ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN LEARNING INTEREST AND LEARNING READINESS WITH STUDENT’S LEARNING
GEOGRAPHY ACHIEVEMENT AT THE FIRST GRADE OF SMA MUHAMMADIYAH 2
BANDAR LAMPUNG IN CADEMIC YEAR 2012-2013
By
DWI YUNI ASTUTI
Abstrac: The aim of this research is to find out whether there was a correlation of learning interest and learning readiness with geography achievement at the first year students of SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung year of 2012-2013. Method of this research was correlation, the population are 181 students and the sample of this research are 75 students. Data collecting technique are test, questionnaire and documentation. Based on the data analysis the result of this research showed that: (1) There was a positive and significance correlation between learning interest with learning geography achievemnet class X the students of SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung year of 2012-2013 ( : 0.682). (2) There was a positive and significant correlation between physical readiness with learning geography achievement class X the students of SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung year of 2012-2013 ( : 0.524). (3) There was a positive and significant correlation between mental readiness with learning geography achievement class X the students of SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung year of 2012-2013 ( : 0.652).(4) There was a positive and significant correlation between the readiness of the media with learning geography achievement class X the students of SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung year of 2012-2013 ( : 0.577).
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X
SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012-2013
Oleh Dwi Yuni Astuti
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang hubungan antara minat belajar dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian korelasional dengan populasi 181 siswa yang kemudian diambil sebagai sampel sebanyak 75 (41,44%) siswa. Pengumpulan datanya menggunakan angket dan dokumentasi.
Berdasarkan analisis data yang dilakukan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013 ( : 0,718). Dengan demikian, semakin tinggi minat belajar siswa maka akan cenderung semakin tinggi pula prestasi belajar yang diperoleh siswa dan sebaliknya semakin rendah minat belajar siswa maka akan
cenderung semakin rendah pula prestasi belajar yang diperoleh siswa. (2) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kesiapan fisik dengan prestasi
kesiapan sarana belajar siswa maka akan cenderung semakin tinggi pula prestasi belajar yang diperoleh siswa dan sebaliknya rendah/tidak lengkap kesiapan sarana belajar siswa maka akan cenderung semakin rendah pula prestasi belajar yang diperoleh siswa.
HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN KESIAPAN BELAJAR SDENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X
SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012-2013
Oleh
DWI YUNI ASTUTI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X
SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012-2013
(Skripsi)
Oleh:
DWI YUNI ASTUTI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR ISI
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 13
1. Pembelajaran Geografi ... 13
2. Teori Belajar Konstruktivisme ... 15
3. Minat Belajar ... 17
4. Kesiapan Belajar ... 19
5. Prestasi Belajar ... 22
6. Hubungan Antara Minat Belajar dengan Prestasi Belajar ... 25
7. Hubungan Antara Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar ... 26
E. Teknik Pengumpulan Data ... 42
1. Teknik Angket ... 42
2. Teknik Dokumentasi ... 43
F. Uji Persyaratan Instrumen ... 44
G. Teknik Analisis Data ... 57
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Umum Lokasi Penelitian... 59
1. Lokasi Geografis Daerah Penelitian ... 59
2. Sejarah berdirinya SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung... 62
3. Visi dan Misi SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung... 64
4. Keadaan Gedung SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung... 65
5. Keadaan Guru SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung... 67
6. Keadaan Siswa SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung... 70
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 73
1. Penggumpulan Data ... 73
2. Keadaan Responden Berdasarkan Prestasi Belajar Geografi ... 74
3. Keadaan Responden Berdasarkan Minat Belajar Terhadap Pembelajaran Geografi ... 76
4. Kedaan Responden Berdasarkan Kesiapan ... 78
C. Analisis Data, Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ... 85
1. Hubungan Antara Minat Belajar Geogarfi dengan Prestasi Belajar Siswa ... 85
2. Hubungan Antara Kesiapan Fisik dengan Prestasi Belajar Siswa ... 92
3. Hubungan Antara Kesiapan Mental dengan Prestasi Belajar Siswa ... 99
4. Hubungan Antara Kesiapan Sarana dengan Prestasi Belajar Siswa ... 106
E. Keterbatasan Penelitian ... 114
V. KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 115
B.Saran ... 118
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rekapitulasi Prestasi Belajar Geografi Siswa dengan Kriteria Ketuntasan Minimum Siswa Kelas X SMA Muhammdiyah
2 Bandar Lampung Tahun 2011-2012 ... 4 2. Rekapitulasi Prestasi Belajar Geografi Siswa dengan Kriteria
Ketuntasan Minimum Siswa Kelas X SMA Muhammdiyah
2 Bandar Lampung Tahun 2012-2013 ... 5 3. Sampel Prestasi Siswa Kelas X Pada UTS Semester Ganjil dan
Kondisi Kesiapan Serta Minat Siswa Terhadap Mata Pelajaran Geografi ... 7 4. Jumlah Populasi Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah Bandar
Lampung Tahun 2012-2013 ... 34 5. Sampel Penelitian ... 35 6. Hasil Uji Validitas Angket Pada 14 Item Pertanyaan Minat dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 2
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013. ... 46 7. Hasil Uji Validitas Angket Pada 6 Item Pertanyaan Kesiapan Fisik dengan Prestasi Belajar Geografi, Siswa Kelas X SMA
Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013. . 48 8. Hasil Uji Validitas Angket Pada 6 Item Pertanyaan Kesiapan Mental dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas X SMA
Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013. . 49 9. Hasil Uji Validitas Angket Pada 6 Item Pertanyaan Kesiapan Sarana dengan Prestasi Belajar Geografi (X1), Siswa Kelas X SMA
13. Interpretasi Korelasi Nilai r... 58 14.Nama Kepala Sekolah yang Pernah dan Sedang Menjabat di SMA
Muhammadiyah 2 Bandar Lampung ... 63 15.Keadaan Gedung SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung ... 65 16.Jumlah Guru Berdasarkan Mata Pelajaran dan Jenjang Pendidikan SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung TP 2011-2012 ... 67
17.Kondisi Guru Berdasarkan Usia di SMA Muhamadiyah 2
Bandar Lampung Tahun 2011-2012 ... 69 18.Keadaan Perkembangan Siswa SMA Muhammadiyah 2
Bandar Lampung Dari Tahun Pelajarn 2008-2013 ... 70 19.Keadaan Siswa SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung ... 72 20.Keadaan Siswa Berdasarkan Prestasi Belajar Pada Saat UTS
Mata Pelajaran Geografi Siswa Kelas X Semester Ganjil
Tahun Pelajaran 2012-2013 ... 74 21.Rata-rata Prestasi dan Minat Belajar Siswa di SMA Muhammadiyah
2 Bandar Lampung ... 77 22.Rata-rata Prestasi dan Kesiapan Fisik Siswa di SMA Muhammadiyah
2 Bandar Lampung ... 79 23.Rata-rata Prestasi dan Kesiapan Mental Siswa di SMA
Muhammadiyah 2 Bandar Lampung ... 81 24.Prestasi dan Kesiapan Sarana Siswa di SMA Muhammadiyah 2
DAFTAR GAMBAR
Tabel Halaman
1. Kerangka Pikir ... 31
2. Peta Lokasi Penelitian ... 61
3. Denah SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung ... 66
4. Diagram Pencar Hubungan Minat dengan Prestasi Belajar ... 87
5. Diagram Batang Mengenai Minat Siswa dan Rata-rata Prestasi yang Diperoleh Pada Tiap Kategori Pengelompokan Minat... 89
6. Diagram Pencar Hubungan Kesiapan Fisik dengan Prestasi Belajar 94
7. Diagram Batang Mengenai Kesiapan Fisik Siswa dan Rata-rata Prestasi yang Diperoleh Pada Tiap Kategori Pengelompokannya ... 96
8. Diagram Pencar Hubungan Kesiapan Mental dengan Prestasi Belajar 102 9. Diagram Batang Mengenai Kesiapan Fisik Siswa dan Rata-rata Prestasi yang diperoleh Pada Tiap Kategori Pengelompokannya .... 103
MENGESAHKAN
1.
Tim Penguji
Ketua : Drs. Zulkarnain, M.Si. ______________
Sekretaris : Sugeng Widodo, S.Pd, M.Pd. ______________
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. ______________
2.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315198503 1 003
Judul Skripsi :HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN
KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012-2013
Nama Mahasiswa :
Dwi Yuni Astuti
Nomor Pokok Mahasiswa : 0813034022
Program Studi : Pendidikan Geografi
Jurusan : Pendidikan IPS
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. Zulkarnain, M.Si. Sugeng Widodo, S.Pd, M.Pd. NIP 19600111 198703 1 001 NIP. 19750517 200501 1 002
2. Mengetahui
Ketua Jurusan Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Geografi
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Seputih Raman 01 Juni 1989, sebagai anak ke-2 dari 2 bersaudara dari pasangan Bapak Sutrisno dan Ibu Suwarni. Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh penulis yaitu: SDN 1 Metro Selatan tamat pada tahun 2002. SMPN 5 Metro Selatan tamat pada tahun 2005. SMAN 1 Kotagajah tamat pada tahun 2008.
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah, dengan beribu syukur kepada Allah SWT dan sholawat
serta salam kepada Baginda Rosululloh Nabi Muhammad SAW, Ku
persembahkan karya sederhana ini kepada :
Beliau yang paling berjasa dalam hidupku, dan paling aku hormati serta cintai;
Ibu Bapakku. Terimakasih yang tiada tara, sujud baktiku atas segala kasih
sayang dan pengorbanannya. Semoga engkau senantiasa dalam lindungan,
kasih sayang, dan ridho Allah SWT
Mbakku, mamasku , keponakanku serta seluruh keluarga besarku yang
senantiasa memberikan semangat serta motivasi demi keberhasilanku,
kebehasilan ini tidak akan tercapai tanpa kalian
Seseorang yang kelak menjadi imam dalam hidupku yang selalu menjadi
tempat sandaranku dikala suka maupun duka
Sahabat-sahabatku tersayang yang telah memberi warna indah dalam
hari-hariku
Para Pendidik atas ketulusan dan kesabarannya dalam mendidikku
MOTTO
Allah akan menjadikan kemudahan setelah kesukaran
(Q.S Al Albaqarah: 7)
Bekerjalah untuk duniamu seakan kamu akan hidup
selamanya, dan beribadahlah untuk akheratmu seakan-akan
kamu akan mati besok
(Al Hadist)
disaat susah ingatlah dikala senang, disaat senang ingatlah
dikala susah
SANWACANA
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahhirobbil’alamin, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang
senantiasa memberikan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Hubungan Antara Minat dan Kesiapan
Belajar dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013”. Tak lupa pula, sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan yang baik sepanjang zaman.
Skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
doa yang tulus dan ikhlas, semoga ilmu yang diberikan selama proses bimbingan belajar menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal ibadah di sisi Allah SWT.
Penulisan dan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dorongan,
semangat, bimbingan dan do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.
2. Bapak Dr. M. Thoha B.S Jaya, M.S. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang mengurusi bidang akademik di fakultas.
3. Bapak Drs. Arwin Ahmad, M.Si. selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang mengurusi bidang sarana dan prasarana di fakultas.
4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang mengurusi bidang kemahasiswaan di fakultas.
5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung atas bimbingan dan arahannya dalam kegiatan akademik di program studi pendidikan geografi.
Universitas Lampung yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu yang bermanfaat.
8. Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung, Ibu Hj. Iswani. yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.
9. Bapak Teddy Amanda Halim, S.Pd. selaku guru mata pelajaran geografi kelas X di SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung yang telah membantu dalam penyelesain pelaksanaan penelitian.
10.Teristimewa untuk Bapak dan Ibu tercinta. Terimakasih atas kasih sayang yang tidak putus mengiringi setiap episode hidupku. Kakakku Sulis dan Isdiyanto, keponakanku Aida yang membawa keceriaan dan inspirasi dalam hidupku. Serta seluruh keluarga besarku yang telah memberi doa dan dukungannya untuk keberhasilanku.
11.Zakaria, terimakasih atas perhatian dan motivasinya. Terimakasih atas semua yang telah diberikan selama ini.
12.Sahabat-sahabatku tercinta Dedew, Fe, Tina, Ova, Gigih, Abenk dan Jenggo serta seluruh sahabatku yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas persahabatan, kebersamaan, nasehat, dan semangatnya selama ini.
13.Keluarga besar geografi khususnya rekan-rekan seperjuanganku angkatan
2008 terimaksih atas do’a, dukungan dan kebersamaannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, 2013 Penulis,
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, adalah: 1. Nama : Dwi Yuni Astuti
2. NPM : 0813034022
3. Program Studi : Pendidikan Geografi
4. Jurusan/Fakultas : Pendidikan IPS/ FKIP Unila
5. Alamat : Jln. Budi Utomo, RT 015/RW 007, Margodadi, Metro Selatan, Kota Metro.
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, April 2013 Yang membuat pernyataan,
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melalui pendidikan manusia diupayakan untuk memperluas cakrawala pengetahuannya dalam rangka membentuk sikap, nilai dan prilaku. Pendidikan bukan saja sebagai upaya yang membuahkan suatu hasil yang besar, tetapi juga merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia.
Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal, di tempat inilah kegiatan pembelajaran berlangsung oleh karena itu sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan mampu menerapkan strategi yang baik bagi siswanya dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan menerapkan strategi yang baik dalam belajar bagi siswa diharapkan akan meningkatkan prestasi belajar siswa.
Salah satu ukuran keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar. Adapun tingkat ketercapaian hasil belajar atau prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut Slameto(2010:54) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu:
1. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, yaitu faktor jasmaniah (faktor kesehatan, cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), serta faktor kelelahan;
2. Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu, yaitu faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa-siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah,). Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).
Pada hakikatnya semua pekerjaan yang akan kita lakukan pasti berdasarkan pada apa yang kita minati dan harus dipersiapkan terlebih dahulu. Selain itu keberhasilan suatu pekerjaan masih banyak dipengaruhi oleh faktor yang lainnya misalnya keadaan lingkungan, waktu dan dukungan dari orang-orang terdekat dan lain sebagainya.
Berdasarkan pendapat di atas diketahui bahwa minat dan kesiapan berperan penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Seperti yang telah dikemukakan oleh Slameto( 2010:180) bahwa:
daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Anak didik memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.
Minat belajar geografi yang tinggi diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar geografi siswa, karena dengan adanya minat belajar geografi yang tinggi akan memberikan kemudahan pada diri anak dalam proses belajarnya, karena fikiran anak akan terkonsentrasi pada materi pelajaran yang disampaikan. Begitu juga sebaliknya rendahnya minat belajar geografi dapat menimbulkan akibat negatif yaitu siswa jadi malas belajar sehingga prestasi belajarnya sudah pasti akan kurang optimal.
Sedangkan kesiapan untuk belajar merupakan kondisi diri yang telah dipersiapkan untuk melakukan suatu kegiatan. Kesiapan diri akan melahirkan perjuangan untuk mencapai apa yang dicita-citakan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik. Sehingga seseorang yang siap untuk belajar maka akan mendapatkan prestasi yang baik (Syaiful Bahri Djamarah, 2008:39).
Dalam Hasbullah Thabrany (1994:43) menyebutkan bahwa secara garis besar, persiapan yang harus dilakukan sebelum kita belajar dapat dibagi menjadi dua bagian besar. Pertama adalah persiapan diri (mental dan jasmani) dan kedua adalah persiapan sarana.
Selain itu menurut Syaiful Bahri Djamarah (2010:13) faktor-faktor kesiapan meliputi:
1. Kesiapan fisik misalnya tubuh tidak sakit (jauh dari gangguan lesu, ngantuk, dan sebagainya);
2. Kesiapan mental misalnya ada hasrat untuk belajar, dapat konsentrasi, dan ada motivasi intrinsik;
Pada penelitian pendahuluan yang penulis lakukan pada tanggal 08 Februari 2012 di SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung yang terletak di Jln. Teuku Umar No. 14 Labuhan Ratu, Kedaton Bandar Lampung, tentang data prestasi belajar siswa kelas X di SMA Muhammadiyah tahun pelajaran 2011-2012 ternyata masih ada beberapa siswa yang prestasi belajarnya rendah. Berikut ini data prestasi belajar siswa dalam ujian semester geografi:
Tabel 1. Rekapitulasi Prestasi Belajar Geografi Siswa dengan Kriteria Ketuntasan Minimum Siswa Kelas X SMA Muhammdiyah 2 Bandar Lampung Tahun 2011-2012
No Kelas Jumlah Siswa Kelas X Dalam Ketuntasan Belajar Geografi Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012
Dari Tabel di atas menunjukan bahwa prestasi belajar geografi pada siswa kelas X tersebut masih rendah. Hal ini dapat diukur melalui Kriteria Kelulusan Minimum (KKM) yaitu 70. Terlihat dari 179 siswa yang ada, sebanyak 94 atau sebanyak 52,51 % siswa tidak memenuhi Kriteria Kelulusan Minimum (KKM), sedangkan sisanya sebanyak 85 atau hanya 47,48% siswa yang telah memenuhi Kriteria Kelulusan Minimum (KKM). Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa yang tidak tuntas lebih banyak dari pada siswa yang telah tuntas.
Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Rekapitulasi Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung dengan Kriteria Ketuntasan Minimum Belajar Siswa Pelajaran Geografi Tahun Pelajaran 2012-2013
No Kelas Jumlah Siswa Kelas X Dalam Ketuntasan Belajar Geogarfi Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013. Berdasarkan Tabel di atas menunjukan data terbaru prestasi belajar geografi pada siswa kelas X tahun pelajaran 2012-2013 pada ujian tengah semester ganjil. Dari tabel di atas terlihat juga bahwa prestasi belajar siswanya tersebut masih rendah. Hal ini dapat diukur melalui Kriteria Kelulusan Minimum (KKM) yaitu 70. Terlihat dari 181 siswa yang ada, sebanyak 95 atau sebanyak 52,49 % siswa tidak memenuhi Kriteria Kelulusan Minimum (KKM), sedangkan sisanya sebanyak 86 atau hanya 47,51% siswa yang telah memenuhi Kriteria Kelulusan Minimum (KKM). Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa yang tidak tuntas lebih banyak dari pada siswa yang telah tuntas.
motivasi, dan kesiapan belajar. Hal ini dapat dilihat dari kurang bersemangatnya siswa sebelum pelajaran dimulai, sulit memperhatikan atau memfokuskan perhatian terhadap pelajaran, kurang aktif bertanya saat pelajaran berlangsung, kurang tekun dan teliti dalam berlatih mengerjakan soal soal, tidak mengerjakan tugas rumah, kurang senang bekerja secara mandiri, minimnya literatur yang dimiliki, kurang tertarik membaca buku-buku pelajaran yang ada, kurang adanya kesadaran untuk meminjam dan membaca buku-buku di perpustakaan. Kesulitan-kesulitan siswa ini diduga penyebab utamanya adalah minat dan motivasi belajar yang rendah terhadap mata pelajaran geografi.
diperoleh gambaran akan kesiapan dan minat siswa kelas X terhadap mata pelajaran geografi. Berikut ini adalah gambaran kondisi minat dan kesiapan siswa kelas X. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3. Sampel Prestasi Siswa Kelas X Pada UTS Semester Ganjil dan Kondisi Minat Serta Kesiapan Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran Geografi No Nama Siswa
(Sampel)
Prestasi (Angka)
Minat Siswa Kesiapan Siswa 1 Sakinah 68 (tidak tuntas) Kurang tinggi Tidak baik 2 Ridho Intan. P 67 (tidak tuntas) Kurang tinggi Tidak baik 3 Dicky Safutra.C 66(tidak tuntas) Kurang tinggi Tidak baik 4 Ayu Permatasari 58 (tidak tuntas) Tidak tinggi Tidak baik 5 Rahmad Nugroho 66 (tidak tuntas) Tidak tinggi Tidak baik Sumber: Hasil Wawancara dan Dokumentasi Nilai Ujian Siswa
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat diidentifikasikan masalah yang kemungkinan berkaitan dengan prestasi belajar siawa adalah sebagai berikut :
1. Minat belajar 2. Motivasi belajar 3. Lingkungan belajar 4. Waktu Belajar 5. Kesiapan belajar
6. Prestasi belajar geografi
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar lebih terarahnya penelitian ini serta karena keterbatasan waktu, kemampuan berfikir, tenaga dan biaya yang penulis miliki, maka penulis membatasi permasalahan pada:
1. Minat belajar. 2. Kesiapan belajar.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013 ?
2. Apakah terdapat hubungan antara kesiapan fisik siswa dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013 ?
3. Apakah terdapat hubungan antara kesiapan mental siswa dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013 ?
4. Apakah terdapat hubungan antara kesiapan sarana siswa dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013 ?
E. Tujuan Penelitian
1. Ingin mengetahui hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar geografi.
2. Ingin mengetahui hubungan antara kesiapan fisik siswa dengan prestasi belajar geografi.
4. Ingin mengetahui hubungan antara kesiapan sarana siswa dengan prestasi belajar geografi.
F. Kegunaan penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah:
1. Sebagai salah satu syarat mencapai gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Sebagai bahan informasi kepada penulis khususnya mahasiswa.
3. Untuk mendukung atau menolak teori yang dikemukakan oleh para ahli dan memperkaya ilmu pengetahuan bagi peneliti khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya.
4. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau pertimbangan bagi SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung dalam menumbuhkan minat dan kesiapan belajar siswa serta untuk meningkatkan prestasi dan kualitas pengajaran geografi.
5. Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai bidang pendidikan, khususnya arti penting akan minat belajar dan kesiapan belajar dalam proses pembelajaran.
G. Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang Lingkup Subjek:
Siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung. 2. Ruang Lingkup Objek:
Minat dan kesiapan belajar (kesiapan fisik, kesiapan mental dan kesiapan sarana) terhadap prestasi belajar geografi.
3. Ruang Lingkup Tempat:
SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung. 4. Ruang Lingkup Waktu:
Ruang lingkup waktu adalah Tahun Pelajaran 2012-2013. 5. Ruang Lingkup Ilmu adalah Pendidikan Geografi:
Pendidikan geografi adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahannya, yang diajarkan di sekolah dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing. (Nursid Sumaatmadja, 1997: 12).
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran Geografi
Menurut Sardiman (2010:22), belajar merupakan serangkaian perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut segala aspek dan tingkah laku pribadi seseorang.
individu dalam interaksi dengan lingkunganya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.
Maka dapat disimpulkan bahwa, belajar adalah perubahan tingkah laku yang dilakukan individu secara keseluruhan dan dimanifestasikan dalam seluruh aspek kehidupan. Perubahan itu hendaknya terjadi sebagai akibat interaksi dengan lingkungan.
Sedangkan pembelajaran dapat dilukiskan sebagai upaya seseorang yang bertujuan membantu seseorang untuk belajar artinya pembelajaran bukan hanya sekedar mengajar, sebab titik tolaknya adalah pada semua kejadian yang bisa berpengaruh secara langsung pada belajar orang. Pembelajaran semestinya dirancang untuk memperlancar belajar siswa. Pembelajaran adalah proses yang dilakukan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar, bagaimana pelajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Menurut Nursid Sumaatmadja (2001:9-10) menyebutkan secara sederhana pembelajaran geografi adalah geografi yang diajarkan di tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah. Oleh karena itu penjabaran konsep-konsep, materi pokok, dan submateri pokok harus disesuaikan dengan tingkat pengalaman dan perkembangan mental anak pada jenjang-jenjang pendidikan yang bersangkutan.
akibat adanya reaksi antara unsur-unsur geografi dalam ruang. Pembelajaran geografi adalah pembelajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam kehidupan umat manusia dan variasi kewilayahannya. Mata pelajaran geografi membangun dan mengembangkan pemahaman peserta didik tentang variasi dan organisasi spasial masyarakat, tempat dan lingkungan pada muka bumi. Pembelajaran geografi terbagi menjadi dua yaitu; indoor study yaitu pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas dan
outdoor study yaitu pembelajaran yang dilakukan di luar ruangan kelas.
2. Teori Belajar Kontruktivisme
Dalam Sardiman (2010:37) mengungkapkan bahwa kontruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita itu adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri.
Secara sederhana kontruktivisme itu beranggapan bahwa pengetahuan kita merupakan konstruksi dari diri kita yang mengetahui sesuatu. Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan, melainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang sedang mempelajarinya.
Selain penekanan dan tahap-tahap tertentu yang perlu diperhatikan dalam teori belajar kontruktivisme, Hanbury (1996:3) mengemukakan sejumlah aspek dalam kaitannya dengan pembelajaran, yaitu (1) siswa mengkonstruksi pengetahuan dengan cara mengintegrasikan ide yang mereka miliki, (2) pembelajaran menjadi lebih bermakna karena siswa mengerti, (3) strategi siswa lebih bernilai, dan (4) siswa mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dan saling bertukar pengalaman dan ilmu pengetahuan dengan temannya
Menurut pandangan dan teori konstruksivisme, belajar merupakan proses aktif dari seseorang yang belajar untuk merekonstruksi makna sesuatu baik itu teks, kegiatan dialog, pengalaman fisik dan lain-lain. Belajar merupakan proses mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah dimiliki, sehingga pengertiannya kurang berkembang.
Dari beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang mengacu pada teori belajar konstruktivisme lebih memfokuskan pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka, bukan kepatuhan siswa dalam refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru. Dengan kata lain, siswa lebih diutamakan untuk mengkonstruksi sendiri pengetauann mereka melaluoi asimilasi dan akomodasi. Dalam hal ini hubungan anatara teori konstruktivisme dalam pembelajaran geografi di sekolah salig berhubungan, dimana pembelajaran geografi pafda kegiatannya ada yang bersifat indoor dan
pemebelajaran geogarafi outdoor maka siswa akan memahami pentingnya menjaga alam yang sangt berpenagruh pada pembentukan diri siswa.
3. Minat Belajar
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena jika bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan (Slameto, 2010:57). Disebutkan pula dalam Slameto (2010:180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya (Syaiful Bahri Djamarah, 2000:191).
Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu kenyataan yang menunjukan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Anak didik memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut (Slameto, 2010:180).
belajar yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi belajar yang rendah (M. Dalyono, 2010:56-57).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan, apabila seorang siswa mempunyai minat dalam mata pelajaran tertentu khususnya geografi, maka ia akan memperhatikan pelajaran yang diminatinya itu. Namun sebaliknya bila siswa tidak berminat, perhatian pada mata pelajaran yang sedang diajarkan kurang dan cenderung malas untuk mempelajarinya. Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar dapatlah diusahakan agar ia memiliki minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu.
Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan apabila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan untuk dirinya, kemungakinan besar dia akan berminat untuk mempelajarinya.
dengan pemberian-pemberian hadiah, pemberian penghargaan, tidak memberikan hukuman yang terlalu berat apabila anak didik bersalah. Diharapkan pemberian intensif akan membangkitkan motivasi anak didik dan mungkin minat terhadap bahan yang akan dijarkan (Slameto, 2010:181).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa guru memiliki hubungan yang erat dalam menciptakan kondisi yang dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Guru dalam belajar harus dapat menarik minat siswa dengan berbagai usaha karena dengan minat tersebut siswa akan merasa tertarik kepada materi yang diajarkan khususnya geografi.
4. Kesiapan Belajar
a) Pengertian Kesiapan
Pada hakikatnya semua pekerjaan yang akan kita lakukan haruslah kita persiapkan terlebih dahulu. Kesiapan untuk belajar merupakan suatu kondisi diri yang telah dipersiapkan untuk melakukan suatu kegiatan. Kesiapan diri akan akan melahirkan perjuangan untuk mencapai apa yang dicita-citakan. Belajar tidak dapat dilakukan dengan asal-asalan atau dengan paksaan karena hal tersebut menunjukan bahwa seseorang belum siap untuk belajar.
Syaiful Bahri Djamrah (2008:39) menyatakan kesiapan untuk belajar merupakan kondisi diri yang telah dipersiapkan untuk melakukan kegiatan. Sama halnya dalam Wasty Soemanto (1998:191) mengartikan readiness sebagai kesiapan atau kesediaan seseorang untuk berbuat sesuatu. Seseorang baru akan dapat belajar tentang sesuatu apabila di dalam dirinya sudah terdapat readiness yaitu
kemampuan untuk mempelajari sesuatu (Dalyono, 2010:165).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, kesiapan belajar adalah kesediaan untuk memberi respon atau reaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
b) Faktor-faktor Kesiapan
Dalam Slameto (2010:113), disebutkan bahwa kondisi kesiapan setidak-tidaknya mencakup 3 (tiga) aspek, yaitu:
1. Kondisi fisik, mental, emosional;
2. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan;
3. Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari.
karena adanya hubungan dengan motif (insentif positif, insentif negatif, hadiah, hukuman) dan itu akan berpengaruh terhadap kesiapan untuk belajar.
Menurut Hasbullah Thabrani (1994:43) secara garis besar, persiapan yang harus dilakukan sebelum kita belajar dapat dibagi menjadi dua bagian besar. Pertama adalah kesiapan diri (mental dan jasmani) dan kedua adalah kesiapan sarana.
Dalam Syaiful Bahri Djamarah (2008:39) faktor-faktor kesiapan meliputi:
1. Kesiapan fisik misalnya tubuh tidak sakit (jauh dari gangguan lesu, mengantuk, dan sebagainya);
2. Kesiapan mental misalnya ada hasrat untuk belajar, dapat berkonsentrasi, dan ada motivasi intrinsik;
3. Kesiapan sarana misalnya ada bahan yang dipelajari atau dikerjakan berupa buku bacaan, catatan dan lain-lain.
c. Prinsip-prinsip Kesiapan
Dalam Slameto (2010:115) menyebutkan prinsip-prinsip kesiapan yaitu:
1. Semua aspek berkembang dan berinteraksi (saling pengaruh dan mempengaruhi);
2. Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari pengalaman;
3. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan; 4. Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu
selama pembentukan dalam masa perkembangan.
Prinsip-prinsip bagi perkembangan readiness dalam Wasty Soemanto (1998:192) adalah:
1. Semua aspek pertumbuhan berinteraksi dan bersama membentuk readiness.
2. Pengalaman seseorang ikut mempengaruhi pertumbuhan fisiologis individu. 3. Pengalaman mempunyai efek kumulatif dalam perkembangan fungsi-fungsi
kepribadian individu, baik yang jasmaniah maupun yang rohaniah.
Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut jelaslah bahwa apa yang telah dicapai oleh seseorang pada masa-masa yang lalu akan mempunyai arti bagi aktivitas-aktivitasnya sekarang apa yang terjadi pada saat sekarang akan memberikan sumbangan terhadap readiness individu di masa mendatang. Dengan adanya persiapan yang baik maka kegiatan atau pekerjaan akan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga akan memperoleh keberhasilan. Demikian pula halnya dengan belajar, apabila belajar telah dipersiapkan sedemikian rupa tentunya hasil yang akan diperoleh akan baik pula.
5. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1998:787), pengertian prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari penguasaan pengetahuan dan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai yang diberikan oleh guru atau dosen.
Pendapat lain menyebutkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar (Wasty Soemanto, 1998:156).
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Slameto (2010:54) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.
1. Faktor Intern
faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, yaitu: a. Faktor Jasmaniah
Dalam keadaan yang baik segenap badan beserta bagian-bagiannya/bebas dari penyakit. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi dan ibadah.
b. Faktor Psikologis
Banyak faktor yang termasuk dalam aspek psikologis yang dapat mempengaruhi belajar siswa. Diantaranya adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat, dan kesiapan.
1. Faktor Ekstern a. Faktor Keluarga
,suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
b. Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang berpengaruh terhadap proses belajar siswa adalah metode mengajar guru , kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa – siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah.
c. Faktor Masyarakat
Faktor masyarakat pun menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi belajar anak diantaranya adalah kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul bentuk kehidupan masyarakat.
Wasty Soemanto (1998:113) menyebutkan bahwa dalam belajar banyak sekali faktor yang mempengaruhi sehingga dapat digolongkan ke dalam 3 golongan, yaitu:
1. faktor-faktor stimuli belajar. 2. faktor-faktor metode belajar. 3. faktor-faktor individual.
5. Hubungan Antara Minat Belajar dengan Prestasi Belajar
Minat merupakan faktor psikis dalam belajar yang berpengaruh terhadap prestasi belajar. Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari dalam hati sanubari. Minat terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk mencapai atau memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu. Timbulnya minat belajar dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi belajar yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi belajar yang rendah (M. Dalyono, 2010:56).
Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu kenyataan yang menunjukan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Anak didik memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut (Slameto, 2010:180).
6. Hubungan Antara Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar
Kesiapan belajar seseorang siswa sangat berpengaruh terhadap perolehan prestasi belajarnya. Seorang siswa yang dalam proses belajar sudah siap dengan berbagai persiapannya seperti kesiapan fisik, mental dan sarana maka pasti pencapaian prestasinya akan tinggi pula, sebaliknya seorang siswa yang selalu tidak siap dalam belajar maka prestasi belajarnya pun akan kurang baik atau bahkan buruk.
Dalam Hasbullah Thabrany (1994:43) disebutkan bahwa kesiapan sangat membantu dalam proses belajar. Kesiapan untuk belajar merupakan kondisi diri yang telah dipersiapkan untuk melakukan suatu kegiatan. Kesiapan diri akan melahirkan perjuangan untuk mencapai apa yang dicita-citakan. Akhirnya setelah kita mempersiapkan diri untuk belajar maka akan menghasilkan hasil belajar yang optimal (Syaiful Bahri Djamarah, 2008:39).
a. Hubungan Antara Kesiapan Fisik dengan Prestasi Belajar
Kesiapan fisik meliputi tubuh tidak sakit (jauh dari gangguan lesu, mengantuk). Jika seseorang dalam keadaan sakit, janganlah ia mengikuti ujian di hari itu, karena tubuh yang dalam keadaan sakit tidak bisa dipaksa untuk berkonsentrasi penuh. Oleh karenanya, menjaga kesehatan jasmani amat penting dalam suksesnya belajar. Jangan tunggu sampai diri kita sakit tetapi peliharalah agar tetap sehat (Hasbullah Thabrani, 1994:46).
Sesuai dengan salah satu prinsip belajar utama adalah harus mencapai kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang dipelajarinya. Kematangan jasmani yaitu telah sampai pada batas umur serta kondisi fisiknya telah cukup kuat (Dalyono, 2010:51). Dalam Slameto (2010:114) dikatakan bahwa kondisi fisik yang dimaksud misal kondisi fisik yang temporer (lelah, keadaan alat indera dan lain-lain) dan yang permanen (cacat tubuh). Dalam Dalyono (2010:55) disebutkan bahwa kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya dalam kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala, demam, pilek, batuk dan sebagainya dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar.
b. Hubungan Antara Kesiapan Mental dengan Prestasi Belajar
Dalam Dalyono (2010:55) disebutkan bahwa:
kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya dalam kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala, demam, pilek, batuk dan sebagainya dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Demikian pula dengan kesehatan rohani (jiwa) kurang baik misal gangguan pikiran, konflik dan sebagainya dapat menggangu/megurangi semangat belajar. Oleh karena itu memelihara kesehatan sangat penting bagi setiap orang, baik kesehatan fisik maupun mental agar badan tetap kuat, pikiran selalu segar dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan belajar.
Sesuai dengan salah satu prinsip belajar utama adalah harus mencapai kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang dipelajarinya. Kematangan rohani artinya telah memiliki kemampuan berfikir, ingatan, fantsi dan sebagainya (Dalyono, 2010:51).
Kesehatan mental juga harus dijaga dengan baik. Walaupun melamun itu merupakan proses normal, janganlah membiarkan diri kita terlalu banyak melamun atau dibebankan oleh pikian-pikiran lain yang dapat mengganngu belajar (Hasbullah Thabrani,1994:49).
Dalam Dalyono (2020:73) juga disebutkan bahwa kapasitas mental anak menentukan prestasi belajarnya. Lebih lanjut persiapan metal yang harus dilakukan adalah: memahami arti atau tujuan belajar, kepercayaan pada diri sendiri, keuletan. Syaiful Bahri Djamarah (2002:58).
c. Hubungan Antara Kesiapan Sarana dengan Prestasi Belajar
mencapai alat dalam mencapai maksud dan tujuan, dapat berbentuk alat ataupun media.
Berikut ini beberapa sarana belajar dan pengaruhnya terhadap proses dan keberhasilan belajar menurut (Hasbullah Thabrani, 1994:48), ruang belajar memiliki peranan yang cukup besar dalam menentukan hasil belajar seseorang. Persyaratan untuk ruang belajar adalah bebas dari gangguan, sirkulasi dan suhu udara yang baik, penerangan yang memadai, sedangkan perlengkapan belajar yang perlu disiapkan dalam belajar adalah berupa perabot belajar, buku pelajaran, buku catatan, dan alat-alat tulis.
Dalam Dalyono (2010:52) disebutkan bahwa:
setiap orang yang hendak melakukan kegiatan belajar harus memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup baik fisik, mental maupun perlengkapan belajar. Kesiapan fisik berarti memiliki tenaga yang cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental berarti memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan kegiatan belajar. Belajar tanpa kesiapan fisik, mental dan perlengkapan akan banyak mengalami kesulitan, akibatnya tidak memperoleh hasil belajar yang baik.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Merujuk pada hasil penelitian yang sejenis, dalam:
1. Qorina Tacibana Tahun 2012. Peneliti meneliti tentang hubungan antara sarana belajar di rumah dan minat belajar siswa dengan prestasi belajar geografi di SMAN 9 Bandar Lampung, yang hasilnya adalah adanya korelasi positif antara sarana belajar di rumah dan minat belajar siswa dengan prestasi belajar geografi siswa SMAN 9 Bandar Lampung kelas XI IPS SMA Negeri 9 Bandar Lampug Tahun Pelajaran 2011-2012.
2. Rion Frianda Tahun 2012. Peneliti juga meneliti tentang hubungan kesiapan belajar dengan prestasi belajar geografi, dimana hasilnya adalah adanya korelasi positif antara kesiapan belajar dengan prestasi belajar geografi siswa SBI kelas X SMA Negeri 9 Bandar Lampug Tahun Pelajaran 2011-2012.
C. Kerangka Pikir
Pada saat proses pembelajaran berlangsung, banyak faktor yang mempengaruhi kelancaran proses tersebut. Faktor-faktor tersebut muncul dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor dari luar diri siswa (faktor eksternal). Faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar diantaranya adalah yang berasal dari dalam diri siswa yaitu faktor minat dan kesiapan.
kebutuhan pokok yang harus dipenuhi setiap harinya, hal ini akan meningkatkan prestasi belajar siswa tersebut.
Kesiapan siswa merupakan faktor yang berkolerasi dengan prestasi belajar geografi. Adanya kesiapan belajar maka akan mendorong seseorang lebih mencurahkan perhatian pada hal yang dipelajari. Dalam proses belajar , kesiapan belajar akan meyebabkan seseorang belajar secara aktif, sungguh-sungguh dan bersemangat. Seseorang siswa yang belajar dalam keadaan siap maka akan memperoleh hasil belajar yang baik.
Penelitian ini membahas tentang korelasi variabel bebas yang dalam penelitian ini
adalah minat belajar ( ), dan kesiapan belajar (kesiapan fisik ( ), kesiapan
mental ( dan kesiapan sarana ( ), sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar geografi (Y). Untuk lebih jelasnya kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1. Paradigma Penelitian Hubungan Antara Minat Belajar ( ), dan Kesiapan Belajar (kesiapan fisik ( ), kesiapan mental ( ) dan kesiapan sarana ( ). Sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar geografi (Y)
Minat Belajar ( )
Kesiapan Belajar
Kesiapan Fisik ( )
Kesiapan Mental ( )
Kesiapan Sarana ( )
Prestasi Belajar Geografi
D. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis untuk penelitian ini, yaitu :
1. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013.
2. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kesiapan fisik dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013.
3. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kesiapan mental dengan prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013.
III.METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode korelasional. Seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2010:4) bahwa, metode penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang sudah ada.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan minat dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar geografi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun 2012-2013.
B. Populasi dan Sampel.
1. Populasi
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung sebanyak 181 orang siswa dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.Jumlah Populasi Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun 2012-2013
No Kelas Jumlah Siswa Kelas X Dalam Prestasi Belajar Geografi
Jumlah Siswa (populasi) Tuntas (>70) Tidak Tuntas
(≤ 70)
1 XA 23 9 32
2 XB 20 16 36
3 XC 20 18 38
4 XD 10 28 37
5 XE 13 24 38
Jumlah 86 95 181
Sumber : Dokumentasi Guru Mata Pelajaran Geografi dan Pengolahan Data 2012
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2010:118) sampel adalah bagian dari jumlah atau karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini sampel yang diambil yaitu dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sempel dengan pertimbangan tertentu. Kelas yang dipilih sebagai sampel dianggap memiliki karakteristik yang sama .
dan XE yang berjumlah 75 siswa. Berikut adalah Sempel yang diambil dalam penelitian:
Tabel 5. Sampel Penelitian
No Kelas Jumlah Sampel
1 XD 37
2 XE 38
Jumlah 75
Sumber: Pengolahan Data 2012
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannnya (Sugiyono, 2010:60). Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono 2010:61).
Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah minat belajar ( ), dan
D. Definisi Operasional Variabel
Adapun definisi operasional variabel penelitian ini adalah:
1. Minat Belajar
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan (Slameto, 2010:57). Disebutkan pula dalam Slameto (2010: 180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu kenyataan yang menunjukan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Anak didik memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut (Slameto, 2010:180).
Skala yang digunakan untuk mengukur variabel minat belajar adalah skala Likert
(Soegiyono, 2010: 134) dalam bentuk 4 (empat) alternatif jawaban:
1. Ya (Y) = 4 (empat)
2. Sering (S) = 3 (tiga) 3. Kadang-kadang (KK) = 2 (dua) 4. Tidak Pernah (TP) = 1 (satu)
Pertanyaan berjumlah 14 soal, dengan skor tertingginya adalah 56 dan skor terendahnya adalah 14. Dengan ketentuan apabila memilih a memperoleh skor 4, bila memilih b memperoleh skor 3, bila memilih c memperoleh skor 2 sedangkan apabila memilih d memperoleh skor 1.
Rumus interval digunakan untuk menentukan kategori minat belajar
menggunakan rumus yaitu: Ket :
I = Interval
NT = Nilai variabel tertinggi NR = Nilai variabel terendah K = Kategori
(Soegyarto Mangkuatmodjo, 1997:37)
Maka, = 10,5 dibulatkan jadi 10 Jadi skor minat belajar siswa adalah:
25-35 = Minat belajar kurang tinggi 14-24 = Minat belajar tidak tinggi
2. Kesiapan
a. Kesiapan Fisik
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau reaksi. Kesediaan ini timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik (Slameto, 2010:59).
Dalam penelitian ini yang menjadi indikator kesiapan belajar adalah kondisi fisik siswa, mental siswa, dan sarana belajar siswa. Menurut Djamarah (2008:39): 1. Kesiapan fisik misalnya tubuh tidak sakit (jauh dari gangguan lesu,
mengantuk, dan sebagainya);
2. Kesiapan mental misalnya ada hasrat untuk belajar, dapat berkonsentrasi, dan ada motivasi intrinsik;
3. Kesiapan sarana misalnya ada bahan yang dipelajari atau dikerjakan berupa buku bacaan, catatan dan lain-lain.
Skala yang digunakan untuk mengukur variabel kesiapan fisik adalah skala likert
(Soegiyono, 2010:134) dalam bentuk 5 (lima) alternatif jawaban:
1. Sangat Baik (SB) = 5 (lima)
2. Baik (S) = 4 (empat)
Pertanyaan berjumlah 6 soal, dengan skor tertingginya adalah 30 dan skor terendahnya adalah 6. Selanjutnya untuk menggolongkan tingkatan kesipan fisik siswa. Rumus interval yang digunakan untuk menentukan kategori persiapan fisik
siswa menggunakan rumus yaitu: Ket
I = Interval
NT = Nilai variabel tertinggi NR = Nilai variabel terendah K = Kategori
(Soegyarto Mangkuatmodjo, 1997:37)
Maka,
Jadi skor kesiapan fisik siswa adalah:
≥ 26 = Fisik sangat baik
21-25 = Fisik baik
16- 20 = Fisik kurang baik 11- 15 = Fisik tidak baik
6- 10 = Fisik sangat tidak baik
b. Kesiapan Mental
Skala yang digunakan untuk mengukur variabel kesiapan mental adalah skala
Likert (Soegiyono, 2010: 134) dalam bentuk 5 (lima) alternatif jawaban: 1. Sangat Kuat (SK) = 5 (lima)
3. Kurang Kuat (KK) = 3 (tiga) 4. Tidak Kuat (TK) = 2 (dua) 5. Sangat Tidak Kuat (STK) = 1 (satu)
Pertanyaan berjumlah 6 soal dengan menggunakan angket check list , dengan skor tertingginya adalah 30 dan skor terendahnya adalah 6. Selanjutnya untuk menggolongkan tingkatan kesiapan mental siswa. Rumus interval yang digunakan untuk menentukan kategori persiapan mental siswa menggunakan rumus yaitu:
Ket :
I = Interval
NT = Nilai variabel tertinggi NR = Nilai variabel terendah K = Kategori
(Soegyarto Mangkuatmodjo, 1997:37)
Maka,
Jadi skor kesiapan fisik siswa adalah:
≥ 26 = Mental sangat baik
21-25 = Mental baik
16- 20 = Mental kurang baik 11- 15 = Mental tidak baik
c. Kesiapan Sarana
Skala yang digunakan untuk mengukur variabel motivasi adalah skala Likert
(Soegiyono, 2010:134) dalam bentuk 5 (lima) alternatif jawaban: 1. Sangat Lengkap (SL) = 5 (lima)
2. Lengkap (L) = 4 (empat)
3. Kurang Lengkap (KL) = 3 (tiga) 4. Tidak Lengkap (TL) = 2 (dua) 5. Sangat Tidak Lengkap (STL) = 1 (satu)
Pertanyaan berjumlah 4 soal dengan menggunakan angket check list, dengan skor tertingginya adalah 20 dan skor terendahnya adalah 4. Selanjutnya untuk menggolongkan tingkatan kesiapan fisik siswa. Rumus interval yang digunakan rumus yaitu:
Ket :
I = Interval
NT = Nilai variabel tertinggi NR = Nilai Variabel terendah K = Kategori
(Soegyarto Mangkuatmodjo, 1997:37)
Maka , 20−4
Jadi skor kesiapan sarana siswa adalah:
≥ 19 = Sarana lengkap
14-18 = Sarana kurang lengkap 9- 13 = Sarana tidak lengkap
4- 8 = Sarana sangat tidak lengkap
3. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar (Wasty Soemanto, 1998: 156). Jadi prestasi belajar adalah hasil yang diraih oleh peserta didik dari aktivitas belajarnya yang dapat diwujudkan dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku dan pada umumnya dinyatakan dalam bentuk simbol huruf atau angka-angka. Hasil ini diambil dari nilai ujian tengah semester ganjil (UTS) siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013. Dengan krieria ketunasan minimal (KKM) adalah sebagai berikut: tuntas (>70) dan tidak tuntas (≤ 70).
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Angket/ Kuesioner
kesiapan belajar. Angket yang digunakan adalah angket tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Suharsimi Arikunto, 2010: 199).
Dalam penelitian ini angket dibagikan kepada seluruh responden yaitu seluruh siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013 yang terpilih sebagai sampel. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data primer dalam penelitian yaitu data mengenai minat belajar dan kesiapan belajar geografi siswa (kesiapan fisik, kesiapan mental dan kesiapan sarana).
2. Teknik Dokumentasi
F. Uji Persyaratan Instrumen
1. Validitas Alat Pengumpul Data
Validitas digunakan sebagai alat ukur untuk hasil yang dikatakan valid (tepat). Untuk menguji validitas data, peneliti mengolahnya manual dengan product moment dan dengan menggunakan Program SPSS 16.
a. Manual
Uji validitas instrumen merupakan prosedur pengujian untuk melihat apakah pertanyaan atau pernyataan yang digunakan dalam angket dapat mengukur dengan cermat atau tidak. Dalam uji validitas ini digunakan rumus korelasi product moment. Rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut :
r
xy=
N∑XY− ∑X (∑Y)
{N∑X2− ∑X)2 {N∑Y2− (∑Y)2}
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara X dan Y, yang dalam hal ini dianggap sebagai koefisien validitas item.
Σ Y = skor total
Σ X = skor butir
Kriteria pengujian, apabila rhitung > rtabel dengan �= 0,05 dan dk = n maka alat
ukur dikatakan valid dan sebaliknya jika rhitung < rtabel maka item petanyaan
tersebut tidak valid.
b. Program SPSS 16 Cara analisis :
Pada out put correlations bisa dilihat hasil dengan tanda bintang adalah valid.
Bintang 1 menunjukkan bahwa instrument valid pada 1 kali pengujian dengan
taraf signifikansi (0,05).
Bintang 2 menunjukkan bahwa instrument valid pada 2 kali pengujian dengan
taraf signifikansi (0,01).
Kriteria ujinya adalah membanding nilai rh (correlation) dengan rt (table product moment). Di mana r tabel dapat dilihat dari n (jumlah sample) pada tabel terlampir.
Tabel 6. Hasil Uji Validitas Angket Pada 14 Item Pertanyaan Minat dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013.
No Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012
Pada perhitungan di atas diketahui bahwa untuk variabel X1 menggunakan 14 soal pertanyaan, dari beberapa pertanyaan tersebut terdapat beberapa pertanyaan yang tidak valid yaitu pertanyaan no 1,8,10,13,14 dimana nilai rhitung (correlation)
yang diperoleh lebih kecil dari rtabel (0,514) sehingga perlu dilakukan revisi pada butir pertanyaannya, sedangkan untuk soal yang lainnya tidak perlu direvisi karena sudah menunjukan kevalidan.
Perbaikan tersebut adalah sebagai berikut:
1.Apakah saudara bisa dengan mudah memusatkan perhatian ketika guru menerangkan pelajaran?
Menjadi:
8.Ketika ada tugas rumah apakah saudara selalu mengerjakannya sendiri secara mandiri?
Menjadi:
8.Ketika ada tugas rumah/ PR geografi apakah saudara selalu mengerjakannya sendiri secara mandiri?
10.Apakah saudara suka membaca buku-buku geografi ? Menjadi:
10.Apakah saudara suka membaca buku-buku geografi selain buku-buku paket geografi?
13.Selain di perpustakaan apakah saudara suka membeli buku-buku pelajaran geografi?
Menjadi:
13. Apakah saudara suka mencari literatur geografi (buku, artikel, atlas) selain di perpustakaan sekolah?
14.Dalam pembelajaran geografi apakah saudara aktif dalam mengajukan pertanyaan?
Menjadi:
Tabel 7. Hasil Uji Validitas Angket Pada 6 Item Pertanyaan Kesiapan Fisik dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013.
No Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012
Pada hasil perhitungan diketahui bahwa untuk variabel X2 menggunakan 6 soal pertanyaan, dari beberapa pertanyaan tersebut terdapat beberapa pertanyaan yang tidak valid yaitu pertanyaan no 2 dan 4 dimana nilai rhitung (correlation) yang
diperoleh lebih kecil dari rtabe l (0,514) sehingga perlu dilakukan revisi pada butir
pertanyaannya, sedangkan untuk soal yang lainnya tidak perlu direvisi karena sudah menunjukan kevalidan.
Perbaikan tersebut adalah sebagai berikut:
1 .Bagaimanakah tanggapan saudara ketika harus tetap mengikuti pembelajaran meskipun dalam keadaan sakit?
Menjadi:
1. Bagaimanakah tanggapan saudara ketika harus tetap mengikuti pembelajaran geografi dikelas, meskipun kondisi kesehatan anda sedang tidak baik (sakit) ?
4.Bagaimana tanggapan saudara ketika harus tetap mengikuti pembelajaran geografi dengan baik di kelas, meskipun saudara menyandang cacat tubuh permanen?
Tabel 8. Hasil Uji Validitas Angket Pada 6 Item Pertanyaan Kesiapan Mental dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013.
No Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012
Pada perhitungan di atas diketahui bahwa untuk variabel X3 menggunakan 6 buah pertanyaan, dari beberapa pertanyaan tersebut terdapat beberapa pertanyaan yang
tidak valid yaitu pertanyaan no 2, 3, 6 di mana nilai rhitung (correlation) yang
diperoleh lebih kecil dari rtabel (0,514) sehingga perlu dilakukan revisi pada butir pertanyaannya, sedangkan untuk soal yang lainnya tidak perlu direvisi karena sudah menunjukan kevalidan.
Perbaikan tersebut adalah sebagai berikut:
2.Bagaimanakah rasa percaya diri saudara ketika mengerjakan soal-soal geografi yang diberikan oleh guru dikelas meskipun saudara selalu salah ketika menjawab? Menjadi
2.Bagaimanakah rasa percaya diri saudara ketika mengerjakan soal-soal geografi yang diberikan oleh guru di kelas?
3.Bagaimana kesiapan saudara dengan tugas-tugas yang diberikan guru geografi saudara?