• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu terhadap Status Gizi Anak Balita di RSUP.H.Adam Malik, Medan Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu terhadap Status Gizi Anak Balita di RSUP.H.Adam Malik, Medan Tahun 2013"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU TERHADAP

STATUS GIZI ANAK BALITA YANG DIRAWAT DI

RSUP H.ADAM MALIK PADA TAHUN 2013

Oleh:

VENUSYA DHARMALINGAM

100100422

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU TERHADAP

STATUS GIZI ANAK BALITA YANG DIRAWAT DI

RSUP H.ADAM MALIK PADA TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

VENUSYA DHARMALINGAM

100100422

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)
(4)

ABSTRAK

Prevalensi gizi kurang dan buruk di kalangan anak balita di Indonesia masih tinggi.Dari hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, walaupun prevalensi gizi kurang dan buruk telah mengalami penurunan dari 18,4% tahun 2007 menjadi 17,9% tahun 2010, namun kita masih memilik 35,6% balita pendek. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan tingkat pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan ibu terhadap status gizi anak balita di RSUP.H.Adam Malik,Medan tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan Cross-Sectional.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak berusia kurang dari 5 tahun di RSUP.H.Adam Malik Medan.Jumlah sampel yang dibutuhkan ialah 100 orang ibu.

Analisis data dilakukan dengan analisi univariat dan analisis bivariate dengan uji

chi square. Dari hasil analisis univariat menunjukan bahawa proporsi prevalensi status gizi baik 52% dan status gizi kurang 44% manakala status gizi lebih sebanyak 3% dan gizi buruk 1%. Karakteristik umur ibu terbanyak pada usia 20-30 tahun 63%, pendidikan ibu terbanyak SMP/SMA 54% dan ibu yang tidak bekerja 55%.

Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat dua variable yang mempunyai hubungan asosiasi yang bermakna dengan status gizi anak balita adalah faktor tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan ibu yang memberikan nilai p<0.05.

Rendahnya prevalensi status gizi anak balita yang baik sehingga disarankan agar masyarakat lebih aktif dalam mendukung kepentingan gizi anak balita.

(5)

ABSTRACT

Prevalence of malnutrition among children under five in Indonesia is still high . From the results of the Health Research in 2010 , although the prevalence of malnutrition and poor has decreased from 18.4 % in 2007 to 17.9 % in 2010 , we are still having short toddlers with a percentage of 35.6 % . The education level, employment and maternal knowledge regarding nutritional status of children below the age of 5 of 100 mothers in RSUP.H.Adam Malik,Medan were investigated using a questionnaire.The research done was an analytical cross sectional design which is targeted on mothers with child of below the age of 5.

The results of the univariate analyse shows that the prevalence of ideal nutritional status is 52% whereas low nutritional status with the percentage of 44%.Majority age of the mothers in this analysis is among 20-30 years old (63%). Besides,it is also learned that 54% of mothers received moderate level of education where they mostly completed their SMP or SMA. The majority respondants from this research are housewives (55%).

The outcome of bivariate results from this research indicates 2 factors to influence the nutritional status of children under the age of 5 which are maternal’s nutritional knowledge and education level with a p-value of less than 0.05.

The low prevalence of nutritional status of children under five shows that it is recommended that the community has to be more active in maintaining the importance of nutrition among children below age of 5.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini,

sebagai sarjana kedokteran program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara.

Karya Tulis Ilmiah ini berjudul Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu terhadap Status

Gizi Anak Balita di RSUP.H.Adam Malik, Medan Tahun 2013.Dalam penyelesaian

penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai

pihak. Unuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Prof.dr.Gontar Alamsyah Siregar , Sp.PD-KGEH, selaku dekan FK USU.

2. dr.H.Emil Azlin,Sp.A(K), selaku dosen pembimbing, yang telah banyak

memberikan arahan dan masukan kepada penulis , sehingga karya tulis ilmiah ini

dapat diselesaikan dengan baik. Juga kepada dr.Juliandi Harahap,M.A. dan

dr.Kiking Ritarwan,M.K.T,Sp.S(K), selaku dosen penguji yang telah memberikan

saran dan masukan yang membangun untuk penelitian ini.

3. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang

memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti selama masa pendidikan.

4. Orang tua dan ahli keluarga lain yang mendoakan serta memberikan semangat

kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikannya.

5. Teman sejawat Andrio Gultom dan Rishaleni Muniandy atas masukan dan

bantuannya dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

6. Serta semua pihak baik langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan

(7)

Kepada semua pihak tersebut, penulis ucapkan terima kasih. Semoga Tuhan

selalu membalas semua kebaikan yang selama ini diberikan kepada penulis dan

melimpahkan rahmat-Nya.

Cakupan belajar sepanjang hayat dan mengembangkan pengetahuan baru

dalam area kompetensi KIPDI-3,telah memotivasi penulis dalam melaksanakan

penelitian yang berjudul “Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu terhadap Status Gizi Anak

Balita di RSUP.H.Adam Malik, Medan Tahun 2013’’ ini. Harapan penulis semoga

penelitian ini mendapat persetujuan untuk pelaksanaan demi memberikan sumbangan

bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang kedokteran.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh sempurna, untuk itu

penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan karya tulis ini.Semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi kita semua.

Medan, 11 Desember 2013

(8)

Halaman

2.2.2. Kebutuhan Nutrisi Bagi Balita………. 5

2.3. Penilaian Status Gizi Anak Balita………... 6

2.3.1. Penilaian Status Gizi Secara Langsung……… 6

2.3.2. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung………. 8

2.3.3. Cara Menghitung Status Gizi Dengan Cara Z-Score... 10

2.4. Pendidikan………... 10

2.4.1.Definisi Pendidikan………... 10

2.4.2. Tingkat Pendidikan………... 11

2.5. Pekerjaan Ibu……….. 11

2.6. Pengetahuan……… 11

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL……… 13

3.1. Kerangka Konsep Penelitian………... 13

3.2. Variabel dan Definisi Operasional……….. 13

3.2.1. Variabel Independen………. 14

3.2.2. Variabel Dependen……….... 15

(9)

BAB 4 METODE PENELITIAN……….. 16

4.1. Jenis Penelitian……… 16

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian……….. 16

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian……….. 16

4.4. Teknik Pengumpulan Data……….. 18

4.4.1. Data Primer dan Data Sekunder……….. 18

4.4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas………... 19

4.5. Pengolahan dan Analisis Data………... 22

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN……… 24

5.1. Hasil………. 24

5.1.1.Gambaran Umum Daerah Penelitian………. 24

5.1.2.Gambaran Umum Responden……… 24

5.1.3.Pengetahuan Responden……… 26

5.1.4.Frekuensi Umur Responden Terhadap Status Gizi Anak Balita ………... 29

5.1.5.Frekuensi Pekerjaan Responden Terhadap Status Gizi Anak Balita ... 30

5.1.6. Analisa Bivariat... 31

5.2. Pembahasan………. 33

5.2.1. Gambaran Umur Ibu Terhadap Status Gizi Anak Balita . 33 5.2.2. Gambaran Pekerjaan Responden Terhadap Status Gizi Anak Balita……… 33

5.2.3.Pengaruh Pendidikan Responden Terhadap Status Gizi Anak Balita……….. 34

5.2.4.Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Status Gizi Anak Balita……… 35

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ……… 36

6.1.Kesimpulan……….. 36

6.2. Saran……… 36

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Status Gizi berdasarkan z-score menurut BB/U 8 usia 0 – 5 tahun………...

3.1. Aspek Pengukuran Variabel Penelitian………... 14

4.1. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner……….. 21

5.1. Distribusi Responden Mengikut Tingkat Pendidikan

Di RSUP.H.Adam Malik Medan 2013……… 25

5.2. Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang

Gizi Anak Balita di RSUP.H.Adam Malik Medan 2013… 27

5.3. Frekuensi Pengetahuan Responden Bagi Tiap Pertanyaan Pengetahuan Tentang Gizi Anak Balita……….. 27

5.4. Frekuensi Umur Responden Terhadap Status Gizi

Anak Balita di RSUP.H.Adam Malik Medan 2013……….. 29

5.5. Frekuensi Pekerjaan Responden Terhadap Status Gizi

Anak Balita di RSUP.H.Adam Malik Medan 2013………. 30

5.6. Pengaruh Pendidikan Responden Terhadap Status Gizi

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1. Kerangka Konseptual Penelitian……… 13

5.1. Distribusi Kelompok Umur Responden di

RSUP.H.Adam Malik Medan 2013………... 24

5.2. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di

RSUP.H.Adam Malik, Medan 2013………... 26

5.3. Hubungan tingkat pengetahuan terhadap

Status Gizi Anak Balita di RSUP.H.Adam Malik

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Informed Consent

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas

Lampiran 5 Hasil Penelitian SPSS

Lampiran 6 Master Data

Lampiran 7 Ethical Clearance

(13)

ABSTRAK

Prevalensi gizi kurang dan buruk di kalangan anak balita di Indonesia masih tinggi.Dari hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, walaupun prevalensi gizi kurang dan buruk telah mengalami penurunan dari 18,4% tahun 2007 menjadi 17,9% tahun 2010, namun kita masih memilik 35,6% balita pendek. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan tingkat pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan ibu terhadap status gizi anak balita di RSUP.H.Adam Malik,Medan tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan Cross-Sectional.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak berusia kurang dari 5 tahun di RSUP.H.Adam Malik Medan.Jumlah sampel yang dibutuhkan ialah 100 orang ibu.

Analisis data dilakukan dengan analisi univariat dan analisis bivariate dengan uji

chi square. Dari hasil analisis univariat menunjukan bahawa proporsi prevalensi status gizi baik 52% dan status gizi kurang 44% manakala status gizi lebih sebanyak 3% dan gizi buruk 1%. Karakteristik umur ibu terbanyak pada usia 20-30 tahun 63%, pendidikan ibu terbanyak SMP/SMA 54% dan ibu yang tidak bekerja 55%.

Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat dua variable yang mempunyai hubungan asosiasi yang bermakna dengan status gizi anak balita adalah faktor tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan ibu yang memberikan nilai p<0.05.

Rendahnya prevalensi status gizi anak balita yang baik sehingga disarankan agar masyarakat lebih aktif dalam mendukung kepentingan gizi anak balita.

(14)

ABSTRACT

Prevalence of malnutrition among children under five in Indonesia is still high . From the results of the Health Research in 2010 , although the prevalence of malnutrition and poor has decreased from 18.4 % in 2007 to 17.9 % in 2010 , we are still having short toddlers with a percentage of 35.6 % . The education level, employment and maternal knowledge regarding nutritional status of children below the age of 5 of 100 mothers in RSUP.H.Adam Malik,Medan were investigated using a questionnaire.The research done was an analytical cross sectional design which is targeted on mothers with child of below the age of 5.

The results of the univariate analyse shows that the prevalence of ideal nutritional status is 52% whereas low nutritional status with the percentage of 44%.Majority age of the mothers in this analysis is among 20-30 years old (63%). Besides,it is also learned that 54% of mothers received moderate level of education where they mostly completed their SMP or SMA. The majority respondants from this research are housewives (55%).

The outcome of bivariate results from this research indicates 2 factors to influence the nutritional status of children under the age of 5 which are maternal’s nutritional knowledge and education level with a p-value of less than 0.05.

The low prevalence of nutritional status of children under five shows that it is recommended that the community has to be more active in maintaining the importance of nutrition among children below age of 5.

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gizi adalah bagian penting dari kesehatan dan pembangunan. Gizi yang baik

terkait dengan peningkatan kesehatan bayi,anak dan juga kesehatan ibu, sistem imunitas

yang lebih kuat, kehamilan dan persalinan yang lebih aman , resiko terhadap penyakit

tidak menular juga rendah. Di negara berkembang, proporsi anak balita yang berat

badannya menurun dari 29 persen pada tahun 1990 menjadi 18 persen pada tahun 2010

(WHO,2012).

Kemajuan dalam pemantauan gizi anak tercatat di semua wilayah di mana data

pembanding yang tersedia, tetapi tidak cukup untuk mencapai target global pada tahun

2015.Upaya berkelanjutan diperlukan untuk mengurangi kesenjangan berkaitan dengan

perbedaan perkotaan-pedesaan dan kemiskinan, antara faktor-faktor lainnya. Perbedaan

paling besar dilihat di Asia Selatan, di mana prevalensi kekurangan gizi pada kuintil

termiskin rumah tangga adalah 2,8 kali dari anak-anak dari terkaya 20 persen (WHO,

2012).

Kekurangan gizi merupakan salah satu masalah yang umum di negara-negara yang

sedang berkembang. Di Kenya, malnutrisi kronis merupakan masalah nasional dengan

rata-rata 33% (TB/U) yang menjelaskan seorang anak mewakili setiap 3 anak stunted

(pendek) pada anak dengan keadaan gizi jelek dan dampak dari pelayanan kesehatan anak

yang buruk. Kecenderungan yang terjadi di masa lalu adalah ketika memasuki masa

kekeringan, situasi berkembang ke arah yang mengkhawatirkan dimana terjadi

peningkatan proporsi 30%-40% anak menderita malnutrisi akibat keterbatasan pangan

dan penyakit-penyakit infeksi yang berkembang (MOH, 2004).

Dari hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, walaupun prevalensi gizi kurang dan

buruk telah mengalami penurunan dari 18,4% tahun 2007 menjadi 17,9% tahun 2010,

namun kita masih memilik 35,6% balita pendek. Prevalensi balita pendek

17%.Penurunan terjadi pada balita pendek dari 18,0% menjadi 17,1 % dan balita sangat

pendek menjadi dari 18,8% menjadi 18,5% (RISKESDAS,2010).

(16)

yang serius di Indonesia.Oleh karena itu penulis ingin melakukan penelitian untuk

mengetahui hubungan tingkat pendidikan, pekerjaan ibu dan pengetahuan ibu terhadap

status gizi anak yang dirawat di RSUP. H. Adam Malik, Medan .

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan status gizi anak balita?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu terhadap status gizi anak balita

yang dirawat di RSUP. H. Adam Malik, Medan pada tahun 2013.

1.3.2. Tujuan khusus

a.Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu terhadap status gizi anak balita di

RSUP. H. Adam Malik, Medan.

b.Untuk mengetahui hubungan pekerjaan ibu terhadap status gizi anak balita di RSUP. H.

Adam Malik, Medan.

c.Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu terhadap status gizi anak balita yang

dirawat di RSUP. H. Adam Malik, Medan.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Untuk rumah sakit

Dapat digunakan sebagai informasi atau masukan dalam meningkatkan pelayanannya

terutama dalam menangani masalah gizi anak balita.

1.4.2. Untuk Peneliti Lain

Dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya yang

(17)

1.4.3. Untuk Masyarakat

Dapat digunakan sebagai informasi atau masukan kepada masyarakat dalam

meningkatkan status gizi anak balita dan asupan gizi yang cukup menjadi gaya hidup dan

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gizi

2.1.1. Definisi Gizi

Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari proses yang terjadi pada organisme

hidup. Proses tersebut mencakup pengambilan dan pengolahan zat padat dan cair dari

makanan yang diperlukan untuk memelihara kehidupan, pertumbuhan, berfungsinya

organ tubuh dan menghasilkan energi. Gizi yang cukup sangat penting pada anak usia

dini untuk memastikan pertumbuhan yang sehat, pembentukan organ dan fungsi yang

tepat, sistem kekebalan yang kuat, dan pengembangan neurologis dan kognitif

(WHO,2013).Status gizi adalah keadaan tubuh akibat konsumi makanan dan penggunaan

zat-zat gizi, yang dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik dan lebih (Almatsier

,2009).

Status gizi pada anak umur 6-18 tahun dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: anak

umur 6-12 tahun, 13-15 tahun dan 16-18 tahun. Pevalensi nasional kegemukan usia 6-12

tahun adalah (9,2%) dan usia 13-15 tahun (2,5%), sementara di Jawa barat (8,5%) untuk

usia 6-12 tahun dan untuk usia 13-15 tahun (2,5%). Secara nasional prevalensi anak

pendek untuk ketiga kelompok masih tinggi, yaitu di atas 30% tertinggi pada kelompok

anak umur 6-12 tahun (35,8%) dan terendah pada kelompok umur 16-18 tahun (31,2%).

Prevalensi kurus pada kelompok anak umur 6-12 tahun dan 13-15 tahun hampir sama

sekitar 11%, sedangkan pada kelompok anak 16-18 tahun adalah 8,9%

(RISKESDAS,2010).

2.2.Anak Balita

2.2.1. Pengertian Anak Balita

Balita adalah istilah umum bagi anak usia di bawah 5 tahun. Saat usia balita, anak

masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti

mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah

baik. Namun kemampuan lain masih terbatas. Masa balita merupakan periode penting

dalam proses tumbuh kembang manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu

(19)

selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat

dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan

(Sutomo B. dan Anggraeni.DY, 2010).

2.2.2. Kebutuhan Nutrisi bagi Balita

Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada masa balita adalah energi dan protein.Kebutuhan energi sehari anak untuk tahun pertama kurang lebih 100-120 Kkal/kg berat badan. Untuk tiap 3 bulan pertambahan umur,kebutuhan energi turun kurang lebih 10 Kkal/kg berat badan.Energi dalam tubuh diperoleh terutama dari zat gizi karbohidrat,lemak,dan juga protein. Kebutuhan nutrisi balita merupakan prioritas utama dalam mencukupi kebutuhan gizinya setiap hari. Nutrisi yang diperlukan oleh balita tentu akan sangat berperan penting dalam menunjang pertumbuhannya hari demi hari (Proverawati, 2010).

Masa balita merupakan dimana masa transisi di usia 1-5 tahun, dan untuk memenuhi nutrisi balita dimulai dengan makan makanan padat, menerima rasa serta tekstur makanan yang baru ia coba. Pertumbuhan balita tentunya sangat ditunjang dengan asupan nutrisi yang sehat dan bergizi dari berbagai makanan. Bagi usia balita dibutuhkan 1000-1400 kalori per hari, namun tergantung dari usia, besar tubuh, serta tingkat aktivitas si kecil. Jumlah kebutuhan nutrisi balita pada setiap anak tentu saja berbeda-beda dan tidak perlu menyesuaikan dengan jumlah yang dibutuhkan, namun yang terpenting anda harus tetap memberikan nutrisi yang bervariasi setiap harinya demi menunjang pertumbuhannya (Proverawati, 2010).

2.3. Penilaian Status Gizi Anak Balita

2.3.1. Penilaian Status Gizi secara Langsung

(20)

2.3.1.1. Antropometri

Saat ini pengukuran antropometri (ukuran-ukuran tubuh) digunakan secara luas dalam penilaian status gizi, terutama jika terjadi ketidakseimbangan kronik antara intik energi dan protein.Pengukuran antropometri terdiri atas dua dimensi, yaitu pengukuran pertumbuhan dan komposisi tubuh.Komposisi tubuh mencakup komponen lemak tubuh (fat mass) dan bukan lemak tubuh (non-fat mass).

Pengukuran status gizi pada balita dan anak dapat dilakukan menggunakan indeks antropometri sebagai berikut :

1. Indeks berat badan menurut umur (BB/U)

Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak.Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini.

2. Indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)

Berat badan memiliki hubungan yang linier dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan berat badan dengan kecepatan tertentu.

3.Indeks tinggi badan menurut umur (TB/U)

(21)

tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama(Arni Yuniastuti,2008).

Untuk menilai status gizi anak, maka angka berat badan dan umur setiap balita

dikonversikan ke dalam bentuk nilai terstandar (Z-score) dengan menggunakan baku

antropometri balita WHO 2005 (RISKESDAS , 2010)

Tabel 2.1 Status Gizi berdasarkan z-score menurut BB/U usia 0 – 5 tahun

Kategori Status Gizi Ambang Batas (z-score)

Gizi Lebih > +2 SD

Gizi Baik ≥ -2 SD sampai ≤ 2SD

Gizi Kurang ≥ -3 SD sampai < -2SD

Gizi Buruk < -3 SD

Sumber: WHO 2005

2.3.2. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung

Penilaian status gizi secara tidak langsung adalah dengan metode pengumpulan data

dengan menggunakan food frequency questionnaire dan dietary history.

1.MetodeRecall 24 jam

(22)

metode ini akan diketahui besarnya porsi pangan.

2. Food records

Dengan metode ini responden mencatat semua pangan dan minuman yang dikonsumsi selama seminggu.Pencatatan dilakukan oleh seorang responden dengan menggunakan ukuran rumah tangga atau menimbang langsung berat pangan yang dimakan.

3.Weighing method

Metode penimbangan mengukur secara langsung berat setiap jenis pangan/pangan yang dikonsumsi oleh seseorang pada hari wawancara.

4. Food frequency questionnaire

Metode penimbangan mengukur secara langsung berat setiap pangan/pangan yang dikonsumsi oleh seseorang pada hari wawancara.

5. Dietary history

(23)

2.3.3. Cara Menghitung Status Gizi dengan Cara Z-Score

1. Bila “Nilai Riel” hasil pengukuran ≥ “Nilai Median” BB/U, TB/U, atau BB/TB, maka rumusnya:

Z-Score =

SD Upper

Nilai Riel - Nilai Median

1.Bila “Nilai Riel” hasil pengukuran < “Nilai Median” BB/U, TB/U, atau BB/TB, maka

rumusnya :

Z-Score =

SD Lower

Nilai Riel – Nilai Median

(Bumi,2005)

2.4. Pendidikan

2.4.1.Definisi Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Makin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah pula mereka menerima informasi dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan dimilikinya. Sebaliknya, jika tingkat pendidikan seseorang rendah, perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan akan menghambat (Hasan,2009).

(24)

2.4.2. Tingkat pendidikan ibu

Tingkat pendidikan yang tinggi terutama yang berkaitan dengan pengetahuan gizi yang tinggi tentang informasi gizi dan kesehatan akan mendorong dalam praktek pengolahan makanan (Sediaoetama ,2008). Tingkat pengetahuan gizi ibu berkaitan dengan tingkat pendidikan formal ibu. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal ibu akan semakin luas wawasan berfikirnya, sehingga akan lebih banyak informasi gizi yang dapat diserapnya (Khomsan et al., 2009).

2.5. Pekerjaan ibu

Terdapat hubungan antara jenis pekerjaan ibu dengan prevalensi masalah gizi balita di mana pekerjaan dapat mempengaruhi status ekonomi suatu keluarga.Hubungan antara prevalensi berat kurang, kependekan dan kekurusan dengan tingkat pengeluaran rumahtangga per kapita terlihat jelas.Semakin baik keadaan ekonomi rumahtangga semakin rendah prevalensi berat kurang. Pola yang sama ditunjukan pula oleh prevalensi kependekan dan kekurusan.Namun, tidak terdapat pola hubungan yang jelas antara prevalensi kegemukan dengan tingkat pengeluaran rumahtangga per kapita (RISKESDAS,2010).

2.6. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman , rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga . Sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses beururutan, yakni :

(25)

b) Interest (merasa tertarik ) terhadap stimulus atau objek tersebut.

c)Evaluation (menimbang – nimbang) terhadap bail dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

d)Trial (percobaan), subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikap terhadap stimulus.

(26)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Variable Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian

3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Tingkat Pendidikan Ibu

a) Tingkat pendidikan ibu adalah pendidikan formal terakhir yang ditamatkan oleh ibu.

b) Pekerjaan ibu adalah status bekerja ibu di mana ibu memiliki pekerjaan di luar rumah

untuk mendapatkan penghasilan atau ibu tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan dan

hanya menjalankan fungsi sebagai ibu rumah tangga.

c) Pengetahuan ibu adalah segala sesuatu yang diketahui ibu yang mempunyai anak di

bawah umur 5 tahun.

d)Status gizi anak balita adalah hasil penimbangan berat badan dan tinggi badan balita

berdasarkan umur.

Pendidikan ibu

Pekerjaan ibu

Pengetahuan ibu

(27)

Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Penelitian.

No Variabel Cara Alat Skala Kategori

Independen Ukur Ukur Ukur

1 Tingkat Pendidikan Wawancara Kuesioner Ordinal a) Rendah

(Tamat SD)

b) Sedang

(Tamat SMP/SMA)

c) Tinggi

(Tamat Akademi /

Penguruan Tinggi)

2 Pekerjaan Ibu Wawancara Kuesioner Nominal a) Ibu rumah tangga

b) Wiraswasta

c) Petani

d) Pegawai Negeri

e) Pegawai Swasta

3 Pengetahuan Ibu Wawancara Kuesioner Ordinal a) Kurang(<80%)

(28)

Variabel Cara Alat Skala Kategori

Dependen Ukur Ukur Ukur

1 Status gizi Mengukur berat a)Wawancara Ordinal a)Lebih ( >+2SD)

anak balita dan umur b) Tabel b)Baik (≥-2SD-+2SD) antropometri c)Kurang (-3SD - ≥-2SD) WHO 2005 d)Buruk (<-3SD)

3.3 Hipotesis

Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan pengetahuan

(29)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian cross-sectional yaitu dengan

menjelaskan pengaruh antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa.

4.2. Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP.H.Adam Malik, Medan dengan pertimbangan

pengetahuan ibu terhadap status gizi anak balita masih rendah dan terdapat beberapa

faktor yang mempengaruhinya.Penelitian dimulai dengan penulusuran kepustakaan,

survey awal, konsultasi judul, penyusunan proposal, pengolahan data dan penyusunan

hasil penelitian serta seminar hasil penelitian selama dua semester yaitu dari bulan April

sampai dengan November 2013.

4.3. Populasi Dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai anak di bawah 5

tahun di RSUP.H.Adam Malik.

4.3.2 Sampel

Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak di

bawah 5 tahun di RSUP.H.Adam Malik, Medan dan memenuhi kriteria inklusi serta tidak

termasuk dalam kriteria eksklusi. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian

(30)

4.3.2.1. Kriteria Inklusi

a. Ibu yang memiliki anak balita yang berobat di RSUP.H.Adam Malik, Medan.

b.Bersedia menjadi subjek penelitian setelah mendapatkan penjelasan tentang penelitian

oleh peneliti (informed consent).

4.3.2.1. Kriteria Ekslusi

a.Ibu yang memiliki anak balita yang mempunyai kelainan kongenital.

b.Responden yang tidak mengisi semua pertanyaan pada kuesioner.

Teknik pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling dimana semua

sampel yang didapat dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian

sampai jumlah sampel yang diperlukan terpenuh (Ardinata,2010).Namun apabila besar

populasi (N) tidak diketahui atau (N-n)/(N-1)=1 maka besar sampel dihitung dengan

rumus sebagai berikut:

Yang bisa diringkaskan kepada:

Keterangan :

n = jumlah sampel minimal yang diperlukan

α = derajat kepercayaan

p = proposi ibu yang mempunyai anak balita

q = 1-p (proposi ibu yang tidak mempunyai anak balita)

(31)

Jika ditetapkan α = 0,05 atau Z₁- α/₂ = 1,96 atau Z² ₁ - α/₂ = 1,96 ² atau dibulatkan menjadi 4. Jika tidak diketemukan nilai p dari penerlitian atau literature lain,

maka dapat dilakukan maximal estimation dengan p=0,5. Jika ingin teliti maka nilai d

diobah sekitar 2,5% (0.025) atau lebih kecil lagi.

Jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebesar :

= 96,04

Besar sampel yang dibutuhkan adalah sebanyak 97 orang.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

4.4.1. Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder.

Data primer digunakan dalam penelitian ini dan diambil dengan menggunakan

metode kuesioner yang telah dirancang dan disiapkan oleh peneliti dan pengukuran berat

badan serta tinggi badan sampel secara langsung. Kuesioner dirancang untuk mengetahui

data demografi atau data dasar dari responden seperti tingkat pendidikan ibu serta status

ekonomi keluarga.Berat dan tinggi badan yang diukur kemudian akan digunakan untuk

menentukan status gizi balita.

4.4.2.Uji Validitias dan Reliabilitas 4.4.2.1.Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana skor/ nilai/ ukuran yang diperoleh benar-benar

menyatakan hasil pengukuran/ pengamatan yang ingin diukur.Validitas pada umumnya

dipermasalahkan berkaitan dengan hasil pengukuran psikologis atau non fisik. Berkaitan

dengan karakteristik psikologis, hasil pengukuran yang diperoleh sebenarnya diharapkan

dapat menggambarkan atau memberikan skor/ nilai suatu karakteristik lain yang menjadi

perhatian utama. Macam validitas umumnya digolongkan dalam tiga kategori besar, yaitu

validitas isi (content validity), validitas berdasarkan kriteria (criterion-related validity)

(32)

menguji apakah pertanyaanpertanyaan itu telah mengukur aspek yang sama. Untuk itu

dipergunakanlah validitas konstruk.Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi

antara variabel/ item dengan skor total variabel. Cara mengukur validitas konstruk yaitu

dengan mencari korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total

menggunakan rumus teknik korelasi product moment, sebagai berikut :

dimana r : koefisien korelasi product moment

X : skor tiap pertanyaan/ item

Y : skor total

N : jumlah responden

Setelah semua korelasi untuk setiap pertanyaan dengan skor total diperoleh,

nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan nilai-nilai kritik.Selanjutnya, jika nilai-nilai koefisien korelasi

product moment dari suatu pertanyaan tersebut berada diatas nilai tabel kritik, maka

pertanyaan tersebut signifikan.

4.4.2.2.Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur

dapat dipercaya atau dapat diandalkan .Setiap alat pengukur seharusnya memiliki

kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran relatif konsisten dari

waktu ke waktu. Dalam penelitian ini teknik untuk menghitung indeks reliabilitas yaitu

dengan teknik belah dua. Teknik ini diperoleh dengan membagi item-item yang sudah

valid secara acak menjadi dua bagian. Skor untuk masing-masing item pada tiap belahan

dijumlahkan, sehingga diperoleh skor total untuk masingmasing item belahan.

Selanjutnya skor total belahan pertama dan belahan kedua dicari korelasinya

dengan menggunakan teknik korelasi product moment. Angka korelasi yang dihasilkan

lebih rendah daripada angka korelasi yang diperoleh jika alat ukur tersebut tidak dibelah.

Cara mencari reliabilitas untuk keseluruhan item adalah dengan mengkoreksi angka

(33)

dimana,

: realibilitas internal seluruh instrumen

korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

Kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dan

reabilitas dengan mengunakan program SPSS. Sampel yang digunakan dalam uji

validitas ini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sampel penelitian. Jumlah

sampel dalam uji validitas dan reabilitas ini adalah sebanyak 20 orang. Hasil dari uji

(34)

Tabel 4.1 .Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner Penelitian

Variabel Nomor Total Status Alpha Status

Pertanyaan Pearson Valid Reabilitas

Correlation

Pengetahuan 1 0.804 Valid 0.923 Reable

2 0.606 Valid Reable

3 0.719 Valid Reable

4 0.821 Valid Reable

5 0.821 Valid Reable

6 0.777 Valid Reable

7 0.800 Valid Reable

8 0.873 Valid Reable

(35)

4.5.1.Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian diolah yang meliputi:

1) Editing dilakukan untuk meneliti kembali setiap daftar pertanyaan yang sudah diisi.

Editing meliputi kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian dan konsistensi dari setiap

jawaban.

2) Coding, setiap data diteliti, selanjutnya adalah memberikan kode pada jawaban ditepi

kanan lembar pertanyaan. Pengisian berdasarkan jawaban responden.

3) Scoring, setelah dilakukan pengkodean kemudian pemberian nilai sesuaidengan skor

yang ditentukan. Bila jawaban benar diberi skor 2, salah diberiskor 1 dan tidak tahu

diberi skor 0.

4) Tabulasi data adalah kelanjutan dari pengkodean pada proses pengolahan data.

5) Penyajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan deskriptif. Setelah data

diolah dianalisis dengan komputer dengan analisis Chi Square Test untuk membuktikan

hipotesis ada hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, selanjutnya untuk

mengetahui tingkat kekuatan hubungan yang ada dilanjutkan dengan uji Continency

Coefficient.

6)Langkah-langkah analisis data sebagai berikut:

1)Pengisian data untuk masing-masing variabel yaitu tingkat pendidikan ibu,

pekerjaan ibu dan pengetahuan ibu tentang gizi serta, status gizi anak balita.

2) Setelah data selesai, pilih menu Analyze pilih submenu Descriptive Statistics, lalu

pilihCross Tabs.

3) Dari Cross Tabs pilih uji Chi Square Test dan Contingency Coefficient.Untuk

dasar pengambilan keputusan dibedakan atas dua macam yaitu:

a)perbandingan Chi Square Tests, jika Chi Square hitung <Chi Square tabel

maka HO diterima (tidak ada hubungan), sebaliknya jika Chi Square

hitung >Chi Square tabel maka HO ditolak (ada hubungan).

b)berdasarkan probabilitas, jika probabilitas > 0,005 maka HO diterima

(tidak ada hubungan), sebaliknya jika probabilitas < 0,005 maka HO diterima

(ada hubungan)

(36)

Untuk mengukur keeratan hubungan yang sudah ada dengan Contingency Coefficient,

kriteria keeratan dikategorikan menjadi 4 (Sugiyono, 2008) yaitu:

1) 0,00-0,19 : hubungan sangat lemah

2) 0,20-0,39 : hubungan lemah

3)0,40-0,59 : hubungan cukup kuat

4) 0,60-0,79 : hubungan kuat

(37)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Departemen Anak Instalasi Rindu B RSUP.H.Adam Malik

Medan.RSUP.H.Adam Malik adalah rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes

335/Menkes/SK/VII/1990 dan juga sebagai rumah sakit pendidikan sesuai dengan SK

Menkes No.502/Menkes/SK/IX/1991.Terletak di Jalan Bunga Lau No.17 Km.12

Kecamatan Medan Tuntungan Kotamadya Medan Provinsi Sumatera Utara.

5.1.2. Gambaran Umum Responden 5.1.2.1. Karasteristik Umur Responden

Pada gambar 5.1 dapat dilihat bahawa sebagian besar responden berada dalam

kelompok umur 20 hingga 30 tahun yang mencakupi 63%.Responden pada kelompok

umur yang melebihi 30 tahun pula 33%. Kedua kelompok umur ini dianggap memiliki

pengetahuan yang lebih terhadap status gizi anak balita jika dibandingkan dengan

responden pada kelompok umur kurang 19tahun (4%).

(38)

Tabel 5.1.Distribusi Responden Mengikut Tingkat Pendidikan di RSUP.H.Adam Malik Medan 2013

SD 31 31

SMP 10 10

SMA 44 44

Perguruan Tinggi 15 15 Total 100100

Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahawa responden pada umumnya sudah memiliki tingkat

pendidikan sederhana yaitu paling banyak pada tingkat SMA yang mencakupi sebanyak

44% .Dengan demikian diharapkan responden memiliki pengetahuan yang cukup baik

tentang gizi anak balita. TINGKAT PENDIDIKAN

BILANGAN RESPONDEN

(39)

5.1.2.3. Karakteristik Status Pekerjaan Responden

Gambar 5.2. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di RSUP.H.Adam Malik, Medan 2013

Dari gambar 5.2 dapat dilihat bahawa dari 100 responden, sebahagian besar

adalah ibu yang tidak bekerja yang mencakupi 55% dari jumlah keseluruhan responden.

Ini bermakna tentu sahaja mereka memiliki waktu yang lebih banyak untuk memberikan

asupan gizi yang secukupnya kepada anak balita mereka dibandingkan ibu yang bekerja.

55%

16% 5%

16%

8%

iburt

wiraswasta

petani

peg.neg

peg.swt

(40)

5.1.3. Pengetahuan Responden

Tabel 5.2. Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Gizi Anak Balita di RSUP.H.Adam Malik Medan 2013

Dari tabel 5.2 didapati lebih dari sebahagian besar responden yaitu 60% daripada 100

orang responden memiliki pengetahuan yang tinggi tentang gizi anak balita.

Tabel 5.3.Frekuensi Pengetahuan Responden Bagi Tiap Pertanyaan Pengetahuan Tentang Gizi Anak Balita.

bervariasi dan yang sudah diawetkan.

3. Pemenuhan zat gizi bagi anak balita bermanfaat 20 5 75

untuk meningkatkan berat badan balita sahaja.

4. Manfaat dari makan makanan beraneka ragam 5 85 10

pada ank balita adalah melengkapi kekurangan

zat tenaga, pembangun dan pengatur.

5. Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada masa 5 85 10

balita adalah energi dan protein.

6. Masa balita merupakan periode amat penting 35 65 0

(41)

7. Penilaian status gizi anak dapat dilakukan 13 85 5

denganpengukuran berat badan berdasarkan

tinggi badan.

8. Status gizi anak yang baik adalah berat badan 9 72 19

yang sesuai dengan umur.

9. Menu makanan anak diatur berdasarkan 13 67 20

(42)

5.1.4. Frekuensi Umur Responden Terhadap Status Gizi Anak Balita Tabel 5.4. Frekuensi Umur Responden Terhadap Status Gizi Anak Balita di RSUP.H.Adam Malik Medan 2013

Kelompok Status Gizi Anak Balita Total

Umur Baik Kurang responden

<19 3 1 4%

20 – 30 38 25 63%

>30 14 19 33%

Total 55 45 100%

Dari hasil tabulasi silang didapati bahwa persentase status gizi anak balita yang

baik dijumpai sangat tinggi pada kelompok umur responden antara 20 hingga 30 tahun

(38%). Pada masa yang sama, kelompok umur antara 20 hingga 30 tahun juga paling

tinggi menunjukkan status gizi anak balita yang paling kurang iaitu sebanyaak 25% .

Dalam kelompok umur responden lebih dari 30 tahun pula, presentase status gizi anak

balita yang baik adalah 14% manakala presentase status anak gizi balita yang kurang

adalah 19%. Presentase status gizi yang baik dijumpai sangat kurang pada kelompok

umur responden kurang dari 19 tahun (3%).Namun menurut pendapat penulis, responden

berumur antara 20 hingga 30 tahun adalah majoriti dalam penelitian ini sehingga dapat

(43)

5.1.5. Frekuensi Pekerjaan Responden Terhadap Status Gizi Anak Balita Tabel 5.5. Frekuensi Pekerjaan Responden Terhadap Status Gizi Anak Balita di RSUP.H.Adam Malik Medan 2013

Pekerjaan Status Gizi Anak Balita (%) Total

Baik Kurang responden

Ibu Rumah 34 21 55%

Tangga

Wira Swasta 5 11 16%

Peta 1 4 5%

Pegawai 12 4 16%

Negeri

Pegawai 4 4 8%

Swasta

Total 55 45 100%

Dari hasil tabulasi silang didapati bahwa persentase status gizi anak balita

baikpada ibu yang tidak bekerja yaitu ibu rumah tangga lebih tinggi berbanding

ibu-ibu yang bekerja yang mencakupi sebanyak 34%. Pada masa yang sama, kelompok ibu-ibu

yang bekerja juga paling tinggi menunjukkan status gizi anak balita yang kurang iaitu

sebanyak 22%. Ini bermakna tentu sahaja ibu yang tidak bekerja memiliki waktu yang

lebih banyak untuk memberikan asupan gizi yang secukupnya kepada anak balita mereka

(44)

5.1.6.Analisa Bivariat

5.1.6.1. Pengaruh Pendidikan Responden Terhadap Status Gizi Anak Balita. Tabel 5.6. Pengaruh Pendidikan Responden Terhadap Status Gizi Anak Balita di RSUP.H.Adam Malik Medan 2013

Tingkat Status Gizi Anak Balita Total P value

Pendidikan Baik Kurang responden

Tinggi 14 1 15% 0.006

Sedang 27 27 54%

Rendah 14 17 31%

Total 55 45 100%

Hasil analisis data perhitungan uji statistik untuk mencari ada atau tidaknya

pengaruh tingkat pendidikan responden terhadap status gizi anak balita seperti terlihat

dalam tabel 5.4.

Dari hasil tabulasi silang didapati bahwa persentase status gizi anak balita yang baik

dijumpai sangat tinggi pada kelompok yang berpendidikan sedang (SMP/SMA). Pada

masa yang sama, kelompok reponden yang berpendidikan sedang juga menunjukkan

angka status gizi anak balita yang kurang baik berbanding kelompok tingkat pendidikan

responden yang lain. Ternyata dari analisis data uji statistik dengan Chi Square

menunjukkan nilai p=0.006 yaitu lebih kecil dari nilai alpha (0.05). Ini berarti Ho

ditolak.Hal ini menunjukkan bahawa adanya pengaruh bermakna antara tingkat

(45)

5.1.6.2. Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Status Gizi Anak Balita Gambar 5.3. Hubungan tingkat pengetahuan terhadap Status Gizi

Anak Balita di RSUP.H.Adam Malik, Medan 2013.

Hasil analisis data perhitungan uji statistik untuk mencari ada atau tidaknya pengaruh

tingkat pengetahuan responden terhadap status gizi anak balita seperti terlihat dalam

gambar 5.3.

Dari hasil tabulasi silang didapati bahwa persentase status gizi anak balita

dipengaruhi tingkat pengetahuan.Ini karena, dari gambar 5.3 didapati ibu-ibu yang

mempunyai tingkat pengetahuan tentang status gizi anak dan melaksanakan asupan gizi

dan pemantauan gizi anak mereka yang lebih sempurna berbanding ibu-ibu kurang

pengetahuan tentang gizi anak balita. Ternyata hasil uji statistik dengan Chi Square

menunjukkan bahawa nilai p=0.000 yaitu kurang dari nilai alpha(0.05) berarti Ho ditolak.

Hal ini menunjukkan bahawa adanya hubungan tingkat pengetahuan ibu terhadap status

(46)

5.2 Pembahasan

5.2.1. Gambaran Umur Ibu Terhadap Status Gizi Anak Balita

Menurut Muntofiah(2008), dinyatakan umur ibu mempunyai pengaruh yang cukup

signifikan terhadap status gizi balita, dimana pada ibu yang lebih muda mempunyai

kemungkinan 3 kali lebih besar untuk mempunyai anak balita dengan status gizi baik bila

dibandingkan dengan ibu yang lebih tua. Dalam hasil penelitian ini pula menunjukkan

jumlah status gizi anak balita yang baik dijumpai sangat tinggi pada kelompok umur

responden antara 20 hingga 30 tahun.

5.2.2. Gambaran Pekerjaan Responden Terhadap Status Gizi Anak Balita

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Peterson (2007) , dimana ibu yang

bekerja mempunyai pengaruh yang tinggi dalam peningkatan prevelansi kependekan

anak balita berbanding dengan ibu yang tidak bekerja.Penelitian lain oleh

Ikhwansyah(2007) di Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan pula dimana

pengetahuan ibu, pekerjaan, asupan makanan dan status imunisasi berhubungan secara

bermakna dengan status gizi anak balita.

Sesuai dengan laporan RISKESDAS 2010,terdapat hubungan antara jenis pekerjaan

ibu dengan prevalensi masalah gizi balita. Hubungan antara prevalensi berat kurang,

kependekan dan kekurusan anak balita dengan jenis pekerjaan ibu terlihat jelas. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan dan hasil tabulasi silang didapati bahwa

persentase status gizi anak balita dijumpai adanya pengaruh pekerjaan ibu dengan status

gizi anak balita . Ini karena, dari table 5.5 didapati status gizi anak balita pada ibu-ibu

yang tidak bekerja yaitu ibu rumah tangga adalah sangat tinggi berbanding ibu-ibu yang

bekerja.

5.2.3. Pengaruh Pendidikan Responden Terhadap Status Gizi Anak Balita.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Appoh dan Krekling (2005) di daerah

Volta, Ghana menyebutkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi,

pendidikan ibu dengan status gizi anak balita. Dengan menggunakan metode analisis

bivariat terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi anak balita dengan

(47)

Hal ini sejalan dengan penelitian Tirfe (2006) yang menunjukkan status rumah

tangga relative ibu dan pendidikan ibu sangat penting sebagai penentu status gizi anak di

daerah pedesaan dan perkotaan.Tingkat pendidikan ibu mempunyai pengaruh yang lebih

terhadap tinggi anak berdasarkan umur anak dan berat badan anak berdasarkan umur

dibandingkan dengan karakteristik rumah tangga lainnya.

Tidak berbeda dengan penelitian yang telah saya lakukan, didapati bahwa

persentase status gizi anak balita yang baik dijumpai sangat tinggi pada kelompok yang

berpendidikan sedang (SMP/SMA). Pada masa yang sama, kelompok reponden yang

berpendidikan sedang juga menunjukkan angka status gizi anak balita yang kurang baik

berbanding kelompok tingkat pendidikan responden yang lain. Ternyata dari analisis data

uji statistik dengan Chi Square menunjukkan nilai p = 0.006 yaitu lebih kecil dari nilai

alpha (0.05). Ini berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahawa adanya pengaruh

bermakna antara tingkat pendidikan ibu terhadap status gizi anak balita

Tingkat pendidikan responden ibu dalam penelitian ini umumnya adalah yang

berpendidikan sedang (SMP/SMA), dan hal ini menunjukkan penduduk yang

berpendidikan sedang mampu memahami fungsi dan manfaat asupan gizi yang baik pada

anak balita.Namun, melihat keberadaan tingkat pendidikan ibu dikaitkan dengan status

gizi anak balita tentunya tidak cukup hanya sekadar mengetahui dan memahami.Tetapi

harus memiliki pengertian dan kesadaran tentang pentingnya pemberian dan pemantauan

gizi yang baik pada balita.

5.2.4..Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Status Gizi Anak Balita

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muntofiah(2008), didapatkan bahwa

pengetahuan ibu tentang kesehatan dan cara pengasuhan anak mempunyai pengaruh yang

sangat signifikan terhadap status gizi balita. Ibu yang pengetahuannya baik mempunyai

kemungkinan 17 kali lebih besar untuk mempunyai anak balita dengan status gizi baik

bila dibandingkan dengan ibu yang mempunyai pengetahuan buruk.

Penelitian yang dilakukan oleh Lily Yaa Appoh dan Sturla Krekling (2005) di

daerah Volta, Ghana menyebutkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang

gizi dan analisis lebih lanjut dilakukan dengan regresi logistik didapatkan adanya

(48)

gizi. Pengetahuan gizi ibu diukur dengan responsi ibu terhadap kuesioner yang berkaitan

dengan nutrisi anak balita.Dalam penelitian ini, didapati pengetahuan ibu tentang lebih

berpengaruh terhadap status gizi anak balita berbanding dengan tingkat pendidikan

formal ibu.

Tidak berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan saya, dari hasil tabulasi

silang didapati bahwa persentase status gizi anak balita dipengaruhi tingkat

pengetahuan.Ini karena, dari gambar 5.3 didapati ibu-ibu yang mempunyai tingkat

pengetahuan tentang status gizi anak dan melaksanakan asupan gizi dan pemantauan gizi

anak mereka yang lebih sempurna berbanding ibu-ibu kurang pengetahuan tentang gizi

anak balita. Ternyata hasil uji statistik dengan Chi Square menunjukkan bahawa nilai

p=0.000 yaitu kurang dari nilai alpha(0.05) berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan

(49)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian, maka dapat penulis

simpulkan sebagai berikut:

1. Bahwa tingkat pendidikan ibu berpengaruh terhadap status gizi anak balita.

2. Bahwa pengetahuan ibu berpengaruh terhadap status gizi anak balita.

3. Umur dan pekerjaan ibu memainkan peran yang penting terhadap status gizi anak

balita.

6.2. Saran

1.Perlupeningkatan pengetahuan ibu tentang masalah kesehatan dan pengasuhan

anak,yang diharapkan dapat memperbaiki sikap dan perilaku ibu sehingga dapat

meningkatkan status gizi anak balita, tanpa melihat pendidikan dan pekerjaan ibu.. Di

samping itu peranan sikap dan perhatian petugas kesehatan juga ditingkatkan berkaitan

dengan kebutuhan nutrisi balita, sehingga diharapkan pemberian ASI eksklusif dan

asupan gizi yang cukup menjadi gaya hidup dan budaya keluarga.

2. Penelitian yang selanjutnya harus dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat

faktor-faktor karasteristik ibu yang dapat mempengaruhi status gizi anak balita seperti tingkat

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Appoh, L. and Kerkling, S. 2005. Maternal Nutritional Knowledge and Child

NutritionalStatus in the Volta Region of Ghana.Maternal and Child Nutrition, pp.

100-110 Accessed 28 April 2013]

Bumi, C. 2005. Pengaruh Ibu yang Bekerja Terhadap Status Gizi Anak Balita di

Kelurahan Mangunwijan Kabupaten Demak. Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Semarang.

Hasan, B. 2009.Filsafat Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Kepmenkes RI No.1995/MENKES/SK/XII/2010.Standar Antropometri Penilaian Status

Gizi Anak.

Khomsan, A. 2010.Perhatikan Masa Pertumbuhan Otak agar Anak Jadi Cerdas. In:

Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: Rajawali Sport.

Laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) , Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010.

[Diunduhdari:

MOH, 2004. National Profile : The Status of Children’s Environmental Health, Kenya.

Available from

Mukhtar, Z. 2011. Desain penelitian klinis dan statistika kedokteran. Medan: USU Press.

Proverawati, A. 2010.Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Meidka.

Rudolph, A., Hoffman, J. and Rudolph, C. 2007. Buku Ajar Pediatri Rudolph. 20th ed.

(51)

Sedioetama, A. 2008.Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jakarta: Dian Rakyat.

Sreetharan, V. 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu

dalamPemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Padang Bulan, Tahun 2011.

FakultasKedokteran Universitas Sumatera Utara,Medan,

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sutomo, B. and Anggraini, D. 2010. Makanan Sehat Pendamping ASI. Jakarta: Demedia.

Tirfe, M. 2006. Untitled.THE ROLE OF MATERNAL CHARACTERISTICS

ONNUTRITIONAL STATUS OF ETHIOPIAN CHILDREN.

Wahyuni, A. 2008.Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoea.

WHO.2005. WHO Child Growth Standards: Methods and Development. Available from

2013]

World Health Organizati

World Health Organization, 2013 .Health topics.Available

from

Yuniastuti, A. 2008.Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

(52)

Nama :Venusya Dharmalingam

Tempat/Tanggal Lahir : Kuala Lumpur / 19 September 1992

Agama : Hindu

Alamat : Jln.Kangkung , NO.36, Medan

Riwayat Pendidikan : 1. Cempaka Group of Schools ( 1997 -2009)

2. Universitas Sumatera Utara (2010-2015)

Riwayat Pelatihan : 1.Lembaga Displin Pelajar (2006-2009)

2. Tim Medis Sekolah (2006-2009)

Riwayat Organisasi : 1) Bendahara Lembaga Displin Pelajar (2008-2009)

2) Presiden Kelab Anti Merokok dan Narkoba (2008)

3) Ahli Kesatuan Kebudayaan India Malaysia (2010-2015)

4) Ahli Persatuan Kebangsaan Pelajar Malaysia Indonesia (Cawangan Medan) (2010-2015)

(53)

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI ANAK

BALITA YANG DIRAWAT DI RSUP.H.ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2013

Data Demografi

1. Nama ibu :

2. Usia ibu :
 ______ tahun

3. Pendidikan terakhir ibu

4. Pekerjaan ibu Tamat SD

Tamat SMP / Sedarjat

Tamat SMA / Sedarjat

Tamat Akademi / Penguruan tinggi

Ibu rumah tangga

Pegawai Negeri

Pegawai Swasta

Pedagang / Wiraswasta

(54)

5) Karakteristik Anak Balita

1. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 


2. Anak Ke : _______ dari ______ bersaudara


6) Antropometri Anak Balita

1. Berat Badan :_________kg 



2. T inggi B adan : ________ cm 


7) ASI Eksklusif

Apakah anak ibu pernah disusui?

8) Pola Asuh

Apakah ibu yang menjaga anak ibu di rumah?

Ya Tidak

Sekiranya TIDAK , Nyatakan siapa : _________________

(55)

PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI ANAK

Berilah tanda checklist (√ ) pada salah satu kolom Benar atau Salah yang menjadi jawaban ibu.

NO PERTANYAAN TIDAK

TAHU

BENAR SALAH

1. Makanan yang bergizi adalah makanan

yang mengandung sumber energi, protein,

vitamin dan mineral.

2.

Anak balita haruslah makan makanan

yang bervariasi dan yang sudah

diawetkan.

3.

Pemenuhan zat gizi bagi anak balita

bermanfaat untuk meningkatkan berat

badan anak balita sahaja.

4.

Manfaat dari makan makanan beraneka

ragam pada anak balita adalah

melengkapi kekurangan zat tenaga,

pembangun dan pengatur.

5. Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada

masa balita adalah energi dan protein. 6. Masa balita merupakan periode amat

penting dalam proses tumbuh kembang

manusia.

7. Penilaian status gizi anak dapat

dilakukan dengan pengukuran berat

badan berdasarkan tinggi badan.

(56)

badan yang sesuai dengan umur.

9. Menu makanan anak diatur berdasarkan

keinginan anak dan pengaturnya.

(57)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Dengan hormat,

Saya yang bernama Venusya Dharmalingam / NIM 100100422 adalah mahasiswi yang sedang menjalani pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini, saya sedang mengadakan penelitian dengan judul ‘Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu terhadap Status Gizi Anak Balita.’

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pendidikan dan pekerjaan serta pengetahuan ibu yang datang ke RSUP.H.Adam Malik,Medan tentang status gizi anak balita. mereka. Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi sejauh mana pengetahuan ibu tentang status gizi anak balita dan pengamalkan gizi seimbang. Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan Saudari untuk mengisi kuesionar dengan jujur dan apa adanya. Jika Saudari bersedia, silalah menandatangani persetujuan ini sebangai bukti kesukarelaan anda.

Identitas pribadi saudari sebagai partisipan akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Bila terdapat hal yang kurang dimengerti, Saudari dapat bertanya langsung kepada peneliti.

Terima kasih saya ucapkan kepada Saudari yang telah ikut berpartisipasi pada

penelitian ini. Keikutsertaan Saudari dalam penelitian ini akan menyumbangkan

(58)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) ( INFORM CONSENT )

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Telp/hp :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang Hubungan Tingkat Pendidikan

Ibu terhadap Status Gizi Anak Balita , maka dengan ini saya secara sukarela dan

tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat diperlukan seperlunya.

Medan, ______________________,

(59)
(60)
(61)

P9 Pearso n Correla tion

.744** .577** .667** .686** .686** .811** .672** .843** 1 .93 5**

Sig. (2-tailed)

.000 .008 .001 .001 .001 .000 .001 .000 .00

0

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

TOTAL Pearso n Correla tion

.804** .606** .719** .821** .821** .777** .800** .873** .935** 1

Sig. (2-tailed)

.000 .005 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

(62)

Reliability Pengetahuan

(63)

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

pertanyaan1 11.15 26.239 .754 .913

pertanyaan2 11.80 26.589 .488 .931

pertanyaan3 11.10 26.937 .653 .918

pertanyaan4 11.20 25.011 .763 .911

pertanyaan5 11.20 25.011 .763 .911

pertanyaan6 11.05 27.945 .740 .917

pertanyaan7 11.15 25.713 .743 .913

pertanyaan8 11.35 24.134 .827 .906

pertanyaan9 11.60 22.253 .905 .901

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

(64)

CROSSTABS

/TABLES=umur BY statusgizianak /FORMAT=AVALUE TABLES

umur responden * SG anak

responden 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%

umur responden * SG anak responden Crosstabulation

Count

SG anak responden Total

Baik Kurang

/TABLES=pekerjaanibu BY statusgizianak /FORMAT=AVALUE TABLES

/CELLS=COUNT

(65)

Crosstabs

[DataSet0]

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pkj responden * SG anak

responden 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%

pkj responden * SG anak responden Crosstabulation

Count

SG anak responden Total

Baik Kurang

pkj responden

ibu RT 34 21 55

peg.Negr 12 4 16

peg.Swas 4 4 8

petani 1 4 5

wiraswas 5 11 16

(66)

CROSSTABS

/TABLES=pendidikanibu BY statusgizianak /FORMAT=AVALUE TABLES

Kelpendidikan responden * SG anak responden Crosstabulation

Count

SG anak responden Total

(67)

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.60.

CROSSTABS

/TABLES=pengetahuan BY statusgizianak /FORMAT=AVALUE TABLES

pengtotal responden * SG anak responden Crosstabulation

Count

SG anak responden Total

Baik Kurang

pengtotal responden

Rendah 10 30 40

Tinggi 46 14 60

(68)

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 26.001a 1 .000

Continuity Correctionb 23.946 1 .000

Likelihood Ratio 27.006 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

N of Valid Cases 100

Gambar

Tabel 2.1 Status Gizi berdasarkan z-score menurut BB/U usia 0 – 5 tahun
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian
Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Penelitian.
Tabel 4.1 .Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang dilakukan adalah dengan merancang dan membuat sebuah program sistem kontrol yang dibuat untuk menjalankan gerakan-gerakan secara otomatis, kontrol menggunakan

Adapun tujuan dari penelitiann ini adalah (1) Tersedianya aplikasi pemetaan atau informasi geografis SMP Negeri di Kecamatan Tampan yang berbasis Mobile untuk

White Beauty versi Korea Gita Gutawa adalah iklan tersebut memiliki tanda – tanda yang menyampaikan makna bahwa seorang wanita Indonesia dapat dikatakan cantik apabila memiliki

Salah satu parameter untuk mengukur tingkat keberhasilan seseorang dalam belajar matematika adalah dari prestasi yang diperolehnya. Prestasi belajar matematika siswa, baik

In this study, approaches (Approach 1 and Approach 2) have been proposed for the automatic point based classification of raw LiDAR point cloud with the combine

Posisi pembelian spot &amp; forward yang masih

[r]

[r]