• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Self-Regulated Learning pada Mahasiswa yang Tidak Menyelesaikan Skripsi dalam Waktu Satu Semester di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gambaran Self-Regulated Learning pada Mahasiswa yang Tidak Menyelesaikan Skripsi dalam Waktu Satu Semester di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Tidak Menyelesaikan Skripsi dalam Waktu Satu Semester

di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Radhyan Hardhito

Tino Leonardi

Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Korespondensi : Radhyan Hardhito. Departemen Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya. Jalan Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya 60286, Telp. (031) 5032770, (031) 5014460, Fax (031) 5025910. Email: [email protected].

Abstract. This study aims to describe self-regulated learning in undegraduate students who can not fin-ish the undergraduate thesis within one semester at the Faculty of Psychology, University of Airlangga. Zimmerman (1986) describes the self-regulated learning as an individual’s ability to be actively involved in learning activities independently. Zimmerman (1989) also explains that a self-regulated learner is a learn-er that implement learning strategies to achieve learning goals. This study will describe the self-regulated learning of undergraduate students who can not finish the undergraduate thesis within one semester us-ing a scale which compiled independently by the author. The scale has 38 items with a reliability coefficient of 0.921. This research is a quantitative research using descriptive method with 115 subjects. The number of subjects is the result of a sample calculation from the total population of 161 students who can not fin-ish the undergraduate thesis within one semester at the Faculty of Psychology, University of Airlangga. The results showed that 60,87% of the subjects has middle level of self-regulated learning, 32,17% of the subjects has high level, and 6.96% of the subjects has low level of self-regulated learning. In line with the category of self-regulated learning in general level, the majority of undergraduate students when described from the aspect of personal, behavioral, and environmental. The majority are in the middle level of self-regulated learning as well.

Keywords: undergraduate student, undergraduate thesis, self-regulated learning.

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran self-regulated learning pada mahasiswa yang tidak menyelesaikan skripsi dalam waktu satu semester di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Zimmerman (1986) menjelaskan self-regulated learning sebagai kemampuan individu untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajarannya secara mandiri. Zimmerman (1989) juga menjelaskan bahwa seorang pembelajar yang dapat melakukan regulasi diri dalam belajar adalah seorang yang menerapkan strategi-strategi belajar untuk mencapai tujuan pembelajarannya. Penelitian ini akan menggambarkan self-reg-ulated learning mahasiswa yang tidak menyelesaikan skripsi dalam waktu satu semester menggunakan skala yang disusun secara mandiri oleh penulis. Skala tersebut memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,921 dengan total 38 aitem. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif deskriptif dengan total subjek seban-yak 115 mahasiswa. Jumlah subjek tersebut merupakan hasil perhitungan sampel minimal dengan taraf kepercayaan sebesar 95% dari total populasi berjumlah 161 mahasiswa yang tidak menyelesaikan skripsi dalam waktu satu semester di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Hasil penelitian menunjukan bahwa 60,87% subjek terkategori memiliki self-regulated learning yang sedang, 32,17% subjek terkategori tinggi, dan 6,96% subjek terkategori rendah. Artinya, mayoritas dari seluruh subjek penelitian memiliki self-regulated learning sedang. Senada dengan kategori self-regulated learning secara umum, mayoritas

(2)

mahasiswa jika ditinjau pada taraf aspek, yaitu personal, perilaku, dan lingkungan juga berada pada kategori sedang.

Kata kunci: mahasiswa, skripsi, self-regulated

learning

PENDAHULUAN.

Mengacu pada Peraturan Rektor Uni-versitas Airlangga tentang peraturan pendidikan Universitas Airlangga pada bab ketiga pasal 10 ayat 1, beban studi program sarjana dijadwalkan untuk diselesaikan dalam waktu 8 (delapan) se-mester bahkan dapat ditempuh dalam waktu kurang dari 8 (delapan) semester (Universitas Airlangga, 2010). Artinya seorang mahasiswa se-harusnya bisa menyelesaikan pendidikan strata satu dan dinyatakan lulus pada semester ke-8 atau bahkan kurang dari itu. Fakta yang ada pada Fakultas Psikologi Universitas Airlangga justru menunjukan persentase angka kelulusan sesuai jadwal hanya berada dibawah angka 25% yang art-inya lebih dari 75% mahasiswa pada setiap angka-tan mulai mahasiswa angkaangka-tan tahun 2008, 2009, 2010, dan 2011 baru dinyatakan lulus setelah lebih dari delapan semester menempuh studi.

Menurut Peraturan Rektor Universitas Airlangga tentang peraturan pendidikan Univer-sitas Airlangga pada bab kesepuluh pasal 35 ayat 9 dinyatakan mahasiswa strata satu akan dinyatakan lulus jika telah mengumpulkan sks minimal, yaitu 144 sks dengan IPK = 2,00, tidak terdapat nilai E, telah menyelesaikan tugas akhir atau skripsi, dan telah mengikuti yudisium (Universitas Airlangga, 2010). Salah satu poin di atas menegaskan bahwa mata kuliah skripsi merupakan sebuah mata kuli-ah yang wajib untuk diselesaikan oleh mkuli-ahasiswa strata satu jika ingin dinyatakan lulus dan mem-peroleh gelar sarjana terlepas dari faktor-faktor

lain yang mungkin dapat menghambat kelulusan seorang mahasiswa. Semakin banyak semester yang digunakan seorang mahasiswa untuk me-nyelesaikan skripsi akan berdampak pada waktu kelulusan yang semakin lama dan bukan tidak mungkin menyebabkan waktu kelulusan yang ti-dak sesuai jadwal.

Mata kuliah skripsi memang dijadwal-kan untuk diselesaidijadwal-kan dalam waktu satu atau kurang dari satu semester (Universitas Airlangga, 2015). Idealnya, realistis bagi mahasiswa untuk menyelesaikan skripsi dalam waktu satu semes-ter jika mengacu pada Panduan Penyusunan Laporan Evaluasi Diri Program Sarjana namun faktanya banyak mahasiswa yang tidak dapat me-nyelesaikannya dalam waktu satu semester. Sejak tahun ajaran 2012-2013 hingga semester ganjil ta-hun ajaran 2015-2016, teridentifikasi: 45 dari 62 mahasiswa angkatan tahun 2007, 86 dari 149 ma-hasiswa angkatan tahun 2008, 125 dari 150 maha-siswa angkatan tahun 2009, 121 dari 157 mahamaha-siswa angkatan tahun 2010, dan 97 dari 150 mahasiswa angkatan tahun 2011 mengambil skripsi lebih dari satu semester.

Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa terdapat banyak faktor yang dapat meng-hambat mahasiswa untuk tidak menyelesaikan skripsi tepat waktu. Penelitian Kusnendar, dkk., (2013) menunjukan selain faktor eksternal juga terdapat faktor internal yang dapat mempenga-ruhi penyelesaian studi mahasiswa dalam menger-jakan skripsi. Faktor internal mencakup faktor kesehatan, psikologis, dan kelelahan. Selanjut-nya, kurangnya motivasi dan rasa malas menjadi hambatan dari faktor psikologis. Bila difokuskan pada faktor psikologis, konstruk yang dapat ber-pengaruh pada waktu penyelesaian skripsi adalah prokrastinasi dan kemandirian dalam belajar.

(3)

pekerjaan, termasuk dalam proses pengerjaan tu-gas akademik. Aitken (1982, dalam Ferrari, dkk., 1995) menjelaskan bahwa prokrastinasi yang di-lakukan oleh seorang pembelajar biasanya dilaku-kan pada penundaan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik, misalnya membuat karya ilmiah. Penundaan dalam memu-lai maupun menyelesaikan, keterlambatan dalam mengerjakan, kesenjangan waktu antara rencana dengan kinerja aktual, serta kecenderungan untuk melakukan aktivitas lain yang lebih menyenang-kan merupamenyenang-kan aspek-aspek prokrastinasi menu-rut Schouwenburg (dalam Ferrari, dkk., 1995). Prokrastinasi diketahui memiliki hubungan den-gan regulasi diri seorang pembelajar. Steel (2007) menggambarkan prokrastinasi sebagai kegagalan dalam pengaturan diri yang ditunjukkan dengan adanya kekurangan dalam pengaturan perilaku seperti penentuan tujuan, penggunaan strategi, pengawasan dalam proses berpikir dan bela-jar yang mengarahkan seseorang pada perilaku menghindari atau tidak menyelesaikan sebuah tugas. Berdasarkan penjelasan tersebut diketahui bahwa kemampuan pengaturan diri seseorang dalam proses belajar atau self-regulated learning memiliki peranan penting terhadap munculnya prokrastinasi yang dapat berpengaruh pada peny-elesaian sebuah tugas akademik, tidak terkecuali penyelesaian skripsi.

Mata kuliah skripsi adalah mata kuliah yang menuntut kemandirian mahasiswa dalam proses pengerjaannya. Kemandirian dalam belajar atau self-directed learning didefinisikan sebagai kemampuan untuk berinisiatif mengatur, menge-lola, dan mengontrol proses belajar untuk menga-tasi berbagai permasalahan dalam belajar dengan menggunakan beberapa strategi belajar (Jarvis, 1990 dalam Darmayanti, 2008). Kemandirian merupakan kemampuan yang dapat dipelajari dan ditingkatkan. Bandura (1986 dalam

Darma-yanti, 2008) menyatakan bahwa pengembangan keterampilan pengaturan diri atau self-regulatory merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kemandirian (self-directedness).

Hasil penelitian Darmayanti (2008) tersebut menunjukkan bahwa intervensi keter-ampilan self-regulated learning yang diberikan kepada mahasiswa tahun pertama mahasiswa Universitas Terbuka terbukti efektif untuk me-ningkatkan kemampuan belajar mandiri. Ber-dasarkan penjelasan tersebut dapat dinyatakan bahwa pengaturan diri memiliki hubungan den-gan kemandirian seorang pembelajar. Seorang mahasiswa yang sedang mengambil skripsi di-tuntut untuk dapat memiliki kemampuan

self-regulated learning sebagai dasar memunculkan

kemandirian dalam mengerjakan skripsi.

Self-regulated learning merupakan

ke-mampuan yang penting untuk dimiliki oleh seorang mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Lindner dan Harris (1992) menjelaskan bahwa self-regulated learning merupakan proses terintegrasi dari kemampuan kognisi, metak-ognisi, motivasi, persepsi, dan lingkungan guna mencapai kesuksesan tugas akademik. Selain itu, Resnick dan Klopfer (1989 dalam Lindner & Har-ris, 1992) menyatakan bahwa self-regulated

learn-ing merupakan kemampuan dasar yang

mendasa-ri semua bentuk kesuksesan proses pembelajaran. Mengingat skripsi merupakan tugas akademik maka kemampuan self-regulated learning adalah kemampuan yang penting untuk dimiliki oleh seorang mahasiswa.

Self-regulated learning adalah sebuah

is-tilah dalam proses belajar dan menjelaskan ten-tang kegiatan belajar yang diatur oleh diri sendiri yang mencakup kegiatan individu dalam mengak-tifkan pikiran, motivasi, dan tingkah laku untuk mencapai tujuan belajarnya (Pintrich & De Groot,

(4)

1990). Peran kemampuan self-regulated learning mahasiswa menjadi sangat penting dalam proses pengerjaan skripsi dibandingkan dengan mata kuliah lain karena seluruh kegiatan yang berkai-tan dengan skripsi dilakukan oleh mahasiswa se-cara mandiri, seperti mencari permasalahan yang akan diangkat, data-data pendukung, konstruk teori yang digunakan, mencari referensi yang di-gunakan, proses pengambilan data, proses pen-golahan data, hingga pada akhirnya tugas akhir berupa skripsi tersebut diuji di depan dosen pen-guji.

Pada akhirnya, kemampuan

self-regulat-ed learning seorang mahasiswa dalam

menger-jakan skripsi menjadi hal yang penulis soroti dalam rangka mencoba menjelaskan fenomena banyaknya mahasiswa Fakultas Psikologi Univer-sitas Airlangga yang tidak menyelesaikan skripsi dalam waktu satu semester serta fenomena renda-hnya persentase mahasiswa yang tidak lulus sesuai jadwal atau 8 (delapan) semester. Bagaimanakah gambaran self-regulated learning pada mahasiswa yang tidak berhasil menyelesaikan skripsi dalam waktu satu semester di Fakultas Psikologi Univer-sitas Airlangga?

METODE PENELITIAN

Berdasarkan tujuannya, penelitian ini merupakan pendekatan kuantitatif dengan for-mat deskriptif. Penelitian kuantitatif dengan taraf deskriptif hanya bertujuan untuk menjelaskan dan meringkas berbagai kondisi, situasi, atau variabel yang timbul di masyarakat dengan cara mengemukakan gambaran tentang kondisi, situ-asi, atau variabel tersebut (Bungin, 2005). Me-lengkapi pengertian tersebut, Siregar (2011) me-nyatakan bahwa penelitian deskriptif dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri tanpa membuat perbandingan atau penghubungan dengan variabel yang lain. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui gambaran

self-regulat-ed learning pada mahasiswa yang tidak berhasil

menyelesaikan skripsi dalam waktu satu semes-ter. Gambaran tentang self-regulated learning tersebut akan menjelaskan secara menyeluruh aspek-aspek self-regulated learning dalam ben-tuk persentase. Teknik statistik deskriptif yang digunakan pada penelitian ini adalah distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi pada suatu data, dengan cara menghitung frekuensi data kemudi-an dipersentasekkemudi-an (Bungin, 2005).

Penelitian ini menggunakan format deskriptif survei. Survei memungkinkan peneliti untuk melakukan generalisasi suatu variabel ter-tentu pada populasi yang besar (Bungin, 2005). Gambaran tentang self-regulated learning tersebut akan menjelaskan secara menyeluruh aspek-aspek

self-regulated learning dalam bentuk persentase

sehingga jika ditemukan persentase yang rendah pada satu, dua, atau bahkan keseluruhan aspek maka dimungkinkan untuk melakukan intervensi yang tepat sasaran pada aspek yang membutuh-kan perbaimembutuh-kan. Pada akhirnya, hasil penelitian ini tidaklah mencerminkan konstruk self-regulated

learning pada pribadi masing-masing responden,

melainkan mencerminkan wajah keseluruhan populasi mahasiswa Fakultas Psikologi Univer-sitas Airlangga yang tidak menyelesaikan skripsi dalam waktu satu semester.

Adapun populasi pada penelitian adalah 161 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Air-langga yang tidak berhasil menyelesaikan skripsi dalam waktu satu semester yang terdata pada se-mester ganjil tahun ajaran 2015-2016. Berdasarkan data yang penulis dapat dari Bagian Akademik Fakultas Psikologi Universitas Airlangga banyak mahasiswa yang tidak berhasil menyelesaikan skripsi dalam waktu satu semester, teridentifi-kasi: 45 dari 62 mahasiswa angkatan tahun 2007,

(5)

86 dari 149 mahasiswa angkatan tahun 2008, 125 dari 150 mahasiswa angkatan tahun 2009, 121 dari 157 mahasiswa angkatan tahun 2010, dan 97 dari 150 mahasiswa angkatan tahun 2011 mengambil skripsi lebih dari satu semester.

Penentuan jumlah sampel peneltian ini menggunakan rumus Slovin dengan taraf keper-cayaan sebesar 95% atau 5% kesalahan yang ke-mudian didapatkan jumlah sampel sebanyak 115 mahasiswa. Teknik stratified random sampling

di-gunakan pada penelitian ini karena populasi ma-hasiswa yang tidak berhasil menyelesaikan skripsi dalam waktu satu semester di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga terbagi menjadi beberapa strata berdasarkan jumlah waktu mengambil skripsi. Terdapat variasi jumlah waktu mengambil skripsi, diantaranya: telah dua semester mengam-bil mata kuliah, tiga, empat, lima, enam, bahkan telah tujuh semester mengambil skripsi namun belum berhasil menyelesaikannya. Teknik

strati-fied random sampling dipilih untuk memastikan

bahwa setiap strata pada populasi terwakili oleh unit yang menjadi sampel namun tetap bersifat

random sampling saat proses pemilihan unit yang

mewakili tiap strata.

Pada penelitian ini alat yang digunakan adalah kuesioner skala self-regulated learning yang penulis susun untuk digunakan sebagai alat ukur skripsi. Alat ukur self-regulated learning ini akan menggunakan skala likert dengan empat pilihan jawaban dengan kategori pilihan Hampir Tidak Pernah (HTP), Jarang (J), Sering (S), dan Hampir Selalu (HSL). Pemberian skor pada ma-sing-masing aitem akan berbeda pada jenis aitem

favorable dan unfavorable. Skala self-regulated learning yang digunakan pada penelitian ini telah

melalui proses ujicoba terpakai kepada 115 subjek penelitian. Setelah dilakukan ujicoba terpakai, terdapat 10 aitem yang tidak lolos seleksi. Seleksi dilakukan demi menghapus aitem yang memiliki

skor daya beda aitem dibawah 0,3. Pada akhirnya skala self-regulated learning final memiliki jumlah aitem sebanyak 38.

Skala self-regulated learning tersebut

di-dasarkan pada teori self-regulated learning yang dikemukakan oleh Zimmerman. Zimmerman (1989) berasumsi bahwa derajat self-regulated

learning yang dilakukan seorang pembelajar

di-tentukan oleh strategi-strategi belajar yang mer-eka gunakan. Zimmerman dan Martinez-Ponz (1986) menyatakan terdapat 14 strategi

self-reg-ulated learning yang didasarkan pada keterikatan

tiga aspek, yaitu personal, perilaku, dan lingkun-gan.

Validasi alat ukur self-regulated learning ini telah diuji menggunakan teknik validitas isi dan validitas konkuren. Validitas isi pada skala

self-regulated learning ini diestimasi melalui

pengujian oleh expert judgement untuk men-gukur kesesuaian aitem-aitem alat ukur dengan konstruk yang diwakilinya. Selain menggunakan

expert judgement, penulis juga menggunakan

teknik validitas berdasarkan kriteria, yaitu vali-ditas konkuren. Valivali-ditas konkuren adalah cara melakukan validasi instrumen dengan cara men-guji kesesuaian fungsi ukur instrumen tersebut dengan ukuran lain yang menggambarkan aspek ukur yang sama, ukuran tersebut dapat berupa in-strumen yang telah teruji kualitas psikometriknya (Azwar, 2012).

Proses validasi menggunakan validitas konkuren pada alat ukur self-regulated learning yang digunakan pada penelitian ini menggunakan skor kriteria dari alat ukur self-regulated learning dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,932 milik Herlin Fitriana (2015). Proses korelasi antara skor subjek pada tes yang divalidasi dan skor subjek pada skala yang menjadi kriteria menghasilkan koefisien sebesar 0,356. Cronbach (1970 dalam

(6)

Azwar, 2012) menyatakan bahwa koefisien validi-tas yang besarnya berkisar antara 0,30 sampai 0,50 telah dapat memberikan kontribusi yang baik. Artinya alat ukur yang digunakan penulis dengan total 38 aitem dapat dikatakan memiliki validitas yang mumpuni.

Skala self-regulated learning yang

penu-lis gunakan pada penelitian ini memiliki skor re-liabilitas 0,913 dengan jumlah 48 aitem, namun karena terdapat aitem dengan skor korelasi aitem-total dibawah 0,3 maka dilakukan seleksi menjadi 38 aitem dengan skor reliabilitas menjadi 0,921. Seluruh hasil pengukuran reliabilitas menggu-nakan teknik Alpha Cronbach dengan program

SPSS versi 21.

HASIL DAN BAHASAN

Kategori skala self-regulated learning ini menggunakan tiga kategori penormaan. Penor-maan pada penelitian ini ditujukan untuk men-getahui posisi subjek penelitian yang akan terb-agi menjadi kelompok jenjang berkontinum dari rendah ke tinggi berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2012). Penormaan pada penelitian ini ti-dak didasarkan pada perbandingan antara skor individu dengan norma kelompok, melainkan membandingkan skor individu dengan norma alat ukur.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas mahasiswa yang tidak menyelesaikan skripsi dalam waktu satu semester di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, memiliki

self-regulated learning secara keseluruhan yang

ter-kategori sedang dengan jumlah 70 mahasiswa atau 60,87% dari keseluruhan sampel penelitian. Terdapat delapan mahasiswa atau 6,96% yang termasuk dalam kategori rendah dan terdapat 37

mahasiswa atau 32,17% yang termasuk dalam kat-egori tinggi. Zimmerman (1989) menyatakan bah-wa seorang pembelajar yang self-regulated dapat dijelaskan dari derajat metakognitif, motivasi, dan perilakunya tentang seberapa aktif dirinya berpartisipasi dalam proses belajar.

Self-regulated learning adalah sebuah

isti-lah dalam proses belajar dan menjelaskan tentang kegiatan belajar yang diatur oleh diri sendiri, yang mencakup kegiatan individu dalam mengaktifkan pikiran, motivasi, dan tingkah laku untuk menca-pai tujuan belajarnya (Pintrich & De Groot, 1990). Definisi tentang self-regulated learning dan hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa mayori-tas mahasiswa yang tidak menyelesaikan skripsi dalam waktu satu semester di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga cenderung untuk dapat melakukan proses pengaturan diri secara man-diri mencakup pengaturan pikiran, afeksi, serta perilaku yang diarahkan untuk mencapai tujuan pengerjaan skripsi. Kemampuan ini tercermin dari derajat penggunaan strategi belajar saat pros-es pengerjaan skripsi.

Berdasarkan variasi jenis kelamin, baik laki-laki maupun perempuan sama-sama mayori-tas berada pada kategori sedang namun terlihat perbedaan dari persentase pada kategori

self-reg-ulated learning yang rendah. Mahasiswa laki-laki

memiliki persentase yang lebih besar, yaitu 11,43% sedangkan hanya terdapat 5% sampel wanita yang berkategori rendah. Sebaliknya, persentase perempuan pada kategori self-regulated learning tinggi lebih besar daripada laki-laki dengan 35% berbanding 25,71%.

Berdasarkan status pekerjaan, mahasiswa yang belum maupun sudah bekerja mayoritas ter-masuk dalam kategori self-regulated learning se-dang, 61,39% bagi mahasiswa yang belum bekerja dan 57,14% bagi yang sudah bekerja. Perbedaan

(7)

lainnya terlihat pada persentase self-regulated

learning kategori rendah, mahasiswa yang sudah

bekerja memiliki persentase yang lebih besar, yai-tu 14,29% dibandingkan dengan mahasiswa yang belum bekerja dengan persentase 5,94%. Seba-liknya pada kategori tinggi, mahasiswa yang be-lum bekerja memiliki persentase yang lebih besar dibandingkan dengan yang sudah bekerja, yaitu 32,67% berbanding 28,57%.

Berdasarkan status pernikahan, 75% ma-hasiswa yang sudah menikah dan 60,36% maha-siswa yang belum menikah termasuk dalam kat-egori sedang. Bila dibandingkan, mahasiswa yang sudah menikah memiliki persentase yang lebih kecil daripada mahasiswa yang belum menikah pada kategori self-regulated learning tinggi. Pada status yang sudah menikah tidak terdapat maha-siswa yang berkategori rendah, 75% berada pada kategori sedang dan 25% sisanya berada pada kat-egori tinggi. Sedangkan pada mahasiswa dengan status belum menikah persentase kategori rendah memiliki persentase yang lebih kecil daripada persentase kategori tinggi, yaitu 7,21% berband-ing 32,43%.

Berdasarkan status skripsi, mayoritas mahasiswa yang sudah lebih dari satu semester mengambil skripsi dan berstatus belum lulus skripsi memiliki kategori self-regulated learning yang sedang dengan persentase 66,29%. Hal ber-beda ditunjukkan oleh mahasiswa yang bersta-tus sudah lulus sidang skripsi. Mahasiswa yang berstatus sudah lulus sidang mayoritas memiliki kategori self-regulated learning yang tinggi den-gan persentase 53,85%. Secara persentase pada masing-masing variasi status menunjukan bahwa mahasiswa yang berkategori rendah terbilang leb-ih sedikit dibandingkan dengan kategori lainnya. Hanya 7,87% bagi mahasiswa yang belum lulus si-dang dan 3,85% bagi mahasiswa yang sudah lulus sidang.

Berdasarkan lama mengambil skripsi, diketahui gambaran bahwa tidak terdapat ma-hasiswa berkategori self-regulated learning tinggi dan rendah pada mahasiswa yang telah enam dan tujuh semester mengambil skripsi. Mahasiswa yang telah dua, tiga, empat, lima, enam, dan tu-juh semester mengambil skripsi mayoritas terma-suk dalam kategori self-regulated learning sedang. Pada mahasiswa yang telah dua semester men-gambil skripsi terdapat lebih banyak mahasiswa berkategori tinggi dibandingkan berkategori ren-dah dengan frekuensi 29 berbanding dua. Senada dengan proporsi tersebut, mahasiswa yang telah mengambil sebanyak tiga semester juga memiliki frekuensi mahasiswa pada ketgori tinggi yang leb-ih banyak daripada kategori rendah dengan per-bandingan lima banding satu. Pada mahasiswa yang telah mengambil skripsi sebanyak empat semester, jumlah mahasiswa berkategori rendah terlihat lebih banyak daripada mahasiswa ber-kategori tinggi, yaitu tiga berbanding satu. Ber-beda dengan proporsi strata lainnya, mahasiswa yang telah lima semester mengambil mata kuliah skripsi memiliki frekuensi yang berimbang antara kategori rendah dan tinggi, sama-sama berjumlah dua mahasiswa.

Sedangkan jika dicermati dari ketiga aspek self-regulated learning, yaitu personal, perilaku, dan lingkungan. Pada aspek personal, 55,65% dari 115 mahasiswa yang menjadi sampel penelitian termasuk dalam kategori self-regulated

learning sedang. Sebesar 5,22% dari sampel

ter-masuk dalam kategori rendah dan 39,13% terma-suk dalam kategori self-regulated learning tinggi. Zimmerman (1989) menjelaskan bahwa aspek personal berhubungan dengan penerapan penge-tahuan akan strategi, kemampuan metakognisi, serta tujuan yang ingin dicapai seorang pembe-lajar. Persentase tersebut menunjukkan bahwa hanya sedikit mahasiswa yang tidak mengetahui,

(8)

menerapkan, dan merencanakan secara tepat tu-juan yang ingin dicapai serta kegiatan-kegiatan yang akan dirinya lakukan selama proses penger-jaan skripsi.

Pada aspek perilaku, mayoritas maha-siswa yang tidak menyelesaikan skripsi dalam waktu satu semester berada pada kategori

self-reg-ulated learning sedang dengan persentase 68,70%.

Persentase tersebut jauh melampaui persentase mahasiswa berkategori tinggi yaitu 23,48% dan mahasiswa berkategori rendah yang hanya 7,83%. Zimmerman (1989) menjelaskan bahwa aspek perilaku dari self-regulated learning berhubun-gan denberhubun-gan respon individu dalam menberhubun-ganalisa hasil penerapan strategi belajar yang dilakukan-nya dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Artinya 68,70% atau mayoritas mahasiswa yang menjadi sampel penelitian ini cenderung untuk melakukan analisa terhadap proses pengerjaan skripsi yang dirinya lakukan, mayoritas dari sam-pel penelitian ini juga melakukan perbandingan terhadap kemajuan yang telah dirinya capai den-gan target yang ingin dicapai, serta melakukan usaha untuk mengoptimalkan proses pengerjaan skripsi walaupun seluruh aktivitas tersebut cen-derung untuk tidak dilakukan dalam frekuensi yang tinggi.

Pada aspek lingkungan, sebanyak 52,17% mahasiswa termasuk dalam kategori sedang, 43,37% berada dalam kategori tinggi, dan sisanya 4,35% mahasiswa terkategori rendah. Zimmerman (1989) menjelaskan bahwa aspek lingkungan dari

self-regulated learning berpengaruh pada self-reg-ulated learning seorang pembelajar melalui faktor

pengalaman karena lingkungan menyediakan in-formasi yang dapat membantu pembelajar dalam memahami sebuah materi. Penjelasan tersebut menunjukan bahwa mayoritas mahasiswa pada penelitian ini termasuk secara aktif berusaha un-tuk mengenali informasi yang disediakan oleh

lingkungan sekitarnya serta memaksimalkan fasilitas tersebut demi mendukung skripsi yang sedang dikerjakannya.

SIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian ini dapat disimpul-kan bahwa mahasiswa yang tidak menyelesaidisimpul-kan skripsi dalam waktu satu semester di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga mayoritas memi-liki self-regulated learning sedang. Sebanyak 70 mahasiswa dari total 115 mahasiswa yang tidak menyelesaikan skripsi dalam waktu satu semes-ter semes-terkategori memiliki self-regulated learning sedang. Sebanyak 37 mahasiswa dari total 115 ma-hasiswa terkategori self-regulated learning tinggi dan hanya 8 (delapan) mahasiswa dari 115 ma-hasiswa yang terkategori memiliki self-regulated

learning rendah. Jadi, walaupun mahasiswa yang

menjadi sampel penelitian ini tidak dapat meny-elesaikan skripsi dalam waktu satu semester na-mun mereka cenderung untuk dapat melakukan proses pengaturan diri secara mandiri mencakup pengaturan pikiran, afeksi, serta perilaku yang diarahkan untuk mencapai tujuan pengerjaan skripsi dan tercermin dari derajat penggunaan strategi belajar saat proses pengerjaan skripsi.

Berdasarkan hasil penelitian dan kelema-han yang terdapat pada penelitian maka saran yang dapat diberikan adalah pemberian pelatihan tentang penggunaan strategi-strategi belajar

self-regulated learning kepada mahasiswa yang sedang

mengambil skripsi dapat menjadi opsi yang dapat dilakukan fakultas. Saran ini didasarkan pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa mahasiswa yang berstatus sudah lulus sidang mayoritas me-miliki kategori self-regulated learning yang tinggi sedangkan mahasiswa yang berstatus belum lulus sidang mayoritas hanya berada pada kategori

(9)

se-dang. Hasil tersebut mengisyaratkan bahwa ma-hasiswa dengan self-regulated learning yang lebih tinggi memiliki kemungkinan untuk lebih cepat menyelesaikan skripsi. Bagi mahasiswa diharap-kan dapat menerapdiharap-kan strategi-strategi

self-regu-lated learning dengan frekuensi yang tinggi dalam

proses belajar, khususnya dalam proses penger-jaan skripsi.

Bagi penelitian selanjutnya, perlu dia-dakan penelitian yang menguji perbedaan

self-regulated learning pada mahasiswa yang berhasil

menyelesaikan skripsi dalam waktu satu semes-ter dengan mahasiswa yang tidak menyelesaikan skripsi dalam waktu satu semester. Penelitian dengan uji perbedaan tersebut diharapkan dapat menghasilkan gambaran yang lebih jelas tentang peran self-regulated learning terkait dengan lama pengerjaan skripsi. Perlu juga diadakan penelitian yang dapat menggambarkan tentang penggunaan strategi-strategi self-regulated learning pada ta-hap-tahap tertentu pengerjaan skripsi oleh

maha-siswa yang berhasil menyelesaikan maupun tidak berhasil menyelesaikan skripsi dalam waktu satu semester. Penelitian tersebut diharapkan dapat menunjukkan gambaran tentang bagaimana penggunaan strategi self-regulated learning dapat membedakan antara mahasiswa yang berhasil menyelesaikan skripsi dalam waktu satu semester dengan yang tidak. Selain itu, perlu diperhatikan juga proporsi dan jumlah aitem dalam alat ukur. Proporsi dan jumlah aitem yang mumpuni sampai pada taraf strategi belajar akan dapat menjelaskan

self-regulated learning sampai pada tahap yang

paling operasional.

PUSTAKA ACUAN

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yog-yakarta: Pustaka Pelajar.

________.(2012). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bandura, A. (1986). Social foundations of thought and action: A social cognitive theory. Englewood Cliffs, NJ:Prentice-Hall.

Boekaerts, M., Pintrich, P. R., & Zeidner, M. (2000). Handbook of self-regulation. San Diego: Academic Press.

Bungin, B. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta

Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Cobb, Robert Jr. (2003, 19 Maret). The Relationship Between Self-Regulated Learning Behaviors and Academic Performance in Web-Based Courses. Diunduh dari http://scholar.lib.vt.edu/theses/ available/etd-03212003- 130332/unrestricted/srlonline_dissertation.pdf.

Darmayanti, T. (2008). Efektifitas intervensi keterampilan self regulated learning dan keteladanan dalam meningkatkan kemampuan belajar mandiri dan prestasi belajar mahasiswa pendidikan jarak jauh. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. 9 (2). 68-82.

Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. (2009). Buku Pedoman Pendidikan Sarjana Psikologi

(10)

Ferrari, J. R., Johnson, J. L., & McCown, W. G. (1995). Procrastination and task avoidance: Theory,

re-search, and treatment. New York: Plenum Press.

Kusnendar, F., Suwachid., & Wijayanto, D. S. (2013). Analisis penghambat penyelesaian studi mahasiswa s1 program studi pendidikan teknik mesin jurusan pendidikan teknik dan kejuruan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret surakarta. Jurnal Nosel, 1 (3), 1-12. Lindner, R.W. & Harris, B. (1992). Self-Regulated Learning and Academic Achievement in College

Stu-dents. Paper presented at the American Educational Research Association Annual Meeting (San Francisco, CA, April 20-24, 1992).

Montalvo, F. T., & Torres, M. C. G. (2004). Self-regulated learning: Current and future directions.

Elec-tronic Journal of Research in Educational Psychology, 2 (1), 1-34.

Pintrich, P.R & De Groot, E.V. (1990). Motivational and self-regulated learning components of classroom academic performance. Journal of Educational Psychology, 82 (1), 33-44.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. (2008). Diunduh Oktober 7, 2015, dari http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/index.php

Siregar, S. (2011). Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.

Steel, P. (2007). The nature of procrastination: A meta-analytic and theoretical review of quintessential self-regulatory failure. Psychological Bulletin, 133, 65-94.

Tim Unit Penelitian dan Publikasi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. (2009). Pedoman

Penulisan Skripsi. Surabaya: Unit Penelitian dan Publikasi Psikologi.

Universitas Airlangga. (2010). Pedoman Pendidikan Universitas Airlangga 2010-2011. Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetakan Universitas Airlangga (Airlangga University Press).

Universitas Airlangga. (2015). Panduan Penyusunan Laporan Evaluasi Diri Program Sarjana (S1). Sura-baya: Badan Perencanaan dan Pengembangan Universitas Airlangga.

Zimmerman, B. J & Martinez-Ponz, M. (1986). Development of a structured interview for assessing stu-dent use of self-regulated learning strategies. American Educational Research Journal, 23 (4), 641-628.

Zimmerman, B. J. (1989). A social cognitive view of self-regulated academic learning. Journal of

Educa-tional Psychology, 81 (3), 329-339.

Zimmerman, B. J. & Martinez-Ponz, M. (1990). Student differences in self-regulated learning: relating grade, sex, and giftedness to self-efficacy and strategy use. Journal of Educational Psychology, 82 (1), 51-59.

(11)

Referensi

Dokumen terkait

awal abad ke-21, kita bisa mengatakan bahwa demokrasi adalah teriak yang terdengar dari bayi yang lahir— dan dengan segera, setelah itu, sebuah proses trial & error. Yang

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa guru kurang maksimal dalam menjelaskan kembali semua materi yang diberikan, siswa kurang memperhatikan dan menanggapi

Title: * [ WFS/FES SWG ] Change the media types for gml to conform to the latest MIME t. Source:

Korelasi antara komponen hasil lateks terhadap hasil lateks pada klon IRR seri 300 memiliki hubungan yang nyata yaitu indeks penyumbatan, indeks produksi, lilit batang,

Hisapan mulut bayi pada puting susu merangsang ujung syaraf sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur,

Berdasarkan hasil penelitian terhadap siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 7 Banjarmasin Tahun Pelajaran 2013/2014, dapat disimpulkan bahwa (1) Dengan menggunakan strategi

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “ Meningkatkan Kemampuan Berpikir Lateral Matematis Siswa Melalui Pendekatan Open-Ended ”.

Pada hidroponik sistem NFT, zone cooling dapat dilakukan dengan cara mendinginkan larutan nutrisi dalam bak/tangki nutrisi yang selanjutnya disirkulasikan ke