• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI - DOCRPIJM_174efa8fe4_BAB VIBab 6 Kelembagaan, 1.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB VI - DOCRPIJM_174efa8fe4_BAB VIBab 6 Kelembagaan, 1.pdf"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –

I

 

Kelembagaaan

Hal

VI

1

BAB

 

VI

   

KELEMBAGAAN 

 

 

 

 

   

6.1.

Petunjuk

 

Umum

 

Tujuan peningkatan kelembagaan daerah terkait langsung dengan pembangunan  prasarana kota bidang PU/Cipta Karya, yaitu agar investasi pembangunan dapat  dilaksanakan  secara  optimal  oleh  Pemerintah  Kabupaten/Kota  serta  terjamin  keterlanjutannya. 

Dalam hal kegiatan pembangunan prasarana kota, wilayah kegiatan pembangunan  lebih dari satu wilayah kabupaten/kota, maka aspek kelembagaan perlu dibahas di  tingkat propinsi dan tingkat nasional melalui pembahasan tersebut diharapkan dapat  diwujudkan fungsi koordinasi dan kerjasama antar pemerintah daerah. 

Aspek  kelembagaan  dibahas  pada  masing‐masing  sektor  pembangunan  dengan  memperhatikan  fungsi  koordinasi  dan  sinkronisasi  kegiatan  antar  sektor  pembangunan prasarana kota, sesuai dengan kedudukan dan tugas masing‐masing  unit organisasi/instansi. Kelembagaan di kabupaten/kota perlu dioptimalisasi dan  dikoordinasikan serta disinkrosnisasi uraian jabaran dari fungsi‐fungsi sesuai dengan  kedudukan dan tugas masing‐masing unit organisasi/instansi dan perangkatnya, guna  tercapai tujuan peningkatan kelembagaan yang mendukung kegiatan pembangunan  prasarana kota termasuk didalamnya Bappeda, Dinas‐dinas, PDAM dll. 

a. Kelayakan Kelembagaan untuk Investasi Pembangunan Daerah 

Batasan 

 Kelayakan,  adalah  hasil  telahan  (asessment)  tentang  kapasitas  suatusubyek yang mengemban tugas‐tugas tertentu bagi tercapainya  tujuan‐tujuanyang ditetapkan. 

 Kelembagaan,  merupakan  suatu  subyek  dan  sekaligus  juga  menunjukkepada bentuk, sifat‐sifat dan atau fungsi‐fungsinya (build in)  yangterkait  (involve),  berkepentingan  (concern)  dan  bertanggung‐ jawab(responsible) untuk tercapainya tujuan‐tujuan yang ditetapkan. 

 Investasi,  adalah  salah  satu  masukan  dalam  proses  pembangunan  untukmampu melahirkan/menciptakan tujuan‐tujuan yang ditetapkan. 

(2)

nya,bagi terciptanya masyarakat yang adil, tentram, dan sejahtera di  Daerah. 

Perlunya Kelayakan 

Kelayakan yang tinggi bagi suatu institusi yang terkait danbertanggungjawab  atas terselenggaranya visi dan misi‐nya, sangat pentingartinya bagi tercapai  tujuan yang dikehendaki dengan efektif dan efisien.Makin layak ia makin  tinggi tingkat efisiensi yang dihasilkan dalammenyelesaikan tugas‐tugasnya,  demikian juga sebaliknya. 

John L. Taylor, Ph.D., dalam “Indonesia Urban InfrastructureDevelopment

Practical Guide for Urban Managers, hal XII‐7 menulisbahwa berdasarkan 

paradigma  baru  tentang  pemerintahan  desentralisasi  diIndonesia,  perubahan‐perubahan berikut sedang berlangsung, yakni: 

 Ada  gerakan  bagi  pelaksanaan  “Good  Urban  Governance”,termasuk  didalamnya transparansi, partisipasi, akuntabilitas,tanggap, demokrasi,  negara hukum, dan aspek‐aspek lainnya darimasyarakat madani; 

 Sistem yang dikembangan meliputi keterlibatan kelompok“stakeholder”  atau mitra dalam pembangunan yang lebih luas,termasuk masyarakat  lokal, pemerintah daerah, wira‐swasta, LSMdan lain‐lainnya; 

 Adanya  perubahan  atas  sistem  keseimbangan  kemitraan 

(balancedpartnership system), melibatkan konsultasi dan arus dua arah 

dalamparadigma  yang  sedang  tumbuh,  yang  mencakup  unsur  eksekutifdan  unsur  legislatif  Pemerintah  Daerah,  wiraswasta,  masyarakatlokal,  konsultan  dan  LSM  dan  forum  kota,  sebagaimana  jugaberlangsung di tingkat pemerintahan yang lebih tinggi. 

Perubahan‐perubahan  dimaksud  tentu  menuntut  adanya  kapasitas  baru  ataukapasitas  tambahan  yang  diperlukan,  agar  suatu  institusi  menjadi  “layak”(mampu secara efektif dan efisien) melaksanakan tugas‐tugasnya.  Danmasih  banyak  alasan‐alasan  lainnya,  seperti  kemajuan  teknologi.  Informasidan  komunikasi  yang  terus  berkembang,  menuntut  perlunya  selalukelayakan suatu kelembagaan ditingkatkan. 

Pembahasan  tentang  kelembagaan,  tidak  cukup  dengan  memandang“lembaga” sebagai wadah, dengan struktur organisasinya dll‐ nya, karenaitu baru “raga” dari lembaga tersebut. Disamping ada “raga”,  lembagamempunyai “spirit” atau dapat disebut juga sebagai “roh”. Roh itu  beradapada  manusia‐manusianya,  yang  menjadi  anggota  lembaga  tersebut.Sehingga  upaya  meningkatkan  kelayakan  suatu  lembaga,  tidak  cukupdengan hanya menyempurnakan struktur organisasinya dan hal‐hal  lainnyayang  bersifat  pisik  saja,  tetapi  juga  penting  untuk  meningkatkankapasitas/kemampuan (pengetahuan, ketrampilan dan moral‐ etika) orang‐orangyang bertugas dalam lembaga tersebut. 

Kendala Pelaksanaan Otonomi 

Pemerintah  menyadari  bahwa  penyelenggaraan  otonomi  daerah  dalamrealitasnya  masih  mengalami  kendala  yang  tidak  kecil,  yang  dapatdiidentifikasikan sebagai berikut: 

Kendala  regulasi,  Regulasi  untuk  pelaksanaan  otonomi 

(3)

RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –

I

 

Kelembagaaan

Hal

VI

3

kejelasandan  kemantapannya,  yang  berakibat  penyelenggaraan  otonomi  daerahyang  kini  berjalan  ditanggapi  secara  beragam,  dan  bahkanmenimbulkan ekses berupa konflik kepentingan; 

Kendala  koordinasi.  Proses  koordinasi  pelaksanaan  otonomi 

daerahantara  Instansi  Pemerintah  Pusat  (khususnya  yang  terkait  denganpenyusunan  peraturan  dan  pedoman  baru)  belum  berjalan  dengan baik,sehingga berakibat kurang konsistennya peraturan yang  dikeluarkan; 

Kendala  persepsi.  Proses  keterbukaan  yang  berkembang 

telahberdampak pada munculnya kecenderungan keragaman persepsi  dalammenyikapi  otonomi  luas,  sehingga  menimbulkan  friksi  pemerintahan,terutama yang berkaitan dengan distribusi kewenangan; 

Kendala  waktu.  Euphoria  otonomi  daerah  yang  begitu  menggebu‐

gebudi era reformasi ini menuntut kecepatan dan ketanggapan yang  tinggiuntuk  menyusun  berbagai  peraturan  dan  kebijakan  yang  diperlukan.Sementara  Pemerintah  (Pusat  dan  Daerah)  tidak  punya  cukup  waktuuntuk  melakukannya,  walau  sadar  bahwa  yang  ada  memang belumlengkap; 

Kendala  keterbatasan  sumberdaya.  Rendahnya  kualitas/kapasitas 

SDMjelas  merupakan  faktor  yang  dominan  dalam 

ketidakmampuanmemberdayakan kapasitasnya. Juga masih terbatasnya  penyediajasa/layanan  (service  provider)  untuk  mendukung  percepatandesentralisasi. Demikian juga ada keterbatasan kemampuan  keuanganuntuk  membiayai  penyelenggaraan  desentralisasi,  yang  ternyatamembutuhkan biaya yang tidak kecil. 

b. Peningkatan Kapasitas (Capacity Building

Pengertian dan Tujuan 

Semangat  desentralisasi  penyelenggaraan  pemerintah  daerah,  sebagaimanadituangkan dalam UU 22/1999, dan kemudian diubah menjadi  UU32/2004,  serta  aturan‐aturan  pelaksanaannya,  membutuhkan  upaya‐ upayaterkoordinasi  agar  dapat  menjamin  bahwa  tujuan  pelaksanaan  kebijakanotonomi di daerah tercapai. 

Selanjutnya,  pedoman/acuan  pengembangan  kapasitas 

(4)

Lebih  jauh  dirumuskan  bahwa  tujuan  KNP2K  adalah:  (i)  mengakselerasipelaksanaan  desentralisasi  sesuai  dengan  ketentuan  yang  berlaku;(ii)  penataan  secara  proporsional  tugas,  fungsi,  sistem  keuangan,mekanisme  dan  tanggungjawab  dalam  rangka  pelaksanaan  peningkatankapasitas  daerah;  (iii)  mobilisasi  sumber‐sumber  dana  Pemerintah, Daerah,dan lainnya, dan (iv) penggunaan sumber‐sumber dana  secara efektif danefisien. 

Prinsip Peningkatan Kapasitas 

Adapun  prinsip  dari  pelaksanaan  pengembangan  dan  peningkatan  kapasitasadalah:  (i)  pengembangan  kapasitas  bersifat  multi‐dimensional,  mencakupbeberapa kerangka waktu; jangka panjang, jangka menengah, dan  jangkapendek,  (ii)  pengembangan  kapasitas  menyangkut  “multiple 

stakeholders”,(iii) pengembangan kapasitas harus bersifat “demand driven”, 

dimanakebutuhannya tidak ditentukan dari atas/luar, tetapi harus datang  daristakeholdernya  sendiri,  dan  (iv)  pengembangan  kapasitas  mengacu  padakebijakan nasional, seperti RPJMN 2004‐2009 (Peraturan PresidenNo.7  tahun 2005), dan Rencana Kerja Pemerintah (Contoh: PP 20/2004). 

Faktor  utama  untuk  terwujudnya  upaya  pengembangan  dan  peningkatankapasitas yang berhasil adalah adanya komitmen dari Pimpinan  PemerintahDaerah dan atau Pimpinan Instansi/Unit Kerja yang bersangkutan 

atasniatnya  yang  sungguh‐sungguh  untuk  melakukan 

program/proyekpeningkatan kapasitas yang dimaksud, serta siap dengan  semuakonsekuensinya.. 

Ruang Lingkup 

Adapun  ruang  lingkup  peningkatan  kapasitas  pada  umumnya  meliputi  tigatingkatan  intervensi  (three  level  of  intervension)  agar  pencapaianpeningkatan kapasitas dapat efektif dan berkelanjutan (effective 

andsustainable),  yakni:  (i)  pada  tingkatan  (level)  sistem,  seperti 

perumusankembali kerangka kebijakan pengaturan bagi tercapainya tujuan‐ tujuankebijakan  tertentu,  (ii)  pada  tingkatan  (level)  kelembagaan,  menyangkutstruktur organisasi, proses pengambilan keputusan, mekanisme  tata‐kerja,instrumen manajemen, tata‐hubungan dan jejaring organisasi, dll,  dan(iii)  pada  tingkatan  (level)  individu,  yakni  peningkatan  ketrampilan  (skills),kualifikasi, pengetahuan, sikap, etika, dan motivasi kerjanya. 

Kemudian  KNP2KDMD  merumuskan  8  (delapan)  agenda 

pengembangankapasitas untuk mendukung desentralisasi, yakni: 

 Pengembangan  peraturan  perundangan  yang  dibutuhkan  untukmendukung desentralisasi; 

 Pengembangan kelembagaan daerah; 

 Pengembangan personil daerah 

 Pengembangan keuangan daerah; 

 Peningkatan  kapasitas  DPRD,  Badan  Perwakilan  Desa,  ORNOPdan  Organisasi Kemasyarakatan; 

 Pengembangan Sistem Perencanaan; 

 Pembangunan Ekonomi Daerah; dan 

(5)

RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –

I

 

Kelembagaaan

Hal

VI

5

Adapun program‐program nasional yang terkait dengan aspekpengembangan dan  peningkatan kapasitas untuk mendukung desentralisasiadalah, meliputi: 

 Bidang Pembangunan Hukum: 

 Program Pembentukan Peraturan Perundangan 

 Bidang Pembangunan Ekonomi: 

 Program Implementasi Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah 

 Bidang Pembangunan Politik: 

 Program Peningkatan Kualitas Proses Politik 

 Program Pengawasan Aparatur Negara 

 Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan 

 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 

 Program Peningkatan Kapasitas SDM 

 Bidang Pembangunan Daerah: 

 Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Daerah 

 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan PemerintahanDaerah 

 Program Penataan Pengelolaan Keuangan Daerah 

 Program Penguatan Lembaga Non Pemerintah 

 Program Peningkatan Ekonomi Wilayah 

 Program Pembangunan Perkotaan 

 Program Penataan Ruang 

 Program Pengelolaan Pertanahan 

 Program Penguatan Organisasi Masyarakat. 

 

Tahapan 

Dalam  garis  besar  tahapan  kegiatan  untuk  mendukung  tercapainya  prinsipdan tujuan pengembangan dan  peningkatan  kapasitas  antara  lain  sebagaiberikut: 

 Mengidentifikasikan  dan  merumuskan  kebutuhan‐

kebutuhanpengembangan  dan  peningkatan  kapasitas  secara  komprehensif. 

 Mengidentifikasikan dan merumuskan prioritas bagi prakarsa prakarsa  pengembangan dan peningkatan kapasitas; 

 Menetapkan  rencana  tindak  (action  plan)  pengembangan  danpeningkatan  kapasitas  secara  keseluruhan  yang  terkoordinir  danefisien; 

 Menyediakan acuan atau rujukan dalam mengalokasikan kegiatandan  anggaran guna mendukung percepatan pelaksanaan otonomidaerah; 

 Pelaksanaan Rencana Tindak Peningkatan Kapasitas Kelembagaan; 

 Monitoring  dan  Evaluasi  Pelaksanaan  Peningkatan 

KapasitasKelembagaan; 

 Perencanaan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan. 

Koordinasi Pelaksanaan 

(6)

dapatberjalan hanya oleh satu instansi pemerintah saja, tetapi merupakan  usahabersama dari berbagai instansi dan lembaga non‐pemerintah, baik di  pusatdan  di  daerah.  Berkaitan  dengan  itu,  telah  dibentuk  suatu  tim  koordinasiantar departemen di Pusat (Tim Keppres No. 157 Tahun 2000)  untukmendukung pelaksanaan UU tentang Pemerintahan Daerah dan UU  tentangPerimbangan  Keuangan  Pusat  dan  Daerah.  Keppres  tersebut  telahmenetapkan sub‐sub tim kerja, dimana salah satunya adalah Sub Tim  KerjaVI  yang  ditugaskan  untuk  mengkoordinasikan  kegiatan  monitoring  danevaluasi,  serta  memfasilitasi  prakarsa‐prakarsa  pengembangan  danpeningkatan  kapasitas,  termasuk  prakarsa  yang  didukung  oleh  lembagadonor. 

Koordinasi dan pengkajian akan terus dilakukan Pemerintah/Sub Tim KerjaVI  Keppres 157 Tahun 2000 terhadap upaya pengembangan danpeningkatan  kapasitas, berkaitan dengan hal‐hal berikut: 

 Mengkoordinasikan informasi berkaitan dengan program / kegiatan 

pengembangan  dan  peningkatan  kapasitas  kepada 

semua“stakeholder”. 

 Memberikan  pembinaan  kepada  Daerah  berkenaan  dengan  strategistrategidan  program‐program  pengembangan  dan  peningkatankapasitas. 

 Memfasilitasi  akses  Daerah  terhadap  program‐program  yang  didanaioleh Pemerintah dan  bila diperlukan dari Lembaga‐lembaga  Donor. 

 Melakukan  identifikasi  dan  koordinasi 

programprogrampengembangandan  peningkatan  kapasitas  Pusat 

danDaerah  yang  akan  dilakukan  oleh  Depatemen 

Teknis/Sektoralmaupun oleh Pemda, serta pembiayaannya agar dapat  memfasilitasipenyelenggaraan Otonomi Daerah dengan baik. 

 Mengkaji  kebutuhan‐kebutuhan  Daerah  (need  assessment) 

akanpengembangan  dan  peningkatan  kapasitas 

sertamemperbaharui/merevisi  strategi‐strategi  dan  program‐ programberdasarkan  perubahan‐perubahan  kebutuhan  Daerah  dan  InstansiPusat. 

 Melakukan  identifikasi,  menyusun  data  base  dan 

memberikaninformasi mengenai lembaga penyedia pelayanan (service 

provider)untuk pengembangan dan peningkatan kapasitas 

Pemerintah akan melibatkan secara erat asosiasi‐asosiasi Pemerintahdaerah  dan  DPRD,  asosiasi  professional,  Ornop,  dan  lembagakemasyarakatan  lainnya, dan masyarakat donor (donor community) sertapihak‐pihak lainnya  yang terkait dalam rangka pengembangan danpeningkatan kapasitas 

     

6.2.

Kondisi

 

Kelembagaan

 

(7)

RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –

I

 

Kelembagaaan

Hal

VI

7

Dinas  Pekerjaan  Umum Kabupaten  seram  Bagian  Barat adalah  Lembaga  Teknis  Daerah yang merupakan unsur penunjang Pemerintah daerah Kabupaten Bagian  Seram Bagian Barat bertanggung Jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.  Dinas  Pekerjaan  Umum  mempunyai  tugas  pokok  melaksanakan  kewenagan  desentralisasi dan tugas pembantuan dibidang pekerjaan umum. 

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas, Dinas Pekerjaan  Umum mempenyai fungsi: 

a. Perumusan program di bidang pekerjaan umum sesuai Rencana Strategi Daerah /  Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD); 

b. Perumusan kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum; 

c. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang pekerjaan  umum berdasarkan peraturan perundang‐undangan; 

d. Pembinaan teknis dibidang pekerjaan umum; 

e. Pembinaan  Unit  Pelaksana  Teknis  Dinas  (UPTD)  dan  kelompok  jabatan  fungsional; 

f. Pelaksanaan urusan ketatalaksanaan dinas; 

g. Pelaksanaan tugas lain sesuai kebijakan yang diberikan oleh Bupati di bidang  pekerjaan umum. 

Sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda)Kabupaten Seram Bagian Barat Nomor 09  tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan TataKerja Dinas Pekerjaan Umum  Kabupaten Seram Bagian Barat yang tercermin dalam Struktur Organisasi dengan  susunan sebagai berikut : 

a) Kepala Dinas 

b) Sekretariat, membawahi : 

 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 

 Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan  c) Bidang Pengairan, membawahi: 

 Seksi Irigasi 

 Seksi Rawa, Sungai dan Pantai  d) Bidang Bina Marga, membawahi: 

 Seksi Jalan 

 Seksi Jembatan 

e) Bidang Cipta Karya, membawahi: 

 Seksi Permukiman 

 Seksi Tata Bangunan  f) Bidang Tata Kota, membawahi: 

 Seksi Permukiman dan Penata Ruang 

 Seksi Kebersihan dan Perizinan 

g) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), membawahi Sub Bagian Tata Usaha.  h) Kelompok Jabatan Fungsional. 

(8)

STRUKTUR ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM  KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT 

 

Dalam melaksanakan fungsinya, maka uraian tugas dan tanggung jawab dari masing‐ masing pejabat eselon sebagaimana yang digambarkan dalam struktur organisasi di  atas pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Seram Bagian Barat adalah sebagai  berikut : 

1. Kepala Dinas Pekerjaan Umum 

Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum adalah : 

Kepala  Dinas  mempunyai  tugas  membantu  Bupati  melaksanakan  kewenangan  desentralisasi  dan  tugas  pembantuan  yang  diberikan  pemerintah di bidang Pekerjaan Umum. 

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Kepala Dinas  Pekerjaan Umum menyelenggarakan fungsi: 

 Menyusun  program  bidang  Pekerjaan  Umum  sesuai  Rencana  Strategis Pemerintah Daerah/RPJMD; 

(9)

RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –

I

 

Kelembagaaan

Hal

VI

9

 Mengoordinasikan pelaksanaan tugas kesekretariatan; 

 Mengkoordinasikan penyusunan rencana dan kegiatan di bidang  pekerjaan umum; 

 Mengkoordinasikan pelaksanaan pengairan; 

 Mengkoordinasikan pelaksanaan bina marga; 

 Mengkoordinasikan pelaksanaan cipta karya; 

 Mengkoordinasikan pelaksanaan tata kota; 

 Mengkoordinasikan  pelaksanaan  pengembangan  unit  pelaksana  teknis dinas (UPTD); 

 Mengkoordinasikan  penyiapan  laporan  pelaksanaan  tugas  dinas  yang dipimpinnya; 

 Melaksanakan  tugas  lain  di  bidang  pekerjaan  umum  sesuai  kebijakan  yang  ditetapkan  Bupati,  Wakil  Bupati  dan  Sekretaris  Daerah. 

 

2. Sekretaris 

Sekretaris pada Sekretariat Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas pokok  membantu Kepala Dinas menyelenggarakan pelayanan teknis administrasi  dalam  urusan  administrasi  umu  dan  kepegawaian,  perencanaan  dan  keuangan. 

Untuk  melaksanakan  tugas  dimaksud,  Sekretaris  Dinas  menyelenggarakan  fungsi: 

 Menyiapkan  penyusunan  dan  melaksanakan  rencana  kegiatan  kesekretariatan perbulanan, triwulan dan tahunan. 

 Menyiapkan urusan surat menyurat dan tata kearsipan, rumaha  tangga, keamanan dan ketertiban, administrasi, perjalanan dinas,  keuangan  dan  protokol  serta  perawatan  dan  pemeliharaan  perlengkapan dan perbekalan Dinas; 

 Menyelenggarakan pengumpulan dan pengolahan bahan dan data  dalam rangka pembinaan organisasi dan tata laksana Dinas; 

 Mengkoordinasikan dan melaksanakan perencanaan program dan  anggaran,  serta  menyelenggarakan  monitoring  dan  evaluasi  pelaksanaan program dan anggaran Dinas; 

 Melaksanakan pengelolaan keuangan dinas; 

 Menyelenggarakan administrasi kepegawaian dinas; 

 Melakukan pembinaan, pengawasan dan penilaian bawahan dalam  melaksanakan tugas; 

 Melakukan evaluasi   pelaksanaan kegiatan kesekretariatan untuk  mengetahui tingkat kinerja yang dicapai; 

 Menyampaikan  saran  dan  pertimbangan  kepada  atasan  baik  secara lisan maupun tertulis yang diminta maupun tidak sebagai  bahan pengambilan keputusan; 

 Melaporkan  pelaksanaan  tugas  hasil  kegiatan  kesekretariatan  secara berkala sebagai bahan masukan bagi atasan; 

 Melaksanakan  tugas lain yang diberikan oleh atasan;  

 

(10)

 

2.1. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 

Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok membantu  Sekretaris melaksanakan urusan administrasi umum dan kepegawaian.  

Untuk  melaksanakan  tugas  pokok  tersebut,  Kepala  Sub Bagian  Umum  dan  Kepegawaian mempunyai fungsi: 

 Menyiapkan  penyusunan  dan  melaksanakan  rencana kegiatan pada  Sub  Bagian Umum dan Kepegawaian  sebagai pedoman dalam melaksanakan  tugas; 

 Melaksanakan urusan surat menyurat dan tata kearsipan, rumah tangga,  keamanan  dan  ketertiban,  administrasi,  perjalanan  dinas,  keuangan,  protokol, serta perawatan dan pemeliharaan perlengkapan dan perbekalan  dinas; 

 Melaksanakan urusan administrasi kepegawaian dinas meliputi : pengusulan,  pengangkatan,  kenaikan  pangkat,  kenaikan  berkala,  pemindahan,  cuti,  pemberhentian  dan  pensiun,  penyusunan  daftar  urut  kepangkatan,  bezzeting  pegawai dan sumpa  janji  PNS serta administrasi  kepegawaian  lainnya; 

 Melaksanakan urusan pemberian penghargaan dan kesejahteraan pegawai  Dinas; 

 Melaksankan  rencana  formasi  kebutuhan  dan  pengembangan  pegawai  Dinas; 

 Melaksanakan  penghimpunan  dan  mempelajari  peraturan  perundang‐ undangan  dibidang  kepegawaian  dalam  rangka  menyiapkan  konsep  pemecahan masalah yang berhubungan dengan kepegawaian; 

 Membagi tugas dan memberi petunjuk/arahan kepada staf dibawahnya agar  pelaksanaan tugas dapat dilaksankan dengan tertib dan lancar; 

 Melaksanakan  pembinaan,  pengawasan  dan  penilaian  staf  dibawahnya  dalam melaksankan tugas; 

 Menyiapkan dan melaporkan pelaksanaan tugas kegiatan secara berkala  kepada atasan; 

 Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan. 

 

2.2. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan 

Kepala Sub Bagian  Perencanaan  dan  Keuangan mempunyai tugas  pokok  membantu Sekretaris mengelola urusan perencanaan dan keuangan. 

Fungsi  Kepala  Sub  Bagian  Perencanaan  dan  Keuangan  Dinas  Pekerjanan  Umum, antara lain: 

 Menyiapkan penyusunan dan melaksanakan rencana kegiatan pada sub  bagian  perencanaan  dan  keuangan  sebagai  pedoman  dalam  melaksanakan tugas; 

 Menyiapkan bahan dan data perencanaan dan keuangan dalam rangka  menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja Dinas; 

 Melaksankan  monitoring  dan  evaluasi  pelaksanaan  program  dan  anggaran Dinas; 

(11)

RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –

I

 

Kelembagaaan

Hal

VI

11

Dinas; 

 Menyiapkan bahan dan data dalam rangka penyusunan DPA, pembuatan  SPP dan SPM serta menyusun SPJ Dinas; 

 Melaksanakan  penatausahaan  administrasi  keuangan  Dinas  serta  verifikasi keuangan rutin dan pembangunan; 

 Mengawasi dan menyelesaikan keuangan perjalanan dinas dan mutasi  pegawai serta pelaksanaan tuntutan ganti rugi; 

 Menyiapkan dan menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan;   

 Membagi tugas dan memberi petunjuk/arahan kepada staf di bawahnya  agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan tertib dan lancar; 

 Melakukan  pembinaan,  pengawasan  dan  penilaian  staf  dibawahnya  dalam pelaksanakan  tugas; 

 Menyiapkan dan melaporkan pelaksanaan tugas secara berkala kepada  atasan; 

 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.  3. Kepala Bidang Pengairan 

Kepala Bidang Pengairan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas  menyiapkan perumusan kebijakan teknis di bidang pengairan. 

Fungsi Kepala Bidang Pengairan adalah: 

 Menyiapkan  penyusunan  dan  melaksanakan  rencana  kegiatan  pada  bidang pengairan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas; 

 Mengkoordinasi pelaksanakan pembinaan dan fasilitas pengelolaan dan  pengembangan  pengairan; 

 Melaksanakan dan menyampaikan standar pengelolaan pengairan; 

 Merencanakan  dan  menyiapkan  dukungan/bantuan  kerja  sama  pengelolaan pengairan bendungan dan danau sesuai ketentuan yang  berlaku; 

 Merencanakan  dan  menyiapkan  dukungan/bantuan  kerja  sama  pengelolaan sumber daya air permukaan, pelaksanaan eksploitasi dan  pemeliharaan jaringan irigasi non lintas Kabupaten beserta bangunan  perlengkapannya sesuai ketentuan yang berlaku; 

 Mengkoordinasikan pelaksanaan pembangunan dan perbaikan jaringan  irigasi beserta bangunan perlengkapan lain; 

 Mengkoordinasikan  dan  mengawasi  pelaksanaan  kegiatan  program  pengairan dengan program instansi terkait agar diperoleh keterpaduan  pelaksanaan program; 

 Mengkoordinasikan pelaksanaan pembanguna bencana alam; 

 Meneliti dan menetapkan isian pembangunan sumberdaya air sesuai  ketentuan yang berlaku; 

 Melakukan  pembinaan,  pengawasan  dan  penilaian  bawahan  dalam  pelaksanakan  tugas; 

 Melakukan  evaluasi  pelaksanaan  kegiatan  bidang  pengairan  untuk  mengetahui tingkat kinerja yang dicapai; 

(12)

keputusan; 

 Melaporkan  pelaksanaan  tugas  secara  berkala  hasil  kegiatan  bidang  pengairan kepada atasan serta melaksanakan tugas lain yang diberikan  oleh atasan; 

3.1. Kepala  Seksi Irigasi 

Kepala  Seksi  Irigasi  mempunyai  tugas    pokok  membantu  kepala  bidang  pengairan dalam melaksanakan urusan irigasi. 

Dalam melaksanakan tugas pokok, kepala seksi irigasi melaksanakan fungsi: 

 Menyiapkan penyusunan dan melaksanakan rencana kegiatan pada seksi  irigasi sebagai pedoman untuk melaksanakan tugas; 

 Melaksanakan pengumpulan data serta melaksanakan pengolahan data  untuk kesiapan pelaksanaan pengembangan irigasi; 

 Menganalisa  data  lapangan  untuk  menyusun  rencana  teknik/desain  sesuai ketentuan yang berlaku; 

 Menyusun dan menyiapkan rencana pelaksanaan pembinaan sumber air  irigasi; 

 Menyiapkan  bahan  dan  data  untuk  menyusun/menyiapkan  dukungan/bantuan  pengelolaan  sumber  air  perumahan,  pelaksanaan  eksploitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi; 

 Meneliti dokumen teknik pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi  dengan mengecek dan mengoreksi  kelengkapan  dan kebenaran data  sesuai aturan yang berlaku; 

 Membagi tugas dan memberi petunjuk/arahan kepada staf di bawahnya  agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan tertib dan lancar; 

 Melakukan  pembinaan,  pengawasan  dan  penilaian  staf  dibawahnya  dalam pelaksanakan  tugas; 

 Melakukan  evaluasi    pelaksanaan  kegiatan  seksi  irigasi  untuk  mengetahui tingkat kinerja yang dicapai; 

 Menyiapkan dan  melaporkan pelaksanaan  tugas secara  berkala hasil  kegiatan seksi irigasi sebagai bahan masukan bagi atasan; 

 Melaksanakan  tugas lain yang diberikan oleh atasan. 

3.2. Kepala Seksi Sungai, Rawa dan Pantai 

Kepala Seksi Sungai, Rawa dan Pantai mempunyai tugas pokok membantu  kepala  bidang  pengairan  dalam  melaksanakan  urusan  sangai,  rawa  dan  pantai. 

Dalam melaksanakan tugas pokok,maka kepala seksi sungai, rawa dan pantai  menyelenggarakan fungsi: 

 Menyiapkan penyusunan dan melaksanakan rencana kegiatan pada seksi  sungai, rawa dan pantai sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas; 

 Mengumpul  dan  mengolah  data  pelaksanaan  perencanaan  teknik  pembangunan sumber daya pengairan, sungai, rawa dan pantai; 

 Melaksanakan susunan pendahuluan untuk kesiapan pelaksanaan teknis  pembangunan sumber daya pengairan, sungai dan pantai; 

(13)

RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –

I

 

Kelembagaaan

Hal

VI

13

 Menyusun  dan  menyiapkan  rencana  pelaksanaan  pembinaan,  pengelolaan,  pengawasan,  terhadap  pembangunan,  peningkatan  dan  rehabilitasi serta kesesuaian sumber daya pengairan; 

 Meneliti dokumen teknik pembangunan sungai, rawa dan pantai sesuai  ketentuan yang berlaku; 

 Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pengelolaan sungai, rawa  dan pantai; 

 Menginventarisir data daerah aliran sungai yang terletak pada daerah  produksi pertanian dan industri untuk kebutuhan rencana pembangunan  pengairan; 

 Membuat perencanaan pembangunan tanggul penahan banjir/longsor  dan pengikisan pantai; 

 Melaksanakan  kegiatan  pembangunan,  rehabilitasi  tanggul  penahan  longsor/banjir  dan  tanggul  penahan  ombak  agar  terhindar  dari  pengrusakan lingkungan; 

 Membagi tugas dan memberi petunjuk/arahan kepada staf di bawahnya  agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan tertib dan lancar; 

 Melakukan  pembinaan,  pengawasan  dan  penilaian  staf  dibawahnya  dalam pelaksanakan tugas; 

 Melakukan evaluasi  pelaksanaan kegiatan seksi sungai, rawa dan pantai  untuk mengetahui tingkat kinerja yang dicapai; 

 Melaporkan  pelaksanaan  tugas  secara  berkala  hasil  kegiatan  seksi  sungai, rawa dan pantai   dan melaksanakan   tugas lain yang diberikan  oleh atasan. 

4. Kepala Bidang Bina Marga 

Kepala  bidang  Bina  Marga  mempunyai  tugas  membantu  Kepala  Dinas  menyiapkan perumusan kebijakan  teknis  pembinaan  dan  pengembangan  jalan dan jembatan. 

Untuk melaksanakan tugas pokok, Kepala Bidang Bina Marga mempunyai  fungsi: 

 Menyiapkan  penyusunan  dan  melaksanakan  rencana  kegiatan  pada  bidang bina marga; 

 Mengkoordinasikan  perumusan  dan  penyiapan  dokumen  pembinaan  dan bimbingan teknis dibidang kebinamargaan; 

 Mengkoordinasikan pelaksanaan penanggulangan kerusakan jalan dan  jembatan akibat bencana alam; 

 Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pembangunan, peningkatan,  rehabilitasi, pemeliharaan jalan dan jembatan secara vertikal, horisontal  maupun diagonal; 

 Memberikan dan menetapkan pemberian isian pemanfaatan jalan; 

 Melaksanakan  pengawasan  dan  pengendalian  serta  mengevaluasi  terhadap pelaksanaan pembangunan jalan dan jembatan; 

 Mengkoordinasikan  pelaksanaan  kegiatan  pembangunan  pembukaan  jalan baru, peningkatan jalan dan pemeliharaan jalan; 

(14)

dan pemeliharaan jembatan; 

 Melakukan  pembinaan,  pengawasan  dan  penilaian  bawahan  dalam  melaksanakan tugas; 

 Melakukan evaluasi   pelaksanaan  kegiatan bidang bina marga untuk  mengetahui tingkat kinerja yang dicapai; 

 Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik secara lisan  maupun tertulis yang diminta maupun tidak sebagai bahan pengambilan  keputusan; 

 Melaporkan pelaksanaan tugas secara berkala hasil kegiatan bidang bina  marga dan melaksanakan  tugas lain yang diberikan oleh atasan. 

4.1.Kepala Seksi Jalan 

Kepala Seksi Jalan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Bina  Marga dalam melakukan kegiatan pembangunan, peningkatan, rehabilitasi,  dan pemeliharaan jalan. 

Selain tugas pokok, Kepala Seksi Jalan juga melaksanakan fungsi: 

 Menyiapkan penyusunan dan melaksanakan rencana kegiatan pada seksi   jalan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas; 

 Mengumpul  dan  mengolah  data  jalan  baik 

pembangunan/pembongkaran  jalan  baru,  peningkatan,  pemeliharaan  serta bangunan pelengkap lainnya; 

 Menyusun  dan  menyampaikan  bahan  dan  data  untuk  dijadikan  perencanaan  pembangunan/pembongkaran  jalan  baru,  peningkatan,  pemeliharaan serta bangunan pelengkap lainnya; 

 Mengkoordinasikan  perencanaan  kegiatan  secara  vertikal,  horisontal  maupun diagonal; 

 Melaksanakan  kegiatan  pembangunan  /  pembongkaran  jalan  baru,  peningkatan, pemeliharaan jalan dan bangunan pelengkap lainnya; 

 Melaksanakan  monitoring,  pengawasan  dan  pengendalian  terhadap  kegiatan yang dilaksanakan agar terhindar dari penyimpanan terhadap  aturan yang berlaku; 

 Melaksanakan, menyiapkan izin pemanfaatan jalan; 

 Membagi tugas dan memberi petunjuk/arahan kepada staf di bawahnya  agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan tertib dan lancar; 

 Melakukan  pembinaan,  pengawasan  dan  penilaian  staf  dibawahnya  dalam pelaksanakan  tugas; 

 Melakukan evaluasi  pelaksanaan kegiatan seksi sungai, rawa dan pantai  untuk mengetahui tingkat kinerja yang dicapai; 

 Melaporkan  pelaksanaan  tugas  secara  berkala  hasil  kegiatan  seksi  sungai, rawa dan pantai sebagai bahan masukan bagi atasan; 

 Melaksanakan  tugas lain yang diberikan oleh atasan. 

4.2.Kepala Seksi Jembatan 

(15)

RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –

I

 

Kelembagaaan

Hal

VI

15

Untuk melaksanakan tugas pokok, Kepala Seksi Jembatan juga menjalankan  fungsi: 

 Menyiapkan penyusunan dan melaksanakan rencana kegiatan pada seksi   jalan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas; 

 Menyusun  dan  menyiapkan  bahan  dan  data  perumusan  teknik  pembangunan jembatan dan bangunan pelengkapanya; 

 Menyusun dan menyiapkan bahan dan data perencanaan rehabilitasi  dan pemeliharaan jembatan; 

 Meneliti  bahan  dan  data  perencanaan  pembangunan  jembatan  dan  bangunan pelengkap lainnya; 

 Melaksanakan  kegiatan  pembangunan  jembatan,  rehabilitasi  dan  pemeliharaan jembatan; 

 Mengkoordinasikan kegiatan seksi jembatan secara vertikal, horisontal  dan diagonal; 

 Membagi tugas dan memberi petunjuk/arahan kepada staf di bawahnya  agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan tertib dan lancar; 

 Melakukan  pembinaan,  pengawasan  dan  penilaian  staf  dibawahnya  dalam pelaksanakan  tugas; 

 Melakukan  evaluasi    pelaksanaan  kegiatan  seksi  jembatan  untuk  mengetahui tingkat kinerja yang dicapai; 

 Melaporkan  pelaksanaan  tugas  secara  berkala  hasil  kegiatan  seksi  jembatan sebagai bahan masukan bagi atasan; 

 Melaksanakan  tugas lain yang diberikan oleh atasan.  5. Kepala Bidang Cipta Karya 

Kepala Bidang Cipta Karya mempunyai tugas pokok membatu Kepala Dinas  menyiapkan perumusan kebijakan teknis penerimaan dan pengembangan  bidang keciptakaryaan. 

Selain melaksanakan tugas pokok tersbut, maka Kepala Bidang Cipta Karya  juga menjalankan fungsi: 

 Menyiapkan  penyusunan  dan  melaksanakan  rencana  kegiatan  pada  bidang cipta karya; 

 Menyusun dan mempersiapkan perencanaan kegiatan pengembangan  pembangunan, pencegahan di wilayah/permukiman; 

 Menyusun dan mempersiapkan perencanaan teknik kegiatan dibidang  tata bangunan yang meliputi sarana dan prasarana pemerintahan dan  perumahan  dinas  serta  bantuan  pembangunan  dan  rehabilitasi  perumahan rakyat sesuai aturan yang berlaku; 

 Melaksanakan kegiatan pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan  jalan lingkungan; 

 Melaksanakan pembangunan saluran air/got/drainase pada lingkungan  permukiman; 

 Melaksanakan  kegiatan  pembangunan  dan  rehabilitasi  jaringan  air  bersih; 

(16)

 Melaksanakan kegiatan pembangunan dan rehabilitasi berupa bantuan  perumahan rakyat; 

 Melaksanakan  pembinaan  dan sosialisasi bangunan  perumahan yang  layak pakai bagi masyarakat; 

 Mengkoordinasikan kegiatan kecipta karyaan secara vertikal, horisontal  dan diagonal sesuai aturan yang berlaku; 

 Melakukan  pembinaan,  pengawasan  dan  penilaian  bawahan  dalam  melaksanakan tugas; 

 Melakukan evaluasi   pelaksanaan  kegiatan bidang  cipta  karya untuk  mengetahui tingkat kinerja yang dicapai; 

 Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik secara lisan  maupun tertulis yang diminta maupun tidak sebagai bahan pengambilan  keputusan; 

 Melaporkan  pelaksanaan  tugas  secara  berkala  hasil  kegiatan  bidang  cipta karya dan melaksanakan  tugas lain yang diberikan oleh atasan. 

5.1.Kepala Seksi Pemukiman 

Kepala Seksi Pemukiman Pemukiman mempunyai tugas pokok membantu  Kepala  Bidang  Cipta  Karya  melaksanakan  pembangunan  pengembangan  pemukiman sesuai ketentuan yang berlaku. 

Untuk  melaksanakan  tugas  pokok,  Kepala  Seksi  Pemukiman  menyelenggarakan fungsi: 

 Menyiapkan penyusunan dan melaksanakan rencana kegiatan pada seksi  pemukiman sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas; 

 Menyusun  dan  menyiapkan  rencana  teknik  kegiatan  pembangunan  pengembangan perumahan dan pemukiman; 

 Menyiapkan  fasilitas  pelaksanaan  pengembangan  pembangunan  perumahan, pemukiman; 

 Menyusun  dan  menyiapkan  rencana  teknik  kegiatan  pembangunan,  peningkatan dan pemeliharaan jalan lingkungan; 

 Melaksanakan kegiatan pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan  jalan lingkungan; 

 Menyusun  dan  menyiapkan  rencana  teknik  kegiatan  pembangunan  drainase pada lingkungan pemukiman; 

 Melaksanakan kegiatan pembangunan dan rehabilitasi saluran/drainase  pada  lingkungan pemukiman; 

 Menyusun dan mempersiapkan perencanaan teknik pembangunan dan  rehabilitasi jaringan air bersih; 

 Melaksanakan  kegiatan  pembangunandan  pengembangan  serta  rehabilitasi jaringan air bersih; 

 Melaksanakan survei pengumpulan dan pengolahan data atas kegiatan  seksi pemukiman; 

 Membagi tugas dan memberi petunjuk/arahan kepada staf di bawahnya  agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan tertib dan lancar; 

(17)

RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –

I

 

Kelembagaaan

Hal

VI

17

 Melakukan  evaluasi    pelaksanaan  kegiatan  seksi  pemukiman  untuk  mengetahui tingkat kinerja yang dicapai; 

 Melaporkan  pelaksanaan  tugas  secara  berkala  hasil  kegiatan  seksi  pemukiman  sebagai  bahan  masukan  bagi  atasan  dan  melaksanakan  tugas lain yang diberikan oleh atasan. 

 

5.2.Kepala Seksi Tata Bangunan 

Kepala Seksi  Tata Bangunan  mempunyai  tugas pokok  membantu  Kepala  Bidang Cipta Karya menyelenggarakan urusan di bidang tata bangunan.  Selain  melaksanakan  tugas  pokok,  Kepala  Seksi  Tata  Bangunan  juga  menjalankan fungsi: 

 Menyiapkan penyusunan dan melaksanakan rencana kegiatan pada seksi  tata bangunan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas; 

 Menyusun dan menyiapkan rencana pelaksanaan pembinaan, penataan,  evaluasi tentang pengembangan tata ruang daerah dan tata bangunan; 

 Mempersiapkan bahan pelaksanaan sosialisasi pedoman dan petunjuk  teknik persiapan pola lingkungan yang tercantum, pola lalulintas dan  prasarana fisik kabupaten dan tata letak bangunan pada arah tahapan  pembangunan lingkungan pemukiman; 

 Memantau dan mengamati perkembangan tata ruang/tata.daerah dan  tata bangunan; 

 Menyusun dan mempersiapkan rencana teknis kegiatan pembangunan,  rehabilitasi  dan  pemeliharaan  sarana  dan  prasarana  pemerintahan  (perkantoran) dan perumahan dinas serta sarana dan prasarana umum  lainnya; 

 Melaksanakan  kegiatan  pembangunan  rehabilitasi  dan  pemeliharaan  sarana dan prasarana pemerintahan dan perumahan dinas serta sarana  dan prasarana umum lainnya; 

 Melaksanakan survei pengumpulan dan pengolahan data di bidang seksi  tata bangunan; 

 Membagi tugas dan memberi petunjuk/arahan kepada staf di bawahnya  agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan tertib dan lancar; 

 Melakukan  pembinaan,  pengawasan  dan  penilaian  staf  dibawahnya  dalam pelaksanakan  tugas; 

 Melakukan evaluasi   pelaksanaan kegiatan seksi tata bangunan untuk  mengetahui tingkat kinerja yang dicapai; 

 Melaporkan pelaksanaan tugas secara berkala hasil kegiatan seksi tata  bangunan sebagai bahan masukan bagi atasan; 

 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.  6. Kepala Bidang Tata Kota 

Kepala Bidang Tata Kota mempunyai tugas pokok menbantu Kepala Dinas  menyiapkan prumusan kebijakan teknis di bidang tata kota. 

Untuk melaksanakan  tugas  pokok  sebagaimana  tersebut  di  atas,  Kepala  Bidang Tata Kota menyelenggarakan fungsi: 

(18)

 Melakukan penataan pada kawasan permukiman kegiatan sanitasi yang  meliputi air bersih, air limbah dan persampahan; 

 Melakukan pengaturan jenis bangunan pada kawasan perkotaan sesuai  dengan peruntukannya; 

 Melaksanakan kegiatan penghijauan atas lahan/kawasan terbuka; 

 Menyediakan  kawasan  terbuka  bagi  kepentingan  lain  yang  meliputi  lapangan  olah  raga,  sarana  dan  prasarana  pendidikan  dan  tempat‐ tempat rekreasi; 

 Melaksanakan kegiatan pendaftaran, pengaturan, pengolaan fisik dan  penghapusan  gedung‐gedung  pemerintahan,  rumah  dinas  serta  bangunan lainnya sesuai aturan yang berlaku; 

 Mengkoordinasikan  pemberiaan  izin  mendirikan  bangunan  kepada  masyarakat yang membutuhkannya; 

 Melaksanakan  kegiatan  baik  pembangunan,  rehabilitasi  dan  pemeliharan atas lingkungan pertamanan dalam kawasan perkotaan; 

 Menyediakan  sarana  dan  prasarana  guna  mengantisipasi  terjadinya  bencana kebakaran; 

 Menyediakan peralatan pemeliharaan sarana dan prasarana kebersihan  kota; 

 Menyediakan  serta  melakukan  penataan  lahan  untuk  tempat  pemakaman umum, tempat pembuangan sampah sementara (TPS) dan  Tempat pembuangan sampa akhir; 

 Melaksanakan kegiatan penyuluhan bagi masyarakat dan meningkatkan  kemampuan  personil  guna  mengetahui  peran  serta  masyarakat  di  bidang kebersihan kota; 

 Melakukan  pembinaan,  pengawasan  dan  penilaian  bawahan  dalam  melaksanakan tugas; 

 Melakukan evaluasi   pelaksanaan  kegiatan bidang  cipta  karya untuk  mengetahui tingkat kinerja yang dicapai; 

 Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik secara lisan  maupun tertulis yang diminta maupun tidak sebagai bahan pengambilan  keputusan; 

 Melaporkan  pelaksanaan  tugas  secara  berkala  hasil  kegiatan  bidang  cipta karya dan melaksanakan  tugas lain yang diberikan oleh atasan. 

6.1.Kepala Seksi Permukiman dan Penataan Ruang 

Kepala Seksi  Permukiman  dan  Penataan  Ruang  mempunyai tugas  pokok  membatu Kepala Bidang Tata Kota di bidang permukiman dan penataan  ruang. 

Selain melaksanakan tugas pokok, Kepala Seksi Permukiman dan Penataan  Ruang juga menjalankan fungsi: 

 Menyiapkan penyusunan dan melaksanakan rencana kegiatan pada seksi  permukiman sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas; 

 Melakukan penataan pada bawahan pemukiman kegiatan sanitasi yang  meliputi air bersih, air limbah dan persampahan; 

(19)

RPIJM CIPTA KARYA ‐ BAB 6 –

I

 

Kelembagaaan

Hal

VI

19

yang diperuntukan; 

 Melakukan pengaturan pelaksanaan transportasi lingkungan; 

 Melaksanakan kegiatan penghijauan atau lahan/kawasan terbuka; 

 Menyediakan  kawasan  terbuka  bagi  kepentingan  lain  yang  meliputi,  lapangan  olah  raga,  sarana  dan  prasarana  pendidikan  dan  tempat‐ tempat rekreasi; 

 Melaksanakan kegiatan pendaftaran, pengaturan, pengolaan fisik dan  penghapusan  gedung‐gedung  pemerintahan,  rumah  dinas  serta  bangunan lainnya sesuai aturan yang berlaku; 

 Membantu masyarakat dengan cara menyiapkan anggaran biaya, desain  gambar untuk mendirikan bangunan; 

 Melaksanakan  kegiatan  baik  pembangunan,  rehabilitasi  dan  pemeliharaan atas lingkungan pertamanan dalam kawasan perkotaan; 

 Membagi tugas kepada bawahan agar tugas bidangnya tata kota terbagi  habis; 

 Memberikan  penilaian  kepada  bawahan  dengan  cara  membuat  DP3  bawahan guna dijadikan bahan pertimbangan pengembangan karier dan  mutasi pegawai; 

 Memberikan telaan staf kepada atasan/pimpinan serta mohon arahan,  petunjuk dalam pelaksanaan tugas; 

 Melaksanakan tugas lain yang di berikan atasan sesuai bidang tugasnya. 

6.2.Kepala Seksi Kebersihan dan Perizinan 

Kepala Seksi Kebersihan dan Perizinan memounyai tugas pokok membantu  Kepala Bidang Tata Kota melaksanakan sebagian tugas bidang tata kota di  bidang kebersihan dan perizinan. 

Selain melaksanakan tugas pokok, Kepala Seksi Kebersihan dan Perizinan  juga melaksanakan fungsi: 

 Menyiapkan penyusunan dan melaksanakan rencana kegiatan pada seksi  kebersihan dan perizinan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas; 

 Memberikan  izin  mendirikan  bangunan  kepada  masyarakat  yang  membutuhkannya; 

 Menyediakan  sarana  dan  prasarana  guna  mengantisipasi  terjadinya  bencana kebakaran; 

 Melaksanakan kegiatan pengangkatan sampah dari TPS dan TPA; 

 Membagi tugas kepada bawahan agar tugas dibidang kebersihan dan  perizinan terbagi habis; 

 Memberikan  penilaian  kepada  bawahan  dengan  cara  membuat  DP3  bawahan guna dijadikan bahan pertimbangan pengembangan karier dan  mutasi pegawai; 

 Memberikan telaan staf kepada atasan/pimpinan serta mohon arahan,  petunjuk dalam pelaksanaan tugas; 

Referensi

Dokumen terkait

• Struktur Organisasi perangkat daerah yang menangani Bidang Cipta Karya sudah sesuai dengan. peraturan perundangan yang berlaku untuk mendukung program pembangunan

Kerangka Regulasi ini berisikan gambaran umum mengenai kerangka regulasi yang sudah ada dan regulasi yang diperlukan Daerah dalam pelaksanaan tugas, fungsi, serta

Untuk mewujudkan pelaksanaan pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) di bidang keciptakaryaan perlu disiapkan sumber daya manusia (SDM) dari

Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Peraturan Mneteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi

Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan jabatan

Percepatan Peningkatan maksimalisasi pelaksanan tugas pokok dan fungsi sebagaimana yang diamanatkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Barat No 21 Tahun 2011 tentang

Bab VI Kerangka Kelembagaan & Regulasi Kabupaten.. danperikanan, perkebunan dan kehutanan, Bidang pertambangan dan energy dan Bidang pendapatan, pengelolaan keuangan