commit to user
i
PERTUKARAN SOSIAL DALAM PELAKSANAAN
PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT
(JAMKESMAS)
Disusun Oleh:
SRI HARYANI MEIVAWATI D0305060
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
PERSETUJUAN
Telah disetujui untuk di pertahankan di hadapan Panitia Ujian Skripsi Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
commit to user
iii
PENGESAHAN
Telah diuji dan disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Pada hari : Selasa
Tanggal : 26 Oktober 2010
Panitia Penguji Skripsi
1. Prof. Dr. RB Soemanto, MA ( ) NIP. 19470914 197612 1 001
Ketua
2. Eva Agustinawati, S.Sos, M.Si
NIP. 19700813 199512 2 001 ( ) Sekretaris
3. Dr.Drajat Tri Kartono, M.Si
NIP. 19660112 199003 1 002 ( ) Penguji
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta Dekan
commit to user
iv
MOTTO
v Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan
(Amsal 1:7a)
v Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka
terlaksanalah segala rencanamu.
(Amsal 16: 3)
v Ganjaran kerendahan hati dan takut akan Tuhan adalah
kekayaan, kehormatan dan kehidupan
(Amsal 22: 4)
v Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah
yang menentukan arah langkahnya
(Amsal 16: 9)
v Pengalaman adalah guru yang paling berharga.
(Penulis)
v Waktu terus berputar dan tidak akan bisa kembali lagi,
gunakan waktu sebaik-baiknya karena setiap detik dalam
hidup ini begitu berharga.
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Tidak ada yang sempurna di dunia ini
Teriring doa dan ucapan syukur, penulis ingin mendedikasikan
karya ini kepada:
Kedua orang tuaku yang tercinta yang selalu berdoa
demi kesuksesanku
Kakak - kakakku yang membantu kelancaran tugas ini
Keluarga Besarku, Sahabat-sahabatku dan
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan atas segala kasih dan karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi
ini dengan baik dan lancar.
Penulis menyadari bahwa selama proses penyusunan skripsi ini tidak lepas
dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mempersembahkan dan mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. H. Supriyadi SN, SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ibu Dra. Hj. Trisni Utami M.Si selaku Ketua Jurusan Sosiologi,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Dr.Drajat Tri Kartono,M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah memberikan waktu, kesempatan untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan memberikan saran, dorongan
untuk terselesainya skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. RB Soemanto, MA selaku Ketua Panitia Ujian Skripsi.
5. Ibu Eva Agustinawati, S.Sos, M.Si selaku Sekretaris Ujian Skripsi. 6. Bapak Ahmad Zuber, S.Sos., DEA selaku pembimbing akademis.
commit to user
vii
8. Bapak Dardji, SH, MM selaku Kepala Kelurahan Sondakan,
Kecamatan Laweyan, Surakarta beserta stafnya yang memberikan bantuan demi terselesainya skripsi ini .
9. Petugas Puskesmas Pajang yang telah meluangkan waktunya untuk
membantu penulis dalam memberikan data.
10. Peserta Jamkesmas di Kelurahan Sondakan, terima kasih atas
keterbukaan dan keramahan yang diberikan kepada saya.
11. Staf perpustakaan universitas dan fakultas yang telah membantu menambah informasi melalui buku-buku yang dibutuhkan penulis.
12. Ibu dan Bapakku yang sangat kucintai yang telah memberikan doa, kasih sayang dan perhatian yang tiada henti kepada penulis sehingga
terselesaikannya skripsi ini.
13. Kakak – kakakku mas Budi, mas Hantok, mas Ari, mas Jarot terima kasih untuk dukungannya.
14. Keponakanku Febri terima kasih atas dukungan dan bantuannya. Keponakanku yang lain Titin, Kukuh, Ita, Ricky, Sabrina terima
kasih atas keceriaan yang tercipta selama ini.
15. Sahabat- sahabatku yang senantiasa menemaniku di kala suka dan duka Istiq, Betly, Dewi, Dian, Yayuk, Ahmad Zunita. Terimakasih
untuk persahabatan kita, kalian memberikan warna yang indah dalam hidupku, nikmat yang tiada terkira bisa menjadi bagian dari kalian.
commit to user
viii
17. Teman-temanku di Klaten, maaf tidak bisa menyebutkan satu persatu.
Terimakasih atas dukungannya.
18. Semua pihak yang telah memberikan bantuan moral dan spiritual hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhya bahwa dalam penulisan skripsi ini jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca yang membutuhkan.
Surakarta, Oktober 2010
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……… i
HALAMAN PERSETUJUAN ………... ii
HALAMAN PENGESAHAN ………... iii
MOTTO ………. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ………. v
KATA PENGANTAR ………... vi
DAFTAR ISI ………... ix
DAFTAR TABEL ……….. xiii
DAFTAR GAMBAR ………. xv
ABSTRAK ………. xvi
ABSTRACT ………. xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. ………... 1
B. Perumusan Masalah ………. ………... 8
C. Tujuan Penelitian ………. ………… 9
D. Manfaat Penelitian ………... 9
E. Tinjauan Pustaka ………... 9
commit to user
x
G. Definisi Konseptual ………. 24
H. Metode Penelitian ……… 25
BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Surakarta …….……….. ……….. 34
B. Kecamatan Laweyan ……… ………... 41
C. Kelurahan Sondakan ………..………... 42
D. Puskesmas Pajang ……… 46
BAB III PERTUKARAN SOSIAL DALAM PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) A. PERTUKARAN SOSIAL DALAM PENGETAHUAN PESERTA JAMKESMAS TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM JAMKESMAS ………... 51
1. Pertukaran Sosial dalam Pelayanan yang diberikan kepada peserta Jamkesmas ………... 55
a. Pertukaran Sosial dalam Pelayanan Kesehatan yang diberikan oleh dokter, petugas Puskesmas, petugas Rumah Sakit kepada peserta Jamkesmas ... 55
b. Pertukaran Sosial dalam Pelayanan Antrian di Puskesmas dan Rumah Sakit ... 63
commit to user
xi
d. Pertukaran Sosial dalam Pengalaman sakit yang dialami
Peserta Jamkesmas dalam Penggunaan Kartu Jamkesmas ....68 2. Pertukaran Sosial dalam Pengobatan yang diberikan kepada peserta Jamkesmas ... 70
a. Pertukaran Sosial dalam Obat Gratis yang diberikan kepada peserta Jamkesmas ... 70
b. Pertukaran Sosial dalam Pengobatan kepada peserta
Jamkesmas yaitu obat tidak gratis semua ...79
B. PERTUKARAN SOSIAL DALAM SIKAP PESERTA JAMKESMAS DALAM MENANGGAPI PELAKSANAAN
PROGRAM JAMKESMAS ...82 1. Pertukaran Sosial dalam Sikap Peserta Jamkesmas menanggapi dengan baik tentang Pelaksanaan Program Jamkesmas ...82
2. Pertukaran Sosial dalam Sikap Peserta Jamkesmas menanggapi dengan pasif tentang Pelaksanaan Program Jamkesmas ...94
C. PERTUKARAN SOSIAL DALAM PERASAAN YANG DIALAMI PESERTA JAMKESMAS DALAM
PELAKSANAAN PROGRAM JAMKESMAS ...99 1. Pertukaran sosial dalam perasaan suka yang dialami peserta
commit to user
xii
2. Pertukaran sosial dalam perasaan bosan yang dialami peserta
Jamkesmas dalam pelaksanaan program Jamkesmas ... ... 101
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ………112 B. Implikasi ……….113
C. Saran ………...119
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Jumlah peserta Jamkesmas Kecamatan Laweyan, Surakarta …….. 5
Tabel 1.2 Jumlah Peserta Jamkesmas Kecamatan Serengan, Surakarta …….. 5
Tabel 1.3 Jumlah Peserta Jamkesmas Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta ………... 6
Tabel 1.4 Jumlah Peserta Jamkesmas Kecamatan Jebres, Surakarta ………... 6
Tabel 1.5 Jumlah Peserta Jamkesmas Kecamatan Banjarsari, Surakarta ... 7
Tabel 2 Jumlah Penduduk Kota Surakarta ………...35
Tabel 3 Jumlah Penduduk Miskin Kota Surakarta ………...36
Tabel 4 Jumlah Penduduk Kelurahan Sondakan ………..43
Tabel 5 Jumlah Penduduk Kelurahan Sondakan Menurut Pendidikan ……....44
Tabel 6 Jumlah Penduduk Kelurahan Sondakan berdasarkan mata pencaharian ……….45
Tabel 7 Analisis Domain Pertukaran Sosial dalam Pengetahuan Peserta Jamkesmas terhadap Pelaksanaan Program Jamkesmas ... ... .80
Tabel 8 Matriks Pertukaran Sosial dalam Pengetahuan Peserta Jamkesmas terhadap Pelaksanaan Program Jamkesmas ... .81
Tabel 9 Analisis Domain Pertukaran Sosial dalam Sikap Peserta Jamkesmas dalam menanggapi Pelaksanaan Program Jamkesmas ... 98
commit to user
xiv
Tabel 11 Analisis Domain Pertukaran Sosial dalam perasaan
yang dialami Peserta Jamkesmas dalam Pelaksanaan
Program Jamkesmas ... 103 Tabel 12 Matriks Pertukaran Sosial dalam perasaan
yang dialami Peserta Jamkesmas dalam Pelaksanaan
Program Jamkesmas ... 104
Tabel 13 Matriks Pertukaran Sosial dalam Pelaksanaan
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 : Gambar Kerangka Pikir ………...23
commit to user
xvi
ABSTRAK
SRI HARYANI MEIVAWATI, D0305060 ”PERTUKARAN SOSIAL DALAM PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS)” Skripsi Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian ini membahas tentang bagaimana pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling atau sampel bertujuan. Informan yang dipilih antara lain peserta Jamkesmas, petugas Kelurahan dan petugas Puskesmas. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data model Spradley. Tahapan analisis data yang dilakukan antara lain analisis domain, taksonomi, komponen dan analisis tema.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta terdiri dari pertukaran sosial dalam pengetahuan peserta Jamkesmas terhadap pelaksanaan program Jamkesmas terdapat proposisi sukses dan proposisi deprivasi satiasi, pertukaran sosial dalam sikap peserta Jamkesmas dalam menanggapi pelaksanaan program Jamkesmas terdapat proposisi sukses dan proposisi deprivasi satiasi, pertukaran sosial dalam perasaan yang dialami peserta Jamkesmas dalam pelaksanaan program Jamkesmas terdapat proposisi sukses dan proposisi deprivasi satiasi.
Dalam penelitian ini ditemukan domain, taksonomi dan komponen. Pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jamkesmas di Kelurahan Sondakan, kecamatan Laweyan, Surakarta ditemukan tiga domain yaitu pengetahuan, sikap, perasaan. Taksonomi yang ditemukan ada enam yaitu pelayanan, pengobatan, baik, pasif, suka, jenuh. Komponen yang ditemukan ada enam yaitu pelayanan kesehatan, antrian, prosedur, pengalaman sakit, gratis, tidak gratis.
commit to user
xvii
ABSTRACT
Sri Haryani Meivawati, D0305060, “Social Exchange in the implementation of society health insurance (Jamkesmas) Program”, Thesis of Sociology
Department, Social and Political Sciences Faculty of Surakarta Sebelas Maret University.
This research discusses about how the social exchange is in the implementation of Society Health Insurance (Jamkesmas) program in Kelurahan Sondakan, Laweyan Subdistrict, Surakarta. The type of research employed was descriptive qualitative research.
The sampling technique employed in this research was purposive sampling one. The informant selected included Jamkesmas participants, Kelurahan offices and Puskesmas officers. The data analysis employed in this research was Spradley model data analysis. The data analysis stage conducted included domain, taxonomy, component and theme analyses.
The result of research shows that social exchange in the implementation of Society Health Insurance (Jamkesmas) program in Kelurahan Sondakan, Laweyan Subdistrict, Surakarta consists of the social exchange in Jamkesmas participant’s knowledge on the implementation of Jamkesmas program in which there is successful proposition and deprivation satiation propositions, the social exchange in the Jamkesmas participant’s attitude in responding to the implementation of Jamkesmas program in which there is successful proposition and deprivation satiation propositions, and the social exchange in the Jamkesmas participant’s feeling in the implementation of Jamkesmas program in which there is successful proposition and deprivation satiation propositions.
In this research, it can found the domain, taxonomy and component. Social exchange in the implementation of Jamkesmas program in Kelurahan Sondakan, Laweyan Subdistrict, Surakarta is found in three domains: knowledge, attitude, feeling. There are six taxonomies: service, medicine, good, passive, like, saturated. There are six components found: health service, queuing, procedure, sick experience, free, not free.
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kesehatan sangat penting bagi manusia untuk dapat melaksanakan aktivitasnya dengan baik. Kesehatan merupakan kebutuhan primer bagi manusia.
Maka pembangunan di bidang kesehatan merupakan salah satu sasaran pembangunan yang hendak diwujudkan oleh pemerintah, sesuai dengan tujuan pembangunan yaitu meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat.
Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materiil maupun spiritual. Pembangunan kesehatan
sebagai bagian dari pembangunan nasional mempunyai peranan penting karena pada dasarnya berkaitan erat dengan peningkatan mutu sumber daya manusia yang merupakan modal dasar pembangunan. Pembangunan kesehatan di
Indonesia ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat agar setiap orang mampu meningkatkan derajat kesehatannya. Dan
dengan kepercayaan bahwa kita mampu melaksanakan pembangunan kesehatan dengan menggunakan kemampuan dan sumber daya yang ada.
Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam mendapatkan
pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggung jawab
commit to user
masyarakat miskin dan tidak mampu. (UUD 1945 pasal 28 H dan UU RI NO 23
Tahun 1992)
Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi oleh manusia. Kemiskinan merupakan suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu
adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat
yang bersangkutan. Standar kehidupan yang rendah ini secara langsung tampak pengaruhnya terhadap tingkat keadaan kesehatan, kehidupan moral, dan rasa harga diri dari mereka yang tergolong sebagai orang miskin. (Parsudi Suparlan,
1993: xi)
Derajat kesehatan masyarakat miskin masih rendah, hal ini
tergambarkan dari angka kematian bayi kelompok masyarakat miskin tiga setengah sampai dengan empat kali lebih tnggi dari kelompok masyarakat tidak miskin. Masyarakat miskin biasanya rentan terhadap penyakit dan mudah terjadi
penularan penyakit karena berbagai kondisi seperti kurangnya kebersihan lingkungan dan perumahan yang saling berhimpitan, perilaku hidup bersih
masyarakat yang belum membudaya, pengetahuan terhadap kesehatan dan pendidikan yang umumnya masih rendah.
Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah tersebut
diakibatkan karena sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Kesulitan akses pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tidak adanya kemampuan
commit to user
teknologi kesehatan dan kedokteran, kondisi geografis yang sulit untuk
menjangkau sarana kesehatan. Derajat kesehatan yang rendah berpengaruh terhadap rendahnya produktifitas kerja yang pada akhirnya menjadi beban masyarakat dan pemerintah.
Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan, pemerintah berupaya untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut
melalui pelaksanaan kebijakan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin. Program ini diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan melaui penugasan kepada PT Askes (persero) berdasarkan SK Nomor 1241/Menkes / SK/ XI/2004,
tentang penugasan PT. Askes (Persero) dalam pengelolaan program pemeliharan kesehatan masyarakat miskin. Untuk menghindari kesalah pahaman dalam
penjaminan terhadap masyarakat miskin yang meliputi sangat miskin, miskin dan mendekati miskin, program ini berganti nama menjadi Jaminan Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut sebagai Jamkesmas.
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan meliputi upaya kesehatan dan sumber dayanya, harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan guna
mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula menitik beratkan pada upaya penyembuhan penderita secara berangsur-angsur berkembang menjadi keterpaduan upaya kesehatan yang menyeluruh. Oleh karena itu, pembangunan
kesehatan yang menyangkut upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan harus dilaksanakan secara
commit to user
diarahkan, dibina dan dikembangkan sehingga dapat melakukan fungsi dan
tanggung jawab sosialnya sebagai mitra pemerintah. (Penjelasan UU RI NO 23 Tahun 1992:44)
Pembangunan di bidang kesehatan khususnya di rumah sakit bertujuan
untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelaksanaan rujukan medik dan rujukan kesehatan secara terpadu. Rumah sakit sebagai pemberi pelayanan
kesehatan dituntut oleh masyarakat sebagai penerima jasa layanan kesehatan untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanannya. Tujuan penyelenggaraan program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) adalah meningkatkan akses
dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif
dan efisien.
Jumlah peserta Jamkesmas di Indonesia sebanyak 76.400.000, Jawa Tengah sebanyak 11.715.881, Surakarta sebanyak 100.019. Jumlah peserta
commit to user
Tabel 1.1 : Jumlah peserta Jamkesmas Kecamatan Laweyan, Surakarta KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH KARTU
Laweyan
Sumber: PT Askes cabang Surakartat tahun 2008
Dari tabel tersebut di Kecamatan Laweyan terdapat banyak peserta Jamkesmas. Tempat penelitian adalah Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan,
di Kelurahan Sondakan terdapat banyak peserta Jamkesmas.
Tabel 1.2 Jumlah Peserta Jamkesmas Kecamatan Serengan, Surakarta KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH KARTU
Serengan
Sumber: PT Askes cabang Surakarta tahun 2008
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa terdapat kelurahan yang terdiri banyak peserta Jamkesmas dan terdapat kelurahan yang terdiri dari sedikit
commit to user
Tabel 1.3 Jumlah Peserta Jamkesmas Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH KARTU
Pasar Kliwon
Sumber: PT Askes cabang Surakarta tahun 2008
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa di Kecamatan Pasar Kliwon terdapat kelurahan yang terdiri dari banyak peserta Jamkesmas dan sedikit peserta Jamkesmas.
Tabel 1.4 Jumlah Peserta Jamkesmas Kecamatan Jebres, Surakarta
KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH KARTU
Jebres
Sumber: PT Askes cabang Surakarta tahun 2008
commit to user
Tabel 1.5 Jumlah Peserta Jamkesmas Kecamatan Banjarsari, Surakarta KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH KARTU
Banjarsari Sumber : PT Askes cabang Surakarta tahun 2008
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa Kecamatan Banjarsari terdapat banyak peserta Jamkesmas.
Dalam pelaksanaan upaya kesehatan banyak melibatkan instansi pemerintah maupun swasta. Selama ini telah dibangun berbagai sarana dan
prasarana kesehatan seperti puskesmas,laboratorium klinik, perusahaan farmasi, rumah sakit, apotek, klinik 24 jam, dan lain sebagainya. Setiap peserta Jamkesmas mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan dasar meliputi pelayanan
kesehatan rawat jalan dan rawat inap, serta pelayanan kesehatan rujukan rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan dan pelayanan gawat darurat.
Peserta Jamkesmas yang memerlukan pelayanan kesehatan dasar akan dilayani di Puskesmas dan jaringannya. Apabila peserta Jamkesmas memerlukan pelayanan kesehatan rujukan, maka yang bersangkutan akan dirujuk ke fasilitas kesehatan
commit to user
Program Jamkesmas ini merupakan upaya pemerintah dalam
mengatasi masalah kesehatan bagi masyarakat miskin. Dengan dilaksanakan program ini diharapkan dapat meningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu yang membutuhkan
pelayanan kesehatan agar tercapai derajat kesehatan masyarakat setinggi- tingginya.
Dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk meneliti pertukaran sosial dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta. Penulis tertarik dengan
judul tersebut karena melalui pertukaran sosial dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), maka akan mengetahui
bagaimanakah pertukaran sosial antara peserta Jamkesmas dengan petugas Puskesmas, peserta Jamkesmas dengan petugas Rumah Sakit, peserta Jamkesmas dengan dokter, peserta Jamkesmas dengan ketua RT, dan peserta Jamkesmas
dengan petugas Kelurahan.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka masalah yang ada dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaimana pertukaran sosial dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan,
commit to user
C. TUJUAN PENELITIAN
Diadakan suatu penelitian pasti mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut diatas maka penelitian ini mempunyai tujuan, untuk mengetahui pertukaran sosial dalam
pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta.
D. MANFAAT PENELITIAN
1 Manfaat Teoritis
Dapat mengetahui bagaimana penerapan teori- teori sosiologi, seperti teori pertukaran sosial yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui
pertukaran sosial dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) di kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta.
2. Manfaat Praktis
Dapat mengetahui bagaimana pertukaran sosial dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) di kelurahan Sondakan,
Kecamatan Laweyan, Surakarta.
E. TINJAUAN PUSTAKA 1. Landasan Teori
Dalam sosiologi terdapat tiga macam paradigma yaitu paradigma
commit to user
persoalan semestinya dipelajari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan. Paradigma
membantu merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, persoalan- persoalan apa yang mesti dijawab, bagaimana seharusnya menjawab serta aturan- aturan apa saja yang harus diikuti dalam menginterpretasikan informasi yang dikumpulkan
dalam rangka menjawab persoalan- persoalan tersebut.
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma
perilaku sosial. Paradigma perilaku sosial memusatkan perhatiannya kepada hubungan antara individu dengan lingkungannya yaitu lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Secara singkat pokok persoalan sosiologi menurut
paradigma ini adalah tingkah laku individu yang berlangsung dalam hubungannya dengan faktor lingkungan yang menghasilkan akibat- akibat atau perubahan dalam
faktor lingkungan menimbulkan perubahan terhadap tingkah laku. Jadi terdapat hubungan fungsional antara tingkah laku dengan perubahan yang terjadi dalam lingkungan actor. Bagi paradigma perilaku sosial individu kurang sekali memiliki
kebebasan. Tanggapan yang diberikannya ditentukan oleh sifat dasar stimulus yang datang dari luar dirinya. Jadi tingkah laku manusia lebih bersifat mekanik
dibandingkan dengan menurut paradigma definisi sosial. (Ritzer, 2003:71-72). Behavioral sociology dibangun dalam rangka menerapkan prinsip- prinsip psikologi perilaku ke dalam sosiologi. Teori ini memusatkan perhatiannya
kepada hubungan antar akibat dari tingkah laku yang terjadi di dalam lingkungan actor dengan tingkah laku actor. Akibat- akibat tingkah laku diperlakukan sebagai
commit to user
nyata secara metafisik ia mencoba menerangkan tingkah laku yang terjadi di masa
sekarang melalui kemungkinan akibatnya yang terjadi di masa yang akan datang. Yang menarik perhatian Behavioral Sociology adalah hubungan historis antara akibat tingkah laku yang terjadi dalam lingkungan actor dengan tingkah laku yang
terjadi sekarang. Akibat dari tingkah laku yang terjadi di masa lalu mempengaruhi tingkah laku yang terjadi di masa sekarang. Dengan mengetahui apa yang
diperoleh dari suatu tingkah laku nyata di masa lalu akan dapat diramalkan apakah seseorang actor akan bertingkah laku yang sama (mengulanginya) dalam situasi sekarang. Konsep dasar teori ini adalah reinforcement, yang dapat diartikan
sebagai ganjaran atau reward, dimana tidak ada sesuatu yang melekat dalam obyek yang menimbulkan ganjaran. Proses ini menjelaskan hubungan yang terjadi
di dalam lingkungan actor dengan tingkah laku individu (Ritzer, 2003:73-74). Exchange teory, mendasarkan teorinya pada pergaulan hidup manusia dimana terdapat kecenderungan yang kuat, bahwa kepuasan dan
kekecewaan bersumber kepada pihak lain terhadap dirinya sendiri, seseorang akan berinteraksi dengan pihak lain, karena hal tersebut dianggap menguntungkan
sehingga ia mendapatkan suatu imbalan. Sudah tentu jika proses- proses tersebut tidak selalu menguntungkan namun terkadang juga merasa rugi atau kecewa. Keuntungan dari hubungan tersebut adanya selisih dari imbalan dan biaya, maka
commit to user
Homans mengajukan proposisinya, sebagai berikut:
a. Semakin tinggi ganjaran (reward) yang diperoleh atau yang akan diperoleh , semakin besar kemungkinan sesuatu tingkah laku akan diulang.
b. Demikian juga sebaliknya, semakin tinggi biaya atau ancaman hukuman
(punishment) yang akan diperoleh semakin kecil kemungkinan tingkah laku serupa akan diulang.
Homans percaya bahwa proses pertukaran dapat dijelaskan lewat pernyataan proposisional yang saling berhubungan dan berasal dari psikologi Skinnerian. Proposisi itu adalah:
1. Proposisi sukses:
Dalam setiap tindakan, semakin sering suatu tindakan tertentu
memperoleh ganjaran, maka kian kerap ia akan melakukan tindakan itu (Homans, 1974; 16 dalam poloma 1987; 61)
Homans menyatakan bahwa bilamana seseorang berhasil memperoleh
ganjaran (atau menghindari hukuman) maka ia akan cenderung untuk mengulangi tindakan tersebut. Secara umum, perilaku yang selaras dengan proposisi sukses
meliputi tiga tahap antara lain: tindakan seseorang, hasil yang diberikan, dan pengulangan tindakan asli atau minimal tindakan yang dalam beberapa hal menyerupai tindakan asli.
Contoh: seorang mahasiswa belajar sebelum ujian dan mendapatkan nilai tinggi, maka pada waktu ujian berikutnya akan belajar agar mendapat nilai yang
commit to user 2. Proposisi stimulus:
Jika di masa lalu terjadinya stimulus yang khusus, atau seperangkat stimuli, merupakan peristiwa dimana tindakan seseorang memperoleh ganjaran, maka semakin mirip stimuli yang ada sekarang ini dengan yang lalu itu, akan
semakin mungkin seseorang melakukan tindakan serupa atau yang agak sama (Homans, 1974; 22-23 dalam poloma 1987; 62)
Proposisi stimulus mengetengahkan objek atau tindakan yang memperoleh ganjaran yang diinginkan. Contoh: Mahasiswa yang menginginkan nilai baik. Di masa lalu dia memperoleh ganjaran berupa nilai baik dan
pentingnya belajar sebagai stimulus yang melahirkan hasil yang diinginkan. Mahasiswa lebih memilih stimulus belajar 2 hari sebelum ujian dan belajar secara
individual daripada stimulus lain yang berasal dari belajar secara berkelompok. 3. Proposisi nilai :
Semakin tinggi nilai suatu tindakan, maka kian senang seseorang
melakukan tindakan itu (Homans, 1974:25 dalam poloma 1987; 63)
Proposisi ini khusus berhubungan dengan ganjaran atau hukuman yang
merupakan hasil tindakan. Proposisi nilai mengetengahkan tingkat dimana orang mengiginkan ganjaran yang diberikan oleh stimulus.
Proposisi ini merupakan penghargaan terhadap tindakan. Contoh:
commit to user 4. Proposisi Deprivasi – Satiasi
Semakin sering dimasa yang baru berlalu seseorang menerima suatu ganjaran tertentu, maka semakin kurang bernilai bagi orang tersebut peningkatan setiap unit ganjaran itu (Homans, 1974: 29 dalam poloma 1987; 64)
Proposisi deprivasi satiasi selanjutnya menyempurnakan kondisi- kondisi dimana penampilan suatu tindakan tertentu mungkin terjadi.
Proposisi ini merupakan menurunnya nilai karena kejenuhan. Contoh: Seorang anak yang diberi uang Rp.1000,- selama bertahun- tahun diberi uang dengan jumlah yang sama maka anak itu akan merasa jenuh dan uang Rp.1000,-
itu menjadi berkurang nilainya.
5. Proposisi Restu Agresi (Approval Agression)
Bila tindakan seseorang tidak memperoleh ganjaran yang diharapkannya, atau menerima hukuman yang yang tidak diinginkan, maka dia akan marah, dia menjadi sangat cenderung menunjukkan perilaku agresif, dan hasil perilaku
demikian menjadi lebih bernilai baginya. Bilamana tindakan seseorang memperoleh ganjaran yang diharapkannya, khusus ganjaran yang lebih besar dari
yang diperkirakan, atau tidak memperoleh hukuman yang diharapkannya, maka dia akan merasa senang; dia akan lebih mungkin melaksanakan perilaku yang disenanginya, dan hasil dari perilaku yang demikian akan menjadi lebih bernilai
harganya (Homans, 1974: 37- 39 dalam poloma 1987; 65)
Proposisi ini merupakan proposisi konflik Homans. Jika sesuatu tidak
commit to user
perlawanan. Contoh: Seseorang yang sudah bekerja selama beberapa bulan tetapi
tidak mendapatkan gaji, maka orang itu akan marah. 6. Proposisi rasionalitas
Ketika memilih tindakan alternatif, seseorang akan memilih tindakan
sebagaimana dipersepsikannya kala itu, yang jika nilai hasilnya dikalikan probabilitas keberhasilan adalah lebih besar (Homans 1974:43)
Pada dasarnya, orang menelaah dan melakukan kalkulasi atas berbagai tindakan alternatif yang tersedia baginya. Mereka membandingkan jumlah imbalan yang diasosiasikan dengan setiap tindakan. Mereka pun
mengkalkulasikan kecenderungan bahwa mereka benar-benar akan menerima imbalan. Imbalan yang bernilai tinggi akan hilang nilainya jika seseorang
menganggap bahwa itu semua dipandang sangat mungkin diperoleh. Jadi terjadi interaksi antara nilai imbalan dengan kecenderungan diperolehnya imbalan. Imbalan yang paling tidak diinginkan adalah imbalan yang paling tidak bernilai
dan cenderung tidak mungkin diperoleh.
Proposisi rasionalitas menunjukkan pengaruh teori pilihan rasional
pendekatan Homans. Homans mengaitkan proposisi rasionalitas dengan keberhasilan, stimulus, dan proposisi nilai. Proposisi rasionalitas mengatakan pada kita bahwa benar tidaknya orang akan melakukan tindakan tergantung pada
persepsi mereka tentang probabilitas sukses. Homans beragumen bahwa persepsi apakah peluang sukses tinggi atau rendah ditentukan oleh sukses di masa lalu dan
commit to user
Proposisi rasionalitas ini memilih tindakan berdasarkan rasional.
Contoh: Memilih tindakan berolahraga secara teratur agar badan menjadi sehat.
2. Konsep- konsep yang digunakan
Konsep konsep dalam teori pertukaran sosial George Homans
a. Pertukaran sosial
Pertukaran sosial adalah suatu hubungan sosial dalam masyarakat antara satu orang dengan orang lainnya dan dalam hubungan sosial terdapat ganjaran dan imbalan yang saling mempengaruhi. Jadi orang berhubungan dengan
orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya.
b. Tindakan perilaku sosial
Tindakan perilaku sosial yang dimaksudkan Homans adalah tindakan yang berkenaan dengan suatu kemauan yang mengakibatkan adanya suatu
ganjaran dan hukuman dari orang lain. (Homans dalam Irving M Zeitlin, 1995; 97)
c. Pertukaran yang adil
Pertukaran yang adil menurut Homans adalah pertukaran itu saling dapat
commit to user d. Kegiatan
Kegiatan adalah perilaku aktual yang digambarkan pada tingkat yang sangat konkret. Sebagian dari gambaran mengenai kelompok apa saja harus meliputi catatan mengenai kegiatan-kegiatan para anggotanya saja. Individu-
individu dan kelompok-kelompok dapat dibandingkan menurut persamaan dan perbedaan dalam kegiatan- kegiatan mereka, dan dalam tingkat penampilan dari
pelbagai kegiatan itu. (Homans dalam Doyle Paul Johnson,1986; 61)
e. Interaksi
Interaksi adalah kegiatan apa saja yang merangsang atau dirangsang oleh kegiatan orang lain. Individu-individu atau kelompok-kelompok dapat
dibandingkan menurut frekuensi interaksi, menurut siapa yang mulai interaksi dengan siapa, menurut saluran- saluran dimana interaksi itu terjadi dan seterusnya. (Homans dalam Doyle Paul Johnson, 1986;61)
f. Perasaan
Perasaan adalah suatu tanda yang bersifat eksternal atau yang bersifat perilaku yang menunjukkan suatu keadaan internal. Tanda- tanda seperti keadaan internal yang ditunjukkannya dapat bermacam-macam. Keadaan-keadaan
fisiologis seperti kelaparan atau keletihan, reaksi emosional yang positif atau negatif terhadap suatu peristiwa atau suatu stimulus, perasaan suka atau tidak suka
commit to user
kelompok umum yakni perasaan, sepanjang keadaan internal ini dimanifestasikan
dalam suatu tipe perilaku yang dapat diamati. (Homans dalam Doyle Paul Johnson, 1986;61-62)
g. Kebiasaan
Kebiasaan menunjuk pada kegiatan- kegiatan dan pola–pola interaksi yang
diulang- ulang. (Homans dalam Doyle Paul Johnson, 1986;63)
h Norma
Norma adalah suatu kegiatan atau pola interaksi yang diharapkan untuk diikuti oleh anggota kelompok, dengan perasaan positif yang dinyatakan kepada
mereka yang mengikutinya dan perasaan negatif terhadap mereka yang tidak mengikutinya.(Homans dalam Doyle Paul Johnson, 1986;63)
i. Deprivasi
Deprivasi adalah jangka waktu sejak seseorang itu menerima suatu reward
tertentu. (Homans dalam Doyle Paul Johnson, 1986; 66)
j. Kepuasan
Kepuasan adalah kuantitas dari reward yang cukup besar memuaskan seseorang belum lama berselang, sehingga penghargaan itu untuk sementara waku
commit to user k. Ganjaran
Ganjaran adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan.
l. Imbalan (reward)
Ganjaran (reward) adalah segala hal yang diperoleh melalui adanya
pengorbanan.
3. Penelitian Terdahulu
a. Respons Pekerja terhadap Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan di PT.Aksara Solopos Surakarta
(Dina Ananti Sawitri Setyani, Skripsi, 2008)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja di PT. Aksara Solopos menerima dengan baik adanya suatu Program Jaminan pemeliharaan
kesehatan di PT. Aksara Solopos yang diselenggarakan oleh manulife financial. Diterimanya program jaminan pemeliharaan kesehatan yang diselenggarakan oleh
Manulife Financial tidak terlepas dari persepsi yang baik dari pekerja terhadap program jaminan pemeliharaan kesehatan tersebut. Pengetahuan dan pemahaman pekerja terhadap program jaminan pemeliharaan kesehatan yang diperoleh pekerja
melalui pengarahan dan serta pengetahuan pribadi, kepercayaan, penilaian sehingga mereka menerima adanya program jaminan pemeliharaan kesehatan
commit to user
pekerja terhadap program jaminan pemeliharaan kesehatan yang diselenggarakan
oleh Manulife Financial maka menimbulkan respons yang baik pula dari pekerja.
b) Marital Relationship: A Social Exchange Theory Perspective (Hubungan Perkawinan: Sebuah Perspektif Teori Pertukaran Sosial)
( Paul A. Nakonezny & Wayne H Denton, The University of Texas Southwestern Medical Center, Dallas, Texas, USA.
Jurnal Internasional 2008)
Tesis utama dari artikel ini adalah perlakuan dari hubungan
perkawinan dalam konteks teori pertukaran sosial. Artikel ini dibuka dengan diskusi tentang solidaritas perkawinan dan kekuasaan perkawinan dari perspektif
pertukaran sosial. Selanjutnya, artikel ini berisi perbedaan di antara pertukaran sosial dan pertukaran ekonomi dalam rangka untuk memberikan wawasan dalam melukiskan hubungan perkawinan dalam konteks pertukaran sosial.
Konseptualisasi beberapa terapi dalam teori pertukaran sosial dibahas berikutnya. Akhirnya, artikel itu ditutup dengan diskusi tentang kekurangan teori pertukaran
commit to user
c) Some Amendments to Social Exchange Theory: A Sociological Perspective (Beberapa Koreksi terhadap Teori Pertukaran Sosial: Sebuah Perspektif Sosiologi)
(Milan Zafirovski, Department of Sociology, University of North Texas, Jurnal Internasional 2003)
Paradigma pertukaran menghibur aspirasi yang tinggi tentang tempat
di dalam psikologi sosial dan umumnya sosiologi dan psikologi. Hal ini ditunjukkan, misalnya, dengan premis fundamental bahwa semua kehidupan sosial dapat dianggap sebagai imbalan atau pertukaran sumber daya antara pelaku.
Sifat seperti kehidupan sosial sering menjadi alasan untuk klaim bahwa paradigma pertukaran sosial fitur umum setara dan relevan untuk teori sosiologis. Klaim ini diulang dalam makalah ini, dengan menempatkan penekanan pada versi pilihan
rasional dan behavioris teori pertukaran sosial. Pemeriksaan tidak menyediakan dukungan prima untuk klaim teori pertukaran sosial, khususnya formulasi
ekonomi-perilaku. Sebaliknya, didasarkan pada psikologi sosial sosiologis atau psiko-sosiologi sebuah konsep alternatif pertukaran sosial secara empiris dirumuskan dan diperkirakan sebagai alternatif dengan teori saat ini. Makalah ini
akan mencoba membuat suatu kontribusi terhadap integrasi teori sosiologis dan sosial-psikologis. Kesimpulan utama adalah bahwa aktor dalam pertukaran dapat
commit to user
F. KERANGKA PIKIR
Dalam kerangka pikir ini dijelaskan mengenai cara berpikir peneliti dalam rangka mengadakan penelitian tentang pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Sondakan,
Kecamatan Laweyan, Surakarta.
Masyarakat menanggapi pelaksanaan program Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta. Masyarakat ini terdiri dari peserta Jamkesmas di Kelurahan Sondakan, petugas Kelurahan Sondakan, dan petugas Puskesmas Pajang.
Pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) ini dikaitkan dengan proposisi Homans. Pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas ini
menunjukkan hubungan sosial dalam masyarakat. Pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jamkesmas dapat diketahui dari pertukaran sosial dalam
pengetahuan peserta Jamkesmas terhadap pelaksanaan program Jamkesmas, pertukaran sosial dalam sikap peserta Jamkesmas dalam menanggapi pelaksanaan program Jamkesmas, pertukaran sosial dalam perasaan yang dialami peserta
commit to user
Gambar Kerangka Pikir
Proposisi Homans
Pertukaran sosial dalam pengetahuan peserta Jamkesmas terhadap pelaksanaan program Jamkesmas.
Pertukaran sosial dalam sikap peserta Jamkesmas dalam Menanggapi pelaksanaan program Jamkesmas.
Masyarakat Pertukaran sosial
Pelaksanaan Jamkesmas
commit to user
G. DEFINISI KONSEPTUAL
Definisi konsep adalah definisi yang dipakai untuk variabel – variabel yang dipilih untuk diteliti. Pada penelitian ini variabelnya sebagai berikut:
1. Tindakan perilaku sosial
Tindakan perilaku sosial yang dimaksudkan Homans adalah tindakan yang berkenaan dengan suatu kemauan yang mengakibatkan adanya suatu
ganjaran dan hukuman dari orang lain. (Homans dalam Irving M Zeitlin, 1995; 97)
2. Pertukaran yang adil
Pertukaran yang adil menurut Homans adalah pertukaran itu saling dapat
menguntungkan atau sepanjang dianggap saling menguntungkan oleh kedua belah pihak.(Homans dalam Irving M Zeitlin, 1995; 100)
3. Pertukaran sosial
Pertukaran sosial adalah suatu hubungan sosial dalam masyarakat antara
satu orang dengan orang lainnya dan dalam hubungan sosial terdapat ganjaran dan imbalan yang saling mempengaruhi. Jadi orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi
commit to user 4. Ganjaran
Ganjaran adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan.
5. Imbalan (reward)
Ganjaran (reward) adalah segala hal yang diperoleh melalui adanya
pengorbanan.
6. Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
Adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara
nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin.
H. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
commit to user 2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta karena di Kelurahan Sondakan terdapat banyak peserta Jamkesmas yang menggunakan Jamkesmas untuk berobat pada waktu sakit.
3. Sumber Data
a. Data Primer
Data yang diperlukan untuk memperoleh data-data yang berhubungan dengan penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari
informan dengan menggunakan pedoman wawancara. Informan yang diwawancarai sebagai sumber data antara lain: Petugas Puskesmas,
petugas Kelurahan, dan peserta Jamkesmas. b. Data Sekunder
Yaitu data yang dikumpulkan untuk mendukung dan melengkapi data
primer adalah yang berkenaan dengan masalah penelitian. Data ini berupa kepustakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan program
Jamkesmas, arsip data Kelurahan Sondakan, arsip data Puskesmas Pajang, arsip data PT. Askes Cabang Surakarta
4. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara
commit to user
berkaitan dengan kajian dalam penelitian ini. Dalam hal ini peneliti
akan melakukan wawancara dengan petugas Kelurahan Sondakan, petugas Puskesmas Pajang, dan peserta Jamkesmas di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta. Pelaksanaan wawancara di
lapangan peneliti menggunakan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pada pelaksanaannya daftar pertanyaan bisa
berkembang sesuai dengan keadaan yang terjadi. b. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan fenomena
yang diteliti. Observasi memungkinkan melihat dan mengamati sendiri perilaku dan kajian sebagaimana keadaan yang sebenarnya. Dalam
penelitian ini peneliti datang ke lokasi untuk melihat tentang bagaimana pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jamkesmas. Hanya saja dalam hal ini peneliti tidak terlibat secara langsung dengan
kegiatan yang ada melainkan hanya mengamati saja.
Dalam penelitian ini peneliti mengamati perilaku peserta Jamkesmas
dalam memanfaatkan program Jamkesmas di Puskesmas. c. Dokumentasi.
Adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan cara mencatat
arsip-arsip, surat-surat dan dokumen lain yang mendukung. Dokumen berupa data-data monografi Kelurahan Sondakan, data-data dari
commit to user 5. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling atau sampel bertujuan. Yaitu sampel yang ditarik
dengan maksud dan tujuan penelitian. Selain itu dengan teknik tersebut berguna untuk mendapatkan informan yang tepat yang mengurai
permasalahan yang menjadi obyek penelitian. Dalam hal ini peneliti akan memilih informan yang dipandang paling tahu, sehingga kemungkinan pilihan informasi akan berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti
dalam memperoleh data. Teknik pengambilan sampel ditujukan pada peserta Jamkesmas, petugas Kelurahan, petugas Puskesmas yang menangani masalah
Jamkesmas.
6. Validitas data
Validitas data menunjukkan bahwa apa yang diamati peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada di lokasi penelitian dan penjabaran
dari deskripsi permasalahan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Untuk memperoleh dan menjamin validitas data proses penelitian maka akan digunakan:
a. Triangulasi
Triangulasi data digunakan dari sumber (informan) yang berbeda.
commit to user
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut. Terdapat empat macam triangulasi data yaitu meliputi: pemeriksaan sumber, metode, teori atupun penyelidik. Dari keempat macam triangulasi tersebut, maka peneliti
menggunakan sumber data yang berlainan dengan tujuan untuk pengumpulan data yang sama. Triangulasi dengan sumber berarti
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat berbeda dengan jalan:
· Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara
· Membandingan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan setiap waktu
· Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang di depan umum dengan apa yang informan katakan
· Membandingkan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang berpendidikan, orang pemerintahan dan sebagainya.
· Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen secara kontinyu. Tujuannya jelas yaitu untuk bisa mengetahui adanya
commit to user b. Informan Review
Data sebelum dianalisis diperiksa kembali oleh sumber data (key informan) barangkali ada jawaban-jawaban yang kurang sesuai dengan apa yang dimaksud dengan informan.
7. Teknik analisis data
Analisis data yang digunakan adalah analisis data model Spradley. Spradley membagi analisis data dalam penelitian kualitatif berdasarkan tahapan dalam penelitian kualitatif. Tahapan analisis data yang dilakukan dalam penelitian
kualitatif antara lain analisis domain, taksonomi, komponen dan analisis tema. a. Analisis Domain
Analisis domain merupakan langkah pertama dalam penelitian kualitatif. Analisis domain pada umumnya dilakukan untuk memperoleh data yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti atau obyek
penelitian. Analisis domain dilakukan terhadap data yang diperoleh dari pengamatan atau wawancara atau pengamatan deskriptif yang terdapat dalam
catatan lapangan.
Ada enam tahap yang dilakukan dalam analisis domain yaitu:
1. Memilih salah satu hubungan semantik untuk memulai dari sembilan
hubungan semantik yang tersedia yaitu hubungan termasuk, spasial, sebab akibat, rasional, lokasi tempat bertindak, fungsi, alat tujuan,
commit to user
3. Memilih salah satu sampel catatan lapangan yang dibuat terakhir, untuk
memulainya.
4. Mencari istilah acuan dan istilah bagian yang cocok dengan hubungan semantik dari catatan lapangan.
5. Mengulangi usaha pencarian domain sampai semua hubungan semantik habis.
6. Membuat daftar domain yang ditemukan (teridentifikasi) b. Analisis Taksonomi
Setelah selesai analisis domain, dilakukan pengamatan dan wawancara
terfokus berdasarkan fokus yang sebelumnya telah dipilih oleh peneliti. Hasil terpilih untuk memperdalam data telah ditemukan melalui pengajuan sejumlah
pertanyaan kontras. Data hasil wawancara terpilih dimuat dalam catatan lapangan. Tujuh langkah yang dilakukan dalam analisis komponen yaitu:
1. Memilih satu domain untuk dianalisis.
2. Mencari kesamaan atas dasar hubungan semantik yang sama yang digunakan untuk domain itu.
3. Mencari tambahan istilah bagian.
4. Mencari domain yang lebih besar dan lebih inklusif yang dapat dimasukkan sebagai sub bagian dari domain yang sedang dianalisis.
5. Membentuk taksonomi sementara
6. Mengadakan wawancara terfokus untuk mengecek analisis yang telah
dilakukan
commit to user c. Analisis Komponen.
Setelah analisis taksonomi, dilakukan wawancara terpilih untuk memperdalam data yang telah ditemukan melalui pengajuan sejumlah pertanyaan kontras. Data hasil wawancara terpilih dimuat dalam catatan lapangan.
Delapan langkah yang dilakukan dalam analisis komponen yaitu: 1. Memilih domain yang akan dianalisis.
2. Mengidentifikasi seluruh kontras yang telah ditemukan. 3. Menyiapkan lembar paradigma.
4. Mengidentifikasikan dimensi kontras yang memiliki dua nilai.
5. Menggabungkan dimensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu 6. Menyiapkan pertanyaan kontras untuk ciri yang tidak ada.
7. Mengadakan pengamatan terpilih untuk melengkapi data. 8. Menyiapkan paradigma lengkap.
d. Analisis Tema
Analisis tema merupakan seperangkat prosedur untuk memahami
secara holistik pemandangan yang sedang diteliti. Sebab setiap kebudayaan terintegrasi dalam beberapa jenis pola yang lebih luas.
Tujuh cara untuk menemukan tema yaitu:
1. Melebur diri
2. Melakukan analisis komponen terhadap istilah acuan.
commit to user
4. Menguji dimensi kontras seluruh domain yang telah dianalisis.
5. Mengidentifikasi domain terorganisir
commit to user
BAB II
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. SURAKARTA
1. Kondisi Geografis
Kota Surakarta terletak di daerah Provinsi Jawa Tengah bagian selatan dan merupakan penghubung antara daerah Provinsi Jawa Tengah bagian Timur dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Wilayah ini berbatasan dengan daerah
– daerah sebagai berikut :
Sebelah utara : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Karanganyar
Sebelah timur : Kabupaten Karanganyar dan kabupaten Sukoharjo Sebelah selatan : Kabupaten Sukoharjo
Sebelah barat : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo
2. Kondisi Demografis
Penduduk merupakan faktor yang sangat menentukan bagi kemajuan suatu daerah. Pengetahuan mengenai kondisi dan potensi penduduk di suatu daerah bermanfaat sebagai bahan dalam pertimbangan pengambilan kebijakan
oleh pemerintah kota sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Jumlah penduduk yang besar apabila dimanfaatkan secara optimal akan bermanfaat bagi
commit to user
Tabel 2 : Jumlah Penduduk Kota Surakarta
TAHUN
JENIS KELAMIN
JUMLAH LAKI-LAKI PEREMPUAN
2003 242.591 254.643 497.234
2004 249.278 261.433 510.711
2005 250.868 283.672 534.540
2006 254.259 258.639 512.898
2007 246.132 269.240 515.372
Sumber : BPS Kota Surakarta ( diolah dari hasil Susenas 2007 )
Menurut Data BPS yang diolah dari hasil Susenas 2007, jumlah penduduk Kota Surakarta di tahun 2003 adalah 497.234 dengan penduduk
laki-laki sebanyak 242.951 dan perempuan 254.643. Penduduk Kota Surakarta tersebar dalam 5 (lima) kecamatan, yakni :
1. Kecamatan Banjarsari 2. Kecamatan Serengan 3. Kecamatan Jebres
4. Kecamatan Laweyan 5. Kecamatan Pasar Kliwon
commit to user
Tabel 3 :Jumlah Penduduk Miskin Kota Surakarta
No KECAMATAN TAHUN 2006 TAHUN 2007
1 Laweyan 7.792 14.658
2 Serengan 6.444 7.932
3 Banjarsari 15.857 26.061
4 Pasar Kliwon 17.560 18.208
5 Jebres 11.391 21.615
Jumlah 59.047 65.884
Sumber: DKRPP- KB/ Keputusan Walikota No. 470/36/1/2007
konsorsiumsolo.multiply.com
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk miskin di
Surakarta tahun 2007 lebih banyak daripada tahun 2006. Tahun 2007 jumlah penduduk miskin di Surakarta sebanyak 65.884 dan tahun 2006 jumlah penduduk
miskin di Surakarta sebanyak 59.047.
2. Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) a. Sejarah Jamkesmas:
1. Sebelum Tahun 2005 ada Program JPSBK (Jaring Pengaman Sosial
Bidang Kesehatan)
2. Tahun 2005 dengan nama Program Askeskin No: 1330/Menkes/SK/IX/2005
commit to user
4. Tahun 2007 dengan nama Askeskin (Asuransi Kesehatan Mayarakat
Miskin) No.417/Menkes/SK/IV/2007
5. Tahun 2008 dengan nama Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) No 125/Menkes/SK/II/2008
b. Identitas Kartu Jamkesmas Tahun 2008
1. Nama, Tanggal lahir, alamat lengkap, status (peserta, istri, anak), Puskesmas (PPK)
2. Pada kartu Jamkesmas tidak ada tanda tangannya (hanya tanda tangan
Menteri Kesehatan), Stempel, maupun Foto (kalau menjumpai kartu yang ada fotonya yang ditempel sendiri oleh pasien.)
c. Tujuan dan Sasaran Penyelenggaraan Jamkesmas 1. Tujuan Penyelenggaraan Jamkesmas
a. Tujuan Umum
Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh
masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien
b. Tujuan khusus
1. Meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang
commit to user
2. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin.
3. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel
2. Sasaran
Sasaran program adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang sudah mempunyai
jaminan kesehatan lainnya.
d. Pengertian Jamkesmas
Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara
nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin.
Jamkesmas merupakan Jaminan Kesehatan Masyarakat. Sebelumnya
bernama Askeskin (Asuransi kesehatan masyarakat miskin). Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penjaminan terhadap masyarakat miskin yang meliputi
sangat miskin, miskin dan mendekati miskin maka program ini berganti nama menjadi Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat). Program ini merupakan program yang diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan melalui penugasan
kepada PT. ASKES (persero) berdasarkan SK Nomor 1241/Menkes / SK/ XI/ 2004, tentang penugasan PT. ASKES (persero) dalam pengelolaan program
commit to user
Pada hakekatnya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin
menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan bersama oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Pemerintah Propinsi/ Kabupaten/ Kota berkewajiban memberikan kontribusi sehingga menghasilkan pelayanan yang optimal.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat miskin mengacu pada prinsip-prinsip :
1. Dana amanat dan nirlaba dengan pemanfaatan untuk semata-mata peningkatan derajat kesehatan masyarakat miskin.
2. Menyeluruh (komprehensif) sesuai dengan standar pelayanan medik yang
rasional.
3. Pelayanan tersruktur, berjenjang dengan portabilitas dan ekuitas
4. Transparan dan akuntabel
e. Peserta Jamkesmas
Peserta Program Jamkesmas adalah setiap orang miskin dan tidak mampu selanjutnya disebut peserta Jamkesmas, yang terdaftar dan memiliki kartu
dan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.
Jumlah sasaran peserta Program Jamkesmas tahun 2008 sebesar 19,1 juta Rumah Tangga Miskin (RTM) atau sekitar 76,4 juta jiwa bersumber dari data
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 yang dijadikan dasar penetapan jumlah sasaran peserta secara nasional tersebut. Menkes membagi alokasi sasaran kuota
commit to user
Jumlah peserta Jamkesmas di Indonesia sebanyak 76,4 juta jiwa.
Jumlah peserta Jamkesmas di Jawa Tengah sebanyak 11.715.881 jiwa. Jumlah peserta Jamkesmas di Surakarta sebanyak 100.019 jiwa.
f. Pelayanan Kesehatan kepada Peserta Jamkesmas.
Setiap peserta Jamkesmas mempunyai hak mendapat pelayanan
kesehatan dasar meliputi pelayanan kesehatan rawat jalan (RJ), rawat inap (RI), serta pelayanan kesehatan rujukan rawat jalan tingkat lanjutan (RJTL), rawat inap tingkat lanjutan (RITL), dan pelayanan gawat darurat.
Pelayanan kesehatan dalam program ini menerapkan pelayanan berjenjang berdasarkan rujukan. Pelayanan rawat jalan tingkat pertama diberikan
di Puskesmas dan jaringannya. Perawatan rawat jalan lanjutan diberikan di BKMM/ BBKPM/ BKPM/ BP4/ BKIM dan Rumah Sakit.
Pelayanan rawat inap diberikan di Puskesmas Perawatan dan ruang
rawat inap kelas III (tiga) di RS Pemerintah termasuk RS khusus, RS TNI/ POLRI dan RS Swasta yang bekerjasama dengan Departemen Kesehatan, Departemen
Kesehatan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota atas nama Menteri Kesehatan membuat perjanjian kerjasama (PKS) dengan RS setempat yang diketahui kepala dinas kesehatan Propinsi meliputi berbagai aspek pengaturan.
commit to user
B. KECAMATAN LAWEYAN
Laweyan adalah kecamatan yang terletak di barat kota Surakarta.
Kecamatan ini terkenal karena penduduknya banyak yang menjadi produsen dan pedagang batik, sejak dulu sampai sekarang. Di sinilah tempat berdirinya Sarekat
Dagang Islam, asosiasi dagang pertama yang didirikan oleh para produsen dan pedagang batik pribumi, pada 1912.
Kecamatan Laweyan memiliki luas wilayah 8,64 km². Jumlah
penduduk di Kecamatan Laweyan adalah 87.496. Kepadatan penduduk di wilayah kecamatan Laweyan adalah 10.127 per km². Kecamatan Laweyan memiliki 11
kelurahan antara lain:
· Kelurahan Penumping yang memiliki kode pos 57141 · Kelurahan Sriwedari yang memiliki kode pos 57141
· Kelurahan Purwosari yang memiliki kode pos 57142 · Kelurahan Kerten yang memiliki kode pos 57143
· Kelurahan Jajar yang memiliki kode pos 57144
· Kelurahan Karangasem yang memiliki kode pos 57145 · Kelurahan Pajang yang memiliki kode pos 57146
· Kelurahan Sondakan yang memiliki kode pos 57147 · Kelurahan Laweyan yang memiliki kode pos 57148
· Kelurahan Bumi yang memiliki kode pos 57148
commit to user
C. KELURAHAN SONDAKAN
1. Gambaran Umum Kelurahan Sondakan a. Kondisi Geografis
Kelurahan Sondakan secara administratif berada di wilayah kecamatan
Laweyan, pemerintahan kota Surakarta.
Wilayah Kelurahan Sondakan yang merupakan lokasi penelitian disini secara administratif berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Kelurahan Pajang dan KelurahanPurwosari Sebelah Selatan : Kelurahan Pajang dan Kelurahan Laweyan
Sebelah Barat : Kelurahan Pajang
Sebelah Timur : Kelurahan Purwosari dan Kelurahan Bumi
b. Kondisi Demografis
Penduduk Kelurahan Sondakan terdiri dari berbagai macam umur dan
jenis kelamin. Jumlah keseluruhan penduduk Kelurahan Sondakan sampai bulan Februari 2010 adalah 11.916 jiwa, dimana dari jumlah tersebut sebanyak 5.725 jiwa berjenis kelamin laki –laki, sementara itu sebanyak 6.191 jiwa berjenis
kelamin perempuan. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta yang dilihat dari
commit to user
Tabel 4 : Jumlah Penduduk Kelurahan Sondakan
No Kelompok Umur Laki - laki Perempuan Jumlah
Sumber : Data Monografi Kelurahan Sondakan bulan Februari 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk terbanyak pada kelompok umur 30 – 39 tahun yaitu sebanyak 2120 jiwa dan jumlah penduduk paling sedikit pada kelompok umur 0 – 4 tahun yaitu sebanyak 504 jiwa. Dari
sebanyak 11.916 orang penduduk di Kelurahan Sondakan tersebut mereka terbagi ke dalam 3.268 kepala keluarga (KK)
c. Kondisi Sosial Ekonomi
1. Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk Kelurahan Sondakan bermacam– macam mulai dari yang tidak sekolah sampai pada penduduk yang mengenyam
commit to user
data penduduk yang dilihat dari tingkat pendidikan yang dimiliki dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 5 : Jumlah Penduduk Kelurahan Sondakan Menurut Pendidikan
No. Pendidikan Jumlah
1.
Sumber: Data Monografi Kelurahan Sondakan bulan Februari 2010
Berdasarkan tabel diatas, bahwa tingkat pendidikan penduduk cukup
tinggi. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk dengan pendidikan tamat SLTP sebanyak 1.861 jiwa dan pendidikan tamat SLTA sebanyak 3.795 jiwa. Walaupun semakin tinggi tingkat pendidikan semakin mengecil jumlahnya yaitu
penduduk yang tamat Akademi / Perguruan Tinggi sebanyak 1.638 jiwa.
Melihat pada kondisi yang seperti ini, jelas terlihat bahwa sumber daya
manusia yang ada di Kelurahan Sondakan termasuk cukup memadai, hal ini tentunya berpengaruh terhadap produktivitas pekerjaannya.
2. Mata Pencaharian Penduduk
commit to user
termasuk dalam mata pencaharian yang beragam, mulai dari pengusaha, pegawai
negeri, sampai buruh bangunan. Data selengkapnya mengenai mata pencaharian penduduk Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6 : Jumlah Penduduk Kelurahan Sondakan berdasarkan mata pencaharian
No Mata Pencaharian Jumlah
1.
Sumber: Data Monografi Kelurahan Sondakan bulan Februari 2010
Berdasarkan tabel di atas, buruh bangunan mendominasi jumlah
penduduk menurut mata pencaharian yaitu sebanyak 3.185 jiwa. Setelah itu diduduki buruh industri yaitu sebanyak 2.887 jiwa. Hal ini disebabkan karena menurunnya jumlah penduduk yang melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan
commit to user Sarana dan Prasarana
Data mengenai sarana dan prasarana yang didapat dari kantor Kelurahan Sondakan yaitu sarana transportasi. Selain itu juga terdapat sarana dan
prasarana elektronik.
Sarana dan prasarana transportasi di wilayah Sondakan cukup baik.
Hal tersebut didasarkan pada kondisi jalan yang hampir seluruhnya sudah beraspal. Jumlah terperinci prasarana transportasi di kelurahan Sondakan adalah sebagai berikut:
§ Sepeda : 1700 § Sepeda motor : 1920 § Mobil Dinas : 5 § Mobil Pribadi : 78
§ Becak : 25
Selain itu terdapat sarana dan prasarana elektronik antara lain: § Radio : 1600
§ Televisi : 2195
D. PUSKESMAS PAJANG
Puskesmas merupakan tempat pelayanan kesehatan terdekat dengan masyarakat, karena pelayanan kesehatan dasar lebih banyak bertempat di
commit to user
tanah air. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, Puskesmas Induk
diperkuat dengan Puskesmas pembantu serta Puskesmas keliling.
Puskesmas Pajang merupakan salah satu Puskesmas Induk dari tiga Puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Laweyan, Surakarta. Ketiga
Puskesmas tersebut adalah:
1. Puskesmas Karangasem
2. Puskesmas Kapulogo 3. Puskesmas Laweyan
1. Visi dan misi Puskesmas Pajang
Visi :
Menjadi puskesmas pilihan masyarakat wilayah puskesmas Pajang dan sekitarnya. Misi :
a. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan yang bermutu, efektif, efisien,
merata, dan terjangkau bagi masyarakat wilayah puskesmas Pajang dan sekitarnya.
b. Memberdayakan kemandirian masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. c. Melaksanakan penanggulangan masalah kesehatan individu, keluarga,