• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODIFIKASI MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR BOLA BASKET PADA MATERI CHEST PASS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I BATUDAA LIMAN HUSA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MODIFIKASI MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR BOLA BASKET PADA MATERI CHEST PASS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I BATUDAA LIMAN HUSA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODIFIKASI MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR BOLA BASKET PADA MATERI CHEST PASS SISWA KELAS VIII SMP

NEGERI I BATUDAA LIMAN HUSA

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KEOLAHRAGAAN

2013 ABSTRAK

LIMAN HUSA,(2013). Nim. 831409179.“Pengaruh Modifikasi Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Bola Basket Pada Materi Chest Pass Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Batudaa”. Skripsi Jurusan Pendidikan Keolahragaan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Hj. Aisah R. Pomatahu, Dra. M. Kes. dan Pembimbing II Zulkifli Lamusu, S.Pd. M.Pd.

Masalah dalam penelitian ini adalah sebagian besar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batudaa masih di bawah tingkat ketuntasan belajar. Hasil belajar siswa pada materi bola basket tahun 2011/2012 menunjukan bahwa 68% dari jumlah siswa kelas VIII memperoleh nilai kurang dari 70. Hal ini di buktikan dengan informasi yang di dapatkan dari guru mata pelajaran Penjas Orkes dimana hanya 32% dari jumlah siswa yang mencapai tingkat ketuntasan belajar.

Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh Modifikasi Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Bola Basket Pada Materi Chest Pass Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Batudaa. Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Terdapat Pengaruh Modifikasi Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Bola Basket Pada Materi Chest Pass Siswa kelas VIII SMP Negeri I Batudaa”. Langkah awal untuk pengujian hipotesis adalah melakukan uji homogenitas varians terhadap hasil pree-test dan post-test.

Setelah itu dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunkan uji t dengan taraf signifikan 0,05 dan dk= n-1. Dari hasil pengujian menunjukan bahwa t hitung sebesar 4,91 sedangkan dari daftar

distribusi pada t(0,95) (19) diperoleh nilai sebesar 2.09. Ternyata harga t hitung lebih besar dari t daftar.

Berarti hipotesis dalam penelitian yang menyatakan bahwa Modifikasi Model Pembelajaran dapat mempengaruhi Hasil Belajar Bola Basket Pada Materi Chest Pass Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Batudaa.” dapat diterima. Dalam hal ini, bahwa modifikasi model pembelajaran memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri I Batudaa. PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat khususnya di Indonesia yang ditandai dengan adanya pembaharuan guna terus mencari kurikulum, sistem pendidikan, dan metode pengajaran yang efektif dan efisien. Berbicara tentang pendidikan berarti berbicara tentang manusia dengan segala aspeknya. Nilai suatu bangsa terletak dari kualitas sumber daya manusia

(2)

yang menjadi warga negara. Semakin baik kualitas manusianya, bangsa tersebut semakin memiliki peluang besar menuju kemajuan dan kemakmuran, (Hamalik, 1994:35).

Pendidikan jasmani sebagai integral dari sistem pendidikan nasional yang orientansinya sangat jelas dalam tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai yaitu sehat jasmani dan rohani. Dengan demikian peran pendidikan jasmani dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting dan strategis dalam pengembangan pembelajaran.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjas Orkes) telah menjadi salah satu pelajaran yang dimasukan dalam kurikulum pendidikan yang dilaksanakan disemua pendidikan termasuk pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Penjas Orkes disekolah bukanlah tempat untuk menghasilkan atlit berprestasi akan tetapi melalui aktifitas fisik yang dilakukan akan mampu membentuk calon-calon atlit berbakat yang dapat dibina sejak usia dini melalui kegiatan ekstrakurikuler pendidikan jasmani bagi siswa, selain sebagai sarana pendidikan para siswa dapat juga meningkatkan kebugaran jasmani.

Salah satu cabang olahraga yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani dan juga merupakan olahraga yang paling diminati para siswa pada setiap kegiatan ekstrakulikuler yakni cabang olahraga bola basket. Permainan bola basket dimainkan oleh dua regu, setiap regu ada 5 pemain. Permainan ini memerlukan kerja sama dan koordinasi yang baik. Teknik-teknik dasar permainan juga harus dikuasai. Adapun teknik-teknik dasar bola basket meliputi menggiring bola (Dribbling), operan (passing), menembak (shooting), pivot dan rebound. Akan tetapi dari beberapa teknik dasar tersebut yang menjadi materi utama dari penelitian ini adalah teknik dasar passing terutama operan dada (chest pass), Roji, 2007 : 21-28)

Operan dada (chest pass) adalah operan yang umum dilakukan bila tidak ada pemain bertahan di antara pengoper dan teman setimnya. Cara melakukan operan ini adalah memegang bola setinggi dada dan dekat dengan badan. Siku ditekuk dan jari-jari terbuka memegang bola. Saat bola dilepaskan lengan dan tangan diluruskan dengan telapak menghadap ke luar. (Hartyani, Zolit. 2008 : 5).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara langsung dengan guru mata pelajaran Penjasorkes di SMP Negeri 1 Batudaa bahwa hasil belajar bola basket sebagian besar siswa kelas VIII masih di bawah tingkat ketuntasan belajar. Hasil belajar siswa pada materi bola basket tahun 2011/2012 menunjukan bahwa 68% dari jumlah siswa kelas VIII memperoleh nilai kurang dari 70. Hal ini di buktikan dengan informasi yang di dapatkan dimana hanya 32% dari jumlah siswa yang mencapai tingkat ketuntasan belajar.

Hal tersebut disebabkan karena Siswa tidak pernah diberikan informasi mengenai peraturan resmi yang ada dalam permainan bolabasket sehingga banyak siswa yang merasa kesulitan memahami dan mengerti dalam bermain bolabasket menggunakan peraturan yang resmi. Peraturan permainan bolabasket terlalu sulit bagi siswa, sehingga siswa kurang aktif mengikuti pembelajaran materi permainan bolabasket. Selain itu guru hanya menjelaskan meteri bola basket yang sesuai dengan peraturan yang sebenarnya tanpa memodifikasi alat atau peraturan permainan bola basket tersebut. Kurangnya kreatifitas dan inovasi guru penjas dalam memodifikasi setiap alat yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga dapat memicu rendahnya hasil belajar siswa. Disisi lain keterbatasan sarana dan prasarana membuat proses pembelajaran kurang efektif sehingga hal tersebut semakin menambah merosotnya nilai atau hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batudaa.

Berdasarkan hal tersebut diatas seorang guru dituntut lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap proses pembelajaran. Suatu pendekatan pembelajaran dalam mengatasi masalah tersebut

(3)

adalah dengan modifikasi model pembelajaran. Modifikasi adalah suatu perubahan dari suatu yang ada menjadi hal baru. Modifikasi merupakan salah satu alternatif dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Modifikasi ini bisa dilakukan pada materi-materi permainan bola besar seperti bola basket.

Pendekatan pembelajaran modifikasi ini merupakan model pembelajaran yang inovatif, kreatif dan tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dengan membuat suatu modifikasi permainan bola basket dengan menyederhanakan ukuran lapangan, sasaran, waktu bermain dan aturan yang lebih mudah dimainkan, siswa dapat selalu aktif bergerak dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa perlu untuk mengadakan penelitian terhadap masalah ini dengan formulasi judul sebagai berikut : “pengaruh modifikasi model pembelajaran terhadap hasil belajar bola basket pada materi chest pass siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batudaa”

Identifikasi Masalah

1. Apakah modifikasi model pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar bola basket

2. Bagaimana modifikasi model pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar bola basket

3. Adakah korelasi modifikasi model pembelajaran dengan peningkatan hasil belajar bola basket.

Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang dan identifikasi masalah yang telah di uraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi dan dirumuskan sebagai berikut: “Apakah Modifikasi Model Pembelajaran Dapat Mempengaruhi Hasil Belajar Bola Basket Dalam Materi Chest Pass Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Batudaa”?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh Modifikasi Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Bola Basket Dalam Materi Chest Pass Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Batudaa

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis :

a. Memberikan pengetahuan atau pemahaman secara teori tentang gerak dasar chest pass dengan baik dan benar.

b. Menambah wawasan khususnya mata pelajaran penjas orkes dalam permainan bola basket.

2. Secara Praktis : a. Bagi siswa

penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa melalui modifikasi model pembelajaran pada mata pelajaran penjas orkes pada siswa kelas VIII SMP Negeri I Batudaa khususnya cabang olahraga bola basket dalam materi chest pass. b. Bagi guru

(4)

Sebagai bahan masukan yang objektif bagi guru mata pelajaran Penjas Orkes untuk menerapkan modifikasi model pembelajaranterhadap hasil balajar bola basket pada materi chest pass.

c. Bagi sekolah

Diharapkan mampu menjadi salah satu referensi sekolah yang dapat digunakan bagi peningkatan kualitas pendidikan/pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Penjas Orkes.

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kajian Teori

Hakikat Permainan Bola Basket

Permainan bola basket merupakan permainan beregu yang terdiri dari 2 tim dimana kedua tim saling berusaha untuk memasukan bola kedalam ring lawan untuk memperoleh poin.

Chandra (2010: 23) mengemukakan bahwa “permainan bola basket adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu. Setiap regu ada 5 pemain. Permainan ini memerlukan kerja sama dan koordinasi yang baik”.

“Permainan bola basket merupakan suatu cabang olahraga dimana hampir semua unsur gerakan tubuh manusia dipergunakan. Hal inilah yang membuat pemain agak sulit untuk cepat menjadi pemain bola basket yang baik”. Muhajir (2007: 22).

Bola basket termasuk jenis permainan yang kompleks gerakannya. Artinya gerakannya terdiri atas gabungan unsur-unsur gerak yang terkoordinir rapi” (muhajir 2007: 13). Berkat keistimewaan ini, bola basket telah menjadi permainan di era moderen. Permainan bola basket merupakan semua unsur gerakan tubuh manusia dipergunakan. Hal inilah yang membuat pemain agak sulit untuk cepat menjadi pemain bola basket yang baik. Kesulitan ini juga yang akan dialami oleh pembina atau guru penjasorkes yang akan melatih permainan bola basket ini dengan baik dan benar.

Menurut Chandra, bahwa “Dalam memainkan bola basket ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai. Diantaranya yaitu dribbling, passing (operan), menerima bola, dan tembakan (shooting)”.

a. Dribbling

Dribbling adalah cara untuk bergerak dengan bola yang dilakukan oleh seorang pemain. Tujuannya untuk membebaskan diri dari lawan atau mencari posisi bagus untuk mengoper atau menembak bola kering basket. Saat dribbling, pemain menjaga bola tetap berada disisi tubuhnya yang berada jauh dari pemain bertahan. Untuk melakukan dribbling bola didorong pelan kebawah dengan kondisi jari tangan terbuka. Semua pemain harus berlatih melakukan dribbling dengan baik menggunakan tangan kiri atau kanan tanpa melihat bola. Contoh gerakan dribble seperti nampak pada gambar dibawah ini.

umber: Dwi Sarjiyanto(2010: 10) Gambar 1 : Cara melakukan dribble

Hartyani (2008: 11-12) Ada beberapa cara dribbel yang sering digunakan oleh pemain. Yaitu: 1. Change of pae dribble : dribble ini adalah yang paling umum dalam bola basket dan digunakan untuk membuat pemain bertahan berpikir bahwa pelaku dibble akan memperlambat atau mempercepat tempo dibble, atau mencari teman setim untuk mengoper tapi tetap mempertahankan dribble, dan melewati pemain bertahan dengan kecepatan penuh.

(5)

2. Low or control dibble: dribble dilakukan setip kali pemain dijaga ketat. Tipe dribbling ini hanya menjaga bola tetap tetap rendah dan terkontrol. Bola dribble disisi tubuh, jauh dari pemain bertahan. Telapak tangan yang mendribblle dijaga tetap diatas bola.

3. High or speed dribble: ketika pemain berada dilapangan terbuka dan harus bergerak secepatnya dengan bola, maka ia akan menggunakan dribble ini. Ketika belari dengan cepat, pemain akan mendorong bola didepanna dan membiarkannya melambung keatas sampai setinggi pinggulnya. Tangan yang mendribble tidak berada tepat diatas bola, melainkan dibelakangnya.

4. Crossover dribble : dribble dengan satu tangan, yang kemudian saat mendekati pemain bertahan akan mendorong bola melewati tubuhnya kearah tangan yang lain. Gerakan ini sangat begus untuk memperdaya pemain bertahan, namun bola bisa dicuri bila tidak dilakukan dengan baik karena bola tidak terjaga.

5. Behind the back dribble: jenis dribble ini digunakan ketika pemain mengganti arah supaya terbebas dari pemain bertahan. Bola digerakan dari suatu sisi lain dengan mengayunkannya dibelakang tubuh.

6. Between the legs dribble: dribble ini adalah cara cepat untuk memindahkan bola dari tangan satu kelengan lain melewati sela kaki. Dilakukan ketika pen dibble dijaga dengan ketat atau ia ingin mengganti arah.

7. Reverse dribble: dribble yang dikenal dengan spin dribble ini, juga salah satu jenis dribble yang dilakukan untuk mengganti arah dan memantulkan bola dari tangan satu ketangan lain ketika dijaga dengan ketat. Supaya efektif, dribble ini harus dilakukan dengan tepat saat pen-dribble mendorong bola kelantai dan berputar mengelilingi pamain bertahan.

b. Passing (operan)

Passing berarti mengoper bola. Operan merupakan teknik dasar pertama. Dengan operan para pemain dapat dilakukan gerakan mendekati ring basket untuk kemudian tembakan. Operan dapat dilakukan dengan cepat dan keras. Yang penting bola dapat dikuasai oleh teman yang menerimanya. Bantuan (assist) yang baik sama penting dan menariknya dengan mendapatkan angka. Operan juga dapat dilakukan secara lunak. Jenis operan tersebut bergantung pada keseluruhan, yaitu kedudukan teman, situasi teman, waktu, dan taktik yang digunakan. Untuk dapat melakukan operan dengan baik dalam berbagai situasi, pemain harus menguasai bermacam-macam teknik dasar mengoper bola dengan baik.

Hartyani (2008: 30-32) Pada umumnya Ada 3 jenis passing (operan) yaitu :

1. Chest pass (operan dada) adalah operan yang umum dilakukan bila tidak ada pemain. Dan caranya dengan mengoper bola dengan dua tangan dari depan dada. 2. Bounce pass (mengoper bola pantulan) dilakukan dalam posisi bola dedepan dada. Operan ini sangat baik dilakukan untuk menerobos lawan yang tinggi. Bola dipantulkan disamping kiri atau kanan lawan dan teman sudah siap menerimanya dibelakang lawan. Lemparan ini harus dilakukan dengan cepat agar tidak bertahan/terserobot lawan. Lemparan pantulan juga dapat dilakukan dengan jalan menipu lawan kesamping kanan, padahal bola dilemparkan kesebelah kiri atau sebaliknya. Cara melakukan lemparan pantulan dengan dua tangan sebagai berikut:

a. Metode pelaksanaannya (sikap permulaan) sama dengan operan setinggi dada

(6)

b. Bola dilepaskan atau didorong dengan tolakan dua tangan menyorong kebawah dari letak badan lawan dengan kira-kira 1/3 dari penerima

c. Pandangan mata kearah bola yang dipantulkan, kemudian penerima

d. Bila berhadapan dengan lawan, maka sasaran pantulan bola berada disamping kanan atau kiri kaki lawan.

Adapun kesalahan-kesalahan yang dilakukan saat melempar bola pantulan dengan dua tangan sebagai berikut:

a. Titik pantulan terlalu dekat atau terlalu jauh dengan penerima

b. Banyak memberikan putaran pada bola, sehingga mengakibatkan tolakan (pantulan) yang salah

c. Gerakannya bukan menolak tetapi membantingkan.

Contoh cara melakukan bounce pass seperti nampak pada gambar berikut ini.

Sumber: sri wahyuni (2010: 13) Gambar 2 : Cara melakukan bounce pass

3. Overhead pass (mengoper bola dari atas kepala): lemparan ini biasanya dilakukan oleh pemain-pemain yang berbadan tinggi sehingga melampaui daya raih lawan. Lemparan ini juga bisa digunakan untuk operan cepat.

Contoh gerakannya seperti nampak pada gambar dibawah ini.

Sumber: Sodikin chandra(2010: 26) Gambar 3 : Cara melakukan overhead pass c. Menerima bola

Agar dapat menerima bola dengan baik dalam berbagai posisi dan situasi, pemain harus menguasai teknik dasar menerima bola dengan baik. Teknik menerima bola sebagai berikut:

1. Berdiri dengan sikap kaki melangkah menghadap arah datangnya bola

2. Kedua lengan dijulurkan kedepan menyonsong arah datangnya bola dengan sikap telapak tangan menghadap arah datangnya bola

3. Berat badan bertumpu telapak tangan, tariklah kaki depan kebelakang, siku kedua lengan ditekuk hingga bola ditarik mendekati dada/badan

4. Badan agak condong kedepan

5. Berat badan bertumpu pada kaki belakang 6. Posisi bola dipegang di depan badan

(7)

d. Tembakan (shooting)

Untuk memasukan bola kekeranjang diistilakan dengan menembak, dapat dilakukan dengan satu tangan, dua tangan, dan lay-up shot.

1. Tembakan satu tangan (one hand set shoot)

Sikap badan pada waktu akan menembakkan bola: berdiri tegak, kaki sejajar atau kaki kanan didepan (bagi yang tidak kidal), kaki kiri kebelakang, sementara lutut ditekuk. Bola dipegang dengan tangan kanan diatas kepala dan didepan dahi, siku tangan kanan ditekuk kedepan, tangan kiri membantu memegang bola agar tidak jauh dan berfungsi untuk menjaga keseimbangan, serta pandangan ditujukan kekeranjang (ring basket). Kemudian bola ditembakan kekeranjang basket dengan gerakan siku, badan, dan lutut diluruskan secara serempak. Pada waktu tangan lurus, bola dilepaskan, jari-jari dan pergelangan tangan diaktifkan.

2. Tembakan dua tangan

Sikap badan pada waktu melakukan tembakan adalah: badan tegak, kedua kaki dibuka sejajar, kedua lutut ditekuk.bola dipegang dengan kedua belah tangan diatas dan didepan dahi. Kedua siku ditekuk,pandangan diarahkan kekeranjang basket. Bola ditembakan kekeranjang basket dengan bantuan dorongan, lengan (siku), badan dan lutut diluruskan secara serempak. Pada waktu bola lepas, jari-jari tangan dan pergelangan tangan diaktifkan, artinya digerakkan keatas kedepan dan kebawah.

3. Tembakan lay-up

Tembakan lay-up adalah tembakan yang dilakukan dengan jarak dekat sekali dengan keranjang basket, sehingga seolah-olah bola itu diletakkan kedalam keranjang basket yang didahului dengan gereak 2 langkah.

e. Teknik latihan olah kaki

Gerakan kaki yang baik dapat difungsikan untuk menghadang/mencegah operan atau menggiring bola. Olah kaki dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Bergeraklah dengan cara mendekat, menggeser, dan melangkah mundur tanpa ada langkah silang

2. Jaga jarak sebaik-baiknya dengan posisi jaga sambil mengingat syarat-syarat yang umum maupun yang khusus.

3. Jangan sekali-kali mengadakan langkah silang

4. Ambillah jarak lebih cepat selangkah dalam mengikuti pengiring 5. Rapatkan dan cegahlah lawan yang jelas-jelas akan menembak 6. Jangan meloncat sebelum jelas pemain meloncat lebih dulu 7. Untuk menghindari tipuan, pandanglah pinggang lawan

8. Hadang dan tutuplah jalan pemotong yang menuju kearah basket. f. Teknik latihan pivot

Yang dimaksud dengan pivot dalam permainan bola basket adalah menggerakan salah satu kaki kesegala arah dengan kaki yang lainnya tetap ditempat sebagai poros. Tujuan berputara adalah menggerakan gerak tipu atau menghindari lawan yang berusaha merebut bola. Ketentuan-ketentuan dalam melakukan pivot adalah sebagai berikut.

1. Bila seorang pemain menerima bola dengan keadaan kaki sejajar, ia bolah melangkahkan kakinya kesegalah arah dengan salah satu kaki, sedangkan kaki yang satunya lagi harus tetap kontak dengan lantai sebagai kaki poros

(8)

2. Bila seorang pemain menerima bola dalam keadaan berlari dan berhenti dengan kaki kanan, maka dia hanya bisa menjadikan poros kaki sebelah kanan dan begitu juga sebaliknya.

Hakikat Chest Pass

Operan chest pass merupakan operan yang memerlukan keterampilan tangan dalam melakukan operan dimana bola dipegang didepan dada dan kemudian didorong kearah teman atau lawan. Chandra (2010: 25) mengemukakan bahwa “Mengoper bola dengan dua tangan dari depan dada merupakan operan yang sering dilakukan dalam suatu pertandingan bola basket. Operan ini berguna untuk jarak pendek”. Mengoper bola dengan cara ini akan menghasilkan kecepatan, ketepatan, dan kecermatan. Jarak lemparan adalah 5 sampai 7 meter.

Roji (2007: 21) mengemukakan bahwa “Cara melakukannya sebagai berikut: a. Tahap persipan

1. Berdiri dengan sikap melangkah

2. Bola dipegang dengan kedua tangan didepan dada 3. Badan agak condong kedepan

b. Tahap gerakan

1. Dorong bola ke depan dengan meluruskan kedua lengan bersama kaki belakang dilangkahkan kedepan dan berat badan dibawah kedepan

2. Lepaskan bola dari kedua pagangan tangan setelah kedua lengan lurus 3. Arah bola lurus sejajar dada

c. Akhir gerakan

1. Berat badan dibawah kedepan 2. Kedua lengan lurus kedepan rileks

3. Pandangan mengikuti arah gerakan bola”. Contoh gerakannya seperti gambar dibawah ini.

Sumber: Dwi Sarjiyanto(2010: 9) Gambar 4 : Cara melakukan chest pass

Hakikat Model Pembalajaran

Pendidikan memegang peran penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkaualitas. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelolah, baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut bisa tercapai apabila siswa dapat menyelesaikan pendidikan tepat pada waktunya dengan hasil belajar yang baik. Hasil belajar seseorang, ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang yaitu, kemampuan guru (profesionalisme guru) dalam mengelola pembelajaran dengan metode-metode yang tepat, yang memberi kemudahan bagi siswa untuk mempelajari materi pelajaran, sehingga menghasilkan pembelajaran yang lebih baik. Sudjana (2005: 76). “model

(9)

pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka mensiasati perubahan perilaku peserta didik secara adaptif maupun generatif” (Hanafiah 2012 :41).

Ibarat pakaian yang penuh variasi lengkap dengan berbagai corak warna dan modelnya, semua itu adalah dengan tujuan agar si pemakai merasa nyaman, aman, terlindung, juga agar merasa percaya diri dan dihargai/dihormati orang lain. Orang lain yang memandang cara berpakaian pun akan merasa senang, simpati, bahkan mungkin tertarik akan performa dan potongan/model pakaian tersebut. Maka secara lugas dapat dikatakan bahwa tujuan daripada berpakaian sudah tercapai.

Demikian juga dengan pembelajaran. Banyak ragam strategi pembelajaran, pendekatan, metode pembelajaran dan juga model pembelajaran. Tujuan dilaksanakannya berbagai macam strategi pembelajaran, metode pembelajaran dan model pembelajaran adalah agar guru/pendidik lebih mudah, lebih efektif dan efisien dalam menerapkan suatu pembelajaran sehingga apa yang menjadi tujuan pembelajaran akan mudah tercapai secara maksimal. Bagi peserta didik akan menimbulkan perasaan senang, termotivasi, tertantang sehingga pembelajaran pun menjadi lebih bermakna dan PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan ). Tidak ada lagi pembelajaran yang monoton dan menjemukan. Benny A. Pribadi (2009: 11) Khusus model pembelajaran, ternyata jumlahnya cukup banyak. Hal ini karena selalu ada inovasi-inovasi baru yang dilakukan oleh kalangan guru/pendidik, ahli pendidikan dan kaum cerdik cendikiawan baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Efektif atau tidaknya suatu model pembelajaran diterapkan, tidak ditentukan oleh kecanggihan suatu model pembelajaran saja, karena pada prinsipnya tidak ada satu model pembelajaran pun yang terbaik. Model pembelajaran yang terbaik adalah model pembelajaran yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. Seperti pada pembelajaran penjas orkes. Model pembelajaran yang digunakan disesuaikan dengan sisi dan kondisi. Baik dari segi kemampuan siswa maupun peralatan yang dimiliki oleh setiap sekolah. Contohnya dalam pembelajaran penjas orkes pada materi bola basket dari segi alat dalam hal ini bola basket. Bisa kita modifikasi atau menggantikan dengan bola plastik. Karena bola plastik ini mudah terasa ringan sehingga siswa mudah menyesuaikan gerakan yang dicontohkan oleh guru. Model pembeljaran seperti ini sibut dengan model pembelajaran modifikasi atau modifikasi model pembelajaran.

Hakikat Modifikasi Model Pembelajaran

Modifikasi adalah suatu perubahan dari suatu yang ada menjadi hal baru. Sedangkan model pembelajaran adalah cara atau strategi pembelajaran yang dipersiapkan oleh guru untuk proses pembelajaran. Husdarta (2009: 183) mengungkapkan bahwa sarana pembelajaran permainan harus dimodifikasi agar pembelajaran permainan tersebut tetap dapat dilaksanakan sesuai dengan tuntutan kurikulum.

Samsudin (2008: 58) mengemukakan bahwa: “modifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para guru agar proses pembelajaran dapat mencerminkan DAP. Esesnsi modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunnya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi lebih terampil. Cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktivitas pembelajaran yang diberikan guru mulai awal hingga akhir pelajaran. Beberapa aspek penilaian modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang: tujuan, karateristik materi, kondisi lingkungan, dan evaluasinya. Samsudin (2008: 60) mengungkapkan bahwa: “Aspek analisis modifikasi Yaitu:

(10)

1. Modifikasi tujuan pembelajaran

Modifikasi tujuan pembelajaran ini dapat dilakukan dengan cara membagi tujuan materi dala 3 komponen yakni: tujuan perluasan, tujuan penghalusan, dan tujuan penerapan

2. Modifikasi materi pembelajaran

Modifikasi meteri pembelajaran ini dapat diklasifikasikan kedalam beberapa komponen dasar sebagai berikut ini: a) komponen keterampilan, b) kalasifikasi materi, c) kondisi penampilan, d) jumlah skil, e) perluasan jumlah perbedaan respons

3. Modifikasi lingkungan pembelajaran

Modifikasi lingkungan pembelajaan ini dapat diklasifikasikan kedalam beberapa klasifikasi sebagai berikut: a) peralatan, b) penataan ruang gerak, c) jumlaah siswa yang terlibat. Berkaitan dengan modifikaisi lingkungan pembelajaran tersebut komponen-komponen penting yang dapat dimodifikasi. Menurut Aussie dalam samsudin (2008: 64) meliputi bahwa:

1. Ukuran, berat, atau bentuk peralatan yang digunakan 2. Lapangan permainan

3. Waktu bermain atau lamanya permainan 4. Peraturan permainan

5. Jumlah pemain

4. Modifikasi evaluasi pembelajaran

Evaluasi meteri maksudnya adalah penyusunan aktivitas belajar yang terfokus pada evaluasi skill yang sudah dipelajari siswa.

Sukintaka dalam feby kurniawan (2011: 226) dalam memodifikasi alat bola basket perlu melihat asfek-asfek gerakan, teknik, alat dalam bola basket.Modifikasi model pembelajaran adalah cara atau strategi pembelajaran dengan merubah alat atau media pembelajaran. Modifikasi merupakan salah satu alternatif dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Sebab dengan memodofikasi media pembelajaran akan mempermudah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Modifikasi ini bisa dilakukan pada materi-materi permainan bola besar. Bola basket merupakan salah satu materi yang termasuk dalam permainan bola besar yang bisa di modifikasi. Ada berapa media yang bisa di modifikasi diantaranya adalah:

a. Bola yang asli bisa diganti dengan bola plastik

b. Tinggi tiang dikurangi disesuaikan dengan jangkauan anak c. Keranjang bisa berupa ember atau baskom

d. Ukuran lapangan diminimalisir

Peraturan permainan bola basket terlalu sulit bagi siswa, sehingga siswa kurang aktif mengikuti pembelajaran materi permainan bolabasket. Oleh sebab itu, diperlukan modifikasi permainan bola basket.

Hakikat Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan salah satu faktor untuk mengukur keberhasilan seseorang dalam belajar. Hasil belajar dapat diartikan sebagai akumulasi dari berbagai faktor yang dimulai dari awal sampai hasilnya.

Hasil belajar mengambarkan kemampuan siswa setelah mempelajari sesuatu. Hal ini sesuai denagan pendapat sudjana (2001:3) yang menyatakan bahwa “ hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menempuh proses belajar. Hasil belajar pada hakikatnya merupakan perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif (intelektual ), efektif (sikaf ), dan psikomotorik (bertindak) perubahan sebagai hasil proses dapat ditunjukan dalam berbagai

(11)

bentuk separti perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, kecakapan, serta perubahan aspek lain yang ada pada individu yang belajar. Dalam proses pembelajaran kimia, khususnya pada pokok bahasan perubahan energi dalam reaksi kimia dan cara pengukurannya, kemampuan belajar siswa yang nyata dapat diukur menggunakan tes yaitu pada aspek koknitif.

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktifitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan tingkah laku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku adalah berupa penguasan konsep. Dalam pembelajaran tingkah laku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktifitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.

Hasil belajar merupakan pembelajaran tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan penimbangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya (Hamalik 1994:55) secara umum hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal (Anni 2004:11). Faktor internal mencakup:

a. Kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh

b. Kondisi psikis, seperti kemampuan intelektua, emosional dan bakat c. Kondisi sosial, seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan.

Kesempurnaan dan kualitas kondisi internal yang dimiliki oleh pembelajar akan berpengaruh terhadap kesiapan, proses dan hasil belajar. Sedangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar antara lain variasi dan derajat kesulitan materi yang dipelajari, tempat belajar, iklim, suasana lingkungan dan budaya belajar masyarakat. Faktor- Faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar Kerangka Berpikir

Modifikasi adalah suatu perubahan dari suatu yang ada menjadi hal baru. Sedangkan model pembelajaran adalah cara atau strategi pembelajaran yang dipersiapkan oleh guru untuk proses pembelajaran. Jadi modifikasi model pembelajaran adalah cara atau strategi pembelajaran dengan merubah alat atau media pembelajaran. Sebab dengan memodofikasi media pembelajaran akan mempermudah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Modifikasi merupakan salah satu alternatif dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan memodifikasi model pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Hipotesis

Berdasarkan dari kajian teori dan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: “Terdapat pengaruh modifikasi model pembelajaran terhadap hasil belajar bola basket pada Materi Chest Pass Siswa kelas VIII SMP Negeri I Batudaa”

METODE PENELITIAN

Metode dan Rancangan Penelitian Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu memberikan ragam pembelajaran yang berbeda pada kelas eksperimen. Pada kelas VIII5 Sebagai kelas eksperimen

diterapkan modifikasi model pembelajaran. Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh penerapan metode modifikasi model pembelajaran terhadap hasil belajar bola basket

(12)

pada materi chest pass. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah eksperimen dengan menggunakan desain pretest dan post tes.

3.1.1 Desain Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: "One Group, Pre-Test and Post Test Design".Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:

Pretest Treatment Posttest

X1 T X2

Keterangan:

X1 = Pretest atau test awal hasil belajar bola basket

T = Penerapan modifikasi model pembelajaran

X2 =Posttest atau tes akhir hasil belajar bola basket

Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri I Batudaa, Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo.

2. Waktu penelitian dilaksanakan selama 2 bulan. Dan dilaksanakan pada semester genap T.A 2012/2013.

Populasi dan Sampel Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batudaa tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 123 orang.

Sampel

Sampel peneliti ini terdiri atas satu kelas sebagai subjek penelitian yakni kelas eksperimen. Sampel pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan Cluster Random Sampling (pengambilan sampel secara berkelompok). Selain itu pengambilan sampel ini berada pada distribusi kemampuan siswa untuk enam kelas ini yang merata (tidak ada kelas khusus dan unggulan), sehingga sampel kelas VIII5 dianggap dapat mewakili keseluruhan

populasi kelas VIII yang ada.

Sampel pada penelitian ini terdiri satu kelas sebagai subyek penelitian yakni kelas VIII5 dengan

jumlah siswa sebanyak 20 siswa sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan berupa model pembelajaran modifikasi.

Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini terdiri atas beberapa tahap, yaitu: Tahap Persiapan

Adapun hal-hal yang dilakukan pada tahap persiapan ini adalah sebagai berikut :

1) Meminta izin kepada kepala sekolah serta meminta persetujuan dari guru penjas di sekolah tersebut.

2) Mengadakan wawancara dengan guru mata pelajaran penjas yang membantu pelaksanaan tindakan.

3) Menyiapkan perangkat pembelajaran meliputi silabus, rencana pembelajaran dan buku-buku penunjang.

4) Menetapkan waktu pelaksanaan tindakan.

5) Membuat alat evaluasi yang terdiri dari daftar hadir dan lembar observasi hasil belajar bola basket pada materi chest pass.

(13)

Tahap Pelaksanaan

Proses belajar mengajar dilaksanakan sebanyak empat kali pertemuan dengan urutan pelaksanaan sebagai berikut : Melaksanakan proses belajar mengajar dengan menggunakan modifikasi model pembelajaran pada kelompok eksperimen selama empat kali pertemuan.

Langkah-langkah yang dilakukan pada setiap pertemuan sebagai berikut : a. Pendahuluan

1. Menyampaikan salam 2. Apersepsi

3. Pemanasan

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

5. Menjelaskan secara singkat kepada siswa tentang model pembelajaran yang digunakan

b. Kegiatan Inti

1. Menjelaskan materi chest pass secara singkat

2. Guru menyiapkan media pembelajaran yang telah dimodifikasi seperti bola plastik.

3. Guru membagi siswa berpasangan dan saling berhadapan dengan jarak ± 3 meter 4. Siswa melakukan gerakan chest pass sesuai instruksi guru

5. Guru memperhatikan gerakan yang dilakukan oleh siswa serta memperbaiki kesalahan gerakan.

c. Penutup

1. Evaluasi akhir pembelajaran 2. Pendinginan (colling down) Variabel penelitian

Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini mengacu pada model pembelajaran yang digunakan. Untuk kelas eksperimen menggunakan modifikasi model pembelajaran.

Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar bola basket pada materi chest pass untuk kelas eksperimen.

Instrumen Penelitian

Untuk mengetahui dan mengukur hasil pembelajaran yang telah diberikan, maka Instrumen yang digunakan adalah penilaian standar dengan menggunakan penilaian kuantitatif dengan interval 0-100 yang dirinci sebagai berikut: (Panduan Sekolah menengah pertama, 2009).

1. Nilai 90-100,kategori Sangat Baik (SB) 2. Nilai 75-89, kategori baik (B)

3. Nilai 60-74, kategori cukup (C) 4. Nilai 40-59, kategori kurang (K)

5. Nilai 0-39, kategori Sangat Kurang (SK) Hasil Penelitian tes awal

No Nama Siswa L/P Aspek Penilaian A B C D rata-rata Kriteria 1 Abdising Ibrahim L 70 70 70 65 69 C

2 Adiliman Kaluku L 70 80 75 75 75 B

3 Eksal Usman L 65 65 70 65 66 C

(14)

5 Ismail Kidan L 75 75 80 70 75 B 6 Muh. Syahrial L 75 70 75 70 73 C 7 Riski Mantali L 75 75 76 75 75 B 8 Riski Pauweni L 70 72 75 70 72 C 9 Roy yusuf L 75 75 75 75 75 B 10 Ayu Malipi P 60 65 55 55 59 K 11 Fatmawati Moluto P 55 50 55 60 55 K 12 Lisa Akurama P 60 55 60 60 59 K 13 Meylan Ishak P 55 50 60 60 56 K 14 Novitasari Kiayi P 55 60 60 55 58 K 15 Nurcahyani Malipi P 55 60 60 55 58 K 16 Novianti Ali P 60 55 60 60 59 K 17 Rati Rauf P 60 65 60 65 63 C 18 Srifatmawati Hili P 60 65 60 60 61 C 19 Surci Djabali P 65 65 60 60 63 C 20 Jihan Alamsari P 60 60 65 60 61 C Jumlah 1300 Rata-rata 65

Hasil Penelitian Tes Akhir

No Nama Siswa L/P Aspek Penilaian rata-rata Kriteria

A B C D 1 Abdising Ibrahim L 87 87 86 86 87 B 2 Adiliman Kaluku L 91 90 91 90 91 SB 3 Eksal Usman L 86 85 85 86 86 B 4 Erol Puluhulawa L 89 90 91 89 90 SB 5 Ismail Kidan L 94 92 92 92 93 SB 6 Muh. Syahrial L 98 98 97 97 98 SB 7 Riski Mantali L 95 95 95 94 95 SB 8 Riski Pauweni L 93 92 92 91 92 SB 9 Roy yusuf L 94 93 93 94 94 SB 10 Ayu Malipi P 84 82 82 82 83 B 11 Fatmawati Moluto P 87 88 86 85 87 B 12 Lisa Akurama P 75 74 74 75 75 B 13 Meylan Ishak P 79 78 78 78 78 B 14 Novitasari Kiayi P 82 79 78 79 80 B 15 Nurcahyani Malipi P 80 79 79 79 79 B 16 Novianti Ali P 83 82 80 80 81 B 17 Rati Rauf P 86 86 84 84 85 B 18 Srifatmawati Hili P 87 86 86 85 86 B 19 Surci Djabali P 88 87 86 85 87 B 20 Jihan Alamsari P 88 84 85 85 86 B Jumlah 1733 Rata-rata 86 Keterangan:

(15)

A= Posisi badan

B= Posisi tangan dan kaki C= Dorongan bola

D= Gerakan lanjutan

Teknik pengumpulan data

Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah skor kemajuan hasil belajar siswa yang diperoleh melalui pre-test dan post-test. Adapun tes yang digunakan yakni tes kemampuan chest pass yang dilakukan secara berpasangan. Langkah-langkah pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Melaksanakan pretest pada kelas eksperimen. Pre-test dilaksanakan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi chest pass sebelum dilakukan tindakan dengan menggunakan penilaian kuantitatif dengan interval 0-100..

2. Setelah melaksanakan pre-test, dilanjutkan dengan memberikan perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan metode modifikasi model pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran dilaksanakan berdasarkan pada rencana pembelajaran.

3. Melaksanakan post-test setelah melakukan tindakan (perlakuan) dengan menggunakan penilaian kuantitatif dengan interval 0-100.

Teknik analisis data Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus uji t sebagai berikut: (Sudjana 2005 : 81)

Keterangan :

Md = nilai rata-rata dari perbedaan pre-test dan post-test Xd = deviasi masing-masing subjek

∑Xd2 = jumlah kuadrat deviasi

N = jumlah sampel

Kriteria pengujian : pengujian hipotesis ini berdasarkan pada hipotesis statistik penelitian. Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Kriteria pengujian :

Terima Ho jika : - t ( 1 - ½a ) ≤ t ≤ t ( 1 - ½a ) dengan taraf nya = 0,05 dengan derajat kebebasan dk = n1 + n2 – 2.

H0 : µ1 – µ 2 : Tidak terdapat pengaruh modifikasi model pembelajaran terhadap

Hasil belajar bola basket pada materi chest pass siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batudaa.

H1 :µı ≠ µ2 :Terdapat pengaruh modifikasi model pembelajaran terhadap hasil

belajar bola basket pada materi chest pass siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batudaa.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Deskripsi Proses Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Batudaa pada permainan bola basket khususnya materi chest pass di kelas VIII5 dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 9 orang siswa

(16)

laki-laki dan 11 orang siswa perempuan. Dalam proses pembelajaran, peneliti menggunakan modifikasi model pembelajaran. Peneliti memilih menggunakan metode ini, karena dapat memotivasi keaktifan dan semangat belajar siswa dalam pembelajaran Penjas Orkes di kelas VIII5 SMP Negeri 1 Batudaa.

Selama proses penelitian, peneliti melakukan berbagai persiapan perencanaan yang maksimal agar hasil yang diperoleh benar-benar bersifat original dan representative. Persiapan dan perencanaan tersebut harus disiapkan oleh peneliti sebelum proses pembelajaran dimulai. Adapun rangkaian perangkat pembelajaran yang disiapkan oleh peneliti dalam proses pembelajaran adalah rencana pelaksanaan pembelajaran, dan lembar observasi untuk siswa. Data Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk melihat bagaimana pengaruh penerapan metode modifikasi model pembelajaran terhadap hasil belajar bola basket pada materi chest pass Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Batudaa. Dari data hasil penelitian antara pre-test dan post-test dimana pre-tes dianggap sebagai variable (X1) sedangkan post-test dianggap sebagai variable (X2), maka

diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 2 Data Hasil Penelitian No Tes Awal (X 1) Tes Akhir (X2) 1 69 87 2 75 91 3 66 86 4 70 90 5 75 93 6 73 98 7 75 95 8 72 92 9 75 94 10 59 83 11 55 75 12 59 87 13 56 78 14 58 80 15 56 79 16 59 81 17 63 85 18 61 86 19 63 87 20 61 86 Jmlh ∑ X1= 1300 Ʃ X2= 1733 Deskripsi Hasil Penelitian Variable X1

(17)

Dalam penelitian ini yang menjadi variable X1 adalah skor data yang di peroleh melalui

pengukuran pre-test atau tes awal hasil belajar siswa pada materi chess pass. Data hasil penelitian menunjukkan dari 20 sampel penelitian yang memperoleh nilai tertinggi pada pre-test sebesar 75 dan terendah 55.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata ( ) sebesar 65. Median sebesar 10,5. Modus sebesar 5 pada nilai sentral 2 dan standar deviasi sebesar 7,31. Hasil distribusi dari data variable (X1) secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3

Daftar Distribusi Frekuensi Variabel (X1)

No Kelas Interval Frekuensi

1 55 – 58 4 2 59 – 62 5 3 63 – 66 3 4 67 – 70 2 5 71 – 74 2 6 75 – 78 4 Jumlah 20

Deskripsi Hasil Penelitian Variable X2

Variabel X2 adalah skor data yang diperoleh melalui pengukuran post-test atau tes akhir

pembelajaran materi chest pass pada permainan bola basket dengan menggunakan metode modifikasi model pembelajaran. Dari data hasil penelitian menunjukkan dari 20 sampel memperoleh nilai tertinggi sebesar 95 dan nilai terendah sebesar 75 nilai tersebut sudah memenuhi KKM yang ditentukan.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh skor rata-rata ( ) sebesar 86,65 median sebesar 10,5 modus sebesar 5 pada nilai sentral 3, dan standar deviasi sebesar 6,13. Hasil distribusi data variable X2 dan secara lengkap disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4

Daftar Distribusi Frekuensi Variable X2

No Kelas Interval Frekuensi

1 75 – 78 2 2 79 – 82 3 3 83 – 86 5 (Mo) 4 87 – 90 4 5 91 – 94 4 6 95 – 98 2 Jumlah 20

Dilihat dari pengukuran besaran-besaran statistik diatas dapat diartikan bahwa adanya peningkatan hasil pembelajaran dengan menggunakan metode modifikasi model pembelajaran materi ches pass pada permainan bola basket siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batudaa. Hal ini terbukti dari peningkatan rata-rata pada pre-test (X1) sebesar 65 dan post-test sebesar 86,65(X2).

Dengan demikian terjadi peningkatan yang sangat signifikan oleh karena itu peneliti berasumsi bahwa dengan menerapkan metode modifikasi model pembelajaran pada siswa maka siswa tersebut akan lebih termotivasi dan semakin aktif dalam setiap model pembelajaran. Sehingganya, modifikasi model pembelajaran ini dapat memberikan pengaruh yang sangat besar

(18)

terhadap hasil belajar siswa terutama materi chest pass pada permainan bola basket siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batudaa.

Untuk membuktikan asumsi tersebut terlebih dahulu dilakukan pengujian Homogenitas data dengan menggunakan rumus Bartlett dan Chi kuadrat sedangkan pengujian analisis varians menggunakan Uji t.

Pengujian Homogenitas Data

Sebagai persyaratan dalam rangka pengujian hipotesis melalui analisis statistik parametrik, maka pengujian homogenitas varians data perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data hasil penelitian berasal dari populasi dengan varians yang homogen atau tidak.

Berdasarkan kriteria pengujian bahwa, terima hipotesis varians populasi homogen jika : X2hitung ≤

X2daftar (1-α)(k-1) dengan taraf nyata α = 0,05 serta derajat kebebasan dk = k-1, maka chi kuadrat

hitung atau X2hitung diperoleh harga sebesar 0,61. Berdasarkan daftar tabel distribusi chi kuadrat

pada α = 0,05 yaitu X2daftra(1-α)(k-1) atau X2daftar(1-0,05)(2-1) = X2daftar(0,95)(1) diperoleh harga sebesar =

3,84

Lebih jelasnya bahwa : X2hitung lebih kecil dari X2daftar atau (0,61 < 3,84). Hal ini sesuai dengan

kriteria pengujian, sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil penelitian memiliki varians populasi yang homogen.

Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh modifikasi model pembelajaran terhadap hasil belajar bola basket pada materi chest pass pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batudaa, maka hal ini dapat dianalisis dengan pengujian analisis varians dua rata-rata dengan menggunakan rumus Uji t.

Berdasarkan kriteria penggujian bahwa, terima H0 jika : -t(1-1/2α) ≤ t ≤ t(1-1/2α) dengan taraf nyata α

= 0,05 dengan derajat kebebasan dk = ni – 1. Dengan demikian –t(1-1/2α 0,05) ≤ t ≤ t(1-1/2α 0,05) dengan

dk = 20-1 atau –t(1-0,025) ≤ t ≤ t(0,975) = (19) dengan taraf nyata α = 0,05 diperoleh harga thitung

sebesar 4,91 dan tdaftar diperoleh harga sebesar 2,09. Hal ini membuktikan bahwa harga thitung

lebih besar dari pada harga tdaftar.

Jadi dapat disimpulkan bahwa harga thitung lebih besar dari tdaftar (4,91 > 2,09) atau harga thitung

telah berada di luar penerimaan H0. Sehingga menerima HA yang menyatakan bahwa terdapat

pengaruh yang sangat signifikan antara modifikasi model pembelajaran dengan hasil belajar bola basket pada materi ches pass pada pre-test (X1) dan post-test (X2). Untuk lebih jelasnya hal ini

dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1

Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Pada Taraf Nyata α = 0,05

H0

HA HA

(19)

-4,91 -2,09 2,09 4,91 Pembahasan

Permainan bola basket merupakan suatu permainan bola besar yang dimainkan oleh dua regu, setiap regu ada 5 pemain. Permainan ini memerlukan kerja sama dan koordinasi yang baik. Teknik-teknik dasar permainan juga harus dikuasai. Adapun teknik-teknik dasar bola basket meliputi menggiring bola (Dribbling), operan (passing),menerima bola, menembak (shooting), pivot dan footwork. Akan tetapi dari beberapa teknik dasar tersebut yang menjadi materi utama dari penelitian ini adalah teknik dasar passing terutama operan dada (chest pass).

Operan merupakan teknik dasar pertama. Dengan operan para pemain dapat dilakukan gerakan mendekati ring basket untuk kemudian tembakan. Operan dapat dilakukan dengan cepat dan keras. Yang penting bola dapat dikuasai oleh teman yang menerimanya. Bantuan (assist) yang baik sama penting dan menariknya dengan mendapatkan angka. Operan juga dapat dilakukan secara lunak. Jenis operan tersebut bergantung pada keseluruhan, yaitu kedudukan teman, situasi teman, waktu, dan taktik yang digunakan. Untuk dapat melakukan operan dengan baik dalam berbagai situasi, pemain harus menguasai bermacam-macam teknik dasar mengoper bola dengan baik salah satunya operan dada (chest pass).

Operan dada (chest pass) adalah operan yang umum dilakukan bila tidak ada pemain bertahan di antara pengoper dan teman setimnya. Cara melakukan operan ini adalah memegang bola setinggi dada dan dekat dengan badan. Siku ditekuk dan jari-jari terbuka memegang bola. Saat bola dilepaskan lengan dan tangan diluruskan dengan telapak menghadap ke luar. (Hartyani, Zolit. 2008 : 5). Hal tersebut senada dengan apa yang diungkapkan oleh Chandra (2010: 25) bahwa “Mengoper bola dengan dua tangan dari depan dada merupakan operan yang sering dilakukan dalam suatu pertandingan bola basket. Operan ini berguna untuk jarak pendek”. Mengoper bola dengan cara ini akan menghasilkan kecepatan, ketepatan, dan kecermatan. Jarak lemparan adalah 5 sampai 7 meter.

Berdasarkan hasil observasi awal oleh peneliti terhadap siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batudaa terlihat bahwa pada materi bola basket sub materi chest pass nilai siswa sangat rendah. Rendahnya hasil belajar dibuktikan dengan adanya data observasi awal yakni yang terdapat dalam daftar nilai siswa pada guru mata pelajaran penjas dimana hanya sekitar 35 % siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan sisanya sebesar 65% siswa masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan. Ternyata setelah peneliti melakukan observasi lebih lanjut ditemukan bahwa rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran penjas terutama materi bola basket ada hubungannya dengan keterbatasan alat serta fasilitas yang dimiliki oleh sekolah. Minimnya alat olahraga yang dimiliki sekolah jelas dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa selain itu metode atau strategi serta model pembelajaran yang digunakan oleh guru hanya monoton pada satu model pembelajaran sehingga terkadang siswa merasa bosan dengan metode pembelajaran tersebut.

Berangkat dari masalah tersebut diatas peneliti merasa perlu dan bertanggung jawab dalam hal perbaikan-perbaikan pembelajaran agar hasil belajar siswa dapat meningkat. Perbaikan-perbaikan pembelajaran peneliti tuangkan dalam sebuah penelitian yang diformulasikan dalam judul “Pengaruh Modifikasi Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Bola Basket Pada Materi Chest Pass Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Batudaa”

Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh modifikasi model pembelajaran terhadap hasil belajar siswa pada materi bola basket (chest pass) siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batudaa. Penerapan metode ini diharapkan mampu memotivasi keaktifan siswa dalam setiap

(20)

pembelajaran terutama pembelajaran Penjas Orkes. Dimana modifikasi model pembelajaran ini merupakan salah satu alternatif dalam memodifikasi setiap alat yang digunakan dalam proses pembelajaran. Terkadang siswa merasa bosan dengan metode pembelajaran yang begitu-begitu saja disisi lain alat yang digunakan disekolahpun sangatlah terbatas sehingga hal tersebut berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah.

Untuk teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik Cluster Random Sampling (pengambilan sampel secara berkelompok). Dimana jumlah sampel yang diambil hanya 20 orang yang diharapkan mampu mewakili jumlah populasi yang ada. Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat pengaruh modifikasi model pembelajaran terhadap hasil belajar bola basket pada materi chest pass siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batudaa.

Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata hasil belajar siswa yang dilakukan pada pre-test dan post-test. Dimana nilai rata-rata dari pre-test (X1) sebesar 65 sedangkan pada post-test (X2)

sebesar 86,65. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang sangat signifikan antara post-test dan pre-test atau dengan kata lain terdapat peningkatan nilai yang sangat jauh antara pre-test dan post test. Sehingga hal tersebut dapat dibuktikan dengan pengujian analisis varians menggunakan rumus Uji t dimana setelah dianalisis menunjukkan harga thitung = 4,91 dan tdaftar = 2,09 dengan

demikian harga thitung jauh lebih besar dari pada harga tdaftar atau harga thitung telah berada diluar

daerah penerimaan H0.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa “ Terdapat Pengaruh Modifikasi Model Pembelajaran Terhadap hasil belajar bola basket pada materi chest pass siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batudaa” dapat diterima.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Permainan bola basket merupakan suatu permainan bola besar yang dimainkan oleh dua regu, setiap regu ada 5 pemain. Permainan ini memerlukan kerja sama dan koordinasi yang baik. Dalam Permainan bola basket ada beberapa teknik yang harus dikuasai, diantaranya adalah Operan dada (chest pass) adalah operan yang umum dilakukan bila tidak ada pemain bertahan di antara pengoper dan teman setimnya. Cara melakukan operan ini adalah memegang bola setinggi dada dan dekat dengan badan. Siku ditekuk dan jari-jari terbuka memegang bola. Saat bola dilepaskan lengan dan tangan diluruskan dengan telapak menghadap ke luar. (Hartyani, Zolit. 2008 : 5).

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh modifikasi model pembelajaran terhadap hasil belajar siswa pada materi bola basket (chest pass) siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batudaa. seperti kenyataan yang saya dapat di SMP I Batudaa ternyata hasil belajar bola basket masih banyak terdapat kekurangan. Hal ini didukung oleh data hasil observasi awal yang menunjukkan hanya 35 % siswa yang mencapai ketuntasan sedangkan sisanya sebesar 65% masih berada dibawah ketuntasan minimal (KKM).

Untuk teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik Cluster Random Sampling (pengambilan sampel secara berkelompok). Dimana jumlah sampel yang diambil hanya 20 orang yang diharapkan mampu mewakili jumlah populasi yang ada. Dan hasilnya dapat dilihat dari peningkatan rata-rata hasil belajar siswa yang dilakukan pada pre-test dan post-test. Dimana nilai rata-rata dari pre-test (X1) sebesar 65 sedangkan pada post-test (X2) sebesar 86,65.

Hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang sangat signifikan antara post-test dan pre-test. Sehingga hal tersebut dapat dibuktikan dengan pengujian analisis varians menggunakan rumus Uji t dimana setelah dianalisis menunjukkan harga thitung = 4,91 dan tdaftar = 2,09 dengan demikian

(21)

harga thitung jauh lebih besar dari pada harga tdaftar atau harga thitung telah berada diluar daerah

penerimaan H0.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa “ Terdapat Pengaruh Modifikasi Model Pembelajaran Terhadap hasil belajar bola basket pada materi chest pass siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batudaa” dapat diterima.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Agar supaya dalam proses pembelajaran berjalan sesuai pencapaian yang diinginkan oleh guru mata pelajaran maka harus memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan cabang olahraga yang dibelajarkan oleh guru mata pelajaran khususnya mata pelajaran penjas orkes.

2. Diharapkan kepada Setiap guru mata pelajaran agar lebih memperbanyak wawasannya dalam mempelajari model-model pembelajaran yang baru terutama dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam setiap proses pembelajaran penjas orkes.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Chandra dan Sanoesi. 2010. Pendidikan Jasmani olahraga dan kesehatan. Surabaya: Karya Utama.

Dwi sarjianto, Sujarwadi. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas Smp Kelas VIII. Jakarta: Intan Pariwara.

Hanafiah , Suhana. 2012. Konsep strategi pembelajaan. bandung: Refika Aditama

Hartyani, Zolit. 2008. Bola Basket I Panduan Lengkap Latihan Khusus Teknik Dasar. Jakarta: FIBA.

Husdarta. 2009. Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: alfabeta.

Kurniawan. feby. 2001. Modifikasi Alat Tes Keterampilan Bola Basket untuk Anak Usia 10-sampai 12 Tahun .vol 13 (3). 226

Muhadjir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas Smp Kelas IX. Jakarta: Erlangga.

Muhadjir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Muhadjir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

(22)

Jakarta: Erlangga.

Samsudin.. 2008. Pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMA. Jakarta: PT. Pajar Interpratama.

Sri Wahyuni. Sutarmin, dan Pramono. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Smp Kelas VIII. Jakarta: Wangsa Jatra Lestari.

Sudjana. 2001. Metode Statistika .Tarsito: Bandung. Sudjana. 2005. Metode Statistika .Tarsito: Bandung.

Gambar

Tabel 2  Data Hasil Penelitian  No  Tes Awal   (X 1 )  Tes Akhir  (X2)  1  69  87  2  75  91  3  66  86  4  70  90  5  75  93  6  73  98  7  75  95  8  72  92  9  75  94  10  59  83  11  55  75  12  59  87  13  56  78  14  58  80  15  56  79  16  59  81  1

Referensi

Dokumen terkait

Namun dampak yang relatif kuat dari perlambatan perekonomian dunia dan domestik menyebabkan arus masuk modal yang masih lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya

• Pohon biner adalah struktur yang rekursif, sebab setiap simpul mempunyai cabang yang juga berupa pohon. Setiap cabang disebut upapohon (

Memberikan makanan lunak, misalnya bubur yang memakai kuah, dengan porsi sedikit tetapi dengan kuantitas yang sering..

Perlu ada aturan yang jelas jika Notaris lalai melakukan pencatatn dalam buku (Reportorium)

Berdasarkan Penetapan Pemenang Nomor: 18-28/PPBJ-konsultansi/IX/BLUD RS HB/2011 tanggal 27 September 2011, Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi BLUD RS H

Pada hari ini kamis tanggal Sembilan belas belas bulan Oktober tahun dua ribu tujuh belas (19/10/2017) , Jam 11.30 WIB , dengan mengambil tempat di Kantor Dinas

Buku petunjuk pelaksanaan, penulisan dan bimbingan Tugas Akhir ini dibuat agar dapat digunakan oleh mahasiswa Jurusan Teknik Mesin untuk menyusun proposal dan

[r]