iv ABSTRAK
EFEKTIVITAS KEGIATAN HARI ULANG TAHUN PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DI KANTOR PUSAT BANDUNG
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas kegiatan HUT PT. Kereta Api Indonesia (Persero) di kantor pusat Bandung terhadap motivasi kerja karyawan. Sehingga peneliti mencoba untuk menganalisis dari alat ukur yang akan dicapai yaitu tujuan, rencana, dan jenis kegiatan, serta exixtence (eksistensi), relatedness (keterkaitan), dan growth (Pertumbuhan) karyawan di kantor pusat Bandung.
Penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan teknik korelasional. Sebagian besar data dikumpulkan melalui angket dan wawancara serta didukung oleh studi pustaka. Untuk samplingnya adalah karyawan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dengan jumlah sampel sebanyak 94 karyawan yang dibagi dari masing-masing divisi. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling random sederhana dalam penelitian ini. Teknik analisis data untuk melihat hubungan antar variabel adalah koefisien rank spearman.
Hasil dari penelitian menunjukan, bahwa tujuan,rencana, dan jenis kegiatan HUT PT. Kereta Api Indonesia (Persero) di kantor pusat Bandung dengan motivasi kerja karyawannya memiliki hubungan yang cukup berarti . Serta efektivitas kegiatan HUT PT. Kereta Api terhadap eksistensi(exixtence) kerja karyawan memiliki hubungan yang kuat, serta Keterkaitan (relatedness), dan Pertumbuhan (growth)memiliki hubungan yang cukup berarti. Hal ini terbukti dari seluruh pertanyaan dalam bentuk kuesioner yang penulis bagikan kepada responden mengenai tujuan kegiatan, rencana kegiatan, jenis, eksistensi (exixtence), keterkaitan(relatedness), dan pertumbuhan (growth).
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa Tujuan, Rencana, dan Jenis kegiatan HUT PT. Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki hubungan yang cukup berarti. Selain itu Efektivitas kegiatan HUT PT. Kereta Api Indonesia (Persero) di kantor pusat Bandung terhadap eksistensi, keterkaitan, pertumbuhan kerja karyawannya memiliki hubungan yang cukup berarti, signifikan, dan searah.
ABSTRACT
THE EFFECTIVENESS OF THE ACTIVITY OF PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) ANNIVERSARY AT BANDUNG
HEADQUARTERS TOWARDS EMPLOYEES MOTIVATION TO WORK By:
Name: Ahmad Fadilah NIM: 11806022
This thesis under guidance of: Rismawaty, S. Sos., M.Si.
This research is purposed to determine the effectiveness of the anniversary activity of PT. Kereta Api Indonesia (Persero) towards employee motivation. The Author tries to analyze the indicators which have to be achieved that consist of purpose, plan, and the type of activities, employee existence, employee relatedness, and also employee growth of PT Kereta Api Indonesia (Persero) at Bandung headquarters.
This study is a quantitative approach. Most of the data collecting technique that used were spreading questionnaires, interview, and literature studies. The sample of the research were employees of PT Kereta Api Indonesia (persero) in amount of 94 from several division. The sampling technique that used is the simple random sampling of the research. The data analyzing technique to determine the correlation between variables is the rank spearman coefficient.
The Results shows that the purpose, plan, and the type of activities of PT. Kereta Api Indonesia (Persero) anniversary at Bandung headquarters has a considerable correlation towards employees motivation. And also the effectiveness of the PT. Kereta Api Indonesia (Persero) anniversary towards employee existence has a strong correlation, also the employee relatedness and growth, has a considerable correlation. This is proven by all of the questions in the form of a questionnaire which has distributed to the respondents by the author, was about the purpose of the activities, plans activities, type of activity, exixtence, relatednes, growth.
The author drew the conclusion that the purpose, plan, and the type of activities of the PT. Kereta Api Indonesia (Persero) anniversary has a considerable correlation. Beside, the effectiveness of the activity of PT. Kereta Api Indonesia (Persero) anniversary towards employee exictence, relatedness, and growth has a considerable correlation, significant and have the same aim.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Laju pertumbuhan sumber daya manusia mengakibatkan kian
kompleksnya masalah yang ada didalam suatu perusahaan. Mendapatkan sumber
daya manusia yang kompeten dan ahli dibidangnya adalah salah satunya, banyak
konsep dan cara yang dilakukan untuk mendapatkan karyawan yang memilki
keahlian dan profesionalisme tinggi dalam bekerja. Begitu banyak perubahan pola
pikir mengenai pentingnya sumber daya manusia dalam suatu perusahaan, ada
yang menciptakan teori bahwa sesungguhnya karyawan hanyalah suatu bagian
dari perusahaan yang harus dioptimalkan layaknya sebuah mesin dan tidak ada
bedanya dengan sumber daya lain yang memang harus dioptimalkan, namun tidak
sedikit pula para ahli yang menciptakan teori bahwa karyawan adalah sebuah asset
bagi perusahaan sehingga harus diperlakukan sedemikian rupa hal ini didasarkan
bahwa karyawan adalah sumber daya yang selalu berbeda setiap individunya dan
memilki keinginan yang tak bisa disamakan dengan sumber daya lain.
Selain itu persaingan antarperusahaan saat ini semakin ketat, dimana
kualitas sumber daya manusia menjadi andalan suatu perusahaan atau organisasi
untuk mempertahankan eksistensinya di dunia bisnis. Sumber daya manusia
merupakan faktor terpenting dalam suatu perusahaan atau organisasi. Dimana
sumber daya manusia berperan sebagai penggerak kegiatan suatu perusahaan atau
organisasi.
2
Perkembangan yang sangat pesat dari ilmu pengetahuan dan teknologi
serta pengaruh dari globalisasi yang menyebabkan kehidupan manusia lebih
dinamis, penuh tantangan, dan cepat berubah, menyebabkan diperlukannya
manusia yang mempunyai pengertian untuk mengerti situasi, mengantisipasi
perkembangan suatu sikap untuk tetap bisa menguasai perubahan dan tidak
tenggelam dalam perubahan tersebut, serta mengorientasikan sikap nilai-nilai
budaya berkembang demikian cepat sebagai pengaruh globalisasi.
Maka dari itu karyawanlah yang merupakan unsur utama dalam
perusahaan yang memegang peranan penting dalam menentukan tujuan suatu
perusahaan. Perusahaan tidak akan berfungsi dengan baik tanpa adanya karyawan.
Timbulnya peranan ini adalah secara manusiawi, setiap karyawan menginginkan
peranan dalam setiap lingkungan, termasuk lingkungan kerja. Oleh karena itu
besar kecilnya peranan seorang karyawan dalam lingkungan kerja sepadan dengan
kedudukan dan jenis pekerjaan yang dilakukannya.
Suatu perusahaan harus memiliki badan yang berperan sebagai jembatan
komunikasi antara atasan dengan bawahan, bawahan dan atasan, karyawan dengan
karyawan dan publik eksternal dengan perusahaan. Selain menjadi jembatan
badan ini juga berperan untuk meningkatkan sumber daya manusia baik dari segi
kualitas maupun semangat kerja mereka, badan itu dinamakan public relations. Salah satu tujuan utama dari seorang PR/ Humas adalah merangkum
keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara
suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
Keberhasilan suatu perusahaan tergantung dari cara kerja seorang PR atau
humas. Namun keberhasilan suatu perusahaan tidak semata-mata hasil kerja
seorang PR, melainkan banyak pihak-pihak yang ikut berperan di dalamnya. Salah
satunya adalah karyawan yang merupakan asset perusahaan dan harus
ditingkatkan baik secara kualitas maupun semangat kerjanya dengan menciptakan
motivasi mereka.
Motivasi karyawan akan muncul apabila terciptanya suasana kerja yang
kondusif, karyawan harus ditempatkan sesuai keahliannya, dan peusahaan dapat
memenuhi apa yang menjadi kebutuhan karyawannya sesuai dengan hasil kerja
karyawan. Dengan begitu karyawan akan merasa nyaman dalam bekerja tanpa
adanya kendala sehingga tujuan perusahan akan tercapai. Peningkatan motivasi
karyawan sangat dibutuhkan dalam suatu perusahaan untuk membentuk kualitas
sumber daya manusia yang bisa bersaing dengan berbagai perusahaan lainnya.
Seperti yang kita ketahui bersama, sumber daya manusia harus dikelola
dengan baik dalam upaya meningkatkan kualitas perusahaan sehingga tujuan
perusahaan dapat tercapai. Maka jelaslah bahwa peningkatan motivasi karyawan
dibutuhkan untuk memunculkan ide-ide baru yang dapat mengantarkan
perusahaan pada keberhasilan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
perusahaan terutama dalam meningkatkan motivasi kerja karyawannya. Hal itu
seperti, perusahaan harus mengetahui apa yang menjadi kebutuhan atau
karyawannya. Karena cara seseorang bekerja menentukan apa yang menjadi motif
4
Definisi motif adalah suatu alasan yang mendorong seseorang untuk
melakukan suatu hal disebabkan terdapat kebutuhan yang belum terpenuhi. Agar
produktifitas kerja karyawan dapat meningkat, maka perusahaan pun harus
memahami apa yang menjadi harapan karyawan ketika bekerja. Peningkatan kerja
karyawan merupakan factor terpenting untuk pencapaian tujuan perusahaan dan
memudahkan perusahaan untuk bersaing di dunia bisnis.
Konsep motivasi, merupakan sebuah konsep penting studi tentang kinerja
individual. Dengan demikian motivasi berarti pemberian motif, penimbulan motif
atau hal yang menimbulkan dorongan keadaan yang menimbulkan dorongan.
Motivasi akan muncul dalam diri seseorang karena adanya kebutuhan.
Motivasi adalah kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau
diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki. Jadi motivasi
berarti membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak, atau menggerakkan
seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mecapai suatu
kepuasan atau suatu tujuan.
Mengingat pentingnya motivasi karyawan dalam mewujudkan tujuan
perusahaan, maka ada berbagai macam cara yang dapat dilakukan oleh
perusahaan untuk memacu motivasi karyawan. Salah satunya dengan melakukan
berbagai kegiatan baik itu kegiatan internal maupun kegiatan eksternal.
Secara psikologis, pelaksanaan kegiatan internal perusahaan dapat
menimbulkan reaksi yang positif karena dalam kegiatan ini, antara pimpinan
dengan bawahan, begitu pun sebaliknya, dan karyawan dengan karyawan lainnya
memunculkan rasa memilki, rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan, dan
memunculkan motivasi serta keinginan untuk memperoleh prestasi kerja
semaksimal mungkin.
Organisasi pada umumnya dapat dianggap sebagai suatu system terbuka.
Artinya dalam kenyataan organisasi itu adalah serangkaian kegiatan yang
mempunyai tujuan umum dan untuk itulah terdapat keluaran dan masukan.
Keluaran biasanya akan merupakan produk dan jasa, sedang masukan akan berupa
bahan baku, uang, tenaga kerja (orang) dan sebagainya. Di dalam organisasi akan
terdapat sub system untuk menanggapi strategi, kegiatan-kegiatan, serta susunan
dan proses penunjang.
Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh PT. Kereta Api (Persero) dalam
meningkatkan motivasi kerja karyawannya yaitu kegiatan HUT kereta api
(persero) yang dilakukan secara rutin dalam setiap tahunnya di kantor pusat
Bandung. Dengan adanya kegiatan HUT kereta api ini dapat menumbuhkan
perasaan dihargai karena dengan begitu karyawan dianggap penting oleh
perusahaan. Selain itu dapat menciptakan suasana relaks dan menyenangkan,
mempererat tali persaudaraan, terjalin kebersamaan, dan terciptanya motivasi
kerja karyawan. Karena dengan dilakukannya kegiatan tersebut, karyawan
menjadi lebih giat bekerja dan membangkitkan kerjasama antar karyawan.
Kegiatan HUT kereta api yang diadakan pada tanggal 28 September selalu
dimeriahkan serentak diseluruh kantor PT. Kereta Api yang ada diseluruh
Indonesia. Dalam kegiatan HUT kereta api ini selalu menjadi ajang unjuk
6
kegiatan tersebut. Kegiatan tersebut sudah ada sejak kemerdekaan indonesia pada
tanggal 17 agustus 1945 Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) itu mngambil alih
perkeretaapian oleh pihak Jepang yang terjadi dikantor pusat ini. Peristiwa
tersebut terjadi pada tanggal 28 September 1945. Oleh karena itu kegiatan ini pun
selalu diadakan dalam setiap setahun sekali.
HUT kereta api selalu dimeriahkan dengan banyaknya perlombaan, yang
mengajak seluruh karyawan dan karyawati PT. Kereta Api di kantor pusat
Bandung, tidak lepas juga para seluruh anggota keluarga karyawan maupun
karyawati dalam memeriahkan acara tersebut. Dalam kegiatan HUT kereta api
biasanya diadakan berbagai macam perlombaan untuk para karyawannya.
Perlombaan yang sering muncul dalam memeriahkan acara HUT kereta api pada
setiap tahunnya adalah lomba futsal, catur, lomba menyanyi, lomba menggambar
untuk para anak-anak karyawan, lomba badminton, tenis meja dan lain
sebagainya.
Pada acara tersebut, biasanya karyawan yang memenangkan perlombaan
mendapatkan berbagai macam bingkisan maupun hadiah dari setiap pesertanya,
ada juga yang mendapatkan uang tunai maupun beasiswa untuk para anak-anak
karyawan yang berprestasi dalam perlombaan tersebut. Selain itu juga kegiatan
HUT kereta api yang dilaksanakan di kantor pusat Bandung juga memberikan
sertifikat untuk para karyawan yang memenangkan pertandingan dari setiap
perlombaan.
Sehingga akan mencapai Visi PT. Kereta Api (Persero) yang menjadikan
Misi PT. Kereta Api (Persero) yaitu menyelenggarakan sarana dan prasarana
perkeretaapian berikut bisnis penunjang, melalui praktek bisnis terbaik untuk
memberikan nilai tambahan yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian
lingkungan. Serta mencapai Tujuan PT. Kereta Api (Persero) yang turut serta
melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan Program Pemerintah di bidang
ekonomi dan pembangunan nasional khususnya di bidang transportasi, dengan
menyediakan barang dan jasa bermutu tinggi dan berdaya saing kuat di pasar
dalam negeri ataupun internasional di bidang perkeretaapian yang meliputi usaha
pengankutan orang dan barang dengan kereta api, kegiatan perawatan prasarana
perkeretaapian, pengusahaan prasarana perkeretaapian, pengusahaan usaha
penunjang prasarana dan sarana kereta api dan kemanfaatan umum dengan
menetapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Berdasarkan uraian diatas, menarik perhatian peneliti untuk mengetahui
kegiatan HUT kereta api yang dapat meningkatkan motivasi karyawan, sehingga
rumusan masalah penelitian ini adalah “Sejauhmana Efektivitas Kegiatan HUT
PT. Kereta Api Indonesia (persero) di kantor pusat Bandung Terhadap
8
1.2 Identifikasi Masalah
Rumusan masalah merupakan hal yang bersifat umum yang akan dirinci
lebih spesifik dalam identifikasi masalah agar penelitian ini lebih terarah dan
mempunyai alur. Adapun identifikasi masalah penelitian ini antara lain:
1. Sejauhmana tujuan kegiatan HUT PT. Kereta Api (persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja Karyawannya?
2. Sejauhmana rencana kegiatan HUT PT. Kereta Api (persero) di Kantor
Pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja Karyawannya?
3. Sejauhmana jenis kegiatan HUT PT. Kereta Api (persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja Karyawannya?
4. Sejauhmana Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api (persero) di Kantor
Pusat Bandung Terhadap eksistensi Kerja Karyawannya?
5. Sejauhmana Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api (persero) di Kantor
Pusat Bandung Terhadap keterkaitan hubungan Kerja Karyawannya?
6. Sejauhmana Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api (persero) di
Kantor Pusat Bandung Terhadap pertumbuhan Kerja Karyawannya?
7. Sejauhmana Efektivitas Kegiatan HUT PT. kereta api (persero) di kantor
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Sejauhmana
Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api (persero) di kantor pusat Bandung
Terhadap Motivasi Kerja Karyawannya?.
1.3.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Tujuan kegiatan HUT PT. Kereta Api (persero) di kantor
pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja Karyawannya.
2. Untuk mengetahui Rencana Kegiatan HUT PT. Kereta Api (persero) di kantor pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja Karyawannya.
3. Untuk mengetahui Jenis kegiatan HUT PT. Kereta Api (persero) di kantor pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja Karyawannya.
4. Untuk mengetahui Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api (persero) di
kantor pusat Bandung Terhadap eksistensi Kerja Karyawannya.
5. Untuk mengetahui Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api (persero) di
kantor pusat Bandung Terhadap keterkaitan hubungan Kerja Karyawannya.
6. Untuk mengetahui Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api (persero) di
kantor pusat Bandung Terhadap pertumbuhan Kerja Karyawannya.
7. Untuk mengetahui Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api (persero) di
10
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Kegunaan teoritis dari penelitian yang dilaksanakan, diharapkan dapat
membantu dalam mengembangkan Ilmu Komunikasi pada umumnya dalam ilmu
kehumasan pada khususnya, mengenai pentingnya Efektivitas Kegiatan HUT PT.
Kereta Api (persero) di kantor pusat Bandung Terhadap motivasi Kerja
Karyawannya.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Hasil pengamatan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan yang berupa proses komunikasi, dimana dapat menjadi bekal bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
1. Bagi Peneliti
Sebagai dasar Menambah ilmu pengetahuan dan pemahaman yang lebih
luas terutama dalam hal penarapan materi kuliah yang telah didapatkan
oleh penulis sehingga penulis mendapatkan gambaran yang jelas secara
langsung sejauhmana kesesuaian antara teori dan praktek, bagi keilmuan
kehumasan khususnya dan bagi ilmu komunikasi secara umum.
2. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan berguna bagi mahasiswa UNIKOM pada
umumnya dan mahasiswa ilmu Komunikasi pada khususnya sebagai
memberi kontribusi ilmu untuk pengembangan disiplin ilmu yang
bersangkutan.
3. Bagi PT. Kereta Api (Persero) Bandung
Kegunaan penelitian ini bagi PT. Kereta Api (Persero) Bandung yaitu
untuk memberikan masukan dan evaluasi bagi perusahaan mengenai HUT
PT. kereta api (persero) di kantor pusat Bandung yang telah dilaksanakan.
Penelitian ini juga memberikan masukan kepada PT. Kereta Api (Persero)
Bandung tentang kegiatan apa saja yang sebaiknya dilakukan agar dapat
menjalin kebersamaan dan keakraban antarkaryawan serta meningkatkan
motivasi kerja karyawan. Penelitian ini diharapkan dapat memberi
masukan dalam memajukan perusahaan dan dapat memberi wawasan yang
baru bagi pihak yang bersangkutan.
1.5 Kerangka Pemikiran
1.5.1 Kerangka Teoritis
Menurut keterangan Onong Uchjana Effendy efektivitas memiliki
arti berhasil atau tepat guna, efektif merupakan kata dasar, sementara kata
sifat dari efektif adalah efektivitas. Menurut Onong Uchjana Effendy
mendefinisikan efektivitas sebagai berikut:
12
Dalam Komunikasi efektif, hasil yang diharapkan oleh komunikator
adalah adanya perubahan sikap, pendapat dan perilaku. Disamping itu, efektivitas
juga berarti daya pesan untuk mempengaruhi tingkat kemampuan pesan dan
mempengaruhi komunikan.Menurut keterangan Onong Uchjana Effendy
efektivitas memiliki arti berhasil atau tepat guna, efektif merupakan kata dasar,
sementara kata sifat dari efektif adalah efektivitas.
Keefektifan komunikasi tidak saja ditentukan oleh kemampuan
berkomunikasi, tetapi juga oleh diri si komunikator. Fungsi komunikator
sebagaimana ditegaskan dimuka ialah pengutaraan pikiran dan perasaannya dalam
bentuk pesan untuk membuat komunikan menjadi tahu atau berubah sikap,
pendapat, atau perilakunya.
Menurut Onong Uchjana Effendy ditinjau dari komponen komunikator,
untuk melaksanakan komunikasi efektif, terdapat dua faktor penting pada diri
komunikator, yakni kepercayaan pada komunikator (source credibility) dan daya tarik komunikator (source attrakctiveness). (Effendy,2003: 42)
Komunikan yang dijadikan sasaran akan mengkaji siapa komunikator yang
menyampaikan informasi itu. Jika ternyata informasi yang diutarakannya tidak
sesuai dengan diri komunikator, betapa pentingnya teknik komunikasi yang
dilakukan. Hasilnya tidak akan sesuai dengan yang diharapkan.
Berdasarkan pengertian diatas sebuah kegitan internal yang dilakukan oleh
perusahaan PT. Kereta Api (Persero) Bandung dalam prosesnya, dalam memiliki
pencapaian tujuan bersama yang direncanakan sesuai dengan ketentuan bersama
karyawannya yang akan senantiasa menjadi sebuah keberhasilan baik untuk
perusahaan maupun untuk karyawan tersebut.
Konteks komunikasi penelitian ini adalah konteks komunikasi organisasi.
Adapun definisi komunikasi organisasi menurut Wayne (2000) sebagaimana
dikutip oleh Deddy Mulyana yang berjudul Komunikasi Organisasi bahwa:
Komunikasi organisasi adalah sebagai suatu pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu oraganisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hungan hierarkis antara yang satu dan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. ( Wayne, 2000)
Untuk variabel Y peneliti mengambil indikator yaitu Exixtence (E) atau eksistensi, Relatedness (R) atau keterkaitan, dan Growth (G) atau pertumbuhan. Indikator tersebut diambil berdasarkan teori yang menjadi acuan pada penelitian
ini yaitu teori motivasi dari Alderfer (1972) yang mengemukakan tiga teori
kebutuhan. Ketiga kebutuhan tersebut adalah:
Exixtence (E) atau eksistensi, Relatedness (R) atau keterkaitan, dan Growth (G) atau pertumbuhan. Eksistensi meliputi meliputi kebutuhan fisiologis seperti rasa lapar, rasa haus, dan seks, juga kebutuhan materi seperti gaji dan lingkungan kerja yang menyenangkan. Kebutuhan akan keterkaitan menyangkut hubungan dengan orang-orang yang penting bagi kita, seperti anggota keluarga, sahabat, dan penyelia di tempat kerja. Kebutuhan akan pertumbuhan yang meliputi keinginan kita untuk produktif dan kreatif dengan mengerahkan semua kesanggupan kita.
1.5.2 Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui Sejauhmana Efektivitas
Kegiatan HUT kereta api (persero) di kantor pusat Bandung Terhadap Motivasi
Kerja Karyawannya. Aspek-aspek tersebut dapat berupa kebutuhan-kebutuhan
14
motivasi karyawan dapat meningkat. Hal tersebut dapat diaplikasikan kedalam
teori Alderfer yang merupakan dasar teori dalam penelitian ini.
Gambar 1.1
Aplikasi Teori ERG Kebutuhan Alderfer Pada Masalah Penelitian
Kebutuhan Exixtence (E) atau eksistensi yang meliputi kebutuhan fisiologis seperti rasa lapar, rasa haus, dan seks, juga kebutuhan materi seperti gaji
dan lingkungan kerja yang menyenangkan. Dalam hal ini lebih diaplikasikan
sebagai alasan seseorang untuk bekerja. Alasan seseorang bekerja adalah untuk
memenuhi kebutuhannya yang paling mendasar yaitu kebutuhan makan, tempat
tinggal, kebutuhan yang menyenangkan, serta kebutuhan hidup lainnya. Jika
dikaitkan dengan kegiatan HUT PT. Kereta Api, seharusnya karyawan lebih
termotivasi untuk bekerja dalam mencapai sebuah tujuan perusahaan.
Kebutuhan Relatedness (R) atau keterkaitan meliputi Kebutuhan akan keterkaitan menyangkut hubungan dengan orang-orang yang penting bagi kita,
seperti anggota keluarga, sahabat, dan penyelia ditempat kerja. Kebutuhan ini
dapat diaplikasikan dengan keterkaitan antar karyawan dalam berkomunikasi
antara atasan dengan bawahan, bawahan dan atasan, karyawan dengan karyawan
dan pulik eksternal dengan perusahaan. Dikaitkan dengan kegiatan ini, yang
acaranya ini selalu diadakan setiap tahun dengan tujuan mempererat tali
silahturahmi antar karyawan PT. Kereta Api (Persero) Bandung yang semangat Relatedness
Exixtence Growth
untuk kerjasama yang sangat solid, dan memiliki sense of belonging atau kecintaan yang sangat luar biasa terhadap PT . Kereta Api.
Dan Growth (G) atau pertumbuhan meliputi Kebutuhan akan pertumbuhan meliputi keinginan kita untuk produktif dan kreatif dengan mengerahkan
segenanap kesanggupan kita. Dalam hal ini bisa diaplikasikan dimana karyawan
ingin mengekspresikan kemampuan dirinya semaksimal mungkin ketika bekerja
sehingga tercapai kepuasan dalam menyelasaikan pekerjaannya. Dikaitkan dengan
kegiatan ini, perusahaan memberikan wewenang untuk berekspresi dalam
memeriahkan kegiatan HUT PT. Kereta Apiini sehingga suasana keakraban akan
tercipta.
Alasan peneliti menggunakan teori ini karena konteks penelitian ini
termasuk kedalam konteks komunikasi organisasi dan banyak para ahli yang
menggunakan teori Alderfer sebagai dasar peneliti untuk mementukan
masing-masing tingkat kebutuhan itu jika dikaitkan dengan perilaku sesorang. Selain itu
teori Alderfer juga berguna bagi perusahaan untuk meningkatkan motivasi kerja
karyawan sehingga kualitas dan produktivitas kerja mereka bisa meningkat.
Adapun arti dari motivasi itu sendiri adalah sebuah alasan atau dorongan
seseorang untuk bertindak. Alasan atau dorongan itu bisa datang dari luar maupun
dari dalam diri.
Dalam hal ini adalah PT. Kereta Api (Persero) Bandung yang
memperhatikan kebutuhan karyawan untuk meningkatkan motivasi kerja
karyawannya. Dengan melihat dan memahami kebutuhan karyawan maka
16
Bandung melalui kegiatan internalnya yaitu kegiatan HUT PT. Kereta Api di
kantor pusat Bandung untuk memotivasi Kerja Karyawannya.
1.6 Hipotesis
Definisi hipotesis menurut Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian
kuantitatif kualitatif dan R&D adalah merupakan suatu jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Adapun hipotesis dari penelitian ini
adalah sebagi berikut:
H1 : Ada hubungan antara Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api (Persero) di
Kantor Pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja Karyawannya.
H0 : Tidak ada hubungan antara Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api
(Persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja Karyawannya.
Untuk memperjelas arah penelitian, maka peneliti menjabarkannya
menjadi beberapa subhipotesis sebagai berikut:
1. H1 : Ada hubungan antara tujuan kegiatan HUT PT. Kereta Api (Persero)
di Kantor Pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja Karyawannya.
H0 : Tidak ada hubungan antara tujuan kegiatan HUT PT. Kereta Api
(Persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja
Karyawannya.
2. H1 : Ada hubungan antara rencana kegiatan HUT PT. Kereta Api (Persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja
H0 : Tidak ada hubungan antara rencana kegiatan HUT PT. Kereta Api (Persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja
Karyawannya.
3. H1 : Ada hubungan antara jenis kegiatan HUT PT. Kereta Api (Persero) di
Kantor Pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja Karyawannya.
H0 : Tidak ada hubungan antara jenis kegiatan HUT PT. Kereta Api
(Persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja
Karyawannya.
4. H1: Ada hubungan antara Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api
(Persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap eksistensi Kerja Karyawannya.
H0 : Tidak ada hubungan antara Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api
(Persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap eksistensi Kerja Karyawannya.
5. H1 : Ada hubungan antara Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api
(Persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap keterkaitan hubungan Kerja Karyawannya.
H0 : Tidak ada hubungan antara Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api
(Persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap keterkaitan dengan rekan Kerja Karyawannya.
6. H1: Ada hubungan antara Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api
18
H0 : Tidak ada hubungan antara Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api
(Persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap pertumbuhan Kerja Karyawannya.
1.7 Operasional Variabel
Operasional variabel adalah mengukur konsep abstrak menjadi besaran
yang dapat diukur. Sedangkan variabel adalah konstruk yang sifat-sifatnya sudah
diberi nilai. (Rakhmat, 2001:12)
Adapun variable dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Operasional Variabel
Variabel X
No. Variabel Indikator Alat Ukur
1. Efektivitas kegiatan
Variabel Y
No. Variabel Indikator Alat ukur
2. Motivasi Kerja
Sumber : R. Wayne Pace & Don F. Faules, 2000:121. Komunikasi Organisasi
1.8 Populasi dan Sampel Penelitian
1.8.1 Populasi Penelitian
Definisi populasi seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono adalah sebagai
berikut:
20
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT.
Kereta Api (Persero) Bandung yang mengikuti kegiatan HUT Kereta Api yang
berjumlah 1481 karyawan.
1.8.2 Sampel Penelitian
Definisi sampel menurut Riduwan yang dikutif oleh sugiono adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena ada keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.
Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative
(mewakili). (Sugiono.2008:81)
Teknik sampel yang digunakan adalah teknik sampling random
sederhana. Menurut Rakhmat dalam buku metode penelitian komunikasi teknik
sampling random sederhana adalah untuk menuliskan semua unsur populasi
dalam secarik kertas, kemudian mengundinya sampai kita memperoleh jumlah
yang dikehendaki. Unsur-unsur yang jatuh itulah yang menjadi sampel.
Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan
Rumus :
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d = Presisi atau tingkat kesalahan 10%
Jumlah populasi yang akan diteliti di PT. Kereta Api (Persero) Bandung
adalah 1481 karyawan. Kemudian dari rumus Yamane diatas, jumlah sampel dari
populasi dapat dihitung sebagai berikut:
Jadi sampel penelitian ini berjumlah 94 responden.
Selanjutnya didalam menentukan jumlah sampel untuk masing-masing
direktorat digunakan rumus sebagai berikut : N
22
Dimana : n = jumlah seluruh anggota sampel (yaitu n=94)
Pk = jumlah anggota populasi yang terdapat dalam
kelompok ke-k.
P = jumlah populasi seluruhnya
Nk = anggota sampel dalam kelompok ke-k.
(Singarimbun, 1990 : 89).
Tabel 1.2
Hasil perhitungan Sampel Yang Mengikuti Kegiatan HUT Kereta Api (Persero) di Kantor Pusat Bandung
No. Direktorat/Bidang Populasi (N) Sampel (n)
1 Managing Director of Finance 156 Orang Nk = 156 x 94 1481
n= 9,90 ~ 10
2 Managing Director of Tehnik 119 Orang Nk = 119 x 94 1481
n= 7,55 ~ 7
3 Managing Director of
Operation 110 Orang
Nk = 110 x 94 1481
n= 6,98 ~ 7
4 Managing Director of Human
Capital 178 Orang
Nk = 178 x 94 1481
n= 11,30 ~ 11
5 Managing Director of Business
Development 122 Orang
Nk = 122 x 94 1481
n= 7,74 ~ 8
6 Managing Director of
8 EVP Training And Education 120 Orang Nk = 120 x 94 1481
n= 7,62 ~ 8
9 EVP Railways Assets 25 Orang Nk = 25 x 94 1481
n= 1,59 ~ 1
10 EVP Conservation and
Heritages 27 Orang
24
1.9 Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
metode survei dengan teknik korelasional.
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendy mengatakan, “penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan
kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.” (Singarimbun dan Effendy,
1989:3).
Manurut Husein Umar, “korelasional adalah teknik analisis yang
dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variable-variabel yang berbeda
dalam suatu populasi, perbedaan utama dengan metode ini adalah adanya usaha
untuk menaksir hubungan dan bukan sekedar deskripsi.” (Umar, 2002:45).
Sedangkan metode survei dengan teknik korelasional adalah metode yang
dilakukan untuk menggambarkan peristiwa yang telah atau sedang terjadi.
Didalam penelitian ini, penulis bermaksud untuk melihat seberapa besar
Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api Terhadap motivasi Kerja
Karyawannya pasca mengikuti kegiatan tersebut.
1.10 Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Dimana data primer merupakan data yang berkaiatan dengan masalah
penelitian dan dilakukan dengan wawancara. Sedangkan data sekunder merupakan
data pendukung yang diperlukan untuk menjelaskan tentang efektivitas kegiatan
Untuk memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan
teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Angket
Menurut Sugiono, angket merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau
pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. (Sugiyono,
2008 :142)
Dalam penelitian ini, penyebaran angket dilakukan untuk
mendapatkan data dan informasi seputar populasi. Dimana populasi
disini adalah karyawan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang ada
di kantor pusat Bandung.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan antara periset—seseorang yang
berharap mendapatkan informasi, dan informan—seseorang yang
diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek
(Berger,2000:111)
Wawancara merupakan metode pengumppulan data yang digunakan
untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.
Pada penelitian ini peneliti mewawancarai humas PT. Kereta Api
sebagai narasumber yang mengetahui tentang jalannya kegiatan HUT
26
3. Studi Pustaka
Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan cara
mempelajari buku-buku, membaca media-media cetak yang relevan
dengan penelitian yang sedang dilakukan.
4. Internet Searching
Dalam teknik ini peneliti mencari informasi atau data yang
bersangkutan dengan penelitian ini dari internet. Hasil yang didapat
dari penelusuran data secara online ini dimanfaatkan sedemikian
rupa untuk penelitian ini.
1.11 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
teknik analisis korelasional. Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah
pengumpulan data dilaksanakan. Untuk itu penulis akan mengolah data dengan
langkah sebagai berikut :
1. Pengolahan Data
Disini penulis mengolah data dengan memerikasa kembali data yang
didapatkan baik dari segi kejelasan, kesempurnaan dan kelengkapan
data.
2. Klasifikasi data
Data yang sudah diolah kemudian penulis pisahkan data tersebut
3. Melakukan uji validitas dan uji realibilitas
Penulis melakukakn uji validas dan realibilitas untuk mengetahui
sejauhmana angket yang disebarkan itu layak untuk digunakan atau
tidak. Pengujian ini dilakukan dengan mengguanakan software
computer dengan menggunakan program SPSS 14.
4. Pengkodean data
Penulis memberikan kode pada data-data dengan member
angka-angka yang kemudian dimasukan kedalam coding sheet dan coding
book.
5. Mentabulasikan data
Disini penulis melakukan tabulasi data dimana data dimasukan
kedalam tabel induk yang kemudian dimasukan kedalam tabel
tunggal. Setelah itu dianalisis menggunakan computer dengan
program SPSS 14 dengan pengujian Rank Spearman. Dengan tujuan
untuk mengetahui sejauhmana pengaruh Efektivitas Kegiatan HUT
Kereta Api Terhadap motivasi Kerja Karyawannya.
Dalam menganalisa penelitian menggunakan skala likert dengan
perhitungan persentase. Untuk menguji hipotesis digunakan program SPSS dan
untuk menganalisa pengaruh variabel x terhadap y digunakan teknik analisa
korelasi rank spearman untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara dua
variabel:
Rumus :
Rs = 1- 6∑di2
28
Dimana : ∑di2 = ∑ [ r(Xi)-r(Yi)]2 Keterangan :
Rs= korelasi rank sperman.
di = selisih antara 2 ranking.
n = jumlah sampel.
Jonathan Sarwono,2005:42)
Untuk menganalisa adanya pengaruh atau hubungan menggunakan
koefisien determinasi (KD) antara variabel X dan Variabel Y dengan rumus:
Keterangan :
KD : koefisien determinasi
rs : hasil korelasi rank spearman
Sumber: (Sarwono, 2005: 43)
1.12 Tempat dan Waktu Penelitian
1.12.1 Tempat Penelitian
Humas PT. Kereta Api (Persero) Kantor Pusat Bandung
JL. Perintis Kemerdekaan No. 1 Bandung 40117
Website : www.infoka.kereta-api.com
1.12.2 Waktu Penelitian
Waktu yang di gunakan dalam penelitian ini dimulai dari Maret 2010
30
1.13 Sistematika Penulisan
Secara garis besar sistematika penulisan pada penelitian ini dapat di
jelaskan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Adapun di bab ini terdapat latar belakang penelitian, identifikasi
penelitian, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka
pemikiran, operasionalisasi variabel, teknik penulisan, analisis data, metode
penelitian, populasi dan sampel penelitian, lokasi & waktu penelitian, sisitematika
penulisan, rencana penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini membahas mengenai tinjauan tentang keilmuan penulis
yaitu ilmu komunikasi. Selain itu dalam bab ini dibahas juga mengenai
bentuk-bentuk komunikasi, tujuan komunikasi, unsur-unsur komunikasi, tinjauan tentang
komunikasi organisasi, dan tinjauan kehumasan.
BAB III OBJEK PENELITIAN
Yang menjadi objek penelitian penulis adalah PT. Kereta Api (Persero)
Kantor Pusat Bandung
BAB 1V PEMBAHASAN
Berisi tentang hasil penelitian yang telah diolah dan dianalisis melalui
software computer dengan menggunakan program SPSS.
BAB V PENUTUP
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Ilmu Komunikasi 2.1.1 Definisi Ilmu Komunikasi
Pengertian komunikasi menurut Carl I. Hovland yang dikutif oleh Onong Uchjana Effendy dalam bukunya ilmu komunikasi teori dan praktek yaitu Komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi pembentukan sikap dan pendapat.
Pengertian Komunikasi menurut Harold Laswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?
Paradigma Laswell di atas menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsure sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:
- Komunikator (communicator, source, sender)
- Pesan (message)
- Media (channel, media)
- Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)
- Efek (effect, impact, influence)
Jadi, berdasarkan paradigm Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.
32
Selain itu menurut Everett M. Rogers yang dikutif oleh Deddy Mulyana dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi, yang menjelaskan Komunikasi adalah proses dimana suatu ide di alihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.(Mulyana, 2003:62)
Definisi diatas kemudian dikembangkan kembali oleg Rogers bersama D. Lawrence Kincaid (1981) sehingga melahirkan suatu definisi baru yang menyatakan bahwa:
Komunikasi adalah proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam. (Hafied Cengara,1998:20)
Rogers mencoba menspesialisasikan hakikat suatu hubungan dengan adanya suatu pertukaran informasi (pesan), di mana ia menginginkan adanya suatu perubahan sikap dan tingkah laku serta kebersamaan dalam menciptakan saling pengertian dari orang-orang yang ikut serta dalam suatu proses komunikasi.
2.1.2 Proses Komunikasi
Di atas telah disinggung bahwa komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Menurut Onong Uchjana Effendy proses komunikasi terbagi menjadi dua macam proses yaitu:
a. Proses Komunikasi secara Primer
menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Bahwa bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam konteks komunikasi adalah jelas hanya bahasalah yang mampu “menerjemahkan” opini; baik mengenal hal yang konkret maupun yang abstrak; bukan saja tentang hal atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang, melainkan juga pada waktu yang lalu dan masa yang akan dating. Adalah berkat kemampuan bahasa maka kita dapat mempelajari ilmu pengetahuan sejak ditampilkan oleh Aristoteles, Plato, dan Socrates; dapat menjadi manusia yang beradab dan berbudaya; dan dapat memperkirakan apa yang akan terjadi pada tahun, decade, bahkan abad yang akan datang.
a. Proses Komunikasi secara Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampain pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
34
Pada umumnya kalau kita berbicara dikalangan masyarakat, yang dinamakan media komunikasi itu adalah media kedua sebagaimana diterangakan diatas. Jarang sekali orang menganngap bahasa sebagai media komunikasi. Hal ini disebabkan oleh bahasa sebagai sebagai lambang
(symbol) seserta isi (content) – yakni pikiran dan atau perasaan – yang dibawanya menjadi totalitas pesan (message), yang tampak tak dapat dipisahkan. Tidak seperti media dalam bentuk surat, telepon, radio, dan lain-lainnya. Yang jelas tidak selalu dipergunakan. Tampaknya seolah-olah orang tak mungkin berkomunikasi tanpa bahasa, tetapi orang mungkin dapat berkomunikasi tanpa surat, atau telepon, atau televisi, dan sebagainya.
Setelah pembahasan di atas mengenai proses komunikasi, kini kita mengenal unsur dalam proses komunikasi. Penegasan tentang unsur-unsur dalam proses komunikasi itu adalah sebagai berikut:
Sender: Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.
Encoding: Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran kedalam bentuk lambang.
Message: Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.
Decoding: Pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
Receiver: Komunikan yang menerima pesan dari komunikator.
Response: Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan.
Feedback: Umpan Balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.
Noise: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
(Mulyana, Deddy. 2003) 2.1.3 Fungsi Komunikasi
Harold Laswell mengemukakan bahwa fungsi komunikasi antara lain: a. Manusia dapat mengontrol kemampuannya
b. Beradaptasi lingkungan tempat mereka berada.
36
memperbanyak sahabat, memperbanyak rezeki, memperbanyak dan memelihara pelanggan (costumers), dan juga memelihara hubungan yang baik antara bawahan dan atasan dalam suatu organisasi. Pendek kata komunikasi berfungsi menjembatani hubungan antar manusia dalam bermasyarakat. (Hafied Cengara,1998:59)
2.1.4 Tujuan Komunikasi
R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett dalam bukunya, Techniques for effective Communication, menyatakan bahwa tujuan sentral dalam kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu:
a.To secure understanding,
b.To establish acceptance,
c. To motivate action.
Pertama adalah to secure understanding, memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya. Andaikata ia sudah dapat mengerti dan menerima, maka penerimanya itu harus dibina
(to establish acceptance). Pada akhirnya kegiatan dimotivasikan
(To motivate action)
lingkungan, dan menikmati hidup. Kedua, kita berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain. Jadi komunikasi mempunyai fungsi isi, yang melibatkan pertukaran informasi yang kita perlukan untuk menyelesaikan tugas, dan fungsi hubungan yang melibatkan pertukaran informasi mengenai bagaimana hubungan kita dengan orang lain. (Mulyana, 2007:4)
Rudolph F. Verderber mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu. (Mulyana, 2007:5)
2.1.5 Bentuk Komunikasi
Di bawah ini dijelaskan Bentuk-bentuk komunikasi yang meliputi: 1. Komunikasi Persona (Personal Communication)
a) Komunikasi intrapersona (intrapersonal communication) b) Komunikasi Antarpersona (antrapersonal communication)
2. Komunikasi Kelompok (group communication)
a) Komunikasi kelompok kecil (small group communication):
Ceramah (lecture)
Diskusi panel (panel discussion)
Symposium (symposium)
38
Seminar
Curah saran (brainstorming)
Dan lain-lain
b) Komunikasi kelompok besar (large group communication/ public speaking)
3. Komunikasi Massa (mass communication)
a) pers b) radio c) televisi d) film
e) dan lain-lain 4. Sifat Komunikasi
a) Tatap muka (face-to-face)
b) Bermedia (mediated)
c) Verbal (verbal)
Lisan (oral)
Tulisan/ cetak/ (written/ printed)
d) Nonverbal (non-verbal)
Kial/ isyarat badaniah (gestural)
Bergambar (pictorial)
5. Metode Komunikasi
a) Jurnalistik (journalism)
Jurnalistik elektronik (electronic journalism)
- Jurnalistik radio (radio journalism)
- Jurnalistik televisi (television journalism)
b) Hubungan masyarakat (public relations)
c) Periklanan (advertrising)
d) Pameran (exhibition/ exposition)
e) Publisitas (publicity)
f) Propaganda
g) Perang Urat Saraf (psychological warfare)
h) Penerangan 6. Teknik Komunikasi
a) Komunikasi Informatif (informative communication)
b)Komunikasi persuasif (persuasive communication)
c) Komunikasi Instruktif/koersif (instructive/ coercive communication)
d)Hubungan manusiawi (human relations)
7. Tujuan Komunikasi
a) Perubahan Sikap (attitude change)
b) Perubahan pendapat (opinion change)
c) Perubahan perilaku (behavior change)
d) Perubahan Sosial (social change)
8. Fungsi Komunikasi
40
b) Mendidik (to educate) c) Menghibur (to entertain) d) Mempengaruhi (to influence)
9. Model Komunikasi
a) Komunikasi satu tahap (one step flow communication)
b) Komunikasi dua tahap (two step flow communication)
c) Komunikasi multitahap (multistep flow communication)
10. Bidang Komunikasi
a) Komunikasi sosial (social communication)
b) Komunikasi Manajemen/organisasional (management/ organization communication)
c) Komunikasi perusahaan (business communication)
d) Komunikasi politik (political communication)
e) Komunikasi Internsional (internasional communication)
f) Komunikasi antarbudaya (intercultural communication)
g) Komunikasi pembangunan (development communication)
h) Komunikasi lingkungan (environmental communication)
i) Komunikasi tradisional (traditional communication)
2.2. Tinjauan Komunikasi Organisasi 2.2.1. Definisi Komunikasi Organisasi
Menurut R. Wayne Pace dalam buku komunikasi organisasi yang dikutip oleh Deddy Mulyana adalah:
Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unti-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.
Dalam buku komunikasi organisasi yang dikutip oleh R. Wayne Pace, omunikasi organisasi dapat dilihat sebagai “proses mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan komunikasi yang memungkinkan organisasi berfungsi.” (Farace, Monge, & Russel, 1977, hlm. 4)
Evert M. Rogers dan Rekha Agarwala Rogers dalam bukunya,
Communication in Organization, menyebut paduan suatu sistem. Secara lengkap organisasi didefinisikan sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas. (Effendy, 2004:114)
1.2.2 Tujuan komunikasi Organisasi
42
1.2.3 Budaya Organisasi
1. Nilai dan kepercayaan tentang: a. Waktu
b. Efisiensi c. Diri d. Tindakan e. Kerja
2. Nilai dan kepercayaan tentang: a. Karyawan
b. Pelanggan c. Produksi d. Manajemen e. Masyarakat f. Dll.
3. Efektifitas organisasi: a. Efisiensi
b. Kepemimpinan c. Motivasi d. Kinerja e. Komitmen f. Kepuasan 4. Iklim organisasi
b. Standar c. Imbalan
d. Keramahan semangat tim persaudaraan e. Kesiapan teknologi
f. Komunikasi terbuka 5. Iklim komunikasi:
a. Dukungan
b. Keikutsertaan dalam proses keputusan c. Kejujuran, percaya diri, dan keandalan d. Terbuka dan tulus
e. Tujuan kinerja yang tinggi
2.3 Tinjauan Tentang Efektivitas
Menurut keterangan Onong Uchjana Effendy efektivitas memiliki arti berhasil atau tepat guna, efektif merupakan kata dasar, sementara kata sifat dari efektif adalah efektivitas. Menurut Onong Uchjana Effendy mendefinisikan efektivitas sebagai berikut:
“Komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan (Efendy, 1989:14).”
44
Keefektifan komunikasi tidak saja ditentukan oleh kemampuan berkomunikasi, tetapi juga oleh diri si komunikator. Fungsi komunikator sebagaimana ditegaskan dimuka ialah pengutaraan pikiran dan perasaannya dalam bentuk pesan untuk membuat komunikan menjadi tahu atau berubah sikap, pendapat, atau perilakunya.
Komunikan yang dijadikan sasaran akan mengkaji siapa komunikator yang menyampaikan informasi itu. Jika ternyata informasi yang diutarakannya tidak sesuai dengan diri komunikator, betapa pentingnya teknik komunikasi yang dilakukan. Hasilnya tidak akan sesuai dengan yang diharapkan.
Selain itu efektivitas juga berarti daya pesan untuk mempengaruhi atau tingkat kemampuan pesan untuk mempengaruhi komunikan, pesan yang efektif harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
1. Adanya kesamaan dalam mempermudah proses penyandian (decoding)
yakni proses menterjemahkan lambing-lambang yang diterima menjadi sebuah gagasan-gagasan.
2. Adanya kesamaan membantu membangun premis yang sama (persepsi). 3. Adanya kesamaan menyebabkan komunikan tertarik pada komunikator
(Rakhmat, 1986:271)
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Human Relations & Public relations yang menjelaskan pesan sebagai terjemahan dari bahasa asing
Seperti disinggung diatas, komunikasi berlangsung pada umumnya dengan menggunakan bahasa, karena diantara sekian banyak lambang, hanya bahasa yang ammpu membawa pikiran dan atau perasaan seseorang, baik mengenai hal yang kongkrit maupun yang abstrak, tidak saja tentang hal atau peristiwa yang terjadi dimasa yang silam dan di waktu yang akan datang. Lambang-lambang lain tidak mampu untuk itu. Meskipun demikian sebagaimana juga telah diterangkan diatas untuk efektifnya komunikasi, lambang bahasa bahasa yang ditunjang oleh lambang-lambang lain, sehingga merupakan suatu keterpaduan.
Efektivitas setiap kelompok tertentu tergantung pada sejumlah faktor. Handy menggambarkan faktor-faktor ini sebagai:
a. Anugerah – kelompok, tugas dan lingkungannya;
b. Faktor campur tangan – gaya kepemimpinan, proses dan prosedur, motivasi;
c. Hasil- produktivitas, kepuasan anggota
2.4 Tinjauan Umum Tentang Public Relations (PR) 2.4.1 Pengertian Public Relations (PR)
46
Penjabaran yang diatas dapat dianalisis menjadi:
a. “Upaya yang terencana dan berkesinambungan”, ini berarti Public Relations (PR) adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasikan sebagai suatu rangkaiaan kampanye atau program terpadu, dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. Jadi,
Public Relations (PR) sama sekali bukanlah kegiatan yang sifatnya sembarangan atau dadakan.
b. Tujuan utamanya adalah “menciptakan dan memelihara saling pengertian”. Maksudnya adalah untuk memastikan bahwa organisasi tersebut senantiasa dimengerti oleh pihak-pihak lain yang turut berkepentingan. Dengan adanya satu penggal kata “saling”, maka organisasi juga harus memahami setiap kelompok atau individu yang terlibat dengannya (istilah yang umum adalah “khalayak” atau publik). Menurut Frank Jefkins dalam bukunya Public Relation berpendapat bahwa
Public Relations (PR) adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.
Analisis dari teori Public Relations (PR) dari Frank Jefkins adalah:
saling pengertian itu. Tujuan-tujuan khusus itu biasanya adalah penganggulangan masalah-masalah komunikasi yang memerlukan suatu perubahan tertentu, misalnya saja pengubahan sikap yang negatif menjadi positif.
b. Public Relations (PR) harus menggunakan metode manajemen berdasarkan tujuan (management by objecties). Dalam mengejar suatu tujuan, semua hasil atau tingkat kemajuan yang telah dicapai harus bisa diukur secara jelas, mengingat Public Relations (PR) merupakan kegiatan yang nyata. Kenyatraan ini dengan tegas menyangkal anggapan keliru yang mengatakan bahwa Public Relations (PR) merupakan kegiatan yang abstrak. Bila anda tengah menjalankan suatu program kehumasan, anda pasti bisa mengukur hasil-hasil yang sudah dicapai. Kalau perlu, anda bisa menerapkan teknik-teknik riset pemasaran untuk menguji tingkat keberhasilan atau tingkat kegagalan daari suatu kampanye kehumasan yang anda lancarkan.
2.4.2 Fungsi Public Relations (PR)
Menurut Ralph Currier Davis dan Allan C. Filley dalam bukunya,
Principles of Management, mengatakan bahwa istilah fungsi menunjukan suatu tahap pekerjaan yang jelas yang dapat dibedakan, bahkan kalau perlu dipisahkan dari tahap pekerjaan lain.
48
yang dapat dibedakan dari kegiatan lainnya. Jadi, kalau dipertanyakan apa fungsi humas itu, maka terlebih dahulu perlu dipertanyakan apakah humas itu berfungsi, dalam arti kata apakah menunjukan kegiatan dan apakah kegiatan itu jelas dan berbeda dari jenis kegiatan lainnya.
Berfungsinya humas dalam sebuah organisasi dapat diketahui dari ada tidaknya kegiatan yang menunjukan ciri-cirinya. Ciri-ciri tersebut sebenarnya secara implisit telah diterangkan diatas, tetapi untuk memperoleh kejelasan mengenai fungsi humas itu, ada baiknya kiranya apabila hal yang penting itu secara eksplisit ditegaskan, yakni:
a. Humas itu adalah kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi yang berlangsung dua arah secara timbal balik; b. Humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang
ditetapkan oleh manajemen suatu organisasi.
c. Publik yang menjadi sasaran kegiatan humas adalah publik eksternal dan publik intern;
d. Operasionalisasi humas adalah membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik dan mencegah terjadinya rintangan psikologi maupun dari pihak publik.
(Effendy, 2004:24) Scott M. Cultip dan Allen Center dalam bukunya, Effective Public Relations, memberikan penjelasan sebagai berikut:
a. To facilitate and insure an inflow of representative opinions
operations may be kept compatible with the diverse needs
and views of these public.
(Memudahkan dan menjamin arus opini yang bersifat mewakili dari publik-publik suatu organisasi, sehingga kebijaksanaan beserta operasionalisasi organisasi dapat dipelihara keserasiannya dengan ragam kebutuhan dan pandangan publik-publik tersebut)
b. To counsel management on ways and means on shaping an
organization’s policies and operations to gain maximum
public acceptance;
(Menasihati manajemen mengenai jalan dan cara menyusun kebijaksanaan dan operasionalisasi organisasi untuk dapat diterima secara maksimal oleh publiknya.)
c. To devise and implement programs that will gain wide and
favorable interpretations of an organization’s policies and
operations.
(Merencanakan dan melaksanakan program-program yang dapat menimbulkan penafsiran yang menyenangkan terhadap kebijaksanaan dan operasionalisasi organisasi)
50
2.4.3 Tugas Public Relations
Tugas seorang humas adalah dalam sebuag organisasi adalah:
a. Tugas kedalam membina hubungan yang harmonis antara menejer beserta stafnya dengan para karyawan. Mengusahakan agar para karyawan bekerja dengan senang dan merasa puas. Meneliti perasaan, kesulitan dan keinginan para karyawan.
b. Tugas keluar, membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan public ekstern, memperkenalkan produksi, meningkatkan jumlah langganan dan sebagainya dan sebagainya.
c. Sebagai sumber informasi ( Source of information ) dan saluran informasi ( channel of Information ). Ia harus mengetahui sejarah dan perkembangan organisasi, nama – nama pimpinannya hubungan dengan badan – badan luar dan lain sebaginya
d. Memberikan citra yang baik mengenai organisasi yang diwakilinya itu.
2.5 Tujuan Mengenai Kegiatan Internal Public Relations (PR)
berbentuk universitas berbeda pula dengan organisasi yang berbentuk pemerintah, dan sebagainya.
Sifat organisasi dapat berbeda, tetapi dalam kegiatan humas terdapat kesamaan, yakni upaya membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik. Dalam hubungan ini, tujuan khusus dapat berjenis-jenis, tujuan sentral adalah tujuan organisasi.
Dalam hal ini PT. Kereta api (persero) kantor pusat bandung dalam kegiatannya mengadakan kegiatan HUT PT. Kereta Api, agar dapat menumbuhkan perasaan dihargai karena dengan begitu karyawan dianggap penting oleh perusahaan. Selain itu dapat menciptakan suasana relaks dan menyenangkan, mempererat tali persaudaraan, terjalin kebersamaan, dan terciptanya motivasi kerja karyawan. Karena dengan dilakukannya kegiatan tersebut, karyawan menjadi lebih giat bekerja dan membangkitkan kerjasama antarkaryawan.
52
organization, jadi itu sebagai mengingatkan kembali, dan juga untuk menumbuhkan kebanggaan untuk para pegawai bahwa untuk bekerja itu harus sesuai dengan motivasi seperti orang-orang terdahulu, bahwa kita membangun kereta api itu tidak mudah, bahkan dengan pengorbanan dan perjuangan bahkan dengan nyawa, dalam buku historisnya tentang kereta api yang Sumatera Selatan, Dahulu mereka ketika agresi militer Belanda itu orang-orang terisolir, sampai-sampai gaji mereka itu tidak dibayarkan, tetapi mereka bisa hidup. Jika dibaca di buku historinya itu sangat menyedihkan, mengenaskan, bahkan saat gajinya itu hanya cukup untuk membeli beras saja, belum lagi ada pejuang-pejuang kereta api yang meninggal ketika mempertahankan stasiun-stasiunnya, dan itu salah satunya.
2.6 Tinjauan Tentang Motivasi 2.6.1 Pengertian Motivasi
2.6.2 Jenis Motivasi
Para psikolog menyetujui bahwa motivasi dapat dikelompokan didalam dua kelompok, yaitu:
a. Motivasi fisiologi, yang merupakan motivasi ilmiah (biologis), seperti lapar, haus dan seks.
b. Motivasi psikologis, yang dapat dikelompokan dalam tiga kategori dasar, yaitu:
Motivasi kasih sayang (affectional motivation); untuk menciptakan dan memelihara kehangatan, keharmonisan, dan kepuasan batinlah
(emosional) dalam berhubungan dengan orang lain.
Motivasi mempertahankan diri (ego-defensive motivation); motivasi untuk melindungi kepribadian, menghindari luka phisik dan psikologis, menghindari untuk tidak ditertawakan dan kehilangan muka, mempertahankan prestise dan mendapatkan kebanggan diri.
Motivasi memperkuat diri (ego-bolstering motivation); motivasi untuk mengembangkan kepribadian, berprestasi, menaikan prestasi dan mendapatkan pengakuan orang lain, memuaskan diri dengan penguasanya terhadap orang lain.
2.6.3 Teori-teori Motivasi
54
Exixtence (E) atau eksistensi, Relatedness (R) atau keterkaitan, dan
Growth (G) atau pertumbuhan. Eksistensi meliputi meliputi kebutuhan fisiologis seperti rasa lapar, rasa haus, dan seks, juga kebutuhan materi seperti gaji dan lingkungan kerja yang menyenangkan. Kebutuhan akan keterkaitan menyangkut hubungan dengan orang-orang yang penting bagi kita, seperti anggota keluarga, sahabat, dan penyelia di tempat kerja. Kebutuhan akan pertumbuhan yang meliputi keinginan kita untuk produktif dan kreatif dengan mengerahkan semua kesanggupan kita.
Ranah ketiga kebutuhan ini mirip dengan ranah-ranah kebutuhan yang dikemukakan Maslow dan sebenarnya, meliputi semua rentang kebutuhan seperti yang disarankan Maslow. Umumnya konsep kebutuhan ERG ini merupakan penghalusan dari sistem kebutuhan Maslow, namun berbeda dalam dua aspek. Pertama, meskipun urutan kebutuhan serupa, ide hierarki tidak dimasukan. Alderfer menyatakan bahwa bila kebutuhan akan eksistensi tidak terpenuhi, pengaruhnya mungkin kuat, namun kategori-kategori kebutuhan lainnya mungkin masih penting dalam mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan. Kedua, ia juga menegaskan bahwa meskipun suatu kebutuhan terpenuhi, kebutuhan tersebut dapat berlangsung terus sebagai pengaruh kuat dalam keputusan. Misalnya, anda boleh menerima gaji yang cukup besar dan pekerjaan yang aman namun terus menginginkan peningkatan, eskipun kebutuhan akan eksistensi tampaknya sudah terpenuhi.
Teori Hirarki Maslow (1943,1954) tentang motivasi mengemukakan Bahwa kebutuhan kita terdiri dari lima kategori: fisiologis; keselamatan atau keamanan; rasa memiliki (belongingness) atau sosial; penghargaan; dan aktualisasi diri.
Kebutuhan ini menurut Maslow, berkembang dalam suatu urutan hierarkis, dengan kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling kuat (prepotent) hingga terpuaskan. Kebutuhan ini mempunyai pengaruh atas kebutuhan-kebutuhan lainnya selama kebutuhan tersebut tidak terpenuhi.
Misalnya, akan sulit, meskipun bukan berarti tidak mungkin, untuk memberikan perhatian kepada penghematan bagi masa depan ketika anda merasakan rasa lapar yang hebat. Jadi kebutuhan fisiologis menurut pemenuhan sebelum semua kebutuhan lainnya. Meskipun demikian, semua kebutuhan pada urutan lebih rendah tidak perlu terpenuhi secara lengkap sebelum kebutuhan berikutnya yang lebih tinggi menjadi aktif, seperti yang ditunjukan oleh garis-garis yang tumpang tindih dalam bentuk spiral.