• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN METODE PASTEN SEBAGAI PENDUKUNG

RENCANA SISTEM PEMBERIAN AIR IRIGASI BERBASIS FPR

(STUDI EVALUASI DI JARINGAN IRIGASI PACAL KIRI

KABUPATEN BOJONEGORO)

JURNAL ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.)

Disusun Oleh :

IRAWATI FEBRIANI

NIM. 105060400111047-64

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

MALANG

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

TINJAUAN METODE PASTEN SEBAGAI PENDUKUNG RENCANA SISTEM PEMBERIAN AIR IRIGASI BERBASIS FPR

(STUDI EVALUASI DI JARINGAN IRIGASI PACAL KIRI KABUPATEN BOJONEGORO)

JURNAL ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.)

Disusun Oleh :

IRAWATI FEBRIANI

NIM. 105060400111047-64

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Dwi Priyantoro, MS Dr. Eng. Donny Harisuseno, ST.MT NIP19580502 198503 1 001 NIP. 19750227 199903 1 001

(3)

TINJAUAN METODE PASTEN SEBAGAI PENDUKUNG

RENCANA SISTEM PEMBERIAN AIR IRIGASI BERBASIS FPR

(STUDI EVALUASI DI JARINGAN IRIGASI PACAL KIRI

KABUPATEN BOJONEGORO)

Irawati Febriania, Dwi Priyantorob, Donny Harisusenob, a

Mahasiswa Program Sarjana Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

bDosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

email : anastasia_irawati@yahoo.com

ABSTRAK

Pemberian air irigasi pada D.I. Pacal Kiri, Kabupaten Bojonegoro dirasa masih kurang efektif, hal ini terlihat ketika terjadi kekurangan air pada musim kemarau terutama pada daerah hilir. Pendistribusian air irigasi juga belum dilakukan secara akurat sehingga intensitas tanam semakin menurun akibat kekurangan pasokan air.

Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi pemberian air irigasi pada kondisi eksisting, kemudian menyusun rencana tata tanam baru dengan meningkatkan intensitas tanam, menghitung pemberian air menggunakan tiga metode yaitu metode Konvensional, SRI, gabungan Konvensional dan SRI, menganalisa pembagian air, serta mengatur bukaan pintu intake sesuai dengan kebutuhan irigasi.

Dari hasil evaluasi kondisi eksisting pencapaian intensitas tanam realisasi sebesar 247,51%. Dari perbandingan kriteria FPR dan Pasten dapat disimpulkan bahwa kriteria pemberian air dengan menggunakan FPR lebih hemat dari Pasten, karena kekurangan air seringkali terjadi jika menggunakan kriteria Pasten. Dari tiga metode pemberian air yang digunakan, dengan meningkatkan intensitas tanam hingga 280% diperoleh bahwa metode SRI yang paling hemat dan efisien, yaitu sebesar 63% dari pemberian eksisting. Untuk memenuhi pemberian irigasi menggunakan metode SRI, bukaan pintu yang diperlukan antara 0,1m - 0,2m.

Kata kunci : Pemberian air irigasi, FPR, Pasten, SRI, intensitas tanam. ABSTRACK

Less effective of water irrigation usage at Pacal Kiri Irrigation Area was identified, this is seen when there is a shortage of water supply during dry season especially in downstram areas The distribution of irrigation water has not done accurately so the cropping intensity decreased due to the lack of water supply.

The aim of this study is to evaluate the distribution of irrigation water based on existing condition, and then plan a new cropping pattern by increasing cropping intensity, calculate the irrigation water requirement which performing three methods : Conventional method, SRI, the combination of Conventional and SRI, then analize the water distribution, as well as the intake regulation.

The result of the evaluation showed that the cropping intensity on existing condition was 247,51%. From the comparison criteria between FPR and Pasten can be concluded that the criteria of water distribution using FPR is more efficient than Pasten since the frequent occurence of water shortages is higher if using Pasten. From the comparison of three water requirement methods that applied in the study, by increasing cropping intensity to 280% is obtained that SRI method is the most effective and efficient, which is the water requirement 63% lower than the existing condition. To fulfill the irrigation water requirement using SRI method, the intake regulation is about 0,1 m - 0,2 m.

(4)

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Peran air bagi tanaman sangatlah penting, pengaturan pemberian air perlu mendapat

perhatian sesuai dengan

kebutuhannya. Untuk mengoptimalkan pemberian air irigasi maka perlu diterapkan operasi jaringan irigasi yang baik agar kebutuhan air irigasi dapat tercukupi. Hal tersebut terkait dengan penyusunan pola tanam yang tepat dimana ketersediaan dan kebutuhan air menjadi sorotan utama.

Pemberian air irigasi di Daerah Irigasi Pacal Kiri, Kabupaten Bojonegoro dirasa masih kurang efektif dan efisien, hal ini terlihat bahwa seringkali terjadi kekurangan air terutama pada daerah hilir. Pengaturan dan pendistribusian air irigasi juga belum dilakukan secara akurat dan optimal sehingga intensitas tanam padi menurun.

Identifikasi Masalah

Permasalahan yang ada di Jaringan Irigasi Pacal Kiri adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya air untuk memenuhi kebutuhan air irigasi karena terdapat pompa liar di bagian hulu Jaringan Irigasi Pacal Kiri.

2. Air yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan air irigasi mengalami pengurangan pada musim kemarau. 3. Rencana Tata Tanam Global

(RTTG) yang dikeluarkan Dinas Pengairan yang dirasa tidak terlaksana dengan baik atau tidak sesuai dengan kondisi yang ada. Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan tinjauan latar belakang dan identifikasi masalah, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi pencapaian intensitas tanam berdasarkan tata cara pembagian air dan kesesuaian antara realisasi tanam dengan RTTG di wilayah studi saat ini? 2. Bagaimana perbandingan kriteria

pemberian air Pasten terhadap FPR?

3. Berapakah intensitas tanam yang dapat ditingkatkan apabila dilakukan alternatif pola tanam? Metode apakah yang pemberian airnya paling hemat?

4. Bagaimana pola operasi pintu intake yang dapat mendukung pemenuhan pemberian air irigasi rencana?

2. TINJAUAN PUSTAKA Debit Andalan

Debit Andalan dapat dihitung salah satunya dengan metode tahun dasar (Basic Year), yaitu mengambil satu pola debit dari tahun tertentu. Peluang kejadiannya dihitung dengan persamaan Weibull (Subarkah, 1980 : 111) : % 100 1   n m P dengan : P = probabilitas (%) m = nomor urut data debit n = banyaknya data debit

Tahun dasar yang dipakai adalah tahun yang data debitnya mempunyai keandalan 80% (Q80),

artinya resiko yang akan dihadapi yaitu adanya debit-debit lebih kecil dari debit andalan sebesar 20% banyaknya pengamatan (Soemarto, 1986 : 214).

Prosedur perhitungan debit andalan adalah sebagai berikut :

1. Menghitung total debit dalam satu tahun untuk tiap tahun data yang diketahui.

2. Mengurutkan data mulai dari yang besar hingga kecil.

(5)

Crop Production Stage RIR index Paddy rice - Seedbed 20 - Land Preparation 6 - Growth 4 Sugarcane 1,5 Secondary crops 1 Unauthorized rice 1

3. Menghitung probabilitas untuk masing-masing data dengan menggunakan persamaan Weibull di atas.

Kebutuhan Air Irigasi

Metode FPR (Faktor Palawija Relatif) - LPR (Luas Palawija Relatif)

Persamaan untuk menghitung kebutuhan air irigasi dengan menggunakan metode FPR yaitu :

LPR Q

FPR

Dengan :

FPR = Faktor Palawija Relatif (lt/det/ha.pal)

Q = Debit yang mengalir di sungai (lt/det)

LPR = Luas Palawija Relatif (ha.pal) Tabel 1. Nilai FPR Berdasarkan Berat Jenis Tanah

Sumber: DPU Tingkat I Jawa Timur, 1997

Tabel 2. Koefisien Pembanding LPR

Sumber : DPU Tingkat I Jawa Timur, 1997

Metode Pasten

Konsep Pasten menunjukkan hubungan antara kebutuhan air yang tersedia di inlet dan outlet, serta

kebutuhan air untuk tanaman pada tiap tahap pertumbuhan yang berbeda (Donald C. Taylor dan Thomas H. Wickham, 1976 : 48 dalam Budyastiti, 2011 : 24).

Rumus sederhana untuk

memahami konsep Pasten ini adalah sebagai berikut : ) ( ) ( RIRiAi Q A RIR Q P  Dengan :

P = nilai Pasten (lt/dt/ha.pal) Q = debit air yang tersedia (lt/detik) A = luas sawah yang diairi, dengan

asumsi tanaman yang ditanam adalah tanaman palawija (ha.pal) RIR = kebutuhan irigasi relatif (ha.pal) Tabel 3. Nilai Pasten

Sumber : Modul Metoda Menghitung

Pemberian Air Irigasi dalam Perencanaan Pola Tanam dalam Budyastiti, 2011 : 24

Tabel 4. Nilai RIR (The Relative Irrigation Requirements)

Sumber : Donald C. Taylor dan Thomas H. Wickham, 1976 : 48 dalam Budyastiti, 2011 : 24

Pembagian Air Irigasi

A. Penggenangan Terus-menerus Air irigasi yang dialirkan ke petak sawah secara terus menerus di seluruh area irigasi. Yang perlu Air kurang Air cukup Air memadai

Alluvial < 0.18 0.18 - 0.36 0.36 < Latosol < 0.12 0.12 - 0.23 0.23 < Grumosol < 0.06 0.06 - 0.12 0.12 < Giliran Perlu Mungkin Tidak

FPR l/det /ha. palawija Jenis Tanah

Jenis Tanaman Koefisien Pembanding

Palawija 1

Padi Rendeng

a. Persemaian / pembibitan 20

b. Garap / pengolahan tanah 6

c. Pertumbuhan / pemeliharaan 4

Padi Gadu ijin Sama dengan padi rending Padi Gadu tidak ijin 1

Tebu

a. Bibit / muda 1,5

b. Tua 0

Tembakau / Rosela 1

Pengisian tambak (sawah tambak) 3

Pasten (lt/dt/ha.pal) Keterangan < 0,10 sangat kekurangan air

0,10 - 0,15 kurang air

0,16 - 0,20 masih cukup

0,21 - 0,25 memadai

(6)

diperhatikan adalah keter

harus betul-betul terjamin dan masalah drainase harus berfungsi dengan baik untuk membuang kelebihan air terutama dimusim hujan. Kerugian yang timbul adalah air yang diberikan cukup besar, air banyak yang terbuang percuma sehingga efisiensinya

B. Pengairan Terputus-putus

Metode SRI (System of Rice

Intensification) pada budidaya padi

dilakukan dengan memberikan air irigasi secara terputus (intermittent Metode irigasi ini disertai

pengelolaan tanaman yang baik dapat meningkatkan produktivitas

padi hingga 30-100% bila

dibandingkan dengan menggunakan

metode irigasi ko

(tergenang terus-menerus).

Irigasi diberikan pada saat tanah cukup kering (batas bawah) sampai genangan dangkal (batas atas). Setelah batas atas tercapai irigasi dihentikan dan genangan air di lahan dibiarkan berkurang hingga batas bawah kembali tercapai.

irigasi adalah macak-macak (pada fase vegetatif) atau genangan 2 cm (pada fase generatif). Batas bawah irigasi adalah saat kondisi air di lahan terlihat retak rambut. Secara skematis pemberian air dengan metode SRI tergambar dalam Gambar 1

Gambar 1. Skema Pemberian Air Metode SRI

Gilir dan Golongan

Sistem Giliran adalah cara pemberian air di saluran tersier atau saluran utama dengan interval waktu ketersediaan air betul terjamin dan masalah dengan baik untuk membuang kelebihan air terutama dimusim hujan. Kerugian yang timbul adalah air yang diberikan cukup besar, air banyak yang terbuang percuma sehingga efisiensinya kecil.

putus

System of Rice

budidaya padi dengan memberikan air

intermittent).

Metode irigasi ini disertai metode pengelolaan tanaman yang baik dapat produktivitas tanaman

100% bila

dibandingkan dengan menggunakan irigasi konvensional

).

Irigasi diberikan pada saat tanah cukup kering (batas bawah) genangan dangkal (batas atas). rcapai irigasi genangan air di lahan dibiarkan berkurang hingga batas Batas atas macak (pada fase vegetatif) atau genangan 2 cm (pada fase generatif). Batas bawah irigasi i lahan terlihat retak rambut. Secara skematis dengan metode SRI

1.

Skema Pemberian Air

Sistem Giliran adalah cara saluran tersier atau dengan interval waktu

tertentu bila debit yang tersedia kurang dari faktor K. Faktor K adalah perbandingan antara debit tersedia di

bendung dengan debit

dibutuhkan.

Rumus untuk menghitung faktor K (Kunaifi, A.A. 2010:15):

dibutuhkan yang Debit tersedia yang Debit K

Pada kondisi air cukup (faktor K = 1), pembagian dan pemberian air adalah sama dengan rencana pembagian dan pemberian air. Pada saat terjadi kekurangan air (K<1), pembagian dan pemberian air disesuaikan dengan nilai faktor K yang sudah dihitung. Sistem giliran dilakukan pada tingkat kwarter, tersier dan sekunder.

Tabel 5. Kriteria Pembagian Air dengan Faktor K

Sumber : Kunaifi, 2010.

3. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Studi

Kabupaten Bojonegoro secara astronomis berada di Garis Lintang Selatan dan Bujur Timur antara s.d 737’ Lintang Selatan dan 11 s.d 11209’ Bujur Timur.

Gambar 2. Lokasi Studi

Sumber : Google Earth

Daerah Irigasi Pacal Kiri mendapat pasokan air dari

Faktor K Kriteria

0,75 – 1,00 Terus menerus 0,50 – 0,75 Giliran di saluran tersier 0,25 – 0,50 Giliran di saluran sekunder

< 0,25 Giliran di saluran primer

tertentu bila debit yang tersedia kurang Faktor K adalah perbandingan antara debit tersedia di

bendung dengan debit yang

Rumus untuk menghitung faktor K (Kunaifi, A.A. 2010:15):

kondisi air cukup (faktor 1), pembagian dan pemberian air adalah sama dengan rencana pembagian dan pemberian air. Pada kekurangan air (K<1), pembagian dan pemberian air faktor K yang Sistem giliran dapat dilakukan pada tingkat kwarter, tersier Kriteria Pembagian Air

3. METODOLOGI PENELITIAN

Kabupaten Bojonegoro secara astronomis berada di Garis Lintang Selatan dan Bujur Timur antara 659’ intang Selatan dan 11125’

Pacal Kiri mendapat pasokan air dari Dam

Kriteria Terus menerus Giliran di saluran tersier Giliran di saluran sekunder

(7)

Klepek yang terletak di Desa Klepek Kecamatan Sukosewu Bojonegoro. Areal persawahan D.I. Pacal Kiri tersebar di Kecamatan Sukosewu dan Kecamatan Kapas seluas 1965 Ha yang terbagi menjadi 29 petak tersier. Langkah- langkah Pengolahan Data

Berikut tahapan perhitungan dan pengolahan data dalam studi ini : 1. Menghitung debit andalan dengan menggunakan metode Basic Year. 2. Mengevaluasi pola tanam eksisting sebagai dasar penyusunan rencana tata tanam dengan meningkatkan intensitas tanam padi.

3. Menganalisa pemberian air irigasi eksisting.

4. Menganalisa neraca air eksisting dengan faktor K.

5. Menyusun pola tanam rencana. 6. Menghitung pemberian air rencana

dengan menggunakan metode

konvensional, SRI, dan gabungan konvensional & SRI.

7. Menganalisa neraca air rencana dengan faktor K dan membandingkan ketersediaan air antara kriteria FPR dan kriteria Pasten.

8. Menganalisa jadwal pemberian air irigasi.

9. Menentukan pola operasi pintu intake.

10. Kesimpulan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan Debit Andalan

Perhitungan debit andalan dilakukan dengan menggunakan metode Tahun Dasar (Basic Year) dari data debit intake D.I. Pacal Kiri selama 5 tahun (2008-2012). Berikut hasil perhitungannya :

Tabel 6. Perhitungan Debit Andalan dalam liter/detik

Sumber : Hasil Perhitungan

Evaluasi Pola Tanam Eksisting Tabel 7. Rekapitulasi Rerata

Evaluasi Pemberian Air Irigasi Eksisting

Sumber : Hasil Analisa

Dari Tabel 7. dapat diketahui bahwa intensitas tanam D.I. Pacal Kiri selama 5 tahun terakhir (2008-2012) mencapai 247,717% dengan realisasi tanam padi sebesar 175,619% dan palawija 72,098%. Oleh karena itu diperlukan perencanaan pola tanam yang lebih optimal agar intensitas tanam dapat ditingkatkan lagi mencapai 300%.

Evaluasi Pemberian Air Irigasi Eksisting

Dari hasil evaluasi pemberian air selama kurun waktu 5 tahun terakhir (2008-2012) dan jenis tanah Grumosol maka didapat pedoman nilai FPR D.I. Pacal Kiri sebagai berikut : Tabel 8. Nilai FPR D.I. Pacal Kiri

Sumber : Hasil Analisa

I II III I II III I II III I II III I II III I II III 1 16,67 912 753 1021 961 1595 1675 1848 1812 1665 1657 2026 1887 990 1374 1689 1449 822 962 2 33,33 873 619 935 727 654 790 571 958 1133 1126 943 1705 922 701 1299 1286 780 754 3 50,00 557 619 568 219 337 232 568 930 728 792 817 1255 806 533 547 708 529 723 4 66,67 557 619 563 219 192 187 446 525 493 747 808 619 505 379 527 527 413 500 5 83,33 538 547 563 173 192 187 134 196 311 740 619 498 458 280 287 123 374 456 542 561 563 219 192 187 196 262 347 741 657 522 467 300 335 204 382 465

I II III I II III I II III I II III I II III I II III 1 16,67 1264 668 696 886 1181 1283 1174 780 689 1172 689 910 1022 1128 1306 1454 1539 2826 2 33,33 952 616 554 634 551 729 806 472 552 732 539 250 747 890 670 1116 1515 1361 3 50,00 576 268 313 400 392 392 177 177 177 285 250 236 728 557 648 1022 890 639 4 66,67 402 256 306 181 177 177 171 150 167 177 171 171 207 337 639 707 593 415 5 83,33 204 242 204 128 124 112 150 136 150 150 140 162 123 335 541 535 404 355 244 245 224 139 135 125 154 139 153 155 146 164 140 335 561 569 442 367 NoPeluang (%) Bulan (lt/dtk)

Januari Februari Maret April Mei Juni

Q80

NoPeluang (%)

Bulan (lt/dtk)

Juli Agustus September Oktober November Desember

Q80

Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Padi 100 99,313 40,491 76,31 0 0,000 140,491 175,619 Palawija 0 0 59,509 0,000 46,817 72,098 106,327 72,098 Intensitas Tanam 100 99,313 100 76,306 46,817 72,098 246,817 247,717 Jenis Tanaman

Pencapaian Luas Tanam (%)

Total (%) MH MK I MK II

Air kurang Air cukup Air memadai

<0.06 0.06 - 0.12 >0.12 Musim Hujan 0,046

Musim Kemarau I 0,06

Musim Kemarau II 0,36

Giliran Perlu Mungkin Tidak

Pedoman

(8)

Rencana Pola Tata Tanam

Memperhatikan evaluasi

kondisi pola tanam eksisting selama 5 (lima) tahun periode tanam, maka pola tanam yang direncanakan adalah meningkatkan intensitas tanam padi rencana dengan mempertimbangkan pola tanam yang sesuai dengan kebiasaan petani setempat yaitu Padi+Padi+Palawija.

Pada perencanaan ini intensitas tanam padi ditingkatkan hingga 200%, dan intensitas tanam total sebesar 280% dalam setahun.

Rencana Pembagian Golongan Daerah Irigasi Pacal Kiri dibagi menjadi 3 golongan, dimana golongan 1 seluas 545 Ha, golongan 2 seluas 586 Ha, dan golongan 3 seluas 834 Ha.

Alternatif Jadwal Tanam

Dalam studi ini dilakukan dua macam alternatif dengan jadwal mulai tanam tiap golongan yang berbeda dengan ilustrasi sebagai berikut : Tabel 9. Jadwal Tanam Alternatif 1

Tabel 10. Jadwal Tanam Alternatif 2

Perhitungan Pemberian Air Irigasi Rencana

Pemberian air rencana dihitung dengan metode Konvensional, metode

SRI, dan gabungan metode

Konvensional dengan SRI dalam satu pola tanam dengan memilih petak tersier di bagian hulu dan tengah yang merupakan golongan 1 seluas 545 Ha dan golongan 2 seluas 586 Ha atau 58% dari total luas keseluruhan menggunakan metode SRI, dan bagian hilir yang merupakan golongan 3 dengan total luas 834 Ha atau 42% dari total luas keseluruhan menggunakan metode Konvensional.

Berikut perbandingan luas lahan per fase kegiatan tanaman padi : a. Persemaian selama ± 30 hari dengan

perbandingan 5% luas lahan = 0,05 b. Pengolahan tanah selama ± 30 hari

dengan perbandingan 95% luas lahan = 0,95

c. Pemeliharaan tanaman ± 90 hari dengan perbandingan 100% luas lahan

Nilai FPR yang digunakan dalam perhitungan merupakan nilai FPR dari hasil evaluasi kondisi eksisting.

Tabel 11. Perbandingan Kriteria Faktor K, FPR, dan Pasten

Melalui analisa neraca air dengan faktor K dapat diperoleh jumlah kejadian rotasi per alternatif metode dalam satu tahun, sebagai berikut :

Tabel 12. Rekapitulasi Tingkat Kejadian Rotasi

Sumber : Hasil Perhitungan

Dari hasil rekapitulasi kejadian rotasi (Tabel 12.) dengan intensitas I II III I II III I II III I II III I II III I II III

PLPLPL PLPLPL Padi PLPLPL PLPLPL PLPLPL Padi PLPLPL PLPLPL PLPLPL Padi PLPLPL Gol. 1 Mar Apr

Nov Des Jan Feb

2

3

I II III I II III I II III I II III I II III I II III PLPLPL PLPLPL Padi PLPLPL PLPLPL PLPLPL Padi PLPLPL PLPLPL PLPLPL Padi PLPLPL

Des Jan Feb

3 1

2

Mar Apr

Gol. Nov

Faktor K Kriteria Faktor K FPR Kriteria Pasten

0,75-1 terus menerus 0,12< memadai 0,20< 0,5-0,75 gilir tersier 0,06-0,12 cukup 0,16-0,20 0,25-0,5 gilir sekunder <0,06 kurang <0,15

Metode Kejadian Rotasi Konvensional Alt.1 22 Konvensional Alt.2 22 SRI Alt.1 7 SRI Alt.2 2 Konvensional&SRI Alt.1 18 Konvensional&SRI Alt.2 18

(9)

tanam yang sama antara Metode Konvensional, SRI dan gabungan antara metode Konvensional dan SRI, dapat diketahui bahwa dalam satu tahun periode tanam Metode Konvensional paling banyak terjadi rotasi apabila dibandingkan dengan Metode SRI dan Metode Gabungan Konvensional & SRI. Dan metode SRI yang paling sedikit memerlukan sistem rotasi sehingga lebih efisien dan mudah dilaksanakan.

Tabel 13. Rekapitulasi Pemberian Air Irigasi Total dalam Satu Periode Tanam (lt/det)

Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel 14. Perbandingan Kriteria FPR dan Pasten pada Tiap Metode Pemberian Air dalam Satu Periode Tanam

Sumber : Hasil Analisa

Tabel 15. Rerata Perbandingan Kriteria FPR dan Pasten dalam Satu Periode Tanam

Sumber : Hasil Analisa

Dari hasil analisa pada Tabel 14. dan Tabel 15. dapat dilihat bahwa kejadian air memadai pada kriteria FPR lebih sering terjadi, dan pada kriteria Pasten kekurangan air lebih sering terjadi, sehingga dapat disimpulkan bahwa kriteria pemberian air dengan menggunakan FPR lebih hemat dari Pasten.

Perhitungan Jadwal Rotasi

Jadwal rotasi dibuat

berdasarkan hasil evaluasi neraca air dan pembagian air.dan menurut hasil evaluasi pembagian air. Tujuan jadwal rotasi ini adalah untuk mengaturjatah waktu rotasi pada tiap blok golongan yang sudah ditentukan. Dari hasil rekapitulasi, Metode SRI alternatif 2 merupakan yang paling efisien, maka contoh jadwal rotasi dilakukan pada SRI alternatif 2, berikut rumus yang digunakan :

 Faktor K > 0,75 = Penggenangan terus-menerus

 Faktor K 0,5 - 0,75 = Gilir Tersier  Faktor K < 0,5 = Gilir Sekunder  Periode 1 = 120 air pemberian Total 1 Gol Air Pemberian x  Periode 2 = 120 air pemberian Total 2 Gol Air Pemberian x  Periode 3 = 120 air pemberian Total Gol.3 Air Pemberian x

Metode MT I MT II MT III Jumlah Eksisting (FPR) 8291,105 12767,504 5339,264 26397,873 Konvensional alt. 1 4866,606 6648,770 4994,961 16510,337 Konvensional alt. 2 4417,862 6512,196 5319,254 16249,311 SRI alt 1. 4022,488 4098,299 1706,019 9826,806 SRI alt.2 3816,393 4098,299 1902 9816,691 Konvensional&SRI alt. 1 4949,309 5907,614 3461,752 14318,676 Konvensional&SRI alt. 2 4532,451 9995,394 3745,578 18273,423 37% 38% 63% 63% 46% 31% Metode Konvensional & SRI alt.2

Metode Konvensional & SRI alt.1 Metode SRI alt.2 Metode SRI alt.1

Prosentase terhadap pemberian air eksisting (FPR) Metode Konvensional alt.2

Metode Konvensional alt.1

Memadai Cukup Kurang

FPR 39 22 39 Pasten 19 19 61 FPR 39 25 36 Pasten 25 14 61 FPR 39 11 50 Pasten 56 25 19 FPR 94 6 0 Pasten 53 42 6 FPR 50 22 28 Pasten 33 17 50 FPR 50 31 19 Pasten 31 19 50 SRI Alt.2 Konvensional&SRI Alt.1 Konvensional&SRI Alt.2

Metode Kriteria Frekuensi kejadian (%)

Konvensional Alt.1 Konvensional Alt.2

SRI Alt.1

Memadai Cukup Kurang

FPR 52 19 29

Pasten 36 23 41

(10)

Tabel 16. Jadwal pemberian Air

Perhitungan Pola Operasi Pintu Pola operasi yang diperlukan untuk memenuhi pemberian D.I. Pacal Kiri adalah sebagai berikut :

 Lebar pintu intake @  Jumlah Pintu

 Jumlah Pintu yang dioperasikan /dibuka

 Jumlah Lebar Pintu yang

dioperasikan

 Elevasi ambang dasar pintu Rumus debit aliran pintu sorong Q = Cd . b . Yg (2g . (Y0 - Cc . Yg))

Gambar 3. Kurva Lengkung Debit Intake

Pola Q 80 Faktor Tanam (Qtersedia)

lt/det Gol. 1 Gol. 2 Gol. 3 lt/det Nov I 139,800 84,315 0,000 0,000 84,315 1,658 II 335,400 168,630 90,658 0,000 259,289 1,294 III 560,6 194,913 181,316129,025 505,255 1,110 Des I 569 136,881 209,576258,051 604,508 0,942 II 441,800 78,848 147,178298,271 524,297 0,843 III 367,0 78,848 84,780 209,465 373,094 0,984 Jan I 541,800 73,592 84,780 120,660 279,032 1,942 II 561,400 68,335 79,128 120,660 268,123 2,094 III 563,000 63,079 73,476 112,616 249,171 2,259 Feb I 219 63,079 67,824 104,572 235,475 0,930 II 192,000 63,079 67,824 96,528 227,431 0,844 III 187,0 42,052 67,824 96,528 206,404 0,906 Mar I 196,400 105,341 45,216 96,528 247,085 0,795 II 262 168,630 113,266 64,352 346,248 0,756 III 347,4 194,913 181,316161,201 537,431 0,646 Apr I 741,4 136,881 209,576258,051 604,508 1,226 II 656,8 78,848 147,178298,271 524,297 1,253 III 522,200 78,848 84,780 209,465 373,094 1,400 Mei I 467,400 73,592 84,780 120,660 279,032 1,675 II 299,8 68,335 79,128 120,660 268,123 1,118 III 335,000 63,079 73,476 112,616 249,171 1,344 Jun I 203,800 63,079 67,824 104,572 235,475 0,865 II 381,800 63,079 67,824 96,528 227,431 1,679 III 465 42,052 67,824 96,528 206,404 2,252 Jul I 243,600 21,026 45,216 96,528 162,770 1,497 II 245 16,746 22,608 64,352 103,706 2,361 III 224,4 33,492 18,006 32,176 83,674 2,682 AgustI 138,600 50,238 36,012 25,626 111,876 1,239 II 134,6 50,238 54,018 51,252 155,508 0,866 III 125,0 50,238 54,018 76,878 181,134 0,690 Sep I 154,200 50,238 54,018 76,878 181,134 0,851 II 138,8 50,238 54,018 76,878 181,134 0,766 III 153,4 50,238 54,018 76,878 181,134 0,847 Okt I 155,4 50,238 54,018 76,878 181,134 0,858 II 146,200 33,492 54,018 76,878 164,388 0,889 III 163,800 16,746 54,018 76,878 147,642 1,109 Sumber : Hasil Analisa

Keterangan:

Faktor K > 75 : Terus-menerus 75 - 50 : Gilir Tersier 50 - 25 Bulan

Periode

Pemberian Air Irigasi lt/det

Tot. Pemberian Air

PL

Jadwal pemberian Air (Metode SRI Alternatif 2)

Operasi Pintu Pola operasi yang diperlukan untuk memenuhi pemberian D.I. Pacal Kiri adalah sebagai berikut :

= 1,4 m = 2 unit Jumlah Pintu yang dioperasikan

= 2 unit

Jumlah Lebar Pintu yang

= 2,8 m Elevasi ambang dasar pintu = +31 m Rumus debit aliran pintu sorong :

Cc . Yg))0,5

Kurva Lengkung Debit

KESIMPULAN

1. Besarnya intensitas tanam D.I. Pacal Kiri selama 5 tahun terakhir (2008-2012) mencapai 247,717% dengan realisasi tanam padi sebesar 175,619% dan palawija sebesar 72,098%. Sedangkan intensitas tanam rencana (RTTG) sebesar 246,82% dengan rencana tanam padi sebesar 140,49% dan palawija sebesar 106,33%.

2. Dengan menggunakan kriteria FPR rata- rata kejadian air memadai sebesar 52%, air cukup sebesar 19%, dan air kurang

sebesar 29%.

menggunakan kriteria Pasten rata rata kejadian air memadai

36%, air cukup sebesar 23%, dan air kurang sebesar 41%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kriteria

pemberian air dengan

menggunakan FPR lebih hemat dari Pasten.

3. Dengan meningkatkan intensitas tanam hingga 280%, berdasarkan hasil rekapitulasi pemberian air irigasi tiap musim tanam setelah dibandingkan dengan pemberian

Faktor K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 1,658 Terus menerus 1,294 Terus menerus 1,110 Terus menerus 0,942 Terus menerus 0,843 Terus menerus 0,984 Terus menerus 1,942 Terus menerus 2,094 Terus menerus 2,259 Terus menerus 0,930 Terus menerus 0,844 Terus menerus 0,906 Terus menerus 0,795 Terus menerus 0,756 Terus menerus 0,646 Gilir Tersier 43,521 40,485 35,994 1,226 Terus menerus 1,253 Terus menerus 1,400 Terus menerus 1,675 Terus menerus 1,118 Terus menerus 1,344 Terus menerus 0,865 Terus menerus 1,679 Terus menerus 2,252 Terus menerus 1,497 Terus menerus 2,361 Terus menerus 2,682 Terus menerus 1,239 Terus menerus 0,866 Terus menerus 0,690 Gilir Tersier 33,282 35,786 50,931 0,851 Terus menerus 0,766 Terus menerus 0,847 Terus menerus 0,858 Terus menerus 0,889 Terus menerus 1,109 Terus menerus

50 - 25 : Gilir Sekunder < 25 : Gilir Primer Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Gol.1 Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Tanggal Periode I Periode II Lama Gilir (jam)

Kriteria Periode I Periode II Periode III

esarnya intensitas tanam D.I. Pacal Kiri selama 5 tahun terakhir encapai 247,717% dengan realisasi tanam padi sebesar 175,619% dan palawija sebesar 72,098%. Sedangkan intensitas tanam rencana (RTTG) sebesar 246,82% dengan rencana tanam padi sebesar 140,49% dan palawija sebesar 106,33%.

engan menggunakan kriteria rata kejadian air memadai sebesar 52%, air cukup sebesar 19%, dan air kurang Apabila menggunakan kriteria Pasten rata-rata kejadian air memadai sebesar

sebesar 23%, dan sebesar 41%. Sehingga bahwa kriteria

pemberian air dengan

menggunakan FPR lebih hemat Dengan meningkatkan intensitas 280%, berdasarkan hasil rekapitulasi pemberian air irigasi tiap musim tanam setelah dibandingkan dengan pemberian

22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Gol.3 Gol.2 Gol.1 Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus

Gol.1 Gol.2 Gol.3 Terus-menerus

Terus-menerus

Terus-menerus

Terus-menerus Periode III

(11)

air eksisting (FPR) didapat bahwa

pemberian air irigasi

menggunakan metode

Konvensional lebih hemat 38%, metode SRI lebih hemat 63%, dan apabila menggunakan gabungan kedua metode (SRI & Konvensional) dengan membagi petak tersier bagian hulu sebesar 58% dari luas keseluruhan untuk

menanam padi dengan

menggunakan metode SRI, dan

42% menggunakan metode

Konvensional maka penggunaan airnya lebih hemat 46% dari pemberian eksisting (FPR).

4. Dari analisa kurva lengkung hubungan antara debit intake dengan tinggi bukaan pintu, apabila pemberian air dihitung

menggunakan metode SRI

Alternatif 2, maka untuk dapat memenuhi pemberian irigasi bukaan pintu yang diperlukan berkisar antara 0,1 m - 0,2 m. SARAN

Untuk meningkatkan hasil produksi padi dan penggunaan air secara efisien dan efektif maka penanaman padi menggunakan metode SRI (System of Rice Intensification) merupakan solusi yang tepat yang dapat diterapkan oleh para petani.

Selain memerlukan tenaga petani yang terampil, perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah setempat seperti pengenalan penanaman padi metode SRI dan apabila menggunakan metode Konvensional petani perlu diberi pengertian tentang sistem rotasi secara gilir golongan agar tidak terjadi perselisihan antar petani setempat. DAFTAR PUSTAKA

Budyastiti, G. R. 2011. Studi

Pengaruh Pemberian Air

Irigasi Berdasarkan Metode FPR dan Metode Pasten Serta

Pengaruhnya Terhadap

Pemberian Air Irigasi Pada Daerah Irigasi Kalilanang Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Skripsi tidak dipublikasikan.

Malang : Universitas

Brawijaya.

Kunaifi, A. A. 2010. Pola Penyediaan

Air DI. Tibunangka dengan Sumur Renteng pada Sistem Suplesi Renggung. Tesis tidak

dipubikasikan. Malang : Universitas Brawijaya.

Subarkah, Imam. 1980. Hidrologi

untuk Perencanaan Bangunan Air. Bandung : Idea Dharma.

Soemarto, C. D. 1995. Hidrologi

Gambar

Gambar  1. Skema  Pemberian  Air  Metode SRI
Tabel  6. Perhitungan  Debit  Andalan  dalam liter/detik
Tabel  11. Perbandingan  Kriteria  Faktor K, FPR, dan Pasten
Tabel 13. Rekapitulasi Pemberian Air  Irigasi Total dalam Satu Periode  Tanam (lt/det)
+2

Referensi

Dokumen terkait

dalam memperjuangkan kepentingannya, Pasal 119 HIR/Pasal 143 RBg memberi wewenang kepada Ketua Pengadilan Negeri (PN) untuk memberi nasehat dan bantuan kepada

“Bahwa seorang penanggung yang telah membayar kerugian sesuatu barang yang diasuransikan, menggantikan pihak tertanggung dalam segala hak yang diperolehnya terhadap

Hipotesis yang peneliti rumuskan dalam penelitian ini adalah pengaruh kualitas pelayanan dan perilaku invidu konsumen berpengaruh baik secara parsial maupun

Dalam menghadapi masalah- masalah yang terjadi di dalam lembaga pemasyarakatan terutama dalam kasus kekerasan terhadap narapidana oleh petugas lembaga pemasyarakatan maka

Ruang Lingkup Permasalahan ini sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan dan dibatasi hanya pada kajian tentang kedudukan pencatatan perkawinan

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih Desa Semambung mengambil sumber mata air yang berada di Desa Alas Tengah yang mempunyai jarak yang cukup jauh dari Desa Semambung dan

1) Pihak pengelola segera memberikan pertolongan pertama pada saat terjadinya peristiwa kecelakaan. Pertolongan pertama tersebut dapat berupa, membersihkan luka yang

Dari surat kuasa khusus Kejaksaan dapat mengajukan gugatan perdata dengan dasar hukum Pasal 1365 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Perbuatan Melawan Hukum)