• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Rumah Sakit Jiwa Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Rumah Sakit Jiwa Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara Medan"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan Prioritas

Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Nutrisi Kurang dari

Kebutuhan Tubuh di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Moh.

Ildrem Provinsi Sumatera Utara Medan

Karya Tulis Ilmiah

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII keperawatan

Oleh

Agnes Nelsy Herawati Tampubolon

122500158

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS

KEPERAWATAN

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

(KTI) ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan Prioritas Masalah

Kebutuhan Dasar Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Rumah Sakit

Jiwa Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara Medan”. Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini

merupakan salah satu syarat yang harus dibuat untuk menyelesaikan pendidikian

Diploma Fakultas Keperawatan Sumatera Utara.

Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah

memberikan bantuan, bimbingan, dan dukungan dalam proses penyelesaian Karya

Tulis Ilmiah (KTI) ini, sebagai berikut :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakutas Keperawatan Sumatera

Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kep, MNS selaku Wakil Dekan I Fakutas Keperawatan

Sumatera Utara.

3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS, selaku Wakil Dekan II Fakultas

Keperawatan Sumatera Utara.

4. Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp, MNS, selaku Wakil Dekan III Fakultas

Keperawatan Sumatera Utara.

5. Ibu Nur Afidarti, S.Kp, M.Kep selaku ketua Program Studi D III Keperawatan

(5)

6. Bapak Mula Tarigan, S.Kp, M.Kes selaku sekretaris Program Studi D III

Keperawatan Sumatera Utara.

7. Bapak Ahmad Fathi, S.Kep, Ns, MNS selaku dosen pembimbing KTI saya,

yang senantiasa memberikan waktu untuk membimbing dan memberikan

masukan yang sangat berharga kepada saya dalam penulisan Karya Tulis

Ilmiah (KTI) ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

8. Mahnum Lailan Nst, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen penguji.

9. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Fakultas Kperawatan Universitas

Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada

penulis.

10. Terima kasih sedalam-dalamnya buat harta berhargaku, kedua orang tuaku

tercinta D. Tampubolon dan L. Siahaan yang selalu memberi dukungan moril

maupun materil dengan penuh kasih sayang. Buat adik-adikku, Ayu

Tampubolon, William Tampubolon, Boy Tampubolon, Pinkan Tampubolon,

dan Prita Tampubolon yang selalu menjadi motivasiku untuk selalu berjuang

dan yang senantiasa menyayangiku. Kepada Frenki yang selalu membantuku

dalam studiku selama ini dan yang memotivasiku untuk pantang menyerah

dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini. Buat sahabat-sahabatku Lisna,

Yulfitri, Dewi, Rizki, Sarah, Enda. Buat teman-teman seperjuanganku di

Fakultas Keperawatan stambuk 2012 dan buat seluruh pihak yang tidak bisa

saya sebutkan satu per satu namanya yang selalu membantu dan mendukung

dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah dan perkuliahanku selama ini. Terima

(6)

Semoga Tuhan Yang Maha Esa mencurahkan karuniaNya kepada semua

pihak yang telah mendukung penulis. Harapan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini

semoga dapat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan profesi keperawatan.

Medan, 01 Agustus 2015

(7)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 5

C. Manfaat ... 6

BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi 1. Konsep Dasar ... 7

2. Pengkajian ... 8

3. Diagnosa ... 11

4. Analisa Data ... 14

5. Perencanaan ... 15

B. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian ... 16

2. Analisa data ... 19

3. Rumusan masalah ... 22

4. Perencanaan ... 23

5. Implementasi ... 27

(8)

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan ... 31

b. Saran ... 31

Daftar Pustaka ... 32

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seseorang mengalami gangguan jiwa apabila ditemukan adanya gangguan pada

fungsi mental, yang meliputi: emosi, pikiran, perilaku, perasaan, motivasi, kemauan,

keinginan, daya tilik diri, dan persepsi sehingga mengganggu dalam proses hidup di

masyarakat. Hal ini dipicu oleh adanya keinginan seseorang untuk memenuhi

kebutuhan dasar manusia dalam mempertahankan hidup sehingga seseorang

dihadapkan untuk berpikir, berkeinginan untuk mencapai cita-cita yang

mengharuskan seseorang berhubungan dengan orang lain. Jika seseorang mengalami

kegagalan dalam berinteraksi dengan orang lain, maka akan timbul respon fisiologis

maupun psikologis ketika keinginan tersebut tidak tercapai. Kondisi ini terjadi karena

seseorang tidak mau belajar dari sebuah proses interaksi dengan orang lain sehingga

tidak pernah mengukur kemampuannya dengan standar orang lain. Akibatnya,

timbullah perasaan tertekan. Hal ini ditandai dengan menurunnya kondisi fisik akibat

gagalnya pencapaian sebuah keinginan, terutama minat dan motivasi sehingga

membuat seseorang gagal dalam mempertahankan kualitas hidupnya. Perasaan

tertekan atau depresi akibat gagalnya seseorang dalam memenuhi sebuah tuntutan

tersebut akan mengawali terjadinya penyimpangan kepribadian yang merupakan awal

(10)

Skizofrenia adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Yunani “Schizein”

yang berarti terpisah atau pecah dan “Pherenia” yang berarti jiwa. Arti kata-kata

tersebut menjelaskan tentang karakterisik utama dari gangguan skizofrenia, yaitu

adanya pemisah antara pikiran, emosi, dan perilaku dari orang yang mengalaminya.

Gangguan skizofrenia tergolong pada gangguan psikotik, yang ciri utamanya antara

lain adalah kegagalan (Fausiah & Widury, 2008).

Kelainan jiwa ini menunjukkan gangguan dalam fungsi kognitif (pikiran)

berupa disorganisasi. Di samping itu, juga ditemukan gejala gangguan persepsi,

wawasan diri, perasaan dan keinginan. Skizofrenia ditemukan 7 per 1.000 orang

dewasa dan terbanyak usia 15-35 tahun. Pada skizofrenia tidak ditemukan banyak

kasus baru, karena skizofrenia lebih disebabkan fakor internal. Negara berkembang,

termasuk Indonesia lebih menguntungkan dibanding Negara maju, karena dukungan

keluarga yang diperlukan dalam pengobatan Skizofrenia lebih baik dibandingkan

dengan Negara yang telah maju. Stigma terhadap gangguan jiwa tidak hanya

menimbulkan konsekuensi negatif terhadap penderitanya, tetapi juga anggota

keluarga. Misalnya, sikap-sikap penolakan, penyangkalan, disisihkan, dan diisolasi.

Penderita gangguan jiwa mempunyai risiko tinggi terhadap pelanggaran hak asasi

manusia (Nazir & Muhith, 2011).

Prevelensi penderita skizofrenia di Amerika Serikat diperkirakan 1-1,5% dari

populasi. Perbedaan antara pria dan wanita terjadi pada onset dan bentuk penyakit, di

mana onset gangguan muncul lebih awal pada pria dibandingkan wanita. Puncak usia

onset pada pria adalah 15-25 tahun, sementara pada wanita 25-35 tahun. Sedangkan

(11)

terjadi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pria lebih mungkin memunculkan

simtom negatif dibandingkan wanita, dan wanita tampaknya memiliki fungsi sosial

yang lebih baik dari pada pria (Fausiah & Widury, 2008).

Pada umumnya pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Moh. Ildrem

Medan hanya mendapatkan makanan yang disediakan dari rumah sakit dan jarang

mendapatkan makanan dari keluarga yang mengunjunginya. Pasien Skizofrenia akan

mengalami gangguan pemenuhan nutrisi yang diakibatkan oleh gangguan pikiran dan

gangguan perilaku pada biokimiawi otak dimana hal ini berdampak buruk bagi

pemenuhan nutrisinya ditandai dengan Body Mass Index (BMI) kurang dari normal.

Tubuh memerlukan makanan untuk mempertahankan kelangsungan fungsinya.

Kebutuhan nutrisi ini diperlukan sepanjang kehidupan manusia, namun jumlah nutrisi

yang diperlukan tiap orang berbeda sesuai dengan kataristiknya, seperti jenis kelamin,

usia, aktivitas dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan hanya sekedar untuk

menghilangkan rasa lapar, melainkan mempunyai banyak fungsi. Adapun fungsi

umum dari nutrisi adalah sebagai sumber energi, memelihara jaringan tubuh,

mengganti sel tubuh yang rusak, mempertahankan vitalitas tubuh, dan lain-lain. Oleh

karena itu, dalam memenuhi kebutuhan nutrisi perlu diperhatikan zat gizinya

(nutrien). Nutrien merupakan zat kimia organik yang ditemukan dalam makanan dan

diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya. Nutrien tersebut

diabsorbsi di saluran pencernaan kemudian didistribusikan ke sel-sel tubuh lain. Di

dalam sel tubuh, nutrien digunakan untuk proses fungsional sel tersebut, sumber

energi, dan sintesis protein. Untuk itu, maka intake nutrisi ke dalam tubuh harus

(12)

yang seimbang. Nutrien esensial tersebut meliputi karbohidrat, lemak, protein,

vitamin, mineral, dan air. Makanan yang masuk kedalam tubuh sampai di keluarkan

dari tubuh dalam bentuk sampah metabolisme terjadi melalui proses pencernaan.

Gangguan pada proses pencernaan dapat menyebabkan individu mengalami nutrisi.

Pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan hanya memerhatikan jumlah yang dikonsumsi,

melainkan juga perlu memerhatikan zat gizi yang mesti di penuhi. Oleh karena itu,

makanan yang dikonsumsi harus mengandung nutrien esensial yang baik bagi tubuh

(Asmadi, 2012).

Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan

dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima

makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan

tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga

dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang

terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan

penyakit. Makanan yang kita makan tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh dalam

bentuk energi, fungsi kelenjar, kerja hormon sebelum melalui proses pencernaan,

absorbsi, dan metabolisme. Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi fisiologi

organ tubuh, pergerakan, mempertahankan temperature, fungsi kelenjar, kerja

hormon, pertumbuhan, dan penggantian sel-sel yang rusak (Tarwoto & Wartonah,

2010).

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis tertarik

(13)

Kebutuhan Dasar Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Rumah Sakit

Jiwa Prof. Dr. Moh. Ildrem Provinsi Sumatera Utara Medan.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memberikan Asuhan

Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Gangguan Nutrisi di Rumah Sakit Jiwa

Prof Dr. H. Ildrem Sumatera Utara Medan.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan masalah gangguan

nutrisi penulis mampu :

a. Melakukan pengkajian pada Ny. R dengan prioritas masalah kebutuhan dasar

Nutrisi.

b. Menegakkan diagnosa pada Ny. R dengan prioritas masalah kebutuhan dasar

Nutrisi.

c. Menyusun rencana keperawatan pada Ny. R dengan prioritas masalah

kebutuhan dasar Nutrisi.

d. Melakukan intervensi keperawatan berdasarkan rencana keperawatan yang

sudah dibuat pada Ny. R dengan prioritas masalah kebutuhan dasar Nutrisi.

e. Melakukan evaluasi hasil akhir terhadap tindakan keperawatan yang telah

(14)

C. Manfaat

Adapun yang diharapkan dari penulisan ini adalah:

1. Bagi Pendidikan Keperawatan

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan sebagai sumber bacaan atau referensi an

dapat mengaplikasikan NANDA, NIC, dan NOC bagi ilmu keperawatan jiwa tentang

asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah gangguan nutrisi dan dapat

dijadikan sebagai bukti dasar yang dipergunakan dalam pelajaran asuhan keperawatan

jiwa.

2. Bagi Pelayanan Kesehatan

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat membantu klien gangguan jiwa yang

mengalami gangguan nutrisi dalam meningkatkan kebutuhan nutrisi dengan

memberikan asuhan keperawatan mengenai kebutuhan dasar nutrisi.

3. Bagi Klien

Hasil asuhan keperawatan ini dapat mengetahui cara memenuhi kebutuhan

(15)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi

Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan

dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima

makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan

tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga

dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain

terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan

lainnya (Tarwoto & Wartonah, 2010).

Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk fungsi organ

dan pergerakan badan, untuk mempertahankan suhu tubuh, dan untuk menyediakan

material mentah dan fungsi enzim, pertumbuhan, penempatan kembali dan perbaikan

sel. Metabolisme mengacu pada semua reaksi biokimia dalam sel tubuh. Proses

metabolik dapat menjadi anabolik (membangun) atau katabolic (merusak). Makanan

dimakan, dicerna, dan diserap untuk menghasilkan energi yang diperlukan untuk

reaksi ini. Kebutuhan energi individu dipengaruhi oleh beberapa factor. Kebutuhan

energi seseorang ketika istirahat di sebut Laju Metabolisme Basal (Basal Metabolik

Rate-BMR) adalah energi yang diperlukan pada tingkat terendah fungsi selular

(16)

Persamaan umumnya digunakan untuk memperkirakan penggunaan energi

basal (Basal Energi Expenditure-BEE). Sejumlah faktor, seperti aktivitas, penyakit,

cedera, demam, infeksi, pemasukan makanan, dan kelaparan dapat mengakibatkan

BEE. Kebutuhan dihitung berdasarkan berat badan dan usia. Kebuthan energi juga

dapat diperkirakan dengan mengukur konsumsi energi dan produksi karbon dioksida

dengan alat-alat pedati pengukuran metabolisme. Pada umumnya, ketika kebutuhan

energi dipenuhi lengkap dengan asupan kalori makanan, maka berat badan tidak

berubah. Jika pemasukan kalori melebihi kebutuhan energi, maka berat badan

seseorang akan menambah. Ketika pemasukan kalori gagal untuk memenuhi

kebutuhan energi, maka seseorang akan kehilangan berat badan. Nutrien merupakan

elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh (Potter & Perry, 2006).

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi

pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang

berhubungan dengan kebutuhan nutrisi (Hidayat, 2008).

1. Riwayat Diet dan Kesehatan

Selain riwayat keperawatan yang umum, perawat memperoleh riwayat khusus diet

yang lebih untuk mengkaji kebutuhan nutrisi aktual atau potensial. Riwayat diet

berfokus pada kebiasaan asupan makanan dan cairan klien, sebaik informasi

tentang pilihan alergi, masalah, dan area yang berhubungan lainnya, seperti

kemampuan klien untuk memperoleh makanan. Selama mengkaji riwayat

(17)

klien untuk menentukan kebutuhan energi dan membandingkannya dengan asupan

makanan. Untuk mengumpulkan pengkajian bahan makanan termasuk catatan

makanan dalam 24 jam dan pertanyaan frekuensi makanan yang membantu untuk

menyusun pola makanan sepanjang waktu. Ahli nutrisi adalah salah satu sumber

berharga bagi perawat dalam merencanakan dan memperoleh riwayat diet.

2. Kemampuan Makan

Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan makan antara lain

kemampuan mengunyah, menelan, dan makan sendiri tanpa bantuan orang lain.

3. Pengetahuan tentang nutrisi

Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah penentuan tingkat

pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi.

4. Nafsu makan, jumlah asupan

5. Tingkat aktivitas

6. Pengonsumsian obat

7. Pengukuran Fisik dan Antropometrik

Antropomentrik adalah suatu sistem pengukuran ukuran dan susunan tubuh

pembagian khusus tubuh. Pengukuran tinggi dan berat badan klien harus diperoleh

ketika masuk rumah sakit atau lingkungan pelayanan kesehatan apapun. Apabila

memungkinkan, klien harus ditimbang pada waktu yang sama setiap hari, pada

skala yang sama setiap hari, pada skalayang sama, dan pakaian atau linen yang

sama. Tinggi dan berat badan klien dapat dibandingkan dengan standard hubungan

tinggi-berat badan. Perubahan berat badan yang terakhir harus didokumentasikan.

(18)

jarak dari ujung jari ke ujung jari dengan lengan diulurkan penuh pada tingkat

bahu, kurang lebih ketinggian untuk orang dewasa.

8. Tes Laboratorium

Tidak satu pun tes laboratorium atau biokimia adalah diagnostik untuk malnutrisi.

Tes-tes dipengaruhi oleh banyak faktor seperti keseimbangan cairan, fungsi hati,

fungsi ginjal, dan adanya penyakit. Tes laboratorium biasanya digunakan untuk

mempelajari status nutrisi termasuk ukuran protein plasma seperti albumin,

transferin, retinol yang mengikat protein, total kapisitas ikatan zat besi, dan

haemoglobin. Waktu respons untuk perubahan dalam protein-protein ini sebagai

hasil jarak pemberian makan dari jam hingga ke minggu. Kebanyakan protein

plasma memiliki waktu paruh 7 hari dan tidak akan merefleksikan perubahan

kurang dari seminggu. Tes-tes lain digunakan untuk menentukan status nutrisi

termasuk ukuran imunitas, seperti penundaan sensitivitas kutaneus, dan ukuran

metabolisme protein, seperti studi 24 jam nitrogen urea urin dan keseimbangan

nitrogen.

9. Observasi Klinis

Observasi klinis dapat menjadi aspek terpenting diantara pengkajian nutrisi.

Seperti pada bentuk pengkajian keperawatan lain, perawat mengobservasi klien

tanda-tanda perubahan nutrisi. Karena nutrisi yang tidak tepat mempengaruhi

semua sistem tubuh, petunjuk malnutrisi dapat diobservasi selama pengkajian

fisik. Ketika pengkajian fisik sistem tubuh yang umum selesai, perawat dapat

(19)

klien. Tanda-tanda klinis status nutrisi memberikan pedoman untuk observasi

selama pengkajian

2. Diagnosa

Pengkajian keperawatan memungkinkan perawat untuk menentukan apakah

terdapat masalah nutrisi yang actual dan potensial. Defisit dapat terjadi jika

keseluruhan asupan oral menurun atau meningkat secara bermakna atau ketika satu

atau lebih nutrient tidak diingesti, tidak semuanya didigesti, atau tidak semuanya

diabsorbsi. Diagnosa spesifik yang berhubungan dengan defisiensi nutrisi aktual

(misalnya, asupan yang tidak cukup). Diagnosa keperawatan juga dapat melibatkan

defisiensi nutrisi umum atau masalah yang menempatkan klien pada resiko defisiensi

nutrisi, seperti trauma oral, luka bakar, atau infeksi berat. Pernyataan diagnostik

keperawatan berdasarkan pada karakteristik diagnostik yang mendukung ada pada

pengkajian data dasar. Selain itu, etiologi yang dicurigai dari diagnosis dinyatakan.

Identifikasi penyebab individual lebih lanjut dari pernyataan diagnostik keperawatan

dan rencana asuhan keperawatan.

Diagnosa Keperawatan :

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Definisi : Keadaan dimana intake nutrisi kurang dari kebutuhan metabolisme

tubuh.

Kemungkinan berhubungan dengan :

a. Efek dari pengobatan

(20)

c. Gangguan intake makanan

d. Radiasi atau kemoterapi

e. Penyakit kronis

Kemungkinan data yang ditemukan :

a. Berat badan menurun

b. Kelemahan

c. Kesulitan makan

d. Nafsu makan berkurang

e. Hipotensi

f. Ketidakseimbangan elektrolit

g. Kulit kering

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :

a. Anoreksia nervosa

b. AIDS

c. Pembedahan

d. Kehamilan

e. Kanker

f. Anemia

g. Marasmus

Tujuan yang diharapkan :

a. Terjadi peningkatan berat badan

b. Peningkatan status nutrisi

(21)

Definisi : Pasien dengan resiko atau aktualm mengonsumsi makanan melebihi

dari kebutuhan metabolisme tubuh.

Kemungkinan berhubungan dengan :

a. Kelebihan intake

b. Gaya hidup

c. Perubahan kultur

d. Psikologi untuk konsumsi tinggi kalori

Kemungkinan data yang ditemukan :

a. 20% lebih berat dari badan ideal

b. pola makan yang berlebih

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :

a. Obesitas

b. Hipotiroidisme

c. Pasien dengan pemakaian kortikosteroid

d. Imobilisasi lama

e. Sindrom Cushings

f. Bulimia

Tujuan yang diharapkan :

a. Teridentifikasinya kebutuhan nutrisi dan berat badan yang terkontrol

b. Perencanaan kontrol berat badan untuk yang akan datang

(22)

3. Analisis Data

Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan

klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan

hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data Fokus adalah data

tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah

kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien

(Potter & Perry, 2005).

No. Data Penyebab Masalah Keperawatan

1. DS:

- Pasien mengatakan

malas makan karena

terkadang ada rasa

mual muntah.

- Pasien mengatakan

tidak nafsu makan.

- Pasien mengatakan

terkadang hanya

memakan ½ porsi

saja.

- Wajah tampak pucat

- Konjungtiva pucat

Proses penyakit

Asupan makanan tidak

adekuat

Tidak nafsu makan

Mual muntah

BB menurun

Gangguan Nutrisi

Nutrisi kurang dari

(23)

4. Perencanaan

Perencanaan untuk memelihara status nutrisi yang tepat menyediakan

perawatan kualitas lebih tinggi dari pada perbaikan defisit yang telah terjadi.

Identifikasi klien yang beresiko masalah nutrisi harus berakibat pada rencana asuhan

keperawatan yang akan mencegah atau meminimalkan masalah nutrisi. Pendidikan

dan konseling nutrisi penting bagi klien yang diet teratur untuk mencegah penyakit

dan meningkatkan kesehatan (Potter & Perry, 2005).

Intervensi Rasional

1. Monitor faktor yang menyebabkan

terjadinya kekurangan kebutuhan

nutrisi atau kelebihannya dan status

kebutuhan nutrisi.

2. Jaga kebersihan mulut.

3. Selingi makan dengan minum.

4. Sajikan makanan yang mudah

dicerna, dan dalam keadaan hangat.

5. Kurangi faktor yang mempengaruhi

perubahan nutrisi.

6. Ajarkan untuk merencanakan

makanan.

7. Monitor glukosa, elektrolit, albumin,

dan haemoglobin.

8. Kaji tanda vital dan bising usus.

1. Mengurangi kondisi atau gejala

penyakit yang menyebabkan

penurunan nafsu makan.

2. Mulut yang bersih meningkatkan

nafsu makan.

3. Memudahkan makanan masuk.

4. Meningkatkan selera makan dan

intake makanan.

5. Memberikan makanan yang

disukai sedikit demi sedikit tetapi

sering dengan memperhatikan

jumlah kalori dan tanpa

kontraindikasi.

6. Menata ruangan senyaman

mungkin.

7. Menjaga kebersihan mulut.

(24)

B. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian

Berdasarkan penugasan dan sesuai dengan jadwal praktek mahasiswa di Rumah

Sakit Jiwa Prof Dr. H. Ildrem Sumatera Utara Medan, pada tanggal 18 Mei 2015.

Mahasiswa melakukan pengkajian keperawatan pada pasien Ny. R. Berikut deskripsi

dari hasil pengkajian yang dilakukan dan secara lengkap terdapat di lampiran 1.

1. Biodata

Pengkajian ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Prof Dr. Ildrem Sumatera Utara

Medan, di ruangan Kamboja pada tanggal 19 Mei 2015 pada pukul 10.30 WIB.

Biodata pasien: pasien bernama Ny. R, jenis kelamin perempuan, umur 41 tahun,

belum menikah, agama Islam, pendidikan terakhir SMP, tidak ada pekerjaan, alamat

di Dusun II Desa Sugiharjo Batang Kuis. Pasien masuk pada tanggal 23 Maret 2015.

Nomor Rekam Medik 03 53 84 dengan diagnosa medis Skizofrenia.

2. Keluhan Utama

Pasien tidak selera makan karena adanya rasa mual muntah, makanan yang

diberikan tidak bervariasi terutama di pagi hari, dan hanya menghabiskan makanan

sekitar 4 sendok. Pasien juga susah tidur terutama di malam hari karena sering

mendengarkan suara-suara yang tidak memiliki objek.

3. Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien sering mendegarkan suara-suara tanpa objek terutama malam hari

sehingga klien susah tidur di malam hari. Hal-hal yang memperbaiki keadaan pasien

(25)

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Semenjak kurang dari 8 tahun klien sudah sering mendengar suara-suara aneh

yang tidak ada wujudnya. Pasien sudah pernah masuk Rumah Sakit Jiwa

Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara Medan beberapa tahun yang lalu, pasien

dirawat beberapa bulan dan kemudian disuruh pulang.

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami penyakit seperti dirinya.

Tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti yang dialami pasien.

6. Riwayat Keadaan Psikososial

Pasien mengatakan bahwa penyakit yang dialaminya adalah takdir dari Tuhan.

Pasien mengatakan bahwa dia menyukai semua bagian tubuhnya, dan memiliki

kemauan untuk sembuh serta bisa bekerja. Di dalam keluarganya pasien berperan

sebagai anak dan selama sakit pasien hanya bergantung kepada orangtuanya. Keadaan

emosi pasien saat ini labil. Orang yang berarti bagi pasien adalah keluarganya

terutama ibunya. Hubungan pasien dengan keluarganya tidak begitu baik. Hubungan

pasien dengan orang lain biasa saja dan pasien tidak terlalu sering berkomunikasi

dengan orang lain. Pasien menganut agama Islam dan kegiatan ibadah pasien sebelum

sakit adalah Sholat.

7. Status Mental Pasien

Penampilan pasien tidak rapi, rambut kotor, dan pakaian kusut. Pembicaraan

saat di wawancara pasien tidak mampu memulai pembicaraan dan jawaban pasien

hanya seadanya. Alam perasaan pasien tampak lesu. Afek pasien tampak labil.

(26)

pasien mau menundukkan kepala, pasien termasuk kooperatif. Persepsi pasien

mengalami gangguan pendengaran yang tiba-tiba muncul tanpa diketahui wujudnya.

Proses pikir saat ditanya pasien sering berhenti tiba-tiba saat menjelaskan sesuatu dan

beberapa saat kemudian menjawab kembali dengan jawaban yang singkat. Isi pikir

pasien mengatakan bahwa dirinya ingin cepat sembuh. Pasien tidak mengalami

waham. Memori pasien mengalami gangguan ingat jangka panjang, sebab pasien

tidak mampu menyebutkan tanggal dan tahun lahirnya dengan benar.

8. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum pasien tampak lesu dan lemas. Tanda-tanda vital: suhu tubuh

, tekanan darah 100/80 mmHg, nadi 80x/menit, pernafasan 20x/menit, skala

nyeri tidak ada, tinggi badan 155 cm, berat badan sebelumnya 50 kg, berat badan

sekarang 40 kg, IMT 16,6. Bentuk kepala simetris tetapi kulit kepala tampak kotor.

Rambut tampak kasar dan kusut, adanya bau dan kotor. Kulit kering dan wajah

tampak kotor. Penglihatan pasien normal dan konjungtiva pasien anemis. Tidak

terdapat sekret pada hidung, lubang dan cuping hidung normal. Bentuk telinga

simetris, dan pendengaran normal. Bibir terlihat kering dan pecah-pecah. Keadaan

gusi dan gigi terdapat karies gigi. Tidak terdapat pembengkakan pada leher, keadaan

leher normal. Kulit tampak kering dan kurang adanya kebersihan, perut kembung.

9. Pola Kebisaan Sehari-hari

Pasien diberikan makan 3 kali sehari (pagi, siang, malam), selama dirawat

dirumah sakit pasien tidak selera makan karena adanya mual muntah. Jumlah

makanan yang habis hanya sekitar 4 sendok dari jumlah porsi makanan yang telah

(27)

pasien minum sekitar 5 gelas tiap hari. Tidak ada kesulitan menelan saat makan dan

minum.

10. Perawatan Diri

Tubuh pasien tampak kurang bersih, mulut kurang bersih dan tidak terlalu rajin

sikat gigi. Kuku kaki dan tangan pasien tampak kotor dan panjang.

11. Pola Kegiatan/ Aktivitas

Aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi dan ganti pakaian secara umum

dilakukan secara mandiri dan ada yang dibantu oleh perawat. Tingkat

ketergantungannya 3 yaitu memerlukan bantuan dari orang lain untuk pertolongan,

pengawasan, dan pengajaran. Selama dirawat di rumah sakit pasien sudah jarang

melakukan ibadah Sholat.

12. Pola Eliminasi

Pola BAB pasien tidak teratur, dengan karakteristik feses terkadang keras,

terkadang lunak dan tidak ada perdarahan. Pasien BAK di kamar mandi dengan

karakteristik urine sedikit kuning dan pasien tidak ada kesulitan dalam BAK. Tidak

ada riwayat penyakit batu ginjal/ kandung kemih dan juga penggunaan diuretik.

2. Analisa Data

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 19 Mei 2015 dari

data-data yang diperoleh dilakukan analisa data dengan mengelompokkan data

objektif dan data subjektif. Dari analisa data yang dilakukan ditemukan tiga masalah

keperawatan yaitu: perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, defisit perawatan

(28)

No. Data Penyebab Masalah keperawatan

1. DS:

- Pasien mengatakan

malas makan karena

terkadang ada rasa

mual muntah.

- Pasien mengatakan

tidak nafsu makan.

- Pasien mengatakan

terkadang hanya

memakan ½ porsi

saja.

- Pasien mengatakan

makanan yang

(ket : Kekurangan

berat badan tingkat

berat)

- Wajah tampak pucat

dan lesu

- Porsi makanan yang

habis sekitar 4

sendok

Adanya perubahan pada

biokimiawi otak

Proses penyakit

Terjadinya gangguan

perilaku saat makan

Tidak nafsu makan

Mual muntah

BB menurun

Perubahan nutrisi

Nutrisi kurang dari

(29)

2. DS:

- Pasien mengatakan

mandi seadanya saja

tidak menggunakan

shampo.

- Pasien mengatakan

malas mandi karena

tidak tau cara mandi

dan merawat diri

yang baik dan benar

DO:

- Rambut tampak

kotor

- Kulit kering

- Pakaian kusut dan

tidak sesuai

- Kuku panjang dan

kotor

- Adanya bau

- Klien terlihat tidak

mampu mandi

dengan benar

Terjadi perubahan

biokimiawi otak

Proses penyakit

Gangguan perilaku

Ketidakmampuan

memotivasi dan merawat

diri

Tubuh tampak bau, kotor

dan tidak rapi

Defisit perawatan

diri: mandi

3. DS:

- Klien mengatakan

susah tidur di malam

hari.

- Klien mengatakan

lebih sering

mendengar

suara-suara tanpa wujud di

malam hari.

DO:

- Klien mengalami

Terjadinya perubahan

biokimiawi pada otak

Proses penyakit

Gangguan perilaku

(30)

halusinasi terutama

di malam hari

- Klien tampak

bingung

- Gelisah

- Takut

Adanya halusinasi

Timbul perasaan gelisah,

bingung dan takut

Pola tidur terganggu

3. Rumusan Masalah

Masalah keperawatan kemudian dirumuskan dalam bentuk diagnosa

keperawataan berdasarkan keterkaitan dan faktor-faktor yang menandai masalah yaitu

data subjek dan data objek yang telah di kaji. Dari hasil perumusan diperoleh tiga

diagnosa yaitu:

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake

tidak adekuat ditandai dengan berat badan 40 kg, tinggi badan 155 cm, IMT

16,6, wajah pucat, porsi makananan yang habis sekitar 4 sendok.

2. Defisit perawatan diri: mandi berhubungan dengan ketidakmampuan dalam

merawat diri ditandai dengan rambut tampak kotor, kulit kering, pakaian

kusut dan tidak sesuai, kuku panjang dan kotor, dan adanya bau dan tidak

mampu mandi dengan benar.

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan susah tidur di malam hari dan

lebih sering mendengar suara-suara tanpa wujud di malam hari ditandai

(31)

4. Perencanaan Keperawatan dan Rasional

Setelah melakukan pengkajian keperawatan, dari data yang diperoleh dilakukan

analisa dan menemukan masalah-masalah keperawatan kemudian dirumuskan dalam

diagnosa keperawatan. Pada saat itu juga perawat melakukan perencanaan tindakan

keperawatan untuk memberi asuhan keperawatan kepada Ny. R. Perencanaan

keperawatan dan rasional dari setiap diagnosa dapat dilihat di tabel berikut:

No.

Diagnosa

Perencanaan keperawatan

I Tujuan:

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pasien mampu mencapai

keseimbangan nutrisi yang adekuat, nafsu makan meningkat, mual muntah

hilang.

Kriteria hasil:

a. Meningkatkan berat badan dalam batasan normal

b. Meningkatkan nafsu makan

c. Menjelaskan komponen diet bergizi adekuat

Rencana Tindakan Rasional

1. Berikan komunikasi teraupetik

kepada pasien dengan

melakukan perkenalan, dan

menjelaskan tujuan pembicaraan

Kaji

2. Kaji riwayat nutrisi pasien

dengan menanyakan kebutuhan

nutrisi pasien selama rirawat

Observasi

3. Observasi dan catat intake

makanan dengan memperhatikan

pasien saat makanan dan

1. Membina hubungan saling

percaya

2. Mengidentifikasi defisiensi dan

memudahkan intervensi

3. Mengetahui masukan kalori /

kualitas kekurangan konsumsi

(32)

mencatat porsi makanan yang

dihabiskan oleh pasien

Tindakan Mandiri

4. Jaga kebersihan mulut pasien

dengan menganjurkan pasien

untuk rajin sikat gigi terutama

selesai makan

5. Ukur tanda-tanda vital

TD: 100/80 mmHg

HR: 80x/menit

RR: 20x/menit

6. Timbang berat badan pasien

dengan hasil:

BB= 40 kg

7. Ajarkan pasien selingi makan

dengan minum

Pendidikan Kesehatan

8. Berikan informasi yang tepat

kepada pasien tentang kebutuhan

nutrisi dan cara memenuhinya

4. Mulut yang bersih

meningkatkan nafsu makan dan

masukan peroral

5. Mengetahui kondisi pasien

6. Mengawasi penurunan berat

badan

7. Memudahkan makanan masuk

8. Meningkatkan pengetahuan

(33)

No.

Diagnosa

Perencanaan Keperawatan

II Tujuan:

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pasien mampu melakukan

defisit perawatan diri: mandi dengan baik sehingga penampilan lebih bersih

dan menarik.

Kriteria hasil:

a. Menjelaskan arti, tujuan, dan tanda-tanda kebersihan diri

b. Pasien mampu membersihkan dan mengeringkan tubuh

c. Mampu melakukan perawatan mulut

d. Mampu melakukan defisit perawatan diri: mandi dengan mandiri

Rencana Tindakan Rasional

1. Berikan komunikasi

teraupetik kepada pasien

dengan melakukan

perkenalan, dan menjelaskan

tujuan pembicaraan

Kaji

2. Kaji pengetahuan pasien

mengenai riwayat mandi

dengan menanyakan kepada

pasien bagaimanana

kebersihan dan perawatan diri

saat mandi itu

3. Kaji membran mukosa oral

dan kebersihan tubuh setiap

hari dengan menganjurkan

klien untuk sikat gigi saat

mandi

4. Pantau klien dalam

melakukan kebersihan kuku,

sesuai kemampuan perawatan

1. Membina hubungan saling

percaya

2. Bimbingan perawat akan

mempermudah klien melakukan

perawatan diri

3. Pemeliharaan dan promosi

higien oral dan kesehatan gigi

untuk pasien

4. Membiasakan klien untuk

(34)

diri pasien dengan mengajari

pasien cara memotong kuku

yang benar

Tindakan Mandiri

5. Dukung kemandirian pasien

dalam melakukan mandi dan

higien oral dengan

memperhatikan pasien saat

mandi dan sikat gigi

6. Anjurkan untuk mencuci

tangan setelah eliminasi dan

sebelum maupun sesudah

makan dengan menganjurkan

dan mengajarkan pasien untuk

mencuci tangan

5. Untuk membiasakan pasien

dalam melakukan aktivitas

merawat diri

6. Pemeliharaan higien tubuh

No.

Diagnosa

Perencanaan Keperawatan

III Tujuan:

Kurang pengetahuan klien akan teratasi dengan baik.

Kriteria Hasil:

a. Mampu mengatasi gangguan tidur dengan baik

b. Mampu melakukan teknik-teknik keperawatan halusinasi

Rencana Tindakan Rasional

1. Berikan komunikasi

teraupetik dengan

melakukan perkenalan, dan

menjelaskan tujuan

pembicaraan

Kaji

2. Kaji penyebab gangguan

tidur dengan menanyakan

1. Membina hubungan saling

percaya

2. Mengetahui penyebab

(35)

kepada pasien mengapa

pasien susah tidur

3. Kaji pengetahuan pasien

tentang pola tidur yang

baik dengan menanyakan

kepada pasien menurut

pasien bagaimana pola tidur

yang baik itu

4. Ajarkan teknik-teknik

keperawatan yang

menyebabkan terjadinya

gangguan tidur di malam

hari saat suara-suara tanpa

wujud itu timbul yaitu

dengan mengajarkan teknik

strategi pembelajaran

halusinasi yaitu

mengajarkan klien menutup

teliga dan mengatakan

kalau suara-suara itu palsu

Kolaborasi

5. Kolaborasi dengan perawat

dalam pemberian obat

dengan berkolaborasi

dengan perawat lainnya

3. Untuk membantu pasien

dalam pengetahuan pola

tidurnya

4. Untuk membantu pasien

istirahat di malam hari

5. Mempercepat proses

penyembuhan

5. Implementasi dan Evaluasi

Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai

tujuan yang spesifik. Tahapan implementasi dimulai setelah rencana intervensi

(36)

yang diharapkan. Oleh karena itu rencana intervensi yang spesifik dilaksanakan untuk

memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien (Potter &

Perry, 2005).

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan

yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana intervensi, dan

implementasi. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam

mencapai tujuan (Potter & Perry, 2005).

No.

Diagnosa

Implementasi Keperawatan Evaluasi

(SOAP)

I 1. Memberikan komunikasi

teraupetik kepada pasien

2. Mengkaji riwayat nutrisi

3. Mengobservasi dan mencatat intake makanan

4. Menjaga kebersihan mulut

pasien

5. Mengukur tanda-tanda vital 6. Menimbang berat badan

pasien

7. Mengajarkan pasien selingi makan dengan minum

8. Melakukan kolaborasi

dengan tim medis dalam

pemberian terapi

9. Memberikan informasi yang tepat tentang kebutuhan

nutrisi dan bagaimana

memenuhinya

S: Pasien mengatakan nafsu makan

sedikit membaik

O: Klien masih tampak lemas

TTV:

A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi keperawatan 1-9

(37)

II 1. Memberikan komunikasi

teraupetik kepada pasien

2. Mengkaji pengetahuan

pasien mengenai riwayat

mandi

3. Mengkaji membran

mukosa oral dan

kebersihan tubuh setiap

hari

4. Memantau klien dalam

melakukan kebersihan

kuku, sesuai kemampuan

perawatan diri pasien

5. Mendukung kemandirian

pasien dalam melakukan

mandi dan higien oral

6. Menganjurkan untuk

mencuci tangan setelah

eliminasi dan sebelum

maupun sesudah makan

S: Pasien mengatakan mulai mengerti

cara mandi yang baik

O: Klien masih tampak belum mandiri

melakukan tindakan yang diajarkan

A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi keperawatan 1-6

dilanjutkan atau dipertahankan

1. Memberikan

komunikasi teraupetik

2. Mengkaji penyebab

gangguan tidur

3. Mengkaji pengetahuan

pasien tentang pola

tidur yang baik

4. Mengajarkan

teknik-teknik keperawatan

yang menyebabkan

terjadinya gangguan

S: Klien mengatakan masih susah tidur

di malam hari walaupun tidak

mendengarkan suara-suara tanpa

wujud.

O: Klien masih tampak menyendiri

A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi Keperawatan 1-8

(38)

tidur ketika halusinasi

timbul

5. Mengajarkan aktivitas

yang disenangi pasien

saat siang maupun

malam hari sebelum

tidur

6. Memantau tindakan

mandiri pasien saat

melakukan

teknik-teknik keperawatan

halusinasi

7. Mengobservasi

aktivitas klien

8. Mengkolaborasi dengan

perawat lain dalam

(39)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Ny. R dengan diagnosa medis

Skizofrenia pada tanggal 18 Mei sampai dengan tanggal 22 Mei 2015 membuat

beberapa kesimpulan yaitu dari hasil pengkajian keperawatan pada pasien didapat

data yang menonjol yaitu pasien mengeluh nafsu makan berkurang, terkadang ada

rasa mual, dan hanya menghabiskan ½ porsi saja dari yang telah diberikan. Diagnosa

yang ditegakkan yaitu perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake tidak adekuat ditandai dengan berat badan 40 kg, tinggi badan 155 cm,

wajah dan konjungtiva tampak pucat; defisit perawatan diri: mandi berhubungan

dengan ketidakmampuan dalam merawat diri ditandai dengan rambut tampak kotor,

kulit kering, pakaian kusut, kuku panjang dan kotor dan adanya karies gigi; dan

gangguan pola tidur berhubungan dengan susah tidur di malam hari dan lebih sering

mendengar suara-suara tanpa wujud di malam hari ditandai dengan adanya halusinasi,

tampak bingung, gelisah, dan takut.

B. Saran

a. Bagi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan bagi perawat agar lebih optimal dalam memberikan pelayanan

terhadap kebutuhan dasar nutrisi sehingga dapat mencegah masalah

(40)

b. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan bagi staf pengajar dapat meningkatkan penerapan dan pengajaran

asuhan keperawatan kepada mahasiswa, meningkatkan ilmu pengetahuan dan

memberikan keterampilan yang lebih kepada mahasiswa dan sebagai referensi

mengenai pemahaman kebutuhan nutrisi, serta mahasiswa dapat memahami

kesenjangan antara teori dan aplikasi asuhan keperawatan pada pasien dengan

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2012). Teknik Procedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan

Dasar. Jakarta: Salemba Medika.

Fausiah, Fitri & Widury Julianti. (2005). Psikologi Abnormal Klinis Dewasa. Jakarta:

UI-Press.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi

Konsep dan Proses Keperawatan edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Nasir Abdul & Muhith Abdul. (2011). Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa: Pengantar

dan Teori. Jakarta: Salemba Medika.

Potter, Patricia. A. (2005). Buku Ajar Fundamental: Konsep,Pproses, dan P raktik

edisi 4 volume 2. Jakarta: EGC.

Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan

edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

Wilkinson, J. W & Ahern N. R. (2011). Buku Saku Diagnose Keperawatan. Edisi 9.

(42)

Lampiran 1

B. FORMAT PENGKAJIAN

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ratnawati

Jenis Kelamin : Wanita

Umur : 41 tahun

Status Perkawinan : Belum Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Tidak Ada

Alamat : Dusun II desa Sugiharjo Batang Kuis

Tanggal Masuk : 23 Maret 2015

No Registrasi : 03 53 84

Ruangan : Kamboja

Tanggal Pengkajian : 19 Mei – 22 Mei 2015

Diagnosa Medis : Skizofrenia

II. Keluhan Utama

Hasil pengkajian status dari keluarga mengatakan bahwa klien telah sering

(43)

keluarga sejak 2 tahun ini. Tetapi semenjak 8 tahun klien sudah sering

mendengar suara-suara aneh yang tidak ada wujudnya. Dan klien belum pernah

berobat sebelumnya.

III. Riwayat Kesehatan Sekarang

A. Provocative/ palliative

1. Apa penyebabnya : Klien tidak mengetahui

apa penyebab utama dari penyakitnya

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan : Klien dibawa ke Rumah

Sakit Jiwa

IV. Riwayat Masa Lalu

a. Penyakit yang pernah di alami

Klien tidak pernah mengalami penyakit di masa lalu kecuali penyakit yang

sekarang di derita klien

b. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Tidak ada pengobatan yang dilakukan kepada klien

c. Pernah dirawat atau dioperasi

Klien tidak pernah pernah dirawat dan dioperasi sebelumnya

V. Riwayat Kesehatan Keluarga a. Orang tua

Klien mengatakan bahwa orang tuanya tidak menderita penyakit apapun

b. Saudara Kandung

Klien saudara kandungnya tidak ada yang sakit

(44)

Tidak ada penyakit keturunan pada keluarga klien

d. Anggota Keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

e. Anggota Keluarga yang meninggal

Klien mengatakan bahwa bapak klien sudah meninggal

f. Penyebab Penyakit

Klien mengatakan Bapaknya meninggal karena sakit

VI. Riwayat Keadaan Psikososial

a. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Klien mengatakan bahwa penyakitnya ini adalah takdir yang diberikan oleh

Tuhan

b. Konsep Diri

- Gambaran Diri : Klien mengatakan bahwa dia menyukai semua

anggota tubuhnya.

- Ideal Diri : Klien mengatakan dia ingin cepat sembuh dan dapat

bekerja

- Peran Diri : Klien mengatakan perannya sebagai anak di dalam

keluarga baik

- Identitas : Klien mengatakan identitasnya sebagai wanita baik

c. Keadaan Emosi

Klien mengatakan bahwa keadaan emosinya sangat labil. Muncul tiba-tiba

dan tidak tau apa penyebabnya dengan jelas

(45)

- Orang yang berarti

Klien mengatakan bahwa orang yang berarti itu baginya adalah

keluarganya

- Hubungan dengan Keluaga

Hubungan klien dengan keluarga baik

- Hubungan dengan orang lain

Hubungan klien dengan orang lain biasa saja

- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Klien mengatakan bahwa dirinya tidak terlalu biasa berbicara dengan

orang lain

e. Spiritual

- Nilai dan keyakinan : Klien mengatakan bahwa dia beragama

Islam dan penyakit ini adalah sebuah takdir Tuhan

- Kegiatan Ibadah : Saat di rumah klien mau melakukan ibadah

sholat

VII. Status Mental

- Tingkat kesadaran klien

Tingkat kesadaran klien baik

- Penampilan

Penampilan klien tidak rapi, rambut kotor, dan pakaian kusut

- Pembicaraan

Saat di wawancara klien tidak mampu memulai pembicaraan dan

(46)

- Alam perasaan

Alam perasaan klien tampak Lesu

- Afek

Keadaan afek klien tampak Labil

- Interaksi selama wawancara

Selama interaksi wawancara dengan klien Kontak mata klien tampak

kurang dan klien mau menundukkan kepala, klien termasuk kooperatif

- Persepsi

Klien mengalami gangguan pendengaran yang tiba-tiba muncul tanpa

diketahui wujudnya

- Proses Pikir

Saat ditanya klien sering berhenti tiba-tiba saat menjelaskan sesuatu dan

beberapa saat kemudian menjawab kembali dengan jawaban yang

singakat

- Isi pikir

Klien mengatakan bahwa dirinya ingin pulang ke rumah

- Waham

Klien tidak mengalami waham

- Memori

Klien mengalami gangguan ingat jangka panjang. Sebab klien tidak

(47)

VIII. Pemeriksaan Fisik A. Keadaan Umum

Keadaan umum klien tampak lesu, lemas

B. Tanda-tanda Vital

- Suhu Tubuh :

- Tekanan Darah : 110/70 mmHg

- Nadi : 80x/menit

- Pernafasan : 20x/menit

- TB : 155 cm

- BB : 40 kg

C. Pemeriksaan Head to Toe a. Kepala

Bentuk kepala simetris tetapi kulit kepala tampak kotor

b. Rambut

Rambut tampak kasar dan kusut. Adanya bau dan kotor

c. Wajah

Warna kulit normal dan struktur wajah normal

d. Mata

Penglihatan klien normal dan konjungtiva klien tampak pucat

e. Hidung

Tidak ada terdapat secret pada hidung, lubang dan cuping hidung normal

f. Telinga

(48)

g. Mulut

Bibir telihat kering dan pecah-pecah. Keadaan gusi dan gigi terdapat karies

gigi

h. Leher

Tidak terdapat pembengkakan pada leher, keadaan leher normal

i. Pemeriksaan Integumen

Kulit tampak kering dan kurang adanya kebersihan

j. Pemeriksaan abdomen

Perut kembung

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI I. Pola makan dan minum

- Frekuensi makan/ hari : Klien biasa makan 3 kali sehari

- Nafsu/ selera makan : Nafsu makan klien berkurang

- Nyeri ulu hati : Tidak ada nyeri ulu hati.

- Alergi : Klien tidak memiliki riwayat alergi

- Mual dan muntah : Adanya rasa mual

- Tampak makan memisahkan diri : Klien tampak memisahkan diri

(pasien gangguan jiwa)

- Waktu pemberian makan : Pagi, siang dan malam.

- Jumlah dan jenis makan : Satu piring makanan biasa.

- Waktu pemberian cairan/ minum : Sebelum dan sesudah makan kurang

lebih 1 L/ hari

(49)

(kesulitan menelan, mengunyah : Tidak ada masalah atau kesulitan

dalam menelan dan tidak mengalami kesulitan dalam mengunyah

makanan

A. Perawatan diri/ personal hygiene

- Kebersihan tubuh : Tubuh klien tampak kurang bersih

- Kebersihan gigi dan mulut : Mulut kotor dan tidak rajin sikat

gigi

- Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku kaki dan tangan tampak

panjang

B. Pola kegiatan/ Aktivitas

- Uraian aktivitas pasien untuk mandi makan, eliminasi, ganti pakaian

dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total:

Secara umum aktivitas pasien sebagian besar dibantu oleh perawat

- Uraian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/ sakit:

Selama dirawat pasien tetap melakukan tidak melakukan ibadahnya

III. Pola eliminasi 1. BAB

- Pola BAB : 1 kali/ hari

- Karakter feses : Lunak

- Riwayat perdarahan : Tidak ada riwayat perdarahan

- Diare : Tidak ada diare

- Penggunaan laksatif : Tidak ada penggunaan laksatif

(50)

- Pola BAK : Tidak menentu

- Karakter urine : Kuning pucat

- Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK : Tidak ada kesulitan BAK

- Riwayat penyakit ginjal/ kandung kemih :Tidak ada riwayat penyakit

ginjal/ kandung kemih

- Penggunaan diuretik : tidak menggunakan diuretik

IV. Mekanisme Koping

- Adaptif : Bicara dengan orang lain

(51)

Lampiran 2

Jam Implementasi Evaluasi

Selasa, 19

11. Mengkaji riwayat

nutrisi, termasuk

makanan yang

disukai

12.Menjaga kebersihan

mulut pasien

13.Mengukur

tanda-tanda vital

14.Menganjurkan pasien

untuk makan sedikit

tapi sering

15.Menganjurkan pasien

untuk makan

makanan dalam

keadaan hangat

16.Mengajarkan pasien

selingi makan

A: Masalah teratasi

sebagian

P: Intervensi

keperawatan

(52)

Rabu, 20

5. Mengukur tanda

vital

dan saat makan

terlalu banyak

A: Masalah teratasi

sebagian

P: Intervensi

Keperawatan

(53)

II 10.00

2. Memantau klien

dalam melakukan

cara mandi yang

baik

A: Masalah teratasi

sebagian

2. Mengkaji perilaku

klien saat makan

dengan cara

memperhatikan

perilaku klien saat

(54)

09.20

A: Masalah teratasi

sebagian

klien untuk mandi

dengan baik dan

bersih

3. Mengajurkan klien

membersihkan

A: Masalah teratasi

(55)

10.15

WIB

selesai mandi

4. Mengajurkan klien

untuk

menggunakan

pakaian dengan

rapi dan benar

P: Intervensi

pengetahuan klien

tentang aktivitas

tidur di malam

4. Mengajarkan klien

melakukan

tindakan

keperawatan saat

halusinasinya

timbul

S: Klien

mengatakan

susah tidur di

(56)

09.10

klien untuk mandi

dengan bersih dan

berdandan dengan

rapi, dan mulai

mengerti

saat melakukan

tindakan

dengan orang lain

3. Menganjurkan

S: Klien

mengatakan

sudah bisa tidur

saat malam hari

O: Klien tampak

bisa mengatasi

halusinasinya

A: Masalah teratasi

(57)

WIB

10.00

WIB

klien untuk

melakukan

aktivitas yang

bermanfaat

4. Menganjurkan

klien untuk tidak

menyendiri

P: Intervensi

(58)

Referensi

Dokumen terkait

Kesepakatan ini bertujuan untuk meningkatkan penggunaan Produk Dalam Negeri termasuk yang dihasilkan oleh Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Koperasi oleh BUMN dan anak

Pleurothallis ochreata , a species previously known only from the states of Bahia and Pernambuco, was collected for the " rst time in Minas Gerais in that work; this is the

Most species in this group have leaves that are spreading to recurved. In some only the leaf apex is turned outwards but in most cases almost half the leaf is recurved. Eight

Menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur Perseroan sejak September 2007 dan ditunjuk kembali untuk jabatan yang sama dengan masa jabatan hingga tahun 2016 oleh RUPST tahun 2013

Performance of OBIA against pixel-based image classification: Pixel-based classification methods are capable of classifying underwater photos to benthic cover maps

Sejalan dengan Kurikulum Nasional yang dirancang untuk menyongsong model pembelajaran Abad ke-21 yang di dalamnya menekankan pembelajaran aktif yang mendorong siswa untuk mencari

The GIS and Remote Sensing (RS) provide spatial input data to the model, while the Universal Soil Loss Equation (USLE) can be used to predict the sediment yield from

Buku ini memperkenalkan berbagai jenis teks dengan tema yang berbeda-beda sebagai sarana untuk mengaitkan konsep yang dipelajari dengan konteks sehingga siswa dapat mengembangkan