• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN GAYA BELAJAR

DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Oleh

Ridha Amalia Nst 061101047

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul Penelitian : Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Nama Mahasiswa : Ridha Amalia Nst NIM : 061101047

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun : 2006

=============================================================

Tanggal Lulus:

Pembimbing Penguji I

(Rika Endah Nurhidayah, S.Kp. M.Pd) (Salbiah, S.Kp, M.Kep)

NIP.1976 0120 2000 12.2.001 NIP. 1975 1013 2001 12 2 002

Penguji II

(M. Sukri Tanjung, S.Kep, Ns)

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara telah Menyetujui Skripsi

ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan Sarjana Keperawatan (S.Kep).

Medan, Juni 2010

Pembantu Dekan I,

( Erniyati, S.Kp. MNS )

(3)

Prakata

Bismillaahirrahmaanirrahiim, puji syukur kehadirat Allah atas segala nikmat,

kasih dan pertolongan dariNya yang tiada henti kepada peneliti, sehingga dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya

Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara., umtuk memenuhi salah satu persyaratan menjadi gelar kesarjanaan pada

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini peneliti

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua ku, Ibu

yang telah meninggalkanku sekian lama (Almh.Yusna Lubis) dan yang selalu aku

rindukan dan akan terkenang selalu di dalam hati, semoga Allah memberikan tempat

terindah di sisi-Nya. Terkhusus untuk Ayah yang sangat dan selalu aku sayangi Ayah

Parlaungan yang menjadi penyemangat dikala aku sudah merasa lelah dan untuk

beliau skripsi ini aku dedikasikan. Dan aku ucapkan terima kasih juga buat Ibu ku

Suriana yang selalu mendoakan dan menyayangiku. Semoga Allah SWT memberikan

Ayah dan Ibu yang terbaik disepanjang usia yang telah dan akan dilalui, terima kasih

untuk cinta yang terus mengalir darimu Ayah dan Ibu. Terima kasih juga ku ucapkan

untuk ketiga adikku yang tersayang, aulia, maulana dan si kecil fadhlan yang selalu

menjadi pembelaku, kalianlah motivator dalam hidup ku (aku berharap dapat

membuat kalian bangga padaku), buat ocik, wak ani, wak amat wak ilham dan bou

(4)

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada :

1. Ibu Rika Endah Nurhidayah S.Kp, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan pengetahuan, bimbingan, dorongan secara moral, masukan dan

arahan yang sangat membantu sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Bapak dr. Dedi Ardinata M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara dan Ibu Erniyati S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Mahnum Lailan S.Kep Ns dan Pak Dudut Tanjung selaku dosen pembimbing

akademik yang telah memberikan bimbingan selama saya menyelesaikan

akademik di Fakultas Keperawatan USU.

4. Ibu Salbiah S.Kp, MKep dan Pak Sukri Tanjung S.Kep, Ns selaku dosen penguji.

Terima kasih atas masukan yang telah diberikan demi perbaikan skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan staf pengajar serta civitas akademika Fakultas Keperawatan

USU yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan. Semoga Allah

membalas ilmu yang telah kalian berikan dengan keberkahan.

6. Terkhusus buat sahabat-sahabatku tersayang Devi (selalu menjadi

penyemangatku), nanda (selalu bawel menyuruhku untuk cepat menyelesaikan

skripsi), kakak ku Juliana (selalu menemani ku cari data), elis (makasi Regresi

gandanya), zuli (Spearman yang tak terlupakan), Ainil dan Ema (teman konsul

yang buat aku menjadi lebih semangat mengerjakan skripsi), firda, anggi, tika dan

teman-teman tersayang Fakultas keperawatan 06 yang turut membantu dalam

proses perkuliahan dan skripsi ku, teima kasih telah mengisi hari-hari perkuliahan

(5)

7. Terima kasih juga buat kakak-kakak senior yang telah membantu, kak Sundari dan

kak asri (yang selalu membantu dan mengajari tentang skripsi), kak dwi (atas

bantuan mendapatkan responden), kak Juli (slide-slide kuliah dan buku nya) serta

semua kakak dan abang yang telah mambantu selama proses pendidikan di

kampus.

8. Seluruh mahasiswa Program Profesi Ners kelas reguler dan ekstensi yang bersedia

menjadi responden.

Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan dan pihak-pihak yang

membutuhkan dan penulis sangat mengharapkan adanya saran yang bersifat

membangun untuk perbaikan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Medan, Juni 2010

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Pengesahan ... i

Prakata ... ii

BAB 1 Pendahuluan 1. Latar Belakang ... 1

1.1 Definisi Belajar ... 7

1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi belajar ... 8

1.2.1 Faktor Eksternal ... 8

1.2.2 Faktor Internal ... 9

2. Motivasi ... ... 11

2.1 Definisi Motivasi Berprestasi ... 11

2.2 Jenis-Jenis Motivasi ... 13

2.2.1 Motivasi Instrinsik ... 13

2.2.2 Motivasi Ekstrinsik ... 13

2.3 Teori Motivasi Berprestasi ... 14

3. Gaya Belajar ... 14

3.1Definisi Gaya Belajar ... 14

3.2Jenis-Jenis Gaya Belajar ... 15

3.2.1Gaya Belajar Visual ... 15

3.2.2Gaya Belajar Auditori ... 16

3.2.3Gaya Belajar Kinestetik ... 17

3.3Strategi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sesuai dengan Gaya belajar ... 18

4. Prestasi Belajar ... 19

4.1 Definisi Prestasi Belajar ... 19

4.2 Penggolongan Prestasi Belajar ... 20

BAB 3 Kerangka Penelitian 1. Kerangka Konseptual ... 21

2. Definisi Konseptual ... 22

2.1Motivasi Berprestasi ... 22

2.2Gaya Belajar ... 22

2.3Prestasi Relajar ... 22

(7)

1. Desain Penelitian ... 27

2. Populasi dan Sampel ... 27

2.1Populasi ... 27

2.2Sampel ... 27

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

4. Pertimbangan Etik Penelitian ... 29

5. Instrumen Penelitian ... 30

5.1Kuesioner Penelitian ... 30

5.2Uji Validitas dan Realibilitas ... 32

6. Pengumpulan Data ... 33 Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU... 40

5.2Gaya Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU ... 51

5.3Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU ... 53

5.4Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU ... 54

(8)

5.6Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi

Ners Fakultas Keperawatan USU ... 58

BAB 6. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan ... 60

2. Saran ... 61

2.1 Bagi Mahasiswa Keperawatan ... 61

2.2 Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan ... 61

2.3 Bagi Penelitian Selanjutnya ... 62

Daftar Pustaka ... 63 Lampiran-Lampiran

1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden 2. Kuesioner Penelitian

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi Operasional ... 22

Tabel 4.1 Kriteria Penafsiran Korelasi ... 35

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden ... 38

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Motivasi Berprestasi ... 38

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Gaya Belajar ... 39

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Prestasi Belajar ... 39

Tabel 5.5 Uji Regresi Linear Sederhana terhadap Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar Mahasiswa ... 40

Tabel 5.6 Koefisien Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar ... 40

Tabel 5.7 Uji Regresi Linear Sederhana terhadap Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa ... 42

Tabel 5.8 Koefisien Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar ... 42

Tabel 5.9 Model Summary ... 45

Tabel 5.10 Anova ... 45

Tabel 5.11 Koefisien Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar ... 46

(10)

DAFTAR GAMBAR

(11)

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program

(12)

Judul : Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Peneliti : Ridha Amalia Nst NIM : 061101047

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun Akademik : 2010

=============================================================

Abstrak

Prestasi belajar merupakan tolak ukur keberhasilan dalam suatu proses belajar mengajar. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang. Dalam penelitian ini hanya ditekankan pada faktor motivasi berprestasi dan gaya belajar mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program profesi ners Fakultas Keperawatan USU yang berjumlah 85 orang. Sedangkan sample penelitian diambil dengan quota sampling yaitu sebesar 62 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian korelasi. Instrumen penelitian berbentuk angket dengan skala Likert. Data penelitian dianalisa dengan korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dan prestasi belajar melalui persamaan garis regresi Y= 2,508+0,008X1, dengan konstribusi sebesar

14,2%; (2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya belajar dan prestasi belajar melalui persamaan garis regresi Y= 2,544+0,031X2, dengan

konstribusi sebesar 10,7%; (3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara motivasi berprestasi, gaya belajar, dan prestasi belajar, melalui persamaan garis regresi Y=2,178+ 0,007 + 0,024 dengan Freg

Kata kunci: Motivasi Berprestasi, Gaya Belajar, Prestasi Belajar

(13)

Judul : Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Peneliti : Ridha Amalia Nst NIM : 061101047

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun Akademik : 2010

=============================================================

Abstrak

Prestasi belajar merupakan tolak ukur keberhasilan dalam suatu proses belajar mengajar. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang. Dalam penelitian ini hanya ditekankan pada faktor motivasi berprestasi dan gaya belajar mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program profesi ners Fakultas Keperawatan USU yang berjumlah 85 orang. Sedangkan sample penelitian diambil dengan quota sampling yaitu sebesar 62 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian korelasi. Instrumen penelitian berbentuk angket dengan skala Likert. Data penelitian dianalisa dengan korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dan prestasi belajar melalui persamaan garis regresi Y= 2,508+0,008X1, dengan konstribusi sebesar

14,2%; (2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya belajar dan prestasi belajar melalui persamaan garis regresi Y= 2,544+0,031X2, dengan

konstribusi sebesar 10,7%; (3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara motivasi berprestasi, gaya belajar, dan prestasi belajar, melalui persamaan garis regresi Y=2,178+ 0,007 + 0,024 dengan Freg

Kata kunci: Motivasi Berprestasi, Gaya Belajar, Prestasi Belajar

(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Berhasil

atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar

yang dialami peserta didik baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan

rumah atau keluarganya sendiri (Syah, 2003). Belajar merupakan suatu proses

biasanya mencakup tiga komponen yaitu input, proses dan output. Input sebagai

masukan biasanya terdiri dari mahasiswa, materi perkuliahan, sarana dan fasilitas

perkuliahan, dosen, kurikulum, dan manajemen yang berlaku di Perguruan Tinggi

tersebut. Sedangkan proses terdiri dari strategi perkuliahan, media instruksional, cara

mengajar dosen, dan cara belajar mahasiswa. Output merupakan hasil dari proses

belajar yaitu prestasi (Nurhidayah, 2009).

Prestasi belajar merupakan penilaian aktivitas belajar siswa yang dinyatakan

dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil

yang sudah dicapai peserta didik dalam periode tertentu, Tirtonegoro (1999) dalam

(Tarmidi, 2005). Dalam hal ini prestasi belajar mahasiswa dalam jangka waktu

tertentu dapat dilihat melalui Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Untuk mencapai

prestasi belajar mahasiswa sebagaimana yang diharapkan maka perlu diperhatikan

beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: faktor internal dan

faktor eksternal.

(15)

berhasil, persepsi tentang nilai tugas, dan kebutuhan untuk sukses menurut Mc

Clelland (1985) dalam (Nursalam & Efendi, 2008). Motivasi berprestasi adalah motif

yang dipelajari, sehingga motif itu dapat diperbaiki dan dikembangkan melalui proses

belajar. Seseorang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi dicirikan dengan

keinginan tinggi untuk menyelesaikan tugas dan meningkatkan penampilan mereka,

menyukai tantangan, dimana hasil kerja mereka akan dibandingkan dengan prestasi

orang lain (Nursalam & Efendi, 2008). Penyelesaian tugas semacam itu bukanlah

karena dorongan dari luar, melainkan upaya pribadi (Uno, 2007).

Motivasi berprestasi menempati kedudukan yang sangat penting, karena

motivasi akan mampu mendorong perilaku mahasiswa (students behaviour) untuk

bergairah, bersemangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga pada akhirnya akan

mampu memperoleh prestasi belajar yang lebih baik. Hal ini dinyatakan oleh

beberapa hasil penelitian psikolog pendidikan dalam Wayan (2008) seperti Wolberg

et.al. (1983), menyimpulkan bahwa motivasi mempunyai kontribusi antara 11 sampai

20% terhadap prestasi belajar. Kemudian Mc Clelland (1985) menjelaskan bahwa

motivasi berprestasi mempunyai kontribusi sampai 64% terhadap prestasi belajar.

Sedangkan studi yang dilakukan Fyans dan Maerh (1987) bahwa diantara tiga faktor

yaitu motivasi, latar belakang keluarga dan kondisi sekolah, maka faktor motivasi

lebih dominan mempengaruhi prestasi belajar. Wayan (2008) mengatakan bahwa

motivasi berprestasi berpengaruh terhadap prestasi belajar.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Nadziruddin (2007) terhadap 182

mahasiswa Program A FIK Unpad yang menunjukkan bahwa prestasi belajar

berdasarkan motivasi berprestasi mahasiswa menunjukkan bahwa prestasi belajar

memuaskan memiliki kecenderungan pada motivasi berprestasi tinggi. Hal ini dapat

(16)

dengan motivasi berprestasi tinggi memiliki prestasi memuaskan (60,8%). Mahasiswa

dengan motivasi berprestasi rendah memiliki prestasi memuaskan (39,2%). Penulis

lain menginformasikan bahwa prestasi belajar yang baik belum tentu memiliki

kecenderungan locus of control internal akan tetapi locus of control internal (termasuk

motivasi) cenderung memiliki prestasi belajar yang baik (Lubis, 2009).

Berdasarkan studi pendahuluan peneliti terhadap mahasiswa Program A FKEP

USU menunjukkan bahwa mahasiswa stambuk 2009 sebesar 60,8% memiliki

motivasi instrinsik yaitu masuk keperawatan karena kemauan sendiri dan merupakan

cita-cita, begitu juga dengan mahasiswa stambuk 2007 yaitu 66,7% dan mahasiswa

stambuk 2006 sebesar 52,8% masuk keperawatan karena motivasi instrinsik (kemauan

sendiri dan cita-cita) sedangkan mahasiswa stambuk 2008 sebesar 50,2% memiliki

motivasi ekstrinsik yaitu masuk keperawatan karena keinginan orang tua.

Faktor lainnya yang juga menentukan dalam prestasi belajar adalah gaya

belajar. Gaya belajar adalah kunci untuk mengembang kinerja dalam pekerjaan, di

sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Gaya belajar seseorang adalah

kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah

informasi (DePorter & Henarcki, 2003). Gaya belajar merupakan salah satu faktor

penting dalam meningkatkan prestasi belajar serta kualitas pendidikan. Apabila gaya

belajar siswa diketahui maka guru bisa menentukan strategi mengajar yang sesuai

dengan gaya belajar yang dimilikinya. Menurut DePorter & Henarcki (2003) gaya

belajar terbagi tiga yaitu gaya belajar visual melalui apa yang mereka lihat, gaya

belajar auditorial melalui apa yang mereka dengar, gaya belajar kinestetik melalui

gerak dan sentuhan. Tetapi dalam kenyataannya, setiap orang memiliki ketiga gaya

(17)

mendominasi dirinya sehingga bisa dijadikan suatu kelebihan untuk dikembangkan

dalam meraih prestasi belajar.

Berdasarkan hasil penelitian Panggabean (2009) terhadap prestasi belajar

berdasarkan tipe belajar mahasiswa menunjukkan bahwa prestasi belajar sangat

memuaskan memiliki kecenderungan pada tipe belajar visual (72,5%), auditori

(65,7%), kinestetik (50%), sedangkan visual-auditori (60%). Dari hasil studi

pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti yang diperoleh dari buku sidang wisuda

2002 sampai tahun 2009, hanya ada 11 orang mahasiswa yang lulus dengan predikat

cum laude yaitu lima orang dari dari jalur A dan enam orang dari jalur B. Adapun

rata-rata studi mahasiswa FIK jalur A adalah 4,4 tahun dan jalur B 1,9 tahun.

Berdasarkan studi literatur dan hasil penelitian di atas, peneliti melihat bahwa

mahasiswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi cenderung memperoleh prestasi

yang lebih tinggi dan mahasiswa yang mengenali gaya belajar cenderung memiliki

prestasi belajar yang lebih optimal. Tetapi ada juga mahasiswa yang memiliki

motivasi berprestasi tinggi tetapi tidak mengenali gaya belajarnya sehingga hasil

prestasinya kurang memuaskan. Begitu juga sebaliknya ada juga mahasiswa yang

mengenali gaya belajarnya tetapi tidak memiliki motivasi berprestasi maka hasilnya

juga kurang optimal. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada

hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar mahasiswa Fakultas Keperawatan

(18)

2. Tujuan Penelitian

2.1 Mengetahui motivasi berprestasi mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2.2 Mengetahui gaya belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2.3 Mengetahui prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2.4 Mengetahui hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar

mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

2.5 Mengetahui hubungan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa

Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2.6 Mengetahui hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi

belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

3. Pertanyaan Penelitian

3.1 Bagaimana motivasi berprestasi mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara?

3.2 Bagaimana gaya belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara?

3.3 Bagaimana prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas

(19)

3.4 Bagaimana hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar mahasiswa

Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3.5 Bagaimana hubungan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa

Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3.6 Bagaimana hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi

belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

4. Manfaat Penelitian

4.1 Mahasiswa Keperawatan

Hasil penelitian ini memberikan informasi kepada mahasiswa tentang

hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi belajar

mahasiswa sehingga mahasiswa dapat meningkatkan motivasi berprestasi,

mengenal dan memahami gaya belajar yang dominan pada dirinya sehingga

mahasiswa dapat mengoptimalkan prestasi belajarnya.

4.2 Pendidikan Keperawatan

Untuk memberikan informasi mengenai motivasi berprestasi dan gaya

belajar kepada mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara sehingga mahasiswa keperawatan dapat meningkatkan motivasi

berprestasi dan memilih gaya belajar yang lebih baik dan sebagai masukan

bagi institusi Pendidikan Keperawatan bahwa motivasi berprestasi dan gaya

(20)

4.3 Penelitian Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi baru

bagi penelitian lanjutan dimasa yang akan datang tentang hubungan motivasi

berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa dalam proses

(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Belajar

1.1. Definisi Belajar

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003).

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan

yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menurut Hamalik (2009) belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan

bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas

dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan

melainkan pengubahan kelakuan.

Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan

belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah

lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain hasil dari

belajar. Belajar itu bukan sekadar pengalaman. Belajar adalah suatu proses, dan bukan

suatu hasil. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan

menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan

(Soemanto, 2006).

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Berhasil

(22)

yang dialami peserta didik baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan

rumah atau keluarganya sendiri (Syah, 2003).

1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat

digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1.2.1. Faktor Eksternal

Adalah faktor yang berada di luar individu yaitu meliputi faktor lingkungan

sosial dan faktor lingkungan non sosial.

a. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para administrasi, dan

teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Selanjutnya yang

termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga dan juga

teman-teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut. Namun, lingkungan sosial

yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa

itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga,

dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik

ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.

b. Lingkungan non sosial

Faktor lingkungan non sosial meliputi gedung sekolah dan letaknya, rumah

tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan

cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut

(23)

1.2.2. Faktor Internal

Menurut Slameto (2003) faktor internal adalah faktor yang ada di dalam diri

individu sendiri meliputi tiga aspek yaitu:

a. Faktor jasmaniah

Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar

seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga akan

cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang

darah ataupun ada gangguan-gangguan/kelainan-kelainan fungsi alat inderanya serta

tubuhnya. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan

kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan

ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi dan

ibadah. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya

juga terganggu.

b. Faktor psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi

kuantitas dan kualitas perolehan belajar siswa. Namun yang dipandang lebih penting

adalah faktor-faktor berikut ini :

1) Inteligensi

Menurut J.P. Chaplin inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis

yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru

dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep abstrak secara

efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Inteligensi besar

pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Siswa yang mempunyai tingkat inteligensi

yang normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar, jika ia belajar dengan baik,

(24)

mempengaruhi belajar (faktor jasmaniah, psikologi, keluarga, sekolah, masyarakat)

memberi pengaruh positif.

2) Perhatian

Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun

semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk

dapat menjamin hasil belajar baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap

bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka

timbullah kebosanan, sehingga ia tidak suka lagi belajar. Agar siswa dapat belajar

dengan baik usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara

mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi dan bakatnya.

3) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang

beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan

pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar

dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk

belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang

menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah

kegiatan belajar.

4) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi

menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar dan berlatih. Bakat akan dapat

mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu.

Pemaksaan kehendak terhadap seorang siswa, dan juga ketidaksadaran siswa terhadap

(25)

bukan bakatnya, akan berpengaruh terhadap kinerja akademik (academic

performance) atau prestasi belajarnya.

5) Motivasi

Motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan

yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam proses belajar haruslah

diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik dan

mempunyai motif untuk memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan

kegiatan yang dapat menunjang belajarnya.

6) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana

alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Belajar akan lebih

berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan

itu tergantung dari kematangan dan belajar.

7) Kesiapan

Kesiapan atau readiness adalah kesediaan untuk memberi respons atau

bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan

dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan

kecakapan. Kesiapan itu perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa

belajar dan pada dirinya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.

2. Motivasi

2.1. Definisi Motivasi Berprestasi

Motivasi berasal dari kata motif adalah yang dapat diartikan sebagai daya

upaya yang mendorong seseorang melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai

(26)

tertentu demi mencapai suatu tujuan. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi

dapat diinterpretasikan dalam tingkah laku tertentu (Uno, 2007). Motif atau motive

adalah dorongan yang terarah kepada pemenuhan kebutuhan psikis atau rokhaniah

(Sukmadinata N.S., 2005). Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat

diartikan sebagai daya penggerak yang telah aktif. Motif dapat menjadi aktif pada

saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat

dirasakan/mendesak (Sardiman, A.M., 2007).

Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk

berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi

kebutuhannya. Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang

mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan

sebelumnya. Motivasi terjadi apabila seseorang mempunyai keinginan dan kemauan

untuk melakukan suatu kegiatan atau tindakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu

(Uno, 2007).

Menurut McDonald (1985) dalam (Soemanto, 2006) motivasi sebagai suatu

perubahan tenaga di dalam diri/pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan afektif

dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan. Motivasi adalah perubahan energi

dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi

untuk mencapai tujuan (Hamalik, 2009).

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar,

sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

(27)

motif yang mendorong individu untuk mencapai sukses dan bertujuan untuk berhasil

dalam kompetisi dengan beberapa ukuran keunggulan (standar of excellence).

Menurut McClelland (1985) dalam (Nursalam & Efendi, 2008) motivasi berprestasi

merupakan fungsi dari tiga variabel yaitu (1) harapan untuk melakukan tugas dengan

berhasil, (2) persepsi tentang nilai tugas, dan (3) kebutuhan untuk sukses.

2.2. Jenis - Jenis Motivasi 2.2.1. Motivasi Instrinsik

Motivasi instrinsik adalah motivasi yang tercakup di dalam situasi belajar dan memenuhi kebutuhan dan tujuan–tujuan murid. Motivasi ini sering juga disebut

motivasi murni. Motivasi yang sebenarnya yang timbul dalam diri siswa sendiri,

misalnya keinginan untuk mendapat keterampilan tertentu, memperoleh informasi dan

pengertian, mengembangkan sikap untuk berhasil, menyenangi kehidupan, menyadari

sumbangannya terhadap usaha kelompok, keinginan diterima oleh orang lain, dan

lain-lain. Jadi, motivasi ini timbul tanpa pengaruh dari luar. Motivasi instrinsik adalah

motivasi yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang

fungsional.

2.2.2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari

luar situasi belajar, seperti angka kredit, ijazah, tingkatan hadiah, medali, dan

persaingan yang bersifat negatif ialah sarcasm, ridicule, dan hukuman. Motivasi

ektrinsik juga meliputi lingkungan belajar yang kondusif dan kegiatan belajar yang

menarik, hal ini tetap diperlukan di sekolah sebab pengajaran disekolah tidak

semuanya menarik minat siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa.

(28)

2.3. Teori Motivasi Berprestasi (n-ach dalam McClelland (1985))

Seseorang mempunyai motivasi untuk bekerja karena adanya kebutuhan untuk

berprestasi. Kebutuhan berprestasi ini bersifat instrinsik dan relatif stabil. Orang

dengan n-ach yang tinggi dicirikan dengan keinginan tinggi untuk menyelesaikan

tugas dan meningkatkan penampilan mereka, menyukai tantangan, dimana hasil kerja

mereka akan dibandingkan dengan prestasi orang lain.

Orang dengan n-ach yang tinggi menyukai tantangan yang sedang, realistis,

dan tidak berspekulasi. Mereka tidak menyukai pekerjaan yang mudah dan yang

mereka yakini sangat sulit untuk diselesaikan dengan baik. Keberhasilan mengerjakan

tugas menjadi aspirasi mereka untuk mengerjakan tantangan yang lebih sulit. Hal ini

bertolak belakang pada orang yang n-ach yang rendah. Tugas yang sangat mudah

akan mereka kerjakan, karena sangat yakin tugas tersebut dapat diselesaikan dengan

baik. Sebaliknya, tugas yang sangat sulit justru gagal dikerjakan, tidak membawa arti

apapun, karena sejak semula sudah diketahui bahwa tugas tersebut akan gagal

dikerjakan.

3. Gaya Belajar

3.1. Definisi Gaya Belajar

Gaya belajar adalah kunci untuk mengembang kinerja dalam pekerjaan, di

sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Gaya belajar seseorang adalah

kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah

informasi (DePorter & Henarchi, 2003). Gaya belajar adalah cara yang cenderung

dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses

(29)

3.2. Jenis-Jenis Gaya Belajar 3.2.1. Gaya Belajar Visual

Gaya belajar visual merupakan gaya belajar melalui apa yang dilihat.

Modalitas dan gaya belajar ini mengakses citra visual, yang diciptakan maupun

diingat. Warna, hubungan, ruang, potret mental, dan gambar menonjol dalam

modalitas ini. Ciri-ciri orang yang menggunakan gaya belajar visual adalah:

a. Rapi, teratur, memperhatikan segala sesuatu dan menjaga penampilan

b. Berbicara dengan cepat

c. Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik

d. Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran

mereka

e. Lebih mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar

f. Mengingat dengan asosiasi visual

g. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis dan

sering meminta orang lain untuk mengulangi ucapannya

h. Lebih suka membaca daripada dibacakan dan pembaca yang cepat

i. Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon atau dalam rapat

j. Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato

k. Lebih menyukai seni daripada musik

l. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban yang singkat ya atau tidak

m. Mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata

yang tepat

(30)

3.2.2. Gaya Belajar Auditori

Gaya belajar auditori merupakan gaya belajar melalui apa yang didengar.

Gaya belajar yang mengandalkan pendengaran untuk bisa memahami dan

mengingatnya. Modalitas ini mengakses segala bunyi dan kata. Musik, nada, irama,

rima, dialog internal, dan suara menonjol disini. Ciri-ciri orang yang menggunakan

gaya belajar auditorial adalah:

a. Suka berbicara kepada diri sendiri saat bekerja

b. Perhatiannya mudah terpecah dan mudah terganggu oleh keributan

c. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika

membaca

d. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan

e. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, perubahan dan warna suara

f. Merasa kesulitan untuk menulis dan lebih suka mengucapkan secara lisan

g. Berbicara dalam irama yang terpola

h. Lebih suka musik daripada seni

i. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada

yang dilihat

j. Suka berbicara, suka berdiskusi dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar

k. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik

l. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi,

seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain

m. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya

(31)

3.2.3 Gaya Belajar Kinestetik

Gaya belajar kinestetik merupakan gaya belajar lewat gerak dan sentuhan.

Modalitas ini mengakses segala jenis gerak dan emosi. Gerakan, koordinasi, irama,

tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik menonjol disini Ciri-ciri orang yang

menggunakan gaya belajar kinestetik adalah:

a. Berbicara dengan perlahan

b. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka saat berbicara

c. Berdiri berdekatan saat berbicara dengan orang

d. Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak

e. Belajar melalui memanipulasi dan praktik

f. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat

g. Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca

h. Banyak menggunakan isyarat tubuh

i. Tidak dapat diam untuk waktu yang lama

j. Tidak dapat mengingat geografis, kecuali jika mereka memang telah pernah

berada di tempat itu.

k. Menyukai permainan yang menyibukkan

l. Mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca, suka

mengetuk-ngetuk pena, jari, atau kaki saat mendengarkan

m. Ingin melakukan segala sesuatu

n. Kemungkinan tulisannya jelek

Selain ketiga gaya belajar tersebut, DePorter juga mengatakan bahwa ada gaya

campuran dari tiga gaya belajar diatas, misalnya Auditori-visual atau

(32)

3.3. Strategi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sesuai dengan Gaya Belajar Menurut DePorter (2004) strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

hasil belajar yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa, adalah :

1. Visual

a. Dorong pelajar visual untuk membuat banyak simbol dan gambar dalam catatan

mereka.

b. Menggunakan kertas tulis dengan tulisan berwarna.

c. Mendorong siswa untuk menggambarkan informasi yang diterimanya

menggunakan peta pikiran, tabel, grafik dan diagram untuk memperdalam

pemahaman mereka tentang informasi tersebut.

d. Memberikan gambaran umum/garis-garis besar setiap materi pelajaran yang

disampaikan dengan memberikan ruang yang kosong untuk menambahkan

catatan.

e. Menggunakan bahasa yang dapat menciptakan visualisasi pada diri anak.

Misalnya: bayangkanlah bola dunia yang sedang berputar mengelilingi matahari

(jika kita sedang mempelajari tentang revolusi bumi) dan sebaginya.

2. Auditori

a. Menggunakan variasi vokal (ritme, volume suara, intonasi) yang digunakan

pada saat menyampaikan materi pelajaran.

b. Menggunakan pengulangan dengan cara meminta siswa mengulang kembali

konsep-konsep kunci yang telah dipelajari.

c. Mendorong setiap siswa untuk membuat ‘jembatan keledai’ untuk menghafal

(33)

d. Membuat materi lebih mudah untuk diingat dengan mengubahnya menjadi lagu

atau melodi yang sudah dikenal baik dan pelajar auditori akan lebih suka belajar

sambil mendengarkan musik.

e. Mendorong siswa terutama untuk pelajar audiotori untuk merekam

informasi-informasi penting untuk kemudian didengarkan secara berulang-ulang karena

pelajar audiotori tidak terlalu senang mencatat.

3. Kinestetik

a. Menggunakan alat bantu pada saat mengajar untuk menimbulkan rasa ingin tahu

dan menekankan konsep-konsep kunci.

b. Menggunakan simulasi konsep agar setiap siswa dapat mengalaminya sendiri.

c. Memperagakan setiap konsep yang diajarkan dan memberikan kesempatan

kepada setiap siswa untuk mencoba mempelajarinya secara bertahap.

d. Melakukan lakon/simulasi pendek dapat membantu siswa untuk memahami

materi yang dipelajarinya.

4. Prestasi Belajar

4.1. Definisi Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan penilaian aktivitas belajar siswa yang dinyatakan

dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil

yang sudah dicapai peserta didik dalam periode tertentu Tirtonegoro (1999) dalam

(Tarmidi, 2005).

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) prestasi belajar merupakan

penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam mata pelajaran,

(34)

yang disebut prestasi belajar siswa pada umumnya bersifat dokumentatif berupa buku

laporan kemajuan siswa atau rapor.

4.2. Penggolongan Prestasi Belajar

Penggolongan prestasi belajar mehasiswa digunakan sesuai dengan yang

terdapat dalam buku panduan pendidikan akademik Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

1. Berdasarkan penggolongan prestasi keberhasilan

a. Sangat baik: 4,00

b. Baik : 3,00-3,50

c. Cukup : 2,00-2,50

d. Kurang : 1,00

e. Gagal : 0,00

2. Berdasarkan peraturan akademik Program Sarjana (S1) Universitas Sumatera

Utara pada pasal 8 tentang yudisium yaitu:

a. Memuaskan : 2,00-2,75

b. Sangat memuaskan : 2,76-3,50

(35)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual

Kerangka penelitian ini menjelaskan dugaan adanya hubungan motivasi

berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Dimana motivasi

berprestasi meliputi tanggung jawab, prestasi, pengembangan diri, dan kemandirian.

Sedangkan gaya belajar terdiri dari visual, auditori, dan kinestetik. Prestasi belajar

merupakan penilaian aktivitas belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk simbol,

angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai

peserta didik dalam periode tertentu Tirtonegoro (1999) dalam (Tarmidi, 2005).

Penggolongan prestasi keberhasilan belajar dapat dilihat dari yaitu Indeks Prestasi

Kumulatif berdasarkan Peraturan Akademik Program Sarjana Universitas Sumatera

Utara (2007) pada pasal 8 tentang yudisium terbagi tiga yaitu, memuaskan, sangat

memuaskan, dan cumlaude. Berdasarkan tujuan penelitian dan tinjauan kepustakaan

(36)

Skema 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas

Keperawatan USU

2. Definisi Konseptual 2.1 Motivasi Berprestasi

Motif atau motive adalah dorongan yang terarah kepada pemenuhan kebutuhan

psikis atau rokhaniah (Sukmadinata, 2005). Motivasi berprestasi yaitu dorongan untuk

berhasil dalam melakukan sesuatu tugas atau pekerjaan, dorongan untuk memperoleh

kesempurnaan (Uno, 2007).

2.2 Gaya Belajar

Gaya belajar adalah kunci untuk mengembang kinerja dalam pekerjaan, di

sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Gaya belajar seseorang adalah

kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah

informasi (DePorter & Henarcki, 2003).

(37)

2.3 Prestasi Belajar

Menurut Tirtonegoro (1999, dalam Tarmidi, 2005) menyatakan bahwa prestasi

belajar merupakan penilaian aktivitas belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk

simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah

dicapai peserta didik dalam periode tertentu.

3. Definisi Operasional

No Variabel Defenisi

(38)

keras dan menyatu

balik atas hasil yang

(39)

2 Tipe belajar

Ners yaitu jalur A dan B lihat.

jawaban yaitu : tidak pernah dilakukan,

jawaban yaitu : tidak pernah dilakukan,

jawaban yaitu : tidak

pernah dilakukan,

3 Prestasi Belajar Prestasi belajar

adalah hasil yudisium program

(40)

penguasaan

mahasiswa program

profesi ners atas

materi pelajaran

sebagai akibat

adanya proses

belajar yang dialami

oleh mahasiswa

program profesi

ners dalam jangka

waktu tertentu yang

dilihat melalui

Indeks Prestasi

Kumulatif (IPK)

mahasiswa dalam

beberapa semester

4. Hipotesa Penelitian

Adapun hipotesa kerja dalam penelitian ini adalah :

1. Terdapat hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar mahasiswa

Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU.

2. Terdapat hubungan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program

Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU.

3. Terdapat hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi belajar

(41)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain korelasi yaitu desain penelitian atau

penelaahan hubungan antara dua variabel atau lebih pada situasi kelompok sampel

(Notoadmodjo, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah ada

hubungan antara variabel motivasi berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi belajar

mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Populasi dan Sampel 2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian yang akan diteliti. Populasi

pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan yang sedang menjalani

Program Profesi Ners. Pemilihan populasi didasarkan karena pada kelompok telah

diketahui IPK akademik yang menjadi ukuran dalam prestasi belajar dan telah melalui

berbagai mata kuliah mulai dari mata kuliah dasar hingga mata kuliah khusus

keperawatan yang memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Jumlah mahasiswa

Program Profesi Ners yaitu jalur A adalah sebanyak 49 orang dan mahasiswa Program

Profesi Ners jalur B adalah sebanyak 36 orang (Bagian Pendidikan PSIK FK USU,

2007). Maka jumlah populasi yaitu sebanyak 85 orang.

2.2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan “sampling” tertentu

(42)

menggunakan teknik Quota sampling, yaitu suatu teknik pengambilan sampel sesuai

dengan jumlah yang ditentukan sebelumnya, dan jika jumlah sampel tersebut sudah

dicapai maka si pengumpul data berhenti. Dalam menerapkan teknik ini, peneliti

pertama-tama harus memutuskan strata mana yang sesuai dengan penelitiannya,

selanjutnya peneliti menetapkan kuota untuk setiap stratumnya yang proporsinya

mewakili seluruh populasi (Zuriah, 2006). Adapun kriteria sampel dalam penelitian

ini adalah mahasiswa yang aktif kuliah (tidak sambil bekerja), belum menikah dan

bersedia berpartisipasi menjadi responden, serta dari hasil penyebaran kuesioner

didapati hanya memiliki salah satu gaya belajar yang dominan sehingga jumlah

sampel dalam penelitian ini yaitu 62 orang.

A B Jumlah

Semester I 13 31 44

Semester II 36 5 41

Jumlah 49 36 85

Penentuan besarnya jumlah sampel dari populasi yang telah diketahui dapat

ditentukan dengan menggunakan rumus (Notoatmodjo, 2005) yaitu :

Keterangan : n = besar sampel

N = besar populasi

d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan = 0,05 N

n =

(43)

Sehingga jumlah sampel yang akan diambil adalah :

Jumlah sampel penelitian yang diambil dari tiap semester

2

Dan setiap jalur dapat diwakili dengan menggunakan rumus :

70

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

dengan pertimbangan bahwa jumlah sampel yang memadai, efisien waktu dan biaya

penelitian. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, dimulai awal bulan Januari

2010 hingga awal bulan Maret 2010.

4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara. Sebelum melakukan penelitian ini terlebih dahulu

peneliti meminta kesediaan responden untuk membaca informed consent dan

(44)

dimulai bila responden bersedia menandatangani informed consent yang telah

disediakan atau bersedia secara lisan, namun jika responden tidak bersedia maka

peneliti tidak akan memaksa dan menghormati keputusannya. Untuk menjaga

kerahasiaan maka nama responden tidak akan dicantumkan pada lembar kuesioner

yang diisi oleh responden dan hanya diberi kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang

diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti dan hanya dipergunakan untuk

kepentingan penelitian (Nursalam, 2003).

5. Instrumen Penelitian 5.1. Kuesioner Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini dibuat dalam bentuk kuisioner.

Yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka. Instrumen terdiri dari

4 bagian yaitu data demografi, motivasi berprestasi, gaya belajar, dan Indeks Prestasi

Kumulatif.

Bagian pertama yaitu kuesioner demografi yang bertujuan untuk

mengidentifikasi karakteristik responden yang meliputi jalur program studi, semester,

usia, dan jenis kelamin.

Bagian kedua yaitu kuesioner motivasi berprestasi bertujuan untuk mengetahui

kecenderungan motivasi berprestasi mahasiswa. Kuesioner yang digunakan adalah

kuesioner motivasi berprestasi yang dimodifikasi dari buku Uno (2007) dengan

pemilihan beberapa pertanyaan dengan alasan ada beberapa pertanyaan yang tidak

sesuai dengan motivasi berprestasi. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner

tertutup, sehingga responden hanya perlu memberikan jawaban berupa tanda check

(45)

Model skala motivasi berprestasi menggunakan skala likert. Pernyataan 5 pilihan

yaitu tidak pernah, kurang, kadang-kadang, sering, dan sangat sering. Jawaban

kuisioner disusun dengan pembobotan (skoring). Bobot penilaian sebagai berikut:

tidak pernah diberi skor 0, kurang diberi skor 1, kadang-kadang diberi skor 2, sering

diberi skor 3, sangat sering diberi skor 4. Berdasarkan rumus statistika p =

rentang/banyak kelas menurut Sudjana (1992) dimana p merupakan panjang kelas,

rentang merupakan pengurangan nilai tertinggi dengan nilai terendah. Nilai terendah

yang mungkin diperoleh oleh setiap responden adalah 0 dan nilai tertinggi 104.

Rentang kelas sebesar 104 (104-0) dan banyak kelas yang diinginkan adalah 2 yaitu

motivasi berprestasi rendah 0-52 dan motivasi berprestasi tinggi 53-104.

Bagian ketiga yaitu kuesioner gaya belajar mahasiswa yang diadopsi dari

DePorter & Henrcki (2003). Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup,

sehingga responden hanya perlu memberikan jawaban berupa tanda check list ( √ )

pada jawaban yang tersedia. Jumlah pertanyaan sebanyak 36 pertanyaan yaitu 1-12

untuk gaya belajar visual, 13-24 untuk gaya belajar auditori, 25-36 untuk gaya belajar

kinestetik. Model skala gaya belajar menggunakan skala likert dengan alternatif

jawaban yang tersedia pada kuesioner yaitu tidak pernah, kadang-kadang, sering.

Jawaban kuesioner disusun dengan pembobotan (skoring). Bobot penilaian sebagai

berikut: tidak pernah diberi skor 0, kadang-kadang diberi skor 1, sering diberi skor 2.

Jumlah skor yang paling tinggi pada tiap bagian maka akan menentukan gaya belajar

yang paling menonjol pada mahasiswa, jika terdapat skor yang sama artinya terdapat

lebih dari satu gaya belajar yang dominan pada mahasiswa sehingga responden tidak

dimasukkan kedalam sampel penelitian. Dalam hal ini hanya satu gaya belajar yang

(46)

Bagian keempat berisi data Indeks Prestasi Kumulatif yang bertujuan untuk

menilai hasil pembelajaran dari responden selama kuliah di Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara, dengan kriteria penilaian berdasarkan peraturan

akademik Program Sarjana (S1) Universitas Sumatera Utara pada pasal 8 tentang

yudisium yaitu memuaskan (2,00-2,75), sangat memuaskan (2,76-3,50) dan cumlaude

(≥ 3,51) (Buku panduan akademik Fakultas Keperawatan USU).

5.2. Uji validitas dan Reliabilitas

Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan sesuatu instrumen dan bertujuan untuk menggambarkan sejauh mana

instrumen mampu mengukur apa yang akan diukur (Arikunto , 2006).

Uji realibilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran

tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang

sama dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2005).

Pada penelitian ini uji validitas kuesioner motivasi berprestasi dilakukan oleh

salah satu dosen keperawatan Universitas Sumatera Utara yaitu Liberta Lumbantoruan

S.Kp, MKep dan Siti Zahara Nst S.Kep, MKep bentuk uji validitas yang dilakukan

adalah validitas isi. Uji reabilitas dilakukan terhadap 30 orang responden yaitu

mahasiswa Program Profesi Ners STIKES Medistra Lubuk Pakam dan mahasiswa

Program Profesi Ners STIKES Deli Husada yang memenuhi kriteria sampel

(Dempsey, 2002). Teknik analisa yang digunakan adalah rumus Cronbach Alpha.

Hasil uji reabilitas terhadap kuesioner motivasi berprestasi adalah 0,872. Berdasarkan

Pollit & Hungler (1999) yang menyatakan bahwa suatu instrumen dikatakan reliabel

apabila hasil uji lebih besar dari 0,70. Sehingga kuesioner motivasi berprestasi ini

(47)

Uji validitas dan reabilitas pada kuesioner gaya belajar telah dilakukan oleh

salah satu dosen keperawatan Universitas Sumatera Utara yaitu Ibu Rika Endah

Nurhidayah S.Kp. MPd. Bentuk uji validitas yang dilakukan adalah validitas isi. Uji

reliabilitas dilakukan terhadap 30 orang responden yaitu mahasiswa Jalur A Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang memenuhi kriteria sampel (Dempsey,

2002). Teknik analisa yang digunakan adalah rumus Cronbach Alpha. Hasil uji

reliabilitas terhadap kuesioner gaya belajar mahasiswa adalah 0,73. Berdasarkan Pollit

& Hungler (1999) yang menyatakan bahwa suatu instrumen dikatakan reliabel apabila

hasil uji lebih besar dari 0,70. Sehingga kuesioner gaya belajar ini dikatakan reliabel.

6. Pengumpulan Data

Pada tahap awal permohonan izin pelaksanaan peneliti diajukan pada institusi

pendidikan Fakultas Keperawatan USU. Setelah mendapat izin pelaksanaan penelitian

dari Dekan FKep USU, peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian.

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

kepada setiap responden sesuai dengan kriteria dan telah bersedia menjadi responden

dengan mengisi lembar persetujuan. Kepada responden dijelaskan tentang topik,

manfaat, serta tujuan peneliti kemudian responden diminta untuk mengisi kuesioner

yang sudah diberikan oleh peneliti, namun agar tidak terjadi kesalahan interpretasi

pada responden, peneliti perlu untuk bersama responden selama pengisian kuesioner

sehingga jika ada yang tidak dimengerti oleh responden dapat segera ditanyakan

kepada peneliti. Setelah responden selesai mengisi kuesioner, maka seluruh data

(48)

7. Analisa Data

Analisa data dilakukan setelah semua data berupa semua kuesioner

dikumpulkan oleh peneliti dan diperiksa satu persatu. Setiap data dan pernyataan

dalam kuesioner diberi kode untuk mempermudah proses analisa data. Kemudian

memasukkan data dari lembar kuesioner ke dalam program komputer dengan

menggunakan komputerisasi. Selanjutnya mengecek kembali data yang telah

dimasukkan untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak.

7.1. Analisis Univariat a. Deskripsi Data Demografi

Data demografi mahasiswa program profesi ners adalah data bentuk nominal,

menggunakan skala pengukuran katagorikal berupa skala nominal (Sastroasmoro,

2002). Data akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.

b. Deskripsi Data Motivasi Berprestasi

Data motivasi berprestasi adalah data bentuk ordinal, menggunakan skala

pengukuran katagorikal berupa skala ordinal (Sastroasmoro, 2002) yaitu tinggi dan

rendah. Data akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.

c. Deskripsi Data Gaya Belajar

Data gaya belajar adalah data bentuk nominal, menggunakan skala

pengukuran katagorikal berupa skala nominal (Sastroasmoro, 2002) yaitu visual,

audiotori dan kinestetik. Data akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekue nsi

dan persentase.

d. Deskripsi Data Prestasi Belajar

(49)

memuaskan, sangat memuaskan, dan cum laude. Data akan disajikan dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi dan persentase.

7.2. Analisis Bivariat

Hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar dan gaya belajar

dengan prestasi belajar akan dianalisa dengan menguji hipotesis penelitian. Untuk

pengujian hipotesa pertama dan kedua dilakukan dengan teknik korelasi sederhana

dan regresi sederhana. Teknik korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan

variabel motivasi berprestasi dengan prestasi belajar dan gaya belajar dengan prestasi

belajar yang dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson, dimana total skore

dari ketiga variabel dinumerikan yaitu motivasi, gaya belajar dan prestasi belajar

menggunakan data interval. Kemudian variabel independen (motivasi berprestasi dan

gaya belajar) langsung dikorelasikan dengan variabel dependen (prestasi belajar).

Analisis dilakukan secara komputerisasi menggunakan program SPSS versi 17,0

untuk mengkorelasikan antara keduanya. Uji Pearson digunakan dalam penelitian ini

karena variabel independen (motivasi berprestasi, gaya belajar) berskala numerik

interval dan variabel dependen (prestasi belajar) berskala numerik interval

(Dahlan, 2008).

Berdasarkan uji korelasi yang dilakukan, maka nilai r menginterpretasikan 4

hal yaitu arah korelasi, ada tidaknya korelasi, tinggi rendahnya korelasi dan signifikan

tidaknya harga r (Helmi dkk, 2008). Dalam Hartono (2008), dijelaskan bahwa SPSS

akan memberikan tabel berupa Corelations dimana pada tabel tersebut terlihat harga

koefisien korelasi yang dihasilkan dari korelasi peringkat Pearson. Jika

ρ

value lebih

kecil dari nilai

α

yang telah ditentukan sebelumnya yaitu 0,05, maka Ho ditolak yang

(50)

berarti Ho gagal ditolak yang berarti tidak ada hubungan diantara variabel yang

diteliti. Tabel berikut merupakan tabel panduan interprestasi hasil uji hipotesis

berdasarkan kekuatan korelasi, nilai p, dan arah korelasi.

Kemudian regresi sederhana digunakan untuk mengetahui persamaan regresi

variabel motivasi berprestasi dengan prestasi belajar dan gaya belajar dengan prestasi

belajar.

Tabel 4.1. Kriteria Penafsiran Korelasi

No Parameter Nilai Interpretasi

1 Kekuatan korelasi (r) 0,00-0,199 0,20-0,399 dua variabel yang diuji.

3 Arah korelasi + (positif)

- (negatif)

Searah, semakin besar nilai satu variabel, semakin besar pula nilai variabel yang lainnya. Semakin besar nilai satu variabel, semakin kecil nilai variabel yang lainnya.

7.3. Analisis Multivariat

Untuk mengetahui hubungan motivasi berprestasi dan gaya belajar terhadap

prestasi belajar dilakukan teknik korelasi ganda dan regresi linear berganda. Teknik

(51)

yang biasa disebut X1,X2,X3 dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y

(Helmi dkk, 2008). Tujuan menggunakan analisis regresi linear berganda adalah

untuk mencari pengaruh dua atau lebih variabel prediktor (bebas) atau untuk mencari

hubungan dua variabel prediktor (bebas) atau lebih terhadap variabel kliteriumnya

(terikat), atau untuk meramalkan dua variabel – variabel prediktor (bebas) atau lebih

terhadap variabel kriteriumnya (terikat) (Hartono, 2008).

Dalam pemodelan ini semua variabel prediktor dicobakan secara

bersama-sama. Model yang diasumsikan dari regresi linear berganda adalah:

Y=a + b1X1 +b2X2 +b3X3 ... bnXn

Variabel dengan nilai p-value < 0,05 artinya kesimpulan constant dari model regresi

linear berganda ini signifikan. Analisis bertujuan untuk mengetahui hubungan

(52)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan antara lain

tentang: deskripsi karakteristik responden, deskripsi motivasi berprestasi, deskripsi

gaya belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU, deskripsi

prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU, analisa

hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar mahasiswa Program

Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU, analisa hubungan gaya belajar dengan

prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU serta

analisa motivasi berprestasi dan gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa

Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU.

1. Hasil Penelitian

1.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Analisis univariat pada penelitian ini melihat distribusi frekuensi dan persentase

karakteristik responden usia dan jenis kelamin.

Berdasarkan tendensi sentral dapat diketahui bahwa usia responden dalam

penelitian ini memiliki modus pada usia pada kelompok usia 21-23 tahun (n=3,

51,6%). Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan (n=54, 87,1%). Tabel

(53)

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden

Variabel Frekuensi Persen (%)

Usia

1.2. Deskripsi Motivasi Berprestasi Mahasiswa

Hasil penelitian terhadap motivasi berprestasi mahasiswa dapat dilihat pada

tabel 5.2 yang menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki motivasi

berprestasi yang tinggi (n=56, 90,3%).

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase motivasi berprestasi responden Motivasi Berprestasi Frekuensi Persen (%)

Tinggi

1.3. Deskripsi Gaya Belajar Mahasiswa

Hasil penelitian terhadap gaya belajar mahasiswa dapat dilihat pada tabel 5.3

yang menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki gaya belajar visual

(n=41, 66,1%). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pelajar visual cenderung

(54)

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase gaya belajar responden

1.4. Deskripsi Prestasi Belajar Mahasiswa

Prestasi belajar menjadi indikator untuk menilai tingkat keberhasilan mahasiswa

dalam proses belajar. Winkel (1996) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu

bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan

kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Hasil penelitian terhadap

prestasi belajar mahasiswa dapat dilihat pada tabel 5.4 yang menunjukkan bahwa

mahasiswa dengan prestasi belajar sangat memuaskan (IPK 2,76-3,50) lebih banyak

dibandingkan dengan prestasi belajar memuaskan (IPK 2,00-2,75) dan prestasi belajar

cumlaude (3,51-4,00).

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi dan persentase prestasi belajar responden

Prestasi Belajar Frekuensi Persen (%)

(55)

2. Pengujian Statistik

Pengujian statistik berisi uji asumsi klasik seperti uji normalitas, dan pengujian

hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana.

2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak.

Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati

normal. Menurut Helmi (2008), untuk uji normalitas data dengan melihat histogram

(bentuk loncang) jika data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan maka data

berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dengan menggunakan, disajikan

sebagaimana gambar dibawah ini:

(56)

Berdasarkan output dari pengolahan data dengan menggunakan SPSS 17.0,

dengan melihat pada grafik normal histogram dari variabel motivasi berprestasi, gaya

belajar dan prestasi belajar tampak bahwa data-datanya tidak menceng ke kiri atau

menceng ke kanan maka data dari ketiga variabel tersebut dapat dikatakan

(57)

2. Analisis Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU

Analisis bivariat pada penelitian ini melihat hubungan masing-masing variabel

independen (motivasi berprestasi, gaya belajar) dengan variabel dependen (prestasi

belajar).

2.1. Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh motivasi berprestasi yang ada pada diri

seseorang. Dimana semakin tinggi motivasi berprestasi seseorang maka prestasi yang

dihasilkan semakin optimal. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa 83,9%

mahasiswa dikategorikan memiliki prestasi belajar sangat memuaskan dan sebagian

besar mahasiswa memiliki motivasi berprestasi yang tinggi (n=56, 90,3%).

Uji korelasi Pearson dilakukan secara komputerisasi dan memberikan nilai

kekuatan korelasi (r) yaitu 0,423 yang artinya kekuatan korelasi sedang dan

sig. (1-tailed) sebesar 0,001. Angka ini lebih kecil dari nilai α = 0,05 sehingga hal ini

diinterpretasikan bahwa Ho ditolak, yang artinya terdapat hubungan antara motivasi

berprestasi dengan prestasi belajar mahasiswa program profesi ners Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Hasil uji korelasi Pearson yang telah

(58)

Tabel 5.5. Hubungan Motivasi Berprestasi dengan prestasi belajar mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU

Dari hasil uji regresi linear sederhana, pada tabel 5.6 didapatkan persamaan

linear dari hubungan motivasi berprestasi (X1) dengan prestasi belajar (Y) yang

dilihat dari korelasi koefisien yaitu:

Y = 2,508 + 0,008X1

Sesuai dengan persamaan diatas dapat dideskripsikan secara ringkas yaitu

apabila terjadi kenaikan 1 unit variabel motivasi berprestasi akan meningkatkan

prestasi belajar sebesar 0,008. Secara umum menunjukkan bahwa perubahan motivasi

berprestasi pada mahasiswa program profesi ners fakultas keperawatan USU sebesar

0,008 ke arah positif akan diikuti dengan peningkatan prestasi belajar sebesar 2,508.

Tabel 5.6 Koefisien Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan USU

Model Koefisien Sig.

(Constant) 2.508 .000

Motivasi .008 .001

2.2. Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Prestasi belajar yang baik dapat mencerminkan tipe belajar yang baik karena Variabel Motivasi Berprestasi IPK Sig

Gambar

Tabel 4.1. Kriteria Penafsiran Korelasi
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase gaya belajar responden
Gambar 5.1 Diagram Normal Histogram
+6

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi sebagai acuan untuk penelitian mengenai keterampilan petugas filing, tingkat kejadian misfile dan

Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir dengan judul “Segmentasi Citra pada Video dengan Metode Level Set Berbasis Pemrograman Paralel GPU CUDA” merupakan hasil

fastfood juga memiliki hubungan dengan kejadian obesitas pada anak usia 10-12 tahun

The purpose of this study was to describe and identify the effectiveness of implementation of teaching multimodal text using genre-based approach. This study was conducted in

In the coming years, private sector involvement in rice trading should be focused on the workability of the market mechanism. There has been a public debate on whether or not the

menunjukkan bahwa secara signifikan membuktikan terdapat perbedaan keterampilan proses peserta didik kelas XI SMA Negeri 7 Pinrang yang diajar dengan menggunakan model

Pada dasar lantai, tegangan pada badan yang menyebabkan gaya tarik ke. arah atas harus ditahan oleh

Yang Kedua , penelitian lebih lanjut dan penerapan spiritualitas dalam organisasi bisnis sangatlah penting untuk menjadi perhatian, dengan harapan semakin banyak