• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahasa indo paragraf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bahasa indo paragraf"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

B. Pengembangan Paragraf

Sebuah karangan ilmiah tidak mungkin baik bila paragraph-paragraf penyusunannya tidak baik. Sama halnya dengan paragraf, tidak mungkin menjadi paragraph jika kalimat-kalimat penyusunnya tidak baik. Kalimat tidak mungkin diperoleh kalimat yang baik bila kata-kata tidak tepat dan tidak sesuai. Berkaitan dengan ini, akan dibahas pengertian paragraf, ciri paragraf yang baik, jenis-jenis paragraf dan pengembangan paragraf.

1. Pengertian Paragraf

Paragraf disebut juga alinea. Kata paragraf diserap dalam bahasa Indonesia dari bahasa Inggris paragraph, sedangkan alinea diserap dari bahasa Belanda dengan ejaan yang sama. Kata alenia bahasa Belanda sendiri berasal dari bahasa latin a lenia yang berarti ‘mulai dari baris baru’. Bahasa Inggris paragraph berasal dari bahasa Yunani para yang berarti ‘sebelum’ dan grafein yang berarti ‘menulis; menggores’. Pada mulanya paragraf atau alinea tidak dituliskan terpisah dengan mulai garis baru seperti sekarang, tetapi dituliskan menyatu dalam sebuah teks dengan menggunakan tanda sebagai ciri awal paragraf (Sakri 1992:1).

Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topic. Paragraf merupakan perpaduan kalimat-kalimat yang memperlihatkan kesatuan pikiran atau kalimakalimat yang berkaitan delam membentuk gagasan atau topic tersebut. Sebuah paragraf mungkin terdiri ata sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua buah kalimat, mungkin juga lebih. Seluruh paragraf memperbincangkan satu masalah atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu (Arifin 1988:125). Jadi, paragraf adalah bagian-bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan secara utuh padu serta merupakan satu kesatuan pikiran. 2. Syarat Paragraf

Paragraf yang baik hendaknya memenuhi dua syarat, yaitu (1) kesatuan dan (2) kepaduan (Arifin 1988:126; Soedjito 1991:30). Selanjutnya Sakri (1992:2) menambahkan cirri ketiga paragraf yang baik, yakni memiliki isi yang memadahi.

Dalam sebuah paragraf hanya terdapat satu pokok pikiran. Kalimat-kalimat dalam paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak ada yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu. Apabila ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran , maka paragraf itu menjadi tidak padu dan utuh. Kalimat yang menyimpang harus dikeluarkan dari paragraf.

(2)

dalam paragraf itu. Dalam paragraf itu tidak ada kalimat yang sumbang atau keluar dari permasalahan yang dibicarakan.

Ungkapan pengait antar kalimat dapat berupa ungkapan penghubung transisi. Beberapa kata transisi yang dapat digunakan untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain adalah:

1) Hubungan tambahan: lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, di samping itu, lalu, berikutnya, demikiam pula, begitu juga, lagi pula.

2) Hubungan pertentangan: akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun, demikian, sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya.

3) Hubungan perbandingan: sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan itu.

4) Hubungan akibat: oleh sebab itu, jadi, akibatnya, maka. 5) Hubungan tujuan: untuk itu, untuk maksud itu.

6) Hubungan singkatan: singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain, sebagai simpulan.

7) Hubungan waktu: sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian. 8) Hubungan tempat: berdekatan dengan itu.

Sebuah paragraf dikatakan memiliki isi yang memadai jika memilikisejumlah rincian yang terpilih dengan patut sebagai pendukung pokok pikiran paragraf. Pembaca berharap akan menemukan semua informasi yang berkaitan dengan pokok pikiran paragraf secara memadai. Pembaca akan kecewa bila gagasan yang terkandung dalam sebuah paragraf tidak jelas atau tidak didukung dengan rincian yang memadai. Paragraf yang hanya terdiri atas satu atau dua kalimat, jelas tidak memadai dalam hal isi.

3. Macam-macam Paragraf

Dalam sebuah karangan, paragraf dapat dilihat dari segi letak kalimat, topic, jenis, dan teknik pemaparan. Ketiga segi itu membedakan nama-nama paragraf yang terdapat dalam karangan.

(3)

tekanan atau penegasan kepada pikiran pokoknya. Akan tetapi, kalimat topik ulangan tidak harus tepat sama dengan kalimat topik pada awal paragraf.

Topik dan judul itu berbeda. Topic merupakan pokok pembicaraan atau masalah yang dibahas, sedangkan judul merupakan kepala karangan. Topic harus ditentukan sebelum seorang mulai menulis, sedangkan judul dapat ditentukan ketika mulai menulis atau setelah tulisan utu selesai.

Paragraf dilihat dari segi jenisnya, dibedakan atas paragraf pembuka, pengembang, dan penutup (Arifin 1988:131). Paragraf pembuka merupakan pembuka atau pengantar untuk sampainpada isi suatu pembicaraan yang akan dipaparkan didalam karangan. Sebuah karangan pendek atau bagian karangan panjang yang tidak dibuka dengan menampilkan alinea yang menarik akan kehilangan kesempatan untuk menggiring minat pembaca. Anwar (dalam Widagdo 1007:99) menyebut alinea pembuka dengan sepuluh klata pertama. Hal itu ditegaskan oleh Elmer Wheeler (dalam Widagdo 1997:99), “Ceritakanlah dalam sepuluh perkataan pertama atau Anda tidak akan berkesemoatan mempergunakan 10.000 perkataan berikutnya”.

Paragraf pengembang adalah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan penutup. Paragraf ini mengemukakan inti persoalan yang dikemukakan. Karena itu, paragraf satu dengan paragraf yang lainnya hendaknya memeprlihatkan hubungan yang serasi dan logis. Paragraf ini dapat dikembangkan dengan cara deskriptif, ekspositoris, naratif, atau argumentative yang akan dibicarakan pada halaman-halaman berikutnya.

Pargraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan. Paragraf ini umumnya berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya yang mengunci atau menutup sebuah karangan. Dalam mengunci karangan hendaknya dapat memberikan kesan yang baik dibenak pembaca. Untuk itu, perlu dikemukakan hal-hal yang penting, seperti simpulan atau simoulan yang diramu dengan saran-saran atau pendapat pribadi pengarang.

(4)

bercerita. Oleh karena itu, paragraf ini umumnya ditemukan dalam novel. Cerpen, hikayat, dan sebagainya. Paragraf naratif memiliki unsure 5W1H (who, what, where, when, why, dan how). 4. Teknik Pengembangan Paragraf

Mengarang adalah mengembangkan beberapa kalimat topic. Dalam karangan itu harus mengembangkan paragraf demi paragraf. Oleh karena itu, harus dapat menempatkan kalimat topic. Satu paragraf hanya mengandung satu kalimat topic. Secara garis besar teknik pengembangan

Secara garis besar teknik pengembangan paragraf ada dua macam. Teknik pertama, menggunakan “ilustrasi”. Apa yang dikatakan kalimat topic itu dilukiskan dan digambarkan dengan kalimat-kalimat penjelas sehingga di depan pembaca tergambar dengan nyata apa yang dimaksud oleh penulis. Teknik kedua, dengan “analisis”, yaitu apa yang dinyatakan kalimat topic dianalisis secara logika sehingga pernyataannya merupakan suatu yang meyakinkan.

Dalam praktek pengembangan paragraf, kedua teknik dapat dirinci menjadi beberapa cara yang lebih praktis di antaranya dengan:

a) Pengembangan Paragraf dengan Memaparkan Hal-Hal Khusus

Kalimat utama ditulis pada awal paragraf, kemudian diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas.

b) Pengembangan Paragraf dengan Pemberian Contoh

Pengembangan ini dekemukakan suatu pernyataan kemudia disebutkan rincian-rincian berupa contoh-contoh kongkret. Dalam menggunakan cara ini penulis hendaknya pandai memilih contoh-contoh yang umum, representative, dan dapat mewakili keadaan sebenarnya.

c) Pengembangan Paragraf dengan Menampilkan Fakta-fakta

Pengembangan paragraf dengan cara ini mula-mula dikemukakan pendapat umum yang menjadi pikiran pokok kemudian kalimat-kalimat penjelas yang merupakan fakta-fakta yang meyakinkan pendapat tersebut.

d) Pengembangan Paragraf dengan Memberikan Alasan-alasan

Alasan-alasan yang digunakan untuk mengembangkan paragraf jenis ini dapat berupa sebab-akibat atau akibat-sebab. Dalam pengembangan jenis sebab-akibat, lebih dahulu dikemukakan fakta yang menjadi sebab terjadinya sesuatu kemudian diikuti rincian-rincian sebagai akibatnya. Dalam hal ini, sebab merupakan pikiran utama, sedangkan akibat merupakan pikiran-pikiran penjelas.

e) Pengembangan Paragraf dengan Perbandingan

(5)

f) Pengembangan Paragraf dengan Definisi Luas

Definisi luas dapat dipakai untuk mengembangkan pokok pikiran. Semua penjelasan atau uraian menuju pada perumusan definisi itu. Pengembangan dengan definisi luas tidak hanya berupa paragraf, bahkan dapat pula berupa sebuah buku. Meskipun demikian, dasar-dasar definisi tetap sama.

g) Pengembangan Paragraf dengan Campuran

Referensi

Dokumen terkait

III. Penguatan yang berkaitan dengan ide pokok tiap paragraf. Mengadakan tanya jawab. Mengamati pokok-pokok pikiran tiap paragraf 2. Mencatat pokok-pokok pikiran dalam bacaan

gagasan pokok, sedangkan kalimat-kalimat yang lain merupakan penjelasannya atau merupakan pengantar jika kalimat topik berada pada akhir paragraf. 4) pada paragraf

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menemukan pokok pikiran sebuah paragraf yang dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata kelas dan persentase

gagasan pokok yang di sampaikan dalam kalimat inti di awal paragraf. PERKEMBANGAN

Jenis-jenis paragraf dalam dunia bahasa merupakan buah dari pikiran pokok sebuah karangan yang kemudian dikembangkan menjadi satu karya tulis yang baik..

 Paragraf Campuran  adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan

Para[raf ini, dalam wujudnya, merupakan sebuah struktur yang dibentuk bleh unsur-unsur yang berupa kalimat-kalimat, baik kalimat topik yang berisi gagasan pokok, maupun kalimat

ide pokok suatu paragraf adalah kesatuan kumpulan gagasan pikiran yang terdiri dari sejumlah kalimat yang berisi sebuah informasi dan kalimat penjelas sebagai pendukung.. di awal, di