• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUKARAN SOSIAL DALAM PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERTUKARAN SOSIAL DALAM PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS)"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PERTUKARAN SOSIAL DALAM PELAKSANAAN

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

(JAMKESMAS)

Disusun Oleh:

SRI HARYANI MEIVAWATI D0305060

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

PERSETUJUAN

Telah disetujui untuk di pertahankan di hadapan Panitia Ujian Skripsi Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

(3)

commit to user

iii

PENGESAHAN

Telah diuji dan disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Pada hari : Selasa

Tanggal : 26 Oktober 2010

Panitia Penguji Skripsi

1. Prof. Dr. RB Soemanto, MA ( ) NIP. 19470914 197612 1 001

Ketua

2. Eva Agustinawati, S.Sos, M.Si

NIP. 19700813 199512 2 001 ( ) Sekretaris

3. Dr.Drajat Tri Kartono, M.Si

NIP. 19660112 199003 1 002 ( ) Penguji

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta Dekan

(4)

commit to user

iv

MOTTO

v Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan

(Amsal 1:7a)

v Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka

terlaksanalah segala rencanamu.

(Amsal 16: 3)

v Ganjaran kerendahan hati dan takut akan Tuhan adalah

kekayaan, kehormatan dan kehidupan

(Amsal 22: 4)

v Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah

yang menentukan arah langkahnya

(Amsal 16: 9)

v Pengalaman adalah guru yang paling berharga.

(Penulis)

v Waktu terus berputar dan tidak akan bisa kembali lagi,

gunakan waktu sebaik-baiknya karena setiap detik dalam

hidup ini begitu berharga.

(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Tidak ada yang sempurna di dunia ini

Teriring doa dan ucapan syukur, penulis ingin mendedikasikan

karya ini kepada:

Kedua orang tuaku yang tercinta yang selalu berdoa

demi kesuksesanku

Kakak - kakakku yang membantu kelancaran tugas ini

Keluarga Besarku, Sahabat-sahabatku dan

(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan atas segala kasih dan karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi

ini dengan baik dan lancar.

Penulis menyadari bahwa selama proses penyusunan skripsi ini tidak lepas

dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mempersembahkan dan mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. H. Supriyadi SN, SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Dra. Hj. Trisni Utami M.Si selaku Ketua Jurusan Sosiologi,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Dr.Drajat Tri Kartono,M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang telah memberikan waktu, kesempatan untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan memberikan saran, dorongan

untuk terselesainya skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. RB Soemanto, MA selaku Ketua Panitia Ujian Skripsi.

5. Ibu Eva Agustinawati, S.Sos, M.Si selaku Sekretaris Ujian Skripsi. 6. Bapak Ahmad Zuber, S.Sos., DEA selaku pembimbing akademis.

(7)

commit to user

vii

8. Bapak Dardji, SH, MM selaku Kepala Kelurahan Sondakan,

Kecamatan Laweyan, Surakarta beserta stafnya yang memberikan bantuan demi terselesainya skripsi ini .

9. Petugas Puskesmas Pajang yang telah meluangkan waktunya untuk

membantu penulis dalam memberikan data.

10. Peserta Jamkesmas di Kelurahan Sondakan, terima kasih atas

keterbukaan dan keramahan yang diberikan kepada saya.

11. Staf perpustakaan universitas dan fakultas yang telah membantu menambah informasi melalui buku-buku yang dibutuhkan penulis.

12. Ibu dan Bapakku yang sangat kucintai yang telah memberikan doa, kasih sayang dan perhatian yang tiada henti kepada penulis sehingga

terselesaikannya skripsi ini.

13. Kakak – kakakku mas Budi, mas Hantok, mas Ari, mas Jarot terima kasih untuk dukungannya.

14. Keponakanku Febri terima kasih atas dukungan dan bantuannya. Keponakanku yang lain Titin, Kukuh, Ita, Ricky, Sabrina terima

kasih atas keceriaan yang tercipta selama ini.

15. Sahabat- sahabatku yang senantiasa menemaniku di kala suka dan duka Istiq, Betly, Dewi, Dian, Yayuk, Ahmad Zunita. Terimakasih

untuk persahabatan kita, kalian memberikan warna yang indah dalam hidupku, nikmat yang tiada terkira bisa menjadi bagian dari kalian.

(8)

commit to user

viii

17. Teman-temanku di Klaten, maaf tidak bisa menyebutkan satu persatu.

Terimakasih atas dukungannya.

18. Semua pihak yang telah memberikan bantuan moral dan spiritual hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhya bahwa dalam penulisan skripsi ini jauh dari

sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca yang membutuhkan.

Surakarta, Oktober 2010

(9)

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PERSETUJUAN ………... ii

HALAMAN PENGESAHAN ………... iii

MOTTO ………. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ………. v

KATA PENGANTAR ………... vi

DAFTAR ISI ………... ix

DAFTAR TABEL ……….. xiii

DAFTAR GAMBAR ………. xv

ABSTRAK ………. xvi

ABSTRACT ………. xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. ………... 1

B. Perumusan Masalah ………. ………... 8

C. Tujuan Penelitian ………. ………… 9

D. Manfaat Penelitian ………... 9

E. Tinjauan Pustaka ………... 9

(10)

commit to user

x

G. Definisi Konseptual ………. 24

H. Metode Penelitian ……… 25

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Surakarta …….……….. ……….. 34

B. Kecamatan Laweyan ……… ………... 41

C. Kelurahan Sondakan ………..………... 42

D. Puskesmas Pajang ……… 46

BAB III PERTUKARAN SOSIAL DALAM PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) A. PERTUKARAN SOSIAL DALAM PENGETAHUAN PESERTA JAMKESMAS TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM JAMKESMAS ………... 51

1. Pertukaran Sosial dalam Pelayanan yang diberikan kepada peserta Jamkesmas ………... 55

a. Pertukaran Sosial dalam Pelayanan Kesehatan yang diberikan oleh dokter, petugas Puskesmas, petugas Rumah Sakit kepada peserta Jamkesmas ... 55

b. Pertukaran Sosial dalam Pelayanan Antrian di Puskesmas dan Rumah Sakit ... 63

(11)

commit to user

xi

d. Pertukaran Sosial dalam Pengalaman sakit yang dialami

Peserta Jamkesmas dalam Penggunaan Kartu Jamkesmas ....68 2. Pertukaran Sosial dalam Pengobatan yang diberikan kepada peserta Jamkesmas ... 70

a. Pertukaran Sosial dalam Obat Gratis yang diberikan kepada peserta Jamkesmas ... 70

b. Pertukaran Sosial dalam Pengobatan kepada peserta

Jamkesmas yaitu obat tidak gratis semua ...79

B. PERTUKARAN SOSIAL DALAM SIKAP PESERTA JAMKESMAS DALAM MENANGGAPI PELAKSANAAN

PROGRAM JAMKESMAS ...82 1. Pertukaran Sosial dalam Sikap Peserta Jamkesmas menanggapi dengan baik tentang Pelaksanaan Program Jamkesmas ...82

2. Pertukaran Sosial dalam Sikap Peserta Jamkesmas menanggapi dengan pasif tentang Pelaksanaan Program Jamkesmas ...94

C. PERTUKARAN SOSIAL DALAM PERASAAN YANG DIALAMI PESERTA JAMKESMAS DALAM

PELAKSANAAN PROGRAM JAMKESMAS ...99 1. Pertukaran sosial dalam perasaan suka yang dialami peserta

(12)

commit to user

xii

2. Pertukaran sosial dalam perasaan bosan yang dialami peserta

Jamkesmas dalam pelaksanaan program Jamkesmas ... ... 101

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ………112 B. Implikasi ……….113

C. Saran ………...119

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jumlah peserta Jamkesmas Kecamatan Laweyan, Surakarta …….. 5

Tabel 1.2 Jumlah Peserta Jamkesmas Kecamatan Serengan, Surakarta …….. 5

Tabel 1.3 Jumlah Peserta Jamkesmas Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta ………... 6

Tabel 1.4 Jumlah Peserta Jamkesmas Kecamatan Jebres, Surakarta ………... 6

Tabel 1.5 Jumlah Peserta Jamkesmas Kecamatan Banjarsari, Surakarta ... 7

Tabel 2 Jumlah Penduduk Kota Surakarta ………...35

Tabel 3 Jumlah Penduduk Miskin Kota Surakarta ………...36

Tabel 4 Jumlah Penduduk Kelurahan Sondakan ………..43

Tabel 5 Jumlah Penduduk Kelurahan Sondakan Menurut Pendidikan ……....44

Tabel 6 Jumlah Penduduk Kelurahan Sondakan berdasarkan mata pencaharian ……….45

Tabel 7 Analisis Domain Pertukaran Sosial dalam Pengetahuan Peserta Jamkesmas terhadap Pelaksanaan Program Jamkesmas ... ... .80

Tabel 8 Matriks Pertukaran Sosial dalam Pengetahuan Peserta Jamkesmas terhadap Pelaksanaan Program Jamkesmas ... .81

Tabel 9 Analisis Domain Pertukaran Sosial dalam Sikap Peserta Jamkesmas dalam menanggapi Pelaksanaan Program Jamkesmas ... 98

(14)

commit to user

xiv

Tabel 11 Analisis Domain Pertukaran Sosial dalam perasaan

yang dialami Peserta Jamkesmas dalam Pelaksanaan

Program Jamkesmas ... 103 Tabel 12 Matriks Pertukaran Sosial dalam perasaan

yang dialami Peserta Jamkesmas dalam Pelaksanaan

Program Jamkesmas ... 104

Tabel 13 Matriks Pertukaran Sosial dalam Pelaksanaan

(15)

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 : Gambar Kerangka Pikir ………...23

(16)

commit to user

xvi

ABSTRAK

SRI HARYANI MEIVAWATI, D0305060 ”PERTUKARAN SOSIAL DALAM PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS)” Skripsi Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini membahas tentang bagaimana pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling atau sampel bertujuan. Informan yang dipilih antara lain peserta Jamkesmas, petugas Kelurahan dan petugas Puskesmas. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data model Spradley. Tahapan analisis data yang dilakukan antara lain analisis domain, taksonomi, komponen dan analisis tema.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta terdiri dari pertukaran sosial dalam pengetahuan peserta Jamkesmas terhadap pelaksanaan program Jamkesmas terdapat proposisi sukses dan proposisi deprivasi satiasi, pertukaran sosial dalam sikap peserta Jamkesmas dalam menanggapi pelaksanaan program Jamkesmas terdapat proposisi sukses dan proposisi deprivasi satiasi, pertukaran sosial dalam perasaan yang dialami peserta Jamkesmas dalam pelaksanaan program Jamkesmas terdapat proposisi sukses dan proposisi deprivasi satiasi.

Dalam penelitian ini ditemukan domain, taksonomi dan komponen. Pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jamkesmas di Kelurahan Sondakan, kecamatan Laweyan, Surakarta ditemukan tiga domain yaitu pengetahuan, sikap, perasaan. Taksonomi yang ditemukan ada enam yaitu pelayanan, pengobatan, baik, pasif, suka, jenuh. Komponen yang ditemukan ada enam yaitu pelayanan kesehatan, antrian, prosedur, pengalaman sakit, gratis, tidak gratis.

(17)

commit to user

xvii

ABSTRACT

Sri Haryani Meivawati, D0305060, “Social Exchange in the implementation of society health insurance (Jamkesmas) Program”, Thesis of Sociology

Department, Social and Political Sciences Faculty of Surakarta Sebelas Maret University.

This research discusses about how the social exchange is in the implementation of Society Health Insurance (Jamkesmas) program in Kelurahan Sondakan, Laweyan Subdistrict, Surakarta. The type of research employed was descriptive qualitative research.

The sampling technique employed in this research was purposive sampling one. The informant selected included Jamkesmas participants, Kelurahan offices and Puskesmas officers. The data analysis employed in this research was Spradley model data analysis. The data analysis stage conducted included domain, taxonomy, component and theme analyses.

The result of research shows that social exchange in the implementation of Society Health Insurance (Jamkesmas) program in Kelurahan Sondakan, Laweyan Subdistrict, Surakarta consists of the social exchange in Jamkesmas participant’s knowledge on the implementation of Jamkesmas program in which there is successful proposition and deprivation satiation propositions, the social exchange in the Jamkesmas participant’s attitude in responding to the implementation of Jamkesmas program in which there is successful proposition and deprivation satiation propositions, and the social exchange in the Jamkesmas participant’s feeling in the implementation of Jamkesmas program in which there is successful proposition and deprivation satiation propositions.

In this research, it can found the domain, taxonomy and component. Social exchange in the implementation of Jamkesmas program in Kelurahan Sondakan, Laweyan Subdistrict, Surakarta is found in three domains: knowledge, attitude, feeling. There are six taxonomies: service, medicine, good, passive, like, saturated. There are six components found: health service, queuing, procedure, sick experience, free, not free.

(18)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kesehatan sangat penting bagi manusia untuk dapat melaksanakan aktivitasnya dengan baik. Kesehatan merupakan kebutuhan primer bagi manusia.

Maka pembangunan di bidang kesehatan merupakan salah satu sasaran pembangunan yang hendak diwujudkan oleh pemerintah, sesuai dengan tujuan pembangunan yaitu meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat.

Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materiil maupun spiritual. Pembangunan kesehatan

sebagai bagian dari pembangunan nasional mempunyai peranan penting karena pada dasarnya berkaitan erat dengan peningkatan mutu sumber daya manusia yang merupakan modal dasar pembangunan. Pembangunan kesehatan di

Indonesia ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat agar setiap orang mampu meningkatkan derajat kesehatannya. Dan

dengan kepercayaan bahwa kita mampu melaksanakan pembangunan kesehatan dengan menggunakan kemampuan dan sumber daya yang ada.

Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam mendapatkan

pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggung jawab

(19)

commit to user

masyarakat miskin dan tidak mampu. (UUD 1945 pasal 28 H dan UU RI NO 23

Tahun 1992)

Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi oleh manusia. Kemiskinan merupakan suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu

adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat

yang bersangkutan. Standar kehidupan yang rendah ini secara langsung tampak pengaruhnya terhadap tingkat keadaan kesehatan, kehidupan moral, dan rasa harga diri dari mereka yang tergolong sebagai orang miskin. (Parsudi Suparlan,

1993: xi)

Derajat kesehatan masyarakat miskin masih rendah, hal ini

tergambarkan dari angka kematian bayi kelompok masyarakat miskin tiga setengah sampai dengan empat kali lebih tnggi dari kelompok masyarakat tidak miskin. Masyarakat miskin biasanya rentan terhadap penyakit dan mudah terjadi

penularan penyakit karena berbagai kondisi seperti kurangnya kebersihan lingkungan dan perumahan yang saling berhimpitan, perilaku hidup bersih

masyarakat yang belum membudaya, pengetahuan terhadap kesehatan dan pendidikan yang umumnya masih rendah.

Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah tersebut

diakibatkan karena sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Kesulitan akses pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tidak adanya kemampuan

(20)

commit to user

teknologi kesehatan dan kedokteran, kondisi geografis yang sulit untuk

menjangkau sarana kesehatan. Derajat kesehatan yang rendah berpengaruh terhadap rendahnya produktifitas kerja yang pada akhirnya menjadi beban masyarakat dan pemerintah.

Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan, pemerintah berupaya untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut

melalui pelaksanaan kebijakan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin. Program ini diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan melaui penugasan kepada PT Askes (persero) berdasarkan SK Nomor 1241/Menkes / SK/ XI/2004,

tentang penugasan PT. Askes (Persero) dalam pengelolaan program pemeliharan kesehatan masyarakat miskin. Untuk menghindari kesalah pahaman dalam

penjaminan terhadap masyarakat miskin yang meliputi sangat miskin, miskin dan mendekati miskin, program ini berganti nama menjadi Jaminan Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut sebagai Jamkesmas.

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan meliputi upaya kesehatan dan sumber dayanya, harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan guna

mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula menitik beratkan pada upaya penyembuhan penderita secara berangsur-angsur berkembang menjadi keterpaduan upaya kesehatan yang menyeluruh. Oleh karena itu, pembangunan

kesehatan yang menyangkut upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan harus dilaksanakan secara

(21)

commit to user

diarahkan, dibina dan dikembangkan sehingga dapat melakukan fungsi dan

tanggung jawab sosialnya sebagai mitra pemerintah. (Penjelasan UU RI NO 23 Tahun 1992:44)

Pembangunan di bidang kesehatan khususnya di rumah sakit bertujuan

untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelaksanaan rujukan medik dan rujukan kesehatan secara terpadu. Rumah sakit sebagai pemberi pelayanan

kesehatan dituntut oleh masyarakat sebagai penerima jasa layanan kesehatan untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanannya. Tujuan penyelenggaraan program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) adalah meningkatkan akses

dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif

dan efisien.

Jumlah peserta Jamkesmas di Indonesia sebanyak 76.400.000, Jawa Tengah sebanyak 11.715.881, Surakarta sebanyak 100.019. Jumlah peserta

(22)

commit to user

Tabel 1.1 : Jumlah peserta Jamkesmas Kecamatan Laweyan, Surakarta KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH KARTU

Laweyan

Sumber: PT Askes cabang Surakartat tahun 2008

Dari tabel tersebut di Kecamatan Laweyan terdapat banyak peserta Jamkesmas. Tempat penelitian adalah Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan,

di Kelurahan Sondakan terdapat banyak peserta Jamkesmas.

Tabel 1.2 Jumlah Peserta Jamkesmas Kecamatan Serengan, Surakarta KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH KARTU

Serengan

Sumber: PT Askes cabang Surakarta tahun 2008

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa terdapat kelurahan yang terdiri banyak peserta Jamkesmas dan terdapat kelurahan yang terdiri dari sedikit

(23)

commit to user

Tabel 1.3 Jumlah Peserta Jamkesmas Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH KARTU

Pasar Kliwon

Sumber: PT Askes cabang Surakarta tahun 2008

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa di Kecamatan Pasar Kliwon terdapat kelurahan yang terdiri dari banyak peserta Jamkesmas dan sedikit peserta Jamkesmas.

Tabel 1.4 Jumlah Peserta Jamkesmas Kecamatan Jebres, Surakarta

KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH KARTU

Jebres

Sumber: PT Askes cabang Surakarta tahun 2008

(24)

commit to user

Tabel 1.5 Jumlah Peserta Jamkesmas Kecamatan Banjarsari, Surakarta KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH KARTU

Banjarsari Sumber : PT Askes cabang Surakarta tahun 2008

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa Kecamatan Banjarsari terdapat banyak peserta Jamkesmas.

Dalam pelaksanaan upaya kesehatan banyak melibatkan instansi pemerintah maupun swasta. Selama ini telah dibangun berbagai sarana dan

prasarana kesehatan seperti puskesmas,laboratorium klinik, perusahaan farmasi, rumah sakit, apotek, klinik 24 jam, dan lain sebagainya. Setiap peserta Jamkesmas mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan dasar meliputi pelayanan

kesehatan rawat jalan dan rawat inap, serta pelayanan kesehatan rujukan rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan dan pelayanan gawat darurat.

Peserta Jamkesmas yang memerlukan pelayanan kesehatan dasar akan dilayani di Puskesmas dan jaringannya. Apabila peserta Jamkesmas memerlukan pelayanan kesehatan rujukan, maka yang bersangkutan akan dirujuk ke fasilitas kesehatan

(25)

commit to user

Program Jamkesmas ini merupakan upaya pemerintah dalam

mengatasi masalah kesehatan bagi masyarakat miskin. Dengan dilaksanakan program ini diharapkan dapat meningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu yang membutuhkan

pelayanan kesehatan agar tercapai derajat kesehatan masyarakat setinggi- tingginya.

Dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk meneliti pertukaran sosial dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta. Penulis tertarik dengan

judul tersebut karena melalui pertukaran sosial dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), maka akan mengetahui

bagaimanakah pertukaran sosial antara peserta Jamkesmas dengan petugas Puskesmas, peserta Jamkesmas dengan petugas Rumah Sakit, peserta Jamkesmas dengan dokter, peserta Jamkesmas dengan ketua RT, dan peserta Jamkesmas

dengan petugas Kelurahan.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka masalah yang ada dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Bagaimana pertukaran sosial dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan,

(26)

commit to user

C. TUJUAN PENELITIAN

Diadakan suatu penelitian pasti mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut diatas maka penelitian ini mempunyai tujuan, untuk mengetahui pertukaran sosial dalam

pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta.

D. MANFAAT PENELITIAN

1 Manfaat Teoritis

Dapat mengetahui bagaimana penerapan teori- teori sosiologi, seperti teori pertukaran sosial yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui

pertukaran sosial dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) di kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta.

2. Manfaat Praktis

Dapat mengetahui bagaimana pertukaran sosial dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) di kelurahan Sondakan,

Kecamatan Laweyan, Surakarta.

E. TINJAUAN PUSTAKA 1. Landasan Teori

Dalam sosiologi terdapat tiga macam paradigma yaitu paradigma

(27)

commit to user

persoalan semestinya dipelajari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan. Paradigma

membantu merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, persoalan- persoalan apa yang mesti dijawab, bagaimana seharusnya menjawab serta aturan- aturan apa saja yang harus diikuti dalam menginterpretasikan informasi yang dikumpulkan

dalam rangka menjawab persoalan- persoalan tersebut.

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma

perilaku sosial. Paradigma perilaku sosial memusatkan perhatiannya kepada hubungan antara individu dengan lingkungannya yaitu lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Secara singkat pokok persoalan sosiologi menurut

paradigma ini adalah tingkah laku individu yang berlangsung dalam hubungannya dengan faktor lingkungan yang menghasilkan akibat- akibat atau perubahan dalam

faktor lingkungan menimbulkan perubahan terhadap tingkah laku. Jadi terdapat hubungan fungsional antara tingkah laku dengan perubahan yang terjadi dalam lingkungan actor. Bagi paradigma perilaku sosial individu kurang sekali memiliki

kebebasan. Tanggapan yang diberikannya ditentukan oleh sifat dasar stimulus yang datang dari luar dirinya. Jadi tingkah laku manusia lebih bersifat mekanik

dibandingkan dengan menurut paradigma definisi sosial. (Ritzer, 2003:71-72). Behavioral sociology dibangun dalam rangka menerapkan prinsip- prinsip psikologi perilaku ke dalam sosiologi. Teori ini memusatkan perhatiannya

kepada hubungan antar akibat dari tingkah laku yang terjadi di dalam lingkungan actor dengan tingkah laku actor. Akibat- akibat tingkah laku diperlakukan sebagai

(28)

commit to user

nyata secara metafisik ia mencoba menerangkan tingkah laku yang terjadi di masa

sekarang melalui kemungkinan akibatnya yang terjadi di masa yang akan datang. Yang menarik perhatian Behavioral Sociology adalah hubungan historis antara akibat tingkah laku yang terjadi dalam lingkungan actor dengan tingkah laku yang

terjadi sekarang. Akibat dari tingkah laku yang terjadi di masa lalu mempengaruhi tingkah laku yang terjadi di masa sekarang. Dengan mengetahui apa yang

diperoleh dari suatu tingkah laku nyata di masa lalu akan dapat diramalkan apakah seseorang actor akan bertingkah laku yang sama (mengulanginya) dalam situasi sekarang. Konsep dasar teori ini adalah reinforcement, yang dapat diartikan

sebagai ganjaran atau reward, dimana tidak ada sesuatu yang melekat dalam obyek yang menimbulkan ganjaran. Proses ini menjelaskan hubungan yang terjadi

di dalam lingkungan actor dengan tingkah laku individu (Ritzer, 2003:73-74). Exchange teory, mendasarkan teorinya pada pergaulan hidup manusia dimana terdapat kecenderungan yang kuat, bahwa kepuasan dan

kekecewaan bersumber kepada pihak lain terhadap dirinya sendiri, seseorang akan berinteraksi dengan pihak lain, karena hal tersebut dianggap menguntungkan

sehingga ia mendapatkan suatu imbalan. Sudah tentu jika proses- proses tersebut tidak selalu menguntungkan namun terkadang juga merasa rugi atau kecewa. Keuntungan dari hubungan tersebut adanya selisih dari imbalan dan biaya, maka

(29)

commit to user

Homans mengajukan proposisinya, sebagai berikut:

a. Semakin tinggi ganjaran (reward) yang diperoleh atau yang akan diperoleh , semakin besar kemungkinan sesuatu tingkah laku akan diulang.

b. Demikian juga sebaliknya, semakin tinggi biaya atau ancaman hukuman

(punishment) yang akan diperoleh semakin kecil kemungkinan tingkah laku serupa akan diulang.

Homans percaya bahwa proses pertukaran dapat dijelaskan lewat pernyataan proposisional yang saling berhubungan dan berasal dari psikologi Skinnerian. Proposisi itu adalah:

1. Proposisi sukses:

Dalam setiap tindakan, semakin sering suatu tindakan tertentu

memperoleh ganjaran, maka kian kerap ia akan melakukan tindakan itu (Homans, 1974; 16 dalam poloma 1987; 61)

Homans menyatakan bahwa bilamana seseorang berhasil memperoleh

ganjaran (atau menghindari hukuman) maka ia akan cenderung untuk mengulangi tindakan tersebut. Secara umum, perilaku yang selaras dengan proposisi sukses

meliputi tiga tahap antara lain: tindakan seseorang, hasil yang diberikan, dan pengulangan tindakan asli atau minimal tindakan yang dalam beberapa hal menyerupai tindakan asli.

Contoh: seorang mahasiswa belajar sebelum ujian dan mendapatkan nilai tinggi, maka pada waktu ujian berikutnya akan belajar agar mendapat nilai yang

(30)

commit to user 2. Proposisi stimulus:

Jika di masa lalu terjadinya stimulus yang khusus, atau seperangkat stimuli, merupakan peristiwa dimana tindakan seseorang memperoleh ganjaran, maka semakin mirip stimuli yang ada sekarang ini dengan yang lalu itu, akan

semakin mungkin seseorang melakukan tindakan serupa atau yang agak sama (Homans, 1974; 22-23 dalam poloma 1987; 62)

Proposisi stimulus mengetengahkan objek atau tindakan yang memperoleh ganjaran yang diinginkan. Contoh: Mahasiswa yang menginginkan nilai baik. Di masa lalu dia memperoleh ganjaran berupa nilai baik dan

pentingnya belajar sebagai stimulus yang melahirkan hasil yang diinginkan. Mahasiswa lebih memilih stimulus belajar 2 hari sebelum ujian dan belajar secara

individual daripada stimulus lain yang berasal dari belajar secara berkelompok. 3. Proposisi nilai :

Semakin tinggi nilai suatu tindakan, maka kian senang seseorang

melakukan tindakan itu (Homans, 1974:25 dalam poloma 1987; 63)

Proposisi ini khusus berhubungan dengan ganjaran atau hukuman yang

merupakan hasil tindakan. Proposisi nilai mengetengahkan tingkat dimana orang mengiginkan ganjaran yang diberikan oleh stimulus.

Proposisi ini merupakan penghargaan terhadap tindakan. Contoh:

(31)

commit to user 4. Proposisi Deprivasi – Satiasi

Semakin sering dimasa yang baru berlalu seseorang menerima suatu ganjaran tertentu, maka semakin kurang bernilai bagi orang tersebut peningkatan setiap unit ganjaran itu (Homans, 1974: 29 dalam poloma 1987; 64)

Proposisi deprivasi satiasi selanjutnya menyempurnakan kondisi- kondisi dimana penampilan suatu tindakan tertentu mungkin terjadi.

Proposisi ini merupakan menurunnya nilai karena kejenuhan. Contoh: Seorang anak yang diberi uang Rp.1000,- selama bertahun- tahun diberi uang dengan jumlah yang sama maka anak itu akan merasa jenuh dan uang Rp.1000,-

itu menjadi berkurang nilainya.

5. Proposisi Restu Agresi (Approval Agression)

Bila tindakan seseorang tidak memperoleh ganjaran yang diharapkannya, atau menerima hukuman yang yang tidak diinginkan, maka dia akan marah, dia menjadi sangat cenderung menunjukkan perilaku agresif, dan hasil perilaku

demikian menjadi lebih bernilai baginya. Bilamana tindakan seseorang memperoleh ganjaran yang diharapkannya, khusus ganjaran yang lebih besar dari

yang diperkirakan, atau tidak memperoleh hukuman yang diharapkannya, maka dia akan merasa senang; dia akan lebih mungkin melaksanakan perilaku yang disenanginya, dan hasil dari perilaku yang demikian akan menjadi lebih bernilai

harganya (Homans, 1974: 37- 39 dalam poloma 1987; 65)

Proposisi ini merupakan proposisi konflik Homans. Jika sesuatu tidak

(32)

commit to user

perlawanan. Contoh: Seseorang yang sudah bekerja selama beberapa bulan tetapi

tidak mendapatkan gaji, maka orang itu akan marah. 6. Proposisi rasionalitas

Ketika memilih tindakan alternatif, seseorang akan memilih tindakan

sebagaimana dipersepsikannya kala itu, yang jika nilai hasilnya dikalikan probabilitas keberhasilan adalah lebih besar (Homans 1974:43)

Pada dasarnya, orang menelaah dan melakukan kalkulasi atas berbagai tindakan alternatif yang tersedia baginya. Mereka membandingkan jumlah imbalan yang diasosiasikan dengan setiap tindakan. Mereka pun

mengkalkulasikan kecenderungan bahwa mereka benar-benar akan menerima imbalan. Imbalan yang bernilai tinggi akan hilang nilainya jika seseorang

menganggap bahwa itu semua dipandang sangat mungkin diperoleh. Jadi terjadi interaksi antara nilai imbalan dengan kecenderungan diperolehnya imbalan. Imbalan yang paling tidak diinginkan adalah imbalan yang paling tidak bernilai

dan cenderung tidak mungkin diperoleh.

Proposisi rasionalitas menunjukkan pengaruh teori pilihan rasional

pendekatan Homans. Homans mengaitkan proposisi rasionalitas dengan keberhasilan, stimulus, dan proposisi nilai. Proposisi rasionalitas mengatakan pada kita bahwa benar tidaknya orang akan melakukan tindakan tergantung pada

persepsi mereka tentang probabilitas sukses. Homans beragumen bahwa persepsi apakah peluang sukses tinggi atau rendah ditentukan oleh sukses di masa lalu dan

(33)

commit to user

Proposisi rasionalitas ini memilih tindakan berdasarkan rasional.

Contoh: Memilih tindakan berolahraga secara teratur agar badan menjadi sehat.

2. Konsep- konsep yang digunakan

Konsep konsep dalam teori pertukaran sosial George Homans

a. Pertukaran sosial

Pertukaran sosial adalah suatu hubungan sosial dalam masyarakat antara satu orang dengan orang lainnya dan dalam hubungan sosial terdapat ganjaran dan imbalan yang saling mempengaruhi. Jadi orang berhubungan dengan

orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya.

b. Tindakan perilaku sosial

Tindakan perilaku sosial yang dimaksudkan Homans adalah tindakan yang berkenaan dengan suatu kemauan yang mengakibatkan adanya suatu

ganjaran dan hukuman dari orang lain. (Homans dalam Irving M Zeitlin, 1995; 97)

c. Pertukaran yang adil

Pertukaran yang adil menurut Homans adalah pertukaran itu saling dapat

(34)

commit to user d. Kegiatan

Kegiatan adalah perilaku aktual yang digambarkan pada tingkat yang sangat konkret. Sebagian dari gambaran mengenai kelompok apa saja harus meliputi catatan mengenai kegiatan-kegiatan para anggotanya saja. Individu-

individu dan kelompok-kelompok dapat dibandingkan menurut persamaan dan perbedaan dalam kegiatan- kegiatan mereka, dan dalam tingkat penampilan dari

pelbagai kegiatan itu. (Homans dalam Doyle Paul Johnson,1986; 61)

e. Interaksi

Interaksi adalah kegiatan apa saja yang merangsang atau dirangsang oleh kegiatan orang lain. Individu-individu atau kelompok-kelompok dapat

dibandingkan menurut frekuensi interaksi, menurut siapa yang mulai interaksi dengan siapa, menurut saluran- saluran dimana interaksi itu terjadi dan seterusnya. (Homans dalam Doyle Paul Johnson, 1986;61)

f. Perasaan

Perasaan adalah suatu tanda yang bersifat eksternal atau yang bersifat perilaku yang menunjukkan suatu keadaan internal. Tanda- tanda seperti keadaan internal yang ditunjukkannya dapat bermacam-macam. Keadaan-keadaan

fisiologis seperti kelaparan atau keletihan, reaksi emosional yang positif atau negatif terhadap suatu peristiwa atau suatu stimulus, perasaan suka atau tidak suka

(35)

commit to user

kelompok umum yakni perasaan, sepanjang keadaan internal ini dimanifestasikan

dalam suatu tipe perilaku yang dapat diamati. (Homans dalam Doyle Paul Johnson, 1986;61-62)

g. Kebiasaan

Kebiasaan menunjuk pada kegiatan- kegiatan dan pola–pola interaksi yang

diulang- ulang. (Homans dalam Doyle Paul Johnson, 1986;63)

h Norma

Norma adalah suatu kegiatan atau pola interaksi yang diharapkan untuk diikuti oleh anggota kelompok, dengan perasaan positif yang dinyatakan kepada

mereka yang mengikutinya dan perasaan negatif terhadap mereka yang tidak mengikutinya.(Homans dalam Doyle Paul Johnson, 1986;63)

i. Deprivasi

Deprivasi adalah jangka waktu sejak seseorang itu menerima suatu reward

tertentu. (Homans dalam Doyle Paul Johnson, 1986; 66)

j. Kepuasan

Kepuasan adalah kuantitas dari reward yang cukup besar memuaskan seseorang belum lama berselang, sehingga penghargaan itu untuk sementara waku

(36)

commit to user k. Ganjaran

Ganjaran adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan.

l. Imbalan (reward)

Ganjaran (reward) adalah segala hal yang diperoleh melalui adanya

pengorbanan.

3. Penelitian Terdahulu

a. Respons Pekerja terhadap Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan di PT.Aksara Solopos Surakarta

(Dina Ananti Sawitri Setyani, Skripsi, 2008)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja di PT. Aksara Solopos menerima dengan baik adanya suatu Program Jaminan pemeliharaan

kesehatan di PT. Aksara Solopos yang diselenggarakan oleh manulife financial. Diterimanya program jaminan pemeliharaan kesehatan yang diselenggarakan oleh

Manulife Financial tidak terlepas dari persepsi yang baik dari pekerja terhadap program jaminan pemeliharaan kesehatan tersebut. Pengetahuan dan pemahaman pekerja terhadap program jaminan pemeliharaan kesehatan yang diperoleh pekerja

melalui pengarahan dan serta pengetahuan pribadi, kepercayaan, penilaian sehingga mereka menerima adanya program jaminan pemeliharaan kesehatan

(37)

commit to user

pekerja terhadap program jaminan pemeliharaan kesehatan yang diselenggarakan

oleh Manulife Financial maka menimbulkan respons yang baik pula dari pekerja.

b) Marital Relationship: A Social Exchange Theory Perspective (Hubungan Perkawinan: Sebuah Perspektif Teori Pertukaran Sosial)

( Paul A. Nakonezny & Wayne H Denton, The University of Texas Southwestern Medical Center, Dallas, Texas, USA.

Jurnal Internasional 2008)

Tesis utama dari artikel ini adalah perlakuan dari hubungan

perkawinan dalam konteks teori pertukaran sosial. Artikel ini dibuka dengan diskusi tentang solidaritas perkawinan dan kekuasaan perkawinan dari perspektif

pertukaran sosial. Selanjutnya, artikel ini berisi perbedaan di antara pertukaran sosial dan pertukaran ekonomi dalam rangka untuk memberikan wawasan dalam melukiskan hubungan perkawinan dalam konteks pertukaran sosial.

Konseptualisasi beberapa terapi dalam teori pertukaran sosial dibahas berikutnya. Akhirnya, artikel itu ditutup dengan diskusi tentang kekurangan teori pertukaran

(38)

commit to user

c) Some Amendments to Social Exchange Theory: A Sociological Perspective (Beberapa Koreksi terhadap Teori Pertukaran Sosial: Sebuah Perspektif Sosiologi)

(Milan Zafirovski, Department of Sociology, University of North Texas, Jurnal Internasional 2003)

Paradigma pertukaran menghibur aspirasi yang tinggi tentang tempat

di dalam psikologi sosial dan umumnya sosiologi dan psikologi. Hal ini ditunjukkan, misalnya, dengan premis fundamental bahwa semua kehidupan sosial dapat dianggap sebagai imbalan atau pertukaran sumber daya antara pelaku.

Sifat seperti kehidupan sosial sering menjadi alasan untuk klaim bahwa paradigma pertukaran sosial fitur umum setara dan relevan untuk teori sosiologis. Klaim ini diulang dalam makalah ini, dengan menempatkan penekanan pada versi pilihan

rasional dan behavioris teori pertukaran sosial. Pemeriksaan tidak menyediakan dukungan prima untuk klaim teori pertukaran sosial, khususnya formulasi

ekonomi-perilaku. Sebaliknya, didasarkan pada psikologi sosial sosiologis atau psiko-sosiologi sebuah konsep alternatif pertukaran sosial secara empiris dirumuskan dan diperkirakan sebagai alternatif dengan teori saat ini. Makalah ini

akan mencoba membuat suatu kontribusi terhadap integrasi teori sosiologis dan sosial-psikologis. Kesimpulan utama adalah bahwa aktor dalam pertukaran dapat

(39)

commit to user

F. KERANGKA PIKIR

Dalam kerangka pikir ini dijelaskan mengenai cara berpikir peneliti dalam rangka mengadakan penelitian tentang pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Sondakan,

Kecamatan Laweyan, Surakarta.

Masyarakat menanggapi pelaksanaan program Jaminan Kesehatan

Masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta. Masyarakat ini terdiri dari peserta Jamkesmas di Kelurahan Sondakan, petugas Kelurahan Sondakan, dan petugas Puskesmas Pajang.

Pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) ini dikaitkan dengan proposisi Homans. Pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas ini

menunjukkan hubungan sosial dalam masyarakat. Pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jamkesmas dapat diketahui dari pertukaran sosial dalam

pengetahuan peserta Jamkesmas terhadap pelaksanaan program Jamkesmas, pertukaran sosial dalam sikap peserta Jamkesmas dalam menanggapi pelaksanaan program Jamkesmas, pertukaran sosial dalam perasaan yang dialami peserta

(40)

commit to user

Gambar Kerangka Pikir

Proposisi Homans

Pertukaran sosial dalam pengetahuan peserta Jamkesmas terhadap pelaksanaan program Jamkesmas.

Pertukaran sosial dalam sikap peserta Jamkesmas dalam Menanggapi pelaksanaan program Jamkesmas.

Masyarakat Pertukaran sosial

Pelaksanaan Jamkesmas

(41)

commit to user

G. DEFINISI KONSEPTUAL

Definisi konsep adalah definisi yang dipakai untuk variabel – variabel yang dipilih untuk diteliti. Pada penelitian ini variabelnya sebagai berikut:

1. Tindakan perilaku sosial

Tindakan perilaku sosial yang dimaksudkan Homans adalah tindakan yang berkenaan dengan suatu kemauan yang mengakibatkan adanya suatu

ganjaran dan hukuman dari orang lain. (Homans dalam Irving M Zeitlin, 1995; 97)

2. Pertukaran yang adil

Pertukaran yang adil menurut Homans adalah pertukaran itu saling dapat

menguntungkan atau sepanjang dianggap saling menguntungkan oleh kedua belah pihak.(Homans dalam Irving M Zeitlin, 1995; 100)

3. Pertukaran sosial

Pertukaran sosial adalah suatu hubungan sosial dalam masyarakat antara

satu orang dengan orang lainnya dan dalam hubungan sosial terdapat ganjaran dan imbalan yang saling mempengaruhi. Jadi orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi

(42)

commit to user 4. Ganjaran

Ganjaran adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan.

5. Imbalan (reward)

Ganjaran (reward) adalah segala hal yang diperoleh melalui adanya

pengorbanan.

6. Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)

Adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara

nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin.

H. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

(43)

commit to user 2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta karena di Kelurahan Sondakan terdapat banyak peserta Jamkesmas yang menggunakan Jamkesmas untuk berobat pada waktu sakit.

3. Sumber Data

a. Data Primer

Data yang diperlukan untuk memperoleh data-data yang berhubungan dengan penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari

informan dengan menggunakan pedoman wawancara. Informan yang diwawancarai sebagai sumber data antara lain: Petugas Puskesmas,

petugas Kelurahan, dan peserta Jamkesmas. b. Data Sekunder

Yaitu data yang dikumpulkan untuk mendukung dan melengkapi data

primer adalah yang berkenaan dengan masalah penelitian. Data ini berupa kepustakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan program

Jamkesmas, arsip data Kelurahan Sondakan, arsip data Puskesmas Pajang, arsip data PT. Askes Cabang Surakarta

4. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara

(44)

commit to user

berkaitan dengan kajian dalam penelitian ini. Dalam hal ini peneliti

akan melakukan wawancara dengan petugas Kelurahan Sondakan, petugas Puskesmas Pajang, dan peserta Jamkesmas di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Surakarta. Pelaksanaan wawancara di

lapangan peneliti menggunakan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pada pelaksanaannya daftar pertanyaan bisa

berkembang sesuai dengan keadaan yang terjadi. b. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan fenomena

yang diteliti. Observasi memungkinkan melihat dan mengamati sendiri perilaku dan kajian sebagaimana keadaan yang sebenarnya. Dalam

penelitian ini peneliti datang ke lokasi untuk melihat tentang bagaimana pertukaran sosial dalam pelaksanaan program Jamkesmas. Hanya saja dalam hal ini peneliti tidak terlibat secara langsung dengan

kegiatan yang ada melainkan hanya mengamati saja.

Dalam penelitian ini peneliti mengamati perilaku peserta Jamkesmas

dalam memanfaatkan program Jamkesmas di Puskesmas. c. Dokumentasi.

Adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan cara mencatat

arsip-arsip, surat-surat dan dokumen lain yang mendukung. Dokumen berupa data-data monografi Kelurahan Sondakan, data-data dari

(45)

commit to user 5. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling atau sampel bertujuan. Yaitu sampel yang ditarik

dengan maksud dan tujuan penelitian. Selain itu dengan teknik tersebut berguna untuk mendapatkan informan yang tepat yang mengurai

permasalahan yang menjadi obyek penelitian. Dalam hal ini peneliti akan memilih informan yang dipandang paling tahu, sehingga kemungkinan pilihan informasi akan berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti

dalam memperoleh data. Teknik pengambilan sampel ditujukan pada peserta Jamkesmas, petugas Kelurahan, petugas Puskesmas yang menangani masalah

Jamkesmas.

6. Validitas data

Validitas data menunjukkan bahwa apa yang diamati peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada di lokasi penelitian dan penjabaran

dari deskripsi permasalahan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Untuk memperoleh dan menjamin validitas data proses penelitian maka akan digunakan:

a. Triangulasi

Triangulasi data digunakan dari sumber (informan) yang berbeda.

(46)

commit to user

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut. Terdapat empat macam triangulasi data yaitu meliputi: pemeriksaan sumber, metode, teori atupun penyelidik. Dari keempat macam triangulasi tersebut, maka peneliti

menggunakan sumber data yang berlainan dengan tujuan untuk pengumpulan data yang sama. Triangulasi dengan sumber berarti

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat berbeda dengan jalan:

· Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara

· Membandingan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan setiap waktu

· Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang di depan umum dengan apa yang informan katakan

· Membandingkan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang berpendidikan, orang pemerintahan dan sebagainya.

· Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen secara kontinyu. Tujuannya jelas yaitu untuk bisa mengetahui adanya

(47)

commit to user b. Informan Review

Data sebelum dianalisis diperiksa kembali oleh sumber data (key informan) barangkali ada jawaban-jawaban yang kurang sesuai dengan apa yang dimaksud dengan informan.

7. Teknik analisis data

Analisis data yang digunakan adalah analisis data model Spradley. Spradley membagi analisis data dalam penelitian kualitatif berdasarkan tahapan dalam penelitian kualitatif. Tahapan analisis data yang dilakukan dalam penelitian

kualitatif antara lain analisis domain, taksonomi, komponen dan analisis tema. a. Analisis Domain

Analisis domain merupakan langkah pertama dalam penelitian kualitatif. Analisis domain pada umumnya dilakukan untuk memperoleh data yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti atau obyek

penelitian. Analisis domain dilakukan terhadap data yang diperoleh dari pengamatan atau wawancara atau pengamatan deskriptif yang terdapat dalam

catatan lapangan.

Ada enam tahap yang dilakukan dalam analisis domain yaitu:

1. Memilih salah satu hubungan semantik untuk memulai dari sembilan

hubungan semantik yang tersedia yaitu hubungan termasuk, spasial, sebab akibat, rasional, lokasi tempat bertindak, fungsi, alat tujuan,

(48)

commit to user

3. Memilih salah satu sampel catatan lapangan yang dibuat terakhir, untuk

memulainya.

4. Mencari istilah acuan dan istilah bagian yang cocok dengan hubungan semantik dari catatan lapangan.

5. Mengulangi usaha pencarian domain sampai semua hubungan semantik habis.

6. Membuat daftar domain yang ditemukan (teridentifikasi) b. Analisis Taksonomi

Setelah selesai analisis domain, dilakukan pengamatan dan wawancara

terfokus berdasarkan fokus yang sebelumnya telah dipilih oleh peneliti. Hasil terpilih untuk memperdalam data telah ditemukan melalui pengajuan sejumlah

pertanyaan kontras. Data hasil wawancara terpilih dimuat dalam catatan lapangan. Tujuh langkah yang dilakukan dalam analisis komponen yaitu:

1. Memilih satu domain untuk dianalisis.

2. Mencari kesamaan atas dasar hubungan semantik yang sama yang digunakan untuk domain itu.

3. Mencari tambahan istilah bagian.

4. Mencari domain yang lebih besar dan lebih inklusif yang dapat dimasukkan sebagai sub bagian dari domain yang sedang dianalisis.

5. Membentuk taksonomi sementara

6. Mengadakan wawancara terfokus untuk mengecek analisis yang telah

dilakukan

(49)

commit to user c. Analisis Komponen.

Setelah analisis taksonomi, dilakukan wawancara terpilih untuk memperdalam data yang telah ditemukan melalui pengajuan sejumlah pertanyaan kontras. Data hasil wawancara terpilih dimuat dalam catatan lapangan.

Delapan langkah yang dilakukan dalam analisis komponen yaitu: 1. Memilih domain yang akan dianalisis.

2. Mengidentifikasi seluruh kontras yang telah ditemukan. 3. Menyiapkan lembar paradigma.

4. Mengidentifikasikan dimensi kontras yang memiliki dua nilai.

5. Menggabungkan dimensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu 6. Menyiapkan pertanyaan kontras untuk ciri yang tidak ada.

7. Mengadakan pengamatan terpilih untuk melengkapi data. 8. Menyiapkan paradigma lengkap.

d. Analisis Tema

Analisis tema merupakan seperangkat prosedur untuk memahami

secara holistik pemandangan yang sedang diteliti. Sebab setiap kebudayaan terintegrasi dalam beberapa jenis pola yang lebih luas.

Tujuh cara untuk menemukan tema yaitu:

1. Melebur diri

2. Melakukan analisis komponen terhadap istilah acuan.

(50)

commit to user

4. Menguji dimensi kontras seluruh domain yang telah dianalisis.

5. Mengidentifikasi domain terorganisir

(51)

commit to user

BAB II

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. SURAKARTA

1. Kondisi Geografis

Kota Surakarta terletak di daerah Provinsi Jawa Tengah bagian selatan dan merupakan penghubung antara daerah Provinsi Jawa Tengah bagian Timur dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Wilayah ini berbatasan dengan daerah

– daerah sebagai berikut :

Sebelah utara : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Karanganyar

Sebelah timur : Kabupaten Karanganyar dan kabupaten Sukoharjo Sebelah selatan : Kabupaten Sukoharjo

Sebelah barat : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo

2. Kondisi Demografis

Penduduk merupakan faktor yang sangat menentukan bagi kemajuan suatu daerah. Pengetahuan mengenai kondisi dan potensi penduduk di suatu daerah bermanfaat sebagai bahan dalam pertimbangan pengambilan kebijakan

oleh pemerintah kota sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Jumlah penduduk yang besar apabila dimanfaatkan secara optimal akan bermanfaat bagi

(52)

commit to user

Tabel 2 : Jumlah Penduduk Kota Surakarta

TAHUN

JENIS KELAMIN

JUMLAH LAKI-LAKI PEREMPUAN

2003 242.591 254.643 497.234

2004 249.278 261.433 510.711

2005 250.868 283.672 534.540

2006 254.259 258.639 512.898

2007 246.132 269.240 515.372

Sumber : BPS Kota Surakarta ( diolah dari hasil Susenas 2007 )

Menurut Data BPS yang diolah dari hasil Susenas 2007, jumlah penduduk Kota Surakarta di tahun 2003 adalah 497.234 dengan penduduk

laki-laki sebanyak 242.951 dan perempuan 254.643. Penduduk Kota Surakarta tersebar dalam 5 (lima) kecamatan, yakni :

1. Kecamatan Banjarsari 2. Kecamatan Serengan 3. Kecamatan Jebres

4. Kecamatan Laweyan 5. Kecamatan Pasar Kliwon

(53)

commit to user

Tabel 3 :Jumlah Penduduk Miskin Kota Surakarta

No KECAMATAN TAHUN 2006 TAHUN 2007

1 Laweyan 7.792 14.658

2 Serengan 6.444 7.932

3 Banjarsari 15.857 26.061

4 Pasar Kliwon 17.560 18.208

5 Jebres 11.391 21.615

Jumlah 59.047 65.884

Sumber: DKRPP- KB/ Keputusan Walikota No. 470/36/1/2007

konsorsiumsolo.multiply.com

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk miskin di

Surakarta tahun 2007 lebih banyak daripada tahun 2006. Tahun 2007 jumlah penduduk miskin di Surakarta sebanyak 65.884 dan tahun 2006 jumlah penduduk

miskin di Surakarta sebanyak 59.047.

2. Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) a. Sejarah Jamkesmas:

1. Sebelum Tahun 2005 ada Program JPSBK (Jaring Pengaman Sosial

Bidang Kesehatan)

2. Tahun 2005 dengan nama Program Askeskin No: 1330/Menkes/SK/IX/2005

(54)

commit to user

4. Tahun 2007 dengan nama Askeskin (Asuransi Kesehatan Mayarakat

Miskin) No.417/Menkes/SK/IV/2007

5. Tahun 2008 dengan nama Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) No 125/Menkes/SK/II/2008

b. Identitas Kartu Jamkesmas Tahun 2008

1. Nama, Tanggal lahir, alamat lengkap, status (peserta, istri, anak), Puskesmas (PPK)

2. Pada kartu Jamkesmas tidak ada tanda tangannya (hanya tanda tangan

Menteri Kesehatan), Stempel, maupun Foto (kalau menjumpai kartu yang ada fotonya yang ditempel sendiri oleh pasien.)

c. Tujuan dan Sasaran Penyelenggaraan Jamkesmas 1. Tujuan Penyelenggaraan Jamkesmas

a. Tujuan Umum

Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh

masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien

b. Tujuan khusus

1. Meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang

(55)

commit to user

2. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin.

3. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel

2. Sasaran

Sasaran program adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang sudah mempunyai

jaminan kesehatan lainnya.

d. Pengertian Jamkesmas

Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara

nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin.

Jamkesmas merupakan Jaminan Kesehatan Masyarakat. Sebelumnya

bernama Askeskin (Asuransi kesehatan masyarakat miskin). Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penjaminan terhadap masyarakat miskin yang meliputi

sangat miskin, miskin dan mendekati miskin maka program ini berganti nama menjadi Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat). Program ini merupakan program yang diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan melalui penugasan

kepada PT. ASKES (persero) berdasarkan SK Nomor 1241/Menkes / SK/ XI/ 2004, tentang penugasan PT. ASKES (persero) dalam pengelolaan program

(56)

commit to user

Pada hakekatnya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin

menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan bersama oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Pemerintah Propinsi/ Kabupaten/ Kota berkewajiban memberikan kontribusi sehingga menghasilkan pelayanan yang optimal.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat miskin mengacu pada prinsip-prinsip :

1. Dana amanat dan nirlaba dengan pemanfaatan untuk semata-mata peningkatan derajat kesehatan masyarakat miskin.

2. Menyeluruh (komprehensif) sesuai dengan standar pelayanan medik yang

rasional.

3. Pelayanan tersruktur, berjenjang dengan portabilitas dan ekuitas

4. Transparan dan akuntabel

e. Peserta Jamkesmas

Peserta Program Jamkesmas adalah setiap orang miskin dan tidak mampu selanjutnya disebut peserta Jamkesmas, yang terdaftar dan memiliki kartu

dan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.

Jumlah sasaran peserta Program Jamkesmas tahun 2008 sebesar 19,1 juta Rumah Tangga Miskin (RTM) atau sekitar 76,4 juta jiwa bersumber dari data

Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 yang dijadikan dasar penetapan jumlah sasaran peserta secara nasional tersebut. Menkes membagi alokasi sasaran kuota

(57)

commit to user

Jumlah peserta Jamkesmas di Indonesia sebanyak 76,4 juta jiwa.

Jumlah peserta Jamkesmas di Jawa Tengah sebanyak 11.715.881 jiwa. Jumlah peserta Jamkesmas di Surakarta sebanyak 100.019 jiwa.

f. Pelayanan Kesehatan kepada Peserta Jamkesmas.

Setiap peserta Jamkesmas mempunyai hak mendapat pelayanan

kesehatan dasar meliputi pelayanan kesehatan rawat jalan (RJ), rawat inap (RI), serta pelayanan kesehatan rujukan rawat jalan tingkat lanjutan (RJTL), rawat inap tingkat lanjutan (RITL), dan pelayanan gawat darurat.

Pelayanan kesehatan dalam program ini menerapkan pelayanan berjenjang berdasarkan rujukan. Pelayanan rawat jalan tingkat pertama diberikan

di Puskesmas dan jaringannya. Perawatan rawat jalan lanjutan diberikan di BKMM/ BBKPM/ BKPM/ BP4/ BKIM dan Rumah Sakit.

Pelayanan rawat inap diberikan di Puskesmas Perawatan dan ruang

rawat inap kelas III (tiga) di RS Pemerintah termasuk RS khusus, RS TNI/ POLRI dan RS Swasta yang bekerjasama dengan Departemen Kesehatan, Departemen

Kesehatan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota atas nama Menteri Kesehatan membuat perjanjian kerjasama (PKS) dengan RS setempat yang diketahui kepala dinas kesehatan Propinsi meliputi berbagai aspek pengaturan.

(58)

commit to user

B. KECAMATAN LAWEYAN

Laweyan adalah kecamatan yang terletak di barat kota Surakarta.

Kecamatan ini terkenal karena penduduknya banyak yang menjadi produsen dan pedagang batik, sejak dulu sampai sekarang. Di sinilah tempat berdirinya Sarekat

Dagang Islam, asosiasi dagang pertama yang didirikan oleh para produsen dan pedagang batik pribumi, pada 1912.

Kecamatan Laweyan memiliki luas wilayah 8,64 km². Jumlah

penduduk di Kecamatan Laweyan adalah 87.496. Kepadatan penduduk di wilayah kecamatan Laweyan adalah 10.127 per km². Kecamatan Laweyan memiliki 11

kelurahan antara lain:

· Kelurahan Penumping yang memiliki kode pos 57141 · Kelurahan Sriwedari yang memiliki kode pos 57141

· Kelurahan Purwosari yang memiliki kode pos 57142 · Kelurahan Kerten yang memiliki kode pos 57143

· Kelurahan Jajar yang memiliki kode pos 57144

· Kelurahan Karangasem yang memiliki kode pos 57145 · Kelurahan Pajang yang memiliki kode pos 57146

· Kelurahan Sondakan yang memiliki kode pos 57147 · Kelurahan Laweyan yang memiliki kode pos 57148

· Kelurahan Bumi yang memiliki kode pos 57148

(59)

commit to user

C. KELURAHAN SONDAKAN

1. Gambaran Umum Kelurahan Sondakan a. Kondisi Geografis

Kelurahan Sondakan secara administratif berada di wilayah kecamatan

Laweyan, pemerintahan kota Surakarta.

Wilayah Kelurahan Sondakan yang merupakan lokasi penelitian disini secara administratif berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Kelurahan Pajang dan KelurahanPurwosari Sebelah Selatan : Kelurahan Pajang dan Kelurahan Laweyan

Sebelah Barat : Kelurahan Pajang

Sebelah Timur : Kelurahan Purwosari dan Kelurahan Bumi

b. Kondisi Demografis

Penduduk Kelurahan Sondakan terdiri dari berbagai macam umur dan

jenis kelamin. Jumlah keseluruhan penduduk Kelurahan Sondakan sampai bulan Februari 2010 adalah 11.916 jiwa, dimana dari jumlah tersebut sebanyak 5.725 jiwa berjenis kelamin laki –laki, sementara itu sebanyak 6.191 jiwa berjenis

kelamin perempuan. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta yang dilihat dari

(60)

commit to user

Tabel 4 : Jumlah Penduduk Kelurahan Sondakan

No Kelompok Umur Laki - laki Perempuan Jumlah

Sumber : Data Monografi Kelurahan Sondakan bulan Februari 2010

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk terbanyak pada kelompok umur 30 – 39 tahun yaitu sebanyak 2120 jiwa dan jumlah penduduk paling sedikit pada kelompok umur 0 – 4 tahun yaitu sebanyak 504 jiwa. Dari

sebanyak 11.916 orang penduduk di Kelurahan Sondakan tersebut mereka terbagi ke dalam 3.268 kepala keluarga (KK)

c. Kondisi Sosial Ekonomi

1. Pendidikan

Tingkat pendidikan penduduk Kelurahan Sondakan bermacam– macam mulai dari yang tidak sekolah sampai pada penduduk yang mengenyam

(61)

commit to user

data penduduk yang dilihat dari tingkat pendidikan yang dimiliki dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 5 : Jumlah Penduduk Kelurahan Sondakan Menurut Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah

1.

Sumber: Data Monografi Kelurahan Sondakan bulan Februari 2010

Berdasarkan tabel diatas, bahwa tingkat pendidikan penduduk cukup

tinggi. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk dengan pendidikan tamat SLTP sebanyak 1.861 jiwa dan pendidikan tamat SLTA sebanyak 3.795 jiwa. Walaupun semakin tinggi tingkat pendidikan semakin mengecil jumlahnya yaitu

penduduk yang tamat Akademi / Perguruan Tinggi sebanyak 1.638 jiwa.

Melihat pada kondisi yang seperti ini, jelas terlihat bahwa sumber daya

manusia yang ada di Kelurahan Sondakan termasuk cukup memadai, hal ini tentunya berpengaruh terhadap produktivitas pekerjaannya.

2. Mata Pencaharian Penduduk

(62)

commit to user

termasuk dalam mata pencaharian yang beragam, mulai dari pengusaha, pegawai

negeri, sampai buruh bangunan. Data selengkapnya mengenai mata pencaharian penduduk Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6 : Jumlah Penduduk Kelurahan Sondakan berdasarkan mata pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah

1.

Sumber: Data Monografi Kelurahan Sondakan bulan Februari 2010

Berdasarkan tabel di atas, buruh bangunan mendominasi jumlah

penduduk menurut mata pencaharian yaitu sebanyak 3.185 jiwa. Setelah itu diduduki buruh industri yaitu sebanyak 2.887 jiwa. Hal ini disebabkan karena menurunnya jumlah penduduk yang melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan

(63)

commit to user Sarana dan Prasarana

Data mengenai sarana dan prasarana yang didapat dari kantor Kelurahan Sondakan yaitu sarana transportasi. Selain itu juga terdapat sarana dan

prasarana elektronik.

Sarana dan prasarana transportasi di wilayah Sondakan cukup baik.

Hal tersebut didasarkan pada kondisi jalan yang hampir seluruhnya sudah beraspal. Jumlah terperinci prasarana transportasi di kelurahan Sondakan adalah sebagai berikut:

§ Sepeda : 1700 § Sepeda motor : 1920 § Mobil Dinas : 5 § Mobil Pribadi : 78

§ Becak : 25

Selain itu terdapat sarana dan prasarana elektronik antara lain: § Radio : 1600

§ Televisi : 2195

D. PUSKESMAS PAJANG

Puskesmas merupakan tempat pelayanan kesehatan terdekat dengan masyarakat, karena pelayanan kesehatan dasar lebih banyak bertempat di

(64)

commit to user

tanah air. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, Puskesmas Induk

diperkuat dengan Puskesmas pembantu serta Puskesmas keliling.

Puskesmas Pajang merupakan salah satu Puskesmas Induk dari tiga Puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Laweyan, Surakarta. Ketiga

Puskesmas tersebut adalah:

1. Puskesmas Karangasem

2. Puskesmas Kapulogo 3. Puskesmas Laweyan

1. Visi dan misi Puskesmas Pajang

Visi :

Menjadi puskesmas pilihan masyarakat wilayah puskesmas Pajang dan sekitarnya. Misi :

a. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan yang bermutu, efektif, efisien,

merata, dan terjangkau bagi masyarakat wilayah puskesmas Pajang dan sekitarnya.

b. Memberdayakan kemandirian masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. c. Melaksanakan penanggulangan masalah kesehatan individu, keluarga,

Gambar

Tabel 13 Matriks Pertukaran Sosial dalam Pelaksanaan
Gambar 2 : Gambar Struktur Organisasi Puskesmas Pajang …………………..50
Tabel 1.2 Jumlah Peserta Jamkesmas Kecamatan Serengan, Surakarta
Tabel 1.4 Jumlah Peserta Jamkesmas Kecamatan Jebres, Surakarta KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH KARTU
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan ikan terbang dan kapal penangkap ikan lainnya, termasuk dimensi dan ukuran kapal, serta peralatan pendukung yang

II.4 Dalam melaksanakan tugasnya dokter gigi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Melalui pembelajaran Project Based learning berbasis pemanfaatan teknologi media digital dengan pendekatan computational thinking , diharapkan Murid dapat

/.*.5hornthwaite ('6) membuat klasifikasi iklim berdasarkan pada curah hujan yang sangat penting untuk tanaman,sehingga selain jumlah curah hujan yang dipakai oleh tanaman

negara dan tidak mengenal timeband (tarif flat untuk setiap waktu). Layanan Telkom Global 01017 yang resmi dan mudah ini tidak memerlukan perangkat tambahan untuk mengakses dan

Sebagai sarana dan alat dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman khususnya dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama ini, khususnya dalam asuhan

penggunaan komunikasi elektronik dan teknologi pengolahan informasi digital dalam transaksi bisnis untuk menciptakan, mengubah dan.. mendefinisikan kembali hubungan baru

Dari Gambar 22 terlihat, terdapat peningkatan yang dinilai banyak oleh lulusan sebelum dan setelah lulus dari UT, yaitu pada aspek: pengembangan diri,