• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN MEDIASI KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI (Studi pada Karyawan CV Opal Transport)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN MEDIASI KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI (Studi pada Karyawan CV Opal Transport)"

Copied!
231
0
0

Teks penuh

(1)

vii

This aims of this study is to determine the effect of organizational culture and leadership style on employee performance with job satisfaction and organizational commitment as mediator in CV Opal Transport.

The population in this study were all employees of CV Opal Transport totaling 143 people, the sampling method in this study using total sampling. Data is collected by the survey method using the instrument in the form of questionnaires. Data analysis techniques in this study using Structural Equation Modeling.

The results showed that organizational culture, leadership style, job satisfaction, and organizational commitment significant positive effect on employee performance. Job satisfaction and organizational commitment proved significant mediating effect of organizational culture and leadership style on employee performance. An organizational culture is the dominant variable or most in influencing employee performance so that necessary repairs and improvement by CV Opal Transport management.

(2)

viii

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan dengan mediasi kepuasan kerja dan komitmen organisasi di CV Opal Transport.

Keseluruhan populasi di CV Opal transport sebanyak 143 orang, metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalahStructural Equation Modeling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi, gaya kepemimpinan, kepuasan kerja, dan komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Kepuasan kerja dan komitmen organisasi terbukti signifikan memediasi pengaruh budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Budaya organisasi merupakan variabel yang dominan atau paling besar dalam mempengaruhi kinerja karyawan sehingga perlu dilakukan perbaikan dan peningkatan oleh manajemen CV Opal Transport.

(3)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini persaingan dunia bisnis di Indonesia semakin ketat,

salah satu di antaranya adalah bisnis dalam bidang jasa transportasi.

Munculnya ojek dan taksi online sangat mempengaruhi ketatnya

persaingan jasa transportasi, mulai dari ojek konvensional, taksi

konvensional, bahkan rental mobil. Walaupun memiliki segmen

pasar yang berbeda, kemudahan ojek dan taksi online seperti menjadi

pesaing baru bagi jasa rental mobil, karena sangat memudahkan

pelanggan yang ingin bepergian, ditambah lagi ke depannya taksi

online juga berencana menyediakan jasa rental mobil.

CV Opal Transport merupakan perusahaan yang bergerak di

bidang jasa rental mobil, paket wisata, dan pengiriman barang di

Yogyakarta tentu saja terkena dampak dari persaingan bisnis di

bidang jasa transportasi. Apalagi saat ini jasa ojek online sudah

(4)

kilat dalam kota. Semakin ketatnya persaingan di bidang jasa

transportasi merupakan salah satu dampak dari kemajuan teknologi.

Sebenarnya CV Opal Transport sudah menggunakan teknologi dalam

menjalankan bisnisnya, antara lain pengiklanan di web dan pemesanan online. Artinya CV Opal Transport tidak ketinggalan

dalam masalah teknologi, hanya tinggal memaksimalkan

kemampuan yang ada pada karyawan untuk terus menerus

mengupayakan agar tujuan yang diinginkan perusahaan tercapai.

Kemajuan teknologi memang menuntut karyawan untuk memiliki

kompetensi dan kinerja yang tinggi.

Adanya permasalahan kinerja karyawan di CV Opal Transport

diketahui setelah dilakukan wawancara singkat kepada manajer CV

Opal Transport. Diketahui bahwa dari segi kuantitas, kinerja

karyawan belum maksimal yang ditunjukkan dengan tidak

tercapainya target kerja yang sudah ditentukan. Dilihat dari segi

kualitas, pengetahuan karyawan tentang pekerjaan juga masih perlu

ditingkatkan, karena terdapat beberapa karyawan yang mengalami

(5)

terjadi komplain dari pelanggan tentang pelayanan.

CV Opal Transport harus berbenah diri dan mengoptimalkan

kinerja karyawan agar tetap eksis dan sukses di dalam persaingan

bisnis yang semakin ketat, karena keberhasilan perusahaan sangat

dipengaruhi oleh kinerja karyawan. Peningkatan kinerja karyawan

dapat dilakukan dengan mengevaluasi kinerja karyawan dan

meningkatkan atau menciptakan berbagai aspek yang mempengaruhi

peningkatan kinerja. Menurut Wibowo (2016), kinerja adalah tentang

melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut.

Banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi sumber daya

manusia dalam melaksanakan kinerjanya. Terdapat faktor dari dalam

diri sumber daya manusia sendiri maupun dari luar dirinya. Faktor

dari sumber daya manusia sendiri diantaranya meliputi kepuasan

kerja dan komitmen organisasi, sedangkan faktor dari luar diri

karyawan diantaranya meliputi gaya kepemimpinan dan budaya

organisasi.

Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang positif dari

(6)

yang telah dilakukannya (Luthans, 2011). Kepuasan kerja harus

ditingkatkan sebaik-baiknya agar dapat meningkatkan kinerja

karyawan. Seperti dalam penelitian Chi, et al (2008), ditunjukkan

bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan. Kepuasan kerja karyawan dipengaruhi oleh

lingkungan kerja karyawan, baik lingkungan di antara para karyawan

maupun hubungan dengan manajemen di atasnya (Robbins dan

Judge, 2015). Dengan kata lain, kepuasan kerja dipengaruhi oleh

budaya organisasi dan gaya kepemimpinan. Pernyataan ini

didapatkan dari hasil penelitian Chi, et al (2008) tentang kepuasan

kerja yang dipengaruhi oleh budaya organisasi dan gaya

kepemimpinan.

Menurut Robbins dan Judge (2015), budaya organisasi adalah

suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi

itu. Budaya organisasi berperan penting dalam meningkatkan kinerja

karyawan, seperti yang ditunjukkan dalam penelitian Chi, et al (2008)

bahwa budaya organisasi secara positif dan signifikan mempengaruhi

(7)

karyawannya harus menciptakan budaya organisasi yang mendukung

untuk kemajuan perusahaan dalam mencapai tujuan. Dari pernyataan

tersebut ditunjukkan bawah budaya organisasi tidak hanya

berpengaruh terhadap kepuasan kerja tetapi juga berpengaruh

langsung terhadap kinerja karyawan.

Menurut Robbins dan Judge (2015), gaya kepemimpinan adalah

cara yang digunakan seseorang untuk mempengaruhi kelompok

menuju tercapainya sasaran. Gaya kepemimpinan mempunyai peran

penting dalam meningkatkan kinerja karyawan karena

kepemimpinan yang baik dapat memberikan contoh dalam mencapai

tujuan perusahaan. Menurut penelitian Chu dan Lai (2011), gaya

kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan. Dari pernyataan tersebut ditunjukkan bawah gaya

kepemimpinan tidak hanya berpengaruh terhadap kepuasan kerja

tetapi juga berpengaruh langsung terhadap kinerja karyawan.

Salah satu faktor peningkatan kinerja karyawan dari sumber

daya manusia sendiri yang sangat penting adalah komitmen

(8)

organisasi adalah suatu bentuk identifikasi, loyalitas, dan keterlibatan

yang diekspresikan oleh karyawan terhadap organisasi. Oleh karena

itu dalam peningkatan kinerja karyawan, perusahaan tidak bisa

melupakan peran komitmen organisasi. Perusahaan perlu mengetahui

aspek apa saja yang dapat meningkatkan komitmen organisasi. Fu

dan Deshpande (2014) dalam penelitian menyatakan komitmen

organisasi mempengaruhi kinerja karyawan dan dipengaruhi oleh

kepuasan kerja. Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Perryer

dan Jordan (2005), komitmen organisasi dipengaruhi oleh gaya

kepemimpinan. Penelitian Fauzi, dkk. (2016) menunjukkan bahwa

komitmen organisasi dipengaruhi oleh budaya organisasi.

Adanya permasalahan menarik di bidang jasa transportasi, maka

akan dilakukan penelitian di CV Opal Transport. CV Opal Transport

merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi

yang memiliki permasalahan dalam hal persaingan bisnis dan kinerja

karyawan sehingga perlu berbenah. Mengingat pentingnya

faktor-faktor yang terkait dengan kinerja karyawan di CV Opal

(9)

konseptual “Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan

terhadap Kinerja Karyawan dengan Mediasi Kepuasan Kerja dan

Komitmen Organisasi (Studi pada karyawan CV Opal Transport).“

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan di CV Opal Transport ?

2. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan di CV Opal Transport ?

3. Bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan di CV Opal Transport ?

4. Bagaimana pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan di CV Opal Transport ?

5. Bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja di CV Opal Transport ?

(10)

7. Bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen organisasi di CV Opal Transport ?

8. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap komitmen organisasi di CV Opal Transport ?

9. Bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi di CV Opal Transport ?

10.Bagaimana peran mediasi kepuasan kerja dan komitmen organisasi pada pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja

karyawan di CV Opal Transport ?

11.Bagaimana peran mediasi kepuasan kerja dan komitmen organisasi pada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap

kinerja karyawan di CV Opal Transport ?

C. Tujuan Penelitian

1. Menguji dan menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan di CV Opal Transport.

(11)

3. Menguji dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan di CV Opal Transport.

4. Menguji dan menganalisis pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan di CV Opal Transport.

5. Menguji dan menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja di CV Opal Transport.

6. Menguji dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja di CV Opal Transport.

7. Menguji dan menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen organisasi di CV Opal Transport.

8. Menguji dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap komitmen organisasi di CV Opal Transport.

9. Menguji dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi di CV Opal Transport.

10.Menguji dan menganalisis peran mediasi kepuasan kerja dan komitmen organisasi pada pengaruh budaya organisasi

(12)

11.Menguji dan menganalisis peran mediasi kepuasan kerja dan komitmen organisasi pada pengaruh gaya kepemimpinan

terhadap kinerja karyawan di CV Opal Transport.

D. Manfaat penelitian 1. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan :

a. Memberikan bukti empiris yang menunjukkan pengaruh budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap

kinerja karyawan dengan mediasi kepuasan kerja dan

komitmen organisasi, yang dapat memberikan masukan

kepada CV Opal Transport khususnya manajer

perusahaan dalam meningkatkan kinerja karyawan.

b. Memberikan masukan faktor-faktor dalam

meningkatkan kinerja karyawan bagi perusahaan lain.

2. Manfaat Akademis

(13)

a. Memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang manajemen sumber

daya manusia.

(14)

12

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Kinerja Karyawan

Kinerja merupakan tingkat keberhasilan dalam melakukan pekerjaan serta kemampuan mencapai tujuan yang ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan berhasil apabila tujuan yang ditetapkan tercapai (Gibson, et al, 2011). Mangkunegara (2009) menyatakan kinerja karyawan merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai karyawan dalam melakukan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang dibebankan. Hasibuan (2013) menyatakan bahwa kinerja karyawan adalah suatu hasil kerja yang dicapai karyawan dalam melakukan pekerjaan yang diberikan, berdasar atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.

(15)

kinerja karyawan merupakan prestasi kerja, yakni perbandingan antara hasil yang dapat dilihat secara nyata dengan standar kerja yang telah ditetapkan perusahaan. Dari beberapa definisi kinerja karyawan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan adalah kemampuan karyawan menyelesaikan hasil pekerjaan pada standart yang ditentukan dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan.

Keberhasilan kinerja karyawan bisa diketahui jika perusahaan mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini bisa berupa tujuan atau target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau target, kinerja karyawan tidak mungkin dapat diketahui karena tidak ada tolok ukurnya. Untuk penilaian atas keberhasilan atau kegagalan kinerja karyawan maka perlu dilakukan pengukuran kinerja. Bernardin dan Russel yang dikutip oleh Sudarmanto (2009) menyampaikan bahwa ada 6 indikator untuk mengukur kinerja karyawan. Adapun keenam indikator tersebut adalah :

(16)

b. Kuantitas. Indikator kuantitas ini terkait dengan satuan jumlah yang dihasilkan.

c. Ketepatan waktu. Indikator ketepatwaktuan ini terkait dengan waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan atau dalam menghasilkan produk.

d. Efektivitas biaya. Indikator keefektivan ini terkait dengan tingkat penggunaan sumber-sumber organisasi seperti orang, uang, material, teknologi, dan sebagainya dalam memperoleh hasil.

e. Kebutuhan supervisi. Indikator perlunya pengawasan ini terkait dengan kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan tanpa asistensi pemimpin atau manajer.

f. Dampak interpersonal. Indikator ini terkait dengan kemampuan individu dalam meningkatkan perasaan harga diri, keinginan baik, dan kerja sama di antara sesama pekerja

(17)

internal karyawan. Menurut Timple yang dikutip oleh Mangkunegara (2009) faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi kinerja dari sifat-sifat karyawan itu sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan yang berasal dari lingkungan. Contoh faktor internal meliputi kepuasan kerja, motivasi kerja, dan komitmen organisasi, sedangkan contoh faktor eksternal yaitu budaya organisasi, gaya kepemimpinan, dan iklim organisasi.

(18)

fasilitas yang diberikan organisasi. Contextual factors ditunjukkan oleh tingginya tingkat tekanan dan perubahan lingkungan internal dan eksternal yang dilakukan manajer dan team leader. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja dapat bersumber dari dalam individu pegawai maupun dari luar individu, tinggal bagaimana kebijakan organisasi mampu menyelaraskan antara faktor-faktor tersebut.

Dari berbagai faktor kinerja yang diungkapkan oleh para ahli di atas, agar lebih lengkap maka penelitian ini menggunakan faktor-faktor yang bersumber dari dalam individu dan dari luar individu. Tujuan memilih cukup banyak faktor kinerja adalah agar dapat diketahui faktor apa saja yang paling dominan dalam mempengaruhi kinerja karyawan di CV Opal Transport yang dijadikan sasaran penelitian dan dapat berbenah untuk perbaikan kinerja di masa depan.

2. Komitmen Organisasi

(19)

Seperti yang dikemukakan Wirawan (2015), bahwa keberhasilan perusahaan ditentukan oleh kinerja karyawan, sedangkan kinerja karyawan sendiri dipengaruhi beberapa faktor diantaranya faktor internal karyawan yang salah satunya merupakan komitmen organisasi. Luthans (2011) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai sikap loyalitas karyawan dan merupakan proses berkelanjutan bagaimana seorang karyawan mengekspresikan perhatian mereka kepada kesuksesan dan kebaikan perusahaan. Gibson, et al (2011) memberikan pengertian bahwa komitmen adalah ekspresi karyawan terhadap perusahaan dalam bentuk identifikasi, loyalitas dan keterlibatan. Robbins dan Judge (2015) memandang komitmen dalam organisasi merupakan salah satu sikap kerja, karena merefleksikan perasaan seorang karyawan terhadap organisasi di tempatnya bekerja, seorang karyawan akan berupaya untuk tetap bekerja apabila menyukai organisasi tersebut.

(20)

keterkaitan emosi pada organisasi dan suatu kepercayaan terhadap nilai-nilainya. Continuance commitment berkaitan dengan nilai ekonomis yang diterima jika tetap berada dalam organisasi bila dibandingkan dengan keluar dari organisasi. Normative commitment berkaitan dengan kewajiban untuk tetap bertahan dalam organisasi karena alasan-alasan moral dan etika. Penelitian ini menggunakan 6 indikator pengukur komitmen organisasi yang mewakili 3 dimensi di atas, yaitu keterikatan emosional dengan perusahaan dan bangga menjadi bagian dari perusahaan mewakili dimensi affective commitment, tetap bertahan di perusahan karena kebutuhan sekaligus keinginan dan resiko meninggalkan perusahaan mewakili dimensi continuance commitment, kewajiban dan tanggung jawab pada perusahaan dan tidak etis apabila pindah perusahaan mewakili dimensi normative commitment(Meyer, et al dalam Sopiah, 2008).

(21)

perusahaan. Komitmen organisasi harus dijaga dan ditingkatkan bagi perusahaan yang ingin meningkatkan kesuksesan perusahaan.

Banyak hal yang perlu diusahakan agar dapat memunculkan komitmen organisasi bagi karyawan. McShane dan Glinow yang dikutip Wibowo (2016) menyatakan ada 5 cara untuk membangun komitmen organisasi yaitu

a. Keadilan dan dukungan

Keadilan dan dukungan adalah dukungan perusahaan akan kesejahteraan karyawannya, dimana hal tersebut akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan.

b. Nilai bersama

Nilai bersama berarti karyawan meyakini nilai-nilai dirinya sesuai dengan nilai-nilai dominan organisasi, hal tersebut berkaitan dengan budaya organisasi.

c. Kepercayaan

(22)

pekerjaan, hal tersebut berkaitan juga dengan gaya kepemimpinan.

d. Pemahaman organisasi

Pemahaman organisasi mencerminkan seberapa baik pekerja memahami organisasi, termasuk arah strategis, dinamika sosial, dan tata ruang fisik.

e. Pelibatan pekerja

Pelibatan organisasi dapat diartikan karyawan ikut serta dalam pengambilan keputusan.

Berdasarkan uraian mengenai cara membangun komitmen organisasi, dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi tidak hanya berhubungan dengan kinerja karyawan, tetapi juga memiliki hubungan yang erat dengan variabel-variabel yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu kepuasan kerja, budaya organisasi, dan gaya kepemimpinan.

3. Kepuasan Kerja

(23)

(2016), kepuasan kerja juga memiliki hubungan signifikan dan kuat terhadap komitmen organisasi. Jadi kepuasan kerja selain memberikan pengaruh langsung terhadap kinerja karyawan juga memberikan pengaruh terhadap komitmen.

Menurut Luthans (2011), kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang positif dari seseorang yang muncul dari penghargaan atas sesuatu pekerjaan yang telah dilakukannya. Kepuasan kerja merupakan hasil dari prestasi seseorang terhadap sampai seberapa baik pekerjaannya menyediakan sesuatu yang berguna baginya. Robbins dan Judge (2015) menyatakan kepuasan kerja sebagai suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, selisih antara banyaknya imbalan yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Karyawan yang menikmati pekerjaan akan merasa puas jika hasil kerja keras dan balas jasa dirasa adil dan layak.

(24)

terhadap berbagai aspek pekerjaan. Davis dan Newstrom yang dikutip Wibowo (2016) mendeskripsikan kepuasan kerja sebagai seperangkat perasaan karyawan tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka.

(25)

sosial. Kelima dimensi tersebut dapat digunakan untuk mengukur kepuasan kerja.

Terdapat beberapa teori kepuasan kerja dari para ahli yang menjelaskan alasan mengapa karyawan bisa merasa puas dalam bekerja. Rivai dan Sagala (2014) menjelaskan pada umumnya ada 3 teori yang sering dibahas dan digunakan, yaitu :

a. Discrepancy theory.

Teori ini dijelaskan oleh Porter yang menyatakan pengukuran kepuasan kerja adalah dengan menghitung selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan.

b. Equity theory.

(26)

c. Two factor theory.

Teori ini dikemukakan oleh Herzberg. Menurut two factor theory, karakteristik pekerjaan dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu motivator dan hygiene. Motivator ialah faktor-faktor atau situasi yang dibentuknya sebagai sumber kepuasan kerja, dikatakan bahwa hadirnya faktor ini akan menimbulkan kepuasan, tapi ketiadaaan faktor ini tidak selalu mengakibatkan ketidakpuasan. hygiene factors ialah faktor-faktor yang terbukti menjadi sumber ketidakpuasan. Jika hal tersebut tidak terpenuhi seseorang akan tidak puas, namun apabila terpenuhi akan mengurangi atau menghilangkan ketidakpuasan, hanya saja tidak akan menimbulkan kepuasan karena faktor-faktor ini bukan sumber kepuasan kerja.

(27)

hal-hal yang berasal dari luar diri karyawan, seperti kondisi fisik lingkungan kerja, interaksi dengan karyawan lain, sistem penggajian, dan lain sebagainya.

4. Gaya Kepemimpinan

Berbeda dengan kepuasan kerja dan komitmen organisasi yang merupakan faktor internal yang mempengaruhi kinerja karyawan, gaya kepemimpinan merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja karyawan. Robbins dan Judge (2015) menyatakan kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya tujuan. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi ke arah pencapaian suatu atau beberapa tujuan tertentu. Kepemimpinan menyangkut proses pengaruh sosial yang disengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktivitas dan pengaruh di dalam sebuah organisasi .

(28)

kepemimpinan dalam hubungan mana kita memusatkan perhatian pada apa yang dilakukan oleh pemimpin tersebut. Dengan demikian keberhasilan kepemimpinan akan didapatkan dari gaya kepemimpinan yang muncul pada saat pemimpin memimpin bawahannya. Pengertian gaya kepemimpinan sendiri menurut Thoha (2007) adalah norma perilaku yang digunakan seorang pemimpin pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi bawahannya.

Menurut Rivai dan Mulyadi (2009), gaya kepemimpinan merupakan sekumpulan ciri yang digunakan pemimpin untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpianan adalah pola perilaku dan strategi yang dikuasi dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh bawahannya dengan tujuan mempengaruhi bawahannya agar tujuan tercapai.

(29)

mencapai tujuan. Menurut House yang dikutip Thoha (2007) ada 4 macam gaya kepemimpinan yang dapat mempengaruhi bawahan agar tujuan organisasi tercapai, yaitu :

a. Kepemimpinan Direktif

Pemimpin sering memberikan perintah atau tugas khusus kepada bawahan. Pemimpin memberikan arahan atau instruksi mengenai apa yang harus dilakukan dan mengharapkan pegawainya untuk melaksanakannya sesuai dengan petunjuk yang ia berikan.

b. Kepemimpinan Suportif

Kepemimpinan suportif juga dikenal dengan istilah perilaku penyokong atau perhatian, dalam gaya ini pemimpin bersedia menjelaskan segala permasalahan pada bawahan, mudah didekati, dan memuaskan para karyawan. dengan cara membimbing karyawan dengan sebaik-baiknya.

c. Kepemimpinan Partisipatif

(30)

gagasannya sebelum mengambil keputusan dan menggunakan metode karyawan tersebut terhadap pemecahan masalah dan mengambil keputusan tersebut jika dianggap sesuai oleh pemimpin.

d. Kepemimpinan Orientasi Prestasi

Kepemimpinan orientasi prestasi adalah kepemimpinan yang mengajukan tantangan yang menarik bagi bawahan dan merangsang untuk mencapai tujuan, serta melaksanakan dengan baik. Gaya kepemimpinan ini menantang dan merangsang para karyawan, mengharapkan karyawan untuk berprestasi setinggi mungkin dan percaya pada kemampuan karyawan untuk mencapainya.

(31)

5. Budaya Organisasi

Sama seperti gaya kepemimpinan, budaya organisasi merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja karyawan. Robbins dan Judge (2015) mengartikan budaya organisasi sebagai sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lainnya. Budaya organsiasi mewakili sebuah persepsi yang sama dari para anggota organisasi.

(32)

organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan internal.

Berdasarkan definisi yang dikemukakan para ahli, budaya organisasi dapat disimpulkan sebagai keyakinan dan nilai-nilai organisasi yang diyakini dan dijiwai oleh seluruh anggotanya dalam melakukan pekerjaan dan berperilaku sehari-hari di dalam organisasi. Budaya organisasi merupakan nilai-nilai dan sikap-sikap yang telah diyakini karyawan sehingga telah menjadi perilaku karyawan dalam keseharian. Sikap-sikap dan nilai-nilai yang telah mengkristal dalam organisasi akan menutun karyawan untuk berperilaku sesuai dengan sikap dan nilai yang diyakini. Dengan kata lain, budaya akan mempengaruhi sejauhmana anggota organisasi dalam mencapai tujuan organisasi (Sudarmanto, 2009).

(33)

baik. Penelitian O’Reilly, et al yang dikutip oleh Robbins dan Judge (2015) mengidentifikasi 7 karakteristik utama budaya organisasi, yaitu:

a. Inovasi dan pengambilan resiko, sejauh mana para karyawan didorong agar inovatif dan mengambil risiko.

b. Perhatian terhadap detail, sejauh mana para karyawan diharapkan memperlihatkan kecermatan, analisis, dan perhatian terhadap detail.

c. Orientasi hasil, sejauh mana manajemen memusatkan perhatian pada hasil bukan pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil itu.

d. Orientasi orang, sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan dampak hasil-hasil pada orang-orang di dalam organisasi itu.

e. Orientasi tim, sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan berdasar tim, bukan berdasar pada individu.

(34)

g. Stabilitas, sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status quo dalam perbandingannya dengan pertumbuhan.

Budaya organisasi dapat menunjukkan pada masyarakat tentang keberadaan perusahaan dari ciri khas yang dimiliki dari sekian banyaknya perusahaan yang ada. Budaya organisasi juga dapat berfungsi sebagai dorongan kepada karyawan untuk mencapai prestasi kerja atau produktivitas yang lebih baik. Menurut Robbins dan Judge (2015), fungsi budaya organisasi adalah :

a. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.

b. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.

c. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang.

(35)

standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.

e. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.

Dari pendapat di atas mengenai fungsi budaya organisasi, dapat diketahui budaya itu memang ada di dalam sebuah organisasi. Budaya organisasi berguna bagi organisasi dan karyawan. Budaya organisasi tidak hanya berpengaruh terhadap kinerja karyawan tetapi juga mendorong terciptanya komitmen organisasi. Keadaan seperti ini jelas akan menguntungkan sebuah organisasi. Jika budaya organisasi merupakan aspek penting dalam meningkatkan komitmen organisasi dan kinerja karyawan, maka budaya organisasi harus dikelola dengan baik. Untuk dapat mengelola dengan baik diperlukan pengertian yang jelas dan perhatian terhadap budaya organisasi.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

(36)

Tabel 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

Chris Perryer dan Catherine Jordan (2005)

The Influence of Leader Behaviors on Organizational Commitment: A Study in the Australian Public Sector

Gaya kepemimpinan dilihat dari gaya mendukung berpengaruh positif dan signifikan terhadap (Studi pada PT. Sido Muncul Kaligawe Semarang)

1. Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi 2. Kepuasan kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi 3. Kepuasan kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan 4. Budaya organisasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan 5. Komitmen organisasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Hsin Kuang

Chi, Huery Ren Yeh, dan Chiou Huei Yu (2008)

The Effects of Transformation Leadership, Organizational Culture, Job Satisfaction on the Organizational berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja 2. Budaya organisasi

(37)

Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

3. Kepuasan kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan 4. Kepemimpinan

transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan 5. Budaya organisasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

1. Gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi 2. Komitmen organisasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan 3. Gaya kepemimpinan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan 4. Komitmen organisasi

memediasi gaya

A Research on The Influence of Leadership Style County and City

1. Gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan 2. Gaya kepemimpinan

(38)

Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

Government In

Taiwan 3. Komitmen organisasimemediasi gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan Muhammad

Fauzi, Moch Mukeri Warso, dan Andi Tri Haryono PT. Toys Games Indonesia Semarang)

1. Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi 2. Kepuasan kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi 3. Kepuasan kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan 4. Budaya organisasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan 5. Komitmen organisasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Ramlan

Ruvendi (2005)

Imbalan dan Gaya Kepemimpinan Pengaruhnya terhadap

Kepuasan Kerja Karyawan di Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor

Gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja

Weihui Fu dan Satish

Deshpande (2014)

The Impact of Caring Climate, Job Satisfaction, and

Organizational

1. Kepuasan kerja

(39)

Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

Commitment on Job Performance of Employees in a China’s Insurance Company

2. Kepuasan kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan 3. Komitmen organisasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

C. Pengaruh Antar Variabel dan Hipotesis

1. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja

Karyawan

Budaya organisasi diperlukan dalam suatu perusahaan sebagai sistem nilai yang membentuk aturan atau pedoman dalam berfikir dan bertindak para karyawan untuk mencapai tujuan. Budaya organisasi yang tumbuh dan terpelihara dengan baik akan mampu memacu organisasi ke arah perkembangan yang lebih baik, dengan kata lain kinerja karyawan juga akan ikut meningkat seiring tumbuhnya nilai-nilai dari budaya yang mendukung kinerja karyawan dan tujuan organisasi.

(40)

Hasil senada ditemukan di penelitian Fauzi, dkk. (2016), yaitu budaya organisasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H1 : Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

2. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja

Karyawan

Gaya kepemimpinan diperlukan untuk mempengaruhi karyawan agar berperan aktif dalam menjalankan tugasnya. Gaya kepemimpinan dapat menuntun karyawan untuk bekerja lebih giat, lebih baik, dan bertanggungjawab penuh atas tugas yang dibebankan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Dengan demikian, gaya kepemimpinan memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja karyawan.

(41)

sejalan dengan penelitian Chu dan Lai (2011) yang menyatakan gaya kepemimpinan berpngaruh secara positif dan signifikan terhdap kinerja karyawan. Hasil tersebut dikuatkan oleh penelitian Yeh dan Hong (2012), yang menunjukkan hasil yang sama yaitu gaya kepemimpinan berpengaruh kuat dan positif terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H2 : Gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

3. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan

(42)

bahwa hubungan antara keduanya sulit untuk menetapkan ke arah mana hubungan sebab akibat di antara keduanya. Namun dari berbagai penelitian ditemukan bukti bahwa perusahaan yang memiliki karyawan yang lebih puas cenderung lebih efektif dibandingkan organisasi yang memiliki karyawan yang kurang puas.

Hasil penelitian yang dilakukan Fu dan Deshpande (2014) memperlihatkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Chi, et al (2008) yang menyatakan adanya pengaruh positif dan signifikan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H3 : Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

4. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kinerja

Karyawan

(43)

Komitmen organisasi dibangun atas dasar kepercayaan karyawan atas nilai-nilai organisasi, kerelaan karyawan membantu mewujudkan tujuan organisasi, dan loyalitas untuk tetap menjadi anggota organisasi. Komitmen organisasi akan menimbulkan rasa ikut memiliki bagi karyawan terhadap organisasi. Apabila seorang karyawan merasa terlibat dan memiliki loyalitas dengan organisasi maka dia akan merasa senang dalam bekerja dan merasa berkewajiban memajukan perusahaan sehingga kinerjanya dapat meningkat.

Fu dan Deshpande (2014) menguji pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan di perusahaan asuransi. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Yeh dan Hong (2012) yang menyatakan komitmen organisasi mempengaruhi secara positif terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

(44)

5. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja

Budaya organisasi merupakan suatu sistem makna bersama yang disepakati dan dijalankan oleh anggota organisasi. Kesesuaian antara individu dengan budaya organisasi dimana seseorang tersebut bekerja akan menimbulkan kepuasan kerja. Karyawan dapat bekerja dengan baik apabila mereka merasa nyaman dengan kondisi yang ada di dalam perusahaan tempat ia bekerja. Lingkungan sosial dan nilai bersama di tempat kerja yang kondusif dapat mempengaruhi semangat dan kepuasan kerja karyawan dalam suatu organisasi. Apabila karyawan cocok dengan budaya organisasi didalam suatu perusahaan tersebut maka akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan tersebut.

(45)

dan perhatian. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai serta peraturan-peraturan yang merupakan indikator budaya organisasi obyek penelitian tersebut mempengaruhi perilaku karyawan yang mengarah pada terciptanya kepuasan kerja.

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H5 : Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja.

6. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan

Kerja

(46)

menciptakan suasana kerja yang baik dalam perusahaan sehingga akan memberikan pengaruh yang positif terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan.

Penelitian yang dilakukan Chi, et al (2008) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Hasil penelitian ini menunjukkan pemimpin yang karismatik, memberi contoh yang baik, dan membangun visi praktis dan jelas untuk bawahan dapat meningkatkan kepuasan kerja. Hasil senada ditemukan di penelitian Ruvendi (2005), diperoleh bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H6 : Gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja.

7. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Komitmen

Organisasi

(47)

menjadi identitas bagaimana karakter organisasi tersebut. Budaya organisasi yang menempatkan nilai-nilai kemanusiaan, keterbukaan, rasa kebersamaan, dan pelibatan karyawan sebagai nilai bersama, akan membuat karyawan merasa organisasi tempat bekerja lebih sebagai keluarga besar di mana tujuan organisasi dipandang identik dengan tujuan pribadi karyawan sehingga mereka akan menunjukkan komitmen yang tinggi.

Fauzi, dkk. (2016) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan positif terhadap komitmen organisasi. Penelitian Taurisa dan Ratnawati (2012) yang mengukur budaya organisasi dengan keterbukaan, rasa aman dengan pekerjaan, perasaan dihargai, kerja sama, kejelasan organisasi, dan dukungan dan perhatian, menunjukkan bahwa semakin kuat budaya organisasi maka semakin tinggi komitmen organisasi dalam diri karyawan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

(48)

8. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Komitmen Organisasi

Gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan cara seorang pemimpin dalam mengatur dan mengelola bawahannya. Melalui gaya kepemimpinan, seorang pemimpin diharapkan mampu mengatasi berbagai masalah dengan memanfaatkan sumber daya yang ada baik sumber daya modal maupun sumber daya manusia secara efektif dan efisien sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Apabila saat pemimpin akan melakukan pengambilan keputusan ketika ada masalah atau hal penting melibatkan dan mempercayai karyawan, maka karyawan akan merasa dihargai, dianggap penting, dan menjadi bagian dari organisasi sehingga menimbulkan komitmen yang tinggi terhadap organisasi.

Perryer dan Jordan (2005) meneliti dasar hubungan antara komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan dilihat dari gaya

mendukung dan gaya memadamkan pada organisasi

(49)

kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi.

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H8 : Gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi.

9. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Komitmen

Organisasi

(50)

dengan penelitian yang dilakukan oleh Fauzi, dkk. (2016), yang menunjukkan kepuasan kerja yang semakin tinggi dapat meningkatkan komitmen organisasi.

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H9 : Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi.

10. Peran Mediasi Kepuasan Kerja dan Komitmen

Organisasi pada Pengaruh Budaya Organisasi terhadap

Kinerja Karyawan

(51)

lebih nyaman untuk terus bertahan di suatu perusahaan. Komitmen organisasi yang dirasakan karyawan tentu saja akan meningkatkan kinerja karyawan. Karyawan yang merasa dihargai, puas, dan tetap ingin bertahan di perusahaan tentunya lebih dapat memaksimalkan kinerjanya, karena merasa perusahaan merupakan bagian dari dirinya sehingga memajukan perusahaan merupakan kewajiban sekaligus kebutuhan bagi individu karyawan.

(52)

komitmen organisasi sendiri berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H10 : Kepuasan kerja dan komitmen organisasi memediasi pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan.

11. Peran Mediasi Kepuasan Kerja dan Komitmen

Organisasi pada Pengaruh Gaya Kepemimpinan

terhadap Kinerja Karyawan

(53)

memiliki bagi karyawan terhadap perusahaan. Apabila seorang karyawan merasa terlibat dan memiliki loyalitas dengan organisasi maka dia akan merasa senang dalam bekerja dan merasa berkewajiban memajukan perusahaan sehingga kinerjanya dapat meningkat.

(54)

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H11 : Kepuasan kerja dan komitmen organisasi memediasi pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.

D. Model Penelitian

Berdasarkan landasan teori, penelitian terdahulu, dan hipotesis, model penelitian yang diajukan meliputi variabel budaya organisasi, gaya kepemimpinan, kepuasan kerja, komitmen organisasi dan kinerja karyawan disajikan sebagai berikut :

Gambar 2.1. Model Penelitian

Budaya

Organisasi KaryawanKinerja

(55)

METODE PENELITIAN

A. Obyek dan Subyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah CV Opal Transport, sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan CV Opal Transport.

B. Populasi dan Sampel

(56)

SEM dan jumlah populasi adalah 14γ orang, maka metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode sensus yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, β015), jadi sampel yang digunakan berjumlah 14γ orang yang terdiri dari karyawan divisi pemasaran, keuangan dan lapangan.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung, berupa informasi dalam bentuk angka (Sugiyono, β015). Data kuantitatif penelitian ini didapat dari jawaban pengisian kuesioner oleh responden yang sudah ditentukan skornya.

(57)

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang cocok digunakan jika jumlah responden cukup besar (Sugiyono, β015).

(58)

Tabel 3.1. Jawaban dan Skor Kuesioner

Jawaban Skor

Sangat Tidak Setuju 1

Tidak Setuju β

Netral γ

Setuju 4

Sangat Setuju 5

(59)

Agar lebih mudah dicari hubungan antar variabel, variabel harus didefinisikan secara operasional. Menurut Sugiyono (β015), definisi operasional adalah penentuan variabel sedemikian rupa sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Indikator

Kinerja tujuan yang ditetapkan. (Gibson, et al, β011)

1. Kualitas β. Kuantitas γ. Ketepatan Waktu 4. Efektivitas Biaya 5. Kebutuhan Supervisi 6. Dampak Interpersonal (Bernardin dan Russel dalam Sudarmanto, β009) Komitmen

organisasi

Sikap loyalitas karyawan dan merupakan proses berkelanjutan bagaimana seorang karyawan

mengekspresikan perhatian mereka kepada kesuksesan dan kebaikan perusahaan. (Luthans, β011)

Affective Commitment: 1. Keterikatan emosional

dengan perusahaan β. Bangga menjadi

bagian dari perusahaan Continuance Commitment: γ. Tetap bertahan di

perusahan karena kebutuhan dan keinginan

(60)

Variabel Definisi Operasional Indikator

Normative Commitment: 5. Kewajiban dan

tanggung jawab pada perusahaan

6. Tidak etis apabila pindah perusahaan (Meyer, et al dalam Sopiah, β008)

Kepuasan kerja Keadaan emosional yang positif dari seseorang yang muncul dari penghargaan atas sesuatu pekerjaan yang telah dilakukannya. (Luthans, β011)

1. Pekerjaan Itu Sendiri β. Gaji

γ. Kesempatan Promosi 4. Supervisi

5. Rekan Kerja (Luthans, β011) Gaya

kepemimpinan

Sekumpulan ciri yang digunakan pemimpin untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai. (Rivai dan Mulyadi, β009)

1. Kepemimpinan (House dalam Thoha, β007) Budaya

organisasi

Keyakinan dan nilai bersama yang memberikan makna bagi anggota sebuah institusi dan menjadikan keyakinan dan nilai tersebut sebagai pedoman berperilaku di dalam organisasi. (Sobirin, β009)

1. Inovasi dan

Pengambilan Resiko β. Perhatian terhadap

Detail

(61)

F. Uji Kualitas Data 1. Uji Validitas

Validitas berarti sejauh mana alat ukur dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, β015). Kuesioner dikatakan valid apabila pernyataan dalam kuesiner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut (Sanusi, β011). Dalam penelitian ini, pengujian validitas dilakukan dengan menguji validitas konvergen dan validitas diskriminan.

Validitas konvergen berhubungan dengan prinsip bahwa indikator-indikator dari suatu konstruk seharusnya berkorelasi tinggi. Uji validitas konvergen dapat dilihat dari nilai

standardized estimate untuk tiap indikator konstruk, yaitu nilai

(62)

konstruk. Apabila akar kuadrat Variance Extracted lebih tingggi dari korelasi antar konstruk, maka validitas diskriminan terpenuhi (Ghozali, β014). Adapun rumus Variance Extracted

sebagai berikut :

Variance Extracted =

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan konsistensi indikator dalam mengukur konstruk. Untuk mengukur reliabilitas dalam SEM, dianjurkan menggunakan nilai Composite Reliability dan Variance Extracted. Sebuah konstruk mempunyai reliabilitas yang baik atau reliabel apabila nilaiConstruct Reliability≥ 0,70 dan nilai Variance Extracted ≥ 0,50 (Ferdinand, β014). Adapun rumusConstruct Reliabilitysebagai berikut :

Construct Reliability=

(63)

G. Uji Hipotesis dan Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis dan menyajikan data secara lebih terperinci mengenai keadaan responden dan tanggapan dari responden atas pernyataan dalam kuesioner. Analisis deskriptif dalam penelitian ini akan menjelaskan karakteristik responden yang diklarifikasi berdasar jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan masa kerja. Selain karakteristik responden, juga akan disajikan gambaran dari jawaban responden dari hasil tabulasi data.

2. Analisis Inferensial

Analisis inferensial digunakan untuk menjelaskan hubungan antar variabel dan penarikan kesimpulan. Analisis inferensial yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation

Modeling atau biasa disingkat SEM. SEM merupakan teknik

(64)

model dibangun dari variabel eksogen, intervening dan endogen yang dibangun pula dari beberapa indikator (Ferdinand, β014).

SEM digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan bahwa SEM memiliki kemampuan untuk menggabungkan model pengukuran dan model struktural secara simultan dan mempunyai kemampuan menguji pengaruh langsung dan tidak langsung. Untuk membuat pemodelan SEM yang lengkap harus melalui 7 langkah (Hair dalam Ferdinand, β014). Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menggunakan SEM adalah sebagai berikut :

a. Pengembangan Model Teoretis

(65)

berjustifikasi ilmiah merupakan syarat utama menggunakan pemodelan SEM. Adapun hubungan kausalitas dari pengembangan teori di penelitian ini dinyatakan dalam hipotesis.

b. Pengembangan Diagram Jalur

(66)

Gambar 3.1. Diagram Jalur

c. Konversi Diagram Jalur ke dalam Persamaan

(67)

1) Persamaan Struktural

KEPUASAN= 1BUDAYA + βKEPEMIMPINAN + eγβ

KOMITMEN= γBUDAYA + 4KEPEMIMPINAN + 1KEPUASAN + eγγ

KINERJA= 5BUDAYA + 6KEPEMIMPINAN + β KEPUASAN + γ KOMITMEN + eγ4

2) Persamaan Pengukuran

Tabel 3.3. Persamaan Pengukuran Variabel Eksogen Variabel Endogen Budaya organisasi :

BO1 = λ1 BUDAYA + e1 Gaya kepemimpinan : GK1 = λ8 GAYA

KEPEMIMPINAN + e8 GKβ = λ9 GAYA

KEPEMIMPINAN+ e9

Kepuasan kerja :

(68)

Variabel Eksogen Variabel Endogen GKγ = λ10 GAYA

KEPEMIMPINAN+ e10 GK4 = λ11 GAYA

KEPEMIMPINAN+ e11

CN = λβ4 KOMITMEN + eβ4 NR = λβ5 KOMITMEN + eβ5 Kinerja karyawan :

KK1 = λβ6 KINERJA + eβ6 KKβ = λβ7 KINERJA + eβ7 KKγ = λβ8 KINERJA + eβ8 KK4 = λβ9 KINERJA + eβ9 KK5 = λγ0 KINERJA + eγ0 KK6 = λγ1 KINERJA + eγ1

d. Memilih Matriks Input dan Estimasi Model

Data input yang digunakan dalam SEM berupa matriks korelasi atau matriks kovarian. Penelitian yang menggunakan analisis SEM sebaiknya menggunakan input matriks kovarian pada saat pengujian teori, sebab matriks kovarian memiliki kelebihan dalam memvalidasi hubungan kausalitas (Hair dalam Ferdinand, β014). Setelah data input dipilih, langkah selanjutnya adalah melakukan estimasi model. Model estimasi yang digunakan tergantung dari jumlah sampel penelitian yang dilibatkan. Dalam penelitian yang melibatkan 100 s.d. β00 responden seperti dalam penelitian ini sebaiknya menggunakan teknik estimasi

(69)

e. Kemungkinan Munculnya Masalah Identifikasi Masalah identifikasi adalah ketidakmampuan model struktural untuk menghasilkan estimasi yang unik. Pendeteksian awal dari masalah identifikasi adalah dengan melihat derajat kebebasan yang positif. Apabila derajat kebebasan bernilai negatif, maka model memiliki banyak solusi dan teknik SEM tidak dapat dijalankan, masalah identifikasi ini disebut underidentified. Apabila derajat kebebasan bernilai nol, maka model memiliki solusi yang unik tetapi tidak dapat diterima secara statistik, masalah ini disebut just identified. Model dengan derajat kebebasan positif atau over identified dapat memiliki solusi yang unik untuk estimasi parameter dan pengujian hipotesis karena jumlah parameter yang diestimasi lebih kecil dari jumlah varian dan kovarian data.

(70)

masalah-masalah lain yang diperoleh dari pengumpulan data, yaitu standard error terlalu besar, matriks negatif, varians errornegatif, korelasi yang tinggi antar koefisien estimasi.

Salah satu cara mengatasi masalah identifikasi pada model adalah dengan menambah konstrain terhadap

parameter yang berarti estimated coefficient dieliminasi. Langkah ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan derajat kebebasan yang positif agar model memiliki solusi unik. Untuk nilai varians error negatif juga dapat dikonstrain dengan cara memberikan nilai positif kecil.

f. Evaluasi KriteriaGoodness-of-Fit

Tindakan pertama yang dilakukan adalah mengevaluasi apakah data yang digunakan dapat memenuhi

(71)

1) Ukuran Sampel

Ukuran sampel yang sesuai dalam SEM adalah berjumlah 100 s.d. β00 sampel (Hair dalam Ferdinand, β014). Dalam penelitian ini digunakan 14γ sampel, jadi sudah memenuhi asumsi ukuran sampel.

2) Normalitas

SEM yang menggunakan teknik estimasiMaximum

Likelihood mempersyaratkan dipenuhi asumsi

normalitas. Uji normalitas perlu dilakukan baik normalitas univariate maupun multivariate. Uji normalitas univariate dapat dilihat dari nilai critical (c.r.) skewness, sedangkan uji normalitas multivariate dapat dilihat dari nilai critical (c.r.) kurtosis. Distribusi

normal terpenuhi apabila nilai c.r. berada pada rentang ± β,58 pada tingkat signifikansi 0,01 baik univariate

(72)

3) Outliers

Outliers adalah nilai ekstrim yang muncul

baik secara univariate maupun multivariate. Pengujian ada tidaknya univariate outliers dilakukan dengan menganalisa nilai standart skor (z-score) yang mempunyai rata-rata nol dan standart deviasi sebesar satu dari data penelitian yang digunakan. Untuk sampel besar, nilai ambang batas dari z-score berada pada rentang γ sampai dengan 4. Apabila terdapat nilai

z-score ≥ ± γ, maka akan dikategorikan sebagai

univariate outliers.

Uji outliers multivariate dilakukan dengan kriteria

mahalanobis distance pada tingkat p < 0,001.

Mahalanobis distance ini dievaluasi dengan

menggunakan chi-square pada derajat kebebasan sebesar jumlah indikator yang digunakan dalam penelitian. Apabila mahalanobis distance lebih besar

dari chi-square, berarti dikategorikan sebagai

(73)

4) Multikolinearitas

Multikolinearitas dapat dideteksi dari korelasi antar variabel eksogen dan perbandingan antara korelasi variabel eksogen dengan nilai Rβ. Nilai korelasi antar

variabel eksogen yang lebih besar dari 0,8 atau 0,9 dan nilai korelasi variabel eksogen yang lebih besar dari nilai Rβ memberikan identifikasi adanya problem

multikolinearitas (Maruyama, 1998).

(74)

Tabel 3.4. KriteriaGoodness-of-Fit Goodness-of-fit index Cut-off value

Chi-square

Significance Probability CMIN/DF

GFI AGFI TLI CFI RMSEA

Diharapkan kecil ≥ 0,05

≤ β,0 ≥ 0,90 ≥ 0,90 ≥ 0,95 ≥ 0,95 ≤ 0,08

Sumber : Arbuckle, Hair, Hulland, et al, Brown dan Cudeck (dalam Ferdinand, β014)

g. Interpretasi dan Modifikasi Model

Modifikasi dilakukan dengan mengamati standardize

residuals covariance yang dihasilkan oleh model. Batas

(75)

terhadap model yang diestimasi itu berdasarkan teori yang mendukung.

Apabila model sudah memenuhi semua asumsi, layak, dan dimodifikasi (jika perlu), selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Hipotesis penelitian ini terdiri dari hipotesis kausalitas (sebab akibat) dan mediasi. Pengujian hipotesis kausalitas dilakukan berdasarkan nilai Critical Ratio (C.R.) atau nilai P dari hubungan kausalitas hasil pengolahan SEM. Kriteria pengujian adalah menolak hipotesis nol apabila nilai P < 0,05 atau Critical Ratio

(C.R.) > 1,96. Uji hipotesis mediasi pada penelitian ini menggunakan strategi product of coefficient dengan teknik

resampling yaitu bootstrapping yang didasarkan pada

(76)
(77)

75

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil CV Opal Transport

CV Opal Transport merupakan perusahaan yang bergerak di

bidang jasa rental mobil, paket wisata, dan pengiriman barang. CV

Opal Transport didirikan pada tanggal 19 September 2008 dengan

alamat Jalan Nyai Ahmad Dahlan No. 51 Kauman Ngupasan

Gondomanan Yogyakarta. Setelah mengalami kemajuan dan

perkembangan yang cukup pesat, untuk lebih memudahkan

pelanggan dan daya tampung parkir kendaraan yang disewakan,

maka diputuskan berpindah kantor baru. Mulai tahun 2015, CV Opal

Transport mulai beroperasi di Jalan Jombor Lor RT 01 RW 18

Sinduadi Mlati Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.

CV Opal Transport dalam menjalankan bisnisnya memiliki visi

dan misi yang jelas agar semua fungsi dalam manajemen dapat

berjalan dengan baik, karena adanya landasan yang kuat tentang

(78)

perkembangan bisnis selanjutnya. Visi dan misi CV Opal Transport

sebagai berikut :

1. Visi

CV Opal Transport menjadi perusahaan jasa rental mobil

dan paket wisata terkemuka dan terpercaya di Daerah Istimewa

Yogyakarta.

2. Misi

a. Memberikan pelayanan dan kepuasan terbaik kepada pelanggan.

b. Membangun serta menciptakan citra terbaik perusahaan.

c. Menjaga kepercayaan dan loyalitas pelanggan.

d. Menciptakan lapangan kerja serta menyejahterakan karyawan dan lingkungan sekitar perusahaan.

CV Opal Transport membuat struktur organisasi dengan tujuan

agar koordinasi dari masing-masing bagian atau divisi berjalan

dengan lancar dan memudahkan pengendalian. Dengan demikian

(79)

akhirnya mempermudah pencapaian tujuan perusahaan. Struktur

organisasi CV Opal Transport sebagai berikut :

Gambar 4.1. Struktur Organisasi

B. Karakteristik Responden

Kuesioner yang didistribusikan kepada karyawan CV Opal

Transport sebanyak 143 eksemplar yang dimulai sejak tanggal 20

Oktober 2016 sampai dengan 26 Oktober 2016. Kuesioner yang

dikembalikan berjumlah 143 eksemplar dan semuanya layak

digunakan. Berdasarkan hasil pengisian responden dari kuesioner

yang dikembalikan, maka dapat diperoleh gambaran mengenai

Manajer Utama

Manajer Administrasi

Sopir Pemandu Wisata Manajer Lapangan Manajer Pemasaran

Staff Staff

(80)

karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan

terakhir, dan masa kerja. Adapun karakteristik responden secara lebih

rinci disajikan sebagai berikut :

Tabel 4.1. Karakteristik Responden

No. Karakteristik Frekuensi Persentase

1. Jenis kelamin Laki-laki 125 87,4%

Perempuan 18 12,6%

Total 143 100%

2. Usia 21-30 tahun 26 18,2%

31-40 tahun 95 66,4%

41-50 tahun 22 15,4%

Total 143 100%

3. Pendidikan

terakhir SMPSMA/SMK 12110 8,4%76,9%

D3/S1 21 14,7%

Total 143 100%

4. Masa kerja 1-3 tahun 16 11,2%

4-6 tahun 109 76,2%

> 7 tahun 18 12,6%

Total 143 100%

Sumber : Data primer yang diolah, 2016, Lampiran 2

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa mayoritas

responden yaitu karyawan laki-laki sebanyak 125 orang (87,4%) dan

sisanya perempuan sebanyak 18 orang (12,6%). Responden

(81)

sebanyak 95 orang (66,4%). Berdasarkan dari latar belakang

pendidikan, sebagian besar karyawan mempunyai latar belakang

SMA/SMK yaitu sebanyak 110 orang (76,9%). Responden dengan

masa kerja 4-6 tahun menempati jumlah terbanyak yaitu 109 orang

(45,83%).

C. Deskripsi Jawaban Responden

Deskripsi jawaban responden digunakan untuk mendapatkan

gambaran jawaban responden terhadap pernyataan yang diberikan

dalam kuesioner. Gambaran jawaban responden ini didapatkan dari

total frekuensi responden dalam memberikan jawaban pada

masing-masing pernyataan yang mengukur variabel penelitian.

Rata-rata dari penilaian jawaban responden dapat untuk menentukan

kategori penilaian persepsi terhadap indikator atau variabel karena

pernyataan memiliki jawaban bertingkat dari 1 s.d. 5. Untuk

memudahkan penilaian dari rata-rata tersebut akan didasarkan pada

rentang skor jawaban. Panjang kelas interval penilaian didapatkan

(82)

dibagi dengan banyak kelas (5). Adapun kategori penilaian persepsi

responden disajikan sebagai berikut :

Tabel 4.2. Kategori Penilaian

Means Kategori

1 - 1,79 Sangat Rendah

1,80 - 2,59 Rendah 2,60 - 3,39 Cukup 3,40 - 4,19 Tinggi

4,20 - 5,00 Sangat Tinggi

1. Deskripsi Jawaban Variabel Kinerja Karyawan

Variabel kinerja karyawan dalam penelitian ini diukur

dengan menggunakan 6 pernyataan dalam kuesioner yang

didasarkan pada 6 indikator pengukur kinerja karyawan.

Deskripsi variabel kinerja karyawan CV Opal Transport

disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 4.3. Deskripsi Variabel Kinerja Karyawan

No. Indikator Frekuensi Jawaban Mean Kategori

STS

(1) TS(2) (3)N (4)S (5)SS

1. Kualitas 1 21 48 54 19 3,48 Tinggi

2. Kuantitas 0 17 47 64 15 3,54 Tinggi

3. Ketepatan

(83)

No. Indikator Frekuensi Jawaban Mean Kategori STS

(1) TS(2) (3)N (4)S (5)SS

4. Efektivitas

biaya 1 20 42 60 20 3,55 Tinggi

5. Kebutuhan

supervisi 1 19 40 59 24 3,60 Tinggi

6. Dampak

interpersonal 1 18 43 67 14 3,52 Tinggi

Total 3,41 Tinggi

Sumber : Data primer yang diolah, 2016, Lampiran 3

Berdasarkan tabel di atas, diketahui rata-rata keseluruhan

sebesar 3,41 dapat diartikan bahwa kinerja karyawan CV Opal

Transport berada pada kategori tinggi. Indikator kebutuhan

supervisi memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu 3,60, dapat

diartikan sebagian besar karyawan CV Opal Transport mampu

menyelesaikan pekerjaan dengan baik tanpa didampingi manajer.

Indikator ketepatan waktu memiliki rata-rata terendah yaitu 2,75.

2. Deskripsi Jawaban Variabel Komitmen Organisasi

Variabel komitmen organisasi dalam penelitian ini diukur

dengan menggunakan 6 pernyataan dalam kuesioner yang

(84)

Deskripsi variabel komitmen organisasi pada CV Opal Transport

disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 4.4. Deskripsi Variabel Komitmen Organisasi

Sumber : Data primer yang diolah, 2016, Lampiran 3

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai rata-rata

keseluruhan sebesar 3,24, hasil tersebut dapat diartikan bahwa

komitmen organisasi pada CV Opal Transport berada pada

kriteria cukup. Indikator Kewajiban dan tanggung jawab pada

perusahaan memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu sebesar 3,34.

No. Indikator Frekuensi Jawaban Mean Kategori

STS

1. Keterikatan emosional 1 22 67 38 15 3,31 Cukup

2. Bangga bagian dari

perusahaan. 1 22 72 41 7 3,22 Cukup

3. Bertahan karena kebu-tuhan dan keinginan.

0 22 72 43 6 3,23 Cukup

4. Resiko meninggalkan

perusahaan. 0 27 63 42 11 3,26 Cukup

5. Kewajiban dan tanggung jawab pada perusahaan.

0 18 76 32 17 3,34 Cukup

6. Tidak etis pindah perusahaan.

1 34 67 32 9 3,10 Cukup

(85)

Indikator yang memiliki rata-rata terendah sebesar 3,10 adalah

tidak etis apabila pindah perusahaan.

3. Deskripsi Jawaban Variabel Kepuasan Kerja

Variabel kepuasan kerja dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan 5 pernyataan dalam kuesioner yang didasarkan

pada 5 indikator pengukur kepuasan kerja. Deskripsi variabel

kepuasan kerja pada CV Opal Transport disajikan dalam tabel

berikut :

Tabel 4.5. Deskripsi Variabel Kepuasan Kerja

No. Indikator Frekuensi Jawaban Mean Kategori

STS

(1) TS(2) (3)N (4)S SS(5)

1. Pekerjaan

itu sendiri 1 27 61 51 3 3,20 Cukup

2. Gaji 1 26 66 41 9 3,22 Cukup

3. Kesempatan

promosi 1 19 72 43 8 3,27 Cukup

4. Supervisi 1 26 70 41 5 3,16 Cukup

5. Rekan kerja 1 23 74 42 3 3,16 Cukup

Total 3,20 Cukup

(86)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai rata-rata

keseluruhan sebesar 3,20, hasil tersebut dapat diartikan bahwa

kepuasan kerja karyawan CV Opal Transport berada dalam

kriteria cukup. Indikator kesempatan promosi memiliki rata-rata

terbesar yaitu sebesar 3,27.

4. Deskripsi Jawaban Variabel Gaya Kepemimpinan

Variabel gaya kepemimpinan dalam penelitian ini diukur

dengan menggunakan 4 pernyataan dalam kuesioner yang

didasarkan pada 4 indikator pengukur gaya kepemimpinan.

Deskripsi variabel gaya kepemimpinan pada CV Opal Transport

disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 4.6. Deskripsi Variabel Gaya Kepemimpinan

Sumber : Data primer yang diolah, 2016, Lampiran 3

No. Indikator Frekuensi Jawaban Mean Kategori

STS

(1) TS(2) (3)N (4)S SS(5)

1. Direktif 0 19 58 48 18 3,45 Tinggi

2. Suportif 2 23 62 44 12 3,29 Cukup

3. Partisipatif 1 18 54 52 18 3,48 Tinggi

4. Orientasi Prestasi 0 19 46 58 20 3,55 Tinggi

(87)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai rata-rata

keseluruhan sebesar 3,44, hasil tersebut dapat diartikan bahwa

gaya kepemimpinan manajer CV Opal Transport berada dalam

kriteria tinggi. Indikator orientasi prestasi memiliki rata-rata

terbesar yaitu sebesar 3,55, hasil tersebut menunjukkan gaya

kepemimpinan berorientasi prestasi lebih dominan pada manajer

CV Opal Transport. Indiktor supportif memiliki rata-rata

terendah yaitu sebesar 3,29, hasil tersebut mengindikasikan

bahwa dukungan dari manajer terhadap karyawan perlu

ditingkatkan.

5. Deskripsi Jawaban Variabel Budaya Organisasi

Variabel budaya organisasi dalam penelitian ini diukur

dengan menggunakan 7 pernyataan dalam kuesioner yang

didasarkan pada 7 indikator pengukur budaya organisasi.

Deskripsi variabel budaya organisasi pada CV Opal Transport

(88)

Tabel 4.7. Deskripsi Variabel Budaya Organisasi

Sumber : Data primer yang diolah, 2016, Lampiran 3

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai rata-rata

keseluruhan sebesar 3,65, hasil tersebut dapat diartikan bahwa

budaya organisasi pada CV Opal Transport berada dalam kriteria

tinggi. Indikator stabilitas memiliki rata-rata tertinggi yaitu

sebesar 3,90, hasil tersebut menunjukkan bahwa budaya

organisasi pada CV Opal Transport lebih cenderung menekankan

stabilitas dari apa yang sudah ada daripada berubah ke arah yang

lain.

No. Indikator Frekuensi Jawaban Mean Kategori

STS

(1) TS(2) (3)N (4)S (5)SS

1. Inovasi dan

pe-ngambilan resiko 0 12 48 62 21 3,64 Tinggi

2. Perhatian

terhadap detail 0 11 44 56 32 3,76 Tinggi

3. Orientasi hasil 2 12 51 56 22 3,59 Tinggi

4. Orientasi orang 2 14 51 57 19 3,54 Tinggi

5. Orientasi tim 0 2 51 62 28 3,81 Tinggi

6. Keagresifan 0 10 86 38 9 3,32 Cukup

7. Stabilitas 0 7 44 48 44 3,90 Tinggi

(89)

D. Uji Validitas

Validitas menjelaskan kemampuan alat ukur dalam hal ini

indikator dalam menjelaskan variabel yang diukur. Uji validitas

dalam Structural Equation Modeling atau SEM sering disebut analisis faktor konfirmatori. Analisis faktor konfirmatori dapat

menguji apakah indikator-indikator yang mengukur variabel

merupakan indikator yang valid atau tidak valid. Uji validitas dalam

penelitian ini menggunakan uji validitas konvergen dan diskriminan.

1. Validitas Konvergen

Validitas konvergen berhubungan dengan prinsip bahwa

indikator-indikator dari suatu variabel/konstruk seharusnya

berkorelasi tinggi. Cara menguji validitas konvergen dilakukan

dengan uji signifikansi parameter dan standardized estimate. Uji signifikansi parameter dianalisis dengan syarat nilai C.R. > 1,96,

sedangkan standardized estimate dianalisis dengan syarat standardized estimate > 0,5. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan secara parsial antara variabel eksogen dengan variabel

endogen. Adapun model dan uji kelayakan model variable

(90)

Gambar 4.2.

Analisis Faktor Konfirmatori Variabel Eksogen

Berdasarkan gambar di atas, hasil uji kelayakan model

variabel eksogen telah memenuhi semua kriteria goodness-of-fit yang dipersyaratkan. Model tersebut dapat diterima dan dapat

Gambar

Tabel 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1. Model Penelitian
Gambar 3.1. Diagram Jalur
Tabel 3.3. Persamaan Pengukuran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi, seperti komitmen organisasi, budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja akan

Analisis Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasional Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan.. Jurnal Bisnis dan Ekonomi

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi, budaya organisasi, akuntabilitas publik dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan dan budaya organisasi serta motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi

Dari hasil penelitian ditemukan juga pengaruh langsung budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap komitmen organisasi tidak didukung data empiris dalam

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja (Studi kasus pada

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa good governance, gaya kepemimpinan, komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan, sedangkan untuk

“Pengaruh Motivasi Kerja, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai dengan Kepuasan Kerja Pegawai Sebagai Intervening Variabel Pada Dipertahortnakbun