• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

22

BAB II

PROSES BISNIS PERUSAHAAN

2.1 Proses Bisnis PT TELKOM Secara Umum

Perusahaan penyelenggara telekomunikasi terbesar di Indonesia yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (yang selanjutnya disebut PT TELKOM), saat ini mencoba untuk menjadi perusahaan informasi dan komunikasi (Infocom) yang menyediakan jasa dan jaringan telekomunikasi secara menyeluruh (fulservice and

network provider). Aktivitas utama PT TELKOM adalah menyediakan jasa dan

jaringan telekomunikasi. Penataan fungsi-fungsi dalam struktur organisasi PT TELKOM mengacu pada best-practice yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan telekomunikasi kelas dunia, yaitu e-TOM (enhanced

Telecommunication Operation Maps) seperti yang dapat dilihat pada gambar

berikut.

Gambar 2.1 e-TOM sebagai acuan fungsi-fungsi dalam organisasi PT TELKOM10

10

The enhanced Telecom Operations MapTM (eTOM) Business Process Framework, Enrico Ronco, exp – volume 2 – n, 4 December 2002. Dikutip 11 Februari 2008 dari,

(2)

23 e-TOM merupakan sebuah framework yang dikembangkan oleh

TeleManagement Forum, yang dapat digunakan oleh para service provider untuk

mendefinisikan fungsi dalam setiap unit organisasinya. e-TOM berfokus pada dua area yakni :

• Business/Customer/Products • Solution/System/Implementation

Dalam kerangka fokus pada dua area di atas, e-TOM terbagi atas dua bagian vertikal yang masing-masing terdiri atas beberapa lapisan horisontal dan vertikal juga. Seperti yang ditunjukkan pada gambar sebelumnya, 2 bagian utama vertikal dalam e-TOM adalah :

1. Operations

Fulfillment, Assurance and Billing (FAB) merupakan inti utama dari Operations.

Ada beberapa pengelompokan proses fungsional pada bagian Operations yang terbagi atas berbagai area, seperti :

ƒ Customer Relationship Management, berkaitan dengan manajemen kebutuhan pelanggan, cara mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan bagaimana menjaga hubungan dengan pelanggan.

ƒ Service Management and Operations berhubungan dengan manajemen pelayanan yang ditawarkan kepada pelanggan.

ƒ Resource Management and Operations berhubungan dengan penanganan pemenuhan layanan yang ditawarkan kepada pelanggan.

ƒ Supplier/Partnership Relationship Management berhubungan dengan fungsi menjaga harmonisasi hubungan dengan partner atau supplier.

Keempat area di atas merupakan satu kesatuan, sehingga gangguan terhadap salah satu bagian akan mengakibatkan keterlambatan proses di bagian yang lain yang dapat mengakibatkan menurunnya service level terhadap pelanggan.

(3)

24

2. Strategy, Infrastructure & Products

Bagian vertikal yang kedua adalah Strategy, Infrastructure dan Products (SIP).

Strategy, Infrastructure & Product berhubungan dengan strategi dan proses lifecycle management. Bagian ini terdiri atas :

ƒ Marketing & Offer Management, terfokus pada pengembangan bisnis inti lewat strategi marketing, penawaran produk baru dan manajemen terhadap produk lama.

ƒ Service Development & Management terfokus pada perencanaan, pengembangan dan penyampaian services ke area operasi.

ƒ Resource Development & Management terfokus pada perencanaan, pengembangan dan penyampaian resources yang dibutuhkan untuk menunjang pelayanan yang dilakukan pada area operasi.

ƒ Supply Chain Development & Management terfokus pada usaha pemilihan

supplier dan partner yang terbaik melalui mekanisme pemilihan yang efektif.

Proses bisnis di PT TELKOM secara global yaitu meliputi Key Value

Creation Process, Functional Support, Product Owner, Delivery Channel Service,

dan Customer. Key Value Creation Process memiliki fokus kepada beberapa hal yaitu: usaha mempertahankan bisnis existing yang sedang memasuki masa saturasi, pengembangan secara agresif bisnis yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi, dan persiapan platform bisnis masa depan yang berbasis internet dan mulitimedia. Kegiatan-kegiatan tersebut dijabarkan dalam suatu bisnis portfolio dan strategi, di mana hasilnya dapat dilihat dari bisnis performance yang merupakan tolok ukur keberhasilan implementasi bisnis portfolio dan strategi tersebut.

Setelah itu, hasil ini diimplementasikan oleh tiap-tiap fungsi bisnis atau

Functional Support untuk menjabarkan bisnis portfolio dan strategi PT TELKOM

ke dalam setiap aktivitas, diwujudkan dengan tersedianya jasa telekomunikasi yang merupakan produk dari core business PT. TELKOM. Sesuai dengan struktur organisasi PT TELKOM yang berbasis pada customer-centric organization, maka dibentuklah Product Owner sebagai penghasil dan pemelihara produk jasa

(4)

25 telekomunikasi dan Delivery Channel sebagai pemasaran produk PT TELKOM kepada Customer.

Product Owner sendiri tidak bertugas dalam penyaluran distribusi. Product Owner hanya memfokuskan pada masalah teknis produk dan tidak

melakukan kegiatan pemasaran. Semua produk PT TELKOM disampaikan kepada customer melalui Delivery Channel sebagai jalur distribusi. Delivery

Channel juga bertugas untuk mendapatkan informasi mengenai kepuasan serta

kebutuhan customer, di mana customer PT TELKOM terdiri dari tiga segmen yaitu :

1. Segmen Personal/Retail, segmen ini menjadi tanggung jawab Divisi Regional (DIVRE).

2. Segmen Bisnis/Korporat, segmen ini menjadi tanggung jawab Divisi

Enterprise Service (DIVES/ESC).

3. Segmen Operator (Other Licensed Operator, selanjutnya disebut dengan OLO), segmen ini menjadi tanggung jawab Divisi Carrier & Interconnection

(5)

26

Melalui proses bisnis ini, diharapkan PT TELKOM dapat mengembangkan bisnisnya sesuai harapan customer. Posisi Customer, Delivery Channel, Product

Owner dan Functional Support di PT TELKOM bila diterjemahkan dalam framework e-TOM dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 2.2 Posisi Customer, Product Owner, Delivery Channel dan Functional Support PT TELKOM dalam framework e-TOM11

11

Firmansyah, Rinaldi. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Corporate Presentation on One Day

(6)

27 Gambar 2.3 Proses Bisnis Global PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.12

2.2 Ruang Lingkup Telkom Flexi13 2.2.1 Definisi Layanan Telkom Flexi

Telkom Flexi atau dikenal dengan istilah Flexiphone CDMA adalah layanan jasa telekomunikasi suara dan data dengan kemampuan mobilitas terbatas (limited mobility phone) berbasis teknologi CDMA dengan frekuensi 800 MHz. Layanan ini dapat digunakan untuk menerima atau mengirim suara atau data, tidak hanya pada saat pelanggan berada di

12

Firmansyah, Rinaldi. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Corporate Presentation on One Day

Conference in Kuala Lumpur, disampaikan 01 Maret 2006

13

(7)

28

rumah tetapi juga pada saat di luar rumah dimana masih berada di dalam satu cakupan area pelayanan (homezone). Tarif layanan mengacu pada tarif layanan telepon tetap (PSTN) dengan penambahan biaya untuk fasilitas limited mobility, fitur-fitur lainnya seperti CLI, SMS, dan Voice Mail, dengan pilihan cara pembayaran secara prabayar (prepaid) maupun pasca bayar (postpaid).

2.2.2 Jenis Layanan Telkom Flexi

Jenis layanan yang diberikan oleh Telkom Flexi sebagai upaya untuk memanjakan para konsumennya adalah sebagai berikut:

(1) Layanan Telephony (Voice, Faksimile) termasuk fitur-fiturnya diantaranya adalah Call Forwarding, Call Barring,

Call Hold, Call Waiting, Cancel Call Waiting, Calling Line Identification Presentation (CLIP), Calling Line Identification Restriction (CLIR), Three Way Calling, Voice Mail, Message Waiting Indicator, Do Not Disturb, Calling Name Presentation, Call Control, Outgoing Call Allowance, Selective Call Acceptance, Activation Schedule Profile, Priority Access.

(2) Layanan Data Communication termasuk SMS, Web Service dan MMS.

(3) Fitur mutasi otomatis secara terbatas.

(4) Layanan Prabayar (Flexi Trendy) dan Pasca Bayar (Flexi Classy).

(5) Service dan fitur lainnya yang mampu dilayani dengan menggunakan teknologi CDMA.

2.2.3 Value Added Telkom Flexi

Selain memiliki fitur-fitur dan layanan seperti yang diutarakan di atas, Telkom Flexi memiliki beberapa value added service yang merupakan keunggulan dari produk Telkom Flexi, yaitu:

(8)

29 (1) Kualitas komunikasi suara sekelas telepon kabel (wireline

phone), bebas interferensi dan cloning.

(2) Skenario Call dan Penomoran mengacu kepada ketentuan PSTN.

(3) Fleksibilitas/limited mobility dalam area pelayanan/home zone (kurang lebih radius 15 km tergantung trafik).

(4) Tarif usage/pulsa yang murah (mengacu tarif PSTN).

(5) Dapat digunakan untuk komunikasi data (internet access, fax dll) dengan kecepatan sampai dengan 144 Kbps.

(6) Fitur/layanan tambahan dengan standar fitur mobile phone (SMS, Voice Mail, CLI dll).

(7) Pilihan terminal pelanggan/CPE berupa fix phone (cordless phone) atau terminal mobile phone (handphone) untuk yang

menghendaki telepon yang lebih personalized.

(8) Pilihan sistem pembayaran yaitu sistem prepaid dan sistem

postpaid.

(9) Ketersediaan dan kecepatan instalasi (service delivery).

Penyelenggaraan Fixed Wireless Access (FWA) CDMA pada frekuensi 800 MHz merupakan salah satu strategi PT TELKOM untuk pemenuhan salah satu demand layanan InfoCom yang mencakup penyediaan layanan voice dan komunikasi data. Untuk memberikan layanan tersebut diketahui bahwa teknologi

wireless dapat memberikan solusi dengan percepatan pembangunan dan biaya

yang paling optimal.

2.2.4 Sejarah Bisnis Produk

Berdasarkan data dari demand line telepon cukup besar sehingga diperlukan penambahan line telepon sampai dengan tahun 2007 sebanyak 4.708.888 sst. Potensi jaringan yang ada saat ini sebanyak 8.113.998 sst yang sudah digunakan sebesar 7.381.079 sst, tersisa sebesar 732.919 sst. Untuk dapat melayani pelanggan sampai dengan tahun 2007 perlu

(9)

30

dilakukan pembangunan sebanyak 4.153.846 sst. Dari demand sebesar itu TELKOM mentargetkan untuk menyediakan 65% dari total demand atau sebesar 2.700.000 dan 60% atau sebesar 1.886.000 dilayani dengan teknologi wireless.

Pertimbangan penggunaan teknologi wireless dibandingkan dengan teknologi wireline dalam memenuhi demand telepon adalah:

ƒ Potensi jaringan tidak sesuai dengan lokasi daftar tunggu dan demand yang secara geografis menyebar.

ƒ Pembangunan wireline memerlukan perijinan dan koordinasi berbagai pihak misalnya dinas PU, PLN, PGn, PT. KIA dan lain-lain.

ƒ Pembangunan infrastruktur wireline/jaringan kabel (bawah-tanah) memerlukan biaya dan waktu yang lama. Berdasarkan data di lapangan bahwa 1 (satu) sst memerlukan biaya kurang lebih sebesar 1.000 US$ dan memerlukan waktu selama kurang lebih 1,5 (satu setengah) tahun. Sedangkan untuk pembangunan dengan infrastruktur wireless memerlukan kurang lebih 250 US$ per 1 (satu) sst dimana relatif lebih optimal untuk daerah yang menyebar.

ƒ Teknologi jaringan kabel memerlukan biaya yang tinggi dalam

operation and maintenance serta tingkat gangguan relatif lebih tinggi.

2.2.5 Sasaran Pertumbuhan dan Keuangan

Pelanggan Flexiphone terdiri atas pelanggan postpaid dan prepaid. Diharapkan komposisi pelanggan postpaid dibanding prepaid adalah 38%:62% dengan ARPU pelanggan postpaid sebesar Rp. 251.263 terdiri atas abonemen sebesar Rp. 40.000 dan Usage sebesar Rp.211.263 dan ARPU pelanggan pre paid tahun 2002 sebesar Rp.94.378. Diharapkan ARPU akan tumbuh sebesar 8%/th.

Jumlah pelanggan ditargetkan tahun 2002 sebesar 14.700, tahun 2003 adalah 584.000, tahun 2004 adalah 1,20 juta, tahun 2005 adalah 1,73 juta, dan mulai tahun 2006 semua kapasitas yang dibangun akan dipakai oleh pelanggan yaitu sebesar 1.89 juta pelanggan. Jumlah pelanggan rata-rata tumbuh sebesar

(10)

31 83%/tahun. Proyeksi pertumbuhan ini akan menghasilkan pendapatan pada tahun 2002 dengan masa operasi 3 bulan sebesar Rp. 4,9 Milyar, tahun 2003 sebesar Rp. 691,5 Milyar, tahun 2004 sebesar Rp. 2,1 Trilyun dan akan tumbuh rata-rata 23%/tahun sampai tahun 2010 dengan tingkat keuntungan (profit margin) adalah antara 20% sampai dengan 35%.

2.2.6 Perencanaan Keuangan

Untuk memenuhi demand sampai tahun 2007 sebesar 1,886,000 lines, TELKOM membutuhkan dana investasi system CDMA sebesar Rp. 5,17 Trilyun. Pembiayaan Investasi ini direncanakan melalui penjualan obligasi (bonds), sedangkan sisanya akan didanai melalui vendor financing melalui pinjaman jangka panjang.

2.2.7 Struktur Organisasi

PT TELKOM membentuk ProBis FlexiPhone agar implementasi bisnis ini dapat dilaksanakan secara lebih fokus dan membangun kompetensi PT TELKOM.

Gambar 2.4 ProBis Telkom Flexi14

14

Telkom, Format Perencanaan Bisnis Telkom Flexi, Dokumen yang tidak dipublikasikan, 2005

KAPROBIS TELKOMWIRELESS Koor Bid Pelayanan & Pemasaran Koor Bid Umum Koor YanMasRegional 1 s/d 7 Koor NetRegional 1 s/d 7 Koor Project Regional 1 s/d 7 Koor Bid Pengembangan PROBIS DIVRE Koor OSSRegional 1 s/d 7 Koor Bid OSS Koor Bid Network Koor PaymentRegional 1 s/d 7 SekProBis Koor Bid Keuangan Koor Keuangan Regional 1 s/d 7 Koor Bid Payment & Hub Operator DEPUTY KAPROBIS TELKOMWIRELESS Koor Bid Pelayanan & Pemasaran Koor Bid Umum Koor YanMasRegional 1 s/d 7 Koor NetRegional 1 s/d 7 Koor Project Regional 1 s/d 7 Koor Bid Pengembangan PROBIS DIVRE Koor OSSRegional 1 s/d 7 Koor Bid OSS Koor Bid Network Koor PaymentRegional 1 s/d 7 SekProBis Koor Bid Keuangan Koor Keuangan Regional 1 s/d 7 Koor Bid Payment & Hub Operator DEPUTY

(11)

32

2.2.8 Analisis Pasar

Sesuai dengan positioning produk Flexiphone yaitu di antara layanan fixed

phone dengan layanan mobile phone dilihat dari variabel pricing dan

kapabilitasnya, pasar produk flexiphone ini dapat dikelompokkan menjadi 4 katagori yaitu:

o Calon pelanggan fixed phone atau mobile phone yang belum

mendapatkan layanan

o Pelangggan eksisting mobile phone yang menginginkan tarif lebih

murah

o Pelanggan eksisting fixed phone yang menginginkan kapabilitas

layanan mendekati mobile phone

o Pelanggan eksisting mobile dan fixed phone yang menginginkan

konvergensi layanan.

Gambar 2.5 Telkom Flexi Service Offering15

Dengan positioning produk diantara fixed phone dengan mobile

phone, potensi pasar produk Flexiphone adalah seluruh pasar

telekomunikasi di Indonesia (dalam jangkauan area pelayanan BTS

15

Telkom, Format Perencanaan Bisnis Telkom Flexi, Dokumen yang tidak dipublikasikan, 2005

Comparative Product/Service Offering

Qual it y 2) of S e rv ic e Tariff / ARPU Low High High TELKOM Fixed Lines TELKOM “Flexi Phone” (CDMA - FWA) Cellular Low

Comparative Product/Service Offering

Qual it y 2) of S e rv ic e Tariff / ARPU Low High High TELKOM Fixed Lines TELKOM “Flexi Phone” (CDMA - FWA) Cellular Low

(12)

33 Flexiphone CDMA) baik sebagai produk retail (pelanggan / end customer / user) atau sebagai produk resale (wartel, warnet). Positioning ini akan mempertajam target market sesuai dengan 4 katagori segmentasi di atas. Selanjutnya perencanasan pasar disesuaikan dengan target pasar yang didefinisikan.

2.3 Analisis TOWS (Threats, Opportunities, Weakness, and Strength) Telkom Flexi16

THREATS

Strategic Aspect Telkom Group Competition Note

• Manuver pesaing yang cukup agresif (esia) - Tingkat Churn Telkom Flexi meningkat. Growth pelanggan esia sebesar 167% (dari 487 ribu menjadi 1,3 juta)

Pada saat ini Esia mencoba mengikuti Flexi Combo dengan mengeluarkan produk sejenis dengan branding ”Esia GoGo” • Migrasi Frekuensi 1900MHz Telkom Flexi divre 2 dan divre 3 migrasi ke 800 MHz

Isat Tidak ada

kompensasi dari regulator, PT TELKOM perlu mengeluarkan cost untuk hal ini. • Exelcomindo, selular - Secara agresif meningkatkan coverage untuk memperkuat posisi layanan kepada konsumen - Expand roaming 3G ke luar negri Dengan dukungan modal yang kuat mulai tahun 2006 Excelcomindo memperlihatkan pertumbuhan yang positif, secara agresif mereka membangun infrastruktur untuk memperluas coverage mereka. 1616

Hartono, KJ, 2007, Spin Off Telkom Flexi Dalam Upaya Meningkatan Nilai Perusahaan

(13)

34

OPPORTUNITIES

Strategic Aspect Telkom Group Competition Note

• Addresable Market

(CAGR)

• Fixed Wire line • Fixed Wireless • Mobile Growth (G), Industri (I) - G: 17%, I: 2% - G: 8%, I: 38% - G: 17%, I: very high Telkomsel menyumbang kurang lebih 60% dari keseluruhan revenue PT TELKOM. Hal ini menyebabkan ketergantungan PT TELKOM pada PT Telkomsel sangat tinggi • Competition Lanscape 2007 – 2011 • Fixed • Fixed Wireless • Mobile Forecast: Growth: 6% FWA 33% Mobile Growth 11,4% Pertumbuhan pasar

masih terbuka untuk

Fixed, Fixed

Wireless, dan mobile

meskipun untuk pasar Fixed terlihat sudah

(14)

35

WEAKNESS

Strategic Aspect Telkom Group Competition Note

• Kontribusi revenue - Kontribusi mobile (Telkomsel) sebesar 55% Ketergantungan PT TELKOM pada PT Telkomsel sangat tinggi • Target revenue 2006

97% Target revenue tidak

tercapai • Marketing dan produksi - Fixed Wireline - Flexi - Produksi pulsa per LIS turun

- Tingkat churn tinggi

-Fixed wireline belum mampu memposisikan dirinya untuk bersaing dengan produk subsitusi -Berakhirnya promo GB3 mengakibatkan

total net add

pelanggan flexi berada pada niali minus, flexi kehilangan market

share yang cukup

(15)

36

STRENGTH

Strategic Aspect Telkom Group Competition Note

• EBITDA 33% ISAT 0,3% XL 46,9% PT TELKOM lebih leluasa melakukan investasi dibandingkan kompetitornya, tercermin dari besarnya EBITDA • Operating expenses (profitabilitas) 14% ISAT 9,2% XL 50% Telkomsel growth revenue 1,65 kali growth operating expenses, ISAT 0,15 kali, dan XL 1 kali • Revenue wireless 72% (Rp 41,8T) ISAT 20% XL 5% Revenue PT TELKOM jauh di atas pesaing • Market share seluler 51% ISAT 26,2% XL 16,6% PT TELKOM

memimpn pasar jauh di atas pesaing • Market

capitalization

USD$20Billion Urutan ke 3 di

kawasan regional, sesudah hina Mobile dan Bharti Air • Revenue growth YoY 23,4% ISAT 1,4% XL 54% Secara absolut telkomsel 75% naik, naik 2 % diabnding 2005

• Net income 62,7% ISAT -8,9% Net income jauh

diaatas pesaing • Organisasi Dan SDM - Kinerja - Kepuasan - Loyalitas - Meningkat - Relatif tinggi, ESI 80,7% & EDI 11,8% - Tinggi Produktifitas meningkat seiring dengan bertumbuhnya perusahaan.

(16)

37

2.4 Pengelolaan Bisnis Telkom Flexi (Internal Isu)17 2.3.1 Budaya Organisasi

Belum terlihat adanya paradigma shift mindset dari bisnis wireline ke bisnis wireless dalam pengelolaan bisnis Telkom Flexi, yang dapat diindikasikan sebagai berikut:

• Policy marketing berada di tingkat corporate, sementara setiap divre (divisi regional) mempunyai regional policy yang berbeda dengan divre lain.

• Standar nasional untuk CC (customer care) & billing system secara nasional belum diimplementasikan.

• SLA (Service Level Agremeent) antara PO (Product Owner) yang dalam hal ini divisi FWN dan DC (Distribution Channel) dalam hal ini diwakili oleh divre tidak sepenuhnya dilaksanaakan, sehingga dukungan after sales service-nya sangat kurang.

Birokrasi di internal PT TELKOM menyebabkan response yang lambat dalam menghadapi manuver kompetitor.

Gambar 2.6 Existing Telkom Flexi Business Model18

17

(17)

38

2.3.2 Business Strategic

o Strategic Focus

• Disamping Telkom Flexi, PT TELKOM mengelola portofolio bisnis yang lain (Fixed Multimedia), sementara kompetitor fokus pada bisnis wireless.

Telkom Flexi tidak dikelola secara end to end sehingga sulit dikontrol, karena melibatkan beberapa unit lain yang tidak hanya menyediakan resources untuk Telkom Flexi.

o Business Model

Sampai saat ini positioning Telkom Flexi belum didefinisikan secara jelas, sehingga beberapa kasus sering terjadi konflik dengan produk PT TELKOM lainnya.

o Resourcess Allocation

Resources harus dialokasikan keseluruh area bisnis dan sulit untuk

dibagi secara proporsional serta tepat sasaran.

• Divre mengalokasikan anggaran marketing yang terbatas untuk seluruh produk termasuk Telkom Flexi, sehingga sulit untuk mencapai target yang optimal.

• Jumlah SDM yang mempunyai kompetensi yang memadai sangat terbatas, dan harus dialokasikan pada seluruh area bisnis.

2.3.3 Financial

Kebutuhan modal Telkom Flexi selama 5 tahun ke depan memerlukan investasi yang besar, sementara itu PT TELKOM juga harus mengalokaskan anggaran investasi untuk bisnis lainnya (Speedy, FWL, Multimedia).

18

Telkom & A T Kearney, Positioning Telkom Flexi for Future, Dokumen yang tidak dipublikasikan, 2005

(18)

39

2.4 Kontributor Nilai Saham PT TELKOM

Portofolio bisnis PT TELKOM saat ini terdiri atas fixed phone (PSTN & FWA Telkom Flexi), multimedia dan mobile (PT Telkomsel). Dari harga saham PT TELKOM per tanggal 25 Desember 2005 sebesar Rp. 5.950,- jika di breakdown maka nilai saham ini akan dikontribusiakn oleh19:

• Bisnis PSTN, FWA Telkom Flexi dan Multimedia (PT TELKOM unkonsolidasi dan anak perusahaan lain selain PT Telkomsel) sebesar 42% atau senilai Rp. 2.500,- dari total nilai saham PT TELKOM.

• Bisnis seluler (melalui PT Telkomsel) berkontribusi sebesar 58% atau senilai Rp. 3.450,- dari total nilai saham PT TELKOM.

Secara umum dapat diketahui bahwa kontribusi bisnis seluler sangat jauh dominan dia atas saham PT TELKOM. Hal ini menunjukkan bahwa pandangan investor terhadap bisnis PT TELKOM non gabungan (FWL, FWA Telkom Flexi, dan Multimedia) lebih kecil jika dibandingkan dengan prospek bisnis seluler di PT Telkomsel.

2.6 Market Share20

Market share pelanggan Fixed Wireless Access (Telkom Flexi) sampai

dengan Desember 2006 mengalami penurunan yang cukup signifikan dari 7,85% pada posisi akhir tahun 2005 menjadi 6,14% pada Desember 2006 dalam lingkup industri wireless secara keseluruhan. Sedangkan dalam lingkup industry fixed

wireless, market share Flexi menurun sangat signifikan (hamper 14%) dari

84,62% pada posisi akhir 2005 menjadi 70.85% pada Desember 2006. Meskipun sampai dengan Desember 2006 jumlah pelanggan Flexi mengalami kenaikan sebesar 3% dibandingkan dengan Desember 2005, namun pertumbuhan pelanggan operator lain lebih tinggi dari Flexi sehingga terjadi penurunan market share pelanggan Flexi yang cukup signifikan.

19

Komposisis Valuasi Saham PT Telkom oleh Citigroup 10 November 2005

20

TELKOM Laporan Tahunan 2006, Dikutip 23 Maret, 2008 dari www.telkom.co.id/hubungan-investor/laporan-keuangan.html

(19)

40

Produk operator lain yang mengalami penurunan market share pada Desember 2006 hanyalah StarOne dan Indosat GSM, sedangkan di Industri rata-rata mengalami kenaikan jumlah market share pelanggan seperti : Telkomsel meningkat 4,4%, Esia meningkat 1,2%, XL meningkat 0,74% dan Mobile-8 meningkat 0,26% posisi sampai dengan Desember 2006.

Indosat 23.20% Flexi 6.10% Esia 2.10% StarOne 0.40% Fren 2.60% Telkomsel 51.30% XL 14.20%

Gambar2.7 Market Share Wireless

StarOne 4.70% Flexi 70.90% Esia 24.50%

Gambar

Gambar 2.1 e-TOM sebagai acuan fungsi-fungsi dalam organisasi PT TELKOM 10
Gambar 2.2 Posisi Customer, Product Owner, Delivery Channel dan Functional Support PT  TELKOM dalam framework e-TOM 11
Gambar 2.3 Proses Bisnis Global PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. 12
Gambar 2.4 ProBis Telkom Flexi 14
+4

Referensi

Dokumen terkait

NATIONAL NEWS TICKER.. Sementara bila dibanding Desember 2005 mengalami peningkatan sebesar 16,91 persen. · Peningkatan ekspor nonmigas terbesar Desember 2006 terjadi pada lemak

2013 adalah sebesar 10,2% dari total pagu anggaran Kementerian Pertanian (Rp. Jika dibandingkan dengan tahun 2012, anggaran 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp.

Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTP Desember 2015 mengalami penurunan yaitu sebesar 0,28 persen yang disebabkan indeks kenaikan harga yang diterima petani lebih

Nilai Debt to Asset Ratio (DAR) minimum adalah sebesar 48,62% pada tahun 2006, artinya perusahaan memiliki hutang sebesar 48,62% dibandingkan dengan total aset yang

Catatan atas Laporan Keuangan | Penjelasan Pos-pos Realisasi Anggaran 22 Realisasi Belanja Barang per 31 Desember 2019 mengalami kenaikan sebesar 31.21 persen

pertumbuhan ekonomi di Indonesia terbesar pada tahun 2007 sebesar 6,3 persen3. naik dibandingkan tahun 2006 sebesar 5,5 persen,

RKAP sebesar 0,09% dan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. diatas

Pendapatan Data Tetap mengalami pertumbuhan yang baik sebesar 10,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu disebabkan oleh peningkatan pelanggan baru transponder