The Influence Of Pricing And Product Quality To Consumer
Purchase Decisions Of Olympic Furniture
(Survey In Consumer Of CV. Suka Damai Soreang)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
RIYANTO 21207063
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
v
To Consumer Purchasing Decisions Of Olympic Furniture
(Survey In Consumer Of CV. Suka Damai Soreang)
By : Riyanto
The research was conducted because there decrease in Olympic furniture sales in 2007-2011 periods. This sales decline followed a drop in consumer purchase decisions on furniture Olympic competition amid the business world. The purpose of this study is to determine the pricing, product quality, and purchasing decisions, influence on purchasing decisions of pricing, product quality to influence purchasing decisions and the pricing and product quality to the buying decision partially and simultaneously.
The research was carried out in CV. Suka Damai Soreang Bandung regency. The method used in this study is the method of approach and verifikatif deskriktif with a qualitative approach. The unit of analysis in this study is the determination of pricing and product quality as independent variables and purchasing decisions as the dependent variable. Sampling as many as 46 respondents in this study using accidental sampling method. To determine the effect of pricing and quality products to the buying decision is to use statistical analysis using multiple linear regression analysis, correlation coefficient, determination coefficient and hypothesis testing using the F test and T test, with the help of an application program SPSS 14 for windows.
The results are qualitatively show the pricing and purchasing decisions fall into that category quite well, and the quality of the products included in either category. And quantitative research shows the magnitude of the effect of pricing and product quality simultaneously in a purchase decision by increasing 75.5% and the remaining 24.5% described for other variables outside of variable studied. While pricing for 34.8% influence on purchasing decisions and product quality by 40.8% influence on purchase decisions.
vi
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA FURNITURE OLYMPIC
(SURVEY PADA KONSUMEN CV. SUKA DAMAI SOREANG)
Oleh : Riyanto
Penelitian ini dilakukan karena adanya penurunan penjualan furniture
Olympic dalam kurun waktu 2007-2011. Penurunan penjualan ini diikuti adanya penurunan keputusan pembelian konsumen pada produk furniture Olympic ditengah persaingan dunia bisnis. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui penetapan harga, kualitas produk, dan keputusan pembelian, pengaruh penetapan harga terhadap keputusan pembelian, kualitas produk terhadap keputusan pembelian dan pengaruh penetapan harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian secara parsial dan simultan.
Penelitian ini dilakukan di CV. Suka Damai Soreang kabupaten Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan deskriktif dan verifikatif dengan pendekatan kualitatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah penetapan harga dan kualitas produk sebagai variabel independen dan keputusan pembelian sebagai variabel dependen. Pengambilan sampel sebanyak 46 responden dalam penelitian ini menggunakan metode accidental Sampling. Untuk mengetahui pengaruh penetapan harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian digunakan analisis statistik yaitu menggunakan analisis regresi linear berganda, koefisien korelasi, koefisien determinasi, dan uji hipotesis dengan menggunakan uji F dan uji t, dengan menggunakan bantuan program aplikasi SPSS 14 for windows.
Hasil penelitian secara kualitatif menunjukkan penetapan harga dan keputusan pembelian termasuk dalam kategori cukup baik, dan kualitas produk termasuk dalam kategori baik. Dan hasil penelitian secara kuantitatif menunjukkan besarnya pengaruh penetapan harga dan kualitas produk secara simultan dalam meningkatkan keputusan pembelian sebesar 75,5% dan sisanya 24,5% dijelaskan variabel lain diluar variable yang diteliti. Sedangkan penetapan harga memberikan pengaruh sebesar 34,8% terhadap keputusan pembelian dan kualitas produk memberikan pengaruh sebesar 40,8% terhadap keputusan pembelian.
vii
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah
SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, Shalawat
serta salam dilimpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabat-sahabatnya sehingga Skripsi ini dapat dibuat untuk
memenuhi salah satu syarat dalam menempuh jenjang Strata 1 (S1) Program
Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)
Bandung.
Dalam Penulisan Skripsi ini penulis mengangkat judul “Pengaruh Penetapan Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Furniture Olympic (Survey Pada Konsumen CV. Suka Damai Soreang) ”.
Laporan Skripsi ini disusun dan diharapkan dapat dipahami oleh semua
pihak yang membacanya, namun penulis juga menyadari bahwa kemampuan serta
pengetahuan yang penulis miliki masih terbatas, apabila dalam Skripsi ini terdapat
kesalahan-kesalahan, penulis akan menerima masukan, saran serta kritik yang
viii
dan bimbingan yang telah penulis terima, tidak lupa penulis mengucapkan terima
kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra.,SE., M.Si selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia sekaligus sebagai
dosen wali MN-2 di Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
4. Bapak Rizki Zulfikar, SE., M.Si., selaku dosen pembimbing.
5. Ibu Dra. Rahma Wahdiniwaty, M.Si dan Ibu Raeny Dwisanty, SE.,M.Si
selaku dosen penguji.
6. Semua dosen Universitas Komputer Indonesia.
7. Bapak Wao Ziduhu Harefa, S.Th selaku pemimpin CV. Suka Damai yang
telah memberikan izin untuk melakukan penelitian, serta ibu Neng N. dan
pegawai CV. Suka Damai yang lain yang telah membantu dalam
ix
9. Serta untuk adikku Titin Nuraeni, Windi Asiroh, Rohani, Dian Novita
serta seluruh anggota keluarga yang lain.
10.Sahabat-sahabat yang selalu setia untuk mendukung penulis Reyner
Somasi Niha Harefa, Novan Widiansyah, Risdhika Vidiar, Eryan Ahadian
Kuntara, Supratman, Addliansyah Zamhur Putra, Dikky Subekti, Endro
Dwi Laksono, Irma Nurmaya serta sahabat-sahabat yang lain yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu.
11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang secara
langsung maupun tidak langsung telah membantu dan mendukung penulis
dalam penyusunan Skripsi ini.
Akhir kata, semoga Skripsi ini berguna bagi penulis pribadi umumnya
bagi pihak lain yang membacanya, dan semoga Allah SWT senantiasa
memberikan petunjuk dan perlindungan-Nya untuk kita semua.
Bandung, Agustus 2012
Penulis
x
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ... iii
MOTTO ... iv
ABSTRACT... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xxii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2. Identifikasi Dan Rumusan Masalah ... 13
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 13
1.2.2 Rumusan Masalah ... 14
1.3. Maksud Dan Tujuan Penelitian ... 14
1.3.1 Maksud Penelitian ... 14
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 15
1.4. Kegunaan Penelitian ... 15
1.4.1. Kegunaan Praktis ... 15
xi
HIPOTESIS
2.1. Kajian Pustaka ... 18
2.1.1 Penetapan Harga ... 21
2.1.1.1 Pengertian Harga ... 21
2.1.1.2 Tujuan Penetapan Harga ... 23
2.1.1.3 Langkah Penetapan Harga Dan Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Harga ... 24
2.1.1.4 Modifikasi Harga ... 24
2.1.1.5 Indikator Harga ... 25
2.1.2 Kualitas Produk ... 25
2.1.2.1 Pengertian Kualitas Produk ... 25
2.1.2.2 Indikator Kualitas Produk ... 26
2.1.3 Keputusan Pembelian ... 27
2.1.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian ... 27
2.1.3.2 Tipe Perilaku Pembelian Konsumen ... 28
2.1.3.3 Peranan Dalam Proses Pengambilan Keputusan Konsumen ... 28
2.1.3.4 Proses Pengambilan Keputusan Konsumen ... 29
2.1.3.5 Indikator Keputusan Pembelian ... 33
xii
2.2.2 Keterkaitan Antara Penetapan Harga Dengan
Keputusan Pembelian ... 44
2.2.3 Keterkaitan Antara Kualitas Produk Dengan Keputusan Pembelian ... 46
2.2.4 Keterkaitan Antara Penetapan Harga Dan Kualitas Produk Dengan Keputusan Pembelian ... 46
2.2.5 Bagan Kerangka Pemikiran ... 47
2.3. Hipotesis ... 48
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian ... 49
3.2. Metode Penelitian ... 49
3.2.1 Desain Penelitian ... 52
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 57
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 59
3.2.3.1 Sumber Data ... 59
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 59
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 61
3.2.4.1 Uji Validitas ... 62
3.2.4.2 Uji Reliabilitas ... 66
3.2.4.3 Uji MSI (Data Ordinal Ke Interval) ... 68
xiii
3.2.5.2 Uji Hipotesis ... 75
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 80
4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 80
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 81
4.1.3 Uraian Tugas ... 82
4.1.4 Aktivitas Perusahaan ... 86
4.2. Pembahasan Penelitian ... 87
4.2.1 Karakteristik Responden ... 87
4.3. Analisis Deskriptif ... 93
4.3.1 Tanggapan Konsumen Tentang Penetapan Harga Pada Furniture Olympic CV. Suka Damai Soreang ... 93
4.3.2 Tanggapan Konsumen Tentang Kualitas Produk Pada Furniture Olympic CV. Suka Damai Soreang ... 100
4.3.3 Tanggapan Konsumen Tentang Keputusan Pembelian Pada Furniture Olympic CV. Suka Damai Soreang ... 112
4.4. Analisis Verifikatif ... 124
xiv
DAFTAR PUSTAKA ... 143
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perekonomian yang semakin pesat di era globalisasi ini membuat
keadaan persaingan bisnis baik di pasar domestik maupun pasar internasional
semakin ketat. Perubahan tingkat perekonomian ini diiringi dengan kemajuan
teknologi yang dapat mempermudah perusahaan domestik maupun internasional
dalam mengembangkan bisnisnya. Setiap perusahaan berlomba-lomba dalam
mencari dan merebut hati konsumen mereka masing-masing untuk melakukan
pembelian. Perusahaan juga harus memiliki keunggulan tersendiri agar dapat
memenangkan perlombaan.
Persaingan bisnis di pasar domestik yang sedang mengalami kemajuan
adalah bidang industri. Berbagai usaha di bidang industri terus menerus
meningkat karena adanya peningkatan ekonomi masyarakat dan kebutuhan
masyarakat yang selalu bertambah, hal tersebut secara tidak langsung membantu
pertumbuhan dunia industri. Perubahan ini akan mengubah pola pikir perusahaan
untuk mengatur dan menggunakan strategi yang tepat dalam bisnis mereka.
Dalam merencanakan sebuah strategi, perusahaan harus memiliki
manajemen perusahaan yang baik. Manajemen sebuah perusahaan harus bisa
maka perusahaan akan memiliki suatu kebanggaan yang bisa mereka tunjukan
kepada konsumennya.
Bisnis industri dibagi menjadi beberapa golongan berdasarkan kriteria
masing-masing, salah satunya adalah berdasarkan tempat asal bahan baku.
Kriteria ini dibagi menjadi 3 golongan yaitu golongan ekstraktif, nonekstraktif
dan fasilitatif. Golongan ekstraktif adalah industri yang menggunakan bahan baku
langsung dari alam. Golongan nonekstraktif adalah industri yang menggunakan
bahan baku dari tempat lain bukan langsung dari alam. Sedangkan golongan
fasilitatif adalah industri jasa.
Seperti yang telah dijabarkan, industri ekstraktif cukup sulit untuk
dikembangkan. Hal ini disebabkan karena bahan baku utama yang mereka
gunakan berasal langsung dari alam. Jika perusahaan tidak bisa mengatasi
masalah sumber daya alam maka mereka akan sulit mengembangkan bisnis
mereka dan bahkan mungkin akan terjadi kebangkrutan. Oleh sebab itu sebuah
strategi yang baik dibutuhkan dalam melakukan pelaksanaan operasional dan
produksi mereka.
Industri mebel merupakan salah satu golongan industri ekstraktif. Pada
industri ini terjadi perkembangan yang cukup pesat. Hal ini ditunjukan dari
merek-merek furniture baru yang ikut dalam dunia persaingan, dengan kata lain
suatu perusahaan harus bersaing dengan pesaing lama dan pesaing baru. Beberapa
merek furniture yang sudah memiliki citra di hati masyarakat diantaranya adalah Olympic, Ligna, Solid, Olympia dan Family. Saat ini merek-merek furniture
ini adalah hasil survey furniture terbaik di Indonesia versi Top Brand Award dari tahun 2009 sampai 2011:
Tabel 1.1
TOP Brand Award Furniture Knockdown
TOP BRAND AWARD
2009 2010 2011 2012
MEREK TBI MEREK TBI MEREK TBI MEREK TBI Olympic 70,1 % Olympic 70,5 % Olympic 80,4 % Olympic 75,1%
Ligna 7,4 % Ligna 8,8 % Ligna 5,6 % Ligna 7,4% Solid 4,3 % Solid 2,6 % Solid 3,0 % Solid 4,4% Olympia 1,9 % Olympia 1,3 % Family 1,8%
(sumber: www.topbrand-award.com)
Pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa dari tahun 2009 sampai 2012
furniture merek Olympic berada di peringkat teratas dan setiap tahunnya menunjukkan angka kenaikan masyarakat yang menyukai produk Olympic. Hal
ini menunjukkan bahwa produk Olympic merupakan produk terbaik dibandingkan
dengan merek lain. Hal ini dapat mengindikasikan pemilihan yang lebih selektif
dari showroom-showroom furniture dalam memilih merek yang akan mereka perdagangkan, karena showroom furniture mempunyai andil yang cukup besar dalam penjualan furniture.
Saat ini kebutuhan masyarakat akan furniture sedang meningkat.
Furniture merupakan kebutuhan sekunder yang pemenuhan kebutuhannya tidak mendesak namun cukup penting, namun dalam segi penjualan, produk furniture
tidak selaris menjual barang kebutuhan pokok. Industri furniture pasti akan terus mengalami pertumbuhan, sebab masyarakat semakin sadar akan kebutuhan untuk
mengisi rumah dan membuatnya nyaman serta mengikuti tren yang ada.
Perusahaan harus memiliki strategi pemasaran yang handal agar dapat mencapai
tujuan yang diinginkan, dimana dalam hal ini adalah peningkatan penjualan.
Berbagai strategi dilakukan oleh perusahaan untuk menarik konsumen baru dan
memberi kepuasan kepada konsumen tetapnya, penetapan harga yang baik dan
produk yang berkualitas adalah salah satu strategi yang cocok untuk
mempengaruhi keputusan pembelian para konsumen baik konsumen baru maupun
konsumen tetap.
Dengan berkembangnya ekonomi, teknologi dan daya pikir masyarakat,
konsumen pasti menyadari bahwa diri ini mempunyai hak untuk mendapatkan
produk yang berkualitas dengan diiringi harga yang terjangkau untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan sehingga sesuai dengan yang diharapkan. Dengan hal ini
perusahaan juga berharap adanya perubahan perilaku konsumen yang positif baik
sebelum melakukan pembelian maupun sesudah pembelian.
CV. Suka Damai Soreang adalah perusahaan yang bergerak dibidang
penjualan furniture seperti meja, kursi, tempat tidur, meja belajar, matras, lemari dan lain-lain, baik secara tunai maupun kredit dari berbagai merek seperti Big
Panel, Olympic dan furniture pabrikan rumah. Namun produk utama
penjualannya adalah Olympic, alasan perusahaan ini menjual produk Olympic
lebih utama dibandingkan dengan produk merek lainnya adalah merek Olympic
memiliki nama yang tidak asing lagi bagi masyarakat, kualitas yang sudah
terbukti bagus, mudah dalam memperbaiki kerusakan, mudah dalam konsutruksi
barang dan terjalin kerjasama yang baik antara pihak Olympic dengan perusahaan
Dalam upaya memasarkan dan menarik konsumen, CV. Suka Damai
Soreang melakukan penjualan pribadi melalui tenaga pemasarannya yakni
wiraniaga/salesman. Wiraniaga dituntut untuk melakukan kegiatan penjualan dengan cara mengunjungi dari rumah ke rumah calon konsumen dengan hanya
berbekal sebuah album foto dan product knowledge yang disediakan oleh perusahaan. Wiraniaga tersebut melakukan penjualan dengan komunikasi
langsung terhadap konsumen serta menjelaskan secara detail produk yang ada
pada album yang berisikan daftar harga dan foto-foto barang serta kualitas produk
yang akan ditawarkan dengan tujuan mempengaruhi konsumen tersebut agar
melakukan pembelian.
Berikut ini adalah omset penjualan semua furniture Olympic CV. Suka Damai Soreang dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011:
Gambar 1.1
Grafik Data Omset Penjualan Furniture Olympic Tahun 2007 – 2011
Rp 1.609.841 Rp 1.705.830
Rp 1.395.331
Rp 835.775 Rp 831.661
Rp-Rp200.000 Rp400.000 Rp600.000 Rp800.000 Rp1.000.000 Rp1.200.000 Rp1.400.000 Rp1.600.000 Rp1.800.000
2007 2008 2009 2010 2011
Omset Penjualan
Furniture
Olympic CV. Suka
Berdasarkan Gambar 1.1 dapat kita lihat bagaimana perkembangan omset
penjualan produk Olympic. Penjualan produk Olympic setiap tahunnya terus
menurun. Jika hal ini tidak segera ditanggulangi maka CV. Suka Damai tidak
akan sanggup bertahan dalam persaingan bisnis showroomfurniture.
Dalam menjalankan bisnis usahanya, CV. Suka Damai masih dirasa
kurang optimal dalam menjalankan strateginya. CV. Suka Damai memilih dan
menggunakan strategi lama, seperti pada strategi penetapan harga. Menurut
wawancara dengan Ibu Neng N. Bagian Administrasi di CV. Suka Damai
Soreang, CV. Suka Damai Soreang sama sekali tidak melakukan pemodifan harga
dan tidak memberikan potongan harga berbentuk apapun kepada pelanggan.
Menurut Djaslim Saladin (2007:99) modifikasi harga perlu dilakukan agar
perusahaan memperoleh keuntungan bersih yang maksimal dengan harga yang
bersaing.
Modifikasi harga menurut Djaslim Saladin (2007:99) dapat berbentuk:
1. Penetapan harga per wilayah geografis
2. Potongan harga dan imbalan khusus (price discount and allowances) 3. Penetapan harga promosi
4. Penetapan harga diskriminatif
5. Penetapan harga produk baru
6. Penetapan harga dalam bauran produk
Terkadang sebuah pemotongan harga sangat berperan penting dalam
kelangsungan hidup sebuah perusahaan, walaupun dengan pemotongan harga
Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2010:171) menjelaskan bahwa perusahaan
mempunyai alasan-alasan tertentu dalam memperkasai pemotongan harga. Alasan
tersebut adalah :
1. Kelebihan kapasitas
2. Merosotnya bagian pasar akibat makin ketatnya persaingan
3. Untuk mengunggulkan pasar melalui struktur biaya yang lebih rendah
Dengan melihat penjabaran diatas maka dalam strategi penetapan harga
tentu saja harus dibenahi karena harga furniture Olympic itu sendiri termahal dibandingkan merek furniture lain yang dijual oleh CV. Suka Damai Soreang. Hal ini dilakukan untuk menarik para konsumen untuk melakukan pembelian di CV.
Suka Damai Soreang.
Djaslim Saladin (2007:95) menjelaskan bahwa harga adalah sejumlah
uang sebagai alat ukur untuk memperoleh produk atau jasa. Harga merupakan
unsur dalam menilai suatu barang atau jasa dari segi manfaat maupun kualitas
yang dapat dinyatakan dalam bentuk uang.
Penetapan harga merupakan komponen utama kedua dari bauran
pemasaran. Harga adalah komponen bauran pemasaran yang menghasilkan
pendapatan, sedangkan yang lainnya menghasilkan biaya (Herry Achmad
Buchory & Djaslim Saladin, 2010:159).
Memahami bagaimana konsumen memahami dan menerima harga suatu
produk atau jasa, merupakan prioritas pemasaran yang penting karena
akan mempengaruhi kuantitas yang terjual. Dari sudut pandang konsumen, harga
itu seringkali digambarkan sebagai indikator nilai suatu barang.
Salah satu pertimbangan dalam penetapan harga adalah mutu atau
kualitas suatu produk. Perusahaan akan berani menawarkan harga tinggi jika
produk yang dijual mempunyai kualitas yang tinggi pula dan begitu juga
sebaliknya. Akan tetapi mayoritas konsumen Indonesia menginginkan produk
yang berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau. Hal ini tentu harus
diperhatikan oleh perusahaan agar produknya dapat dijangkau oleh lapisan
masyarakat manapun.
Furniture Olympic adalah produk dengan mutu yang tinggi. Hal ini sudah diakui oleh masyarakat Indonesia yang ditunjukan dari hasil penjualan yang
jauh lebih besar dibandingkan dengan merek furniture lainnya. Merek Olympic
juga selalu menempati posisi teratas di Top Brand Award Furniture Knockdown
dari tahun ke tahun, hal ini mengartikan bahwa merek Olympic mempunyai citra
yang baik di mata konsumen. Citra baik yang dimiliki Olympic itu sendiri
dikarenakan furniture Olympic mempunyai mutu dan kualitas yang sangat baik.
Furniture Olympic memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan
merek furniture lain. Diantaranya adalah fitur-fitur menarik yang berbeda-beda di setiap produknya, misalnya pada produk meja belajar disediakan tempat buku dan
tempat seragam sekolah. Furniture Olympic juga mempunyai daya tarik atau estetika yang menarik, hal ini bisa dilihat dari bentuk dan penampilan furniture
pemberian warna dan tekstur yang menarik bagi setiap anggota keluarga. Serta
keunggulan lainnya adalah kemudahan dalam memperbaiki furniture Olympic.
Menurut wawancara dengan Ibu Neng N. selaku Bagian Administrasi
CV. Suka Damai, menjelaskan bahwa pelanggan CV. Suka Damai banyak yang
mengeluhkan tentang daya tahan yang dimiliki furniture Olympic. Masalah mengenai daya tahan furniture Olympic ini dikarenakan bahan dasar yang digunakan pada produk furniture Olympic, furniture Olympic menggunakan
bahan partikel. Yang dimaksud dengan bahan partikel adalah serbuk kayu kasar
yang dicampur dengan bahan kimia khusus, campuran tersebut kemudian
disatukan dengan lem dan dikeringkan dengan suhu tinggi. Namun, kayu partikel
tergolong jenis kayu yang tidak tahan lama. Dalam kurun waktu tertentu, kayu
partikel bisa berubah bentuk, terutama jika terkena air dan menahan beban terlalu
berat.
Faktor lain yang mempengaruhi kualitas furniture Olympic adalah
prosedur penyimpanan dan pengiriman barang. Pada prosedur penyimpanan yang
dilakukan CV. Suka Damai masih kurang diperhatikan. Penyimpanan barang
dilakukan di gudang biasa bukan di tempat penyimpanan khusus untuk barang
mebel. Suatu barang yang terbuat dari bahan kayu seharusnya tidak disimpan di
tempat yang lembab karena akan mempengaruhi tingkat kualitas barang tersebut.
Selain mengenai tempat hal lain yang perlu diperhatikan adalah perlindungan
terhadap furniture, CV. Suka Damai tidak memberikan perlindungan dengan baik terhadap produk yang akan mereka jual. Perlindungan barang bisa dilakukan
terlindung dari air hujan yang dikarenakan atap bocor ataupun dari serangan
serangga seperti rayap. Serta mengenai prosedur pengambilan dan pengiriman
barang juga belum dilakukan dengan baik. Seperti halnya prosedur penyimpanan,
prosedur pengambilan dan pengiriman juga tidak disertai dengan perlindungan
barang. Barang dibiarkan terkena panas dan air hujan dalam proses pengambilan
dan pengantaran barang.
Selain hal tersebut hal lainnya adalah masalah wiraniaga/salesman.
Wiraniaga seringkali melebih-lebihkan kualitas produk yang ditawarkan sehingga
tingkat harapan pelanggan menjadi naik, jika kualitas produk tidak sesuai dengan
apa yang diharapkan pelanggan maka akan timbulnya suatu ketidakpuasan. Hal
ini ditakutkan akan mempengaruhi keputusan pelanggan pada pembelian
berikutnya.
Pengertian umum produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke
pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan
yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Termasuk dalam pengertian
produk, yaitu: obyek secara fisik, pelayanan, orang, tempat, organisasi, gagasan,
atau bauran dari semua wujud diatas. (Djaslim Saladin, 2007:99).
Kualitas berarti keseluruhan ciri serta sifat suatu produk atau jasa yang
berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan
atau tersirat (Kotler, 1997:49).
Kualitas produk merupakan upaya konsumen mengevaluasi secara
menyeluruh terhadap kehandalan dan superioritas performance produk atau jasa
Akibat adanya kelemahan yang dimiliki furniture Olympic serta kurang dijaganya kualitas produk dengan baik oleh CV. Suka Damai maka akan
timbulnya keluhan para pelanggan mengenai kerusakan produk yang mereka beli.
Berikut adalah data mengenai keluhan kerusakan furniture Olympic dalam kurun
waktu 1 tahun :
Tabel 1.2
Data Kerusakan Furniture Olympic
Tanggal Nama Pelanggan Alamat Kode/Nama
Barang Keterangan
23-05-2011 Bp. Dono/Ibu Ida Kp. Jatisari KAD 010880 Macet 25-05-2011 Ibu Ipah/Bp. Asep Kp. Ciputat Lemari Kristal Servis 19-08-2011 Ibu Yeti/Usep Kp. Baraja Springbed Servis 12-10-2011 Ibu Heni/Asep Kp. Marga Mulya Mesin cuci Servis 26-10-2011 Ibu Susi/Dasep Kp. Ciwidey Matras Servis 05-11-2011 Ibu Herawati/Agus Kp. Ciparia Atrt Macet 29-11-2011 Ibu Inu/Supriyanto Kp. Cangkuang Kursi gaja Macet 15-12-2011 Ibu Yuli/Sutisna Komplek Kebun Kopi Kursi Hongkong Servis 12-01-2012 Ibu Sri/Ade Kp. Cibogo Sawo Rak Piring Servis 25-01-2012 Ibu Heni/Eep Kp. Marga Mulya Mesin cuci Servis 26-01-2012 Ibu Susi/Dasep Ciwidey Spring bed Servis 28-02-2012 Ibu Susi/Dasep Kp. Ciwidey Kulon Spring bed Servis 01-03-2012 Bp. Maslan/Nining Kp. Bumi Wangi Kursi Jeiko Macet 07-04-2012 Ibu Reni/Iman Kp. Ciparia Platinum S Macet
Menurut survey awal yang sudah dilakukan pada 20 responden, pada
variabel penetapan harga didapatkan hasil 65% responden menyatakan bahwa
harga furniture Olympic di CV. Suka Damai Soreang tidak terjangkau, 35% responden menyatakan bahwa harga furniture Olympic di CV. Suka Damai
Soreang terjangkau. Dan 60% responden menyatakan bahwa harga furniture
menyatakan harga furniture Olympic tidak mampu bersaing dengan merek
furniture lain.
Sedangkan untuk variabel kualitas produk didapatkan, 55% responden
menyatakan bahwa furniture Olympic mempunyai daya tahan yang tidak lama,
45% menyatakan bahwa daya tahan furniture Olympic lama. Dan 55% responden menyatakan desain furniture Olympic tidak menarik, 45% responden menyatakan desain furniture Olympic menarik .
Dari faktor harga yang cukup tinggi dan kualitas produk yang kurang
dijaga CV. Suka Damai Soreang mengakibatkan penurunan jumlah pelanggan
yang membeli produk Olympic di CV. Suka Damai Soreang. Berikut adalah data
jumlah pelanggan Olympic dari tahun 2007 sampai 2011:
Gambar 1.2
Grafik Data Jumlah Pelanggan Produk Olympic Tahun 2007 – 2011
Dari data diatas kita bisa lihat perkembangan jumlah pelanggan yang
membeli produk Olympic. Dari tahun 2007 sampai dengan 2011 jumlah
pelanggan Olympic semakin menurun, hal ini disebabkan pengaruh faktor harga
106
90
80 75
73
0 20 40 60 80 100 120
2007 2008 2009 2010 2011
dan kualitas produk furniture Olympic di CV. Suka Damai Soreang yang dirasakan kurang menarik hati pelanggannya dalam melakukan pembelian.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mengambil penelitian
pada CV. Suka Damai Soreang, dengan mengambil judul penelitian:
“PENGARUH PENETAPAN HARGA DAN KUALITAS PRODUK
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA FURNITURE
OLYMPIC (SURVEY PADA KONSUMEN CV. SUKA DAMAI SOREANG)”.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka
identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan konsumen akan furniture semakin bertambah.
2. Merek-merek furniture baru bermunculan.
3. Showroom furniture sadar akan pentingnya perubahan strategi yang digunakan.
4. CV. Suka Damai Soreang kurang optimal dalam menetapkan harga.
5. CV. Suka Damai Soreang tidak melakukan pemodifan harga.
6. Furniture Olympic adalah furniture termahal yang dijual CV. Suka Damai Soreang.
7. Daya tahan furniture Olympic masih kurang, dikarenakan bahan dasar yang
digunakan produk tersebut.
9. Wiraniaga/Salesman terlalu melebih-lebihkan kualitas furniture Olympic sehingga terjadi peningkatan harapan konsumen.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang disampaikan dalam latar belakang penelitian
diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana tanggapan pelanggan terhadap penetapan harga furniture Olympic
di CV. Suka Damai Soreang.
2. Bagaimana tanggapan pelanggan terhadap kualitas produk furniture Olympic di CV. Suka Damai Soreang.
3. Bagaimana tingkat keputusan pembelian furniture Olympic di CV. Suka Damai Soreang.
4. Seberapa besar pengaruh penetapan harga dan kualitas produk terhadap
keputusan pembelian furniture Olympic di CV. Suka Damai Soreang secara parsial maupun simultan.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Adapun maksud dari mengadakan penelitian ini adalah untuk
mengumpulkan informasi yang akan digunakan untuk menganalisis pengaruh
penetapan harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk
furniture Olympic pada CV. Suka Damai Soreang. Dan diharapkan dapat mebantu perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi sesuai dengan topik
mengenai pengaruh penetapan harga dan kualitas produk terhadap keputusan
pembelian.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tanggapan konsumen terhadap penetapan harga furniture
Olympic di CV. Suka Damai Soreang.
2. Untuk mengetahui tanggapan konsumen terhadap kualitas produk furniture
Olympic di CV. Suka Damai Soreang.
3. Untuk mengetahui tingkat keputusan pembelian konsumen pada furniture
Olympic di CV. Suka Damai Soreang.
4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penetapan harga dan kualitas
produk terhadap keputusan pembelian konsumen pada furniture Olympic CV.
Suka Damai Soreang secara parsial maupun simultan.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis
Dari hasil penelitian dan pengumpulan data-data kemudian dituangkan
dalam bentuk penelitian ini, adapun manfaat-manfaat yang dapat diambil tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Kegunaan yang diharapkan adalah menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai manajemen pemasaran terutama dalam teori penetapan harga
2. Bagi perusahaan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi informasi yang sangat
bermanfaat bagi pihak perusahaan untuk dijadikan suatu acuan atau bahan
pemikiran dalam memberikan informasi tentang besarnya pengaruh
penetapan harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian.
Sehingga perusahaan dapat menarik perhatian untuk menggerakan hati
konsumen melakukan pembelian.
3. Bagi pihak lain
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan dan
bahan referensi tentang informasi pengaruh penetapan harga dan kualitas
produk sehingga dapat digunakan sebagai umpan balik bagi kinerja
masing-masing.
1.4.1. Kegunaan Akademis
1. Untuk menambah dan memperluas wawasan pengetahuan agar dapat
dijadikan bahan referensi untuk pengembangan ilmu Manajemen
Pemasaran
2. Bagi penulis lainnya, hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran bagi
penulis lain yang membutuhkan informasi tentang analisa pengaruh
penetapan harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian
konsumen.
3. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang
manajemen pemasaran terutama tentang penetapan harga, kualitas produk
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dimana penulis memperoleh serta mengumpulkan data
dan informasi yang diperlukan yaitu CV. Suka Damai Soreang yang beralamat di
Jl. RAYA SADU No.206B SOREANG, KABUPATEN BANDUNG 40275. Telp
[image:30.595.117.508.310.607.2](022)-85870236.
Tabel 1.3 Jadwal Penelitian
Keterangan
Maret ‘ 2 April ‘ 2 Mei ‘ 2 Juni ‘ Juli ‘ 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengambilan data
Analisis data
Penulisan laporan
Penyusunan UP
Sidang UP
Revisi UP
Pengumpulan Data
Analisis Data
Penulisan Skripsi
18
2.1 Kajian Pustaka
Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang
untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan
barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan
perusahaan (Djaslim Saladin, 2007:1). Pemasaran (marketing) itu sendiri berasal dari kata market (pasar), pasar dapat diartikan sebagai tempat dimana pembeli dan penjual bertemu untuk melakukan tukar menukar barang.
Philip Kotler dalam buku Herry Achmad Buchory & Djaslim Saladin
(2010:1) menyatakan:
“Marketing is a society by which individuals and groups obtain what they need
and want through creating, offering, and freely exchanging products and services
of value with others”.
Yang artinya: “Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu
atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai
Sumber: Herry Achmad Buchory & Djaslim Saladin (2010:3)
Gambar 2.1
Pertukaran Dalam Sistem Pemasaran Sederhana
Dari gambar 2.1 kita dapat melihat bagaimana proses pertukaran dalam
sistem pemasaran. Dimana para penjual mengirimkan barang, jasa dan
komunikasi pada para pembeli. Dan sebagai imbalannya mereka menerima
pembayaran atau uang dan informasi.
Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler (Herry Achmad Buchory &
Djaslim Saladin, 2010:5) adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi,
penetapan harga, promosi, dan distribusi gagasan, barang, dan jasa, untuk
menghasilkan pertukaran yang memuaskan individu dan memenuhi tujuan
organisasi.
Tujuan manajemen pemasaran adalah untuk mempengaruhi tingkat,
jangkauan waktu, komposisi permintaan, sehingga membantu organisasi mencapai
sasarannya.
Komunikasi
Informasi Uang Barang & Jasa
Market
(Kumpulan Para Pembeli) Industri
Kotler menjelaskan pemasar (marketer) adalah seseorang yang dapat menjawab tentang minat seorang pembeli yang terlibat dalam pertukaran nilai.
Calon pembeli adalah yang yang diidentifikasikan oleh pemasar sebagai seorang
yang bersedia dan mampu terlibat dalam pertukaran nilai. Marketer bukan sekedar
ingin mencapai target penjualan tetapi juga harus mampu menciptakan
relationship (Herry Achmad Buchory & Djaslim Saladin, 2010:5).
Sedangkan bauran pemasaran (marketing mix) menurut Kotler adalah
seperangkat variabel pemasaran yang dapat dikuasai oleh perusahaan dan
digunakan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran (Herry Achmad Buchory &
Djaslim Saladin, 2010:5).
Perangkat variabel atau unsur-unsur itu adalah:
1. Produk (product)
2. Harga (price)
3. Promosi (promotion)
4. Tempat (place)
Harga merupakan salah satu variabel bauran pemasaran sehingga harga
dapat dikatakan penentuan nilai suatu produk dibenak konsumen. Unsur harga
adalah satu-satunya sumber penghasilan didalam bauran pemasaran tidak seperti 3
unsur yang lain yang menjadi sumber pengeluaran perusahaan. Menurut Djaslim
Saladin (2007:95) harga adalah sejumlah uang sebagai alat ukur untuk
memperoleh produk atau jasa.
Memahami bagaimana konsumen memahami dan menerima harga suatu
berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan. Tingkat harga yang ditetapkan
akan mempengaruhi kuantitas yang terjual.
2.1.1. Penetapan Harga 2.1.1.1 Pengertian Harga
Harga merupakan unsur dalam menilai suatu barang atau jasa dari segi
manfaat maupun kualitas yang dapat dinyatakan dalam bentuk uang. Djaslim
Saladin (2007:95) menjelaskan bahwa harga adalah sejumlah uang sebagai alat
ukur untuk memperoleh produk atau jasa.
Harga menurut Arlina Nurbaity Lubis dan Martin (2009) : “harga
merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu
barang atau jasa.
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:345) harga (price) adalah sejumlah
uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang
ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau
menggunakan suatu produk atau jasa.
Banyak konsumen menggunakan harga sebagai indikator kualitas. Dimana
harga dan persepsi kualitas suatu produk berinteraksi. Produk yang harganya lebih
mahal dianggap memiliki kualitas lebih tinggi juga. Produk berkualitas tinggi
biasanya memiliki harga yang lebih tinggi daripada sesungguhnya.
Fandy Tjiptono (2008:151) menyatakan harga merupakan satuan moneter
atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar
memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Sementara
nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas
suatu barang atau jasa.
Menurut Husein Umar (2002:32) harga merupakan sejumlah nilai yang
ditukarkan konsumen dengan manfaat yang dimiliki atau menggunakan produk
yang ditetapkan oleh pemasar. Harga berhubungan dengan keputusan konsumen
apabila harga yang ditetapkan sesuai dan terjangkau oleh masyarakat maka akan
menimbulkan suatu keputusan pembelian suatu produk yang ditawarkan.
Menurut Monroe (2005) menyatakan bahwa harga merupakan
pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh produk atau
jasa. Selain itu harga salah satu faktor penting konsumen dalam mengambil
keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak (Engel, Blackwell dan Miniard,
1996). Harga dikatakan mahal, murah atau biasa-biasa saja dari setiap individu
tidaklah harus sama, karena tergantung dari persepsi individu yang dilatar
belakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu (Schifman and Kanuk,
2001).
Harga bukan hanya angka-angka di label harga. Harga mempunyai banyak
bentuk dan melaksanakan banyak fungsi. Sewa, uang sekolah, ongkos, upah/fee,
bunga, tarif, biaya penyimpanan, gaji dan komisi semuanya merupakan harga
yang harus anda bayar untuk mendapatkan barang atau jasa. (Kotler & Keller,
2008:68)
Sepanjang sejarah, harga ditetapkan melalui negosiasi antara pembeli dan
penjual. Tawar menawar masih sering dilakukan di beberapa bidang. Menetapkan
bersama perkembangan perdagangan eceran skala besar pada akhir abad
kesembilan belas.
Dengan melihat pentingnya harga, perusahaan perlu memikirkan tentang
harga jual produknya secara tepat karena harga yang tidak tepat berakibat tidak
menarik konsumen untuk melakukan pembelian. Penetapan harga suatu produk
merupakan ukuran terhadap besar kecilnya nilai suatu produk dengan harga yang
ditetapkan dapat terjangkau dan sesuai dengan apa yang diharapkan.
2.1.1.2 Tujuan Penetapan Harga
Tujuan penetapan harga menurut Djaslim Saladin (2007:95) adalah sebagai
berikut:
1. Profit maximalization pricing (maksimalisasi keuntungan) Bertujuan untuk mencapai maksimalisasi keuntungan.
2. Market share pricing (penetapan harga untuk merebut pangsa pasar) Dengan harga rendah maka pasar akan dikuasai.
3. Market skimming pricing (memerah pasar)
4. Current revenue pricing (penetapan laba untuk pendapatan maksimal) 5. Target profit pricing (penetapan harga untuk sasaran)
Harga berdasarkan target penjualan dalam periode tertentu.
6. Promotional pricing (penetapan harga untuk promosi)
Penetapan harga untuk suatu produk dengan maksud untuk mendorong
2.1.1.3 Langkah Penetapan Harga Dan Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Harga
Langkah-langkah dalam penetapan harga menurut Herry Achmad Buchory
& Djaslim Saladin (2010:160) adalah sebagai berikut:
1. Menyeleksi tujuan penetapan harga
2. Menentukan permintaan (determinant demand) 3. Memperkirakan biaya
4. Menganalisa biaya, harga dan tawaran pesaing
5. Memilih metode penetapan harga
6. Memilih harga akhir
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan harga (Djaslim
Saladin, 2007:95) adalah sebagai berikut:
1. Permintaan produk
2. Reaksi pesaing
3. Bauran pemasaran
4. Target dan bagian bagian saham pasar
5. Biaya untuk memproduksi
2.1.1.4 Modifikasi Harga
Djaslim Saladin (2007:99) menjelaskan modifikasi harga perlu dilakukan
agar perusahaan memperoleh keuntungan bersih yang maksimal dengan harga
1. Penetapan harga per wilayah geografis
2. Potongan harga dan imbalan khusus (price discount and allowances)
3. Penetapan harga promosi
4. Penetapan harga diskriminatif
5. Penetapan harga produk baru
6. Penetapan harga dalam bauran produk
2.1.1.5 Indikator Harga
Pada penelitian ini menggunakan indikator yang digunakan pada
penelitian Rinaldi Bursan (2009:83), berikut adalah indikator harga yang
digunakan :
1. Kesesuaian harga dengan manfaat produk
2. Kesesuaian harga dengan pendapatan/uang saku yang diterima
3. Kesesuaian harga dengan kualitas produk
2.1.2. Kualitas Produk
2.1.2.1 Pengertian Kualitas Produk
Definisi kualitas menurut ISO 8402 seperti yang dikutip oleh Gasperz
(2001) sebagai totalitas dari karakteristik suatu produk yang menunjang
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan atau
ditetapkan.
Kualitas berarti keseluruhan ciri serta sifat suatu produk atau jasa yang
berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan
Menurut Payne (1993:24) definisi kualitas produk adalah suatu bentuk
dengan nilai kepuasan yang kompleks.
Kualitas produk merupakan upaya konsumen mengevaluasi secara
menyeluruh terhadap kehandalan dan superioritas performance produk atau jasa
tertentu (Keni, 2000:45).
Kotler dan Amstrong (2003:22) menyatakan bahwa sesuai dengan
konsep produk, konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu
terbaik, kinerja terbaik, dan sifat terbaik dan bahwa organisasi harus mencurahkan
tenaganya untuk melakukan perbaikan produk secara terus menerus. Perusahaan
yang mampu memuaskan pelanggan dan memiliki konsumen yang setia
cenderung mampu bertahan dalam kondisi perekonomian saat ini.
2.1.2.2 Indikator Kualitas Produk
Sedangkan menurut Tjiptono (1997:25-26) kualitas produk memiliki 8
dimensi, dimensi-dimensi ini kemudian akan dijadikan indikator kualitas produk
dalam penelitian ini. Delapan dimensi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Performance (kinerja) 2. Reliability (kehandalan)
3. Feature (ciri-ciri atau keistimewaan tambahan) 4. Durability (daya tahan)
5. Aesthetics (daya tarik)
6. Service ability (kenyamanan, mudah direparasi)
7. Conformance to Specifications (kesesuaian dengan spesifikasi)
2.1.3. Keputusan Pembelian
2.1.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian
Di dalam proses keputusan untuk membeli suatu produk dipengaruhi oleh
bermacam-macam dorongan. Meskipun produsen dan pemasar sama sekali tidak
bisa memaksakan keputusan membeli, akan tetapi adanya motif-motif pembelian
itu maka para produsen dapat mempengaruhi atau memperbesar kecenderungan
para konsumen tersebut untuk membeli dengan berbagai cara diantaranya dengan
melakukan penetapan harga yang baik dan produk yang ditawarkan memiliki
kualitas yang baik sehingga calon pembeli tertarik untuk melakukan pembelian.
Pengambilan keputusan pembelian merupakan bagian terpenting dalam tingkah
laku konsumen secara umum dan merupakan titik awal dari keseluruhan pola
konsumsi konsumen.
Menurut Mustafid dan Aan Gunawan (2008) keputusan pembelian adalah
suatu alasan tentang bagaimana konsumen menentukan pilihan terhadap
pembelian suatu produk yang sesuai dengan kebutuhan, keinginan serta
harapannya, sehingga dapat menimbulkan kepuasan atau ketidakpuasan terhadap
produk tersebut yang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya keluarga,
harga, pengalaman, dan kualitas produk.
Sedangkan menurut Dewi Urip Wahyuni (2008) keputusan pembelian
adalah pilihan akhir yang dilakukan oleh konsumen dalam memenuhi keinginan
2.1.3.2 Tipe Perilaku Pembelian Konsumen
Menurut Kotler (2000) terdapat empat jenis perilaku pembelian konsumen,
yaitu:
1. Perilaku pembelian yang rumit
Perilaku ini lazim terjadi bila produknya mahal, jarang dibeli, berisiko, dan
sangat mengekspresikan pribadi.
2. Perilaku pembelian pengurang ketidaknyamanan/ketidakcocokan
Perilaku ini terjadi bila konsumen melihat sedikit perbedaan di antara merek
dan tidak ada yang menonjol, didasarkan kenyataan bahwa pembelian itu
mahal dan berisiko, pembeli akan memilih sambil mempelajari apa yang
tersedia namun akan membeli dengan cepat.
3. Perilaku pembelian karena kebiasaan
Konsumen tidak membentuk sikap terhadap sebuah merek tetapi memilihnya
karena itu sudah biasa dikenalnya, tidak dilakukan pencarian informasi
tentang merek.
4. Perilaku pembelian yang mencari variasi
Kondisi keterlibatan konsumen rendah tetapi ditandai oleh perbedaan merek
yang nyata. Perusahaan harus berusaha memastikan kepuasan konsumen pada
semua tingkat dalam proses pembelian.
2.1.3.3 Peranan Dalam Proses Pengambilan Keputusan Konsuemen
Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2010:61) menjelaskan
bahwa dalam proses mengambil keputusan membeli barang terdapat beberapa
1. Pengambil inisiatif (initiator)
Yaitu orang yang pertama yang menyarankan gagasan membeli.
2. Orang yang mempengaruhi (influencer)
Seseorang yang memberikan pengaruh yang diperhitungkan nasihatnya.
3. Pembuat keputusan (decider’s)
Seseorang yang menentukan sebagian atau keseluruhan pengambilan
keputusan.
4. Pembeli (buyers)
Yaitu mereka yang melakukan pembelian yang sebenarnya.
5. Pemakai (user)
Yaitu seseorang atau beberapa orang yang menikmati atau memakai produk
atau jasa tersebut.
2.1.3.4 Proses Pengambilan Keputusan Konsumen
Dalam Proses pengambilan keputusan untuk membeli furniture Olympic calon pembeli akan memandang suatu produk dari beberapa sudut. Pemandangan
terhadap suatu produk dari seorang konsumen tergantung pada keadaan
konsumen. Inilah yang disebut dengan tahap-tahap proses membeli, yaitu lima
tahap pada setiap pembelian, menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim
Sumber : Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin
Gambar 2.2
Model Tahap Proses Pembelian
1. Pengenalan Kebutuhan masalah (need recognition)
Pemasar meneliti secara seksama apa yang dibutuhkan atau masalah yang
timbul, apa yang menyebabkan semua itu muncul, dan mengapa sampai
seseorang itu membutuhkannya. Seseorang mungkin memiliki perubahan hobi,
dan untuk ini marketer harus dapat mengembangkan rangsangan konsumen
agar ia lebih tertarik.
2. Pencarian Informasi (information search)
Konsumen dapat mencari informasi dari beberapa sumber, sumber ini
termasuk:
a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.
b. Sumber niaga: periklanan, petugas penjualan, penjual, kemasan dan
pemajangan.
c. Sumber umum: media massa, dan organisasi konsumen.
d. Sumber pengalaman: pernah menangani, menguji, dan mempergunakan
produk.
3. Penilaian alternatif (evaluation of alternatives)
Terdapat lima konsep dasar bagi pemasar dalam penilaian alternatif konsumen,
yaitu: Pengenalan
kebutuhan masalah
Pencarian informasi
Penilaian Alternatif
Perilaku setelah membeli Keputusan
a. Sifat-sifat produk, apa yang menjadi ciri-ciri khusus dan perhatian
konsumen terhadap produk atau jasa tersebut.
b. Pemasar hendaklah lebih memperhatikan pentingnya ciri-ciri produk dari
pada penonjolan ciri-ciri produk.
c. Kepercayaan konsumen terhadap ciri merek yang menonjol.
d. Fungsi kemanfaatan, yaitu bagaiman konsumen mengharapkan kepuasan
yang diperoleh dan produk dengan tingkat alternatif yang berbeda-beda
setiap hari.
e. Bagaimana prosedur penilaian yang dilakukan konsumen dan sekian banyak
ciri barang.
4. Keputusan membeli (purchase decision).
Merupakan apa yang menyebabkan maksud untuk membeli tersebut. Ada dua
faktor penyebabnya yaitu :
a. Sikap orang lain : keputusan membeli itu banyak dipengaruhi oleh
teman-teman, tetangga, atau siapa saja yang ia percaya.
b. Faktor-faktor situasi yang tidak terduga: yaitu faktor harga, pendapatan
keluarga, dan keuntungan yang diharapkan dari produk tersebut. Untuk
Sumber : Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin
Gambar 2.3
Tahap-tahap antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian
5. Perilaku Pasca Pembelian (postpurchase behavior)
a. Kepuasan pasca pembelian: kepuasan pembelian setelah ia membeli produk
tersebut. Ada beberapa tingkat kepuasan, yaitu sangat puas, puas, sedikit
puas, kecewa, dan sangat kecewa.
b. Tindakan-tindakan pascapembelian: bagaimana tindak lanjut yang dilakukan
konsumen atas tingkat kepuasan, kalau puas apakah ia selalu
mempergunakan atau membeli produk tersebut, kalau tidak puas apakah
akan meninggalkan.
c. Penggunaan dan pembuangan pascapembelian: marketer selalu memonitor
bagaimana membeli mempergunakan dan memanfaatkan produk. Jika
konsumen mempertimbangkan penggunaan produk baru suatu produk, maka
marketer akan tinggi gunanya sebab penggunaan ini dapat disebarluaskan.
Penilaian Terhadap Berbagai Alernatif
Maksud Untuk Membeli
Keputusan membeli Sikap Orang Lain
2.1.3.5 Indikator Keputusan Pembelian
Indikator keputusan pembelian yang dipakai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut (Herry Achmad Buchory & Djaslim Saladin, 2010:63-65) :
1. Pengenalan kebutuhan masalah
2. Pencarian informasi
3. Penilaian alternatif
4. Keputusan membeli
5. Perilaku pasca pembelian
[image:46.595.109.516.399.755.2]2.1.4 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu
NO Peneliti Judul Variabel/Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan Penelitian terdahulu Rencana penelitian 1 Arlina
Nurbaity Lubis dan Martin (2009)
Pengaruh Harga (Price) Dan Kualitas Pelayanan (Service Quality) Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Di Rsu Deli Medan Hasil analisis diperoleh variabel harga dan kualitas pelayanan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSU Deli Medan Harga dan kualitas pelayanan yang ditawarkan oleh RSU Deli Medan dinilai sangat baik sehingga kepuasan pasien juga tercapai dengan baik. Penelitian pada konsumen rumah sakit Tempat penelitian di RSU Deli Medan Penelitian pada konsumen furniture Tempat penelitian di CV. Suka Damai
Sama -sama meng-gunakan kuesioner Meng-gunakan metode deskriptif Menggunak an 2 variabel independen dan 1 variabel dependen Variabel X1, X2 dan Y sama.
Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan Konsumen kualitas produk dan harga terhadap kepuasan dan loyalitas Penelitian pada PT. Indosat
Terdapat 2 variabel independen dan 2 variabel dependen Kualitas produk sebagai X1 dan harga sebagai X2 Meneliti variabel loyalitas Penelitian pada CV. Suka Damai Soreang
Terdapat 2 variabel independen dan 1 variabel dependen Harga sebagai X1 dan kualitas produk sebagai X2 Tidak meneliti variabel loyalitas 3 Sumani
(2006) Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Pelanggan Kartu Prabayar IM3 (Mojokerto) Hasil analisisnya adalah variabel kualitas produk meliputi variabel kinerja, ciri-ciri atau keistimewaan tambahan, kehandalan, daya tahan, serviceability, estetika, kualitas yang dipersepsikan secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan Penelitian pada pelanggan provider Penelitian pada PT. Indosat
Terdapat 1 variabel independen dan 1 variabel dependen Tidak meneliti variabel harga Penelitian pada pelanggan furniture Penelitian pada CV. Suka Damai Soreang
Terdapat 2 variabel independen dan 1 variabel dependen Meneliti variabel harga Memiliki variabel dependen yang sama
4 Rachmad Hidayat (2009) Pengaruh Kualitas Layanan, Kualitas Produk Dan Nilai Nasabah Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Nasabah Bank Mandiri Hasil analisisnya adalah variabel kualitas pelayanan, kualitas produk dan nilai nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan. Kualitas pelayanan dan produk tidak berpengaruh terhadap Penelitian pada pelanggan perbankan Penelitian pada Bank Mandiri
Terdapat 3 variabel independen dan 2 Penelitian pada pelanggan furniture Penelitian pada CV. Suka Damai Soreang
loyalitas. Dan kepuasan serta nilai berpengaruh terhadap loyalitas. variabel dependen Tidak meneliti variabel harga Meneliti variabel kualitas pelayanan dan nilai pelanggan variabel dependen Meneliti variabel harga Tidak meneliti variabel kualitas pelayanan dan nilai pelanggan 5 Nurlaela
Handayani (2004) Perbandingan Hubungan Kualitas Produk Dan Kualitas Pelayanan Dengan Kepuasan Mahasiswa Menurut Jenis kelamin Di beberapa Kantin Universitas Pancasila Jakarta Hasil analisisnya adalah kualitas produk dan kualitas pelayanan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan Penelitian pada pelanggan kantin Penelitian pada kantin Universitas Pancasila Jakarta Tidak meneliti variabel harga Meneliti variabel kualitas pelayanan Penelitian pada pelanggan furniture Penelitian pada CV. Suka Damai Soreang Meneliti variabel harga Tidak meneliti variabel kualitas pelayanan Sama-sama meneliti pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan
Terdapat 2 variabel independen dan 1 variabel dependen
merek dan loyalitas
Terdapat 1 variabel independen dan 3 variabel dependen reputasi merek dan loyalitas
Terdapat 2 variabel independen dan 1 variabel dependen 7 Sumani
(2006) Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Pelanggan Kartu Prabayar IM3 Hasil analisisnya adalah kualitas produk berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan kartu prabayar im3
Memiliki 1 variabel independen dan 1 variabel dependen Penelitian pada konsumen provider Penelitian dilakukan di PT. Indosat
Memiliki 2 variabel independen dan 1 variabel dependen Penelitian pada konsumen furniture Penelitian dilakukan di Garuda Indonesia Airways Sama-sama meneliti kualitas produk terhadap kepuasan konsumen
8 Hendri Sukotjo dan Sumanto Radix A. (2010) Analisa Marketing Mix-7P (Product, Price, Promotion, Place, Partisipant, Process, dan
Physical Evidence) terhadap Keputusan Pembelian Produk Klinik Kecantikan Teta di Surabaya Hasil dari penelitiannya adalah Variabel produk, harga, promosi, dan lokasi secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap Keputusan pembelian pada klinik kecantikan Teta. Penelitian pada pelanggan klinik kecantikan Penelitian pada Klinik kecantikan Teta Tidak meneliti variabel kualitas produk Meneliti variabel produk, promosi, lokasi, partisipant, process dan
physical evidence
Terdapat 7 variabel Penelitian pada pelanggan furniture Penelitian pada CV. Suka Damai Soreang Meneliti variabel kualitas produk Tidak meneliti variabel produk, promosi, lokasi, partisipant, process dan
physical evidence Terdapat 2
independen Penelitian dilakukan di Surabaya independen Penelitian dilakukan di Bandung 9 Rinaldi
Bursan (2009) Tanggapan Konsumen Atas Bauran Pemasaran Rokok Sampoerna A Mild Hipotesis yang menyatakan produk, harga, promosi, dan saluran distribusi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemungkinan keputusan konsumen dalam melakukan pembelian rokok Sampoerna A Mild terbukti Penelitian pada pelanggan rokok Penelitian pada PT. Sampoerna Tbk Tidak meneliti variabel kualitas produk Meneliti variabel produk, promosi dan saluran distribusi
Terdapat 4 variabel independen Penelitian pada pelanggan furniture Penelitian pada CV. Suka Damai Soreang Meneliti variabel kualitas produk Tidak meneliti variabel produk, promosi dan saluran distribusi
Terdapat 2 variabel independen Memiliki variabel dependen yang sama yaitu keputusan pembelian Sama-sama meneliti mengenai harga
merek dan ukuran
Terdapat 4 variabel independen Penelitian dilakukan di Bandar Lampung kemasan, merek dan ukuran
Terdapat 2 variabel independen
Penelitian dilakukan di Bandung
11 Fadli dan Inneke Qamariah (2008) Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Ekuitas Merek Sepeda Motor Merek Honda Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Universitas Sumatera Utara) Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini bahwa
secara parsial dan simultan ekuitas merek yang terdiri dari variabel kesadaran merek, kesan kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas merek berpengaruh sangat signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda di lingkungan Universitas Sumatera Utara Penelitian pada pelanggan sepeda motor Penelitian pada Universitas Sumatra Utara Tidak meneliti variabel harga dan kualitas produk Meneliti variabel kesadaran merek, kesan kualitas, asosiasi merek dan loyalitas merek
Terdapat 4 variabel independen Penelitian dilakukan di Sumatera Utara Penelitian pada pelanggan furniture Penelitian pada CV. Suka Damai Soreang Meneliti variabel harga dan kualitas produk Tidak meneliti variabel kesadaran merek, kesan kualitas, asosiasi merek dan loyalitas merek
Terdapat 2 variabel independen Penelitian dilakukan di Bandung Memiliki variabel dependen yang sama yaitu keputusan pembelian
Konsumen Membeli Kendaraan Bermotor pembelian dan kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Serta harga dan kualitas produk berpengaruh positif secara simultan terhadap keputusan pembelian. yaitu harga, kualitas produk dan keputusan pembelian
13 Dewi Urip Wahyuni (2008) Pengaruh Motivasi, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek “Honda” di Kawasan Surabaya Barat Hasil analisis pada penelitian ini adalah motivasi, persepsi dan sikap berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap keputusan pembelian Penelitian pada pelanggan sepeda motor Tidak meneliti variabel harga dan kualitas produk Meneliti variabel motivasi, persepsi dan sikap konsumen
Terdapat 3 variabel independen Penelitian dilakukan di Surabaya Barat Penelitian pada pelanggan furniture Meneliti variabel harga dan kualitas produk Tidak meneliti variabel motivasi, persepsi dan sikap konsumen
Terdapat 2 variabel independen Penelitian dilakukan di Bandung Memiliki variabel dependen yang sama yaitu keputusan pembelian
14 Sri Wahyuni (2008) Analisis Pengaruh Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada PT. Yamaha Motor Kencana Indonesia Semarang Hasil dari penelitian ini adalah variabel harga dan kualitas produk berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan, melalui kepuasan pelanggan. Dengan demikian bisa dikatakan variabel harga saling berkorelasi jika kualitas baik maka harga akan
2.2 Kerangka Pemikiran
Pemasaran merupakan suatu kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan melalui proses penciptaan, penawaran, dan pertukaran, (nilai)
produk dengan yang lain, dimana dalam pemasaran ini kegiatan bisnis dirancang
untuk mendistribusikan barang-barang dari produsen kepada konsumen untuk
mencapai sasaran serta tujuan organisasi. naik, dan jika kualitas baik maka konsumen akan puas juga sehingga bisa menimbulkan loyalitas. kepuasan dan loyalitas pelanggan Variabel depandenny a adalah loyalitas pelanggan Penelitian dilakukan di Semarang variabel kepuasan dan loyalitas pelanggan Variabel dependenny a adalah keputusan pembelian Penelitian dilakukan di Semarang 15 Rina Rifqie
Mariana (2009) Pengaruh Diferensiasi Produk Kripik Tempe Terhadap Loyalitas Konsumen Hasil dari penelitian ini adalah adanya pengaruh dari diferensiasi produk terhadap loyalitas pelanggan Penelitian pada pelanggan produk kripik tempe Meneliti variabel kemasan, pelayanan, merek, kepuasan dan loyalitas pelanggan
Memiliki 5 variabel independen Variabel dependenny a adalah loyalitas pelanggan Penelitian pada pelanggan produk furniture Tidak meneliti variabel kemasan, pelayanan, merek, kepuasan dan loyalitas pelanggan
Harga merupakan unsur dalam menilai suatu barang atau jasa dari segi
manfaat maupun kualitas yang dapat dinyatakan dalam bentuk uang. Djaslim
Saladin (2007:95) menjelaskan bahwa harga adalah sejumlah uang sebagai alat
ukur untuk memperoleh produk atau jasa.
Menurut Husein Umar (2002:32) harga merupakan sejumlah nilai yang
ditukarkan konsumen dengan manfaat yang dimiliki atau menggunakan produk yang
ditetapkan oleh pemasar. Harga berhubungan dengan keputusan konsumen apabila
harga yang ditetapkan sesuai dan terjangkau oleh masyarakat maka akan
menimbulkan suatu keputusan pembelian suatu produk yang ditawarkan. Sedangkan
menurut Alma (2004:169) menyatakan harga adalah nilai suatu barang yang
dinyatakan dalam uang.
Tujuan penetapan harga adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan laba maksimum
Dalam prakteknya, terjadinya harga memang ditentukan oleh penjual. Makin
besar daya beli konsumen, semakin besar pula kemungkinan bagi penjual
untuk menentukan tingkat harga yang lebih tinggi. Dengan demikian penjual
mempunyai harapan untuk mendapatkan keuntungan maksimum sesuai
dengan kondisi yang ada.
2. Mendapatkan pengambilan investasi yang ditargetkan atau pengambilan pada
penjual yang bersih. Harga yang dapat dicapai dalam penjualan dimaksudkan
pula untuk menutupi investasi secara berangsur. Dan dana yang dipakai untuk
mengembalikan investasi hanya bisa dari laba perusahaan, dan laba hanya
3. Mencegah atau mengurangi persaingan
Tujuan mencegah atau mengurangi persaingan dapat dilakukan melalui
kebijaksanaan harga. Hal ini dapat diketahui bilamana para penjual
menawarkan barang dengan harga yang sama. Oleh karena itu persaingan
hanya mungkin dilakukan tanpa melalui kebijaksanaan harga. Tetapi dengan
servis lain. Persaingan seperti ini disebut persaingan bukan harga (non-price competition).
4. Mempertahankan atau memperbaiki market share
Memperbaiki market share hanya mungkin dilakukan bilamana kemampuan
dan kapasitas produksi perusahaan masih cukup longgar, disamping juga
kemampuan di bidang lain seperti bidang pemasaran, keuangan, dan
sebagainya. Bagi perusahaan kecil yang mempunyai kemampuan terbatas,
biasanya penentuan harga ditunjukkan untuk sekedar mempertahankan
market share. Perbaikan market share kurang diutamakan, lebih-lebih apabila
persaingan sangat ketat.
Schiffman dan Kanuk (2000:144) yang menyatakan bagaimana
penerimaan konsumen terhadap harga (apakah tinggi, rendah, adil) memiliki
pengaruh yang sangat kuat terhadap intensitas pembelian dan kepuasan
pembelian. Artinya harga sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian
konsumen.
Dengan melihat pentingnya harga yang berpengaruh terhadap keputusan
konsumen perusahaan yang perlu memikirkan tentang harga jual produknya