• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil MTs Swasta Nurul Ulum 1. Kedudukan - PERBEDAAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK ANTARA SISWA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN YANG TINGGAL DI LUAR PONDOK PESANTREN PADA SISWA KELAS VIII MTs SWASTA NURUL U

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil MTs Swasta Nurul Ulum 1. Kedudukan - PERBEDAAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK ANTARA SISWA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN YANG TINGGAL DI LUAR PONDOK PESANTREN PADA SISWA KELAS VIII MTs SWASTA NURUL U"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil MTs Swasta Nurul Ulum

1. Kedudukan

MTs Swasta Nurul Ulum dikelola Yayasan Pondok Pesantren Nurul Ulum Tulungagung Gadingrejo pringsewu dengan Akta No. 18, tanggal 12 Mei 1979 , Notaris Ali Imron, SH; NS PP 041806090007, adalah unit pelaksana teknis di bidang pendidikan dalam lingkungan Departemen Agama yang berbeda di bawah dan tanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama, Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam atau Kepala Bidang Mepeda Islam pada Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Lampung.

2. Tugas

MTs Swasta Nurul Ulum mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pengajaran Agama Islam sekurang-kurangnya 30% sebagai mata pelajaran dasar, di samping penddidikan dan pengajaran umum, selama 3 tahun bagi tamatan MI atau sederajat.

3. Sejarah MTs Swasta Nurul Ulum

(2)

sebagai program kolonisasi (saat ini transmigrasi) Pemerintah Penjajahan Belanda pada saat itu.

Namun Pekon tersebut diambil sebagai salah satu Pekon yang dikaitkan dengan para perintis hutan belantara pada tahun 1918 yang terdiri dari 100 KK yang sebagaian besar dari kawasan Kabupaten Tulungagung Jawa Timur. Dalam pengembangan Desa dan pembinaan bagi masyarakat Islam yang pada saat itu pengamal ibadhnya hanya 7KK, diambil inisiatif oleh Kepala Desanya dihadirkan seorang Ulama/Kyai yaitu Bapak KH. Muhammad Rosyidi (Pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar Purworejo Jawa Tengah), yang kemudian dibangun sebuah Masjid sebagai tempat beribadah sekaligus juga sebagai salah satu pusat proses belajar agama Islam yang dinamakan Pondok Pesantren Nurul Ulum dengan beberapa kegiatannya antara lain :

a. Jenjang Pendidikan Pesantren dan Diniyah. b. Majlis Ta’lim Muslimin – Muslimat.

c. Pengajian Kitab Al Qur’an dan Kitab Kuning /Taklimul Kutub.

(3)

akhir tahunnya selalu mengikuti EBTA-EBTANAS dan UN kedua Departemen tersebut.

Namun karena keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki oleh Yayasan Pondok Pesantren Nurul Ulum yang telah mencoba mengantisipasi kondisi Madrasah Tsanawiyah Nurul Ulum untuk merehabnya yang layak serta memadainya baru dapat 3 lokal saja pada Tahun Ajaran 2006/2007, dan sampai dengan saat ini ruang kelas yang tersedia telah mencapai 6 lokal yang layak sebagai tempat proses belajar pembelajaran dan sesuai dengan perkembangan zaman.

4. Visi Misi dan Tujuan MTs Swasta Nurul Ulum

a. Visi

Mewujudkan Mts Nurul Ulum Tulung Agung, Kec. Gadingrejo, Kab. Pringsewu sebagai madrasah yang berkualitas dan berkuantitas baik dalam ilmu pengetahuan umum dan agama Islam”.

b. Misi

1) Menanamkan kesadaran beribadah kepada Allah SWT.

2) Menjadikan siswa/siswi sebagai kader calon Ustadz dan Ustadzah.

3) Meningkatkan prestasi siswa/siswi dibidang akademis dan ekstrakurikuler. 4) Meningkatkan profesionalisme guru sesuai dengan bidangnya.

5) Membina dan meningkatkan peserta kinerja seluruh komponen.

(4)

c. Tujuan Sekolah

1) Menjadikan warga madrasah sebagai insan yang berimtek dan berimtaq tinggi.

2) Meningkatkan perilaku akhlak mulia bagi seluruh siswa/siswi. 3) Madrasah sebagai pilihan yang perdana dimasyarakat.

5. Lokasi Madrasah

MTs Swasta Nurul Ulum berdiri sejak tahun 1989, kondisi sementara letaknya di Jalan KH. RM. Rosyidi Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. Madrasah Tsanawiyah ini berdiri di atas tanah seluas 2.4051 M2.

6. Kepala Madrasah

Secara berturut-turut berikut nama-nama Kepala MTs Swasta Nurul Ulum dan masa tugasnya :

a. Drs. M. Yusuf (1995-1998) b. Drs. Zaibari (1998-2001)

c. Drs. Akhyarulloh, MM. (2001-2010) d. Musannip, S.Ag, MPd.I (2010- 2017) e. Muhammad Faesal, S. Pd.I (2017-sekarang) 7. Sarana dan Prasarana Madrasah

(5)
(6)

c. Perabotan Ruang Kantor Gadingrejo memiliki 35 orang tenaga pendidik. Gambaran keberadaan guru dengan berbagai distribusi dapat dilihat sebagai berikut :

1) Jenis Kelamin

No Pendidikan Terakhir Jumlah

1. SMA 1

2. D3 0

3. S1 31

4. S2 1

(7)

3) Nama-nama Tenaga Pendidik

12 Dra. Zostian Harni P S.1. B. Indonesia Bahasa Indonesia

13 Wariyanto, S.Pd. L S.1. IPS IPS

29 Nuria Wijayanti, S.Pd. P S.1. B. Indonesia Bahasa Lampung 30 Luthfi Irmawati, S.Pd.I. P S.1. PAI Tahfidz

31 Luluk Fuadah, S.Pd.I. P S.1. PAI SKI

32 Joko Setiawan, S.H.I. L S.1. PAI Khot

(8)

b. Tenaga Kependidikan

Deskripsi tenaga Kependidikan MTs Swasta Nurul Ulum Tulungagung Kecamatan Gadingrejo berdasarkan jenis kelamin dan pendidikannya adalah sebagai berikut:

1) Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah

1. Laki-laki 3

2. Perempuan 2

Jumlah 5

2) Latar Belakang Pendidikan

No Pendidikan Terakhir Jumlah

1. SMA 4

2. D3 0

3. S1 1

Jumlah 5

3) Nama-nama Tenaga Kependidikan

No Nama Guru dan Pegawai JK Pendidikan

Terakhir Tugas

1 Ahmad Khoiri, S.Ag. L S.1. A. Fislsafat Bendahara 2 Anggun Lesbowo, S.Pd.I. L S.1. PGMI Ka. Administrasi 3 Fauzi Rahman, S.Pd.I. L S.1. PGMI Staf Administrasi

4 Yuniarti P MA Staf Perpustakaan

5 Laeli Fathul Hidayah, S.Pd.I. P S.1. PAI Staf Administrasi

c. Siswa

(9)

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah

L P

1. VII 29 29 58

2. VIII 51 30 81

3. IX 43 28 71

Jumlah 123 87 210

d. Kegiatan Belajar Pembelajaran

Kegiatan belajar mengajar di MTs Swasta Nurul Ulum meliputi : 1) Kurikuler

a) Seluruh siswa mulai belajar pukul 07.15 WIB hingga 13.30 WIB (8 jam pelajaran) setiap hari kecualai hari Jum’at dimulai pukul 07.30 WIB hingga 11.15 WIB (6 jam pelajaran).

b) Suasana tempat belajar yang sangat kondusif dengan berbagai variasi terbentuk.

c) Setiap selesai satu pokok bahasana diadakan Evaluasi. Guru memberikan tugas mandiri.

2) Ekstra Kulikuler a) Pramuka b) Paskibra c) Rohis

d) Kesenian Qosidah

(10)

3) Praktik Ibadah

a) Bimbingan baca Qur’an (BBQ) b) Shalat Dzuhur berjama’ah c) Qira’atul Qur’an

e. Daya Dukung Eksternal

Komponen daya dukung eksternal antara lain : Tokoh maysarakat, tokoh Agama, tokoh Adat, LSM, Dunia Usaha, tokoh Pendidikan yang tergabung dalam Komite Madrasah.

B. Pengumpulan dan Penyajian Data

1. Pengumpulan Data

Sebelum peneliti melakukan pengumpulan data berupa dokumentasi penilaian mata pelajaran Akidah Ahlak pada siswa kelas VIII MTs. Swasta nurul Ulum Tulungagung Kecamatan Gadingrejo, peneliti membuat profil siswa kelas VIII yang tinggal di Pondok Pesantren dan tinggal di luar Pondok Pesantren (lampiran 10). Profil tersebut disajikan pada tabel berikut :

Tabel 1

Profil siswa kelas VIII MTs Swasta Nurul Ulum

yang tinggal di Pondok Pesantren dan tidak tinggal di pondok pesantren

No Kondisi Jumlah

Siswa %

1 Siswa tinggal di pondok 24 29,63

2 Siswa tinggal di luar pondok 57 70,37

Jumlah 81 100

(11)

Untuk lebih jelas dalam penyajian data maka gambaran kondisi siswa kelas VIII MTs Swasta Nurul Ulum yang tinggal di Pondok Pesantren dan tidak tinggal di pondok pesantren dapat dilihat dalam grafik berikut ini :

Gambar 2

Grafik kondisi siswa kelas VII MTs Swasta Nurul Ulum yang tinggal di Pondok Pesantren dan tidak tinggal di pondok pesantren

Sumber: data olahan peneliti

Setelah diketahui profil kondisi siswa kelas VII MTs Swasta Nurul Ulum yang tinggal di Pondok Pesantren dan tidak tinggal di pondok pesantren, selanjutnya diambil sampel sesuai dengan kebutuhan penelitian secara acak yang berjumlah 24 orang siswa yang mondok dan 24 siswa yang tidak mondok, dari sejumlah sampel tersebut dokumentasi hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak para siswa akan dianalisis untuk mengetahui perbandingan hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak antara siswa yang tinggal di pondok pesantren dengan

0 20 40 60 80 100

tinggal di pondok tinggal di luar pondok jumlah 24

57

81

29,63

70,37

100 Kondisi Siswa

(12)

yang tinggal di luar pondok pesantren pada siswa MTs Swasta Nurul Ulum Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Ajaran 2017/2018.

2. Penyajian Data

Berdasarkan hasil pengumpulan data dari dokumentasi penilaian hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak antara siswa yang tinggal di pondok pesantren dengan yang tinggal di luar pondok pesantren pada 24 orang siswa kelas VIII MTs Swasta Nurul Ulum Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Ajaran 2017/2018 (lampiran 11-12), didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 2

Rekapitulasi data perolehan nilai skor hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak antara siswa yang tinggal di pondok pesantren (X2) dengan yang tinggal di luar

pondok pesantren (X1) siswa kelas VIII MTs Swasta Nurul Ulum

Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Ajaran 2017/2018

No Nilai Mata Pelajaran Akidah Akhlak

Luar Pondok (X1) Dalam Pondok (X2)

(13)

15 82 Lulus Baik 92 Lulus Amat Baik

16 80 Lulus Baik 83 Lulus Baik

17 85 Lulus Baik 91 Lulus Amat Baik

18 80 Lulus Baik 83 Lulus Baik

19 83 Lulus Baik 85 Lulus Baik

20 78 Lulus Cukup 82 Lulus Baik

21 74 Lulus Cukup 80 Lulus Baik

22 75 Lulus Cukup 78 Lulus Cukup

23 80 Lulus Baik 82 Lulus Baik

24 80 Lulus Baik 83 Lulus Baik

Sumber: Analisis data penelitian

Berdasarkan data diatas dapat jelas terdapat perbedaan hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak antara siswa yang tinggal di pondok pesantren dengan yang tinggal di luar pondok pesantren, lebih jelas dapat dilihat pada tebel berikut :

Tabel 3

Distribusi frekuensi hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak antara siswa yang tinggal di pondok pesantren dengan yang tinggal di luar pondok pesantren No Kategori Luar Pondok (X1) Dalam Pondok (X2)

F % F %

1 Lulus Cukup 14 58,33 8 33,33

2 Lulus Baik 10 41,67 14 58,33

3 Lulus Amat baik 0 0,00 2 8,33

Jumlah 24 100,00 24 100,00

Sumber: data olahan peneliti

(14)

Gambar 3

Grafik perbandingan hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak antara siswa yang tinggal di pondok pesantren dengan yang tinggal di luar pondok pesantren

Sumber: data olahan peneliti

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dan grafik hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak antara siswa yang tinggal di pondok pesantren (X2) dengan siswa

yang tinggal di luar pondok pesantren (X1) diperoleh informasi bahwa hasil belajar

mata pelajaran akidah akhlak siswa yang tinggal di pondok pesantren dalam kategori Lulus Cukup berjumlah 8 orang (33,33%), siswa dengan kategori Lulus Baik berjumlah 14 orang (58,33) sedangkan siswa dengan hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak dalam kategori Lulus Amat Baik berjumlah 2 orang (8,33%). Sedangkan hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak siswa yang tinggal di luar di pondok pesantrendalam kategori Lulus Cukup berjumlah 14 orang (58,33 %), kategori Lulus Baik berjumlah 10 siswa (41,67%), dan tidak terdapat siswa

Luar Pondok (X1) Dalam Pondok (X2)

14

(15)

yang memiliki hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak dengan kategori Lulus Amat Baik.

C. Analisis Data

Berdasarkan tabel 2 terdahulu didapatkan data tentang hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak antara siswa yang tinggal di pondok pesantren dengan yang tinggal di luar pondok pesantren pada 48 orang siswa kelas VIII MTs Swasta Nurul Ulum Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Ajaran 2017/2018.

Dari tabel tersebut menggambarkan perbedaan hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak siswa, siswa yang tinggal di pondok pesantren dan siswa yang tinggal di luar pondok pesantren, perbedaan tersebut dapat terlihat dari nilai rata-rata mata pelajaran akidah akhlak yang diperoleh siswa, adapun nilai rata-rata atau mean (Lampiran 13) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4

Output SPSS nilai mean (rata-rata) hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak pada 24 siswa kelas VIII MTs Swasta Nurul Ulum Kecamatan Gadingrejo

Tahun Ajaran 2017/2018. Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Nilai Akidah Akhlak Siswa

dalam Pondok

81.42 24 4.403 .899

Nilai Akidah Akhlak siswa di

Luar Pondok

75.42 24 6.678 1.363

(16)

pesantren dengan siswa yang tinggal di dalam pondok pesanttren, data tersebut menjelaskan bahwa siswa yang tinggal di pondok pesantren memiliki nilai rata-rata hasil belajar mata pelajaran akidah akhlaksebesar 81,42, nilai tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak siswa yang tinggal di luar pondok pesantren, dengan perolehan nilai rata- sebesar 75,42.

D. Pembahasan

Dari hasil penelitian diketahui bahwa ada perbedaan rata-rata nilai hasil belajar mata pelajaran akidah akhlakantara siswa yang tinggal di luar pondok pesantren dengan siswa yang tinggal di pondok pesantren pada siswa kelas VIII MTs Swasta Nurul Ulum Kecamatan GadingrejoTahun Ajaran 2017/2018. Perbedaan nilai tersebut diketahui setelah data dianalisis dan dari data tersebut diperoleh informasi bahwa siswa yang tinggal di pondok pesantren memiliki nilai rata-rata hasil belajar mata pelajaran akidah akhlaksebesar 81,42, nilai tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak siswa yang tinggal di luar pondok pesantren, yang memperoleh nilai rata-rata sebesar 75,42.

(17)

di luar sekolah banyak mereka dapatkan dari Kyai, ustad ataupun senior mereka di pondok pesantren. Sikap disiplin juga dibangun kepada diri setiap santri pondok pesantren, mulai dari kewajiban bangun pagi dan lain sebagainya. Hal ini memungkinkan jika siswa-santri akan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk belajar ataupun menghafal materi dibanding bermain.

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan pada pada siswa di MTs Swasta Nurul Umum Kecamatan Gadingrejo, penulis mendapatkan beberapa perbedaan yang mencolok tentang kondisi siswa yang tinggal di dalam pondok pesantren dan yang tinggal di luar pondok pesantren sebagai berikut:

Dari segi tempat tinggal siswa yang bertempat tinggal di pondok tinggal bersama teman-teman lainnya, sedangkan diluar pondok pesantren tinggal tinggal di rumah, kos dan sebagainya. Dari segi waktu belajar siswa yang tinggal di pondok pesantren waktu belajarnya ditentukan oleh pengasuh pondok, sedangkan siswa yang tinggal di luar pondok pesantren waktu belajarnya tidak ditentukan, tergantung dari inisiatif pribadi. Selanjutnya dari segi pergaulan, siswa yang tinggal di pondok pesantren pergaulannya antara laki laki dan perempuan terbatasi, sedangkan siswa yang tinggal di luar pondok pesantren pergaulannya umum, antara lakilaki dan perempuan bisa saling berinteraksi kapanpun.

(18)

Dari segi pembelajaran Agama Islam, jika di lingkungan pondok pesantren maka pembelajarannya ditekankan dan intens, namun jika berada di luar lingkungan pondok pesantren pembelajaran Agama Islamnya sangat minim bahkan kadang tidak ada, kecuali pada keluarga yang berbasis agama, ilmu agamanya sangat kental.

Siswa yang merupakan santri dari pondok pesantren tentunya akan lebih mudah memahami mata pelajaran khususnya terkait dengan mata pelajaran kelompok PAI. Santri pondok pesantren mendapat porsi pelajaran agama yang cukup banyak setiap harinya. Hal ini berbeda dengan siswa-non santri pondok pesantren, pengetahuan agama yang mereka dapat diluar mata pelajaran agama hanya mungkin didapat dari orang tua atau pun di TPQ (Taman Pendidikan Alqur’an). Dengan latar

belakang pendidikan agama yang berbeda ini bisa menyebabkan pada perbedaan proses dan hasil belajar mereka pada mata pelajaran Agama khususnya mata pelajaran Akidah Akhlak. Secara teoritik siswa-santri pondok pesantren dalam proses dan hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak nya lebih baik dari pada siswa yang non santri pondok pesantren, hal ini juga telah dibuktikan dengan penelitian yang telah peneliti lakukan.

(19)

pondok pesantren mengalami perbedaan. Kondisi tersebut sesuai dengan pendapat ahli yang mengatakan “berhasil tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar dan ada pula dari luar dirinya”1, dan dalam Al-qur’an Surat Al Mujaadillah ayat 112 juga dijelaskan:

اَهُّي

أَٰٓ َي

َ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Tercapainya hasil belajar atau meningkatnya ilmu pengetahuan, tergantung bagaimana dan dimana kita berada/berdiri (lingkungan) yang mempengaruhi.

Di dalam pondok pesantren Nurul Ulum kecamatan Gadingrejo yang sekaligus sebagai lembaga yang menaungi MTs Swasta Nurul Ulum, memiliki kegiatan yang cukup padat seperti halnya dipondok pesantren lainnya.

Hasil wawancara penulis dengan salah satu siswa yang menjadi santri di Pondok Pesantren Nurul Ulum, diperoleh informasi bahwa kegiatan pondok dilaksanakan mulai dengan Sholat Subuh berjamaah, kemudian mengaji dan setelah

1Ibid, h 55.

(20)

itu bersiap-siap pergi ke sekolah, sekolah yang masih berada dikomplek Pondok pesantren membuat Santri atau siswa yang tinggal di Pondok Pesantren tidak memiliki kesempatan untuk bermain atau berlama-lama keluar dari lingkungan pondok, lepas dari kegiatan belajar di sekolah siswa santri melaksanakan Sholat Dzuhur kemudian makan dan istirahat. Setelah istirahat santri melaksanakan sholat Ashar dilanjutkan dengan kegiatan mengaji Al-quran beserta belajar ilmu Tajwid sampai dengan jam 5 sore dan dilanjutkan dengan istirahat makan dan lai-lain. Setelah ISHOMA santri berkumpul di masjid pondok untuk melaksanakan sholat Maghrib, mereka melanjutkan dengan membaca Alquran sampai dengan sholat Isya yang kemudian dilanjutkan dengan mengaji berbagai macam pelajaran keagamaan seperti halnya Tauhid, akidah akhlak, kitab-kitab dan lain-lain, baru dilanjutkan belajar atau melihat materi sekolah sejenak sebelum tidur. Melihat kegiatan siswa yang tinggal di pondok pesantren yang sangat padat khususnya terkait dengan kegiatan pelajaran keagamaan wajar sekali kalau siswa yang tinggal di pondok pesantren memiliki tingkat pemahaman tentang materi Akidah akhlak yang lebih baik dibanding dengan siswa yang tidak tinggal di dalam pondok pesantren. Akan tetapi menurut santri yang penulis wawancarai, mereka mengalami kesulitan dalam mengatasi rasa kantuk yang luar biasa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas, dikarenakan mereka sering begadang terkait padatnya kegiatan di lingkungan pondok pesantren.

(21)

faktor, namun yang dikedepankan oleh penulis di sini adalah faktor lingkungan tempat tinggal, yaitu yang tinggal di pesantren dan yang tinggal di luar pesantren. Adapun faktor-faktor tersebut sesuai dengan yang peneliti amati, di antaranya:

a. Siswa yang tinggal di pondok pesantren menerapkan disiplin selama 24 jam sehari semalam, sedangkan siswa yang tinggal di luar pondok pesantren belum tentu menerapkan kedisiplinan selama 24 jam penuh karena perhatian dari orang tua terbagi dengan kesibukannya masing-masing.

b. Siswa yang mukim di pesantren di samping mendapatkan materi pendidikan aqidah akhlak di kelas, mereka juga mendapatkannya di pembelajaran pesantren sehingga materi tentang pengetahuan akhlak lebih mendalam, sedangkan pada siswa yang tinggal di luar pondok pesantren belum tentu mendapatkan materi akhlak di luar kelas.

c. Pembinaan akhlak yang dilakukan oleh pengurus, ustadz/ustadzah, dan kyai lebih dapat membentuk akhlak siswa yang tinggal di pesantren karena dilakukan secara intens, sedangkan pembinaan akhlak yang dilakukan oleh orang tua belum tentu instensif.

Gambar

Tabel 1 Profil siswa kelas VIII MTs Swasta Nurul Ulum
Grafik kondisi siswa kelas VII MTs Swasta Nurul Ulum yang tinggal di Pondok Pesantren dan tidak tinggal di pondok pesantren
Tabel 2 Rekapitulasi data perolehan nilai skor hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak
Tabel 3 Distribusi frekuensi hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak antara siswa yang
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dengan media audio visual dapat meningkatkan

Karena Andung Lena sudah sehat, Dodo Fat sesekali bisa keluar menemaniku untuk mencari info dan mengambil gambar makanan khas Bengkulu, dengan kamera yang ada

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

Jaminan atau anggunan diberikan oleh calon nasabah atau penyewa atas pembiayaan yang diajukan. Jaminan dalam pembiayaan merupakan hak dan kekuasaan atas barang jaminan

Dari uraian latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan pengembangan dengan judul “Pengembangan Media Dakon Bilangan Pada Pembelajaran Matematika Untuk

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

Angular cheilitis merupakan inflamasi akut atau kronis pada sudut mulut yang ditandai dengan adanya fisur-fisur, retak-retak pada sudut bibir, berwarna kemerahan, mengalami

Penelitian ini diharapkan dapat: (1) Melahirkan rumusan prinsip penyelenggaraan peradilan yang termuat dalam Ris ā lah al-qada sebagai salah satu rujukan penting dalam