhan karyawan. Dengan bekerja seseorang dilatih
untuk memperhatikan tujuan orang lain disamping tujuan pribadinya, sehingga
kebutuhan berbagai pihak akan terpuaskan. Pada dasarnya kepuasan akan tercapai
apabila seseorang melakukan pekerjaan yang sesuai dengan tujuan pribadinya.
Dari uraian di atas tampak bahwa perusahaan, sebagai organisasi
maupun sebagai tempat bekerja, menjanjikan berbagai kepuasan kepada
anggotanya, selama tujuan individu dan tujuan perusahaan dapat dipertemukan.
Karyawan membutuhkan rasa aman dengan menjalankan segala tugas dan
Apabila uraian di atas diperhatikan secara seksama, tampak
seolah-olah hanya karyawan saja yang membutuhkan perusahaan tempat bekerja untuk
memenuhi kebutuhan individunya. Pada dasarnya tidak demikian. Perusahaan dan
karyawannya saling membutuhkan. Tujuan perusahaan mungkin tercapai apabila
karyawan yang bekerja mau melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan
perusahaan.
Pengertian gaji menurut Mulyadi (2008 : 373) adalah “pembayaran
atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan administrasi atau yang
mempunyai jenjang jabatan manajer yang pada umumnya dibayarkan secara tetap
per bulan.”
Menurut Hasibuan (2002 : 118) menyatakan bahwa “Gaji adalah balas
jasa yang dibayar secara periodik kepada karyawan tetap serta mempunyai
jaminan yang pasti.”
Gaji tidak bisa dipisahkan dengan produktivitas. Produktivitas sangat
erat kaitannya dengan gaji. Jika produktivitas tinggi, maka gaji yang diberikan
juga tinggi. Dengan tingginya gaji, maka produktivitas menjadi lebih tinggi lagi.
Sebaliknya, jika produktivitas rendah, maka gaji yang diberikan juga rendah.
Tujuan utama yang dapat dicapai oleh sebuah perusahaan melalui
kebijakan dan sistem penggajian yang tepat adalah untuk menjamin bahwa
perusahaan itu mampu menarik, mempertahankan dan memotivasi pegawai yang
berkualitas tinggi. Untuk itu diperlukan konsentrasi khusus dalam menangani
masalah kepegawaian. Salah satu masalah kepegawaian yang sangat penting
Untuk mengurangi resiko yang mungkin dapat terjadi, maka
hendaknya dilaksanakan pemeriksaan operasional secara rutin dan diadakan suatu
evaluasi sehingga fungsi kepegawaian dan sistem penggajian dapat berjalan sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dalam penyusunan skripsi dengan judul
“Pemeriksaan Operasional Atas Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian Pada PT. Agung Sumatera Samudera Abadi.”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dirumuskan
permasalahan sebagai berikut : “Apakah fungsi kepegawaian dan sistem
penggajian pada perusahaan sudah berjalan seperti yang telah ditetapkan oleh
perusahaan?”
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan peneliti dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Tujuan operasional dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah fungsi kepegawaian dan sistem penggajian pada perusahaan
sudah berjalan seperti apa yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
2. Tujuan fungsional dari penelitian ini yaitu agar hasil dari penelitian
dapat dimanfaatkan dan digunakan oleh perusahaan sebagai
berhubungan dengan sistem penerimaa karyawan dan sistem
penggajian.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi pihak-pihak yang berkepentingan antara lain :
1. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
memperluas wawasan penulis serta menjadi bahan masukan jika
dikemudian hari penulis diminta memberikan pendapat berkaitan
dengan pemeriksaan operasional atas fungsi kepegawaian dan
sistem penggajian pada PT. Agung Sumatera Samudera Abadi.
2. Bagi Perusahaan
Dapat memberikan saran dan masukan dalam membuat keputusan
terkait dengan sistem kepegawaian dan sistem penggajian agar
berjalan dengan baik.
3. Bagi Akademik
Menambah wawasan dan kemampuan berfikir mengenai penerapan
teori yang telah di dapat dari mata kuliah yang telah diterima ke
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis
Dalam landasan teoritis akan dibahas lebih lanjut mengenai Sistem
Kepegawaian dan Sistem Penggajian. Penjabaran teori yang melandasi penelitian
ini dengan tambahan referensi atau keterangan tambahan yang dikumpulkan
selama pelaksanaan penelitian.
2.2. Pengertian Pemeriksaan
Board of Directors IIA (2009) memberikan definisi baru audit internal
sebagai berikut :
Audit Internal adalah aktivitas independen, keyakinan obyektif dan konsultasi yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Audit tersebut membantu organisasi mencapai tujuannya dengan menetapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan resiko, kecukupan pengendalian dan pengelolaan organisasi.
Sebagai ilmu pengetahuan, definisi auditing sendiri telah dirumuskan
oleh beberapa ahli diantaranya menurut Arens, et al (2008:4) yang diterjemahkan
oleh Gina Gania, yaitu “auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang
informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi
itu dengan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang
Sedangkan pengertian auditing menurut Ely dan Siti (2010 : 14)
menyatakan bahwa : “auditing adalah proses yang sistematis untuk memperoleh
dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai informasi tingkat kesesuaian
antara tindakan atau peristiwa ekonomi dengan kriteria yang telah ditetapkan,
serta melaporkan hasilnya kepada pihak yang membutuhkan, dimana auditing
harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.”
Agoes (2004) mendefinisikan pemeriksaan (auditing) sebagai suatu
pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang
independent, terhadap laporan keuangan yang disusun oleh manajemen, beserta
catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk
dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
Arens (2003) mendefinisikan auditing sebagai proses pengumpulan
dan pengawasan bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu
entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independent untuk
dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
Boynton et.al (2002) mendefinisikan pemeriksaan (auditing) sebagai
suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara
objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan
menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak
2.3. Jenis Audit
Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Alvin A. Arens, Amin Abadi Jusuf
dalam buku jasa audit dan assurance (2011 : 16) yang telah diterjemahkan oleh
Desi Fitriani, mengemukakan tiga jenis audit, yaitu audit laporan keuangan , audit
operasional, dan audit kepatuhan.
2.3.1. Audit Laporan Keuangan
Menurut William C. Boynton, Raymon N Johnson dan Walter G. Kell
yang diterjemahkan oleh Budi S. I (2003 : 7) audit laporan keuangan mencakup
perolehan dan pengevaluasian bukti-bukti atas laporan keuangan entitas yang
menjadi dasar untuk menyatakan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Menurut Yusuf (2001 : 6) menyatakan audit atas laporan keuangan
adalah salah satu bentuk jasa astestasi yang dilakukan auditor. Dalam pemberian
jasa ini, auditor menerbitkan laporan tertulis yang berisi peryataan pendapat
apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip yang
berlaku umum.
Menurut Boynton dan Kell (2003)
Tujuan dari audit biasa atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil operasi, serta arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Langkah-langkah untuk mengembangkan tujuan audit :
1. Memahami tujuan dan tanggung jawab audit
2. Membagi laporan keuangan menjadi berbagai siklus
4. Mengetahui tujuan audit umum untuk kelas transaksi, akun, dan pengungkapan
5. Mengetahui tujuan audit khusus untuk kelas transaksi, akun, dan pengungkapan
Dalam PSA no. 02 (IAI, 2001 : 110.1) dinyatakan bahwa :
Tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan hasil usaha, dan arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat, ia harus menyatakan telah dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang telah ditetapkan Ikatan Akuntansi Indonesia.
Menurut Mulyadi (2002) di dalam laporan keuangan dapat terjadi
kemungkinan adanya “information risk”, resiko ini menunjukkan kemungkinan
informasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan usaha tidak tepat.
Resiko informasi tersebut disebabkan karena adanya kemungkinan tidak
akuratnya laporan keuangan organisasi yang bersangkutan.
Menurut Mulyadi (2002) dalam bukunya :
Kondisi masyarakat yang kompleks menjadi penyebab terdapat kemungkinan pengambil keputusan memperoleh informasi yang tidak dapat dipercaya dan tidak dapat diandalkan. Penyebab information risk tersebut adalah :
a. Jauhnya sumber informasi
Informasi yang diperoleh pengambil keputusan sulit didapatkan secara langsung dari partner usaha, biasanya diperoleh dari pihak lain, hal ini akan menimbulkan ketidaktepatan informasi. Keterbatasan akses terhadap data akuntansi bagi pemakai laporan keuangan meliputi kendala waktu, ketelitian dan tenaga. Pemakai laporan keuangan kemudian lebih mempercayakan kepada pihak auditor independen untuk memeriksa laporan keuangan.
b. Motif penyedia informasi
Hal tersebut menjadikan informasi tidak benar, ketidakteraturan ini dapat berupa mark-up angka, dan penjelasan tidak memadai.
c. Banyaknya data
Luasnya usaha organisasi membuat semakin kompleks dan banyaknya transaksi usaha. Jika setiap departemen yang ada dalam organisasi tersebut tidak memiliki prosedur yang tepat dalam menjalankan usahanya, kemungkinan kesalahan baik kecil maupun besar tidak dapat terdeteksi, sehingga menyebabkan menumpuknya kesalahan yang akan berefek pada ketidaktepatan pencatatan informasi dalam pembukuan. Hal ini akan membuat ketidakakuratan laporan keuangan.
d. Kompleksitas transaksi
Perkembangan perusahaan yang pesat membuat transaksi keuangan semakin kompleks, dan semakin sulit untuk dicatat dengan baik. Peraturan akuntansi yang bersinggungan dengan entitas lain membuat masalah menjadi penting dan sulit. Penyajian laporan keuangan yang semakin kompleks karena dunia bisnis yang selalu berkembang pesat mengakibatkan semakin tingginya resiko kesalahan interprestasi dan penyajian laporan keuangan. Masalah ini tentunya akan mempengaruhi pemakai laporan keuangan yang semakin sulit dalam mengevaluasi kualitas laporan keuangan. Oleh karena itu audit laporan keuangan diperlukan untuk memastikan kualitas laporan keuangan yang telah dibuat manajemen.
e. Perbedaan kepentingan
Manajemen akan berusaha agar laporan keuangan memperlihatkan kinerja yang baik, dengan meningkatkan laba dengan mengubah perlakuan akuntansi. Para pemakai laporan keuangan memiliki kepentingan lain yang berbeda dengan manajemen, dimana pemegang saham mengharapkan deviden besar, tapi kreditur lebih senang jika tidak ada pembagian deviden. Sehingga dibutuhkan kepastian laporan keuangan yang bebas dari konflik kepentingan. Laporan keuangan perlu di audit untuk menentukan kewajaran laporan keuangan. Audit laporan keuangan diperlukan unuk meningkatkan keyakinan pemakai laporan keuangan.
2.3.2.Audit Operasional
Menurut William P. Leonard (2002) Audit operasional sebagai suatu
pengujian yang menyeluruh dan konstruktif dari struktur organisasi suatu
perusahaan, lembaga atau cabang dari pemerintah atau setiap komponen dari
padanya, seperti suatu divisi atau departemen, dan rencana dan tujuannya, alat
Menurut Tunggal, A. W. (2008), audit operasional merupakan audit
atas operasi yang dilaksanakan dari sudut pandang manajemen untuk menilai
ekonomi, efisiensi, dan efektifitas dari setiap dan seluruh operasi, terbatas hanya
pada keinginan manajemen.
Disamping itu dalam bukunya, Boynton, Johnson & Kell yang
diterjemahkan oleh Rajoe, P. A, Gania, G, & Budi, I. S. (2003 : 498) menyatakan
“audit operasional adalah suatu proses sistematis yang mengevaluasi efektifitas,
efisiensi, dan kehematan operasi organisasi yang berada dalam pengendalian
manajemen serta melaporkan kepada orang-orang yang tepat hasil-hasil evaluasi
tersebut beserta rekomendasi perbaikan.
Menurut Amir Abadi Yusuf (2006 : 4) dalam bukunya Auditing
Pendekatan Terpadu, menyatakan bahwa audit kepatuhan merupakan penelaahan
atas bagian manapun dari prosedur dan metode operasi dari suatu organisasi untuk
menilai efisiensi dan efektifitasnya.
Menurut Amin Wijaya Tunggal (2001), meskipun terdapat beberapa
perbedaan dari
1. Proses yang sistematis
Seperti dalam audit laporan keuangan, audit operasional juga mencakup serangkaian langkah atau prosedur yang terstruktur dan terorganisasi. Aspek ini mencakup perencanaan yang tepat, mendapatkan dana secara objektif serta menilai bukti yang berkaitan dengan aktivitas yang diaudit.
2. Menilai operasi organisasi
korespondensi antara kinerja aktual dengan kriteria penilaian yang telah ditetapkan.
3. Efektifitas, efisiensi dan ekonomi operasi
organisasi yang diaudit untuk dapat memperbaiki efektivitas, efisiensi dan ekonomi operasi organisasinya. Ini berarti bahwa audit operasional memfokuskan pada masa yang akan datang dan hal ini berlawanan langsung dengan audit laporan keuangan yang mempunyai fokus historis.
4. Melaporkan kepada orang yang tepat
atau individual yang meminta diadakannya audit, kecuali kalau pelaksanaan audit tersebut diminta oleh pihak ketiga, dan pembagian laporan dilakukan tetap dalam entitas bersangkutan. Dalam kebanyakan hal, dewan komisaris atau panitia audit
menerima salina
5. Rekomendasi atau perbaikan
Tidak seperti audit laporan keuangan, suatu audit operasional tidak berakhir sampai dengan pelaporan hasil temuan audit, melainkan diperluas untuk dibuatkannya rekomendasi-rekomendasi yang
bertujuan untuk perbaika
Mulyadi (2002 : 32) menyatakan tujuan audit operasional adalah
untuk :
1. Mengevaluasi kinerja
2. Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan
3. Membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut.
Karena luasnya ruang lingkup pelaksanaan evaluasi terhadap
keefektifan operasional adalah tidak mungkin untuk menentukan ciri-ciri
pelaksanaan audit operasional secara pasti.
Menurut Agoes (2004), tujuan dilakukannya audit operasional adalah
sebagai berikut :
1. Untuk menilai kinerja manajemen dan berbagai fungsi dalam perusahaan.
3. Untuk menilai efektifitas perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak.
4. Memastikan ketaatan kebijakan manajerial yang telah ditetapkan, rencana-rencana, prosedur serta persyaratan peraturan pemerintah. 5. Mengidentifikasi area masalah potensial pada tahap dini untuk
menentukan tindakan preventif yang akan diambil.
6. Untuk memberikan rekomendasi-rekomendasi kepada manajemen puncak untuk memperbaiki kelemahan yang terdapat dalam penerapan struktur pengendalian intern, sistem pengendalian manajemen dan prosedur operasional perusahaan dalam rangka meningkatkan efisiensi dari kegiatan operasional perusahaan.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya audit
operasional menurut Tunggal (2000 : 14) adalah :
1. Memberi informasi operasi yang relevan dan tepat waktu untuk pengambilan keputusan.
2. Membantu manajemen dalam mengevaluasi catatan, laporan-laporan dan pengendalian.
3. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang ditetapkan, rencana-rencana, prosedur serta persyaratan peraturan pemerintah.
4. Mengidentifikasi area masalah potensial pada tahap dini untuk menentukan tindakan preventif yang akan diambil.
5. Menilai ekonomisasi dan efisiensi penggunaan sumber daya termasuk memperkecil pemborosan.
6. Menilai efektivitas dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.
7. Menyediakan tempat pelatihan untuk personil dalam seluruh fase operasi perusahaan.
Menurut Guy dkk, (2003 : 421) audit operasional biasanya dirancang
untuk memenuhi satu atau lebih tujuan berikut :
1. Menilai Kinerja. Setiap audit operasional meliputi penilaian kinerja organisasi yang ditelaah. Penilaian kinerja dilakukan dengan membandingkan kegiatan organisasi dengan tujuan, seperti kebijakan, standar, dan sasaran organisasi yang ditetapkan manajemen atau pihak yang menugaskan, serta dengan kriteria penilaian lain yang sesuai.
mewawancari individu (apakah dari dalam atau dari luar organisasi), mengobservasi operasi, menelaah laporan masa lalu atau masa berjalan, mempelajari transaksi, membandingkan dengan standar industri, menggunakan mertimbangan profesional berdasarkan pengalaman, atau menggunakan sarana dan cara lain yang sesuai.
3. Mengembangkan Rekomendasi untuk Perbaikan atau Tindakan Lebih Lanjut. Sifat dan luas rekomendasi akan berkembang secara beragam selama pelaksanaan audit operasional.
Audit operasional dikenal sebagai audit yang berkonsentrasi pada
efektivitas dan efisiensi organisasi. Efektivitas mengukur seberapa berhasil suatu
organisasi mencapai tujuan dan sasarannya. Efisiensi mengukur seberapa baik
suatu entitas menggunakan sumberdayanya dalam mencapai tujuannya.
Menurut Guy dkk, (2003 : 421-424) struktur umum dari audit
operasional adalah proses lima tahap, yaitu :
1. Pengenalan
Sebelum memulai suatu audit operasional, auditor (atau konsultan) terlebih dahulu harus mengenali kegiatan atau fungsi yang sedang di audit. Untuk melaksanakan hal ini, auditor menelaah latar belakang informasi, tujuan, struktur organisasi, dan pengendalian kegiatan atau fungsi yang sedang di audit, serta menentukan hubungannya dengan entitas secara keseluruhan.
2. Survei
Selama tahap survei dari audit operasional, yang lebih dikenal sebagai survei pendahuluan (preliminary survey), auditor harus berusaha untuk mengidentifikasi bidang masalah dan bidang penting yang menjadi kunci keberhasilan kegiatan atau fungsi yang sedang di audit.
3. Pengembangan Program
Pada awalnya auditor menyusun program pekerjaan, berdasarkan tujuan audit, yang merinci pengujian dan analisis yang harus dilaksanakan atas bidang-bidang yang dianggap "penting" dari hasil survei pendahuluan. Disamping itu, auditor juga menjadwalkan kegiatan kerja, menugaskan personel yang sesuai, menentukan keterlibatan personel lainnya dalam penugasan, serta menelaah kertas kerja audit.
4. Pelaksanaan Audit
program audit untuk mengumpulkan bukti-bukti, melakukan analisis, menarik kesimpulan, dan mengembangkan rekomendasi. Selama melakukan pekerjaan lapangan, auditor harus menyelesaikan setiap langkah audit yang spesifik dan mencapai tujuan audit secara keseluruhan untuk mengukur efektivitas, efisiensi, dan ekonomisasi.
5. Pelaporan
Tahap pelaporan merupakan tahap yang penting bagi keberhasilan keseluruhan audit operasional yang dilakukan. Laporan audit operasional pada umumnya mengandung dua unsur utama, yaitu tujuan penugasan, ruang lingkup, dan pendekatan, serta temuan-temuan khusus dan rekomendasi.
Masalah-masalah yang dapat diungkapkan melalui audit operasional
antara lain adalah sebagai berikut :
1. Kekurangan dalam perencanaan seperti kurang atau tidak adanya
rencana standar, kebijakan dan prosedur yang baik dalam ruang
lingkup fungsional maupun operasional kegiatan perusahaan
2. Lemahnya struktur organisasi dan pola penempatan personil
3. Kelemahan dalam pengelolaan bahan dan fasilitas
4. Sistem pengawasan manajemen tidak efektif
5. Prosedur administrasi intern yang buruk
Menurut Effendi, Antonius (2004) dalam bukunya peranan Audit
Operasional dalam Menunjang Efektifitas Penjualan, tumbuhnya rasa tidak puas
dan adanya tuntutan yang meningkat terhadap akuntabilitas manajemen dari
perusahaan publik mengakibatkan perlunya mempertimbangkan kemungkinan
2.3.3.Audit Kepatuhan
Menurut Mulyadi (2002) Audit ini bertujuan untuk menentukan
apakah yang diperiksa sesuai dengan kondisi, peratuan, dan undang-undang
tertentu . Kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam audit kepatuhan berasal dari
sumber-sumber yang berbeda.
Menurut Abdul Halim (2003 : 5-7) Audit kepatuhan adalah
pengevaluasian yang dilakukan untuk menentukan apakah kegiatan finansial
maupun operasi tertentu telah sesuai dengan aturan, regulasi dan kebijakan yang
telah ditetapkan perusahaan.
Menurut Amir Abadi Yusuf (2006 : 4) dalam bukunya “Auditing
Pendekatan Terpadu”, menyatakan bahwa: audit kepatuhan Bertujuan
mempertimbangkan apakah pengguna laporan telah mengikuti prosedur atau
aturan tertentu yang telah ditetapkan pihak yang memiliki otoritas lebih tinggi.
Audit kepatuhan bertujuan untuk menentukan apakah audit telah
mengikuti kebijakan, prosedur dan peraturan yang telah ditentukan pihak
otoritasnya lebih tinggi.
Manajemen bertanggung jawab untuk menjamin bahwa entitas yang
dikelolanya mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku atas
aktivitasnya. Tanggung jawab ini mencakup pengidentifikasian peraturan yang
berlaku dan penyusunan pengendalian intern yang di desain untuk memberikan
keyakinan memadai bahwa entitas tersebut mematuhi peraturan.
Hasil audit kepatuhan berupa pernyataan temuan atau tingkat
pimpinan organisasi, karena pimpinan organisasi yang paling berkepentingan atas
dipatuhinya prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan.
2.4. Pemeriksaan Intern
Pengertian audit internal menurut Guy, Wayne dan Alan yang
diterjemahkan oleh Paul A Rajoe dan Ichsan Setia Budi (2003 : 408) dalam
bukunya Auditing 2, adalah sebagai berikut : “Suatu fungsi penilai independen
yang dibentuk dalam organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi kegiatannya
sebagai jasa bagi organisasi.”
Pengertian lain mengenai audit internal menurut Amin Widjaja
Tunggal dalam bukunya Internal Auditing (2005 : 3) adalah sebagai berikut :
“Audit internal adalah pekerjaan penilaian yang bebas (independen) didalam suatu
organisasi meninjau kegiatan-kegiatan perusahaan guna memenuhi kebutuhan
pimpinan.”
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa audit internal adalah
suatu kegiatan independen dalam suatu organisasi yang memberikan jasa untuk
memeriksa, mengevaluasi dan memberikan nilai tambah bagi kegiatan operasi
perusahaan Audit internal merupakan bagian dari fungsi pengawasan
pengendalian internal yang menguji keefektifan pengendalian lain.
IAI (2001: 319.2) mendefinisikan :
“Pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas-yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan, yaitu:
1. keandalan pelaporan keuangan, 2. efektivitas dan efesiensi operasi, dan
Pengertian rekomendasi auditor menurut Sawyer dalam bukunya
Internal Auditing, yang diterjemahkan oleh Desi Andhariani (2000 : 11) yaitu :
“Rekomendasi auditor merupakan pendapat auditor yang dipertimbangkan
mengenai suatu situasi tertentu dan harus mencerminkan pengetahuan dan
penilaian auditor mengenai pokok persoalannya dalam arti apa yang harus
dilakukan untuk mengatasinya.”
Hiro Tugiman dalam bukunya Standar Profesional Audit Internal
(2001 : 45), menyatakan bahwa “Rekomendasi adalah sasaran yang
menganjurkan, membenarkan, dan menguatkan”.
Dari dua pengertian ditas dapat disimpulkan bahwa rekomendasi
merupakan pendapat auditor berupa sasaran yang menganjurkan mengenai suatu
situasi tertentu. Rekomendasi harus dirancang sedemikian rupa guna memperbaiki
kondisi yang memerlukan perbaikan. Rekomendasi harus disusun secara logis
namun tidak berarti bahwa rekomendasi tersebut hanya berhubungan dengan
masalah-masalah diidentifikasikan dalam temuan-temuan pengauditan. Biasanya
rekomendasi juga harus dihubungkan dengan pribadi dari prilaku-prilaku
masing-masing. Rekomendasi tertentu harus ditujukan untuk temuan-temuan tertentu
sehingga ada mata rantai hubungan antara temuan dan rekomendasi.
Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan,
baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun
ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan.
Definisi efektivitas menurut R. A. Supriyono dalam bukunya Sistem
keluaran suatu pusat tanggung jawab dengan sasaran yang dicapai semakin besar
kontribusi keluaran yang dihasilkan terhadap nilai pencapaian tertentu maka dapat
dikatakan semakin efektif unit tersebut.
Laporan internal auditor berisi temuan pemeriksaan mengenai
penyimpangan dan kecurangan yang ditemukan, kelemahan pengendalian intern,
beserta saran-saran perbaikannya.
Menurut Sukrisno Agoes (2004 : 222) :
Tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor adalah membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan tanggungjawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, internal auditor harus melakukan kegiatan-kegiatan berikut :
1. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari sistem pengendalian manajemen, pengendalian intern dan pengendalian operasional lainnya serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal. 2. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan
prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.
3. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan
dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan dan penyalahgunaan.
4. Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat dipercaya.
5. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh manajemen.
6. Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas.
Menurut Hudri Chandry (2009 : 10), wewenang dan tanggung jawab
auditor intern dalam suatu organisasi juga harus ditetapkan secara jelas oleh
pimpinan. Wewenang tersebut harus memberikan keleluasan auditor intern untuk
melakukan audit terhadap catatan-catatan, harta milik, operasi/aktivitas yang
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan secara lebih terperinci
mengenai tanggungjawab auditor internal dalam Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP) (2001 : 322.1), yaitu :
Auditor internal bertanggungjawab untuk menyediakan jasa analisis dan evaluasi, memberikan keyakinan, rekomendasi dan informasi kepada manajemen entitas dan dewan komisaris atau pihak lain yang setara wewenamg dan tanggungjawabnya tersebut. Auditor internal mempertahankan objektivitasnya yang berkaitan dengan aktivitas yang diauditnya.
Menurut Hiro Tugiman (2006 : 68) audit intern harus melaporkan hasil audit yang dilaksanakannya yaitu:
1. Laporan tertulis yang ditandatanngani oleh ketua audit intern. 2. Pemeriksa intern harus terlebih dahulu mendiskusikan kesimpulan
dan rekomendasi.
3. Suatu laporan haruslah objektif, jelas, singkat terstruktur dan tepat waktu.
4. Laporan haruslah mengemukakan tentang maksud, lingkup dan hasil dari pelaksanaan pemeriksaan.
5. Laporan mencantumkan berbagai rekomendasi.
6. Pandangan dari pihak yang diperiksa tentang berbagai kesimpulan atau rekomendasi dapat pula dicantumkan dalam laporan pemeriksaan.
7. Pimpinan audit intern mereview dan menyetujui laporan audit.
Agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik, maka audit internal
harus berada diluar fungsi lini suatu organisasi, kedudukannya independen dari
auditee. Auditor internal wajib memberikan informasi bagi manajemen pengambil
keputusan yang berkaitan dengan perasional perusahaan, sehingga selalu
memerlukan dukungan dari manajemen. Informasi dari auditor internal tidak
2.5. Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian 2.5.1.Fungsi Kepegawaian
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencari karyawan baru,
memutuskan penempatan karyawan baru, membuat surat keputusan tarif gaji
karyawan, kenaikan pangkat dan standar gaji, mutasi karyawan, dan
pemberhentian karyawan, kenaikan pangkat dan standar gaji, mutasi karyawan,
dan pemberhentian karyawan.
Menurut Mangkunegara (2002 : 2) bahwa manajemen sumber daya
manusia merupakan suatu perencanaan, pengkoordinasian, pelaksanaan dan
pengawasan terhadap pengadaan pengembangan, pemberian balas jasa,
pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahaan tenaga kerja dalam rangka
mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan menurut Hasibuan (2002 : 10) bahwa manajemen sumber
daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja
agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan
masyarakat.
Dalam mengelola dan mengatur karyawan tidaklah mudah karena
manusia mempunyai pikiran, perasaan, status dan latar belakang yang berbeda.
Karyawan tidak dapat diatur dan dikuasai sepenuhnya dengan mudah, berbeda
dengan mesin, modal gedung dan lain-lain. Jelasnya manajemen sumber daya
manusia mengatur tenaga kerja yang dimiliki organisasi yang sedemikian rupa
Menurut Hasibuan (2007 : 21) fungsi manajemen sumber daya
manusia meliputi sebagai berikut :
1. Perencanaan
Merencanakan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan efektif serta efisien dalam membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan ini untuk menetapkan program kepegawaian. Program kepegawaian yang baik akan membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
2. Pengorganisasian
Kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasinya, dalam bagan organisasi (organization chart). Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
3. Pengarahan
Kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerjasama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Pengarahan dilakukan oleh pemimpin dengan kepemimpinannya memerintah bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik.
4. Pengendalian
Kegiatan mengendalikan semua karyawan agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana. Bila terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan dan atau penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan ini meliputi kehadiran, kedisiplinan, perilaku, kerjasama, pelaksanaan pekerjaan dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan.
5. Pengadaan
Proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan.
6. Pengembangan
Proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan (training). 7. Kompensasi
8. Pengintegrasian
Kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba, karyawan dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya.
9. Pemeliharaan
Kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerjasama sampai pensiun.
10.Kedisiplinan
Merupakan fungsi manajemen sumber daya manusia yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan, karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujudnya tujuan yang maksimal. Kedesiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial.
11.Pemberhentian
Putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab-sebab lainnya. Pelepasan ini diatur oleh Undang-Undang No. 12 Tahun 1964.
Fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia sangat menentukan
bagi terwujudnya tujuan organisasi yang telah ditetapkan maupun tujuan individu
dalam organisasi. Peranan manajemen sumber daya manusia baik fungsi yang
bersifat manajerial maupun operasional sangat menunjang dalam usaha-usaha
untuk mencapai tujuan perusahaan. Melalui fungsi-fungsi tersebut, manajemen
sumber daya manusia berusaha menangani masalah-masalah yang berhubungan
dengan karyawan sehingga mereka selalu dapat memberikan kontribusi bagi
keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya secara efektif dan
efisien.
2.5.2.Sistem Penggajian
Menurut Hariandja (2002). gaji merupakan salah satu unsur yang
memenuhi berbagai kebutuhan pegawai, sehingga dengan gaji yang diberikan
pegawai akan termotivasi untuk bekerja lebih giat.
Mulyadi dalam bukunya Sistem Akuntansi mendefinisikan gaji
(salary) sebagai pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan
yang mempunyai jenjang jabatan manajer dan dibayarkan secara perbulan.
Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi
penggajian menurut Mulyadi (2008 : 374) dalam bukunya sebagai berikut :
1. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah
Umumnya dikeluarkan oleh fungsi kepegawaian berupa surat-surat keputusan yang bersangkutan dengan karyawan. Misalnya, pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat, perubahan tarif upah dan lain-lain.
2. Kartu jam hadir
Dokumen ini digunakan oleh fungsi pencatat waktu untuk mencatat jam hadir setiap karyawan di perusahaan.
3. Kartu jam kerja
Dokumen ini digunakan untuk mencatat waktu yang dikonsumsi oleh tenaga kerja langsung.
4. Daftar gaji dan upah
Dokumen ini merupakan ringkasan gaji dan upah bersamaan dengan pembuatan daftar gaji dan upah dalam kegiatan yang terpisah dari pembuatan daftar gaji dan upah.
5. Rekap daftar gaji dan upah
Dokumen ini merupakan ringkasan gaji dan upah per-departemennya, yang dibuat berdasarkan daftar gaji dan upah. 6. Surat pernyataan gaji dan upah
Dokumen ini dibuat oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah bersamaan dengan pembuatan daftar gaji dan upah atau dalam kegiatan yang terpisah dari pembuatan daftar gaji atau upah.
7. Amplop gaji dan upah
Uang gaji dan upah karyawan diserahkan kepada karyawan di dalam amplop.
8. Bukti kas keluar
Menurut Mulyadi (2008), Prosedur sistem penggajian yang
diselenggarakan dengan menggunakan komputer terdiri dari :
1. Bagian gaji
Bagian gaji menerima kartu jam kerja dan tiket jam kerja dari berbagai departemen. Atas dasar dokumen ini, bagian gaji akan membandingkan kedua dokumen, memasukkan data gaji ke komputer, dan mengarsipkan kedua dokumen tersebut urut waktu. 2. Departemen pengolahan data
Setelah menerima input gaji, bagian ini akan menjalankan program pengurutan data. Hasilnya adalah data gaji yang telah urut. Selanjutnya bagian ini menjalankan program pembuatan cek dengan menggunakan file induk penggajian dan file buku besar. 3. Bagian utang
Bagian ini menerima daftar gaji dari departemen pengolahan data. Atas dasar gaji tersebut, bagian utang akan memberikan otorisasi dan membuat voucher. Selanjutnya voucher dan daftar gaji diserahkan ke bagian utang.
4. Kasir
Bagian ini mula-mula menerima cek gaji. Selanjutnya bagian ini juga menerima voucher dan daftar gaji, kemudian memeriksa dan menandatangani cek dan membatalkan (mengecap lunas voucher). Kemudian kasir akan mendistribusikan dokumen-dokumen tersebut.
5. Bagian gaji
Atas dasar daftar gaji yang diterima, bagian gaji akan mencocokkan dengan arsip kartu kerja dan tiket jam kerja. Selanjutnya dokumen-dokumen tersebut diarsipkan urut tanggal.
Selain upah dan gaji yang diterima oleh setiap karyawan, masih ada
kompensasi lain yang dapat mempengaruhi pada penerimaan penghasilan yaitu
berupa insentif. Insentif sebagai balas jasa yang diterima oleh setiap karyawan
akan dipengaruhi oleh adanya prestasi yang optimal, dimana sebagai alat ukur
yang digunakan adalah hasil kerja yang melebihi standar yang ditetapkan
perusahaan yang telah dicapai karyawan dalam kurun waktu tertentu.
Menurut Mondy dan Noe yang dikutip dari Marwansyah dan
1. Financial Insentive
Merupakan insentif dalam bentuk material (uang) yang biasa diberikan secara bersaman dengan upah atau gaji. Insentif ini diberikan kepada karyawan yang memiliki prestasi kerja melebihi standar kinerja yang ditetapkan oleh perusahaan. Financial insentive ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Finansial insentif langsung, terdiri dari atas pembayaran yang diterima oleh seseorang berbentuk gaji/upah, bonus dan komisi. b. Finansial insentif tidak langsung, meliputi semua balas jasa
finansial yang tidak termasuk ke dalam finansial insentif langsung seperti tunjangan-tunjangan, asuransi, bantuan social karyawan dan sebagainya.
2. Non Financial Insentive
Non financial insentive terdiri atas berbagai bentuk kepuasan yang diterima seseorang dari pekerjaannya itu sendiri, atau berupa lingkungan fisik tempat seseorang ini bekerja. Kepuasan dari pekerjaan ini dapat dilihat dengan adanya tanggung jawab dari karyawan dalam mengerjakan tugas yang dibebankan kepadanya, adanya peluang dalam mengembangkan diri, tugas-tugas yang menarik serta merasa tertantang dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Kepuasan yang berasal dari lingkungan kerja adalah rekan-rekan kerja yang menyenangkan, atasan yang kompeten dan kondisi kerja yang nyaman. Baik financial insentive maupun non financial insentive masing-masing memegang peranan dalam memberikan dorongan yang memungkinkan karyawan untuk memberikan prestasi kerja yang optimal. Bentuk-bentuk ini mempunyai hubungan yang erat satu sama lainnya dan juga saling melengkapi sehingga tujuan dari pemberian insentif itu dapat tercapai.
2.6. Kerangka Konseptual
Mulyadi (2002) mendefinisikan pemeriksaan (auditing) sebagai suatu
proses sitematik untuk memperoleh dan mengevaluasi buktu secara objektif
mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan
tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya
Menurut William C. Boynton, Raymon N Johnson dan Walter G. Kell
yang diterjemahkan oleh Budi S. I (2003 : 7) audit laporan keuangan mencakup
perolehan dan pengevaluasian bukti-bukti atas laporan keuangan entitas yang
menjadi dasar untuk menyatakan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Menurut Tunggal, A. W. (2008), audit operasional merupakan audit
atas operasi yang dilaksanakan dari sudut pandang manajemen untuk menilai
ekonomi, efisiensi, dan efektifitas dari setiap dan seluruh operasi, terbatas hanya
pada keinginan manajemen.
Menurut Amir Abadi Yusuf (2006 : 4) dalam bukunya “Auditing
Pendekatan Terpadu”, menyatakan bahwa: audit kepatuhan Bertujuan
mempertimbangkan apakah pengguna laporan telah mengikuti prosedur atau
aturan tertentu yang telah ditetapkan pihak yang memiliki otoritas lebih tinggi.
Menurut Mulyadi (2002 : 29), audit intern adalah :
auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.
Menurut Abdurrahmat Fathoni (2006 : 8) Sumber Daya Manusia
merupakan modal dan kekayaan yang terpenting dari setiap kegiatan manusia.
Manusia sebagai unsur terpenting mutlak dianalisis dan dikembangkan dengan
cara tersebut. Waktu, tenaga dan kemampuannya benar-benar dapat dimanfaatkan
Menurut Mulyadi (2001 : 17) Sistem akuntansi gaji dan upah
dirancang untuk menangani transaksi perhitungan gaji dan upah karyawan dan
pembayarannya, perancangan system akuntansi penggajian dan pengupahan ini
harus dapat menjamin validitas, otorisasi kelengkapan, klasifikasi penilaian,
ketepatan waktu dan ketepatan posting serta ikhtisar dari setiap transaksi
penggajian dan pengupahan.
Perusahaan juga harus melakukan pengendalian terhadap seluruh
kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan dikatakan berjalan baik apabila
seluruh kegiatannya telah berjalan sesuai dengan standar operasional perusahaan
[image:36.595.232.391.403.593.2]yang berlaku.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.7. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa tinjauan terdahulu berkaitan dengan pemeriksaan
operasional atas fungsi kepegawaian dan sistem penggajian. Adapun tinjauan
penelitian terdahulu tersebut antara lain :
Pemeriksaan Operasional
Fungsi Kepegawaian dan Sistem Penggajian PT. Agung Sumatera
No. Nama Peneliti Tine Novarita
A. Judul Penelitian Manfaat Audit Operasional dalam Menunjang Efektifitas Pengendalian Internal Penggajian (Studi Kasus pada PT. Bank Mega Tbk Bandung) Tahun Penelitian 2006
Masalah Yang Diteliti
Adapun masalah yang diteliti oleh penulis adalah: 1. Untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan
audit operasional atas penggajian yang diterapkan pada perusahaan.
2. Untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan pengendalian internal atas penggajian yang diterapkan pada perusahaan.
3. Untuk mengetahui peranan audit internal atas penggajian pada perusahaan.
Metode Penelitian Deskriptif analitis
Hasil Temuan Audit operasional dapat menunjang efektifitas pengendalian internal penggajian
Perbedaan penelitian Tine Novarita dengan penelitian peneliti adalah
penelitian terdahulu hanya di dapat penjelasan mengenai pengendalian internal
penggajian sedangkan penelitian peneliti yaitu di dapat penjelasan mengenai
kinerja karyawan sebanding dengan gaji yang diperoleh karena adanya sistem
absensi yang terkomputerisasi yang dapat menentukan keefektifan kinerja
karyawan.
No. Nama Peneliti Nova Anggraini
B. Judul Penelitian Audit Operasional Atas Sistem Penggajian Pada PT. Berkatkuria Mitraabadi
Tahun Penelitian 2008 Masalah Yang
Diteliti
Untuk menilai sistem penggajian perubahan atas pelaksanaan kebijakan dan prosedur penggajian yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen, apakah sudah berjalan efektif dan efisien.
lapangan.
Hasil Temuan Penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan sistem kebijakan penggajian perusahaan sudah cukup baik, walaupun masih banyak terdapat kelemahan seperti tidak adanya sistem komputer untuk menghitung gaji, telatnya pembayaran gaji dan lain-lain yang ada dalam perusahaan yang perlu diperbaiki agar kegiatan operasional sistem penggajian dapat berjalan efektif dan efisien.
Perbedaaan penelitian Nova Anggraini dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti adanya sistem absensi yang terkomputerisasi sehingga
dapat menentukan kinerja karyawan sehingga bagian sistem penggajian dapat
menentukan apakah karyawan tersebut dapat memperoleh bonus ataupun
pengurangan gaji dari kinerja karyawan.
No. Nama Peneliti Siti Latifatul Arifa
C. Judul Penelitian Audit Operasional Untuk Menilai Efektivitas Fungsi Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Pada Pabrik Kertas PT. Setia Kawan Makmur Sejahtera)
Tahun Penelitian 2010 Masalah Yang
Diteliti
Adapun masalah yang diteliti oleh penulis adalah: 1.Bagaimana pelaksanaan fungsi sumber daya
manusia yang ada di PT. Setia Kawan Makmur Sejahtera?
2.Kelemahan-kelemahan apa saja yang ditemukan dalam pencapaian tujuan fungsi sumber daya manusia pada PT. Setia Kawan Makmur Sejahtera?
3.Alternatif perbaikan apa saja yang dapat dilakukan untuk mencapai efektivitas fungsi sumber daya manusia pada PT. Setia Kawan Makmur Sejahtera?
Metode Penelitian Metode Kualitatif
efektif sesuai dengan peraturan yang ada di perusahaan maupun UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan telah berjalan secara efektif. Fungsi yang lain yaitu fungsi pelatihan dan pengembangan, fungsi kompensasi, dan fungsi keselamatan kerja belum dilaksanakan secara efektif, baik karena kebijakan perusahaan kurang memadai maupun dikarenakan kesadaran karyawan yang masih rendah.
Perbedaaan penelitian Siti Alifatul Arifa dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti yaitu sistem kerja pegawai, yaitu adanya sistem absensi
yang terkomputerisasi untuk mengukur tingkat kedisiplinan karyawan.
2.8. Hipotesis
Erlina (2008 : 49) menyatakan bahwa :
Hipotesis penelitian adalah proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proporsi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, dapat disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Hipotesis merupakan penjelasan sementara mengenai perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi.
Berdasarkan perumusan masalah dalam kerangka konseptual di atas,
maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1 : Adanya pengaruh yang signifikan antara pemeriksaan operasional atas
fungsi kepegawaian terhadap perusahaan
H2 : Adanya pengaruh yang signifikan atas system penggajian terhadap
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini penulis mengambil tempat
penelitian di PT. Agung Sumatera Samudera Abadi yang berlokasi di Jl. Sei
Padang No. 58 Medan. Waktu penelitian yaitu bulan Agustus 2013 sampai selesai.
3.2. Pengumpulan Data
Ada dua metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini, yaitu
metode survei dan metode observasi. Metode pengumpulan data-data yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menurut E. M. Sangadji dan Sopiah (2010 : 169) Metode survei merupakan
metode pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan lisan dan
tertulis. Metode ini memerlukan adanya kontak atau hubungan antara peneliti
dengan subyek (responden) penelitian untuk memperoleh data yang
diperlukan. Ada dua teknik pengumpulan data dalam metode survei yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Wawancara
Menurut E. M. Sangadji dan Sopiah (2010 : 171) Wawancara merupakan
teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan
pertanyaan lisan kepada subyek penelitian. Teknik wawancara dilakukan
jika peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan dengan responden.
muka atau melalui telepon. Penulis menggunakan teknik wawancara
dengan cara tatap muka langsung dengan responden.
2. Kuesioner
Menurut Sulistyo Basuki (2006 : 110) Kuesioner adalah pertanyaan
terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi oleh pewawancara
yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan.
Menurut Bambang dan Lina (2005 : 115) skala Guttman digunakan untuk
mengevaluasi data setelah dikumpulkan. Skala ini dapat digunakan untuk
mengukur berbagai macam fenomena yang berbeda.
Skala Gutman dalam Freddy Rangkuti (1997 : 67) tujuan skala ini adalah
untuk memperoleh ukuran gabungan yang bersifat unidimensional (hanya
mengukur satu dimensi saja).
1. Kepada responden diajukan pertanyaan, setelah itu didapat hasil sebagai
berikut :
1. Jawaban Ya diberi kode 1
2. Jawaban Tidak diberi kode 0
2. Metode observasi
Menurut Riduwan (2004 : 104) Metode observasi merupakan teknik
pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung
ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Tipe
1. Observasi langsung
Teknik observasi yaitu dilakukan dengan mengadakan pengamatan
langsung terhadap objek yang diteliti untuk memperoleh data yang jelas
berkaitan dengan penelitian.
Dalam sebuah penelitian, peneliti harus memahami kriteria data yang
baik dan mampu menentukan teknik yang tepat dalam mengumpulkan data. Jika
tidak, maka data yang dikumpulkan tidak akan diperoleh secara sempurna.
Menurut Menurut Mc Leod yang kutip oleh Azhar Susanto (2002 :
40-41) data atau informasi harus :
1. Akurat, artinya data harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Pengujian terhadap hal ini biasanya dilakukan melalui pengujian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang berbeda dan apabila hasil pengujian tersebut menghasilkan hasil yang sama maka dianggap data tersebut akurat.
2. Tepat waktu, artinya data itu harus tersedia atau ada pada saat informasi tersebut diperlukan.
3. Relevan, artinya data yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan.
4. Lengkap, artinya data harus diberikan secara lengkap.
3.3. Jenis Data
Aktivitas penelitian tidak bisa terlepas dari keberadaan info yang
merupakan bahan utama untuk membuat gambaran spesifik tentang objek
penelitian. Data penelitian bisa berasal dari berbagai hal yang dikumpulkan
dengan memakai berbagai teknik selama proses penelitian berlangsung.
Menurut E. M. Sangadji dan Sopiah (2010)
kedua adalah yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiaannya . Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data yang telah tersedia.
Berikut jenis data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini : 1. Data Primer
Menurut E. M. Sangadji dan Sopiah (2010 : 171) Data primer
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung
dari sumber asli (tidak melalui perantara). Sumber penelitian yang
diperoleh para peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Metode yang penulis gunakan dalam pengumpulan data primer,
yaitu metode survei. Teknik pengumpulan data yang peneliti
gunakan adalah teknik wawancara dan kuesioner.
2. Data Sekunder
Menurut E. M. Sangadji dan Sopiah (2010) Data sekunder, yaitu
data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah diolah dalam
dokumen resmi perusahaan, dan akan diperoleh dari laporan
manajemen. Tipe-tipe data sekunder terbagi menjadi dua jenis,
yaitu data internal dan data eksternal. Penulis menggunakan data
internal sebagai tambahan penelitian.
a. Data Internal
Menurut Menurut E. M. Sangadji dan Sopiah (2010 : 173) Data
internal merupakan dokumen-dokumen perusahaan dan operasi
yang dikumpulkan, dicatat, dan disimpan dalam suatu organisasi
Standar Operasional Prosedur dan struktur organisasi
perusahaan.
3.4. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang dikumpulkan penulis menggunakan metode
deskriptif yakni metode dimana data dikumpulkan, disusun, diinterpretasikan,
dianalisis sehingga memberikan keterangan yang lengkap bagi pemecahan
BAB IV
ANALISIS HASIL PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan
PT. Agung Sumatera Samudera Abadi secara legalitas berdiri pada
tanggal 25 Januari 1997 sesuai dengan akta pendirian Perseroan Terbatas No. 12
dihadapan Purnama, SH Notaris di Sibolga. Namun usaha ini berjalan secara
komersil sejak tahun 1987 mulai dari usaha perorangan yang dirintis langsung
oleh Bapak Ali Udin Pohan yang saat ini menjabat sebagai Direktur perusahaan
dan pemegang saham mayoritas.
Usaha ini bergerak dalam bidang usaha perdagangan ikan sekaligus
cold storage. PT. Agung Sumatera Samudera Abadi Medan berkedudukan di Jl.
Sei Padang No. 58 Medan. Lokasi usaha berada di Jl. Gatot Subroto No. 110
Sarudik Tapanuli Tengah, menempati luas lahan 13.867 dimana luas lahan
tersebut berdiri bangunan kantor, bangunan cold storage, lespon, tangkapan,
tempat pendaratan ikan yang mampu menampung 25 unit kapal penangkapan
ikan, kapasitas cold storage yang ada saat ini untuk pembekuan ikan.
Disamping lokasi yang ada di Tapteng perusahaan juga memiliki
lokasi usaha yang berada di komplek pergudangan Kosambi/Jakarta berupa cold
room dan saat ini telah dilengkapi fasilitas pembekuan dengan kapasitas 24 ton
ikan beku perhari.
PT. Agung Sumatera Samudera Abadi telah berkembang dari sebuah
kokoh. Setelah pengembangan dan pembangunan selama bertahun-tahun,
kelompok kami yang terdiri dari tim manajemen dan staf produksi professional
dan berpengalaman menjamin pelayanan yang sangat efisien, produk bermutu
tinggi dan tentu saja harga yang kompetitif.
a. Kelompok kerja yang berkomitmen dan berpengalaman tahu benar
“Mutu dan Nilai”.
b. Penyalur utama bagi perdagangan grosir, supermarket, hotel, took
eceran, jasa makanan.
c. Mengeskpor kointainer penuh dan gabungan keseluruhan bagian
dunia.
4.1.2 Visi PT. Agung Sumatera Samudera Abadi
Menjadi rekan bisnis dalam industri perikanan yang paling berharga
serta senantiasa mampu bersaing dan tumbuh berkembang dengan sehat.
4.1.3 Misi PT. Agung Sumatera Samudera Abadi
Misi PT. Agung Sumatera Samudera Abadi adalah sebagai berikut :
a. Memperluas usaha dan jaringan penjualan ekspor serta bakat dalam
bisnis perikanan.
b. Menghasilkan laba yang pantas untuk mendukung pengembangan
perusahaan.
c. Meningkatkan mutu produk yang lebih baik dan efisien.
d. Menjalin kemitraan dan kerjasama dengan pemasok dan penyalur
e. Memberikan perhatian yang tulus kepada masyarakat melalui
penciptaan lapangan kerja, dukungan pembinaan social dan
lingkungan.
4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap
bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan
diinginkan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan
pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas
dan fungsi dibatasi.
Setiap perusahaan pada umumnya mempunyai struktur organisasi.
Penyusunan struktur organisasi merupakan langkah awal dalam memulai
pelaksanaan kegiatan perusahaan dengan kata lain penyusunan struktur organisasi
adalah langkah terencana dalam suatu perusahaan untuk melaksanakan fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
Untuk menjalankan perusahaan pada umumnya diperlukan struktur
organisasi yang nantinya terdapat pembagian tanggung jawab fungsional kepada
unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
perusahaan, sehingga nantinya tercipta suatu kerja sama yang baik dalam
4.1.5 Standar Operasional Prosedur KOMISARIS
Nama Jabatan : Komisaris
Departemen/Divisi : -
Atasan : ASSA Holding
Bawahan : Direktur
Tugas-tugas Komisaris :
1. Memerintah organisasi dengan menetapkan kebijakan-kebijakan dan
tujuan-tujuan luas dari perusahaan tersebut
2. Memilih, mengangkat, mendukung, dan menilai kinerja dewan
eksekutif
3. Memastikan keberadaan dan kecukupan sumber keuangan
4. Mengesahkan anggaran tahunan
5. B