• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Iklim Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika Wilayah I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Iklim Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika Wilayah I"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI BADAN

METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH I

TESIS

Oleh

TRI MELDA MEI LIANA 087019127/IM

p

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011 SE

K O L A

H

P A

S C

A S A R JA

(2)

ANALISIS PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI BADAN

METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH I

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magsiter Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

TRI MELDA MEI LIANA 087019127/IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH I

Nama Mahasiswa : Tri Melda Mei Liana Nomor Pokok : 087019127

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Rismayani, SE, M.S) (Dr. Parulian Simanjuntak, MA)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)

(4)

Telah diuji pada

Tanngal : 17 Februari 2011

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Rismayani, SE, MS Anggota : 1. Dr. Parulian Simanjuntak, MA 2. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA 3. Dra. Nisrul Irawati, MBA

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul : “Analisis

Pengaruh Iklim Organisasi dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Badan

Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I”

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh

siapapun juga sebelumnya.

Sumber-sumber data yang diperoleh dan digunakan telah dinyatakan secara

jelas dan benar.

Medan, Februari 2011

Yang membuat pernyataan,

(6)

ANALISIS PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI BADAN

METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH I

Tri Melda Mei Liana, Prof. Dr. Rismayani, SE, MS, dan Dr. Parulian Simanjuntak, MA

ABSTRAK

Sumber daya manusia merupakan penggerak utama atas kelancaran jalannya organisasi. Di dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sumber daya manusia memerlukan faktor-faktor pendukung diantaranya iklim organisasi dan kompensasi untuk meningkatkan prestasi kerjanya.Perumusan masalah penelitian ini adalah : 1) Sejauh mana pengaruh iklim organisasi dan kompensasi terhadap prestasi kerja pegawai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I ; dan 2) Sejauh mana pengaruh kepemimpinan terhadap iklim organisasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I. Hipotesis yang diajukan adalah 1) Iklim organisasi dan kompensasi berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I ; dan 2) Kepemimpinan berpengaruh terhadap iklim organisasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori manajemen sumber daya manusia yang berkaitan dengan iklim organisasi, kompensasi, prestasi kerja, dan kepemimpinan.

(7)

pegawai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I yang berjumlah 81 orang dan jumlah sampel sebanyak 45 orang.

Hasil penelitian uji hipotesis pertama menunjukkan iklim organisasi dan kompensasi secara serempak berpengaruh sangat signifikan terhadap prestasi kerja pegawai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I dan secara parsial variabel kompensasi berpengaruh lebih dominan daripada iklim organisasi. Hal ini berarti bahwa prestasi kerja pegawai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I sangat dipengaruhi oleh iklim organisasi dan kompensasi dan yang paling dominan pengaruhnya adalah kompensasi. Selanjutnya hipotesis kedua menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh sangat signifikan terhadap iklim organisasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I. Hal ini berarti bahwa iklim organisasi sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan.

Kesimpulan penelitian ini adalah: 1) Iklim organisasi dan kompensasi secara serempak berpengaruh sangat signifikan terhadap prestasi kerja pegawai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I, dan 2) Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap iklim organisasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I.

(8)

ANALISYS THE INFLUENCE ON CLIMATE OF ORGANIZATION AND COMPENSATION AT WORKING PERFORMANCE OF THE STAFFS

CLIMATOLOGY METEOROLOGY AND GEOPHYSICS AGENCY AREA I

Tri Melda Mei Liana, Prof. Dr. Rismayani, SE, MS, and Dr. Parulian Simanjuntak, MA

ABSTRACT

Human resources is a main factor to run a good organization. In conducting the task and responsibility, human resources need supporting factors such as climate of organization and compensation to improve working performance. The research problems are 1)to what extent does the influence of the climate of organization and compensation contribute to the achievement of working performance of the staffs of BMKG Wilayah I ; 2) to what extent is the influence of the leadership on climate of organization of BMKG Wilayah I. The hypotheses are 1) the climate of organization and compensation have influence on achievement of working performance of the staffs of BMKG Wilayah I ; 2) leadership has also influence on the climate of organization of BMKG Wilayah I.

This study adopted the Human Resources Management theory, as it pertaining to the climate of organization, compensation, working performance, and leadership.

This research applies a survey approach with a descriptive and qualitative method and uses an explanation power as it characteristics. The method of collecting the data is done by using interview, questionaires, and documentation study. The method of data analysis used is the multiple regression analysis and the simple regression analysis. The population of this study are 81 staffs of BMKG Wilayah I and the samples taken are only 45 staffs.

(9)

performance of the staffs of BMKG Wilayah I. In partial, the compensation variable shows more dominantly than the climate of organization of BMKG Wilayah I. This means that the achievement of working performance of the staffs of BMKG Wilayah I are influenced highly by the climate of organization and compensation and it is the compensation that gives mostly. The second hypotesis shows that leadership influences significantly on the climate of organization of BMKG Wilayah I, this mean that the climate of organization is significantly influenced by the leadership.

The conclusions are, 1) The climate of organization and compensation simultaneously influence significantly on the achievement of working performance of the staffs of BMKG Wilayah I, and 2) The leadership influences significantly on the climate of organization of BMKG Wilayah I.

(10)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,

yang selalu memberikan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

penulisan tesis ini.

Penelitian ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister

Sains pada Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas

Sumatera Utara. Judul penelitian yang dilakukan penulis adalah: “Analisis Pengaruh

Iklim Organisasi dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Badan

Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I”.

Selama melakukan penelitian dan penulisan tesis ini, penulis banyak

memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K), selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Manajemen, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Prof. Dr. Rismayani, SE., MS, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.

5. Bapak Dr. Parulian Simanjuntak, MA, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang

telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penulisan

(11)

6. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA, Ibu Dra Nisrul Irawati, MBA, Bapak

Drs. Rahmad Sumanjaya, MSi, selaku Komisi Pembanding atas saran dan kritik

yang diberikan.

7. Bapak dan Ibu Dosen serta pegawai di Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

8. Para pegawai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I yang

telah memberikan waktu dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan

penelitian.

9. Kedua orangtua penulis, Bapak Parluhutan Sitorus tercinta dan almh Ibu R. Br.

Situmorang tercinta, serta saudara-saudaraku semua, Kak Rapmaida, Bang

Afrizon, Bang Robinhot, Kak Acelina, Adik Impetus yang senantiasa

memberikan doa dan dukungan.

10. Suamiku tercinta, Jhon Freddy Ezra Sirait dan putriku tersayang, Agave Patricia

Sirait yang dengan penuh kesabaran dan pengertian yang mendalam selama

penulisan tesis ini serta senantiasa memberikan doa dan dukungan.

11. Seluruh teman-teman mahasiswa Angkatan XV di Program Studi Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, khususnya Anna,

Epta, Eva, Lita, atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis menempuh studi

dan penulisan tesis ini.

Penulis menyadari tesis ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh dari

sempurna. Namun harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat kepada seluruh

pembaca. Semoga kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati kita semua, Amin.

Medan, Februari 2011

Penulis,

(12)

RIWAYAT HIDUP

Tri Melda Mei Liana, lahir di Tebing Tinggi tanggal 25 Mei 1976. Putri

kelima dari enam bersaudara, dari pasangan Bapak Parluhutan Sitorus dan Ibu Ramlu

br. Situmorang. Menikah dengan Jhon Freddy Ezra Sirait pada tahun 2009 dan telah

dikarunia seorang putri pada tahun 2010 yang bernama Agave Patricia Sirait.

Pendidikan dimulai dari Sekolah Dasar (SD) di SDN 080107 Medan, tamat

dan lulus tahun 1988. Melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP)

di SMPN 3 Medan, tamat dan lulus tahun 1991. Selanjutnya meneruskan pendidikan

ke Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 5 Medan, tamat dan lulus tahun 1994.

Kemudian menyelesaikan jenjang pendidikan Strata 1 (S-1) di Fakultas Ekonomi

Jurusan Manajemen, Universitas Jember, tamat dan lulus tahun 2000. Pada tahun

2008 melanjutkan pendidikan Strata 2 (S-2) pada Program Studi Ilmu Manajemen di

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pekerjaan saat ini sebagai tenaga pengajar Kopertis Wilayah I dan

ditempatkan di Universitas Dian Nusantara, Medan sampai dengan saat ini.

Medan, Februari 2011

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... ... i

ABSTRACT... ... iii

KATA PENGANTAR... iv

RIWAYAT HIDUP... ... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Perumusan Masalah... 6

1.3. Tujuan Penelitian... 6

1.4. Manfaat Penelitian... 6

1.5. Kerangka Berpikir... .. ... 7

1.6. Hipotesis ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

(14)

2.1.1. Pengertian tentang Iklim Organisasi ... 10

2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Iklim Organisasi .... 12

2.1.3. Dimensi Iklim Organisasi... 13

2.2. Teori tentang Kompensasi ... 16

2.2.1. Pengertian tentang Kompensasi ... 16

2.2.2. Tujuan Kompensasi ... 19

2.3. Teori tentang Prestasi Kerja ... 19

2.3.1. Pengertian tentang Prestasi Kerja ... 19

2.3.2. Penilaian Prestasi Kerja ... 20

2.3.3. Faktor-faktor Penilaian Prestasi Kerja... 21

2.3.4. Metode Penilaian Prestasi Kerja... 23

2.4. Teori tentang Kepemimpinan... ... 24

2.4.1. Pengertian Kepemimpinan... ... 24

2.4.2. Beberapa Pendekatan Teori Kepemimpinan... ... 27

2.4.3. Tugas-tugas Kepemimpinan... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... ... 31

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

3.2. Metode Penelitian... 31

3.3. Populasi dan Sampel... 32

(15)

3.5. Teknik Pengumpulan Data... 34

3.6. Jenis dan Sumber Data ... 34

3.7. Identifikasi Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... ... 35

3.7.1. Identifikasi Variabel Penelitian Hipotesis Pertama ... .. 35

3.7.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama... 35

3.7.3. Identifikasi Variabel Penelitian Hipotesis Kedua... 36

3.7.4. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua... 36

3.8. Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen ... 37

3.8.1. Uji Validitas Instrumen ... 37

3.8.1.1. Uji validitas instrumen variabel iklim organisasi 38 3.8.1.2. Uji validitas instrumen variabel kompensasi... 39

3.8.1.3. Uji validitas instrumen variabel prestasi kerja ... 40

3.8.1.4. Uji validitas instrumen variabel Pimpinan ... 41

3.8.2. Uji Reliabilitas Instrumen... ... 41

3.9. Model Analisis Data... .. 42

3.9.1. Model Analisis Data Hipotesis Pertama... 42

3.9.2. Model Analisis Data Hipotesis Kedua... ... 46

3.10. Uji Asumsi Klasik ... .. 47

(16)

3.10.2. Uji Multikolinieritas ... .. 47

3.10.3. Uji Heteroskedastisitas ... .. 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... . 49

4.1. Hasil Penelitian... ... . 49

4.1.1. Sejarah Singkat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika... ... 49

4.1.2. Visi dan Misi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I... 51

4.1.2.1. Visi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I... ... 51

4.1.2.2. Misi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I... ... 52

4.1.3. Struktur Organisasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I... 52

4.1.4. Tugas Pokok dan Fungsi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I... ... 54

4.1.4.1. Tugas pokok Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I... ... 54

(17)

4.1.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis

Kelamin, Masa Kerja, Golongan, Tingkat Pendidikan,

dan Status Pernikahan ... 55

4.1.5.1. Karakteristik responden berdasarkan usia ... 55

4.1.5.2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 56

4.1.5.3. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja 57 4.1.5.4. Karakteristik responden berdasarkan golongan .. 58

4.1.5.5. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ... ... 59

4.1.5.1. Karakteristik responden berdasarkan status pernikahan ... 60

4.2. Penjelasan Responden Atas Variabel Penelitian... ... 61

4.2.1. Penjelasan Responden Atas Variabel Iklim Organisasi ... 61

4.2.2. Penjelasan Responden Atas Variabel Kompensasi ... 69

4.2.3. Penjelasan Responden Atas Variabel Prestasi Kerja... 73

4.2.4. Penjelasan Responden Atas Variabel Kepemimpinan... 79

4.3. Pembahasan ... 83

4.3.1. Pengujian Hipotesis Pertama... ... 83

(18)

4.3.1.2. Hasil analisis regresi berganda hipotesis pertama 86

4.3.1.3. Koefisien determinasi (R-Square)... 88

4.3.1.4. Uji serempak hipotesis pertama... ... 89

4.3.1.5. Uji parsial hipotesis pertama... 90

4.3.2. Pengujian Hipotesis Kedua... ... 92

4.3.2.1. Hasil Uji normalitas hipotesis kedua... ... 92

4.3.2.2. Hasil analisis regresi sederhana hipotesis kedua.. 93

4.3.2.3. Koefisien determinasi (R-Square)... 95

4.3.2.4. Hasil Uji serempak hipotesis kedua... ... 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... ... 98

5.1. Kesimpulan... ... 98

5.2. Saran... ... 98

(19)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1. Penggolongan Pendapatan Kantor Badan Meteorologi Klimatologi dan

Geofisika Wilayah I yang Dibagikan (Kompensasi) ... 3

1.2. Tingkat Penyelesaian Tugas Tepat Waktu Tiap Unit Kerja di Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika Wilayah I ... 4

3.1. Data Jumlah Pegawai Kantot Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I ... ... 32

3.2. Penggolongan Pengambilan Sampel Penelitian ... . 34

3.3. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama... ... 36

3.4. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua... . 37

3.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Iklim Organisasi... 38

3.6. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kompensasi... . 39

3.7. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Prestasi Kerja... ... 40

3.8. Hasil Uji Validitas Instrumen Varabel Kepemimpinan... .. 41

3.9. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel... . 42

4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... .... 55

(20)

4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja... . 57

4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Golongan... .. 58

4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 59

4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan... 60

4.7. Hasil Uji Multikolinieritas Hipotesis Pertama ... ... 85

4.8. Hasil Uji Koefisien Regresi Berganda Hipotesis Pertama ... ... 87

4.9. Nilai Koefisien Determinasi (R2) Hipotesis Pertama... 88

4.10. Hasil Uji Serempak Hipotesis Pertama... ... ... 89

4.11. Hasil Uji Parsial Hipotesis Pertama... .... . 91

4.12. Koefisien Regresi Hipotesis Kedua... .... . 94

4.13. Nilai Koefisien Determinasi (R2) Hipotesis Kedua... . 95

(21)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1.1. Kerangka Berpikir Hipotesis Pertama dan Hipotesis Kedua ... 9

2.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Iklim Organisasi... 12

4.1. Struktur Organisasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I... 53

4.2. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Pertama... .... 84

4.3. Grafik Scatterplot Hasil Uji Heterokedastisitas Hipotesis Pertama... 86

(22)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 102

2. Pengujian Regresi Hipotesis Pertama... ... 104

3. Pengujian Regresi Hipotesis Kedua... 107

4. Quisioner Penelitian... ... . 109

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(23)

ANALISIS PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI BADAN

METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH I

Tri Melda Mei Liana, Prof. Dr. Rismayani, SE, MS, dan Dr. Parulian Simanjuntak, MA

ABSTRAK

Sumber daya manusia merupakan penggerak utama atas kelancaran jalannya organisasi. Di dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sumber daya manusia memerlukan faktor-faktor pendukung diantaranya iklim organisasi dan kompensasi untuk meningkatkan prestasi kerjanya.Perumusan masalah penelitian ini adalah : 1) Sejauh mana pengaruh iklim organisasi dan kompensasi terhadap prestasi kerja pegawai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I ; dan 2) Sejauh mana pengaruh kepemimpinan terhadap iklim organisasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I. Hipotesis yang diajukan adalah 1) Iklim organisasi dan kompensasi berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I ; dan 2) Kepemimpinan berpengaruh terhadap iklim organisasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori manajemen sumber daya manusia yang berkaitan dengan iklim organisasi, kompensasi, prestasi kerja, dan kepemimpinan.

(24)

pegawai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I yang berjumlah 81 orang dan jumlah sampel sebanyak 45 orang.

Hasil penelitian uji hipotesis pertama menunjukkan iklim organisasi dan kompensasi secara serempak berpengaruh sangat signifikan terhadap prestasi kerja pegawai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I dan secara parsial variabel kompensasi berpengaruh lebih dominan daripada iklim organisasi. Hal ini berarti bahwa prestasi kerja pegawai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I sangat dipengaruhi oleh iklim organisasi dan kompensasi dan yang paling dominan pengaruhnya adalah kompensasi. Selanjutnya hipotesis kedua menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh sangat signifikan terhadap iklim organisasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I. Hal ini berarti bahwa iklim organisasi sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan.

Kesimpulan penelitian ini adalah: 1) Iklim organisasi dan kompensasi secara serempak berpengaruh sangat signifikan terhadap prestasi kerja pegawai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I, dan 2) Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap iklim organisasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I.

(25)

ANALISYS THE INFLUENCE ON CLIMATE OF ORGANIZATION AND COMPENSATION AT WORKING PERFORMANCE OF THE STAFFS

CLIMATOLOGY METEOROLOGY AND GEOPHYSICS AGENCY AREA I

Tri Melda Mei Liana, Prof. Dr. Rismayani, SE, MS, and Dr. Parulian Simanjuntak, MA

ABSTRACT

Human resources is a main factor to run a good organization. In conducting the task and responsibility, human resources need supporting factors such as climate of organization and compensation to improve working performance. The research problems are 1)to what extent does the influence of the climate of organization and compensation contribute to the achievement of working performance of the staffs of BMKG Wilayah I ; 2) to what extent is the influence of the leadership on climate of organization of BMKG Wilayah I. The hypotheses are 1) the climate of organization and compensation have influence on achievement of working performance of the staffs of BMKG Wilayah I ; 2) leadership has also influence on the climate of organization of BMKG Wilayah I.

This study adopted the Human Resources Management theory, as it pertaining to the climate of organization, compensation, working performance, and leadership.

This research applies a survey approach with a descriptive and qualitative method and uses an explanation power as it characteristics. The method of collecting the data is done by using interview, questionaires, and documentation study. The method of data analysis used is the multiple regression analysis and the simple regression analysis. The population of this study are 81 staffs of BMKG Wilayah I and the samples taken are only 45 staffs.

(26)

performance of the staffs of BMKG Wilayah I. In partial, the compensation variable shows more dominantly than the climate of organization of BMKG Wilayah I. This means that the achievement of working performance of the staffs of BMKG Wilayah I are influenced highly by the climate of organization and compensation and it is the compensation that gives mostly. The second hypotesis shows that leadership influences significantly on the climate of organization of BMKG Wilayah I, this mean that the climate of organization is significantly influenced by the leadership.

The conclusions are, 1) The climate of organization and compensation simultaneously influence significantly on the achievement of working performance of the staffs of BMKG Wilayah I, and 2) The leadership influences significantly on the climate of organization of BMKG Wilayah I.

(27)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peranan sumber daya manusia dalam suatu organisasi sangatlah penting.

Sumber daya manusia ini merupakan penggerak utama atas kelancaran jalannya

organisasi. Sumber daya manusia ini merupakan faktor yang tidak dapat dipisahkan

dari faktor-faktor yang lain. Masalah sumber daya manusia yang berada dalam suatu

organisasi seringkali menemui kendala-kendala yang tidak diinginkan, karena itu

untuk pemecahannya dituntut keahlian khusus untuk mengetahui latar belakang dan

perilaku setiap personal, baik mengenai kebiasaan sehari-hari, watak, dan perilaku

sumber daya manusia tersebut.

Setiap organisasi selalu menginginkan para pegawai untuk dapat berprestasi

dengan baik, karena hal ini akan berpengaruh terhadap kemajuan organisasi itu

sendiri. Hal utama yang dituntut oleh organisasi dari pegawainya adalah prestasi kerja

mereka yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh organisasi.

Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan tersebut, beberapa

diantaranya adalah iklim organisasi dan kompensasi. Jadi untuk meningkatkan

prestasi kerja pegawai diperlukan suatu dorongan terhadap pegawai tersebut, dan

salah satu dari dorongan tersebut adalah dengan memberikan kompensasi yang sesuai

(28)

mencapai prestasi kerja semaksimal mungkin. Kompensasi disini dianggap sebagai

salah satu kunci untuk memperoleh suatu prestasi kerja yang optimal dari setiap

pegawai. Dengan menerima kompensasi yang benar diharapkan para pegawai dapat

melaksanakan tugasnya dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab serta berusaha

untuk mencapai prestasi kerja yang baik pula.

Selain kompensasi tersebut, iklim organisasi juga sangat mendukung para

pegawai untuk bekerja lebih baik lagi, dimana iklim organisasi merupakan suasana

tempat kerja karyawan melaksanakan pekerjaannya yang meliputi suasana

lingkungan kantor dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas

yang dibebankan, sehingga nantinya apabila iklim organisasi kondusif akan

membantu pegawai untuk bekerja lebih baik lagi dan begitu juga sebaliknya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I merupakan badan

yang didirikan pemerintah untuk memperkirakan keadaan cuaca jangka pendek dan

jangka panjang serta mendeteksi keadaan gempa. Badan Meteorologi Klimatologi

dan Geofisika Wilayah I meliputi propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera

Utara, Sumatara Barat, Riau, dan Kepulauan Riau.

Dalam melaksanakan dan mewujudkan tujuannya, Badan Meteorologi

Klimatologi dan Geofisika tentunya harus mendapatkan dukungan penuh dari seluruh

pegawainya (sumber daya manusianya). Agar memperoleh perilaku pegawai yang

mendukung organisasi, maka Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah

I perlu menciptakan iklim yang menyenangkan bagi pegawai. Dengan iklim yang

(29)

dirinya dihargai, diperhatikan kerjanya. Tercipta pula sistem keterbukaan, dapat

dengan bebas mengemukakan pendapat atau gagasan. Dengan demikian akan terjalin

suatu keharmonisan hubungan antara pegawai dengan organisasi maupun diantara

sesama pegawai. Selain iklim yang menyenangkan dan kondusif, kompensasi

merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam menunjang prestasi kerja

pegawai. Sehingga dengan prestasi kerja pegawai yang tinggi diharapkan tujuan

organisasi dapat tercapai. Dalam hal ini, perbedaan pembagian kompensasi

(pendapatan kantor Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I yang

dibagikan) tiap unit kerja tahun 2010 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.1. Penggolongan Pendapatan Kantor Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I yang Dibagikan (Kompensasi)

No Unit Kerja Perbandingan

Pendapatan Kantor

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data diolah)

Berdasarkan Tabel 1.1. diketahui bahwa bagian tata usaha mendapat bagian

16,7% dari pendapatan kantor yang dibagikan (kompensasi), bidang observasi

mendapat bagian 33,3%, dan bidang data dan informasi mendapat bagian 50% dari

pendapatan kantor yang dibagikan(kompensasi). Disini dapat dilihat bahwa tidak

adanya pemerataan pembagian pendapatan kantor yang dibagikan (kompensasi) pada

(30)

berprestasi di setiap unit kerja tidak ada perbedaan dalam mendapat pendapatan

kantor yang dibagikan (kompensasi).

Di samping persoalan tersebut di atas, permasalahan lainnya adalah adanya

perbedaan tingkat penyelesaian tugas tepat waktu tiap unit kerja di Badan

Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I seperti ditunjukkan pada Tabel 1.2.

berikut ini:

Tabel 1.2. Tingkat Penyelesaian Tugas Tepat Waktu Tiap Unit Kerja di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I

No Unit Kerja Tingkat Penyelesaian Tugas Tepat Waktu (%)

1 Bagian Tata Usaha 60%

2 Bidang Observasi 90%

3 Bidang Data dan Informasi 90%

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data diolah)

Berdasarkan Tabel 1.2. di atas diketahui bahwa tingkat penyelesaian tugas

tepat waktu untuk bagian tata usaha hanya sebesar 60% saja, sementara untuk bidang

observasi dan bidang data dan informasi sangat bagus untuk tingkat penyelesaian

tugas tepat waktu, yaitu sebesar 90%. Hal ini dapat dikatakan bahwa untuk bidang

observasi dan bidang data dan informasi penyelesaian tugas-tugas yang diberikan

kepada mereka dilaksanakan dengan baik dan hampir semua tugas selesai pada

waktunya, hal ini berarti prestasi kerja di bidang observasi dan bidang data dan

informasi sangat tinggi.

Iklim organisasi di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I

(31)

menyenangkan, dimana setiap bagian mempunyai ruangan sendiri dan dilengkapi

dengan peralatan kantor yang memadai dan setiap ruangan mempunyai alat pendingin

ruangan, juga sering diadakan pendidikan dan pelatihan kepada pegawai agar dapat

lebih memahami dan menguasai pekerjaannya. Pada unit kerja bidang observasi,

pegawai dituntut untuk tidak menunda penyelesaian tugasnya, karena data yang

diperoleh dari hasil observasi sangat dibutuhkan oleh banyak pihak. Data yang

diperoleh dari bidang observasi kemudian diberikan kepada bidang data dan

informasi untuk diolah menjadi sebuah informasi yang sangat dibutuhkan oleh

masyarakat banyak. Sehingga terbentuklah iklim kerja yang menuntut tingkat

penyelesaian tugas yang tinggi baik pada unit kerja bidang observasi maupun pada

bidang data dan informasi. Sedangkan untuk bagian tata usaha, masih ada beberapa

tugas yang tertunda, seperti masih banyaknya surat-surat dan tugas-tugas yang

seharusnya sudah diselesaikan ternyata masih banyak yang tertunda dan kurang

mendapat perhatian untuk segera diselesaikan. Hal ini diduga karena iklim kerja yang

terbentuk tidak memacu pegawai untuk segera menyelesaikan pekerjaannya.

Disamping itu pemimpin juga kurang tegas dalam menegur atau memberikan sanksi

kepada pegawai yang menunda penyelesaian pekerjaannya.

Tercapai atau tidaknya tujuan sebuah organisasi sangat ditentukan oleh

kemampuan dan wibawa seorang pemimpin dalam melaksanakan kepemimpinannya,

yaitu mempengaruhi dan mengarahkan bawahannya agar selalu meningkatkan

(32)

komunikasi yang lebih baik untuk menciptakan suasana iklim organisasi yang

nyaman dan kondusif.

Oleh karena itu, penelitian mengenai hal ini sangat penting dan besar

peranannya guna memberikan masukan bagi pihak Badan Meteorologi Klimatologi

dan Geofisika Wilayah I, khususnya mengenai kondisi sumber daya manusia

sehingga dapat membantu menentukan langkah pengelolaan sumber daya manusia

yang baik dan untuk menentukan strategi sumber daya manusia di masa yang akan

datang.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini

sebagai berikut:

a. Sejauh mana pengaruh iklim organisasi dan kompensasi terhadap prestasi kerja pegawai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I?

b. Sejauh mana pengaruh kepemimpinan terhadap iklim organisasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh iklim organisasi dan kompensasi

terhadap prestasi kerja pegawai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

(33)

b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemimpinan terhadap iklim

organisasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi kantor Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I, sebagai bahan masukan dalam menciptakan iklim organisasi yang baik dan memberikan

kompensasi yang baik guna meningkatkan prestasi kerja pegawai.

b. Bagi Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sebagai bahan tambahan kekayaan penelitian ilmiah.

c. Bagi peneliti, sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan ilmiah terutama mengenai iklim kerja, kompensasi, dan prestasi kerja.

d. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi dalam mengkaji masalah yang sama di masa yang akan datang.

1.5. Kerangka Berpikir

Pemberian kompensasi sangat penting bagi pegawai, karena besar kecilnya

kompensasi merupakan ukuran terhadap prestasi kerja pegawai, maka apabila sistem

kompensasi yang diberikan organisasi cukup adil untuk pegawai akan mendorong

pegawai untuk lebih baik dalam melakukan pekerjaannya dan lebih bertanggung

jawab atas masing-masing tugas yang diberikan organisasi. Apabila pegawai tidak

(34)

tidak akan bisa maksimal sehingga dapat mengakibatkan tujuan organisasi sulit

tercapai dan kegiatan operasional organisasi juga bisa terganggu. Oleh karena itu,

kompensasi yang diberikan organisasi kepada pegawai sangat berpengaruh terhadap

peningkatan prestasi kerja pegawai.

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi kerja (Handoko,

2000) adalah motivasi, komunikasi, kompensasi, kepemimpinan, minat dan bakat,

kemampuan individu.

Setiap organisasi sangat bergantung pada sumber daya yang dimilikinya untuk

dapat berfungsi secara efektif dan efisien. Organisasi tidak dapat mengelola

perusahaannya sendiri, tetapi harus dibantu oleh karyawan. Oleh karena itu, antara

perusahaan dengan karyawan harus dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Dengan melihat keberadaan karyawan tersebut, manajemen perusahaan

perlu memperhatikan keinginan karyawan dan menciptakan iklim organisasi yang

dapat mendorong peningkatan prestasi kerja karyawan.

Menurut Davis (1996) bahwa “Iklim organisasi dapat mempengaruhi

motivasi, prestasi kerja, dan kepuasan kerja”. Iklim mempengaruhi hal itu dengan

membentuk harapan karyawan tentang konsekuensi yang akan timbul dari berbagai

tindakan. Para karyawan mengharapkan imbalan, prestasi atas dasar persepsi mereka

terhadap iklim organisasi. Steers (2005) juga mengatakan bahwa “Iklim organisasi

dapat mempengaruhi prestasi kerja dan kepuasan kerja”. Sementara Gibson (1998)

(35)

organisasi yang efektif seperti komunikasi, evaluasi prestasi kerja, pengambilan

keputusan, sosialisasi, dan pengembangan karier”.

Banyak hal yang berpengaruh di dalam organisasi sehingga terbentuklah iklim

organisasi, salah salah satunya adalah kerjasama antara pemimpin dan bawahan.

Pemimpin dan bawahan bersama-sama menciptakan suasana dalam organisasi

menjadi nyaman, sehingga kesertaan dan keserasian di dalamnya semakin

meningkatkan kinerja organisasi tersebut. Robert Stringer (2002) mengemukakan

bahwa terdapat lima faktor yang menyebabkan terjadinya iklim suatu organisasi,

yaitu lingkungan eksternal, strategi, praktik kepemimpinan, pengaturan organisasi,

dan sejarah organisasi. Masing-masing faktor ini sangat menentukan, oleh karena itu

orang yang ingin mengubah iklim suatu organisasi harus mengevaluasi

masing-masing faktor tersebut.

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dapat dijelaskan bahwa ada

pengaruh iklim organisasi dan kompensasi terhadap prestasi kerja. Kerangka berpikir

tersebut dapat digambarkan menjadi paradigma penelitian sebagai berikut :

Sumber: Davis (1996), Stringer (2002), Handoko (2000)

Gambar 1.1. Kerangka Berpikir Hipotesis Pertama dan Hipotesis Kedua

Kepemimpinan  Iklim Organisasi

Kompensasi

(36)

1.6. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Iklim organisasi dan kompensasi berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I.

(37)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori tentang Iklim Organisasi 2.1.1. Pengertian tentang Iklim Organisasi

Organisasi yang dipandang sebagai suatu sistem sosial, dalam perjalanannya

selalu dipengaruhi oleh lingkungannya, baik internal maupun eksternal. Davis dan

Newstorm (2001) mengemukakan bahwa iklim organisasi adalah “Lingkungan

manusia di dalam, dimana para anggota organisasi melakukan pekerjaan mereka”.

Dalam kaitan ini jelas dimaksudkan bahwa iklim organisasi itu adalah yang

menyangkut semua lingkungan yang ada atau dihadapi oleh manusia yang berada di

dalam suatu organisasi yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan tugas-tugas

keorganisasiannya.

Menurut Litwin dan R.A. Stringer (dalam Wirawan, 2007) bahwa “Iklim

organisasi merupakan kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif terus

berlangsung, dialami oleh anggota organisasi, mempengaruhi perilaku mereka dan

dapat dilukiskan dalam pengertian satu set karakteristik atau sifat organisasi”.

Keith Davis (2001) mengemukakan pengertian iklim organisasi sebagai “The

human environment within an organization’s employees do their work”. Pernyataan

(38)

semua lingkungan yang ada atau yang dihadapi oleh manusia di dalam suatu

organisasi tempat mereka melaksanakan pekerjaannya.

Sedangkan menurut Davis dan Newstorm (2001) bahwa “Iklim organisasi

merupakan sebuah konsep yang menggambarkan suasana internal lingkungan

organisasi yang dirasakan oleh anggotanya selama beraktivitas dalam rangka

tercapainya tujuan organisasi. Davis dan Newstorm (2001) memandang iklim

organisasi sebagai kepribadian sebuah organisasi yang membedakan dengan

organisasi lainnya yang mengarah pada persepsi masing-masing anggota dalam

memandang organisasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi adalah

serangkaian deskripsi dari karakteristik organisasi yang membedakan sebuah

organisasi dengan organisasi lainnya yang mengarah pada persepsi masing-masing

anggota dalam memandang organisasi.

Iklim tidak dapat dilihat dan disentuh, tapi iklim ada dan dapat dirasakan. Iklim

dipengaruhi oleh hampir semua hal yang terjadi dalam suatu organisasi. Jika sebuah

organisasi ingin berhasil dalam mewujudkan cita-cita dan tujuannya secara utuh dan

sempurna, maka dibutuhkan individu-individu yang handal sebagai sumber daya yang

akan memegang kendali tali organisasi. Agar Sumber Daya Manusia di dalam

organisasi dapat bekerja secara optimal dan memiliki loyalitas yang tinggi, maka

organisasi harus dapat menciptakan iklim yang baik dan menyenangkan. Sehingga

Sumber Daya Manusia yang telah terbentuk kualitasnya dapat terus dipertahankan

(39)

2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Iklim Organisasi

Robert Stringer (2002) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor yang

mempengaruhi terjadinya iklim suatu organisasi, yaitu lingkungan eksternal, strategi,

praktik kepemimpinan, pengaturan organisasi, dan sejarah organisasi. Masing-masing

faktor ini sangat menentukan, oleh karena itu orang yang ingin mengubah iklim suatu

organisasi harus mengevaluasi masing-masing faktor tersebut.

Sumber: Stringer (2002)

Gambar 2.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Iklim Organisasi

1. Lingkungan Eksternal. Industri atau bisnis yang sama mempunyai iklim organisasi

umum yang sama. Misalnya, iklim organisasi umum perusahaan asuransi

umumnya sama, demikian juga dengan iklim organisasi pemerintah, sekolah

dasar, atau perusahaan industri minyak kelapa sawit di Indonesia, mempunyai

iklim umum yang sama. Kesamaan faktor umum tersebut disebabkan pengaruh

lingkungan eksternal organisasi.

Iklim Organisasi 

Startegi Organisasi  Sejarah Organisasi 

Praktik 

Kepemimpinan

Pengaturan 

Organisasi

(40)

2. Strategi Organisasi. Kinerja suatu perusahaan bergantung pada strategi (apa yang

diupayakan untuk dilakukan), energi yang dimiliki oleh karyawan untuk

melaksanakan pekerjaan yang diperlukan oleh strategi, dan faktor-faktor

lingkungan penentu dari level energi tersebut. Strategi yang berbeda menimbulkan

pola iklim organisasi yang berbeda. Strategi mempengaruhi iklim organisasi secara

tidak langsung.

3. Pengaturan organisasi. Pengaturan organisasi mempunyai pengaruh paling kuat

terhadap iklim organisasi. Menurut Stringer (2002), banyak sekolah menengah di

Amerika Serikat yang menjadi contoh baik bagaimana pengaturan organisasi

menentukan iklim organisasi.

4. Kekuatan Sejarah. Semakin tua umur suatu organisasi semakin kuat pengaruh

kekuatan sejarahnya. Pengaruh tersebut dalam bentuk tradisi dan ingatan yang

membentuk harapan anggota organisasi dan mempunyai pengaruh terhadap iklim

organisasinya.

5. Kepemimpinan. Perilaku pemimpin mempengaruhi iklim organisasi yang

kemudian mendorong motivasi karyawan. Motivasi karyawan merupakan

pendorong utama terjadinya kinerja.

2.1.3. Dimensi Iklim Organisasi

Robert Stringer (2002) berpendapat bahwa karakteristik atau dimensi iklim

organisasi mempengaruhi motivasi anggota organisasi untuk berperilaku tertentu.

(41)

dimensi tersebut. Ia mengatakan bahwa untuk mengukur iklim organisasi terdapat

enam dimensi yang diperlukan, yaitu sebagai berikut :

1. Struktur. Struktur organisasi merefleksikan perasaan dalam organisasi secara baik

dan mempunyai peran dan tanggung jawab yang jelas dalam lingkungan

organisasi. Struktur tinggi jika anggota organisasi merasa pekerjaan mereka

didefenisikan secara baik. Struktur rendah jika mereka merasa tidak ada kejelasan

mengenai siapa yang melakukan tugas dan mempunyai kewenangan mengambil

keputusan.

2. Standar-standar. Standar-standar dalam suatu organisasi mengukur perasaan

tekanan untuk meningkatkan kinerja dan derajat kebanggaan yang dimiliki oleh

anggota organisasi dalam melakukan pekerjaan dengan baik. Standar-standar

tinggi artinya anggota organisasi selalu berupaya mencari jalan untuk

meningkatkan kinerja. Standar-standar rendah merefleksikan harapan yang lebih

rendah untuk kinerja.

3. Tanggung jawab. Tanggung jawab merefleksikan perasaan karyawan bahwa

mereka menjadi “bos diri sendiri” dan tidak memerlukan keputusannya

dilegimitasi oleh anggota organisasi lainnya. Tanggung jawab tinggi menunjukkan

bahwa anggota organisasi merasa didorong untuk memecahkan problemnya

sendiri. Tanggung jawab rendah menunjukkan bahwa pengambilan resiko dan

percobaan terhadap pendekatan baru tidak diharapkan.

4. Penghargaan. Penghargaan mengindikasikan bahwa anggota organisasi merasa

(42)

merupakan ukuran penghargaan dihadapkan dengan kritik dan hukuman atas

penyelesaian pekerjaan. Iklim organisasi yang menghargai kinerja berkarakteristik

keseimbangan antara imbalan dan kritik. Penghargaan rendah artinya penyelesaian

pekerjaan dengan baik diberi imbalan secara tidak konsisten.

5. Dukungan. Dukungan merefleksikan perasaan percaya dan saling mendukung

yang terus berlangsung di antara anggota kelompok kerja. Dukungan tinggi jika

anggota organisasi merasa bahwa mereka bagian tim yang berfungsi dengan baik

dan merasa memperoleh bantuan dari atasannya, jika mengalami kesulitan dalam

menjalankan tugas. Jika dukungan rendah, anggota organisasi merasa

terisolasiatau tersisih sendiri

6. Komitmen. Komitmen merefleksikan perasaan bangga anggota terhadap

organisasinya dan derajat kesetiaan terhadap pencapaian tujuan organisasi.

Perasaan komitmen kuat berisolasi dengan kesetiaan personal. Level rendah

komitmen artinya karyawan merasa apatis terhadap organisasi dan tujuannya.

Menurut Stringer, iklim organisasi suatu perusahaan dapat diukur berdasarkan

keenam dimensi tersebut. Dengan mengukur keenam dimensi dari iklim organisasi

suatu perusahaan, dapat digambarkan profil iklim organisasi perusahaan tersebut.

Sementara Steve Kelneer dalam Lila (2002) menyebutkan enam dimensi iklim

organisasi sebagai berikut :

1. Flexibility conformity. Flexibility conformity merupakan kondisi organisasi yang

untuk memberikan keleluasaan bertindak bagi karyawan serta melakukan

(43)

aturan yang ditetapkan organisasi, kebijakan dan prosedur yang ada. Penerimaan

terhadap ide-ide yang baru merupakan nilai pendukung di dalam mengembangkan

iklim organisasi yang kondusif demi tercapainya tujuan organisasi.

2. Responsibility. Hal ini berkaitan dengan perasaan karyawan mengenai pelaksanaan

tugas organisasi yang diemban dengan rasa tanggung jawab atas hasil yang

dicapai, karena mereka terlibat di dalam proses yang sedang berjalan.

3. Standards. Perasaan karyawan tentang kondisi organisasi dimana manajemen

memberikan perhatian kepada pelaksanaan tugas dengan baik, tujuan yang telah

ditentukan serta toleransi terhadap kesalahan atau hal-hal yang kurang sesuai atau

kurang baik.

4. Reward. Hal ini berkaitan dengan perasaan karyawan tentang penghargaan dan

pengakuan atas pekerjaan yang baik.

5. Clarity. Terkait dengan perasaan pegawai bahwa mereka mengetahui apa yang

diharapkan dari mereka berkaitan dengan pekerjaan, peranan dan tujuan

organisasi.

6. Tema commitment. Berkaitan dengan perasaan karyawan mengenai perasaan

bangga mereka memiliki organisasi dan kesediaan untuk berusaha lebih saat

dibutuhkan.

(44)

Sistem kompensasi berpotensi sebagai salah satu sarana terpenting dalam

membentuk perilaku dan mempengaruhi kinerja. Namun demikian banyak organisasi

mengabaikan potensi tersebut dengan suatu persepsi bahwa “kompensasi tidak lebih

sekadar a cost yang harus diminimisasi”. Tanpa disadari beberapa organisasi yang

mengabaikan potensi penting dan berpersepsi keliru telah menempatkan sistem

tersebut justru sebagai sarana meningkatkan perilaku yang tidak produktif atau

counier productive. Akibatnya muncul sejumlah persoalan personal misalnya low

employee motivation, poor job performance, high turn over, irresponsible behaviour

dan bahkan employee dishonesty yang diyakini berakar dari sistem kompensasi yang

tidak proporsional. Secara umum kompensasi merupakan sebagian kunci pemecahan

bagaimana membuat anggota berbuat sesuai dengan keinginan organisasi. Sistem

kompensasi ini akan membantu menciptakan kemauan di antara orang-orang yang

berkualitas untuk bergabung dengan organisasi dan melakukan tindakan yang

diperlukan organisasi. Secara umum berarti bahwa karyawan harus merasa bahwa

dengan melakukannya, mereka akan mendapatkan kebutuhan penting yang mereka

perlukan. Dimana didalamnya termasuk interaksi sosial, status, penghargaan,

pertumbuhan dan perkembangannya.

Menurut Singodimedjo dalam Sutrisno (2009), kompensasi adalah semua balas

jasa yang diterima seorang karyawan dari perusahaannya sebagai akibat dari jasa atau

tenaga yang telah diberikannya kepada perusahaan tersebut.

Menurut Werther and Davis dalam Hasibuan (2007), “Compensation is what

(45)

salaries, the personnel department usually designs and administers employee

compensation”. (Kompensasi adalah upah yang seorang pekerja terima sebagai

balasan dari pekerjaan yang diberikannya. Baik upah per jam ataupun gaji periodik

didesain dan dikelola oleh bagian personalia).

Selanjutnya Dessler (2005), menyatakan bahwa”Kompensasi karyawan

merujuk kepada semua bentuk bayaran atau imbalan bagi karyawan dan berasal dari

pekerjaan mereka”.

Selanjutnya Hasibuan (2007), menyatakan bahwa,”Kompensasi adalah semua

pendapatan berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima

karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan perusahaan”.

Menurut Panggabean dalam Sutrisno (2009), kompensasi dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu:

1. Kompensasi langsung, yaitu kompensasi yang langsung dirasakan oleh

penerimanya, yakni berupa gaji, tunjangan, insentif merupakan hak karyawan dan

kewajiban perusahaan untuk membayarnya.

a. Gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada karyawan tetap

serta mempunyai jaminan yang pasti.

b. Tunjangan adalah kompensasi yang diberikan perusahaan kepada para

karyawannya, karena karyawannya tersebut dianggap telah ikut berpartisipasi

dengan baik dalam mencapai tujuan perusahaan.

c. Insentif adalah kompensasi yang diberikan kepada karyawan tertentu, karena

(46)

2. Kompensasi Tidak Langsung, yaitu kompensasi yang tidak dapat dirasakan secara

langsung oleh karyawan, yakni benefit dan services (tunjangan pelayanan). Benefit

dan services adalah kompensasi tambahan (financial atau non financial) yang

diberikan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan terhadap semua karyawan dalam

usaha meningkatkan kesejahteraan mereka. Seperti tunjangan hari raya, uang

pensiun, pakaian dfinas, olahraga dan darma wisata (family gathering)

2.2.2. Tujuan Kompensasi

Menurut Werther and Davis (1996),”The objectives of compensation

management are to help the organization achieve strategic while ensuring internal

and external equity”. (Tujuan kompensasi adalah untuk membantu organisasi

mencapai tujuan keberhasilan strategis organisasi dan menjamin terjadinya keadilan

internal dan eksternal).

Menurut Sofyandi (2008),”Tujuan diadakannya pemberian kompensasi adalah :

1) Untuk menjalin ikatan kerjasama antara pimpinan dengan karyawan. Artinya

bahwa dengan terjalinnya kerjasama secara formal akan terbentuk komitmen yang

jelas mengenai hak dan kewajiban yang harus dipikul masing-masing, 2)

Memberikan kepuasan kepada karyawan. Artinya bahwa melalui kepuasan yang

dirasakan para karyawan, maka karyawan akan memberikan prestasinya yang terbaik,

3) Untuk memotivasi karyawan dalam bekerja, artinya agar karyawan bersemangat

dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhannya, 4) Untuk menciptakan disiplin kerja

(47)

2.3. Teori tentang Prestasi Kerja 2.3.1. Pengertian tentang Prestasi Kerja

Pengertian prestasi kerja disebut juga sebagai kinerja atau di dalam bahasa

Inggris disebut dengan performance. Pada prinsipnya ada istilah lain yang lebih

menggambarkan pada prestasi, dalam bahasa Inggris yaitu kata achievement tetapi

karena kata tersebut berasal dari kata to achieve yang berarti mencapai maka dalam

bahasa Indonesia sering diartikan menjadi pencapaian atau apa yang dicapai (Ruky,

2001). Selanjutnya Gomes (2003), menyatakan bahwa, “prestasi kerja adalah catatan

tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan

selama periode waktu tertentu”. Prestasi kerja pegawai sangat penting, baik bagi

pegawai itu sendiri maupun bagi perusahaan. Prestasi kerja yang tinggi akan

memberikan rewards yang lebih baik bagi pegawai baik itu mencakup kenaikan

jabatan atau gaji serta meningkatkan produktivitas pegawai.

Sedangkan Rivai (2006) menyatakan bahwa “prestasi kerja adalah hasil kerja

yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya

pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak

bertentangan dengan moral atau etika.

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2009) menyatakan bahwa “prestasi kerja

adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

(48)

2.3.2. Penilaian Prestasi Kerja

Penilaian prestasi kerja (performance appraisal) adalah proses melalui mana

organisasi-organisasi mengevaluasi dan menilai prestasi kerja pegawai. Apabila

penilaian-penilaian kerja tersebut dilaksanakan dengan baik, tertib dan benar. Dapat

membantu meningkatkan motivasi kerja sekaligus juga meningkatkan loyalitas

organisasional dari para pegawai. Penilaian prestasi kerja pegawai pada dasarnya

merupakan penilaian yang sistematik terhadap penampilan kerja pegawai itu sendiri

dan terhadap tarap potensi pegawai dalam upayanya mengembangkan diri untuk

kepentingan instansi . Dengan pelaksanaan penilaian yang ada akan menimbulkan

suasana kerja yang sehat, bersemangat, saling menghargai bidang-bidang lain.

Menurut Mangkunegara (2009), penilaian prestasi kerja adalah suatu proses

yang digunakan pimpinan untuk menentukan apakah seorang pegawai melakukan

pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.

Sedangkan Rahmanto (2008) menyatakan bahwa “penilaian prestasi kerja

adalah suatu proses dimana organisasi mengevaluasi prestasi kerja individu, penilaian

prestasi kerja yang baik haruslah berdasarkan ukuran-ukuran dan standar prestasi

kerja karyawan”.

2.3.3. Faktor-faktor Penilaian Prestasi Kerja

Simamora (2004) menyatakan ada tiga hal yang dimasukkan dalam penilaian

prestasi kerja, yaitu tingkat kedisiplinan, tingkat kemampuan, serta prilaku-prilaku

(49)

penilaian prestasi kerja yang dilakukan agar dapat lebih dipercaya dan objektif, maka

perlu dilakukan agar dapat lebih dipercaya dan objektif, maka perlu dilakukan

batasan atau faktor-faktor penilaian prestasi kerja sebagai berikut :

a. Performance, yaitu hasil atau pencapaian tugas dalam jabatan.

b. Competency, kemahiran atau penguasaan pekerjaan sesuai dengan tuntutan

pekerjaan.

c. Job behavior, kesediaan untuk menampilkan perilaku dan mentalitas yang

mendukung peningkatan prestasi kerja.

d. Potency, yaitu kemampuan pribadi yang akan dikembangkan.

Sutrisno (2009) menyatakan bahwa “pengukuran prestasi kerja diarahkan

pada enam aspek yang merupakan bidang prestasi kunci bagi organisasi yang

bersangkutan”. Bidang prestasi kunci tersebut adalah :

a. Hasil kerja : tingkat kuantitas maupun kualitas yang telah dihasilkan dan sejauh

mana pengawasan dilakukan.

b. Pengetahuan pekerjaan : tingkat pengetahuan yang terkait dengan tugas

pekerjaan yang akan berpengaruh langsung terhadap kuantitas dan kualitas dari

hasil kerja.

c. Inisiatif : tingkat inisiatif selama menjalankan tugas pekerjaan khususnya dalam

hal penanganan masalah-masalah yang timbul.

d. Kecakapan mental : tingkat kemampuan dan kecepatan dalam menerima instruksi

(50)

e. Sikap : tingkat semangat kerja serta sikap positif dalam melaksanakan tugas

pekerjaan.

f. Disiplin waktu dan absensi : tingkat ketepatan waktu dan tingkat kehadiran.

Sedangkan Ruky (2001) menyatakan bahwa indikator prestasi kerja adalah

sebagai berikut:

a. Kualitas kerja: kualitas kerja dilihat dari pemahaman tentang lingkup pekerjaan

uraian tanggung jawab serta wewengan yang diemban.

b. Kuantitas kerja : kuantitas kerja ditunjukkan melalui hasil dan kecepatan dalam

melaksanakan pekerjaan.

c. Konsistensi: konsistensi dilihat dari usaha untuk selalu mengembangkan

kemampuan dan aktualisasi diri, memahami dan mengikuti instruksi yang

diberikan, mempunyai inisiatif, kejujuran, kecerdasan, dan kehati-hatian.

Berdasarkan pengertian dan uraian-uraian di atas, maka indikator-indikator

dalam penilaian prestasi kerja adalah kualitas kerja, inisiatif, kehadiran, sikap,

kerjasama, pengetahuan, tanggung jawab terhadap pekerjaan, pemanfaatan waktu,

kemampuan memecahkan masalah.

2.3.4. Metode Penilaian Prestasi Kerja

Handoko (2000) mengelompokkan penilaian prestasi kerja sebagai berikut :

1. Metode penilaian yang berorientasi pada masa lalu, kemudian dibagi atas :

a. Rating scales, pengukuran dilakukan berdasarkan skala prestai (kuantitatif dan

(51)

b. Checklist, pengukuran dilakukan berdasarkan daftar isian yang berisi berbagai

ukuran karakteristik.

c. Critical review method, pengukuran dilakukan dengan langsung meninjau

lapangan agar mendapatkan informasi langsung dari atasan.

d. Performance test and observation, pengukuran dilakukan bila jumlah pekerja

terbatas. Test yang dilakukan bisa berbentuk keterampilan dan pengetahuan.

e. Comparative evaluation approach, pengukuran dilakukan dengan

membandingkan prestasi kerja seorang pegawai dengan pegawai lainnya.

2. Future-oriented appraisal method, merupakan metode penilaian berorientasi

pada prestasi pegawai di masa yang akan datang berdasarkan potensi dan

penentuan tujuan prestasi di masa depan yang dibagi menjadi :

a. Self appraisal, dilakukan secara mandiri oleh pegawai untuk mengevaluasi

pengembangan diri.

e. Management by objectives, pengukuran dilakukan berdasarkan tujuan-tujuan

pekerjaan yang terukur dan disepakati bersama antara pegawai dan atasan.

f. Psychological appraisal, penilaian ini pada umumnya dilakukan oleh para

psikolog untuk menilai potensi pegawai di masa yang akan datang.

g. Assessment center, bentuk penilaian yang distandarisasikan dimana tergantung

pada tipe berbagai penilai.

(52)

Di dalam suatu organisasi keberadaan seorang pemimpin sangat diperlukan

agar kegiatan individu maupun kelompok dapat terarah dan efektif dalam pencapain

tujuan organisasi. Pemimpin yang baik mampu mempengaruhi kinerja pegawai untuk

terus berprestasi dan mengerjakan tanggung jawabnya. Kepemimpinan sangat

mempengaruhi upaya manajemen dalam memperbaiki kinerja manajerial yang buruk.

Menurut Sutrisno (2009) bahwa “kepemimpinan adalah suatu proses kegiatan

seseorang untuk menggerakkan orang lain dengan memimpin, membimbing,

mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu agar dicapai hasil yang

diharapkan”.

Handoko (2000) mengatakan bahwa “kepemimpinan merupakan kemampuan

yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerjasama untuk

mencapai tujuan”.

Sementara Anoraga (2005) mengatakan bahwa “kepemimpinan adalah

kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain, melalui komunikasi baik langsung

maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakkan orang-orang agar

dengan penuh pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti kehendak

pimpinan itu”.

Menurut Husnan (2000) bahwa “kepemimpinan adalah wewenang yang

dimiliki seseorang untuk melakukan pengorganisasian terhadap karyawan yang

dibawahinya”.

Sementara Manullang (2001) menyatakan bahwa “kepemimpinan adalah

(53)

sudah ditentukan. Kepemimpinan selalu melibatkan upaya seseorang (pemimpin)

untuk mempengaruhi perilaku seseorang pengikut atau para pengikut dalam suatu

situasi”.

Husnan (2000) mengatakan bahwa ada tiga faktor yang harus dipahami

benar-benar dan penting untuk kepemimpinan. Faktor tersebut adalah penggunaan

pengaruh, kejelasan komunikasi dan pencapaian tujuan tertentu.

a. Penggunaan pengaruh

Pengaruh dari kekuasaan yang melekat pada seorang pemimpin, dan secara

umum dapat dijalankan dengan:

1. Paksaan

Kekuasaan dijalankan dengan rasa takut dari seorang pengikut yang apabila

gagal memenuhi keinginan seorang pemimpin akan mengakibatkan jatuhnya

hukuman.

2. Imbalan

Kekuasaan yang didasarkan atas harapan seseorang akan mendapatkan

pujian, penghargaan bila memenuhi kehendak pemimpin.

3. Sah dan Legitimasi

Kekuasaan yang didasarkan pada posisi dalam hirarki organisasi.

(54)

Untuk dapat mempengaruhi orang lain melalui penggunaan kekuasaan seorang

pimpinan harus mampu mengembangkan suatu komunikasi yang efektif.

Komunikasi ini sangat penting karena keberhasilan seorang pimpinan sangat

ditentukan oleh keefektifan komunikasinya.

c. Pencapain tujuan

Pemimpin yang efektif harus menghadapi tujuan individu, kelompok yang

berbeda dengan tujuan organisasi. Efektifitas pemimpin harus

mempertimbangkan tingkat pencapaian tujuan, baik tujuan individu maupun

tujuan kelompok, serta tujuan organisasi itu sendiri. Dalam kenyataan dalam

menerima pengarahan dan instruksi dari seorang pemimpin sebagian besar

tergantung dari harapan karyawan, bahwa apabila mereka menanggapi secara

baik akan mendatangkan hasil yang baik.

2.4.2. Beberapa Pendekatan Teori Kepemimpinan

Sutrisno (2009) menyatakan bahwa secara umum pendekatan teori

kepemimpinan dibagi tiga, yaitu:

1. Pendekatan Teori Sifat (Thrait Theory)

Teori sifat mengatakan bahwa seseorang yang dilahirkan sebagai pemimpin karena

memiliki sifat-sifat sebagai pemimpin. Namun pandangan teori ini juga tidak

memungkiri bahwa siaft-sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan, tetapi

juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman.

(55)

Teori perilaku ini dilandasi pemikiran, bahwa kepemimpinan merupakan integrasi

antara pimpinan dan bawahannya, dan dalam interaksi tersebut bawahanlah yang

menganalisis dan mempersepsikan apakah menerima atau menolak

kepemimpinannya.

3. Pendekatan Teori Situasi (Situation Theory)

Teori situasi mencoba mengembangkan kepemimpinan sesuai dengan situasi dan

kebutuhan. Dalam pandangan ini, hanya pemimpin yang mengetahui situasi dan

kebutuhan organisasi yang dapat menjadi pemimpin yang efektif. Menurut teori

ini, pemimpin yang efektif karena motivasi mereka yang positif, kemampuan

untuk melaksanakan, dan kepuasan pengikutnya.

Seorang pemimpin yang efektif harus memperhatikan dengan baik sumber

daya manusia yang ada dalam organisasi, menciptakan iklim dimana orang dapat

bekerjasama untuk mencapai hasil yang diharapkan. Menurut Timpe (2002),

pemimpin yang efektif adalah sebagai berikut :

1. Bersikap luwes.

2. Sadar mengenai dirinya, kelompok, dan situasi.

3. Memberitahu bawahan pengaruh mereka pada setiap persoalan dan bagaimana

pemimpin menggunakan wewenangnya.

4. Pengawasan umum, bawahan membuat rincian pekerjaan mereka dan

membuat keputusan mengenai pekerjaan dalam batas yang ditentukan.

(56)

Sutrisno (2009) menguraikan beberapa tugas-tugas kepemimpinan yang

penting, antara lain:

1. Sebagai konselor

Konselor merupakan tugas seorang pemimpin dalam suatu unit kerja, dengan

membantu atau menolong SDM untuk mengatasi masalah yang dihadapinya

dalam melakukan tugas yang dibebankan kepadanya. Untuk menjadi konselor

yang baik diperlukan keterampilan berkomunikasi yang baik, disamping

pengetahuan tentang teori konseling itu sendiri, agar konseling yang diadakan

menjadi efektif. Dengan keterampilan tersebut, maka sebagai konselor si

pemimpin akan lebih dapat memberikan bantuannya dalam pemecahan

masalah-masalah pribadi, masalah-masalah pekerjaan, pengembangan karier, dan sebagainya.

2. Sebagai instruktur

Seorang pemimpin pada peringkat manapun ia berada, sebenarnya pada

jabatannya itu melekat tugas sebagai instruktur atau sebagai pengajar yang baik

terhadap SDM yang ada di bawahnya. Instruktur yang baik akan mempunyai

peran sebagai guru yang bijaksana, yang memungkinkan setiap bawahan semakin

lama semakin pintar dan profesional dalam melaksanakan tugasnya. Seorang

bawahan mustahil dapat bekerja dengan baik tanpa membuat kesalahan-kesalahan

bila tidak diarahkan dan diberi tahu oleh atasannya. Untuk menjadi instruktur

yang baik diperlukan adanya keterampilan berkomunikasi. Namun komunikasi

yang berlangsung haruslah berjalan timbal balik, yang suasananya perlu

(57)

seorang instruktur bukanlah merupakan penyampaian perintah yang harus

dilaksanakan, tetapi merupakan proses belajar mengajar yang akan dijalankan

dengan penuh kesabaran dan ketekunan, sehingga apa yang dikehendaki dapat

tercapai.

3. Memimpin rapat

Seorang pemimpin pada tingkat manapun, pada suatu waktu perlu mengadakan

rapat dan memimpinnya. Suatu rencana yang akan disusun biasanya didahului

oleh rapat, agar pelaksanaan rencana itu lebih mudah dilaksanakan. Bila pelaksana

mengetahui seluk beluk suatu rencana dan apa sasarannya tentu pelaksanaan

rencana itu tidak akan mengalami hambatan. Oleh sebab itu, suatu rapat bukan

saja menjadi keharusan dalam unit kerja, tetapi sudah menjadi pekerjaan rutin

bagi seorang pemimpin yang ingin berhasil dalam setiap tugasnya.

4. Mengambil keputusan

Di antara seluruh tugas yang disandang oleh pemimpin, maka yang mungkin

terberat adalah tugas mengambil keputusan. Pengambilan keputusan ini

merupakan satu-satunya hal yang membedakan seorang pemimpin. Oleh sebab

itu, keberhasilan seorang pemimpin sangat ditentukan oleh keterampilan

mengambil keputusan. Dikatakan berat, karena pengambilan keputusan akan

mempunyai dampak luas terhadap mekanisme organisasi yang dipimpinnya dan

cenderung mempunyai kadar kerawanan yang tinggi, bila pengambilan keputusan

itu tidak didasarkan pada aturan-aturan yang berlaku.

(58)

Seorang pemimpin tidak mungkin dapat mengerjakan sendiri seluruh

pekerjaannya, karena keterbatasan waktu dan keterbatasan kemampuannya. Oleh

sebab itu, seorang pemimpin yang bijaksana haruslah mendelegasikan sebagian

tugas dan wewenang kepada bawahannya. Dalam pendelegasian wewenang,

tanggung jawab dipikul bersama antara yang mengelegasikan dan yang menerima

Gambar

Tabel 1.1.  Penggolongan Pendapatan Kantor Badan Meteorologi Klimatologi   dan Geofisika Wilayah I yang Dibagikan (Kompensasi)
Gambar 1.1. Kerangka Berpikir Hipotesis Pertama dan Hipotesis Kedua
Gambar 2.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Iklim Organisasi
Tabel 3.2.  Penggolongan Pengambilan Sampel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

a) Gunakan kuadran kayu/bambu/aluminium seperti dalam Gambar 3.8. Ambillah contoh serasah kasar langsung setelah pengambilan contoh biomasa tumbuhan bawah, lakukan

1) Menentukan SMP N 16 Kota Jambi sebagai tempat penelitian 2) Membuat materi menemukan unsur-unsur cerita anak. 4) Menentukan jumlah nilai siswa. 2) Peneliti mengarahkan

Hal tersebut menunjukkan bahwa subtes EAS 4 kecepatan dan ketelitian visual memiliki validitas kriteria yang baik yang ditunjukkan oleh korelasi positif yang sangat

Gambar 3(a) menunjukkan data dari sensor tekanan dan ionisasi pada pembakaran campuran LPG- oksigen stoikiometris dengan nilai tekanan awal 80 kPa yang melewati model

Untuk fungsi yang dapat diubah dalam bentuk eksplisit, turunan fungsi dapat dicari dengan cara seperti yang sudah kita pelajari

a) Mencari tingkat return bebas risiko periode Februari 2012-Desember 2014 di www.bi.go.id. b) Mencari rata-rata pertahun tingkat return bebas risiko. c) Mencari rata-rata

Sampel pada penelitian ini adalah sebagian pasien yang terdiagnosa skizofrenia Poli Psikiatri di RSUD RA Kartini Jepara yang datanya dapat digunakan dalam penelitian

Hasil analisis menunjukkan pemasangan filter pasif menyebabkan kandungan THD arus dan tegangan telah sesuai dengan standar IEEE 519-1992 yang ditentukan yaitu ≤