• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis persepsi wajib pajak terhadap pelayanan yang diberikan oleh petugas pajak : studi kasus pada wajib pajak orang pribadi Kecamatan Ujung Perak Kota Surabaya tahun ajaran 2008/2010 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis persepsi wajib pajak terhadap pelayanan yang diberikan oleh petugas pajak : studi kasus pada wajib pajak orang pribadi Kecamatan Ujung Perak Kota Surabaya tahun ajaran 2008/2010 - USD Repository"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK

(Studi Kasus pada Wajib Pajak Orang Pribadi Kecamatan Ujung Perak Kota Surabaya)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Ch.Pramestika Ria Permatasari NIM : 022114157

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Ch.Pramestika Ria Permatasari NIM : 022114157

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2009

(3)

Skripsi

ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS PAJAK

(Studi Kasus pada Wajib Pajak Penghasilan Orang Pribadi Kecamatan Ujung Perak Kota Surabaya)

Oleh:

Ch.Pramestika Ria Permatasari NIM : 022114157

Telah Disetujui Oleh: Pembimbing I

Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt. Tanggal: ………..

(4)
(5)

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan di hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. (Pengkotbah 3 : 11)

Kupersembahkan untuk: Bapa di Sorga yang setia menyertai tiap langkahku Papa dan Mama serta adik-adikku tercinta Serta Suamiku terkasih Kapten Laut (E) Gunawan Winahyu, ST.

(6)

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: Analisis Persepsi Wajib Pajak Terhadap Pelayanan Yang Diberikan Oleh Petugas Pajak. (Studi Kasus pada Wajib Pajak Orang Pribadi Kecamatan Ujung Perak Kota Surabaya) dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 12 September 2009 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberi pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri . berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta 12 September 2009 Yang membuat Pernyataan,

(7)
(8)

skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untu memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

a. Tuhan Yesus Kristus dengan segala kasih dan anugerahNya yang setia menyertai hidupku.

b. Rama Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untu belajar dan mengembangkan kepada penulis

c. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt selaku pembimbing I yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

d. Drs. P. Rubiyatno, M.M atas saran-saran statistika yang sangat bermanfaat dalam penulisan skripsi ini

e. Papaku seorang Perwira Polisi yang selalu mendukung putrimu ini dalam meraih gelar sarjana.

f. Mamaku untuk kesabaran, kasih dan doamu yang meneguhkan imanku selama menjalani hidup di belantara yogyakarta, adik-adikku Samuel dan Noni, yang selalu mendukungku agar segera menyelesaikan studiku.

g. Kapten Laut (E) Gunawan Winahyu, ST., suamiku, untuk segala doa, dukungan, bimbingan dan cinta yang diberikan.

h. Kapten (Laut) Eko Budi, ST., dan Lettu. Infantri. P. Tangkas W., untuk dukungan, saran yang diberikan.

(9)

i. Keluarga Besar Laksamana Pertama Soeharso Riyadi untuk dukungannya sehingga aku punya semangat menyelesaikan skripsi setelah menikah.

j. Keluarga besar Nardi H.S untuk dukungan dan doanya.

k. Teman-teman seperjuangan di KITJOE: Artha, SH., Vina, Nadia, Spd. l. Teman-teman kampus Tina, Satya, Stanis, Anggi, Michele, untuk

kebersamaan kita di beberapa semester terakhir.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 12 September 2009

(10)

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vi

HALAMAN DAFTAR ISI ... vii

HALAMAN DAFTAR TABEL ... viii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... ix

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

A. Persepsi ... 6

(11)

C. Pajak ... 8

D. Wajib Pajak ... 15

E. Pajak Penghasilan ... 19

BAB III METODE PENELITIAN... 22

A. Subyek dan Objek Penelitian ... 22

B. Metode dan Desain Penelitian ... 22

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 22

D. Teknik Pengumpulan Data ... 23

E. Variabel Penelitian... 24

F. Teknik Analisis Data... 25

G. Teknik Pengujian Data ... 27

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 32

A. Deskripsi Data ... 32

B. Analisis Data ... 43

C. Pembahasan ... 49

BAB V PENUTUP ... 54

A. Simpulan ... 54

B. Keterbatasan Penelitian ... 54

C. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(12)

Tabel 1: Distribusi Profil Jenis Kelamin ... 33

Tabel 2: Distribusi Profil Jenis Usaha ... 34

Tabel 3: Distribusi Pendidikan ... 35

Tabel 4: Distribusi Pendapatan ... 37

Tabel 5: Kriteria Wajib Pajak ... 38

Tabel 6: Jawaban Persepsi Wajib Pajak Kelompok Tidak Patuh ... 40

Tabel 7: Jawaban Persepsi Wajib Pajak Kelompok Patuh ... 40

Tabel 8: Kategori Peroleh Skor Persepsi Wajib Pajak Tidak Patuh ... 41

Tabel 9: Kategori Peroleh Skor Persepsi Wajib Pajak Patuh ... 42

Tabel 10: Hasil Uji Validitas Instrumen ... 44

Tabel 11: Perhitungan Induk Uji t ... 46

Tabel 12: Hasil Uji Persepsi Terhadap Petugas Pajak ... 47

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar I: Histogram Jenis Kelamin Wajib Pajak……… 33

Gambar II: Histogram Jenis Usaha Wajib Pajak ………34

Gambar III:Histogram Pendidikan………. 36

Gambar IV:Histogram Pendapatan ………37

Gambar V:Histogram Kepatuhan Wajib Pajak……….. 39

Gambar VI:Histogram Persepsi Wajib Pajak Tidak Patuh……… 42

Gambar VII: Histogram Persepsi Wajib Pajak Patuh……… 43

Gambar VIII: HistogramPersepsi Wajib Pajak Patuh dan Tidak Patuh……… 45

Gambar IX:Signifikansi t Hitung………... 47

(14)

Kecamatan Ujung Perak Kota Surabaya) Ch. Pramestika Ria Permatasari

NIM:022114157 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi antara wajib pajak yang patuh dan wajib pajak yang tidak patuh terhadap pelayanan yang diberikan oleh Petugas Pajak Kota Surabaya. Latar belakang penelitian ini adalah bahwa persepsi yang positif terhadap petugas pajak akan mempengaruhi tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban pajaknya, dan kepatuhan tersebut akan berpengaruh pada tingkat penerimaan pajak.

Jenis penelitian adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara dan survei dengan instrumen kuisioner. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis validitas dengan menggunakan rumus koefisien korelasi product moment dari Pearson dan analisis Reliabilitas, sedangkan dalam mengukur dan menganalisis persepsi wajib pajak terhadap pelayanan yang diberikan oleh kantor pelayanan pajak digunakan Skala Likert.

Hasil pengujian reliabilitas menggunakan koefisien Spearman Brown sebesar 0,842 pada kuisioner bagian kriteria Wajib Pajak dan sebesar 0,786 pada kuisioner bagian persepsi petugas pajak. Hasil lebih dari 0,7 dari masing-masing faktor menjelaskan bahwa kuisioner sudah reliabel. Dari hasil output uji beda dengan menggunakan independent sample t-test, terlihat t hitung dengan varians yang sama adalah 2,532. Dengan derajat kepercayaan sebesar 95% untuk uji dua sisi , maka t-tabelnya adalah sebesar 2,024. Terlihat bahwa t hitung > t tabel (2,532 > 2,024). Dengan kondisi demikian, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan perhitungan, diperoleh rata-rata yang cukup berbeda diantara kedua sample. WP patuh mempunyai rata sebesar 31,48 sedangkan WP tidak patuh memiliki rata-rata 28,07 Perbedaan rata-rata dua kelompok ini sebesar 0,508 yang berarti perbedaan ini signifikan sehingga kedua kelompok Wajib Pajak memiliki perbedaan persepsi terhadap petugas pajak.

(15)

ABSTRACT

The aim of this study is to test the perception which differentiate compliant tax payer with non-compliant tax payer towards the tax officers services in Surabaya area. The positive perception towards tax officers is an efficient way to increase the role of the tax as a main source of government revenue.

This study was a case study. This study obtained the data by interviewing and survey with questionnaires as an instrument. The data analysis technique of this study was Validity Analysis using the coeffisient corellation of product moment from Pearson and Reliability Analisys. To measure and analyse the perception towards tax officers services, the writer uses Likert Scale.

From the analysis, the writer found that there was a difference between compliant tax payer and non-compliant tax payer. The compliant tax payer average is 31,48 and non-compliant tax payer average is 28,07. The hypotheses used t-table of 2,024. The result of t-calculated was 2,532 meaning that t-calculated > t-table, it means there is a significant difference perception between compliant tax payer and non-compliant tax payer.

(16)

1

Pajak yang diartikan sebagai iuran kepada negara yang dapat dipaksakan melalui undang-undang, memiliki dua fungsi yaitu fungsi budgetair dan fungsi reguler. Sebagai fungsi budgetair, pajak berperan sebagai sumber penerimaan negara, yang selanjutnya dapat digunakan untuk membiayai kegiatan negara. Oleh karena itu, besar kecilnya pajak yang bisa dikumpulkan, memiliki implikasi yang sangat penting terhadap jumlah dan kualitas kegiatan yang bisa diselenggarakan oleh negara. Sedangkan sebagai fungsi reguler, pajak diperankan sebagai instrumen untuk mengatur kehidupan negara sesuai dengan kehendak negara, seperti menciptakan stabilitas ekonomi.

Pajak sebagai sumber penerimaan negara, memiliki peranan yang semakin penting dari waktu ke waktu. Sebab hampir 90% seluruh belanja negara dibiayai oleh penerimaan dalam negeri, dan penerimaan dalam negeri itu sendiri didominasi oleh penerimaan pajak. Dengan demikian peranan pajak sebagai sumber pembiayaan negara menjadi semakin dominan (Munawar,2005).

(17)

2

atau memiliki reputasi yang kurang bagus dan jangkauan pelayanannya kepada Wajib Pajak masih sangat lemah hal ini disebabkan karena aksesibilitas yang masih rendah. Poin yang terakhir ini dapat dibuktikan dengan masih banyaknya keluhan-keluhan yang dirasakan oleh Wajib Pajak. Hal di atas merupakan fenomena yang seringkali terjadi dalam sebuah kantor pelayanan pajak, dimana seharusnya institusi tersebut dapat memberikan pelayanan yang maksimal untuk memuaskan Wajib Pajak sehingga dapat meningkatkan kesadaran Wajib Pajak memenuhi kewajibannya.

(18)

Sejalan dengan kepercayaan kepada Wajib Pajak untuk menghitung, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak terutang, maka diperlukan peran dari aparat pajak untuk memperlancar pelaksanaan self assessment

system. Fungsi utama dari Direktorat Jenderal Pajak (fiskus) dalam self

assessment system ditekankan pada tiga hal, yaitu pembinaan yang dilakukan

melalui penyuluhan pengetahuan perpajakan, pelayanan dan pengawasan (Munawar,2006). Penyuluhan merupakan fungsi dari Fiskus untuk mengadakan penyuluhan (penjelasan) yang berkaitan dengan perpajakan, sedangkan pelayanan merupakan pemberian fasilitas berupa informasi, motivasi dan sarana dengan tujuan pihak yang dilayani merasa aman, nyaman, puas dan dihargai. Pengawasan merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mengetahui atau menguji kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan ketentuan perpajakan yang berlaku.

Perbaikan kualitas pelayanan berpusat pada pemenuhan atas keinginan wajib pajak untuk memenuhi harapan Wajib Pajak. Kunci kualitas pelayanan adalah menyesuaikan, atau bahkan melebihi, kualitas yang diberikan oleh institusi atas pelayanan yang diharapkan oleh para Wajib Pajak. Selanjutnya, untuk bisa menentukan apakah Wajib Pajak puas atau tidak, maka kepuasan itu harus bisa diukur.

B. Rumusan Masalah

(19)

4

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi antara Wajib Pajak patuh dan tidak patuh terhadap pelayanan yang diberikan Petugas Pajak Kota Surabaya.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat pada pihak-pihak yang terkait dalam hal penyelesaian penelitian dan penulisan ini yaitu antara lain:

1. Penulis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan jawaban atas banyaknya pertanyaan terkait dengan penulisan skripsi juga sebagai media untuk menambah wawasan dalam bidang perpajakan yang diminati penulis. 2. Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu rekan-rekan mahasiswa lain yang ingin lebih menggali bidang perpajakan, juga sebagai tambahan pengetahuan yang dapat memperkaya wawasan. Juga dapat menjadi referensi yang dapat digunakan untuk mendukung penelitian sejenis pada waktu yang akan datang.

3. Kantor Pelayanan Pajak Kota Surabaya

(20)

E. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan dalam skripsi ini terdiri dari: Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Bab ini berisi tentang teori pendukung , hasil penelitian terdahulu, dan perumusan hipotesis penelitian.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini berisi tentang objek penelitian, metode dan desain penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, dan teknik analisis data.

Bab IV Analisis Data dan Pembahasan:

Bab ini berisi tentang deskripsi data, analisis data, dan hasil penelitian. BAB V Penutup

(21)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Persepsi adalah sebuah proses untuk memahami lingkungan dengan cara menyeleksi, mengorganisasi, dan menafsirkan informasi dari lingkungan. Pengertian persepsi (perception) menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu, atau merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Sedangkan menurut Rakhmat (1993: 90), dalam bukunya Psikologi Komunikasi, persepsi merupakan pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan–hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

2. Langkah-langkah persepsi

Persepsi merupakan proses yang kognitif yaitu proses selangkah demi selangkah. Oleh karena itu terdapat tahap–tahap dalam proses persepsi:

a) Kita mengamati informasi dari lingkungan melalui indera–indera kita: rasa, bau, pendengaran, penglihatan, sentuhan.

(22)

c) Kita mengorganisasi data terpilih tersebut kedalam pola–pola arti untuk diinterprestasikan dan direspon.

B. Pelayanan dan Unsur-unsurnya

Kunci kualitas pelayanan menurut Tjiptono yang dikutip Munawar (2005: 398) menyatakan sebagai berikut:

Kunci kualitas pelayanan menyesuaikan atau bahkan melebihi, kualitas yang diberikan oleh institusi atas pelayanan yang diharapkan oleh klien dalam hal ini adalah Wajib Pajak. Harapan dibedakan menjadi tiga tipe yaitu:

1. Harapan diartikan sebagai tingkat kinerja yang diperkirakan klien akan diterimanya berdasarkan semua informasi yang dimilikinya (will

expectation), dan ini merupakan konsep harapan yang sering dipakai.

2. Harapan merupakan tingkat kinerja yang sudah sepantasnya diterima oleh klien (should expectation).

3. Harapan merupakan tingkat kinerja terbaik yang diharapkan dapat diterima oleh konsumen/ klien.

Kesenjangan antara kenyataan dan harapan, akan menentukan tingkat kepuasan klien terhadap institusi yang memberikan pelayanan itu sendiri. Menurut Munawar (2005: 398) kesenjangan dan kenyataan muncul karena 5 hal:

a) Manajemen institusi salah dalam mengerti terhadap harapan klien b) Manajemen memahami harapan klien tetapi salah dalam merumuskan

(23)

8

c) Manajemen tidak mampu untuk memenuhi standar kualitas pelayanan d) Manajemen tidak mampu memenuhi janji-janji yang dikomunikasikan

ke pihak eksternal

e) Kesenjangan akan timbul akibat tidak terpenuhinya harapan klien C. Pajak

1. Pengertian Pajak

Pengertian pajak menurut Mardiasmo (2003: 10), adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang–undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Devinisi menurut Waluyo dan Ilyas adalah pajak diartikan sebagai iuran kepada negara yang dapat dipaksakan melalui undang–undang.

2. Fungsi Pajak

Pajak memiliki dua fungsi, yaitu: a) Fungsi Budgetair

(24)

b) Fungsi Reguler

Menurut Waluyo dan Ilyas (1999), sebagai fungsi reguler, pajak diperankan sebagai instrumen untuk mengatur kehidupan negara sesuai dengan kehendak negara, seperti menciptakan stabilitas ekonomi dan mengurangi ketimpangan pendapatan. Menurut Mardiasmo pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini diberikan contoh: pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang–barang mewah untuk mengurangi gaya hidup konsumtif. 3. Teori–Teori Yang Mendukung Pemungutan Pajak

Terdapat beberapa teori yang menjelaskan atau memberi justifikasi pemberian hak kepada negara untuk memungut pajak. Teori–teori tersebut antara lain adalah :

a. Teori Asuransi

Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak–hak rakyatnya. Oleh karena itu rakyat harus membayar pajak yang diibaratkan sebagai suatu premi asuransi karena memperoleh jaminan perlindungan tersebut.

b. Teori Kepentingan

(25)

10

Semakin besar kepentingan seseorang terhadap negara, makin tinggi pajak yang harus dibayar.

c. Teori Daya Pikul

Beban pajak untuk semua orang harus dipikul sama beratnya, artinya pajak harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing–masing orang.Untuk mengukur daya pikul dapat digunakan dua pendekatan yaitu :

1) Unsur Objektif, dengan melihat penghasilan atau kekayaan yang dimiliki oleh seseorang.

2) Unsur Subyektif, dengan memperhatikan kebutuhan materiil yang harus dipenuhi.

d. Teori Bakti

Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat dengan negaranya. Sebagai warga negara yang berbakti, rakyat harus selalu menyadari bahwa pembayaran pajak adalah sebagai suatu kewajiban.

e. Teori Asas Daya Beli

(26)

4. Syarat Pemungutan

Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan)

Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan, undang-undang dan pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam perundang-undangan diantaranya mengenakan pajak secara umum dan merata, disesuaikan dengan kemampuan masing–masing. Sedang adil dalam pelaksanaannya yakni dengan memberikan hak bagi Wajib Pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam pembayarandan mengajukan banding kepada Majelis Pertimbangan Pajak.

b. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang–undang (Syarat Yuridis)

Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi negara maupun warganya.

(27)

12

Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat.

d. Pemungutan pajak harus efisien (Syarat finansiil)

Sesuai dengan fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya. e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana

Sistem pemungutan sederhana akan memudahkan dan mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Syarat ini telah dipenuhi oleh undang–undang perpajakan yang baru. 5. Tata Cara Pemungutan

a. Stelsel Pajak

Pemungutan pajak dilakukan berdasarkan 3 stelsel : 1) Stelsel Nyata (riel stelsel)

Pengenaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan yang nyata), sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui. Stelsel nyata memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan stelsel nyata adalah pajak yang dikenakan lebih realistis. Sedangkan kelemahannya adalah pajak baru dikenakan pada akhir periode (setelah penghasilan riil diketahui).

(28)

Pengenaan pajak didasarkan pada anggapan yang diatur oleh undang–undang. Misalnya, penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan tahun sebelumnya, sehingga pada awal tahun pajak sudah dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk tahun pajak berjalan. Kebaikan stelsel ini adalah pajak dapat dibayar selama tahun berjalan, tanpa harus menunggu pada akhir tahun. Sedang kelemahannya adalah

pajak yang dibayar tidak berdasarkan pada keadaan yang sesungguhnya.

3) Stelsel campuran

Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. Bila besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar dari pada pajak menurut anggapan, maka Wajib Pajak harus menambah. Sebaliknya, jika lebih kecil kelebihannya dapat diminta kembali

b. Asas Pemungutan Pajak

1) Asas Domisili (asas tempat tinggal)

(29)

14

2) Asas Sumber

Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.

3) Asas Kebangsaan

Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara. Misalnya pajak bangsa asing di Indonesia dikenakan pada setiap orang yang bukan berkebangsaan Indonesia. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak Luar Negeri.

c. Sistem Pemungutan Pajak 1) Official Assessment System

Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak terutang oleh Wajib Pajak.

2) Self Assessment System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan atau menghitung sendiri beban pajak terutang.

(30)

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

D. Wajib Pajak 1. Pengertian

Mardiasmo (2003: 12) menjelaskan pengertian wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu.

Bakhrun (2006: 21) Wajib Pajak adalah orang atau badan yang menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan.

2. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak

Menurut Mardiasmo (2003: 37-38), kewajiban dan hak-hak wajib pajak adalah sebagai berikut

Kewajiban Wajib Pajak:

a) Mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

b) Menghitung dan membayar sendiri pajak dengan benar.

(31)

16

d) Menyelenggarakan pembukuan/ pencatatan. e) Jika diperiksa wajib:

1) Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya dengan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak.

2) Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan.

f) Apabila dalam waktu mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen serta keterangan yang diminta, Wajib Pajak terikat oleh suatu kewajiban merahasiakan, maka kewajiban untuk merahasiakan itu ditiadakan oleh permintaan untuk keperluan pemeriksaan.

Hak-hak Wajib Pajak:

a) Mengajukan surat keberatan dan surat banding b) Menerima tanda bukti pemasukkan SPT

c) Melakukan pembetulan SPT yang telah dimasukkan d) Mengajukan permohonan penundaan pemasukkan SPT

(32)

f) Mengajukan permohonan penghitungan pajak yang dikenakan dalam surat ketetapan pajak

g) Meminta pengembalian kelebihan pembayaran pajak

h) Mengajukan permohonan penghapusan dan pengurangan sanksi, serta pembetulan surat ketetapan pajak yang salah

i) Memberi kuasa kepada orang untuk melaksanakan kewajiban pajaknya

j) Apabila Wajib Pajak dipotong oleh pemberi kerja, Wajib Pajak berhak meminta bukti pemotongan PPh pasal 21 kepada pemotong pajak, mengajukan surat keberatan dan permohonan pajak.

3. Wajib Pajak Patuh

Menurut Abimanyu, yang dikutip oleh Gardina (2006) Wajib Pajak patuh berarti wajib pajak tersebut telah sadar yaitu memahami akan hak dan kewajiban perpajakannya serta melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya dengan benar. Menurut Undang-undang No. 16 tahun 2000 mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, dan KMK No.235/ KMK.03/2003 tentang penentuan wajib pajak patuh, kriteria Wajib Pajak Patuh adalah:

(33)

18

b) Tepat waktu dalam menyampaikan SPT Massa untuk pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai dalam tahun terakhir. Apabila terlambat menyampaikan surat pemberitahuan masa tersebut tidak boleh dari (3) masa pajak, tidak berturut-turut, serta tidak lewat dari batas waktu penyampaian surat

pemberitahuan masa berikutnya.

c) Tidak mempunyai tunggakan pajak, kecuali mendapat izin untuk diangsur pembayaran pajaknya namun tidak termasuk surat tagihan pajak (STP) untuk dua tahun terakhir.

d) Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana dibidang perpajakan dalam waktu (10) tahun terakhir.

e) Pendapat yang diberikan auditor apabila laporan keuangan Wajib Pajak diaudit adalah wajar tanpa pengecualian, atau wajar dengan pengecualian.

Selain itu Wajib Pajak juga harus memenuhi kriteria yang tambahan yaitu:

a) Menyelenggarakan pembukuan yang sesuai dengan perpajakan (pasal 28 KUP)

(34)

Dengan demikian wajib pajak yang tidak dapat memenuhi kriteria-kriteria tersebut diatas dapat digolongkan menjadi Wajib Pajak yang tidak patuh.

E. Pajak Penghasilan 1. Subjek Pajak:

a. 1) Orang Pribadi

2) Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.

b. Badan, terdiri dari PT, CV, perseroan lainnya, BUMN/BUMD dengan nama dan bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, dan bentuk badan lainnya.

c. Bentuk Usaha Tetap 2. Objek Pajak:

Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan. Penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia ataupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan bentuk apapun.

(35)

20

a. Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas seperti gaji, hononarium, penghasilan dari praktek dokter, notaris, aktuaris, akuntan, pengacara dan sebagainya.

b. Penghasilan dari usaha atau kegiatan

c. Penghasilan dari modal atau penggunaan harta, seperti sewa,bunga, dividen, royalti, keuntungan dari penjualan harta yang tidak digunakan dan sebagainya.

d. Penghasilan lain-lain, yaitu penghasilan yang tidak dapat diklasifikasikan kedalam salah satu dari tiga kelompok penghasilan di atas, seperti:

1) Keuntungan karena pembebasan utang

2) Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing 3) Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva 4) Hadiah undian

B. Hasil Penelitian Terdahulu

(36)

dengan analisis statistik deskriptif dengan prosentase. Penelitian ini membahas tentang kriteria-kriteria tertentu yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak, dimana salah satu kriteria yang disebutkan adalah persepsi Wajib Pajak terhadap petugas pajak. Dan kesimpulan yang didapatkan adalah terdapat persamaan persepsi antara wajib pajak patuh dan tidak patuh terhadap petugas pajak. Petugas pajak harus bersikap simpatik dalam melayani wajib pajak, bersifat jujur, adil, serta tidak menyulitkan wajib pajak sehingga para wajib pajak mempunyai pesepsi yang baik terhadap petugas pajak.

C. Perumusan Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya dan berdasarkan hasil penelitian tedahulu yang antara lain telah dilakukan oleh Gardina (2006: 10) ditemukan fakta bahwa ada persamaan persepsi antara Wajib Pajak patuh dan Wajib Pajak tidak patuh terhadap petugas pajak. Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis mengajukan hipotesa:

Ho : Tidak ada perbedaan persepsi antara Wajib Pajak patuh dan Wajib Pajak tidak patuh terhadap pelayanan yang diberikan oleh Petugas Pajak Kota Surabaya

(37)

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Wajib Pajak Pribadi Daerah Kota Surabaya, sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah persepsi Wajib Pajak Pribadi terhadap pelayanan yang diberikan oleh Petugas Kantor Pelayanan Pajak Kota Surabaya. Adapun penelitian dilakukan selama bulan Januari-April tahun 2009 dengan memilih responden secara acak dari seluruh perusahaan yang ada di lingkungan Kecamatan Ujung Perak Kota Surabaya,sedangkan jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian Komparasi yaitu penelitian yang dilakukan dengan membandingkan antara responden Wajib Pajak patuh dan Wajib Pajak tidak patuh.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang bersifat survei, yaitu mengumpulkan data pokok suatu sampel dengan menggunakan instrumen kuisioner, dengan demikian lingkungan penelitian ini pada lingkungan yang sebenarnya (lapangan).

C. Teknik Pengambilan Sampel

(38)

dipandang mempunyai hubungan dengan penelitian ini dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah karyawan/ karyawati dari Hotel, Bank, Supermarket dan Restaurant yang berada di wilayah Kecamatan Ujung Perak Kota Surabaya. Sampel dari penelitian ini adalah wajib pajak yang dilayani dalam pembayaran Pajak Penghasilan pada Kantor Pelayanan Pajak Kota Surabaya.

Sampel yang akan diambil berupa sampel kecil, hal ini didasarkan pada dua hal utama yaitu:

1. Derajat keseragaman dari populasi. Makin seragam populasi itu maka makin kecil sampel yang akan diambil. Dalam hal ini populasi dibatasi hanya pada Wajib Pajak (WP) Orang Pribadi.

2. Adanya keterbatasan biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia. Adapun kriteria sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah:

1. WP Orang pribadi yang bekerja pada perusahaan dan telah memiliki NPWP.

2. Berada di ruang lingkup Kantor Pelayanan Pajak Kota Surabaya

3. WP tersebut merupakan wajib pajak efektif yaitu wajib pajak yang masih aktif dalam melakukan kegiatannya.

D. Teknik Pengumpulan Data

(39)

24

berisikan pertanyaan- pertanyaan untuk mendapatkan data tentang kriteria wajib pajak patuh dan tidak patuh, dan bagian dua yang berisi pernyataan-peryataan yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian untuk mendapatkan data penelitian yaitu untuk mendapatkan data tentang bagaimana persepsi wajib pajak terhadap pelayanan pada kantor pajak setempat.

E. Variabel Penelitian

Untuk dapat memisahkan kategori antara Wajib Pajak patuh dan Wajib Pajak tidak patuh digunakan metode pengukuran Skala Sederhana (Simple

Attitude Scale) yang menggunakan skala nominal: ya atau tidak. Dan peneliti

memberi bobot jawaban responden sebagai berikut:

Ya = 4

Tidak = 1

Sedangkan dalam mengukur dan menganalisis persepsi wajib pajak terhadap pelayanan yang diberikan oleh kantor pelayanan pajak digunakan Skala Likert, maka peneliti memberi bobot jawaban responden untuk setiap item berikut :

SM = Sangat Memuaskan = 4

M = Memuaskan = 3

TM = Tidak Memuaskan = 2

(40)

Data mengenai persepsi wajib pajak diperoleh dari jawaban kuisioner. Kuisioner yang dibagikan terdiri dari 15 pertanyaan dengan skor maksimal 4 (empat) dan skor minimal 1 (satu)

F. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui apakah setiap item dari kuisioner sudah valid atau belum dilakukan uji statistik untuk mengukur kevaliditas an butir dan keandalan butir dengan menggunakan analisis validitas dan reliabilitas.

1. Analisis Validitas

Dengan menggunakan rumus koefisien korelasi product moment dari Pearson.

Ν ∑(xy)- { (∑x(∑y)}

rxy = ———————————————————

√{Ν∑x² - (∑x²)}{N∑y²-(∑y)²}

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi setiap item x = nilai dari setiap item

(41)

26

2. Analisis Reliabilitas

Analisis reliabilitas digunakan untuk menunjukkan adanya penyesuaian antara sesuatu yang diukur dengan jenis alat yang digunakan untuk menguji.

Ν ∑(xy)- { (∑x(∑y)}

rxy = ———————————————————

√{Ν∑x² - (∑x²)}{N∑y²-(∑y)²}

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi item bernomor ganjil dengan item bernomor genap

x = nilai item bernomor ganjil y = nilai item bernomor genap N = jumlah sampel

Setelah alat ukur kuisioner dinyatakan valid dan reliabel maka kuisioner akan dibagikan pada responden wajib pajak Pajak Penghasilan. Setelah kuisioner dikumpulkan maka data yang diperoleh kemudian dianalisis.

Untuk dapat memisahkan kategori antara Wajib Pajak patuh dan Wajib Pajak tidak patuh digunakan metode pengukuran Skala Sederhana (Simple

(42)

Sedangkan dalam mengukur dan menganalisis persepsi wajib pajak terhadap pelayanan yang diberikan oleh kantor pelayanan pajak digunakan Skala Likert, maka peneliti akan memberi bobot jawaban responden untuk setiap item berikut :

SM = Sangat Memuaskan = 4

M = Memuaskan = 3

TM = Tidak Memuaskan = 2

STM = Sangat Tidak Memuaskan = 1

Data mengenai persepsi wajib pajak diperoleh dari jawaban kuisioner. Kuisioner yang akan dibagikan terdiri dari 15 pertanyaan dengan skor maksimal 4 (empat) dan skor minimal 1 (satu)

G. Teknik Pengujian Data

1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

a) Pengujian validitas variabel kriteria wajib pajak patuh dan tidak patuh

b) Pengujian validitas variabel persepsi wajib pajak terhadap pelayanan yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak setempat. c) Pengujian Reliabilitas

(43)

28

2. Analisis Data

Dari data yang telah diperoleh maka digunakan statistika non parametik yaitu uji statistika yang modelnya tidak menetapkan syarat-syarat mengenai parameter populasi yang menjadi sumber sampelnya. Adapun langkah-langkahnya:

a) Menentukan rata-rata (mean) dan standar deviasi dengan menggunakan rumus distribusi binominal sebagai berikut:

Rata-rata mean (µ) = np

n = jumlah sampel p = tingkat probabilitas b) Menentukan standar deviasi

Standar deviasi (σ) =

np (1-p)

n = jumlah sampel p = tingkat probabilitas

3. Pengujian Hipotesis

Teknik pengujian hipotesis nol dan hipotesis alternatif dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan perbedaan persepsi Wajib Pajak terhadap pelayanan yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak Kota Surabaya?

Langkah-langkah dalam Pengujian Hipotesis:

(44)



atau µ1 < µ2 (dipilih salah satu saja alternatifnya) b) Menentukan suatu tingkat signifikasi

α

= 5%

c) Menentukan satu uji statistika

Aturan penolakan Ho sebagai berikut: Gambar 1. Ho ditolak jika t hitung > t tabel

(45)

30

(46)

31

Sebanyak 40 responden yang berasal dari kelompok patuh membayar pajak dan tidak patuh membayar pajak berhasil digali persepsinya tentang petugas pajak Kantor Pelayanan Pajak. Persepsi ini berfokus pada petugas dalam aspek keramahan, kecepatan pelayanan, kemauan membantu, kejujuran, komunikasi, dan mampu memahami kebutuhan wajib pajak.

Untuk mendapatan gambaran dari profil responden akan dijelaskan melalui Jenis Kelamin, Jenis Usaha (Jasa), Pendidikan Terakhir dan Pendapatan per bulan. Sedangkan gambaran dari persepsinya akan dijelaskan dari skor persepsi yang diberikan, skor tinggi mengindikasikan persepsi positif, sebaliknya skor rendah kurang positif.

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Profil Responden a. Jenis Kelamin

(47)

32

minimal untuk menjadi pertimbangan dalam menentukan kebijakan penarikan pajak. Lihat tabel 1 dan gambar 1 untuk distribusi jenis kelamin responden.

Tabel 1

Distribusi Profil Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi % Frekuensi

1 Pria 27 67.5

2 Wanita 13 32.5

Total40 100.0

Sumber : pengolahan data primer

Gambar 1. Histogram Jenis Kelamin Wajib Pajak b. Jenis Usaha Tempat Bekerja

(48)

F

Jenis Usaha (Jasa) Tempat Bekerja Supermarket

adalah pegawai Hotel, kemudian Supermarket 22.5% dan sisanya 5% restoran. Profil jenis usaha ini dapat dilihat lebih jelas pada tabel 2 dan gambar 2 dibawah ini.

Tabel 2

Distribusi Profil Jenis Usaha

No Jenis Usaha Frekuensi % Frekuensi

1 Restoran 2 5.0

2 Hotel 11 27.5

3 Bank 18 45.0

4 Supermarket 9 22.5

Total40 100.0

Sumber : pengolahan data primer

Gambar 2. Histogram Jenis Usaha Wajib Pajak

(49)

34

mengenal atau dapat mengenal adanya kewajiban pajak. Sehingga persepsinya terhadap petugas pajak merupakan penilaian yang lebih objektif, bukan karena informasi atau pertimbangan yang kurang tepat akibat ketidaktahuan pajak.

Mereka juga kelompok masyarakat yang pendapatannya tertulis dan masuk dalam pelaporan keuangan perusahaan, sehingga diharapkan tidak (sulit) melakukan penyembunyian informasi pendapatan agar terhindar dari pajak. Dalam posisi demikian maka mereka lebih apresiatif terhadap petugas pajak yang akhirnya membentuk termasuk persepsi.

c. Pendidikan Terakhir

Sebanyak 19 atau 47.5 % wajib pajak yang menjadi responden adalah lulusan sarjana atau diatasnya, kemudian disusul Diploma sebanyak 13 atau 32.5%. dan terakhir SLTA sebanyak 8 atau 20%. Mayoritas sarjana berkaitan dengan mayoritas jenis usaha sebelumnya yaitu Pegawai bank atau Hotel, mereka yang bekerja di dalamnya adalah yang memenuhi syarat tertentu seperti pendidikan. Secara langsung pembahasan disajikan dalam tabel dan gambar 3 berikut:

Tabel 3

Distribusi Pendidikan

No Pendidikan Frekuensi % Frekuensi

1 SD 0 0

2 SMP 0 0

2 SMA 8 20.0

(50)

F

Sumber : pengolahan data primer

Gambar 3. Histogram Pendidikan

d. Pendapatan

Terdapat lima kelompok untuk menggolongkan pendapatan (lihat tabel 4 dan gambar 4), terlihat jumlah responden yang berpendapatan 4 – 6 juta Rupiah merupakan jumlah mayoritas yaitu 50%, kemudian disusul lebih dari 6 juta Rupiah sebanyak 35%. Yang lainnya pada kelompok lain

(51)

36

Subjek dengan pendapatan lebih dari 4 juta Rupiah berarti dan dengan tingkat pendidikan tinggi (uraian nomor 3 sebelumnya) menunjukan mereka mengerti bahwa dirinya terkena kewajiban pajak. Berarti mereka telah beberapa kali berinterkasi dengan petugas pajak dan telah memiliki persepsi yang benar terhadapnya.

Tabel 4

Distribusi Pendapatan

No Pendapatan (Rupiah) Frekuensi % Frekuensi

1 < 2.000.000 2 5.0

2 2.000.000 - 4.000.000 4 10.0

2 > 4.000.000 - 6..000.000 20 50.0

3 > 6.000.000 14 35.0

4 < 2.000.000 2 5.0

Total40 100.0

Sumber : pengolahan data primer

(52)

2. Deskripsi Persepsi Pajak

1. Kriteria Wajib Pajak

Sebanyak 5 item pertanyaan dengan skala jawaban 0 (tidak) dan 1 (ya) digunakan untuk mengetahui sikap responden dalam hal ; Ketepatan menyampaikan SPT, PPH dan PPn. Tidak memiliki tunggakan dan hukuman karena terlambat. Serta dinilai wajar tanpa pengecualian oleh auditor.

Dalam skala jawaban kuis 1-4 perolehan rata-rata adalah 3 atau sudah mendekati 4 yang merupakan skor tertinggi sehingga skor 3 menunjukkan kesetujuan responden. Dalam kuisioner kesetujuan yang dimaksud adalah Wajib Pajak yang mendapatkan skor lebih dari tiga menunjukan telah memenuhi dari sebagian besar kewajiban pajaknya dengan baik, sehingga diklasifikasikan kedalam kelompok patuh. Sebaliknya bila memiliki skor tiga atau dibwahnya berarti tidak patuh.

Hasil pengujian deskriptif menemukan sebanyak 25 atau 62.5% Wajib Pajak termasuk dalam kelompok patuh, dan sisanya sebanyak 15 atau 37.5% kedalam kelompok tidak patuh. Lihat tabel 5 dan gambar 5.

(53)

38

Kreteria Wajib Pajak Patuh

Kriteria Wajib Pajak

Skor Klasifikasi F % F

< = 3 Tidak Patuh 15 37.5

> 3 Patuh 25 62.5

Jumlah 40 100.0

Sumber : Hasil pengolahan data primer

Gambar 5. Histogram Kepatuhan Wajib Pajak

2. Persepsi terhadap Petugas Pajak

(54)

petugas, sebaliknya yang memiliki skor disekitar 10 menandakan persepsinya rendah atau kurang bagus terhadap petugas pajak. Klasifikasi skor dapat dilakukan sebagai berikut ;

Intervali = (Skor tertinggi – Skor terendah) / Jumlah kelompok = (40 – 10) / 4

= 7.5

Sehingga diperoleh klasifikasi seperti terlihat pada tabel 6 berikut ini: Tabel 6. Klasifikasi Skor

Interval Klasifikasi 10.0 – 17.5 Sangat Rendah > 17.5 – 25.0 Rendah

> 25.0 – 32.5 Tinggi

> 32.5 – 40.0 Sangat Tinggi

Hasil pengujian deskriptif dari data yang berasal dari wajib pajak yang tidak patuh diperoleh skor rata-rata persepsi sebesar 28.067 (lihat tabel 7), dalam klasifikasi di atas termasuk ke dalam tinggi. Berarti secara rata-rata responden atau wajib pajak yang tidak patuh memiliki persepsi baik terhadap petugas pajak.

Persepsi tinggi juga terungkap dalam kelompok wajib pajak yang patuh, hasil pengujian deskriptifnya memperoleh skor rata-rata persepsi sebesar 31.480 (lihat tabel 8), dalam klasifikasi di atas juga termasuk ke dalam tinggi. Berarti secara rata-rata responden atau wajib pajak yang patuh memiliki persepsi baik terhadap petugas pajak.

(55)

40

Jawaban Persepsi Wajib Pajak Kelompok Tidak Patuh Jawaban Frekuensi Bobot Sekor

Sangat Tidak Setuju 2 1 2

Tidak Setuju 44 2 88

Setuju 85 3 255

Sangat Setuju 19 4 76

Total 421

Jumlah Responden 15 Jumlah Item 10 Rerata Hitung 28.067 Sumber : Hasil pengolahan data primer

Tabel 8

Jawaban Persepsi Wajib Pajak Kelompok Patuh Jawaban Frekuensi Bobot Sekor

Sangat Tidak Setuju 7 1 7

Tidak Setuju 31 2 62

Setuju 130 3 390

Sangat Setuju 82 4 328

Total 787 Jumlah Responden 25 Jumlah Item 10 Rerata Hitung 31.480 Sumber : Hasil pengolahan data primer

Secara individual dari 15 responden yang berasal dari wajib pajak tidak patuh ditemukan sebanyak 53.3 % memiliki persepsi tinggi, 26.7% Sangat tinggi, dan 20.0 % rendah (lihat tabel 9). Mayoritas berpersepsi tinggi menunjukan bahwa sebagian besar responden (wajib pajak) yang tidak patuh memiliki persepsi baik terhadap personal petugas pajak.

Tabel 9

Kategori peroleh skor persepsi wajib pajak tidak patuh

(56)

F

Persepsi terhadap Petugas Pajak

Sangat Tinggi (> 32.5 - 40)

Kelompok Tidak Patuh

10.0 – 17.5 Sangat Rendah 0 0 > 17.5 – 25.0 Rendah 3 20.0 > 25.0 – 32.5 Tinggi 8 53.3 > 32.5 – 40.0 Sangat Tinggi 4 26.7

Jumlah15 100

Sumber : Hasil pengolahan data primer

Gambar 6. Histogram persepsi Wajib Pajak Tidak Patuh

(57)

42

Persepsi terhadap Petugas Pajak Sangat Tinggi (> 32.5

- 40)

mayoritas berpersepsi baik, namun persentasenya lebih banyak dikelompok wajib pajak yang patuh.

Tabel 10

Kategori peroleh sekor persepsi wajib pajak patuh

Interval Kategori F % F

10.0 – 17.5 Sangat Rendah 0 0

> 17.5 – 25.0 Rendah 2 8.0

> 25.0 – 32.5 Tinggi 12 48.0 > 32.5 – 40.0 Sangat Tinggi 11 44.0

Jumlah25 100

Sumber : Hasil pengolahan data primer

Gambar 7. Histogram kategori persepsi

B. Analisis Data

1. Uji Validitas

(58)

berarti valid atau memiliki ketepatan dan kecermatan dalam fungsi ukurnya. (Azwar, P:103, P:173), perhatikan tabel 11 dibawah

Tabel 11

Hasil Uji Validitas Instrumen Faktor item r-xy Keterangan

1 0.558 r-xy > 0.3 berarti Valid 2 0.523 r-xy > 0.3 berarti Valid 3 0.811 r-xy > 0.3 berarti Valid 4 0.750 r-xy > 0.3 berarti Valid Kriteria Wajib

Pajak

5 0.444 r-xy > 0.3 berarti Valid 1 0.557 r-xy > 0.3 berarti Valid 2 0.422 r-xy > 0.3 berarti Valid 3 0.530 r-xy > 0.3 berarti Valid 4 0.462 r-xy > 0.3 berarti Valid 5 0.389 r-xy > 0.3 berarti Valid 6 0.424 r-xy > 0.3 berarti Valid 7 0.563 r-xy > 0.3 berarti Valid 8 0.490 r-xy > 0.3 berarti Valid 9 0.372 r-xy > 0.3 berarti Valid Persepsi terhadap

Petugas Pajak

10 0.480 r-xy > 0.3 berarti Valid Sumber : Hasil pengolahan data primer pada lampiran

2. Uji Reliabilitas

Hasil pengujian reliabilitas menghasilkan koefesien Spearman-Brown sebesar 0.842 pada kuesioner bagian kriteria wajib pajak dan sebesar 0.786 pada kuesioner bagian persepsi petugas pajak. Hasil lebih dari 0.7 pada masing-masing faktor tersebut menjelaskan bahwa kuesioner sudah reliabel (Hair, 1988).

3. Hasil Uji Beda

(59)

44

M

e

a

n

40

30

20

10

0

Kreteria Wajib Pajak Patuh Tidak Patuh

31.48 52.87% 28.07

47.13%

Persepsi Wajib Pajak

Gambar 8. Histogram persepsi

31.48. Terdapat perbedaan sebesar 31.48 – 28.07 = 3.413 atau 12.518 %. Lihat gambar 8 diatas.

(60)



C. Pengujian Hipotesis

Setelah mengetahui hasil dari pengolahan data yang telah diperoleh dari kuisioner yang menunjukkan bahwa skor rata-rata Wajib Pajak tidak patuh terhadap petugas pajak adalah 28,07 (lihat tabel 7) dan kelompok patuh sebesar 31,480 (lihat tabel 8). Maka perbedaan ini harus diuji untuk mengetahui signifikansinya dengan menggunakan uji t.

Dalam gambar 9 dan tabel 13 dibawah terlihat hitung sebesar 2,532 lebih dari t-tabel sehingga berada di daerah perbedaan.

Tabel 13

Hasil uji t persepsi terhadap petugas pajak

Kelompok Rata-rata t-hitung df t-tabel p ket

Patuh 31.48

(61)

46

t-hitung = 2.532 t-tab (df=38,=0.05) = 2.024 Gambar 9. Signifikansi t-hitung

Perbedaan sigifikan ini merupakan fakta mendukung hipotesis penelitian yang menyatakan: Terdapat perbedaan persepsi terhadap petugas pajak antara wajib pajak yang patuh dan tidak patuh.

C. Pembahasan

Data yang dikumpulkan untuk keperluan penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner secara langsung kepada karyawan dan karyawati perusahaan jasa yang berada di wilayah Kecamatan Ujung Perak Kota Surabaya. Peneliti menyebarkan kuisioner pada tanggal 5-25 januari 2009 kepada 40 responden. Pelaksanaan penyebaran kuisioner dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap pertama adalah tahap penyebaran

kuisionerdan tahap kedua adalah tahap pengambilan kuisioner yang telah diisi oleh responden.

1. Karakteristik Responden

(62)

adanya kesepakatan peneliti dengan responden yang bersangkutan. Berdasarkan data yang didapat dari kuisioner maka karakteristik responden dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa karakteristik: a. Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari hasil kuisioner, diperoleh data bahwa dari 40 orang responden yang menjadi sampel 67,5% adalah pria atau berjumlah 27 orang sedangkan responden wanita hanya 32,5% atau 13 orang.

b. Berdasarkan Jenis Usaha

Berdasarkan data dari kuisioner,sebanyak 18 orang atau 45% responden adalah pegawai Bank, 11 orang atau 27,5% adalah karyawan Hotel , karyawan supermarket 9 orang atau 22,5% dan karyawan Restoran 5% atau 2 orang.

c. Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Sebanyak 19 atau 47,5% responden adalah lulusan sarjana, lulusan diploma sebanyak 13 orang atau 32,5% dan terakhir SLTA sebanyak 8 orang atau 20%

d. Berdasarkan Tingkat Pendapatan

(63)

48

2. Pengujian Validitas dan Reliabilias Hasil Pengujian Validitas

Hasil pengujian Validitas dengan korelasi product moment

mendapatkan koefisien korelasi lebih dari 0,3 pada semua pertanyaan sebanyak 15 item pada tingkat signifikan 95% yang berarti valid atau memiliki ketepatan dalam fungsi ukurnya. (Azwar,2002)

Hasil Pengujian Reliabilitas

Hasil pengujian reliabilitas mengguknakan koefisien Spearman Brown sebesar 0,842 pada kuisioner bagian kriteria WP dan sebesar 0,786 pada kuisioner bagian persepsi petugas pajak. Hasil lebih dari 0,7 dari masing-masing faktor menjelaskan bahwa kuisioner sudah reliabel. (Hair,1988)

3. Pengujian Hipotesis

Hipotesis menguji tentang perbedaan persepsi terhadap petugas pajak antara Wajib Pajak patuh dan tidak patuh.

(64)

Perbedaan persepsi tersebut dimungkinkan karena pemahaman wajib pajak yang kurang baik terhadap pentingnya pajak sehingga kurang apresiatif terhadap petugas pajak. Namun penjelasan ini sulit diterima karena ternyata mayoritas wajib pajak adalah kelompok masyarakat yang berpendidikan tinggi, mereka juga bekerja pada lembaga yang profesional seperti Bank dan Hotel, sehingga kemungkinan kurang memahami aturan pajak adalah kecil.

Perbedaan persepsi lebih tepat bila dijelaskan akibat sosialisasi yang kurang baik tentang pajak sehingga berimbas pada penerimaan terhadap petugas pajak. Namun bila sosialisasi dipandang sudah mencukupi, maka yang menyebabkan perbedaan persepsi tersebut adalah akibat kurang konsistennya petugas pajak dalam aspek keramahan, kecepatan pelayanan, kemauan membantu, kejujuran, komunikasi, dan mampu memahami kebutuhan wajib pajak yang beragam.

(65)

50

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan perbedaan persepsi yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya peneliti menyimpulkan; bahwa ada perbedaan persepsi Wajib Pajak (WP) terhadap petugas pajak Kantor Pelayanan Pajak, WP yang patuh memiliki persepsi yang lebih baik dibandingkan WP yang tidak patuh. Wajib Pajak mengharapkan petugas pajak sebagai orang yang memberikan informasi perpajakan kepada Wajib Pajak agar dapat menegakkan aturan perpajakan. Hal ini dikarenakan petugas pajak dipercayai sebagai nara sumber utama mengenai peraturan-peraturan perpajakan sehingga informasi yang diberikan dirasakan akurat oleh Wajib Pajak. Petugas pajak diharapkan untuk bersikap simpatik dalam melayani Wajib Pajak, bersifat jujur, adil serta tidak menyulitkan wajib pajak sehingga para Wajib Pajak mempunyai persepsi yang baik terhadap petugas pajak dan tentunya hal ini akan membantu meningkatkan kesadaran WP untuk membayar kewajiban pajaknya.

B. Keterbatasan Penelitian

(66)

1. Penulis kurang rinci dalam membuat konsep pertanyaan yang memungkinkan untuk menggali lebih dalam bagaimana persepsi WP terhadap petugas pajak, contohnya pertanyaan yang dapat mengekspresikan harapan wajib pajak terhadap petugas pajak sehingga, pertanyaan ini diungkapkan melalui wawancara selama penyebaran kuisioner sehingga data penelitian pun kurang lengkap hal ini menyebabkan penulis tidak dapat mengukur secara langsung tingkat harapan Wajib Pajak terhadap Petugas Pajak.

2. Penulis tidak melihat satu-persatu apakah responden telah secara rutin menyetorkan pajak dan melaporkan NPWP ke Kantor Pelayanan Pajak sehingga tidak dapat secara langsung menggolongkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak.

B. Saran

Kesimpulan tersebut memperkaya cara-cara untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak, dengan tanpa meninggalkan cara-cara lain peneliti menyarankan:

Untuk Peneliti Selanjutnya:

(67)

52

2. Supaya peneliti selanjutnya dapat lebih dulu memperhatikan perilaku Wajib Pajak mengenai kepatuhan dalam membayar pajak dan melaporkan SPT ke Kantor Pelayanan Pajak kota setempat.

3. Supaya peneliti selanjutnya dapat menyertakan NPWP responden dalam kuisioner sehingga kuisioner tersebut dapat lebih dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Untuk Kantor Pelayanan Pajak Kota Surabaya

1. Untuk meningkatkan kesadaran membayar pajak maka KPP harus memulai untuk memperbaiki sistem yang telah ada sehingga lebih baik lagi contohnya; agar kompetensi petugas pajak secara periodik terus ditingkatkan, terutama dalam aspek keramahan, kecepatan pelayanan, kemauan membantu, kejujuran, komunikasi, dan mampu memahami kebutuhan wajib pajak yang beragam.

(68)

53

Azwar, Saiffudin. 2002. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Karyawan.

Damayanti, Theresia Woro. 2004. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Ekonomi dan

Bisnis, Vol X , No 1, 2004, hal 109-128. Jakarta: Penerbit Universitas

Katolik Indonesia Atmajaya.

Djamaludin, Anchok. 1990. Strategi Perpajakan Mendukung Pembangunan. Jakarta: PT Bina Rena Pariwara.

Gardina, Trisia. 2006. Analisis Faktor–faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak. Modus, Vol. 18 (1): 10–28, 2006. Jakarta: Penerbit Universitas Katolik Indonesia Atmajaya.

Hair, Joseph JR, Rolph E. Anderson, Ronald L. Tatham, William C.Black. 1998. Multivariate Data Analysis. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. A simon & Schuster Company.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk

Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Mardiasmo. 2003.Perpajakan. Yogyakarta: Percetakan Andi.

Munawar, Ismail. 2005. Intensifikasi Pemungutan Pajak Melalui Perbaikan Pelayanan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.20, No 4, 2005, Hal 398–411. Jakarta: Penerbit Universitas Katolik Indonesia Atmajaya.

Mulyono, Sri.1991. Statistika untuk Ekonomi. Jakarta: Penerbit FEUI.

M. Bakhrun. Efendi, 2006. Kebijakan Perpajakan Di Indonesia. Jakarta: Penerbit Pustaka Alinea.

(69)

54

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1995.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

(70)
(71)

56

DAFTAR ISIAN

DATA DASAR PROFIL KECAMATAN

Kota : Surabaya

Kecamatan : Ujung Perak

I. Keadaan Wilayah Kecamatan

1. Batas Wilayah Kecamatan

Letak Kelurahan Kecamatan

Sebelah Utara Perak Utara Pabean Cantian

Sebelah Selatan Ampel Semampir

Sebelah Barat Perak Utara Pabean Cantian

Sebelah Timur Pegirian Semampir

2. Luas Wilayah

No Penggunaan Luas (ha)

1 Pemukiman

a. Pemukiman Pejabat Pemerintah

-b. Pemukiman ABRI 28 ha

c. Pemukiman Real Estate

-d. Pemukiman KPR-BTN

-e. Pemukiman Umum 135 ha

2 Pertanian Sawah

a. Sawah Irigasi

-b. Sawah Setengah teknis

-c. Sawah tadah hujan

(72)

-3 Ladang / tegalan

-4 Perkebunan

a. Rakyat

-b. Negara

-c. Swasta

-5 Padang Rumput / gembalan

Tanaman Ternak

-6 Hutan

a. Hutan Lindung

-b. Hutan rakyat

-c. Hutan produksi

-d. Hutan suaka margasatwa

-e. Hutan cagar alam

-f. Hutan mangrove g. Hutan konversi

7 Untuk bangunan

a. Perkantoran 3

b. Sekolahan 2

c. Pertokoan 2

d. Pasar 1

e. Terminal

-f. Jalan 4

8 Rekreasi dan Olah raga

(73)

58

b. Lapangan bola voly dan basket 3

c. Lapangan Golf

-d. Taman rekreasi

-9 Perikanan darar / air tawar

a. Tambak 2

b. Armada Wilayah Timur TNI Al 50

3. Kesuburan Tanah

No Tingkat Kesuburan Luas (ha)

1.

Tidak subur / kritis

-4. Curah Hujan dan tinggi tempat

No Uraian Keterangan

1. 2.

Curah hujan

Tinggi tempat dari permukaan laut

(74)

5. Topografi atau bentang lahan

No Uraian Luas (ha)

1.

6. Lahan kritis dan terlantar

No Kondisi Lahan Luas (ha)

1. Lahan pasar surut

-7. Orbitasi

No Tingkat Kesuburan Luas (ha)

1. 2. 3. 4.

Jarak ke ibu kota kecamatan terdekat Lama tempuh ke ibu kecamatan terdekat Jarak ke ibu kota /kota terdekat

Lama tempuh ke ibu kota/kota terdekat

0,5 km 0,25 Jam

4 Km 0,45 jam

III. SUMBER DAYA MANUSIA

1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Status Jumlah

1 Laki-laki 16123 orang

2 Perempuan 16736 orang

3 Kepala Keluarga 6947 kk

2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah

1. 0 – 12 bulan 612 orang

2. 1 tahun 719 orang

3. 2 tahun 759 orang

(75)

60

5. 4 tahun 836 orang

6. 5 tahun 445 orang

7. 6 tahun 487 Orang

8. 7 tahun 522 Orang

9. 8 tahun 526 Orang

10. 9 tahun 347 Orang

11. 10 tahun 313 Orang

12 11 tahun 321 Orang

13 12 tahun 327 Orang

14 13 tahun 334 Orang

15 14 tahun 342 Orang

16 15 tahun 355 Orang

17 16 tahun 365 Orang

18 17 tahun 1146 Orang

19 18 tahun 1112 Orang

20 19tahun 1093 Orang

21 20 tahun 1098 Orang

22 21 tahun 1102 Orang

23 22 tahun 1091 Orang

24 23 tahun 1112 Orang

25 24 tahun 1114 Orang

26 25tahun 592 Orang

27 26 tahun 598 Orang

28 27 tahun 584 Orang

29 28 tahun 589 Orang

30 29 tahun 592 Orang

31 30 tahun 599 Orang

32 31 tahun 573 Orang

(76)

34 33 tahun 569 Orang

35 34 tahun 594 Orang

36 35 tahun 582 Orang

37 36 tahun 578 Orang

38 37 tahun 567 Orang

39 38 tahun 556 Orang

40 39 tahun 569 Orang

41 40 tahun 388 Orang

42 41 tahun 376 Orang

43 42 tahun 370 Orang

44 43 tahun 369 Orang

45 44 tahun 362 Orang

46 45 tahun 354 Orang

47 46 tahun 350 Orang

48 47 tahun 344 Orang

49 48 tahun 339 Orang

50 49 tahun 336 Orang

51 50 tahun 332 Orang

52 51 tahun 327 Orang

53 52 tahun 321 Orang

54 53 tahun 310 Orang

55 54 tahun 304 Orang

56 55 tahun 302 Orang

57 56 tahun 298 Orang

58 57 tahun 290 Orang

59 58 tahun 288 Orang

60 >58 tahun 485 Orang

(77)

62

3. Pertumbuhan Penduduk

No Usia Jumlah

1 Jumla Penduduk tahun ini 32859 orang

2 Jumlah Penduduk tahun lalu 32998 orang

4. Struktur mata Pencaharian penduduk

No Usia Jumlah

1 Petani - orang

2 Pekerja di sektor jasa / perdagangan 19570 orang

3 Pekerja disektor industri - orang

5. Status Mata Pencaharian Penduduk di bidang Jasa / perdagangan

No Usia Jumlah (orang)

Pemilik Pekerja Hasil 1 Jasa Pemerintah/non pemerintah

a. Pegawai Kelurahan

b. Peagwai Negeri Sipil (PNS)

1) Pegawai Kelurahan 15

2) PNS 461

3) ABRI 2239

4) Guru 445

5) Dokter 21

6) Bidan 11

7) Menteri kesehatan / perawat

-8) Lain-lain 19570

c. Pensiunan ABRI /Sipil 1566

d. Pegawai swasta 4838

e. Pegawai BUMN /BUMN

-f. Pensiunan Swasta

(78)

a. Perbankan 8

b. Perkreditan Rakyat 3

c. Pegadaian 2

d. Asuransi

-3 Jasa Perdagangan

a. Pasar Kelurahan 2

b. Warung 133

c. Kios 65

d. Toko 39

4 Jasa Penginapan

a. Losmen 5

b. Hotel 3

c. Wisma

-d. Asrama / Pondokan

-5 Jasa Hiburan

a. Sandiwara

-b. Bioskop

-c. Bilyard

-d. Orkes 5

e. Reog 1

6. Jasa Angkutan dan Tranportasi

a. Angkutan tidak bermotor

-b. Angkutan motor

-c. Mobil kendaraan umum 2

d. Perahu / sampan

-e. Angkutan laut motor tempel

-f. Kapal motor

-7 Jasa Pelayanan hukum

(79)

64

b. Pengacara 2

c. Konsultan 1

8 Jasa Ketrampilan

a. Listrik, gas dan air

-b. Konstruksi

-c. Persewaan 7

6. Tingkat Pendidikan Penduduk

No Keterangan Jumlah

1 Penduduk usia 10 tahun ke atas yang buta huruf

- Orang

2 Penduduk tidak tamat SD/Sederjat 7110 Orang

3 Penduduk tamat SD/Sederjat 7473 Orang

4 Penduduk tamat SLTP/Sederjat 8997 Orang 5 Penduduk tamat SLTA/Sederjat 8760 Orang

6 Penduduk tamat D-1 - Orang

7 Penduduk tamat D-2 - Orang

8 Penduduk tamat D-3 290 Orang

9 Penduduk tamat S-1 342 Orang

10 Penduduk tamat S-2 187 Orang

11 Penduduk tamat S-3 - Orang

7. Prasarana Pendidikan Formal

Hasil

No Jenis Produksi Ada/tidak Baik / rusak

1 Taman Kanak-Kanak (TK) Ada Baik / rusak

2 SD / Sederajat Ada Baik / rusak

3 SLTP / Sederajat Ada Baik / rusak

4 SLTA / Sederajat Ada Baik / rusak

(80)

Tabel Data Responden

(81)

66

40 40 33

Total 25 787 15 421

Gambar

Gambar 1. Ho ditolak jika t hitung > t tabel
Tabel 1Distribusi Profil Jenis Kelamin
Gambar 2. Histogram Jenis Usaha Wajib Pajak
Tabel 3Distribusi Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Konteks ini didefinisikan oleh Leech (dalam Nadar, 2009:6) sebagai background knowledge assumed to be shared by speaker and hearer and which contributes to

[r]

Pembelajaran pada hakekatnya terdapat dua proses yang saling keterkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain yaitu proses belajar dan proses mengajar. Proses

Pembahasan tentang Peran Kepemimpinan Kepala Daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, terutama dalam mengefektifkan desentralisasi

Kami mohon kiranya Bapak dapat memberikan Surat Pengantar te$ebut untuk penulisan Laporan Akhir yang akan dilaksanakan pada semester VI (enam) tahun akademik

Kepemimpinan dalam organisasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah ditetapkan dalam

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan Nomor : BA/14/I/2015/ULP, tanggal 22 Januari 2015, sehubungan dengan pengadaan pekerjaan tersebut di atas, kami Unit