RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –
I
Kelembagaaan
HalVI
‐1
BAB
VI
KELEMBAGAAN
6.1.
Petunjuk
Umum
Tujuan peningkatan kelembagaan daerah terkait langsung dengan pembangunan prasarana kota bidang PU/Cipta Karya, yaitu agar investasi pembangunan dapat dilaksanakan secara optimal oleh Pemerintah Kabupaten/Kota serta terjamin keterlanjutannya.
Dalam hal kegiatan pembangunan prasarana kota, wilayah kegiatan pembangunan lebih dari satu wilayah kabupaten/kota, maka aspek kelembagaan perlu dibahas di tingkat propinsi dan tingkat nasional melalui pembahasan tersebut diharapkan dapat diwujudkan fungsi koordinasi dan kerjasama antar pemerintah daerah.
Aspek kelembagaan dibahas pada masing‐masing sektor pembangunan dengan memperhatikan fungsi koordinasi dan sinkronisasi kegiatan antar sektor pembangunan prasarana kota, sesuai dengan kedudukan dan tugas masing‐masing unit organisasi/instansi. Kelembagaan di kabupaten/kota perlu dioptimalisasi dan dikoordinasikan serta disinkrosnisasi uraian jabaran dari fungsi‐fungsi sesuai dengan kedudukan dan tugas masing‐masing unit organisasi/instansi dan perangkatnya, guna tercapai tujuan peningkatan kelembagaan yang mendukung kegiatan pembangunan prasarana kota termasuk didalamnya Bappeda, Dinas‐dinas, PDAM dll.
a. Kelayakan Kelembagaan untuk Investasi Pembangunan Daerah
Batasan
Kelayakan, adalah hasil telahan (asessment) tentang kapasitas suatusubyek yang mengemban tugas‐tugas tertentu bagi tercapainya tujuan‐tujuanyang ditetapkan.
Kelembagaan, merupakan suatu subyek dan sekaligus juga menunjukkepada bentuk, sifat‐sifat dan atau fungsi‐fungsinya (build in) yangterkait (involve), berkepentingan (concern) dan bertanggung‐ jawab(responsible) untuk tercapainya tujuan‐tujuan yang ditetapkan.
Investasi, adalah salah satu masukan dalam proses pembangunan untukmampu melahirkan/menciptakan tujuan‐tujuan yang ditetapkan.
nya,bagi terciptanya masyarakat yang adil, tentram, dan sejahtera di Daerah.
Perlunya Kelayakan
Kelayakan yang tinggi bagi suatu institusi yang terkait danbertanggungjawab atas terselenggaranya visi dan misi‐nya, sangat pentingartinya bagi tercapai tujuan yang dikehendaki dengan efektif dan efisien.Makin layak ia makin tinggi tingkat efisiensi yang dihasilkan dalammenyelesaikan tugas‐tugasnya, demikian juga sebaliknya.
John L. Taylor, Ph.D., dalam “Indonesia Urban InfrastructureDevelopment: A
Practical Guide for Urban Managers, hal XII‐7 menulisbahwa berdasarkan
paradigma baru tentang pemerintahan desentralisasi diIndonesia, perubahan‐perubahan berikut sedang berlangsung, yakni:
Ada gerakan bagi pelaksanaan “Good Urban Governance”,termasuk didalamnya transparansi, partisipasi, akuntabilitas,tanggap, demokrasi, negara hukum, dan aspek‐aspek lainnya darimasyarakat madani;
Sistem yang dikembangan meliputi keterlibatan kelompok“stakeholder” atau mitra dalam pembangunan yang lebih luas,termasuk masyarakat lokal, pemerintah daerah, wira‐swasta, LSMdan lain‐lainnya;
Adanya perubahan atas sistem keseimbangan kemitraan
(balancedpartnership system), melibatkan konsultasi dan arus dua arah
dalamparadigma yang sedang tumbuh, yang mencakup unsur eksekutifdan unsur legislatif Pemerintah Daerah, wiraswasta, masyarakatlokal, konsultan dan LSM dan forum kota, sebagaimana jugaberlangsung di tingkat pemerintahan yang lebih tinggi.
Perubahan‐perubahan dimaksud tentu menuntut adanya kapasitas baru ataukapasitas tambahan yang diperlukan, agar suatu institusi menjadi “layak”(mampu secara efektif dan efisien) melaksanakan tugas‐tugasnya. Danmasih banyak alasan‐alasan lainnya, seperti kemajuan teknologi. Informasidan komunikasi yang terus berkembang, menuntut perlunya selalukelayakan suatu kelembagaan ditingkatkan.
Pembahasan tentang kelembagaan, tidak cukup dengan memandang“lembaga” sebagai wadah, dengan struktur organisasinya dll‐ nya, karenaitu baru “raga” dari lembaga tersebut. Disamping ada “raga”, lembagamempunyai “spirit” atau dapat disebut juga sebagai “roh”. Roh itu beradapada manusia‐manusianya, yang menjadi anggota lembaga tersebut.Sehingga upaya meningkatkan kelayakan suatu lembaga, tidak cukupdengan hanya menyempurnakan struktur organisasinya dan hal‐hal lainnyayang bersifat pisik saja, tetapi juga penting untuk meningkatkankapasitas/kemampuan (pengetahuan, ketrampilan dan moral‐ etika) orang‐orangyang bertugas dalam lembaga tersebut.
Kendala Pelaksanaan Otonomi
Pemerintah menyadari bahwa penyelenggaraan otonomi daerah dalamrealitasnya masih mengalami kendala yang tidak kecil, yang dapatdiidentifikasikan sebagai berikut:
Kendala regulasi, Regulasi untuk pelaksanaan otonomi
RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –
I
Kelembagaaan
HalVI
‐3
kejelasandan kemantapannya, yang berakibat penyelenggaraan otonomi daerahyang kini berjalan ditanggapi secara beragam, dan bahkanmenimbulkan ekses berupa konflik kepentingan;
Kendala koordinasi. Proses koordinasi pelaksanaan otonomi
daerahantara Instansi Pemerintah Pusat (khususnya yang terkait denganpenyusunan peraturan dan pedoman baru) belum berjalan dengan baik,sehingga berakibat kurang konsistennya peraturan yang dikeluarkan;
Kendala persepsi. Proses keterbukaan yang berkembang
telahberdampak pada munculnya kecenderungan keragaman persepsi dalammenyikapi otonomi luas, sehingga menimbulkan friksi pemerintahan,terutama yang berkaitan dengan distribusi kewenangan;
Kendala waktu. Euphoria otonomi daerah yang begitu menggebu‐
gebudi era reformasi ini menuntut kecepatan dan ketanggapan yang tinggiuntuk menyusun berbagai peraturan dan kebijakan yang diperlukan.Sementara Pemerintah (Pusat dan Daerah) tidak punya cukup waktuuntuk melakukannya, walau sadar bahwa yang ada memang belumlengkap;
Kendala keterbatasan sumberdaya. Rendahnya kualitas/kapasitas
SDMjelas merupakan faktor yang dominan dalam
ketidakmampuanmemberdayakan kapasitasnya. Juga masih terbatasnya penyediajasa/layanan (service provider) untuk mendukung percepatandesentralisasi. Demikian juga ada keterbatasan kemampuan keuanganuntuk membiayai penyelenggaraan desentralisasi, yang ternyatamembutuhkan biaya yang tidak kecil.
b. Peningkatan Kapasitas (Capacity Building)
Pengertian dan Tujuan
Semangat desentralisasi penyelenggaraan pemerintah daerah, sebagaimanadituangkan dalam UU 22/1999, dan kemudian diubah menjadi UU32/2004, serta aturan‐aturan pelaksanaannya, membutuhkan upaya‐ upayaterkoordinasi agar dapat menjamin bahwa tujuan pelaksanaan kebijakanotonomi di daerah tercapai.
Selanjutnya, pedoman/acuan pengembangan kapasitas
Lebih jauh dirumuskan bahwa tujuan KNP2K adalah: (i) mengakselerasipelaksanaan desentralisasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku;(ii) penataan secara proporsional tugas, fungsi, sistem keuangan,mekanisme dan tanggungjawab dalam rangka pelaksanaan peningkatankapasitas daerah; (iii) mobilisasi sumber‐sumber dana Pemerintah, Daerah,dan lainnya, dan (iv) penggunaan sumber‐sumber dana secara efektif danefisien.
Prinsip Peningkatan Kapasitas
Adapun prinsip dari pelaksanaan pengembangan dan peningkatan kapasitasadalah: (i) pengembangan kapasitas bersifat multi‐dimensional, mencakupbeberapa kerangka waktu; jangka panjang, jangka menengah, dan jangkapendek, (ii) pengembangan kapasitas menyangkut “multiple
stakeholders”,(iii) pengembangan kapasitas harus bersifat “demand driven”,
dimanakebutuhannya tidak ditentukan dari atas/luar, tetapi harus datang daristakeholdernya sendiri, dan (iv) pengembangan kapasitas mengacu padakebijakan nasional, seperti RPJMN 2004‐2009 (Peraturan PresidenNo.7 tahun 2005), dan Rencana Kerja Pemerintah (Contoh: PP 20/2004).
Faktor utama untuk terwujudnya upaya pengembangan dan peningkatankapasitas yang berhasil adalah adanya komitmen dari Pimpinan PemerintahDaerah dan atau Pimpinan Instansi/Unit Kerja yang bersangkutan
atasniatnya yang sungguh‐sungguh untuk melakukan
program/proyekpeningkatan kapasitas yang dimaksud, serta siap dengan semuakonsekuensinya..
Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup peningkatan kapasitas pada umumnya meliputi tigatingkatan intervensi (three level of intervension) agar pencapaianpeningkatan kapasitas dapat efektif dan berkelanjutan (effective
andsustainable), yakni: (i) pada tingkatan (level) sistem, seperti
perumusankembali kerangka kebijakan pengaturan bagi tercapainya tujuan‐ tujuankebijakan tertentu, (ii) pada tingkatan (level) kelembagaan, menyangkutstruktur organisasi, proses pengambilan keputusan, mekanisme tata‐kerja,instrumen manajemen, tata‐hubungan dan jejaring organisasi, dll, dan(iii) pada tingkatan (level) individu, yakni peningkatan ketrampilan (skills),kualifikasi, pengetahuan, sikap, etika, dan motivasi kerjanya.
Kemudian KNP2KDMD merumuskan 8 (delapan) agenda
pengembangankapasitas untuk mendukung desentralisasi, yakni:
Pengembangan peraturan perundangan yang dibutuhkan untukmendukung desentralisasi;
Pengembangan kelembagaan daerah;
Pengembangan personil daerah
Pengembangan keuangan daerah;
Peningkatan kapasitas DPRD, Badan Perwakilan Desa, ORNOPdan Organisasi Kemasyarakatan;
Pengembangan Sistem Perencanaan;
Pembangunan Ekonomi Daerah; dan
RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –
I
Kelembagaaan
HalVI
‐5
Adapun program‐program nasional yang terkait dengan aspekpengembangan dan peningkatan kapasitas untuk mendukung desentralisasiadalah, meliputi:
Bidang Pembangunan Hukum:
Program Pembentukan Peraturan Perundangan
Bidang Pembangunan Ekonomi:
Program Implementasi Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
Bidang Pembangunan Politik:
Program Peningkatan Kualitas Proses Politik
Program Pengawasan Aparatur Negara
Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Program Peningkatan Kapasitas SDM
Bidang Pembangunan Daerah:
Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Daerah
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan PemerintahanDaerah
Program Penataan Pengelolaan Keuangan Daerah
Program Penguatan Lembaga Non Pemerintah
Program Peningkatan Ekonomi Wilayah
Program Pembangunan Perkotaan
Program Penataan Ruang
Program Pengelolaan Pertanahan
Program Penguatan Organisasi Masyarakat.
Tahapan
Dalam garis besar tahapan kegiatan untuk mendukung tercapainya prinsipdan tujuan pengembangan dan peningkatan kapasitas antara lain sebagaiberikut:
Mengidentifikasikan dan merumuskan kebutuhan‐
kebutuhanpengembangan dan peningkatan kapasitas secara komprehensif.
Mengidentifikasikan dan merumuskan prioritas bagi prakarsa prakarsa pengembangan dan peningkatan kapasitas;
Menetapkan rencana tindak (action plan) pengembangan danpeningkatan kapasitas secara keseluruhan yang terkoordinir danefisien;
Menyediakan acuan atau rujukan dalam mengalokasikan kegiatandan anggaran guna mendukung percepatan pelaksanaan otonomidaerah;
Pelaksanaan Rencana Tindak Peningkatan Kapasitas Kelembagaan;
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Peningkatan
KapasitasKelembagaan;
Perencanaan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan.
Koordinasi Pelaksanaan
dapatberjalan hanya oleh satu instansi pemerintah saja, tetapi merupakan usahabersama dari berbagai instansi dan lembaga non‐pemerintah, baik di pusatdan di daerah. Berkaitan dengan itu, telah dibentuk suatu tim koordinasiantar departemen di Pusat (Tim Keppres No. 157 Tahun 2000) untukmendukung pelaksanaan UU tentang Pemerintahan Daerah dan UU tentangPerimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Keppres tersebut telahmenetapkan sub‐sub tim kerja, dimana salah satunya adalah Sub Tim KerjaVI yang ditugaskan untuk mengkoordinasikan kegiatan monitoring danevaluasi, serta memfasilitasi prakarsa‐prakarsa pengembangan danpeningkatan kapasitas, termasuk prakarsa yang didukung oleh lembagadonor.
Koordinasi dan pengkajian akan terus dilakukan Pemerintah/Sub Tim KerjaVI Keppres 157 Tahun 2000 terhadap upaya pengembangan danpeningkatan kapasitas, berkaitan dengan hal‐hal berikut:
Mengkoordinasikan informasi berkaitan dengan program / kegiatan
pengembangan dan peningkatan kapasitas kepada
semua“stakeholder”.
Memberikan pembinaan kepada Daerah berkenaan dengan strategistrategidan program‐program pengembangan dan peningkatankapasitas.
Memfasilitasi akses Daerah terhadap program‐program yang didanaioleh Pemerintah dan bila diperlukan dari Lembaga‐lembaga Donor.
Melakukan identifikasi dan koordinasi
programprogrampengembangandan peningkatan kapasitas Pusat
danDaerah yang akan dilakukan oleh Depatemen
Teknis/Sektoralmaupun oleh Pemda, serta pembiayaannya agar dapat memfasilitasipenyelenggaraan Otonomi Daerah dengan baik.
Mengkaji kebutuhan‐kebutuhan Daerah (need assessment)
akanpengembangan dan peningkatan kapasitas
sertamemperbaharui/merevisi strategi‐strategi dan program‐ programberdasarkan perubahan‐perubahan kebutuhan Daerah dan InstansiPusat.
Melakukan identifikasi, menyusun data base dan
memberikaninformasi mengenai lembaga penyedia pelayanan (service
provider)untuk pengembangan dan peningkatan kapasitas
Pemerintah akan melibatkan secara erat asosiasi‐asosiasi Pemerintahdaerah dan DPRD, asosiasi professional, Ornop, dan lembagakemasyarakatan lainnya, dan masyarakat donor (donor community) sertapihak‐pihak lainnya yang terkait dalam rangka pengembangan danpeningkatan kapasitas
6.2.
Kondisi
Kelembagaan
RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –
I
Kelembagaaan
HalVI
‐7
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten seram Bagian Barat adalah Lembaga Teknis Daerah yang merupakan unsur penunjang Pemerintah daerah Kabupaten Bagian Seram Bagian Barat bertanggung Jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenagan desentralisasi dan tugas pembantuan dibidang pekerjaan umum.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas, Dinas Pekerjaan Umum mempenyai fungsi:
a. Perumusan program di bidang pekerjaan umum sesuai Rencana Strategi Daerah / Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD);
b. Perumusan kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum;
c. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang pekerjaan umum berdasarkan peraturan perundang‐undangan;
d. Pembinaan teknis dibidang pekerjaan umum;
e. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) dan kelompok jabatan fungsional;
f. Pelaksanaan urusan ketatalaksanaan dinas;
g. Pelaksanaan tugas lain sesuai kebijakan yang diberikan oleh Bupati di bidang pekerjaan umum.
Sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda)Kabupaten Seram Bagian Barat Nomor 09 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan TataKerja Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Seram Bagian Barat yang tercermin dalam Struktur Organisasi dengan susunan sebagai berikut :
a) Kepala Dinas
b) Sekretariat, membawahi :
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan c) Bidang Pengairan, membawahi:
Seksi Irigasi
Seksi Rawa, Sungai dan Pantai d) Bidang Bina Marga, membawahi:
Seksi Jalan
Seksi Jembatan
e) Bidang Cipta Karya, membawahi:
Seksi Permukiman
Seksi Tata Bangunan f) Bidang Tata Kota, membawahi:
Seksi Permukiman dan Penata Ruang
Seksi Kebersihan dan Perizinan
g) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), membawahi Sub Bagian Tata Usaha. h) Kelompok Jabatan Fungsional.
STRUKTUR ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT
Dalam melaksanakan fungsinya, maka uraian tugas dan tanggung jawab dari masing‐ masing pejabat eselon sebagaimana yang digambarkan dalam struktur organisasi di atas pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Seram Bagian Barat adalah sebagai berikut :
1. Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum adalah :
Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan kewenangan desentralisasi dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah di bidang Pekerjaan Umum.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Kepala Dinas Pekerjaan Umum menyelenggarakan fungsi:
Menyusun program bidang Pekerjaan Umum sesuai Rencana Strategis Pemerintah Daerah/RPJMD;
RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –
I
Kelembagaaan
HalVI
‐9
Mengoordinasikan pelaksanaan tugas kesekretariatan;
Mengkoordinasikan penyusunan rencana dan kegiatan di bidang pekerjaan umum;
Mengkoordinasikan pelaksanaan pengairan;
Mengkoordinasikan pelaksanaan bina marga;
Mengkoordinasikan pelaksanaan cipta karya;
Mengkoordinasikan pelaksanaan tata kota;
Mengkoordinasikan pelaksanaan pengembangan unit pelaksana teknis dinas (UPTD);
Mengkoordinasikan penyiapan laporan pelaksanaan tugas dinas yang dipimpinnya;
Melaksanakan tugas lain di bidang pekerjaan umum sesuai kebijakan yang ditetapkan Bupati, Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah.
2. Sekretaris
Sekretaris pada Sekretariat Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas menyelenggarakan pelayanan teknis administrasi dalam urusan administrasi umu dan kepegawaian, perencanaan dan keuangan.
Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Sekretaris Dinas menyelenggarakan fungsi:
Menyiapkan penyusunan dan melaksanakan rencana kegiatan kesekretariatan perbulanan, triwulan dan tahunan.
Menyiapkan urusan surat menyurat dan tata kearsipan, rumaha tangga, keamanan dan ketertiban, administrasi, perjalanan dinas, keuangan dan protokol serta perawatan dan pemeliharaan perlengkapan dan perbekalan Dinas;
Menyelenggarakan pengumpulan dan pengolahan bahan dan data dalam rangka pembinaan organisasi dan tata laksana Dinas;
Mengkoordinasikan dan melaksanakan perencanaan program dan anggaran, serta menyelenggarakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan anggaran Dinas;
Melaksanakan pengelolaan keuangan dinas;
Menyelenggarakan administrasi kepegawaian dinas;
Melakukan pembinaan, pengawasan dan penilaian bawahan dalam melaksanakan tugas;
Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan kesekretariatan untuk mengetahui tingkat kinerja yang dicapai;
Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik secara lisan maupun tertulis yang diminta maupun tidak sebagai bahan pengambilan keputusan;
Melaporkan pelaksanaan tugas hasil kegiatan kesekretariatan secara berkala sebagai bahan masukan bagi atasan;
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan;
2.1. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok membantu Sekretaris melaksanakan urusan administrasi umum dan kepegawaian.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi:
Menyiapkan penyusunan dan melaksanakan rencana kegiatan pada Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas;
Melaksanakan urusan surat menyurat dan tata kearsipan, rumah tangga, keamanan dan ketertiban, administrasi, perjalanan dinas, keuangan, protokol, serta perawatan dan pemeliharaan perlengkapan dan perbekalan dinas;
Melaksanakan urusan administrasi kepegawaian dinas meliputi : pengusulan, pengangkatan, kenaikan pangkat, kenaikan berkala, pemindahan, cuti, pemberhentian dan pensiun, penyusunan daftar urut kepangkatan, bezzeting pegawai dan sumpa janji PNS serta administrasi kepegawaian lainnya;
Melaksanakan urusan pemberian penghargaan dan kesejahteraan pegawai Dinas;
Melaksankan rencana formasi kebutuhan dan pengembangan pegawai Dinas;
Melaksanakan penghimpunan dan mempelajari peraturan perundang‐ undangan dibidang kepegawaian dalam rangka menyiapkan konsep pemecahan masalah yang berhubungan dengan kepegawaian;
Membagi tugas dan memberi petunjuk/arahan kepada staf dibawahnya agar pelaksanaan tugas dapat dilaksankan dengan tertib dan lancar;
Melaksanakan pembinaan, pengawasan dan penilaian staf dibawahnya dalam melaksankan tugas;
Menyiapkan dan melaporkan pelaksanaan tugas kegiatan secara berkala kepada atasan;
Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
2.2. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan
Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas pokok membantu Sekretaris mengelola urusan perencanaan dan keuangan.
Fungsi Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan Dinas Pekerjanan Umum, antara lain:
Menyiapkan penyusunan dan melaksanakan rencana kegiatan pada sub bagian perencanaan dan keuangan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas;
Menyiapkan bahan dan data perencanaan dan keuangan dalam rangka menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja Dinas;
Melaksankan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan anggaran Dinas;
RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –
I
Kelembagaaan
HalVI
‐11
Dinas;
Menyiapkan bahan dan data dalam rangka penyusunan DPA, pembuatan SPP dan SPM serta menyusun SPJ Dinas;
Melaksanakan penatausahaan administrasi keuangan Dinas serta verifikasi keuangan rutin dan pembangunan;
Mengawasi dan menyelesaikan keuangan perjalanan dinas dan mutasi pegawai serta pelaksanaan tuntutan ganti rugi;
Menyiapkan dan menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan;
Membagi tugas dan memberi petunjuk/arahan kepada staf di bawahnya agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan tertib dan lancar;
Melakukan pembinaan, pengawasan dan penilaian staf dibawahnya dalam pelaksanakan tugas;
Menyiapkan dan melaporkan pelaksanaan tugas secara berkala kepada atasan;
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 3. Kepala Bidang Pengairan
Kepala Bidang Pengairan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas menyiapkan perumusan kebijakan teknis di bidang pengairan.
Fungsi Kepala Bidang Pengairan adalah:
Menyiapkan penyusunan dan melaksanakan rencana kegiatan pada bidang pengairan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas;
Mengkoordinasi pelaksanakan pembinaan dan fasilitas pengelolaan dan pengembangan pengairan;
Melaksanakan dan menyampaikan standar pengelolaan pengairan;
Merencanakan dan menyiapkan dukungan/bantuan kerja sama pengelolaan pengairan bendungan dan danau sesuai ketentuan yang berlaku;
Merencanakan dan menyiapkan dukungan/bantuan kerja sama pengelolaan sumber daya air permukaan, pelaksanaan eksploitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi non lintas Kabupaten beserta bangunan perlengkapannya sesuai ketentuan yang berlaku;
Mengkoordinasikan pelaksanaan pembangunan dan perbaikan jaringan irigasi beserta bangunan perlengkapan lain;
Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan program pengairan dengan program instansi terkait agar diperoleh keterpaduan pelaksanaan program;
Mengkoordinasikan pelaksanaan pembanguna bencana alam;
Meneliti dan menetapkan isian pembangunan sumberdaya air sesuai ketentuan yang berlaku;
Melakukan pembinaan, pengawasan dan penilaian bawahan dalam pelaksanakan tugas;
Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan bidang pengairan untuk mengetahui tingkat kinerja yang dicapai;
keputusan;
Melaporkan pelaksanaan tugas secara berkala hasil kegiatan bidang pengairan kepada atasan serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan;
3.1. Kepala Seksi Irigasi
Kepala Seksi Irigasi mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang pengairan dalam melaksanakan urusan irigasi.
Dalam melaksanakan tugas pokok, kepala seksi irigasi melaksanakan fungsi:
Menyiapkan penyusunan dan melaksanakan rencana kegiatan pada seksi irigasi sebagai pedoman untuk melaksanakan tugas;
Melaksanakan pengumpulan data serta melaksanakan pengolahan data untuk kesiapan pelaksanaan pengembangan irigasi;
Menganalisa data lapangan untuk menyusun rencana teknik/desain sesuai ketentuan yang berlaku;
Menyusun dan menyiapkan rencana pelaksanaan pembinaan sumber air irigasi;
Menyiapkan bahan dan data untuk menyusun/menyiapkan dukungan/bantuan pengelolaan sumber air perumahan, pelaksanaan eksploitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi;
Meneliti dokumen teknik pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi dengan mengecek dan mengoreksi kelengkapan dan kebenaran data sesuai aturan yang berlaku;
Membagi tugas dan memberi petunjuk/arahan kepada staf di bawahnya agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan tertib dan lancar;
Melakukan pembinaan, pengawasan dan penilaian staf dibawahnya dalam pelaksanakan tugas;
Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan seksi irigasi untuk mengetahui tingkat kinerja yang dicapai;
Menyiapkan dan melaporkan pelaksanaan tugas secara berkala hasil kegiatan seksi irigasi sebagai bahan masukan bagi atasan;
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
3.2. Kepala Seksi Sungai, Rawa dan Pantai
Kepala Seksi Sungai, Rawa dan Pantai mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang pengairan dalam melaksanakan urusan sangai, rawa dan pantai.
Dalam melaksanakan tugas pokok,maka kepala seksi sungai, rawa dan pantai menyelenggarakan fungsi:
Menyiapkan penyusunan dan melaksanakan rencana kegiatan pada seksi sungai, rawa dan pantai sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas;
Mengumpul dan mengolah data pelaksanaan perencanaan teknik pembangunan sumber daya pengairan, sungai, rawa dan pantai;
Melaksanakan susunan pendahuluan untuk kesiapan pelaksanaan teknis pembangunan sumber daya pengairan, sungai dan pantai;
RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –
I
Kelembagaaan
HalVI
‐13
Menyusun dan menyiapkan rencana pelaksanaan pembinaan, pengelolaan, pengawasan, terhadap pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi serta kesesuaian sumber daya pengairan;
Meneliti dokumen teknik pembangunan sungai, rawa dan pantai sesuai ketentuan yang berlaku;
Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pengelolaan sungai, rawa dan pantai;
Menginventarisir data daerah aliran sungai yang terletak pada daerah produksi pertanian dan industri untuk kebutuhan rencana pembangunan pengairan;
Membuat perencanaan pembangunan tanggul penahan banjir/longsor dan pengikisan pantai;
Melaksanakan kegiatan pembangunan, rehabilitasi tanggul penahan longsor/banjir dan tanggul penahan ombak agar terhindar dari pengrusakan lingkungan;
Membagi tugas dan memberi petunjuk/arahan kepada staf di bawahnya agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan tertib dan lancar;
Melakukan pembinaan, pengawasan dan penilaian staf dibawahnya dalam pelaksanakan tugas;
Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan seksi sungai, rawa dan pantai untuk mengetahui tingkat kinerja yang dicapai;
Melaporkan pelaksanaan tugas secara berkala hasil kegiatan seksi sungai, rawa dan pantai dan melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
4. Kepala Bidang Bina Marga
Kepala bidang Bina Marga mempunyai tugas membantu Kepala Dinas menyiapkan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pengembangan jalan dan jembatan.
Untuk melaksanakan tugas pokok, Kepala Bidang Bina Marga mempunyai fungsi:
Menyiapkan penyusunan dan melaksanakan rencana kegiatan pada bidang bina marga;
Mengkoordinasikan perumusan dan penyiapan dokumen pembinaan dan bimbingan teknis dibidang kebinamargaan;
Mengkoordinasikan pelaksanaan penanggulangan kerusakan jalan dan jembatan akibat bencana alam;
Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pembangunan, peningkatan, rehabilitasi, pemeliharaan jalan dan jembatan secara vertikal, horisontal maupun diagonal;
Memberikan dan menetapkan pemberian isian pemanfaatan jalan;
Melaksanakan pengawasan dan pengendalian serta mengevaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan jalan dan jembatan;
Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pembangunan pembukaan jalan baru, peningkatan jalan dan pemeliharaan jalan;
dan pemeliharaan jembatan;
Melakukan pembinaan, pengawasan dan penilaian bawahan dalam melaksanakan tugas;
Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan bidang bina marga untuk mengetahui tingkat kinerja yang dicapai;
Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik secara lisan maupun tertulis yang diminta maupun tidak sebagai bahan pengambilan keputusan;
Melaporkan pelaksanaan tugas secara berkala hasil kegiatan bidang bina marga dan melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
4.1.Kepala Seksi Jalan
Kepala Seksi Jalan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Bina Marga dalam melakukan kegiatan pembangunan, peningkatan, rehabilitasi, dan pemeliharaan jalan.
Selain tugas pokok, Kepala Seksi Jalan juga melaksanakan fungsi:
Menyiapkan penyusunan dan melaksanakan rencana kegiatan pada seksi jalan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas;
Mengumpul dan mengolah data jalan baik
pembangunan/pembongkaran jalan baru, peningkatan, pemeliharaan serta bangunan pelengkap lainnya;
Menyusun dan menyampaikan bahan dan data untuk dijadikan perencanaan pembangunan/pembongkaran jalan baru, peningkatan, pemeliharaan serta bangunan pelengkap lainnya;
Mengkoordinasikan perencanaan kegiatan secara vertikal, horisontal maupun diagonal;
Melaksanakan kegiatan pembangunan / pembongkaran jalan baru, peningkatan, pemeliharaan jalan dan bangunan pelengkap lainnya;
Melaksanakan monitoring, pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan yang dilaksanakan agar terhindar dari penyimpanan terhadap aturan yang berlaku;
Melaksanakan, menyiapkan izin pemanfaatan jalan;
Membagi tugas dan memberi petunjuk/arahan kepada staf di bawahnya agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan tertib dan lancar;
Melakukan pembinaan, pengawasan dan penilaian staf dibawahnya dalam pelaksanakan tugas;
Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan seksi sungai, rawa dan pantai untuk mengetahui tingkat kinerja yang dicapai;
Melaporkan pelaksanaan tugas secara berkala hasil kegiatan seksi sungai, rawa dan pantai sebagai bahan masukan bagi atasan;
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
4.2.Kepala Seksi Jembatan
RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –
I
Kelembagaaan
HalVI
‐15
Untuk melaksanakan tugas pokok, Kepala Seksi Jembatan juga menjalankan fungsi:
Menyiapkan penyusunan dan melaksanakan rencana kegiatan pada seksi jalan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas;
Menyusun dan menyiapkan bahan dan data perumusan teknik pembangunan jembatan dan bangunan pelengkapanya;
Menyusun dan menyiapkan bahan dan data perencanaan rehabilitasi dan pemeliharaan jembatan;
Meneliti bahan dan data perencanaan pembangunan jembatan dan bangunan pelengkap lainnya;
Melaksanakan kegiatan pembangunan jembatan, rehabilitasi dan pemeliharaan jembatan;
Mengkoordinasikan kegiatan seksi jembatan secara vertikal, horisontal dan diagonal;
Membagi tugas dan memberi petunjuk/arahan kepada staf di bawahnya agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan tertib dan lancar;
Melakukan pembinaan, pengawasan dan penilaian staf dibawahnya dalam pelaksanakan tugas;
Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan seksi jembatan untuk mengetahui tingkat kinerja yang dicapai;
Melaporkan pelaksanaan tugas secara berkala hasil kegiatan seksi jembatan sebagai bahan masukan bagi atasan;
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 5. Kepala Bidang Cipta Karya
Kepala Bidang Cipta Karya mempunyai tugas pokok membatu Kepala Dinas menyiapkan perumusan kebijakan teknis penerimaan dan pengembangan bidang keciptakaryaan.
Selain melaksanakan tugas pokok tersbut, maka Kepala Bidang Cipta Karya juga menjalankan fungsi:
Menyiapkan penyusunan dan melaksanakan rencana kegiatan pada bidang cipta karya;
Menyusun dan mempersiapkan perencanaan kegiatan pengembangan pembangunan, pencegahan di wilayah/permukiman;
Menyusun dan mempersiapkan perencanaan teknik kegiatan dibidang tata bangunan yang meliputi sarana dan prasarana pemerintahan dan perumahan dinas serta bantuan pembangunan dan rehabilitasi perumahan rakyat sesuai aturan yang berlaku;
Melaksanakan kegiatan pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan jalan lingkungan;
Melaksanakan pembangunan saluran air/got/drainase pada lingkungan permukiman;
Melaksanakan kegiatan pembangunan dan rehabilitasi jaringan air bersih;
Melaksanakan kegiatan pembangunan dan rehabilitasi berupa bantuan perumahan rakyat;
Melaksanakan pembinaan dan sosialisasi bangunan perumahan yang layak pakai bagi masyarakat;
Mengkoordinasikan kegiatan kecipta karyaan secara vertikal, horisontal dan diagonal sesuai aturan yang berlaku;
Melakukan pembinaan, pengawasan dan penilaian bawahan dalam melaksanakan tugas;
Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan bidang cipta karya untuk mengetahui tingkat kinerja yang dicapai;
Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik secara lisan maupun tertulis yang diminta maupun tidak sebagai bahan pengambilan keputusan;
Melaporkan pelaksanaan tugas secara berkala hasil kegiatan bidang cipta karya dan melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
5.1.Kepala Seksi Pemukiman
Kepala Seksi Pemukiman Pemukiman mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Cipta Karya melaksanakan pembangunan pengembangan pemukiman sesuai ketentuan yang berlaku.
Untuk melaksanakan tugas pokok, Kepala Seksi Pemukiman menyelenggarakan fungsi:
Menyiapkan penyusunan dan melaksanakan rencana kegiatan pada seksi pemukiman sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas;
Menyusun dan menyiapkan rencana teknik kegiatan pembangunan pengembangan perumahan dan pemukiman;
Menyiapkan fasilitas pelaksanaan pengembangan pembangunan perumahan, pemukiman;
Menyusun dan menyiapkan rencana teknik kegiatan pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan jalan lingkungan;
Melaksanakan kegiatan pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan jalan lingkungan;
Menyusun dan menyiapkan rencana teknik kegiatan pembangunan drainase pada lingkungan pemukiman;
Melaksanakan kegiatan pembangunan dan rehabilitasi saluran/drainase pada lingkungan pemukiman;
Menyusun dan mempersiapkan perencanaan teknik pembangunan dan rehabilitasi jaringan air bersih;
Melaksanakan kegiatan pembangunandan pengembangan serta rehabilitasi jaringan air bersih;
Melaksanakan survei pengumpulan dan pengolahan data atas kegiatan seksi pemukiman;
Membagi tugas dan memberi petunjuk/arahan kepada staf di bawahnya agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan tertib dan lancar;
RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –
I
Kelembagaaan
HalVI
‐17
Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan seksi pemukiman untuk mengetahui tingkat kinerja yang dicapai;
Melaporkan pelaksanaan tugas secara berkala hasil kegiatan seksi pemukiman sebagai bahan masukan bagi atasan dan melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
5.2.Kepala Seksi Tata Bangunan
Kepala Seksi Tata Bangunan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Cipta Karya menyelenggarakan urusan di bidang tata bangunan. Selain melaksanakan tugas pokok, Kepala Seksi Tata Bangunan juga menjalankan fungsi:
Menyiapkan penyusunan dan melaksanakan rencana kegiatan pada seksi tata bangunan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas;
Menyusun dan menyiapkan rencana pelaksanaan pembinaan, penataan, evaluasi tentang pengembangan tata ruang daerah dan tata bangunan;
Mempersiapkan bahan pelaksanaan sosialisasi pedoman dan petunjuk teknik persiapan pola lingkungan yang tercantum, pola lalulintas dan prasarana fisik kabupaten dan tata letak bangunan pada arah tahapan pembangunan lingkungan pemukiman;
Memantau dan mengamati perkembangan tata ruang/tata.daerah dan tata bangunan;
Menyusun dan mempersiapkan rencana teknis kegiatan pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana pemerintahan (perkantoran) dan perumahan dinas serta sarana dan prasarana umum lainnya;
Melaksanakan kegiatan pembangunan rehabilitasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana pemerintahan dan perumahan dinas serta sarana dan prasarana umum lainnya;
Melaksanakan survei pengumpulan dan pengolahan data di bidang seksi tata bangunan;
Membagi tugas dan memberi petunjuk/arahan kepada staf di bawahnya agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan tertib dan lancar;
Melakukan pembinaan, pengawasan dan penilaian staf dibawahnya dalam pelaksanakan tugas;
Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan seksi tata bangunan untuk mengetahui tingkat kinerja yang dicapai;
Melaporkan pelaksanaan tugas secara berkala hasil kegiatan seksi tata bangunan sebagai bahan masukan bagi atasan;
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 6. Kepala Bidang Tata Kota
Kepala Bidang Tata Kota mempunyai tugas pokok menbantu Kepala Dinas menyiapkan prumusan kebijakan teknis di bidang tata kota.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas, Kepala Bidang Tata Kota menyelenggarakan fungsi:
Melakukan penataan pada kawasan permukiman kegiatan sanitasi yang meliputi air bersih, air limbah dan persampahan;
Melakukan pengaturan jenis bangunan pada kawasan perkotaan sesuai dengan peruntukannya;
Melaksanakan kegiatan penghijauan atas lahan/kawasan terbuka;
Menyediakan kawasan terbuka bagi kepentingan lain yang meliputi lapangan olah raga, sarana dan prasarana pendidikan dan tempat‐ tempat rekreasi;
Melaksanakan kegiatan pendaftaran, pengaturan, pengolaan fisik dan penghapusan gedung‐gedung pemerintahan, rumah dinas serta bangunan lainnya sesuai aturan yang berlaku;
Mengkoordinasikan pemberiaan izin mendirikan bangunan kepada masyarakat yang membutuhkannya;
Melaksanakan kegiatan baik pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharan atas lingkungan pertamanan dalam kawasan perkotaan;
Menyediakan sarana dan prasarana guna mengantisipasi terjadinya bencana kebakaran;
Menyediakan peralatan pemeliharaan sarana dan prasarana kebersihan kota;
Menyediakan serta melakukan penataan lahan untuk tempat pemakaman umum, tempat pembuangan sampah sementara (TPS) dan Tempat pembuangan sampa akhir;
Melaksanakan kegiatan penyuluhan bagi masyarakat dan meningkatkan kemampuan personil guna mengetahui peran serta masyarakat di bidang kebersihan kota;
Melakukan pembinaan, pengawasan dan penilaian bawahan dalam melaksanakan tugas;
Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan bidang cipta karya untuk mengetahui tingkat kinerja yang dicapai;
Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik secara lisan maupun tertulis yang diminta maupun tidak sebagai bahan pengambilan keputusan;
Melaporkan pelaksanaan tugas secara berkala hasil kegiatan bidang cipta karya dan melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
6.1.Kepala Seksi Permukiman dan Penataan Ruang
Kepala Seksi Permukiman dan Penataan Ruang mempunyai tugas pokok membatu Kepala Bidang Tata Kota di bidang permukiman dan penataan ruang.
Selain melaksanakan tugas pokok, Kepala Seksi Permukiman dan Penataan Ruang juga menjalankan fungsi:
Menyiapkan penyusunan dan melaksanakan rencana kegiatan pada seksi permukiman sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas;
Melakukan penataan pada bawahan pemukiman kegiatan sanitasi yang meliputi air bersih, air limbah dan persampahan;
RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –
I
Kelembagaaan
HalVI
‐19
yang diperuntukan;
Melakukan pengaturan pelaksanaan transportasi lingkungan;
Melaksanakan kegiatan penghijauan atau lahan/kawasan terbuka;
Menyediakan kawasan terbuka bagi kepentingan lain yang meliputi, lapangan olah raga, sarana dan prasarana pendidikan dan tempat‐ tempat rekreasi;
Melaksanakan kegiatan pendaftaran, pengaturan, pengolaan fisik dan penghapusan gedung‐gedung pemerintahan, rumah dinas serta bangunan lainnya sesuai aturan yang berlaku;
Membantu masyarakat dengan cara menyiapkan anggaran biaya, desain gambar untuk mendirikan bangunan;
Melaksanakan kegiatan baik pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan atas lingkungan pertamanan dalam kawasan perkotaan;
Membagi tugas kepada bawahan agar tugas bidangnya tata kota terbagi habis;
Memberikan penilaian kepada bawahan dengan cara membuat DP3 bawahan guna dijadikan bahan pertimbangan pengembangan karier dan mutasi pegawai;
Memberikan telaan staf kepada atasan/pimpinan serta mohon arahan, petunjuk dalam pelaksanaan tugas;
Melaksanakan tugas lain yang di berikan atasan sesuai bidang tugasnya.
6.2.Kepala Seksi Kebersihan dan Perizinan
Kepala Seksi Kebersihan dan Perizinan memounyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Tata Kota melaksanakan sebagian tugas bidang tata kota di bidang kebersihan dan perizinan.
Selain melaksanakan tugas pokok, Kepala Seksi Kebersihan dan Perizinan juga melaksanakan fungsi:
Menyiapkan penyusunan dan melaksanakan rencana kegiatan pada seksi kebersihan dan perizinan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas;
Memberikan izin mendirikan bangunan kepada masyarakat yang membutuhkannya;
Menyediakan sarana dan prasarana guna mengantisipasi terjadinya bencana kebakaran;
Melaksanakan kegiatan pengangkatan sampah dari TPS dan TPA;
Membagi tugas kepada bawahan agar tugas dibidang kebersihan dan perizinan terbagi habis;
Memberikan penilaian kepada bawahan dengan cara membuat DP3 bawahan guna dijadikan bahan pertimbangan pengembangan karier dan mutasi pegawai;
Memberikan telaan staf kepada atasan/pimpinan serta mohon arahan, petunjuk dalam pelaksanaan tugas;