• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penetapan Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Furniture Olympic (Survey Pada Konsumen CV. Suka Damai Soreang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penetapan Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Furniture Olympic (Survey Pada Konsumen CV. Suka Damai Soreang)"

Copied!
187
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

The Influence Of Pricing And Product Quality To Consumer

Purchase Decisions Of Olympic Furniture

(Survey In Consumer Of CV. Suka Damai Soreang)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

RIYANTO 21207063

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(3)
(4)

v

To Consumer Purchasing Decisions Of Olympic Furniture

(Survey In Consumer Of CV. Suka Damai Soreang)

By : Riyanto

The research was conducted because there decrease in Olympic furniture sales in 2007-2011 periods. This sales decline followed a drop in consumer purchase decisions on furniture Olympic competition amid the business world. The purpose of this study is to determine the pricing, product quality, and purchasing decisions, influence on purchasing decisions of pricing, product quality to influence purchasing decisions and the pricing and product quality to the buying decision partially and simultaneously.

The research was carried out in CV. Suka Damai Soreang Bandung regency. The method used in this study is the method of approach and verifikatif deskriktif with a qualitative approach. The unit of analysis in this study is the determination of pricing and product quality as independent variables and purchasing decisions as the dependent variable. Sampling as many as 46 respondents in this study using accidental sampling method. To determine the effect of pricing and quality products to the buying decision is to use statistical analysis using multiple linear regression analysis, correlation coefficient, determination coefficient and hypothesis testing using the F test and T test, with the help of an application program SPSS 14 for windows.

The results are qualitatively show the pricing and purchasing decisions fall into that category quite well, and the quality of the products included in either category. And quantitative research shows the magnitude of the effect of pricing and product quality simultaneously in a purchase decision by increasing 75.5% and the remaining 24.5% described for other variables outside of variable studied. While pricing for 34.8% influence on purchasing decisions and product quality by 40.8% influence on purchase decisions.

(5)

vi

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA FURNITURE OLYMPIC

(SURVEY PADA KONSUMEN CV. SUKA DAMAI SOREANG)

Oleh : Riyanto

Penelitian ini dilakukan karena adanya penurunan penjualan furniture

Olympic dalam kurun waktu 2007-2011. Penurunan penjualan ini diikuti adanya penurunan keputusan pembelian konsumen pada produk furniture Olympic ditengah persaingan dunia bisnis. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui penetapan harga, kualitas produk, dan keputusan pembelian, pengaruh penetapan harga terhadap keputusan pembelian, kualitas produk terhadap keputusan pembelian dan pengaruh penetapan harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian secara parsial dan simultan.

Penelitian ini dilakukan di CV. Suka Damai Soreang kabupaten Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan deskriktif dan verifikatif dengan pendekatan kualitatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah penetapan harga dan kualitas produk sebagai variabel independen dan keputusan pembelian sebagai variabel dependen. Pengambilan sampel sebanyak 46 responden dalam penelitian ini menggunakan metode accidental Sampling. Untuk mengetahui pengaruh penetapan harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian digunakan analisis statistik yaitu menggunakan analisis regresi linear berganda, koefisien korelasi, koefisien determinasi, dan uji hipotesis dengan menggunakan uji F dan uji t, dengan menggunakan bantuan program aplikasi SPSS 14 for windows.

Hasil penelitian secara kualitatif menunjukkan penetapan harga dan keputusan pembelian termasuk dalam kategori cukup baik, dan kualitas produk termasuk dalam kategori baik. Dan hasil penelitian secara kuantitatif menunjukkan besarnya pengaruh penetapan harga dan kualitas produk secara simultan dalam meningkatkan keputusan pembelian sebesar 75,5% dan sisanya 24,5% dijelaskan variabel lain diluar variable yang diteliti. Sedangkan penetapan harga memberikan pengaruh sebesar 34,8% terhadap keputusan pembelian dan kualitas produk memberikan pengaruh sebesar 40,8% terhadap keputusan pembelian.

(6)

vii

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah

SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, Shalawat

serta salam dilimpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta

keluarga dan sahabat-sahabatnya sehingga Skripsi ini dapat dibuat untuk

memenuhi salah satu syarat dalam menempuh jenjang Strata 1 (S1) Program

Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Bandung.

Dalam Penulisan Skripsi ini penulis mengangkat judul “Pengaruh Penetapan Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Furniture Olympic (Survey Pada Konsumen CV. Suka Damai Soreang) ”.

Laporan Skripsi ini disusun dan diharapkan dapat dipahami oleh semua

pihak yang membacanya, namun penulis juga menyadari bahwa kemampuan serta

pengetahuan yang penulis miliki masih terbatas, apabila dalam Skripsi ini terdapat

kesalahan-kesalahan, penulis akan menerima masukan, saran serta kritik yang

(7)

viii

dan bimbingan yang telah penulis terima, tidak lupa penulis mengucapkan terima

kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra.,SE., M.Si selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia sekaligus sebagai

dosen wali MN-2 di Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia.

4. Bapak Rizki Zulfikar, SE., M.Si., selaku dosen pembimbing.

5. Ibu Dra. Rahma Wahdiniwaty, M.Si dan Ibu Raeny Dwisanty, SE.,M.Si

selaku dosen penguji.

6. Semua dosen Universitas Komputer Indonesia.

7. Bapak Wao Ziduhu Harefa, S.Th selaku pemimpin CV. Suka Damai yang

telah memberikan izin untuk melakukan penelitian, serta ibu Neng N. dan

pegawai CV. Suka Damai yang lain yang telah membantu dalam

(8)

ix

9. Serta untuk adikku Titin Nuraeni, Windi Asiroh, Rohani, Dian Novita

serta seluruh anggota keluarga yang lain.

10.Sahabat-sahabat yang selalu setia untuk mendukung penulis Reyner

Somasi Niha Harefa, Novan Widiansyah, Risdhika Vidiar, Eryan Ahadian

Kuntara, Supratman, Addliansyah Zamhur Putra, Dikky Subekti, Endro

Dwi Laksono, Irma Nurmaya serta sahabat-sahabat yang lain yang tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu.

11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang secara

langsung maupun tidak langsung telah membantu dan mendukung penulis

dalam penyusunan Skripsi ini.

Akhir kata, semoga Skripsi ini berguna bagi penulis pribadi umumnya

bagi pihak lain yang membacanya, dan semoga Allah SWT senantiasa

memberikan petunjuk dan perlindungan-Nya untuk kita semua.

Bandung, Agustus 2012

Penulis

(9)

x

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iii

MOTTO ... iv

ABSTRACT... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Identifikasi Dan Rumusan Masalah ... 13

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 13

1.2.2 Rumusan Masalah ... 14

1.3. Maksud Dan Tujuan Penelitian ... 14

1.3.1 Maksud Penelitian ... 14

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 15

1.4. Kegunaan Penelitian ... 15

1.4.1. Kegunaan Praktis ... 15

(10)

xi

HIPOTESIS

2.1. Kajian Pustaka ... 18

2.1.1 Penetapan Harga ... 21

2.1.1.1 Pengertian Harga ... 21

2.1.1.2 Tujuan Penetapan Harga ... 23

2.1.1.3 Langkah Penetapan Harga Dan Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Harga ... 24

2.1.1.4 Modifikasi Harga ... 24

2.1.1.5 Indikator Harga ... 25

2.1.2 Kualitas Produk ... 25

2.1.2.1 Pengertian Kualitas Produk ... 25

2.1.2.2 Indikator Kualitas Produk ... 26

2.1.3 Keputusan Pembelian ... 27

2.1.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian ... 27

2.1.3.2 Tipe Perilaku Pembelian Konsumen ... 28

2.1.3.3 Peranan Dalam Proses Pengambilan Keputusan Konsumen ... 28

2.1.3.4 Proses Pengambilan Keputusan Konsumen ... 29

2.1.3.5 Indikator Keputusan Pembelian ... 33

(11)

xii

2.2.2 Keterkaitan Antara Penetapan Harga Dengan

Keputusan Pembelian ... 44

2.2.3 Keterkaitan Antara Kualitas Produk Dengan Keputusan Pembelian ... 46

2.2.4 Keterkaitan Antara Penetapan Harga Dan Kualitas Produk Dengan Keputusan Pembelian ... 46

2.2.5 Bagan Kerangka Pemikiran ... 47

2.3. Hipotesis ... 48

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian ... 49

3.2. Metode Penelitian ... 49

3.2.1 Desain Penelitian ... 52

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 57

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 59

3.2.3.1 Sumber Data ... 59

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 59

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 61

3.2.4.1 Uji Validitas ... 62

3.2.4.2 Uji Reliabilitas ... 66

3.2.4.3 Uji MSI (Data Ordinal Ke Interval) ... 68

(12)

xiii

3.2.5.2 Uji Hipotesis ... 75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 80

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 80

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 81

4.1.3 Uraian Tugas ... 82

4.1.4 Aktivitas Perusahaan ... 86

4.2. Pembahasan Penelitian ... 87

4.2.1 Karakteristik Responden ... 87

4.3. Analisis Deskriptif ... 93

4.3.1 Tanggapan Konsumen Tentang Penetapan Harga Pada Furniture Olympic CV. Suka Damai Soreang ... 93

4.3.2 Tanggapan Konsumen Tentang Kualitas Produk Pada Furniture Olympic CV. Suka Damai Soreang ... 100

4.3.3 Tanggapan Konsumen Tentang Keputusan Pembelian Pada Furniture Olympic CV. Suka Damai Soreang ... 112

4.4. Analisis Verifikatif ... 124

(13)

xiv

DAFTAR PUSTAKA ... 143

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perekonomian yang semakin pesat di era globalisasi ini membuat

keadaan persaingan bisnis baik di pasar domestik maupun pasar internasional

semakin ketat. Perubahan tingkat perekonomian ini diiringi dengan kemajuan

teknologi yang dapat mempermudah perusahaan domestik maupun internasional

dalam mengembangkan bisnisnya. Setiap perusahaan berlomba-lomba dalam

mencari dan merebut hati konsumen mereka masing-masing untuk melakukan

pembelian. Perusahaan juga harus memiliki keunggulan tersendiri agar dapat

memenangkan perlombaan.

Persaingan bisnis di pasar domestik yang sedang mengalami kemajuan

adalah bidang industri. Berbagai usaha di bidang industri terus menerus

meningkat karena adanya peningkatan ekonomi masyarakat dan kebutuhan

masyarakat yang selalu bertambah, hal tersebut secara tidak langsung membantu

pertumbuhan dunia industri. Perubahan ini akan mengubah pola pikir perusahaan

untuk mengatur dan menggunakan strategi yang tepat dalam bisnis mereka.

Dalam merencanakan sebuah strategi, perusahaan harus memiliki

manajemen perusahaan yang baik. Manajemen sebuah perusahaan harus bisa

(15)

maka perusahaan akan memiliki suatu kebanggaan yang bisa mereka tunjukan

kepada konsumennya.

Bisnis industri dibagi menjadi beberapa golongan berdasarkan kriteria

masing-masing, salah satunya adalah berdasarkan tempat asal bahan baku.

Kriteria ini dibagi menjadi 3 golongan yaitu golongan ekstraktif, nonekstraktif

dan fasilitatif. Golongan ekstraktif adalah industri yang menggunakan bahan baku

langsung dari alam. Golongan nonekstraktif adalah industri yang menggunakan

bahan baku dari tempat lain bukan langsung dari alam. Sedangkan golongan

fasilitatif adalah industri jasa.

Seperti yang telah dijabarkan, industri ekstraktif cukup sulit untuk

dikembangkan. Hal ini disebabkan karena bahan baku utama yang mereka

gunakan berasal langsung dari alam. Jika perusahaan tidak bisa mengatasi

masalah sumber daya alam maka mereka akan sulit mengembangkan bisnis

mereka dan bahkan mungkin akan terjadi kebangkrutan. Oleh sebab itu sebuah

strategi yang baik dibutuhkan dalam melakukan pelaksanaan operasional dan

produksi mereka.

Industri mebel merupakan salah satu golongan industri ekstraktif. Pada

industri ini terjadi perkembangan yang cukup pesat. Hal ini ditunjukan dari

merek-merek furniture baru yang ikut dalam dunia persaingan, dengan kata lain

suatu perusahaan harus bersaing dengan pesaing lama dan pesaing baru. Beberapa

merek furniture yang sudah memiliki citra di hati masyarakat diantaranya adalah Olympic, Ligna, Solid, Olympia dan Family. Saat ini merek-merek furniture

(16)

ini adalah hasil survey furniture terbaik di Indonesia versi Top Brand Award dari tahun 2009 sampai 2011:

Tabel 1.1

TOP Brand Award Furniture Knockdown

TOP BRAND AWARD

2009 2010 2011 2012

MEREK TBI MEREK TBI MEREK TBI MEREK TBI Olympic 70,1 % Olympic 70,5 % Olympic 80,4 % Olympic 75,1%

Ligna 7,4 % Ligna 8,8 % Ligna 5,6 % Ligna 7,4% Solid 4,3 % Solid 2,6 % Solid 3,0 % Solid 4,4% Olympia 1,9 % Olympia 1,3 % Family 1,8%

(sumber: www.topbrand-award.com)

Pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa dari tahun 2009 sampai 2012

furniture merek Olympic berada di peringkat teratas dan setiap tahunnya menunjukkan angka kenaikan masyarakat yang menyukai produk Olympic. Hal

ini menunjukkan bahwa produk Olympic merupakan produk terbaik dibandingkan

dengan merek lain. Hal ini dapat mengindikasikan pemilihan yang lebih selektif

dari showroom-showroom furniture dalam memilih merek yang akan mereka perdagangkan, karena showroom furniture mempunyai andil yang cukup besar dalam penjualan furniture.

Saat ini kebutuhan masyarakat akan furniture sedang meningkat.

Furniture merupakan kebutuhan sekunder yang pemenuhan kebutuhannya tidak mendesak namun cukup penting, namun dalam segi penjualan, produk furniture

tidak selaris menjual barang kebutuhan pokok. Industri furniture pasti akan terus mengalami pertumbuhan, sebab masyarakat semakin sadar akan kebutuhan untuk

mengisi rumah dan membuatnya nyaman serta mengikuti tren yang ada.

(17)

Perusahaan harus memiliki strategi pemasaran yang handal agar dapat mencapai

tujuan yang diinginkan, dimana dalam hal ini adalah peningkatan penjualan.

Berbagai strategi dilakukan oleh perusahaan untuk menarik konsumen baru dan

memberi kepuasan kepada konsumen tetapnya, penetapan harga yang baik dan

produk yang berkualitas adalah salah satu strategi yang cocok untuk

mempengaruhi keputusan pembelian para konsumen baik konsumen baru maupun

konsumen tetap.

Dengan berkembangnya ekonomi, teknologi dan daya pikir masyarakat,

konsumen pasti menyadari bahwa diri ini mempunyai hak untuk mendapatkan

produk yang berkualitas dengan diiringi harga yang terjangkau untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan sehingga sesuai dengan yang diharapkan. Dengan hal ini

perusahaan juga berharap adanya perubahan perilaku konsumen yang positif baik

sebelum melakukan pembelian maupun sesudah pembelian.

CV. Suka Damai Soreang adalah perusahaan yang bergerak dibidang

penjualan furniture seperti meja, kursi, tempat tidur, meja belajar, matras, lemari dan lain-lain, baik secara tunai maupun kredit dari berbagai merek seperti Big

Panel, Olympic dan furniture pabrikan rumah. Namun produk utama

penjualannya adalah Olympic, alasan perusahaan ini menjual produk Olympic

lebih utama dibandingkan dengan produk merek lainnya adalah merek Olympic

memiliki nama yang tidak asing lagi bagi masyarakat, kualitas yang sudah

terbukti bagus, mudah dalam memperbaiki kerusakan, mudah dalam konsutruksi

barang dan terjalin kerjasama yang baik antara pihak Olympic dengan perusahaan

(18)

Dalam upaya memasarkan dan menarik konsumen, CV. Suka Damai

Soreang melakukan penjualan pribadi melalui tenaga pemasarannya yakni

wiraniaga/salesman. Wiraniaga dituntut untuk melakukan kegiatan penjualan dengan cara mengunjungi dari rumah ke rumah calon konsumen dengan hanya

berbekal sebuah album foto dan product knowledge yang disediakan oleh perusahaan. Wiraniaga tersebut melakukan penjualan dengan komunikasi

langsung terhadap konsumen serta menjelaskan secara detail produk yang ada

pada album yang berisikan daftar harga dan foto-foto barang serta kualitas produk

yang akan ditawarkan dengan tujuan mempengaruhi konsumen tersebut agar

melakukan pembelian.

Berikut ini adalah omset penjualan semua furniture Olympic CV. Suka Damai Soreang dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011:

Gambar 1.1

Grafik Data Omset Penjualan Furniture Olympic Tahun 2007 – 2011

Rp 1.609.841 Rp 1.705.830

Rp 1.395.331

Rp 835.775 Rp 831.661

Rp-Rp200.000 Rp400.000 Rp600.000 Rp800.000 Rp1.000.000 Rp1.200.000 Rp1.400.000 Rp1.600.000 Rp1.800.000

2007 2008 2009 2010 2011

Omset Penjualan

Furniture

Olympic CV. Suka

(19)

Berdasarkan Gambar 1.1 dapat kita lihat bagaimana perkembangan omset

penjualan produk Olympic. Penjualan produk Olympic setiap tahunnya terus

menurun. Jika hal ini tidak segera ditanggulangi maka CV. Suka Damai tidak

akan sanggup bertahan dalam persaingan bisnis showroomfurniture.

Dalam menjalankan bisnis usahanya, CV. Suka Damai masih dirasa

kurang optimal dalam menjalankan strateginya. CV. Suka Damai memilih dan

menggunakan strategi lama, seperti pada strategi penetapan harga. Menurut

wawancara dengan Ibu Neng N. Bagian Administrasi di CV. Suka Damai

Soreang, CV. Suka Damai Soreang sama sekali tidak melakukan pemodifan harga

dan tidak memberikan potongan harga berbentuk apapun kepada pelanggan.

Menurut Djaslim Saladin (2007:99) modifikasi harga perlu dilakukan agar

perusahaan memperoleh keuntungan bersih yang maksimal dengan harga yang

bersaing.

Modifikasi harga menurut Djaslim Saladin (2007:99) dapat berbentuk:

1. Penetapan harga per wilayah geografis

2. Potongan harga dan imbalan khusus (price discount and allowances) 3. Penetapan harga promosi

4. Penetapan harga diskriminatif

5. Penetapan harga produk baru

6. Penetapan harga dalam bauran produk

Terkadang sebuah pemotongan harga sangat berperan penting dalam

kelangsungan hidup sebuah perusahaan, walaupun dengan pemotongan harga

(20)

Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2010:171) menjelaskan bahwa perusahaan

mempunyai alasan-alasan tertentu dalam memperkasai pemotongan harga. Alasan

tersebut adalah :

1. Kelebihan kapasitas

2. Merosotnya bagian pasar akibat makin ketatnya persaingan

3. Untuk mengunggulkan pasar melalui struktur biaya yang lebih rendah

Dengan melihat penjabaran diatas maka dalam strategi penetapan harga

tentu saja harus dibenahi karena harga furniture Olympic itu sendiri termahal dibandingkan merek furniture lain yang dijual oleh CV. Suka Damai Soreang. Hal ini dilakukan untuk menarik para konsumen untuk melakukan pembelian di CV.

Suka Damai Soreang.

Djaslim Saladin (2007:95) menjelaskan bahwa harga adalah sejumlah

uang sebagai alat ukur untuk memperoleh produk atau jasa. Harga merupakan

unsur dalam menilai suatu barang atau jasa dari segi manfaat maupun kualitas

yang dapat dinyatakan dalam bentuk uang.

Penetapan harga merupakan komponen utama kedua dari bauran

pemasaran. Harga adalah komponen bauran pemasaran yang menghasilkan

pendapatan, sedangkan yang lainnya menghasilkan biaya (Herry Achmad

Buchory & Djaslim Saladin, 2010:159).

Memahami bagaimana konsumen memahami dan menerima harga suatu

produk atau jasa, merupakan prioritas pemasaran yang penting karena

(21)

akan mempengaruhi kuantitas yang terjual. Dari sudut pandang konsumen, harga

itu seringkali digambarkan sebagai indikator nilai suatu barang.

Salah satu pertimbangan dalam penetapan harga adalah mutu atau

kualitas suatu produk. Perusahaan akan berani menawarkan harga tinggi jika

produk yang dijual mempunyai kualitas yang tinggi pula dan begitu juga

sebaliknya. Akan tetapi mayoritas konsumen Indonesia menginginkan produk

yang berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau. Hal ini tentu harus

diperhatikan oleh perusahaan agar produknya dapat dijangkau oleh lapisan

masyarakat manapun.

Furniture Olympic adalah produk dengan mutu yang tinggi. Hal ini sudah diakui oleh masyarakat Indonesia yang ditunjukan dari hasil penjualan yang

jauh lebih besar dibandingkan dengan merek furniture lainnya. Merek Olympic

juga selalu menempati posisi teratas di Top Brand Award Furniture Knockdown

dari tahun ke tahun, hal ini mengartikan bahwa merek Olympic mempunyai citra

yang baik di mata konsumen. Citra baik yang dimiliki Olympic itu sendiri

dikarenakan furniture Olympic mempunyai mutu dan kualitas yang sangat baik.

Furniture Olympic memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan

merek furniture lain. Diantaranya adalah fitur-fitur menarik yang berbeda-beda di setiap produknya, misalnya pada produk meja belajar disediakan tempat buku dan

tempat seragam sekolah. Furniture Olympic juga mempunyai daya tarik atau estetika yang menarik, hal ini bisa dilihat dari bentuk dan penampilan furniture

(22)

pemberian warna dan tekstur yang menarik bagi setiap anggota keluarga. Serta

keunggulan lainnya adalah kemudahan dalam memperbaiki furniture Olympic.

Menurut wawancara dengan Ibu Neng N. selaku Bagian Administrasi

CV. Suka Damai, menjelaskan bahwa pelanggan CV. Suka Damai banyak yang

mengeluhkan tentang daya tahan yang dimiliki furniture Olympic. Masalah mengenai daya tahan furniture Olympic ini dikarenakan bahan dasar yang digunakan pada produk furniture Olympic, furniture Olympic menggunakan

bahan partikel. Yang dimaksud dengan bahan partikel adalah serbuk kayu kasar

yang dicampur dengan bahan kimia khusus, campuran tersebut kemudian

disatukan dengan lem dan dikeringkan dengan suhu tinggi. Namun, kayu partikel

tergolong jenis kayu yang tidak tahan lama. Dalam kurun waktu tertentu, kayu

partikel bisa berubah bentuk, terutama jika terkena air dan menahan beban terlalu

berat.

Faktor lain yang mempengaruhi kualitas furniture Olympic adalah

prosedur penyimpanan dan pengiriman barang. Pada prosedur penyimpanan yang

dilakukan CV. Suka Damai masih kurang diperhatikan. Penyimpanan barang

dilakukan di gudang biasa bukan di tempat penyimpanan khusus untuk barang

mebel. Suatu barang yang terbuat dari bahan kayu seharusnya tidak disimpan di

tempat yang lembab karena akan mempengaruhi tingkat kualitas barang tersebut.

Selain mengenai tempat hal lain yang perlu diperhatikan adalah perlindungan

terhadap furniture, CV. Suka Damai tidak memberikan perlindungan dengan baik terhadap produk yang akan mereka jual. Perlindungan barang bisa dilakukan

(23)

terlindung dari air hujan yang dikarenakan atap bocor ataupun dari serangan

serangga seperti rayap. Serta mengenai prosedur pengambilan dan pengiriman

barang juga belum dilakukan dengan baik. Seperti halnya prosedur penyimpanan,

prosedur pengambilan dan pengiriman juga tidak disertai dengan perlindungan

barang. Barang dibiarkan terkena panas dan air hujan dalam proses pengambilan

dan pengantaran barang.

Selain hal tersebut hal lainnya adalah masalah wiraniaga/salesman.

Wiraniaga seringkali melebih-lebihkan kualitas produk yang ditawarkan sehingga

tingkat harapan pelanggan menjadi naik, jika kualitas produk tidak sesuai dengan

apa yang diharapkan pelanggan maka akan timbulnya suatu ketidakpuasan. Hal

ini ditakutkan akan mempengaruhi keputusan pelanggan pada pembelian

berikutnya.

Pengertian umum produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke

pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan

yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Termasuk dalam pengertian

produk, yaitu: obyek secara fisik, pelayanan, orang, tempat, organisasi, gagasan,

atau bauran dari semua wujud diatas. (Djaslim Saladin, 2007:99).

Kualitas berarti keseluruhan ciri serta sifat suatu produk atau jasa yang

berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan

atau tersirat (Kotler, 1997:49).

Kualitas produk merupakan upaya konsumen mengevaluasi secara

menyeluruh terhadap kehandalan dan superioritas performance produk atau jasa

(24)

Akibat adanya kelemahan yang dimiliki furniture Olympic serta kurang dijaganya kualitas produk dengan baik oleh CV. Suka Damai maka akan

timbulnya keluhan para pelanggan mengenai kerusakan produk yang mereka beli.

Berikut adalah data mengenai keluhan kerusakan furniture Olympic dalam kurun

waktu 1 tahun :

Tabel 1.2

Data Kerusakan Furniture Olympic

Tanggal Nama Pelanggan Alamat Kode/Nama

Barang Keterangan

23-05-2011 Bp. Dono/Ibu Ida Kp. Jatisari KAD 010880 Macet 25-05-2011 Ibu Ipah/Bp. Asep Kp. Ciputat Lemari Kristal Servis 19-08-2011 Ibu Yeti/Usep Kp. Baraja Springbed Servis 12-10-2011 Ibu Heni/Asep Kp. Marga Mulya Mesin cuci Servis 26-10-2011 Ibu Susi/Dasep Kp. Ciwidey Matras Servis 05-11-2011 Ibu Herawati/Agus Kp. Ciparia Atrt Macet 29-11-2011 Ibu Inu/Supriyanto Kp. Cangkuang Kursi gaja Macet 15-12-2011 Ibu Yuli/Sutisna Komplek Kebun Kopi Kursi Hongkong Servis 12-01-2012 Ibu Sri/Ade Kp. Cibogo Sawo Rak Piring Servis 25-01-2012 Ibu Heni/Eep Kp. Marga Mulya Mesin cuci Servis 26-01-2012 Ibu Susi/Dasep Ciwidey Spring bed Servis 28-02-2012 Ibu Susi/Dasep Kp. Ciwidey Kulon Spring bed Servis 01-03-2012 Bp. Maslan/Nining Kp. Bumi Wangi Kursi Jeiko Macet 07-04-2012 Ibu Reni/Iman Kp. Ciparia Platinum S Macet

Menurut survey awal yang sudah dilakukan pada 20 responden, pada

variabel penetapan harga didapatkan hasil 65% responden menyatakan bahwa

harga furniture Olympic di CV. Suka Damai Soreang tidak terjangkau, 35% responden menyatakan bahwa harga furniture Olympic di CV. Suka Damai

Soreang terjangkau. Dan 60% responden menyatakan bahwa harga furniture

(25)

menyatakan harga furniture Olympic tidak mampu bersaing dengan merek

furniture lain.

Sedangkan untuk variabel kualitas produk didapatkan, 55% responden

menyatakan bahwa furniture Olympic mempunyai daya tahan yang tidak lama,

45% menyatakan bahwa daya tahan furniture Olympic lama. Dan 55% responden menyatakan desain furniture Olympic tidak menarik, 45% responden menyatakan desain furniture Olympic menarik .

Dari faktor harga yang cukup tinggi dan kualitas produk yang kurang

dijaga CV. Suka Damai Soreang mengakibatkan penurunan jumlah pelanggan

yang membeli produk Olympic di CV. Suka Damai Soreang. Berikut adalah data

jumlah pelanggan Olympic dari tahun 2007 sampai 2011:

Gambar 1.2

Grafik Data Jumlah Pelanggan Produk Olympic Tahun 2007 – 2011

Dari data diatas kita bisa lihat perkembangan jumlah pelanggan yang

membeli produk Olympic. Dari tahun 2007 sampai dengan 2011 jumlah

pelanggan Olympic semakin menurun, hal ini disebabkan pengaruh faktor harga

106

90

80 75

73

0 20 40 60 80 100 120

2007 2008 2009 2010 2011

(26)

dan kualitas produk furniture Olympic di CV. Suka Damai Soreang yang dirasakan kurang menarik hati pelanggannya dalam melakukan pembelian.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mengambil penelitian

pada CV. Suka Damai Soreang, dengan mengambil judul penelitian:

“PENGARUH PENETAPAN HARGA DAN KUALITAS PRODUK

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA FURNITURE

OLYMPIC (SURVEY PADA KONSUMEN CV. SUKA DAMAI SOREANG)”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka

identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan konsumen akan furniture semakin bertambah.

2. Merek-merek furniture baru bermunculan.

3. Showroom furniture sadar akan pentingnya perubahan strategi yang digunakan.

4. CV. Suka Damai Soreang kurang optimal dalam menetapkan harga.

5. CV. Suka Damai Soreang tidak melakukan pemodifan harga.

6. Furniture Olympic adalah furniture termahal yang dijual CV. Suka Damai Soreang.

7. Daya tahan furniture Olympic masih kurang, dikarenakan bahan dasar yang

digunakan produk tersebut.

(27)

9. Wiraniaga/Salesman terlalu melebih-lebihkan kualitas furniture Olympic sehingga terjadi peningkatan harapan konsumen.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang disampaikan dalam latar belakang penelitian

diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tanggapan pelanggan terhadap penetapan harga furniture Olympic

di CV. Suka Damai Soreang.

2. Bagaimana tanggapan pelanggan terhadap kualitas produk furniture Olympic di CV. Suka Damai Soreang.

3. Bagaimana tingkat keputusan pembelian furniture Olympic di CV. Suka Damai Soreang.

4. Seberapa besar pengaruh penetapan harga dan kualitas produk terhadap

keputusan pembelian furniture Olympic di CV. Suka Damai Soreang secara parsial maupun simultan.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Adapun maksud dari mengadakan penelitian ini adalah untuk

mengumpulkan informasi yang akan digunakan untuk menganalisis pengaruh

penetapan harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk

furniture Olympic pada CV. Suka Damai Soreang. Dan diharapkan dapat mebantu perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi sesuai dengan topik

(28)

mengenai pengaruh penetapan harga dan kualitas produk terhadap keputusan

pembelian.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tanggapan konsumen terhadap penetapan harga furniture

Olympic di CV. Suka Damai Soreang.

2. Untuk mengetahui tanggapan konsumen terhadap kualitas produk furniture

Olympic di CV. Suka Damai Soreang.

3. Untuk mengetahui tingkat keputusan pembelian konsumen pada furniture

Olympic di CV. Suka Damai Soreang.

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penetapan harga dan kualitas

produk terhadap keputusan pembelian konsumen pada furniture Olympic CV.

Suka Damai Soreang secara parsial maupun simultan.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

Dari hasil penelitian dan pengumpulan data-data kemudian dituangkan

dalam bentuk penelitian ini, adapun manfaat-manfaat yang dapat diambil tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis

Kegunaan yang diharapkan adalah menambah wawasan dan pengetahuan

mengenai manajemen pemasaran terutama dalam teori penetapan harga

(29)

2. Bagi perusahaan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi informasi yang sangat

bermanfaat bagi pihak perusahaan untuk dijadikan suatu acuan atau bahan

pemikiran dalam memberikan informasi tentang besarnya pengaruh

penetapan harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian.

Sehingga perusahaan dapat menarik perhatian untuk menggerakan hati

konsumen melakukan pembelian.

3. Bagi pihak lain

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan dan

bahan referensi tentang informasi pengaruh penetapan harga dan kualitas

produk sehingga dapat digunakan sebagai umpan balik bagi kinerja

masing-masing.

1.4.1. Kegunaan Akademis

1. Untuk menambah dan memperluas wawasan pengetahuan agar dapat

dijadikan bahan referensi untuk pengembangan ilmu Manajemen

Pemasaran

2. Bagi penulis lainnya, hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran bagi

penulis lain yang membutuhkan informasi tentang analisa pengaruh

penetapan harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian

konsumen.

3. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang

manajemen pemasaran terutama tentang penetapan harga, kualitas produk

(30)

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dimana penulis memperoleh serta mengumpulkan data

dan informasi yang diperlukan yaitu CV. Suka Damai Soreang yang beralamat di

Jl. RAYA SADU No.206B SOREANG, KABUPATEN BANDUNG 40275. Telp

[image:30.595.117.508.310.607.2]

(022)-85870236.

Tabel 1.3 Jadwal Penelitian

Keterangan

Maret ‘ 2 April ‘ 2 Mei ‘ 2 Juni ‘ Juli ‘ 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengambilan data

Analisis data

Penulisan laporan

Penyusunan UP

Sidang UP

Revisi UP

Pengumpulan Data

Analisis Data

Penulisan Skripsi

(31)

18

2.1 Kajian Pustaka

Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang

untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan

barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan

perusahaan (Djaslim Saladin, 2007:1). Pemasaran (marketing) itu sendiri berasal dari kata market (pasar), pasar dapat diartikan sebagai tempat dimana pembeli dan penjual bertemu untuk melakukan tukar menukar barang.

Philip Kotler dalam buku Herry Achmad Buchory & Djaslim Saladin

(2010:1) menyatakan:

“Marketing is a society by which individuals and groups obtain what they need

and want through creating, offering, and freely exchanging products and services

of value with others”.

Yang artinya: “Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu

atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai

(32)
[image:32.595.131.488.108.323.2]

Sumber: Herry Achmad Buchory & Djaslim Saladin (2010:3)

Gambar 2.1

Pertukaran Dalam Sistem Pemasaran Sederhana

Dari gambar 2.1 kita dapat melihat bagaimana proses pertukaran dalam

sistem pemasaran. Dimana para penjual mengirimkan barang, jasa dan

komunikasi pada para pembeli. Dan sebagai imbalannya mereka menerima

pembayaran atau uang dan informasi.

Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler (Herry Achmad Buchory &

Djaslim Saladin, 2010:5) adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi,

penetapan harga, promosi, dan distribusi gagasan, barang, dan jasa, untuk

menghasilkan pertukaran yang memuaskan individu dan memenuhi tujuan

organisasi.

Tujuan manajemen pemasaran adalah untuk mempengaruhi tingkat,

jangkauan waktu, komposisi permintaan, sehingga membantu organisasi mencapai

sasarannya.

Komunikasi

Informasi Uang Barang & Jasa

Market

(Kumpulan Para Pembeli) Industri

(33)

Kotler menjelaskan pemasar (marketer) adalah seseorang yang dapat menjawab tentang minat seorang pembeli yang terlibat dalam pertukaran nilai.

Calon pembeli adalah yang yang diidentifikasikan oleh pemasar sebagai seorang

yang bersedia dan mampu terlibat dalam pertukaran nilai. Marketer bukan sekedar

ingin mencapai target penjualan tetapi juga harus mampu menciptakan

relationship (Herry Achmad Buchory & Djaslim Saladin, 2010:5).

Sedangkan bauran pemasaran (marketing mix) menurut Kotler adalah

seperangkat variabel pemasaran yang dapat dikuasai oleh perusahaan dan

digunakan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran (Herry Achmad Buchory &

Djaslim Saladin, 2010:5).

Perangkat variabel atau unsur-unsur itu adalah:

1. Produk (product)

2. Harga (price)

3. Promosi (promotion)

4. Tempat (place)

Harga merupakan salah satu variabel bauran pemasaran sehingga harga

dapat dikatakan penentuan nilai suatu produk dibenak konsumen. Unsur harga

adalah satu-satunya sumber penghasilan didalam bauran pemasaran tidak seperti 3

unsur yang lain yang menjadi sumber pengeluaran perusahaan. Menurut Djaslim

Saladin (2007:95) harga adalah sejumlah uang sebagai alat ukur untuk

memperoleh produk atau jasa.

Memahami bagaimana konsumen memahami dan menerima harga suatu

(34)

berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan. Tingkat harga yang ditetapkan

akan mempengaruhi kuantitas yang terjual.

2.1.1. Penetapan Harga 2.1.1.1 Pengertian Harga

Harga merupakan unsur dalam menilai suatu barang atau jasa dari segi

manfaat maupun kualitas yang dapat dinyatakan dalam bentuk uang. Djaslim

Saladin (2007:95) menjelaskan bahwa harga adalah sejumlah uang sebagai alat

ukur untuk memperoleh produk atau jasa.

Harga menurut Arlina Nurbaity Lubis dan Martin (2009) : “harga

merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu

barang atau jasa.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:345) harga (price) adalah sejumlah

uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang

ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau

menggunakan suatu produk atau jasa.

Banyak konsumen menggunakan harga sebagai indikator kualitas. Dimana

harga dan persepsi kualitas suatu produk berinteraksi. Produk yang harganya lebih

mahal dianggap memiliki kualitas lebih tinggi juga. Produk berkualitas tinggi

biasanya memiliki harga yang lebih tinggi daripada sesungguhnya.

Fandy Tjiptono (2008:151) menyatakan harga merupakan satuan moneter

atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar

memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Sementara

(35)

nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas

suatu barang atau jasa.

Menurut Husein Umar (2002:32) harga merupakan sejumlah nilai yang

ditukarkan konsumen dengan manfaat yang dimiliki atau menggunakan produk

yang ditetapkan oleh pemasar. Harga berhubungan dengan keputusan konsumen

apabila harga yang ditetapkan sesuai dan terjangkau oleh masyarakat maka akan

menimbulkan suatu keputusan pembelian suatu produk yang ditawarkan.

Menurut Monroe (2005) menyatakan bahwa harga merupakan

pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh produk atau

jasa. Selain itu harga salah satu faktor penting konsumen dalam mengambil

keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak (Engel, Blackwell dan Miniard,

1996). Harga dikatakan mahal, murah atau biasa-biasa saja dari setiap individu

tidaklah harus sama, karena tergantung dari persepsi individu yang dilatar

belakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu (Schifman and Kanuk,

2001).

Harga bukan hanya angka-angka di label harga. Harga mempunyai banyak

bentuk dan melaksanakan banyak fungsi. Sewa, uang sekolah, ongkos, upah/fee,

bunga, tarif, biaya penyimpanan, gaji dan komisi semuanya merupakan harga

yang harus anda bayar untuk mendapatkan barang atau jasa. (Kotler & Keller,

2008:68)

Sepanjang sejarah, harga ditetapkan melalui negosiasi antara pembeli dan

penjual. Tawar menawar masih sering dilakukan di beberapa bidang. Menetapkan

(36)

bersama perkembangan perdagangan eceran skala besar pada akhir abad

kesembilan belas.

Dengan melihat pentingnya harga, perusahaan perlu memikirkan tentang

harga jual produknya secara tepat karena harga yang tidak tepat berakibat tidak

menarik konsumen untuk melakukan pembelian. Penetapan harga suatu produk

merupakan ukuran terhadap besar kecilnya nilai suatu produk dengan harga yang

ditetapkan dapat terjangkau dan sesuai dengan apa yang diharapkan.

2.1.1.2 Tujuan Penetapan Harga

Tujuan penetapan harga menurut Djaslim Saladin (2007:95) adalah sebagai

berikut:

1. Profit maximalization pricing (maksimalisasi keuntungan) Bertujuan untuk mencapai maksimalisasi keuntungan.

2. Market share pricing (penetapan harga untuk merebut pangsa pasar) Dengan harga rendah maka pasar akan dikuasai.

3. Market skimming pricing (memerah pasar)

4. Current revenue pricing (penetapan laba untuk pendapatan maksimal) 5. Target profit pricing (penetapan harga untuk sasaran)

Harga berdasarkan target penjualan dalam periode tertentu.

6. Promotional pricing (penetapan harga untuk promosi)

Penetapan harga untuk suatu produk dengan maksud untuk mendorong

(37)

2.1.1.3 Langkah Penetapan Harga Dan Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Harga

Langkah-langkah dalam penetapan harga menurut Herry Achmad Buchory

& Djaslim Saladin (2010:160) adalah sebagai berikut:

1. Menyeleksi tujuan penetapan harga

2. Menentukan permintaan (determinant demand) 3. Memperkirakan biaya

4. Menganalisa biaya, harga dan tawaran pesaing

5. Memilih metode penetapan harga

6. Memilih harga akhir

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan harga (Djaslim

Saladin, 2007:95) adalah sebagai berikut:

1. Permintaan produk

2. Reaksi pesaing

3. Bauran pemasaran

4. Target dan bagian bagian saham pasar

5. Biaya untuk memproduksi

2.1.1.4 Modifikasi Harga

Djaslim Saladin (2007:99) menjelaskan modifikasi harga perlu dilakukan

agar perusahaan memperoleh keuntungan bersih yang maksimal dengan harga

(38)

1. Penetapan harga per wilayah geografis

2. Potongan harga dan imbalan khusus (price discount and allowances)

3. Penetapan harga promosi

4. Penetapan harga diskriminatif

5. Penetapan harga produk baru

6. Penetapan harga dalam bauran produk

2.1.1.5 Indikator Harga

Pada penelitian ini menggunakan indikator yang digunakan pada

penelitian Rinaldi Bursan (2009:83), berikut adalah indikator harga yang

digunakan :

1. Kesesuaian harga dengan manfaat produk

2. Kesesuaian harga dengan pendapatan/uang saku yang diterima

3. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

2.1.2. Kualitas Produk

2.1.2.1 Pengertian Kualitas Produk

Definisi kualitas menurut ISO 8402 seperti yang dikutip oleh Gasperz

(2001) sebagai totalitas dari karakteristik suatu produk yang menunjang

kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan atau

ditetapkan.

Kualitas berarti keseluruhan ciri serta sifat suatu produk atau jasa yang

berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan

(39)

Menurut Payne (1993:24) definisi kualitas produk adalah suatu bentuk

dengan nilai kepuasan yang kompleks.

Kualitas produk merupakan upaya konsumen mengevaluasi secara

menyeluruh terhadap kehandalan dan superioritas performance produk atau jasa

tertentu (Keni, 2000:45).

Kotler dan Amstrong (2003:22) menyatakan bahwa sesuai dengan

konsep produk, konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu

terbaik, kinerja terbaik, dan sifat terbaik dan bahwa organisasi harus mencurahkan

tenaganya untuk melakukan perbaikan produk secara terus menerus. Perusahaan

yang mampu memuaskan pelanggan dan memiliki konsumen yang setia

cenderung mampu bertahan dalam kondisi perekonomian saat ini.

2.1.2.2 Indikator Kualitas Produk

Sedangkan menurut Tjiptono (1997:25-26) kualitas produk memiliki 8

dimensi, dimensi-dimensi ini kemudian akan dijadikan indikator kualitas produk

dalam penelitian ini. Delapan dimensi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Performance (kinerja) 2. Reliability (kehandalan)

3. Feature (ciri-ciri atau keistimewaan tambahan) 4. Durability (daya tahan)

5. Aesthetics (daya tarik)

6. Service ability (kenyamanan, mudah direparasi)

7. Conformance to Specifications (kesesuaian dengan spesifikasi)

(40)

2.1.3. Keputusan Pembelian

2.1.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Di dalam proses keputusan untuk membeli suatu produk dipengaruhi oleh

bermacam-macam dorongan. Meskipun produsen dan pemasar sama sekali tidak

bisa memaksakan keputusan membeli, akan tetapi adanya motif-motif pembelian

itu maka para produsen dapat mempengaruhi atau memperbesar kecenderungan

para konsumen tersebut untuk membeli dengan berbagai cara diantaranya dengan

melakukan penetapan harga yang baik dan produk yang ditawarkan memiliki

kualitas yang baik sehingga calon pembeli tertarik untuk melakukan pembelian.

Pengambilan keputusan pembelian merupakan bagian terpenting dalam tingkah

laku konsumen secara umum dan merupakan titik awal dari keseluruhan pola

konsumsi konsumen.

Menurut Mustafid dan Aan Gunawan (2008) keputusan pembelian adalah

suatu alasan tentang bagaimana konsumen menentukan pilihan terhadap

pembelian suatu produk yang sesuai dengan kebutuhan, keinginan serta

harapannya, sehingga dapat menimbulkan kepuasan atau ketidakpuasan terhadap

produk tersebut yang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya keluarga,

harga, pengalaman, dan kualitas produk.

Sedangkan menurut Dewi Urip Wahyuni (2008) keputusan pembelian

adalah pilihan akhir yang dilakukan oleh konsumen dalam memenuhi keinginan

(41)

2.1.3.2 Tipe Perilaku Pembelian Konsumen

Menurut Kotler (2000) terdapat empat jenis perilaku pembelian konsumen,

yaitu:

1. Perilaku pembelian yang rumit

Perilaku ini lazim terjadi bila produknya mahal, jarang dibeli, berisiko, dan

sangat mengekspresikan pribadi.

2. Perilaku pembelian pengurang ketidaknyamanan/ketidakcocokan

Perilaku ini terjadi bila konsumen melihat sedikit perbedaan di antara merek

dan tidak ada yang menonjol, didasarkan kenyataan bahwa pembelian itu

mahal dan berisiko, pembeli akan memilih sambil mempelajari apa yang

tersedia namun akan membeli dengan cepat.

3. Perilaku pembelian karena kebiasaan

Konsumen tidak membentuk sikap terhadap sebuah merek tetapi memilihnya

karena itu sudah biasa dikenalnya, tidak dilakukan pencarian informasi

tentang merek.

4. Perilaku pembelian yang mencari variasi

Kondisi keterlibatan konsumen rendah tetapi ditandai oleh perbedaan merek

yang nyata. Perusahaan harus berusaha memastikan kepuasan konsumen pada

semua tingkat dalam proses pembelian.

2.1.3.3 Peranan Dalam Proses Pengambilan Keputusan Konsuemen

Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2010:61) menjelaskan

bahwa dalam proses mengambil keputusan membeli barang terdapat beberapa

(42)

1. Pengambil inisiatif (initiator)

Yaitu orang yang pertama yang menyarankan gagasan membeli.

2. Orang yang mempengaruhi (influencer)

Seseorang yang memberikan pengaruh yang diperhitungkan nasihatnya.

3. Pembuat keputusan (decider’s)

Seseorang yang menentukan sebagian atau keseluruhan pengambilan

keputusan.

4. Pembeli (buyers)

Yaitu mereka yang melakukan pembelian yang sebenarnya.

5. Pemakai (user)

Yaitu seseorang atau beberapa orang yang menikmati atau memakai produk

atau jasa tersebut.

2.1.3.4 Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Dalam Proses pengambilan keputusan untuk membeli furniture Olympic calon pembeli akan memandang suatu produk dari beberapa sudut. Pemandangan

terhadap suatu produk dari seorang konsumen tergantung pada keadaan

konsumen. Inilah yang disebut dengan tahap-tahap proses membeli, yaitu lima

tahap pada setiap pembelian, menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim

(43)

Sumber : Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin

Gambar 2.2

Model Tahap Proses Pembelian

1. Pengenalan Kebutuhan masalah (need recognition)

Pemasar meneliti secara seksama apa yang dibutuhkan atau masalah yang

timbul, apa yang menyebabkan semua itu muncul, dan mengapa sampai

seseorang itu membutuhkannya. Seseorang mungkin memiliki perubahan hobi,

dan untuk ini marketer harus dapat mengembangkan rangsangan konsumen

agar ia lebih tertarik.

2. Pencarian Informasi (information search)

Konsumen dapat mencari informasi dari beberapa sumber, sumber ini

termasuk:

a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.

b. Sumber niaga: periklanan, petugas penjualan, penjual, kemasan dan

pemajangan.

c. Sumber umum: media massa, dan organisasi konsumen.

d. Sumber pengalaman: pernah menangani, menguji, dan mempergunakan

produk.

3. Penilaian alternatif (evaluation of alternatives)

Terdapat lima konsep dasar bagi pemasar dalam penilaian alternatif konsumen,

yaitu: Pengenalan

kebutuhan masalah

Pencarian informasi

Penilaian Alternatif

Perilaku setelah membeli Keputusan

(44)

a. Sifat-sifat produk, apa yang menjadi ciri-ciri khusus dan perhatian

konsumen terhadap produk atau jasa tersebut.

b. Pemasar hendaklah lebih memperhatikan pentingnya ciri-ciri produk dari

pada penonjolan ciri-ciri produk.

c. Kepercayaan konsumen terhadap ciri merek yang menonjol.

d. Fungsi kemanfaatan, yaitu bagaiman konsumen mengharapkan kepuasan

yang diperoleh dan produk dengan tingkat alternatif yang berbeda-beda

setiap hari.

e. Bagaimana prosedur penilaian yang dilakukan konsumen dan sekian banyak

ciri barang.

4. Keputusan membeli (purchase decision).

Merupakan apa yang menyebabkan maksud untuk membeli tersebut. Ada dua

faktor penyebabnya yaitu :

a. Sikap orang lain : keputusan membeli itu banyak dipengaruhi oleh

teman-teman, tetangga, atau siapa saja yang ia percaya.

b. Faktor-faktor situasi yang tidak terduga: yaitu faktor harga, pendapatan

keluarga, dan keuntungan yang diharapkan dari produk tersebut. Untuk

(45)

Sumber : Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin

Gambar 2.3

Tahap-tahap antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian

5. Perilaku Pasca Pembelian (postpurchase behavior)

a. Kepuasan pasca pembelian: kepuasan pembelian setelah ia membeli produk

tersebut. Ada beberapa tingkat kepuasan, yaitu sangat puas, puas, sedikit

puas, kecewa, dan sangat kecewa.

b. Tindakan-tindakan pascapembelian: bagaimana tindak lanjut yang dilakukan

konsumen atas tingkat kepuasan, kalau puas apakah ia selalu

mempergunakan atau membeli produk tersebut, kalau tidak puas apakah

akan meninggalkan.

c. Penggunaan dan pembuangan pascapembelian: marketer selalu memonitor

bagaimana membeli mempergunakan dan memanfaatkan produk. Jika

konsumen mempertimbangkan penggunaan produk baru suatu produk, maka

marketer akan tinggi gunanya sebab penggunaan ini dapat disebarluaskan.

Penilaian Terhadap Berbagai Alernatif

Maksud Untuk Membeli

Keputusan membeli Sikap Orang Lain

(46)

2.1.3.5 Indikator Keputusan Pembelian

Indikator keputusan pembelian yang dipakai dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut (Herry Achmad Buchory & Djaslim Saladin, 2010:63-65) :

1. Pengenalan kebutuhan masalah

2. Pencarian informasi

3. Penilaian alternatif

4. Keputusan membeli

5. Perilaku pasca pembelian

[image:46.595.109.516.399.755.2]

2.1.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu

NO Peneliti Judul Variabel/Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan Penelitian terdahulu Rencana penelitian 1 Arlina

Nurbaity Lubis dan Martin (2009)

Pengaruh Harga (Price) Dan Kualitas Pelayanan (Service Quality) Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Di Rsu Deli Medan Hasil analisis diperoleh variabel harga dan kualitas pelayanan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSU Deli Medan Harga dan kualitas pelayanan yang ditawarkan oleh RSU Deli Medan dinilai sangat baik sehingga kepuasan pasien juga tercapai dengan baik.  Penelitian pada konsumen rumah sakit  Tempat penelitian di RSU Deli Medan Penelitian pada konsumen furniture Tempat penelitian di CV. Suka Damai

Sama -sama meng-gunakan kuesioner  Meng-gunakan metode deskriptif Menggunak an 2 variabel independen dan 1 variabel dependen Variabel X1, X2 dan Y sama.

(47)

Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan Konsumen kualitas produk dan harga terhadap kepuasan dan loyalitas  Penelitian pada PT. Indosat

 Terdapat 2 variabel independen dan 2 variabel dependen  Kualitas produk sebagai X1 dan harga sebagai X2  Meneliti variabel loyalitas Penelitian pada CV. Suka Damai Soreang

Terdapat 2 variabel independen dan 1 variabel dependen Harga sebagai X1 dan kualitas produk sebagai X2 Tidak meneliti variabel loyalitas 3 Sumani

(2006) Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Pelanggan Kartu Prabayar IM3 (Mojokerto) Hasil analisisnya adalah variabel kualitas produk meliputi variabel kinerja, ciri-ciri atau keistimewaan tambahan, kehandalan, daya tahan, serviceability, estetika, kualitas yang dipersepsikan secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan  Penelitian pada pelanggan provider  Penelitian pada PT. Indosat

 Terdapat 1 variabel independen dan 1 variabel dependen  Tidak meneliti variabel harga  Penelitian pada pelanggan furniture  Penelitian pada CV. Suka Damai Soreang

 Terdapat 2 variabel independen dan 1 variabel dependen  Meneliti variabel harga Memiliki variabel dependen yang sama

4 Rachmad Hidayat (2009) Pengaruh Kualitas Layanan, Kualitas Produk Dan Nilai Nasabah Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Nasabah Bank Mandiri Hasil analisisnya adalah variabel kualitas pelayanan, kualitas produk dan nilai nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan. Kualitas pelayanan dan produk tidak berpengaruh terhadap  Penelitian pada pelanggan perbankan  Penelitian pada Bank Mandiri

 Terdapat 3 variabel independen dan 2  Penelitian pada pelanggan furniture  Penelitian pada CV. Suka Damai Soreang

(48)

loyalitas. Dan kepuasan serta nilai berpengaruh terhadap loyalitas. variabel dependen  Tidak meneliti variabel harga  Meneliti variabel kualitas pelayanan dan nilai pelanggan variabel dependen  Meneliti variabel harga Tidak meneliti variabel kualitas pelayanan dan nilai pelanggan 5 Nurlaela

Handayani (2004) Perbandingan Hubungan Kualitas Produk Dan Kualitas Pelayanan Dengan Kepuasan Mahasiswa Menurut Jenis kelamin Di beberapa Kantin Universitas Pancasila Jakarta Hasil analisisnya adalah kualitas produk dan kualitas pelayanan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan  Penelitian pada pelanggan kantin  Penelitian pada kantin Universitas Pancasila Jakarta  Tidak meneliti variabel harga  Meneliti variabel kualitas pelayanan  Penelitian pada pelanggan furniture  Penelitian pada CV. Suka Damai Soreang  Meneliti variabel harga Tidak meneliti variabel kualitas pelayanan Sama-sama meneliti pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan

 Terdapat 2 variabel independen dan 1 variabel dependen

(49)

merek dan loyalitas

 Terdapat 1 variabel independen dan 3 variabel dependen reputasi merek dan loyalitas

 Terdapat 2 variabel independen dan 1 variabel dependen 7 Sumani

(2006) Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Pelanggan Kartu Prabayar IM3 Hasil analisisnya adalah kualitas produk berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan kartu prabayar im3

Memiliki 1 variabel independen dan 1 variabel dependen  Penelitian pada konsumen provider Penelitian dilakukan di PT. Indosat

Memiliki 2 variabel independen dan 1 variabel dependen  Penelitian pada konsumen furniture Penelitian dilakukan di Garuda Indonesia Airways Sama-sama meneliti kualitas produk terhadap kepuasan konsumen

8 Hendri Sukotjo dan Sumanto Radix A. (2010) Analisa Marketing Mix-7P (Product, Price, Promotion, Place, Partisipant, Process, dan

Physical Evidence) terhadap Keputusan Pembelian Produk Klinik Kecantikan Teta di Surabaya Hasil dari penelitiannya adalah Variabel produk, harga, promosi, dan lokasi secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap Keputusan pembelian pada klinik kecantikan Teta.  Penelitian pada pelanggan klinik kecantikan  Penelitian pada Klinik kecantikan Teta  Tidak meneliti variabel kualitas produk  Meneliti variabel produk, promosi, lokasi, partisipant, process dan

physical evidence

 Terdapat 7 variabel  Penelitian pada pelanggan furniture  Penelitian pada CV. Suka Damai Soreang  Meneliti variabel kualitas produk  Tidak meneliti variabel produk, promosi, lokasi, partisipant, process dan

physical evidence  Terdapat 2

(50)

independen Penelitian dilakukan di Surabaya independen Penelitian dilakukan di Bandung 9 Rinaldi

Bursan (2009) Tanggapan Konsumen Atas Bauran Pemasaran Rokok Sampoerna A Mild Hipotesis yang menyatakan produk, harga, promosi, dan saluran distribusi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemungkinan keputusan konsumen dalam melakukan pembelian rokok Sampoerna A Mild terbukti  Penelitian pada pelanggan rokok  Penelitian pada PT. Sampoerna Tbk  Tidak meneliti variabel kualitas produk  Meneliti variabel produk, promosi dan saluran distribusi

 Terdapat 4 variabel independen  Penelitian pada pelanggan furniture  Penelitian pada CV. Suka Damai Soreang  Meneliti variabel kualitas produk  Tidak meneliti variabel produk, promosi dan saluran distribusi

 Terdapat 2 variabel independen Memiliki variabel dependen yang sama yaitu keputusan pembelian Sama-sama meneliti mengenai harga

(51)

merek dan ukuran

 Terdapat 4 variabel independen  Penelitian dilakukan di Bandar Lampung kemasan, merek dan ukuran

 Terdapat 2 variabel independen

 Penelitian dilakukan di Bandung

11 Fadli dan Inneke Qamariah (2008) Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Ekuitas Merek Sepeda Motor Merek Honda Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Universitas Sumatera Utara) Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini bahwa

secara parsial dan simultan ekuitas merek yang terdiri dari variabel kesadaran merek, kesan kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas merek berpengaruh sangat signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda di lingkungan Universitas Sumatera Utara  Penelitian pada pelanggan sepeda motor  Penelitian pada Universitas Sumatra Utara  Tidak meneliti variabel harga dan kualitas produk  Meneliti variabel kesadaran merek, kesan kualitas, asosiasi merek dan loyalitas merek

 Terdapat 4 variabel independen  Penelitian dilakukan di Sumatera Utara  Penelitian pada pelanggan furniture  Penelitian pada CV. Suka Damai Soreang  Meneliti variabel harga dan kualitas produk  Tidak meneliti variabel kesadaran merek, kesan kualitas, asosiasi merek dan loyalitas merek

 Terdapat 2 variabel independen  Penelitian dilakukan di Bandung Memiliki variabel dependen yang sama yaitu keputusan pembelian

(52)

Konsumen Membeli Kendaraan Bermotor pembelian dan kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Serta harga dan kualitas produk berpengaruh positif secara simultan terhadap keputusan pembelian. yaitu harga, kualitas produk dan keputusan pembelian

13 Dewi Urip Wahyuni (2008) Pengaruh Motivasi, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek “Honda” di Kawasan Surabaya Barat Hasil analisis pada penelitian ini adalah motivasi, persepsi dan sikap berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap keputusan pembelian  Penelitian pada pelanggan sepeda motor  Tidak meneliti variabel harga dan kualitas produk  Meneliti variabel motivasi, persepsi dan sikap konsumen

 Terdapat 3 variabel independen  Penelitian dilakukan di Surabaya Barat  Penelitian pada pelanggan furniture  Meneliti variabel harga dan kualitas produk Tidak meneliti variabel motivasi, persepsi dan sikap konsumen

 Terdapat 2 variabel independen  Penelitian dilakukan di Bandung Memiliki variabel dependen yang sama yaitu keputusan pembelian

14 Sri Wahyuni (2008) Analisis Pengaruh Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada PT. Yamaha Motor Kencana Indonesia Semarang Hasil dari penelitian ini adalah variabel harga dan kualitas produk berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan, melalui kepuasan pelanggan. Dengan demikian bisa dikatakan variabel harga saling berkorelasi jika kualitas baik maka harga akan

(53)

2.2 Kerangka Pemikiran

Pemasaran merupakan suatu kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan

dan keinginan melalui proses penciptaan, penawaran, dan pertukaran, (nilai)

produk dengan yang lain, dimana dalam pemasaran ini kegiatan bisnis dirancang

untuk mendistribusikan barang-barang dari produsen kepada konsumen untuk

mencapai sasaran serta tujuan organisasi. naik, dan jika kualitas baik maka konsumen akan puas juga sehingga bisa menimbulkan loyalitas. kepuasan dan loyalitas pelanggan  Variabel depandenny a adalah loyalitas pelanggan  Penelitian dilakukan di Semarang variabel kepuasan dan loyalitas pelanggan  Variabel dependenny a adalah keputusan pembelian  Penelitian dilakukan di Semarang 15 Rina Rifqie

Mariana (2009) Pengaruh Diferensiasi Produk Kripik Tempe Terhadap Loyalitas Konsumen Hasil dari penelitian ini adalah adanya pengaruh dari diferensiasi produk terhadap loyalitas pelanggan  Penelitian pada pelanggan produk kripik tempe  Meneliti variabel kemasan, pelayanan, merek, kepuasan dan loyalitas pelanggan

 Memiliki 5 variabel independen  Variabel dependenny a adalah loyalitas pelanggan  Penelitian pada pelanggan produk furniture  Tidak meneliti variabel kemasan, pelayanan, merek, kepuasan dan loyalitas pelanggan

(54)

Harga merupakan unsur dalam menilai suatu barang atau jasa dari segi

manfaat maupun kualitas yang dapat dinyatakan dalam bentuk uang. Djaslim

Saladin (2007:95) menjelaskan bahwa harga adalah sejumlah uang sebagai alat

ukur untuk memperoleh produk atau jasa.

Menurut Husein Umar (2002:32) harga merupakan sejumlah nilai yang

ditukarkan konsumen dengan manfaat yang dimiliki atau menggunakan produk yang

ditetapkan oleh pemasar. Harga berhubungan dengan keputusan konsumen apabila

harga yang ditetapkan sesuai dan terjangkau oleh masyarakat maka akan

menimbulkan suatu keputusan pembelian suatu produk yang ditawarkan. Sedangkan

menurut Alma (2004:169) menyatakan harga adalah nilai suatu barang yang

dinyatakan dalam uang.

Tujuan penetapan harga adalah sebagai berikut:

1. Mendapatkan laba maksimum

Dalam prakteknya, terjadinya harga memang ditentukan oleh penjual. Makin

besar daya beli konsumen, semakin besar pula kemungkinan bagi penjual

untuk menentukan tingkat harga yang lebih tinggi. Dengan demikian penjual

mempunyai harapan untuk mendapatkan keuntungan maksimum sesuai

dengan kondisi yang ada.

2. Mendapatkan pengambilan investasi yang ditargetkan atau pengambilan pada

penjual yang bersih. Harga yang dapat dicapai dalam penjualan dimaksudkan

pula untuk menutupi investasi secara berangsur. Dan dana yang dipakai untuk

mengembalikan investasi hanya bisa dari laba perusahaan, dan laba hanya

(55)

3. Mencegah atau mengurangi persaingan

Tujuan mencegah atau mengurangi persaingan dapat dilakukan melalui

kebijaksanaan harga. Hal ini dapat diketahui bilamana para penjual

menawarkan barang dengan harga yang sama. Oleh karena itu persaingan

hanya mungkin dilakukan tanpa melalui kebijaksanaan harga. Tetapi dengan

servis lain. Persaingan seperti ini disebut persaingan bukan harga (non-price competition).

4. Mempertahankan atau memperbaiki market share

Memperbaiki market share hanya mungkin dilakukan bilamana kemampuan

dan kapasitas produksi perusahaan masih cukup longgar, disamping juga

kemampuan di bidang lain seperti bidang pemasaran, keuangan, dan

sebagainya. Bagi perusahaan kecil yang mempunyai kemampuan terbatas,

biasanya penentuan harga ditunjukkan untuk sekedar mempertahankan

market share. Perbaikan market share kurang diutamakan, lebih-lebih apabila

persaingan sangat ketat.

Schiffman dan Kanuk (2000:144) yang menyatakan bagaimana

penerimaan konsumen terhadap harga (apakah tinggi, rendah, adil) memiliki

pengaruh yang sangat kuat terhadap intensitas pembelian dan kepuasan

pembelian. Artinya harga sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian

konsumen.

Dengan melihat pentingnya harga yang berpengaruh terhadap keputusan

konsumen perusahaan yang perlu memikirkan tentang harga jual produknya

Gambar

Tabel 1.3 Jadwal Penelitian
Gambar 2.1 Pertukaran Dalam Sistem Pemasaran Sederhana
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu
Gambar 2.4 Bagan Kerangka Pemikiran Harga dan Kualitas Produk Terhadap
+7

Referensi

Dokumen terkait

m. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugasnya; n. mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas. Uraian tugas Seksi Kurikulum dan Tenaga

semua perlengkapan yang digunakan oleh marshall untuk bertugas pasti saja ada kendalanya dalam melakukan tugas pada saat dijalanan, dalam posisi lari malam

Reaksi positif fermentasi karbohidrat menghasilkan asam dan mengubah media menjadi kuning (Tabel 2).. Tetesi dengan larutan saline 0,85% dan emulsikan. Letakkan 1 tetes

dalam keadaan sedang, dimana mobil yang dikendarai terdakwa berada pada jalur kanan dikarenakan mobil yang berada di depan mobil yang dikemudikan terdakwa berbelok ke

Mengembalikan seluruh biaya selama pendidikan yang telah dikeluarkan Pemerintah, dikarenakan mengundurkan diri, diberhentikan dengan hormat maupun tidak hormat

Di samping itu, di luar alokasi anggaran belanja modal sebesar Rp193,8 triliun tersebut pada tahun 2013, pemerintah masih mengalokasikan anggaran cadangan untuk: (1) anggaran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran matematika realstik, dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variasi temperatur pemanasan larutan pati terhadap sifat kekuatan tarik dan pemanjangan saat putus bioplastik dari pati biji