• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi di bajak IV barat Kel. Harjosari II Kec. Medan Amplas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi di bajak IV barat Kel. Harjosari II Kec. Medan Amplas"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

AsuhanKeperawatanpada Ny. S DenganPrioritas MasalahKebutuhanDasar Nutrisi

Kelurahan Harjosari Kecamatan Medan-Amplas

Karya TulisIlmiah (KTI)

DisusundalamRangkaMenyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Angina Rohdalya Solin 122500129

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan

Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi di bajak IV barat

Kel. Harjosari II Kec. Medan Amplas”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu

syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar diploma di Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan kemampuan serta

pengalaman penulis. Karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran dari

semua pihak yang bersifat membangun guna dijadikan pedoman bagi penulis dikemudian

hari.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini telah banyak mendapat bantuan, bimbingan dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara dan Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Fatwa Imelda, S.Kp, M.Biomed selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang

telah menyediakan waktu serta dengan penuh keikhasan dan kesabaran telah memberikan

arahan, bimbingan, dan ilmu yang bermanfaat selama masa perkuliahan di Fakultas

Keperawatan dan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Ibu Ellyta Aizar, SKp selaku dosen PA saya yang telah memberikan bimbingan, saran

serta motivasi kepada saya selama saya menjadi mahasiswi Keperawatan.

5. Mula Tarigan, S.Kp, M.Kes selaku Sekretaris Program Studi DIII Keperawatan

Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan

kritikan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat lebih baik lagi serta ilmu yang bermanfaat

selama masa perkuliahan di Fakultas Keperawatan.

6. Seluruh Dosen Fakultas Keperawatan khususnya jurusan DIII Keperawatan Universitas

(5)

7. Kepada Kepling Harjosari yang telah memberikan saya izin untuk mengambil kasus di

lingkungan tersebt dan telah memberikan saran-saran kepada saya.

8. Teristimewa kepada orangtua tercinta AyahN.Solin, ST dan Ibu H. Purba yang telah

memberikan kasih sayang, doa, dorongan, bimbingan, menghibur, memotivasi, dan

memberikan dana bagi penulis.

9. Buat orang yang spesial yang selalu mengingatkan saya untuk tetap semangat

mengerjakan tugas akhir ini dan buat sahabat – sahabat saya yang sudah membantu saya

selama proses pengerjaan yaitu: kak juwita, kak Jelita, kak Dwi, kak Dian dan kk Daina,

dan kk astika yang selalu ada buat saya. Terima kasih buat semuanya.

10. Semua pihak yang dalam kesempatan ini tidak dapat disebutkan namanya satu persatu

yang telah banyak membantu peneliti dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini di

Fakultas Keperawatan USU.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa dan penuh kasih melimpahkan berkat dan

karunia-Nya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis. Harapan penulis semoga

Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat nantinya untuk pengembangan ilmu pengetahuan,

terkhusus ilmu keperawatan.

Medan, 03 Agustus 2015

Penulis,

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ……… i

KATA PENGANTAR ……… ii

DAFTAR ISI……… iv

BAB I PENDAHULUAN... A. LatarBelakang……….. 1

B. Tujuan………... 3

C. Manfaat………. 4

BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar : Nutrisi ………... 5

1. Pengkajian………. 5

2. Analisa Data……….. 12

3. RumusanMasalah………...……….. 15

4. RencanaTindakan………. 15

B. Asuhan Keperawatanpada Ny. S dengan Masalah Kebutuhan Dasar : Nutrisi 1. Pengkajian……… 18

2. Analisa Data………. 21

3. RumusanMasalah……….... 23

4. RencanaTindakan……….... 24

5. Implementasi……….... 27

(7)

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………. 28

B. Saran……… 29

(8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat

penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi untuk segala aktivitas

dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri seperti

glikogen yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan

sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari – hari dimakan oleh manusia

(Hidayat, 2006).

Kebutuhan nutrisi ini diperlukan sepanjang kehidupanmanusia, namun jumlah nutrisi

yang diperlukan tiap orang berbedasesuai dengan karakteristiknya, seperti jenis kelamin, usia,

aktivitas dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan hanya sekedar untuk

menghilangkan rasa lapar, melainkan mempunyai banyak fungsi. Adapun fungsi umum dari

nutrisi di antaranya adalah sebagai sumber energi, memelihara jaringan tubuh, mengganti sel

tubuh yang rusak, mempertahankan vitalitas tubuh, dan lain-lain, oleh karena itu dalam

memenuhi kebutuhan nutrisi perlu diperhatikan zat gizinya (Asmadi, 2008).

Nutrisi merupakan zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan

penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau

bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk

aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya (Tarwoto & Wartonah, 2010).

Penyakit Diabetes Mellitus (DM)ini terjadi akibat terjadinya gangguan mekanisme

kerja hormon insulin, sehingga gula darah yang ada di dalam tubuh tidak dapat dinetralisir.

Gizi juga dapat menunjukkan perannya dalam terjadinya Diabetes Millitus dalam dua arah

yang berlawanan. Gizi lebih yang merupakan petunjuk umum peningkatan taraf

kesejahteraan perorangan, memperbesar kemungkinan manifestasi DM, terutama pada

mereka yang memang dilahirkan dengan bakat tersebut. Pada keadaan yang demikian gejala

DM dapat diatasi dengan pengaturan kembali keseimbangan metabolisme zat gizi dalam

tubuh dengan masukan zat gizi melalui makanan (Hidayat, 2006).

Diabetes Millitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan

adanya gangguan dengan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau

(9)

Pada tahun 2000 menurut WHO diperkirakan sedikitnya 171 juta orang diseluruh

dunia menderita Diabetes Millitus, atau sekitar 2,8% dari total populasi. Insidennya terus

meningkat dengan cepat, dan diperkirakan pada tahun 2030, angka inin akan bertambah

menjadi 366 atau sekitar 4,4% dari populasi dunia.

DM terdapat diseluruh dunia, namun lebih sering (terutama tipe 2)terjadi dinegara

berkembang. Peningkatan prevalensi terbesar terjadi di Asia dan Afrika, sebagai akibat dari

tren urbanisasi tahun 2007 dari 24417 responden berusia >15 tahun, 10,2% mengalami

toleransi Glukosa terganggu (kadar glukosa 140-200 mg/dL setelah puasa selama 14 jam dan

diberi glukosa oral 75 gram). Sebanyak 1,5% meengalami Diabetes Millitus yang

terdiagnosis dan 4,2 mengalami diabetes Millitus yang tidak terdiagnosis.

Pada tahun 2013, provinsi penduduk Indonesia yang berusia ≥ 15 tahun dengan DM

adalah 6,9%. Prevelensi diabetes yang terdiagnosis doktertertinggi terdapat DI Yogyakarta

2,6%; DKI Jakarta 2,5%; Sulawesi Utara 2,4% dan Kalimantan Timur 2,3% (Kemenkes,

2013).

Konsumsi makanan akan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik

atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan

secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan,fisik, perkembangan otak, kemampuan

kerja serta kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi

bila tubuh mengalami satu atau lebih zat-zat gizi esensial. Status gizi lebih terjadi bila tubuh

memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan, sehingga menimbulkan efek toksis atau

membahayakan. Baik pada status gizi kurang, maupun status gizi lebih terjadi gangguan gizi

(Almatsier, 2001).

Pada penyakit tersebut saya melakukan intervensi pada kandungan kalori makanan

yang akan di konsumsi oleh penderita Diabetes Millitus. Sehingga klien mengetahui berapa

kalori yang dikonsumsi setiap harinya.

Karena pada klien tersebut mengalami penyakit Diabetes Millitus yang mengarah

pada gangguan nutrisi. Sehingga saya mengangkat masalah tersebut. Supaya klien

(10)

B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah memberikan gambaran nyata

tentang asuhan keperawatan pasien untuk memenuhi kebutuhan dasar nutrisi.

2. Tujuan Khusus

1. Mampu melakukan pengkajian pada Ny. S dengan masalah kebutuhan

dasar nutrisi.

2. Mampu merumuskan diagnosa pada Ny. S dengan masalah

keperawatan dasar nutrisi.

3. Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny. S dengan

masalah keperawatan dasar nutrisi.

4. Mampu melakukan implementasi pada Ny. S dengan kebutuhan dasar

nutrisi.

5. Mampu melakukan evaluasi pada Ny. S dengan kebutuhan dasar

nutrisi.

C. Manfaat

1. Bagi Pendidikan

Menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa keperawatan serta menambah wawasan

dalam memahami penerapan asuhan keperawatan dalam upaya

peningkatanmutu pelayanan keperawatan khususnya bagi klien dengan

masalah kebutuhan nutrisi.

2. Kebutuhan klien

Dapat memberikan pengetahuan kepada klien mengenai asuhan keperawatan

dengan masalah kebutuhan dasar nutrisi.

3. Bagi Peneliti

Sebagai sarana ilmu untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman dan

mengaplikasikan asuhan keperawatan pasien dengan masalah kebutuhan

(11)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Nutrisi

Pelaksanaan proses keperawatan secara umum bertujuan untuk menghasilkan asuhan

keperawatan yang berkualitas sehingga berbagai masalah kebutuhan klien dapat teratasi.

Untuk mencapai kebutuhan secara umum, dalam proses keperawatan terdapat beberapa

tujuan khusus sesuai dengan tahapan proses keperawatan, diantaranya ; pengkajian, diagnosa,

perencanaan, implementasi dan evaluasi.

a. Pengkajian

Tarwoto dan Wartonah (2006) mengatakan bahwa pengkajian pada masalah

pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sebagai berikut :

1. Riwayat keperawatan dan diet

a. Anggaran makan, makan kesukaan,waktu makan.

b. Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?

c. Adakah penurunan dan peningkatan berat badan berapa lama periode

waktunya?

d. Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti lika bakar dan

demam?

e. Adakah toleransi makan/minum tertentu?

2. Faktor yang mempengaruhi diet

a. Status kesehatan

b. Kultur dan kepercayaan

c. Status sosial ekonomi

d. Faktor psikologis

e. Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.

3. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan fisik: apatis, lesu

b. Berat badan: obesitas kurus (underweight)

c. Otot: flaksia/lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja.

(12)

e. Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi, pembesaran

liver/lien.

f. Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama abnormal,

tekanan darah rendah/tinggi

g. Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah

h. Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada

i. Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran mukasa pucat

j. Gusi: pendarahan, peradangan

k. Lidah: edema, hiperemis

l. Gigi: karies, nyeri, kotor

m. Mata: konjuctiva pucat, kering, exotalamus, tanda-tanda infeksi

n. Kuku: mudah patah

o. Pengukuran antropometri:

- Berat badan ideal: (TB – 100) ± 10%

- Lingkar pergelangan tangan

- Lingkar lengan atas (MAC):

- Nilai normal Wanita : 28,5 cm

Pria : 28.3 cm

− Lipatan kulit pada otot trisep (TSF):

Nilai normal Wanita : 16,5 – 18 cm

Pria : 12,5 – 16,5 cm

Masalah Kebutuhan Nutrisi

Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan

nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes mellitus, hipertensi, jantung koroner, kanker, dan

anoreksia nervosa.

Kekurangan Nutrisi

Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak

berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi

untuk kebutuhan metabolisme.

Tanda Klinis :

• Berat badan 10-20% di bawah normal

(13)

• Lingakr kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar

• Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot

• Adanya penurunan albumin serum

• Adanya penurunan transferin.

Kemungkinan penyebabnya :

• Meningkatkannya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat

penyakit infeksi atau kanker

• Disfagia karena adanya kelainan persarafan

• Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa

• Nafsu makan menurun.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nutirisi

a. Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi pola

konsumsi makanan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat

terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.

b. Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makan bergizi tinggi dapat

memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempe yang merupakan

sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan

karena masyarakat beranggapan bahwa mengonsumsi makanan tersebut dapat merendahkan

derajat mereka.

c. Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga

dapat memengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah, terdapat larangan makanan

pisang dan papaya bagi para gadis remaja. Padahal, makanan tersebut merupakan sumber

vitamin yang sangat baik. Adapula larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan

dianggap dapat mengakibatkan cacingan, padahal ikan merupakan sumber protein yang

sangat baik bagi anak-anak.

d. Kesukaan

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan

(14)

secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja jika nilai gizinya

tidak sesuai dengan yang diharapkan. Saat ini, para remaja di kota-kota besar di Negara kita

memiliki kecenderungan menyenangi makanan tertentu secara berlebihan, seperti makanan

cepat saji (junkfood), bakso, dan lain-lainnya. Makanan-makanan ini tentu saja dapat

berdampak buruk bagi kesehatan mereka jika dikonsumsi terlalu sering dan berlebihan karena

tidak memiliki asupan gizi yang baik.

e. Ekonomi

Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan

makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat

dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi

keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.

Prinsip Perencanaa melalui Makanan bagi Diabetes

1. Kebutuhan Kalori

Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat ideal. Komposisi

energi adalah 60-70% dari karbohidrat,10-15% dari protein dan 20-25% dari lemak. Ada

beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan orang dengan diabetes. Di

antaranya adalah dengan memperhitungkan berdasarkan kebutuhan kalori basal yang

besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi bergantung pada beberapa

faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas, adanya komplikasi dan berat badan.

Cara lain adalah seperti Tabel 1. cara yang lebih gampang lagi adalah dengan

pegangan kasar, yaitu untuk pasien kurus 2300-2500 kalori, normal 1700-2100 kalori dan

(15)

Tabel 1. Kebutuhan Kalori orang dengan diabetes Kalori/Kg BB Ideal

Dewasa Kerja santai Sedang Berat

Gemuk 25 30 35

Normal 30 35 40

Kurus 35 40 45

Perhitungan berat badan idaman dengan rumusan Brocca yang dimodifikasi adalah sebagai

berikut:

Berat Badan Idaman = 90% x (TB dalam cm – 100) x 1 kg

Bagi pria dengan tinggi badan di bawah 160 cm dan wanita di bawah 150 cm, rumus

modifikasi menjadi:

Berat Badan Ideal = (TB dalam cm – 100) x 1 kg Sedangkan menurut Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu: Berat badan (kg)

Tinggi Badan (m2) adalah sebagai berikut:

Berat Ideal : IMT untuk wanita = 18,5-22,9 kg/m2 IMT untuk pria = 20-24,9 kg/m2

Faktor-faktor yang Menentukan Kebutuhan Kalori

1. Jenis Kelamin

Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria, untuk ini dapat dipakai angka

25 kal/kg BB untuk wanita dan angka 30 kal/kg BB untuk pria.

2. Aktifitas Fisik atau Pekerjaan

Jenis aktifitas yang berbeda membutuhkan kalori yang berbeda pula. Jenis aktifitas di

kelompokkan sebagai berikut:

(16)

• Ringan : pegawai kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu rumah tangga. Dan lain-lain kebutuhan harus ditambah 20% dari kebutuhan dasar.

• Sedang : pegawai di industry ringan, mahasiswa, milliter yang sedang tidak perang,

kebutuhan di naikkan menjadi 30% dari basal

• Berat : petani, buruh, militer dalam keadaan latihan, penari, atlit, kebutuhan di tambah 40%

• Sangat Berat : tukang becak, tukang gali, pandai besi, kebutuhan harus di tambah 50% dari basal.

3. Adanya Komplikasi

Infeksi, trauma atau operasi yang menyebabkan kenaikkan suhu memerlukan

tambahan kalori sebesar 13% untuk tiap kenaikkan 10C.

4. Berat Badan

Bila kegemukan/terlalu kurus, dikurangi/ditambah sekitar 20-30% bergabung kepada

tingkat kegemukan/kekurusannya (Kartini Sukardji, 1995).

Dasar Penurunan Diet

Dasar diet untuk penyakit diabetes millitus adalah harus memenuhi kebutuhan gizi.

Sebagai dadar perhitungan harus dapat digunakan cara perhitungan kebutuhan gizi untuk

orang sehat dengan beberapa modifikasi sesuai dengan penyakitnya ( Pranadji, 2003).

Tabel 1. Faktor kelipatan energi metabolisme basal (Fki) untuk orag dewasa

Kelompok Umur (tahun)

AKEI Laki-laki (kal/kg BB/hr)

AKEI Perempuan (kal/kg BB/hr) 20-29 (15,3 Bi + 679) (Fki) (14,7 Bi + 496) (Fki) 30-59 (11,6 Bi + 879) (Fki) (8,7 Bi + 829) (Fki)

60 (10,5 Bi + 487( (Fki) (10,5 Bi + 596) (Fki)

(17)

Bi = Berat bada sehat (kg).

Tabel 2. Fki bagi laki-laki dewasa dan perempuan menurut tingkat kegiatan

NO. Tingkat Kegiatan Laki-laki Perempuan

1. Ringan 1,55 1,56

2. Sedang 1,78 1,64

3. Berat 2,10 2,00

Pada usia dewasa, berat badan sehat atau ideal harus benar-benar diperhitungkan

karena berat badan sudah mulai sensitif. Oleh karena itu, makanan yang dimakan harus sesuai

dengan kebutuhan agar tidak terjadi kelebihan makanan sehingga terjadi kelebihan berat

badan atau kegemukan. Penentuan berat badan ideal dapat dilakukan dengan cara sederhana,

yaitu dengan rumus berikut ini:

BBR = ��

(��−���)X 100%

Keterangan : BBR = berat badan relatif

BB = berat badan aktual (kg)

TB = tinggi badan (cm)

Penggolongan berat badan seseorang :

1) Kurus = BBR < 90%

2) Normal/ideal = BBR 90 – 110%

3) Gemuk = BBR >110% (Pranadji, 2003).

b. Analisa Data

1. Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, Ketidakseimbangan

Defenisi : Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.

Batasan karakteristik

Penulis menyarankan pengguna diagnosis ini hanya jika terdapat satu diantara tanda

(18)

• Berat badan kurang dari 20% atau lebih dibawah berat badan ideal untuk tinggi badan dan rangka tubuh

• Asupan makanan kurang dari kebutuhan metabolik, baik kalori total maupun zat gizi

tertentu

• Kehilangan berat badan dengan asupan makanan yang adekuat

Melaporkan asupan makanan yang tidak adekuat kurang dari recommended daily

allowance (RDA).

Subjektif

• Kram abdomen

• Nyeri abdomen ( dengan atau tanpa penyakit)

• Menolak makan

• Indigesti

• Persepsi ketidakmampuan untuk mencerna makanan

• Melaporkan perubahan sensasi rasa

• Merasa cepat kenyang setelah mengonsumsi makanan

Objektif

• Pembuluh kapile rapuh

• Diare atau steatore

• Kekurangan makanan

• Kehilangan rambut yang berlebihan

• Bisiing usus hiperaktif

• Kurang informasi, informasi yang salah

• Kurangnya minat terhadap makanan

• Salah paham

• Membran mukosa pucat

• Tonus otot buruk

• Menolak untuk makan

• Rongga mulut terbuka

• Kelemahan otot yang berfungsi untuk menelan atau mengunyah.

(19)

Defenisi: Asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik.

Batasan Karakteristik

Penulis merekomendasikan penggunaan diagnosis ini hanya jika satu atau lebih dari batasan

karakteristik NANDA berikut ini:

• Lipatan kulit trisep ± 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita • Berat badan 20% di atas berat badan kerangka ideal

Objektif

• Konsentrasi asupan makanan di malam hari

• Pola makan difungsional ( mis, makan sambil melakukan aktivitas lainnya)

• Makan sebagai respon terhadap pengaruh eksternal, seperti waktu siang atau situasi sosial

• Makan sebagai respon terhadap pengaruh internal salain rasa lapar ( mis, ansietas

(marah, depresi, bosan, stres, dan kesepian)) • Tingkat aktivitas kurang gerak

3. Nutrisi: Lebih dari kebutuhan tubuh, Resiko ketidakseimbangan

Defenisi: beresiko untuk mengalami asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik.

Faktor Resiko Subjektif

• Peningkatan selera makan

• Makan sebagai respon terhadap pengaruh eksternal ( mis, waktu siang atau situasi

sosial ).

• Makan sebagai respon terhadap pengaruh internal selain rasa lapar

• Penggunaan makanan padat sebagai sumber makanan utama sebelum usia lima bulan

Objektif

• Obesitas pada salah satu atau kedua orang tua

• Konsentrasi asupan makanan di malam hari

• Disfungsi pola makan

• Tampak menggunakan makanan sebagai penghargaan diri atau tindakan kenyamanan

(20)

c. Rumusan Masalah

Diagnosa keperawatan pada gangguan nutrisi harus aktual dan potensial berdasarkan

pengumpulan data yang selama pengkajian dimana perawat menyusun strategi keperawatan

untuk mengurangi atau mencegah bahaya berhubungan dengan nutrisi ( Potter & Perry,

2006).

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada gangguan nutrisi (NANDA, dalam

Potter & Perry, 2006), yaitu:

1. Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, ketidakseimbangan

2. Nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh, ketidakseimbangan

3. Nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh, resiko, ketidakseimbangan.

d. Perencanaan

Diagnosa keperawatan mengawali rumusan rencana perawatan. Rencana perawatan

dibuat secara individual sesuai dengan persepsi klien tentang nutrisi dan asuhan keperawatan

yang mencegah atau meminimalkan masalah nutrisi (Nanda dalam Potter & Perry, 2006).

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2006) adalah:

Intervensi Rasional

1. Tingkatkan intake makanan

melalui:

• Mengurangi gangguan dari

lingkungan seperti berisik dan

lain-lain

• Jaga privasi klien

• Jaga kebersihan ruangan

• Berikan obat sebelum

makan jika ada indikasi.

2. Jaga kebersihan mulut pasien

3. Bantu pasien makan jika tidak

1. Cara khusu untuk meningkatkan

nafsu makan

2. Mulut yang bersih meningkatkan

nafsu makan

(21)

mampu

4. Sajikan makanan yang mudah

dicerna, dalam keadaan hangat,

tertutup dan berikan sedikit-sedikit

tetapi sering

5. Selengi makan dengan minum

6. Hindari makanan yang banyak

mengandung gas

7. Ukur intake makanan dan timbang

berat badan

8. Lakukan latiha pasif dan aktif

9. Kaji tanda vital, sensori, bising

usus

10. Monitori hasil lab, seperti glukosa,

elektrolit, albumin, hemoglobin,

kolaborasi dengan dokter

11. Berikan umpan balik yang positif

tentang peningkatan intake, berat

badan

12. Berikan pendidikan kesehatan

tentang cara diet, kebutuhan kalori,

dan tindakan keperawatan yang

berhubungan dengan nutrisi jika

pasien menggunakan NGT

4. Meningkatkan selera makan dan

intake makan

5. Memudahkan makanan masuk

6. Mengurangi rasa nyaman

7. Observasi kebutuhan nutrisi

8. Menambah nafsu makan

9. Membantu mengkaji keadaan

pasien

10. Monitor status nutrisi

11. Meningkatkan kepercayaan untuk

meningkatkan makan

12. Meningkatkan pengetahuan agar

pasien lebih koorperatif

13. Menghindari aspirasi dan

(22)

13. Cek kepatenan tube

14. Pemberian cairan/makanan tidak

lebih 150 cc sekali pemberian

15. Cek temperatur makanan agar tidak

terlalu panas/dingin

16. Atur posisi semifowler saat

memberikan makanan

17. Jelaskan bagaimana tube bekerja

dan perawatannya.

14. Menghindari aspirasi

15. Mengurangi kram dan terbakar

pada abdomen

16. Mengurangi regurtasi

(23)

B. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian Pasien

Berdasarkan penugasan sesuai dengan jadwal mahasiswa praktek karya tulis ilmiah

yaitu di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas, pada tanggal 18 Mei – 22 Mei di

Lingkungan VII Kelurahan Harjosari II Kecamtan Medan Amplas. Pada penugasan tersebut

ditemukan seorang pasien Ny. S dengan masalah medis Diabetes Millitus dan masalah

keperawatan Nutrisi pasien tersebut diangkat oleh penulis menjadi pasien kelolaan.

Pengkajian keperawatan pertama kali dilakukan pada tanggal 19 Mei 2015 pada

pasien Ny. S di Jalan Bajak III Lingkungan VII Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan

Amplas dengan masalah keperawatan gangguan kebutuhan dasar pada masalah pengaturan

nutrisi, pukul 08.00 WIB dilakukan pengkajian tentang biodata pasien, antara lain: Ny. S (

perempuan) berusia 55 tahun,dan agama islam dan suami Tn R berusia 58 tahun yang bekerja

sebagai buruh pabrik, agama Islam dan tinggal di jalan Bajak III Lingkungan VII kelurahan

Harjosari II Kecamatan Medan Amplas.

Pukul 09.00-10.00 dilakukan pengkajian tentang keluhan utama pasien, riwayat

kesehatan sekarang, riwayat kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan keluarga. Dari

pengkajian yang dilakukan terhadap klien tentang keluhan utama diperoleh data pasien BB

menurun, sering BAK. Klien juga mengatakan selama ini nafsu makan berkurang, gelisah

dan sulit tidur pada malam hari. Tanda-tanda vital pasien TD : 160/110 mmHg , Nadi :

120x/menit, Pernafasan : 20x/menit dan Temperature : 36,5°C.

Pengkajian riwayat kesehatan sekarang ditemukan data melalui wawancara dengan

klien Ny. S saat ini sedang lemas dan kekurangan asupan makanan disertai kadar gula darah

yang meningkat yaitu KGD = 300 mg/dl. Klien mengatakan selama ini Ny. S mengalami

nafsu makan berkurang dengan frekuensi 2 kali/hari. Ny. S juga menjadi lebih lemas, kepala

pusing dan sulit tidur malam.

Pengkajian riwayat kesehatan masa lalu diperoleh data melalui wawancara dengan

klien Ny. S 2 tahun yang lalu klien pernah mengalami adanya kelenjar pada tulang

dungkulnya dan juga klien baru mengetahui bahwa adanya riwayat Hipertensi. Setelah

mengetahui adanya kelenjar tersebut Ny. S langsung berobat ke Rumah Sakit dan dilakukan

tindakan operasi. Riwayat penggunaan obat-obatan yang di konsumsi klien jika merasa

(24)

Pengkajian riwayat alergi didapati data bahwa tidak ada riwayat alergi yang dialami oleh

klien.

Pukul 11.00 WIB ditegakkan diagnosa keperawatan pertama yaitu

Ketidakseimbangan nutrisi. Kemudian dilakukan intervensi keperawatan pada pukul 11.30

WIB kepada pasien. Pukul 14.00 dilakukan evaluasi kepada pasien dengan intervensi

keperawatan yang telah dilakukan sebelumnya dengan hasil masalah belum teratasi.

Tanggal 20 Mei 2015 pukul 08.30-10.00 WIB dilakukan pemeriksaan fisik kepada

pasien. Keadaan umum pasien didapati Ny. S tampak lemas, kepala pusing, dan kesadaran

compos mentis. Pemeriksaan tubuh TD: 150/100 mmHg; Nadi: 100 x/menit; Pernafasan: 20

x/menit; T: 370 C; KGD: 300 mg/dL. Dalam pemeriksaan kepala dan rambut didapati bentuk

kepala simetris, tidak ada benjolan, kebersihan kepala terjaga dengan baik tidak ada ketombe.

Rambut tumbuh merata, bewarna hitam dan ada terdapat rambut putih, kulit kepala bersih

dan tidak berminyak.

Pada pemeriksaan wajah warna kulit tampak kuning langsat dengan struktur wajah

oval dan simetris. Mata lengkap dan simetris, palpebra terlihat pembengkakan, konjungtiva

anemis, sklera putih, pupil normal dan coklat muda, kornea bulat merata, iris simetris

berbatas jelas, ketajaman penglihatan baik tekanan bola mata baik.

Pada pemeriksaan hidung, tulang hidung tepat di tengah, posisi septum nasi simetris,

lubang hidung normal, bersih dan tidak ada sumbatan, tidak ada pernafasa cuping hidung.

Bentuk daun telingan normal, dan simetris, ukuran telinga simetris kiri dan kanan, lubang

telinga paten dan bersih, ketajaman pendengaran baik.

Pada pemeriksaan mulut dan faring didapati bahwa bibir kering, dan keadaan gigi

lengkap . Posisi trachea normal, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, suara normal. Tidak

ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada distensi vena jugularis, denyut nadi karotis teraba.

Pada pemeriksaan integumen kebersihan integumen terjaga dengan baik. Akral

hangat, warna kulit kuning langsat, tidak ada cianosis, turgor kulit baik, CRT < 2 detik,

kelembaban kulit tidak baik. Pemeriksaan thoraks/dada normal, simetris, pernafasan

(frekuensi, irama) 20x/menit . Saat palpasi pemeriksaan paru gerak dada tampak normal,

(25)

Pada pemeriksaan jantung tidak didapati sianosis, pulsasi teraba, suara dullnes saat

perkusi, bunyi jantung 1 dan 2 normal, tidak ada bunyi tambahan. Abdomen terlihat normal,

simetris, tidak ditemukan benjolan, saat dipalpasi ada nyeri saat di tekan, tidak ada benjolan

atau massa pada abdomen, tidak ada pembesaran pada hepar , perut kembung dan agak keras.

Dari pengkajian tersebut maka pada pukul 10.30 ditegakkan diagnosa keperawatan

kedua yaitu gangguan pola tidur. Pukul 11.00 WIB dilakukan intervensi kembali kepada

pasien dengan diagnosa keperawatan pertama dan Pukul 13.00 WIB dilakukan intervensi

keperawatan juga kepada pasien dengan diagnosa gangguan pola tidur. Pukul 14.30 WIB

dilakukan evaluasi terhadap intervensi yang telah dilakukan dan diperoleh hasil masalah

ketidakseimbangan nutrisi teratasi sebagian dan gangguan pola tidur teratasi sebagian.

Pada tanggal 21 Mei 2015 pukul 10.00 WIB dilakukan pengkajian kembali kepada

pasien melalui wawancara dengan pasien tentang kebiasaan makan sehari-hari dan pola

eliminasi pasien. Pola kebiasaan makan sehari-hari pasien makan 2 kali sehari (pagi dan

sore), Nafsu makan klien tetap (nafsu makan berkurang). Ny. S tidak mengalami mual dan

muntah. Pada pagi hari klien makan pada pukul 10.00 WIB dengan menu nasi dan lauk pauk ,

pada sore hari klien makan pada pukul 16.00 WIB dengan menu nasi dan lauk pauk. Berat

badan pasien saat ditimbang BB= 54 kg.

Pola eliminasi pasien selama frekuensi BAB sebanyak 1 kali sehari dengan karakter

feses lunak dan berwarna coklat kekuningan. Tidak ada perdarahan yang terjadi pada klien.

Dan frekuensi BAK pasien sebanyak 5-7 kali sehari, karakter urine klien adalah berwarna

kuning terang dan tidak berbau.

Pengkajian keadaan lingkungan juga dilakukan , didapati hasil pengkajian lingkungan

tempat tinggal klien kurang rapi, suhu ruangan panas dan ventilasi sedikit .

Pukul 12.00 WIB dilakukan intervensi kepada pasien dengan diagnosa keperawatan

ketidakseimbangan nutrisi dengan hasil masalah teratasi sebagian dan Pukul 13.30 dilakukan

intervensi keperawatan kepada pasien dengan diagnosa keperawatan gangguan pola tidur.

Pukul 14.30 WIB dilakukan evaluasi terhadap intervensi yang telah dilakukan dan diperoleh

hasil masalah teratasi sebagian.

(26)

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 20 Mei - 22 Mei 2015, dari

data-data yang diperoleh dilakukan analisa data dengan mengelompokkan data objek dan data

subjek.

Tabel 2.1 Analisa Data

No .

Data Penyebab Masalah

Keperawatan

1.

DS: klien mengatakan

nafsu makan berkurang,

klien mengatakan makan 2

kali sehari dengan porsi

sedang, BB menurun

DO:

• Mukosa pucat

• BB = 53 kg

Selera makan berkurang

Berat badan menurun

Asupan makan kurang dari

kebutuhan tubuh

Ketidakseimbangan nutrisi

Ketidakseimb

angan nutrisi

kurang dari

kebutuhan

(27)

2. DS:

• klien mengatakan

susah tidur apabila sudah

terbangun pada malam

hari (dini)

• klien mengatakan

tidur pukul 22.30 – 03.00

Wib dan setelah itu tidak

tidur

DO:

pada mata klien terdapat

lingkaran hitam,

konjungtiva tampak pucat

Terbangun terlalu dini

Hasrat ingin BAK pada dini

hari

Kesulitan untuk tidur

kembali

Gangguan pola tidur

Gangguan

pola tidur

3. Diagnosa Keperawatan

a) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

hilangnya nafsu makan ditandai dengan BB menurun 3 kg, KGD sewaktu 300

mg/dl.

b) Gangguan pola tidur berhubungan dengan insomnia ditandai dengan klien

mengatakan susah tidur apabila sudah terbangun pada malam hari (dini), pada

mata klien terdapat lingkaran hitam dan konjungtiva tampak pucat

4. Perencanaan Keperawatan

Setelah melakukan pengkajian keperawatan, dari data yang diperoleh dilakukan

analisa dan menemukan masalah-masalah keperawatan kemudian dirumuskan dalam

diagnosa keperawatan. Pada saat itu juga perawat melakukan perencanaan tindakan

keperawatan untuk memberi asuhan keperawatan kepada Ny. S. Perencanaan keperawatan

(28)

Tabel 1. Perencanaan tindakan keperawatan dengan diagnosa Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilangnya nafsu makan ditandai

dengan BB menurun 3 kg, KGD sewaktu 300 mg/dl

No. Dx Perencanaan Keperawatan

1. Tujuan dan Kriteria Hasil

Tujuan:

Memperlihatkan status gizi

Kriteria :

- Mempertahankan berat badan atau bertambah menjadi 54

kg pada waktu seminggu

- Menjelaskan komponen diet bergizi adekuat

- Mengungkapkan tekad untuk mematuhi diet

- Menoleransi diet yang dianjurkan

- Mempertahankan ,assa tubuh dan berat badan dalam batas

normal

Rencana Tindakan Rasional

1. Tentukan motivasi pasien

untuk mengubah kebiasaan

makan

2. Ketahui makanan kesukaan

pasien

3. Tentukan kemampuan pasien

untuk memenuhi kebutuhan

nutrisi

4. Pantau kandungan nutrisi dan

kalori pada catatan asupan

5. Timbang pasien pada interval

yang tepat

6. Ajarkan pasien tentang

makanan yang bergizi dan

1. Membantu atau

menyediakan asupan

makanan dan cairan diet

seimbang

2. Mengumpulkan dan

menganalisa data pasien

untuk mencegah dan

meminimalkan kurang gizi

3. Memfasilitasi pencapaian

(29)

tidak mahal

7. Berikan informasi yang tepat

tentang kebutuhan nutrisi dan

bagaimana memenuhinya

8. Tawarkan makanan porsi

besar di siang hari ketika

nafsu makan tinggi

9. Ajarkan pasien tentang cara

membuat catatan harian

makanan, jika perlu

Tabel 2. Perencanaan tindakan kperawatan dengan diagnosa Gangguan pola tidur

berhubungan dengan insomnia ditandai dengan klien mengatakan susah tidur apabila sudah

terbangun pada malam hari (dini), pada mata klien terdapat lingkaran hitam dan konjungtiva

tampak pucat.

No. Dx Perencanaan Keperawatan

1. Tujuan dan Kriteria Hasil

Tujuan:

Pasien memperlihatkan tidur

Kriteria :

- Mengidentifikasi tindakan yang dapat meningkatkan tidur

atau istirahat

- Menunjukkan kesejahteraan fisik dan psikologis

Rencana Tindakan Rasional 1. Pantau pola tidur pasien

2. Catat hubungan faktor

fisik dan faktor psikologis

3. Ajarkan pasien untuk

menghindari makanan

dan minum saat akan

1. Membantu pasien untuk

beradaptasi dengan

persepsi stresor,

perubahan atau

ancamanyang

(30)

tidur yang dapat

menggangu tidur

4. Bantu pasien untuk

mengindentifikasi

faktor-faktor yang menyebabkan

kurang tidur

5. Anjurkan klien untuk

membatasi asupan cairan

di sore hari untuk

menurunkan

kemungkinan terbangun

di malam hari karena

ingin berkemih

6. Anjurkan klien untuk

mengurangi waktu tidur

di siang hari

tututan dan peran hidup

2. Manipulasi lingkungan

sekitar pasien untuk

meningkatkan

kenyamanan yang

optimal

3. Memfasilitasi siklus

tidur-terjaga yang teratur

5. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Dari perencanaan yang dilakukan tidak semua tindakan dilakukan sesuai dengan

perencanaan (secara lengkap terdapat pada lampiran).

Untuk diagnosa pertama ganguan intake makanan yang dilakukan adalah menentukan

motivasi pasien untuk mengubah kebiasaan makan, mengetahui makanan kesukaan pasien,

menentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, memantau

kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan, menimbang pasien pada interval yang

tepat. Setelah di evaluasi selama perawatan, masalah untuk diagnosa keperawatan yang

pertama masalah teratasi sebagian, pasien sudah mulai melakukan diet dengan baik.

Untuk diagnosa kedua yaitu gangguan pola tidur tindakan yang dilakukan adalah

memantau pola tidur pasien,mencatat hubungan faktor fisik dan faktor psikologis,

mengajarkan pasien untuk menghindari makanan dan minum saat akan tidur yang dapat

menggangu tidur, membantu pasien untuk mengindentifikasi faktor-faktor yang

(31)

untuk menurunkan kemungkinan terbangun di malam hari karena ingin berkemih. Setelah di

evaluasi selama perawatan, masalah untuk diagnosa keperwatan yang kedua masalah teratasi

(32)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Setelah dilakukan pengkajian selama 4 hari pada pasien Ny. S dilakukan analisa data

untuk memperoleh diagnosa keperawatan. Diagnosa yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilangnya

nafsu makan ditandai dengan BB menurun 3 kg, KGD sewaktu 300 mg/dl.

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan insomnia ditandai dengan klien mengatakan

susah tidur apabila sudah terbangun pada malam hari (dini), pada mata klien terdapat

lingkaran hitam dan konjungtiva tampak pucat

Meskipun demikian ketiga masalah keperawatan tersebut ditindaklanjutin dengan

membuat perencanaan serta melakukan implementasi secara maksimal. Asuhan keperawatan

yang berlangsung 4 hari menunjukkan perubahan yang sangat signifikan seperti peningkatan

selera makan klien adekuat dan gangguan tidur yang cukup adekuat, walaupun masih

memiliki masalah sebagian seperti belum ada peningkatan berat badan, serta penurunan

glukosa darah menuju normal. Akan tetapi dengan perencanaan yang telah disepakati

bersama keluarga masalah keperawatan tersebut dapat dilanjutkan dan hingga akhirnya

masalah terselesaikan.

B. Saran

1. Bagi Pendidikan Keperawatan

Sebaiknya pendidikan keperawatan lebih meningkatkan kualitas pendidikan

mahasiswa, khususnya sebelum praktik di rumah sakit. Sebaiknya diadakan ujian

praktek kembali sebelum praktik ke rumah sakit.

2. Bagi Praktik Keperawatan

Untuk praktik keperawatan sebaiknya seorang medis meningkatkan kreatifitasnya

dalam merawat pasien dan seorang perawat juga harus tetap meningkatkan kualitas

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Alimul H. A. Aziz. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia; Aplikasi konsep dan

proses keperawatan. Buku 2. Jakarta : Salemba medika

POTTER & PERRY. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan; Konsep, proses dan

praktik, Edisi 4 Vol. 2. Jakarta : ECG

Almatsier, Sunita. (2002). Prinsip Dasar ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Yuniastuti. (2008). Gizi dan Kesehatan, Edisi: 1. Yogyakarta : Graha Ilmu

Irianto, Kus. (2004). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Bandung : Yrama Widya

Smeltzer, Suzzane C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah Brunner & Suddarth.

(34)

Lampiran 1

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

NAMA : Ny. S

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 55 tahun

Status Perkawinan : Sudah menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jalan Bajak IV Barat Kelurahan Harjosari II Kecamatan

Medan-Amplas

Tanggal Pengkajian : 18 Mei 2015

II. KELUHAN UTAMA

Klien mengatakan sering buang air kecil, selalu merasa kehausan, BB menurun, selera

makan berkurang

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative/palliative

1. Apa penyebabnya : klien mengalami diabetes

millitus selama 2 tahun belakangan ini.

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan : klien tidak pernah berobat

B. Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan : klien mengatakan sering pusing, susah tidur

dan nafsu makan berkurang.

2. Bagaimana dilihat : klien tampak sehat dan segar

(35)

1. Dimana lokasinya : di daerah kepala

2. Apakah menyebar : tidak menyebar.

D. Severity

Klien dapat beraktivitas seperti biasa, namun saat penyakitnya kambuh pasien segera

beristitahat.

E. Time

Tidak dapat diukur karena ketika penyakitnya kambuh pasien istirahat.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami

Klien mengatakan adanya kelenjar pada tulang dungkulnya 2 tahun yang lalu dan

hipertensi

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Klien langsung dibawa ke rumah sakit dan langsung dilakukan tindakan operasi pada

dungkulnya.

C. Pernah dirawat/dioperasi

Klien mengatakan pernah melakukan operasi

D. Lama dirawat

Klien mengatakan selama 1 minggu dirawat di rumah sakit

E. Alergi

Klien tidak alergi terhadap makanan ataupun obat-obatan

F. Imunisasi

Klien tidak mengingat lagi imunisasi apa yang pernah diberikan kepadanya.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua

Ayah klien memiliki riwayat hipertensi dan ibu klien mengalami sesak nafas,

hipertensi dan gangguan pada lambungnya.

B. Saudara kandung

Saudara kandung mengalami hipertensi

(36)

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

E. Anggota keluarga yang meninggal Ayah klien dan saudara laki-laki klien

F. Penyebab meninggal

Klien mengatakan penyebab ayah dan saudara laki-lakinya meninggal karena sakit

hipertensi.

VI. RIWAYAT OBSTETRIK

G: - P: - A: - HPHT: - TTP: -

No. Umur Komplikasi/Masalah Kondisi

Anak

Penolong

Kehamilan Persalinan Nifas

- - - -

VII. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Klien mengatakan tidak cemas dengan penyakitnya dan kurang memahami

penyakitnya.

B. Konsep Diri

- Gambaran diri : klien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya

- Ideal diri : klien mengatakan aktivitasnya tidak terbatas

- Harga diri : klien mengatakan sejauh ini aktivitasnya masih terjalani

olehnya

- Peran diri : di keluarganya klien berperan sebagai orangtua

- Identitas : jika sakit, sebagian besar aktivitas klien dibantu oleh

anak-anaknya.

C. Keadaan Emosi : Labil

D. Hubungan Sosial

- Orang yang berarti : orang berarti bagi klien adalah

(37)

- Hubungan dengan keluarga : hubungan klien dengan keluarga baik

- Hubungan dengan orang lain : hubungan klien dengan orang lain yaitu

tetangganya harmonis

- Hambatan dala berhubungan dengan orang lain: tidak ada hambatan dalam

berhubungan dengan orang lain.

E. Spiritual

- Nilai dan keyakinan : klien menganut agama islam dan

percaya kepada Tuhan

- Kegiatan ibadah : berdoa, sholat dan mengaji.

VIII. STATUS MENTAL

- Tingkat Kesadaran : Composmentis (CM)

- Penampilan : Rapi

- Pembicaraan : Lancar

- Alam perasaan : Senang

- Afek : Datar

- Interaksi selama wawancara : Kontak mata langsung

- Memori : Tidak ada gangguan daya ingat jangka panjang.

IX. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan Umum

Klien mengatakan kepala sering pusing, merasa haus dan tampak lemas

B. Tanda-tanda vital

- Suhu tubuh : 36,50C

- Tekanan darah : 160/110 mmHg

- Nadi : 120x/menit

- Pernafasan : 20x/menit

- TB : 146 cm

- BB : 53 kg

(38)

- Bentuk : Bulat dan simetris

- Ubun-ubun : Tidak ada benjolan

- Kulit kepala : Bersih

Rambut

- Penyebaran dan keadaan rambut : Rambut tumbuh merata, keadaan

rambut banyak dan beruban

- Bau : Rambut tidak berbau

- Warna kulit : cokelat

Wajah

- Warna kulit : Kuning Langsat

- Struktur wajah : Oval, simetris

Mata

- Kelengkapan dan kesimetrisan : Mata lengkap dan simetris

- Palpebra : Pembengkakan (+)

- Konjungtiva dan sklera : Konjungtiva pucat dan sklera putih

- Pupil : Isokor

- Cornea dan iris : Bening

- Visus :Ketajaman penglihatan baik

- Tekanan bola mata : baik

Hidung

- Tulang hidung dan posisi septum nasi :Tulang hidung simetris dan

posisi septum nasi di tengah

- Lubang hidung :Lubang hidung normal, bersih dan tidak ada

sumbatan

- Cping hidung :Pernafasan tidak menggunakan cuping

hidung

Telinga

- Bentuk telinga : Daun telinga normal dan simetris

(39)

- Lubang telinga : Lubang telinga paten dan bersih

- Ketajaman pendengaran : Baik

Mulut dan faring

Keadaan bibir : Kering, simetris

Keadaan gusi dan gigi : Baik dan lengkap

Keadaan lidah : Lidah bersih

Orofaring : Pita suara baik

Leher

- Posisi trachea : Posisi trachea medial

- Thyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid

- Suara : Suara normal

- Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe

- Vena jugularis : Tidak ada distensi jugularis

- Denyut nadi karotis : Denyut nadi teraba

Pemeriksaan integumen

- Kebersihan : Kulit tampak bersih

- Kehangatan : Akral hangat

- Warna : Warna kulit kuning langsat

- Turgor : Turgor kulit baik, CRT < 2 detik

- Kelembaban : Kelembaban kulit tidak baik (kering)

- Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan pada kulit

Pemeriksaan payudara dan ketiak

- Ukuran dan bentuk : -

- Warna payudara dan areola : -

- Kondisi payudara dan putting : -

- Produksi ASI : -

(40)

Pemeriksaan thoraks/dada

- Inspeksi thoraks : Normal, simetris

- Pernafasan (frekuensi, irama) : 20 kali/menit

- Tanda kesulitan bernafas : Normal, tidak ada tanda kesulitan

bernafas

Pemeriksaan paru

- Palpasi getaran suara : Gerak dada normal

- Perkusi : di dapati suara resonan

- Auskultasi (suara nafas, ucapan suara, suara tambahan) :Suara nafas

vesikuler, tidak ada suara tambahan

Pemeriksaan jantung

- Inspeksi : Tidak ada syanosis

- Palpasi : Pulsasi teraba

- Perkusi : Suara dullness saat perkusi

- Auskultasi : Bunyi jantung normal

Pemeriksaan abdomen

- Inspeksi (bentuk, benjolan) : Simetris, tidak ada benjolan

- Auskultasi : Peristaltik usus 8x/menit

- Palpasi (tanda nyeri tekan, ascites, hepar, lien) : Tidak ada nyeri tekan,

benjolan dan ascites

- Perkusi : Tympani

Pemeriksaan musculuskeletal/ekstremitas (kesimetrisan, kekuatan otot, edema):

Otot tampak simetris, tidak ada edema

Fungsi motorik

Klien dapat berjalan dengan baik

(41)

Klien dapat merasakan sentuhan, getaran, panas dingin dan tajam tumpul

X. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI I. Pola makan dan minum

- Frekuensi makan/hari : Klien biasa makan 2 kali/hari

- Nafsu/selera makan : Klien tidak nafsu makan

- Nyeri ulu hati : Klien tidak merasakan nyeri

- Alergi : Klien tidak mempunyai alergi terhadap

apapun

- Mual dan muntah : Pasien tidak mual dan muntah

- Waktu makan : Pada pagi dan sore hari

- Jumlah dan jenis makan : Porsi sedang

- Waktu pemberian cairan/minum : Sebelum dan sesudah makan 16

gelas/hari

- Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah) : Tidak ada

masalah atau kesulitan dalam menelan dan mengunyah makanan pada

klien

II. Perawatan diri/personal hygiene

- Kebersihan tubuh : Tubuh pasien bersih

- Kebersihan gigi dan mulut : Mulut dan gigi bersih

- Kebersihan kuku kaki dan tangan: Kuku kaki dan tangan bersih

III. Pola kegiatan/Aktivitas

- Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian

dilakukan secara mandiri, sebahagian atau total:

Secara umum aktivitas klien dilakukan secara mandiri

- Uraian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit: -

IV. Pola eliminasi

BAB

- Pola BAB : 1 kali/hari

- Karakter feses : Lunak

- Riwayat perdarahan : Tidak ada riwayat perdarahan

- BAB terakhir : 18 Mei 2015

- Diare : Sesekali diare

(42)

BAK

- Pola BAK : 5-7 kali/hari

- Karakter urine : Kuning terang

- Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK : Tidak ada kesulitan BAK

- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : tidak ada riwayat

penyaki ginjal/kandung kemih

- Penggunaan diuretik : Tidak menggunakan diuretik

- Upaya mengatasi masalah : -

V. Mekanisme Koping

- Adaptif : Bicara dengan orang lain

- Maladaptif : Tidak menghindar

VI. Pola tidur

- Waktu tidur : 22.30 s/d 03.00 WIB (± 51

2 �

jam)

- Waktu bangun : ± 1 jam

- Masalah tidur : klien tidak dapat tidur jika

terbangun karena mau BAK

- Hal-hal yang mempermudah tidur : klien menonton tv

- Hal-hal yang mempermudah bangun : klien akan terbangun apabila

(43)

Lampiran 2

Pukul Implementasig Keperawatan Evaluasi

Selasa/

1. Menganjurkan pasien untuk

memenuhi kebutuhan nutrisinya

dengan benar

2. Menganjurkan makan-makanan

yang wajib untuk dihindari pasien

ataupun mengurangi porsi

makanannya

S:

- Klien merasakan penurunan ber

mampu memenuhi kebutuhan gi

berkurang

- Mata terlihat sedikit pucat.

A: Masalah belum teratasi.

P:Intervensi dilanjutkan.

Dx

2

7. Mengidenfikasi penyebab

terganggunya pola tidur pasien

8. Mengkaji seberapa banyak pasien

minum yang menyebabkan

terganggu pola tidur

S:

- Pasien mengatakan belum da

normal

O:

- Klien terlihat kurang bersem

menguap

A:Masalah teratasi sebagian.

P:Intervensi dilanjutkan.

1. Memantau kandungan nutrisi dan

kalori pada catatan asupan

2. Menimbang berat badan pasien

S:

- Pasien mengatakan belum mem

(44)

WIB O:

A: Masalah teratasi sebagian.

P: Intervensi dilanjutkan.

Dx

2

1. Menganjurkan pasien untuk

membatasi asupan cairan yang

masuk pada sore hari yang

membuat terbangun

S :

- pasien mengatakan terlalu banyak

hari

DO:

- Mengurangi intake (200 ml)

A:

- Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan

Kamis/

1. Mengajarkan pasien tentang

makanan yang bergizi dan tidak

mahal

2. Memberikan informasi yang tepat

tentang kebutuhan nutrisi dan

bagaimana memenuhinya

S :

- Pasien mengatakanmakanan yang

bergizi

- Pasien mengatakan kurang memaha

(45)

A : masalah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan

Dx

2

1. Menganjurkan klien untuk

membatasi asupan cairan di sore

hari untuk menurunkan

kemungkinan terbangun di malam

hari karena ingin berkemih

2. Menganjurkan klien untuk

mengurangi waktu tidur di siang

hari

S:

- Pasien mengatakan akan sudah m

pada malam hari

O:

- Waktu tidur pasien mulai bertamba

A:

- masalah belum teratasi

P:

- intervensi dilanjutkan

Jumat/

1. Menawarkan makanan porsi besar

di siang hari ketika nafsu makan

tinggi

2. Mengajarkan pasien tentang cara

membuat catatan harian makanan,

jika perlu

S :

- Pasien mengatakan porsi pagi dan s

- Pasien mengatakan tidak pern

makanan

- Asupan makanan sesuai diet

(46)

P : intervensi dilanjutkan.

Dx

2

1. Mengajarkan kembali pada

pasien untuk mengindentifikasi

faktor-faktor yang menyebabkan

kurang tidur

2. Mengingatkan kembali kepada

klien untuk membatasi asupan

cairan di sore hari sehingga

menurunkan kemungkinan

terbangun di malam hari karena

ingin berkemih

S:

- Pasien mengatakan sudah melakuka

- Pasien mengatakan waktu istirahtan

O:

Pasien tidak tampak kelelahan

Pasien tampak melakukan aktivita

A:

- Masalah belum teratasi

P:

(47)

Gambar

Tabel 1. Kebutuhan Kalori orang dengan diabetes
Tabel 1. Faktor kelipatan energi metabolisme basal (Fki) untuk orag dewasa
Tabel 2. Fki bagi laki-laki dewasa dan perempuan menurut tingkat kegiatan
Tabel 2.1 Analisa Data
+3

Referensi

Dokumen terkait

Ditemukan data – data Ny.S selama; BAB 1 kali dalam 5 hari, Pola BAB tidak teratur, pengeluaran feses sulit dan nyeri, perasaan penuh pada perut, nafsu makan, feses keras,

Y yaitu Mengajarkan pola makan hidup sehat pada pasien, mendiskusikan bersama klien kemungkinan penyebab hilangnya nafsu makan, menimbang berat badan setiap hari, membantu dan

Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya nafsu makan. Menimbang

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Intake (masukan nutrisi) yang.. tidak adekuat ditandai dengan nafsu makan berkurang dan nyeri

Penyebab An.F kurang nafsu makan karena bosan dengan makanan yang.. disajiakn oleh Ny.S, contoh makanan yang disajiakan Ny.S adalah

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Asupan nutrient yang tidak adekuat dalam diet yang ditandai degan penurunan berat badan (+). Mengkaji

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi obesitas atau nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yaitu:. Aktivitas diet dengan mengatur

Mengetahui asuhan keperawatan lansia dengan masalah nutrisi: kurang dari kebutuhan. Untuk Kegiatan