RESTRUKTURISASI DEWAN KEAMANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA DALAM RANGKA MEMELIHARA DAN MENJAGA PERDAMAIAN DAN
KEAMANAN INTERNASIONAL DITINJAU DARI HUKUM INTERNASIONAL
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh :
SAKAFA GURABA NIM: 100200096
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
RESTRUKTURISASI DEWAN KEAMANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA DALAM RANGKA MEMELIHARA DAN MENJAGA PERDAMAIAN DAN
KEAMANAN INTERNASIONAL DITINJAU DARI HUKUM INTERNASIONAL
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh :
SAKAFA GURABA NIM: 100200096
DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL
Disetujui Oleh :
Ketua Departemen Hukum Internasional
Dosen Pembimbing I
Arif, SH, MH NIP. 196403301993031002
Dosen Pembimbing II
Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH NIP. 196207131988031003
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
Dr. Chairul Bariah, SH, M.Hum NIP. 195612101986012001
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan karunia-Nya selama
Penulis menuntut ilmu dan menyelesaikan tugas akhir (Skripsi) ini. Skripsi ini
dibuat untuk memenuhi syarat menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana
Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.Adapun yang Penulis
pilih sebagai judul Skripsi adalah “Studi Restrukturisasi Dewan Keamanan
PBB Ditinjau Dari Piagam PBB Dan Hukum Internasional”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
dikarenakan berbagai keterbatasan Penulis, baik keterbatasan pengetahuan,
pengalaman Penulis dalam menulis karya ilmiah, maupun segi ketersediaan
literatur. Oleh karena itu, Penulis dengan besar hati mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca sekalian.
Pada kesempatan ini Penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuannya secara moril maupun
materil dalam proses penyelesaian skripsi ini. Penulis mengucapkan terimakasih
yang tak terhingga kepada Bapak Teuku Zulfuad dan Ibu Maidia Asnani yang
telah memberikan doa, motivasi, saran, dan dukungan baik secara moril maupun
materil. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, MH, selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH. M.Hum selaku Pembantu Dekan I
3. Bapak Syafrudin Hasibuan, SH, MH, DFM, selaku Pembantu Dekan II
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, sekaligus sebagai Dosen
Pembimbing Akademik Penulis.
4. Bapak Dr OK Saidin, SH, M.Hum, selaku Pembantu Dekan III Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Arif, SH, MH, selaku Ketua Departemen Hukum Internasional Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara.
6. Bapak Prof. Suhaidi, SH, MH, selaku Dosen Pembimbing I, terimakasih atas
segala dukungan, bimbingan, dan nasihat yang sangat bermanfaat bagi penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak Dr. Chairul Bariah, SH, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing II,
terimakasih atas nasihat, motivasi, dan bimbingan penuh suka cita dan
kesabaran, serta bantuan yang sangat bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi
ini.
8. Seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah
membimbing Penulis selama masa perkuliahan.
9. Seluruh civitas Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, jajaran staf
administrasi dan seluruh pegawai Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara.
10.Saudara Kandung Penulis, Irtafa Nabata, Mafasa Tabara, Ahmad Sunan Nasa
11.Teman-teman dalam Organisasi HMI, terimakasih atas segala dukungan,
motivasi, bantuan, doa yang telah diberikan kepada Penulis serta selalu setia
menemani Penulis dalam suka maupun duka.
12.Teman-teman dalam kelas Grup C, terimakasih atas segala semangat,
motivasi, bantuan, dan selalu setia menemani Penulis dalam suka duka.
13.Teman-teman ILSA, terimakasih atas semua memori selama Penulis menjadi
mahasiswi Hukum Internasional.
14.Semua pihak yang telah membantu Penulis baik secara moril maupun materil
yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu.
Demikian yang dapat Penulis sampaikan, semoga kita semua selalu
diberkati oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Medan, Maret 2014
Penulis,
ABSTRAK
Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH*
Dr. Chairul Bariah, SH, M.Hum**
Sakafa Guraba***
* DosenPembimbing I
** Dosen Pembimbing II
*** Mahasiswa Departemen Hukum Internasional Fakultas Hukum USU
Restrukturisasi Dewan Keamanan PBB merupakan isu Internasional yang sedang hangat dibicarakan. Diantaranya adalah permasalahan efektifitas dari Dewan Keamanan tersebut sampai pada perubahan komposisi dalam Dewan Keamanan dan Hak Veto memiliki aspek yuridis.
Permasalahan dalam penelitian ini adalahBagaimana tugas pokok dan fungsi Dewan Keamanan PBB, Bagaimana eksistensi Dewan Keamanan PBB dalam rangka menjalankan tugasnya,Bagaimana pelaksanaan restrukturisasi Dewan Keamanan PBB ditinjau dari piagam PBB dan hukum internasional.
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah jenis penelitian yuridis normatif karena sasaran penelitian adalah meneliti peraturan hukum yang terkait dengan Restrukturisasi Dewan Keamanan PBB dengan menggunakan studi kepustakaan melalui bahan-bahan berupa buku, dokumen, artikel, peraturan yang berkaitan, koran, dan majalah dengan tujuan yang termaksud dalam penyusunan penelitian ini.
Dewan Keamanan PBB berdasarkan Piagam PBB mempunyai tugas utama yaitu menjaga dan memeliharan perdamaian dan keamanan internasional,hal ini diatur dalam Piagam Atlantik dan Piagam PBB, Dalam pelaksanaannya terdapat banyak konsep dalam hal dilakukan untuk mencegah perselisihan atau
permusuhan yang timbul diantara negara-negara anggota.Dewan Keamanan, badan
yang paling penting, paling berperanan dan paling berkuasa, sebab itu paling berpengaruh dan paling bergengsi.Pelaksanaan Restrukturisasi harus lah sesuai dengan tuntutan dan perkembangan saat ini baik dalam hal komposisi Dewan Keamanan yang tidak representatif sampai pada Hak Veto yang implikasinya hanya terhadap kepentingan nasional.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar... i
Abstraksi ... iv
Daftar Isi... v
Daftar Singkatan... vii
Daftar Tabel... x
Daftar Gambar... xi
BAB I PENDAHULUAN... 1
A.Latar Belakang... 1
B.Rumusan Masalah... 6
C.Tujuan dan Manfaat Penulisan... 6
D.Keaslian Penulisan... 7
E. Tinjauan Kepustakaan... 7
F. Metode Penelitian... 11
G.Sistematika penulisan... 13
BAB IITINJAUAN UMUM MENGENAI DEWAN KEAMANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA... 15
A.Perserikatan Bangsa-Bangsa …………... 15
B.Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa... 28
BAB III EKSISTENSI DEWAN KEAMANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA DALAM MENJAGA DAN MEMELIHARA
PERDAMAIAN DUNIA ... 34
A. Peranan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa Dalam Proses Penyelesaian Konflik Internasional... 34
B.Efektivitas Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa Dalam Menjaga dan Memelihara Perdamaian Dunia……… 47
C.Intervensi Terhadap Konflik Internal Yang Mengancam Perdamaian Dunia... 51
BAB IVRESTRUKTURISASI DEWAN KEAMANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA DITINJAU DARI PIAGAM PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA DAN HUKUM INTERNASIONAL……….. 79
A. Pelaksanaan Restrukturisasi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa ... 79
B. Perubahan Komposisi Anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa………... .. 66
C.Hak Veto dan implikasinya dalam Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa……….. 73
BAB V PENUTUP... 80
A.Kesimpulan... 80
B.Saran... 81
ABSTRAK
Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH*
Dr. Chairul Bariah, SH, M.Hum**
Sakafa Guraba***
* DosenPembimbing I
** Dosen Pembimbing II
*** Mahasiswa Departemen Hukum Internasional Fakultas Hukum USU
Restrukturisasi Dewan Keamanan PBB merupakan isu Internasional yang sedang hangat dibicarakan. Diantaranya adalah permasalahan efektifitas dari Dewan Keamanan tersebut sampai pada perubahan komposisi dalam Dewan Keamanan dan Hak Veto memiliki aspek yuridis.
Permasalahan dalam penelitian ini adalahBagaimana tugas pokok dan fungsi Dewan Keamanan PBB, Bagaimana eksistensi Dewan Keamanan PBB dalam rangka menjalankan tugasnya,Bagaimana pelaksanaan restrukturisasi Dewan Keamanan PBB ditinjau dari piagam PBB dan hukum internasional.
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah jenis penelitian yuridis normatif karena sasaran penelitian adalah meneliti peraturan hukum yang terkait dengan Restrukturisasi Dewan Keamanan PBB dengan menggunakan studi kepustakaan melalui bahan-bahan berupa buku, dokumen, artikel, peraturan yang berkaitan, koran, dan majalah dengan tujuan yang termaksud dalam penyusunan penelitian ini.
Dewan Keamanan PBB berdasarkan Piagam PBB mempunyai tugas utama yaitu menjaga dan memeliharan perdamaian dan keamanan internasional,hal ini diatur dalam Piagam Atlantik dan Piagam PBB, Dalam pelaksanaannya terdapat banyak konsep dalam hal dilakukan untuk mencegah perselisihan atau
permusuhan yang timbul diantara negara-negara anggota.Dewan Keamanan, badan
yang paling penting, paling berperanan dan paling berkuasa, sebab itu paling berpengaruh dan paling bergengsi.Pelaksanaan Restrukturisasi harus lah sesuai dengan tuntutan dan perkembangan saat ini baik dalam hal komposisi Dewan Keamanan yang tidak representatif sampai pada Hak Veto yang implikasinya hanya terhadap kepentingan nasional.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara yang memiliki hubungan dengan Negara lain baik hanya dua
Negara (bilateral) maupun lebih (multilateral)1
Piagam PBB dimana dalam pasal 1 menyebutkan dengan tegas mengenai
”Penghormatan pada prinsip-prinsip persamaan hak” dan dalam pasal 2
menyatakan bahwa organisasi internasional PBB “didasarkan azas prinsip
persamaan kedudukan dari semua negara anggota.
. Hubungan tersebut juga tidak
hanya terbatas oleh hubungan Negara dengan Negara tetapi juga dapat berupa
hubungan Negara dengan subjek hukum internasional lainnya seperti organisasi
internasional.
Masyarakat internasional yang terdiri atas sejumlah Negara yang berdaulat
dan merdeka dalam arti masing-masing berdiri sendiri yang satu tidak dibawah
kekuasaan yang lain. Dalam rangka pikiran ini tidak ada suatu badan berdiri diatas
negara-negara baik dalam bentuk negara dunia maupun badan supranasional yang
lain. Dengan perkataan lain, yang terjadi kordinasi antar anggota masyarakat
internasional yang sederajat.
2
1
Hubungan Bilateral,http://id.wikipedia.org/wiki/Hubungan_bilateral(Diakses tanggal 28 desember 2013)
Pada saat ini organisasi internasional terbesar adalah Perserikatan
Bangsa-Bangsa dengan anggota hampir seluruh Negara di dunia.Setela
mencegah meletusnya Perang Dunia Ketiga, yang mana tidak diinginkan oleh
seluruh umat manusia, pada tahun 1945 PBB didirikan untuk menggantikan Liga
Bangsa-Bangsa yang gagal dalam rangka untuk memelihara perdamaian
internasional dan meningkatkan kerjasama dalam memecahkan masalah ekonomi,
sosial dan kemanusiaan internasional.
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau disingkat PBB yang dalam bahasa
Inggris disebut sebagai United Nations atau disingkat UN, adalah sebuah
organisasi internasional yang anggotanya hampir seluruh negara di dunia.
Lembaga ini dibentuk untuk memfasilitasi dalam hukum internasional,
pengamanan internasional, lembaga ekonomi, dan perlindungan sosial.
Perserikatan Bangsa-bangsa didirikan di San Francisco pada 24 Oktober
1945 setelah Konferensi Dumbarton Oaks di Washington, DC, namun Sidang
Umum yang pertama yang dihadiri wakil dari 51 negara baru berlangsung pada 10
Januari 1946 (di Church House, London).
Sejak didirikan di San Francisco pada 24 Oktober 1945 sedikitnya 194
negara menjadi anggota PBB. Semua negara yang tergabung dalam wadah PBB
menyatakan independensinya masing-masing, selain Vatikan dan Takhta Suci
serta Republik Cina (Taiwan) yang tergabung dalam wilayah Cina pada 1971.
Pertama kali didirikan pada 24 Oktober 1945, Perserikatan Bangsa-Bangsa
Dewan Majelis ini berfungsi sebagai pelaksana sekaligus menyediakan forum
untuk membicarakan permasalahan internasional yang dialami oleh
masing-masing negara. Begitu pula dengan sidang tahunan PBB yang juga menjadi salah
satu bagian tugas dari Majelis Umum (MU).
Kedua, Dewan Keamanan (DK) sebagai sebuah dewan yang memiliki tugas sebagai penjamin serta menjaga perdamaian dan keamanan internasional. Sesuai dengan pasal 1 piagam PBB, maka Dewan Keamanaan ini lebih di dominasi oleh negara-negara pemenang Perang Dunia II seperti Uni Soviet (Rusia), Inggris, Perancis, Amerika Serikat, dan Cina.
Ketiga, Dewan Ekonomi dan Sosial (DES). Dewan ini lebih fokus dalam
tugas penelitian serta melakukan pelaporan atas keadaan yang berhubungan
dengan kemanusiaan, pengungsi, social-ekonomi, budaya, pendidikan, kondisi
buruh, dan lain-lain.
Keempat, Dewan Perwalian (DP). Berbeda dengan ketiga Dewan diatas,
Dewan perwalian (DP) lebih berfungsi sebagai sebuah organisasi yang memiliki
tugas untuk melakukan perwalian atas wilayah-wilayah yang sekiranya belum
memiliki pemerintahan sendiri dengan mengatasnamakan komunitas
internasional. Kelima, Mahkamah Internasional (MI). Organisasi ini memiliki
tugas lebih pada penanganan masalah-masalah internasional dengan mendasarkan
pada hukum internasional.3
Ada yang istimewa dari struktural PBB, yakni adanya hak veto yang
dimiliki oleh Anggota Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK
PBB) yaitu Amerika Serikat (AS), Inggris, Rusia (dulu Uni Soviet), Perancis, dan
China (yang menggantikan Republik China (Taiwan) pada tahun 1979). Hak veto
3journal.unair.ac.id/filerPDF/04_Wulan%20Purnamawati.pdf (diakses tanggal 31
adalah hak untuk membatalkan keputusan, ketetapan, rancangan peraturan dan
undang-undang atau
tinggi negara atau pada Dewan Keamanan pada lembaga PBB.
Dalam perkembanganya, opini yang berkembang di media media
internasional menyebutkan keberadaan lima negara anggota tetap dan hak veto
ditinjau kembali karena perkembangan dunia yang semakin kompleks serta sering
dianggap membuat berlarut larutnya masalah internasional yang membawa akibat
pada masalah kemanusiaan akibat digunakannya hak ini oleh negara negara besar
yang dianggap membawa kepentingannya sendiri dan juga kelompok. Dengan
demikian mengapa hak veto yang dimiliki oleh Anggota Tetap Dewan Keamanan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yaitu Amerika Serikat (AS), Inggris,
Rusia (dulu Uni Soviet), Perancis, dan China dirasa perlu untuk direformasi dan
direstrukturisasi.4
Sebagai langkah untuk meningkatkan kinerja organisasi, maka kelima
organisasi PBB telah melakukan apa yang disebut dengan proses pembaharuan.
Proses ini sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1950an, dengan lebih
menitikberatkan pada upaya memberikan bantuan kepada Sekretaris Jendral
(Sekjen) PBB dalam menjalankan tugas-tugasnya. Salah satunya seperti yang
dilakukan oleh Sekjen PBB Trygve Lie yang memulai dengan membentuk
kelompok tiga ahli serta komite peninjauan gaji pada tahun 1957.Hal serupa juga
dilakukan oleh Sekjen PBB Haarmarskjold pada tahun 1960 dengan membentuk
kelompok delapan ahli. Dalam perkembangannya, dibentuklah apa yang disebut
dengan joint Inspection Unit (JIU) 1968 dengan tugas untuk memperbaiki semua
fungsi dalam badan PBB. Keberadaan dari Joint Inspection Unit (JIU) ternyata
cukup efektif terbukti dari adanya banyak respon usulan dari negara-negara barat
untuk menghapus tidak kurang 14 posisi asisten dan wakil Sekjen pada tahun
1980 saat jabatan Sekjen PBB masih dipegang oleh Boutros-Boutros Ghali.
Pada tahun 1989, PBB kembali merestrukturisasi sistem di atas dengan
melakukan perbaikan koordinasi pada setiap bidang selain mengorganisir kembali
Sekretariat PBB.Upaya ini nampaknya yang kemudian dilakukan oleh Kofi Annan
saat menjabat sebagai Sekjen PBB 1997 dengan mengadakan pembaharuan
struktural pada anggaran serta pengurangan staff.Kofi Annan juga lebih
memfokuskan perbaikan pada Dewan Ekonomi dan Sosial (DES), Dewan
Keamanan (DK) maupun melakukan pembaharuan keuangan PBB.Selain
melakukan berbagai perbaikan intern, mulai tahun 2002 Kofi Annan juga banyak
menggelar pertemuan-pertemuan untuk membahas masalah-masalah yang di
hadapi oleh masyarakat dunia.) Keinginan akan adanya perubahan dalam tubuh
PBB tampaknya semakin kian diperlukan dengan terlihat dari usaha menegaskan
kembali usulan reformasi dan restrukturisasi pada HUT PBB 24 Oktober 2004.
Restrukturisasi pada saat ini terutama lebih ditujukan untuk melakukan
perubahan dalam tubuh PBB dalam menghadapi ancaman-ancaman baru seperti
misalnya ancaman ekonomi dan sosial termasuk kemiskinan, wabah menular,
degradasi lingkungan, konflik antar negara, konflik internal, termasuk perang sipil
dan genosida, nuklir, radiologikal, senjata kimia dan biologi, terorisme dan
Negara-negara maju berpendapat bahwarestrukturisasi dapat diartikan
sebagai perubahan struktur, menghentikan program-program yang telah usang dan
reorganisasi aparat antar pemerintahan agar lebih efisien dan lebih
representatif.Sementara negara berkembang lebih cenderung menginterpretasikan
restrukturisasi sebagai sebuah perubahan struktur yang perlu di benahi kembali,
termasuk dengan melakukan perubahan dalam piagam PBB. Negara berkembang
menitikberatkan perubahan ini sebagai usaha dalam memperbaiki kinerja Dewan
Keamanan (DK) PBB yang dirasa makin tidak efektif.
Ketidakefektifan Dewan Keamanan (DK) mulai terasa semenjak
dimulainya perang antara Irak dengan Amerika Serikat (AS) tahun 2003. Sebagai
salah satu anggota Dewan Keamanan (DK) PBB, Amerika Serikat
kerapkali menggunakan hak istimewa, yakni hak veto secara tidak bijaksana.
Sejarah penggunaan Hak Veto telah dimulai setahun setelah PBB didirikan
terutama oleh lima negara anggota tetap PBB. Dominasi maupun monopoli hak
veto umumnya banyak dipakai oleh negara-negara besar seperti Amerika
Serikat serta Rusia (Uni Soviet). 5
B. Rumusan Masalah
Isu restrukturisasi Dewan Keamanan PBB yang hangat diperbincangkan
dalam lingkungan masyarakat internasional muncul dalam rangka untuk
pembaharuan dalam organ PBB. Dalam restrukturisasi Dewan Keamanan PBB
terdapat beberapa permasalahan yang akan menjadi lingkup kajian tulisan ini:
1. Bagaimana fungsi Dewan Keamanan PBB?
2. Bagaimana eksistensi Dewan Keamanan PBB dalam rangka menjalankan
tugasnya ?
3. Bagaimana upaya restrukturisasi Dewan Keamanan PBB pada masyarakat
internasional?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan penulisan skripsi ini adalah:
1. Untuk mengetahui fungsi PBB dan Dewan Keamanan PBB.
2. Untuk mengetahui eksistensi Dewan Keamanan PBB selama ini.
3. Untuk mengetahui pelaksanaan restrukturisasi Dewan Keamanan PBB pada
masyarakat internasional.
Manfaat penulisan skripsi ini adalah :
a. Manfaat teoritis
1. Untuk memberikan informasi mengenai aspek hukum internasional dalam
rangka pemahanan tentang organisasi internasional dalam hal ini PBB.
2. Untuk menambah bahan pustaka bagi penelitian di bidang yang sama
yakni mengenai PBB berserta strukturnya yang erat kaitannya dengan
hukum organisasi internasional.
1. Untuk memberikan gambaran negara-negara anggota PBB tentang
pentingnya pembaharuan dalam PBB dan Dewan Keamanan PBB.
2. Untuk memberikan masukan dalam rangka pembaharuan PBB dan Dewan
Keamanan dalam upaya menjaga dan memelihara perdamaian dunia serta
peran hukum di dalamnya.
D. Keaslian Penulisan
Adapun skripsi yang berjudul “Studi Restrukturisasi Dewan Keamanan
PBB Ditinjau Dari Piagam PBB Dan Hukum Internasional” merupakan
tulisan yang masih baru dan belum ada tulisan lain dalam bentuk skripsi yang
membahas mengenai masalah ini. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang diperoleh
dari Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, judul skripsi ini
belum pernah dikemukakan dan permasalahan yang diajukan juga belum pernah
diteliti.Maka penulisan skripsi ini masih orisinil dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
E. Tinjauan Kepustakaan
1. Perserikatan Bangsa-Bangsa
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau biasa disingkat PBB
United Nations atau disingkat UN) adalah sebua
memfasilitasi dala
6
Selanjutnya, diketahui bahwa istilah “United Nations” dicetuskan pertama
kali oleh Franklin D. Roosevelt sewaktu masih berlangsung Perang Dunia II.
Sosok Franklin D. Roosevelt perlu diketahui ternyata selain sebagai Presiden
Amerika Serikat, 7
1. Semua anggota PBB mempunyai kedaulatan yang sama.
PBB didirikan dengan tujuan untuk memelihara perdamaian dan
keamanan, untuk mengembangkan hubungan bersahabat dan kerjasama antar
bangsa dalam memecahkan masalah-masalah ekonomi,sosial,kebudayaan dan
kemanusiaan, serta memajukan penghormatan terhadap hak-hak manusia dan
kebebasan dasar.
Disamping itu PBB bertujuan untuk menjadi pusat dalam merukunkan
bangsa-bangsa dalam mencapai tujuan-tujuan bersama tersebut diatas. Dalam
menjalankan tugas-tugasnya PBB berpegang pada dasar berikut ini :
2. Semua anggota PBB harus berusaha mematuhi ketentuan-ketentuan
piagam PBB dengan itikad baik
3. Semua anggota PBB harus memecahkan sengketa-sengketa antar
bangsa dengan cara damai.
4. Semua anggota PBB harus menahan diri mengancam atau
menggunakan kekerasan terhadap negara lain
5. Semua anggota PBB harus membantu PBB dalam tindakan yang
diambil sesuai dengan piagam PBB.8
2. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa
Anggota Dewan Keamanan (Security Council) terdiri atas anggota tetap
dan anggota tidak tetap. Dahulu ini anggota Dewan Keamanan berjumlah 15
negara.Anggota tetap Dewan Keamanan adalah : Amerika Serikat, Inggris, Rusia,
Prancis, dan Republik Rakyat Cina (RRC). Anggota-anggota tidak tetap dipilih
untuk jangka waktu 2 tahun9
3. Hak Veto :
.
Setiap anggota mempunyai satu suara.Tentang masalah prosedur
keputusan diambil dengan suara setuju sekurang-kurangnya Sembilan dari 15
anggota.Tentang masalah-masalah penting juga diperlukan Sembilan suara,
termasuk suara setuju kelima anggota tetap sekaligus.Kalau ada anggota tetap
tidak setuju, masalah yang dibicarakan tidak dapat dijadikan keputusan Dewan
Keamanan.Inilah yang disebut Hak Veto.10
4. Hukum Organisasi Internasional
Istilah organisasi internasional memiliki pengertian ganda yaitu dalam arti
sempit dan dalam arti luas. Dalam arti luas organisasi internasional itu mengarah
kepada setiap organisasi yang melintasi batas-batas negara (internasional), baik
yang mengarah kepada setiap organisasi yang melintasi batas-batas negara
8Mizwar djamily, Mulyadi Abdullah, dan Badril Saleh. 1996. Mengenal PBB dan 170
Negara di Dunia,Jakarta,PT Kreasi Jaya Utama. Hal 32
(internasional),baik yang bersifat publik maupun privat. Sedangkan dalam arti
sempit akan mengarah kepada setiap organisasi internasional yang bersifat publik
semata-mata.11
Pada ilmu-ilmu sosial, khususnya dalam bidang studi internasional yang
dimaksud organisasi internasional itu adalah lazimnya organisasi internasional
dalam arti sempit.Yaitu organisasi yang dibentuk atau didirikan oleh
pemerintah-pemerintah (intergovernmental organization). Sedangkan diluar
intergovernmental organization tersebut terdapat beribu-ribu organisasi
internasional yang pembentukan tidak melalui pemerintah-pemerintah akan tetapi
didirikan privat, yang disebut non-governmental organization.12
5. Restrukturisasi
vertikal maupun secara horizontal agar efektif membantu tercapainya tujuan.
adanya kemajuan, kemunduran atau modernisasi peralatannya.
Ada Tiga jenis Restrukturisasi yaitu restruktisasi vertikal, Restrukturisasi
horizontal dan Restrukturisasi kombinasi.
Restrukturisasi vertikal adalah dengan memperbanyak tingkatan-tingkatan
suatu organisasi. Restrukturisasi horizontal adalah perubahan struktur organisasi
dengan cara menambah jumlah bagian atau departementnya. Dengan cara ini
maka rentang kendali semakin banyak, struktur organisasi semakin melebar dan
11 Hasnil Basri Siregar. 1994.Hukum Organisasi internasional,Medan,Kelompok Studi
Hukum dan Masyarakat Fakultas Hukum USU.Hal 18
spesialisasi tugas semakin mendalam. Misalnya, dari tujuh bagian/ departemen
menjadi sembilan bagian/ departemen.
Restrukturisasi kombinasi adalah perubahan struktur organisasi bank yang
dilakukan dengan cara mengombinasikan perubahan vertikal dan horizontal. Jadi
dalam organisasi bank tersebut, jabatan dan bagian-bagiannya semakin banyak.
Restrukturisasi kombinasi ini relatif lebih baik karena kebaikan-kebaikan
restrukturisasi vertikal dan horizontal dimanfaatkan, sementara keburukannya
dibuang. 13
6. Restrukturisasi dalam Perserikatan bangsa-bangsa
Tuntutan akan restrukturisasi PBB terutama memang menyangkut
khususnya Dewan Keamanan, badan yang paling penting, paling berperanan dan
paling berkuasa, sebab itu paling berpengaruh dan paling bergengsi. Badan inilah
yang bertanggungjawab atas masalah-masalah keamanan internasional yang
menjadi tujuan utama dibentuknya PBB. Dan Dewan Keamanan merupakan satu
satunya badan PBB yang keputusan-keputusannya mengikat semua negara
anggota. Di atas telah dikatakan bahwa sejak Perang Teluk dan intervensinya di
Somalia, PBB, khususnya Dewan Keamanan dan Sekjen, bertambah popularitas
dan gengsinya.
Sebab utamanya adalah bahwa dengan berakhirnya Perang Dingin, untuk
pertama kalinya dalam Dewan itu dapat tercapai kesepakatan atau konsensus
antara negara-negara anggota tetap yang sebelumnya terlibat permusuhan, untuk
terlibat bersama menghadapi sesuatu konflik yang dianggap mengancam
perdamaian dan keamanan internasional, seperti dimaksudkan oleh Piagam PBB
dalam bentuk tindakan keamanan bersama (collective security).
Hal-hal yang harus dilakukan dalam restrukturisasi Dewan Keamanan PBB
adalah:
Penambahan Keanggotaan Dewan Keamanan Tatap PBB
Dalam membahas restrukturisasi pada Dewan Keamanan PBB ada beberapa
negara yang diajukan dalam proposal pengajuan Dewan Keamanan Tetap PBB
yaitu G4 (Jepang, Jerman, Brasil, India), banyak alasan-alasan mengapa G4
pantas untuk menjadi anggota Dewan Keamanan Tetap PBB, yaitu:
1) Jepang dan Jerman adalah penyumbang dana terbesar ke-2 dan ke-3 bagi
regular budget PBB.
2) India mengklaim diri sebagai negara demokrasi dengan jumlah penduduk
terbesar di dunia.
3) Brazil, selain karena jumlah populasinya yang terbesar ke-5 di dunia, merasa
sebagai pemimpin kawasan Amerika Selatan.14
F. Metode Penelitian
Suatu metode ilmiah dapat dipercaya apabila disusun dengan
mempergunakan suatu metode yang tepat. Metode merupakan cara kerja atau tata
kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran dari ilmu pengetahuan
yang bersangkutan. Metode adalah pedoman-pedoman, cara seseorang
mempelajari dan memahami lingkungan-lingkungan yang dihadapi. Sebagaimana
suatu tulisan yang bersifat ilmiah dan untuk mendapatkan data yang valid dan
relevan dengan judul dan tujuan penulisan skripsi ini, maka penulis berusaha
semaksimal mungkin mengumpulkan data – data yang valid dan relevan tersebut
sehingga tulisan ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam
penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang dipakai adalah metode pendekatan Yuridis
Normatif (legal research) yaitu metode penelitian hukum yang dilakukan dengan
meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka. Penelitian ini dilakukan untuk
mengidentifikasi konsep restrukturisasi Dewan Keamanan PBB, menguji
kebenaran apakah benar restrukturisasi Dewan Keamanan merupakan salah satu
solusi untuk menangani Permasalahan dalam PBB, serta peran hukum dan
masyarakat internasional dalam menerapkan konsep tersebut demi menjaga dan
memelihara perdamaian adanya konsep restrukturisasi Dewan Keamanan PBB.
Metode berpikir yang digunakan adalah metode berpikir deduktif (cara
berpikir dalam penaikan kesimpulan yang ditarik dari sesuatu yang sifatnya umum
yang sudah dibuktikan bahwa dia benar dan kesimpulan itu ditujukan untuk
sesuatu yang sifatnya khusus). Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah
jenis penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu penelitian untuk memberikan data
konsep restrukturisasi Dewan Keamanan PBB dalam rangka pembaharuan dalam
organ PBB.
2. Sumber Data
Data yang diperlukan adalah data hukum primer dan sekunder. Bahan
hukum primer yaitu bahan hukum yang terdiri dari peraturan perundang-undangan
di bidang hukum yang mengikat, antara lain Piagam PBB, Konvensi Wina tahun
1975 tentang tentang hubungan antara perwakilan negara-negara dengan
organisasi internasional..
Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan
terhadap bahan hukum primer seperti hasil-hasil penelitian dan tulisan para ahli
hukum, buku-buku, pendapat para sarjana yang berhubungan dengan skripsi ini.
3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menulis skripsi ini agar
tujuan dapat lebih terarah dan dapat dipertanggungjawabkan adalah dengan studi
pustaka (library research) yakni pengumpulan data yang dilakukan secara studi
kepustakaan dan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan tujuan penelitian.
Metode Library Research adalah dengan mempelajari sumber-sumber atau
bahan-bahan tertulis yang dapat dijadikan bahan dalampenulisan skripsi ini.
lingkungan, hukum ekonomi, dan hukum internasional yang sudah mempunyai
nama besar dibidangnya.
4. Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan oleh penulis adalah analisis data secara
kualitatif, yakni upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting
dipelajari dan memutuskan apa yang dapat dituliskan.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan atau gambaran isi yang dimaksud adalam
mengemukakan garis-garis besar dari uraian skripsi. Secara garis besar
pembahasan skripsi ini akan dibagi dalam 5 (lima) bab. Setiap bab menguraikan
masalah-masalah tersendiri secara sistematis dan berhubungan antara satu bab
dengan bab lainnya. Masing-masing bab dibagi lagi dalam sub bab sesuai dengan
kebutuhan penulisan skripsi ini. Dengan pembagian tersebut diharapkan akan
mempermudah pemahaman pembaca untuk mengetahui inti pembahasan secara
keseluruhan. Berikut Penulis akan menguraikan sistematika penulisan skripsi ini,
BAB I Merupakan bab pendahuluan yang membahas mengenai latar
belakang pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan penulisan,
keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II Menerangkan mengenai tinjauan umum mengenai dewan
keamanan perserikatan bangsa-bangsa mulai dari sejarah PBB,
Dewan Keamanan PBB, sampai pada fungsi dan kewenangan
dewan keamanan PBB.
BAB III Menguraikan tentang eksistensi dewan keamanan perserikatan
bangsa-bangsa dalam menjaga dan memelihara perdamaian dunia
baik kedudukan anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB sampai
pada pelaksanaan kebijakan dan intervensi terhadap konflik
internal yang mengancam perdamaian dunia
BAB IV Menguraikan tentang restrukturisasi Dewan Keamanan PBB baik
dalam hal perubahan komposisi anggota Dewan Keamanan PBB
dan penghapusan terhadap Hak Veto yang ada dalam Dewan
Keamanan perserikatan bangsa-bangsa
BAB V Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari keseluruhan
uraian pembahasan dan beberapa saran penulis yang mungkin
BAB II
TINJAUAN UMUM MENGENAI DEWAN KEAMANAN
PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA
A. Perserikatan Bangsa-Bangsa
Liga Bangsa-Bangsa dianggap gagal mencegah meletusnya Perang Dunia
II (1939-1945). Untuk mencegah meletusnya Perang Dunia Ketiga, yang mana
tidak diinginkan oleh seluruh umat manusia, pada tahun 1945 PBB didirikan
untuk menggantikan Liga Bangsa-Bangsa yang gagal dalam rangka untuk
memelihara perdamaian internasional dan meningkatkan kerjasama dalam
memecahkan masalah ekonomi,sosial dan kemanusiaan internasional. Rencana
konkrit awal untuk organisasi dunia baru ini dimulai di bawah naungan
Departemen Luar Negeri AS pada ta
sebagai seorang yang pertama menciptakan istilah "United Nations"atau
Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai istilah untuk menggambarka
15
Istilah ini pertama kali secara resmi digunakan pada 1 Januari 1942, ketika
26 pemerintah menandatangani
dunia tidak semakin hancur, pada tanggal 14 Agustus 1941, presiden Amerika
Serikat, Franklin Delano Roosevelt dan perdana menteri Inggris Winston Churcill
mengadakan pertemuan di atas kapal Augusta di Samudra Atlantik yang akhirnya
menghasilkan suatu persetujuan yang disebut Piagam Atlantik (Atlantic Charter)
yang isinya sebagai berikut :
1. Setiap bangsa tidak dibenarkan melakukan perluasan wilayah
2. Setiap bangsa berhak menentukan nasibnya sendiri
3. Setiap bangsa berhak ikut serta dalam perdagangan internasional.
4. Menciptakan perdamaian dunia agar setiap bangsa dapat hidup bebas
dari rasa takut dan kemiskinan.16
Pada tanggal 25 April 1945, Konferensi PBB tentang Organisasi
Internasional dimulai di
organisasi non-pemerintah yang terlibat dalam penyusun
oleh lima anggota tetap Dewan Keamanan
Tujuan-tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah:
1. menjaga perdamaian dan keamanan internasional, dan untuk itu: untuk
mengambil tindakan bersama yang efektif untuk pencegahan dan
penghapusan ancaman
2. terhadap perdamaian, dan untuk menekan tindakan agresi atau pelanggaran
lain perdamaian, dan untuk membawa dengan cara damai , dan sesuai
dengan prinsip keadilan dan hukum internasional, penyesuaian atau
penyelesaian sengketa internasional atau situasi yang mungkin
mengakibatkan pelanggaran perdamaian;
3. mengembangkan hubungan persahabatan antar bangsa berdasarkan
penghormatan terhadap prinsip persamaan hak dan penentuan nasib sendiri
masyarakat, dan untuk mengambil tindakan yang tepat lainnya untuk
memperkuat perdamaian universal;
4. mencapai kerjasama internasional dalam memecahkan masalah
internasional di bidang karakter ekonomi, sosial, budaya, atau
kemanusiaan, dan dalam memajukan dan mendorong penghormatan hak
asasi manusia dan kebebasan dasar bagi semua tanpa membedakan ras,
jenis kelamin, bahasa, atau agama; dan
5. Menjadi pusat harmonisasi tindakan negara dalam mencapai tujuan ini
umum.17
Sidang Umum pertama, dengan 51 wakil negara, dan Dewan Keamanan,
diadakan di Westminster Central Hall di London pada Januari 1946 Kedudukan
organisasi ini awalnya menggunakan bangunan milik Sperry Gyroscope
Corporation di Lake Success, New York, mulai dari 1946 hingga 1952.
Sampai gedung Markas Besar PBB di Manhattan telah selesai dibangun.
Sejak pendiriannya, banyak kontroversi dan kritik tertuju pada PBB. Di Amerika
Serikat, saingan awal PBB adal
"get US out of the UN" pada tahun 1959, dan menuduh bahwa tujuan PBB adalah
mendirikan "One World Government" atau Pemerintah Seluruh Dunia.
Setelah Perang Dunia Kedua berakhir, Komite Kemerdekaan Perancis terlambat
diakui oleh AS sebagai pemerintah resmi Perancis, sehingga Perancis awalnya
tidak diikutsertakan dalam konferensi yang membahas pembentukan PBB.
Charles de Gaulle menyindir PBB dengan menyebutnya le machin (dalam bahasa
Indonesia: "Si Itu"), dan merasa tidak yakin bahwa aliansi keamanan global akan
membantu menjaga perdamaian dunia, dia lebih percaya pada perjanjian/pakta
pertahanan antar negara secara langsung.
Tugas dan Fungsi PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa didirikan dengan
tujuan :
a. Memelihara perdamaian dan keamanan internasional
b. Mengembangkan hubungan persahabatan antar bangsa-bangsa.
c. Mengadakan kerjasama antarbangsa dalam memecahkan masalah
masalah ekonomi, sosial, budaya, dan kemanusiaan,
mengembangkan rasa hormat terhadap hak-hak manusia serta
kebebasan yang azasi.
d. Menjadi pusat kegiatan yang harmonis antar bangsa dalam
mencapai tujuan bersama.
Dalam menjalankan tugasnya PBB berpedoman pada dasar-dasar berikut :
b. Semua anggota PBB harus berusaha mematuhi
ketentuan-ketentuan
c. yang tercantum dalam piagam PBB dengat itikad baik
d. Semua anggota PBB harus menyelesaikan sengketa secara damai
e. Semua anggota PBB harus menahan diri dari mengancam atau
menggunakan kekerasan terhadap negara lain.
f. Semua anggota PBB harus membantu PBB dalam tindakan yang
diambil sesuai piagam PBB
g. PBB tidak campur tangan dalam urusan dalam negeri suatu
negara.18
Alat kelengkapan PBB adalah sebagai berikut :
Majelis Umum PBB atau Sidang Umum PBB adalah salah satu dari enam
badan utama PBB.Majelis ini terdiri dari anggota dari seluruh negara anggota dan
bertemu setiap tahun dibawah seorang Presiden Majelis Umum PBB yang dipilih
dari wakil-wakil.Pertemuan pertama diadakan pada 10 Januari 1946 di Hall
Middle Westminster di London dan termasuk wakil dari 51 negara.
Pertemuan ini biasanya dimulai di Selasa ketiga bulan September dan berakhir
pada pertengahan Desember.Pertemuan khusus dapat diadakan atas permintaan
dari Dewan Keamanan, mayoritas anggota PBB.Pertemuan khusus diadakanpada
Oktober 1995 untuk memperingati perayaan 50 tahun PBB.
Tugas dan kekuasaan Majelis Umum Tugas dan kekuasaaan majelis umum
dapat dibagi dalam 8 golongan, yaitu mengenai :
1) Pelaksanaan perdamaian dan keamanan internasional (pasal
11,12,15)
2) Kerja sama di lapangan perekonomian dan masyarakat
internasional (pasal 13)
3) Sistem Perwalian Internasional (pasal 85)
4) Keterangan-keterangan tentang daerah-daerah yang belum
mempunyai pemerintahan sendiri (pasal 73)
5) Penetapan keanggotaan dan penerimaan anggota (pasal 3-6)
6) Perubahan dalam piagam (pasal 108,109)
7) Hubungan dengan alat-alat perlengkapan lain19
Dalam melaksanakan tugasnya majelis umum membentuk berbagai badan,
seperti; komite; komisi; konperensi dan agensi. Badan-badan tersebut di
antaranya :
1) Komite prosedur;
2) Pengadilan administrative
3) Komisi perlucutan senjata (dengan dewan keamanan)
4) Badan tenaga atom internasional (dengan mendengar pendapat
dewan keamanan dan dewan ekonomi sosial).
5) Pasukan PBB
6) Badan penampung pengungsi di palestina
7) Konperensi PBB tentang perdagangan dan pembangunan.
8) Dana anak-anak PBB/UNICEF (dengn dewan ekonomi dan sosial)
9) Kantor komisaris tinggi PBB untuk pengungsi-pengungsi
10)Usaha patungan PBB dan FAO untuk urusan pangan sedunia
11)Program pembangunan PBB;
12)Organisasi pembangunan industri PBB;
13)Lembaga PBB untuk latihan dan penelitian;
14)Program lingkungan PBB;
15)Universitas PBB
16)Tujuh komite (panitia) utama, yaitu;
17)Panitia pertama : tugasnya di bidang politik dan keamanan
termasuk soal-soal pengaturan persenjataan.
18)Panitia kedua : tugasnya khusus untuk politik.
19)Panitia ketiga : tugasnya di bidang ekonomi dan keuangan.
20)Panitia keempat : tugasnya di bidang sosial, kemanusiaan dan
kebudayaan.
21)Panitia kelima : tugasnya di bidang dekolonisasi (daerah-daerah
yang tidak berpemerintahan sendiri)
22)Panitia keenam : tugasnya di bidang administrasi dan anggaran.
23)Panitia ketujuh : tugasnya di bidang hukum
Dewan Keamanan PBB adalah salah satu dari enam badan utama
perdamaian dan keamanan internasional. Piagam PBB juga memberikan
kewenangan kepada Dewan Kemanan untuk:
1. menginvestigasi situasi apapun yang mengancam perdamaian dunia;
2. merekomendasikan prosedur penyelesaian sengketa secara damai;
3. meminta seluruh negara anggota PBB untuk memutuskan hubungan
ekonomi, serta laut, udara, pos, komunikasi radio, atau hubungan
diplomatik; dan
4. melaksanakan keputusan Dewan Keamanan secara militer, atau dengan
cara-cara lainnya.20
Dewan ini mempunyai lima anggota tetap dan sepuluh anggota tidak tetap.
Adapun lima anggota tetap Dewan Keamanan yaitu:
1)
2)
3)
4)
5)
Setiap tahun Majelis Umum memilih lima anggota tidak tetap (dari 10
total) untuk jangka waktu dua tahun. 10 kursi non-permanen didistribusikan
secara regional sebagai berikut: lima untuk negara di Afrika dan Asia, satu untuk
negara di Eropa Timur, dua untuk Amerika Latin dan Karibia, dan dua untuk
negara-negara Eropa dan lainnya. Para kelompok regional dibentuk berdasarkan
wilayah geografis. Kelompok Eropa Barat merupakan pengecualian karena
kelompok ini juga mencakup negara-negara lain, yaitu Kanada, Australia, dan
Selandia Baru.
Resolusi Dewan Keamanan PBB adalah teks resmi yang dibentuk oleh
Dewan Keamanan.Semua anggota PBB, sesuai dengan Piagam PBB, "setuju
untuk melaksanakan dan menerima keputusan Dewan Keamanan".Dewan
Keamanan dapat mengambil langkah-langkah untuk memelihara atau memulihkan
perdamaian dan keamanan internasional21
Mereka yang dipilih pertama kali pada tahun 1946 akan digantikan
menurut giliran. Enam anggota akan diganti setelah duduk 1 tahun, 6 anggota
setelah 2 tahun dan kemudian 6 anggota lainnya setelah 3 tahun. Mulai tahun .
Tindakan tersebut dapat berupa sanksi ekonomi dan/atau sanksi lain yang
tidak melibatkan penggunaan kekuatan bersenjata untuk aksi militer internasional.
Namun, jika Dewan Keamanan menganggap bahwa langkah-langkah itu tidak
memadai atau telah terbukti tidak memadai, Dewan Keamanan akan mengambil
tindakan lain yang lebih tegas yang dapat dilaksanakan oleh angkatan udara,
angkatan laut, atau angkatan darat yang mungkin diperlukan untuk memelihara
atau memulihkan perdamaian dan keamanan internasional.
Dewan Ekonomi dan sosial terdiri dari 18 anggota yang dipilih dalam
sidang umum.Untuk pemilihan itu tidak ada syarat-syarat ditetapkan. Tiap-tiap
negara sama haknya untuk dipilih. Tidak ada anggota yang tetap.Tetapi dalam
prakteknya, ternyata bahwa negara-negara yang penting dipandang dari sudut
perekonomian selalu turut serta seolah-olah anggota yang tetap juga.
keempat pemilihan akan diadakan tiap-tiap tahun oleh sidang umum untuk 6
anggota yang akan duduk selama 3 tahun. Anggota yang habis masa jabatannya
dapat dipilih kembali.22
1) Anggota-anggota yang menguasai daerah perwalian
Dewan Perwalian PBB adalah suatu sistem perwalian internasional lebih
jauh telah didirikan oleh anggota PBB untuk mengatur pemerintah daerah-daerah
yang ditempatkan di bawah pengawasan PBB melalui persetujuan-persetujuan
perwalian individual. (daerah-daerah yang demikian oleh karena itu disebut
“daerah-daerah perwalian”).Daftar Tugas dan hak Dewan Perwalian Dewan
Perwalian bertugas untuk menjalankan kewajiban Majelis Umum dalam hal-hal
yang berhubungan dengan daerah-daerah perwalian, kecuali daerah-daerah
strategis yang diurus oleh Dewan Keamanan. Atas dasar penyerahan kuasa itu
Dewan Perwalian diberi hak untuk :
1. Menimbang laporan-laporan yang disampaikan oleh negara-negara penguasa
2. Menerima surat-surat permintaan lalu menyelidikinya secara bersamaan dengan
negara- negara penguasa
3. Menyelenggarakan kunjungan berkala ke masing-masing daerah perwalian
yang disetujui oleh Negara penguasa
4. Menjalankan pekerjaan-pekerjaan dengan syarat-syarat persetujuan perwalian
Keanggotaan
Dewan Perwalian terdiri dari 3 golongan anggota ,yaitu :
2) Anggota-anggota tetap dewan keamanan yang tidak menguasai daerah
perwakilan (Rusia dan Tiongkok).
3) Sejumlah anggota yang dipilih untuk 3 tahun oleh majelis umum sehingga
anggota-anggota yang memegang perwalian sama banyaknya dengan
anggota anggota yang tidak memegang perwalian.
Maksud sistem perwalian yang sebenarnya telah terkandung dalam pasal 1
piagam itu dan diuraikan lagi lebih tegas dalam pasal 76. Diharapkan perwalian
akan membawa kemajuan sehingga negeri yang bersangkutan pada suatu saat
dapat menjadi negara merdeka yang berdaulat. Bahkan pada tahun 1960 mulai
berlaku dan dijalankan declaration on the granting of independence to colonial
countries and people( deklarasi pemberian kemerdekaan kepada negeri dan
bangsa dijajah) yang diterima oleh sidang umum PBB. Diantaranya yang sudah
mencapai status merdeka.23
Mahkamah Internasional (International Court of Justice) berkedudukan di
Den Haag, Belanda . Mahkamah merupakan badan kehakiman yang terpenting
dalam PBB . Dewan keamanan dapat menyerahkan suatu sengketa hukum kepada
mahkamah, majelis umum dan dewan keamanan dapat memohon kepada
mahkamah nasehat atas persoalan hukum apa saja dan organ-organ lain dari PBB
serta badan-badan khusus apabila pendapat wewenang dari majelis umum dapat
meminta nasehat mengenai persoalan-persoalan hukum dalam ruang lingkup
kegiatan mereka. Majelis umum telah memberikan wewenang ini kepada dewan
ekonomi dan sosial, dewan perwakilan, panitia interim dari majelis umum , dan
beberapa badan-badan antar pemerintah.
Sumber-Sumber Hukum Sumber-sumber hukum yang digunakan apabila
membuat suatu keputusan ialah :
a) Konvensi-konvensi internasional untuk menetapkan perkara-perkara yang
diakui oleh negara-negara yang sedang berselisih
b) Kebiasaan internasional sebagai bukti dari suatu praktek umum yang
diterima sebagai hukum
c) Azas-azas umum yang diakui oleh negara-negara yang mempunyai
peradaban
d) Keputusan-keputusan kehakiman dan pendidikan dari publisis-publisis
yang paling cakap dari berbagai negara, sebagai cara tambahan untuk
menentukan peraturan-peraturan hukum.
Mahkamah dapat membuat keputusan “ex aequo et bono” (artinya : sesuai
dengan apa yang dianggap adil) apabila pihak-pihak yang bersangkutan setuju.
Sekretariat PBB adalah salah satu badan utama dari PBB dan dikepalai oleh
seorang Sekretaris Jendral PBB, dibantu oleh seorang staff pembantu pemerintah
sedunia.Badan ini menyediakan penelitian, informasi, dan fasilitas yang
dibutuhkan oleh PBB untuk rapat-rapatnya. Badan ini juga membawa tugas
seperti yang diatur oleh Dewan Keamanan PBB, Sidang Umum PBB, Dewan
Ekonomi dan Sosial PBB dan badan PBB lainnya. Piagam PBB menyediakan para
tertinggi, dikarenakan kepentingan mengambil dari tempat geografi yang luas.
Fungsi-fungsi sekretaris jendral:
1) Sebagai kepala administratif dari PBB
2) Membawa dihadapan perhatian dewan keamanan setiap persoalan yang
menurut pendapatnya membahayakan perdamaian dan keamanan
internasional
3) Membuat laporan tahunan dan tiap-tiap laporan tambahan yang perlu pada
majelis umum mengenai pekerjaan PBB24
B. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa
Dewan Keamanan PBB mempunyai tugas utama berdasarkan Piagam PBB
untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional. Selama empat puluh
lima tahun di awal keberadaannya, Dewan Keamanan dirasakan sangat tidak
berdaya akibat perang dingin yang terjadi. Namun sejak tahun 1990, di mana telah
terjadi pencairan suhu politik global, Dewan Keamanan kini telah menjadi aktif
kembali.
Dewan Keamanan ini terdiri dari 15 (limabelas) negara anggota, 5 (lima)
diantaranya adalah anggota tetap yaitu Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Russia,
dan China. Anggota tetap ini mempunyai hak untuk memveto putusan yang akan
diambil oleh Dewan Keamanan dengan cara menolak dan melawan putusan
tersebut. Sepuluh anggota Dewan Keamanan lainnya dipilih oleh Mejelis Umum
untuk jangka waktu 2 (dua) tahun keanggotaan yang tidak dapat diperpanjang, di
mana 5 (lima) anggota baru dipilih setiap tahunnya. Sepuluh anggota terpilih
dimaksud, sebagaimana disebut sebagai anggota tidak tetap dalam Piagam PBB,
dipilih berdasarkan formulasi pembagian dari setiap wilayah utama dari seluruh
penjuru dunia.
Sebagai kunci dalam menciptakan perdamaian dan keamanan dunia,
Dewan Keamanan mempunyai beberapa fungsi utama.Dewan ini membantu untuk
menyelesaikan sengketa secara damai, membentuk dan mengatur pasukan penjaga
keamanan PBB, dan mengambil langkah-langkah khusus terhadap negara atau
pihak-pihak yang tidak patuh terhadap keputusan Dewan Keamanan PBB.
Bersandar pada Bab VI dari Piagam PBB, Dewan Keamanan tersebut harus,
ketika dianggap perlu, memanggil para pihak yang bersengketa untuk
menyelesaikan permasalahannya secara damai dengan cara, misalnya, negosiasi,
mediasi, konsiliasi, arbitrasi, ataupun penyelesaian melalui jalur pengadilan. 25
Dimungkin juga, jika semua pihak yang bersengketa sepakat, diberikan
rekomendasi bagi para para pihak dengan cara-cara penyelesaian lainnya secara
damai.Pasukan penjaga keamanan PBB pertama kali dibentuk oleh Majelis Umum
PBB, namun setelah itu selalu dibentuk oleh Dewan Keamanan, di mana Dewan
memegang kewenangan dalam memerintah terhadap mereka. Walaupun Piagam
PBB tidak secara jelas memberikan kewenangan kepada Dewan Keamanan untuk
membentuk pasukan penjaga keamanan, tetapi Mahkamah Internasional dalam
satu kasus pada tahun 1962 menyatakan bahwa Dewan Keamanan mempunyai
kewenangan tambahan untuk tujuan pembentukan tersebut. Pasukan penjaga
keamanan ini biasanya ditempatkan oleh Dewan Kemanan hanya apabila gencatan
sejata telah disepakati oleh pihak yang bersengketa sehingga penjaga keamanan
yang diturunkan hanyalah pasukan biasa dan bukan pasukan yang biasa
diterjunkan dalam peperangan.
Dewan Keamanan juga dapat mengambil tindakan yang lebih besar dari
sekedar pengiriman pasukan penjaga keamanan.Pengertian “secara damai” dalam
Pasal 39 Piagam PBB dapat termasuk dalam hal konflik yang terjadi di luar
negara-negara yang bersengketa.Pada saat Piagam PBB dibentuk, hal ini juga
dipertimbangkan bahwa konflik yang terjadi pada batas wilayah suatu negara
dapat pula menimbulkan pelanggaran ataupun ancaman terhadap situasi damai,
dengan demikian Dewan Keamanan dapat pula mengambil tindakan dalam hal
ini.26
Walaupun ilustrasi di atas menggambarkan bahwa Dewan Keamanan telah
melakukan upaya yang sangat baik dalam menjalankan fungsinya, tetapi pada
kenyataannya masih terdapat berbagai permasalahan yang telah menyebabkan
ketidakefektifan dari fungsi Dewan Keamanan tersebut. Sebagai contoh,
pemegang hak veto dari negara anggota tetap mempunyai kekuatan untuk
membendung setiap keputusan yang akan berdampak merugikan bagi kepentingan
mereka ataupun sekutunya masing-masing; ataupun contoh lainnya bahwa
keputusan yang telah diambil, biasanya hanya menjadi “lip service” bagi
pengimplementasian berikutnya.27
26 Ibid
Apa yang dibutuhkan oleh masyarakat dunia sekarang ini adalah Dewan
Keamanan yang dapat melihat permasalahan sejak dini, Dewan yang dapat
menghalangi dan mencegah terjadinya serangan antara negara-negara, serta
Dewan yang mampu menjadi perantara dalam melaksanakan penyelesaian.
Berangkat dari uraian di atas, maka Penelitian Hukum ini mengambil
fokus dan menganalisa mengenai peran dari Dewan Keamanan dalam memelihara
perdamaian dan keamanan internasional, termasuk mendiskusikan mengenai
pembaharuan dalam tubuh Dewan Keamanan yang harus ditempuh di masa yang
akan datang. Adapun sistematika dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Dalam hal mempertahankan perdamaian dan keamanan internasional
diserahkan kepada dewan keamanan, dengan syarat; semua tindakan dewan
keamanan tersebut harus selaras dengan tujuan dan azas-azas PBB, tugas dan
kewajiban dewan keamanan dapat dibagi atas beberapa golongan, yaitu :
1. Menyelesaikan perselisihan dengan cara-cara damai, yaitu dengan cara
yang didasarkan atas; persetujuan sukarela atau paksaan hukum dalam
menjalankan persetujuan.
2. Mengambil tindakan-tindakan terhadap ancaman perdamaian dan
perbuatan yang berarti penyerangan.
Sedangkan fungsi Dewan Keamanan sebagai berikut:
1. Memelihara perdamaian dan keamanan internasionaal selaras dengan
azas-azas dan tujuan PBB.
2. Menyelidiki tiap-tiap persengketaan atau situasi yang dapat menimbulkan
3. Mengusulkan metode-metode untuk menyelesaikan sengketa-sengketa
yang demikian atau syarat penyelesaian.
4. Merumuskan rencana-rencana untuk menetapkan suatu sistem mengatur
persenjataan.
5. Menentukan adanya suatu ancaman terhadap perdamaian atau tindakan
agresi dan mengusulkan tindakan apa yang harus diambil.
6. Menyerukan untuk mengadakan sanksi-sanksi ekonomi dan tindakan lain
yang bukan perang untuk mencegah atau menghentikan aggressor
7. Mengadakan aksi militer terhadap seorang aggressor28
8. Mengusulkan pemasukan anggota-anggota baru dan syarat-syarat dengan
negara-negara mana yang dapat menjadi pihak dalam setatus mahkamah
internasional
9. Melaksanakan fungsi-fungsi perwakilan PBB di daerah “strategis”.
10.Mengusulkan kepada majelis umum pengangkatan seorang sekretaris
jendral, dan bersama– sama dengan majelis umum, pengangkatan para
hakim dari mahkamah internasional
11. Menyampaikan laporan tahunan kepada majelis umum
Untuk membantu dalam menjalankan tugasnya, Dewan Keamanan
memiliki kekuasaan untuk membentuk badan pendukung. Badan-badan
pendukung Dewan Keamanan yaitu:
1. Komite Kontra-terorisme dan Non-proliferasi Komite Kontra-Terorisme
(CTC) didirikan berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan 1373 (2001),
yang diadopsi dengan suara bulat pada tanggal 28 September 2001 setelah
terjadinya serangan teroris 11 September di Amerika Serikat. Tugas
komite ini adalah untuk membantu negara anggota PBB untuk mencegah
tindakan teroris baik di dalam wilayah mereka dan antar wilayah. Komite
Non-Proliferasi, seperti yang dikenal sebagai Komite 1540, adalah badan
tambahan dari Dewan Keamanan yang memiliki tugas utama yaitu
proliferasi senjata nuklir, kimia dan biologi dan cara pengirimannya yang
merupakan ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional.
2. Komite Staf Militer Komite Staf Militer adalah Dewan Keamanan PBB
badan pendukung yang perannya, seperti yang didefinisikan dalam Piagam
PBB, adalah untuk merencanakan operasi militer PBB dan membantu
dalam pengaturan persenjataan. Tujuan dari Komite Staf Militer
dimaksudkan untuk memberikan staf komando untuk satu set angkatan
udara kontingen. Kontingen ini disediakan oleh anggota tetap Dewan
Keamanan (Republik Rakyat Cina, Perancis, Rusia, Inggris, dan Amerika
Serikat) yang disiapkan untuk penggunaan atas kebijaksanaan PBB.
3. Komite Sanksi Komite Sanksi dibentuk berdasarkan Resolusi Dewan
Keamanan PBB yang memiliki sanksi terhadap keputusannya. Tugas
Komite Sanksi adalah untuk memantau pelaksanaan Resolusi Dewan
Keamanan PBB tertentu, misalnya Komite Dewan Keamanan dibentuk
berdasarkan Resolusi 1970 (2011) tentang Libya. Komite Sanksi untuk
Libya, menurut Resolusi 1970 (2011), harus memantau pelaksanaan
memeriksa dan mengambil tindakan yang tepat terhadap informasi
mengenai dugaan pelanggaran atau ketidakpatuhan dengan
langkah-langkah yang diambil dalam resolusi ini.
4. Komite Tetap dan Komite Ad Hoc Komite Tetap dan Komite Ad Hoc
yang dibentuk sesuai kebutuhan pada isu tertentu, misalnya Komite
Dewan Keamanan tentang Penerimaan Anggota Baru dan Kelompok Kerja
Ad Hoc tentang Pencegahan dan Resolusi Konflik di Afrika. Komite
Dewan Keamanan tentang Penerimaan Anggota Baru memberikan
rekomendasi kepada Majelis Umum dalam hal pendaftaran anggota baru
PBB. Kelompok Kerja Ad Hoc tentang Pencegahan dan Penyelesaian
Konflik di Afrika memberikan rekomendasi mengenai peningkatan
kerjasama antara Dewan Keamanan dan Dewan Ekonomi dan Sosial serta
dengan badan-badan PBB berurusan dengan Afrika, serta memantau
pelaksanaan rekomendasi tersebut.29
5. Operasi Perdamaian Operasi Perdamaian PBB membantu negara yang
sedang berada dalam konflik untuk menciptakan kondisi perdamaian.
Pasukan penjaga perdamaian PBB memberikan keamanan dan dukungan
pembangunan politik, serta membantu negara-negara untuk mencapai
perdamaian dalam masa-masa transisi yang sulit. Saat ini ada 15 operasi
penjaga perdamaian, di antaranya The United Nations Multidimensional
Integrated Stabilization Mission in Mali (MINUSMA), United Nations
Mission in the Republic of South Sudan (UNMISS), United Nations
Interim Force in Lebanon (UNIFIL), dan United Nations Organization
Stabilization Mission in the Democratic Republic of the Congo
(MONUSCO).
6. Pengadilan Internasional Dewan Keamanan PBB membentuk dua
pengadilan internasional untuk mengadili kejahatan berat yang dilakukan
selama perang, yaitu Pengadilan Kriminal Internasional untuk bekas
Yugoslavia (ICTY) dan Pengadilan Kriminal Internasional untuk Rwanda
(ICTR). Pengadilan Kriminal Internasional untuk bekas Yugoslavia
(ICTY) adalah pengadilan PBB yang mengadili kejahatan perang yang
terjadi selama konflik di Balkan pada tahun 1990. Pengadilan Pidana
Internasional untuk Rwanda (ICTR) didirikan untuk penuntutan
orang-orang yang bertanggung jawab atas genosida dan pelanggaran serius atas
hukum humaniter internasional yang dilakukan di wilayah Rwanda antara
1 Januari 1994 dan 31 Desember 1994. Pengadilan ini juga dapat
menangani penuntutan warga Rwanda yang bertanggung jawab atas
genosida dan pelanggaran hukum internasional lainnya yang dilakukan di
wilayah Rwanda dan negara-negara di sekitar Rwanda selama periode
yang sama.
7. Komisi Pembagunan Perdamaian Komisi Pembangunan Perdamaian
adalah satu-satunya badan penasehat Dewan Keamanan PBB. Komisi ini
adalah sebuah badan penasehat antar pemerintah yang mendukung upaya
perdamaian di negara-negara berkembang yang berdada dalam konflik,
dalam agenda perdamaian yang luas. Komisi Pembangunan Perdamaian
berperan dalam (1) menyatukan semua aktor yang relevan, termasuk
lembaga donor internasional, lembaga keuangan internasional, pemerintah
nasional, dan negara yang menyumbang pasukan, (2) sumber daya militer
dan (3) memberi saran dan mengusulkan strategi terpadu untuk
pembangunan perdamaian pasca-konflik dan pemulihan dan jika perlu,
menyoroti setiap celah yang mengancam untuk merusak perdamaian.
Burundi, Sierra Leone, Guinea, Guinea-Bissau, Liberia, dan Republik
Afrika Tengah adalah negara-negara yang saat ini dalam agenda Komisi
Pembangunan Perdamaian.
C. Hak Veto Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa
Setiap anggota Dewan memiliki satu suara, namun hanya lima anggota
tetap memiliki hak veto. Hak veto adalah suara negatif yang memungkinkan lima
anggota tetap untuk mencegah adopsi resolusi Dewan Keamanan yang substantif.
Tujuan dari pemberian hak veto pada awalnya ialah untuk melindungi
kepentingan para pendiri PBB, dimana hal tersebut hanya diperuntukkan bagi
negara-negara yang memenangkan Perang Dunia II. Hak veto melekat pada
kelima negara tersebut berdasarkan Pasal 27 Piagam PBB.30
Selain anggota tetap, Dewan Keamanan PBB juga memiliki anggota tidak
tetap yang berjumlah lima belas negara. Anggota tetap dan tidak tetap berbeda
dalam pemilikan hak veto.Anggota tidak tetap tidak mempunyai hak veto.Masa
jabatan anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB adalah 2 (dua) tahun.
Rusia telah menggunakan hak prerogatifnya lebih sering dibandingkan
dengan anggota tetap lainnya. Contoh terbaru dari di mana hak ini digunakan
yaitu, Rusia dan Cina menentang rancangan resolusi yang mengutuk tindakan
keras terhadap protes anti-pemerintah di Suriah dan menyerukan Bashar
al-Assad31
Walaupun demikian, anggota tetap Dewan Keamanan tidak menggunakan
Hak Veto dalam kondisi-kondisi krisis lainnya.Dewan Keamanan berhasil
mengadopsi resolusi 1973 (2011) tentang situasi di Libya.Dewan Keamanan
memberikan kewenangan kepada militer untuk melindungi warga sipil dan
memberlakukan zona larangan terbang di wilayah udara Libya
, Presiden Suriah, untuk turun dari jabatannya. Pada tahun 2011, AS
memegang hak veto terhadap rancangan resolusi yang mempersalahkan
pembangunan permukiman Israel di wilayah Palestina.
32
Berdasarkan perhitungan, negara yang paling banyak menggunakan hak
veto adalah Uni Sovyet, yaitu sebanyak 122 kali.Kemudian diikuti oleh Amerika .Baru-baru ini,
Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat menyetujui sebuah resolusi yang
mengutuk peluncuran roket oleh Korea Utara dan memaksakan pembatasan baru
pada perusahaan pelayaran dan lembaga keuangan Korea Utara, serta berusaha
untuk memblokir beberapa transaksi keuangan yang sering digunakan oleh para
pejabat Korea Utara untuk memperoleh teknologi persenjataan.
Serikat sebanyak 81 kali.Inggris dan Prancis menggunakan Hak Veto sebanyak 32
dan 18 kali.Sedangkan China baru menggunakannya sebanyak 5 kali. Dari 122
hak veto yang digunakan oleh Uni Sovyet dan Rusia, 102 di antaranya digunakan
pada 15 tahun pertama PBB berdiri. Sedangkan Amerika Serikat baru pertama
kali menggunakan Hak Vetonya pada tahun 1970.
Dari sekian banyak penggunaan Hak Veto tersebut, ada beberapa resolusi
yang berhubungan dengan Indonesia, yaitu tiga kali ketika perang kemerdekaan
Indonesia tahun 1949, dan satu kali saat konfrontasi dengan Malaysia. 3 dari 4
dari kandidat resolusi tersebut diveto oleh Uni Sovyet.Dari 81 veto Amerika
Serikat, nyaris setengahnya berhubungan dengan dukungan Amerika Serikat
terhadap Israel, yaitu sebanyak 39 veto.Dalam konflik Arab-Israel, dari 175
resolusi Dewan Keamanan PBB tentang Israel, 97 menentang Israel, 74 netral dan
4 mendukung Israel. Tentunya ini tidak termasuk resolusi yang diveto Amerika
Serikat. Sedangkan pada pemungutan suara pada Majelis Umum, 55642 suara
menentang Israel, dan hanya 7938 yang mendukung Israel.33
Sebenarnya, Hak Veto tidak menjadi sebuah masalah jika digunakan
sebagaimana mestinya. Namun, jika melihat kondisi saat ini Hak Veto digunakan
untuk menentang prinsip-prinsip keadilan dan kebenaran atau dengan kata Penggunaan Hak Veto yang dimiliki oleh anggota tetap Dewan Keamanan
PBB sangat jauh atau bertentangan dengan asas keadilan dan mengingkari realitas
sosial. Adakala keputusan yang ditetapkan dalam forum PBB dibatalkan oleh
negara pemilik Veto.
lainmerusak citra PBB sebagai penjaga perdamaian dunia. Jika melihat lebih ke
dalam lagi, serangan Israel ke Palestina jelas-jelas sudah melanggar hukum
humaniter internasional yang ditetapkan sendiri oleh PBB, tapi adanya Veto justru
membiarkan hukum humaniter dilanggar oleh Israel.
Hingga detik ini, masalah Hak Veto selalu membayangi legitimasi PBB.
Dengan Hak Veto, maka setiap anggota dari Dewan Keamanan PBB dapat
mempengaruhi terjadinya perubahan substansi secara besar-besaran dari suatu
resolusi. Bahkan, Hak Veto mampu mengancam terbitnya resolusi yang mampu
mengancam terbitnya resolusi yang dianggap tidak menguntungkan bagi negara
pemegang Veto.Inilah sebuah kesalahan fatal dari penyalahgunaan sistem hak
Veto.
Di lain sisi, para perwakilan negara di PBB kadang mengungkapkan
kecenderungan negara pemegang Veto untuk saling mengancam menggunakan
vetonya dalam forum tertutup agar kepentingan mereka masing-masing dapat
terpenuhi tanpa sama sekali peduli terhadap negara anggota tidak tetap. Hal inilah
yang terkenal dengan istilah “closet veto”.
Sejak pertengahan tahun ‘90-an telah berulangkali ditegaskan terhadap
ketidaksetujuan akan penggunaaan Hak Veto, sebab hal itu sama saja memberikan
jaminan atas ekslusifitas dan dominasi peran negara anggota Dewan Keamanan
PBB. Walaupun mereka selalu mengatakan bahwa veto adalah jalan terakhir, tapi
pada kenyataannya mereka beberapa kali menggunakan Hak Veto secara
Kredibilitas Dewan Keamanan semakin dipertanyakan, khususnya
mengenai keabsahan penggunaan Hak Veto yang dimiliki oleh lima anggota tetap
Dewan Keamanan. Sinyalemen kuat tersebut setidaknya datang dari
negara-negara yang tergabung dalam Liga Arab yang selama ini merasa tidak pernah
memperoleh tempat dalam menyampaikan suaranya. Dampak buruk dari peristiwa
ini dipastikan akan membawa angin segar bagi pihak Israel bahwa mereka
mempunyai legitimasi perlindungan atas hukum guna melanjutkan pembantaian
warga palestina melalui agresi-agresi berikutnya.
Dari penjabaran di atas sudah seharusnya kita menyuarakan agar Hak Veto
dikaji ulang. Seperti kita ketahui, pemberian hak veto bagi Anggota Tetap DK
PBB tidak terlepas dari faktor Perang Dunia II dimana negara-negara pemenang
perang memiliki hak veto dan dikuatkan melalui Pasal 27 Piagam PBB. Artinya,
pemberian Hak Veto sedikit banyak merupakan ambisi negara-negara pemenang
perang untuk tetap memiliki kekuatan mengendalikan jalannya dunia.
PBB hanya milik dari lima negara pemegang Hak Veto yang saling
tumpang tindih dalam memperjuangkan kepentingan nasional atau national
interest dalam menggunakan Hak Veto. PBB bukan lagi sebuah organisasi
internasional seidela penjabaran dari Piagam PBB. PBB bukan lagi PBB yang
sesuai pada hakikatnya, melainkan sebuah lembaga yang melegitimasi
kepentingan nasional lima negara pemegang Hak Veto.
Keputusan PBB menyangkut urusan apapun tetap berada di Majelis
Umum (MU) sebagai representasi seluruh anggota tanpa intervensi negara-negara