• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pusat-Pusat Kebugaran di Kota Medan (Studi Etnografi Pergeseran Fungsi dan Pola Interaksi pada Pusat Kebugaran)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pusat-Pusat Kebugaran di Kota Medan (Studi Etnografi Pergeseran Fungsi dan Pola Interaksi pada Pusat Kebugaran)"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

Pusat – Pusat Kebugaran di Kota Medan

(Studi Etnografi Pergeseran Fungsi dan Pola Interaksi Pada Pusat Kebugaran)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Dalam Bidang Antropologi

Disusun Oleh : Muhammad Nasir Lubis

100905035

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh :

Nama : Muhammad Nasir Lubis

NIM : 100905035

Program Studi : Antropologi Sosial

Judul : Pusat-Pusat Kebugaran di Kota Medan (studi etnografi Pergeseran fungsi dan pola interaksi pada pusat kebugaran)

Pembimbing Skripsi, Ketua Departemen Antropologi Sosial

Drs. Zulkifli, MA Dr. Fikarwin Zuska

NIP : 1960101198601 1 001 NIP : 19621220198903 1 005Dekan,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PERNYATAAN ORIGINALITAS

Pusat-Pusat Kebugaran di Kota Medan

(Studi Etnografi Pergeseran Fungsi Pusat Kebugaran dan Pola Interaksi Pada Pusat Kebugaran)

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang

sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan disini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar kesarjanaan saya.

Medan, September 2014

(4)

ABSTRAK

Muhammad Nasir Lubis, 2014. Judul skripsi : Pusat-Pusat Kebugaran di Kota Medan (studi etnografi pergeseran fungsi dan pola interaksi pada pusat kebugaran). Skripsi terdiri dari 6 Bab, 108 halaman, 1 tabel dan 8 gambar.

Pusat kebugaran di Indonesia sudah berkembang sejak tahun 1962 yang berada di Bandung. Kemudian terus berkembang ke daerah Bogor pada tahun 1970. Awalnya pusat kebugaran dikenal sebagai sarana untuk olahraga beragam yang hanya diminati oleh masyarakat dengan ekonomi menengah keatas. Seiring perkembanganya, pusat kebugaran juga ada dengan harga terjangkau sehingga diminati oleh seluruh kalangan. Di Medan sendiri pusat kebugaran pertama kali pada tahun 1980-an, dengan pusat kebugaran pertama bernama ODB. Fungsi pusat kebugaran seiring semakin modern nya zaman tidak hanya sebagai sarana untuk berolahraga. Adapun permasalahan yang dikaji pada skripsi ini adalah pergeseran fungsi pusat kebugaran serta pola interaksi masyarakat pada pusat kebugaran di kota Medan.

Metode yang digunakan pada penelitian skripsi ini adalah metode kualitiatif serta observasi partisipasi, dimana peneliti mencari data dengan ikut langsung berpartisipasi dalam kegiatan informan selama waktu yang ditentukan dengan harapan data yang didapat lebih akurat.

(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillahirabbil’Alamin. Pada bulan ini terselesaikan tugas akhir perkuliahan atau dengan nama lain skripsi. perjuangan selaa 4 tahun perkuliahan akhirnya terselesaikan sesuai dengan waktu yang diinginkan. Segala ilmu perkuliahan selama 4 tahun tertuang dalam 100 lebih lembar kertas yang pada tahap akhir akan disidangkan.

Skripsi yang membahas tentang pergeseran fungsi dan pola interaksi pada pusat kebugaran ini dibuat lebih kurang selama 4 bulan, dengan penelitian ke lapangan selama 35 hari di 3 tempat. Beberapa pertanyaan yang diajukan kepada informan diolah menjadi data kemudian ditambahkan dengan analisa data dari beberapa teori sang ahli Antropologi. Semoga pada akhirnya skripsi ini bermanfaat walaupun sedikit, karena sekecil apapun usaha kita, maka akan menghasilkan sesutau walaupun sedikit. Pembuatan skripsi ini bukan hanya sekedar buatan penulis, tetapi dibuat oleh dukungan-dukungan orang yang disayangi, dicintai yang hadir dalam setiap hari-hari penulis. Ucapan terima kasih pun tak henti-hentinya diucapkan penulis terhadap mereka yang mendukung dalam pembuatan skripsi ini.

(6)

RIWAYAT HIDUP

Muhammad Nasir Lubis, lahir tanggal 07 Agustus 1992 di Medan, Sumatera Utara. Beragama Islam. Merupakan anak kedua dari bapak H. Harun Lubis dan ibu Hj. Nurbaity Nasution. Mempunyai seorang kakak kandung bernama Chairunnisa Lubis, A.md. Menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak (TK) Pembina pada tahun 1998, kemudian menyelesaikan pendididkan sekolah dasar (SD) Neg. Guru Patimpus 060837 pada tahun 2004 dan menyelesaikan pendidikan sekolah menengah pertama (SMP) Neg. 7 Medan pada tahun 2007. Menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas (SMA) Dharmawangsa pada tahun 2010. Melanjutkan pendidikan perkuliahan pada tahun 2010 di Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik jurusan Antropologi Sosial.

Pernah berpartisipasi pada beberapa acara serta seminar seperti :

1. Peserta Inisiasi Antropologi pada tahun 2010 2. Peserta Seminar Teknologi pada tahun 2010

(7)

4. Peserta Training of Fasilitator angakatan I tahun 2012 5. Peserta L-Men of The Year tahun 2012

6. Peserta L-Men of The Year tahun 2013 7. Peserta Deli TV Body Contest tahun 2012 8. Peserta Deli TV Body Contest tahun 2013

Pengalaman Organisasi :

1. Anggota INSAN Antropologi FISIP USU

2. Dewan Pembina Paskibra SMA Dharmawangsa tahun 2012 3. Wakil Komandan Paskibra SMA Dharmawangsa tahun 2009 4. Anggota OSIS SMA Dharmawangsa tahun 2008

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat rahmat Allah SWT, karena dengan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul ini adalah Pusat Kebugaran di Kota Medan (studi etnografi pergeseran fungsi dan pola interaksi pada pusat kebugaran). Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Departemen Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini berisi kajian tentang hasil dari wawancara penulis serta hasil dari observasi pada pusat-pusat kebugaran di kota Medan. Pada skripsi ini penulis fokus pada pergeseran fungsi pusat kebugaran menjadi sebuah arena sosial, dimana berbagai macam masyarakat yang mempunyai perbedaan kebudayaan berkumpul kemudian saling berinteraksi sehingga timbul pola interaksi tanpa meninggalkan kebudayaan lama dari masing-masing masyarakat.

(9)

sehingga masyarakat tidak perlu lagi untuk berolahraga diluar seperti jogging ataupun bermain bola.

Skripsi ini dikerjakan selama lebih kurang empat bulan, dengan observasi ke lapangan penelitian selama hampir satu bulan. Dalam skripsi yang singkat ini penulis tidak berharap tentang kesempurnaan, karena tak ada manusia yang sempurna di muka bumi ini. Untuk itu, penulis juga mengharapkan kritikan maupun pertanyaan membangun sehingga kedepannya penulis dapat lebih mencermati lagi tentang penulisan ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin berterima kasih kepada kedua orangtua penulis karena telah mendukung sepenuhnya tentang penulisan skripsi ini. Jika tidak ada dukungan dari kedua orangtua penulis takkan bisa menyelesaikan skripsi yang sederhana ini.

Penulis juga ingin berterima kasih terhadap pihak-pihak terkait yang membantu selama penulisan skripsi ini antara lain :

1. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU bapak Prof. Dr. Badaruddin M.si.

(10)

5. Bapak Dr. Fikarwin Zuska selaku ketua Departemen Antropologi yang selama ini telah andil dan bijaksana terhadap penulis selama penulisan skripsi ini

6. Bapak Drs. Agustrisno, MSP selaku sekertaris departemen yang selama ini selalu mendukung penulis dalam penulisan skripsi ini

7. Bapak Drs. Zulkifli, MA selaku dosen pembimbing yang selama penulisan skripsi ini selalu sabar membimbing serta memberikan ilmu baru terhadap penulis

8. Ibu Dra. Nita Savitri, M.Hum yang banyak memberikan masukan terhadap penulis dalam penulisan skripsi ini

9. Teman-teman seperjuangan selama mengadu ilmu di Antropologi Zulham, Eki, Andi, Fandi, Fandy, Deny, Reza, Desy, Elisa, Kamal, Fany, Cory yang telah banyak membantu dalam urusan penulisan skripsi ini

10.Teman-teman Antropologi angakatan 2010 yang selalu setia mendukung penulis dalam penulisan skripsi ini

(11)

12.Serta pihak-pihak terkait yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis dalam mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini

Akhir kata penulis sekali lagi mengucapkan banyak terima kasih terhadap semua yang telah mendukung penulis dalam penulisan skripsi ini. Tanpa dukungan kalian penulis takkan bisa menyelesaikan skripsi ini.

Medan, September 2014

Penulis,

(12)

DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan ………..

Pernyataan Originalitas ...………....i

Abstrak ……...………...ii

Ucapan Terima Kasih………..iii

Riwayat Hidup………...iv

Kata Pengantar………...vi

Daftar Isi………ix

Daftar Tabel………..xi

Daftar Gambar………xii

BAB I PENDAHULUAN………..1

1.1. Latar Belakang………..1

1.2. Tinjauan Pustaka………...7

1.3. Rumusan Masalah………...16

1.4. Manfaat Penelitian………..17

1.4.1. Tujuan Penelitian……….…..………...17

1.4.2. Manfaat Penelitian……….……….……….17

1.5. Metode Penelitian……….………..17

(13)

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI………...29

2.1. Gambaran Lokasi Penelitian………...29

A. New Gym……….……….30

B. Bamboo Gym………….………...34

C. Best Fitness……….………..39

BAB III PERGESERAN POLA INTERAKSI PADA PUSAT KEBUGARAN……..……….………45

3.1. Sejarah Pusat Kebugaran di Indonesia...…….………...45

3.2.Sejarah Pusat Kebugaran di Kota Medan……….……….. 49

3.3. Tujuan Masyarakat Datang ke Pusat Kebugaran………... 52

3.4. Pergeseran Fungsi Pusat Kebugaran………...56

3.5. Arti Kekerabatan Bagi Pelanggan Pusat Kebugaran………….…………..60

3.6. Berkembangnya Pergeseran Fungsi Pusat Kebugaran………….………...66

3.7. Pergeseran Fungsi Pusat Kebugaran yang Terus Terjadi……….………...68

3.8. Aktifitas Anggota Pusat Kebugaran Diluar……….………74

BAB IV INTERAKSI ANTAR PELANGGAN PUSAT KEBUGARAN……….………76

4.1. Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Interaksi………..76

4.2. Pola Interaksi…………...………..78

4.3. Pola Interaksi yang Terjadi Pada Pusat Kebugaran………...79

4.3.1. Pola Interaksi Pada Pusat Kebugaran Tingkat Atas……...81

(14)

4.3.3. Pola Interaksi Pada Pusat Kebugaran Tingkat

Bawah…………..………..………...………..83

BAB V ANALISIS DATA……….86

BAB VI PENUTUP………96

A. KESIMPULAN……….………..96

B. SARAN………..………….107

LAMPIRAN 1. Daftar Informan

(15)

DAFTAR TABEL

(16)

DAFTAR GAMBAR

Foto 1 : Pusat kebugaran New Gym

Foto 2 : Salah satu alat olahraga pada pusat kebugaran New Gym Foto 3 : Pusat kebugaran Bamboo Gym

Foto 4 : Pusat kebugaran Best Fitness

(17)

ABSTRAK

Muhammad Nasir Lubis, 2014. Judul skripsi : Pusat-Pusat Kebugaran di Kota Medan (studi etnografi pergeseran fungsi dan pola interaksi pada pusat kebugaran). Skripsi terdiri dari 6 Bab, 108 halaman, 1 tabel dan 8 gambar.

Pusat kebugaran di Indonesia sudah berkembang sejak tahun 1962 yang berada di Bandung. Kemudian terus berkembang ke daerah Bogor pada tahun 1970. Awalnya pusat kebugaran dikenal sebagai sarana untuk olahraga beragam yang hanya diminati oleh masyarakat dengan ekonomi menengah keatas. Seiring perkembanganya, pusat kebugaran juga ada dengan harga terjangkau sehingga diminati oleh seluruh kalangan. Di Medan sendiri pusat kebugaran pertama kali pada tahun 1980-an, dengan pusat kebugaran pertama bernama ODB. Fungsi pusat kebugaran seiring semakin modern nya zaman tidak hanya sebagai sarana untuk berolahraga. Adapun permasalahan yang dikaji pada skripsi ini adalah pergeseran fungsi pusat kebugaran serta pola interaksi masyarakat pada pusat kebugaran di kota Medan.

Metode yang digunakan pada penelitian skripsi ini adalah metode kualitiatif serta observasi partisipasi, dimana peneliti mencari data dengan ikut langsung berpartisipasi dalam kegiatan informan selama waktu yang ditentukan dengan harapan data yang didapat lebih akurat.

(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehidupan modern telah mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Disetiap pola kehidupan masyarakat, terdapat sesuatu yang selalu berubah. Seperti pada cara memanfaatkan waktu luang. Terdapat banyak industri waktu luang yang berkembang pada era modern ini. Di Indonesia, pusat kebugaran merupakan sebuah industri waktu luang, juga sebagai institusi sarana olahraga yang sedang berkembang pesat saat ini. Hampir disetiap daerah ada pusat kebugaran jumlahnya relatif banyak. Dikota Medan, terdapat lebih kurang 20 pusat kebugaran yang sebagian besar diantaranya tersebar di pusat kota Medan.

Pusat kebugaran mempunyai kategorisasi.Pertama, pusat kebugaran tingkat atas yang memiliki fasilitas mewah, seperti alat olahraga kualitas tinggi, sarana perawatan tubuh, seperti spa, mandi uap, dengan biaya tinggi. Kedua, tingkat menengah dengan fasilitas cukup memadai, namun dengan biaya terjangkau.Tidak mahal juga tidak terlalu murah.Ketiga, dengan fasilitas cukup bahkan tidak memadai, seperti alat dibuat sendiri, tempat tidak luas, dengan biaya relatif murah, biasa dikategorikan sebagai tingkat bawah.

(19)
[image:19.612.97.547.250.575.2]

berjumlah 7, dan tingkat bawah berjumlah 2.Peminat terlihat lebih memilih untuk berolahraga pada pusat kebugaran tingkat menengah.Seperti pada tabel 1.1 yang menjelaskan jumlah serta kategotisasi pusat kebugaran dikota Medan :

TABEL 1.1:

Daftar Pusat Kebugaran di Kota Medan1

Setiap pusat kebugaran memiliki pelanggan yang berbeda sesuai dengan kategorisasi.Seperti tingkat atas dengan pelanggan yang memiliki kehidupan mewah, mapan, memiliki perlengkapan olahraga lengkap dan mahal.Tingkat menengah dengan

1

data diolah kembali

NO. NAMA PUSAT

KEBUGARAN

KATEGORISASI ALAMAT

1 Merak Jingga Fitness Tingkat Atas Jl. Merak Jingga No. 2

2 Clark Hatch Fitness Center Tingkat Atas Jl. Sutomo Hotel Grand

Angkasa

3 Celebrity Fitness Tingkat Atas Jl. Zainal Arifin SUN Plaza

4 Quantum Healthcare Center Tingkat Atas Jl. H Misbah Komp. Multatuli

5 Novotel Fitness Club Tingkat Atas Jl. Cirebon Novotel Soechi

6 D’Best Fitness Tingkat Atas Jl. Mongonsidi Hermes Polonia

7 Yuki Fitness Center Tingkat Atas Jl. Sisingamangaraja Yuki

8 Bamboo GYM Tingkat Menengah Jl. Denai No. 72

9 California GYM Tingkat Menengah Jl. Denai No.30 Medan

10 Cassanova GYM Tingkat Menengah Jl. HM Joni No. 46B

11 Marseille GYM Tingkat Menengah Jl. Pasar Merah No. 132

12 Alexander GYM Tingkat Menengah Jl. Pasar Merah No. 197

13 Brayan Fitness Center Tingkat Menengah Jl. Pertempuran Komp. Brayan

14 Perfect GYM Tingkat Menengah Jl. H.A. Manaf Lubis No. 253

15 AGY GYM Tingkat Menengah Jl. Sikambing No. 55

16 Medan GYM Tingkat Menengah Jl. Wahidin No. 53A

17 SR2000 GYM Tingkat Menengah Jl. Pasar 9 Tembung No. 100

18 Aldino Fitness Center Tingkat Menengah Jl. Jermal

19 Ria GYM Tingkat Bawah Jl. Setia Budi

(20)

pelanggan kalangan atas juga kalangan pelajar, dengan perlengkapan olahraga seadanya, tidak bersepatu ketika berolahraga.Tingkat bawah yang biasanya memiliki pelanggan kalangan pelajar, dengan perlengakapan yang terkadang tidak mendukung, sesuai dengan fasilitas pusat kebugarannya.

Kategorisasi pada peminat pusat kebugaran berkenaan dengan masyarakat Indonesia bersifat plural2

Setiap pelanggan mempunyai tujuan yang berbeda. Tujuan untuk sekedar berolahraga ringan agar kesehatan terjaga, sekedar bermain – main, bersantai, menghabiskan waktu luang atau berolahraga berat mengangkat beban maksimal untuk membentuk otot dengan dukungan suplemen agar badan terlihat bagus juga dapat tampil dalam acara body contest

. Menurut Furnivall masyarakat plural ditandai dengan segregasi sosial yang diikuti sistem pembagian kerja di antara kelompok – kelompok etnik/religius dimana setiap kelompok memiliki peran ekonomi yang berbeda, juga peran dalam kehidupan sosial. Kelompok – kelompok etnik yang membentuk masyarakat begitu berlainan satu sama lain sehingga mereka tidak memiliki banyak kesamaan selain pertukaran pasar mereka.

3

Didalam pusat kebugaran, para pelanggan tidak hanya sekedar berolahraga.Ada pola interaksi, solidaritas yang terjadi antar pelanggan yang berbeda. seperti contoh

.

2

Dalam berbagai literatur, istilah plural diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia sebagai majemuk. Oleh karena itu, dalam tulisan ini masyarakat majemuk sama dengan masyarakat plural menurut defenisi Furnivall. Walaupun demikian, dalam kajian bahasa, istilah ini perlu ditinjau kembali.

3

(21)

pada pusat kebugaran tingkat atas, dengan pelanggan kalangan atas, pola interaksi lebih rendah, pada tingkat menengah dan bawah, pola interaksi relatif tinggi sehingga tercipta arena sosial.

Arena sosial yang tercipta pada pusat kebugaran menjadi fokus pada penelitian ini.Dimana bergesernya fungsi pusat kebugaran, selain menjadi sarana untuk berolahraga, juga menjadi arena sosial masyarakat yang awalnya tidak saling mengenal, karena intensitas komunikasi aktif, akhirnya terjalin sistem sosial baru.

Arena sosial dapat didefenisikan sebagai sejenis pasar kompetitif yang didalamnya terdapat berbagai jenis modal (ekonomi, sosial, budaya, simbolis) yang digunakan sebagai ajang interaksi atau komunikasi antar masyarakat yang berada didalamnya. Interaksi dapat terjadi apabila satu jenis tindakan atau jenis aksi yang terjadi sewaktu dua atau lebih objek mempengaruhi dan memberikan efek satu dengan yang lain4

Ide efek dua arah ini penting dalam konsep interaksi, yang mana sebagai lawan dari hubungan satu arah sebab akibat. Komunikasi yang baik adalah seperti adanya tanggapan antara pihak pertama dan kedua serta pihak yang lain, sehingga tercipta jalinan komunikasi yang aktif, tidak pasif pada arena sosial.

.

Didalam arena sosial, terdapat berbagai macam masyarakat dan dapat bersatu, dimana pola interaksi dari masyarakat yang mempunyai latar belakang berbeda, dapat saling berkomunikasi serta membaur dengan orang lain. Orang-orang yang ada didalam

4

(22)

arena sosial pasti mengalami mode adaptasi dan pembentukan identitasnya, sehingga terbentuk sebuah identitas baru tanpa meninggalkan identitas yang lama. Pada dasarnya, arena sosial dapat terjadi apabila masyarakat memiliki identitas atau kebiasaan yang sama, seperti pada acara keluarga, adat dan pernikahan.

Perubahan karakter masyarakat merupakan hal mencolok yang terjadi, khususnya dengan melemahnya ikatan-ikatan tradisional. Pada saat yang sama individu-individu memiliki otonomi yang lebih besar. Dalam dunia semacam ini, minat individual sedang mendapatkan ruang yang lebih luas dalam berekspresi juga dalam proses pengambilan keputusan (Goldsmith, 1998)5

Ada sebuah fenomena yang dilihat oleh peneliti dimana masyarakat yang mempunyai latar belakang sosial yang berbeda, berada disatu tempat dan memberikan warna baru dengan solidaritas yang ada pada diri mereka.Solidaritas dapat dilihat dari bagaimana mereka menghabiskan waktu bersama diluar dari waktu untuk berolahraga.

. Perubahan semacam ini menegaskan suatu peralihan yang mendasar dalam institusi-institusi sosial sebagai pengikat individu-individu menunjukkan kebutuhan cara-cara dalam mengorganisasikan individu-individu ke dalam suatu sistem Hal ini semakin pudar seiring berkembangnya zaman.Saat ini, banyak arena yang dimanfaatkan untuk berinteraksi, seperti pasar, sekolah, institusi pemerintahan, tempat waktu luang, jalan atau bahkan rumah.

Seperti contoh pada pusat kebugaran Bamboo GYM, dimana pemilik berkomunikasi aktif dengan pelanggan, sehingga pelanggan merasa nyaman untuk

5

(23)

kembali kesana. Di sisi lain, apabila ada pelanggan yang mempunyai acara, pemilik bersama pelanggan lain tidak sungkan untuk datang ke acara itu. Pemilik juga terkadang membuat acara lain pada pusat kebugaran yang dimilikinya.

Peneliti nantinya akan meneliti pusat kebugaran di kota Medan karena peneliti memperhatikan perkembangan pusat kebugaran yang pesat juga memilki kelas – kelas serta bagaimana pola interaksi, solidaritas yang terbangun pada pelanggan. Ini terlihat pada pusat kebugaran mewah ala artis ibu kota hingga yang sederhana. Terciptanya pola interaksi pada awalnya dikarenakan banyaknya kesamaan antar pelanggan.Pola interaksi juga tidak selamanya sama, pasti juga mengalami pasang surut. Contoh lain terlihat pada pergantian personal trainer sering terjadi hingga bergantinya manajemen pada pusat kebugaran.

Penelitian juga dilakukan dibeberapa pusat kebugaran yang cukup dikenal, seperti Best Fitness, terletak di Hermes Polonia Medan. Pusat kebugaran kelas menengah seperti Bamboo GYM yang terletak di Jalan Denai, hingga pusat kebugaran kelas bawah seperti New GYM bertempat di Jalan Bhayangkara. Peneliti juga membandingkan bagaimana pola interaksi antar pemilik, pelatih ke pelanggan. Dengan adanya batasan waktu, maka diharapkan peneliti akan mendapatkan data-data dari informan yang nantinya akan ditentukan.

(24)

Sekelompok orang yang pindah dari satu lingkungan budaya ke lingkungan budaya lain, mengalami proses sosial budaya yang dapat mempengaruhi mode adaptasi dan pembentukan identitasnya (Appadurai, 1994; Ingold, 1995)6

Arena sosial ini juga akan merubah pola interaksi dengan orang lain, juga bisa saja merubah identitas dari orang tersebut. Tataran individual akan diamati proses resistensi di dalam reproduksi identitas sistem sekelompok orang di dalam konteks sosial budaya tertentu. Di dalam pusat kebugaran, yang telah berfungsi sebagai arena sosial, tentunya orang – orang di dalamnya mempunyai latar belakang yang berbeda, yang berintegrasi di dalam suatu lingkungan. Apparudai dan Hannerz (1994) telah menegaskan bahwa keberadaan seseorang dalam lingkungan tentu di satu pihak mengharuskan penyesuaian diri yang terus menerus untuk dapat menjadi bagian dari sistem yang luas

. Pengelompokan baru, dan pemberian makna identitas merupakan kekuatan di dalam mengubah berbagai ekspresi cultural dan tindakan sosial bagi para pendatang.Begitu juga yang terjadi pada pusat kebugaran, dimana sekelompok orang yang berbeda, disatukan dalam sebuah tempat dan membentuk arena sosial.

7

Intergrasi merupakan keutuhan atau persatuan (proses menjadi satu). Kondisi ini memang bisa mengahasilkan kerukunan, tetapi konsep ini lebih sering menekankan pada “keutuhannya” daripada “kerukunannya”.Proses integrasi masyarakat ke suatu atanan global yang dianggap tidak terelakkan akan menciptakan suatu masyarakat

.

6

Appadurai (1994) dan Ingold (1995) dalam Irwan Abdullah: Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan

7

(25)

terikat dalam suatu jaringan komunikasi internasional yang begitu luas dengan batas-batas yang tidak begitu jelas. Selain arus orang dan barang, arus informasi merupakan suatu keuntungan sekaligus ancaman yang sangat berbahaya. Marshall Goldsmith (1998) menunjukkan tiga cirri masyarakat global yang terbentuk akibat proses ekspansi pasar, merupakan globalisasi tahap ketiga. Ketiga ciri itu meliputi : diversitas (perbedaan), pembentukan nilai jangka panjang, hilangnya humanitas (perikemanusiaan). Terdapat dua konsep intergrasi, yaitu integasi sosial dan intergasi nasional.Integrasi sosial adalah proses berhubungan secara intensif dan harmonis berbagai unsur masyarakat dalam kehidupan sehari – hari pada aneka bidang kehidupan (Wirutomo, 2012)8

Integrasi bisa dibedakan kedalam sekurang-kurangnya tiga sifat, yaitu integrasi normatif, integrasi fungsional, integrasi koersif.Sifat integrasi normatif berkenaan dengan terciptanya arena sosial, karena pada dasarnya memiliki kesamaan dengan sifat-sifat solidaritas mekanik yang diungkapkan Durkheim

. Sementara integrasi nasional adalah proses menyatunya unsur-unsur tersebut dalam bingkai politik nasional yang berkenaan dengan struktur sosial juga arena sosial.

9

8

Dikutip dari Paulus Wirutomo (2012) Sistem Sosial Indonesia

. Seperti diketahui, solidaritas mekanis menandai suatu masyarakat sederhana, yang anggotanya memperoleh sosialisasi sama sehingga memiliki suatu kesepakatan nilai-nilai dasar. Menurut Durkheim, seiring perkembangan masyarakat yang semakin kompleks, solidaritas

9

(26)

mekanik akan bergeser menjadi solidaritas organis10

Didalam konteks sosial yang berubah, makna sosial dan individual suatu kebudayaan juga mengalami perubahan, karena konteks sosial memberikan makna pada tindakan – tindakan individual (Berger, 1990; Simmel, 1991; Strathern, 1995).Perubahan yang terjadi telah menunjukkan pergeseran-pergeseran definisian pada tingkat yang berbeda.kebudayaan dan konteks sosial tidak hanya merupakan defenisi yang terlihat pada struktur simbolisnya, tetapi juga dituntut pemahaman struktur sosial. Orientasi nilai yang berubah dalam masyarakat pada dasarnya menjadi basis munculnya structural dalam pendefenisian kebudayaan.Dalam konteks ini, kebudayaan pun kemudian membutuhkan legitimasi simbolik yang sangat berbeda berdasarkan kelompok.Begitu pula dengan arena sosial, yang dahulu bermakna sebagai tempat berkumpulnya masyarakat yang saling berinteraksi satu dengan yang lain dan terjadinya komunikasi aktif diantara mereka. Dan arena sosial sering pula dikaitkan dengan acara – acara tradisional seperti acara adat.

. Kesepakatan tentang nilai dasar pun berganti menjadi saling ketergantungan fungsional antar masyarakat.

Arena sosial tidak hanya terjadi karena interaksi dua orang atau lebih, tetapi juga adanya komunikasi kelompok antara komunitas.Komunikasi kelompok terjadi dalam suasana yang lebih cenderung melihat dirinya sebagai kelompok serta mempunyai kesadaran tinggi tentang sasaran bersama.Komunikasi kelompok lebih cenderung dilakukan secara sengaja dibandingkan dengan komunikasi antar pribadi.

10

(27)

Umumnya para pesertanya lebih sadar akan peranan, tanggung jawab mereka masing-masing. Didalam komunikasi kelompok, terdapat bahasa yang berbeda antar kelompok.Interaksi manusia dalam masyarakat menyerupai suatu “drama” tatkala setiap individu memainkan peran, menampilkan dirinya secara terus menerus demi menjaga kesan lawan interkasinya.

Dalam interaksi sosial, individu saling bernegosiasi dengan menggunakan simbol, terutama bahasa, tetapi ekspresi wajah atau gerakan badan pun bisa merupakan symbol yang mengandung makna.Manusia memiliki kesadaran, kemampuan self – reflexive sehingga bisa berubah karena reaksi lawan interaksinya.Kedirian manusia memiliki dua dimensi, yaitu “I” (sebagai subjek, atau individu yang khas), juga dimensi “Me” (sebagai obyek atau yang dipengaruhi oleh interaksi). Clifford Geertz (1973) mengemukakan suatu defenisi kebudayaan sebagai : 1) suatu sistem keteraturan dari makna dan simbol-simbol, yang dengan makna dan simbol tersebut individu-individu mendefenisikan dunia mereka, mengekspresikan perasaan, dan membuat penilaian. 2) suatu pola makna yang ditransmisikan secara historis yang terkandung dalam bentuk simbolik, yang melalui bentuk simbolik tersebut manusia berkomunikasi, memantapkan, serta mengembangkan pengetahuan mereka mengenai dan bersikap dalam kehidupan. 3) suatu peralatan simbolik bagi mengontrol perilaku, sumber ektrasomatik dari informasi, juga karena kebudayaan adalah suatu sistem simbol, maka proses kebudayaan harus dipahami, diterjemahkan dan diinterpretasi11

11

Clifford Geertz (1973) dikutip dari Antropologi Kontemporer

(28)

Bahasa berperan penting dalam komunikasi.Apabila dalam berkomunikasi, masyarakat juga pasti menggunakan bahasa.Bahasa juga merupakan salah satu unsur kebudayaan.Sapir Whorf mengatakan bahwa tanggapan, pikiran, dan tindakan seorang banyak bergantung atas struktur dan kosa kata bahasa yang dikuasainya.Semua ini adalah alat – alat yang dipergunakan untuk berpikir dan kemudian menanggapi sesuatu itu sehingga mempengaruhi tindak lakunya.(Nababan, 1983, Kridalaksana, 1982)12. Berbahasa sebagai bagian penting dalam komunikasi, tidak pernah lepas dari budaya.Dengan demikian, bahasa harus dikaitkan dengan konteks budaya tuturan itu (the cultural context of the speech art). Ketika seseorang hendak menyampaikan juga memahami tuturan, dia tidak hanya terfokus pada pesan yang disampaikan, tetapi juga pada konteks budayanya seperti situasi tuturan, tipe masyarakat pendengar, juga norma yang berlaku dalam masyarakat13. Edward Tylor, perintis Antropologi abad ke-19 mengatakan : “kekuatan penggunaan kata-kata sebagai tanda untuk mengekspresikan pemikiran, yang dengan ekspresi itu bunyi secara tidak langsung menghubungkannya, sebenarnya sebagai simbol-simbol arbiter, adalah tingkat kemampuan khusus manusia yang tertinggi dalam bahasa yang kehadirannya mengikat bersama semua ras manusia dalam kesatuan mental yang substansial” (1975: 118)14

Komunikasi global pun akan melahirkan suatu jaringan yang tidak terhitung dalam interaksi sosial. Kata Goldsmith, yang menggabungkan manusia dalam suatu

.

12

Nababan (1983) dan Kridalaksana (1982) dikutip dari Artikel Buku Sosiolinguistik

13

Teuku Kemal Fasya dalam Kata dan Luka Kebudayaan

14

(29)

pemikiran global yang bekerja sama mengembangkan kehidupan ke tingkat yang lebih baik. Pengayaan terjadi saat berbagai perubahan dalam masyarakat dirancang berdasarkan apa yang dipelajari dari berbagai belahan dunia15

Keragaman bahasa juga mempengaruhi bagaimana komunitas itu dapat terjadi, juga bagaimana pula komunitas itu dapat bergeser sehingga dapat membentuk komunitas yang baru atas perbedaan bahasa dan kebudayaannya.Komunitas juga dapat menjadi salah satu faktor didalam arena sosial.

.

Komunitas secara baku merujuk kepada suatu sistem sosial dengan suatu pola hubungan yang dibedakan secara langsung dengan sistem sosial yang lebih formal, lebih abstrak, dan lebih bersifat instrumental. Pengertian komunitas juga mengacu pada pengertian komunitas dalam arti komunitas local, seperti yang dikemukakan oleh Kenneth Wilkinson (1991) dalam Green and Haines (2004), dimana mereka melihat komunitas sekurang – kurangnya mempunyai tiga unsur dasar, yaitu : adanya batasan wilayah atau tempat, merupakan suatu organisasi sosial atau institusi sosial yang menyediakan kesempatan untuk dapat melakukan interkasi secara regular, juga interaksi sosial yang dilakukan terjadi karena adanya minat ataupun kepentingan yang sama16

15

Irwan Abdullah dalam Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan

. Adanya komunitas sangat ditentukan oleh dukungan dari berbagai unsur yang berbeda dalam masyarakat.

16

(30)

Perubahan komunitas dipengaruhi zaman. Istilah komunitas mengalami perkembangan pesat sejak abad ke-14 yang pada awalnya digunakan untuk menunjuk pada suatu kelompok orang yang berada pada status rendah,, orang biasa, dalam hubungannya dengan kelompok kelas atas17

Dahulu, komunitas arena sosial lebih bersifat kepada komunitas yang didalamnya terdapat orang-orang yang masih berhubungan darah, akan tetapi komunitas terus berubah, menjadi orang-orang yang didalam komunitas itu pun saat sekarang ini sudah tidak ada lagi hubungan darah antar mereka. Perubahan pada pasar juga mempengaruhi komunitas.Seperti Appandurai dalam Konstruksi dan Reproduksi kebudayaan mengatakan “ pasar telah memperluas orientasi masyarakat dan mobilitas sehingga batas – batas sosial budaya selain meluas juga cenderung mengabur akibat berubahnya orientasi ruang dalam masyarakat”.

. Variasi penggunaan tampak pada saat istilah yang sama digunakan untuk menjelaskan suatu unit kecil dari suatu sistem yang terorganisir, seperti negara skala kecil. Pada abad ke-16, komunitas telah mengandung makna “kesamaan” dalam identitas atau ciri-ciri tertentu yang dimiliki oleh sekelompok orang.

George Foster (1967), seorang ahli antropologi Amerika pernah mengatakan bahwa sebenarnya setiap komunitas, kesatuan sosial itu, terutama yang masih diwarnai

17

(31)

kehidupan agraris seperti Indonesia, selalu memiliki sebuah sistem gagasan yang disebutnya sebagai gagasan keterbatasan ‘sumber daya’18

Tempat – tempat pun mengalami perubahan karakter akibat interaksi dengan berbagai nilai yang berlainan dari berbagai kelompok masyarakat.Pertemuan antar orang dalam seting semacam ini telah mengubah karakter komunitas.Perubahan karakter ini terjadi secara mencolok, khususnya dengan melemahnya ikatan – ikatan tradisional yang karenanya member otonomi yang lebih besar pada individu – individu.

.

Ini juga dapat menjadi suatu fenomena yang dapat diteliti, yaitu arena sosial yang bergeser seiring dengan perkembangan zaman, dimana dahulu arena sosial sering terjadi pada acara – acara tradisional, kemudian pada saat ini arena sosial terus berkembang menjadi sesuatu yang umum, seperti pada pasar, institusi pendididkan, dan bahkan tempat – tempat waktu luang, seperti pusat kebugaran.

Pusat kebugaran mulai berkembang, di setiap kota – kota besar di Indonesia pasti ada satu, dua atau banyak pusat kebugaran yang berkembang. Dengan berkembangnya pusat kebugaran ini, juga dapat mempengaruhi perubahan gaya hidup masyarakat. Masyarakat yang dulu malas berolahraga dengan adaanya pusat kebugaran ini menjadi rutin dalam berolah raga.Tetapi ada pergeseran fungsi yang terdapat pada

18

(32)

pusat kebugaran itu, yaitu selain menjadi tempat untuk berolahraga, pusat kebugaran juga menjadi arena sosial pada saat ini.

Proses globalisasi telah melahirkan diferensiasi yang meluas, yang tampak dari proses pembantukan gaya hidup, juga identitas. Gaya hidup yang terbentuk sejalan dengan munculnya budaya kota, telah mengubah orientasi masyarakat dari kelompok yang berorientasi pada tata nilai yang umum ke tata nilai yang khusus dengan batas-batas simbolik baru. Pada saat kota-kota menjadi lingkungan sosial dominan yang kemudian dihuni oleh lebih dari separuh penduduk Indonesia, maka pergeseran dalam defenisi komunitas akan terjadi. Tidak ada lagi batas-batas budaya yang diikat oleh sentiment agama atau etnis, karena basiskapital ekonomi telah menjadi dasar dari pengelompokan sosial, parameter dalam transaksi sosial. Selain melahirkan sistem sosial yang lebih terbuka akibat proses rasionalisasi yang terjadi, pergeseran ini melahirkan kesadaran baru tentang identitas juga makna diri dalam lingkungan sosial kultural yang dipilih untuk menjadi bagian, bukan lagi suatu lingkungan yang diberikan oleh kekuatan dominan bersifat paksaan.

(33)

dalam penataan sosial. Berbagai gerakan akan mendorong pembentukan struktur sosial yang didasarkan pada sistem akses yang terbuka secara meluas19

1.3. Rumusan Masalah

.

1. Seiring perkembangannya, pusat kebugaran semata-mata tidak hanya tempat untuk berolahraga, tetapi juga menjadi arena sosial. Permasalahan yang timbul adalah bagaimana bentuk pergeseran fungsi pusat kebugaran menjadi arena sosial?

2. Jika terjadi pergeseran fungsi, maka terbentuk pola interaksi pada peserta pusat kebugaran. Bagaimana pola interaksi yang terbentuk antar peserta? 3. Pada pusat kebugaran terdapat kategorisasi, yaitu tingkat atas, menengah

dan tingkat bawah. Apakah ada perbedaan pola interkasi yang terjadi antar kategori?

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana terjadinya pergeseran nilai interaksi dan pergeseran arena sosial khususnya yang terjadi pada pusat kebugaran pada era modern ini.

1.4.2. Manfaat Penelitian

19

(34)

Manfaat penelitian ini adalah akan memberikan sebuah literatur tambahan dalam memahami bagaimana pergeseran arena sosial khususnya yang terjadi pada pusat kebugaran pada era modern ini.

1.5. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat etnografi. Spradley (1997:12)20

Tentunya dalam menjalankan itu semua, peneliti akan menggunakan teknik – teknik pengumpulan data, seperti :

menjelaskan metode etnografi yaitu mendeskripsikan sebuah kebudayaan dengan cara mempelajari masyarakatnya, juga belajar dari masyarakat. Oleh sebab itu, peneliti mencoba menggambarkan dan menjelaskan bagaimana terjadinya arena sosial pusat kebugaran sebagai indusrti yang sedang berkembang dan bagaimana interaksi antar masyarakat didalamnya. Didalam penelitian ini, peneliti terjun langsung kelapangan, yaitu ke pusat – pusat kebugaran yang ada di kota Medan yang memiliki tingkat popularitas yang tinggi. Mulai dari pusat kebugaran yang mewah hingga sederhana.

a. Observasi Partisipasi

Metode ini berupa studi langsung yang akan dilakukan oleh peneliti ke tempat yang menjadi objek penelitian yaitu beberapa pusat kebugaran di kota Medan. Peneliti secara langsung ikut ke dalam komunitas pusat – pusat kebugaran tersebut. Observasi

20

(35)

ini berguna bagi peneliti untuk melihat dan mempelajari bagaimana arena sosial yang terjadi dalam pusat kebugaran di kota Medan.

b. Wawancara

Wawancara yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam.Wawancara ini dipergunakan untuk memperoleh tingkat kebenaran yang paling mendekati dari data – data yang diperoleh.Pada praktek penelitian nanti, wawancara mendalam ini dilakukan kepada semua informan yang peneliti temukan di lapangan. Dan nantinya peneliti juga akan membuat beberapa daftar pertanyaan dalam wawancara mendalam ini. Pertanyaan-pertanyaan awal hingga informasi yang dibutuhkan untuk mendeskripsikan kondisi objektif, sangat efektif dengan metode ini.Metode ini juga dapat lebih mendekatkan diri secara emosional kepada informan. Selain itu, data – data dari sudut pandang masyarakat (emic view) juga dapat dimulai dengan teknik wawancara. Teknik wawancara dilakukan dengan cara Tanya jawab secara langsung, terbuka dengan pelaku.

Terkait dengan wawancara mendalam dalam penelitian ini, peneliti akan membagi informan kedalam dua tipe yaitu informan kunci dan informan biasa. Ini ditujukan agar mendapatkan hasil data yang valid dengan mewawancarai orang yang paham dengan tema penelitian.

(36)

ada pada pusat kebugaran tersebut. Dan informan ini bisa dibilang merupakan orang yang mendirikan usaha pusat kebugaran yang ada di kota Medan.

Selanjutnya peneliti akan mewawancarai informan biasa. Informan biasa yang dimaksud adalah masyarakat yang berkunjung pada pusat kebugaran.

Dan kedua tipe informan tersebut akan peneliti wawancarai dengan menggunakan interview guide. Interview guide ini merupakan alat bantu bagi peneliti untuk merumuskan permasalahan yang akan peneliti lihat terkait tema yang akan diteliti. Interview guide ini merupakan rumusan pertanyaan kepada kedua tipe informan

1.6. Pengalaman Penelitian

Penelitian dimulai pada tanggal 2 Juni 2014 di New GYM jalan Bhayangkara No. 345, pada pukul 14.30 WIB. Awalnya peneliti merasa bingung, karena tidak ada orang yang menjaga kasir. Karena biasanya di setiap pusat kebugaran, ada orang yang menjaga kasir. Terlihat beberapa orang sedang asik menikmati musik remix sambil berlatih. Peneliti bertanya kepada seorang bapak, bagaimana cara mendaftar untuk latihan, bapak itupun berkata “dek, latihan saja dulu, nanti daftarnya sekalian selesai latihan saja, karena yang menjaga sedang pulang istirahat”.

(37)

kebugarana tak jauh dari lokasi. Setelah peneliti berlatih sekitar setengah jam, pemilik pun datang. Melihat pemilik datang, peneliti langsung mendaftar sambil berkenaln dengan pemilik. Pemilik pusat kebugaran bernama Yoga (22), yang merupakan anak dari pak Bob, pemilik pusat kebugaran.

Peneliti berlatih sekitar satu jam, sambil memperhatikan alat berlatih serta bagaimana cara menggunakannya. Terlihat beberapa pemain berjoget bersama sambil diiringi musik remix yang menjadi musik wajib di pusat kebugaran. Peneliti melihat beberapa anggota joget bersama. Entah mengapa pada hari pertama peneliti beranggapan mereka akrab. Peneliti pun berbicara dengan beberapa orang. Ternyata, alat latihan disini merupakan alat yang lama, tidak pernah diganti, kalaupun ada, hanya bagian yang sudah rusak saja. Karat pun bayak menempel pada alat. Air bekas tetesan hujan masih ada tergenang dibalik beban angkatan.

Ada beberapa orang yang merupakan anggota lama di pusat kebugaran. Peneliti merasa mereka tepat menjadi informan dalam peneltian ini. Setelah selesai berlatih, peneliti pun istirahat sambil berbincang dengan pemilik tentang bagaimana orang orang yang berlatih disini.

(38)

Ada beberapa tujuan orang yang berlatih disini, pertama, hanya sekedar olahraga ringan, umumnya bapak bapak yang sudah berumur 40 tahunan melakukan ini. Kedua, yang bertujuan untuk menghilangkan lemak, biasanya orang orang yang bertubuh gemuk melakukan olahraga ini. Terakhir, bertujuan untuk mengikuti body contest,

sehingga membentuk badan lebih berotot dengan suplemen pembentuk otot.

Peneliti pun meneruskan untuk berlatih dihari selanjutnya, tetapi dengan waktu yang berbeda. Kali ini yang menjaga bukan lagi Yoga, tetapi pak Bob. Keadaan pusat kebugaran masih sepi, karena pagi. Tak berapa lama beberapa orang pun datang. Ternyata benar apa yang dikatakan Yoga, pagi hari Gym diminati oleh bapak-bapak umur 40 tahunan, mereka menyapa pak Bob sebelum mereka melakukan latihan.

Musik dihidupkan, beberapa orang mulai melakukan latihan. Ada yang masih berbincang, ada pula yang mulai berjoget. Peneliti pun mulai berolahraga sambil memperhatikan bagaimana keakraban antara pemilik dan pelanggan. Pusat kebugaran pun mulai ramai seiring waktu menuju siang.

(39)

Beliau sudah setahun menjadi personal trainer disana. Peneliti pun bertanya mengapa beliau masih berolahraga di pusat kebugaran pinggir jalan seperti ini walaupun beliau sudah menjadi personal trainer di pusat kebugaran mewah.

“saya suka berolahraga di pusat kebugaran pinggir jalanan seperti ini, karena kalau dibandingkan dengan pusat kebugaran mahal, lebih baik disini, karena selain banyak interaksi, banyak juga variasi dari alat olahraganya” (Informan) Faktor interaksi menjadi salah satu dari faktor bagaimana seseorang ingin menentukan tempat dimana dia merasa nyaman. Pusat kebugaran mewah pun tak dapat menjadi sesuatu yang dianggap sebagai arena sosial dari masyarakat. Peneliti pun meneruskan latihan hingga selesai sekitar satu setengah jam.

Besoknya, peneliti kembali latihan di pusat kebugaran yang sama, New Gym. Kali ini peneliti merubah waktu latihan menjadi malam dengan tujuan mendapatkan informasi dari informan yang berbeda. Terlihat pusat kebugaran masih sepi, hanya ada pemilik, Pak Bob, serta anak muda kira-kira seumuran dengan peneliti. Belum ada anggota lain. Sambil menunggu pemilik membersihkan pusat kebugaran, peneliti mencoba bercerita dengan anak muda sebaya tadi. Anak muda itu terlihat agak cuek dalam menanggapi cerita peneliti. Tak lama, peneliti pun memulai latihan.

(40)

pusat kebugaran ini. Tetapi ketika adanya orang baru yang masuk, mereka menjaga sikap sampai orang tersebut bisa mengakrabkan diri dengan mereka.

Setelah beberapa waktu selesai dengan New Gym, peneliti pun melanjutkan penelitian ke Bamboo GYM, yaitu pusat kebugaran kelas menengah yang terletak di jalan Denai No. 72. Sesuai dengan namanya, pusat kebugaran ini dilapisi bambu disetiap dinding, tujuannya agar membuat pelanggan merasa sejuk. Penataan tempat cukup terbuka, juga luas. Berada di sisi jalan raya, sehingga terlihat jelas oleh masyarakat yang ingin mencoba berolahraga disini.

Ketika peneliti mulai masuk, disambut oleh pemilik yang bernama Syafrizal Tanjung. Beliau merupakan pemilik sekaligus trainer di pusat kebugaran ini. Beliau bertanya apa yang menjadi tujuan saya untuk datang kesana. Setelah saya jelaskan untuk menjaga agar tubuh sehat, beliau pun menjelaskan bahwa masing-masing orang punya tujuan berbeda, ada beberapa tujuan masyarakat datang ke pusat kebugaran ini, untuk menjaga kesehatan, untuk mengurangi jumlah lemak, juga untuk membentuk otot, karena pada dasarnya, didalam tubuh manusia, terdapat otot-otot dasar, yang nantinya bila dibentuk, akan semakin berkembang.

(41)

kebugaran, maka beliau memilih untuk tinggal disini. Karena itu pusat kebugaran ini sudah buka pada pukul 07.00 sampai 22.00.

Peneliti pun mulai berlatih. Alat olahraga yang tersedia disini merupakan alat olahraga pesanan dari produk olahraga juga, jadi terlihat kokoh juga kuat. Pemilik pun tanpa diminta langsung mengajari peneliti untuk menggunakan alat olahraga sampai mahir. Pemilik pun sering bertanya-tanya tentang kehidupan peneliti sebagai simbol perkenalan kepada peneliti, juga sebagai wujud keakraban agar membuat peneliti nyaman dengan keadaan. Ketika saling bercerita, pemilik menceritakan tentang masa lalunya yang merupakan seorang wiraswasta, disaat beliau hampir putus asa karena masalah ekonomi, ajakan teman fitness pun merubah hidupnya. Beliau diajak seorang temannya untuk membuka pusat kebugaran bersama, saat itulah awalnya Bamboo GYM didirikan. Pada awalnya, ada juga beberapa trainer yang bekerja disini, tetapi karena adanya kesalah pahaman dengan pemilik, maka trainer mengundurkan diri. Hingga saat ini, pemilik juga menjadi trainer yang membantu dalam kegiatan olahraga. Dengan demikian, interaksi antar pemilik dengan pelanggan menjadi lebih intensif.

(42)

itu. Peneliti pun diajak agar dapat melihat bagaimana hasil dari usaha anggota pusat kebugaran untuk mendapatkan prestasi pada ajang itu.

Pada hari berikutnya, peneliti datang kembali ke Bamboo GYM dengan waktu yang berbeda, yaitu malam hari. Terlihat sangat ramai disana, sehingga harus bergantian untuk berolahraga. Orang-orang bekerja banyak menghabiskan waktu olahraga pada malam hari karena tidak dapat membagi waktu dengan pekerjaan. Menurut mereka, berolahraga pada malam hari dapat membuat tubuh lebih bugar, karena setelah olahraga, langsung beristirahat hingga pagi.

Peneliti memperhatikan bagaimana cara pelanggan saling berinteraksi satu dengan yang lain. Terlihat perbedaan antara pelanggan yang sudah bertahun dengan pelanggan baru. Pelanggan bertahun lebih akrab dengan pemilik, sedangkan pelanggan baru masih belum bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan yang memiliki jenis masyarakat yang berbeda.

Ketika peneliti berada pada Best Fitness Hermes Polonia Medan, peneliti merasakan perbedaan yang amat menonjol, yaitu perbedaan perlakuan personal trainer

terhadap pelanggan. Awalnya, peneliti dikenalkan dengan Angga, personal trainer yang akan mengajarkan peneliti.

Interaksi antar pelanggan disini kurang intensif, karena adanya personal trainer

(43)

memiliki hubungan darah akan berinteraksi dengan saudaranya saja, tidak dengan yang lainnya.

Ada seorang kakek berumur 72 tahun yang masih mengikuti kegiatan olahraga disni. Kakek itu bernama kakek Wijaya, seorang beretnis Cina. Beliau sangat ramah, bahkan dengan semua orang termasuk peneliti.

“saya ini bagaikan motor tua, jika tidak selalu dipanaskan, akan mati tiba-tiba, jadi saya memilih untuk berolahraga walaupun tak seperti anak muda. Saya memilih olahraga disini karena pelatihnya ramah, juga banyak menambah teman”. (Informan)

Pada Best Fitness ini peneliti diajarkan semua yang ingin diketahui. Terlihat juga perbedaan pelanggan yang berada disini, kebanyakan etnis cina daripada pribumi. Alat yang digunakan pun sangat lengkap, serta ada kelas tambahan seperti spa, aerobic,

Thai boxing. Ada juga perabotan tambahan yang menambah nyamannya suasana seperti loker, televisi, kamar mandi, serta sofa untuk menunggu atau duduk setelah latihan.

Personal Trainer pun sangat ramah. Seperti bang Angga (24) yang sudah 6 bulan menjadi PT (personal trainer) disini. Beliau mengatakan menjadi seorang PT disini tidak mudah, harus memiliki kemampuan khusus, juga memiliki wawasan serta cara berinteraksi yang baik kepada pelanggan. Ketika peneliti bertanya bagaimana suka duka menjadi PT, bang Angga berkata

(44)

Keramahan PT membuat banyak member nyaman. Mereka melihat member sebagai teman, bukan sebagai pelanggan saja. Seperti pak Wilson (30) yang menjadi member setahun disini.

disini PT nya sangat ramah, apa yang kita tanyakan pasti dia menjawab. Dia juga sering menanyakan kehidupan kita bagaimana, sehingga kami dibuat seperti teman oleh mereka, bukan hanya sekedar member”. (Informan).

Peneliti banyak bertanya kepada bang Angga tentang bagaimana interaksi member dengan PT disini. Ada juga hubungan antara PT dengan member lebih dari sekedar teman, tetapi tidak dengan PT dengan PT, dikarenakan alasan keterikatan dengan kontrak kerja. Banyak member yang berpasangan datang untuk berolahraga bersama. Tapi ada juga hubungan antara member dengan member yang lebih dari sekedar teman disini.

Banyak ilmu yang diberikan PT kepada member, sehingga member dapat menguasai bagaimana cara berolahraga yang benar. Interaksi berjalan seiring dengan adanya saling komunikasi satu dengan yang lain, yang manghadirkan suasana keakraban tanpa adanya batasan.

(45)

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI

2.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Peneliti akan menjelaskan tiga tempat yang menjadi pilihan untuk meneliti, yaitu Best GYM yang bertempat di Hermes Polonia Medan, Bamboo GYM di jalan Denai, New GYM di jalan Bhayangkara.

Peneliti akan menjelaskan bagaimana fungsi pergeseran pusat kebugaran menjadi arena sosial, serta bagaimana pola interaksi didalam pusat kebugaran, juga perbedaan interaksi yang terjadi antar kategori.

(46)

Substansi yang kan diperhatikan juga dijelaskan melalui grafik dibawah :

a. New GYM

Kategori

Pusat Kebugaran

ATAS BAWAH

MENENGAH

PEMILIK

Pelanggan

Pria

(47)

Foto 1 : Pusat Kebugaran New Gym

New GYM terletak pada Jalan Bhayangkara No. 345. Berdiri sejak tahun 2001, pemilik gym sudah tiga kali berganti, bisa disebut juga sebagai usaha keluarga. Karena pemilik pun mempunyai hubungn darah dengan pemilik sebelumnya. Pusat kebugaran ini buka pada pukul 09.00-12.00, kemudian pada pukul 14.00-22.00. Member pada pusat kebugaran ini ada sekitar 35 orang yang aktif atau masih sering berolahraga. Alat yang digunakan disini merupakan alat lama, terlihat dari karat yang menempel pada alat. Alat olahraga yang tersedia seperti :

a. Bench Press, Incline Bench Press, Decline Bench Press

Merupakan alat olahraga yang berguna untuk melatih otot dada, yaitu otot dada atas, dada bawah. Selain itu ada pula Butterfly Machine, juga berguna untuk membentuk otot dada.

b. Lat Pull Down

Alat olahraga ini berguna untuk membentuk otot belakang (back) atau sering disebut otot sayap. Ada beberapa variasi dalam membentuk otot sayap pada Lat Pull Down ini.

(48)

Berguna untuk melatih otot paha, atau olahraga cardio. Ada dua Eletric Bike yang tersedia, juga sebuah Treadmill.

d. Leg Press

Merupakan alat olahraga yang berguna untuk membentuk otot paha. Ada dua jenis Leg Press, yaitu duduk juga tidur. Kedua alat ini dapat ditambahkan beban.

e. Barbell Dumbell

(49)

Foto 2 : Salah satu alat olahraga New Gym

New GYM juga menjual beberapa suplemen juga susu untuk pertumbuhan otot. Ada juga beberapa prestasi yang dimiliki karena atlit mengikuti ajang body contest. Seperti menjadi 10 besar contestan L-Men of The Year 2012, juga juara harapan Ultimate Bod Contest. Pemilik bernama pak Bob, beliau sudah 6 tahun menjadi pemilik pusat kebugaran ini. Alasan beliau membeli pusat kebugaran adalah karena hutang yang dahulu tidak sempat dilunasi, kemudian beliau mencari usaha untuk memenuhi kebutuhannya, maka dibeli lah pusat kebugaran New GYM, dengan syarat pembagian keuntungan.

(50)

member membayar Rp 70.000 untuk bulan pertama, selanjutnya membayar Rp 50.000 per bulan. Ada 70 pelanggan setiap harinya. Untuk member ada 35 orang.

Pada pagi hari, kebanyakan pelanggan merupakan pelanggan yang sudah bertahun tahun di pusat kebugaran ini. Seperti bapak Jack Sembiring (42) merupakan member sejak 2001. Dikarenakan jarak yang dekat dengan rumah, menjadi alasan beliau untuk tetap bermain di New GYM.

saya mengenal dunia fitness ini sejak tahun 1991. Waktu itu orang orang hanya terfokus pada olahraga saja, tidak ada bercerita seperti

sekarang, mungkin itu terjadi karena pemilik pusat kebugaran ramah

terhadap pelanggannya” (pak Jack Sembiring)

Setelah diperhatikan, pemilik terkadang suka membantu pelanggan untuk berolahraga, seperti pak Bob. Berbeda dengan Yoga, kurang membantu pelanggan yang ingin berolahraga.

(51)

Foto 3 : Pusat Kebugaran Bamboo Gym

Didirikan oleh seorang wiraswasta bernama

Syafrizal Tanjung pada 12 Juni 2010. Bamboo GYM terletak pada Jalan Denai No. 72. Beliau mendirikan Bamboo GYM dikarenakan kecintaannya terhadap dunia

(52)

Bamboo GYM merupakan pusat kebugaran dimana pemilik langsung bertempat tinggal disana. Secara langsung dapat mengawasi sekaligus membantu pelanggan berkonsultasi dalam berolahraga. Dibantu dengan seorang trainer juga seorang kasir. Biaya untuk berolahraga disini cukup terjangkau. Untuk daftar member dikenakan biaya Rp. 50.000, kemudian perbulan cukup membayar Rp. 100.000. Sedangkan untuk nonmember biaya perhari Rp. 5000, kemudian ada tambahan beberapa suplemen penunjang, juga pudding yang disedikan di pusat kebugaran ini.

Buka pada pukul 07.30 hingga 22.00, Bamboo GYM dapat menarik sekitar 80 sampai 90 orang, mulai dari kalangan muda hingga tua, pria dan wanita. Alat yang disediakan untuk angkat beban, olahraga ringan saja, juga

cardio seperti :

a. Bench Press Incline Bench Press

Kedua alat ini berguna untuk membentuk otot dada, yaitu dada atas juga otot dada bawah. Gerakan pun bervariasi, seperti menggunakan dumbell.

(53)

Alat olahraga ini berguna untuk membentuk otot bahu. Gerakan dalam membentuk otot bahu ini pun dapat divariasikan dengan Dumbell.

c. Lat Pull Down

Lat Pull Down merupakan alat yang berguna untuk membentuk otot belakang atau otot sayap. Ada empat gerakan variasi untuk membentuk otot sayap ini pada Lat Pull Down.

d. Cable

Alat olahraga ini berguna untuk membentuk otot biceps triceps. Ukuran beban pun dapat diubah.

e. Leg Press

Merupakan alat olahraga yang dapat membentuk otot paha dalam juga paha luar.

f. Electric Bike

Electric Bike berguna untuk olahraga cardio juga pembentuk otot paha.

Alat alat pun terbuat dari bahan besi putih juga plat terukir. Masyarakat yang berolahaga mempunyai tujuan masing-masing, seperti olahraga berat,

cardio, atau sekedar olahraga ringan untuk menjaga kesehatan saja.

(54)

kebanyakan masyarakat memanfaatkan waktu untuk olahraga cardio, yaitu olahraga untuk menurunkan kadar lemak dalam jumlah banyak. Sama seperti sore hari.

Pusat kebugaran ini memiliki pelanggan tidak hanya sekitar daerah jalan Denai saja, melainkan sampai daerah Sunggal. Seperti bang Mulyono (37) yang telah dua tahun tetap berolahraga di Bamboo GYM.

saya suka olahraga disini karena pemiliknya yang ramah, juga alat bermerek yang bagus. Selain itu, suasana disini seperti suasana

kekeluargaan,berbeda dengan pusat kebugaran lain yang hanya

sekedar olahraga saja. Disini juga pemilik cepat membantu siapapun

yang ingin berolahraga, baik itu pelanggan lama, ataupun pelanggan

baru.” (Informan).

Pada awalnya, bang Mulyono bertujuan untuk mengikis lemak pada tubuhnya. Akhirnya karena ketagihan olahraga, beliau mencoba membentuk tubuh yang berotot juga berisi. Hasilnya setelah setahun tidak sia sia. Berkat konsultasi dengan pemilik juga latihan keras, beliau mendapatkan tubuh yang diimpikan.

(55)

Selain bang Mulyono, ada juga bang Mike (25), seorang yang beretnis Tiongkok sudah 4 tahun berolahraga disini. Beliau tinggal cukup jauh dari Bamboo GYM, yaitu daerah Jalan Gatot Subroto. Perbedaan etnis tidak dijadikan halangan oleh beliau dalam berolahraga. Yang terpenting adalah tujuan yang dicapai.

aku suka dengan suasana disini, nyaman. Tidak ada SARA dalam pergaulan. Bahkan pemilik sudah terlalu baik denganku, membantu

aku selama berolahraga, juga sering mengajak ketika diadakan acara

disini.”(Informan).

Begitu juga dengan Mustafa (23), seorang beretnis Aceh yang tinggal didaerah Deli Tua. Alasan beliau suka untuk berolahraga di Bamboo GYM karena suasananya yang kekeluargaan, pemilik tidak sombong, juga alat tempahan bagus.

walaupun jauh, aku suka dengan suasana disini, nyaman. Saling membantu ketika olahraga, apabila aku ingin berkonsultasi, pemilik

menerima dengan baik. Selain itu juga memberi saran untuk

(56)

Walaupun biasanya akan diperoleh jawaban bahwa adalah soal pribadi mengapa seseorang bersikap demikian terhadap orang lain, tidak dapat disangkal bahwa terdapat dasar-dasar berpijak bagi orang itu untuk bersikap.21

c. Best Fitness

Foto 4 : Pusat Kebugaran Best Fitness

Terletak pada jalan Mongonsidi Hermes Place Medan. Berdiri sejak tahun 2010. Pada awalnya bernama OUR GYM, kemudian berubah pada tahun 2012. Terdapat 10 Konsultan serta 14 orang personal trainer. Best Fitness

21

(57)

memiliki cabang di Plaza Medan Fair Medan, yang akan dibuka pada akhir tahun ini.

Member pada Best Fitness cukup banyak, kebanyakan beretnis Cina. Untuk menjadi member disini dikenakan biaya setahun, dengan perincian bayar pada bulan pertama juga pada bulan ke dua belas, kemudian setiap bulannya membayar Rp 499.000.00.

Dengan membayar biaya administrasi, member akan mendapatkan bonus tas juga personal trainer selama dua sesi latihan. Untuk selanjutnya juga dapat dilanjutkan untuk latihan bersama personal trainer. Setiap member akan mendapatkan loker juga dua handuk. Untuk berolahraga, kemudian mandi setelah berolahraga.

Alat yang digunakan sangat bagus, karena terbuat dari bahan besi tanpa ada karat. Ada beberapa alat baru maupun umum disini, seperti :

a. Bench Press, Incline Bench Press

Berguna untuk membentuk otot dada, mempunyai beban maksimal 20 Kilogram. Alat ini merupakan alat umum yang juga ada di pusat kebugaran lainnya.

(58)

Berguna untuk membentuk otot dada juga, tetapi dengan posisi berbeda. Merupakan alat baru yang jarang ada pada pusat kebugaran lain.

c. Chest Dips

Berguna untuk membentuk otot triceps juga dada. Pada alat ini ditambahkan beban, berbeda dengan alat pada pusat kebugaran yang lainnya.

d. Abs Crunch

Merupakan alat pembentuk otot perut. Dapat ditambahkan beban juga, namun berbeda dengan pusat keubgaran lain.

e. Kettle Bell

Mirip seperti Dumbell, tetapi lebih besar. Berguna untuk membentuk otot seluruh tubuh.

f. Electric Bike

Berbentuk seperti sepeda, alat olahraga ini biasa digunakan untuk olahraga cardio.

g. Setiap pusat kebugaran memiliki alat ini, tetapi pada pusat kebugaran ini berbeda. Terletak pada satu ruangan khusus untuk membakar lemak.

(59)

Alat untuk melakukan olahraga cardio. Treadmill pada pusat kebugaran ini terlihat lebih modern.

Foto 5 : Salah satu alat olahraga Best Fitness

(60)

yang hanya berolahraga memanfaatkan alat, mengikuti semua kelas, atau hanya mengikuti kelas tetapi tidak berolahraga.

Seperti bapak Jay Kumar (35) yang hanya berolahraga ketika datang ke Best Fitness ini. Beliau tidak mengikuti kelas lain dengan alasan tidak ada teman yang akan diajak bercerita.

saya kesini hanya sendirian, tidak ada teman. Kalau mau berbicara dengan yang lain, saya segan, karena mereka hanya menanggapi

sekenanya saja, jadi saya menjadi kaku”. (Informan)

Berbeda dengan koko Vincent (43) yang memanfaatkan semua kelas selain hanya berolahraga biasa. Setiap mengikuti kelas dapat menghabiskan waktu berjam-jam, tetapi tidak menjadi masalah, karena ada banyak teman beliau disini.

saya betah disini, selain alat dan fasilitas yang bagus, saya juga sering mengajak teman untuk berolahraga disini. Apalagi kebanyakan member

disini serupa dengan saya, semakin banyak teman. Ketika diluar

kegiatan ini, kami sering berjalan bersama”. (Informan)

(61)

dengan hubungan antara personal trainer dengan para pelanggan. Pada hal ini,

personal trainer harus pandai berbuat agar pelanggan menjadi nyaman.

Seorang personal trainer harus pandai mengolah kata, mengatur nada berbicara, juga harus mengetahui kemauan pelanggan tanpa harus ditunjukkan oleh para pelanggan. Membangun hubungan baik menjadi tujuan utama mereka. Ketika pelanggan belum datang untuk latihan pada jamnya, seorang

personal trainer harus menanyakan bagaimana keadaan pelanggan itu dengan cara menelepon ataupun SMS.

Tak jarang seorang personal trainer menjadi “korban” dari kejahilan pelanggan atau member. Mereka sengaja ingin mengetahui sejauh mana batas kekuatan dari personal trainer dengan cara memasang beban yang sangat berat untuk diangkat. Terkadang dengan cara seperti itu hubungan semakin dekat.

BAB III

(62)

3.1 Sejarah Pusat Kebugaran di Indonesia

Pusat kebugaran pertama sekali masuk ke Indonesia pada tahun 1962. Pertama kali didirikan di daerah Bandung, tepatnya pada Bumi Sangkuriang. Kemudian disusul dengan Sawangan Country Club yang berada di daerah Bogor pada tahun 1970. Awalnya pusat kebugaran lebih dikenal sebagai tempat untuk melakukan olahraga yang beragam, yang biasa diminati oleh orang-orang yang tingkat ekonominya menengah keatas, seperti olahraga renang, golf, lari. Karena itu, pada awal kemunculannya, pusat kebugaran didirikan pada tempat-tempat mewah ataupun tempat perbelanjaan seperti mall.

Seiring perkembangannya, berolahraga pada pusat kebugaran telah menjadi suatu gaya hidup. Pada era yang semakin modern ini, seringkali soal cita rasa gaya hidup tidak jelas lagi batas-batasnya. Gaya hidup kini bukan lagi soal monopoli kelas, tetapi sudah lintaskelas. Tidak ada lagi batas kelas atas, menengah, bawah, semua sudah bercampur baur bahkan terkadang dipakai bergantian. Dalam abad gaya hidup, penampilan adalah segalanya. Perhatian terhadap urusan penampilan sebenarnya bukanlah hal yang baru dalam sejarah. Urusan penampilan atau presentasi diri sudah lama menjadi perbincangan kritikus budaya.

(63)

bussiness. Kini urusan bersolek tidak lagi melulu milik wanita, tapi kaum pria pun sudah perlu tampil bersolek. Perubahan sensibilitas pria dalam memandang penampilan citra diri agaknya telah dilirik oleh industri pemerhati tubuh.

Ada banyak jenis industri pemerhati tubuh di Indonesia, seperti pusat kebugaran yang saat ini menyebar pada masyarakat dengan tingkat perekonomian menengah kebawah. Ini ditandai dengan semakin menjamurnya pusat kebugaran dengan harga terjangkau, tetapi dengan fasilitas yang kurang lengkap untuk olahraga. Seperti yang diutarakan oleh salah seorang pemilik pusat kebugaran, yang telah berkecimpung puluhan tahun dalam olahraga, bahwa olahraga itu adalah hak setiap orang. Olahraga tidak harus dibatasi, olahraga juga tidak harus mahal.

olahraga itu hak setiap orang, sehat juga hak setiap orang, jadi ketika seseorang berniat untuk berolahraga, jangan terpaku pada biaya yang mahal, karena olahraga tak harus mahal, dan sehat juga tak harus mahal” (Informan)

(64)

ini merupakan pertanda yang bagus, karena dengan begitu, maka minta masyarakat dalam berolahraga juga semakin meningkat. Apalagi jika melihat remaja pada saat ini, yang lebih menyukai kegiatan di dunia maya daripada berolahraga. Dengan adanya pusat kebugaran pinggir jalan ini, para remaja juga bisa menikmati olahraga layaknya seperti pada pusat kebugaran mahal, dengan biaya yang terjangkau tentunya.

Hadirnya pusat kebugaran dengan biaya terjangkau, tidak membuat pusat kebugaran mewah kehilangan peminat. Kelengkapan peralatan olahraga serta lengkapnya fasilitas perawatan tubuh menjadi daya tarik untuk kalangan menengah keatas. Sisi lain adanya kebugaran mewah juga memotivasi para pengusaha yang berminat pada olahraga membuka usaha pusat kebugaran menengah juga pusat kebugaran bawah.

“dengan adanya pusat kebugaran tingkat menengah dan bawah, remaja juga bisa berolahraga atau menikmati gaya hidup yang baru, daripada mereka mabuk atau bermain warnet, lebih baik mereka olahraga” (Informan)

Banyak kesan positif yang dimunculkan oleh berkembangnya pusat kebugaran di Indonesia. Salah satunya dengan memotivasi masyarakat untuk rajin berolahraga. Selain itu, menjadikan olahraga sebagai gaya hidup masyarakat modern.

(65)

dihasilkan, seperti membuat badan menjadi sehat dan juga dapat membentuk badan menjadi bagus”. (Informan)

Gaya hidup masyarakat modern ini terlihat dengan banyaknya media yang mempromosikan bahwa menjadi seorang yang modern, harus memiliki tubuh yang sehat. Para aktor aktris juga memperlihatkan bagaimana mereka menjalani gaya hidup berolahraga, sehingga tubuh mereka terlihat bagus juga berotot. Ini juga menjadi salah satu bagaimana masyarakat termotivasi untuk berolahraga, khususnya kaum lelaki.

Seperti Didi Andika (22) yang telah dua tahun berolahraga di pusat kebugaran mengatakan bahwa banyak manfaat yang diambil ketika kita berolahraga, yaitu selain sehat, penampilan juga terjaga. Pada umumnya, orang yang sering berolahraga akan terlihat lebih muda daripada usianya.

Ditambah lagi dengan diadakannya event-event yang bertujuan untuk melihat hasil dari olahraga yang mengolah otot atau biasa disebut dengan body contest. Acara ini sering diadakan oleh para pemilik pusat kebugaran atau pengusaha nutrisi untuk olahraga. Dengan adanya acara ini diharapkan para masyarakat menjadi lebih termotivasi dalam berolahraga.

adanya acara body contest ini dapat memotivasi masyarakat khususnya fitness mania untuk lebih giat lagi berolahraga juga menjadi tolak ukur dalam hasil latihan mereka selama ini” (Infoman)

(66)

maupun hotel. Seperti Gold’s GYM, Celebrity Fitness, Best Fitness. Selain itu, ada juga pusat kebugaran tingkat atas yang memang didirikan di Indonesia oleh para atlet binaraga, seperti AGI GYM, RAY’S GYM, juga Family Fitness, masih banyak lagi.

3.2. Sejarah Perkembangan Pusat Kebugaran di Kota medan

Masuknya pusat kebugaran dikota Medan pertama kali pada tahun 1980-an, dimana masyarakat pada saat itu mulai ada motivasi untuk berolahraga. Pusat kebugaran yang pertama sekali berdiri dikota Medan adalah ODB, yang terletak pada jalan Hitam Medan. Peminat pusat kebugaran ini awalnya didominasi oleh pria beristri. Karena pada pusat kebugaran ini belum difokuskan untuk membentuk badan, hanya saja membersarkan juga memadatkan otot tubuh.

Seiring perkembangannya, mulai banyak pusat kebugaran yang berkembang, terutama tingkat menengah, tingkat bawah. Seperti pada Gym ptpn IV yang terletak pada jalan Karya, New Gym jalan Bhayangkara, Bamboo Gym jalan Denai. Perkembangan pusat kebugaran tingkat menengah bawah ini merupakan suatu alternatif bagi masyarakat yang ingin berolahraga tetapi dengan biaya terjangkau.

(67)

kebugaran ini memang ditujukan untuk kalangan yang perekonomiannya ditingkat atas. Akan tetapi, ada program dimana masyarakat dapat mencoba berolahraga gratis selama seminggu ataupun dua hari yang disebut free trial. Dengan adanya program ini, maka dapat mencakup seluruh lapisan masyarakat dalam berolahraga. Program free trial ini juga memberikan kesan positif bagi anggota. Seperti yang dikatakan pak Hans, bahwa dengan adanya program ini, masyarakat dapat mencoba berolahraga dengan fasilitas yang berbeda, berdiskusi dengan personal trainer, selain itu program ini juga dapat menarik perhatian orang lain untuk mencoba kemudian dapat meneruskan dengan menjadi member. Selain kesan positif yang ditimbulkan, ada pula kesan negatif yang muncul.

memang bagus adanya program free trial ini, tetapi ketika setelah habisnya program ini, kebanyakan dari mereka pergi begitu saja. Mungkin karena beratnya biaya daftar untuk menjadi member”.(Infoman)

Memang, kebanyakan dari para anggota yang mencoba program free trial ini hanya memanfaatkan programnya, tidak melanjutkan untuk menjadi member, dengan alasan biaya pendaftaran yang tidak terjangkau. Dengan mencoba program tersebut, maka masyarakat sudah menerapkan untuk hidup berolahraga.

(68)

harus dengan suplemen-suplemen yang harganya selangit. Dengan berolahraga sederhana pun, badan dapat menjadi sehat, asalkan dilakukan secara rutin.

kalau untuk sehat dan badan menjadi bagus, untuk apa harus mahal, kita dapat berolahraga dengan badan sendiri, tidak perlu pakai beban. Selain itu juga harus menjaga pola makan agar badan menjadi bagus”(Infoman)

Sependapat dengan itu, bang Awan, yang merupakan seorang personal trainer pun setuju apabila olahraga tidak harus mahal. Yang penting bagaimana konsistensi kita melakukan olahraga tersebut. Selain itu, bang Awan pun berpendapat bahwa pusat kebugaran menengah dan bawah malah lebih menyenangkan untuk berolahraga daripada pusat kebugaran tingkat atas, karena banyak olahraga yang dapat divariasikan.

Banyak jenis olahraga yang dilakukan baik pada pusat kebugaran maupun dilakukan dirumah. Jenis olahraga yang dilakukan dirumah biasa disebut dengan bodyweight training, yaitu olahraga dengan menggunakan berat tubuh. Olahraga yang biasa dilakukan adalah push up

Gambar

TABEL 1.1:

Referensi

Dokumen terkait

Menyadari dari apa yang telah diuraikan tersebut, analisis kebutuhan modal pada usaha mikro kecil menengah tersebut sangat besar andilnya bagi kehidupan pemilik, karyawan

Pengaruh penilaian terhadap remaja overweight ini juga berdampak pada proses penerimaan diri mereka di lingkungan sosial yang kurang berarti sehingga mereka menjadi kurang

Seperti yang telah diungkapkan oleh Fahmi, anak-anak akan merasa senang dan larut dalam permainan yang dimainkannya ketika bermain dengan orang yang dikenalnya, jika mereka

Menuntun remaja berperilaku konsumtif, dan hal itu kini sudah menjadi gaya hidup (life style) bagi mereka. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah : 1) Bagaimana pengaruh

apakah jumlah interaksi obat-obat yang terjadi pada pasien usia lanjut dengan penyakit metabolik yang dirawat jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian retrospektif interaksi obat pada bagian Pediatrik Rumah Sakit Umum Pusat

EVA KURNIASARY, Hiperrealitas dalam Transformasi Eksistensi Pusat Kebugaran Menurut Jean Baudrillad (Studi pada Sanggar Senam Yuli dan Formula Fitness dan Aerobic..

Dalam perkembangannya pusat kebugaraan saat ini sangat diminati oleh masyarakat di Indonesia dan membuat keberadaan pusat kebugaran di Indonesia semakin banyak,