ANALISIS DIVERSIFIKASI DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN, RESIKO DAN PORTOFOLIO
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi danBisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
oleh : Liawati (10781003502)
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ANALISIS DIVERSIFIKASI DAN UKURAN PITRUSAIIAAN TERHADA? RET{'IRN, REsIKo DAN UKURAN
poRToFolro
Skipsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi danBisnis
untuk Memenuhi syarat-syarat Meraih Gerar
sarjana Ekonomi
Oleh Liawati NIM: 107081003502
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
II
Prof. Dr. Abdul Hamid. MS_
NrP.19570617 198s03 1 002 Pembimbing
I
,
Amalia. SE. MSM NIP. 197402t0200902005
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISMS
INTERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYAT{.ILLAIT JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSITT
Hari ini Senin, 4 April 2011 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1.
Nama
:Liawati2.
NIM
: 1070810035023.
Jurusan
: Manajemen Keuangan4. Judul Skripsi " Analisis Diversifikasi dan ukuran Perusahaan terhadap Return, Resiko dan Portoflolio".
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan bersangkutan selama proses ujia"r komprehensif, maka
mahasiswa tersebut
di
atas
dinyatakan lulus dan diberi rnelanjutkan ke tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Negeri Syarif Hidayatullah Jakartakemampuan yang
diputuskan bahu'a kesempatan untuk unruk memperoleh
Universitas Islam
Jakart4 4 April 201I
l.
Prof. Dr.Ahmad Rodoni NIP.196990203 200112I
0032.
Leis Suzanawati, SE, M.Si NIP. 19720809 200501 20043. Herni
Ali HT,SE.,
MMKetua
m
SekertarisPenguji Ahli
LEMBAR PENGESATIAN UJIAN SKRIPSI l6 Juni 2011 telah dilakukan Skripsi atas mahasiswa :
Hari ini Kamis,
1.
Nama2,
NIM3.
JurusanLiawati
107081003502
Manajemen Keuangan
Analisis Diversifikasi dan Ukuran Perusahaan terhadap Retum, Resiko dan Portofolio
4.
Judul SkripsiSetelah mencermati dan memperhatikan penarnpilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian sklipsi, maka diputuskan bahu,a mahasisrva tersebut diatas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonorni clan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Flidayatullah Jakarta.
Jakarta, 16 Juni 2011
l.
Prof. Dr. Ahmad RodoniNrP. 19690203 200112 r 003
Suhendra. S.Ag.MM
NIP. 19711206200312 I 001
Arief Mufraini
NrP. 19770122200312 | 001
Prof. Dr. Abdul Hamid. MS
NIP. 19s70617 198s03 1 002
Arnalia. SE. MSM
NIP. 19740721200901 2 005 2,
A
5.
,t-)
,*--_(:ka
r1/
Pernbirnbing i
I(ctua
Sekertaris
Penguji Ahli
(
LEMBAR PENYERTAAN KEASLIAN KARYA
ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
No. induk Mahasiswa Fakultas
Jurusan
: Liawati
:107081003502
: Ekonomi dan Bisnis
: Manajemen Keuangan
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :
1.
Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungi awabkan2.
Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain3.
Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asliatau tanpa ijin pemilik karya
4.
Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data5.
Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungiawab atas karya iniJikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat diperlanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pemyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Ciputat, 10 Juni 2011
Yang Meny.q!1kan METERAI
TEMPEL
1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Liawati
vi
ABSTRACT
Rational investor will invest their funds in efficient stock which provides high expected return with minimum risk. This research covers securities which have liquid in terms of trading frequency and give dividend yield for three years. The main purposes to made diversification a security and portfolio to know the difference return, deviation standard and unsystematic risk.
This research purposes to know return, deviation standard and size portfolio through diversification on firm size. In this research it uses average return , deviation standard and unsystematic risk. Statistic test used is ANOVA (Analysis of Variance) for diversification experiment according to diversification across time to know the difference of average return and standard deviation return of the three groups across time. Independent sample test to know the difference average return and deviation standard of the two firm size. Mann-Whiteney test is used to know the difference of diversification from unsystematic risk on a portfolio size and the difference of each sizein aforming a portfolio. From result ANOVA test (Analysis of Variance) for diversification according to diversification across time, can be know that three holding periods of diversification across time. On the result of Independent sample test from the firm size sample can be known that there is a difference between the average return and deviation standard return in every firm size. The result of Mann-Whiteney test show that there is the difference of unsystematic risk in certain portfolio size and there is a significant difference of unsystematic risk on portfolio in every firm size. This research aims to present empirical study about diversification and firm size by using 24 manufacture company wich are listed in BEI start from March 2004 until December 2009.
vii
ABSTRAK
Investor yang rasional menginvestasikan dananya ke dalam saham efisien, yaitu saham yang mempunyai return tinggi dengan resiko minimal. Sampel dalam penelitian ini menggunakan saham yang aktif berdasarkan frekuensi perdagangan dan membagi dividen selama enam tahun berturut-turut. Tujuan penelitian adalah untuk membentuk diversifikasi sekuritas serta portofolio dan mengetahui perbedaan return dan resiko antara ukuran perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan rata-rata tingkat keuntungan, standar deviasi tingkat keuntungan dan ukuran portofolio melalui diversifikasi pada suatu ukuran perusahaan. Dalam penelitian ini dipergunakan perhitungan rata-rata tingkat keuntungan, standar deviasi tinngkat keuntungan dam resiko tidak sistematis. Uji statistik yang digunakan uji ANOVA (Analysis of Variance) untuk pengujian diversifikasi berdasarkan jangka waktu kepemilikan dalam melihat perbedaan rata-rata tingkat keuntungan dan standar deviasi tingkat keuntungan ketiga kelompok jangka waktu kepemilikan. Uji Independent sample t test untuk mengetahui perbedaan rata-rata tingkat keuntungan dan standar deviasi tingkat keuntungan kedua ukuran perusahaan. Uji Mann-Whiteney test digunakan untuk mengetahui perbedaan tingkat diversifikasi melalui resiko tidak sistematis pada suatu ukuran portofolio dan masing-masing ukuran perusahaan. Dari hasil uji ANOVA untuk diversifikasi berdasarkan jangka waktu kepemilikan dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada rata-rata tingkat keuntungan antara ketiga kelompok jangka waktu kepemilikan dan terdapat perbedaan standar deviasi tibgkat keuntungan ketiga kelompok jangka waktu kepemilikan. Uji Independent sample t test untuk ukuran perusahaan dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan rata-rata tingkat keuntungan dan standar deviasi tingkat keuntungan pada masing-masing ukuran perusahaan. Hasil uji Mann-Whitteney test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan risiko tidak sistematis (diversifikasi) pada masing-masing ukuran portofolio di setiap ukuran perusahaan, dan terdapat perbedaan tingkat pembentukkan portofolio pada masing-masing ukuran perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan studi empiris tentang diversifikasi dan ukuran perusahaan melalui 24 sampel perusahaan manufaktur yang terdapatdi BEI mulai maret 2004 sampai dengan Desember 2009.
vii
KATA PENGANTAR
Assallamu Allaikum Wr.Wb
Puji syukur, Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, serta atas limpahan kasih sayang nabi besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelasaikan
skripsi yang berjudul “ Analisis Diversifikasi dan ukuran Perusahaan terhadap
Return, Resiko dan ukuran portofolio”.
Penulis menyadari bahwa baik dalam pengungkapan, penyajian dan pemilihan kata-kata maupun pembahasan materi skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penyusunan tesis ini adalah berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan, bimbingan, pengarahan, perhatian dan dorongan yang telah diberikan dalam proses penyusunan skripsi ini. Rasa terimakasih ini penulis sampaikan kepada :
1. Kedua Orang tua tercinta yang telah banyak memberikan dukungan dan motivasi baik dari segi moril dan materil, serta doa yang tidak pernah terputus sehingga penulis dapat menyelsaikan skripsi,beribu-ribu terimakasih untuk mama sama papa maaf jika selama ini belum bisa memberikan yang terbaik. 2. Prof.Dr Abdul Hammid, MS selaku pembimbing I dan ketua Dekan Fakultas
ekonomi dan Bisnis yang banyak membantu dalam kelancara skripsi ini. 3. Ibu Amalia,Msi selaku dosen pembimbing II yang sangat-sangat membantu
dalam kelancaran penyelesaiaan skripsi ini, ibu adalah pahlawan tanpa tanda jasa untuk kita semua, terimakasih atas semua masukan dorongan dan motivasi ibu.
4. Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku ketua Penguji komprehensif dan Pembantu Dekan 1 serta dosen hebat yang telah banyak memberikan ilmu serta pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi masa depan.
viii dan mendengarkan aspirasi dari para mahasiswa.
6. Bapak dan Ibu UIN Syarif Hidayatullah Jakrta Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas semua ilmu dan pengetahuan yang telah diajarkan kepada kami, doakan kami selalu ya.
7. Staff bagian jurusan untuk ibu Ummiyati, ka Heri dan Pa Rahmat selain itu untuk ibu Siska di bagian Akademik yang selalu pusing dengan semua pertanyaan mahasiswa untuk urusan kemahasiswaan terimaksih atas semua jasa dan kebaikan yang telah diberikan kepada kami,tanpa kalian perkuliahn kami tidak bisa berjalan dengan baik.
8. Sahabat-sahabatku di Manajemen D yang selama perkuliahan selalu ada KEBERSAMAAN, waktu-waktu dengan kalian semua tidak akan pernah bisa dilupakan terutama sahabatku Rima, Susan, Isti, Bunda Ika terimakasih ya sahabat atas semangat dan dukungannya..
9. Teman-teman Manajemen Keuangan A, sahabat seperjuanganku Yuli yang tetap semangat walau banyak badai menghadang dan banyak memberi dukungan, terimakasih ya semua teman-temanku.
10.Untuk adik-adikku yang selalu menghibur pada waktut-waktu jenuh, berkat kalian semua kakak jadi bersemangat lagi dan bisa tertawa, selain itu untuk saudara sekaligus sahabatku Tuzri terima kasih banyak selama ini saya banyak minta tolong dan menyusahkan, terimamakasih ya sahabat.
11.Dan bagi semuanya, penulis hanya bisa mengucapkan terimakasih untuk semua pihak yang telah memberikan bantuannya dalam penyusunan skripsi ini, dan apabila ada kata-kata penulis yang selama ini tidak berkenan di hati kalian penulis hanya bisa meminta maaf atas semua kesalahan yang penulis lakukan.
ix Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis hanya berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang berkenan membacanya.
Wassalamu Allaikum Wr.Wb
Jakarta, Mei 2011
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
Cover
Cover Dalam……….….. i
Lembar Pengesahan……… ii
Lembar Penyertaan keaslian Skripsi………. iii
Daftar Riwayat Hidup………. iv
Abstract……… vi
Abstaks………... vii
Kata Pengantar……….... viii
Daftar Isi……….. x
Daftar Tabel………. xii
Daftar Gambar……… xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….….… 1
B. Perumusan Masalah……….……... 11
C. Manfaat dan Tujuan Penelitian……….….…... 12
D. BAB II TINJAUAN PUSATAKA A. Tinjauan Pustaka……….……... 14
1. Definisi, Jenis dan Bentuk Saham……….….….. 14
2. Definisi dan Jenis Saham……….….… 19
3. Definisi dan Jenis Resiko……….…………. 21
4. Denisi Deversifikasi……….…. 28
5. Definisi Return……….………. 34
6. Teori Portofolio………. 41
7. Ukuran Perusahaan………... 47
B. Penelitian Terdahulu……….. 48
xi
D. Hipotesis……… 51
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup penelitian………. 54
B. Metode Penentuan Sampel penelitian…………..…..…... 54
C. Metode Pengumpulan Data……….. 56
D. Metode Analisis Data………....… 56
E. Definisi Operasional Variabel……….…...… 62
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian……….….….... 64
1. Sejarah PT. Bursa Efek Indonesia………….……... 65
2. Lembaga yang terlibat diBEI……….…...….. 67
B. Hasil penelitian dan Pembahasan……….….…... 70
1. Gambaran Umum Sampel……….…….... 70
2. Hasil Penelitian……….…...… 70
a. Rata-rata Tingkat Keuntungan (Diversification acrosstime)……….…... 70
b. Standar Deviasi keuntungan (Diversification Across time)………..…. 71
c. Pengelompokkan perusahaan berdasarkan Total Aktiva……….………… 72
d. Rata-rata TingkatKeuntungan perusahaan Besar………... 74
e. Rata-rata TingkatKeuntungan perusahaan. Kecil……….……... 74
f. Stadar Deviasi Tingkat Keuntungan Perusahaan. Besar………... 75
xii
a) Uji Normalitas………... 76
b) Pengujian statistik………..….. 79
(a) Uji ANOVA Terhadap Tingkat Return (Diversivicatin across time)………... 81
(b) Uji Independent Sample test untuk ukuran perusahaan………..……. 84
(c) Uji Mann-Whiteneyy Ukuran Portofolio Dengan Risiko tidak sistematis……… 87
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan……….……….. 93
B. Implikasi……….……….. 98
DAFTAR PUSTAKA………. 101
xi
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu……… 49
3.1 Daftar perusahaan yang dijadikan sampel penelitian... 55
4.1 Rata-rata tingkat keuntungan Maret 2004 s.d Desember
2009……… 71
4.2 Standar Dviasi rata-rata keuntungan Maret 2004 s.d
Desember 2009………... 72
4.3 Perusahaan Ukuran Besar Berdasarkan Total aktiva……. 73
4.4 Perusahaan Ukuran Kecil Berdasarkan Total aktiva….… 73
4.5 Rata-rata keuntungan perusahaan Besar……….... 74
4.6 Rata-rata tingkat Keuntungan perusahaan kecil….…….... 75
4.7 Rata-rata standar deviasi perusahaan besar………….….. 75
4.8 Standar Deviasi tingkat keuntungan perusahaan ukuran
Kecil………... 76
4.9 Kolmogorov smirnovuntuk standar deviasi tingkat
Keuntungan……….... 78
4.10 Kolmogorov smirnovuntuk rata-rata tingkat
Keuntungan……….……….….. 79
4.11 Kolmogorov-smirnovuntuk rata-rata ukuran portfolio…. 79
4.12 Uji ANOVA untuk rata-rata tingkat keuntungan (return).. 82
4.13 Uji ANOVA untuk standar deviasi tingkat
xii
4.14 Independent samples test untuk rata-rata tingkat
Keuntungan………..… 84
4.15 Independent samples test untuk Standar deviasi
tingkat keuntungan………..… 86
4.16 Rata-rata nilai risiko tidak sistematis untuk setiap
ukuran portofolio saham perusahaan besar…………... 88
4.17 Nilai P-value pada pengujian perbedaan tingkat risiko
tidak sistematis portofolio saham diantara ukuran
portofolio pada perusahaan besar……….. 89
4.18 Rata-rata nilai risiko tidak sistematis untuk setiap
ukuran portofolio saham perusahaan kecil……..……... 90
4.19 Nilai P-value pada pengujian perbedaan tingkat risiko
tidak sistematis portofolio saham diantara ukuran
portofolio pada perusahaan kecil……… 91
4.20 Uji perbedaan ukuran portofolio antara perusahaan
xiii
DAFTAR GAMBAR
NO Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Penelitian………. 51
4.1 Perbandingan nilai risiko tidak sistematis antar masing-
1
DAFTAR LAMPIRAN
No Keterangan Halaman
1 Diversifikasi Portfolio 2 saham………. 104
2 Diversifikasi Portfolio 3 saham………. 108
3 Diversifikasi Portfolio 4 saham………. 111
4 Diversifikasi Portfolio 5 saham………. 112
5 Diversifikasi Portfolio 6 saham………. 114
6 Diversifikasi Portfolio 7 saham………. 115
7 Hasil SPSS Diversifikasi ukuran portofolio ukuran Perusahaan besar……… 118
8 Hasil SPSS Diversifikasi ukuran portofolio ukuran Perusahaan kecil………. 121
9 Hasil SPSS Diversifikasi ukuran portofolio pada masing- Masing ukuran Perusahaan………. 126
10 Rata-rata tingkat keuntungan per holding period………... 128
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi
Perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh
kegiatan pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan
masyarakat bisnis untuk mencari alternatif sumber pembiayaan usaha selain
bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar
modal untuk mendapatkan dana yang diperlukan, tanpa harus membayar
beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.
Disamping itu, perkembangan pasar modal juga dipengaruhi oleh
meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berinvestasi atau menjadi investor.
Pasar modal menjadi wahana alternatif bagi masyarakat untuk berinvestasi
selain real investment. Hal ini dilakukan sejalan dengan meningkatnya
kebutuhan masyarakat yang tidak lagi berupa kebutuhan pokok saja. Untuk
memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat tersebut diperlukan
penghasilan tambahan. Penghasilan masyarakat yang diperoleh sekarang
disisihkan dan digunakan untuk berinvestasi. Diharapkan hasil investasi
tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di masa yang akan datang.
Pasar modal merupakan sarana penghimpunan dana dan investasi bagi
perusahaan yang telah go public. Keuntungan perusahaan menghimpun dana
2 dengan potensi perusahaan, alternatif dana yang ditawarkan pada umumnya
berjangka panjang dan emiten mempunyai keleluasaan untuk memanfaatkan
dana yang terjaring.
Kehadiran pasar modal di Indonesia memberikan peluang investasi yang
semakin besar kepada para investor yang menganggap bahwa pasar modal
mampu memberikan manfaat sebagai sarana pengalokasian dana yang
produktif untuk jangka panjang dan ini diperlihatkan dengan kinerja
perdagangan di Bursa Efek Indonesia yang juga menunjukkan hasil yang
positif, dengan maraknya investasi yang semakin memberikan peluang
tersebut akan menjadikan kebutuhan akan analisis sekuritas juga meningkat.
Hal ini disebabkan investor yang akan menginvestasikan dananya dipasar
modal semakin membutuhkan berbagai informasi tentang sekuritas yang
nantinya berhubungan erat dengan tingkat pengembalian yang diharapkan dan
resiko yang dihadapi.
Banyaknya instrumen investasi yang ada mengharuskan investor dapat
membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan
instrumen investasi yang menjanjikan seiring dengan terbukanya akses
informasi data maka semakin memudahkan para investor untuk mengambil
keputusan.
Para investor, baik individu maupun institusi, pada era milenium ini
dihadapkan dengan semakin banyaknya sarana dan data mengenai kesempatan
investasi dibidang keuangan. Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa
3 melalui manajer investasi. Investasi langsung dilakukan dengan membeli
langsug aktiva keuangan yang akan diperjualbelikan di pasar uang, pasar
modal atau pasar turunan (derivative market). Sebaliknya investasi tak
langsung dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari suatu
perusahaan investasi.
Investor dan calon investor harus memiliki suatu pengetahuan yang
cukup memadai sebelum mengambil keputusan investasi. Seorang investor
paling tidak harus mempertimbangkan dua hal yaitu pendapatan dan resiko
yang terkandung dalam alternatif investasi yang direncanakan. Umumnya
resiko terdapat pada setiap alternatif investasi, sedangkan besar kecilnya
resiko tersebut tergantung pada jenis investasinya.
Pada proses investasi ini para investor harus mengetahui bahwa terdapat
dua tugas besar. Tugas pertama adalah analisis sekuritas dan pasar, dimana
kita menilai resiko dan imbal hasil yang diharapkan dari seluruh instrumen
investasi yang tersedia. Tugas kedua adalah pembentukkan portofolio asset
yang optimal, tugas ini mencakup menentukan peluang resiko imbal hasil
terbaik yang tersedia dari portofolio investasi yang memungkinkan dan
pemilihan portofolio terbaik yang dari yang ada (Bodie,et all, 2006:251) .
Telah diketahui bahwa secara umum tujuan investor menginvestasikan
dananya adalah agar mendapatkan keuntungan dari investasi yang
dilakukannya. Investor tidak mengetahui dengan pasti hasil yang akan
didapatkannya, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa investor menghadapi
4 kemungkinan penyimpangan yang terjadi dari hasil yang diharapkannya itu.
Kemungkinan penyimpangan dari hasil atau nilai yang diharapkan oleh
investor disebut sebagai resiko.
Resiko saham secara umum dibedakan menjadi dua, yaitu resiko sistematis
(systematic risk) dan resiko tidak sistematis (unsystematic risk). Resiko
investasi yang dapat dihindari melalui diversifikasi saham dengan membentuk
portofolio optimal adalah resiko tidak sistematis sedang risiko sistematis tidak
dapat dihindari (faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara
keseluruhan seperti keadaan ekonomi dan politik) (Brigham and Houston,
2009).
Husnan (1995) Dalam makalahnya menyatakan bahwa salah satu
masalah yang sering dihadapi oleh para analis investasi modal adalah
penaksiran resiko yang dihadapi oleh pemodal. Teori keuangan menyatakan
bahwa apabila resiko suatu investasi meningkat, maka pemodal mensyaratkan
tingkat keuntungan semakin besar. Menurut Fabozzi dan Modigliani
(1999:83) memilih portofolio optimal adalah portofolio yang dapat
memaksimalkan preferensi investor dengan tingkat pengembalian dan resiko,
selain itu portofolio optimal merupakan portofolio yang bersinggungan
dengan kurva efisien frontier.
Seorang investor yang rasional akan menginvestasikan dana yang
dimilikinya kedalam investasi yang memberikan tingkat return yang
maksimum. Namun karena investasi yang dilakukan mengandung unsur
5 (risk). Salah satu strategi yang dilakukanmengandung ketidak pastian terlebih
dalam kondisi investasi beresiko seperti di Indonesia maka salah satunya
adalah dengan membentuk suatu portofolio.
Masalah yang sering terjadi adalah investor berhadapan dengan
ketidakpastian ketika harus memilih saham-saham untuk dibentuk menjadi
portofolio pilihannya. Sudah barang tentu jawabannya adalah tergantung
preferensi resiko para investor itu sendiri. Para investor berhadapan dengan
banyak kombinasi saham dalam portofolio. Pada akhirnya harus mengambil
keputusan portofolio mana yang akan dipilih oleh investor? Seorang investor
yang rasional, tentu akan memilih portofolio yang optimal dan salah satu
alternatif investasi yang saat ini sering diigunakan untuk mendiversifikasikan
resiko mereka adalah dengan menanamkannya pada portofolio (Jogianto,
2009:275).
Portofolio dapat diartikan sebagai investasi dalam berbagai instrumen
keuangan yang dapat diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar uang dengan
tujuan menyebarkan sumber perolehan return dan kemungkinan resiko.
Instrumen keuangan dimaksud meliputi saham, obligasi, valas, deposito,
indeks harga saham, produk derivatif lainnya (Sulistyorini, 2009:11).
Portofolio diartikan juga sebagai serangkaian kombinasi beberapa aktiva yang
diinvestasikan dan dipegang oleh investor, baik perorangan maupun institusi.
Dalam pasar modal, portofolio dikaitkan dengan portofolio aktiva finansial
yaitu kombinasi beberapa saham sehingga investor dapat meraih return
6 Adanya hubungan positif antara return dan resiko dalam berinvestasi
dikenal dengan high risk-high return, yang artinya semakin besar resiko yang
harus ditanggung, semakin besar pula return yang dihasilkan. Return
merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return
realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi
yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. Sedangkan resiko
portofolio terdiri atas resiko sistematis dan tidak sistematis. Kedua resiko ini
sering disebut sebagai resiko total (Jogiyanto, 2009:267).
Menurut Elton dan Gruber (1977) analisis portofolio adalah berkenaan
dengan keinginan memperoleh sekelompok sekuritas untuk dipegang,
diberikan kekayaan oleh setiap sekuritas tersebut. Portofolio dikategorikan
efisien apabila memiliki tingkat resiko yang sama, mampu memberikan
tingkat keuntungan yang lebih tinggi, atau mampu menghasilkan tingkat
keuntungan yang sama, tetapi dengan resiko yang lebih rendah.
Strategi diversifikasi dilakukan dengan portofolio optimal yang berarti
keuntungan diperoleh dengan diversifikasi pada berbagai investasi, dengan
jumlah sekuritas tertentu yang memiliki return yang cukup tinggi. Portofolio
optimal dicapai dengan melakukan simulasi pada beberapa sekuritas yang
dinilai efisien dengan menggunakan prosedur perhitungan tertentu (Sartono
dan Zulaihati, 1998) dalam (Sulistyorini, 2009:13). Untuk membentuk sebuah
maupun beberapa portofolio memerlukan saham-saham pilihan yang akan
7 dipilih untuk membentuk portofolio sangat bervariasi, hal itu tergantung dari
preferensi investor terhadap saham itu sendiri
Sedangkan portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seorang
investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio yang
efisien (Tandelilin, 2001). Investor memilih portofolio yang memberi
kepuasan melalui resiko dan return, dengan memilih sekuritas yang beresiko.
Portofolio optimal merupakan sesuatu yang unik atas investasi pada aset
beresiko. Investasi yang realistis akan melakukan investasi tidak hanya pada
satu jenis investasi, akan tetapi melakukan diversifikasi pada berbagai
investasi dengan pengharapan akan meminimalkan resiko dan memaksimalkan
return.
Pengembalian dan resiko memiliki hubungan yang sangat erat dimana
semakin besar tingkat pengembalian yang diharapkan maka semakin besar
pula tingkat resiko yang dihadapi, jadi antara pengembalian dan resiko tidak
dapat dipisahkan. Adanya perbedaan dalam memandang resiko ini maka perlu
adanya pengelolaan kesempatan investasi, yaitu dengan penciptaan berbagai
pengelolaan investasi alternatif. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
mengkombinasikan porporsi modal yang diinvestasikan pada masing – masing
saham dengan tujuan menurunkan resiko portofolio.
Dalam membentuk portofolio yang menjadi masalah adalah terdapat
banyak sekali portofolio yang dapat dibentuk dari kombinasi aktiva beresiko
yang tersedia di pasar. Jika terdapat kemungkinan portofolio yang jumlahnya
8 oleh investor ? Jika investor mengambil keputusan secara rasional, maka
mereka akan memilih portofolio yang optimal. Portofolio optimal dapat
ditentukan dengan menggunakan model Markowitz atau dengan model indeks
tunggal. Salah satu kegunaan model indeks tunggal adalah untuk
menyederhanakan perhitungan model Markowitz (Jogiyanto, 2009:329)
Dalam melakukan investasi terutama mengenai pembentukkan portofolio
seringkali terdengar investor membicarakan diversifikasi portofolio yang
mereka miliki. Diversifikasi portofolio diartikan sebagai pembentukkan
portofolio sedemikian rupa sehingga dapat menguangi resiko portofolio tanpa
mengorbankan pengembalian hasil yang dihasilkan(Fabozzi dan Modigliani,
1995:75).
Maka dalam penelitian ini ingin mengetahui apakah dengan melakukan
diversifikasi dalam suatu portofolio dan sekuritas tertentu dapat
meminimalkan resiko dan meningkatkan keuntungan pada suatu ukuran
perusahaan tertentu, dan melihat bagaimana tingkat resiko yang diperoleh
9
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah (Research Problem) yang telah
dikemukakan sebelumnya investor yang rasional akan menginvestaikan
dananya dengan memilih saham yang efisien, yang memberikan return
maksimal dengan resiko tertentu, atau return tertentu dengan resiko minimal.
Untuk menghindari atau memperkecil resiko, investor melakukan strategi
diversifikasi atas investasinya. Untuk mengetahui hal yang akan diteliti oleh
penulis, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan yang signifikan pada rata-rata tingkat keuntungan
dan standar deviasi tingkat keuntungan untuk masing-masing kelompok
holding period pada sampel saham yang dipilih.
2. Apakah ada perbedaan yang signifikan pada rata-rata tingkat keuntungan,
dan standar deviasi tingkat keuntungan untuk masing-masing kelompok
ukuran perusahaan saham yang dipilih.
3. Apakah ada perbedaan yang signifikan pada masing-masing
pembentukkan ukuran suatu portofolio berdasarkan jumlah saham tertentu
terhadap tingkat diversifikasi berdasarkan resiko tidak sistematis.
4. Apakah ada perbedaan tingkat diversifikasi (resiko tidak sistematis)
dengan pembentukkan portofolio pada masing-masing suatu ukuran
10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian a) Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan dan pertanyaan penelitian yang
diajukan, maka tujuan penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut :
1. Menganalisis perbedaan tingkat rata-rata keuntungan dan standar
deviasi pada masing-masing jangka waktu kepemilikan saham atau
masing-masing kelompok holding period (diversifikasi berdasarkan
jangka waktu kepemilikan) pada masing-masing sampel.
2. Menganalisis perbedaan rata-rata tingkat keuntungan dan standar
deviasi pada ukuran perusahaan besar dan perusahaan kecil.
3. Menganalisis perbedaan tingkat resiko tidak sistematis pada suatu
ukuran portofolio dengan melakukan diversifikasi.
4. Menganalisis perbedaan tingkat pembentukan ukuran portofolio
pada masing-masing ukuran perusahaan.
b) Manfaat Peneltian
Sejalan dengan tujuan dari penelitian ini, maka manfaat yang
diperoleh dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini dapat dijadikan sarana penerapan metode ekonometrika
pada praktek prediksi variabel-variabel independen yang paling
mempengaruhi return saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
11 2. Bagi Penulis
Penulisan ini diharapkan dapat menerapkan ilmu ekonomi khususnya
dalam bidang manajemen keuangan dan pasar modal yang diperoleh
selama perkuliahan khususnya dalam menganalisis portofolio.
3. Bagi investor
Penelitian ini dapat menjadi pedoman dalam melakukan analisis
saham yang akan diperjualbelikan dipasar modal dan menentukan
portofolio optimal dengan menggunakan model indeks tunggal yang
tercermin dalam realisasi frekuensi transaksi perdagangan saham di
BEI atau kebijakan investasi yang akan diambil oleh investor.
4. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan kebijakan investasi mereka pada
setiap perusahaan untuk memperoleh return dan mengantisipasi
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka
1. Definisi, Jenis dan Bentuk investasi 1.1.1 Definisi investasi
Kata investasi merupakan kata adopsi dari bahasa Inggris, yaitu
invesment. Kata investment sebagai kata dasar dari invest memiliki arti
menanam. Dalam webster's new collegiatte dictionory, kata investasi
diartikan sebagai to make use of for future financial return. Selanjutnya
kata invesment diartikan sebagai the outley of money use for income or
profit. Dalam kamus istilah pasar modal dan keuangan kata investasi
diartikan sebagai penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan
atau proyek untuk memperoleh keuntungan. Dan dalam kamus lengkap
ekonomi, investasi didefinisikan sebagai penukaran uang dengan bentuk
kekayaan lain seperti saham atau harta yang tidak bergerak yang
diharapkan dapat ditahan selama periode waktu tertentu supaya
meghasilkan pendapatan (Huda dan Mustofa, 2008:7).
Investasi, dalam arti luas, berarti mengorbankan dollar sekarang
untuk dollar masa depan. Ada dua atribut berbeda yang melekat yakni
waktu dan resiko. Pengorbanan yang terjadi saat ini memilki
ketidakpastian (Sharpe dan Gordon, 1995:1).
Sebelumnya telah disebutkan bahwa investasi merupakan suatu
13 menghasilkan arus dana masa datang dengan jumlah yang lebih besar dari
dana yang dilepaskan pada saat investasi awal (initial invesment).
1.1.2 Jenis dan Tujuan Investasi
Pada umumnya investasi dibedakan menjadi dua yaitu investasi
fianancial asset dan investasi pada real asset. Investasi pada financial
asset dipasar uang misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper,
surat berharga pasar uang (SBPU) dan lainnya. Investasi juga dapat
dilakukan dipasar modal misalnya berupa saham, obligasi, warrant, opsi
dan yang lainnya . Sedangkan investasi pada real esset dapat dilakukan
dengan pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan
pertambangan, perkebunan, dan yang lainnya.
Sedangkan tujuan investasi adalah mendapatkan sejumlah
keuntungan. Dalam konteks perekonomian menurut Tandelilin (2001) ada
beberapa motif seseorang melakukan investasi, antara lain:
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang akan
datang.
b. Mengurangi Tekanan Inflasi
Faktor inflasi tidak pernah dihindarkan dalam kehidupan ekonomi,
yang dapat dilakukana adalah meminimalkan resiko akibat adanya
inflasi, hal ini demikian karena variabel inflasi dapat mengoreksi
seluruh pendapatan yang ada.
c. Sebagai usaha untuk menghemat pajak
14 mendorong tumbuhnya investasi dimasyarakat melalui pemberian
fasilitas perpajakan kepada yang melakukan investasi pada usaha
tertantu.
Untuk mencapai tujuan investasi, investasi membutuhkan suatu
proses dalam pengambilan keputusan, sehingga keputusan tersebut sudah
mempertimbangkan ekspektasi return yang didapatkan dan juga resiko
yang dihadapi. Menurut Sharpe dan Gordon (1995:10), pada dasarnya ada
beberapa tahapan dalam pengambilan keputusan investasi antara lain:
1. Menentukan kebijakan investasi
Pada tahapan ini investor menetukan tujuan investasi dan
kemampuan atau kekayaan yang dapat diinvestasikan. Dikarenakan
ada hubungan positif antara resiko dan return, maka hal tepat bagi
para investor untuk menyatakan tujuan investasinya tidak hanya
untuk memperoleh benyak keuntungan saja akan tetapi juga
memahami bahwa kemungkinan resiko yang berpotensi
menyebabkan kerugian.
2. Analisis Sekuritas
Pada tahapan ini berarti melakukan analisis sekuritas yang meliputi
penilaiaan terhadap sekuritas secara individual atau beberapa
kelompok sekuritas. Salah satu tujuan melakukan penilaiaan tersebut
adalah untuk mengidentifikasi sekuritas yang salah harga
15 berdasarkan atas kesalahan harga tetapi didasarkan atas preferensi
resiko para investor, pola kebutuhan dan kas.
3. Pembentukan portofolio
Pada tahapan ini adalah membentuk portofolio yang melibatkan
identifikasi khusus aktiva mana yang akan dinvestasikan pada tiap
aset tersebut.
4. Melakukan revisi portofolio
Pada tahapan ini, berkenaan dengan pengulangan secara periodik
dari tiga langkah sebelumnya. Sejalan dengan waktu, investor
mungkin mengubah tujuan investasinya yaitu membentuk portofolio
baru yang lebih optimal.
5. Evaluasi kinerja oportofolio
Pada tahapan terakhir ini, investor melakukan penilaiaan terhadap
kinerja portofolio secara periodik dalam arti tidak hanya return yang
diperhatikan akan tetapi juga resiko yang dihadapi. Jadi diperlukan
ukuran yang tepat tentang return dan resiko yang dihadapi.
1.1.3 Kategori Investor
Para investor dalam dunia pasar modal memiliki preferensi (trend)
serta karakter yang berbeda satu sama lain, dan karena perbedaan inilah
seorang manajer investasi diharuskan memahami dan menganalisis tipikal
serta perilaku para investor didalam aktivitas investasi. Dengan
pemahaman dasar tersebut seorang manajer investasi diharapkan dapat
16 tepat, sesuai dan optimal bagi masing-masing investor secara
keseluruhan. Untuk dapat mengidentifikasi tipikal investor dapat model
utilitas yang diharapkan (expected utylity model) yang menyatakan
bahwa, para pemodal memilih suatu kesempatan investasi yang
memberikan utilitas yang diharapakan yang tertinggi.
Model utilitas yang diharapkan tersebut menggunakan asumsi
terhadap sikap pemodal dalam menghadapi resiko . Secara garis besar
tipikal investor terbagi menjadi 2 (dua) macam, tipikal yang berani
mangambil risiko (risk taker) dan mereka yang tidak berani mengambil
risiko (non risk taker). Risk taker dibagi lagi menjadi tiga bagian, yaitu
(Huda dan Mustofa, 2008:11) :
1. Mereka yang berani mangambil resiko tinggi dengan harapan imbal
hasil yang relatif juga tinggi (high risk taker return).
2. Mereka yang cukup berani resiko yang moderat dengan imbal hasil
yang juga moderat (high risk high return) .
3. Mereka yang hanya berani mengambil resiko dalam tingkat yang
relatif rendah.
Pada tahun 1952, Harry Markowitz meluncurkan model formal
seleksi portofolio yang memasukkan prinsisp diversifikasi, yang akhirnya
membuatnya memperoleh hadiah Nobel Ekonomi 1990. Modelnya adalah
langkah pertama manajemen portofolio: identifikasi perangkat portofolio
yang efisien atau yang sering disebut frontier efisien dari aset beresiko.
17 setiap tingkat resiko kita hanya tertarik pada portofolio dengan imbal
hasil yang diharapkan paling tinggi. Atau alternatifnya, frontier adalah
perangkat portofolio yang meminimumkan varians untuk setiap target
imbal hasil yang diharapkan (Bodie. et all, 2006: 314).
2. Definisi dan Jenis saham
Saham merupakan sekuritas penting yang diterbitkan oleh
perusahaan untuk menarik investor untuk bergabung dalam perusahaan.
Secara umum saham terdiri dari atas dua bentuk, yaitu saham biasa
(common stock ) dan saham pereferen (preferred stock ). Penilaian saham
ditentukan dengan menggunakan konsep nilai waktu dari uang ( time value
of money concept) (Moeljadi, 2006:112).
a) Hukum dan Privilege pemegang saham biasa
Pemegang saham biasa adalah pemilik, peserta, atau pengambil
bagian dari sebuah perusahaan sehingga mereka memiliki hak dan
privilege tertentu, antara lain:
a. Pengendalian Perusahaan
Para pemegang saham biasa berhak mengendalikan jalannya
perusahaan, karena pemegang saham biasa mempunyai hak untuk
memilih direksi perusahaan besar yang terbuka, para manejer biasanya
memiliki sejumlah saham, namun kepemilikan mereka umumnya tidak
mencukupi untuk memegang kendali dan pemungutan suara.
Para pemegang saham dapat mengikuti RUPS dan memasukkan
18 kepada pihak kedua yang disebut proxy.
b. Pre-emptive Right
Pre-emptive Right merupakan hak untuk membeli setiap
tambahan saham yang dijual oleh perusahaan. Di beberapa Negara
bagian, secara otomatis Pre-emptive Right telah masuk dalam
anggaran dasar perusahaan. Tujuan dari Pre-emptive Right ada dua
macam yaitu (1) membuat para pemegang saham saat ini dapat
mempertahankan pengendalian, (2) untuk melindungi para pemegang
saham dari difusi nilai saham.
Jenis-Jenis Saham Biasa
Meskipun kebanyakan perusahaan hanya memilki satu jenis
saham biasa, namun beberapa contoh saham berklasifikasi digunakan
untuk memenihi kebutuan khusus perusahaan. Saham berklasifikasi
merupakan saham biasa yang diberi nama ksusus, seperti kelas A,
kelas B, dan seterusnya untuk memenuhi kebutuhan khusus
perusahaan. (Moeljadi, 2006:115) .
b) Saham Preferen
Saham preferen merupakan sebuah hybrid – dalam beberpa hal
serupa dengan obligasi dan serupa dengan saham biasa dalam beberapa
hal lainnya. Saham preferen memberikan pembayaran dividen tetap.
3. Definisi dan Jenis Risiko
Resiko merupakan kemungkinan terjadinya peristiwa yang tidak
19 penyimpangan atau variabilitas. Resiko merupakan suatu konsep yang
sulit untuk dipahami, dan telah banyak kontroversi yang telah mengelilingi
usaha-usaha untuk mendefinisikan dan mengukurnya (Brigham dan
Houston, 2009:221).
Resiko (risk) didefinisikan dalam kamus Webster sebagai “suatu
halangan, gangguang, eksposur terhadap kerugian atau kecelakaan”. Jadi
resiko diartikan sebagi peluang akan terjadinya suatu peristiwa yang tidak
diinginkan. Resiko suatu aktiva dapat dianalisis dalam dua cara : (1)
dengan basis berdiri, dimana aktiva tersebut dipertimbangkan dalam suatu
keadaan terisolasi, dan (2) dengan basis portofolio, dimanan aktiva
dimiliki sebagai salah satu dari sejumlah aktiva lain didalam suatu
portofolio. Jadi Resiko berdiri sendiri (stand-alone risk) suatu aktiva
adalah suatu resiko yang akan dihadapi seorang investor jika ia hanya
memiliki satu aktiva saja (Brigham dan Houston, 2009:216).
Menurut Husnan (1995), Resiko dalam teori portofolio
didefinisikan sebagai standar deviasi tingkat keuntungan. Hal ini
disebabkan karena standar deviasi menunjukkan seberapa jauh
kemungkinan nilai yang diperoleh menyimpang dari nilai yang diharapkan
(expected value). Semakin besar nilai standar deviasi semakin besar
kemungkinan nilai riil yang diharapkan, yang berarti semakin tinggi
resikonya.
Dalam teori portofolio, resiko dinyatakan sebagai kemungkianan
20 mempunyai dua dimensi, yaitu menyimpang lebih besar atau menyimpang
lebih kecil dari return yang diharapkan. Dari sini muncul konsep ukuran
penyebaran yang dimaksud untuk mengetahui seberapa jauh nilai yang kita
peroleh menyimpang dari nilai yang diharapakan. Ukuran ini dinyatakan
dalam bentuk standar deviasi atau varians (bentuk kuadrat dan standar
deviasi yang merupakan risiko total) (Jogiyanto, 2009:246).
Total resiko (total risk) dari kepemilikan suatu saham dibagi
menjadi dua yaitu: resiko sistematik dan resiko tidak sistematik. Resiko
sistematik merupakan resiko yang keseluruhan yang berada dipasar dan
tidak dapat dapat dihindarkan atau dihilangkan dengan cara diversifkasi
(investasi pada beberapa jenis saham). Resiko ini terjadi biasanya karena
kejadian diluar pasar seperti inflasi, resesi, kebijakan perpajakan, dan
sebagainya yang mempenaruhi harga pasar (Jogiyanto, 2009:267).
Sedangkan resiko tidak sistematis dapat dihilangkan dengan
melakukan diversifikasi karena resiko ini biasanya terjadi pada bagian
internal perusahaan itu sendiri, untuk itu dalam menghindari hal buruk
yang terjadi pada perusahaan dapt diimbangi dengan kegiatan perusahaan
lain yang dapat membangun perusahaan itu sendiri, misal perusahaan
pesaing yang melakukan perubahan teknologi dan lain-lain.
Ukuran relatif resiko sistematis dikenal dengan koefisien beta (β)
yang menunjukkan resiko relatif suatu saham, terhadap potofolio pasar.
Beta merupakan ukuran volatilities return saham terhadap return pasar.
21 beta pasar tersebut. Demikian pula semakin kecil fluktuuasi pasar tehadap
return saham maka semakin besar pula beta pasarnya (Jogiyanto,
2003:193).
Dalam pembuatan keputusan investasi, investor memerlukan
ukuran resiko sistematis yang akurat dan sangat bias. Hal ini sangat
penting bagi investor dalam memperkirakan resiko maupun keuntungan
yang akan diperoleh oleh investor dimasa depan. Dengan melihat perilaku
koefisien beta dari waktu kewaktu akan memperkirakan resiko sistematik
yang akan dihadapi dimasa yang akan datang.
Markowitz menyatakan bahwa resiko yang dihadapkan tergantung
pada keanekaragaman kemungkinan hasil yang diharapkan. Untuk
mengukur resiko yang diharapkan menggunakan standar deviasi.
Selain itu Markowitz mencoba membentuk konsep resiko dengan
menggunakan statistik yaitu varians. Teori portofolio dibentuk apabila
tahap risiko investor telah ditetapkan. Model teoritikal dengan komputer
boleh digunakan sebagai asas pilihan sistematik portofolio optimum yang
dapat memksimumkan tingkat keuntungan (Ahmad Rodoni dan Abdul
Hamid, 2010:6).
Resiko tidak hanya tergantung pada standar deviasi dan hasil yang
diharapkan tetapi juga tergantung pada hasil yang dihasilkan pada suatu
portofolio yang diukur dari setiap pasang sekuritas dan jumlah saham yang
22 Semakin tinggi tingkat resiko suatu sekuritas, semakin tinggi nilai
ekspektasi tingkat pengembalian yang harus diberikan untuk merangsang
investor membeli (atau memiliki) sekuritas tersebut. Akan tetapi, jika
investor khususnya berkepentingan dengan tingkat resiko dari portofolio
mereka dan bukannya resiko dari masing-masing dari sekuritas didalam
portofolio, maka salah satu cara untuk mengukur resiko dari setiap saham
adalah dengan menggunakan Model Penetapan Aktiva Modal (Capital-
Asset Pricing Model- CAPM) yang digunakan untuk mengukur tingkat
resiko dan tingkat tingkat pengembalian (Brigham dan Houston,
2009:239).
Bagian dari resiko yang dapat dihilangkan adalah resiko yang dapat
didiversifikasikan, sedangkan bagian resiko yang tidak dapat dihilangkan
disebut resiko pasar.
Resiko yang dapat didiversifikasikan (difersieble risk)
disebabkan oleh peristiwa-peristiwa acak seperti tuntutan hukum,
pemogokan, program pemasaran yang berhasil dan gagal, dalam
memenangkan atau kalah dalam kontrak besar, dan peristiwa lain yang
khusus bagi suatu perusahaan tertentu. Karena bersifat acak, pengaruh
berbagai peristiwa ini pada suatu portofolio dapat dihilangkan dengan
melakukan diversifikasi, peristiwa yang merugikan ini dapat hilang oleh
peristiwa menguntungkan di perusahaan yang lain.
23 perusahaan seperti: perang, inflasi, resesi, dan tingkat suku bunga yang
tinggi ( Brigham dan Houston, 2009:238).
Resiko portofolio ditentukan oleh rata-rata tertimbang oleh
masing-masing resiko aset masing-masing individual dan covariance antar
aset yang membentuk portofolio tersebut. Jika variance ditambah maka
semakin kecil dan jumlahnya menjadi nol bila jumlah aset portofolio tak
terhingga.
1. Pengukuran Resiko
a) Pengukuran resiko sistematis (Beta saham)
Beta merupakan suatu pengukuran volatilitas (volatility) return
suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar.
Volatilitas dapat diartikan fluktuasi dari return suatu sekuritas atau
portofolio dalam suatu periode waktu tertentu (Jogiyanto, 2003:193).
Adapun rumus beta sekuritas:
Keterangan:
βi : Beta sekuritas
σm : Kovarian return antara sekuritas ke i dengan return pasar
Σm2
: varian return pasar
Beta juga dapat dihitung dengan menggunakan teknik
persamaan regresi. Teknik regresi untuk mengestimasikan beta suatu
sekuritas sebagai variabel dependen dan return pasar sebagai variabel
independen (Jogiyanto, 2003:233). Persamaan regresi yang
2
m m i i
24 digunakan untuk mengestimasikan beta dapat didasarkan pada
model indeks tunggal:
b) Pengukuran resiko tidak sistematis
Resiko tidak sistematis merupakan bagian dari resiko saham
yang tidak dapat dipengaruhi oleh pergerakan pasar. Resiko tidak
sistematis diukur dengan varian residu atau abnormal return (ei).
Adapun rumus resiko tidak sistematis (Jogiyanto, 2003:238):
Keterangan:
2
ei
: Risiko tidak sistematis
2
i
: varian residu
2
i
: Beta saham
2
m
: Varian pasar
4. Definisi Divesifiksi
Diversifikasi adalah strategi dalam manajemen portofolio yakni
meminimalisir resiko dengan cara mengkombinasikan berbagai investasi
berbeda yang punya korelasi sekecil mungkin. Jangan lupa bahwa risiko
yang dapat kita diversifikasikan disini adalah unsystematic risk. Ri = αi + βi.Rm + ei
2 2 2
2
. m
i i
ei
25
Fabozzi (1999) mengartikan diversifikasi portofolio sebagai
pembentukan portofolio sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi resiko
portofolio tanpa mengorbankan pengembalian yang dihasilkan. Para investor
yang mengkhususkan diri dalam satu kelompok aktiva misalnya saham, juga
menganggap perlu dilakukan diversifikasi portofolio. Yang dimaksud
diversifikasi portofolio dalam hal ini adalah seluruh dana yang ada seharusnya
tidak diinvestasikan ke dalam bentuk satu saham perusahaan saja, tapi
portofolio harus terdiri dari saham banyak perusahaan.
Tidak semua risiko dari saham individual relevan. Pada kenyataan
sebagian besar resiko total (yang sama dengan standar deviasi dari
pengembalian) dapat didiversifikasikan yaitu jika investasi dalam suatu
saham individual dikombinasikan dengan sekuritas lain, sebagian variasi
dalam pengembaliannya bisa diratakan atau dihilangkan oleh variasi dalam
sekuritas lain. Efek diversifikasi yang sama dapat menjawab fakta
rendahnya standar deviasi pengembalian dari portofolio saham besar.
Menurut Solnik (Husnan, 1995:63) menunjukkan bahwa persentase
resiko saham individual yang bisa dihilangkan dengan diversfifikasi secara
acak (dengan membentuk portofolio yang sangat banyak sahamnya)
ternyata berbeda untuk pasar modal yang satu dengan yang lain.
Diversifikasi akan mengurangi resiko tetapi selama
investasi-investasi tersebut tidak mempunyai koefisien korelasi antara tingkat
keuntungannya yang negatif sempurna, maka kita tidak bisa
menghilangkan fluktuasi tingkat keuntungan yang diukur dari standar
26 mencapai nol. Dengan kata lain meskipun kita menambah jumlah jenis
saham dalam suatu portofolio, kita akan selalu dihadapkan pada resiko
tertentu (Husnan, 1995: 161).
Diversifikasi ditimbulkan oleh penggabungan sekuritas-sekuritas
yang pengembaliannya tidak saling berkorelasi secara sempurna sehingga
mengurangi resiko portofolio. Pengembalian portofolio adalah rata-rata
tertimbang dari pengembalian sekuritas individual, berapa pun banyaknya
sekuritas dalam portofolio tersebut. Jadi, diversifikasi tidak akan
mempengaruhi pengembalian portofolio secara sistematis, tetapi
diversifikasi akan mengurangi variabilitas (standar deviasi dari
pengembalian). Secara umum semakin kecil korelasi antara pengembalian
semakin besar dampak dari diversifikasi terhadap pengurangan
variabilitas. Prinsip ini berlaku bagi semua resiko sekuritas dari portofolio
jika dilihat terpisah.
Menurut Wyne Wagner dan Sheila Lau (Fabozzi dan Modigliani,
1999:262), yang mengukur standar deviasi dan portofolio secara acak
termasuk sejumlah sekuritas yang diperdagangakan dalam New York
Stock Exchange. Studi mereka mengungkapkan bahwa pengembalian
rata-rata standar deviasi dari portofolio tidak berhubungan dengan sejumlah
sekuritas yang ada dalam portofolio tersebut. Namun standar deviasi
menurun seiring dengan meningkatnya jumlah sekuritas dalam portofolio.
Mereka juga menemukan bahwa (1) diversifikasi inkremental dapat
27 resiko sangat lambat ketika jumlah sekuritas meningkat katakanlah diatas
10,dan (2) total resiko portofolio menurun dengan cepat seiring perluasan
portofolio dari satu sekuritas dengan perluasan portofolio dari sekuritas
hingga 10 sekuritas.
Hasil penelitian Wyne Wagner dan Seila Lau dalam (Fabozzi,
1999:262) menunjukan bahwa jumlah resiko bisa dihilangkan dengan cara
diversifikasi, dan resiko-resiko yang lain tidak. Jadi harus dibedakan
antara resiko tidak sistematis yang tidak bisa dibuang dengan diversfikasi
degan resiko sistematis yang tidak bisa dihilangkan melalui diversifikasi.
Peningakatan diversifikasi perlahan-lahan akan menghilangkan resiko
tidak sistematis sehingga yang tersisa hanya risiko sistematis, yaitu resiko
yang berhubungan dengan pasar.
Dengan menggunakan definisi sekuritas pengembalian menurut
model pasar, maka resiko sistematis dan resiko tidak sistematis sama
dengan standar deviasi dari masing-masing komponen pengembalian.
Resiko tidak sistematis sama dengan standar deviasi dari faktor
pengembalian residual ∈, atau (Fabozzi dan Modigliani, 1999:265)
Resiko tidak sistematis =
�
�Diversifikasi secara garis besar dapat dilakukan dengan dua cara.
Pertama, diversifikasi vertikal, yakni mengalokasikan investasi ke
berbagai asset class, mulai dari cash, obligasi, properti, saham, dan tipe
28 sehingga menciptakan return yang berbeda pula sesuai dengan kondisi
yang terjadi didalam keadaan pasar modal saat ini.
Kedua, diversifikasi horizontal, yakni Anda mengalokasikan
investasi yang berbeda-beda dalam satu asset class. Disini, Anda berusaha
untuk meminimalisir resiko spesifik dari sektor dan perusahaan tertentu,
misalnya ketika berinvestasi pada saham.
Diversifikasi, pada prakteknya sulit menghasilkan portfolio
optimal, yakni return yang optimal dengan resiko yang rendah. Portofolio
optimal ini secara teori dapat anda capai dengan metode efficient frontier,
yang menghasilkan kombinasi aset paling efisien. Pada kenyataannya,
normalnya diversifikasi akan menghasilkan portfolio dengan komposisi
resiko yang lebih rendah dengan return yang moderat.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, resiko yang sistematik
tidak dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio dalam suatu
investasi. Oleh karena itu, bagi seorang investor resiko tersebut menjadi
lebih relevan untuk dipertimbangkan dalam memilih kombinasi saham
dalam portofolio yang dibentuknya. Sehingga untuk menentukan tingkat
keuntungan yang disyaratkan atau diharapkan (Expected Return) terhadap
suatu saham, maka harus dikaitkan dengan resiko sistematik (yang tidak
terhindarkan) dari saham yang bersangkutan .
Teori portofolio diperkenalkan oleh Hary Max Markowitz, yang
melakukan diversifikasi berarti menyebar resiko investasi pada sebagian
29 yang efektif dalam meminimumkan resiko karena melalui diversifkasi
resiko dapat diminimalkan tanpa mempengaruhi keuntungan yang
diharapkan disuatu portofolio.
Menurut Radchiffe dan Robert (1987:200) seorang investor dapat
melakukan diversifikasi dengan dua cara yaitu dengan diversifkasi pada
berbagai seuritas (Diversification across securities) dan diversifikasi
berdasarkan jangka waktu kepemilikan (diversification across time).
1)Diversifikasi pada berbagai sekuritas (Diversification across securities)
Diversification across securities dapat dilakukan dengan cara
pembentukkan portofolio, ide ini mula-mula dikemukakan oleh Hary
Max Markowitz. Secara singkat Markowitz menyarankan kepada
investor untuk tidak membeli satu macam sekuritas saja, atau “Don’t
put all your eggs into one basket” pernyataan Markowitz ini dikenal
dan dipraktekkan secara umum oleh kebanyakan investor, walaupun
dalam prakteknya investor hanya menyebar investasinya dalam
berbagai instumen atau asset. Investor melakukan itu dengan anggapan
bahwa setidaknya untuk berjaga-jaga ketika kejadian buruk menimpa
keranjang dari telur-telur tersebut. Dengan asumsi masing-masing
saham dalam portofolio mempunyai bobot yang sama, resiko
perusahaan akan menurun secara proporsional berbanding terbalik
dengan jumlah saham yang menyusun portofolio, seiring dengan
semakin besarnya jumlah saham dalam portofolio, besarnya resiko total
30 intinya penurunan resiko menurut diversification across securities
dimungkinkan karena turunnya tingkat keuntungan suatu saham dapat
ditutupi oleh oleh kenaikan tingkat keuntungan saham lain pada
portofolio.
2)Diversifikasi berdasarkan jangka waktu kepemilikan (Diversification
across time), Diversification across time dimaksudkan untuk
mengurangi fluktuasi tigkat keuntungan melalui jangka waktu
kepemilikan saham periode yang lebih panjang secara teoritis semakin
panjang jangka waktu kepemilikan saham atau portofolio maka resiko
atau fluktuasi keuntungan semakin menurun. Hal ini dimungkinkan
karena semakin panjang jangka waktu kepamilikan saham semakin
banyak kesempatan untuk jangka waktu jelek ditutup oleh jangka waktu
yang baik. Menurut Jogiyanto (2003), perusahaan yang besar dianggap
mempunyai resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan
yang lebih kecil. Alasannya perusahaan yang lebih besar dianggap lebih
mempunyai akses kepasar modal lebih baik dibandingkan perusahaan
kecil dan variabel ini diprediksi mempunyai hubungan yang negatif
dengan resiko.
5. Definisi Return Saham
Return merupakan pengembalian pendapatan yang diterima dari hasil
investasi ditambah perubahan harga pasar, biasanya dinyatakan sebagai
persentase dari harga pasar investasi awal. Return yang diharapkan
31 kesempatan (oportunity cost) dan return yang terjadi (realized cost).
Return yang diaharapkan merupakan tingakat return yang diantisipasi
investor dimasa yang akan datang. Sedangkan return yang terjadi (actual
retun) merupakan return yang telah diperoleh investor dimasa yang lalu.
Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return
dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return yang belum
terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi dimasa mendatang. Return
realisasi (Realized return) merupakan return yang telah terjadi, return
realisasian dihitung dengan menggunakan data historis. Return yang
diharapkan (Expected Return) adalah Return yang diharapkan oleh
investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya
sudah terjadi (Jogiyanto, 2009:199).
Dalam melakukan investasi dalam saham, seorang investor selalu
mengharapkan adanya return atau keuntungan. Return saham adalah
tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang
dilakukannya. Dalam teori pasar modal, tingkat pengembalian yang
diterima oleh seorang investor dari saham yang diperdagangkan di pasar
modal (saham perusahaan go public) biasa diistilahkan dengan return.
Dalam pasar saham tidak selalu menjanjikan suatu return yang pasti bagi
investor. Namun beberapa komponen return saham yang memungkinkan
pemodal meraih keuntungan adalah deviden, saham bonus, dan capital
32 Return saham sesungguhnya diperoleh dari harga saham harian
(-Ri,t) ke- i pada waktu ke- t (Pi,t) dikurangi harga saham sekuritas harian
harga saham i pada waktu ke t-1 (Pi,t-1) , dibagi harga saham harian
sekuritas I ada waktu t-1 (Pi,t-1).
Perhitungan Return Saham dirumuskan sebagai berikut :
HS t : Harga saham hari ke t
HS t-1 : Harga saham hari ke t – 1
Menurut Husnan (1995:55), terdapat korelasi antara tingkat
keuntungan suatu saham dengan perubahan pasar (indeks pasar). Kalau
perubahan pasar bisa dinyatakan sebagai tingkat keuntungan indeks pasar,
maka tingkat keuntungan suatu saham (Ri) bisa dinyatakan sebagai :
ai = Bagian dari tingkat keuntungan saham i yang tidak
dipengaruhi oleh tingkat keuntungan pasar
Rm = Tingkat keuntungan indeks pasar
Β = Parameter yang mengukur perubahan yang diharapkan
pada Ri kalau terjadi perubahan pada Rm
Sedangkan untuk memperoleh keuntungan tertentu seorang
investor juga harus memeperhatikan risiko yang akan ditanggungnya jika
ingin memperoleh keuntungan tersebut. Resiko merupakan perbedaan
33 antara return aktual yang aktual dengan return aktual yang diharapkan.
Semakin besar kemungkinan perbedaan berarti semakin besar pula resiko
tersebut.
1) Expected Return
Expected return saham merupakan tingkat keuntungan saham yang
diharapkan investor. Dalam menghitung expected return saham dapat
menggunakan:
a. Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Expected return yang diukur dengan mempertimbangkan
return pasar dan suku bunga bebas resiko. Model CAPM yang
dipergunakan untuk menghitung expected return adalah sebagai
berikut (Husnan, 1995:56):
Keterangan : Rf = Tingkat suku bunga bebas risiko (Risk Free Rate)
Rm = Return pasar
P = Interpolasi yang menggunakan data saham harian
CAPM disusun sebagai gambaran bahwa premi resiko yang
tepat terhadap suatu aset akan ditentukan oleh kontribusinya terhadap
resiko dari seluruh investor. Resiko portofolio adalah hal yang penting
bagi para investor dan hal yang menentukan premi resiko yang mereka
34 Abnormal return merupakan selisih antara return
sesungguhnya dan return yang diharapkan. Abnormal return bisa
bersifat positif atau negatif.
b. Single Index Model (SIM)
Menghitung normal return dengan mengunakan alfa dan beta
yang telah dihitung sebelumnya, sedangkan market return yang
digunakan adalah market return yang dihitung selama periode
penelitian.
Return suatu saham dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut
(Jogiyanto, 2003:232):
Keterangan:
Ri : Return sekuritas ke i
ai : suatu variable acak yang menunjukkan komponen dari
return
Sedangkan return pasar dapat dirumuskan sebagai berikut (Jogiyanto,
2003: 232) :
Return dan resiko merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan, karena pertimbangan investasi merupakan trade-off dari
kedua faktor ini. Resiko dan return mempunyai hubungan yang positif, Ri = ai + βt . Rm +ei
1 1
t t t
m
IHSG IHSG IHSG
35 semakin besar resiko yang harus ditanggung maka semakin besar pula
kompensasi dari return yang akan diperoleh.
c. Abnormal Return
Abnormal return adalah return yang dida