• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV TAHUN 2016"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

No. 04/02/62/Th.X, 01 Februari 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV

TAHUN 2016

1. PENDAHULUAN

Industri manufaktur merupakan salah satu sektor yang cukup dominan dalam perekonomian baik pada tingkat nasional maupun di tingkat regional (Provinsi Kalimantan Tengah). Pentingnya sektor ini ditunjukkan dari besarnya kontribusi sektor ini terhadap perekonomian, dimana pada tingkat nasional industri manufaktur menjadi penyumbang tertinggi PDB Indonesia. Pada skala regional, sektor ini menjadi penyumbang terbanyak kedua perekonomian di Kalimantan Tengah setelah sektor pertanian dengan menyumbangkan 16,67 persen dari total PDRB Kalimantan Tengah triwulan III 2016.

2. PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG

Industri manufaktur besar dan sedang di Kalimantan Tengah pada triwulan IV tahun 2016 mengalami peningkatan walau tidak terlalu besar. Produksi industri manufaktur besar dan sedang (q-to-q) di Kalimantan Tengah pada triwulan IV mengalami peningkatan 1,63 persen dibandingkan triwulan sebelumnya (triwulan III tahun 2016), tetapi peningkatan ini sedikit lebih lambat bila dibandingkan pada triwulan III tahun 2016 industri manufaktur pada skala ini mengalami peningkatan produksi sebesar 1,76 persen (dibanding triwulan II tahun 2016). Perlambatan produksi ini disebabkan oleh penurunan produksi pada Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya yang mengalami penurunan sebesar 0,51 persen.

Produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan IV tahun 2016 naik sebesar 4,98 persen

(y-on-y) dari periode yang sama tahun 2015.

Produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulanan (q-to-q) pada triwulan IV tahun 2016 naik

sebesar 1,63 persen dari triwulan III tahun 2016.

Produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan IV tahun 2016 naik sebesar 12,46 persen

(y-on-y) dari periode yang sama tahun 2015.

Produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulanan (q-to-q) pada triwulan IV tahun 2016 naik

sebesar 11,03 persen dari triwulan III tahun 2016.

 Produksi industri manufaktur besar dan sedang pada tahun 2016 meningkat 2,96 persen dibandingkan produksi tahun 2015 dan produksi industri mikro dan kecil tahun 2016 meningkat 2,78 persen dibandingkan produksi tahun 2015.

(2)

Jika pada skala regional (Kalimantan Tengah) industri manufaktur besar dan sedang mengalami peningkatan produksi, pada skala nasional industri ini justru mengalami penurunan (q-to-q) yakni sebesar 0,34 persen. Penurunan ini terutama karena industri makanan dan industri kayu, barang dari kayu dan gabus pada skala nasional juga mengalami penurunan produksi, selain itu industri karet, barang dari karet dan plastik pada skala nasional juga mengalami peningkatan produksi. Di Indonesia produksi industri makanan pada triwulan IV tahun 2016 mengalami penurunan produksi sebesar 3,63 persen, industri kayu, barang dari kayu dan gabus mengalami penurunan produksi sebesar 4,12 persen dan industri karet, barang dari karet dan plastik mengalami peningkatan produksi sebesar 4,76 persen dibandingkan triwulan sebelumnya.

Produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan IV di Kalimantan Tengah mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya jauh lebih tinggi dibandingkan produksi pada triwulan yang sama (triwulan IV) pada tahun sebelumnya (tahun 2015). Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama ditahun 2015 (y-on-y), produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan IV tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 4,98 persen. Tetapi peningkatan produksi ini tidak terjadi pada seluruh jenis industri manufaktur berskala besar dan sedang di Kalimantan Tengah. Industri makanan mengalami kenaikan 5,73 persen, industri karet, barang dari karet dan plastik mengalami peningkatan sebesar 5,82 persen, tetapi industri kayu, barang dari kayu dan gabus mengalami penurunan 0,93 persen. Pada skala nasional produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan IV tahun 2016 juga mengalami peningkatan jika dibandingkan triwulan yang sama tahun 2014. Peningkatan (y-on-y) tersebut mencapai 2,06 persen.

Apabila dilihat dalam rentang waktu satu tahun, industri manufaktur besar dan sedang di Kalimantan Tengah pada tahun 2016 memiliki produksi yang lebih besar dibandingkan tahun 2015. Peningkatan produksi industri manufaktur pada tahun 2016 mencapai 2,96 persen. Peningkatan ini juga terjadi pada setiap jenis industri manufaktur besar dan sedang. Pada tahun 2016 industri makanan mengalami peningkatan produksi sebesar 3,08 persen, industri karet, barang dari karet dan plastik mengalami peningkatan produksi sebesar 3,88 persen, dan industri kayu, barang dari kayu dan gabus mengalami peningkatan produksi sebesar 0,18 persen.

Tabel 1. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV Tahun 2016

No Kode KBLI Jenis Industri

Pertumbuhan (%)

Tahun 2016

q-to-q y-on-y

Tri III Tri IV Tri III Tri IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 10 Industri Makanan - Manufacture of food products 2,02 1,93 2,42 5,73 3,08

2 16

Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya - Manufacture of wood and of products of wood and cork, except furniture; manufacture of articles of straw and plaiting materials, bamboo, rattan and the like

-0,36 -0,51 -0,26 -0,93 0,18

3 22 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik - Manufacture of rubber and plastik products 0,54 1,94 2,44 5,82 3,88

(3)

3.PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL

Industri manufaktur mikro dan kecil di Kalimantan Tengah pada triwulan sebelumnya mengalami penurunan produksi (q-to-q), maka pada triwulan IV tahun 2016 industri ini mengalami peningkatan produksi yang cukup signifikan sebesar 11,03 persen. Tetapi peningkatan produksi tidak terjadi pada semua jenis industri mikro dan kecil. Jenis industri mikro dan kecil yang mengalami penurunan produksi ialah industri percetakan dan reproduksi media rekaman, industri farmasi, produksi obat kimia dan obat tradisional, industri pakaian jadi, industri minuman dan industri furnitur. Seluruh industri manufaktur mikro dan kecil selain keenam jenis industri tersebut mengalami peningkatan produksi. Pada triwulan IV tahun 2016 jenis industri mikro dan kecil yang mengalami peningkatan produksi tertinggi ialah industri barang galian bukan logam yang mencapai 38,38 persen dibandingkan triwulan sebelumnya. Jenis industri selanjutnya yang mengalami peningkatan produksi tertinggi ialah industri alat angkutan lainnya yang mencapai 34,51 persen. Sedangkan diantara jenis industri mikro dan kecil yang mengalami penurunan produksi, industri percetakan dan reproduksi media rekaman merupakan jenis industri dengan penurunan produksi terendah hingga mencapai 20,10 persen pada triwulan IV tahun 2016.

Produksi industri manufaktur mikro dan kecil di Kalimantan Tengah pada triwulan IV tahun 2016 juga memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama pada tahun 2015. Jika dibandingkan pada triwulan IV di tahun 2015, produksi industri manufaktur mikro dan kecil di Kalimantan Tengah mengalami peningkatan produksi (y-on-y) sebesar 12,46 persen. Pertumbuhan ini hampir tiga kali lebih besar dibandingkan pertumbuhan yang sama pada skala nasional. Industri manufaktur mikro dan kecil di Indonesia pada triwulan IV tahun 2016 mengalami peningkatan produksi (dibandingkan triwulan yang sama tahun 2015) sebesar 4,88 persen. Jenis industri mikro dan kecil di Kalimantan Tengah dengan pertumbuhan produksi (y-on-y) tertinggi ialah industri tekstil yang mencapai 60,09 persen. Sedangkan industri dengan pertumbuhan produksi terendah ialah industri farmasi, produksi obat kimia dan obat tradisional yang mengalami penurunan hingga mencapai 20,10 persen.

Jika melihat nilai produksi sepanjang tahun, produksi industri manufaktur mikro dan kecil di Kalimantan Tengah pada tahun 2016 mengalami peningkatan hingga 2,78 persen (dibandingkan tahun 2015). Nilai ini lebih kecil dari peningkatan produksi industri manufaktur mikro dan kecil pada skala nasional yang mengalami peningkatan sebesar 5,78 persen. Di Kalimantan Tengah, pergerakan nilai produksi setiap jenis industri manufaktur mikro dan kecil antara tahun 2015 hingga tahun 2016 cukup beragam. Jenis industri manufaktur mikro dan kecil yang mengalami peningkatan produksi tertinggi terjadi pada industri tekstil. Pada tahun 2016 industri ini mengalami peningkatan produksi sebesar 35,86 persen (dibandingkan produksi pada tahun 2015). Industri mikro dan kecil lainnya yang mengalami peningkatan produksi yang tinggi ialah industri kendaraan bermotor, trailer dan semi trailer yang mencapai 13,90 persen. Sedangkan empat jenis industri mikro kecil yang mengalami penurunan produksi di tahun 2016 antara lain industri furnitur, industri pengolahan lainnya, industri industri barang galian bukan logam, dan industri alat angkutan lainnya. Pada tahun 2016 industri barang galian bukan logam mengalami penurunan produksi hingga mencapai 11,81 persen dibandingkan tahun 2015. Industri pengolahan lainnya pada tahun 2016 mengalami penurunan produksi sebesar 12,59 persen dan industri alat angkutan lainnya mengalami penurunan produksi sebesar 11,69 persen dibandingkan produksi pada tahun 2015. Sedangkan indusri furnitur pada tahun 2016 mengalami penurunan produksi sebesar 28,17 persen dibandingkan tahun 2015.

(4)

Tabel 2. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV Tahun 2016

No Kode KBLI Jenis Industri

Pertumbuhan (persen) Triwulan IV 2016 Tahun 2016 q-to-q y-on-y (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 10 Industri Makanan 0.78 12.01 6.81 2 11 Industri Minuman -2.54 6.91 5.64 3 13 Industri Tekstil 7.72 60.09 35.86

4 14 Industri Pakaian Jadi -2.70 9.79 11.10

5 16 Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu,

Rotan dan Sejenisnya -1.71 -13.75 -5.67

6 18 Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman -20.10 -12.04 11.38 7 21 Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat Tradisonal -13.84 -20.10 -2.89 8 22 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 20.20 2.75 -5.53 9 23 Industri Barang Galian Bukan Logam 38.38 13.85 -11.81 10 25 Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya 11.31 8.65 -13.30 11 29 Industri Kendaraan Bermotor, Trailer, dan Semi Trailer 23.94 23.63 13.90 12 30 Industri Alat Angkutan Lainnya 34.51 37.18 -11.69

13 31 Industri Furnitur -5.85 -19.18 -28.17

14 32 Industri Pengolahan Lainnya 15.83 14.74 -12.59

Kalimantan Tengah (Regional) 11.03 12.46 2.78

(5)

Grafik 1. Perbandingan Pertumbuhan Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional Triwulan IV 2016 (q-to-q)

Grafik 2. Perbandingan Pertumbuhan Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional Triwulan IV 2016 (y-on-y)

(6)

Grafik 3. Perbandingan Pertumbuhan Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional Triwulan IV 2016 (q-to-q)

Grafik 4. Perbandingan Pertumbuhan Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional Triwulan IV 2016 (y-on-y)

Gambar

Tabel 1. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang   Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV Tahun 2016
Tabel 2. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Provinsi Kalimantan  Tengah Triwulan IV Tahun 2016
Grafik 1.  Perbandingan Pertumbuhan Industri Manufaktur Besar dan Sedang  Provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional Triwulan IV 2016 (q-to-q)
Grafik 3.  Perbandingan Pertumbuhan Industri Manufaktur Mikro dan Kecil   Provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional Triwulan IV 2016 (q-to-q)

Referensi

Dokumen terkait

Proses perhitungan penggajian yang masih diterapkan di Sentra-Net masih dibilang rumit dan cukup menghabiskan banyak waktu untuk di kerjakan oleh SDM,

[r]

Kerjasama merupakan salah satu proses interaksi sosial. Interaksi sosial dapat dikatakan berhasil salah satunya ketika anak mampu bekerja sama dengan teman sebayanya. Dalam suatu

kualitas, sehingga produk yang dibuat memenuhi harapan mahasiswa sopan, cermat, inovasi, orientasi mutu, kerja keras, berami, dan mandiri tidak dilaksanakan dalam tahapan

Telah dilakukan pengujian pada semikonduktor kapasitor metal oksida(MOS) dengan bahan oksida Strontium Titanat (SrTiO 3 ) yang disintesis menggunakan metode chemical

Memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pelayanan penempatan tenaga kerja serta penguatan informasi pasar kerja dan pelayanan penempatan transmigrasi.

Dengan pendekatan ini, komitmen dapat dilihat dari tiga komponen yaitu identifikasi (sikap yang menunjukkan seseorang tahu dan menerima nilai-nilai), keterlibatan (perilaku

Parameter kimia fisik air permukaan yang akan menerima beban limbah dari proyek pengembangan Kelapa Gading Square pada saat beroperasi yakni saluran kali sunter dan