• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASKEP ANAK DGN AUTISME

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ASKEP ANAK DGN AUTISME"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Autisme diambil dari kata Yunani “Autos” yg berarti diri sendiri, dan ”Isme” yg berarti suatu aliran. Berarti suatu faham yg tertarik hanya pada dunianya sendiri.

Sidroma autisme juga disebut kelainan tumbuh kembang yg

pertama kali dideskripsikan oleh Leo Kanner, psikiater dari

(3)

Penyakit ini adalah gangguan perilaku

pada anak dimana anak asyik tenggelam

dalam dunianya sendiri.

(4)

Autisme adalah gangguan perkemb yg kompleks yg disebabkan adanya kerusakan pada otak, shg

mengakibatkan gangguan pada perkemb komunikasi, perilaku,

kemampuan sosialisasi, sensoris, serta belajar.

(5)

Macam-macam gangguan

perkembangan pada anak autis

Gangguan Komunikasi

1) terlambat berbicara / sama sekali belum dapat berbicara,

2) sangat sulit utk memulai atau

mempertahankan percakapan dgn orang lain,

3) komunikasi dgn gerakan/bahasa tubuh, 4) mengulang – ulang kata,

5) meracau dgn bahasanya sendiri,

(6)

Gangguan interaksi

1) Kurang responsif thd isyarat sosial, 2) Tidak mau menatap mata,

3) Apabila dipanggil tidak menengok,

4) Tdk mau bermain dgn teman sebaya, senang menyendiri,

5) Tdk mampu m’ekspresikan rasa

(7)

Gangguan perilaku

1) cuek thd lingkungan,

2) asyik dgn dunianya sendiri,

3) semaunya sendiri, tidak mau diatur,

4) perilaku tdk terarah (mondar-mandir, lari-lari, manjat-manjat, berputar-putar, lompat-lompat, teriak-teriak),

5) agresif atau menyakiti dirinya sendiri,

6) tantrum (mengamuk) oleh sebab yg tak jelas, 7) melamun/bengong, terpakau pada benda

berputar atau benda yg bergerak, 8) kelekatan thd benda tertentu,

(8)

Gangguan emosi

1) tertawa, menangis, marah-marah tanpa sebab,

2) emosi tidak terkendali,

(9)

Gangguan persepsi

sensoris

1) menjilat-jilat benda,

2) mencium-cium benda,

3) menutup telinga bila mendengar suara keras dgn nada tertentu,

4) tak suka memakai baju dgn bahan kasar,

(10)

Penyebab Autisme

Penyebab utama belum diketh dgn

pasti. Autisme diduga disebabkan oleh gangguan neurologi pada SSP;

1) Faktor genetik,

2) Gg pertumb sel otak pada janin, 3) Gg pencernaan,

(11)

Faktor Presdisposisi

1. Teori Psikodinamika, Mahler

2. Teori Biologik: adanya gangguan pada

otak

(12)

Teori Psikodinamika

,

Mahler

 Anak yg autistik terfiksasi pada

fase perkembangan simbiotik, anak tidak mencapai hub simbiotik dgn ibu ataupun tidak membedakan diri dgn ibu, perkemb ego mengalami penundaan, anak tidak

(13)

Teori Biologik

: adanya

gangguan pada otak

 Karena otak pada bayi masih

elastis maka hampir dapat

dipastikan bhw kerusakan sentral atau bilateral yg dapat

(14)

Teori Dinamika Keluarga

 Pola interaksi dini dapat

mempengaruhi timbulnya autisme pada bayi seperti misalnya

seorang ibu yg kabur & jauh shg

(15)

Faktor Presipitasi

Or tu dgn anak autistik biasanya memp intelegensi yg cukup tinggi, >kepribadiannya bercorak obsesif, >tidak memiliki kehangatan,

>interaksi orang tua dgn anak yg menyimpang serta

>adanya stres yg berat pada awal kehidupannya, shg anak kurang

(16)

Perilaku

>Anak dgn autisme biasanya kurang responsif thd orang lain, cenderung

menarik diri dari kontak sosial juga disertai dgn gg komunikasi verbal dan non verbal yg berat (echolalia).

>Respon bizar thd lingk spt: stereotipik, bergoyang2, berputar2, mutilasi diri a.l: menggigit2 jari, memukul2 badannya, mebentur2kan kepala, tdk disertai

(17)
(18)

serta tak ada reaksi thd or la.

(19)

Mekanisme Koping;

(1) Menarik diri: terjadi dmn seseorang

menemukan kesulitan dalam membina hub secara terbuka dgn orang lain, (2) Regresi: suatu mekanisme pertahanan

ego yg paling mendasar yg digunakan oleh seseorang yg psikosis. Perilaku

(20)

Simtomatologi

(Data Subyektif dan Obyektif)

1.Kegagalan utk membentuk hub antar pribadi, dicirikan oleh sifat tidak responsif pada orang. 2.Kelainan pada komunikasi (verbal & non

verbal), dicirikan o/ tdk adanya bhs atau jika dikembangkan srg adanya struktur gramatik yg tidak matang, p’gunaan kata2 yg tak

benar, echolalia / ketidakmamp m’gunakan batasan abstrak ekspresi non verbal yg

(21)

3) Respon kacau thd lingk, dicirikan oleh

perlawanan atau reaksi2 perilaku ekstrim thd peristiwa2 kecil,

4) Rasa tertarik yg ekstrim thd benda - benda yg bergerak (misal:kipas angin, kereta api), minat khusus thd musik, bermain dgn air,

(22)

5) Tuntutan yg tdk beralasan thd keharusan utk mengikuti kebiasaan sehari-hari dgn rincian yg tepat (misal: menuntut keharusan utk mengikuti rute yg sama apabila pergi belanja).

6) Kesedihan yg terlihat thd perub2 pd aspek yg sepele dari lingk (misal: bila vas bunga dipindahkan dari tempat biasanya),

(23)

Kriteria diagnosis

Kriteria diagnosis

PPDGJ III

PPDGJ III

AUTISME MASA KANAK

AUTISME MASA KANAK

• Ditandai  kelainan kualitatif dalam :

1) Interaksi sosial yg timbal balik 2) Pola komunikasi

(24)

A. Minimal satu dari area dibawah ini  terganggunya/ abnormalitas perkemb: 1. Kemampuan dalam bahasa reseptif dan

ekspresif dalam komunikasi sosial

2. Perkemb kelekatan sosial yg selektif atau interaksi sosial timbal balik

(25)

B. Min ada 6 gejala total dari 1, 2 dan 3 dgn sedikitnya 2 gejala dari 1 dan satu gejala dari masing-masing 2 dan 3

1. Hendaya kualitatif dlm interaksi sosial yg timbal balik

Hendaya nyata dalam perilaku nonverbal

seperti kontak mata, ekspresi wajah, postur tubuh, & bhs isyarat utk m’adakan interaksi sosial

Gagal membangun relasi dgn sebaya s.d taraf

(26)

Tak ada keinginan utk berbagi kesenangan

dgn anak lain. Contoh : bila memp mainan baru anak tidak memperlihatkannya pada orang lain

Tak ingin m’adakan hub sosial dan emosional

timbal balik. Contoh : tidak memberikan

(27)

2. Hendaya dalam berkomunikasi :

Keterlambatan dlm perkemb berbicara (tapi tdk

disertai dgn usaha utk m’kompensasi lewat bhs isyarat/ mimik)

Hendaya utk memulai atau mempertahankan

percakapan dgn orang lain

P’gunaan bhs yg stereotipik dan adanya pengulangan

atau bahasa yg aneh. Contoh: mengulang kata-kata orang lain (echolali), mengulang kata-kata iklan tanpa tujuan, mengulang kata-kata tanpa makna, contoh : pecep-pecep-pecep, peteka-peteka-peteke, klek-klek-klek dsb.

Kurangnya variasi & spontanitas dalam bermain

(28)

3. Pola perilaku, minat dan aktivitas yg terbatas, repetitif dan stereotipi :

Preokupasi dgn satu atau lebih pola perilaku/minat

yg stereotipik. Contoh berjalan mondar-mandir,

menyenangi satu benda tertentu dan selalu dibawa-bawa kemanapun.

Keterikatan yg kaku thd rutinitas dan ritual khusus yg

tidak bermanfaat. Contoh : harus melewati rute jalan yg sama, harus menjalani jadwal keg yg teratur

sesuai urutan dan waktu yg sama.

Manerisme motorik yg stereotipik dan repetitif.

(29)

Diagnosa dan Intervensi Kepercayaan Umum

1. Resiko tinggi terhadap mutilasi diri

Tujuan :

Intervensi dgn rasional tertentu:

(1) Tindakan untuk melindungi anak apbila perilaku-perilaku mutilatif diri seperti memukul-nukul/.membentur-benturkan kepala atau perilaku-perilaku histeris lainnya menjadi nyata,

(2) Helm dapat digunakan untuk melindungi terhadap tindakan – tindakan memukul kepala, sarung

tangan untuk mencegah menarik-narik rambut dan pemberian bantalan yang sesuai untuk melindungi ekstrimitas terluka selama terjadinya

(30)

(3) Coba utk menentukan jika perilaku mutilatif diri terjadi sbg respon thd meningkatnya

ansietas.

Rasional : Perilaku-perilaku mutilatif dapat

dicegah jika penyebabnya dapat

ditentukan,

(4) Bekerja pada dasar satu perawat untuk satu anak,

Rasional : Utk m’bentuk kepercayaan, (5) Tawarkan diri pada anak selama

meningkatnya ansietas,

(31)

Hasil yang diharapkan :

1) Rasa gelisah dipertahankan pada tk pasien merasa tdk memerlukan perilaku mutilasi diri,

(32)

Kerusakan interaksi sosial

Intervensi dgn rasional tertentu : 1) Berhub satu – persatu dgn anak.

Rasional : Interaksi dgn pasien yg konsisten meningkatkan pembentukan kepercayaan,

2) Berikan anak benda-benda yg dikenal (misal: mainan kesukaan, selimut),

Rasional : Benda-benda ini m’berikan rasa aman bila anak merasa distress,

3) Sampaikan sikap yg hangat, dukungan & kebersediaan ketika pasien berusaha utk memenuhi kebutuhan

dasarnya,

(33)

4) Lakukan dgn perlahn jgn memaksa melakukan interaksi, mulai dgn

penguatan yg positif pada kontak mata, perkenalkan secara bperlahan-lahan

dgn sentuhan, senyuman, pelukan, Rasional : Pasien austistik dapat

merasa terancam oleh suatu rangs yg gencar,

5) Beri dukungan pada pasien yg

berusaha keras utk m’bentuk hub dgn orang lain di lingk nya,

(34)

(1) Pasien mulai berinteraksi dgn diri dan or la,

(2) Pasien menggunakan kontak mata, sifat responsif pada wajah dan perilaku non

verbal lainnya dalam berinteraksi dgn orang lain,

(35)

Kerusakan komunikasi verbal

Intervensi dgn rasional tertentu :

1)Pertahankan konsistensi tugas staf,

Rasional : Hal ini memudahkan kepercayaan dan kemampuan untuk memahami tindakan dan

komunikasi pasien,

2) Antisipasi dan penuhi kebutuhan pasien sampai komunikasi terbentuk,

(36)

3) Gunakan teknik validasi konsensual dan

mencari klarifikasi utk menguraikan kode pola – pola komunikasi (contoh : “saya rasa yg anda maksudkan ..” atau “ apakah anda bermaksud utk mengatakan bahwa...”),

Rasional : Teknik ini digunakan utk memastikan akurasi dari pesan yg diterima, menjelaskan

pengertian yg tersembunyi di dalam pesan. 4) Gunakan pendekatan “muka” (berhadapan,

bertatapan) utk menyampaikan ekspresi non verbal, yg benar dgn menggunakan contoh,

(37)

Hasil yang diharapkan

(1) Pasien mampu berkomunikasi dgn cara yg dimengerti oleh orang lain,

(2) Pesan – pesan non verbal pasien s.d pengungkapan verbal,

(38)

Gangguan identitas pribadi

Intervensi dgn rasional tertentu :

1) Hub satu – satu dgn anak,

Rasional: konsistensi dari interaksi pasien staf meningkatkan pembentukan data kepercayaan, 2) Membantu anak mengetahui hal – hal yg terpisah

selama kegiatan perawatan diri seperti berpakaian dan makan,

Rasional : Kegiatan ini dpt meningkatkan kewaspadaan anak thd diri sbg sesuatu yg terpisah dari orang lain, 3) Tingkatkan kontak fisik scr bertahap menggunakan

sentuhan utk menjelaskan perbedaan pasien dgn perawat,

Rasional : gerak isyarat ini dpt diinterprestasikan sbg suatu ancaman oleh pasien,

(39)

Hasil yg diharapkan

(1) Pasien mampu untuk membedakan bag – bag tubuhnya dgn bag – bag tubuh dari orang lain,

(2) Pasien menceritakan kemampuan untuk memisahkan diri dari lingknya dgn

menghentikan ekolalia (mengulangi kata – kata yg didengar) dan ekopraksia

(40)

Penatalaksanaan

Autisme

Penatalaksanaan autisme bukan untuk menyembuhkan atau

gangguan tidak dapat disembuhkan (not curable), namun bisa diterapi (treatable).

Maksudnya kelainan yg ada di otak diperbaiki, namun gejala yg ada

(41)

1. Terapi Perilaku

Dgn memodifikasi PL yg spesifik diharapkan dpt membuang perilaku yg bermasalah.

Dalam st penelt dikatakan dgn terapi yg

intensif selama 1 – 2 th, anak yg masih muda ini dpt m’hasilkan peningkatan IQ dan fungsi adaptasinya lebih tinggi dibanding kelp anak yg tdk m’peroleh terapi yg intensif.

(42)

2. Psikoterapi.

Psikodinamika psikoterapi yg dilakukan pada anak yg lebih kecil, termasuk terapi bermain yg tdk terstruktur sdh tdk sesuai lagi.

• Psikoterapi individual, baik dgn atau tanpa obat mungkin lebih sesuai pada mereka yg telah memp fungsi lebih baik.

Saat usia mereka meningkat, mungkin timbul perasaan cemas/depresi krn

(43)

3. Terapi Obat

Pada sekelompok anak autisme dgn

gejala spt temperantrum, agresivitas dan stereotip, pemberian obat – obat yg

(44)

4. Terapi Wicara

>Semua penyandang autisme akan

mengalami gg bicara dan berbahasa. >O/ki terapi wicara adalah sebuah

keharusan bagi mereka yg perlu

diperhatikan dari terapis yg menangani terapi wicara.

>T/u orang tuanya harus bisa

membedakan bhw penderita autisme sangat berbeda dgn penderita gg

(45)

5. Terapi Okupasi

Terapi ini diberikan pada anak – anak yg mengalami gangguan perkemb motorik halus seperti jari – jari untuk melatih

(46)

6. Terapi Khusus

• Pendidikan khusus adalah pendidikan yg berstruktur bagi para penyandang

autisme.

• Sistem satu guru adalah sangat penting o/k sulit memusatkan perhatian dalam kelas yg besar.

Dgn adanya perbaikan, maka secara bertahap dimasukkan ke dalam

(47)

8. Diet atau Gizi pada Anak

Makanan yg perlu dihindari oleh anak autisme adalah :

(1) Bahan makanan yg mengandung gluten, biasanya terdapat pada gandum, dan terigu, oat, dll. Produk olahan yg mengandung gluten adalah kecap, roti/kue yg terbuat dari terigu, mie, spageti, snack jajanan

( chiki, taro),

(2) Bahan makanan yg mengandung kasien, biasanya terdapat pada susu sapi/kambing,

(48)

(4) Bahan pemanis dan pewarna buatan seperti permen, saos tomat, serta

bbrp makanan kemasan,

(5) Makanan yg diawetkan spt makanan kalengan, sosis, makanan olahan,

makanan jadi yg dijual di supermarket spt bakso dan pangsit,

(6) Fast food, Soft drink

(7) Buah – buahan t3: pisang, apel, anggur, jeruk, tomat (bersifat

(49)

Makanan yg dapat dikonsumsi oleh anak autisme antara lain:

(1) Jenis KH, a.l: kentang, ketela, ubi, beras putih,

beras merah, tepung (sagu, kentang, tapioka, beras ketan),

(2) Jenis sayuran, a.l: brokoli, kembang kol, segala macam slada, bayam, kangkung, kol putih, daun katuk, asparagus, daun pengunggang, gambas, segala macam labu, lobak, terong, wortel

(3) Jenis kacang – kacangan dan biji – bijian (protein nabati), a.l: kac panjang, kac kapri, kac polong, kac tanah (tak boleh digoreng), kac mete, almond,

(50)

(1) Protein hewani, a.l: daging sapi, daging ayam kampung, telur bebek, hati ayam, ampela,

(2) Buah – buahan, a.l: kiwi, alpukat, semangka, nanas, jambu, pepaya,

belimbing, kendodong, jeruk (bagi yg tak alergi), ketimun, bengkoang, jambu biji, sirsak, sawo,

(3) Lain-lain: minyak kedelai (bagi yg tak

alergi), kelapa sawit, biji matahari, bunga lily: gula: stevia (bagi yg berpantangan

(51)

Referensi

Dokumen terkait

maka petani dapat terbantu kerena kecepatan dan ketepatan teknologi mesin pertanian, meskipun petani tetap memiliki masalah dalam teknologi alat baru yang dirasakan kurang

Media pembelajaran bermanfaat dalam meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar, penggunaan media pembelajaran dapat membantu proses komunikasi antara guru dan siswa sehingga

Kotoran ayam petelur dan konsentrasi EM4 (K2 dan K3) memiliki tingkat pertumbuhan dan produktivitas yang kurang baik terhadap rumput Setaria sphacelata yaitu dengan

Permasalahan yang dihadapi saat ini diantaranya adalah disparitas wilayah dalam penyediaan dan kebutuhan energi, pemanfaatan EBT belum dapat meningkat secara signifikan,

Impedansi akustik atau acoustic impedance (AI) adalah kemampuan batuan untuk dapat melewatkan gelombang seismik yang melaluinya. Secara fisis, impedansi akustik merupakan

[r]

Pada prinsipnya setiap orang adalah subjek hukum (Natuurljik Persoon). Dikaitkan dengan kemampuan menjunjung hak dan kewajiban, orang akan menjadi subjek hukum

Metode kedua untuk menyajikan tree adalah menggunakan node dan referensi, yaitu dengan mendefinisikan suatu kelas yang mempunyai atribut-atribut untuk nilai root, subtree kiri