• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Ny.M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di RS. dr. Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Ny.M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di RS. dr. Pirngadi Medan"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan Pada Ny. M Dengan

Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi

Di RS. Dr. Pirngadi Medan

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan

Oleh YULIA WARNI

102500030

Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

2013

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan karunia-Nya

Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny.M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di RS. dr. Pirngadi Medan”.

Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai awal penelitian dalam rangka

memenuhi persyaratan pendidikan menyelesaikan program Diploma Keperawatan

di Fakultas Keperawatan di Universitas Sumatera Utara tahun 2013.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan

dan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara beserta staf Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

2. Ibu Erniati, S.Kp, MNS selaku Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara serta selaku Dosen Penguji yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan-masukan dan inspirasi.

3. Ibu Evita Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ihsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan

III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, Ns, selaku Ketua Program Studi D-III

Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara serta

Pembimbing yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah

ini.

6. Kepada orang tua yang telah membarikan semangat, perhatian, kasih

sayang, dukungan kepada penulis serta bantuan baik secara moril, materil,

spiritual sehingga laporan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

7. Kepada kakak dan abang tercinta kak Mel, Bang Eko, Bang Nawar, Kak

Evi yang senantiasa selalu memberikan dukungan, perhatian kepada

(4)

8. Kepada sahabat-sahabat saya yang tercinta Kak Afri, Kak Pida, Kak Ayu,

Rudi, Misda, Tiara, Madan, Ulan, Ayu,yang senantiasa selalu memberikan

dukungan, perhatian kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Kepada teman-teman mahasiswa D III Fakultas Keperawatan stambuk

2010 Universitas Sumatera Utara yang saya sayangi Dewi, Nini, Evi,

Caca, Srikam, Masita, Aan, Mega, Elvi yang telah memberikan dukungan,

semangat dan membantu dalam penyusuna Karya Tulis Ilmiah ini guna

memenuhi tugas akhir.

Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

semua pihak dalam rangka penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata,

penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2013 Hormat Saya

Yulia Warni

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(5)

DAFTAR ISI

Halaman Lembar Sampul

Lembar Pengesahan ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penulisan ... 2

C. Manfaat Penulisan ... 2

BAB II PENGELOLAAN KASUS ... 4

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi ... 4

2.1 Pengertian ... 4

2.2 Tujuan Mobilisasi ... 4

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mobilisasi ... 5

2.4 Manfaat Mobilisasi ... 5

2.5 Tahap-Tahap Mobilisasi ... 6

A. Pengkajian ... 7

B. Diangnosa Keperawatan ... 8

C. Perencanaan Keperawatan ... 8

D. Implementasi Keperawatan ... 10

E. Evaluasi ... 10

B. Asuhan Keperawatan Kasus ... 11

A. Pengkajian ... 11

B. Analisa Data ... 20

C. Rumusan Masalah ... 21

D. Perencanaan Keperawatan ... 22

E. Implementasi dan Evaluasi ... 26

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ... 26

3.1 Kesimpulan ... 26

3.2 Saran ... 26

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

 

 

 

 

(6)

B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Proses kehamilan, persalinan dan nifas tidak senantiasa berlangsung secara

fisiologis, dapat pula secara patologis, oleh karena itu pengawasan yang teliti dan

terus menerus selama berlangsungnya ketiga proses itu harus dilakukan dengan

seksama. Dan persalinan di lakukan bukan secara normal saja melainkan

persalinan dapat di lakukan dengan cara operasi besar (Sarwono, 1994 : 795).

Dewasa ini semakin banyak dokter dan tenaga medis yang menganjurkan

pasien yang baru melahirkan dengan operasi agar segera menggerakkan tubuhnya.

Dokter kandungan menganjurkan pasien yang mengalami operasi caesar untuk

tidak berdiam diri di tempat tidur tetapi harus menggerakkan badan atau

mobilisasi (Kasdu, 2005).

Dalam membantu jalannya penyembuhan ibu pasca seksio caesaria,

disarankan untuk melakukan mobilisasi dini.Tetapi, pada ibu yang mengalami

seksio caesaria rasanya sulit untuk melaksanakan mobilisasi karena ibu merasa

letih dan sakit.Salah satu penyebabnya adalah ketidaktahuan pasien mengenai

mobilisasi dini. Untuk itu diperlukan pendidikan kesehatan tentang mobilisasi

dini paSCa operasi seksio caesarea sehingga pelaksanaan mobilisasi dini lebih

maksimal dilakukan. Sebenarnya ibu yang mengalami seksio caesaria mengerti

dalam pelaksanaan mobilisasi dini, namun ibu tidak mengerti apa manfaat

dilakukan mobilisasi dini (Surininah, 2004).

Tindakan operasi akan mengakibatkan penurunan gangguan terhadap

mobilisasi pasien. Oleh karena itu mobilisasi merupakan kegiatan yang penting

pada periode post operasi secsio untuk mencengah komplikasi. Kemampuan

pasien untuk bergerak dan berjalan pada post operasi akan menentukan kegiatan

yang harus dilaksanakan untuk memberi kesempatan pada pergerakan yang

maksimal. Bergerak dan beraktifitas diatas tempat tidur membantu mencengah

komplikasi pada sistem pernafasan, kardiovaskuler, mencengah dekubitus,

merangsang peristaltic usus dan mengurangi rasa nyeri (Cuningham, 2006).

Mobilisasi segera secara bertahap sangat berguna untuk proses

penyembuhan luka dan mencegah terjadinya infeksi serta trombosis vena. Bila

(7)

operasi. Jadi mobilisasi secara teratur dan bertahap yang di ikuti dengan latihan

adalah hal yang paling dianjurkan (Roper, 2005).

Tanggung jawab atas kesehatan diri sendiri, termasuk juga harus dapat

mencapai tingkat kemandirian maksimal, dalam hal ini adalah melakukan

mobilisasi yang sesuai dengan kondisi pasien. Mobilisasi dini bermanfaat untuk

mempertahankan mobilisasi fisik secara optimal, maka sistem saraf, otot dan

skeletal harus tetap utuh dan berfungsi dengan baik (Potter dan Perry, 2006)

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengangkat

Asuhan Keperawatan pada Ny.M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar

Mobilisasi di RS.Pringadi Medan sebagai judul untuk penulisan karya tulis ilmiah.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui bagaimana

asuhan keperawatan pada klien yang mengalami masalah mobilisasi Ny. M

diruangan V nifas RS.Dr.Pirngadi Medan

C. Manfaat Penulisan 1. Manfaat Teoritis

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam

pengembangan ilmu yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pasien

dengan masalah kebutuhan dasar mobilisasi.

2. Manfaat Praktis

a. Praktek Pelayanan Keperawatan

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan

dan strategi bagi keperawatan dalam memberikan asuhan

keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar

mobilisasi

b. Pendidikan Keperawatan

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pada

pasien dengan masalah kebutuhan dasar mobilisasi yang dapat

(8)

c. Manfaat Bagi Kebutuhan Klien

hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk mengetahui

(9)

B A B II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi

2.1 Pengertian

Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan

bebas dan merupakan faktor yang menonjol dalam mempercepat pemulihan

paSCa bedah, mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi

fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian. Dengan

demikian mobilisasi dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini

mungkin dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi

fisiologi (Menurut Carpenito (2000) dalam Wirnata (2010).

Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing

penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin

berjalan (Soelaiman, dalam Wirnata (2010). Mobilisasi dini dapat dilakukan pada

kondisi pasien yang membaik. Pada pasien post operasi secsio caesarea 6 jam

pertama dianjurkan untuk segera menggerakkan anggota tubuhnya. Gerak tubuh

yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, kaki dan jari-jarinya

agar kerja organ pencernaan segera kembali normal (Kasdu, 2003).

Mobilisasi post sectio caesarea adalah suatu pergerakan, posisi atau adanya

kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan persalinan

caesarea. Untuk mencegah komplikasi post operasi secsio caesarea ibu harus

segera dilakukan mobilisasi sesuai dengan tahapannya. Oleh karena setelah

mengalami secsio caesarea, seorang ibu disarankan tidak malas untuk bergerak

paSCa operasi seksio sesarea, ibu harus mobilisasi cepat. Semakin cepat bergerak

itu semakin baik, namun mobilisasi harus tetap dilakukan secara hati-hati

(Wirnata, 2010).

2.2 Tujuan Mobilisasi

Menurut Dudes dalam Fitriyahsari (2009) tujuan dari pada mobilisasi

adalah untuk :

1. Mempertahankan fungsi tubuh.

(10)

3. Membantu pernafasan menjadi lebih baik.

4. Mempertahankan tonus otot.

5. Memperlancar eliminasi alvi dan urine.

6. Mengembalikan aktivitas tertentu, sehingga pasien dapat kembali normal

dan atau dapat memenuhi kebutuhan gerak harian.

7. Memberikan kesempatan perawat dan pasien berinteraksi atau

berkomunikasi.

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mobilisasi

Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem neuromuskular, meliputi sistem

otot, skeletal, sendi, ligament, tendon, kartilago, dan saraf (Handiyani, 2009).

Potter dan Perry (2006) dalam Handiyani (2009) menjelaskan bahwa mobilisasi

dipengaruhi oleh faktor fisiologis yaitu: frekuensi penyakit atau operasi dalam 12

bulan terakhir, tipe penyakit, status kardiopulmonar, status muSCulo skeletal, pola

tidur, keberadaan nyeri, frekuensi aktifitas dan kelainan hasil laboratorium. Faktor

emosional yaitu: faktor emosional yang mempengaruhi mobilisasi adalah suasana

hati, depresi, cemas, motivasi, ketergantungan zat kimia, dan gambaran diri.

Faktor perkembangan yaitu: usia, jenis kelamin, kehamilan, perubahan masa otot

karena perubahan perkembangan, perubahan sistem skeletal.

2.4 Manfaat Mobilisasi

Pada sistem kardiovaskuler dapat meningkatkan curah jantung,

memperbaiki kontraksi miokardial, kemudian menguatkan otot jantung,

menurunkan tekanan darah, memperbaiki aliran balik vena; pada sistem

respiratori meningkatkan frekuensi dan kedalaman pernafasan, meningkatkan

ventilasi alveolar, menurunkan kerja pernafasan, meningkatkan pengembangan

diafragma; pada sistem metabolik dapat meningkatkan laju metabolisme basal,

meningkatkan penggunaan glukosa dan asam lemak, meningkatkan pemecahan

trigliseril, meningkatkan mobilitas lambung, meningkatkan produksi panas tubuh,

pada sistem muskuloskletal memperbaiki tonus otot, meningkatkan mobilisasi

sendiri, memperbaiki toleransi otot untuk latihan, mungkin meningkatkan masa

(11)

meningkatkan toleransi terhadap stres, perasaan lebih baik, dan berkurangnya

penyakit (Potter, 2006).

2.5 Tahap-Tahap Mobilisasi

Mobilisasi dini dilakukan secara bertahap. Tahap- tahap mobilisasi dini pada

ibu post operasi secsio caesarea (Kasdu, 2003):

1. 6 jam pertama

Ibu post secsio caesaria istirahat tirah baring, mobilisasi dini yang bisa

dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari

kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot

betis serta menekuk dan menggeser kaki.

2. 6-10 jam

Ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan mencegah

trombosis dan trombo emboli. Makan dan minum di bantu, mengangkat

tangan, mengangkat kaki, menekuk lutut, mengeser badan.

3. Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk.

Dapat mengangkat tangan setinggi mungkin, balik kekiri dan kekanan

tanpa bantuan, latihan penafasan serta makan dan minum tanpa dibantu.

(12)

A. Pengkajian

1. Riwayat keperawatan.

 Klien susah dan takut untuk bergerak karena luka operasi SC, limitasi

fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup.

2. Kemampuan fugsi motorik

 Pada tangan kanan dan kiri pasien tidak ada kelemahan  Pada kaki kanan dan kiri tidak ada kelemahan

3. Kemampuan mobilitas

 Dilkakukan dengan tujuan untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun dan berpindah tanpa bantuan. gangguan

aktivitas/mobilisasi katagori :

tingkat 0 mampu merawat diri sendiri secara penuh

tingkat 1 menggunakan penggunaan alat

tingkat 2 memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain

tingkat 3 memerlukan bantuan, pengawasan dan peralatan

tingkat 4 sangat tergangtung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi

dalam perawatan

4. Perubahan Psikologis

Disebabkan karena adanya gangguan mobilisasi antara lain perubahan

prilaku, peningkatan emosi.

Pada pengkajian akan ditemukan data sebagai berikut:

Batasan karakteristik:

1. Data Subjektif

 Ketidaknyamanan atau dispnea yang membutuhkan pengerakan tenaga. 2. Data Objektif

 Denyut jantung atau tekanan darah tidak normal sebagai respons

(13)

B. Diangnosa Keperawatan

Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan :

 Kurangnya pengetahuan klien tentang mobilisasi post SC tingkat

mobilisasi pada indikator 3

C. Perencanaan Keperawatan Hari/

Tanggal No.

Dx Perencanaan Keperawatan

1 Tujuan :

 Mencapai mobilisasi ditempat tidur, yang dibuktikan oleh pengaturan posisi tubuh : kemauan sendiri, pergerakan sendi aktif , dan mobilisasi yang memuaskan.

Kriteria Hasil :

 Klien melakukan rentang pergerakan penuh seluruh sendi  Berbalik sendiri ditempat tidur atau memerlukan bantuan

pada tingkat yang realistis

Rencana Tindakan Rasional

1  Kaji kesejajaran

tubuh dan tingkat kenyamanan selama klien berbaring

 Pantau tanda-tanda vital

 Monitor respon emosi, sosial, dan spiritual terhadap aktivitas

 Pantau atau

dukumentasi pola istirahat pasien dan lamanya waktu tidur.

 Hindari menjankan aktivitas perawatan selama priode istirahat

 Bantu dengan

aktivitas fisik teratur

 Batasi rangsangan lingkungan

 Perawatan tirah baring

 Mendukung data dasar tentang kesejajaran tubuh dan tingkat kenyamanan klien.

 Perubahan tanda-tanda vital

 Menetapkan kemampuan kebutuhan dan memudahkan pilihan intervesi pasien

 Dengan istirahat yang cukup dan teratur dapat membantu untuk menyiapkan energi yang cukup bagi klien.

 Aktivitas dipriode istirahat dapat menyebabkan pasien kekurangan tenaga sehingga pasien lemas.  Dengan aktivitas yang teratur

menyebabkan tubuh terbatas sehingga klien bisa lebih kuat melakukan aktivitas

 Dengan membatasi rangsangan dapat mengurangi tingkat distres klien yang membutuhkan tenaga  Meningkatkan kenyamanan serta

(14)

 Pengaturan posisi

 Membantu klien untuk mobilisasi secara bertahap

 Tinggikan bagian kepala tempat tidur pa 40 – 60 derajat

 Kolaborasikan

dengan ahli terapi okupsi, fisik atau rekreasi

 Ajarkan tentang pengaturan aktivitas

dan teknik manajemen waktu

 Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan

aktivitas dan istirahat

 Jelaskan pada klien tentang pentingnya mobilisasi post SC

 Mengatu penempatan pasien atau bagian yubuh pasien secara hati-hati untuk meningkatkan kesejahteraan fisiologis dan fsikologis

 8 jam pertama miring kiri dan miring kanan, 24 jam belajar bagun dan duduk di tempat tidur

 Meningkatkan kenyamanan, mendukung ventilasi, dan memberikan kesempatan bersosialisasi atau pun beristirahat

 Merencakan dan memantau program aktivitas

 Mendapatkan pelayanan tentang bantuan perawatan dirumah sesuai dengan kebutuhan

 Mencegah kelelahan

 Tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan metabolic menghemat energi untuk penyembuhan, pembatasan aktivitas ditentukan dengan respon individual pasien terhadap aktivitas dan perbaikan kegagalan bernapas.

(15)

D. Implementasi Keperawatan

Impelementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana

tindakan keperawatan.

 Mandiri : aktivitas perawat yang didasarkan pada kemampuan

sendiri dan bukan merupakan petunjuk/perintah dari

petugas kesehatan

 Delegatif : tindakan keperawatan atas instruksi yang diberikan oleh

petugas kesehatan yang berwenang

 Kolaboratif : tindakan keperawatan dan petugas kesehatan yang lain

dimana didasarkan atas keputusan bersama.

E. Evaluasi

Evaluasi yang diharapkan dari tindakan keperawatan untuk mengatasi

gangguan mobilisasi adalah :

 Peningkatkan fungsi sistem tubuh

 Peningkatkan ketahanan dan kekuatan otot  Peningkatan fleksibelitas sendi

 Meningkatkan fungus motorik, perasaan nyaman pada pasien dan

(16)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. M

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 26 Tahun

Status Perkawinan : Kawin

Agama : Kristen Protestan

Pendidikan : Tamat SLTA

Pekerjaan : IRT

Alamat : Jln. Dolok Tolong no 77

Tanggal Masuk RS : 18 Juni 2013

No. Register : 00.88.72.20

Ruangan/Kamar : Tanjung II, Nifas ruang 5

Golongan darah : -

Tanggal pengkajian : 19 Juni 2013 / jam 14.20 wib

Tanggal operasi : 18 juni 2013

Diagnosa Medis : Post SC + plasenta previa totalis

II. KELUHAN UTAMA

Pasien takut bergerak saat disuruh untuk memiringkan tubuhnya, timbul

nyeri pada luka operasi SC.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG a) Provocative/Palliative

1) Apa penyebabnya

(17)

2) Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Pasien biasanya tiduran untuk menghilangkan rasa sakit dan pasien

meminta bantuan keluarga untuk membantu melakukan

aktifitas

b) Quantity/Quality

1) Bagaimana dirasakan

pasien merasa nyeri dibagian abdomen

2) Bagaimana dilihat

Ketika pasien miring ke kanan dan miring ke kiri pasien terlihat

meringis

c) Region

1) Dimana lokasinya

Bagian pinggang, bokong, dan abdomen

2) Apakah menyebar

Pasien mengatakan nyerinya tidak menyebar

d) Severity

pasien menggatakan luka operasi ini sangat mengganggu, pasien tidak

bisa melakukan aktivitas setelah operasi, seperti berjalan ke kamar

mandi.

e) Time

-

IV RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit Yang Pernah Dialami

Pasien pernah di operasi sebanyak 2 x anak pertama dan anak ke dua

B. Pengobatan/Tindakan Yang Dilakukan

Tindakan yang dilakukan pemberian transpusi darah

C. Pernah Dirawat/Dioprasi

Pasien mengatakan pernah dirawatdi RS. Dr. Pirngadi Medan

D. Lama Dirawat

Pasien dirawat selama 1 minggu karena post SC

E. Alergi

(18)

F. Imunisasi -

V RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang Tua

Orang tua pasen tidak memiliki riwayat penyakit

B. Saudara Kandung

Pasien anak ke 3 dari 4 bersaudara tidak memiliki riwayat penyakit

C. Penyakit Keturunan Yang Ada

Pasien mengatakan tidak ada penyakit keturunan dalam keluarga

D. Anggota Keluarga Yang Meninggal Ayah pasien

E. Penyebab Meninggal

Karena sudah tua. penyakit tidak diketahui

VI RIWAYAT OBSTETRIK

G:3 P:2 A:- HPHT:10-09-2012 TTP:17-07-2013

No Umur Komplikasi/Masalah Kondisi

Anak Penolong Kehamilan Persalinan Nifas

1.

VII RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi Pasien Tentang Penyakitnya

Pasien mengatakan ia ingin cepat beraktivitas dan ingin selalu merawat

anaknya sendiri.

B. Konsep Diri

 Gambaran diri : pasien menerima gambaran dirinya

 Ideal diri : pasien berharap bisa tetap menjadi seorang ibu dari 3 anak,dan menjadi istri yang baik.

(19)

 Peran diri : pasien sebagai seorang istri dan seorang ibu dari

ke 3 orang anaknya.

 Identitas : pasien seorang istri dan ibu dari ke 3 anaknya

C. Keadaan Emosi

Pasien mampu mengendalikan emosinya dengan baik.

D. Hubungan Sosial

 Orang yang berarti : orang yang berarti dan berpengaruh

dalam hidup pasien adalah suami

dan anaknya.

 Hubungan dengan keluarga : baik, keluarga tetap setia menemani, merawat dan menjaga pasien ketika

sedang berada di RS.

 Hubungan dengan orang lain : baik, pasien mampu berinteraksi dan

berkomunikasi dengan baik dengan

orang-orang disekitarnya.

 Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :

pasien tidak mempunyai hambatan dalam berinteraksi dengan

orang lain

E. Spiritual

 Nilai dan keyakinan : pasien menganut keyakinan Kristen

protestan

 Kegiatan ibadah : selama dirawat pasien tidak

mengikuti kegiatan ibadah karena

post SC. sebelumnya pasien setiap

minggu ke gereja.

VIII PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan umum

Pasien susah bergerak akibat pots SC

B. Tanda-tanda vital

(20)

 Tekanan darah : 120/80 mmHg

 Nadi : 76x/menit

 Pernafasan : 22 x/menit

 Skala nyeri : 3

 TB : 150 cm

 BB : 53 kg

C. Pemeriksaan Head to Toe

Kepala dan Rambut

 Bentuk : Bulat, tidak ada benjolan

atau pembengkakan

 Kulit kepala : Bersih, tidak ada iritasi

Rambut

 Penyebaran dan keadaan rambut : Rambut lurus dan

penyebarannya merata.

 Bau : Tidak ada

 Warna kulit : kuning langsat

Wajah

 Warna kulit : Pasien terlihat pucat

 Struktur wajah : Simetris, dan tidak ada kelainan.

Mata

 Kelengkapan dan kesimetrisan : lengkap dan simetris.

 Palpebra : normal

 Konjungtiva dan SClera : konjungtiva anemis, SClera

ikterus

 Pupil : isokor

 Cornea dan iris : normal

 Visus : pasien dapat membaca

format pada jarak 30 cm  Tekanan bola mata : tidak dilakukan

(21)

Hidung

 Tulang hidung dan posisi septum nasi : normal  Lubang hidung : Bersih

 Cuping hidung : Tidak ada kelainan

Telinga

 Bentuk telinga : Simetris kanan/kiri  Ukuran telinga : Simetris kanan/kiri  Lubang telinga : Bersih dan tidak berbau.  Ketajaman pendengaran : Pendengaran tidak ada

kelainan.

Mulut dan faring

 Keadaan bibir : Bibir pucat dan kering  Keadaan gusi dan gigi : Gusi pucat/ tidak ada

perdarahan.

 Keadaan lidah : Lidah bersih dan tidak ada kelainan.

 Orofaring : Tidak ada kelainan.

Leher

 Posisi trachea : Baik

 Thyroid : Tidak ada pembengkakan

kelenjar tyroid

 Suara : Terdengar dengan jelas  Kelenjar limfe : Tidak ada pembengkakan.  Vena jugularis : Teraba

 Denyut nadi karotis : Teraba

Pemeriksaan integument

 Kebersihan : Bersih

 Kehangatan : Kedua ekstremitas bawah

teraba dingin

 Warna : Sawo matang

(22)

 Kelembaban : Lembab  Kelainan pada kulit : Tidak ada Pemeriksaan payudara dan ketiak

 Ukuran dan bentuk : Simetris kanan/kiri  Warna payudara dan areola : Normal, kecoklatan  Kondisi payudara dan putting : Normal

 Produksi ASI : Sudah ada produksi ASI :

payudara terlihat membesar

jika aerola dipencet keluar

asi

 Aksila dan klavicula : Tidak ada kelainan Pemeriksaan thoraks/dada

 Inspeksi thoraks (normal, burrel chest, funnel chest, pigeon chest,

flail chest, kifpasien koliasis) : normal  Pernafasan (frekuensi, irama) : 22 x/ menit  Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada Pemeriksaan paru

 Palpasi getaran suara : Tidak dilakukan

pemeriksaan

 Perkusi : Normal

 Auskultasi (suara nafas, suara ucapan, suara tambahan) : Normal

Pemeriksaan jantung

 Inspeksi : Tidak ada pembengkakan  Palpasi : Tidak ada pulsasi

 Perkusi : Dullnes

 Auskultasi : Bunyi jantung normal,

lub-dub

Pemeriksaan abdomen

 Inspeksi (bentuk, benjolan) : Bentuk simetris, cekung, terlihat pulsasi aorta

(23)

 Auskultasi : peristaltic usus 7x/menit,

tidak ada suara tambahan.

 Palpasi (tanda nyeri tekan, benjolan, acites, hepar, lien) : tidak ada nyeri tekan, tidak ada acites , tidak ada pembengkakan hepar)

 Perkusi (suara abdomen) : tympani

Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya

 Genitalia : Tidak dikaji  Anus dan perineum : Tidak dikaji

XII POLA KEBIASAAN SEHARI HARI 1. Pola makan dan minum

 Frekuensi makan/hari : makan 3 x sehari  Nafsu/selera makan : selera makan  Nyeri ulu hati : tidak ada

 Alergi : tidak ada alergi terhadap

makanan

 Mual dan muntah : tidak ada mual dan muntah.  Waktu pemberian makan : pagi 07.00, siang 12.00,

malam 18.00

 Jumlah dan jenis makan : Mb

 Waktu pemberian cairan/minum : sesuai kebutuhan pasien  Masalah makan dan minum : tidak ada masalah makan dan

minum

2. Perawatan diri/personal higine

 Kebersihan tubuh : tubuh bersih

(24)

3. Pola Kegiatan/Aktivitas

Kegiatan Mandiri Sebahagian Total

Mandi 

Makan 

BAB 

BAK 

Ganti pakaian 

Untuk aktifitas ibadah, selama sakit kegiatan ibadah pasien terhambat

tidak sebagaimana mestinya.

4. Pola eliminasi A. BAB

 Pola BAB : 1x/hari

 Karakter feses : Konsistensi semi padat  Riwayat pendarahan : tidak ada

 BAB terakhir :

 Diare : tidak diare

 Penggunaan laksatif : tidak ada

B. BAK

 Pola BAK : normal

 Karakter urine : terpasang, kekuningan dan

tidak keruh

 Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : tidak ada kesulitan BAK  Penggunaan diuretic : tidak ada penggunaan

diuretic

(25)

ANALISA DATA

NO DATA Etiologi Masalah

Keperawatan 1 DS :

 Ny. M takut bergerak saat disuruh untuk miring ke kanan dan miring ke kiri

DO :

 Ny. M terbaring ditempat tidur

 terpasang kateter

 Mobilisasi Ny. M pada indicator 3 yaitu membutuhkan bantuan orang lain

 Ny. M kesulitan dalam melakukan gerakan

 Tanda-tanda vital: TD : 110/80 mmhg HR : 76 x/menit RR : 22 x/menit T : 36.6oC

Post SC

Nyeri akibat post SC

Terbaring ditempat tidur

Kesulitan memenuhi kebutuhan dasar

Membutuhkan bantuan orang lain dalam pemenuhan kebutuhan

dasar

Hambatan mobilisasi fisik

Hambatan mobilisasi fisik

2 DS :

 Ny. M merasa nyeri jika melakukan gerakan

DO :

 Ny. M terlihat meringgis kesakitan

 terdapat luka post SC pada area abdomen

 Ny. M mengalami kesulitan untuk bergerak  Ny. M membutuhkan

bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan dasar

Kelahiran SC

Terdapat luka post SC

Pasien meringis kesakitan

Pasien mengalami kesulitan bergerak

Skala nyeri : 5

Gangguan rasa nyaman Nyeri

(26)

Masalah Keperawatan

1. Hambatan mobilisasi fisik

2. Nyeri

Diagnosa Pasien Keperawatan

1. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien

tentang mobilisasi post SC yang ditandai dengan klien sulit bergerak

tingkat mobilisasi pada indikator 3

2. Nyeri berhubungan dengan kelahiran SC ditandai dengan terdapat luka

(27)

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL Hari/

Tanggal No.

Dx Perencanaan Keperawatan

1 Tujuan :

 Mencapai mobilisasi ditempat tidur, yang dibuktikan oleh pengaturan posisi tubuh : kemauan sendiri, pergerakan sendi aktif, dan mobilisasi yang memuaskan.

 Mendekomentasikan mobilisasi, oleh indicator berikut (dengan ketentuan 1-5 : tidak sama sekali, ringan, sedang, berat, atau sangat berat).

Kriteria Hasil:

 Klien melakukan rentang pergerakan penuh seluruh sendi  Berbalik sendiri ditempat tidur atau memerlukan bantuan pada

tingkat yang realistis

 Meminta bantuan reposisi, sesuai dengan kebutuhan

Rencana Tindakan Rasional

1. Pengkajian :

 Kaji kesejajaran tubuh dan tingkat kenyamanan selama klien berbaring

Observasi :

 Pantau tanda – tanda vital

 Monitor respon emosi, sosial, dan spiritual terhadap aktivitas

 Pantau atau dukumentasi pola istirahat pasien dan lamanya waktu tidur.

Mandiri :

 Hindari menjankan aktivitas perawatan selama priode istirahat

 Bantu dengan aktivitas fisik teratur

 Batasi rangsangan

lingkungan

 Mendukung data dasar tentang kesejajaran tubuh dan tingkat kenyamanan klien.

 Perubahan tanda-tanda vital

 Menetapkan kemampuan

kebutuhan dan memudahkan pilihan intervesi pasien

 Dengan istirahat yang cukup dan teratur dapat

membantu untuk menyiapkan energi yang

cukup bagi klien.

 Aktivitas dipriode istirahat dapat menyebabkan pasien kekurangan tenaga sehingga pasien lemas.

 Dengan aktivitas yang teratur menyebabkan tubuh terbatas sehingga klien bisa lebih kuat melakukan aktivitas

 Dengan membatasi

(28)

 Perawatan tirah baring

 Pengaturan posisi

 Membantu klien untuk mobilisasi secara bertahap

 Tinggikan bagian kepala tempat tidur pa 40 – 60 derajat

Kolaborasi :

 Kolaborasikan dengan ahli terapi okupsi, fisik atau rekreasi

 Rujuk pada pelayanan kesehatan rumah

 Rujuk pada ahli gizi untuk merencakan makanan

Penkes :

 Ajarkan tentang pengaturan aktivitas dan teknik manajemen waktu

 Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat

 Jelaskan pada klien tentang pentingnya mobilisasi post SC

klien yang membutuhkan tenaga

 Meningkatkan kenyamanan

serta pencegahan komplikasi untuk pasien

 Mengatu penempatan pasien atau bagian yubuh pasien secara hati – hati untuk meningkatkan kesejahteraan fisiologis dan

fsikologis

 8 jam pertama miring kiri dan miring kanan, 24 jam belajar bagun dan duduk di tempat tidur

 Meningkatkan kenyamanan, mendukung ventilasi, dan memberikan kesempatan bersosialisasi atau pun beristirahat

 Merencakan dan memantau program aktivitas

 Mendapatkan pelayanan tentang bantuan perawatan dirumah sesuai dengan kebutuhan

 Mencegah kelelahan

 Tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan metabolic menghemat energi untuk penyembuhan,

pembatasan aktivitas ditentukan dengan respon individual pasien terhadap aktivitas dan perbaikan kegagalan bernapas.

 Meningkatkan

penegetahuan ibu tentang pentingnya mobilisai sehingga motivasi ibu untuk

(29)

2 Tujuan dan Kriteria Hasil:

a. Pasien akn menunjukan tehnik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai kenyamanan

b. Pasien akan mempertahankan nyeri pada 3 atau kurang.

c. Pasien akan mengenali faktor penyebab dan menggunakan tindakan untuk mencegah nyeri.

Rencana Tindakan Rasional

2. Pengkajian :

 Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, gerasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri atau faktor prefisipitasinya

Observasi :

 Kenali faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan

 Pantau tanda-tanda vital

Mandiri :

 Gunakan tindakan

pengendalian nyeri sebelum menjadi berat

 Berikan tindakan kenyaman dasar dan aktivitas rapetik.

Kolaborasi :

 Laporkan pada dokter jika tindakan tidak berhasil atau jika keluhan saat ini merupakan perubahan yang bermakna dari pengalaman nyeri pasien dimasa lalu

 Membantu dalam

mengidentifikasi derajat ketidaknyamanan dan kebutuhan untuk atau keefetifan analgesic. Jumlah jaringan, otot dan sistem limfatif diangkat dapat mempengaruhi jumlah nyeri yang dialami.

 Menurunkan reaksi

terhadap stimulasi dari luar dan meningkatkan istirahat atau relaksasi

 Nyeri yang berlanjut akan

berdampak pada peningkatan tanda-tanda.

 Jika kondisi nyeri keluhan nyeri masih menunjukan tahap awal, baiknya berikan langsung terapi awal pengendalian nyeri (misalnya: nafas dalam)

 Dapat menurunkan

ketidaknyamanan terhadap luka operasi

 Mungkin diperlukan pemberian alagesik untuk

(30)

Penkes :

 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, seberapa lama akan berlangsung dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur

 Pasien yang mendapat penjelasan tentang nyeri, akan lebih sedikit mengalami stres dibandingkan dengan pasien

(31)

PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari/

Tanggal No.

Dx Implementasi Keperawatan

Evaluasi (SOAP) Rabu

19 juni 2013

1.  Melakukan hubungan terapetik dengan pasien dan keluarga  Memberi penjelasan pada klien

tentang pentingnya mobilisasi post SC

 Mengukur vital sign pasien

 Kaji kesejajaran tubuh dan tingkat kenyamanan selama klien berbaring

 Pengaturan posisi

 Mengubah posisi pasien setiap 2 jam

 Membantu klien untuk miring ke kanan dan miring ke kiri

 Membantu klien untuk bangun dan duduk di tempat tidur

S : Pasien mengatakan susah bergerak akibat luka operasi SC

 Pasien merasa lebih nyaman

 Pasien melakukan aktivitas masih membutuhkan bantuan perawat/keluarga

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

Kamis 20 juni 2013

2  Memantau keadaan umum pasien

 Mengukur vital sign pasien

 Membantu klien dalam memenuhi kebutuhan

S : Pasien mengatakan sudah mulai bisa melakukan aktivitas, walaupun masih dalam bantuan keluarga

(32)

 Membantu klien untuk mobilisasi secara bertahap

 Meninggikan bagian kepala tempat tidur pada 40-60 derajat  Letakan kepala pada matras

atau bantal kecil

 Meningkatkan kenyamanan, mendukung ventilasi, dan memberikan kesempatan bersosialisasi ataupun beristirahat.

 Mencegah kontraktur fleksi servikal

A : Masalah teratasi sebagian

(33)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan

Pengkajian dilakukan terhadap Ny.M pada tanggal 19 Juni s/d 20 Juni

2013 dan ditemukan masalah prioritas dengan keterbatasan aktivitas berhubungan

dengan kurangnya pengetahuan klien tentang mobilisasi post SC kemudian

dilakukan implementasi berdasarkan intervensi yang direncanakan selama dua

hari dan hasil evaluasi diperoleh masalah pada pasien belum teratasi Karena

pasien sudah pulang.

3.2 Saran

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

agar petugas kesehatan selalu memberikan asuhann keperawatan yang

komprentif kepada pasien

2. Bagi Instusi Pendidikan

Agar lebih meningkatkan penerapan dan pengajaran asuhan keperawatan

(34)

Lampiran

CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No.

Dx

Hari /

tanggal Pukul Tindakan keperawatan

Evaluasi

 Melakukan hubungan

terapetik dengan pasien

dan keluarga

 Melakukan pengkajian

 Vital sign

TD : 110/80 mmhg

HR : 76 x/i

RR : 22 x/i

 Membantu klien untuk miring ke kanan dan

miring ke kiri

 Membantu klien untuk

bangun dan duduk di

tempat tidur

 Membantu pasien untuk personal hygena

 Membantu klien untuk

makan

 Membantu klien untuk

minum obat oral

S : Pasien mengatakan

susah bergerak akibat

luka operasi SC

O : Melakukan vital saign

TD : 110/80 mmhg

HR : 76 x/i

RR : 22 x/i

 Pasien merasa lebih nyaman

 Aktivitas masih

dibantu perawat dan

kelurga

A : Masalah sebagian

teratasi

(35)

2 Kamis

 Mengontrol keadaan

umum pasien

 Mengukur tanda-tanda vital

 Membantu kesejajaran

tubuh dan tingkat

kenyamanan selama klien

berbaring

 Membantu pasien untuk

meninggikan bagian

kepala tempat tidur pada

40-60 deraja

 letakan kepala pada

matras atau bantal kecil

 Membantu klien untuk

makan

 Membantu klien untuk

minum obat oral

S: pasien mengatakan

sudah mulai bisa

melakukan aktivitas,

walaupun masih

dalam bantuan

keluarga

O : mengukur vilat saign

TD : 120/80 mmhg

N : 78 x/i

RR : 23 x/i

T : 36,2oC

 Meningkatkan kenyamanan,

 Mencegah kontraktur

fleksi servikal

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

Referensi

Dokumen terkait

Setelah pengukuran awal, aset keuangan AFS diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui pada pendapatan komprehensif

height — secured in a wooden frame — during a 5-min period. Immediately after being tested for straw consumption, lambs in Group 1 were given intraruminal infusions of a

Setelah pengukuran awal, aset keuangan AFS diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui pada pendapatan komprehensif

Effects of the use of 200 g of either wheat bran, sugar beet pulp, soya bean hulls or alfalfa meal per kilogram diet on the digestive process of the weaned piglet were studied on

harga equilibrium akan memperoleh kelebihan (surplus) untuk setiap unit barang yang dibeli.  Surplus Produsen

Two feeding trials were conducted to study the combined effects of (i) varying degrees of selective consumption and (ii) supplementation with cowpea (Trail 1) or groundnut haulms

ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014.. PARTAI

Pangkalan data pendidikan yang sudah saat ini seperti Dapodik, EMIS, PD-DIKTI, dll perlu menyesuaikan dengan standar data sehingga dapat melakukan interoperabilitas. Pengelola