• Tidak ada hasil yang ditemukan

Partisipasi Petani Dalam Penerapanpertanian Padi Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas,Kecamatan Perbaungan,Kabupaten Serdang Bedagai)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Partisipasi Petani Dalam Penerapanpertanian Padi Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas,Kecamatan Perbaungan,Kabupaten Serdang Bedagai)"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN

PERTANIAN PADI ORGANIK

(Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai )

SKRIPSI

OLEH:

RESLILA SITOPU

080309057

PKP

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN

PERTANIAN PADI ORGANIK

(Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas,Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

SKRIPSI

OLEH: RESLILA SITOPU

080309057 PKP

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

( Ir. Lily Fauzia, M.Si )

NIP. 196308221988032003 NIP. 196411021989032003 ( Ir.M.Jufri, M.Si )

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

ABSTRAK

RESLILA SITOPU (080309057/PKP) dengan judul skripsi “PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN PERTANIAN PADI ORGANIK”. Studi Kasus penelitian di Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Penelitian ini dibimbing oleh Ir.Hj.Lily Fauzia, M.Si sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Ir.M.Jufri, M.Si sebagai Anggota Komisi Pembimbing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan penerapan pertanian padi organik, tingkat partisipasi petani dalam penerapan pertanian padi organik, hubungan karakteristik sosial ekonomi petani dengan tingkat partisipasi, masalah-masalah yang dihadapi dan upaya-upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penentuan daerah penelitian ditentukan secara sengaja (pursposive). Metode penentuan sampel ditentukan secara acak sederhana (Simple Random Sampling) dengan jumlah sampel sebanyak 30 KK. Metode analisis data yang digunakan yaitu secara deskriptif dan analisis dengan skoring. Dari penelitian diperoleh hasil yakni tingkat partisipasi petani adalah sedang (60%), dimana kebanyakan petani tidak selalu memberikan partisipasi. Terdapat hubungan yang nyata antara lama berusaha tani dan frekuensi mengikuti penyuluhan dengan tingkat partisipasi petani dalam penerapan pertanian padi organik.

(4)

ABSTRACT

RESLILA SITOPU ( 080309057/PKP ) with the title of the thesis "PARTICIPATION IN IMPLEMENTATION OF AGRICULTURE FARMERS' RICE ORGANIC " . Case study research in the village of Lubuk Bayas District of Perbaungan Serdang regency . The research was guided by Ir.Hj.Lily Fauzia , M.Si as Supervisor and Chairman of the Commission Ir.M.Jufri , M.Si as Supervising Committee Members . This study aims to determine the development of the application of organic rice farming , the level of participation of farmers in the application of organic rice farming , farmers' socio-economic characteristics of the relationship with the level of participation , the problems faced and the efforts to resolve the issue . The method used is the method of determining the defined study area intentionally ( pursposive ) . Sampling method is determined randomly ( Simple Random Sampling ) with a total sample of 30 families . Data analysis method used is descriptive and analytical with scoring . From the research result that the level of participation of farmers was moderate ( 60 % ) , where most farmers do not always give participation . There is a real connection between the old farming and frequency extension followed by the level of participation of farmers in the application of organic rice farming .

(5)

RIWAYAT HIDUP

RESLILA SITOPU, lahir di Sidikalang pada tanggal 11 Februari 1990. Anak kedua dari enam bersaudara dari Bapak S.Sitopu dan Ibu D.Situmeang. Pendidikan yang ditempuh penulis adalah:

1. Tahun 1995 masuk Taman Kanak-Kanak di TK Santa Maria, tamat tahun 1996.

2. Tahun 1996 masuk Sekolah Dasar di SD Santo Yosef, tamat tahun 2002. 3. Tahun 2002 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Negeri I,

tamat tahun 2005.

4. Tahun 2005 masuk Sekolah Menengah Atas di SMA Santo Petrus, tamat tahun 2008.

5. Tahun 2008 diterima di Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur SNMPTN.

6. Bulan Juli-Agustus 2011 mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Rawang Pasar V Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasihNya Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “Partisipasi Petani Dalam Penerapan Pertanian Padi Organik (Studi kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. Lily Fauzia, M.Si selaku ketua komisi pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Ir. M.jufri, M.Si selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Ibu Dr. Ir.Salmiah, M.S selaku Ketua Jurusan Program Studi Agribisnis dan

Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

4. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada responden yang telah bersedia membantu memberikan informasi yang dibutuhkan penulis, PPL serta seluruh instansi terkait dengan penelitian ini yang telah membantu penulis dalam memperoleh data selama penulisan skripsi ini.

5. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman di Program Studi Agribisnis stambuk 2008 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu Penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

(7)

Sitopu, adek Melfa F Sitopu, Swanri O Sitopu, Yogi S Sitopu, dan Alex T Sitopu atas kasih sayang, doa, nasehat, motivasi serta dukungan baik secara moril maupun materil yang diberikan kepada penulis selama menjalani perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga skripsi ini bermanfaat. Terima kasih.

Medan, Maret 2014

(8)

DAFTAR ISI

RINGKASAN ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

PENDAHULUAN

Latar Belakang... 1

Identifikasi Masalah ... 4

Tujuan Penelitian ... 4

Kegunaan Penelitian ... 5

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Tinjauan Pustaka... 6

Landasan Teori ... 8

Kerangka Pemikiran ... 15

Hipotesis Penelitian ... 18

METODE PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 19

Metode Penentuan Sampel ... 19

Metode Pengumpulan Data ... 20

Metode Analisis Data ... 20

(9)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK

PETANI SAMPEL

Deskripsi Daerah Penelitian ... 26

Luas dan Letak Geografis ... 26

Keadaan penduduk... 27

Sarana dan Prasarana ... 29

Katakteristik Petani Sampel ... 30

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Kelompok Tani di Daerah Penelitian ... 33

Perkembangan Penerapan Pertanian Padi Organik ... 33

Tingkat Partisipasi Petani dalam Pernerapan Pertanian Padi Organik di Daerah Penelitian ... 39

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Pelaksana Penerapan Pertanian Padi Organik dengan Tingkat Partisipasi Petani ... 45

Masalah-masalah yang Dihadapi Petani dalam Penerapan Pertanian Padi Organik ... 47

Upaya-upaya yang Dilakukan Untuk Mengatasi Masalah ... 48

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan... 49

Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Hal

1. Luas Lahan dan Produksi Padi Organik Binaan BITRA Di

Provinsi Sumatera Utara, Oktober Tahun 2012……….16 2. Parameter Tingkat Partisipasi Petani Dalam Penerapan

Pertanian Padi Organik………..18 3. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Lubuk

Bayas Tahun 2012……….……….23 4. Distribusi Penduduk Menurut Golongan Umur di Desa Lubuk

Bayas Tahun 2012……….………23 5. Distribusi Penduduk Menurut Suku Bangsa di Desa Lubuk Bayas

Tahun 2012………..……...24 6. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Lubuk

Bayas Tahun 2012………..………25 7. Sarana dan Prasarana di Desa Lubuk Bayas Tahun 2012….……….25 8. Karakteristik Petani Sampel Petani Pelaksana Pertanian Padi

Organik di Desa Lubuk Bayas………...26 9. Jumlah Penjualan Beras Organik dan Harga Beras Organik

di Desa Lubuk Bayas 2008-2012………...30 10.Frekuensi Jumlah Petani dalam Pemberian Ide/Pemikiran Pada

Penerapan Pertanian Padi Organik……….31 11.Frekuensi Jumlah Petani dalam Menyumbangkan Tenaga Pada

Penerapan Pertanian Padi Organik……….…32 12.Frekuensi Jumlah Petani dalam Menyumbangkan Uang Pada

Penerapan Pertanian Padi Organik……….…33 13.Frekuensi Jumlah Petani dalam Menyumbangkan Waktu Pada

Penerapan Pertanian Padi Organik……….33 14.Frekuensi Jumlah Petani dalam Mengikuti Pertemuan/Penyuluhan

Penerapan Pertanian Padi Organik……….…34 15.Frekuensi Jumlah Petani dalam Mengikuti Kegiatan dalam Tahap

(11)

Oleh Kelompok Tani………. ………35 17.Frekuensi Jumlah Dorongan Petani Terlibat dalam Kegiatan

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul

1. Karakteristik Sosial Ekonomi Petani di Daerah Penelitian

2. Skor Tingkat Partisipasi Petani Dalam Penerapan Pertanian Padi Organik 3a. Korelasi Rank Spearman Antara Tingkat Pendidikan Petani Dengan

Tingkat Partisipasi

3b. Korelasi Rank Spearman Antara Lama Berusaha Tani Dengan Tingkat Partisipasi

3c. Korelasi Rank Spearman Antara Umur Petani Dengan Tingkat Partisipasi 3d. Korelasi Rank Spearman Antara Frekuensi Petani Mengikuti Penyuluhan

Dengan Tingkat Partisipasi

(14)

ABSTRAK

RESLILA SITOPU (080309057/PKP) dengan judul skripsi “PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN PERTANIAN PADI ORGANIK”. Studi Kasus penelitian di Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Penelitian ini dibimbing oleh Ir.Hj.Lily Fauzia, M.Si sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Ir.M.Jufri, M.Si sebagai Anggota Komisi Pembimbing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan penerapan pertanian padi organik, tingkat partisipasi petani dalam penerapan pertanian padi organik, hubungan karakteristik sosial ekonomi petani dengan tingkat partisipasi, masalah-masalah yang dihadapi dan upaya-upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penentuan daerah penelitian ditentukan secara sengaja (pursposive). Metode penentuan sampel ditentukan secara acak sederhana (Simple Random Sampling) dengan jumlah sampel sebanyak 30 KK. Metode analisis data yang digunakan yaitu secara deskriptif dan analisis dengan skoring. Dari penelitian diperoleh hasil yakni tingkat partisipasi petani adalah sedang (60%), dimana kebanyakan petani tidak selalu memberikan partisipasi. Terdapat hubungan yang nyata antara lama berusaha tani dan frekuensi mengikuti penyuluhan dengan tingkat partisipasi petani dalam penerapan pertanian padi organik.

(15)

ABSTRACT

RESLILA SITOPU ( 080309057/PKP ) with the title of the thesis "PARTICIPATION IN IMPLEMENTATION OF AGRICULTURE FARMERS' RICE ORGANIC " . Case study research in the village of Lubuk Bayas District of Perbaungan Serdang regency . The research was guided by Ir.Hj.Lily Fauzia , M.Si as Supervisor and Chairman of the Commission Ir.M.Jufri , M.Si as Supervising Committee Members . This study aims to determine the development of the application of organic rice farming , the level of participation of farmers in the application of organic rice farming , farmers' socio-economic characteristics of the relationship with the level of participation , the problems faced and the efforts to resolve the issue . The method used is the method of determining the defined study area intentionally ( pursposive ) . Sampling method is determined randomly ( Simple Random Sampling ) with a total sample of 30 families . Data analysis method used is descriptive and analytical with scoring . From the research result that the level of participation of farmers was moderate ( 60 % ) , where most farmers do not always give participation . There is a real connection between the old farming and frequency extension followed by the level of participation of farmers in the application of organic rice farming .

(16)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di Indonesia, pertanian organik semakin menemukan momentumnya seiring munculnya krisis ekonomi tahun 1997 yang melambungkan harga saprotan (sarana produksi pertanian) seperti pupuk kimia dan pestisida kimia. Dengan harga saprotan yang mahal tentu saja menyebabkan tingkat keuntungan menurun. Padahal di lain pihak biaya tenaga kerjanya pun terkadang naik. Inilah yang menyebabkan petani berpaling pada pertanian organik dengan hanya memanfaatkan bahan-bahan disekitarnya (Andoko, 2002).

Dalam beberapa tahun dekade terakhir, masyarakat dunia mulai memperhatikan persoalan lingkungan dan ketahanan pangan yang dilanjutkan dengan melaksanakan usaha-usaha yang terbaik untuk menghasilkan pangan tanpa menyebabkan terjadinya kerusakan sumber daya tanah, air, dan udara. Akan tetapi kerawanan pangan sering terjadi di banyak negara yang sedang berkembang, maka negara-negara industri berusaha mengembangkan “revolusi hijau” untuk mencukupi pangan dunia. Sebagai konsekuensi dikembangkannya teknologi “revolusi hijau” maka kearifan/pengetahuan tradisional yang berkembang sesuai dengan budaya setempat mulai terdesak bahkan mulai dilupakan. Teknologi modern yang mempunyai ketergantungan tinggi terhadap bahan agrokimia, seperti: pupuk kimia, pestisida, dan bahan kimia pertanian lainnya lebih diminati petani daripada melaksanakan pertanian akrab lingkungan (Zikrina,2012).

(17)

para petani-petani yang secara serius dan bertanggung jawab untuk menghindarkan bahan kimia dan pupuk yang bersifat meracuni lingkungan serta menghindarkan bahaya residu pestisida yang terkandung di dalam padi saat ini yang dapat mengancam kesehatan manusia (Zikrina, 2012).

Desa Lubuk Bayas adalah salah satu desa yang menerapkan pertanian padi organik. Desa Lubuk Bayas terletak di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Pertanian organik di Desa Lubuk Bayas baru diterapkan sejak tahun 2008. Mayoritas masyarakat di Desa ini bergerak dibidang pertanian, terutama pertanian padi sawah. Kehidupan masyarakat di Desa ini tergantung pada tanaman padinya.

Kelompok Tani Subur merupakan satu satunya kelompok pertanian padi organik Di Desa Lubuk Bayas. Kelompok ini menerapkan pertanian padi organik dengan memanfaatkan kotoran ternak atau tumbuh-tumbuhan yang dikeringkan dan diolah sendiri menjadi kompos, dan sebagai pencegah hama digunakan insektisida hayati yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan, daun sirih, tembakau, dan akar pinang muda.

(18)

Keberhasilan pembangunan pertanian tidak bisa terlepas dari partisipasi masyarakat tani. Pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah tentunya bertujuan untuk mencapai masyarakat yang sejahtera. Sehingga posisi masyarakat merupakan posisi yang penting dalam proses pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Pembangunan tidak akan pernah mencapai tujuannya jika selalu meninggalkan masyarakat. Pembangunan akan dinilai berhasil jika pembangunan tersebut membawa sebuah perubahan kesejahteraan dalam masyarakat. Sehingga proses pembangunan merupakan proses tawar menawar antara kebutuhan masyarakat dengan keinginan pemerintah. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pembangunan partisipasi masyarakat merupakan hal yang

sangat mempengaruhi keberhasilan proses pembangunan itu sendiri (Murtiyanto, 2011).

Partisipasi petani dalam mengikuti kegiatan-kegiatan dipengaruhi oleh banyak faktor. Wiwik dalam Iwan (2010), mengemukakan adanya beberapa faktor yang berhubungan dengan tingkat partisipasi. Diantaranya adalah faktor-faktor yang berasal dari masyarakat itu sendiri, misalnya dari karateristik sosial ekonomi petani sendiri.

Pelaksanaan Pertanian Organik membutuhkan partisipasi petani dalam berbagai kegiatan yang diadakan. Pelaksanaan program ini membutuhkan partisipasi petani dalam berbagai kegiatan yang diadakan, karena pada dasarnya petanilah yang melaksanakan kegiatan-kegiatan yang ada dalam program. Untuk mengetahui tingkat partisipasi petani dalam program Pertanian Organik maka perlu dilakukan penelitian secara ilmiah.

(19)

Berdasarkan uraian pada latar belakang dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana perkembangan Penerapan Pertanian Padi Organik di daerah penelitian?

2. Bagaimana tingkat partisipasi petani dalam Penerapan Pertanian Padi Organik di daerah penelitian?

3. Bagaimana hubungan karakteristik sosial ekonomi petani pelaksana Penerapan Pertanian Padi (tingkat pendidikan, lama berusaha tani, umur, frekuensi mengikuti penyuluhan, dan luas lahan ) terhadap partisipasi petani dalam Penerapan Pertanian Padi Organik di daerah penelitian? 4. Masalah-masalah apa saja yang dihadapi petani dalam melaksanakan

Penerapan Pertanian Padi Organik di daerah penelitian?

5. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan petani untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam Penerapan Pertanian Padi Organik di daerah penelitian?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan identifikasi masalah, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perkembangan Penerapan Pertanian Padi Organik di daerah penelitian.

2. Untuk mengetahui tingkat partisipasi petani dalam Penerapan Pertanian Padi Organik di daerah penelitian.

(20)

berusaha tani, umur, frekuensi mengikuti penyuluhan, dan luas lahan) terhadap Penerapan Pertanian Padi Organik di daerah penelitian.

4. Untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang dihadapi petani dalam Penerapan Pertanian Padi Organik di daerah penelitian.

5. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan petani untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam Penerapan Pertanian Padi Organik di daerah penelitian.

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan untuk dapat membantu petani dalam memperbaiki kelemahan dan kekurangan selama menjalankan proses agribisnis.

2. Sebagai bahan informasi serta referensi terhadap pihak yang membutuhkan.

(21)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Tinjauan Pustaka

Pola integrasi antara tanaman dan ternak atau yang sering disebut dengan pertanian terpadu, adalah memadukan antara kegiatan peternakan dan pertanian. Pola ini sangatlah menunjang dalam penyediaan pupuk kandang di lahan pertanian, sehingga pola ini sering disebut pola peternakan tanpa limbah karena limbah peternakan digunakan untuk pupuk, dan limbah pertanian digunakan untuk pakan ternak. Integrasi hewan ternak dan tanaman dimaksudkan untuk memperoleh hasil usaha yang optimal, dan dalam rangka memperbaiki kondisi kesuburan tanah.(Safaruddin, 2011).

Tujuan utama dari pertanian organik adalah memperbaiki dan menyuburkan kondisi lahan serta menjaga keseimbangan ekosistem. Sumber daya lahan dan kesuburannya dipertahankan dan ditingkatkan melalui aktivitas biologi dari lahan itu sendiri, yaitu dengan memanfaatkan residu hasil panen, kotoran ternak, dan pupuk hijau. Produk pertanian dikatakan organik jika produk tersebut berasal dari sistem pertanian organik yang menerapkan praktik manajemen yang berupaya untuk memelihara ekosistem melalui beberapa cara, seperti pendaurulangan residu tanaman dan hewan, rotasi dan seleksi pertanaman, serta manajemen air dan pengolahan tanah (Sriyanto, 2010).

(22)

Pertanian organik dapat diartikan sebagai suatu sistem produksi pertanaman yang berasaskan daur ulang-hara secara hayati. Daur ulang hara dapat melalui sarana limbah tanaman dan ternak, serta limbah lainnya yang mampu memperbaiki status kesuburan tanah dan struktur tanah (Sutanto, 2002).

Pola integrasi antara tanaman dan ternak atau yang sering disebut dengan pertanian terpadu, adalah memadukan antara kegiatan peternakan dan pertanian. Pola ini sangatlah menunjang dalam penyediaan pupuk kandang di lahan pertanian, sehingga pola ini sering disebut pola peternakan tanpa limbah karena limbah peternakan digunakan untuk pupuk, dan limbah pertanian digunakan untuk pakan ternak. Integrasi hewan ternak dan tanaman dimaksudkan untuk memperoleh hasil usaha yang optimal, dan dalam rangka memperbaiki kondisi kesuburan tanah. Interaksi antara ternak dan tanaman haruslah saling melengkapi, mendukung dan saling menguntungkan, sehingga dapat mendorong peningkatan efisiensi produksi dan meningkatkan keuntungan hasil usaha taninya (Safaruddin, 2011).

(23)

optimalisasi produksi, pemanfaatan limbah, subsidi silang untuk antisipasi fluktuasi harga pasar dan kesinambungan produksi (Safaruddin, 2011).

Padi merupakan salah satu varietas tanaman pangan yang dapat dibudidayakan secara organik. Pembudidayaan organik terlahir dari revolusi hijau yang merupakan upaya meningkatkan produksi pangan melalui usaha pengembangan teknologi pertanian yang meliputi penggunaan bibit unggul, penggunaan pupuk kimia, penggunaan pestisida kimia, mekanisasi pertanian, dan penyuluhan pertanian secara massal. Revolusi hijau berkembang pesat dan mampu mencukupi kebutuhan pangan penduduk dunia pada awal dekade perkembangannya. Indonesia juga mengadopsi teknologi revolusi hijau dunia. Hasilnya pada tahun 1984 Indonesia berhasil sebagai negara yang berswasembada pangan. Namun revolusi hijau justru berdampak negatif, yaitu meningkatnya penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang dapat mencemari lingkungan dan menyebabkan keracunan pada manusia (Sriyanto, 2010).

Landasan Teori

(24)

(Standar Nasional Indonesia) yang bertujuan untuk memberikan perlindungan terhadap produk organik yang dihasilkan petani.

Pemerintah tidak mau ketinggalan respon. Sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap gerakan pertanian organik di Indonesia dilakukan melalui Departemen Pertanian yang telah mencanangkan beberapa paket kebijakan degan motto; “ Go Organic 2010 ” yang bertujuan menjadikan Indonesia sebagai produsen pangan organik yang permintaan pasarnya cendrung meningkat dengan signifikan. Pertanian organik adalah “sistem manajemen produksi holistic yang meningkatkan dan mengembangkan kesehatan agroekosistem, termasuk keragaman hayati, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah”. Produk pertanian organik ditetapkan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), Pertanian Organik yang disahkan oleh Badan Standarisasi Nasional melalui BSN SNI 01-6729-2002 (Sagala, 2010)

(25)

Anggota masyarakat bukan merupakan objek pembangunan. Anggota masyarakat pedesaan sebagian besar terdiri dari petani yang sebagian besar dari padanya merupakan petani kecil dan bahkan sebagai buruh tani. Kedudukan petani yang lemah ini harus dirubah menjadi kuat, maju dan mandiri, sehingga peranannya dalam pembangunan menjadi subjek pembangunan. Bertambah pentingnya kedudukan anggota masyarakat tersebut dapat diartikan pula bahwa anggota masyarakat diajak untuk berperan secara lebih aktif dan didorong untuk berpartisipasi, namun pemerintah tetap perlu dilibatkan (Rajagukguk, 2012).

Dalam membangun suatu wilayah, minimal ada tiga komponen yang perlu diperhatikan, yaitu sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan teknologi atau sering disebut dengan tiga pilar pengembangan wilayah. Pengembangan wilayah merupakan interaksi antara tiga pilar pengembangan wilayah. Salah satu pilar yang cukup penting adalah sumberdaya manusia, karena dengan kemampuan yang cukup, akan mampu menggerakkan seluruh sumberdaya wilayah yang ada. Di samping itu, sumber daya manusia memegang peran sentral dalam proses pembangunan. Pertama sebagai objek pembangunan, di mana sumber daya manusia merupakan sasaran pembangunan untuk disejahterakan. Kedua, sebagai subjek pembangunan, di mana sumberdaya manusia berperan sebagai pelaku pembangunan. Dengan demikian pembangunan suatu wilayah sesungguhnya adalah pembangunan manusia yaitu pembangunan yang berorientasi kepada manusia, di mana manusia dipandang sebagai sasaran sekaligus sebagai pelaku pembangunan (Safaruddin, 2011).

(26)

sebaliknya kurangnya partisipasi masyarakat dalam program pembangunan berarti adanya penolakan secara internal di kalangan anggota masyarakat itu sendiri dan secara eksternal terhadap pemerintah atau pelaksana program.

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan ada lima jenis, yaitu : (a) Ikut memberi input proses pembangunan, menerima imbalan atas input tersebut dan ikut menikmati hasilnya; (b) Ikut memberi input dan menikmati hasilnya; (c) Ikut memberi input dan menerima imbalan tanpa ikut menikmati hasil pembangunan secara langsung; (d) Menikmati/memanfaatkan hasil pembangunan tanpa ikut memberi input; dan (e) Memberi input tanpa menerima imbalan dan tidak menikmati hasilnya (Rajagukguk, 2012)

Partisipasi menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan pembangunan, dilain pihak juga dapat dikatakan bahwa pembangunan berarti kalau dapat meningkatkan kapasitas masyarakat termasuk dalam berpartisipasi. Partisipasi menurut Fithriadi dkk adalah pokok utama dalam pendekatan pembangunan yang terpusat pada masyarakat dan berkesinambungan serta merupakan proses interaktif yang berlanjut. Prinsip dalam partisipasi adalah melibatkan atau peran serta masyarakat secara langsung dan hanya mungkin dicapai jika masyarakat sendiri ikut ambil bagian sejak dari awal, proses dan perumusan hasil (Ginting, 2011).

Menurut Davis (2005) yang dikutip oleh Stepan (2011), apa tiga unsur penting partisipasi, yaitu:

(27)

2. Kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk membantu kelompok;

3. Unsur tanggung jawab. Unsur tersebut merupakan segi yang menonjol dari rasa menjadi anggota kelompok tani.

Bentuk partisipasi yaitu:

1. Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk memperlancar usaha-usaha bagi pencapaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan bantuan. 2. Partisipasi waktu adalah partisipasi dalam hal memberikan waktunya

untuk menghadiri suatu kegiatan.

3. Partisipasi tenaga adalah partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan suatu program.

4. Partisipasi ide lebih merupakan partisipasi berupa sumbangan ide, pendapat.

(Murtiyanto, 2011).

Hermanto dalam Iwan (2010) Partisipasi terhadap kegiatan yang dijalankan dalam sebuah program dipengaruhi oleh karateristik sosial ekonomi. Karakteristik sosial ekonomi merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat partisipasi yang berasal dari petani itu sendiri.

Karateristik sosial ekonomi tersebut meliput i: 1. Pendidikan

(28)

dalam rasionalitas usaha dan kemampuan memanfaatkan setiap kesempatan ekonomi yang ada. Mardikanto dalam Rajagukguk (2012), menerangkan pendidikan merupakan proses timbal balik dari setiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, teman dan alam semesta. Pendidikan formal merupakan jenjang pendidikan dari terendah sampai tertinggi yang biasanya diterima di bangku sekolah. Sedangkan pendidikan non formal biasanya diartikan sebagai penyelenggaraan pendidikan terorganisir diluar sistem pendidikan sekolah dengan isi pendidikan yang terprogram.

2. Lama Berusaha Tani

Menurut Soekartawi (1999), pengalaman seseorang dalam berusaha tani berpengaruh dalam menerima inovasi dari luar. Petani yang sudah lama bertani akan lebih mudah menerapkan inovasi daripada petani pemula atau petani baru. Petani yang sudah lama berusaha tani akan lebih mudah menerapkan anjuran penyuluhan demikian pula dengan penerapan teknologi.

3. Umur

(29)

apa yang belum mereka ketahui sehingga dengan demikian mereka berusaha untuk lebih cepat melakukan anjuran dari kegiatan penyuluhan. 4. Frekuensi mengikuti penyuluhan

Menurut Soekartawi (1999), agen penyuluhan dapat membantu petani memahami besarnya pengaruh struktur sosial ekonomi dan teknologi untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan menemukan cara mengubah struktur atas situasi yang menghalangi untuk mencapai tujuan tersebut. Semakin tinggi frekuensi petani mengikuti penyuluhan maka keberhasilan penyuluhan pertanian yang disampingkan semakin tinggi pula. Frekuensi petani dalam mengikuti penyuluhan yang meningkat disebabkan karena penyampaian yang menarik dan tidak membosankan serta yang disampaikan benar-benar bermanfaat bagi petani dan usahataninya.

5. Luas lahan

Luas lahan yang dimiliki petani sangat berpengaruh dalam menerapkan pertanian padi organik. Karena apabila lahan yang dimiliki petani tergolong sempit,maka petani akan menggunakan lahannya semaksimal mungkin.

Kerangka Pemikiran

(30)

organik. Penerapan pertanian padi organik dilaksanakan oleh petani yang tergabung dalam kelompok tani.

Partisipasi petani dalam penerapan pertanian padi organik diharapkan dapat mendorong terwujudnya pertanian berkelanjutan. Namun dalam pelaksanaannya partisipasi petani dalam mengikuti setiap kegiatan dipengaruhi oleh karakteristik sosial ekonomi petani. Karakteristik yang mempengaruhi petani dalam berpartisipasi adalah karakteristik sosial ekonomi yang meliput i pendidikan, luas lahan, lama berusahatani, umur, frekuensi mengikuti penyuluhan.

Dalam melaksanakan penerapan pertanian padi organik, petani memiliki kesulitan (masalah). Dimana masalah tersebut akan mengakibatkan partisipasi petani menjadi rendah. Oleh karena itu,diperlukan adanya upaya–upaya yang dapatmenyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi petani sehingga petani dapat meningkatkan partisipasinya dalam penerapan pertanian padi organik.

(31)

Keterangan:

= Menyatakan Hubungan Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Petani Kelompok Tani

Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Terhadap Penerapan Pertanian Padi Organik 1. Pendidikan

2. Luas Lahan

3. Lama Berusahatani 4. Umur

5. Frekuensi Mengikuti Penyuluhan

Partisipasi Petani dalam Penerapan Pertanian Padi Organik

Tingkat Partisipasi

Masalah Penerapan Pertanian Padi Organik

Rendah Sedang Tinggi

(32)

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, maka yang menjadi hipotesis penelitian ini adalah:

1. Tingkat partisipasi masyarakat dalam penerapan pertanian padi organik di daerah penelitian adalah sedang.

(33)

METODE PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja), yaitu di Kabupaten Serdang Bedagai, Kecamatan Perbaungan, Desa Lubuk Bayas. Daerah ini dipilih karena merupakan daerah produksi padi organik terbesar binaan BITRA di Provinsi Sumatera Utara. Dipilihnya LSM BITRA (Bina Keterampilan Pedesaan) karena merupakan institusi yang memberikan pembinaan kepada petani padi organik di Provinsi Sumatera Utara. Luas lahan dan produksi padi organik menurut binaan BITRA di Provinsi Sumatera Utara pada Oktober 2011 disajikan pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Luas Lahan dan Produksi Padi Organik Binaan BITRA di Provinsi Sumatera Utara, Oktober 2012.

No Desa Kabupaten Kelompok Tani Luas Lahan

(ha)

Sumber: BITRA Indonesia, 2013.

Metode Penentuan Sampel

Metode penentuan sampel dilakukan di Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai dengan menggunakan metode simple random sampling (secara acak). Populasi dalam penelitian ini adalah petani padi organik di Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai.

(34)

penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Singarimbun dan Effendi, 2008).

Menurut Hasan (2002), Teori Bailey menyatakan untuk penelitian yang menggunakan analisa statistika ukuran sampel minimum adalah 30 sampel.

Di daerah penelitian ini terdapat 63 petani, karena jumlah populasi petani di Desa Lubuk Bayas dianggap homogen, maka jumlah responden yang diambuil sebanyak 30 sampel.

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari responden melalui wawancara menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data Sekunder yang berhubungan dengan penelitian ini diperoleh dari instansi terkait yakni kantor kepala desa Lubuk Bayas dan Lembaga Swadaya Masyarakat BITRA Indonesia.

Metode Analisis Data

Untuk identifikasi masalah 1, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan mengamati cara pelaksanaan pertanian padi organik di daerah penelitian.

(35)

Data terbesar – Data terkecil Range =

Jumlah kriteria 24 - 8

Range = 3 = 5

Maka tingkat partisipasi dapat dilihat dari penjumlahan skor secara keseluruhan yaitu berada antara 8-24, yang dimana apabila skor:

8 – 13 = tingkat partisipasi rendah

14 – 19 = tingkat partisipasi penyuluhan sedang 20 – 24 = tingkat partisipasi penyuluhan tinggi

(36)

Table 2. Parameter Tingkat Partisipasi Petani dalam Penerapan Pertanian Padi Organik

No. Parameter Pernyataan Skor

1 Sumbangan pemikiran/ide) a. selalu 3 b.kadang-kadang 2 penyuluhan (pertemuan) dalam b. kadang-kadang 2

Setahun c. tidak pernah 1

6 Frekuensi petani dalam Mengikuti a. selalu 3 kegiatan dalam tahap penerapan b. kadang-kadang 2 pertanian padi organik c. tidak pernah 1 7 Keterlibatan Petani dalam a. selalu 3 kegiatan kelompok tani b. kadang-kadang 2 (setiap musim tanam) c. tidak pernah 1 8 Dorongan petani terlibat dalam a. Kebutuhan 3 kegiatan penerapan pertanian b. Diajak 2

padi organik c. Ikut-ikutan 1

Total 24

(37)

Rumus korelasi Rank Spearman (rs) adalah

�� = 1−

6 ∑ni=1di2 n(�21)

Dimana:

rs = Koefisien korelasi Rank Spearman

di = Perbedaan atau selisih ranking faktor sosial ekonomi petani pelaksana pertanian padi organik dengan rangking tingkat partisipasinya.

N =Jumlah petani sampel

Dimana range :

rs= -1 ≤ 0 ≥ 1

�ℎ=��� �−2

1−��2

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

• H0 diterima apabila thitung≤ ttabel

• H1 diterima apabila thitung > ttabel

Maka hipotesis yang diajukan adalah:

• Jika thitung ≤ ttabel, berarti H0 diterima; Tidak ada hubungan karakteristik

sosial ekonomi petani pelaksana penerapan pertanian padi organik dengan tingkat partisipasinya dalam pelaksanaan penerapan pertanian padi organik.

• Jika thitung > ttabel, berarti H1 diterima; Ada hubungan karakteristik sosial

(38)

(Supriana dan Riantri, 2010).

Untuk identifikasi masalah 4, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan mengamati masalah yang dihadapi oleh petani pelaksana penerapan pertanian padi organik di daerah penelitian.

Untuk identifikasi masalah 5, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dengan mengamati upaya–upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam penerapan pertanian padi organik di daerah penelitian.

3.5. Definisi dan Batasan Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami penelitian ini maka dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut:

3.5.1. Definisi

1. Petani adalah petani padi sawah yang menerapkan pertanian padi organik. 2. Kelompok tani adalah suatu lembaga yang terdiri dari beberapa petani yang

berperan sebagai wadah penyampaian aspirasi dan keluhan petani.

3. Partisipasi adalah peran serta atau keikutsertaan anggota kelompok tani dalam suatu kegiatan secara sadar.

4. Tingkat partisipasi adalah tingkat efektivitas dari anggota kelompok tani dalam setiap kegiatan kelompok tani.

(39)

6. Masalah adalah hal-hal yang dihadapi oleh kelompok tani yang menjadi penghambat dalam kegiatan pertanian padi organik.

7. Upaya-upaya adalah hal-hal yang dapat mengatasi terhambatnya kegiatan pertanian padi organik.

3.5.2. Batasan Operasional

1. Lokasi penelitian adalah di Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Sampel dalam penelitian ini adalah petani yang melaksanakan penerapan pertanian padi organik yang terletak di Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai.

(40)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN

KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

Deskripsi Daerah Penelitian a. Luas dan Topografi Desa

Desa Lubuk Bayas berada di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 4.810Km2. Jumlah penduduk Desa Lubuk Bayas 3200 jiwa, dengan Kepala Keluarga 628 KK dan Kepadatan penduduk 0,67 jiwa/Km2.

Luas dan Letak Geografis

Desa Lubuk Bayas terletak di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara. Desa ini mempunyai luas wilayah 481 Ha, yang terdiri dari: pemukiman 49 Ha, pertanian sawah 407 Ha, bukan pertanian sawah 16 Ha, non pertanian 9 Ha.

Desa ini terletak pada ketinggian 5-15 m di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata berkisar 30ºC-32ºC dengan curah hujan rata-rata berkisar 200 mm/tahun. Jarak antara Desa Lubuk Bayas dengan ibukota Kecamatan Perbaungan ± 14 km, jarak antara Desa Lubuk Bayas dengan ibukota Kabupaten Serdang Bedagai ± 29 km dan jarak antara Desa Lubuk Bayas dengan ibukota Provinsi Sumatera Utara ± 52 km.

(41)

Keadaan Penduduk

Desa Lubuk Bayas memiliki jumlah penduduk sebanyak 3200 jiwa pada tahun 2012. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 3 dibawah ini:

Tabel 3. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Lubuk Bayas 2012

No Jenis Kelamin Jumlah(Jiwa)

1 Laki-laki 1509

2 Perempuan 1691

Total 3200

Sumber : Kantor Kepala Desa 2013

Dari tabel 3 dapat diketahui jumlah penduduk yang dominan di Desa Lubuk Bayas adalah berjenis kelamin perempuan yakni sebanyak 1691 jiwa dari keseluruhan jumlah penduduk.

Jumlah penduduk di desa Lubuk Bayas menurut golongan umur dapat dilihat pada tabel 4:

Tabel 4. Distribusi Penduduk Menurut Golongan Umur di Desa Lubuk Bayas 2012

Sumber : Kantor Kepala Desa 2013

Dari tabel 4 dapat diketahui jumlah penduduk menurut golongan umur yang dominan di Desa Lubuk bayas adalah berusia 17-59 tahun yakni sebanyak 1055 jiwa dari keseluruhan jumlah golongan umur.

(42)

Tabel 6. Distribusi Penduduk Menurut Suku Bangsa Di Desa Lubuk Bayas Tahun 2012

No Suku Bangsa Jumlah (Jiwa)

1 Jawa 1.178

2 Tionghoa 11

3 Melayu 709

4 Batak 54

5 Karo 68

6 Mandailing 81

7 Banjar 1.099

Total 3.200

Sumber : Kantor Kepala Desa 2013

Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa di Desa Lubuk Bayas terdapat berbagai suku bangsa (heterogen). Dari beberapa jenis suku bangsa di atas dapat diketahui suku bangsa Jawa merupakan suku yang paling dominan menempati Desa Lubuk Bayas sebanyak 1.178 jiwa. Sedangkan untuk suku-suku lainnya seperti suku Tionghoa sebanyak 11 jiwa, suku Melayu sebanyak 709 jiwa, suku Batak sebanyak 54 jiwa, suku Karo sebanyak 68 jiwa, suku Mandailing sebanyak 81 jiwa, kemudian untuk suku Banjar sebanyak 1099 jiwa.

(43)

Tabel 7. Disrtibusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Lubuk Bayas 2012

No Pekerjaan Jumlah (Jiwa)

1 PNS 5

Sumber : Kantor kepala desa 2013

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa penduduk desa lubuk bayas mayoritas bermatapencaharian sebagai Petani yaitu 224 jiwa, PNS sebanyak 5 jiwa, Karyawan sebanyak 168 jiwa, Wiraswasta sebanyak 137 jiwa, Jasa sebanyak 11 jiwa, Nelayan sebanyak 18 jiwa, Buruh sebanyak 61 jiwa. Kemudian untuk pekerjaan lainnya selain ketujuh pekerjaan yang telah disebutkan juga terdapat sebanyak 169 jiwa.

Sarana dan Prasarana

(44)

Tabel 8. Sarana dan Prasarana di Desa Lubuk Bayas 2012

No Sarana dan Prasarana Jumlah (unit)

1 Pasar 1

2 Kios pupuk dan pestisida 2

3 Kilang Padi 4

4 KUD 1

5 Koperasi 1

6 Pos Kamling 1

7 Puskesmas Pembantu 1

8 Posyandu 2

9 Mesjid 3

10 Musholla 6

Total 22

Sumber :Kantor Kepala Desa 2013

Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui baahwa sarana dan prasarana di Desa Lubuk Bayas dapat dikatakan memadai mulai dari sarana pendidikan, kesehatan, komunikasi, peribadatan,dan keamanan.

Karakteristik Sampel

(45)

Tabel 9. Karakteristik Petani Sampel Petani Pelaksana Pertanian Padi Organik di Desa Lubuk Bayas

Sumber : Kantor Kepala Desa Lubuk Bayas, 2013

Data dari tabel 9 menunjukkan luas lahan rata-rata petani pelaksana pertanian padi organik seluas 0,2 Ha. Dimana luas lahan yang tersempit seluas 0,2 Ha dan yang terluas 1 Ha.

Umur petani rata-rata yang melaksanakan penerapan pertanian padi organik tersebut yakni 43,07 artinya dalam usia produktif. Dimana usia yang termuda 24 tahun dan usia yang tertua 60 tahun. Rata-rata tingkat pendidikan petani sampel adalah 8,2 tahun, artinya setingkat dengan SLTP. Dimana tingkat pendidikan terendah 6 tahun atau setingkat SD dan tingkat pendidikan tertinggi 12 tahun atau setingkat dengan SMA.

Pengalaman bertani petani sampel yang melaksanakan penerapan dapat dikatakan lama yaitu 5 tahun. Dengan pengalaman yang lama diharapkan petani dapat menerapkan pertanian padi organik dengan baik.

No Uraian Pelaksana Pertanian Padi Organik 1 Umur Petani(Tahun)

Rataan 43,10

Range 24-60

2 Tingkat Pendidikan(Tahun)

Rataan 8,3

Range 6-12

3 Lama Bertani(Tahun)

Rataan 4

Range 1-5

4 Jumlah Tanggungan(Jiwa)

Rataan 3,13

Range 1-6

5 Luas Lahan(Ha)

Rataan 0,23

(46)
(47)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Kelompok Tani di Daerah Penelitian

Kelompok tani di daerah penelitian dibentuk pada tahun 1978 yang dinamakan kelompok tani Subur. Dimana kelompok tani sebagai wadah antar petani dan bekerja sama antar anggota mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat tani, sebab segala kegiatan dan permasalahan dalam berusaha tani dilaksanakan oleh kelompok secara bersamaan.

Petani yang tergabung dalam kelompok tani ini yaitu petani yang menerapkan pertanian padi organik. Petani yang berusahatani padi sawah dengan menggunakan bahan-bahan organik atau bahan-bahan yang tidak mengandung zat kimia.

Tugas kelompok tani di daerah penelitian yaitu pemantau pelaksanaan kegiatan kelompok tani antara lain: kapan penanaman, waktu irigasi, dan bagaimana pemasarannya.

1. Perkembangan Penerapan Pertanian Padi Organik

(48)

insektisida hayati yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan, yaitu daun sirih, tembakau, dan akar pinang muda.

Petani sampel awalnya mencoba bertani padi organik karena adanya komponen lokal yang tersedia. Komponen lokal yang tersedia tersebut yaitu sapi. Hasil kotoran sapi tersebut kemudian diolah oleh petani untuk dijadikan pupuk kandang serta urin sapi. Sehingga dengan memanfaatkan komponen lokal yang tersedia tersebut mendorong petani untuk melakukan pertanian padi organik. Dengan semakin berkembangnya pertanian padi organik maka Dinas Pertanian Kabupaten Serdang Bedagai memberikam pelatihan-pelatihan kepada petani sampel agar petani dapat meningkatkan produksi padi organik mereka. Hal ini menunjukkan bahwa komoditas padi organik sebagai usahatani yang potensial untuk dikelola secara terus-menerus.

(49)

mencapai 13.000 kg dengan harga jual Rp.10.200/kg. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini:

Tabel 10. Jumlah Penjualan Beras Organik dan Harga Beras Organik di Desa Lubuk Bayas Tahun 2008-2012

Tahun

Jumlah Penjualan Beras

Organik Persentase Harga Beras Organik

(Kg) % (Rp/kg)

Sumber : Kelompok Tani Subur, 2013

Dari tabel 10 dapat diketahui bahwa hasil penjualan beras organik dari tahun 2008 sampai tahun 2011 mengalami peningkatan sedangkan pada tahun 2012 mengalami penurunan dan harga beras organik setiap tahunnya semakin meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pertanian padi organik di desa Lubuk Bayas meningkat.

Tujuan penjualan beras organik dari tahun ke tahun sudah mulai berkembang dimulai dari koperasi JAPSA hingga ke mitra-mitra penjualan yang ada di dalam dan diluar Provinsi Sumatera Utara.

(50)

Tabel 11. Perbandingan Harga Beras Organik dan Harga Beras Biasa di Desa Lubuk Bayas Tahun 2008-2012

Tahun Perbandingan Harga

Beras Organik (Rp/kg) Beras Biasa (Rp/kg)

Sumber : Kelompok Tani Subur, 2013

Jumlah hasil panen padi organik di Desa Lubuk Bayas bervariasi pada seluruh petani sampel Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas padi organik berada antara 1.167 Kg/ha sampai dengan 6.250 Kg/ha dengan rata-rata 3.969 Kg/ha. Produktivitas padi biasa di Desa Lubuk Bayas yaitu sebesar 8500 Kg/ha. Apabila dibandingkan dengan produktivitas padi biasa maka produktivitas padi organik lebih sedikit. Hal ini dikarenakan pertanian padi organik berlangsung 2 kali musim tanam dalam setahun. Sedangkan pertanian padi anorganik 3 kali musim tanam dalam setahun.

Petani sampel di Desa Lubuk Bayas menggunakan sarana produksi yang berasal dari dalam dan luar kelompok tani. Apabila adanya ketersediaan input produksi di dalam kelompok tani maka petani sampel melakukan pembelian didalam kelompok tani. Jika input produksi tidak tersedia di kelompok tani maka petani melakukan pembelian diluar kelompok tani. Petani sampel di Desa Lubuk Bayas mendapatkan bantuan saprodi berupa sapi yang kemudian sapi tersebut dikelola oleh kelompok tani untuk dimanfaatkan kotorannya sebagai pupuk kandang dan urin sapi.

(51)

kelompok tani, maka petani mencari solusi lain dengan membeli bibit di luar kelompok tani yaitu dengan harga Rp10.000 perkilogram. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan harga antara bibit yang tersedia dikelompok tani dengan harga bibit yang di beli diluar kelompok tani.

Pupuk kandang pada petani sampel tersedia di dalam kelompok tani, karena kelompok Tani Subur memiliki ternak sapi yang merupakan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai. Kotoran dari sapi tersebut diolah menjadi pupuk kandang yang dapat digunakan sebagai pupuk organik pada usahatani padi organik. Harga bahan mentah kotoran sapi tersebut yaitu Rp500/kg, sedangkan harga kotoran sapi yang sudah siap pakai, yaitu pupuk kandang yaitu Rp1.000/kg. Petani yang menggunakan bahan mentah dari kotoran sapi tersebut mengolah kembali menjadi pupuk kandang. Hal ini yang menyebabkan perbedaan harga pupuk kandang antar petani sampel.

(52)

Pestisida yang digunakan petani sampel yaitu pestisida nabati yang diolah dari pembusukan buah-buahan seperti nenas, mangga, dan lain-lain yang diperoleh dari buah-buah yang sudah membusuk. Selain pestisida nabati, petani sampel juga menggunakan urin sapi sebagai pestisida organik. Harga pestisida nabati berkisar antara Rp2.000/liter sampai dengan Rp5.000/liter, sedangkan harga urin sapi yang digunakan sebagai pestisida berkisar antara Rp10.000/liter sampai dengan Rp20.000/liter. Hal ini yang menyebabkan perbedaan harga pestisida organik petani sampel di Desa Lubuk Bayas.

Cara pembayaran upah tenaga kerja pada petani sampel dilakukan setelah kegiatan usahatani. Jenis kegiatan yang dilakukan adalah persemaian, penanaman, penyiangan, pemupukan, penyemprotan, pengeringan, panen, dan pascapanen. Oleh karena itu upah tenaga kerja pada petani sampel juga berbeda-beda tergantung kepada penggunaan tenaga kerja di setiap kegiatan usahatani.

Petani sampel mengeluarkan biaya pemasaran yang meliputi biaya pengemasan, biaya transportasi, dan biaya penyusutan. Besarnya biaya pemasaran untuk setiap komponen pada petani sampel berbeda-beda karena jumlah produksi beras organik yang berbeda pula. Biaya pemasaran dihitung perkilogram berdasarkan banyaknya produksi beras organik. Masing-masing petani sampel mempunyai ukuran kemasan yang berbeda-beda yaitu 10 kilogram, 25 kilogram, dan 35 kilogram. Banyaknya beras organik dalam satu kemasan ditentukan oleh mitra berdasarkan permintaan konsumen.

(53)

kelompok tani adalah kontan. Kelompok Tani Subur yaitu petani sampel melakukan kerjasama dengan JAPSA untuk memasarkan hasil beras organik mereka.

Pestisida organik yang digunakan yaitu pestisida nabati dengan menggunakan sisa-sisa dari buah-buahan yang dapat digunakan untuk pembasmi hama, sehingga petani tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk pestisida organik. Selain menggunakan pestisida nabati, petani padi organik juga menggunakan urin sapi yang sudah tersedia sebelumnya.

Petani sampel memiliki penangkaran bibit sendiri dengan harga jual yang lebih rendah daripada harga dipasaran. Sehingga banyak petani yang tidak membeli bibit diluar kelompok tani.

Petani padi organik pada daerah penelitian umumnya memiliki sumber pendapatan lain selain berusahatani padi organik. Sehingga, petani tidak benar-benar berusaha untuk meningkatkan pendapatan dari usahatani padi organiknya.

2. Tingkat partisipasi petani dalam penerapan pertanian padi organik di daerah penelitian

(54)

Tingkat partisipasi petani dalam penerapan pertanian padi organik diuraikan sebagai berikut:

a. Tingkat partisipasi dalam pemberian sumbangan ide/pemikiran Pemberian sumbangan ide/pemikiran merupakan pemberian pendapat atau saran dalam hal penanaman, irigasi, pemupukan, dan sebagainya. Tingkat partisipasi dalam pemberian ide/pemikiran dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini : Tabel 12. Frekuensi Jumlah Petani dalam Pemberian Ide/Pemikiran pada

Penerapan Pertanian Padi Organik

No pemberian ide/pemikiran anggota kelompok tani

1 selalu memberi ide 7(23,3%)

2 Kadang-kadang 13(43,3%)

3 Tidak pernah 10(33,4%)

Jumlah 30(100%)

Sumber : Diolah dari lampiran 2

Dari Tabel 12 dapat diketahui bahwa persentase petani yang selalu memberi ide/pemikiran dalam setiap pertemuan yaitu 23,3% , persentase yang memberi ide kadang-kadang yaitu 43,3% dan yang tidak pernah memberi ide/pemikiran yaitu 33,4%. Dalam hal ini petani merespon apa yang sedang dibahas didalam rapat anggota.

b. Tingkat partisipasi dalam pemberian sumbangan tenaga

(55)

Tabel 13. Frekuensi Jumlah Petani dalam Menyumbangkan Tenaga pada Penerapan Pertanian Padi Organik

No sumbangan tenaga anggota kelompok tani

1 selalu menyumbangkan tenaga 18(60%)

2 Kadang-kadang 9(30%)

3 Tidak pernah 3(10%)

Jumlah 30(100%)

Sumber: diolah dari lampiran 2

Tabel 13 menunjukkan bahwa petani selalu memberikan tenaga pada kegiatan kelompok tani sebesar 60%, sementara kadang-kadang sebesar 30%, dan tidak pernah sebesar 10%. Dalam hal ini petani aktif dalam kegiatan kelompok tani.

c. Tingkat partisipasi dalam pemberian sumbangan uang

Pemberian sumbangan uang merupakan keikutsertaan petani secara sukarela untuk memberi uang atau material dalam hal perbaikan saluran irigasi dan sebagainya. Tingkat partisipasi dalam menyumbangkan uang dapat dilihat pada tabel 14 yaitu;

Tabel 14. Frekuensi Jumlah Petani dalam Menyumbangkan Uang pada Penerapan Pertanian Padi Organik

No sumbangan uang anggota kelompok tani

1 selalu menyumbangkan uang 8(26,6%)

2 Kadang-kadang 11(36,7%)

3 Tidak pernah 11(36,7%)

Jumlah 30(100%)

Sumber: diolah dari lampiran 2

Tabel 14 menunjukkan bahwa petani lebih sedikit yang selalu menyumbangkan uang yaitu sebesar 26,6%, sementara yang kadang-kadang yaitu 36,7% dan yang tidak pernah 36,7%. Adanya petani yang tidak pernah menyumbangkan uang, menyebabkan kekurangan dana pada kelompok tani.

d. Tingkat partisipasi dalam pemberian sumbangan waktu

(56)

sebagainya. Tingkat partisipasi dalam menyumbangkan waktu dapat dilihat pada tabel 15 yaitu :

Tabel 15. Frekuensi Jumlah Petani dalam Menyumbangkan Waktu pada Penerapan Pertanian Padi Organik

No sumbangan waktu anggota kelompok tani

1 selalu menyumbangkan waktu 3(10%)

2 Kadang-kadang 23(76,6%)

3 Tidak pernah 4(13,3%)

Jumlah 30(100%)

Sumber: diolah dari lampiran 2

Tabel 15 menunjukkan bahwa petani lebih sedikit yang selalu menyumbangkan waktu yaitu sebesar 10%, sementara yang kadang-kadang yaitu 76,6% dan yang tidak pernah 13,3%. Adanya petani yang tidak pernah menyumbangkan uang, menyebabkan kekurangan dana pada kelompok tani.

e. Tingkat partisipasi dalam mengikuti kegiatan pertemuan/penyuluhan Kegiatan pertemuan yang dilakukan oleh penyuluh merupakan suatu kegiatan yang membahas tentang kapan penanaman, waktu irigasi, dan sebagainya.tingkat partisipasi petani dalam mengikuti petemuan dapat dilihat pada tabel 16 berikut ini :

Tabel 16. Frekuensi Jumlah Petani dalam Mengikuti Pertemuan/Penyuluhan No mengikuti penyuluhan anggota kelompok tani 1 selalu mengikuti penyuluhan 17(56,7%)

2 Kadang-kadang 10(33,3%)

3 Tidak pernah 3(10%)

Jumlah 30(100%)

Sumber: diolah dari lampiran 2

(57)

yang tidak pernah datang dalam kegiatan penyuluhan karena petani beralasan kepentingan yang bersifat kekeluargaan, menghadiri acara undangan dan sebagainya.

f. Tingkat partisipasi dalam mengikuti kegiatan dalam tahap penerapan pertanian padi organik

Keikutsertaan petani dalam mengikuti kegiatan dalam tahap penerapan pertanian padi organik karena petani sadar akan pentingnya tahap-tahap mulai dari penanaman sampai panen. Tingkat partisipasi dalam mengikuti tahap penerapan tersebut dapat dilihat pada tabel 17 yaitu:

Tabel 17. Frekuensi Jumlah Petani dalam Mengikuti Kegiatan dalam Tahap Penerapan Pertanian Padi Organik

No mengikuti tahap penerapan anggota kelompok tani 1 selalu mengikuti tahap penerapan 11(36,7%)

2 Kadang-kadang 16(53,3%)

3 Tidak pernah 3(10%)

Jumlah 30(100%)

Sumber : Diolah dari lampiran 2

Tabel 17 menunjukkan bahwa petani tidak semua mengikuti tahap penerapan pertanian padi organik karena ada sebesar 36,7% yang selalu mengikuti tahap, sementara yang kadang-kadang yaitu sebesar 53,3% dan yang tidak pernah sebesar 10%. Adanya petani yang tidak mengikuti tahap penerapan karena adanya sifat petani yang merasa sudah mengerti akan penerapan tersebut.

g. Tingkat partisipasi dalam mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tani

(58)

Tabel 18. Frekuensi Jumlah Petani dalam Mengikuti Kegiatan yang Dilakukan Oleh Kelompok Tani

No mengikuti kegiatan anggota kelompok tani

1 selalu mengikuti kegiatan 0

2 Kadang-kadang 30(100)

3 Tidak pernah 0

Jumlah 30(100%)

Sumber: diolah dari lampiran 2

Tabel 18 menunjukkan bahwa kebanyakan petani kadang-kadang mengikuti kegiatan kelompok tani yaitu 100%, sementara yang selalu dan tidak pernah yaitu 0. Dalam hal ini petani dapat dikatakan aktif dalam kegiatan kelompok tani karena petani tidak ada yang tidak pernah ikut dalam mengikuti kegiatan kelompok tani.

h. Dorongan petani terlibat dalam Kegiatan penerapan pertanian padi organik

Tingkat partisipasi petani dapat juga dilihat dari dorongan petani terlibat dalam penerapan pertanian padi organik, dapat dilihat pada tabel 19 yaitu;

Tabel 19. Frekuensi Jumlah Dorongan Petani Terlibat dalam Kegiatan Penerapan Pertanian Padi Organik

No Dorongan petani anggota kelompok tani

1 Kebutuhan 18(60%)

2 Diajak 12(40%)

3 Ikut-ikutan 0

Jumlah 30(100%)

Sumber: diolah dari lampiran 2

(59)

Berdasarkan frekuensi-frekuensi partisipasi petani, dapat disimpulkan bahwa tingkat partisipasi petani adalah sedang. Hal ini disebabkan oleh banyaknya petani kadang memberikan partisipasi, seperti yang kadang-kadang menyumbangkan ide/pemikiran 43,3%, menyumbangkan uang 36,7%, menyumbangkan waktu 76,6%, petani yang mengikuti tahap penerapan 53,3%, dan petani yang kadang-kadang mengikuti kegiatan kelompok tani 100%. Sehingga diperoleh hasil rata-rata dari semua skor tingkat partisipasi petani dalam penerapan pertanian padi organik sebesar 17,533, dimana skor tersebut berada antara 14-19 yaitu tingkat partisipasi sedang.

3. Hubungan karakteristik sosial ekonomi petani pelaksanaan penerapan pertanian padi organik dengan tingkat partisipasi petani Faktor sosial yang diduga berhubungan dengan tingkat partisipasi petani

adalah pendidikan, lama berusaha tani, umur, frekuensi mengikuti penyuluhan, dan luas lahan.

Untuk mengetahui hubungan faktor sosial ekonomi petani pelaksana penerapan pertanian padi organik dengan tingkat partisipasi, maka dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman.

a. Analisis hubungan tingkat pendidikan petani dengan tingkat partisipasi petani dalam melaksanakan pertanian padi organik

Dari hasil analisis pada lampiran 3a diperoleh rs =0.238. Sementara thitung=1.282 dan ttabel=1.96. Data ini menunjukkan bahwa thitung ≤ ttabel. Dengan Kriteria ini dapat disimpulkan bahwa Ho Diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi petani.

(60)

Dari hasil analisis pada lampiran 3b diperoleh rs = -0.150. Sementara thitung= -0.808 dan ttabel= -1.96. Data ini menunjukkan bahwa -thitung < -ttabel. Dengan Kriteria ini dapat disimpulkan bahwa Ho Ditolak dan H1 diterima, artinya ada hubungan yang nyata antara lama berusaha tani dengan tingkat partisipasi petani.

c. Analisis hubungan umur petani dengan tingkat partisipasi petani dalam melaksanakan pertanian padi organik

Dari hasil analisis pada lampiran 3c diperoleh rs = 0.085. Sementara thitung=0.458 dan ttabel=1.96. Data ini menunjukkan bahwa thitung ≤ ttabel. Dengan Kriteria ini dapat disimpulkan bahwa Ho Diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada hubungan yang nyata antara umur petani dengan tingkat partisipasi petani.

d. Analisis hubungan frekuensi mengikuti penyuluhan dengan tingkat partisipasi petani dalam melaksanakan pertanian padi organik

Dari hasil analisis pada lampiran 3d diperoleh rs = 0.783. Sementara thitung= 5.700 dan ttabel= 1.96. Data ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel. Dengan Kriteria ini dapat disimpulkan bahwa Ho Ditolak dan H1 diterima, artinya ada hubungan yang nyata antara frekuensi mengikuti penyuluhan dengan tingkat partisipasi petani.

e. Analisis hubungan luas lahan petani dengan tingkat partisipasi petani dalam melaksanakan pertanian padi organik

(61)

4. Masalah-masalah yang dihadapi petani dalam penerapan pertanian padi organik

Masalah-masalah yang dihadapi oleh petani yaitu kekurangan modal yang menyebabkan petani tidak sanggup untuk membeli sarana produksi yang berkualitas misalnya bibit, penggunaan pupuk yang kurang optimal sehingga produksi menjadi rendah, luas lahan yang sempit menyebabkan produksi padi organik rendah sehingga pendapatan petani rendah, kurangnya petani yang menggunakan tingkat adopsi teknologi yang seharusnya dapat menggantikan tenaga kerja luar keluarga.

5. Upaya-upaya yang Dilakukan Untuk Mengatasi Masalah

(62)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Perkembangan penerapan pertanian padi organik di Desa Lubuk Bayas dapat dilihat dari segi jumlah penjualan beras organik yang berkembang dari tahun ke tahun, seperti pada tahun 2008 ada 1.500 kg, tahun 2009 ada 3.000 kg, tahun 2010 ada 8.000, tahun 2011 ada 15.000 kgdan pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 13.000.

2. Tingkat partisipasi petani dalam penerapan pertanian padi organik di Desa Lubuk Bayas adalah sedang, karena petani memberikan partisipasinya hanya kadang-kadang. Hal ini juga dihasilkan dari rata-rata skor tingkat partisipasi petani adalah 17,533.

3. Karakteristik sosial ekonomi petani yang berhubungan secara nyata dengan tingkat partisipasi petani adalah lama berusaha tani dan frekuensi mengikuti penyuluhan.

4. Masalah yang dihadapi oleh petani yaitu kurangnya modal, penggunaan pupuk yang kurang optimal, biaya tenaga kerja yang mahal, luas lahan yang sempit, tingkat adopsi teeknologi yang rendah.

(63)

Saran

Kepada Pemerintah

Sebaiknya pemerintah tetap mengawasi penerapan program pertanian padi organik.

Kepada Petani

Kepada petani agar tetap menerapkan pertanian padi organik karena hasil yang diperoleh lebih banyak dan harga jual beras organik lebih tinggi dan semakin meningkat partisipasinya.

Kepada PPL

Agar penyuluh tetap mengawasi, memotori dan memberikan arahan agar penerapan pertanian padi organik tetap berjalan.

Kepada Peneliti Selanjutnya

(64)

DAFTAR PUSTAKA

Andoko, A. (2002) Budi Daya Padi Secara Organik, Penebar Swadaya, Jakarta BITRA Indonesia. 2012. Data Prosduksi Padi Organik Di Sumatera Utara.

Medan.

Hasan, M. 2002. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Iwan. 2010. Analisis Hubungan Karakteristik Petani dengan Partisipasi Petani terhadap Program Pengembangan Agribisnis Jagung Hibrida pada Kabupaten Karanganyar

Murtiyanto, Nawa. 2011. Partisipasi Masyarakat.

Rajagukguk, Septria Irmayanti. 2012. Partisipasi Petani Dalam Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Fakultas Pertanian USU. Medan.

Rona, Santiana. 1999. Hubungan Karakteristik Petani dengan Tingkat Partisipasinya Sebagai Anggota Kelompok Tani. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Safaruddin. 2011. Analisis Sistem Integrasi Padi Ternak (SIPT) Terhadap Peningkatan Pendapatan Petani Dan Dampaknya Terhadap Pengembangan Wilayah (Studi Kasus Di Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai). USU. Medan.

Sagala, Yomeni. 2010. Analisis Komperatif Tingkat Sosial Ekonomi Petani Dampingan Bitra dan Petani Anorganik. Fakultas Ilmu Politik. USU. Medan

Singarimbun dan Effendi. 2008. Metod Penelitian Survai. Cetakan 19. Jakarta : LP3ES Indonesia, anggota IKAPI.

Soekartawi. 1999. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Sriyanto, S., 2010. Panen Duit dari Bisnis Padi Organik. Agro Media. Jakarta Selatan.

(65)

Sutanto,R., 2002. Pertanian Organik. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

(66)
(67)
(68)

Lampiran 3a. Korelasi Rank Spearman Antara Tingkat Pendidikan Petani dengan Tingkat Partisipasi

No Sampel

Pendidikan Rank Partisipasi Rank

di di² (Tahun) Tingkat Petani Partisipasi

(69)

Lampiran 3b. Korelasi Rank Spearman Antara Lama Berusaha Tani dengan Tani (Tahun) pengalaman partisipasi Partisipasi

(70)

Lampiran 3c. Korelasi Rank Spearman Antara Umur Petani dengan Tingkat Partisipasi

No Sampel

Umur Rank tingkat Rank

di di² (Tahun) Umur partisipasi Partisipasi

(71)

Lampiran 3d. Korelasi Rank Spearman Antara Frekuensi Petani Mengikuti Penyuluhan dengan Tingkat Partisipasi

No Sampel

frekuensi Rank Partisipasi Rank

di di² mengikuti mengikuti Petani Partisipasi

(72)

Lampiran 3e. Korelasi rank Spearman Antara Luas Lahan Petani

Rank Partisipasi Rank

di di² luas Petani Partisipasi

Gambar

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Tabel 1. Luas Lahan dan Produksi Padi Organik Binaan BITRA di   Provinsi
Table 2. Parameter Tingkat Partisipasi Petani dalam Penerapan Pertanian Padi Organik
Tabel  4. Distribusi Penduduk Menurut Golongan Umur di Desa Lubuk Bayas 2012
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Untuk mempermudah para pemakai dalam hal ini kontraktor dan keselamatan manusia dalam pembuatan tiang penyangga jembatan maka salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut

Bukti bahwa Allah sayang kepada manusia diantaranya adalah Allah.. Menciptakan udara

Kebijakan yang digunakan pada program disesuaikan dengan kebutuhan, dan ini merupakan sebuah contoh sederhana terhadap implementasi keamanan yang dibutuhkan pada suatu jaringan

Dalam bahasa SQL pada umumnya informasi tersimpan dalam tabel-tabel yang secara logic merupakan struktur dua dimensi dari baris(row atau record) dan kolom(column atau field).

Dari eksperimen sederhana pada tes penentuan posisi pada titik kontrol N0005 dan pengukuran detil planimetrik didapat dua hasil yang agak berbeda dimana pada tes

Alasan di buatkan perancangan sistem penjuaan secara online ini adalah untuk mempermudah untuk memasarkan produk, untuk mempermudah dalam melakukan transaksi

Kesimpulan : Di Indonesia ketersediaan ruangan pelayanan Puskesmas mayoritas adalah ruangan untuk upaya kesehatan perorangan, sedangkan ruangan pelayanan yang layak lebih banyak