•
.セ ~ARCHITECTURE IN TRANSFORMATION
The Case of Batak Toba
MOEHAMMED NAWAWIY LOEBIS
,
I ;
..•..,
,'.セ
UNIVERSITI SAINS MALAYSIA
2000
\.
セ
Bina dalam Proses Transformasi
Kajian
kes
Batak Toba
Abstrak
Disiplin
iImu
Seni
bina,
seperti
takrif
mengbadkan
maupun teori teori yang
mengazasinya seIalunya berubah secara dinamis mengikut kecenderungan (Trend)
perkembangan
iImu
pengetahuan (Knowledge) dan
faIsafah
(philosophy).
Seni bina teJah menjadi po1emik yang
semakin
hangat
dibincangkan terutamanya
dalam
masa
terakbir
ini,
seperti
dikesankan dalam perbincangan yang
terjadi
antaTa
Modemisme dan Post-modemisme yang kemudian secara nyata (Physical) terlihat didalam
Jinglmngan buatan
manusia
(Built enviromnent)
yang
berubah
secara berterusan
(Continues).
Babawa perubaban gaya
seni
bina (Architectural Style)
yang
sangat berkesan dan
tidak tidak bersamaan (Conflict and Incompatible) dengan budaya local, telah
mewamai
berbagai tempat di muka bumi ini dan selalu membingnngkan
dan
timbul
menjadi
pertentangan
sosio-budaya,
alienasi,
tegangan
serta
rasa
bermusuhan
dalam
masyarakat.
Perlu ditegaskan babawa pennasalahan bukan terletak
pada
proses perubaban itu
sendiri
tetapi lebih kepada jenis dan intensitas
dari
perubahan yang telah terjadi, yaitu
antaTa
perubahan
alamiah
yang
dipicu
dari dalam
dalam bentuk
evolusi (Natural
Evolution) maupun
sebagai
akibat kontak
dengan
budaya luar melalui proses diffusi dan
perubahan yang dipaksakan dari luar,
penyelidikan ini
bertujuan
mencari penje\asan tentang
alasan,
penyebab,
arah
serta
mekantsme
transfotmasi
Seni bina dalam konteks
dinamika
budaya. Berkaitan
dengan
tujuan
tersebut,
penyelidikan
difokuskan
pada
transformasi
seni
bina
yang terjadi
pada
kumpulan
kaum
Batak Toba
dalam
masa
antaTa
tahun 1850
sampai
tahun
1998,
dengan
mengamhil dua
tapak
penyelidikan
yang
berbeza.
Tapak
yang
pertama
adalah
perkampungan
Jangga Dolok
yang
terletak di
pinggiran
Danau
Toba
iaitu
kawasan desa
(Rnral)
ianya
masih
ada
mukim tradisional
masa
lampan.
Tapak
kedua iaJah
mukim
spontan
yang
memiliki ciri Bandar (Uman) di Tegalsari
yang
terletak di
pusat
bandar
Medan.
Hasil
penyelidikan
itu
mengukuhkan
bipotesis
yang telah dibuat,
yang
pertama,
iaJah
penegasan
babawa
perubaban terjadi melalui kontak dan pertukaTan sosio-budaya
baik
secara dalaman (Evolution) dan eksternal dengan
berselerak
(DiffiIsion) atan
keduanya secara seremoak. Yang
kedua,
ditemui bahawa
セ
proses
pertukaran
sosio-budaya
ini,
penerima
budaya
(Cultural Recipient) akan
memilih
dan
banya
mengambil
unsure-unsur
luar
yang
sesuai dan
memiliki
kesamaan
akar
dengan ideologi (Ideology,
Worldview and
Culture)
yang
dimihkinya
timpa
boleh dipaksakan, sebingga terjadi
bentuk
campuran
(Hybrida)
yang
berbeza
dengan
budaya luar
tempat
unsur
itu
bennnla
yang
disebut budaya
pemberi
(Cultural Donor) dan
juga
beza
tetapi boleh diterima
oleh
sipenerima
budaya.
Ketiga, dengan demikian
boIeh
dirumuskan bahawa perubahan itu
iaJah
phenomena
alam
yang
tidak boleh dieJakkan dan selalu
akan
mengbasilkan
suatu
campuran
dengan arahanserta
bentuk
yang sangat sukar
untuk
diramalkan.
Penyelidikan ini dilalmkan
dengan
pendekatan 'synchronic' dan 'diachronic'
dengan kaidahkualitatip dan kullIrtitatip secara
serentak.
Diharapkan
basil
penyelidikan ini boleh
memberikan
sumbangan
bagi
teori
seni
bina
pada
kaitan
teori
ttansformasi
yang
semasa
ini hanya mendesakkan peran
serta
pengaruh
luaran
dari
budaya
pemberi
terbadap
penyesuaian
(Adaptation)
yang
dilakukan
0100
si
penerima budaya.
- - -
Architecture in Transformation
The
Case
of Batak Toba
Abstract
Architecture discipline, its definition, scope and basic theories have dynamically
changes following the development of the
main
trend of the grand theory of knowledge
and philosophy.
The subject has become the tense polemical issues as was reflected in the critical
dialog between Modernism and Post-modernism, which is widely discussed and directly
manifested in the physical built enviromnent which have underwent the continual drastic
changes in the last decades of 20
thCentury.
However, the drastic change of architectural styles very often are in conflict and
incompatible with the local culture and has colored the entire parts of the world,
inevitable has lead to the confusion, social conflict, alienation, psychological tension and
hostile feelings in the society.
It is needed to confirm that the crucial problem is not the change itself but its
nature, intensity and magnitude, whether the changes is caused and underlie by the
natural internal factors in the form of evolution or peaceful cultural exchanges through
diffusion process or brought about
by
enforcement of alien external power.
The purpose of the study is to find the reason, cause, direction and mechanism
of architectural transformation within the context of the dynamic cultural change. In line
with this
aim,
the study is focused on architectural transformation of Toba House during
the period 1850-1998 in two different locations; the first is Jangga Dolok, a hamlet in the
shore of lake Toba in the rural area, on which can be found the reminiscence of
traditional architecture from the past, The second is Tegalsar, a spontaneous housing of
urban character in the core of Medan, the largest city in outer Java, which is occupied by
the Toba migrant.
The study finding had verified the hypothesis; firstly, the change is processed
through the cultural exchanges either internal (Evolution), external (Diffusion) or both
ways.
Secondly, in this cultural exchanges, the recipient cannot be forced and only
adopted external elements which is compatible or have the similar roots with their own
ideology, worldview and cultural values give birth to
the
hybrid form which is different
with the donor culture and the recipient but accepted by the recipient.
Thirdly, it can be concluded that changes is unavoidable phenomena of nature
that inevitably and continuously creates the hybrid form of architecture, whose furm and
direction not always can be predicted prior to its change.
Synchronic and diachronic approaches are simultaneously applied alongside the
qualitative and quantitative method of research.
The research findings is expected to contribute to the architectural theory in the
context of architectural transformation which currently have exaggerated the role of
external factor and donor culture in process of architectural adaptation instead of the
internal factors and recipient culture which in fact are interdependent.
xi