• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Pegawai Pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provsu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Pegawai Pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provsu"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Anastasia Diana & Lilis Setiawati. 2011Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Asep Hermawan 2003, Pedoman Praktis Metodologi Penilitian Bisnis, Cetakan Pertama, Penerbit Fakultas Ekonomi (LPFE) Universitas Trisakti: Universitas Trisakti.

Husein Umar, 2003, Metode Riset Bisnis, Cetakan kedua, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama:Jakarta.

Indra Bastian,Suharjono, 2006, Jakarta Salemba Empat.

L.M.Samryn. 2012. Akuntansi Manajemen, Cetakan Pertama, Penerbit Kencana Prenada Media Grup: Jakarta.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi, Jakarta: PT. Salemba Emban Patria.

Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3, Jakarta: Balai Pustaka.

Stephen P. Robbins, Marry Coulter, Manajemen, 2010, Jakarta, Penerbit Erlangga.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Wiratna Sujarweni, Sistem Akuntansi, 2015, Yogyakarta, Pustaka Baru Pers.

(2)

BAB III

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN PEGAWAI PADA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PROVSU

A. Pengertian Sistem.

Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat

berhubungan dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk

mencapai tujuan tertentu. (Mulyadi, 2001:2).

Sistem merupakan serangkaian bagian yang saling tergantung dan

bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu (Anastasia, Lilis, 2011:3). Sistem

adalah suatu rangkaian yang berfungsi menerima input (masukan), mengolah

input, dan menghasilkan output/keluaran (Wiratna, 2015:1).

Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang

terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan (Mulyadi, 2008:5).

Dari pengertian tentang sistem, sebagaimana diuraikan diatas, maka

suatu sistem adalah sesuatu yang diciptakan. Setiap sistem dibuat untuk

menangani sesuatu yang berulangkali atau yang secara rutin terjadi (Mulyadi,

2008:3).

Sebagaimana sesuatu yang diciptakan, tentu saja suatu sistem tidak

terlepas dari kemungkinan untuk dirubah. Stephen&Mary (2010:5),

menyatakan perubahan adalah realitas yang dihadapi organisasi. Organisasi

menghadapi tantangan karena faktor-faktor eksternal dan internal membuat

(3)

Dampak dari perubahan tersebut antara lain adalah diperlukannya

sistem informasi yang baru atau modifikasi terhadap sistem informasi yang

sudah ada (Anastasia, Lilis, 2011:38).

Sekali sebuah sistem sudah ditetapkan, umpan balik atau masukan dari

para pengguna informasi dapat digunakan untuk menganalisis dan

memperbaiki sistem tersebut (Waren, Reeve, Fess, 2008:207).

B. Pengertian Sistem Akuntansi.

Sistem akuntansi (accounting system) adalah metode dan prosedur

untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan dan melaporkan

informasi operasi dan keuangan sebuah perusahaan (Waren, Reeve, Fess,

2008:206). Selanjutnya dikemukakan bahwa Sistim Akuntansi berkembang

melalui tiga langkah, yaitu (1) analisis terhadap kebutuhan informasi, (2)

perancangan sistem, dan (3) implementasi dari rancangan sistem.

Sistem Akuntansi adalah kumpulan elemen yaitu formulir, jurnal, buku

besar, buku pembantu, dan laporan keuangan yang akan digunakan oleh

manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan (Wiratna, 2015:3).

Akuntansi adalah suatu sistem yang dapat memberikan informasi yang

dibutuhkan oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan dibidang

keuangan (Bastian, Suharjono, 2006:5).

Jadi secara teknis hasil akhir dari sistem akuntansi adalah seperangkat

laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, laporan arus kas,

(4)

merupakan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan, sebagai bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Sistem Akuntansi pada dasarnya mempunyai keterkaitan yang kuat

dengan sistem informasi manajemen. Mulyadi(2008:30) menyatakan:

Manajemen Perusahaan menjalankan bisnis perusahaan dengan menggunakan

sistem informasi yang disebut sistem informasi manajemen. Sistem akuntansi

merupakan sub sistem informasi manajemen yang mengolah data keuangan

menjadi informasi keuangan untuk memenuhi kebutuhan pemakai internal

maupun pemakai eksternal.

SelanjutnyaMulyadi(2008:15) menyatakan,kegiatanpokok perusahaan

manufaktur terdiri dari desain dan pengembangan produk, pengolahan bahan

menjadi produk jadi dan penjualan produk jadi kepada pembeli. Untuk

menangani kegiatan pokok perusahaan, umumnya dirancang sistim akuntansi

yang terdiri dari:

1. Sistem Akuntansi Pokok,

2. SistemAkuntansi Piutang.

3. Sistem Akuntansi Utang.

4. Sistem Akuntansi penggajian dan pengupahan.

5. Sistem Akuntansi Biaya.

6. Sistem Akuntansi Kas.

7. Sistem Akuntansi Persediaan.

(5)

Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan dirancang untuk

menangani transaksi perhitungan gaji dan upah karyawan dan

pembayarannya. Sistim ini terdiri dari jaringan prosedur pencatatan waktu

hadir dan waktu kerja, prosedur pembuatan daftar gajidanupah,prosedur

pembayaran gaji dan upah serta prosedur distribusi biaya gaji dan upah.

Sistem penggajian dan pengupahan adalah sistem yang digunakan

oleh perusahaan untuk memberi upah dan gaji kepada para karyawannya atas

jasa-jasa yang mereka berikan (Wiratna, 2015:127).

Sistem akuntansi penggajian dan pengupahan dalam perusahaan

manufaktur melibatkan fungsi kepegawaian, fungsi keuangan, dan fungsi

akuntansi. Fungsi kepegawaianbertanggungjawab dalam pengangkatan

karyawan, penetapan jabatan, penetapan tarif gaji dan upah, promosi dan

penurunan pangkat, mutasi karyawan,penghentiankaryawandaripekerjaannya,

dan penetapan berbagai tunjangan kesejahteraan karyawan serta penghitungan

gaji dan upah karyawan. Fungsi keuangan bertanggung jawab atas

pelaksanaan pembayaran gaji dan upah serta berbagaitunjangan kesejahteraan

karyawan. Fungsi akuntansi bertanggung jawab atas pencatatan biaya tenaga

kerja dan distribusi biaya tenaga kerja untuk kepentinganperhitungan harga

pokok produk dan penyediaan informasi guna pengawasan biaya tenaga kerja

(Mulyadi, 2008:373).

Informasi yang dibutuhkan oleh manajemen dari kegiatan penggajian

(6)

1. Jumlah biaya gaji dan upah yang menjadi beban perusahaan selama

periode Akuntansi tertentu.

2. Jumlah biaya gaji dan dan upah yang menjadi beban setiap pusat

pertanggungjawaban selama periode akuntansi tertentu.

3. Jumlah gaji dan upah yang diterima setiap karyawan selama periode

akuntansi tertentu.

4. Rincian unsur biaya gaji dan upah yang menjadi beban perusahaan dan

setiap pusat pertanggungjawaban selama periode akuntansi tertentu.

Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi

penggajian dan pengupahan (Mulyadi, 2008:374) adalah sebagai berikut:

1. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah.

Dokumen-dokumen ini umumnya dikeluarkan oleh fungsi kepegawaian

berupa surat- surat keputusan yang bersangkutan dengan karyawan,

seperti misalnya suratkeputusan pengangkatan karyawan baru,

kenaikanpangkat,perubahantarif upah,penurunan

pangkat,pemberhentian sementara dari pekerjaan (skorsing),

pemindahan, dan lain sebagainya. Tembusan dokumen-dokumen ini

dikirimkan ke fungsi pembuat daftargaji dan upah untuk kepentingan

pembuatan daftar gaji dan upah.

2. Kartu jam hadir.

Dokumen ini digunakan oleh fungsi pencatat waktu untuk mencatat jam

(7)

dapat berupa daftar biasa,dapat pula berbentuk kartu hadir yang diisi

dengan mesin pencatat waktu.

3. Kartu jam kerja.

Dokumen ini digunakan untuk mencatat waktu yang dikonsumsi oleh

tenaga kerja langsung pabrik guna mengerjakan pesanan tertentu.

Dokumen ini diisi oleh mandor pabrik dan diserahkan ke fungsi pembuat

daftar gaji dan upah untuk kemudian dibandingkan dengan kartu jam

hadir, sebelum digunakan untuk distribusi biaya upah langsung kepada

setiap jenis produk atau pesanan.

Seperti telah disebutkan di atas, catatan waktu kerja ini hanya

diperlukan dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan.

Dalam perusahaan ini diperlukan informasi biaya tenaga kerja langsung

pabrik untuk setiap pesanan yang diproduksi.

Dalam perusahaan yang berproduksi masa, pegawai mengerjakan

pekerjaan yang sama dari hari ke hari, sehingga tidak diperlukan data

untuk melakukan distribusi biaya tenaga kerja langsung perkantoran.

Semua biaya tenaga kerja langsung dalam perusahaan ini dibebankan

langsung kepada produk yang sama.

4. Daftar gaji dan daftar upah.

Dokumen ini berisi jumlah gaji bruto setiap pegawai, dikurangi

potongan-potongan berupa PPh Pasal 21, utang pegawai, iuran untuk

(8)

5. Rekap daftar gaji.

Dokumen ini merupakan ringkasan gaji dan upah per-departemen, yang

dibuat berdasarkan daftar gaji. Dalam perusahaan yang produksinya

berdasarkan pesanan rekap daftar gaji dibuat untuk membebankan upah

langsung dalam hubungannya dengan produk kepada pesanan yang

bersangkutan. Distribusi biaya tenaga kerja ini dilakukan oleh fungsi

akuntansi biaya dengan dasar rekap daftar gaji.

6. Surat pernyataan gaji dan upah.

Dokumen ini dibuat oleh fungsi pembuat daftar gaji bersamaan dengan

pembuatan daftar gaji atau dalam kegiatan yang terpisah dari pembuatan

daftar gaji. Dokumen ini dibuat sebagai catatan bagi setiap

pegawaimengenai rincian gaji yang diterima setiapkaryawanbeserta

berbagai potongan yang menjadi beban setiap karyawan.

7. Amplop gaji dan upah.

Uang gaji dan upah karyawan diserahkan kepada setiap karyawan dalam

amplop gaji. Di halaman muka amplop gaji setiap pegawai berisi

informasi mengenai nama pegawai, nomor identifikasi pegawai dan

jumlah gaji bersih yang diterima pegawaidalam bulan tertentu.

8. Bukti kas keluar.

Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran uang yang dibuat oleh

fungsi akuntansi kepada fungsi keuangan, berdasarkan informasi dalam

(9)

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi penggajian

(Mulyadi, 2001:382) sebagai berikut:

1. Jurnal umum.

Dalam pencatatan gaji ini jurnal umum digunakan untuk mencatat

distribusi biaya tenaga kerja ke dalam setiap departemen dalam

perusahaan.

2. Kartu harga pokok produk.

Catatan ini digunakan untuk mencatat upah tenaga kerja langsung yang

dikeluarkan untuk pesanan tertentu.

3. Kartu biaya

Catatan ini digunakan untuk mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung

dan biaya tenaga kerja nonproduksi setiap departemen dalam perusahaan.

Sumber informasi untuk pencatatan dalam kartu biaya ini adalah bukti

memorial.Kartubiayadapatmenggunakanformulir rekening dengandebit

lebar (wide debit ledger).

4. Kartu penghasilan pegawai

Catatan ini digunakan untuk mencatat penghasilan dan berbagai

potongannya yang diterima oleh setiap pegawai. Informasi dalam kartu

penghasilan ini dipakai sebagai dasar perhitungan PPh Pasal 21 yang

menjadi beban setiap pegawai. Disamping itu,kartu penghasilan pegawai

inidigunakan sebagai tanda terima gaji pegawaidengan

ditandatanganinya kartu tersebut oleh pegawai yang bersangkutan. Dengan

(10)

mengetahui gajinya sendiri, sehingga penghasilan karyawan tertentu

tidakdiketahui oleh pegawai yang lain.

Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penggajian adalah

sebagi berikut:

1. Fungsi kepegawaian.

Fungsi ini bertanggungjawab untuk mencari karyawan baru, menyeleksi

calon karyawan baru, memutuskan penempatan karyawan baru, membuat

surat keputusan tarif gaji dan upah karyawan, kenaikan pangkat dan

golongan gaji, mutasi karyawan, dan pemberhentian karyawan.

2. Fungsi pencatat waktu.

Fungsi ini bertanggungjawab untuk menyelenggarakan catatan waktu hadir

bagi semua pegawai kantoran. Sistem pengendalian intern yang baik

mensyaratkan fungsipencatatan waktu hadir pegawai tidak boleh

dilaksanakan oleh fungsi operasi atau oleh fungsi pembuat daftar gaji.

3. Fungsi pembuat daftar gaji.

Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat daftar gaji yang berisi

penghasilan bruto yang menjadi hak dan berbagai potongan yang menjadi

beban setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji. Daftar gaji

diserahkan oleh fungsi pembuat daftar gaji kepada fungsi akuntansi guna

pembuatan bukti kas keluar yang dipakai sebagai dasar untuk pembayaran

gaji dan upah kepada karyawan.

(11)

Fungsi akuntansi bertanggungjawab untuk mencatat kewajiban yang

timbul dalam hubunganya dengan pembayaran gaji karyawan(misalnya

utang gaji karyawan, utang pajak, utang dana pensiun). Fungsi akuntansi

yang menangani sistem akuntansi penggajian dan pengupahan berada di

tangan :

a. Bagian utang.

Bagian ini memegang fungsi pencatat utang yang dalam sistem

akuntansi penggajianbertanggungjawab untuk memproses pembayaran

gaji seperti yang tercantum dalam daftar gaji. Bagian ini menerbitkan

bukti kas keluar yang memberi otoritas kepada fungsi pembayaran gaji

untuk membayarkan gaji kepada karyawan seperti yang tercantum

dalam daftar gaji tersebut.

b. Bagian Kartu Biaya.

Bagian ini memegang fungsi alat biaya, yang bertanggungjawab untuk

mencatat distribusi biaya ke dalam kartu harga pokok produk dan kartu

biaya berdasarkan rekap daftar gaji dan kartu jam kerja.

c. Bagian Jurnal.

Bagian ini memegang fungsi pencatat jurnal, yang bertanggungjawab

untuk mencatat biaya gaji dalam jurnal umum.

5. Fungsi keuangan.

Bagian ini bertanggungjawab untuk mengisi cek tersebut ke bank, guna

(12)

uang tunai tersebut kemudian dimasukkan ke dalam amplop gaji setiap

pegawai untuk selanjutnya dibagikan kepada yang berhak.

Sistem penggajian terdiri dari jaringan prosedur berikut ini:

1. Prosedur pencatatan waktu hadir.

2. Prosedur pembuatan daftar gaji.

3.Prosedur distribusi biaya gaji.

4. Prosedur pembuatan bukti kas keluar.

5. Prosedur pembayaran gaji.

Pencatatan waktu hadir ini diselenggarakan oleh fungsi pencatat waktu

dengan menggunakan daftar hadir pada pintu masuk kantor administrasi atau

pabrik.Pencatatan waktu hadir dapat menggunakan daftar hadir biasa, yang

karyawan harus menandatanganinya setiap hadir dan pulang dari perusahaan

atau dapat menggunakan kartu hadir (berupa clock card) yang diisi secara

otomatis dengan menggunakan mesin pencatat waktu (time recorder machine).

Pencatatan waktu hadir ini diselenggarakan untuk menentukan gaji dan

upah karyawan. Bagi karyawan yang digaji bulanan, daftar hadir digunakan

untukmenentukan apakah karyawan dapat memperoleh gaji penuh, atau harus

dipotong akibat ketidakhadiran mereka. Daftar hadir ini juga digunakan untuk

menentukan apakah karyawan bekerja di perusahaan dalam jam biasa atau jam

lembur (overtime), sehingga dapat digunakan untuk menentukan apakah

karyawan akan menerima gaji saja atau menerima tunjangan lembur (yang

(13)

Dalam perusahaan manufaktur yang produksinya berdasarkan

pesanan,pencatatan waktu kerja diperlukan bagi karyawan yang bekerja di

fungsiproduksi untuk keperluan distribusi biaya upah karyawan kepada produk

atau pesanan yang menikmati jasa karyawan tersebut. Jika misalnya seorang

karyawan pabrik hadir di perusahaan selama 7 jam dalam suatu hari kerja,

jumlah jam hadir tersebut dirinci menjadi waktu kerja dalam tiap-tiap pesanan

yang dikerjakan. Dengan demikian waktu kerja ini dipakai sebagai dasar

pembebanan biaya tenaga kerja langsung kepada produk yang diproduksi.

Dalam pembuatan daftar gaji dan upah, data yang dipakai sebagai

dasar pembuatan daftar gaji adalah surat-surat keputusan mengenai

pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat, pemberhentian karyawan,

penurunan pangkat, daftar gaji bulan sebelumnya, dan daftar hadir. Jika gaji

karyawan melebihi penghasilan tidak kena pajak, informasi mengenai

potongan PPh pasal 21 dihitung oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upahatas

dasar data yang tercantum dalam kartu penghasilan karyawan. Potongan PPh

Pasal 21 ini dicantumkan dalam daftar gaji dan upah.

Dalam prosedur distribusi biaya gaji dan upah, biaya tenaga kerja

didistribusikan kepada departemen-departemen yang menikmati manfaat

tenaga kerja. Distribusi biaya tenaga kerja ini dimaksudkan untuk pengendalian

biaya dan perhitungan harga pokok produk.

Prosedur pembayaran gaji dan upah melibatkan fungsi akuntansi dan

fungsi keuangan. Fungsi akuntansi membuat perintah pengeluaran kas kepada

(14)

keuangan kemudian menguangkan cek tersebut ke bank dan memasukkan uang

ke amplop gaji dan upah. Jika jumlah karyawan perusahaan banyak, pembagian

amplop gaji dan upah biasanya dilakukan oleh juru bayar (pay master).

Pembayaran gaji dan upah dapat dilakukan dengan membagikan cek gaji dan

upah kepada karyawan.

C. Tujuan Sistem Akuntansi.

Akuntansi Keuangan merupakan bidang akuntansi yang berfungsi

menyediakan informasi keuangan yang berasal dari transaksi ekonomi

perusahaan, terutama untuk memenuhi kebutuhan pihak eksternal, seperti para

pemegang saham, kreditor, otoritas pemerintah, masyarakat luas dan

sebagainya (Samryn, 2012 :4). Jadi dapat dikatakan tujuan utama dari sistem

akuntansi adalah untuk memberi informasi yang relevan kepada pihak-pihak

di luar perusahaan, seperti pemegang saham, atau pemilik perusahaan,

pemerintah, masyarakat, pemasok/mitra usaha, investasi dan lain sebagainya.

Pemberian informasi itu ditujukan atau di maksudkan antara lain untuk:

1. Menjadi bahan dalam pengambilan keputusan oleh Pimpinan dan juga

menjadi bahan bagi investor maupun calon investor serta kreditor dalam

berinvestasi.

2. Menyajikan informasi tentang sumber daya perusahaan, meliputi asal

sumber daya tersebut, hak atas sumber daya tersebut dan lain-lain.

3. Memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan dalam suatu

(15)

Sesuai dengan pekembangan dan pengaruh internal dan eksternal serta

dalam rangka peningkatan sistem-sistem dalam sistem akuntansi pada setiap

lembaga, pada hakikatnya perlu dievaluasi. Sistem tersebut setelah dijalankan

perlu dievaluasi dan perlu dilakukan pengembangan agar diperoleh hasil yang

maksimal dari penerapan sistem tersebut (Wiratna, 2015:19).

Tujuan umum pengembangan sistem akuntansi itu adalah sebagai

berikut (Mulyadi, 2008:19):

1. Untuk menyediakan informasi bagipengelolaan kegiatan usaha baru.

2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada,

baik mengenai mutu, ketetapan penyajian, maupun struktur informasinya.

3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu

untuk memperbaiki tingkat keandalan (reliability) informasi akuntansi dan

untukmenyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan

perlindungan kekayaan perusahaan.

4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan

akuntansi.

D. Unsur-Unsur Sistem Akuntansi

Sebagaimana telah diuraikan diatas, sistim akuntansi adalah kumpulan elemen,yang terdiri dari formulir, jurnal, buku besar, buku pembantu dan

(16)

1. Formulir

Formulir adalah dokumen yang digunakan untuk mencatat

terjadinya transaksi ekonomi di perusahaan. Dokumen dapat ditulis dalam

secarik kertas untuk mendokumentasikan suatutransaksi ekonomi.

Formulir merupakan dokumen yang penting dalam perusahaan sehingga

harus disimpan sebaik-baiknya. Formulir dapat bersifat hardcopy maupun

softcopy. Apabila formulir berupa hardcopy, penyimpanannya biasanya di

rak ataupun almari. Jika formulir berupa softcopy, penyimpanannya berada

di komputer.

Berdasarkan kepentingan perusahaan, berbagai jenis formulir yang

digunakan, yaitu:

a. Formulir dalam sistem penjualan

b. Formulir dalam sistem retur penjualan.

c. Formulir dalam sistem piutang.

d. Formulir dalam sistem penerimaan kas.

e. Formulir dalam sistem pembelian.

f. Formulir dalam sistem retur pembelian.

g. Formulir dalam sistem utang.

h. Formulir dalam sistem pengeluaran kas.

i. Formulir dalam sistem persediaan.

j. Formulir dalam sistem konversi/produksi.

k. Formulir dalam sistem pengupahan dan penggajian.

(17)

Dalam perusahaan, formulir sangat penting artinya karena semua

kegiatan Perusahaan memerlukan formulir untuk merekam peristiwa atau

kegiatan atau transaksi. Dengan demikian formulirbermanfaat untuk

merekam data transaksi bisnis perusahaan. Semua data direkam dalam

formulir. Misalnya: perusahaan merekam faktur penjualan tunai:

a. Tanggal penjualan.

b. Nama wiraniaga (dan kodenya) yang melayani penjualan.

c. Nama barang yang dijual harga jual per satuan.

d. Total harga jual setiap jenis barang yang dijual.

e. Total harga jual semua barang yang dijual.

f. Tanda tangan wiraniaga yang melaksanakan penjualan.

g. Tanda penerimaan kas dari bagian kasa.

h. Tanda penyerahan barang kepada pembeli.

i. Tanda pencatatan transaksi penjualan dalam catatan akuntansi.

Semua data tersebut perlu direkam dalam formulir, sebagai bukti telah

dilaksanakannya transaksi penjualan tunai.

Terkait dengan kepentingan penulisan Tugas Akhir ini, formulir dalam

sistem pengupahan dan penggajian terdiri dari :

a. Kartu jam kerja.

b. Daftar hadir karyawan.

c. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah.

d. Daftar gaji dan upah.

(18)

f. Surat pernyataan gaji dan upah.

g. Bukti kas keluar.

2.Jurnal

Pengertian jurnal adalah buku harian untuk mencatat semua transaksi

secara kronologis. Dalam jurnal terdapat akun atau rekening, sebagai

berikut:

a. Aktiva adalah kekayaan perusahaan yang meliputi aktiva lancar (kas

dan setara kas,piutang, persediaan, dll), aktiva tetap (mesin, gedung,

tanah), dan aktiva tak berwujud (hak paten, francise).

b. Utang adalah kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan, utang

meliputi utang lancar/jangka pendek (utang yang pelunasannya kurang

dari satu tahun) dan utang tidak lancar (utang yang pelunasannya lebih

dari satu tahun).

c. Modal adalah sejumlah uang maupun barang yang disetorkan oleh

pemilik perusahaanyang akan digunakan perusahaan untuk

menjalankan usahanya.

d. Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari kegiatan perusahaan.

Misalnya penjualan, penghasilan jasa (fee) bunga, defiden, royalti,

dan pendapatan sewa.

e. Biaya adalah pengorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan suatu

(19)

Jurnal terdiri dari jurnal umum & jurnal khusus, dalam uraian

sebagai berikut:

a. Jurnal Umum.

Jurnal umum adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat semua

transaksi perusahaan berdasarkan urutan waktu kejadian. Jurnal umum

bersumber dari bukti transaksiyang diterima/diterbitkan perusahaan.

b. Jurnal Khusus.

Jurnal khusus adalah jurnal yang digunakan untuk membantu

pencatatan jurnal umum,dimana transaksi yang akan diproses tersebut

dituntun untuk menyajikan informasi lebih komplit dan transaksi tersebut

sering terjadi atau berulang-ulang, sehingga perlu menggunakan jurnal

khusus. Jurnal khusus biasanya digunakan oleh perusahaan dagang dan

manufaktur. Jenis-jenis jurnal khusus ada 4 yaitu:

1) Jurnal Penerimaan Kas.

Jurnal penerimaan kas adalah jurnal yang dibuat atau digunakan

untuk mencatat transaksi penerimaan uang tunai atau kas. Apabila

ingin membuat jurnal penerimaan kas, tentu kita harus melakukan

inventarisasi transaksi-transaksi yang dapat dicatat dalam jurnal

penerimaan kas.

2) Jurnal Pengeluaran Kas.

Jurnal pengeluaran kas adalah jurnal yang dibuat untuk mencatat

(20)

jurnal pengeluaran kas, kita harus melakukan inventarisasi

transaksi-transaksi yang dapat dicatat dalam jurnal pengeluaran kas.

3) Jurnal Pembelian (transaksi pembelian yang bersifat kredit).

Untuk transaksi retur pembelian tidak di- input di jurnal khusus.

Jurnal pembelian digunakan untuk mencatat transaksi pembelian

barang secara kredit. Perludijelaskan lebih lanjut apabila perusahaan

dalam melakukan pembelian berupa barang-barang lain (selain barang

dagang) dan jarang dilakukan, maka pembuatan jurnal pembelian ini

hanya khusus digunakan untuk mencatat transaksi pembelian barang

barang dagang secara kredit saja.

Namun apabila selain pembelian barang dagang, perusahaan juga

sering membeli barang lain secara kredit, maka pembuatan jurnal

pembelian ini sebaiknya juga untuk mencatat seluruh pembelian

barang dagang dan barang lainnya secara kredit.

4)Jurnal Penjualan (transaksi penjualan yang bersifat kredit).

Untuk Transaksi retur pembelian tidak di- input di jurnal khusus.

Jurnal penjualan adalah jurnal yang dibuat untuk mencatat

transaksi-transaksi penjalan barang dagang secara kredit. Dengan demikian bila

perusahaan menjual barang dagang secara kredit maka pencatatan

transaksinya dilakukan pada jurnal penjualan.

(21)

3. Buku Besar

Buku besar (general ledger) adalah akun-akun atau

rekening-rekening yang dikelompokkan dan berdasarkan akun yang sudah

dikelompokkan tadi dilakukan penjumlahan nilai uangnya.

Proses sortasi dan pemindahan data ke dalam buku besar dan buku

pembantu disebut dengan pembukuan (posting) (Mulyadi, 2001:122).

Dalam sistem manual,kegiatan posting ini memerlukan 4 tahap berikut ini:

a. Pembuatan rekapitulasi jurnal.

b. Penyortasian rekening yang akan diisi dengan data rekapitulasi.

c. Pencatatan data rekapitulasi dalam rekening yang bersangkutan.

d. Pengambilan rekening ke dalam arsip pada urutannya semula.

Beberapa bentuk buku besar yang biasa digunakan adalah:

a. Bentuk T (T Account). Bentuk buku besar ini adalah yang paling

sederhana dan hanya berbentuk seperti huruf T besar. Sebelah kiri

menunjukkan sisi debet dan sebelah kanan menunjukkan sisi kredit.

Nama akun diletakkan di kiri atas dan kode akun diletakkan di kanan

atas.

b. Bentuk Skontro. Buku besar bentuk skontro biasanya disebut bentuk

dua kolom atau bentuk sebelah menyebelah.

c. Bentuk Staffle (berkolom saldo tunggal).

Bentuk ini dilengkapi dengan kolom saldo.

d. Bentuk Staffle (berkolom saldo rangkap).

(22)

4. Buku Pembantu.

Buku Pembantu (subsidiary ledger) adalah berfungsi untuk membantu

merinci akun yang ada di buku besar. Buku pembantu ini terdiri dari akun

pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening

tertentu dalam buku besar. Dalam praktik akuntansi di lapangan, jika

perusahaan hanya menggunakan buku besar saja, maka belum dapat

memebrikan catatan terperinci mengenai akun-akun tertentu. Agar dapat

memberi catatan akun tertentu yang rinci perlu buku pembantu. Umumnya

perusahaan manufaktur menyelenggarakan berbagai buku

pembantuberikut ini:

a. Buku Pembantu Persediaan.

Untuk mengadakan pengawasan pada persediaan barang, sebaiknya

dibuat buku besarpembantu persediaan atau kartu stok. Buku besar

pembantu persediaan merupakan kumpulan dari kartu stok.

b. Buku Pembantu Piutang.

Berfungsi sebagai tempat mencatat piutang (tagihan) debitor secara per

individu/per perusahaan.

c. Buku Pembantu Utang.

Berfungsi sebagai tempat mencatat perubahan utang pada kreditor

secara individu/per perusahaan.Buku pembantu utang ini merupakan

rincian dari akun utang dagang dalam buku besar umum.Posting ke

Dalam Rekening Buku Besar dan Buku Pembantu. Ada 4 metode

(23)

a. Posting jurnal ke dalam rekening buku besar dengantulisan tangan

dan Posting dokumen sumber ke dalam rekening buku pembantu

dengan cara yang sama.

b. Posting dokumen sumber ke dalam rekening buku pembantu yang

menghasilkan jurnal sebagai tembusan posting ke dalam rekening

tersebut.

c. Posting ke dalam buku pembantu sebagai akibat dari pengisian

dokumen sumber, yang sekaligus menghasilkan jurnal sebagai

tembusan pengisian bukti tersebut.

d. Pembukuan tanpa buku pembantu.

Saat ini untuk menghasilkan laporan keuangan perusahaan banyak tersedia

software-software akuntansi yang bisa membantu pekerjaan akuntan untuk

membuat laporan keuangan secara efektif dan efisien. Software yang

sudah beredar di pasaran antara lain:

a. Zahir Accounting.

b. Accurate Accounting.

c. Myob Accounting.

b. Peachtree Accounting.

c. Dac Easy.

5. Laporan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir proses akuntansi, laporan

(24)

untuk melakukan pengambilan keputusan guna mencapai tujuan

perusahaan. Laporan dapat berbentuk hasil cetak komputer dan tayangan

pada layar monitor komputer.

Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat

berupa neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan laba yang ditahan,

laporah harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga

pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar,

daftar saldo persediaan yang lambat penjualannya.Laporan dapatberbentuk

hasil cetak komputer dan tayangan pada layar monitor komputer.

E. Pengertian Pendapatan

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara, adalah Unit Kerja Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara, yang ditetapkan pembentukannya dengan Peraturan Daerah

Provinsi Sumatera Utara No.6 Tahun 2009, yang mempunyai tugas

melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi

dibidang perizinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi,

sinkronisasi, simplikasi, keamanan dan kepastian.

Pada era globalisasi ini, masing-masing Negara bersaing ketat dalam

mengundang investasi, sehingga untuk itu, setiap Negara berupaya untuk

menciptakan iklim yang semakin menarik bagi investasi, antara lain dibidang

perizinan. Pelayanan Perizinan yang ramah, nyaman, mudah, sederhana, cepat,

(25)

meningkatkan pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara, yang pada gilirannya

akan meningkatkan pendapatan Daerah.

Dengan demikian, BPPT mempunyai peran yang strategis untuk

meningkatkan investasi yang merupakan kunci pembangunan ekonomi

Nasional dan Daerah, serta dalam rangka meningkatkan pendapatan Daerah.

Hal itu sesuai dengan amanah undang-undang No. 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah, yang dalam penjelasannya antara lain

menyatakan bahwa pemberian otonomi luas kepada Daerah, diarahkan untuk

mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan

pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat.

Dengan demikian jelas bahwa penyelenggaraan otonomi daerah harus

selalu berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan selalu

memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat.

Agar Otonomi daerah itu dapat dilakukan oleh Daerah, maka

Pemerintah memberikan dukungan, fasilitas, dan bantuan kepada Daerah.

Salah satu wujud nyata dari bantuan dan fasilitas itu adalah sebagaimana

tercantum dalam ketentuan pada pasal 5 dari UU No. 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, yang

menyatakan:

1. Penerimaan Daerah dalam pelaksanaan Desentralisasi (otonom) terdiri

atas Pendapatan Daerah dan Pembiayaan.

2. Pendapatan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari:

(26)

b. Dana Perimbangan.

c. Lain-Lain Pendapatan.

Selanjutnya dalam penjelasan UU No. 33 Tahun 2004 itu dijelaskan:

Pendapatan Asli Daerah merupakan Pendapatan Daerah yang bersumber dari

hasil Pajak Daerah, hasil Retribusi Daerah, hasil pengelolaan Kekayaan

Daerah yang dipisahkan dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang sah,

yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada Daerah dalam

menggali pendanaan dalam pelaksanaan Otonomi Daerah sebagaiperwujudan

azas Desentralisasi.

Oleh karena itu kondisi Internal BPPT, yang semakin kondusif bagi

PNS dalam bekerja, kinerja yang semakin meningkat karena pelaksanaan

kegiatannya semakin efisien dan efektif, antara lain dalam penggajian, akan

merupakan kondisi yang akan mendukung terwujudnya peran strategi BPPT

dalam menciptakan iklim investasi yang semakin baik.

F. Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provsu

Karena yang bekerja di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provsu

adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS), maka penggajiannya didasarkan pada

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2015 tentang

Perubahan ketujuh belas atas Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1977 tentang

Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil. Disamping gaji, para pegawai di BPPT

(27)

tunjangan yang diberikan kepada Pegawai diperhitungkan berdasarkan

jabatan dan masa kerja Pegawai yang bersangkutan. Adapun tunjangan

yang diberikan adalah sebagai berikut:

1. Tunjangan tetap yang terdiri dari: tunjangan jabatan, tunjangan istri,

tunjangan anak.

2. Tunjangan variabel terdiri dari: tunjangan transpot, tunjangan makan,

tunjangan hadir (premi hadir), bonus marketing, sewa motor.

Dalam sistem akuntansi penggajian pada Badan Pelayanan Perizinan

Terpadu Provsu, ada beberapa unsur yang mendukung terjadinya penggajian.

Unsur-unsur dalam sistem akuntansi penggajian adalah :

1. Fungsi Kepegawaian.

Fungsi kepegawaian ditangani oleh Bapak Sachril Deny, SE, M.Si

yang bertanggungjawab untuk mencari pegawai baru menyeleksi beberapa

pegawai yang dibutuhkan di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provsu

serta menempatkannya menurut keterampilan dan tingkat pendidikannya,

membuat surat kenaikan jabatan atau kenaikan golongan pegawai,

membuat surat mutasi pegawai dan pemberhentian pegawai.

2. Fungsi Pembuat Daftar Gaji.

Fungsi pembuat daftar gaji oleh Kepala Sub Bagian (Kasubbag)

Keuangan, Bapak Pardamean Hutabarat, SE, Ak dan bertanggungjawab

untuk membuat daftar gaji yang berisi gaji pokok serta

tunjangan-tunjangan yang diberikan kepada pegawaidanpotongan-potongan yang

(28)

bagian pembuat daftar gaji guna pembuatan daftar gaji yang akandiajukan

ke kasir, untuk pembayaran gaji pegawai.

3. Fungsi Pencatat Waktu.

Fungsi pencatat waktu oleh Ibu Hotmawaty L, SE, M.Si, Kepala

Sub Bagian yang bertanggungjawab untuk menyelenggarakan pencatatan

waktu hadir bagi semua Pegawai. Sistem pengendalian intern yang baik

mensyaratkan fungsi pencatatan waktu hadir karyawan tidak boleh

dilaksanakan oleh pembuat daftar gaji dan upah.

4. Fungsi Akuntansi.

Fungsi ini menangani sistem akuntansi penggajian.Dokumen yang

ada pada fungsi akuntansi antara lain rekap daftar gaji, slip gaji, surat

pernyataan gaji, bukti kas keluar dan kartu penghasilan karyawan. Fungsi

ini ditangani oleh Kepala Sub Bagian Keuangan, Bapak Pardamean

Hutabarat SE.Ak.

5. Fungsi Keuangan.

Fungsi Keuangan ditangani oleh Kepala Sub Bagian Keuangan,

yang dalam hal ini di laksanakan oleh stafnya, yaitu Ibu Dewi Chris, yang

bertugas sebagai Bendaharawan Pengeluaran,bertanggungjawab untuk

mengisi cek guna pembayaran gaji dan mengirimkan cek tersebut ke Bank.

Uang tunai tersebut kemudian dimasukkan kedalam amplop gaji setiap

pegawai untuk selanjutnya dibagikan kepada pegawai, setiap bulannya.

Dokumen yang digunakan dalam sistem penggajian pada Badan

(29)

1. Dokumen Pendukung Perubahan Gaji.

Dokumen-dokumen ini umumnya dikeluarkan oleh fungsi

kepegawaian berupa surat-surat keputusan yang bersangkutan dengan

pegawai, seperti misalnya surat keputusan pengangkatan karyawan baru,

kenaikanpangkat, perubahan tarif upah,penurunanpangkat,pemberhentian

sementara dari pekerjaan (skorsing), pemindahan dan lain sebagainya.

Tembusan dokumen-dokumen ini dikirimkan ke fungsi pembuat daftar

gaji untuk kepentingan pembuatan daftar gaji.

2. Kartu jam hadir.

Dokumen ini digunakan oleh fungsi pencatat waktu untuk mencatat

jam hadir setiap karyawan di kantor. Catatan jam hadir karyawan ini dapat

berupa daftar hadir biasa,dapat pula berbentuk kartu hadir yang diisi

dengan mesin pencatat waktu atau dengan finger singer.

Karena Pegawai di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu adalah

Pegawai Negeri Sipil (PNS), maka besaran gajinya sudah tertentu,

sehingga tidak didasarkan kepada jumlah jam hadir Pegawai ataupun

Kartu Hadir atau absensi. Jumlah jam hadir atau absensidigunakan adalah

untuk penegakan disiplin,dalam arti akanadanyapemberiansanksiapabila

jam hadirnya tidak sesuai dengan ketentuan disiplinpegawai.

3. Daftar Gaji.

Dokumen ini berisi jumlah gaji dan pendapatan bruto setiap

pegawai, dikurangi potongan-potongan berupa PPh Pasal 21, utang

(30)

4. Rekap Daftar Gaji.

Dokumen ini merupakan ringkasan gaji per Unit Kerja, yang

dibuat berdasarkan daftar gaji.

5. Surat Pernyataan Gaji.

Dokumen ini dibuat oleh fungsi pembuat daftar gaji bersamaan

denganpembuatan daftar gaji atau dalam kegiatan yang terpisah dari

pembuatan daftar gaji.Dokumen ini dibuat sebagai catatan bagi setiap

pegawai mengenai rincian gajiyang diterima setiap pegawai beserta

berbagai potongan yang menjadi beban setiap pegawai.

6. Amplop Gaji dan Upah.

Uang gaji dan upah pegawai diserahkan kepada setiap pegawai

dalam amplop gaji dan upah. Di halaman muka amplop gaji dan upah

setiap pegawai ini berisi informasi mengenai nama pegawai, nomor

identifikasi pegawai dan jumlah gaji bersih yang diterima pegawai dalam

bulan tertentu.

7. Bukti Kas Keluar.

Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran uang yang dibuat

oleh fungsiakuntansi kepada fungsi keuangan, berdasarkan informasi

dalam daftar gajiyang diterima dari fungsi pembuat daftar gaji.

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penggajian pada

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provsu adalah, sebagai berikut:

(31)

Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat transaksi

keuangan yang berhubungan dengan pembayaran gaji pegawai pada Badan

Pelayanan Perizinan Terpadu Provsu.

2. Kartu Penghasilan Pegawai.

Catatan ini digunakan untuk mencatat penghasilan dan berbagai

potongan yang diterima oleh pegawai. Informasi dalam kartu penghasilan

ini dipakai sebagai dasar perhitungan PPh Pasal 21 yang menjadi beban

setiap pegawai. Dalam hal ini, Kartu Biaya sesuai dengan ketentuan

catatan akuntansi, tidak digunakan di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

Provsu.

Di samping itu, kartu penghasilan pegawai ini digunakan sebagai

tanda terima gaji dan upah pegawai dengan ditandatanganinya kartu

tersebut oleh pegawai yang bersangkutan. Dengan tanda tangan pada

kartu penghasilan pegawai ini, setiap pegawai hanya mengetahui gaji atau

upahnya sendiri, sehingga rahasia penghasilan pegawai tertentu tidak

diketahui oleh pegawai yang lain.

Sistem penggajian di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provsu

terdiri dari jaringan prosedur sebagai berikut:

1. Prosedur pembuat daftar gaji.

Bagian pembuat daftar gaji bertanggungjawab untuk membuat

daftar gaji setiap bulannya. Daftar gaji pegawai dibuat setiap bulan dengan

(32)

Provsu perubahan besaran gaji hanya dipengaruhi oleh jabatan dan

tunjangan.

2. Prosedur pembayaran gaji.

Prosedur pembayaran gaji di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

Provsu menjadi tugas Sub Bagian Keuangan yang bertanggungjawab

untuk menuntut kewajiban yang timbul dalam hubungannya dengan

pembayaran gaji pegawai. Sub Bagian Keuangan menyerahkan ke bagian

Kasir,kemudian dimasukkan ke amplop gaji dan diserahkan ke

masing-masing pegawai. Setelah gaji diberikan kepada Pegawai, data pendukung

yang ada dibuat jurnal yang dimasukan laporan biaya gaji. Jurnal yang

dibuat adalah:

Beban gaji xxx

Kas xxx

Pengendalian intern sistem penggajian digunakan untuk

mengawasi serta menjaga pelaksanaan penggajian agar tidak terjadi

hal-hal yang tidak diinginkan atau merugikan berbagai pihak. Badan

Pelayanan Perizinan Terpadu Provsu menerapkan pengendalian intern

sebagai berikut:

1. Organisasi.

a. Fungsi pembuatan daftar gaji dan upah tidak terpisah dari fungsi

keuangan.

b. Fungsi pencacatan waktu hadir dilaksanakan oleh Sub Bagian

(33)

2. Sistem Otorisasi.

a. Setiap pegawai yang namanya tercantum dalam daftar gaji harus

memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai pegawai Badan

Pelayanan Perizinan Terpadu Provsu yang ditandatangani oleh

Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provsu.

b. Setiap perubahan gaji pegawai karena perubahan pangkat,

perubahan/kenaikan gaji berkala, sementara tambahan keluarga

harus didasarkan dengan Surat Keputusan (SK) Kepala Badan

Pelayanan Perizinan Terpadu Provsu.

c. Setiap potongan atas gaji pegawai selain dari pajak penghasilan

pegawai harus didasarkan atas surat potongan gaji yang diotorisasi

oleh fungsi kepegawaian.

d. Kartu jam hadir harus diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu,

dalam hal ini Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

e. Perintah lembur harus diotorisasi oleh Kepala Bidang/Bagian

dariPegawai yangbersangkutan.

f. Daftar gaji dan upah harus diotorisasi olehPembuat DaftarGaji.

g. Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji dan upah harus diotorisasi

oleh Bendahara Pengeluaran.

3. Praktik yang Sehat.

a. Pembuatan daftar gaji harus diverifikasi kebenaran dan ketelitian

perhitungannya oleh Sub Bagian keuangan sebelum diserahkan ke

(34)

b. Perhitungan pajak penghasilan pegawai direkonsiliasi dengan

catatanpenghasilan pegawai.

c. Catatan penghasilan pegawai disimpan oleh bagian pembuat daftar

(35)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Sistem Informasi Akuntansi penggajian yang diterapkan di Kantor Badan

Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara, telah

menggunakan dokumen-dokumen sesuai ketentuan dalam Sistem

Akuntansi Penggajian, seperti:

a. Dokumen Pendukung Perubahan Gaji.

b. Kartu Jam Hadir.

c. Daftar Gaji.

d. Rekap Daftar Gaji.

e. Surat Pernyataan Gaji.

f. Amplop Gaji dan Upah.

g. Bukti Kas Keluar.

2.Dalam proses pelaksanaan Sistem Penggajian di Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu terdapat Pejabat/Personil yang ditugaskan untuk

melaksanakan fungsi-fungsi terkait dalam Sistem Akuntansi Penggajian,

yaitu:

a. Pejabat/Staf di Sub Bagian Keuangan, yang menangani fungsi-fungsi

pembuatan Daftar Gaji, Rekap Daftar Gaji, memasukkan gaji kedalam

(36)

b. Pejabat/Staf di Sub Bagian Kepegawaian yang menangani fungsi-fungsi

pembuatan Dokumen Perubahan Gaji, Pembuat Daftar Hadir, Surat

Pernyataan Gaji dan Upah.

2. Pengendalian prosespenggajian di Kantor Badan Pelayanan Perizinan

Terpadu Provinsi Sumatera Utara, adalah sebagai berikut :

a. Secara organisasi Sub Bagian Keuangan dan Sub Bagian Kepegawaian

yang menangani fungsi-fungsi yang terkait dalam Sistem Akuntansi

Penggajian berada dalam satu atap yaitu Bagian Tata Usaha, kordinasi

kerja diantara keduanya terkendali oleh Kepala Bagian Tata Usaha.

b. Proses dalam penetapan pembayaran gaji dan perobahan gaji, hanya

berlaku apabila di tanda-tangani oleh Kepala Badan Pelayanan Perizinan

Terpadu Provinsi Sumatera Utara.

c. Terdapat kejelasan tentang Pejabat/Personil yang berwenang dan

bertanggungjawab dalam penetapan potongan gaji, Kehadiran Pegawai,

Lembur dan Daftar Upah.

3. Sistem InformasiAkuntansi Penggajian di Badan Pelayanan Perizinan

Terpadu Provinsi Sumatera Utara, nyata telah berperan dalam menunjang

efektivitas pengendalian internal atas penggajian, karena adanya

penetapan/pelaksanaan pengecekan atau ketelitian kebenaran perhitungan

besaran gaji, besarnya potongan baik potongan pajak atau potongan dana

kesehatan, pensiunan maupun karena adanya pinjaman.

4. Berdasarkan hal-hal sebagaimana diuraikan pada butir 1, 2 dan 3 di atas,

(37)

Pengendalian Internal, yang diterapkan dikantor Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara adalah telah efektif, serta telah

berperan dalam menunjang efektivitas pengendalian internal atas

penggajian.

B. Saran

1. Untuk mempertahankan dan menjaga keberlanjutan effektivitas Sistim

Akuntansi Penggajian serta beratnya beban tugas Sub Bagian Keuangan dan

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian pada Bagian Tata Usaha Badan

Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara, di perlukan pelatihan –

pelatihan keterampilan kepada para Pegawai di Sub Bagian Keuangan dan

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

2. Agar semakin efektif penerapan Sistem Akuntansi termasuk Sistem

Akuntansi Penggajian di lingkungan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

Provinsi Sumatera Utara maupun dijajaran satuan kerja Perangkat Daerah

Provinsi Sumatera Utara lainnya, perlu penetapan Sistem Akuntansi yang

(38)

BAB II

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVSU

A. Sejarah Singkat.

Pada pasal 2 ayat 1 peraturan Menteri Dalam Negeri. Nomor 20 Tahun

2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan

Terpadu di Daerah, dinyatakan: “Dalam rangka meningkatkan pelayanan

masyarakat dibidang Perizinan, dibentuk unit pelayanan perizinan terpadu

dengan sebutan Badan atau Kantor “ dan selanjutnya pada pasal 2 ayat 2

dijelaskan bahwa pembentukan Badan atau Kantor dimaksud ditetapkan

dengan Peraturan Daerah.

Berdasarkan ketentuan tersebut diatas, maka dalam Peraturan Daerah no 6

Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga lain Provinsi

Sumatera Utara, ditetapkan 6 ( enam ) Lembaga lain Provinsi Sumatera Utara.

Pada pasal 9 Peraturan Daerah tersebut disebutkan bahwa Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu adalah merupakan unsur Perangkat Daerah yang

mempunyai kewenangan dibidang perizinan atas nama Kepala Daerah

berdasarkan pendelegasian wewenang dari Kepala Daerah.

Selanjutnya, sesuai dengan pasal 10 ayat 3 Peraturan Daerah Provinsi

Sumatera Utara No. 6 Tahun 2009 tersebut diatas, yang menyatakan bahwa “

Rincian tugas, fungsi dan uraian tentang Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

Provinsi Sumatera Utara, akan diatur dan ditetapkan berdasarkan Peraturan

(39)

Sesuai ketentuan pasal 10 ayat 3, Peraturan Daerah tersebut diatas,

ditetapkan Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun 2011 tentang uraian tugas,

fungsi, dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera

Utara.

Pada pasal 2 dari Peraturan Gubernur No. 5 Tahun 2011 tersebut

dinyatakan bahwa Badan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan

menyelenggarakan pelayanan administrasi dibidang perizinan secara terpadu

dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, keamanan dan

kepastian meliputi ketatausahaan/administrasi, pelayanan perizinan, non

perizinan, standarisasi, dan sosialisasi serta pengawasan dan pengendalian

Dengan pembentukanBadan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi

Sumatera Utara, maka penyelenggaraan perizinan, mulai dari tahap

permohonan sampai ketahap penerbitan dokumen izin, dilakukan secara

terpadu dalam suatukantor/tempat. Hal ini dimaksudkan agar penyelenggaraan

perizinan menjadi lebih lancar, lebih cepat, lebih transparan dan lebih sesuai

dengan kepentingan peningkatan pertumbuhan ekonomi, peningkatan

pelayanan kepada investor, pengembangan sektor riil serta pemberdayaan

usaha mikro, kecil, dan menengah.

Untuk memberdayakan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi

Sumatera Utara, Gubernur Sumatera Utara telah menerbitkan Peraturan

Gubernur Sumatera Utara Nomor 37 Tahun 2011 Tentang Pendelegasian

Kewenangan Pelayanan Perizinan kepada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

(40)

Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 29 Tahun 2014 Tentang

Pendelegasian Kewenangan Pelayanan Perizininan dan Non Perizinan kepada

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara.

Mengacu kepada ketentuan yang ada, pada Bab I Ketentuan Umum, pasal

1 ayat 12 dinyatakan: “ Pelayanan perizinan terpadu adalah kegiatan atau

rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan

hak-hak sipil setiap warga Negara dan penduduk atas pelayanan administrasi

perizinan dan non perizinan yang proses penggolongannya dimulai dari tahap

permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen izin, dilakukan secara

terpadu dalam satu pintu dan dalam satu tempat”. Selanjutnya, pada ayat 15

dinyatakan: Perizinan adalah pemberian utilitas kepada seseorang atau badan

hukum dalam bentuk izin”.

B. Struktur Organisasi dan Personalia.

Bagan organisasi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu ( BPPT ) Sumatera

Utara,sesuai dengan pasal 10 ayat 2 Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara

No. 6 Tahun 2009 tentang organisasi dan Tata Kerja Lembaga lain Provinsi

Sumatera Utara, padalampiran IV, yang merupakan bagian tidak terpisahkan

(41)
[image:41.595.193.481.113.401.2]

Gambar 2.1

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu ProvSu

Selanjutnya tentang Sumber Daya Manusia, menurut data Laporan

Profil PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) se Sumatera Utara tahun 2012,

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara ( BPPTPSU )

memiliki 66 ( enam puluh enam ) orang pegawai, yang sebagian besar telah

memiliki sertifikat Pendidikan dan Pelatihan Pelayanan Perizinan Terpadu,

(42)
[image:42.595.112.505.179.761.2]

Tabel 1.2

SUMBER DAYA MANUSIA

BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (BPPT) PROVINSI SUMATERA UTARA (PER OKTOBER 2012)

NO URAIAN Jumlah

1. Jumlah Pegawai 66 orang

2. Kualifikasi Menurut Pendidikan:

S3 -

S2 9 orang

S1 37 orang

D3 16 orang

D2 -

D1 -

SMA 4 orang

SMP -

SD -

3. Kualifikasi Menurut Golongan:

IV 9 orang

III 38 orang

II 18 orang

I

4. Kualifikasi Menurut Eselon Jabatan:

II 1 orang

III 5 orang

IV 7 orang

5. Kualifikasi Menurut Pangkat:

IV/d -

IV/c 1 orang

IV/b 3 orang

IV/a 5 orang

III/d 4 orang

III/c 7 orang

III/b 9 orang

III/a 19 orang

II/d 4 orang

II/c 12 orang

II/b 1 orang

(43)

Sumber: Laporan Profil Pelayanan Terpadu Satu Pintu ( PTSP ) se Sumatera

Utara Tahun 2012 hal 4-5.

Sementara menurut Data Daftar Hadir per tanggal 4 Februari 2015.

Jumlah pegawai adalah 76 (tujuh puluh enam) orang.

C. Job Description.

Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 5 Tahun 2011 tentang Uraian

Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi

Sumatera Utara, menetapkan uraian tugas, fungsi dan Tata Kerja dari jabatan

yang terdapat dalam Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera

Utara, yaitu:

1. Kepala Badan.

2. Kepala Bagian Tata Usaha.

3. Kepala Bidang Pelayanan Non Perizinan.

4. Kepala Bidang Pelayanan Perizinan.

5. Kepala Bidang Standarnisasi dan Sosialisasi.

6. Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian.

Untuk kepentingan efesiensi, maka dalam hal ini akan dikutip

ketentuan tentang Tugas masing-masing Jabatan tersebut diatas sementara

tentang Fungsi dan uraian tugas tidak diuraikan dalam tulisan ini. Oleh

karena itu, maka secara berurutan akan diuraikan tugas dari

masing-masing sebagai berikut:

1. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara mempunyai

(44)

administrasi dibidang perizinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi,

integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, keamanan dan kepastian serta

melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.

2. Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara

mempunyai tugas untuk menggerakkan organisasi. Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu dalam melaksanakan tugas Badan Pelayanan Perizinan

Terpadu Provinsi Sumatera Utara, dengan kewewenangan (pasal 3 PerGub

No. 29 Tahun 2014):

a. Menerapkan prinsip pelayanan public yang mudah, sederhana, cepat,

transparan, dan bermutu.

b. Menerapkan mekanisme perizinan dan non perizinan, mulai dari

permohonan sampai dengan penyerahan perizinan dan non perizinan

kepada Pemohon yang diatur dalam Standar Operasional Prosedur

(SOP).

c. Menyampaikan tembusan perizinan dan non perizinan kepada SKPD

terkait.

d. Menyampaikan Laporan pelayanan perizinan dan non perizinan setiap

bulan kepada Gubernur dan Instansi terkait lainnya.

3. Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai tugas membantu Kepala Badan

dalam melaksanakan urusan pemerintahan dibidang pengelolaan urusan

umum dan kepegawaian, keuangan dan program, pelaporan serta

dokumen.

(45)

a. Kepala sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

b. Kepala Sub Bagian Keuangan,, dengan tugas antara lain:

- Melaksanakan persiapan penyusunan dan penyempurnaan standar,

norma, criteria, mekanisme dan prosedur penyelenggaraan urusan

keuangan.

- Melaksanaan pencatatan, penatausahaan, dan pembukuan keuangan

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

- Melaksanakan pembayaran gaji dan tunjangan penghasilan

pegawai pada lingkup Badan, sesuai standar yang ditetapkan.

c. Kepala Sub Bagian Program, Pelaporan dan Dokumen.

4. Kepala Bidang Pelayanan Non Perizinan mempunyai tugas membantu

Kepala Badan dalam menyelenggarakan urusan administrasi/ketatausahaan

di bidang pelayanan Non Perizinan.

5. Kepala Bidang Pelayanan Perizinan mempunyai tugas membantu Kepala

Badan dalam menyelenggarakan urusan dibidang

ketatausahaan/keadministrasian urusan pelayanan perizinan.

6. Kepala Bidang Standarnisasi dan Sosialisasi mempunyai tugas membantu

Kepala Badan dalam penyelenggaraan urusan ketatausahaan/administrasi

dibidang Standarisasi dan Sosialisasi serta Kemitraan.

7. Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian mempunyai tugas

membantu Kepala Badan dalam menyelenggarakan urusan dibidang

(46)

D. Jaringan Kegiatan

Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2006 tentang Paket Kebijakan Iklim

Investasi, dikeluarkan oleh pemerintah dengan tujuan untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi, mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran,

mengurangi kesenjangan daya saing di bidang investasi serta

mengkondusifkan iklim investasi di Indonesia melalui penyederhanaan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).

Melalui PTSP diharapkan kondisi perizinan menjadi lebih baik

sehingga dapat meningkatkan minat investor dan meningkatkan

pengembangan sektor riil serta pemberdayaan usaha mikro, kecil dan

menengah dengan daya saing yang kompetetif. Meskipun, pada dasarnya

pengembangan PTSP baru menyentuh restorasi di bidang birokrasi perizinan

dengan sasaran pada penyederhanaan prosedur perizinan.

Pada konsepnya, penyelenggaraan PTSP adalah kegiatan

penyelenggaraan perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya dari

mulai tahap permohonan sampai ke tahap penerbitan dokumen, dilakukan

secara terpadu dalam satu tempat. Terkait reformasi di bidang birokrasi

perizinan, PTSP telah memenuhi sasaran penyederhanaan percepatan waktu,

sistem dan prosedur, persyaratan serta biaya. Sistem pelayanan perizinan yang

baik, transparan, demokratis, efisien dan efektif serta sederhana diatur di

dalam Permendagri No.24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan

(47)

Provinsi Sumatera Utara beserta daerah Sumatera lainnya telah

ditetapkan oleh pemerintah pusat sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil

tambang serta lumbung energi. Hal ini dilakukan untuk mencapai target

pertumbuhan ekonomi di tahun 2013 sebesar 6,7 persen hingga 7,7 persen di

tahun 2014. Untuk mendukung pemerintahan pusat, Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara melalui Peraturan Gubernur Nomor 37 Tahun 2011 tentang

Pendelegasian Kewenangan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera

Utara telah melimpahkan 56 jenis perizinan kepada Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu (BPPT) Provinsi Sumatera Utara demi meningkatkan

investasi yang merupakan kunci pembangunan ekonomi nasional dan daerah.

Selanjutnya diharapkan pemerintah Provinsi Sumatera Utara serta

seluruh instansi terkait dapat mendukung kinerja BPPT Provsu sebagai PTSP

sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal yang menyebutkan bahwa

Pelayanan Terpadu Satu Pintu, selanjutnya disingkat PTSP adalah kegiatan

penyelenggaraan suatu perizinan dan non perizinan yang mendapat

pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi yang

memiliki kewewenangan perizinan dan non perizinan yang proses

pengolahannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan terbitnya

dokumen, dilakukan dalam satu tempat.

Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

(BPPT) Provinsi Sumatera Utara tertuang di dalam Peraturan Gubernur

(48)

Kerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara. BPPT

memiliki tugas melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan

administrasi di bidang perizinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi,

integrasi, sinkronisasi, simplikasi, keamanan dan kepastian meliputi

ketatausahaan/administrasi, pelayanan perizinan, non perizinan, standarnisasi

dan sosialisasi serta pengawasan dan pengendalian.

BPPT Provinsi Sumatera Utara menyelenggarakan fungsi: (1)

Penyelenggaraan penyusunan program Badan; (2) Penyelenggaraan pelayanan

administrasi perizinan; (3)Penyelenggaraan koordinasi proses pelayanan

perizinan;(4)Penyelenggaraan administrasi pelayanan perizinan; (5)

Penyelenggaran pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan

perizinan; (6) Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur

melalui Sekretaris Daerah, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Untuk melaksanakan tugas, Kepala Badan dibantu oleh Kepala

Bagian Tata Usaha yang membawahi Kepala Sub Bagian Kepegawaian,

Kepala Sub Bagian Program, Pelaporan dan Dokumentasi, Kepala Sub Bagian

Keuangan. Kemudian dibantu pula oleh Kepala Bidang Pelayanan Perizinan,

Kepala Bidang Pelayanan Non Perizinan, Kepala Bidang Standarnisasi dan

Sosialisasi (membawahi Kepala Sub Bidang Standarnisasi dan Kepala Sub

Bidang Sosialisasi) serta Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian

(membawahi Kepala Sub Bidang Pengawasan dan Evaluasi serta Kepala Sub

(49)

E. Kinerja Kegiatan Terkini

Sesuai Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Republik

Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah, Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004

tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi serta Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia

Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penetapan Kinerja dan Pelaporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Edaran Menteri Negara

PAN dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2013

Tanggal 19 Desember 2013 tentang Penyampaian Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 dan Dokumen Penetapan

Kinerja Tahun 2013, maka sesuai pula dengan Surat Sekretaris Daerah

Provinsi Sumatera Utara Nomor 061/157 Tanggal 8 Januari 2014 Tentang

Penyampaian LAKIP Satuan Kerja Perangkat Dana Tahun 2013, Badan

Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara telah menyampaikan

LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Tahun 2013.

Dari LAKIP Badan Pelayanan Perizinan Provinsi Ssumatera Utara Tahun

2013, dapat diketahui Kinerja Instansi tersebut sebagai berikut:

1. Visi: Pelayanan Perizinan yang Ramah, Nyaman, Mudah, Sederhana,

Cepat, Berkualitas dan Transparan.

(50)

a. Meningkatkan Kompetensi dan Profesionalisme Sumber Daya

Manusia Pelayanan Perizinan Terpadu.

b. Mengembangkan Prosedur dan Standarnisasi Pelayanan Perijinan

Terpadu.

c. Mengembangkan sistem informasi pelayanan yang berbasis teknologi

informasi dan komunikasi.

d. Meningkatkan Pelayanan Administrasi dan Pembinaan Perijinan.

e. Meningkatkan koordinasi proses pelayanan Perijinan.

f. Mengembangkan Administrasi Pelayanan Perizinan dan Penanganan

Pengaduan.

g. Meningkatkan pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan

Perijinan.

Sesuai dengan visi dan misi tersebut, ditetapkan berbagai

program/kegiatan Badan Pelayayan Perizinan Terpaadu Provinsi Sumatera

Utara dengan prioritas kepada program peningkatan pelayanan perizinan dan

pengawasan pelayanan perizinan terpadu.

Capaian kinerja untuk kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahun

2013, rata-rata mencapai 100%, namun untuk beberapa kegiatan tidak dapat

dilaksanakan karena terkena “ rationalisasi” seperti kegiatan Penyusunan

Rancangan Revisi Peraturan Gubernur Sumatera Utara No 5 Tahun 2011,

Penyusunan Rancangan Peraturan Gubernur tentang hubungan kerja

Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penyusunan Rancangan Peraturan Gubernur

(51)

Dari sisi Akuntabilitas Anggaran, capaian kinerjanya adalah rata-rata di

atas 90%. Hal ini disebabkan beberapa kegiatan tidak memenuhi pencapaian

target kinerja, adanya rationalisasi anggaran dan disebabkan belum seluruh

kegiatan dapat digambarkan secara kuantitatif dan terukur.

F. Rencana Kegiatan

Rencana/Program Kerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi

Sumatera Utara, setiap tahunnya tetap ditetapkan, yang dimaksudkan untuk

dipergunakan sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

program dan kegiatan pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi

Sumatera Utara, sehingga hasil pencapaiannya dapat diukur dan dipergunakan

sebagai bahan penyusunan laporan kerja.

Selanjutnya, setiap Rencana Kerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

Provinsi Sumatera Utara, senantiasa disusun dan ditetapkan dengan mengacu

kepada Dokumen Rencana Penganjuran Jangka Panjang (RPJP), Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Utara.

Sesuai dengan peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010,

yang menyatakan bahwa program, kegiatan, alokasi dana indikatif dan sumber

pendapatan yang dirumuskan dalam RPJMD, RKPD, Rencana Strategi SKPD

dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (RK-SKPD), disusun

(52)

Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut di atas, maka Peraturan

Gubernur Sumatera Utara Nomor 29 Tahun 2014, tentang Pendelegasian

Kewenangan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan kepada Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara, menetapkan jenis-jenis perizinan,

yang menjadi Kewenangan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Sumatera

Utara, meliputi:

1. Bidang Perhubungan, terdapat 7 jenis Perizinan.

2. Bidang Kelautan dan Perikanan terdapat 1 jenis Perizinan.

3. Bidang Kehutanan, terdapat 4 jenis Perizinan.

4. Bidang Lingkungan Hidup, terdapat 1 jenis Perizinan.

5. Bidang Perindustrian dan Perdagangan, terdapat 5 jenis Perizinan.

6. Bidang Kesehatan, terdapat 4 jenis Perizinan.

7. Bidang Bina Niaga, terdapat 4 jenis Perizinan.

8. Bidang Perhubungan:

a. Darat, terdapat 7 jenis Perizinan.

b. Udara, terdapat 1 jenis Perizinan.

c. Laut, terdapat 7 jenis Perizinan.

9. Bidang Komunikasi dan Informatika, terdapat 9 jenis Perizinan.

10.Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, terdapat 5 jenis Perizinan.

Gambar

Gambar 2.1 Gambar 2.1
Tabel 1.2 SUMBER DAYA MANUSIA
Tabel 1.1 Jadwal Survei/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir.

Referensi

Dokumen terkait

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA. Pengrtian Sistem Informasi Akuntansi

EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH..

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Daerah (KP2TD) Provinsi Sulawesi Tengah yang di ditetapkan tahun 2009 dengan Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Sulawesi Tengah

Melihat pentingnya sistem informasi akuntansi penggajian pegawai dalam mencapai tujuan perusahaan, maka penulis termotivasi untuk melihat lebih nyata penerapan system

BAB III PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI GAJI PEGAWAI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA... Pengertian Sistem

Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Provinsi Kepulauan Bangka.

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Sulawesi Utara sebaiknya untuk menerapkan prosedur penyimpanan pada barang milik daerah yang diterima, dengan

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Daerah (KP2TD) Provinsi Sulawesi Tengah yang di ditetapkan tahun 2009 dengan Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Sulawesi Tengah