• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015 DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. SAMBUTAN...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015 DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. SAMBUTAN..."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015

Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana

vii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

SAMBUTAN ... iii

KOMITE ILMIAH ... v

DAFTAR ISI ... vii

KEYNOTE SPEAKER

STRATEGI PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI BETON YANG SUSTAINABLE ... KS-1

BIDANG STRUKTUR DAN MATERIAL

KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU APUS DENGAN PENAMBAHAN PIN PADA MUTU BETON K-175 ... SM-1

APLIKASI ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SEBAGAI METODE NUMERIK UNTUK PREDIKSI KAPASITAS GESER BALOK BETON BERTULANG ... SM-7

PENGARUH PERENDAMAN TERHADAP POLA KERUSAKAN SIRAP BAMBU SEBAGAI PENUTUP ATAP ANGKUL-ANGKUL DI DESA ADAT PENGLIPURAN ... SM-15

PERILAKU SAMBUNGAN TIPE FRIKSI DENGAN VARIASI GAYA PENGENCANGAN AKIBAT PERBEDAAN METODE PELAKSANAAN ... SM-23

PROPERTI MATERIAL DAN DAKTILITAS BETON PRATEKAN PARSIAL HASIL UJI EKSPERIMENTAL ... SM-31

PENGARUH KUAT TEKAN DAN KOMPOSISI BAHAN BETON DENGAN SUBSITUSI LIMBAH BETON BANGUNAN SEBAGAI AGREGAT KASAR ... SM-39

KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT BATU APUNG SERTA ABU TERBANG SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PORTLAND DAN SUPERPLASTICIZER ... SM-45

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI STRUKTUR BAJA DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS DAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK PADA LEVEL KINERJA YANG SAMA ... SM-49

IDENTIFIKASI KERUSAKAN DAN METODE PERKUATAN STRUKTUR KANTOR GUBERNUR SUMATRA BARAT... SM-57

ANALISA PERILAKU PARAMETER NON-LINIER BETON TAK TERKEKANG DENGAN PEMBEBANAN TRIAKSIAL MENGGUNAKAN PROGRAM BANTU BERBASIS FINITE ELEMENT .... SM-65

KUAT TUMPU BATANG POHON KELAPA LAMINASI (GLUGU LAMINASI): HALF HOLE DAN FULL HOLE ... SM-73

KAPASITAS LENTUR DAN DAYA LAYAN BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU PETUNG ... SM-81

TAHANAN LATERAL KOMPOSIT KAYU KELAPA (GLUGU) LAMINASI-BETON DENGAN VARIASI PANJANG TERTANAM ALAT SAMBUNG (DOWEL) ... SM-89

KEMAMPUAN DAKTILITAS BAJA TULANGAN DENGAN MUTU DIATAS 500 MPA UNTUK DISAIN STRUKTUR KOLOM TAHAN GEMPA ... SM-97

(4)

Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana

viii

KEMAMPUAN DAKTILITAS PENAMPANG BALOK MENGGUNAKAN BAJA TULANGAN DENGAN

MUTU DIATAS 500 MPa UNTUK DISAIN STRUKTUR TAHAN GEMPA ... SM-105

PENGGUNAAN AKSELERATOR PADA BETON YANG MENGGUNAKAN PEREKAT BERUPA CAMPURAN SEMEN PORTLAND TIPE I DAN ABU TERBANG ... SM-113

ANALISIS GEMPA STATIK DAN DINAMIK PADA STRUKTUR BERATURAN DAN TIDAK BERATURAN ... SM-119

PEMODELAN KEKUATAN AKSIAL KOLOM BETON BUJURSANGKAR DIPERKUAT DENGAN FRP ... SM-127

PEMANFAATAN ABU DAUN BAMBU DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN PENGUJIAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS ... SM-135

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS SIRAP BAMBU SEBAGAI BAHAN PENUTUP ATAP ANGKUL-ANGKUL DI DESA PANGLIPURAN ... SM-143

RUMAH SEDERHANA DENGAN SISTEM STRUKTUR BETON BERTULANG BAMBU PETUNG NUSA PENIDA ... SM-151

ANALISA PERKUATAN (RETROFITTING) GEDUNG STKIP ADZKIA PADANG DENGAN MENGGUNKAN STEEL BRACING ... SM-159

EVALUASI BEBAN HANCUR SILINDER BETON MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALISIS DIMENSIONAL METODE RAYLEIGH ... SM-167

PEMANFAATAN POZZOLAN ALAM SEBAGAI BAHAN PLESTERAN ... SM-173

ANALISA DRIFT-BASE FRAGILITY: EVALUASI HASIL EKSPERIMENTAL DAN NUMERIKAL DINDING BATU BATA DAN RANGKA KAYU... SM-177

EVALUASI KINERJA STRUKTUR AKIBAT PENGARUH GEMPA (STUDI KASUS GEDUNG D DAN GEDUNG E FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN) ... SM-187

BIDANG GEOTEKNIK

STUDI LABORATURIUM PENGARUH AGGREBIND PADA TANAH DENGAN VARIASI GRADASI BUTIR UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR, KEKUATAN TEKAN DAN PERMEABILITAS TANAH. GT-1

PROFIL PENURUNAN TANAH PADA TANAH YANG DIKOMPAKSI DI LABORATURIUM ... GT-9

ANALISIS PENGARUH RETAK TERHADAP KEKUATAN GESER TANAH PADA PERISTIWA KELONGSORAN TEBING ... GT-15

PERBANDINGAN MODULUS GESER TANAH LEMPUNG DENGAN PERKUATAN SERAT IJUK DAN SERAT SABUT KELAPA BERDASARKAN METODE HARDIN DAN BLACK ... GT-21

KUAT GESER SISA CAMPURAN LEMPUNG DAN PASIR YANG DIPADATKAN ... GT-29

TINJAUAN KORELASI NILAI CBR TANAH KAPUR ANTARA UJI CBR LANGSUNG DENGAN UJI DCP ... GT-37

PENGARUH PROSES KONSOLIDASI TERHADAP DEFORMASI DAN FAKTOR KEAMANAN LERENG EMBANKMENT (STUDI KASUS BENDUNG KOSINGGOLAN) ... GT-45

ANALISIS STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH KANTILEVER (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN GERBANG TOL DAN LAJUR TRANSAKSI GERBANG TOL SERANG TIMUR) ... GT-53

(5)

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015

Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana

ix

BIDANG MANAJEMEN PROYEK DAN REKAYASA KONSTRUKSI

PERAN UNDANG-UNDANG KEINSINYURAN 2014 DALAM MENDORONG TENAGA AHLI KONSTRUKSI BERWAWASAN TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN ... MK-1

KONSTRUKSI JALAN HIJAU (GREEN ROAD CONSTRUCTION) PROSPEK PENERAPAN KONSTRUKSI JALAN HIJAU DI INDONESIA ... MK-7

COST MODEL ESTIMASI KONSEPTUAL UNTUK BANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT ... MK-15 ANALISIS PENGGUNAAN SISTEM PENUTUP ATAP METAL, BITUMEN, DAN UPVC DITINJAU DARI TATA LAKSANA DAN BIAYA ... MK-25

FAKTOR PENGENDALI DAN PERLUASAN SENTRA BISNIS BERBASIS BANGUNAN HIJAU DI SURABAYA ... MK-33

IDENTIFIKASI FAKTOR KINERJA BIAYA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG ... MK-41

STUDI PERANCANGAN PRODUKSI PAPAN BUBUTMEN ... MK-49

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI ... MK-55

ANALISIS IDENTIFIKASI CRITICAL SUCCESS FACTORS (CSFs) TERHADAP MANAJEMEN BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI ... MK-65

EVALUASI IMPLEMENTASI ASPEK KESELAMATAN DI ZONA KERJA (WORK ZONE) PADA PELAKSANAAN PENINGKATAN JALAN NASIONAL DI PROVINSI BALI ... MK-75

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGHUNI DALAM MEMILIH RUMAH PADA PERUMAHAN DI KAWASAN MANGUPURA ... MK-81

MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK GEDUNG HOTEL YANG SEDANG BEROPERASI ... MK-89

FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA PADA PEKERJA KONSTRUKSI ... MK-97

KARAKTERISTIK MANAJER PROYEK TERHADAP KINERJA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BADUNG ... MK-105

ANALISIS PERBANDINGAN HARGA SATUAN DAN TITIK IMPAS PEKERJAAN BEKISTING KOLOM SISTEM KONVENSIONAL DENGAN SISTEM PERI DALAM PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG... MK-115

ANALISIS KEUNTUNGAN KONTRAKTOR AKIBAT VARIASI SISTEM PEMBAYARAN DAN JADWAL PELAKSANAAN PADA PROYEK KONSTRUKSI ... MK-123

BIDANG TRANSPORTASI

EVALUASI TERHADAP PENURUNAN KINERJA PELABUHAN LAUT CELUKAN BAWANG BULELENG ... TRANS-1

APLIKASI TEKNOLOGI SOFTWARE SIDRA INTERSECTION 5.1 DAN SOFTWARE KAJI DALAM PENENTUAN KINERJA SIMPANG BERSINYAL PERKOTAAN ... TRANS-9

KAJIAN PEMANFAATAN SIRTU BUMELA SEBAGAI MATERIAL LAPIS PONDASI BAWAH DITINJAU DARI SPESIFIKASI UMUM 2007 DAN 2010 ... TRANS-19

PENGEMBANGAN PELAYANAN ANGKUTAN UMUM MASAL (BRT) BERBASIS SISTEM TRANSYT MENGGUNAKAN METODE LOW COST INVESTMENT (ANGKUTAN TRANS MATARAM METRO) ... TRANS-25

(6)

Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana

x

ANALISIS KAPASISTAS LINGKUNGAN JALAN SEBAGAI PENDUKUNG ANALISIS DAMPAK LALU

LINTAS (ANDALALIN) PEMBANGUNAN HOTEL GOLDEN TULIP MATARAM ... TRANS-35

APLIKASI TEKNOLOGI GIS DALAM MENENTUKAN BENTUK PENANGANAN JALAN BERDASARKAN PARAMETER PENANGANAN JALAN ... TRANS-43

EVALUASI PEMBANGUNAN JALAN CISALATRI BANDUNG ... TRANS-51

PENINGKATAN STABILITAS CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN (CAED) DENGAN BAHAN DARI AGREGAT HASIL GARUKAN ASPAL LAMA DENGAN DAN TANPA SEMEN ... TRANS-59

ANALISA KELAYAKAN DIMENSI RUNWAY, TAXIWAY, DAN APRON ... TRANS-67

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGAWASAN SARANA PRASARANA JALAN TAMAN KONSERVASI LAUT OLELE KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO ... TRANS-75

MODEL PERPINDAHAN MODA KE BUS KOTA DI KOTA BANDA ACEH ... TRANS-83

PENGARUH TEMPERATUR PERMUKAAN LAPIS PERTAMA OVERLAY TERHADAP DAYA REKAT OVERLAY GANDA TANPA TACK COAT ... TRANS-91 KAJIAN FINANSIAL DAN DAMPAK PENGOPERASIAN ANGKUTAN UMUM MASSAL TRANS SARBAGITA KORIDOR I DI PROVINSI BALI ... TRANS-101

BIDANG SUMBER DAYA AIR

PENGARUH PEMOMPAAN SUMUR BOR TERHADAP PERUBAHAN MUKA AIR TANAH ... HIDRO-1

IMPLEMENTASI INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT (IWRM) DI INDONESIA ... HIDRO-9

PEWILAYAHAN POTENSI AIR TANAH UNTUK IRIGASI BERDASARKAN TRANSMISIVITAS AKUIFER DI KABUPATEN JOMBANG ... HIDRO-17

KAJIAN KERUSAKAN PANTAI AMPENAN DI KOTA MATARAM ... HIDRO-25

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DI KOTA DENPASAR ... HIDRO-33

DESAIN PENAMPANG SALURAN DRAINASE JALAN RAYA DENGAN KONSEP EKO HIDRAULIK PADA JALAN A.YANI KOTA MARTAPURA ... HIDRO-41

ANALISIS NERACA AIR BERBASIS DAERAH ALIRAN SUNGAI SEBAGAI INDIKATOR KETERPADUAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR (KASUS DAS JANGKOK WS LOMBOK) ... HIDRO-47

TINJAUAN HIDRODINAMIKA 1D METODE MAC CORMACK MENGENAI KARAKTERISTIK PASANG SURUT UNIT TERANTANG DI KALIMANTAN SELATAN ... HIDRO-55

PERMASALAHAN SEMPADAN SUNGAI DI SUNGAI KUALA KAPUAS, KALIMANTAN SELATAN ... HIDRO-63

PENERAPAN SUMUR RESAPAN DALAM MEREDUKSI BEBAN ALIRAN LIMPASAN PERMUKAAN SUB DAS CIUJUNG SEBAGAI UPAYA PENGELOLAAN BANJIR ... HIDRO-69

ANALISA PERBANDINGAN PERENCANAAN SUMUR RESAPAN SISTEM KOMUNAL DAN KOLAM RETENSI SEBAGAI UPAYA KONSERVASI AIR TANAH DI PERUMAHAN VILLA MUTIARA CIUJUNG ... HIDRO-77

PEMISAHAN ALIRAN DASAR MENGGUNAKAN MODEL TANGKI ... HIDRO-83

(7)

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015

Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana

xi

PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR DAS PENET SEBAGAI AIR IRIGASI DAN AIR BAKU

PDAM ... HIDRO-97

PEMANFAATAN TEKNOLOGI REMOTE SENSING DALAM MEMANTAU KERUSAKAN LINGKUNGAN DI KOTA GORONTALO ... HIDRO-107

MODEL NUMERIK : INTERAKSI RUN UP GELOMBANG TSUNAMI DENGAN DINDING LAUT ... HIDRO-115

VISUALISASI POTENSI GENANGAN BANJIR DI SUNGAI LAMBIDARO MELALUI PENELUSURAN ALIRAN MENGGUNAKAN HEC-RAS (STUDI PENDAHULUAN PENGENDALIAN BANJIR BERWAWASAN LINGKUNGAN) ... HIDRO-123

BIDANG LINGKUNGAN

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI DAN FLY ASH MENJADI BAHAN BANGUNAN UNTUK MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN ... LK-1

PEMANFAATAN PLAT CETAK BEKAS SEBAGAI PELAPIS PADA ATAP RUMAH ... LK-9

PEMANFAATAN SAMPAH SEBAGAI CAMPURAN BATU ALAM DAN APLIKASINYA ... LK-15

ANALISIS SICK BUILDING SYNDROME PADA GEDUNG KANTOR (STUDI KASUS PADA GEDUNG SATKER PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH II PROVINSI BALI - BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL VIII DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA , JALAN AHMAD YANI NO 90 DENPASAR) ... LK-23

(8)

ANALISIS IDENTIFIKASI CRITICAL SUCCESS FACTORS (CSFs) TERHADAP

MANAJEMEN BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI

Nyoman Martha Jaya 1

1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

Email : [email protected]

ABSTRAK

Kapasitas manajer proyek sering diukur dengan keberhasilannya mengelola dan mengendalikan biaya pada pelaksanaan konstruksi. Manajer proyek konstruksi mesti dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menentukan Faktor-faktor Kritis (F2Ks) yang relevan terhadap keberhasilan/peningkatan performansi biaya proyek. Faktor-faktor Keberhasilan (Critical Success Factors – CSFs) terhadap manajemen biaya belum teridentifikasi secara maksimal dan belum efektif implementasinya pada proyek konstruksi. Sehingga, perlu dilakukan kegiatan investigasi dan analisis terhadap CSFs dalam rangka peningkatan manajemen biaya pada proyek konstruksi. Sebanyak empat puluh (40) CSFs diidentifikasi melalui tahap studi literatur untuk meningkatkan kualitas managerial dan pengendalian biaya proyek. Seluruh variabel CSFs dikonsultasikan dengan para ahli/pakar (experts) untuk mebuat kuisioner. Sebanyak 300 kuisioner disebarkan kepada para profesional & praktisi, pengelola & pengendali proyek, termasuk pelaksana konstruksi dilapangan. Kuisioner yang terjawab dan kembali jumlahnya 162 respon. Ratio kuisioner (300) dengan respon (162) mencapai 54% dikategorikan sangat baik, bahkan melebihi syarat validitas dan reliabilitas minimum (100 set respon) untuk dapat dilakukan analisis data dan kelanjutan penelitian (menurut Fellow dan Liu, 2008). Teknik statistik deskriptif dipergunakan menganalisis nilai kecendrungan relatif (central tentency statistics) untuk menentukan reliabilitas CSFs terhadap manajemen biaya pada pelaksanaan proyek konstruksi. Analisis statistik deskriptif menghasilkan, bahwa, dari 40

CSFs terdapat tujuh CSFs tereleminasi, yaitu: (1) Cyclical Business and Company Interest; (2) Local Availability of Required Resources; (3) Requirement of Higher Investment; (4) Vision and Definition of Project Overheads; (5) Project Location; (6) Requirement of Skilled Human Resources; dan (7) Higher Quality and Quantity of Materials. Ketujuh CSFs tereliminasi, karena

hasil analisis terhadap opini para profesional dan praktisi menyebutkan bahwa; CSFs tersebut sudah tidak efektif dan efisien untuk peningkatan kapasitas dan prestasi para manajer proyek. Dengan demikian, sebanyak 33 alternatif CSFs dapat dikelompokkan dan diseleksi lebih lanjut untuk menentukan proriatas terbaik, diimplementasikan secara cermat dan berkesinambungan dalam rangka mencapai keberhasilan maksimum terhadap manajemen biaya pada tahap pelaksanaan proyek konstruksi.

Kata kunci: Critical Success Factors (CSFs), manajer proyek, manajemen biaya, proyek konstruksi,

statistik deskriptif.

1. PENDAHULUAN

Industri konstruksi berkontribusi sangan signifikan pada Gross Domestic Product (GDP) dalam pembangunan ekonomi setiap negara di dunia, secara regional maupun global. Sektor proyek konstruksi menyumbang sekitar 10% terhadap GDP global pada pertengahan dekade yang lalu (General UK Statistics, 2007), 11% pada awal dekade ini dan diharapkan meningkat menjadi 13,2% pada tahun 2020 (Hook, 2011) dengan mengabaikan kondisi krisis ekonomi yang mungkin terjadi. Sehingga, proyek konstruksi tidak dapat terhindar dari tingginya belanja negara dan kompleknya pengendalian biaya.

Manajemen biaya proyek menckup tiga aspek dan aktivitas penting sesuai ‘Project Management Body of

Knowledge (PMBOK)’, yaitu (PMI, 2008): Cost Estimating, Budgeting dan Controlling (Estimasi, Penganggaran

dan Pengendalian biaya). Pembiayaan proyek dengan sistim tradisional, seperti Bill of Quantities (BoQ) dan standar akuntasi biaya, tidak diikuti pembahasan detail mengenai pengelolaan dan pengendalian biaya pada pelaksanaan proyek konstruksi.

Metoda pembiayaan tradisional/BoQ cukup konsisten memperhitungkan biaya bahan dan upah (Daly, 2002), dengan tambahan persentase overheads dan contingency terhadap biaya konstruksi (RICS, 2009 dan CIB, 2009).

(9)

Nyoman Martha Jaya

Disisi lain, manajemen standar akuntasi biaya terlalu terfokus terhadap laporan keuangan rutin kepada pihak eksternal (seperti penyandang dana dan stakeholders lainnya). Sehingga, upaya peningkatan kapasitas manajerial dan perbaikan manajemen biaya proyek secara internal cendrung terabaikan.

Sistim pembiayaan tradisional dan standar akuntansi biaya saat ini tidak secara eksplisit dikaitkan dengan usaha peningkatan manajemen biaya proyek konstruksi. Kedua sistim akunting dan manajemen biaya tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan manajemen dalam mengendalikan status kemajuan dan prestasi proyek serta performansi biaya proyek. Manajer proyek semestinya juga berusaha meningkatkan kapasitasnya secara terus-menerus untuk memenuhi kepentingan inividu, tuntutan organisasi dan lingkungannya. Oleh sebab itu, manajer proyek harus selalu berusaha mengidentifikasi faktor-faktor terpenting (Critical Success Factors – CSFs), menyeleksinya berbasis kepada kriteria tertentu, dan mengimplementasikannya secara konsisten dan hati-hati pada pelaksanaan proyek konstruksi demi peningkatan sistim pengelolaan dan pengendalian biaya proyek.

CSFs dalam hal ini adalah area aktivitas yang sangat spesifik dan mesti reliabel, seharusnya mendapat perhatian

yang sungguh-sungguh dari manajer proyek dalam rangka mencapai keberhasilan manajemen biaya dan performansi proyek. Dengan demikian, CSFs sangat penting untuk diidentifikasi terhadap usaha pengelolaan biaya dan pengendalian proyek konstruksi.

2. KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka sangat bermaanfaat untuk mencermati dan mensintesis hasil-hasil riset terkini dalam rangka membuat inference judgement dan mengorganisasikan ide-ide yang berhubungan dengan bidang penelitian tertentu (Saunders et al., 2009). Proses sintesis sangat penting ketika harus memahami ‘Masalah Penelitian’ dan solusinya dalam rangka mencapai ‘Tujuan Penelitian’ melalui metoda ilmiah yang sistematis. Tahap kajian pustaka disini dimaksudkan untuk mengidentifikasi Critical Success Factors (CSFs) terhadap manajemen biaya pada proyek konstruksi.

Identifikasi Critical Success Factors (CSFs)

Faktor-faktor Kritis (F2Ks) dapat bermakna ‘negatif’ sebagai peringatan dini (early warning) atau tantangan

(challenging), dan sebaliknya ada juga berupa Critical Success Factors (CSFs) yang bermakna ‘positif’ sebagai

motivator terhadap keberhasilan (successful) atau pendorong harapan (opportunity). Namun demikian, apa bila kedua jenis faktor-faktor kritis tersebut dapat disadari lebih dini dan dipertimbangkan secara cermat serta diimplementasikan terus-menerus dibawah pengelolaan dan pengendalian dengan sungguh-sungguh oleh pihak manajemen, maka pada umumnya dapat memberikan dampak positif terhadap keberhasilan suatu organisasi.

Faktor-faktor Kritis (F2Ks)

Pengertian F2Ks telah difahami secara luas, baik dikalangan akademisi maupun praktisi proyek konstruksi, bahwa F2Ks tidak selalu harus memberikan makna positif terhadap proyek konstruksi. Sebagai contoh: Shaikh et

al (2010) telah menyelenggarakan survei untuk menganalisis F2Ks yang menghambat pelaksanaan konstruksi

gedung tinggi pada berbagai negara di dunia. Analisis survei F2Ks mencatat bahwa faktor-faktor penghambat (negatif) berpengaruh terhadap waktu pelaksanaan proyek konstruksi, dan konsekuensinya timbul permasalahan yang sudah lumrah dan sangat penting untuk ditanggulangi yaitu ‘membengkaknya biaya pelaksanaan pada proyek konstruksi’. Sesuai pada fakta dilapangan bahwa, beberapa faktor memang mempengaruhi pelaksanaan proyek konstruksi secara negatif yang dapat menyebabkan proyek biaya tinggi (Cost Overrun). Oleh sebab itu, F2Ks negatif cendrung menimbulkan masalah pada pelaksanaan proyek konstruksi (construction problems) dan teridentifikasi kedalam empat kategori (Shaikh et al., 2010), yaitu: (1) Client Problems; (2) Contractor

Problems; (3) General Problems; dan (4) Resource Problems.

 Pertama, the Client Problems mencakup: bid problem; incomplate drawing and specifications; delay in

work approval; change orders/ change in site condition/ change in scope of works; delays in inspection and testing of works; late payment by the client to the contractor during construction; slow decision making.

 Kedua, the Contractor Problems terdapat: planning and scheduling problems, late payment by

contractors to workers during construction; and poor performance of works.

 Ketiga, the General Problems termasuk: environmental problems; ground conditions; weather

problems; economic downturns; and inflation.

 Keempat terakhir, the Resource Problems berisi: material supplies; late delivery of materials; suppliers

and late delivery of equipment; low quality of materials; shortage of workers; shortage of equipment; failure of equipment; dan lain sebagainya.

(10)

Namun demikian, dengan menyadari masalah-masalah tersebut diatas secara lebih dini, maka para kontributor/ partisipan dalam proyek dapat mempersiapkan tindakan antisipasi lebih awal dalam rangka menghindari kerugian-kerugian terhadap proyek dan bahkan sebaliknya bisa menyumbangkan penghematan biaya demi keuntungan/ keberhasilan pelaksanaan konstruksi dan penyelesaian proyek sesuai rencana. Menurut PMI (2008), bahwa biaya konstruksi adalah komponen terpenting untuk direncanakan/ diestimasi secara tepat (estimating), dialokasikan kepada setiap aktifitas secara proporsional (budgeting), dan dapat secara cermat dimonitor dan dikendalikan dalam rangka menginformasikan perkembangan status tentang kemajuan prestasi dan performansi biaya pelaksanaan proyek konstruksi (controlling). Dengan demikian F2Ks dapat diklasifikasikan kedalam faktor-faktor problem kritis (Critical Problem Factors – CPFs), yaitu suatu area aktifitas terbatas yang dapat mempengaruhi/ menurunkan performansi proyek dari aspek biaya, dan apabila disadari sebagai sistim peringatan dini (early warning system) maka akan dapat dipersiapkan antisipasi penanggulangannya bahkan bisa berbalik, lalu berkontribusi positif terhadap manajemen biaya dan pengendalian lingkungan proyek (Jaya et al., 2010). Sehingga, CPFs semestinya mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari pihak manajemen dan para manager proyek.

Banyak penelitian melaporkan bahwa organisasi profesional dan perusahaan jasa konstruksi berinisiatif menerapkan sistim akuntansi dan manajemen performansi biaya modern dalam aplikasi praktis. Mansuy (2000) mempelopori penerapan prinsip-prinsip akuntansi biaya modern bernama sistim Activity-Based Costing (ABC) untuk meningkatkan keberhasilan proses tender proyek. Keunggulan fitur-fitur metoda ABC (seperti: modern

cost accounting systems, hierarchy cost pools, diverse cost drivers, multiple cost objects, dan transparent cost tracers) dapat diadopsi kedalam manajemen akuntasi biaya proyek konstruksi (Jaya et al., 2010), untuk

mengantisipasi moderenisasi/ perubahan budaya korporasi (corporate-culture-changes) tentang bagaimana cara inividu kontributor dan peronel proyek konstruksi berfikir dan bertindak (“think-and-act”) berdasarkan kepada aliran biaya yang transparan dalam hubungan logis sebab - akibat (“cause – and – effect - relationships”) demi peningkatan prestasi pelaksanaan konstruksi dan status performansi biaya proyek (SAP-AG, 2000).

Akan tetapi, inisiatif pembiayaan proyek kostruksi dengan metoda ABC sering diterapkan tanpa pengertian dasar teori dan pengetahuan yang baik dan pertimbangan yang cukup terhadap resiko F2Ks maupun CPFs yang mungkin bisa terjadi. Beberapa perusahaan jasa konstruksi di Indonesia (misalnya, Kontraktor bersertifikat

ISO-9000: 2000 dan 2008) sudah berusaha mempertimbangkan faktor-faktor resiko tersebut, namun mereka masih

belum efektif memperhitungkan resiko CPFs terhadap manajemen biaya pada proyek konstruksi, apalagi implementasi secara cermat dan berkelanjutan terhadap Critical Success Factors (CSFs).

Critical Success Factors (CSFs)

Keberhasilan implementasi CSFs untuk peningkatan daya saing suatu organisasi telah didefinisikan sebagai berikut:

“……..the limited number of areas in which results, if they are satisfactory, will ensure successful competitive performance for the organisation [dan] ……, the CSFs are the areas of activities that should receive constant and careful attention from management” (Rockart, 1979, p.85).

Berdasarkan perspektif dari CSFs tersebut, maka pengertian kata ‘activities’ adalah kegiatan atau aktivitas proyek konstruksi yang sangat signifikan menentukan tingkat keberhasilan manager (Rockart, 1982). Tujuan utama yang diharapkan olen pihak manajemen dari kebanyakan organisasi komersial adalah kesetabilan finansial, seperti keberhasilan pengendalian performansi biaya proyek. Forster and Rockart (1989) menjelaskan bahwa proses identifikasi CSFs adalah merupakan usaha penyebaran ide-ide, kiat-kiat dan langkah-langkah nyata manajerial dalam rangka mengelola dan mengendalikan biaya proyek dan lingkungan organisasi.

Dalam hubungan dengan manajemen biaya, CSFs dapat dikategorikan sebagai fakta-fakta relevan terhadap aktivitas yang dapat dipertimbangkan dan diimplementasikan secara cermat dan berkesinambungan untuk pengelolaan dan pengendalian biaya pelaksanaan proyek konstruksi. Hubungan CSFs dan aktivitas proyek diukur dan dievaluasi untuk kepentingan jangka panjang bagi pihak manajemen dalam rangka meningkatkan keuntungan maksimum demi organisasi yang lebih besar. Organisasi komersial berbadan hukum memiliki hak menurut aspek legal untuk mengupayakan dan memperoleh keuntungan yang layak demi keberlanjutan hidup perusahaan. Dengan demikian CSFs dapat diobservasi, diidentifikasi dan dianalisis untuk meningkatkan manajemen biaya proyek dan pengendalian praktis khususnya pada tahap pelaksanaan konstruksi.

Bagian berikut ini menjelaskan secara ringkas tentang arti dan makna kedekatan hubungan antara beberapa karakteristik CSFs yang teridentifikasi dalam industri konstruksi dan aktivitas proyek, lalu diasosiasikan dengan peningkatan manajemen proyek dan pengendalian biaya. Sebanyak 40 CSFs telah diidentifikasi pada industri konstruksi berdasarkan studi literatur terhadap isu-isu relevan dan faktor-faktor potential mempengaruhi peningkatan performansi manajemen biaya dan pengendalian proyek praktis (mereferensi kepada Jaya et al.,

(11)

Nyoman Martha Jaya

2011a). Faktor-faktor tersebut dapat dipertimbangkan untuk diimplementasikan oleh manajer proyek sebagai indikator dan teknik untuk lebih meningkatkan kapasitas manajemen biaya dan pengendalian proyek selama aktivitas konstruksi di lapangan.

Pendekatan CSFs terhadap manajemen biaya dan pengendalian praktis pada proyek konstruksi diyakini dapat memberikan fitur-fitur penting dan banyak manfaat, seperti: untuk meyakinkan performansi biaya dan organisasi yang kompetitif (Rockart, 1979); memenuhi kebutuhan jangka panjang dan target operasional manajemen (Rockart, 1982); dan menyesuaikan fikiran dan tindakan manajerial yang terpenting secara lebih cermat dalam mengelola dan mengendalikan aktivitas dan lingkungan organisasi (Foster and Rockart, 1989). Untuk pencapaian target yang maksimal, manajer proyek sebaiknya memfokuskan perhatian kepada aktivitas mayoritas/ ranking terpenting (mengacu kepada prinsip Pareto) dan melakukan tindakan manajerial seperlunya (seperti: preventif, korektif, atau bila diperlukan suatu tindakan radikal) berbasis kepada pendekatan implementasi CSFs terhadap peningkatan manajemen biaya dan pengendalian praktis didalam tahap pelaksanaan proyek konstruksi.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Kajian pustaka pada umumnya mengawali tiga tipe utama desain penelitian sebagai berikut: exploratory,

constructive, dan empirical studies. Penelitian Exploratory didesain untuk mengerti dan mengetahui masalah/

situasi penelitian secara baik dan tidak menghasilkan keputusan atau kesimpulan jawaban yang final. Contoh: kajian literatur, diskusi informal, konsultasi, pilot studies, dll. Penelitian Constructive sangat umum sebagai desain penelitian pada engineering dan computer science. Contoh: kajian teoritis, rumusan matematika, pengembangan model, disain frameworks, atau software. Penelitian Empirical pada umumnya berbasis pada observasi untuk mengukur keberadaan penomena alamiah. Pengetahuan juga bisa diperoleh dari pengalaman nyata ketimbang dari teori atau keyakinan sebelumnya. Peneliti empiris (empirical researchers) sering menggunakan metoda kuantitatif dan kualitatif sebagai tradisi cara koleksi data dan analisis, untuk memecahkan permasalahan dan mencapai tujuan penelitian.

Penelitian ini mengacu kepada pendekatan empiris (empirical approaches) karena instrumen pengukur variabel didisain berupa kuisioner dengan 5 sekala Likert untuk mengidentifikasi dan menganalisis keberadaan Critical

Success Factors (CSFs) pada proyek konstruksi.

Disain kuisioner

Pengumpulan data lapangan diawali dengan Disain Kuisioner terdiri dari dua kelompok pertanyaan, yaitu: (1) Identitas Responden (Nama, Organisasi/ Perusahaan & Sertifikat ISO, Proyek, Bidang Tugas, Pendidikan Terakhir, Pengalaman Keseluruhan dan Bidang Tugas pada saat ini; dan (2) Pengukuran Skor atas jawaban responden berdasarkan 5 skala Likert terhadap 40 variabel Critical Success faktors (CSFs) yang diidentifikasi melalui tahap kajian pustaka. Peneliti memfasilitasi pertemuan dan konsultasi dengan para pakar yang ahli dibidangnya (5 orang ahli pada Tabel 3-1), dan melakukan perubahan urutan kuisioner/ redaksional seperlunya untuk meyakinkan validitas kuisioner yang akan disebarkan kepada responden sehingga memperoleh data yang

lengkap dan reliabel.

Tabel 3-1: Daftar 5 Orang Ahli (Experts) dibidang Manajemen Biaya dan Pengendalian Proyek Konstruksi

No. Nama

(disingkat) Jabatan/ Pekerjaan

Pengalaman Kerja Keseluruhan (thn)

Pengalaman pd Jabatan/ Pekerjaan sekarang (thn)

1 Mr. SUWR President Director 22 1

2 Mr. KARY Operational Director 21 10

3 Mrs. RAKM Finance Manager 20 3

4 Mr. SUDT Project Manager 20 12

5 Mr. WAHR Chief Engineering 18 8

Sumber: Pengolahan Data Observasi/ Konsultasi Pendahuluan

Menentukan responden

Metoda penentuan sampel (sampling methods) juga sebaiknya didiskusikan/ dikomunikasikan dalam tahap konsultasi dengan para ahli (experts) dalam rangka memilih teknik menentukan responden (sampling

techniques) untuk memperoleh data yang lengkap dan relevan dengan masalah–masalah penelitian. Metoda dan

teknik yang baik dalam memilih sampel (responden) juga mesti didisain dan diimplementasikan secara cermat dalam rangka meningkatkan validitas instrumen dan reliabilitas data. Teknik Non-probability purposive

sampling diterapkan untuk mengidentifikasi responden sebagai unit of analysis (Saunders et al., 2007 dan 2009).

Responden terdiri dari 3 level manajemen profesional, yaitu:

(12)

 Senior Management (Manajemen Senior): Commissioner, President Director, dan Management

Representative.

 General-Office Management (Manajemen Kantor Pusat): Operational Manager & Technical Advisor,

Financial Manager, Procurement Manager, Marketing Manager/ Human Resource Development (HRD), Cost Control Manager, Central-Office Logistic, Quality Control, Health, Safety& Environmental Managers, Project Manager (PM) & Construction Management (CM).

 Site-Project Management (Tim Manajemen Proyek di Lapangan), antara lain: Site Manager (SM), Site

Engineer (SE), Quantity Surveyor (QS), Site-Office and Storage Managers, Architect/ Drawing, dan Supervisor.

Penyebaran kuisioner dan koleksi data

Sebanyak 300 kuisioner berisi 40 variabel pertanyaan yang sudah direvisi hasil diskusi dengan para ahli

(experts) disebarkan kepada dua kelompok responden baik para praktisi teknis proyek dilapangan maupun

manajemen profesional di kantor pusat. Jumlah 300 set kuisioner sudah dianggap cukup (statistically reliable) karena melebihi dari lima kali jumlah variabel (300 > 200 = 5 x 40). Total 100 set disebarkan di kantor-kantor pusat kontraktor bersertifikat ISO-9000: 2000 dan 2008, dan kuisioner lainnya (200 set) disebarkan kepada profesional/ praktisi teknis pelaksanaan proyek di lapangan. Dari total 300 set kuisioner tersebut, dijawab secara baik oleh para responden dan dikembalikan sebanyak 162 set jawaban. Pengembalian jawaban kuisioner 54% (162 set respon dari 300 set kuisioner) dapat dikategorikan sangat baik. Fellow dan Liu (2008) menyatakan bahwa jumlah data lebih dari 100 set dapat dikategorikan valid dan reliabel untuk dilakukan analisis selanjutnya dalam rangka memperoleh hasil/ kesimpulan yang baik (Tabel 3-2).

Tabel 3-2: Kategori Responden, Tugas dan Jabatan pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi

Level Manajemen Tugas/ Jabatan Terakhir Jumlah Respon

Senior Management

Commissioner 1 0.6%

President Director 1 0.6%

Management Representative 1 0.6%

General-Office Management

Operational Mgr/ Technical Advisor 5 3.1%

Accounting Department Manager 9 5.6%

Procurement Manager 4 2.5%

Marketing/ Resource Development 5 3.1%

Cost Control Manager 3 1.9%

Central Logistic Manager 4 2.5%

Quality/ Health & Safety Managers 6 3.7%

Project Manager 5 3.1%

Site-Project Management

Site Manager 31 19.1%

Site Engineers 20 12.3%

Quantity Surveyor 23 14.2%

Site-Office and Logistic 13 8.0%

Architect/ Drawing 5 3.1%

Supervisor 26 16.0%

Total Respon 162 100%

Sumber: Pengolahan dan Tabulasi Data Responden

Analisis Data

Teknik analisis statistik terhadap ‘set data kontinyu’ (serial data set) biasanya dipergunakan untuk memperoleh informasi tentang variabel dan hubungan antara variabel-variabel dalam suatu kasus penelitian (Fellow and Liu, 2008). Statistik deskriptif dapat membahas dan menjelaskan secara lengkap mengenai topik penelitian ini:

‘Analisis Identifikasi Critical Success Factors (CSFs) terhadap Manajemen Biaya pada Proyek Konstruksi’.

Analisis identifikasi CSFs memerlukan strategi dan peralatan komputer dengan software untuk tabulasi, menghitung, dan analisis data. Strategi umum biasanya menerapkan tahap-tahap penelitian secara sistematis: seperti melakukan kajian literatur untuk latar belakang dan memposisikan masalah-masalah penelitian; menentukan metoda pemecahan masalahnya untuk membuat kesimpulan serta merekomendasikan area/ topik penelitian selanjutnya. Strategi analisis data menggunakan statistik-deskriptif akan menjadi lebih atraktif dengan triangulasi mengombinasikan dua metoda tradisional, yaitu kualitatif dan kuantitatif (Yin, 2009).

(13)

Nyoman Martha Jaya

Pembobotan kuantitatif terhadap variabel – variable dari koleksi data kuisioner dengan pengukur skala Likert dapat dilakukan dengan metoda statistik. Tahap kajian pustaka telah mengidentifikasi 40 variabel CSFs (Jaya et

al., 2011a). Validitas dan reliabilitas CSFs dalam hubungannya dengan pelaksanaan proyek konstruksi dapat

dianalisis dengan teknik statistik deskriptif melalui pengukuran tendency statistics terhadap bobot/ skor didalam

range statistik. Analisis/ pengukuran tendency bobot statistik memeiliki keunggulan, tergantung dari pada tujuan

analisis terhadap ‘set data kontinyu (serial-data set)’, mencakup: mode, median, mean, variance, deviation, dan

range statistics.

Range Statistics meperlihatkan hubungan yang jelas antara Mean dengan ukuran tendency statistics lainnya (Mode, Median, dan Standard Deviation) dapat digambarkan dengan Range Statistic Diagram, sperti pada

Gambar 3-1.

Gambar 3-1: Analisis Range Statistics untuk Identifikasi CSFs

SPSS software menyediakan program untuk memfasilitasi analisis statistik deskriptif. Analisis identifikasi CSFs

terhadap manajemen biaya menggunakan Mean statistics sebagai titik sentral pengukuran dan mempertimbangkan Standar Deviasi sebagai penyimpangannya (tanpa mengabaikan Mode dan Median). Pengukuran Mean dan Standar Deviasi didalam Range Statistics memberikan kejelasan mengenai titik terendah nilai Reliabilitas CSFs terhadap manajement biaya

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian akademik pada umumnya menyertakan dua kegiatan penting, yaitu: Kajian Pustaka dan Investigasi

Lapangan. Kajian Pustaka merupakan kebutuhan utama dalam rangka membuat keputusan berkaitan dengan

mengevaluasi dan mengorganisir referensi untuk menyusun ide-ide pemecahan masalah (Saunders, et al., 2007 and 2009). Sedangkan, Investigasi Lapangan merupakan prosedur kegiatan yang sangat esensial untuk mengoleksi data dan membuat pemecahan masalah (Yin, 2009). Sehingga, sangat dimungkinkan untuk mendokumentasikan hasil-hasil penelitian melalui kedua sumber data tersebut dan melaksanakan prosedur kegiatannya. Pada bagian laporan ini mendiskusikan tahapan analisis terhadap kedua sumber data tersebut, yaitu: analisis identifikasi Citical Success Factors (CSFs), dan analisis variabel CSFs menggunakan teknik statistik deskriptif.

 Pertama, identifikasi 40 variabel CSFs pada proyek konstruksi dihasilkan melalui kajian pustaka mempertimbangkan isu-isu potensial dan tantangannya pada industri konstruksi; kesamaan informasi dan hubungan relatif antara CSFs terhadap manajemen biaya proyek konstruksi (mengacu pada Jaya, et

al., 2011a).

 Kedua, analisis identifikasi CSFs terhadap manajemen biaya pada pelaksanaan proyek konstruksi mengikuti formula baku dan prosedur analisis statistik deskriptif, baik secara manual maupun konfirmasi menggunakan SPSS software (Tabel 4-1).

Tabel 4-1: Hasil Analisa Statistik Deskriptif dengan Program SPSS

(14)

Namun demikian, sebagai kontrol perhitungan untuk meningkatkan reliabilitas statistik, maka dikonfirmasi dengan cara perhitungan manual menggunakan rumus-rumus statistik deskriptif, dan hasilnya divisualisasikan kedalam Range Statistic Diagrams agar lebih mudah memahami prosedur analisanya (Gambar 4-3).

Gambar 4-1: Analisis Range Statistics untuk Menentukan Reliabilitas CSFs terhadap Manajemen Biaya pada Proyek Konstruksi

Range Statistics memberikan fasilitas untuk menghitung distribusi urutan rangking bobot variabel CSFs antara skor terkecil dan terbesar, dan menganalisis nilai hubungan antara setiap titik nilai dari pada elemen-elemen

Central Tendency Statistics. Nilai terendah sebagai basis titik pengukuran bagi keberadaan reliabilitas CSFs

dapat ditentukan dengan mengurangkan nilai Mean Statistics dengan Standard Deviation, yaitu: 550,22 – 49,70 = 500,52 (lihat Gambar 4-3).

Apabila CSFs yang memiliki nilai lebih rendah dari 500,52 dan posisinya di sebelah kiri titik pengukuran derajat kepercayaan reliabilitas CSFs (Gambar 4-3), maka diskualifikasi CSFs yang masuk kategori ini dapat dieliminasi, karena CSFs tersebut tidak signifikan untuk berkontribusi terhadap upaya meningkatkan pengelolaan dan pengendalian biaya pada pelaksanaan proyek konstruksi. Ada tujuh CSFs yang termasuk dalam kategori tereliminasi, yaitu: Cyclical Business and Company Interest (bobot 458); Local Availability of Required

Resources (478); Requiremen of Higher Investment (488); Vision and Definition of Project Overheads (488); Project Location (491); Requirement of Skilled Human Resources (495); dan Higher Quality and Quantity of Materials (497). Ketujuh CSFs ini didiskualifikasi karena menurut pertimbangan responden (profesional dan

praktisi), bahwa tidak efektif untuk meningkatakan kapasitas dan prestasi manajer proyek dalam rangka mengelola dan mengendalikan biaya pelaksanaan proyek konstruksi.

Setelah menganalisis dan membahas identifikasi CSFs terhadap manajemen biaya pada proyek konstruksi, maka bagian berikut adalah kesimpulan dicatat sebagai dokumentasi dan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut.

5. SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Simpulan

Critical Success Factors (CSFs) telah teridentifikasi dan diinvestigasi validitas dan reliabilitasnya terhadap

manajemen biaya (estimating, budgeting, dan controlling). Sebanyak tujuh (7) CSFs tereliminasi dari empat puluh (40) CSFs oleh opini para profesional dan praktisi proyek konstruksi melalui analisis statistik deskriptif. Sisanya sebanyak 33 CSFs sangat penting untuk mendapat perhatian sungguh-sungguh dan terus-menerus dari pihak manajemen dalam rangka usaha peningkatan kapasitas manajer proyek mengelola biaya dan mengendalikan pelaksanaan konstruksi. Hasil penelitian ini selanjutnya didokumentasikan sebagai kontribusi kepada ilmu/pengetahuan sebagai referensi ilmiah dilingkungan akademik (academic milieu) dan guidance untuk mendukung organisasi (manfaat organisasi) pada pelaksanaan proyek praktis (project practices dan

organisational advantages).

(15)

Nyoman Martha Jaya

Lingkungan akademik (academic milieu)

McKinsey & Company menerapkan konsep Success Factors (SFs) yang dipelopori oleh D. Ronald Daniel pada

tahun 1961. Kemudian, Rockart (1979) mendefinisikan Critical Success Factors (CSFs) sebagai suatu area activitas atau jumlah faktor keberhasilan terbatas, yang seharusnya mendapat perhatian sebaik-baiknya secara konstan dari pihak manajemen demi performansi organisasi dan lingkungan (Rockart, 1979). Pengertian dan potensi keberhasilan CSFs dapat diadopsi dan dikembangkan didalam organisasi, dan tindakan nyata manajerial

(managerial actions) seharusnya dilakukan dalam rangka mencapai tujuan inividu manajer dan organisasi

(Forster and Rockart, 1989). Dengan demikian, para akademisi dapat mereferensi kepada CSFs sebagai fator - fator keberhasilan managemen. Sedangkan, para profesional dan praktisi dapat mengaplikasikannya dalam rangka peningkatan kapasitas inividu, manajerial dan organisasinya pada proyek praktis.

Proyek praktis (project practice)

Mengelola kompleksitas aktivitas proyek semestinya selalu mengacu kepada kebutuhan klien demi keberhasilan proyeknnya (Walker, 2007). Tugas dan tanggung-jawab para partisipan proyek seharusnya tercermin kebersamaan dalam ikatan perjanjian, saling pengertian dan komitmen penuh untuk mencapai keberhasilan proyek. Area dan aktivitas CSFs yang diseleksi sesuai dengan kebutuhan organisasi akan memberikan tantangan dan harapan kepada manajer dan manajemen untuk meningkatkan performansi organisasi. Dalam kaitan dengan manajemen dan pengendalian biaya, CSFs mesti dapat memberikan metoda cermat agar langsung menghemat sumber daya, mencapai volume dan kualitas pekerjaan, biaya aktivitas dan waktu terjadwal demi suksesnya penyelesaian proyek dan keuntungan maksimum bagi organisasi (organisational advantages).

Manfaat organisasi (organisational advantages)

Pemilihan CSFs yang relevan diterapkan pada aktivitas tertentu, semestinya mendapat sumber informasi yang cukup untuk mengevaluasi, mengembangkan dan mengimplementasikannya. Sebagai contoh: karakteristik industri, strategi kompetitif organisasi, stabilitas pasar dan ekonomi, investasi dan teknologi, kebutuhan temporer dan jangka panjang organisasi, polisi manajemen praktis, dan sebagainya. Dalam hal manajemen biaya proyek, maka dituntut strategi operasional dari manajemen senior dan advisor, dan sedapat mungkin mengeliminasi peranan minor dari inividual personel. Selanjutnya, organisasi jasa konstruksi (kontraktor) mesti cermat memilih mitra kerja (partisipan) dalam proyek, seperti: konsultan, representatif klien, advisor, supplier, subkontraktor, supervisor, dll. Dengan demikian, CSFs yang tepilih dan relevan dengan aktivitas, diharapkan dapat mengoptimalkan peranan seluruh partisipan, meningkatkan kapasitas manajerial proyek, manajemen biaya dan pengendalian pelaksanaan proyek konstruksi.

Rekomendasi

Dalam rangka eliminasi dan limitasi jumlah CSFs, maka 33 CSFs sebaiknya diklasifikasikan menjadi kelompok/ group CSFs berdasarkan kriteria kedekatan konsep dan kesamaan informasi, relevansi tantangan dan harapan, serta area ilmu/pengetahuan dan teknologi. Sehingga, pengelompokan CSFs, penentuan prioritasnya, dan implikasinya terhadap pengelolaan dan pengendalian biaya pada pelaksanaan proyek konstruksi dapat dijadikan topik dan dilakukan investigasi lebih lanjut untuk kegiatan penelitian dimasa yang akan datang. Dengan demikian, CSFs dapat berkontribusi kepada the body of knowledge dan implikasi pengembangannya maksimal tehadap lingkungan akademik, proyek praktis dan manfaat organisasi.

DAFTAR PUSTAKA

CIOB, 2009. The Chartered Institute of Building, Code of Estimating Practice. United Kingdom: Wiley-Blackwell.

Daly, J.L., 2002. Pricing for Profitability, Activity-Based Pricing for Competitive Advantage. Canada: John Wiley & Sons, Inc.

Fellows, R., and Liu, A., 2008. Research Methods for Construction. Oxford, United Kingdom. Blackwell Publishing Ltd.

Forster, N.S., and Rockat J.F., 1989. Critical Success Factors: An Annotated Bibliography. ©1989 Massachusetts Institute of Technology, CISR WP No. 191, Sloan WP No. 3041-89.

General UK Statistics, 2007. Construction Economies. CIOB - Membership Statistics, 1stQ2007. Website: http://www.ciob.org.uk/filegrab/IndustryStatistics.pdf?ref=626, viewed: 7th August 2010.

Hook, J., 2011. Global Construction 2020; A Global Forecast for the Ctruction Industry over the next Decade to

2020. United Kingdom: Global Perspective Ltd., and Oxford Economic Ltd. ISBN: 978-0-9564207-9-4.

Jaya, N.M., Pathirage, C.P., and Strisna, M., 2010a.A Critical Review on Application of Activity-Based Costing in the Construction Industry. Proceeding: ©2010 CIB, ISBN 978-1-905732-90-6, CIB World Congress 2010,

(16)

10th-13th May 2010, the Lowry, Salford Quays, United Kingdom. Indexed: http://www.disaster-resilience.net/cib2010/advsearch.php

Jaya, N.M., Pathirage, C.P., and Strisna, M., 2010b. An Application of the Activity-Based Costing for the Management of Project Overheads to Increase Profit during the Construction stage. Proceeding: ©University of Salford, ISBN 978-1-4477-8072-4, pp.248-266, SPARC 2010 Conference, 10th -11th June 2010, Mary Seacole, the University of Salford, United Kingdom.Stored: http://www.lulu.com/shop/university-of-salford/sparc-2010-proceedings/paperback/product-16235560.html

Jaya, N.M., Pathirage, C.P., and Strisna, M., 2010c. The Development of a Conceptual Framework on Activity-Based Cost Controlling Model for better Management of Project Overheads during the construction Stage. Conference paper in: TIIMI 2010 International Scientific Conference, 3rd- 5th December 2010, London, UK.

Jaya, N.M., Pathirage, C.P., and Strisna, M., 2011a. Analysis of Critical Success Factors for Improving the Management of Project Overheads during the Construction Stage in the Construction Industry. Proceeding: ©University of Salford 2011, ISBN: 978-1-907842-17-7, pp.3-18, 10th International Postgraduate Research

Conference (IPGRC) 2011, 14th -15th September 2011, Mary Seacole Building, the University of Salford,

Greater Manchester, England, United Kingdom.Indexed:

http://books.google.co.id/books/about/Proceedings_of_the_10th_International_Po.html?id=iteLMwEACAAJ &redir_esc=y

Jaya, N.M., Pathirage, C.P., and Strisna, M., 2011b. The Activity-Based Cost Controlling Model for Improving

the Management of Project Overheads to Enhance Sustainable Construction in Indonesia. eBook: Mapping

the Potentials, ©Scientifica Books Ltd., 1st November 2011, Cambridge - UK, ISBN-13: 978-1467984393 and ISBN-10: 1467984396, pp.116-140.Indexed: http://www.amazon.com/Mapping-Potentials-Proceedings-Development-Sustainability/dp/1467984396

Jaya, N.M., Pathirage, C.P., and Strisna, M., 2012. Activity-Based Cost Controlling (ABCC) Model for

Management of Project Overheads during the Construction Stage. The University of Salford, College of

Science and Technology, the International Research Showcase, 20th June 2012 at Media City UK.

Jaya, N.M., and Pathirage, C.P., 2013a. Analytic Hierarchy Process for Prioritising Critical Success Factors to Improve the Management of Project Overheads. Proceeding: 11th International Postgraduate Research

Conference (IPGRC), pp. 13-29 of 1,157 pages, 8th – 10th April 2013, Media City, United Kingdom.

Indexed: http://usir.salford.ac.uk/30662/

Jaya, N.M., and Pathirage, C.P., 2013b. An Activity-Based Cost Controlling (ABCC) Model for the Management

of Construction Project Overheads. The University of Salford, College of Science and Technology, Dean’s

Annual Int. Research Showcase, 19th June 2013 at Lady Hale Building, United Kingdom.

Mansuy, J.E., 2000. Activity-Based Costing Can Improve Project Bidding. Industrial Management, ©2000 Institute of Industrial Engineers, Inc., (IIE).

PMI, 2008. A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK Guide), Fourth Edition. Pennsylvania, USA: Project Management Institute, Inc.

RICS, 2009. RICS New Role of Measurement, Order of Cost Estimating and Element Cost Planning. ©Royal Institution of Chartered Surveyors (RICS), United Kingdom.

Rockart, J.F., 1979. Chief Executives Define Their Own Data Needs. Copyright ©1979 by the President and Fellows of Harvard College, All Rights Reserved, Harvard Business Review, Vol. 57, No. 2, March-April 1979, pp. 81-92.

Rockart, J.F., 1982. The Changing Role of the Information Systems Executive: a Critical Success Factors

Perspective. Sloan Management Review, Vol. 24, No. 1, pp. 3-13.

SAP-AG, 2000. Success Story: SAP Engineering and Construction, Activity Based Costing with R/3 at ABB

Industries AG. ©2000 by SAP AG, Neorottstr, Germany, www.sap.com,. Website:

http://www.sap.com/usa/industries/eng_construct/pdf/ABB_costing_update.pdf, viewed: 08/09/2009. Saunders, M., Lewis, P., and Thornhill, A., 2009. Research Methods for Business Students. Fifth Edition. Essex,

England: Pearson Education Limited.

Shaikh, A.W., Muree, M.R., and Soomro, A.s., 2010. Identification of Critical Delay Factors in Construction.

Sindh Univ. Res. Jour. (Sci. Ser.), Vol.42 (2), pp.11-14.

Walker, A., 2007. Project Management in Construction. Oxford, UK: Blackwell Publishing, Ltd.

Yin, R.K., 2009. Case Study Research Design and Methods. Fourth Edition. London, United Kingdom: SAGE Inc.

(17)

Nyoman Martha Jaya

(18)

Gambar

Tabel 3-1: Daftar 5 Orang Ahli (Experts) dibidang Manajemen Biaya dan Pengendalian Proyek Konstruksi
Tabel 3-2: Kategori Responden, Tugas dan Jabatan pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi
Gambar 3-1: Analisis Range Statistics untuk Identifikasi CSFs
Gambar 4-1: Analisis Range Statistics untuk Menentukan Reliabilitas CSFs terhadap Manajemen Biaya pada  Proyek Konstruksi

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil survey putaran pertama yang ditunjukkan pada tabel 1 sampai 4 menunjukkan bahwa dari aspek petunjuk pelaksanaan (Kurangnya petunjuk detail mengenai karakteristik

Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui jumlah limbah domestik yang masuk sungai, dan jarak yang dibutuhkan untuk kembali ke kondisi normal, Karena lokasi sungai citarum

Untuk mendukung perspektif tersebut, maka Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana pada hari Sabtu tanggal 8 Juli 2017

Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana SDA-99 Pengawasan Masyarakat yang dilakukan berupa penyampaian laporan dan pengaduan kepada pihak yang