• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Ibu Postpartum Tentang Infeksi Tali Pusat Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Baru Dan Pulau Kijang, Kecamatan Keritang Inhil Riau Tahun 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan Ibu Postpartum Tentang Infeksi Tali Pusat Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Baru Dan Pulau Kijang, Kecamatan Keritang Inhil Riau Tahun 2009"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN IBU POSTPARTUM TENTANG INFEKSI TALI PUSAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT INAP KOTA

BARU DAN PULAU KIJANG, KECAMATAN KERITANG INHIL RIAU TAHUN 2009

Oleh :

NIM : 085102046

NOVIA HERLINA

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Judul : Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Infeksi Tali Pusat Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kotabaru Dan Pulau Kijang, Kecamatan keritang Inhil Riau Tahun 2009

Nama : Novia Herlina NIM : 085102046

Program : D-IV Bidan Pendidik

Pembimbing Penguji

... ...Penguji I (dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes) (Farida Linda Sari Siregar, M.Kep)

...Penguji II (Dina Indarsita. M.Kes)

...Penguji III (dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes)

Program D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan untuk Sarjana Sains Terapan untuk D-IV Bidan Pendidik.

... ... (Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep) (dr. Murniati Manik, M.Sc, SpKK)

NIP. 132 299 794 NIP. 130 810 201 Koordinator Ketua Pelaksana

(3)
(4)

LEMBAR PERNYATAAN

PENGETAHUAN IBU POSTPARTUM TENTANG INFEKSI TALI PUSAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT INAP KOTA

BARU DAN PULAU KIJANG, KECAMATAN KERITANG INHIL RIAU TAHUN 2009

KARYA TULIS ILMIAH

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya orang lain yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam Karya Tulis Ilmiah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juni 2009 Yang Menyatakan,

(5)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2009 Novia Herlina

Pengetahuan Ibu Postpartum Tentang Infeksi Tali Pusat Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Baru Dan Pulau Kijang, Kecamatan Keritang Inhil Riau Tahun 2009

Abstrak

Infeksi merupakan penyebab yang paling sering dan penting dalam morbiditas serta mortalitas, selama periode bayi baru lahir sebanyak 2% janin mengalami infeksi in utero, dan lebih dari 10% bayi terinfeksi selama persalinan atau selama bulan pertama kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu postpartum tentang infeksi tali pusat, dengan desain penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian inidi lakukan kepada ibu postpartum sebanyak 32 orang dan seluruhnya dijadikan sebagai sampel. Instrumen penelitian yaitu kuesioner yang disebarkan langsung pada responden. Analisis data dilakukan secara univariat dengan membahas tabel distribusi frekuensi dan persentase data yang terkumpul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan cukup (43,8%), berpengetahuan baik (34,4%), dan masih ditemukan 21,9% responden berpengetahuan kurang. Diharapkan untuk meningkatkan penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil dan bersalin tentang infeksi tali pusat agar ibu dapat memberikan perawatan yang maksimal pada bayinya.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul : “Pengetahuan Ibu Postpartum Tentang Infeksi Tali Pusat Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Baru Dan Pulau Kijang, Kecamatan Keritang Inhil Riau Tahun 2009”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah banyak memperoleh bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih terutama :

Prof. Dr. Chairuddin Lubis, DTM, Sp(A)K, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

1. Prof. Gontar A. Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK, selaku Ketua Pelaksana Program Studi D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara.

(7)

4. Dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes, sebagai pembimbing Karya Tulis Ilmiah ini yang telah banyak memberikan masukan dan nasehat pada penulis semoga Allah memberikan balasan yang setimpal untuknya.

5. Farida Linda Sari Siregar, M.Kep, selaku Dosen Penguji

6. Kepala Puskesmas Rawat Inap Kota Baru dan Pulau Kijang Kecamatan Keritang Inhil yang telah memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Seluruh staf dan dosen program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang secara langsung telah banyak memberikan ilmu kepada penulis selama menjalani pendidikan.

8. Ibunda Ayahanda (Hj.Rokiah & H.Marzuki) dan Keluarga, yang tidak pernah lelah dan henti memberikan do’a dan dukungan kepada penulis dalam kehidupan ini terutama selama penulis menempuh pendidikan ini. 9. Kepada seluruh teman-teman D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Dengan segala keterbatasan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari apa yang dikatakan sempurna. Untuk itu, penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah nantinya.

(8)

Medan, Juni 2009

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Tujuan Umum ... 5

E. Tujuan Khusus ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN ... 7

A. Pengetahuan ... 7

1. Definisi ... 7

(9)

3. Tingkatan Pengetahuan ... 9

4. Pengukuran Pengetahuan ... 11

B. Ibu Postpartum ... 11

C. Infeksi Tali Pusat ... 12

1. Pengertian Infeksi Tali Pusat ... 12

2. Faktor-faktor Penyebab Infeksi Tali Pusat ... 13

3. Tanda dan Gejala Infeksi Tali Pusat ... 15

4. Pencegahan dan Penanganan Infeksi Tali Pusat ... 16

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN ... 21

A.Kerangka Konsep... 21

B.Definisi Operasional ... 21

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ... 23

A. Desain Penelitian ... 23

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

1. Populasi ... 2

2. Sampel ... 24

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 234

Lokasi Penelitian 23 1. Waktu Penelitian ... 24

D. Pertimbangan Etik ... 24

E. Instrumen Penelitian ... 25

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 26

G. Pengumpulan Data ... 27

H. Pengolahan dan Analisis Data ... 28

BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 33

A. Karakteristik Responden ... 32

(10)

BAB 6 PEMBAHASAN ... 39

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 42

A. Kesimpulan ... 42

B. Saran ... 43

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1. Hasil Ujicoba Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

(Instrumen Penelitian) ... 28 Tabel 5.1. Distribusi Umur Responden di Wilayah Kerja

Puskesmas Rawat Inap Kota Baru dan Pulau Kijang Kecamatan Keritang Inhil Riau Tahun 2009 ... 33 Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang

Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Baru dan Pulau Kijang Kecamatan Keritang Inhil Riau Tahun 2009 ... 33 Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang

Pengertian Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Baru dan Pulau Kijang Kecamatan Keritang Inhil Riau Tahun 2009 ... 35 Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang

(12)

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Tanda dan Gejala Terjadinya Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Baru dan Pulau Kijang Kecamatan Keritang Inhil Riau Tahun 2009 ... 37 Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Formulir Persetujuan Penelitian (Informed Consent) 2. Kuesioner Penelitian

(14)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2009 Novia Herlina

Pengetahuan Ibu Postpartum Tentang Infeksi Tali Pusat Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Baru Dan Pulau Kijang, Kecamatan Keritang Inhil Riau Tahun 2009

Abstrak

Infeksi merupakan penyebab yang paling sering dan penting dalam morbiditas serta mortalitas, selama periode bayi baru lahir sebanyak 2% janin mengalami infeksi in utero, dan lebih dari 10% bayi terinfeksi selama persalinan atau selama bulan pertama kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu postpartum tentang infeksi tali pusat, dengan desain penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian inidi lakukan kepada ibu postpartum sebanyak 32 orang dan seluruhnya dijadikan sebagai sampel. Instrumen penelitian yaitu kuesioner yang disebarkan langsung pada responden. Analisis data dilakukan secara univariat dengan membahas tabel distribusi frekuensi dan persentase data yang terkumpul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan cukup (43,8%), berpengetahuan baik (34,4%), dan masih ditemukan 21,9% responden berpengetahuan kurang. Diharapkan untuk meningkatkan penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil dan bersalin tentang infeksi tali pusat agar ibu dapat memberikan perawatan yang maksimal pada bayinya.

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator sosial yang sangat penting untuk mengukur keberhasilan program pemberantasan berbagai sebab kematian maupun program kesehatan ibu dan anak sebab AKB berkaitan erat dengan tingkat kesehatan ibu dan anak (Dinkes Propsu, 2007).

Berdasarkan data organisasi kesehatan dunia, World Health

Organization (WHO), kematian akibat infeksi tetanus di negara berkembang

135 kali lebih tinggi dibanding dengan negara maju. Hal ini merupakan masalah besar di 57 negara berkembang termasuk Indonesia (Hasselquist, 2006).

(16)

Di Indonesia, tahun 2005 angka kematian bayi masih tergolong tinggi yaitu 32/1000 kelahiran hidup. Provinsi dengan AKB terendah adalah Bali (14 per 1.000 kelahiran hidup) dan Yogyakarta (20 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB tertinggi di Provinsi Gorontalo (77 per 1.000 KH) dan Nusa Tenggara Barat (74 per 1.000 KH) (Depkes RI, 2006).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Propinsi Riau, angka kematian bayi (AKB) pada tahun 2006 yaitu 35/1000 kelahiran hidup, dan data pada tahun 2007 yaitu 33/1000 kelahiran hidup (Irdjiati, 2006). Sebagai perbandingan, angka kematian bayi di propinsi Sumatera Utara selama 5 tahun terakhir juga cenderung mengalami penurunan. Tahun 2002 sebesar 40/1000 KH, tahun 2003 menjadi 37/1000 KH, tahun 2004 36/1000 KH, tahun 2005 sebesar 34/1000H, dan tahun 2006 yaitu 33/1000 KH. Angka kematian bayi baik di Propinsi Riau maupun di Propinsi Sumatera Utara termasuk tinggi dibandingkan AKB nasional yaitu 32/1000 KH (Dinkes Propsu, 2007).

Dari seluruh kematian neonatal, sekitar 60% merupakan kematian bayi berusia 0-7 hari. Tetanus merupakan penyebab utama kematian bayi kurang dari 7 hari (Irdjiati, 2006).

(17)

(racun) dan menyerang sistem saraf pusat. Spora kuman tersebut masuk ke dalam tubuh bayi melalui pintu masuk satu-satunya yaitu tali pusat, yang dapat terjadi pada saat pemotongan tali pusat ketika bayi lahir maupun pada saat perawatannya sebelum puput (terlepasnya tali pusat) (Saifuddin, 2001).

Pada infeksi tali pusat dapat terjadi pembengkakan, pada ujung tali pusat akan mengeluarkan nanah dan pada sekitar pangkal tali pusat akan memerah dan disertai edema. Pada keadaan infeksi berat, infeksi dapat menjalar hingga ke hati (hepar) melalui ligamentum (falsiforme) dan menyebabkan abses yang berlipat ganda. Pada keadaan menahun dapat terjadi

(granuloma) pada umbilicus (Prawirohardjo, 2002).

Kebanyakan infeksi yang terjadi pada bayi adalah bayi yang lahir dibantu oleh dukun peraji yang belum mengikuti pelatihan / penataran dari Departemen Kesehatan. Kebiasaan yang kurang tepat dalam perawatan tali pusat yaitu dengan pemberian dermatol. Dermatol yang dulu dipakai oleh dukun peraji sebagai obat pusar sekarang tidak dibenarkan lagi untuk dipakai karena setelah diteliti pada dermatol ditumbuhi spora clostridium tetani, dengan masa inkubasi antara 5-14 hari (Ngastiyah, 2005).

Jenny (2006) berpendapat bahwa bayi yang mengalami penyakit

tetanus neonatorum berkaitan dengan perawatan tali pusat yang kurang baik

yaitu dengan menggunakan ramu-ramuan atau serbuk yang dipercaya dapat membantu mempercepat lepasnya tali pusat.

(18)

mengatasi masalah ini, sudah ada kebijakan dari pemerintah yang mengatur bahwa setiap ibu hamil minimal mendapatkan imunisasi tetanus toksoid (TT) sebanyak dua kali. Jika proses pemeriksaan kehamilan tidak dilaksanakan secara rutin, akan mengakibatkan janin tidak memperoleh imunitas dan mempunyai peluang besar untuk terserang tetanus (Depkes RI, 2005).

Perawatan tali pusat sangat penting diketahui oleh ibu terutama oleh ibu melahirkan (post partum) agar ibu dapat memberikan perawatan yang maksimal pada bayi sehingga bayi dapat tumbuh dengan baik dan sehat, tidak terinfeksi melalui tali pusatnya. Pengetahuan ibu yang baik tentang perawatan tali pusat akan membuat ibu lebih memahami cara melakukan perawatan tali pusat yang benar, seperti menghindari penggunaan bedak dermatol, dan penggunaan ramuan-ramuan tradisional yang kurang memperhatikan kesterilannya.

Berdasarkan survei pendahuluan yang penulis lakukan pada ibu postpartum di dua wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Kotabaru dan Pulau Kijang menunjukkan bahwa masih ditemui ibu-ibu postpartum yang melakukan perawatan dengan menggunakan obat-obat tradisional. Dari wawancara yang penulis lakukan pada 6 orang ibu postpartum, terlihat bahwa ibu kurang mengetahui tentang infeksi tali pusat, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya infeksi tali pusat, bagaimana tanda dan gejala terjadinya infeksi tali pusat, pencegahan dan penanganan infeksi tali pusat.

(19)

infeksi tali pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Baru dan Pulau Kijang, Kecamatan Keritang Inhil Riau Tahun 2009.

B. Pertanyaan Penelitian

Dari uraian pada latar belakang di atas, pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu postpartum tentang infeksi tali pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Baru dan Pulau Kijang, Kecamatan Keritang Inhil Riau Tahun 2009?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu postpartum tentang infeksi tali pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Baru dan Pulau Kijang, Kecamatan Keritang Inhil Riau Tahun 2009.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu postpartum di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Baru dan Pulau Kijang tentang pengertian infeksi tali pusat.

(20)

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu postpartum di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Baru dan Pulau Kijang tentang tanda dan gejala terjadinya infeksi tali pusat.

d. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu postpartum di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Baru dan Pulau Kijang tentang pencegahan dan penanganan infeksi tali pusat.

D. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini akan bermanfaat secara teoritis sebagai informasi bagi Puskesmas Rawat Inap Kota Baru dan Pulau Kijang.

2. Bagi Petugas kesehatan di Puskesmas Kota Baru dan Pulau Kijang, dapat menjadi masukan dalam memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan tentang pentingnya perawatan tali pusat pada ibu postpartum. 3. Bagi peneliti, sebagai langkah awal untuk melakukan penelitian dan

menambah pengetahuan serta pengalaman dalam melakukan penelitian lain di kemudian hari.

4. Bagi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dapat dijadikan bahan bacaan dan perbandingan di perpustakaan. 5. Bagi pembaca, menambah wawasan pengetahuan dan sebagai bahan

(21)

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Pengetahuan 1. Definisi

Pengetahuan merupakan proses belajar dengan menggunakan panca indra yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan (Hidayat, 2005).

Pengetahuan merupakan hasil yang diperoleh setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek yang terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pengindraan, penciuman, raba dan rasa. Dan sebagian besar pengetahuan manusia berasal dari pendidikan, pengalaman, diri sendiri maupun pengalaman orang lain dan lingkungan. Pengetahuan atau kognitif merupakan komponen yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan itu sendiri penting untuk mendukung psikis seseorang dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun dorongan sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan factor yang mendukung tindakan seseorang (Notoadmodjo, 2003).

(22)

tertentu sehingga seseorang berperilaku sesuai keyakinan tersebut (Istiarti, 2000).

2. Cara Mendapatkan Pengetahuan

Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua:

a. Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan

Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini dilakukan sebelum ditemukan metode ilmiah, yang meliputi :

1) Cara coba salah (trial & error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila tidak berhasil, maka akan dicoba kemungkinan yang lain lagi sampai didapatkan hasil mencapai kebenaran. 2) Cara kekuasaan atau otoritas

Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

(23)

tersebut orang dapat memecahkan masalah yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut.

4) Melalui jalan pikiran

Dengan jalan ini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan pikirannya.

b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut Metode Penelitian Ilmiah (Notoatmodjo, 2002).

3. Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu : (Notoatmodjo, 2003).

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. b. Memahami (Comprehension)

(24)

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis diartikan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

(25)

f. Evaluasi (Evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

4. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket (kuesioner) yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas. Pengukuran tingkat pengetahuan dimaksudkan untuk mengetahui status pengetahuan seseorang dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi (Notoatmodjo, 2007).

B. Ibu Postpartum

Masa nifas yaitu masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Prawirohardjo, 2002).

(26)

Jenny (2006) mendefenisikan masa nifas sebagai masa sesudah persalinan, masa perubahan, pemulihan, penyembuhan dan pengembalian alat-alat kandungan ke keadaan semula. Proses masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari. Aktivitas yang dilakukan berhubungan dengan kemampuan ibu dalam merawat dirinya agar mampu memelihara dan mencegah timbulnya penyakit sehingga ibu mampu merawat bayi, keluarga dan dirinya dengan baik.

Ibu postpartum adalah seorang wanita yang berada pada masa pemulihan kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, dengan lama masa nifas yaitu 6-8 minggu (Mochtar, 1998).

C. Infeksi Tali Pusat

1. Pengertian Infeksi Tali Pusat

(27)

Pada keadaan menahun dapat terjadi granuloma pada umbilikus (Prawirohardjo, 2002).

Infeksi tali pusat adalah suatu penyakit toksemik akut yang disebabkan oleh clostridium tetani dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa disertai gangguan kesadaran (Mieke, 2006).

2. Faktor-faktor Penyebab Infeksi Tali Pusat

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya infeksi tali pusat pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut :

a. Faktor kuman

Staphylococcus aereus ada dimana-mana dan didapat pada

(28)

khususnya pada saat pemotongan tali pusat. Biasakan mencuci tangan untuk pencegahan terjadinya infeksi (Danuatmadja, 2003). b. Proses persalinan

Persalinan yang tidak sehat atau yang dibantu oleh tenaga non medis. Kematian bayi yang diakibatkan oleh tetanus ini terjadi saat pertolongan persalinan oleh dukun pandai, terjadi pada saat memotong tali pusat menggunakan alat yang tidak steril dan tidak diberikan obat antiseptik.

c. Faktor tradisi

(29)

3. Tanda dan Gejala Infeksi Tali Pusat

Tanda-tanda yang perlu dicurigai oleh orang tua baru adalah apabila timbul bau menyengat dan terdapat cairan berwarna merah darah atau bisa juga berbentuk nanah di sisa tali pusat bayi. Hal tersebut menandakan sisa tali pusat mengalami infeksi, lekas bawa bayi ke klinik atau rumah sakit, karena apabila infeksi telah merambat ke perut bayi, akan menimbulkan gangguan serius pada bayi (Febrina, 2006)

Manifestasi kebanyakan infeksi staphylococcus pada neonatus adalah tidak spesifik, bakteremia tanpa kerusakan jaringan setempat dikaitkan dengan berbagai tanda, berkisar dari yang ringan sampai dengan keadaan yang berat. Distress pernafasan, apnea, bradikardia, abnormalitas saluran cerna, masalah termoregulasi, adanya perfusi yang buruk, dan disfungsi serebral merupakan hal umum. Infeksi spesifik yang disebabkan oleh staphylococcus aereus meliputi pneumonia, efusi

pleural, meningitis, endokarditis, omfalitis, abses, dan osteomielitis

(Wahab, 2000).

Bayi yang terinfeksi tali pusatnya, pada tempat tersebut biasanya akan mengeluarkan nanah dan pada bagian sekitar pangkal tali pusat akan terlihat merah dan dapat disertai dengan edema. Pada keadaan yang berat infeksi dapat menjalar ke hati (hepar) melalui ligamentum

(30)

menahun dapat terjadi granuloma pada umbilikus (Prawirohardjo, 2002).

Jika tali pusat bayi bernanah atau bertambah bau, berwarna merah, panas, bengkak, dan ada area lembut di sekitar dasar tali pusat seukuran uang logam seratus rupiah, ini merupakan tanda infeksi tali pusat (Sean, 2004).

4. Pencegahan dan Penanganan Infeksi Tali Pusat a. Pencegahan

Untuk pencegahan awal tetanus dapat diberikan pada calon pengantin dengan harapan bila setelah menikah dan hamil tubuhnya sudah punya antitoksin tetanus yang akan ditransfer ke janin melalui plasenta. Seorang wanita yang sudah diimunisasi tetanus 2 kali dengan interval 4-6 minggu diharapkan mempunyai kekebalan terhadap tetanus selama tiga tahun imunisasi TT diberikan juga pada ibu hamil, diberikan 2 kali pada trimester kedua dengan interval waktu 4-6 minggu diharapkan dapat memberikan kekebalan selama tiga tahun sehingga jika si ibu hamil kurun waktu tiga tahun itu tidak diberikan imunisasi TT atau satu kali saja imunisasi sudah cukup (Erikania, 2007).

(31)

potongan diberikan krim klorheksidin untuk mencegah infeksi pada tali pusat, dan tidak perlu dibalut dengan kasa dan dapat hanya diberi pengikat tali pusat atau penjepit tali pusat yang terbuat dari plastik (Penny, 2008).

Dalam keadaan normal, tali pusat akan lepas dengan sendirinya dalam waktu lima sampai tujuh hari. Tapi dalam beberapa kasus bisa sampai dua minggu bahkan lebih lama. Selama belum pupus, tali pusat harus dirawat dengan baik. Agar tali pusat tidak infeksi, basah, bernanah, dan berbau. Bersihkan tali pusat bayi dengan sabun saat memandikan bayi. Keringkan dengan handuk lembut. Olesi dengan alkohol 70%. Jangan pakai betadine, karena yodium yang dikandung betadine dapat masuk ke peredaran darah bayi dan menyebabkan gangguan pertumbuhan kelenjar gondok. Biarkan terbuka hingga kering, dapat dibungkus dengan kasa steril. Jangan mengolesi tali pusat dengan ramuan atau menaburi bedak, karena dapat menjadi media yang baik bagi tumbuhnya kuman, termasuk kuman tetanus (Wartamedika, 2006).

Untuk penggantian popok, sebaiknya popok yang telah basah segera diganti untuk menghindari iritasi tali pusat, area tali pusat jangan ditutup dengan popok atau celana plastik dan bila bayi menggunakan popok langsung pakai saja (Sean, 2002).

(32)

penyebab infeksi dengan staphylococcus aereus maka perawatan tali pusat dapat dilakukan sebagai berikut :

1) Setelah tali pusat dipotong, ujung tali pusat diolesi dengan

tincture jodii.

2) Tangkai tali pusat / pangkal tali pusat dan kulit di sekeliling tali pusat dapat diolesi dengan triple-dye (triple dye ini adalah campuran brilliant green 2,29 g, prylapine bemisulfate 1,14 g, dan crystal violet 2,29 g yang dilarutkan dalam satu liter air), jika obat-obat ini tidak ada dapat pula digantikan dengan

merkurokrom.

3) Atau tali pusat cukup ditutupi dengan kasa steril dan diganti setiap hari (Prawirohardjo, 2002).

b. Penanganan

Infeksi pada bayi dapat merupakan penyakit yang berat dan sangat sulit diobati. Jika tali pusat bayi terinfeksi oleh

Staphylococcus aereus, sebagai pengobatan lokal dapat diberikan

salep yang mengandung neomisin dan basitrasin. Selain itu juga dapat diberikan salep gentamisin. Jika terdapat granuloma, dapat pula dioleskan dengan larutan nitras argenti 3% (Prawirohardjo, 2002).

1) Infeksi tali pusat lokal atau terbatas

(33)

pada daerah ≤ 1 cm di sekitar pan gk al tali pusat lokal atau terbatas.

Cara penanganannya :

a) Biasakan untuk selalu mencuci tangan sebelum memegang atau membersihkan tali pusat, untuk mencegah berpindahnya kuman dari tangan.

b) Bersihkan tali pusat menggunakan larutan antiseptik (misalnya klorheksidin atau iodium povidon 2,5%) dengan kain kassa yang bersih.

c) Olesi tali pusat pada daerah sekitarnya dengan larutan antiseptik (misalnya gentian violet 0,5% atau iodium povidon 2,5%) delapan kali sehari sampai tidak ada nanah lagi pada tali pusat. Anjurkan bayi melakukan ini kapan saja bila memungkinkan.

d) Jika kemerahan atau bengkak pada tali pusat meluas melebihi area 1 cm, obati seperti infeksi tali pusat berat atau meluas. 2) Infeksi tali pusat berat atau meluas

Jika kulit di sekitar tali pusat merah dan mengeras atau bayi mengalami distensi abdomen, obati sebagai tali pusat berat atau meluas.

Cara penanganannya :

(34)

b) Beri kloksasilin per oral selama 5 hari.

c) Jika terdapat pustule / lepuh kulit dan selaput lendir. d) Cari tanda-tanda sepsis.

(35)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dari penelitian yang berjudul “Pengetahuan ibu postpartum tentang infeksi tali pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Baru dan Pulau Kijang, Kecamatan Keritang Inhil Riau Tahun 2008” adalah sebagai berikut :

Bagan 3.1. Kerangka Konsep

Pengetahuan Ibu Postpartum

Infeksi Tali Pusat: 1. Pengertian Infeksi tali pusat

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi tali pusat

3. Tanda dan gejala infeksi tali pusat

(36)

B. Defenisi Operasional No Variabel Defenisi

Operasional

Alat Ukur Pengambila n data

Hasil Ukur Skala

1 Umur Lamanya waktu hidupseseorang yang di hitung mulai dari lahir sampai saat ini

kuesioner Wawancara 1. < 28 tahun

Kuesioner Wawancara 1. pendidikan rendah: yang di ketahui ibu postpartum pusat, tanda dan gejala infeksi tali pusat, cara pendcegahan

Wawancara Baik:

menjawab 20-25 pertanyaan dengan benar Cukup:

(37)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif dengan pendekatan sekat silang (cross-sectional) yang bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan ibu postpartum tentang infeksi tali pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Baru dan Pulau Kijang, Kecamatan Keritang Inhil Riau Tahun 2008.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu postpartum yang bertempat tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Baru dan Pulau Kijang, Kecamatan Keritang Inhil Riau Tahun 2008 yaitu sebanyak 32 orang.

2. Sampel

Pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling yaitu keseluruhan populasi sebanyak 32 responden.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

(38)

survei pendahuluan yang penulis lakukan masih banyak ditemui ibu-ibu postpartum yang kurang mengetahui tentang perawatan tali pusat dan terjadinya infeksi pada tali pusat.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2009.

D. Pertimbangan Etik

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapatkan izin dari Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dengan mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Puskesmas Rawat Inap Kota Baru dan Kepala Puskesmas Pulau Kijang. Selanjutnya peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada calon responden bahwa partisipasi responden yang diteliti tersebut bersifat sukarela, responden berhak mengundurkan diri dari penelitian. Peneliti akan membagi lembar persetujuan (informed consent) yang dilanjutkan dengan pengisian kuesioner.

(39)

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi responden, peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa formulir demografi dan kuesioner tingkat pengetahuan ibu postpartum tentang infeksi tali pusat yang berisikan pertanyaan tentang :

1. Karakteristik

Data demografi yang harus dilengkapi oleh responden meliputi umur, pendidikan terakhir, dan jumlah anak.

2. Kuesioner tingkat pengetahuan

Kuesioner tentang kesehatan reproduksi meliputi : pengertian infeksi tali pusat, faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi tali pusat, tanda dan gejala infeksi tali pusat, cara pencegahan dan penanganan infeksi tali pusat sebanyak 25 pertanyaan.

Sebelum menentukan kategori baik, cukup, dan kurang, terlebih dahulu ditentukan kriteria / tolak ukur yang akan dijadikan penentu pengukuran pengetahuan. Soal yang diberikan sebanyak 25 pertanyaan, masing-masing jawaban yang benar diberi bobot 1 dan jawaban yang salah diberi bobot 0.

Untuk menentukan panjang kelas (interval) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: (Hidayat, 2007).

(40)

Maka aspek kategori pengetahuan responden, rentangnya adalah sebagai berikut :

a. Baik : Menjawab dengan benar 18-25 soal b. Cukup : Menjawab dengan benar 9-17 soal c. Kurang : Menjawab dengan benar 0-8 soal

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sebelum dilakukan penelitian yang sebenarnya dilakukan uji coba instrumen yang bertujuan untuk mendapatkan alat ukur yang benar-benar sahih dan terandal. Uji validitas dilakukan di Kelurahan Padang Bulan Selayang Medan dengan responden yang mempunyai karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Uji validitas dengan menggunakan rumus Pearson

Product Moment, setelah itu diuji dengan menggunakan uji t. Rumus uji

validitas (Hidayat, 2007)

Rhitung =

( )( )

Selanjutnya digunakan rumus uji t :

thitung =

(

)

(41)

Reliabilitas data dicari menggunakan rumus Spearman Brown, dengan

Kuesioner dinyatakan reliabel jika nilai rhitung > rtabel, dan kuesioner dinyatakan tidak reliabel jika nilai rhitung < rtabel. Nilai ttabel, pada α=0,05, dengan dk=n-1=14, maka ttabel = 0,532. Dari hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner, seluruh pertanyaan dinyatakan valid, karena lebih besar dari nilai ttabel. Nilai validitas ttabel = 1,761, sedangkan nilai reliabilitas ttabel = 0,532. Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1.

G. Pengumpulan Data

Ada beberapa prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu :

1. Mendapatkan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian dari Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Kepala

Puskesmas Rawat Inap Kota Baru dan Kepala Puskesmas Pulau Kijang. 3. Menanyakan persetujuan responden menjadi responden secara sukarela. 4. Setelah calon responden bersedia maka diminta untuk menandatangani

lembar persetujuan (informed consent).

(42)

6. Peneliti mendampingi responden dalam pengisian untuk menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner.

7. Setelah kuesioner diisi, dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya sehingga data yang diperoleh terpenuhi.

H. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

Setelah semua data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data secara komputerisasi dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Editing, yaitu mengecek kelengkapan karakteristik responden serta

memastikan semua jawaban telah diisi. Dari hasil penelitian ini menunjukkan seluruh pertanyaan yang diajukan dijawab seluruhnya oleh responden sehingga tidak perlu lagi pengambilan data ulang.

b. Coding yaitu pengkodean untuk membedakan karakter dalam rangka

pengolahan data. Pengkodean dalam karakteristik responden yaitu umur, pendidikan terakhir dan jumlah anak. Sedangkan pengkodean pada pengetahuan yaitu jika jawaban benar diberi kode 1, jika salah diberi kode 0. Pengetahuan baik diberi kode 1, cukup diberi kode 2, dan kurang baik diberi kode 3.

c. Tabulating, yaitu menghitung data yang telah lengkap sesuai dengan

variabelnya masing-masing, kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

(43)
(44)

BAB 5

HASIL PENELITIAN

Setelah melakukan penelitian dengan judul Pengetahuan Ibu Postpartum tentang Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Baru dan Pulau Kijang Kecamatan Keritang Inhil Riau Tahun 2009 dengan jumlah responden sebanyak 32 orang, maka hasil penelitian ini disajikan seperti berikut ini.

A. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan karakteristik responden yang ditanyakan pada penelitian ini yaitu umur, tingkat pendidikan, dan jumlah anak.

Data deskriptif umur responden diperoleh umur terendah adalah 20 tahun sedangkan umur maksimum adalah 37 tahun sedangkan umur rata-rata responden diperoleh 28 tahun. Sebagian besar responden berumur >28 tahun yaitu 17 orang (53,1%), selebihnya berumur ≤ 28 tahun yaitu 15 orang (46,9%).

Berdasarkan pendidikan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMA yaitu 13 orang (40,6%), paling sedikit berpendidikan akademi yaitu 2 orang (6,3%).

(45)

Tabel 5.1.

Distribusi Umur Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Baru dan Pulau Kijang Kecamatan Keritang Inhil Riau Tahun

2009

Karakteristik Responden Jumlah Persentase

Umur

B. Pengetahuan Responden Tentang Infeksi Tali Pusat

Pengetahuan responden tentang infeksi tali pusat dikategorikan menjadi baik, cukup, dan kurang. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang cukup tentang infeksi tali pusat yaitu 14 orang (43,8%), sedangkan paling sedikit mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 7 orang (21,9%).

Tabel 5.2.

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Baru dan Pulau Kijang

Kecamatan Keritang Inhil Riau Tahun 2009

Pengetahuan Jumlah Persentase

(46)

a. Pengetahuan Tentang Pengertian Infeksi Tali Pusat

(47)

Tabel 5.3.

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Pengertian Infeksi Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Baru

dan Pulau Kijang Kecamatan Keritang Inhil Riau Tahun 2009 Item

1 Yang dimaksud dengan infeksi tali pusat

7 21,9 25 78,1 32 100

2 Cara yang sebaiknya ibu lakukan untuk merawat tali pusat

6 18,8 26 81,3 32 100

3 Asal masuknya kuman penyakit yang menyebabkan terjadinya infeksi tali pusat.

26 81,3 6 18,8 32 100

4 Keadaan tali pusat bayi sehingga mudah terkena infeksi

21 65,6 11 34,4 32 100

5 Penjalaran infeksi yang terjadi melalui tali pusat bayi dapat membahayakan bayi

13 40,6 19 59,4 32 100

6 Penyebab terjadinya infeksi tali pusat pada bayi

16 50,0 16 50,0 32 100

7 Penolong persalinan yang dapat memperbesar risiko terjadinya infeksi tali pusat

10 31,3 22 68,8 32 100

8 Infeksi tali pusat dapat terjadi pada proses persalinan

19 59,4 13 40,6 32 100

9 Memandikan bayi agar tali pusatnya tidak terinfeksi

21 65,6 11 34,4 32 100

10 Ramuan-ramuan tradisional dapat menyebabkan infeksi pada tali pusat bayi

22 68,8 10 31,3 32 100

11 Perubahan warna pada tanda-tanda tali pusat yang mengalami infeksi

26 81,3 6 18,7 32 100

12 Tanda-tanda terjadinya infeksi pada tali pusat

25 78,1 7 21,9 32 100

13 Tanda-tanda terjadinya tali pusat yang lainnya

23 71,9 9 28,1 32 100

14 Keadaan bau pada tali pusat yang terinfeksi

(48)

15 Gejala dialami bayi yang terinfeksi melalui tali pusat

25 78,1 7 21,9 32 100

16 Sejak kapan pencegahan infeksi pada tali pusat dilakukan

18 56,2 14 43,8 32 100

17 Pencegahan pada masa kehamilan agar bayi tidak mengalami infeksi tetanus yaitu dengan diberi imunisasi

24 75,0 8 25,0 32 100

18 Pemberian imunisasi untuk pencegahan infeksi tetanus pada ibu hamil

25 78,1 7 21,9 32 100

19 Perawatan pada tali pusat bayi yang dipotong.

22 68,8 10 31,2 32 100

20 Pemberian betadin pada penanganan infeksi tali pusat.

26 81,2 6 18,3 32 100

21 Upaya pencegahan yang dapat dilakukan dalam perawatan bayi agar terhindar dari infeksi pada tali pusat

19 59,4 13 40,6 32 100

22 Cara penanganan yang baik apabila tali pusat bayi terinfeksi

21 65,6 11 34,4 32 100

23 Penanganan yang ibu lakukan di rumah jika bayi terinfeksi tali pusatnya.

24 75,0 8 25,0 32 100

24 Penanganan yang dilakukan pada bayi yang mengalami infeksi tali pusat terbatas

21 65,6 11 34,4 32 100

25 Penanganan yang dilakukan pada bayi yang mengalami infeksi tali pusat yang berat (meluas)

19 59,4 13 40,6 32 100

(49)
(50)

BAB 6 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan responden tentang infeksi tali pusat pada kategori cukup dengan persentase (43,8%), dan masih ditemukan responden yang berpengetahuan kurang dengan persentase (21,9%).

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Deniati (2007) yang melakukan penelitian pengetahuan ibu postpartum primipara tentang infeksi tali pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Rumbai Kelurahan Meranti Pandak Tahun 2007 mendapati hasil bahwa sebagian besar pengetahuan responden tentang infeksi tali pusat dalam kategori kurang sebanyak 30 orang (85,71%) dan hanya 1 orang (2,86%) yang berpengetahuan baik.

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.

(51)

keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku sesuai keyakinan tersebut.

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil yang diperoleh setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek yang terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pengindraan, penciuman, raba dan rasa. Dan sebagian besar pengetahuan manusia berasal dari pendidikan, pengalaman, diri sendiri maupun pengalaman orang lain dan lingkungan. Pengetahuan atau kognitif merupakan komponen yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan itu sendiri penting untuk mendukung psikis seseorang dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun dorongan sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan factor yang mendukung tindakan seseorang

(52)

infeksi tali pusat ini dapat menyebabkan bayi tidak mendapatkan perawatan yang maksimal, karena jika bayi mengalami infeksi pada tali pusat maka ibu kurang dapat memberikan penanganan dengan baik. Ibu yang berpengetahuan kurang tentang infeksi tali pusat ini juga berkaitan dengan tingkat pendidikan ibu yang rata-rata berpendidikan SD, sedangkan ibu yang berpengetahuan baik rata-rata sudah berpendidikan SMA dan akademi. Dan dapat juga di sebabkan sumber – sumber informasi yang berbeda – beda begiti juga dengan tingkat pendidikan dapat mempengaruhi penerimaan informasi dan penerapan informasi tersebut di kehidupan seharihari.

Secara umum ibu mengerti tentang cara perawatan tali pusat ini, karena perawatan tali pusat sangat penting diketahui oleh ibu terutama oleh ibu melahirkan (post partum) agar ibu dapat memberikan perawatan yang maksimal pada bayi sehingga bayi dapat tumbuh dengan baik dan sehat, tidak terinfeksi melalui tali pusatnya. Pengetahuan ibu yang baik tentang perawatan tali pusat akan membuat ibu lebih memahami cara melakukan perawatan tali pusat yang benar, seperti menghindari penggunaan bedak dermatol, dan penggunaan ramuan-ramuan tradisional yang kurang memperhatikan kesterilannya.

(53)

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang pengetahuan wanita tingkat pengetahuan ibu postpartum tentang infeksi tali pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Baru dan Pulau Kijang, Kecamatan Keritang Inhil Riau Tahun 2009 disimpulkan sebagai berikut :

1. Umur responden sebagian besar > 28 tahun, berpendidikan SMA, dan mempunyai anak 2 orang.

2. Sebagian besar responden berpengetahuan cukup (43,8%), berpengetahuan baik (34,4%), dan masih ditemukan 21,9% responden berpengetahuan kurang.

3. Sebagian besar yang kurang dimengerti ibu tentang pengertian infeksi tali pusat yaitu apa yang dimaksud dengan infeksi tali pusat, cara yang sebaiknya ibu lakukan untuk merawat tali pusat, dan penjalaran infeksi yang terjadi melalui tali pusat bayi dapat membahayakan bayi.

4. Sebagian besar yang kurang dimengerti ibu tentang faktor-faktor penyebab terjadinya infeksi tali pusat yaitu penolong persalinan yang dapat memperbesar risiko terjadinya infeksi tali pusat.

5. Sebagian besar yang kurang dimengerti ibu tentang tanda dan gejala terjadinya infeksi tali pusat yaitu keadaan bau pada tali pusat yang terinfeksi.

(54)

B. Saran-saran

Saran-saran berdasarkan hasil penelitian ini disampaikan kepada beberapa pihak, yaitu :

1. Ibu

Pengetahuan ibu dalam kategori cukup dan kurang tentang infeksi tali pusat diharapkan untuk tetap terus menambah ilmu pengetahuan khususnya pengetahuan tentang infeksi tali pusat seperti dengan cara mengikuti seminar – seminar yang di adakan di daerahnya, membaca buku – buku yang berkaitan dengan infeksi tali pusat.

2. Tenaga kesehatan di Puskesmas

Diharapkan untuk meningkatkan penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil dan bersalin tentang infeksi tali pusat agar ibu dapat memberikan perawatan yang maksimal pada bayinya.

3. Mahasiswa

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cetakan Keduabelas, Edisi Revisi V, Jakarta : Rineka Cipta.

Danim, S. & Darwis (2003). Metode Penelitian Kebidanan, Prosedur, Kebijakan dan

Etik, Cetakan I, Jakarta: EGC.

Dinkes Propinsi Riau, (2004). Profil Kesehatan Propinsi Riau 2003. Pekanbaru: Dinas Kesehatan Propinsi Riau.

_______, (2007). Profil Kesehatan Propinsi Riau 2006. Pekanbaru: Dinas Kesehatan Propinsi Riau.

Danuatmadja, B. (2007). 40 Hari Pasca Persalinan Masalah dan Solusinya, Jakarta: Puspaswara.

Deniati, N. (2007). Tinjauan Pengetahuan Ibu Postpartum Primipara Tentang Infeksi

Tali Pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Rumbai Kelurahan Meranti Pandak Tahun 2007, Pekanbaru: Karya Tulis Ilmiah.

Depkes RI, (2004). Bila Anda Ingin Bayi yang Sehat, Pedoman Hidup Sehat, Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

______, (2005), Informasi Ringkas Kesehatan Indonesia 2004, Jakarta : Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Erikania, J. (2007). Tumbuh kembang bayi, dan yang harus anda lakukan pasca

kelahirannya, www.anakbayi.com, diperoleh 25 Nopember 2008.

Febrina, N.S. (2006). Tali Pusat, www.menoreh.multiply.com, Diperoleh 20 Januari 2009.

Haikal, M. (2006), Infeksi pada Bayi Baru Lahir Masih Masalah Serius, www.pusdiknakes.or.id, Diperoleh 20 Januari 2009.

Hasselquist, M.B. (2006). Tata Laksana Ibu dan Bayi Pasca Kelahiran, Jakarta: Prestasi Pustaka.

Hidayat, A.A.A. (2005). Metodologi Penelitian. Cetakan Pertama, Jakarta: Salemba Medika.

______, (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data, Edisi Pertama, Jakarta: Salemba Medika.

(56)

Manik, M., Nur Asnah, Nur Asiah, (2008). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan: Program D-IV Bidan Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Manuaba, I.B.G, (1999). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta: Arcan. Ngastiah. (2005. p\Perawatan Anak Sakit, edisi 2. jakarta: EGC

Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan, Cetakan II, Edisi Revisi, Jakarta : Rineka Cipta.

______, (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar, Cetakan I, Jakarta : Rineka Cipta.

______, (2005). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Cetakan Pertama, Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam & Siti P. (2001). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan, Cetakan Pertama, Jakarta: Sagung Seto.

Prawirohardjo, S. (2002). Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

________, (2006). Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saifuddin, A.B. (2001). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal, Jakarta : JNPKKR-POGI bekerjasama dengan Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Samin, A. (2008). Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, Medan: Universitas Sumatera Utara Press.

(57)

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Saya adalah mahasiswa program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu postpartum tentang infeksi tali pusat di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Baru dan Pulau Kijang, Kecamatan Keritang Inhil Riau Tahun 2009.

Saya sangat mengharapkan kesediaan saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, dimana tidak akan memberikan dampak yang membahayakan. Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga saudara bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Semua informasi yang saudara berikan akan dirahasiakan dan akan hanya digunakan dalam penelitian ini.

Jika saudara bersedia menjadi responden penelitian ini, maka silahkan saudara menandatangani formulir ini.

Riau, Desember 2009

Tanda Tangan, Peneliti,

Responden

(58)

KUESIONER PENELITIAN

PENGETAHUAN IBU POSTPARTUM TENTANG INFEKSI TALI PUSAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT INAP KOTA BARU DAN PULAU

KIJANG, KECAMATAN KERITANG INHIL RIAU TAHUN 2009

No. Responden :... Diisi oleh peneliti

Petunjuk :

Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan saudara saat ini, serta beri tanda checklist () pada jawaban yang telah disediakan

1. Umur : ...Tahun Data Demografi

2. Pendidikan terakhir : a. Tidak sekolah b. SD

c. SMP d. SMA e. Diploma f. Sarjana

(59)

Pengetahuan Ibu Postpartum Tentang Infeksi Tali Pusat

A. Pengertian Infeksi Tali Pusat

1. Apa yang dimaksud dengan infeksi tali pusat ?

a. Sisa potongan tali pusat yang tidak lepas setelah 10 hari. b. Sisa potongan tali pusat yang lepas dalam waktu 3 hari. c. Sisa potongan tali pusat yang terinfeksi oleh kuman 

2. Cara manakah di bawah ini yang sebaiknya ibu lakukan untuk merawat tali pusat ? a. Membersihkan tali pusat dengan alkohol 70%

b. Memberikan betadine pada sisa potongan c. Menaburkan bedak pada sisa potongan

3. Infeksi tali pusat yaitu masuknya kuman penyakit dari ... a. Mulut bayi

b. Tali Pusat bayi c. Alat kelamin bayi

4. Keadaan tali pusat bayi sehingga mudah terkena infeksi adalah ... a. Hangat

b. Lembab c. Kering

5. Infeksi yang terjadi melalui tali pusat bayi dapat membahayakan bayi karena dapat menjalar hingga ke ...

a. Hati b. Kepala c. Kaki

B. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Infeksi Tali Pusat 6. Penyebab terjadinya infeksi tali pusat pada bayi yaitu ...

a. Masuknya kuman melalui tali pusat yang tidak dibersihkan  b. Bayi yang selalu menangis

c. Bayi yang tidak dimandikan

7. Menurut ibu, penolong persalinan yang bagaimanakah yang dapat memperbesar risiko terjadinya infeksi tali pusat ?

a. Penolong yang tidak mengikuti standar pelayanan persalinan b. Penolong yang memperhatikan kondisi fisik pasien

(60)

8. Menurut ibu, infeksi tali pusat dapat terjadi pada proses persalinan ... a. Yang tidak sehat atau yang dibantu oleh tenaga bukan medis b. Proses persalinan yang lama

c. Proses persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan yang terampil

9. Menurut ibu, bagaimana sebaiknya memandikan bayi agar tali pusatnya tidak terinfeksi ...

a. Bayi tidak usah dimandikan

b. Bayi dimasukkan ke dalam air sehingga seluruh tubuh terendam c. Bayi dimandikan dengan menjaga agar tali pusatnya tidak terendam

10.Menurut ibu, mengapa ramuan-ramuan tradisional dapat menyebabkan infeksi pada tali pusat bayi ....

a. Ramuannya terlalu banyak b. Ramuannya terlalu sedikit c. Ramuannya tidak steril

C. Tanda dan Gejala Terjadinya Infeksi Tali Pusat

11.Tanda-tanda tali pusat yang mengalami infeksi maka tali pusat akan berubah warnanya menjadi ...

a. Kehitaman b. Kecoklatan c. Kemerahan 

12.Tanda-tanda terjadinya infeksi pada tali pusat yaitu ... a. Terjadi pembengkakan 

b. Tali pusat menjadi berkerut / mengecil

c. Tidak terjadi perubahan bentuk pada tali pusat

13.Menurut ibu, tanda-tanda terjadinya tali pusat yang lainnya adalah ... a. Tali pusat berdarah-darah

b. Tali pusat bernanah c. Tali pusat berair

14.Menurut ibu, bagaimana keadaan bau pada tali pusat yang terinfeksi ... a. Tidak ada bau busuk

b. Hanya berbau sedikit c. Berbau busuk

15.Gejala bayi yang terinfeksi melalui tali pusat akan mengalami ... a. Demam

(61)

D. Pencegahan dan Penanganan Infeksi Tali Pusat

16.Menurut ibu, sejak kapan pencegahan infeksi pada tali pusat dilakukan ? a. Sejak masa kehamilan

b. Sejak persalinan

c. Setelah tali pusat dipotong

17.Pencegahan pada masa kehamilan agar bayi tidak mengalami infeksi tetanus yaitu dengan diberi imunisasi ...

a. BCG b. TT c. Polio

18.Pemberian imunisasi untuk pencegahan infeksi tetanus pada ibu hamil dilakukan pada ...

a. Trimester 1 (bulan 1-3) b. Trimester 2 (bulan 4-6) c. Trimester 3 (bulan 7-9)

19.Pada tali pusat bayi yang dipotong perlu dilakukan perawatan, bagaimanakah ibu melakukan perawatannya ?

a. Tidak perlu dirawat secara teliti

b. Dibersihkan dengan menggunakan alkohol 70% c. Dicuci dengan air sabun

20.Apakah betadine perlu diberikan untuk pencegahan infeksi pada tali pusat? a. Tidak boleh diberikan

b. Boleh diberikan sekali-sekali c. Harus selalu diberikan

21.Upaya pencegahan yang dapat dilakukan dalam perawatan bayi agar terhindar dari infeksi pada tali pusat yaitu dengan ...

a. Menaburkan bedak pada tali pusat b. Segera mengganti popok yang basah

c. Bayi jangan dimandikan sampai tali pusat putus

22.Cara penanganan yang baik apabila tali pusat bayi terinfeksi yaitu dengan memberi obat ...

a. Salep anti alergi b. Kapsul tabur c. Gentian violet 

23.Jika bayi anda terinfeksi pada tali pusat, bagaimana penanganan yang ibu lakukan di rumah?

a. Dapat diberikan salep

(62)

24.Penanganan yang dilakukan pada bayi yang mengalami infeksi tali pusat terbatas yaitu dengan memberikan ...

a. Larutan antiseptik (gentian violet) b. Dicuci dengan air biasa

c. Dicuci dengan alkohol 70%

25.Penanganan yang dilakukan pada bayi yang mengalami infeksi tali pusat yang berat (meluas) yaitu dengan cara ...

Gambar

Tabel 5.1. Distribusi Umur Responden di Wilayah  Kerja Puskesmas Rawat Inap
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang  Pengertian

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan investasi harus sudah menentukan batas-batas lahan yang diperlukan, jumlah warga yang terkena dampak, informasi umum mengenai pendapat serta status pekerjaan DP,

Bakso yang dibuat dari daging sapi dan tikus tidak bisa dibedakan secara spesifik kandungan asam lemaknya karena asam lemak yang hanya ada pada minyak tikus yaitu asam arakhidat,

Terkait dengan hal itu, penelitian Iskandar Muda (2012) merinci bahwa komponen dari sektor penerimaan dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD) yang berpengaruh

Berdasar pada tanggapan yang diperoleh dari kuesioner pengguna dan setelah melalui proses tabulasi data maka diperoleh data hasil Uji Beta pada aspek Usability tersaji

R/ Agar ibu dan keluarga dapat mempersiapkan semua kebutuhan menyambut persalinan sehingga dapat digunakan sewaktu-waktu dibutuhkan. 7) Jelaskan tentang therapi

Pengukuran kadar kolesistokinin normal pada tikus jantan umur 1 bulan disertai dengan berat badan, kadar glukosa darah dan kadar kolesterol darah belum lengkap

Agar lembaga-lembaga pendi- dikan Islam memiliki wajah ramah, ( Islamic school with a smiling face ), Tan merekomendasikan agar lembaga- lembaga pendidikan Islam

Peserta didik memeriksa secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya tentang pembuktian penemuan rumus luas permukaan kubus dan balok dengan hasil data yang