EVALUASI PEMBERIAN PAKAN TMR TERHADAP
KECERNAAN SERAT KASAR dan KECERNAAN KADAR
ABU PEDET PERAH PFH LEPAS SAPIH
SKRIPSI
Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Peternakan dari Fakultas Pertanian – Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang
OLEH:
SLAMET WIDODO
NIM. 201110350311007
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
ii
LEMBAR PENGESAHAN
EVALUASI PEMBERIAN PAKAN TMR TERHADAP
KECERNAAN SERAT KASAR dan KECERNAAN KADAR
ABU PEDET PERAH PFH LEPAS SAPIH
SKRIPSI Oleh:
SLAMET WIDODO NIM: 201110350311007
Disetujui :
Pembimbing Utama
Dr. Ir. Ahmad Wahyudi, M.kes NIP. 196511091991011001
Penguji Utama
Prof. Dr. Ir. Sujono, M.Kes NIP. 196410081990021001
Pembimbing Pendamping
Ir. Suyatno, M.Si NIP. 196402101991011001
Penguji Pendamping
Dr. Ir. Aris Winaya, MM., M.Si NIP. 1960330198732001
Disahkan Oleh : Universitas Muhammadiyah Malang
Fakultas Pertanian - Peternakan Dekan,
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
EVALUASI PEMBERIAN PAKAN TMR TERHADAP
KECERNAAN SERAT KASAR dan KECERNAAN KADAR
ABU PEDET PERAH PFH LEPAS SAPIH
Oleh:
SLAMET WIDODO NIM: 201110350311007
Disetujui :
Pembimbing Utama
Dr. Ir. Ahmad Wahyudi, M.kes NIP. 196511091991011001
Tanggal :
Pembimbing Pendamping
Ir. Suyatno, M.Si NIP. 196402101991011001
Tanggal :
Disahkan Oleh : Universitas Muhammadiyah Malang
Fakultas Pertanian - Peternakan Dekan,
Dr. Ir. Damat, MP
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumIWr.Wb.
Allah SWT yang maha pengasih dan penyayang senantiasa melimpahkan rahmat taufik dan hidayahnya kepada hambanya. Rasa syukur kami panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah berupa skripsi berjudul
“Evaluasi Pemberian Pakan TMR Terhadap Kecernaan Serat Kasar dan Kadar Abu Pedet Perah PFH Lepas Sapih”.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana di fakultas pertanian - peternakan Universitas Muhammadiyah Malang. Pada Kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT.
2. Ibu dan Bapak, yang selalu mendukung secara maksimal dalam hal moril
maupun materil.
3. Dr. Ir. Ahmad Wahyudi, M.Kes., Ir. Listiari hendraningsih, MP dan Dr. Ir. Suyatno, M.Si selaku dosen pembimbing.
4. Prof. Dr. Ir. Sujono, M.Kes dan Dr. Ir. Aris Winaya, MM., M.Si. selaku dosen penguji.
5. Segenap Bapak/Ibu dosen jurusan peternakan fakultas
pertanian-peternakan UMM telah membagi ilmu dan membimbing selama kuliah. 6. Keluarga besar saya (Dahlan,Arlina, Joko,)
7. Sahabat yang selalu mensuport saya (Agus, Indra, Cahyo, Hendy, Priyo, Bayu, Hanif)
8. Teman - teman seperjuangan angkatan 2011
Disadari sepenuhnya, bahwa skripsi saya ini masih jauh dari kesempurnaan karena itu, apabila ada kesalahan dalam penulisan maupun sumber yang disebutkan mohon dikoreksi dan saran perbaikan sangatlah diharapkan oleh penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi siapa saja
yanghmembutuhkan. iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Malang, 22 Maret 2016
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
SURAT PERNYATAAN ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR BAGAN ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
ABSTRAK ... x
ABSTRACT... xi
I. PENDAHULUAN ... 1
A Latar Belakang ... 1
B Rumusan masalah ... 4
C Tujuan Penelitian ... 4
D Manfaat Penelitian ... 4
II. KAJIAN PUSTAKA ... 5
A Pedet PFH Jantan ... 5
B Perkembangan Saluran Pencernaan Pedet ... 5
C Pertumbuhan Pedet ... 6
D Kebutuhan Nutrisi dan Pakan Pedet ... 7
E Pakan Komplit (TMR) ... 8
F Pakan Komplit Silase ... 9
G Kecernaan Serat Kasar ... 10
H Kecernaan Kadar Abu ... 12
I Hipotesis……….13
III. METODE PENELITIAN ... 14
A Waktu dan Tempat ... 14
B Bahan Pakan dan Alat Penelitian ... 14
C Batasan Variabel dan Cara Pengamatan ... 15
D Metode Penelitian ... 18
E Pelaksaaan Penelitian……….20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22
A Keadaan Geografis ... 22
B Kondisi Percobaan ... 24
C Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan Serat Kasar ... 25
D Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Kadar Abu ... 28
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 34
A Kesimpulan ... 34
B Saran ... 34
DAFTAR PUSTAKA ... 35
vii
[image:6.595.176.484.267.570.2]DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR BAGAN
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perhitunganj Uji T Kadar Serat Kasar ... 41
Lampiran 2 Perhitungan Uji T Kadar Abu ... 43
Lampiran 3 Kebutuhan Nutrisi Pedet PFh Jantan ... 45
Lampiran 4 Data Analisis Proksimat Kandungan TMR Silase dan TMR ... 46
Lampiran 5 Data Kecernaan Kadar Serat dan Kadar Abu ... 47
Lampiran 6 Data Analisis Proksimat Sampel Feses Pakan ... 48
Lampiran 7 Komposisi TMR……...………. 49
35
DAFTAR PUSTAKA
Akhirany, N., 2011. Silase Ikan Untuk Pakan Ternak. UPTD-PSP3 Dinas Peternakan Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar.
Ali, G.R.R., S. Radu, 1998. Isolation and Screening Of Bacteriocin Producing LAB from Tempeh. University of Malaysia, Kuala Lumpur.
Amin, W., T. Leksono, 2001. Analisis Pertumbuhan Mikroba Ikan Jambal Siam (Pangasius sutchi) Asap yang Telah Diawetkann Secara Ensilling. Jurnal Natur Indonesia, 3(3):2 17-224.
Anggorodi, 1994. Ilmu Makanan Ternak. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Association of Official Analytical Chemist(AOAC), 1995-2005.
Official Methods of Analysis : AOACArlington
Bacus, J., 1984. Utilization of Microorganism in Meat Processing. Research Studies Press. Letchworth, England.
Bayong, 2004. Klimatologi. Penerbit. ITB.
Berman, A. 2005. Estimates of heat stress relief needs for Holstein dairy cows. J. Anim. Sci. 83:1377-1384
Budiman, A., Dhalika, T., Ayuningsih, B., 2006. Uji Kecernaan Serat Kasar dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) dalan Ransum Lengkap Berbasis Hijauan Daun Pucuk Tebu (Saccharum officinarum). Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Bandung . JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2006, VOL. 6 NO. 2, 132 – 135.
Davis, G.K. and W. Mertz, 1987. Copper. p. 301− 364. In W. Mertz (Ed.) Trace Elements in Human and Animal Nutrition. Academic Press, Inc. San Diego, CA
Depison dan Sumarsono, T., 2001. Evaluasi hasil perkawinan induk sapi Bali dengan beberapa bangsa pejantan di Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Bunga Tebo. Jurnal ilmiah ilmu-ilmu peternakan. 4 (1): 29-35.
Despal, 2000. Kemampuan komposisi kimia dan kecernaan in vitro dalam mengestimasi kecernaan in vivo. Media Peternakan 23 (3): 84 – 88.
36
Fauzi M., 2006. Analisa Pangan dan Hasil Pertanian. Jember: FTP UNEJ
http://www.scribd.com/doc/18185685/ANALISIS-PROKSIMAT diakses
pada tanggal 28 Juni 2015
Gaman dan Sherington, 1992. Pengantar IlmuPangan Nutrisi dan Mikrobiologi.
Edisi Kedua. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Gwatibaya, S., E. Svotwa and D. Jambwa A., 2007. Potential Effects and Management Options for Heat Stress in Dairy Cows in Zimbabwe: A Review. EJEAFChe 6(5): 2066 – 2074.
Hadziq, A., 2011. Status Fisiologis dan Performa Pedet Peranakan Friesian Holstein Prasapih yang DiInokulasi Bakteri Pencerna Serat dengan Pakan Bersuplemen Kobalt. Skripsi. Bogor : Departemen ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut pertanian Bogor.
Hadziq, A., 2011. Status Fisiologis dan Performa Pedet Peranakan Friesian Holstein Prasapih yang Diinokulasi Bakteri Pencerna Serat dengan Pakan Bersuplemen Kobalt. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Hogan, J., 1996. Ruminant Nutrition and Production in the Tropics and Subtropics. Australian Centre for International Agricultural Research, Canberra. 47 p.
http://karangploso.jatim.bmkg.go.id/#axzz3rqgjsIjo&gsc.tab=0 diakses pada tanggal 18 November 2015
http://karangploso.malangkab.go.id/ diakses tanggal 05 November 2015
Jamarun, N., 1999. Penggunaan Bahan Kimia Alkali Untuk Meningkatkan
Kualitas Pucuk Tebu. J. Penelitian Universitas Andalas Padang. No. 29. P. 82-87.
Kamal, M., 1998. Nutrisi Ternak I. Rangkuman. Lab. Makanan Ternak, Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, UGM. Yogyakarta.
Maynard, L.A., J.K Loosil,H.F. Hintz and Warner, R.G., 2005. Animal Nutrition. (7th Edition) McGraw-Hill Book Company. New York, USA.
Mukhtar, A., 2006. Ilmu Produksi Ternak Perah. Surakarta: Lembaga
37
Pina, D.S., L.O. Tedeschia, S.C. Valadares Filho, J.A.G. Azevedo, E. Detmann, and R.Anderson, 2009. Influence Of Calcium Oxide Level and Time Of Exposure to Sugarcane on Invitro and in situ Digestive Kinetics. Anim. Feed Sci. Technol. 153: 101-112
Purbawati, 2014. Karakteristik Cairan Rumen, Jenis, dan Jumlah Mikroba Dalam Rumen Sapi Jawa dan Peranakan Ongole. E. 2014. Buletin Peternakan. Vol. 38(1) : 21-26
Rakhmanto, F., 2009. Pertambahan Ukuran Tubuh dan Bobot Badan Pedet Sapi
FH Jantan Lepas Sapih yang Diberi Ransum Bersuplemen Biomineral Cairan Rumen. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Robinson, P.H., 1999. Neutral Detergent Fiber (NDF) and its Role in Alfalfa Analysis. Cooperative Extension Specialist Department of Animal Science University of California, Davis, CA
Roy, J. H. B., 1980. The Calf. Studies in Agriculture and Food Science. 4th Edition. Butterworths, London.
Sarwono, B. dan H.M. Arianto, 2004. Penggemukan Sapi Potong Secara Cepat. Cetakan ke-4. PT Penebar Swadaya, Jakarta.
Septiani, V., Muhtarudin, Widodo, Y., 2012. Optimalisasi Pemanfaatan Limbah Agroindustri Melalui Suplementasi Mineral Ca dan Mg Organik Terhadap KcBK dan KcBO Ransum Kambing. Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
Soetarno, T., 2003. Manajemen Budidaya Sapi Perah. Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Suhartanto, B., B.P. Widyobroto, dan R. Utomo, 2003. Produksi Ransum Lengkap (Complete Feed) dan Suplementasi Undegraded Protein untuk Meningkatkan Produksi dan Kualitas Daging Sapi Potong. Laporan Penelitian Ilmu Pengetahuan Terapan (Hibah Bersaing X/3). Lembaga Penelitian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
38
Suprapto, H., Suharti,FM., Widiyastuti, T., 2013. Kecernaan Serat Kasar dan Lemak Kasar Complete Feed Limbah Rami Dengan Sumber Protein Berbeda Pada Kambing Pernakan Etawa Lepas Sapih. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Jurnal Ilmiah Peternakan 1(3):938-946.
Supriyati, 2008. Pengaruh suplementasi zink-biokompleks dan Zink-metionat dalam ransum domba. JITV 13(2): 89 – 94.
Tafaj, M. Q. Zebeli, CH. Baes, H. Steingass and W.Drochner, 2007. A Meta-Analysis Examining Effectsof Particle Size Of Total Mixed Rations On Intake, Rumendigestion and Milk Production in High-Yielding Dairycows at Early Lactation. Anim. Feed Sci. Technol.138: 137 – 161.(Maynard dan
Loosly,1969) (Parakkasi,1995) (Tomaszewska et al., 1993).
Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S.
Lebdosoekojo, 2005. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Triyono,2007. Pengaruh Tingkat Protein Ransum Pada Akhir Masa Kebuntingan
Pertama Terhadap Performan Dan berat Lahir Pedet Sapi Perah Peranakan Friesian Holstein (PFH). Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Utama, C. S., B. Sulistiyanto, N. Suthama and B. E. Setiani, 2013. Utility of Rice Bran Mixed with Fermentation Extract of Vegetable Waste Unconditioned as Probiotics from Vegetable Market. Internat. J. of Sci. and Eng., Vol. 4(2)2013:97-102, April 2013
Utama, C. S., Sulistianto,B., dan Setiani, B.E., 2013. Profil Mikrobiologis Pollard yang Difermentasi dengan Ekstrak Limbah Pasar Sayur pada Lama Peram yang Berbeda. Jurnal Agripet Vol. 13 No. 2 : 26-30, 2013.
Utomo, R., 2003. Penyediaan Pakan Di Daerah Tropik: Problematika,
Kontinuitas, dan Kualitas. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
39
Williamson, F.G. & W.J.A. Payne, 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. Terjemahan : S.D. Darmadja. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Wulandari, S, Agus, A, Soejono, M, Cahyanto, M.N, dan Utomo, R., 2014.
Performa Produksi Domba yang Diberi Complete Feed Fermentasi Berbasis POD Kakao serta Nilai Nutrien Tercernanya Secara In Vivo. Buletin Peternakan Vol. 38(1): 42-50, Februari 2014 ISSN 0126-4400. Universitas Gadjah Mada, Yogjakarta
Yani A., 2001. Teknologi Hijauan Pakan. Jambi : Fakultas Peternakan Universitas, Jambi
Yunus, M., 2009. Pengaruh Pemberian Daun Lantoro (Leucaena leophala) terhadap Kualitas Silase Rumput Gajah (Pennisetum purpereum) yang diberi Molasses. http://www.agripet/vol9/index.pdf. Diakses pada tanggal 22 Juni 2015.
1
I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Produk peternakan saat ini memiliki berpotensi sangat baik untuk
ditingkatkan seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
pemenuhan kecukupan gizi. Oleh karena itu para peternak dituntut untuk lebih
memperhatikan kuantitas dan kualitas dari produk peternakannya termasuk usaha
peternakan sapi perah, sebagai salah satu usaha yang menghasilkan produk berupa
daging. Manajemen pemberian pakan di perusahaan peternakan sapi perah penting
diperhatikan untuk mendapatkan produksi yang maksimal.
Performan sapi perah sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu genetik dan
lingkungan. Genetik memberikan pengaruh sebesar kurang lebih 30% dan
lingkungan sebesar kurang lebih 70%. Produktivitas sapi perah sangat dipengaruhi
oleh pakan atau ransum yang merupakan salah satu faktor lingkungan. Oleh
karena itu ransum yang diberikan kepada sapi perah, baik kuantitas maupun
kualitasnya, hendaknya memenuhi kebutuhan hidup pokok dan produksi (Triyono,
2007)
Pakan dan pemberian pakan pada ternak sapi perah kurang mendapat
perhatian dari para peternak sapi perah, sebab banyak peternak yang belum
memahami tentang pakan ternak, hubungan antara zat-zat makanan dengan
pertumbuhan, reproduksi dan produksi. Peternak memberi pakan ternaknya
dengan bahan seadanya tanpa memperhitungkan atau mempertimbangkan
kandungan zat-zat dalam pakan yang diberikan. Akibatnya, pertumbuhan
produksi, maupun reproduksi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Memelihara
2
maka peternak harus menaruh perhatian terhadap pengetahuan tentang pakan
ternak agar usaha ternak sapi perah lebih efisien dan menguntungkan.
Pedet perah jantan merupakan salah satu ternak yang dapat menghasilkan
daging. Pertumbuhan pedet perah sama dengan pedet sapi potong dari lahir hingga
umur 5- 6 bulan lebih pesat ke arah pembentukan frame badan atau pertulangan.
Hal ini dapat dideteksi dari pertambahan ukuran vital ternak seperti lingkar dada,
tinggi gumba, dan panjang badan (Sulistyowati dkk, 2009). Pengelolaan pedet
sapi perah perlu mendapatkan perhatian yang serius. Pengelolaan pedet tidak
dapat diserahkan sepenuhnya kepada peternak rakyat karena akan terbaginya
konsentrasi peternak terhadap pemeliharaan induk dan pemeliharaan pedet.
Perhatian kepada induk sapi perah secara penuh untuk memperoleh pendapatan
segera dari penjualan susu. Hal ini mengakibatkan tingginya angka kematian
pedet (Rakhmanto, 2009). Oleh karena itu, pemberian pakan pedet menjadi salah
satu hal yang penting.
Pemberian pakan lebih efisien jika diberikan dalam bentuk Total Mixed
Ration (TMR) dan Total Mixed Ration (TMR) silase. TMR yaitu campuran pakan
yang mengandung semua nutrien yang dibutuhkan oleh ternak dan diberikan
sebagai satu-satunya pakan tanpa tambahan lain sedangkan Total Mix Ratio
(TMR) silase merupakan campuran pakan yang mengandung semua nutrien yang
dibutuhkan oleh ternak dalam bentuk fermentasi menggunakan Bakteri Asam
Laktat (BAL) sehingga meningkatkan nutrisi dan kecernaan bahan pakan. Total
Mixed Ration memiliki keunggulan yaitu dapat disimpan dalam jangka waktu
3
Pedet sapi perah PFH jantan merupakan salah satu ternak yang
membutuhkan nutrisi yang cukup untuk mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal. Pertumbuhan dan perkembangan pedet perah PFH
perlu diperhatikan karena nantinya digunakan sebagai penghasil daging.
Salah satu kebutuhan nutrisi pedet PFH jantan yang perlu diperhatikan
adalah Serat Kasar (SK) dan Abu. Bagi pedet PFH jantan serat kasar merupakan
sumber energi utama, dimana sebagian besar selulosa dan hemiselulosa dicerna
oleh mikroba yang terdapat di dalam sistem pencernaan sedangkan kadar abu
menunjukkan besarnya kandungan mineral yang terdapat dalam suatu bahan
pakan. Kadar abu merupakan ukuran dari jumlah total mineral yang terdapat
dalam bahan pakan. Rendahnya nutrisi bahan pakan dapat dilihat dari daya cerna
bahan pakan tersebut. TMR atau Pakan Komplit mempunyai tingkat kecernaan
serat kasar yang tinggi sehingga dapat meningkatkan ketersediaan energi dalam
ransum dan meningkatkan energi metabolis sedangkan kadar abu yang rendah
dalam pakan komplit menunjukkan kualitas dari bahan pakan yang baik.
Pedet PFH jantan lepas sapih memiliki rumen yang belum berkembang
dengan sempurna, sehingga membutuhkan pakan dengan kualitas tertentu agar
rumen dapat mencerna pakan dengan baik. Oleh karena itu, perlu dikaji pakan
dengan kombinasi Serat Kasar (SK) dan Kadar Abu yang optimal guna
4
B. Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara TMR dan TMR-silase terhadap
kecernaan serat kasar pedet jantan PFH?
2. Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara TMR dan TMR-silase terhadap
kecernaan kadar abu pedet jantan PFH?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh pakan TMR dan TMR-silase terhadap
kecernaan serat kasar pedet jantan PFH
2. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh pakan TMR dan TMR-silase terhadap
kecernaan kadar abu pedet jantan PFH
D. Manfaat
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pakan