KOMUNIKASI ORGANISASI; HUMAS DALAM
MENERAPKAN CURRENT IMAGE (CITRA
SEKARANG) BKMT TINGl(AT ICECAMATAN
NEGLASARI TANGERANG
Skripsi
Diajukan untuk Memeuuhi Persyaratau Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
11!1
• • • " '
111
Oleb:
SITI HIJRATUL KHOTIMAH
NIM : 104051001877
MILIK
PUSTAKAAN
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SY ARIF HIDA YATULLAH
JAKARTA
PENGESAHAN P ANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul KOMUNIKASI ORGANISAS[; HUMAS DALAM
MENERAPKAN CURRENT IMAGE (CITRA SEKA.RANG) BKMT TINGKAT
KECAMATAN NEGLASARI TANGERANG, telah diujikan dalam sidang Munaqosyah
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal
23 Juni 2010.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Sosial Islam (S.Sos.I) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
Merangkap Anggota
Ors. H.
NIP.
19Jakarta, 23 Juni 2010
SID ANG MUNAQOSY AH
Anggota:
Pembimbing
Sekretaris Merangkap Anggota
.
セゥオェゥャャ@
セセカ@
セイオョ、。ィ@
£a;man, M.ANIP.
196203031992032001o,9w:t:Si
LEMBARPERNYATAAN
Dengan ini saya rnenyatakan bahwa:
1. Skripsi ini rnerupakan karya hasil asli saya yang diajukan untuk rnernenuhi salah satu
persyaratan rnemperoleh gelar Strata I di UIN SyarifHidayatullah Jakarta
2. Sernua surnber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya canturnkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di UIN SyarifHidayatullah Jakarta
3. Jika di kernudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya atau rnerupakanjiplakan
dari karya orang lain, rnaka saya bersedia menerirna sanksi yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 23 Juni 2010
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat
serta rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
skripsi ini dengan baik sebagai salah satu syarat kelulusan penulis untuk meraih gelar Sarjana
Sosial Islam (S.Sos.l) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam di Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan Nabi besar kita Nabi
Muhammad SAW sebagai pioner pembaharu dunia pendidikan yang sarat dengan penuh nilai
keilmuan dan hikmah.
Syukur Alhamdulilah dengan usaha yang maksima! dan tekad yang bulat serta
dorongan motivasi yang kuat dari berbagai pihak, akhimya penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, sepatutnyalah penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
I. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Bapak Dr. Arief Subhan, MA. yang telah
mendidik penulis selama masa perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga
beliau selalu mendapat keberkahan dari ilmu dari Allah SWT yang telah beliau berikan
kepada penulis.
2. Drs. Jumroni, MSi. Sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang telah
banyak mendo'akan dan memotivasi penulis, serta membimbing penulis selama kuliah di
UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
3. !bu Umi Musyarofah, MA. Sebagai Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
yang tel ah memberikan nasihat, arahan, dukungan, serta do' a kepada penulis.
4. Dosen Pembimbing skripsi, Ora. Armawati Arbi, M.Si, tiada kata yang tak berhingga
untuk membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini. Semoga beliau selalu mendapat
keberkahan dari ilmu dari Allah SWT yang telah beliau berikan kepada penulis.
5. Kedua orang tuaku tercinta ayahanda (Alm) Subaidi sebagai inspirator penulis dan
ibunda Siti Fathonah yang telah mendidik dan membimbing penulis dengan penuh kasih
sayang dan doa restunya yang tiada henti untuk kesuksesan penulis dalam mengerjakan
segala sesuatu yang positi£
6. Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada kepada kakak-kakak tercinta, Siti
Muaeti, Siti Sobiroh, Drs. Ahmad Rifa'i, Subur, Muhammad Subhan, Ahmad Zein,
Muhammad Abdul Afif S.E, Muhammad Khoirus Soleh, Muhammad Mukhtar Lutfi
Al-Anshory S.Pd. I yang telah membantu penulis baik secara moril maupun materi yang
tidak pemah bosan memberikan arahan dan nasihat yang berharga, tak lupa pnla untuk
keluarga besar (Alm) Subaidi (kakak ipar, ponakan) dan sanak fami!i dimanapun berada
terima kasih atas doa restunya.
7. Para Kepala Sekolah SDN Neglasari 2 Tangerang berserta para rekan - rekan guru, ibu
Aan Maryani, ibu Hj Neni Sunaeni, ibu Zaimunah Saraswati, A. Md, ibu Satirah, S.Ag.B,
ibu Hj Nur'aini Utami, S.Pd, ibu Yatini, Ibu Yanti Hayati, ibu Umi Kulsum, ibu Siti
Nurhadayah S.Pd, ibu Candra Ratnawati, Ibu Theresia Ambanvati S.Pd, ibu Ratna Asih,
ibu Asni Yacub, bapak Soleh S. Pd. SD. Bapak Imam Fauzi, S.Pd, Udin, Hasan, Asep,
bude Samiyem terima kasih atas segala pengertian, doa, dan supportnya.
8. Kepsek dan dewan Guru SDN Karsata (Karang Sari !) Tangernng. Terima kasih atas doa
dan supportnya
9. !bu Hj. Maani Abidjar. Selaku pimpinan BKMT Kecamatan Neglasari Tangerang yang
rela meluangkan waktunya untuk membantu memberikan penj(:lasan mengenai data-data
10. !bu H. Munawaroh selaku humas BKMT Neglasari Tangerang yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan dan menjelaskan data-data yang sesuai dengan
kebutuhan penelitian penulis.
11. Terima kasih buat para sahabat-sahabat hatiku yang amat peduli dan selalu mensupport
dan membantu penulis, ka Hasan, Teh Ana, My Honey Dede Mahmudah, dan
teman-teman baik lainnya yang saya tidak sebutkan satu persatu. Love you so much my best
freindship. Thank u very much my freind so I belief Allah give u big good man. Amien
Ya Robbal Alamien.
12. Semua teman-teman KP! angkatan 2004. Khususnya kelas KP! D 2004 yang saya tidak
sebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa cinta dan sayangku, terima kasih atas segala
kebaikan kalian dan semangat yang kalian berikan.
Wassalamu Alaikum Wr. Wb
Jakarta, 23 Juni 2010.
LEMBAR PERSETUJUAN
ABSTRAK
LEMBARPERNYATAAN
DAFTARISI
KAT A PEN GANT AR ... i
DAFT AR ISI ... iv
BABI:PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masai ah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
D. Tinjauan Pustaka ... 9
E. Kerangka Teori.. ... ,. ... 11
F. Metodologi Penelitian ... 11
G. Sistematika Penulisan ... 17
BAB II KOMUNIKASI ORGANISASI; HUMAS BKMT (BADAN KONTAK MAJLIS TAKLIM) DALAM MENERAPKAN CURRENT IMAGE (CITRA SEKARANG) A. Penggunaan Non Media Dalam Komunikasi Organisasi ... 19
1. pendekatan Komunikasi Antarpribadi ... 19
2. Pendekatan komunikasi Antar Kelompok ... 21
3. Pendekatan Komunikasi Organisasi ... 24
B. Penggunaan media dalam Komunikasi Organisasi ... 39
1. Media Cetak ... 39
BAB III : PROFIL ORGANISASI BKMT
A. Sejarah BKMT (Badan Kontak Majlis Taklim) ... 41
B. Visi dan Misi BKMT ... 44
C. Kepengurusan dan Struktur Organisasi BKMT ... 4 7 D. Annual Report ... 49
BAB IV : PENERAPAN CURRENT IMAGE DALAM KOMlJNIKASI ORGANISASI BKMT (BADAN KONTAK MAJLIS TAKLIM) A. Penggunaan Non Media dalam Komunikasi Organisasi Humas BKMT ... 51
1. pendekatan Komunikasi Antarpribadi ... 51
2. Pendekatan komunikasi An tar Kelompok ... 52
3. Pendekatan Komunikasi Organisasi ... 54
B. Penggunaan Media da!am Komunikasi Organisasi Humas BKMT ... 55
I. Media Cetak ... 55
2. Media Elektronik ... 57
C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam komunikasi Organisasi BKMT ... 57
I. Non Media ... 57
2. Media ... 58
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 59
B. Saran-saran ... 60
DAFT AR PUST AKA ... 62
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dakwah dan komunikasi bagaikan mata uang yang tak dapat
terpisahkan satu sama lain. Oleh karena itu, dakwah adalah pekerjaan
mengkomunikasikan pesan Islam kepada manusia. Secara operasional,
dakwah adalah mengajak atau mendorong manusia kepada tujuan yang
definitif yang rumusnya bisa diambil dari Al-Qur'an dan hadits.1 Allah
berfirman dalam surat An-Nahl ayat 125:
セェ@
01
CG...:;..f
セ@ jセ@ NNNTjセェ@
"'µi
セイゥイェ@
;44
セェ@
&
JJ
t_:;i
"'
®J0;,i:
ᆪセQセ[Nl[ヲ@
_;,.j
セセlN@
-
if
J-,b
セ[Nl[ヲ@
_;,.
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah (perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dan dengan yang bathil) dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dia/ah yang Iebih mengetahui tentang siapa yang tersesat darf jalan-Nya dan Dia/ah yang lebih mengetahui orang
-orang yang mendapat peturifuk". (QS. An-Nahl: 125)2
Dakwah adalah usaha menyakinkan kebenaran kepada orang lain. Bagi
orang yang didakwahi, pes&n dakwah yang tidak dipahami tak lebih maknanya
dari bunyi-bunyian (omongan belaka). Jika dakwahnya berupa info1111asi maka
1
Prof. Dr. Achmad Mubarak, M.A. Pengantar dalam buku Psikologi Dakwah Faizah S. Ag. M.A. (Jakarta, PRENADA MEDIA GROUP. 2006), vii
2
ia dapat memperoleh pengertian, tetapi jika seruan dakwahnya merupakan
panggilanjiwa, maka ia harus keluar darijiwajuga.
Citra positif dakwah sangat memperlancar komunikasi dakwah,
sebaliknya citra buruk akan membuat semua aktivitas dakwah menjadi
kontraproduktif. Dalam ha! ini, keberhasilan membangun komunikasi Islam,
meski kecil akan sangat efektifuntuk dakwah.3
Komunikasi adalah suatu tingkah laku, perbuatan atau kegiatan
penyampaian atau pengoperan lambang-lambang yang mengandung arti atau
makna. Atau perbuatan penyampain suatu gagasan atau informasi dari
seseorang kepada orang lainnya. Atau lebih jelasnya, suatu pemindahan atau
penyampaian informasi, mengenai pikiran, dan perasaan-perasaan.4
Komunikasi juga bera1ii adalah sebuah tindakan untuk berbagi infonnasi,
gagasan ataupun pendapat dari setiap pendapat partisipan komunikasi yang
terlibat di dalamnya guna mencapai kesamaan makna. Tindak komur.ikasi
tersebut dapat dilakukan dalam berbagai konteks/lingkup.
Berkomunikasi dengan orang lain dapat dilakukan dalam konteks antar
pribadi (interpersonal communication), konteks kelompok (group communic
ation), dalam lingkup organisasi (organizational communication), serta kita
bisa berkomunikasi dengan menggunakan pesan da.ri media massa (mass
communication).
3
Ibid. h. xi
4
komunikasi yang bersifat : persuasif, edukatif, dan informatif. Sebab tanpa
terjadinya suatu komunikasi maka tidak adanya proses interaksi, saling tukar
ilmu pengetahuan, pengalaman, pendidikan, persuasi, dan informasi dan Jain
sebagainya.
Komunikasi organisasi sangat penting untuk dipelajari (ditelaah)
karena banyak orang tertarik dan memberi ーQセイィ。エゥ。ョ@ kepadanya guna
mengetahui prinsip dan keahlian komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk
mewujudkan tujuan organisasi, baik organisasi komersial seperti Jembaga
bisnis dan industri maupun organisasi sosial seperti rumah saldt maupun
institusi pendidikan dan sebagainya.5
Dalam komunikasi organisasi dibutuhkan sekali citra yang baik dari
organisasi tersebut agar dapat terjadi kepercayaan komunikan terhadap
pesan-pesan yang ada dalam komunikasi organisasi tersebut. Oleh karena itu, citra
dalam suatu orgimisasi sangatlah penting untuk mempermudah clan
memperlancar proses komunikasi pada pihak··pihak organisasi. Citra
merupakan suatu gambaran yang ingin ditampilkan dari suatu objek atau suatu
badan tertentu. Karena citra adalah tujuan utama dan sekaligus merupakan
reputasi dan prestasi yang hendak dicapai bagi dunia hubungan masyarakat
(kehumasan) atau public relation pada suatu badan/organisasi. Pengertian citra
itu sendiri abstrak (intangible) dan tidak dapat diukur secara matematis, tetapi
wujudnya dapat dirasakan dari hasil penilaian haik atau buruk. Seperti
5
penerimaan dan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya
datang dari publik (khalayak sasaran) dan masyarakat luas pada umumnya.
Dalam suatu organisasi menciptakan citra yang baik bagi organisasi
merupakan suatu keharusan yang harus dilakukan, karena apabila citra yang
baik sudah terbentuk maka akan berdampak positif pula organisasi tersebut.
Salah satu citra yang ingin dibentuk pada organisasi adalah citra kini/sekarang
(current image). Citra kini (Current Image) adalah kesan yang diperoleh
orang lain tentang perusahaan /organisasi atau hal yang lain berkaitan dengan
produknya. Kemudian ada kemungkinan berdasarkan pada pengalaman dan
informasi yang diterima kurang baik, sehingga dalam posisi tersebut
Humas/PR akan menghadapi resiko yang bersifat permusuhan, kecurigaan,
prasangka (prejudice), dan hingga muncul kesalahpahaman
(misunderstanding) yang menyebabkan citra kini (current image) yang
ditanggapi secara tidak adil atau bahkan kesan yang negatif yang
diperolehnya.6 Maka disinilah perlunya komunikasi organisasi untuk
meluruskan kesalahpahaman yang te1jadi pada citra kini, sehingga citra
kini/sekarang pada suatu organisasi dapat kembali baik.
Dalam hal ini komunikasi yang hendak dicapai suatu organisasi ialah
komunikasi organisasi dalam menerapkan citra kini (current image), yaitu
citra yang terdapat pada publik ekstemal yang berdasarkan pengalaman atau
menyangkut miskinnya informasi dan pemahaman publik ekstemal. Citra ini
6
bertentangan dengan Mirror Jmage.1 Karena citra merupakan kesan baik yang
peroleh dari orang lain tentang perusahan atau organisasi atau ha! lain
berkaitan dengan produknya. Kemudian ada kemungkinan berdasarkan pada
pengalaman dan informasi diterima yang kurang baik, sehingga dalam posisi
tersebut pihak humas/PR (Public Relation) akan menghadapi risiko yang
sifatnya permusuhan, kecurigaan, prasangka buruk (prejudice), dan hingga
muncul kesalahpahaman (misunderstanding) yang menyebabkan citra kini
yang ditanggapi secara tidak adil atau bahkan kesan yang negatif
diperolehnya. 8
Perkembangan teknologi komunikasi yang makin modem untuk
mempermudah dan mempercepat penyebaran informasi dan kornunikasi antar
jarnaah dengan pengurus, atau antar sesarna pengurus rnelalui media massa
sudah dilakukan oleh pengurus BKMT Kecarnatan Neglasari melalui koran
Radar Tangerang, akan tetapi pengunrum media ・ャセォエイッョゥォ@ dalam hal ini
belurn digunakan karena kurangnya jaringan (pengetahuan) dan dana yang
rnernadai untuk biaya pengggunanan media ektronik tersebut guna
rnemperluas penyebaran inforrnasi ke dalarn dan keluar B!Uv!T itu sendiri.
Kornunikasi organisasi yang baik pada humas BKMT Kecarnatan
Neglasari dalarn rnenerapkan current image (citra kini) diharapkan dapat
rnernberikan rnanfaat serta surnbangsihnya bagi perkembangan komunikasi
penyiaran Islam pada urnurnnya. Karena tidak dapat __ qipungkiri peran
kornunikasi dan citra yang baik dapat membawa darnpak yang baik pula bagi
7
Ibid Drs. Soleh Soemirat, h. 117 8
perkembangan komunikai penyiaran Islam dan kelancalaran dakwah Islamiyah. Dalam komunikasi penyiaran Islam memang banyak sekali digunakan berbagai jenis komunikasi, diantaranya komunikasi organisasi agar tujuan dakwahnya dapat tercapai dengan baik dan maksimal.
Berdasarkan masalah diatas maka penulis berusaha membahas mengenai: "Komunikasi Organisasi; Humas Dalam Menerapkan Current Image (Citra sekarang) BKMT Tingkat Kecamatan Neglasari Tangerang. Adapun pertimbangannya bahwa bagaimana komunikasi organisasi yang terjadi di dalam organisasi BKMT dalam menerapkan current image ( citra sekarang), khususnya dalam penyebaran infom1asi, dan melalui wadah kegiatan BKMT (Badan Kontak Majlis Taklim) tingkat Kecamatan Neglasari Tangerang diharapkan dapat lebih meningkatkan kua.litas majlis taklim dan kegiatan lainnya dalam rangka mensyiarkan dakwah Islam di wilayah N eglasari Tangerang.
B. Pembatasan dan Pernmusan Masalah
Berdasarkan penjelasan diatas penulis membatasi pembahasannya hanya pada komunikasi pimpinan dan humas BKMT Kecamatan Neglasari periode 2008-2009 sebagai komunikator, pesan mengenai program, dan saluran melalui media dan non media. Penelitian ini fokus pada citra sekarang
(Current Image) dan tidak membahas citra yang lain. Penelitian ini tidak
Adapun perumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut:
I. Bagaimana Komunikasi Organisasi (formal) Humas BKMT (Badan
Kontak Majlis Taklim) dalam Penerapan Current Image (Citra Sekarang)
di tingkat Kecamatan Neglasari melalui Non Media?
2. Bagaimana Cara Menerapkan Current Image (Citra kini) BKMT Tingkat
Kecamatan Neglasari Tangerang melalui media?
3. Apa saja Faktor pendukung dan hambatan .. hambatan komunikasi
Organisai BKMT dalam Menerapkan Current Image (Citra kini) BKMT
Tingkat Kecamatan Neglasari Tangerang?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian I. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan latar belakang masalah, pem batasan dan perumusan
masalah, maka penelitian skripsi ini memiliki tujua11 sebagai berikut:
I. Untuk Mengetahui komu11ikasi Organisasi humas BKMT dalam
Me11erapka11 Current Image (Citra ki11i), BKMT Tingkat Kecamata11
Neglasari Ta11gera11g melalui 11011 media.
2. Untuk Mengetahui cara menerapka11 Current Image (Citra Sekarang)
BKMT Kecamatan Neglasari Ta11gerang melalui media.
3. Untuk Mengetahui faktor pendukung dan hambatan-hambata11
komunikasi BKMT dalam menerapkan Current Image (Citra
subjek yang diteliti, kalau saudara Edwin Sholeh mengupas tentang
komunikasi organisasi BKPRMI Kecamatan Larangan Ciledug untuk
peningkatan keagamaan remaja masjid di Kecama.tan Larangan, sedangkan
pada skripsi ini mengupas tentang komunikasi organisasi humas BKMT
Kecamatan Neglasari dalam menerapkan current ilnage (citra sekarang).
Eska Ariyati dalam skripsinya mengungkapkan tentang komunikasi
organisasi dalam Kepemimpinan di SMU Muhammadiyah 04 Jakarta.
Secara garis besar berisikan tentang komunikasi organisasi pada
kepemimpinan di SMU Muhammadiyah 04 Jakarta. Persamaannya
sama-sama membahas tentang komunikasi organisasi, sedangkan perbedaannya
terletak pada objek dan subjek yang diteliti.
Eka Rahayu dalam skripsinya mengungkapkan bentuk komunikasi
BKMT (Badan Kontak Majlis Taklim) Kecamatan Pamulang Dalam
Mengkoodinir Majlis Taklim). Secara garis besar berisikan tentang proses
Komunikasi yang terjadi di BKMT Kecamatan Pamulang Dalam proses
pengkoomdiniran majlis taklim yang tergabung dalam BKMT Kecamatan
Pamulang. Persamaannya sama membahas tentang komunikasi dalam
organisasi BKMT, sedangkan perbedaaanya adalah dari BKMT mana yang
E. Kerangka Teori
KERANGKA TEORI
Komunikasi Organisasi
J
Current Image
Non Media Media
I. Pendekatan KAP I. Media Cetak
2. Pendekatan Komunikasi
Antar Kelompok 2. Media Elektronik
Menurut Stephen Robinson. pemimpin mengatur individu melalui pendekatan kelompok, dan struktur/sistem melalui komunikasi organisasi.
Menurut Frank Jetskin, humas menerapkan lima citra :
a. Citra harapan (Wish Image)
b. Citra Sekarang (Current Image)
c. Citra perusahaan ( Coorporate Image)
d. Citra Bayangan (Mirror hnage)
e. Citra Serbaaneka (Multiple Image)
f. Citra Penampilan (Peiformance Image)
Penelitian ini berfokus pada citra sekarang (current Image).
F. Metodologi Penelitian
Metodologi dalam penulisan skripsi ini menggunakan pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif didasarkan pada upaya membangun
pandangan mereka yang teliti yang rinci, clibcntuk clengan kata-kata,
gambaran holistik clan rumit. Dalam penelitian kualitatif metocle yang
biasanya climanfaatkan aclalah wawancara, pengamatan, clan pemanfaatan
dokumen.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Adapun subjek penelitian ini adalah pimpinan BKMT
Kecamatan Neglasari Tangerang. Dalam ha! ini adalah bagian humas
dan informasi BKMT Kecamatan Neglasari Tangerang, sedangkan
yang menjadi objeknya adalah mengenai penyebaran informasi humas
BKMT Kecamatan Neglasari yang berkaitan dengan komunikasi
organisasi yang berkaimn dengan current imag•e (Citra Sekarang).
3. Tahap Penelitian
Adapun tahap penelitian pada penulisan skripsi ini melalui tiga
tahap sebagai berikut:
a. Mengumpulkan Data
Menurut Lofland dan Lofland (1984:47) sumber data utama
dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata., dan tindakan, selebihnya
adalah data tambahan seperli dokumen, dan lain-lain.9
' Prof. Dr. Lexy Moleong, M. A. METODOLOGJ PENELITIAN KUALITATIF
[image:18.595.88.448.215.529.2]Dalam mengumpulkan data pada penulisan skripsi ini
menggunakan beberapa cara diantaranya dengan deskriptif analitik.
Deskriptif adalah gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok te11entu, atau gambaran tentang suatu gejala, hubungan
antara dua gejala atau lebih. 10 Sedangkan analitik bearti uraian. 11
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, analitik berarti
penjabaran sesudah di kaji sebaik-baiknya; penguraian suatu pokok
atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta
hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat
dan pemahaman arti keseluruhan. Hanyalah memaparkan situasi
atau peristiwa.12
Dalam penyelesaian skripsi ini data diperoleh melalui
observasi, wawancara, dokumentasi, dan telaah kepustakaan:
I) Observasi
Adalah melakukan pengamatan langsung untuk memperoleh
data yang diperlukan.13 Observasi juga berarti pengamatan;
peninjauan secara cennat. 14 Penulis mengamati dan mencatat
dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki.
Dengan metode ini penulis mengadakan pengamatan langsung
10 Irawan Suhartono,.
Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), Cet ke-5, him. 35
11
Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry. Kamus llmiah Pupo/er, (Surabaya: Arloka, 1994). Him. 29
12 Jalaludin Rahmat, Metode Pene!ilian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2002), Cet. Ke-I. him 24
13 Winarno Surahmad, Menyus1111 Rencana Pene!itian, (Bandung: CV. Tarsita, 1989), him. 162
14
234
hlm.72
kegiatan-kegiatan komunikasi organisasi di BKMT (Badan
Kontak Maj lis Taklim) Kecamatan Neglasari Tangerang.
2) Interview/Wawancara sebagai data primer
Dalam ha! ini penulis mengadakan wawancara, yaitu proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan Tanya
jawab, dengan menggunakan alat panduan wawancara. 15
wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang di
lakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee).16 Wawancara adalah teknik dalam upaya
menghimpun data yang akurat untuk keperluan melaksanakan
proses pemecahan masalah tertentu yang sesuai dengan data. 17
Data yang diperoleh dengan teknis ini adalah dengan cara
wawancara dan Tanya jawab dengan bertatap muka langsung
dengan Hj. Maani Abidjar selaku ketua. BKMT (Badan Kontak
Majlis Taklim) Kecamatan Neglasari Tangerang.
3) Dokumentasi
Dokumentasi ada !ah pengumpulan, pemilihan, pengolahan,
dan penyimpanan informasi di bidang pengetahuan; pemberian
atau pengumpulan bukti-bukti dan keterangan-keterangan
15
Muhammad Nazir, Metode Penelition, (Jakarta: Galia Indonesia, 1998). Cet. Ke-3, him.
16
Op cit. Moleong, him. 186.
17
(seperti gambar, kutipan, guntingan Koran, dan bahan referensi
lain).18 Dokumentasi yaitu mengambil data yang diperoleh
melalui dokumen-dokumen. Pengumpulan data ini diperoleh
dari dokumen-dokumen yang berupa catatan formal, dan
dengan mengumpulkan serta menelaah beberapa literatur baik
berupa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen yang
berhubungan dengan objek yang diteliti.
4) Telaah Kepustakaan
Telaah adalah penyelidikan; kajian; pe:meriksaan; penelitian.19
Sedangkan kepustakaan adalah huku-buku kesustraan;
kesusastraan; daftar kitab yang dipakai sebagai sumber acuan
untuk mengarang, dan sebagainya, atau juga bisa juga diartikan
sebagai semua buku, karangan, clan tulisan mengenai
kumpulan buku buku/karangan/tulisan yang digunakan untuk m
engarang/menulis suatu katya tulis.20 Jadi telaah kepustakaan
adalah kajian/penyelidikan tentang semua buku, karangan, dan
tulisan yang digunakan untuk menulis suatu karya tulis.
Dalam penelitian terhadap komunikasi organisasi humas
BKMT (Badan Kontak Majlis Taklim) Kecamatan Neglasari
Tangerang ini penulis mencari dan membaca sumber yang
18
Op cit. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Him. 240
19
Ibid Kam us Besar Bahasa Indonesia, him. I 025
20
meninjau hasil penelitian secara kritis dengan teori yang relevan
dan infonnasi yang diperoleh dari lapangan.
Dalam menganalisis data hasil penelitian, penulis
menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menggunakan
proses induktif. Maksudnya adalah dalam analisis ini disajikan
fakta-fakta khusus yang ditemui dilapangan dan kemudian
disimpulkan secara luas. Data yang dianalisis yaitu data yang
diperolah dari hasil wawancara, observasi, dan dokumen yang
tersedia.
Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku
panduan skripsi, Tesis dan Disertasi tahun 2007 cetakan ke-2 yang
diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and
Assurance) Universitas Islam Negeri (UfN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
G. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan pada skripsi ini meliputi:
BAB I : Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan
dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka Teori,
Metodologi Penelitian, Sistematika Penulisan
BAB II : Penggunaan Non Media Dalam Komunikasi Organisasi yang meliputi
Kelompok, dan Pendekatan Komunikasi Organisasi. Penggunaan
media dalam Komunikasi Organisasi yang meliputi Media Cetak
dan Media Elektronik
BAB Ill : Profit organisasi BKMT, meliputi Sejarah BKMT, Visi dan Misi
BKMT,Kepengumsan dan Stmktur Organisasi BKMT, serta annual report.
BAB IV : Penggunaan Non Media dalam Komunikasi Organisasi Humas
BKMT yang meliputi pendekatan Komunikasi Antarpribadi,
Pendekatan komunikasi Antar Kelompok, dan Pendekatan
Komunikasi Organisasi. Penggunaan Media dalam Komunikasi
Organisasi Humas BKMT yang ュセャゥーオエ@ Media Cetak dan Media Elektronik. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam
komunikasi Organisasi BKMT baik dari segi Non Media dan
Media.
BAB II
KOMUNIKASI ORGANISASI; HUMAS BADAN KONTAK MAJLIS TAKLIM (BKMT) DALAM MENERAPKAN CURRENT IMAGE
(CITRA SEKARANG)
A. Penggunaan Non Media Dalam Komunikasi Organisasi 1. Pendekatan Komunikasi Antarpribadi
Pendekatan komunikasi antarpribadi berpusat pada tingkah laku
komunikasi individul dalam komunikasi.
Bentuk komunikasi anatar pribadi ini merupakan proses
komunikasi tatap muka yang memiliki efektifitas lebih tinggi dalam
mengubah sikap, pendapat Jan prilaku seseorang.
Komunikasi ini ada beberapa bentuk, yaitu berbicara pada
kelompok kerja. menghadiri dan berinteraksi dala.m rapat-rapat, menulis
berdebat untuk suatu usulail.
Berbicara pada kelompok kerja berpusat pada efektifhya kerja
organisasi. Oleh karena itu seseorang harus mempunyai keterampilan
berkomunikasi dengan orang Jain untuk mendapatkan dan memberikan
informasi yang diperlukan dalam melakukan tugas kelompok. Berbicara
terhadap kelompok kerja ini dapat dilakukan oleh seorang anggota
kelompok, seorang supervisor atau anggota kelompok lainnya.
Menghadiri rapat dan berinteraksi dalam rapat-rapat adalah
kegiatan rutin dalam suatu organisasi. Karena rapat adalah salah satu cara
kehidupan organisasi yang ummn. Oleh karena itu seseorang anggota
20
keterampilan memberikan informasi bila diperlukan atau untuk membujuk
anggota lain untuk menerima usulan dan mengarahkan rapat bila
diperlukan.
Menulis sangat diperlukan bagi anggota organisasi, karena
organisasi banyak memerlukan materi cetak dan tertulis. Materi ini
diantaranya didistribusikan dalam organisasi dan untuk luar organisasi.
Tiap lembaran dari materi tersebut dilakukan oleh anggota organisasi yang
khususnya bertugas untuk itu yang biasa kita kenal sebagai pegawai tata
usaha. Disamping itu diperlukanjuga keterampilan mengonsep surat untuk
kepentingan organisasi.
Berdebat untuk keputusan penting dibuat dalam rapat-rapat kecil
dimana orang saling berdebat satu sama lain sebelum memilih satu
tindakan tertentu. Orang dalam organisasi harus membuat suatu usulan
atau program baru mengenai aktivitas yang akan dilakukan. Agar usulan
ini berhasil atan dapat diterima orang perlu keterampilan berkomunikasi
untuk menyakinkan dan membujuk orang lain untuk menerima usulan atau
programnya.1
Komunikasi antarpribadi diterapkan antar sesama pengurus BKMT
Kecamatan Neglasari, karena komunikasi antar pribadi merupakan salah
satu bentuk komunikasi organisasi humas dalam menerapkan
current
image (citra sekarang) dalam penyebaran informasi yang terjadi pada
organisasi BKMT untuk penyebar luasan program kerja ataupun
21
infonnasi-informasi untuk kemajuan organisasi BKMT maupun untuk
kemaslahatan umat Islam secara umum.
Dari hasil penelitian dann pengamatan yang dilakukan penulis
melihat terjadi komunikasi antar sesama pengurus secara tatap muka (face
to face) pada saat pertemuan formal maupun non formal dengan
pesan-pesan mengenai penyebaran informasi program kerjaBKMT itu sendiri
maupun tentang infonnasi- informasi umum lainnya.
Komunikasi ini dilakukan oleh sesama pengurus sebagai perantara
dalam memperlancar penyelesaian tugas resmi yang semuanya ini sangat
berguna bagi mereka dalam menjalankan setiap kegiatan BKMT demi
tercapainya tujuan organisasi.
Hal ini dibenarkan oleh ketua BKMT Kecamatan Neglasari dalam
wawancara bahwa"komunikasi tatap muka adala komunikasi yang paling
sering digunakan dalam BKMT". Seperti rapat-rapat dan komunikasi antar
pengurus BKMTdalam keseharian.
2. Pendekatan komunikasi Antar Kelompok
Pendekatan ini memfokuskan kepada komunikasi dalam unit dan
sub unit suatu oraganisasi. Didalam biasanya terdapat bermacam-macam
kelompok sosial. Masing-masing kelompok ini mempunyai tujuan. Agar
masing-masing tujuan kelompok ini dapat menyokong pencapaian tujuan
organisasi, pimpinan organisasi memberikan informasi mengenai tujuan
organisasi dan penjelasan kaitannya tujuan masing-masing kelompok
22
tujuan mereka bersama. Dalam ha! ini diperlukan keterampilan
berkomunikasi dari pimpinan sehingga anggota kelompok mempunyai
motivasi bekerja dengan baik. Lebih-lebih lagi bila anggota kelompok
melihat ada keuntungan bagi diri mereka, mereka a.kan bekerja dengan giat
dan akan mendukung tujuan organisasi.
Organisasi juga membutuhkan orientasi dan latihan untuk melatih
orang-orang dalam suatu organisasi agar dapat me.lakukan suatu pekerjaan
tertentu. Orientasi adalah proses yang teru mene:rus yang menghendaki
komunikasi untuk membawa orang lain melihat apa yang sedang
berlangsung dalam suatu organisasi. Tugas mewmberi orientasi dapat
dilakukan oleh pimpinan unit-unit organisasi maupt:n oleh anggota.
Bila seseorang tidak merasa senang dcmgan situasi kerjanya
biasanya mereka mengatakan bahwa tidak puas dengan situasi kerjanya
biasanya mereka mengatakan bahwa tidak puas dengan pekerjaannya. Ada
dua ha! yang mungkin menyebabkan orang tidak puas pertama bila orang
tersebut tidak mendapatkan informasai yang dibutuhkannya untuk
melakukan pekerjaannya. Kedua, apabila hubungan sesama teman kerja
kurang baik. Atau dengan kata Jain ketidakpuasan keija ini berhubungan
dengan masalah komunikasi.
Tidak ada pula bukti-bukti yang menyatakan bahwa organisasi y3ng
baik komunikasinya akan menjamin kepuasan ke1ja anggotanya. Teta[pi
masih ada faktor lain diantaranya dengan mempererat tali silaturahmi secara
23
Penerapan komunikasi kelompok yang dilakukan antar sesama
pengurus BKMT dalam menerapkan current image (citra sekarang) pun
tercipta dengan baik. Komunikasi kelompok ini dilakukan oleh mereka
dalam pertemuan pengajian rutin bulanan, dan rapat pengurus.
Untuk pengajian bulanan yang diselenggarakan BKMT Kecamatan
Neglasari diselenggarakan satu bulan sekali setiap minggu pe11ama dihari
Rabu. Seluruh pengurus menghadiri pertemuan ini yang merupakan ajang
silaturahmi antar sesama pengurus BKMT.
Pengajian rutin bulanan ini juga mendatangkan seorang
guru/penceramah yang tetap menyampaikan sirarnan rohani, yang juga
dihadiri oleh pengurus atau pimpinan dan jamaah majlis taklim
Se-Kecamatan Neglasari.
Begitu pula halnya dalam rapat pengurus yang dilakukan setelah
kegiatan pengajian bulan tersebut. Dalam rapat pengurus, proses
komunikasi kelompok ini tercipta dan berlangsung dengan suasana
kekeluargaan karena sudah terciptanya suasana keakraban diantara individu
dan seringnya berinteraksi antar individu. Rapa! ini diadakan untuk
membicarakan kegiatan yang telah terlaksana yaitu eveluasi lee depan untuk
seluruh pengurus, dan rapat ini juga membahas tentang program ke1ja apa
saja yang belum terlaksana serta bagaimana earn merealisasikan
program-program BKMT tersebut yang belum terlaksana, rapat ini juga berfungsi
sebagai ajang peningkatan kualitas BKMT sebagai orgaisasi yang bergerak
25
diantaranya berbicara dalam kelompok kerja, mengunjungi dan berinteraksi
dalam rapat, menulis dan mengonsep surat, memperdebatkan suatu usulan
dan sebagainya.
Sebelum kita beranjak pada pengertian komunikasi organisasi ada
baiknya kita ketahuai dahulu apa itu komunikasi dan apa itu organisasi.
Agar pemahaman kita bisa lebih mudah (baik).
Secara etimologis (bahasa) istilah komunikasi atau dalam bahasa
Inggrisnya communication berasal dari kata latin communication, dan
bersumber dari kata communis yang bera11i sama. Sama disini maksudnya
adalah sama makna/arti. 2
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah
komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua
orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud
dapat dipahami. 3
Secara terminologis pengertian komunikasi Menurut Carl I. Hovland
Komunikasi adalah proses mengubah prilaku orang Jain (communication is
the process to modity the behavior of other individuals)4
Menurut Everett M. Roger komunikasi adalah proses ha! di mana
suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu komunikan atau lebih dengan
maksud mengubah prilaku.
2
Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A. ILMU KOMUNIKASI TEORJ DAN PRAKTEK. Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, 2003) cet Ke-17, h. 9
3
Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (P3B), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet, Ke-I, Jakarta: Balai Pustaka,
1998. h.454 4
27
Menurut Dwight Waldo organisasi adalah struktur antar hubungan
pribadi yang berdasarkan atas wewenang formal dan kebiasaan-kebisaan di
dalam suatu sistem administrasi.6
Dari uraian pengertian komunikasi dan organisasi, maka dapat
disimpulkan oleh Weyne bahwa komur:ikasi organisasi adalah suatu
pertunjukan atau penafsiran pesan antara unit-unit komunikasi yang
merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. 7
Menurut Goldhaber (1986) komunikasi organisasi adalah
"organizational communications is the process of creating and exchanging
messages within a network of interpendent relationship to cope with
environmental uncertainty" (komunikasi organisasi adalah proses
menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang
saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak
pasti atau yang selalu berubah-ubah. 8
Komunikasi secara sederhana, yaitu komunikasi antannanusia
(human communication) yang te1jadi da!am konteks organisasi. Atau
meminjam definisi dari Goldhaber, komunikasi organisasi diberi batasan
sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling
bergantung satu sama lain (the flow of messages within a network of
independent relationships).
6
Sarwoto, Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen, (Galia Indonesia), h. 14
7
Husein Urnar, Metode Rise/ Komunikasi, (Jakarta: Grarnedia, 2002) eel, ke-1, h. 5
8
Dr. Ami Muhammad, KOMUNIKASI ORGAN/SAS!, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), cet, Ke-7,
28
Arus komunikasi organisasi meliputi komunikasi vertikal dan
komunikasi horizontal. Rona! Adler dan George Rodman dalam. buku
Understanding Human Communication, mencoba menguraikan
masing-masing fungsi dari kedua arus komunikasi dalam org;misasi tersebut.
Pertama adalah downward communication. Komunikasi ini
berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen
mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari alas
ke bawah ini adalah:
a. Pemberian atau penyampain instruksi kerja (job instruction);
b. Penjelasan dari pimpinan エ・ョエ。セァ@ mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan Gob retionnale );
c. Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku
(procedures and practices);
d. Pemberian motivasi kepada karyawan untuk beke1ja lebih baik.
Sedangkan upward communication エ・セゥ。、ゥ@ ketika bawahan
(subordinate) mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi
dari bawah ke atas ini adaiah:
a. Penyampaian infonnasi tentang pekerjaan atau tugas yang sudah
dilaksanakan;
b. Penyampaian infonnasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan
ataupun tugas yanng tidak dapat diselesaikan oleh bawahan;
29
d. Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sencliri maupun peke1jaannya.
Arus horizontal communication. Tindak komunikasi berlanngsung diantara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horizontal ini adalah:
a. Memperbaiki koordinasi masalah; b. Upaya pemecahan masalah; c. Saling berbagai informasi; d. Upaya memecahkan konflik;
e. Membina hubungan melalui kegiatan bersama.
Citra adalah tujuan utama dan sekaligus rnerupakan reputasi dan prestasi yang hendak clicapai bagi dunia hubungan masyarakat (kehumasan) atau public relation. Pengertian citra itu sendiri abstrak
(intangible) dan tidak dapat diukur secara maternatis, tetapi wujudnya bisa
dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk. セZ・ー・イエゥ@ penerimaan dan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari publik (khalayak sasaran) dan masyarakat luas pada umurrmya.
Penilaian tanggapan masyarakat tersebut dapat berkaitan dengan timbulnya rasa hormat (respek), kesan-kesan baik clan menguntungkan terhadap suatu citra lembaga atau organisasi atau produk barang clan jasa pelayanannya yang diwakili oleh pihak humas atau public relation.
30
persepsi serta terjadinya proses akumulasi dari amanah kepercayaan yang mengalami suatu proses cepat atau lambat untuk membentuk suatu opini publik yang lebih luas dan abstrak, yaitu sering dinamakan dengan citra
(image).9
Kini, banyak sekali pernsahaan atau organisasi dan orang-orang yang mengelolanya sangat sensitif menghadapi publik-publik mereka yang kritis. Sekarang ini banyak sekali perusahaan atau organisasi memahami sekali perlunya memberi perhatian yang cukup untuk membangun suatu citra yang menguntungkan bagi suatu ー・イョウ。ィ。セュ@ tidak hanya dengan melepaskan diri terhadap terbentuknya suatu kesan pub!ik negatif. Dengan perkataan lain, citra perusahaan adalah "Fragile Commodity" (komoditas yang rapuh atau mudah pecah). Namun, kebanyakan perusahaan atau organisasi juga menyakini bahwa citra perusahaan yang positif adalah esensial, sukses yang berkelanjutan dan dalam jangka panjang (Seitel: 1992:93).10
Menurnt Bill Canton dalam Sukatendel (1990) mengatakan bahwa citra adalah "Image: the Impression the feeling, the conception which the public has of a company; a conciussly created impression of an object,
person, or organization" ( citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri
publik terhadap pernsahaan; kesan yang sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi). Jadi, ungkap Sukatendel, citra itu dengan
9
Rosady Ruslan, SH, MM, MANAJEMEN HUM4S & KOMUNJKASI KONSEPSI & APL/KASI, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2002) cet ke-74-75 · 10
31
sengaja perlu diciptakan agar bernilai positif. karena itu, citra merupakan
salah satu aset terpenting dari suatu perusahaan atau organisasi, istilah
lainnya adalah Favourable Opinion.11
Citra adalah bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan,
seseorang, suatu komite, atau suatu aktivitas. Menurut Katz ada banyak
citra perusahaan, misalnya siap membamu, inovatif, sangat
memperhatikan karyawannya, bervariasi dalam produk, dan tepat dalam
pengiriman.12
Dalam Kam us Besar Bahasa Indonesia, pengertian citra adalah: (I)
gambar, rupa; (2) gambaran yang dimiliki orang banyak megenai pribadi,
perusahaan, organisasi, atau produk; (3) kesan mental atau bayangan
visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frase, atau kalimat dan
merupakan unsur dasar yang khas dalam karya prosa atau puisi; (5) data
atau informasi dari potret udara untuk bahan evaluasi.13
Frank Jefkins, dalam bukunya Public Relation Technique,
menyimpulkan bahwa secara umum citra diartikan sebagai kesan
seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai basil dari
pengetahuan dan pengalamannya. Dalam buku Essential of Publik
Relation, Jefkins menyebut bahwa citra adalah kesan yang diperoleh
11
Ibid, h. 1I2
12
Ibid, h. I 13 13
[image:34.595.89.446.200.545.2]32
berdasarkan pengetahuan dan pengertian seseorang tentang fakta-fakta
atau kenyataan.14
Jalaludin Rahmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi
menyebutkan bahwa citra adalah penggambaran tentang realitas dan tidak
harus sesuai dengan realitas, citra adalah dunia menurut persepsi.
Solomon dalam Rahmat, mengemukakan sikap kepada seseorang atau
sesuatu bergantung pada citra kita tentang orang atau objek tersebut
(Danasaputra, 1995:33).
Menurut Frank Jefkins dalam bukunya Hubungan Masyarakat yang
diterbitkan oleh lnte1masa, ( ... ) 1992, ada beberapa jen"is·citra (image)
yang dikenal di dunia aktifitas hubungan masyarakat (Public Relation),
yaitu dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Citra Cem1in (Mirror Image)
Citra cermin adalah bagaimana dugaan (citra) manajemen
terhadap publik internal dalam melihat perusaannya.15 Pengertian
disini bahwa citra yang diyakini oleh perusahaan yang bersangkutan,
terutama pada pimpinannya yang tidak percaya terhadap kesan orang
luar terhadap perusahan yang dipimpinnya itu tidak selamanya dalam
posisi baik. Setelah diadakan studi tentang tanggapan, kesan dan citra
dimasyarakat ternyata hanya terjadi perbedaan antara yang diharapkan
14
Op cit, h. 114
15
34
Oleh karena itu pihak manajemen, menginginkan pencapaian prestasi
tertentu. Citra ini diaplikasikan untuk sesuatu yang baru sebelum pihak
eksternal memperoleh informasi secara lengkap.20
d. Citra Perusahaan ( C01porate Image)
Jenis citra berkaitan dengan sosok perusahaan sebagai tujuan
utamanya, bagaimana menciptakan citra perusahaan (corporate image)
yang positif, lebih dikenal serta diterima oleh publiknya, mungkin
tentang sejarahnya, kualitas pelayanan prima, keberhasilan dalam
bidang marketing, dan hingga berkaitan dengan tanggung jawab sosial
(social care) sebagainya. Dalam ha! ini pihak humas/PR berupaya atau
bahkan ikut bertanggung jawab untuk mempertahankan citra
perusahaan, agar mampu mempengaruhi harga sahamnya tetap bernilai
tinggi (liquid) untuk berkompetisi dipasar bursa saham.
e. Citra Serbaneka (Multiple Image)
Citra ini merupakan pelengkap dari citra perusahaan di atas,
misalnya bagaimana pihak humas/PR-nya akan menampilkan
pengenalan (awareness) terhaclap identitas, atribut logo, brand's name,
seragam (uniform) para front liner, sosok ge:dung, dekorasi lobby
kantor dan penampilan para profesionalnya, kemudian diunifikasikan
atau diidentikkan ke dalam suatu citra serbaneka (mulitiple image)
yang diintegrasikan terhadap citra perusahaan (corporate image).
20
35
f. Citra Penampilan (Performance Image)
Citra penampilan ini lebih ditujukan kepada subyeknya, bagaimana kinerja atau penampilan diri (perfoemance image) para professional pada perusahaan bersangkutan, misalnya dalam memberikan berbagai bentuk dan kualitas pelayanannya, bagaimana pelaksanaan etika menyambut telepon, tamu, dan pelanggan serta menyenangkan serta memberi kesan yang selalu baik.
Proses Pembentukan Citra
Citra adalah kesan yang diperolah seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu objek dapat diketahui dari sikapnya terhadap objek tersebut. Solomon, dalam Rahmat, menyatakan bahwa semua sikap bersumber pada organisasi kognitif pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki. Efek kognitif dari komunikasi sangat mempengaruhi proses pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-infmmasi yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan prilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan. (Danasaputra, 1995: 34-35).
Stimulus Rangsangan (input)
Model Pembentukan Citra Pengalaman mengenai stimulus
Kognisi
Oセ@
• Persepsi
セ@
. / Sikapmo!ivas1
36
Respon
--1> Prilaku (output)
Publik Relation digambarkan sebagai input-output, proses intern
dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah
stimulus yang diberikandan output adalah tanggapan atau prilaku tertentu.
Citra itu sendiri digambarkan melalui persepsi-kognisi-motivasi-sikap.
" ... proses-proses psikodinamis yang berlangsung pada individu
konsumen berkisar antara komponen-komponen persepsi, kognisi,
motivasi, dan sikap konsumen terhadap produk. Keempat komponen itu
diartikan sebagai mental representation (citra) dari stimulus" (Nimpoeni,
dalam Danasputra, 1995:36).
Model pembentukan citra ini menunjukkan bagaimana stimulus
yang berasal dari luar diorganisasikan dan mempengaruhi respons.
Stimulus (rangsang) yang diberikan pada individu dapat diterima atau
ditolak.
Jika rangsangan ditolak proses selanjutnya tidak akan berjalan. Hal
37
mempengaruhi individu karena tidak ada perhatian dari individu tersebut.
Sebaliknya, jika rangsang itu diterima oleh individu, berarti terdapat
komunikasi dan terdapat perhatian dari oragnisme, dengan demikian
proses selanjutnya dapat berjalan.
Empat komponen persepsi-kognisi-mo1:ivasi-sikap diartikan
sebagai citra individu terhadap rangsang. Ini disebut sebagai "picture in
our head' oleh Walter Lipman.
Jika stimulus mendapat perhatian, individu akan berusaha megerti
tentang rangsang tersebut. Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan
terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses
pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan memberikan makna terhadap
rangsang berdasarkan pengalamannya mengenai rangsang. Kemampuan
mempersepsi itulah yang dapat melanjutkan pros•es pembentukan citra.
Persepsi atau pandangan individu akan postif apabila infonnasi yang
diberikan oleh rangsang dapat memenuhi kognisi individu.
Kognisi yaitu suatu keyakinan diri individu terhadap stimulus.
Keyakinan ini akan timbul jika individu telah meng;erti rangsang tersebut,
sehingga individu harus diberikan infonnasi-informasi yang cukup yang
dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya.
Motivasi dan sikap yang akan ada menggerakkan respons seperti
yang diinginkan oleh pemberi rangsang. Motif adalah keadaan dalam
pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan
38
Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan
merasa dalam menghadpi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan
prilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berprilaku dengan
cara-cara tertentu.
Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap
menentukam apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu,
menentukan apa yang disukai, diharapkan dan diinginkan. Sikap
mengandung aspek evaluatif, artinya mengandung nilai menyenangkan.
Sikap ini juga dapat dipe1teguh atau diubah.
Proses pembentukan citra pada akhimya akan menghasilkan sikap,
pendapat, tanggapan, atau prilaku tertentu. Untuk mengetahui bagaimana
citra suatu perusahaan atau lembaga dibenak publiknya dibutuhkna adanya
suatu penelitian. Melalui penelitian perusahaan atau Jembaga dapat
mengetahui secara pasti sikap publik terhadap perusahaan/lembaganya,
me11getahui apa yang disukai dan apa yang tidak disukai oleh publiknya.
Menurut William V. Haney, dalam Dasanaputra, pentingnya
penelitian mencakup : I) memprediksi tingkah laku publik sebagai reaksi
terhadap tindakan lembaga/organisasi perusahaan; 2) mempermudah usaha
kerjasama dengan publik; 3) memelihara hubungan yang ada.
Berikut ini adalah bagan dari orientasi PR, yakni image building
40
2. Media Elektronik
Media cetak yang bersifat komersial, misalnya surat kabar harian,
tabloid, majalah berita, atau hiburan yang terbitannya secara berkala
mingguan dan bulanan, tersebar luas dan dibaca oleh masyarakat um um.
Kelebihan media berita (news media): harganya murah, beritanya
menyeluruh, menyeluruh, lengkap dan dapat menyebar secara cepat
serta efektif, daya jangkauan luas terhadap pembaca yang tersebar
di berbagai tempat dalam waktu yang bersamaan.
Kelemahannya: Komunikasinya searah dan umurnya (short life
BAB III
PROFIL ORGANISASI BADAN KONTAK
MAJLIS TAKLIM (BKIVIT)
A. Sejarah BKMT (Badan Kontak Majlis Taklim)
Sebelum berdiri BKMT (Badan Kontak Majlis Taklim) pada tahun
1971 DR. Hj Tutty Alawiyah AS telah mendirikan sebuah organisasi yang bernama PMU (Persatuan Mubalighat Ustadzah) yang didalamnya terdapat
ibu Wahid Hasyim, Prof DR Zakiyah Derajat, ProfNabila. Sedangkan BKMT
itu sendiri baru berdiri pada tahun 1981 yang merupakan kelanjutan dari. organisasi PMU tersebut, karena mubalighat dan ustadzah itu tampilnya
dimajlis-majlis taklim. Dengan pertimbangan tiap tanggal 1 Januari Jakarta
biasanya suasananya lenggang, maka saat itu saya (Tutty Alawiyah)
berprakarsa mengundang 1500 majlis taklim. Pe1temuan itu direstui oleh
Kiyai Abdullah Syafi'I sebagai ketua MUI DK! dan juga wakil ketua di MUI
pusat, dan juga KODI (Koordmator Dakwah Islam) bapak Nurul Huda, bapak
Utomo Danan Jaya dari UIA (Universitas Islam As··Syafiiyah). Maka dari
situlah 732 majlis taklim berikrar mendirikan BKMT, dan sampai sekarang
sudah tergabung ribuan majlis taklim didalam BKMT.
Dengan berkumpulnya 732 majlis taklim sebagai tonggak berdirinya
BKMT bagi Tutty Alawiyah merupakan suatu harapan besar bagi persatuan
para ustadzah dan juga penyepakatan visi. Visi majiis taklim itu adalah untuk
43
sebenarnya sebuah kekuatan masyarakat bawah untuk peningkatan
pembelajaran. Maka disebutnya forum pembelajaran yaitu majlis taklim di
mana harapan kita adalah pengurus majlis taklim dapat menarik pengajaran,
pendapat, dan pengalaman sesama pengurus. Boleh juga kita jadikan ajang
silaturahmi sambil melihat dan mengetahui apa sebetulnya kendala-kendala,
kondisi-kondisi disitu saya sendiri dalam masalah clakwah sebetulnya telah
melihat ada majlis taklim yang tidak bisa dikuasai oleh para perempuan, tetapi
ustadz yang mengajar dan mengatur, kita hanya sebagai murid. Tapi, yang
saya ingin kembangkan bagaimana wanita itu mengurus jadi laki-laki kita
undang. Namun hanya sebagai tamu kita, bukan kita diundang untuk menjadi
tamu bapak-bapak. Jadi dibalik paradigmanya itu kita coba lima tahun
pertama. Dalam lima tahun pe1tama kita berhasil bahwa wanita-wanita itu
mampu mengelola, memimpin, mencari tokoh untuk mengajar clan
memilah-milah yang dikembangkan, merencanakan apa dakwah yang dikembangkan.1
Adapun latar belakang dari BKMT di Kecamatan Neglasari tersebut
dibentuk karena adanya keinginan kuat untuk mempersatukan umat Islam di
wilayah Kecamatan Neglasari Tangerang yang mayoritas di huni orang etnis
Cina Benteng (Cinbeng) yang kebanyakan mereka beragmna Budha dan
kepercayaan Kong Hu chu. Oleh karena itu bapak camat terdahulu kita atau
yang lebih kita kenal dengan nama bapak H. Nave beserta istri pada tahun
2003 berinisiatif membentuk BKMT di Kecamatan N eglasari sebagai wadah
1
Pantia 10 Tahun BKMT, Sepu/uh Tahzm BKMT, (Jakarta: 1990), h. 3
46
Visi dan misi BKMT Kecamatan Neglasari sama saja dengan visi misi
BKMT Pusat hanya saja ada pemekaran pada program-program tertentu.7
Tujuan berdirinya BKMT, yaitu:
!. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan dan peranan majlis taklim
2. Tujuan Khusus:
Meningkatkan kualitas pemahaman dan amalan keagamaan setiap pribadi
muslim Indonesia yang mengacu pada keseimbangan antara iman dan
taqwa dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Untuk mencapai tujuan yang dimaksud, organisasi BKMT melakukan
usaha:
I. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan majlis taklim yang menjadi anggota BKMT.
2. Meningkatkan kualitas pengurus, pengajar, metode pengajaran, pendidikan dan !atihan.
3. Menyelenggarakan kerjasama dengan organisasi lain dalam mencapai tujuan dan melaksanakan usaha BKMT.
4. Membina kesadaran beragama, berbangsa dan bemegara.
5. Mengembangkan usaha-usaha yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia anggota majlis taklim. 8
7
Hj. Maani Abidjar, Ketua BKMT Kecamatan Neglasari, Wawancara Pribadi,
Neglasari : 6 Agustus 2008
8
Pimpinan Pusat Badan Kontak Majlis Taklim (HKMT), Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga (AD!AR7), (Jakarta:1996)
C. Kepengnrusan dan struktnr Organisasi BKJ\tlT
I. Kepengurusan
47
Pengurus cabang Badan Kontak Majlis Taklim (BKMT) Kecamatan
Neglasari terdiri dari : Pelindung, Penasehat, Penanggungjawab, Ketua, Wakil
Ketua, Sekretaris, Bendahara, Humas, Anggota.
Untuk melaksanankan usaha atau kegiatan organisasi, dibentuklah
pengurus (kordinator/ketua) untuk tiap-tiap kelurahan yang ada di kecamatan
Neglasari yang tergabung didalam 7 kelurahan yang ada. Adapun pengurus
BKMT untuk setiap kelurahan di Neglasari adalah sebagai berikut:
a. Kelurahan Karang Sari diketuai oleh ustadjah r」セ。ョ。ィ@
b. Kelurahan Kedaung Wetan diketuai oleh Ny. Nursani.
c. Kelurahan Karang Anyar diketuai oleh Ny. Dra. Marsyitoh.
d. Kelurahan Kedaung Barn diketuai oleh Ny. Soltinah.
e. Kelurahan Mekar SarIKEDA diketuai oleh Ny. Hj. Nani Agoes Rijono.
f. Kelurahan Selapajang Jaya diketuai oleh Dra. Amanah. HS
g. Kelurahan Neglasari diketuai oleh Hj. Tini Chaerul.
Adapun yang menjadi anggota inti BKMT itu 77 orang pengurus yang
diambil IO orangnya dari tiap-tiap kelurahan. Kemudian ditambah jamaah
partisipan dari tiap-tiap majlis taklim kaum ibu di Kecamatan Neglasari, yang
sampai saat ini jumlahnya
±
300 orang.BKMT Kecamatan Neglasari sebagai pengurus cabang memimpin
cabanganya dengan berpedoman pada Angggaran Dasar dan Anggaran Rumah
50
kinerja manajemen Public Relation pada sebuah perusahaan untuk
menciptakan secara kreatif suatu citra perusahaan (corporate image) melalui
Annual Report.
BKMT Kecamatan Neglasari tidak membuat Annual Report, tetapi
hanya membuat laporan keuangan secara sederhana dan foto kegiatan yang
teloah dilaksanakan BKMT Kecamatan Neglasari.
BAB IV
PENERAPAN CURRENT IMAGE DALAM KOMU!'\fIKASI ORGANISASI
BADAN KONTAK MA.JLIS TAKLU\1 (BKMT)
TINGKAT KECAMATAN NEGLASARI TANGERANG
A. Penggunaan Non Media dalam Komunikasi Organisasi Humas
BKMT
I. pendekatan Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi Antarpribadi Bentuk komunikasi ini merupakan
proses komunikasi tatap muka yang memiliki efektifitas lebih tinggi
dalam mengubah sikap, pendapat dan prilaku seseorang.
Komunikasi antar pribadi diterapkan antar sesama pengurus
BK.MT Kecamatan Neglasari, karena komunikasi antar pribadi
merupakan salah satu bentuk komunikasi organisasi humas dalam
menerapkan current image ( citra sekarang) dalam penyebaran informasi yang terjadi pada organisasi BKMT untuk penyebarluasan
program kerja ataupun informasi-informasi untuk kemajuan
organisasi BK.MT maupun untuk kemaslahatan umat Islam secara
um um.
Dari hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan penulis
melihat terjadi komunikasi antar sesama pengurus secara tatap muka
pesan-pesan mengenai penyebaran informasi program kerja KMT itu
sendiri maupun tentang informasi-infonnasi umum lainnya.
Komunikasi ini dilakukan oleh sesama pengurus sebagai perantara
dalam memperlancar penyelesaian tugas resmi yang semuanya ini
sangat berguna bagi mereka dalam menjalankan setiap kegiatan
BK.MT demi tercapainya tujuan organisasi.
Hal ini dibenarkan oleh ketua BK.MT Kecamatan Neglasari dalam
wawancara bahwa"komunikasi tatap muka adalah komunikasi yang
paling sering digunakan dalam BK.MT". Komunikasi dirasakan
cukup baik untuk memupuk tali silaturahmi anatar anggota/pengurus
BK.MT dalam bekerjasama melaksanakan tugas organisasinya.
2. Pendekatan komunikasi Antar Kelompok
Penerapan komunikasi kelompok yang dilakukan antar sesama
pen gurus BK.MT dalam menerapkan
current image
(
citra sekarang)pun tercipta dengan baik. Komunikasi kelompok ini dilakukan oleh
mereka dalam pertemuan pengajian rutin bulanan, dan rapat
pen gurus.
Untuk pengajian bulanan yang diselenggarakan BK.MT
Kecamatan Neglasari diselenggarakan satu bulan sekali setiap
minggu pertama dihari Rabu. Seluruh pengurus menghadiri
pertemuan ini yang merupakan ajang silaturahmi antar sesama
pengurus BK.MT.
Pengajian rutin bulanan ini juga mendatangkan seorang
guru/penceramah yang tetap menyampaikan siraman rohani, yang
juga dihadiri oleh pengurus atau pimpinan dan jamaah majlis taklim
Se-Kecamatan Neglasari.
Begitu pula halnya dalam rapat pengurus yang dilakukan setelah
kegiatan pengajian bulan tersebut. Dalam rapat pengurus, proses
komunikasi kelompok ini tercipta dan berlangsung dengan suasana
kekeluargaan karena sudah terciptanya suasana keakraban diantara
individu dan seringnya berinteraksi antar individu. Rapat ini
diadakan untuk membicarakan kegiatan yang telah terlaksana yaitu
eveluasi ke depan untuk seluruh pengurus, dan rapat ini juga
membahas tentang program kerja apa saja yang belum terlaksana
serta bagaimana cara mereaiisasikan program··program BKMT
tersebut yang belum terlaksana, rapat ini juga berfungsi sebagai
ajang peningkatan kualitas BKMT sebagai orgaisasi yang bergerak
dibidang kemaslahatan umat.
Suasana rapat antar pengurus dapat berlangsung secara formal
maupun secara non formal. Karena organisasi ini memang bukan
organisasi yang bersifat vertikal.
54
3. Pendekatan Komunikasi Organisasi
Untuk melihat komunikasi organisasi yang terjadi dalam suatu
organisasi dapat digunakan tiga pendekatan, yaitu pendekatan makro,
pendekatan, mikro, pendekatan individual.
Dalam pendekatan makro organisasi dipandang sebagai suatu
struktural global yang berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam
berinteraksi ini organisasi melakukan aktivitas tertentu seperti memproses
informasi dari lingkungan, mengadakan identifikasi, melakukan integrasi
dan menentukan tujuan organisasi.
Pendekatam mikro memfokuskan pada komunikasi dalam unit dan sub
unit pada suatu organisasi. Komunikasi yang diperlukan pada tingkat ini
adalah komunikasi antara anggota kelompok, komunikasi untuk pemberian
orientasi dan latihan, komunikasi untuk melibatkan anggota kelompok
dalam tugas kelompok, komunikasi untuk me11jaga iklim organisasi,
komunikasi dalam mensupervisi dan pengarahan pekerjaan dan
komunikasi untuk mengetahui rasa kepuasan ke1ja dalam organisasi.
Pendekatan ini berlangsung di BKMT Kecamatan Neglasari dalam
kegiatan rapat kerja, pelatihan memandikan mayit.
Pendekatan individual berpusat pada tingkah laku komunikasi
individual dalam organisasi. Semua tugas-tugas yang telah diuraikan pada
kedua pendekatan yang terdahulu akhimya diselesaikan oleh komunikasi
individual satu saina lain. Komunikasi individul ini ada bentuknya
a. Surat/Undangan
Dengan surat atau undangan, pengurus/humas BKMT
memberikan setiap bulan kepada seluruh pengurus majlis taklim
pada acara pengajian rutin bulanan. Surat/undangan juga
diberikan juga jika ada kegiatan lain yang berhubungan dengan
BKMT maupun kegiatan lain yang diselenggarakan oleh
instansi/organisasi lain unuk kemaslahatan umat Islam.
b. Brosur
Brosur merupakan media untuk memberitahukan mengenai jenis
k<'giatan yang diselenggarakan oleh pengurus BKMT yang
disampaikan kepada pengurus majlis taklim pada saat kunjungan
ke majlis taklim dan pengajian rutin bulanan. Brosur juga
diberikan kepada masyarakat umum karena jenis kegiatannya
yang dituju juga untuk masyarakat umum.
c. Spanduk
Spanduk biasanya dipasang di sekitar lapangan Kecamatan
Neglasari danjuga tempat-tempat lainnya yang dianggap strategis
untuk mengumumkan kegiatan-kegiatan yang; diselenggarakan
oleh organisasi BKiv!T melalui media spanduk. Dengan media
spanduk diharapkan adanya partisipasi masyarakat umum dalam
kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak BKMT Kecamatan
Neglasari.
60
Pimpinan BKMT Neglasari belum bisa memanfaatkan media
elektronik, seperti merekam acara pengajian/tausiyah yang berlangsung
didalam pengajian rutin bulanannya di You Tobe atau belum bekerjasama
dengan dengan media elektronik secara rutin, sedangkan penggunaan media
cetak seperti koran Radar Banten sudah dilakukan dalam acara penutupun
majelis taklim yang laksanakan pada 6 Sep