• Tidak ada hasil yang ditemukan

ORAL METHOD DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JEPANG: Penelitian Eksperimen Murni Terhadap Siswa Kelas XI Lintas Minat SMAN 20 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ORAL METHOD DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JEPANG: Penelitian Eksperimen Murni Terhadap Siswa Kelas XI Lintas Minat SMAN 20 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

(Penelitian Eksperimen Murni Terhadap Siswa Kelas XI Lintas Minat SMAN 20 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh:

Dian Dwi Novianty 1104416

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

ORAL METHOD DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JEPANG

(Penelitian Eksperimen Murni Terhadap Siswa Kelas XI Lintas Minat SMAN 20 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Oleh

Dian Dwi Novianty 1104416

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan

Bahasa dan Sastra

© Dian Dwi Novianty 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Oral Method Dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Jepang (Penelitian Eksperimen Murni Terhadap Siswa Kelas XI Lintas Minat

SMAN 20 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Drs. H. Ahmad Dahidi, M.A NIP.195802281983031004

Pembimbing II

Juju Juangsih, S.Pd., M.Pd NIP.197308302008122000

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Bahasa Jepang

(4)

iii

ORAL METHOD DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JEPANG

(Penelitian Eksperimen Terhadap Siswa Kelas XI Lintas Minat Bahasa Jepang SMAN 20 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Dian Dwi Novianty

1104416

ABSTRAKSI

Keterampilan berbicara merupakan salah satu aspek yang mempunyai peranan penting dalam berkomunikasi sehingga dapat menunjang keterampilan berbahasa khususnya bahasa Jepang. Namun dalam kenyataaannnya keterampilan berbicara kurang mendapat perhatian. Pembelajar bahasa asing menemui masalah pada saat berbicara dalam bahasa yang sedang dipelajarinya. Oleh karena itu, dibutuhkan metode pembelajaran yang dapat mengatasi masalah tersebut, salah satunya dengan menerapkan Oral Method pada pembelajaran bahasa Jepang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Oral Method terhadap keterampilan berbicara dan tanggapan peserta didik mengenai Oral Method dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jepang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen murni. Instrumen yang digunakan berupa tes lisan dengan 10 pertanyaan dan angket berupa jawaban terhadap 20 penyataan. Sampel yang digunakan adalah peserta didik kelas XI Lintas Minat bahasa Jepang sebanyak 20 orang. Hasil analisis data menunjukkan perolehan nilai rata-rata peserta didik sebelum diterapkannya Oral Method yaitu sebesar 42.5 dan setelah diterapkannya Oral Method menjadi 84.5. Berdasarkan perhitungan statistik komparasional didapatkan hasil bahwa t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 2,11>2,09. Hal ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan Oral Method dapat meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jepang.

(5)

THE USE OF ORAL METHOD IN IMPROVING JAPANESE SPEAKING SKILL (An experimental study in twenty of senior high schools in Bandung)

Dian Dwi Novianty

1104416

ABSTRACT

Speaking skills is an aspect that have important role in communication in order to support language skills, especially Japanese. Yet, in reality, speaking skill received less attention. Foreign language learners encounter problems when they learn to speak in Japanese. Therefore, an appropriate learning method is needed to cope with the problem, one of them is by applying Oral Method in learning Japanese. This study aim to find out the effect of Oral method in improving learner speaking skill along with students’ response. This study was done quantitatively using true experimental design. An Oral test and a questionnaire consist of 20 statement was employed to gain the data. The sample of this study was 20 high school student in XI grade that take Japanese lesson. The data analysis shows that the average acquisition value of learners before applying Oral Method lie in the amount of 42.5 and after the implementation of Oral Method, it becomes 84.5. Based on comparational statistic calculations, it showed that t is greater than t table which is 2,11> 2,09. It proves that there is a significant difference between the experimental class and control class. Thus, it can be concluded that the implementation of oral method can increase Japanese speaking skill.

(6)

v

日本語話す能力 向上 ため Oral Method

2014/2015年度バン ン SMA Negeri 20 日本語 ク ス 生 対す

実験の研究

ノフ ン

1104416

要旨

話す能力 コミュニケーション ため あ 一 大 点 あ そ

言語スキ 特 日本語 スキ サポー こ 実際 話す

能力 あま 注目さ い い 学習者 外国語を勉強す 時 話す能

力 い 問題 あ そ そ 問題 を解決す ため 学習 方法 必要

あ そ 一 方法 Oral Method 方法を使用す こ あ 本研究

目的 Oral Method い 話す能力 対す 影響を知 そ 日本語 話

す能力 向上 関す Oral Method 対す 学習者 感想を知 こ あ

True experiment 法 定量的 研究 あ 研究 道具 十 質問 Oral ス

十 ス ー メン 対す 答え ンケー あ 対象 日本語 ク ス

生 十名 学習者 あ ータ 分析 Oral Method 方法

を適用さ 前 学習者 プ ス 均値 42,5 あ Oral Method 方法

を適用 し ポス ス 均値 84,5 た 比較的 統計 計算

t 表 t 大 い あ そ 2,11>2,09 そ 結果 実験的ク ス コ

ン ロー ク ス 間 有意差 あ こ う Oral Method 方法 適用

日本語 話す能力を向上す こ そ ンケー 結果

大体回答者 肯定的 反応を示す

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Hipotesis Penelitian... 5

1. Tujuan Penelitian ... 5

2. Hipotesis Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

1. Manfaat Teoritis ... 6

2. Manfaat Kebijakan ... 6

3. Manfaat Praktis ... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Metode Pengajaran Bahasa Jepang ... 9

1. Pengertian Metode Pengajaran Bahasa ... 9

2. Ragam Metode Pengajaran Bahasa Jepang ... 10

3. Oral Method ... 20

B. Keterampilan Berbicara ... 28

1. Pengertian Keterampilan Berbicara ... 28

2. Hubungan Keterampilan Berbicara dengan Proses Berlatih Menggunakan Oral Method ... 29

C. Penelitian Terdahulu ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian ... 32

1. Metode Penelitian... 32

(8)

B. Partisipan ... 33

C. Populasi dan Sampel ... 34

1. Populasi ... 34

2. Sampel ... 35

D. Instrumen Penelitian... 35

1. Tes ... 36

2. Non-tes ... 39

E. Prosedur Penelitian...39

F. Analisis Data...40

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Deskripsi Data ... 44

B. Pelaksanaan Penelitian ... 44

1. Kelas Eksperimen... 44

2. Kelas Kontrol ... 47

C. Hasil Analisis Data Tes ... 49

1. Hasil Data Tes ... 49

2. Analisis Data Tes ... 50

3. Analisis Data Angket ... 56

D. Pembahasan Penelitian ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 71 DAFTAR PUSTAKA

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan pendidikan yang menuntut aspek keaktifan dalam berkomunikasi telah tertuang dalam kurikulum-kurikulum pendidikan khususnya kurikulum 2013 atau dikenal pula dengan istilah kurtilas. Berdasarkan pemaparan wakil menteri pendidikan yang tertuang dalam konsep dan implementasi kurikulum 2013 menjelaskan bahwa keaktifan berkomunikasi menjadi poin pertama dalam aspek kompetensi masa depan (kemendikbud.go.id). Kurtilas memiliki ciri khas yaitu 5M dalam rancangan pelaksanaan pembelajarannya (kemendikbud.go.id). Adapun yang dimaksud dengan 5M yaitu mengamati, menanya, mengeksplor, mengasosiasi dan mengkomunikasi. Poin terakhir yaitu mengkomunikasi menjelaskan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar siswa dituntut untuk mengkomunikasikan ide, gagasan dan pemikirannya melalui kegiatan berbicara terkait materi pelajaran yang telah diterimanya sehingga dengan konsep 5M diatas, diharapkan terjadi peningkatan keterampilan berbicara.

Meskipun kurtilas telah memaparkan konsep 5M sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran namun upaya peningkatan keterampilan berbicara selama ini cenderung lebih sedikit mendapat perhatian dibandingkan dengan kompetensi berbahasa lainnya. Hal ini pun dirasakan oleh peneliti dimana pembelajaran bahasa asing di SMA lebih menitikberatkan pada pembelajaran tata bahasa dibandingkan kegiatan berbicara. Sejalan dengan pendapat Tarigan dalam bukunya yang berjudul Metode Pengajaran Bahasa (Tarigan, 2009, hlm. 176 ) menyebutkan bahwa perkembangan kompetensi gramatikal pada para pembelajar terus dipandang sebagai tujuan utama.

(10)

2

merupakan bahasa asing yang baru mereka terima dan kurang adanya pembiasaan kegiatan berbicara selama pembelajaran di dalam kelas.

Berdasarkan hasil wawancara langsung terhadap siswa SMA Negeri 20 Bandung dapat ditarik kesimpulan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi siswa ketika melakukan kegiatan berbicara menggunakan bahasa Jepang, sebagai berikut :

1) Siswa kurang percaya diri ketika berbicara di depan kelas.

2) Siswa merasa takut salah ketika berbicara menggunakan bahasa Jepang. 3) Siswa tidak terbiasa berbicara menggunakan bahasa Jepang.

Selain ketiga faktor di atas, faktor-faktor seperti penggunaan metode yang sesuai untuk peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jepang pun perlu diperhatikan. Guru cenderung menggunakan metode yang sama dan kurang variatif, khususnya pada saat kegiatan berbicara berlangsung. Keabsahan jawaban ini merupakan hasil wawancara terhadap siswa kelas XI Lintas Minat SMA Negeri 20 Bandung.

(11)

dilakukan oleh Anita Pertiwi dengan judul penelitian "Penggunaan Strategi Immediate Learning Involvement Untuk Meningkatkan Keterampilan berbicara Siswa SMP (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VII D SMP Negeri 30 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011)". Penelitian ini menitikberatkan pada peningkatan keaktifan siswa berbicara menggunakan berbagai teknik yang bervariasi sehingga memunculkan motivasi siswa dalam peningkatan keterampilan berbicara.

Beberapa penelitian dengan metode yang berbeda telah membuktikan bahwa kompetensi siswa dalam kegiatan berbicara mengalami peningkatan. Kelebihan dan kelemahan dari setiap metode yang ada harus terus ditelusuri dan digali karena tidak dipungkiri selalu ada celah kekurangan dalam setiap metode yang harus terus diperbaiki. Hal-hal yang menjadi patokan peneliti dalam hal perbaikan yaitu dari segi keberanian siswa dan pembiasaan siswa ketika berbicara menggunakan bahasa Jepang. Selain itu, sikap ketidakpercayaan diri siswa ketika berbicara di depan kelas harus dikurangi secara perlahan hingga pada akhirnya siswa mampu berbicara di depan kelas dengan penuh keberanian dan rasa percaya diri.

Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam kegiatan berbicara merupakan hal yang wajar, karena siswa berperan sebagai pemula yang baru mempelajari bahasa Jepang. Namun yang terpenting adalah bagaimana mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut sehingga memungkinkan siswa memiliki keterampilan berbicara yang lebih baik.

Berdasarkan hasil temuan peneliti berkaitan dengan kegiatan berbicara menggunakan bahasa Jepang baik ditinjau dari segi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa maupun aspek penunjang kegiatan berbicara maka diperlukan suatu metode yang inovatif guna meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Selain itu, penggunaan metode yang bervariasi diharapkan dapat mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa ketika melakukan kegiatan berbicara menggunakan bahasa Jepang.

(12)

4

dikenal pula dengan istilah Palmer Method. Metode ini mengedepankan aspek pembiasaan berbicara sehingga pembelajaran bahasa Jepang yang terkesan sulit dapat teratasi dengan penggunaan metode ini. Sudjianto (2010) mengungkapkan bahwa Oral method mengedepankan pembelajaran bahasa asing yang dimulai dari kegiatan mendengar, berbicara lalu diikuti dengan kegiatan membaca dan menulis.

Selain itu, peneliti pun telah melakukan tiga kali observasi terhadap siswa kelas X dan XI lintas minat. Observasi pertama dilakukan terhadap siswa kelas X, pada tanggal 27 Februari 2015 di sekolah tempat peneliti melaksanakan PPL yaitu SMA Negeri 14 Bandung, peneliti mencoba menerapkan Oral Method pada awal pembelajaran, respon siswa cukup baik dibuktikan dari sikap antusias siswa ketika peneliti bercerita tentang kejadian menakutkan menggunakan bahasa Jepang diikuti dengan gerakan tubuh agar siswa dapat memahami apa yang disampaikan peneliti, namun karena pengetahuan siswa terkait kosakata bahasa Jepang masih terbilang minim sehingga isi cerita yang disampaikan belum dapat dipahami secara menyeluruh. Observasi kedua dilakukan di hari yang sama terhadap siswa kelas XI SMA Negeri 20 Bandung dengan cerita yang sama, menggunakan bahasa Jepang dan disisipi dengan gerakan tubuh. Respon siswa lebih baik dibandingkan dengan observasi sebelumnya. Siswa dapat memahami isi cerita, bahkan siswa dapat menerka apa yang diucapkan oleh peneliti meskipun siswa belum pernah mempelajari pola kalimat yang diucapkan peneliti. Pada observasi kedua ini, siswa mulai menunjukkan keberanian berbicara menggunakan bahasa Jepang, seperti izin ke toilet atau menceritakan kembali isi cerita yang disampaikan peneliti menggunakan bahasa Jepang yang dicampur dengan bahasa Inggris. Observasi ketiga dilakukan terhadap siswa kelas XI SMA Negeri 14 Bandung, pada tanggal 4 Maret 2015, kembali dengan cerita yang sama, menggunakan bahasa Jepang dan diikuti dengan gerakan tubuh. Respon yang ditunjukkan kurang baik, karena ketika peneliti mulai bercerita menggunakan bahasa Jepang, siswa langsung angkat tangan dan meminta menggantinya dengan menggunakan bahasa Indonesia.

(13)

sangatlah cocok diterapkan dalam upaya peningkatan keterampilan berbicara siswa. Selain itu, teknik stage by stage digunakan saat pelaksanaan metode memudahkan siswa untuk memahami bahasa asing yang sedang dipelajari.

Dengan menggunakan konsep pembiasaan, metode ini mampu memunculkan keberanian siswa untuk mengemukakan ide, gagasan dan pemikirannya melalui kegiatan berbicara meskipun aspek penilaian tetap dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.

Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih jauh lagi apakah penggunaan Oral method cocok dalam peningkatan keterampilan berbicara menggunakan bahasa Jepang maka diperlukan penelitian lebih lanjut dan mendalam. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti bermaksud melakukan penelitian

eksperimen dengan judul “ORAL METHOD DALAM MENINGKATKAN

KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JEPANG (Penelitian Eksperimen Murni terhadap Siswa Kelas XI Lintas Minat SMAN 20 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)”

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan pokok dan batasan masalah, peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

a. Apakah Oral method efektif dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jepang ?

b. Bagaimana tanggapan dan kesan yang dirasakan oleh siswa terhadap penerapan Oral method ?

C. Tujuan dan Hipotesis Penelitian

1. Tujuan Penelitian

(14)

6

a. Untuk menganalisis efektif dan tidaknya penerapan Oral method dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jepang.

b. Untuk mengetahui tanggapan dan kesan yang dirasakan oleh siswa terhadap penerapan Oral method.

2. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Hipotesis Kerja (Hk) untuk hipotesis yang diterima dan Hipotesis nol (Ho) apabila hipotesis ditolak.

Hk: Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan Oral method dengan hasil belajar siswa yang tidak menggunakan Oral method dalam upaya peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jepang pada siswa kelas XI Lintas Minat SMA Negeri 20 Bandung.

Ho: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan Oral method dengan hasil belajar siswa yang tidak menggunakan Oral method dalam upaya peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jepang pada siswa kelas XI Lintas Minat SMA Negeri 20 Bandung.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu apabila penggunaan Oral method berhasil dalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara khususnya keterampilan berbahasa Jepang maka hal ini menjadi ajang pembuktian bahwa penggunaan metode klasik, layak digunakan dalam pembelajaran bahasa Jepang di sekolah.

2. Manfaat Kebijakan

(15)

mengedepankan aspek mengkomunikasi sehingga peningkatan keterampilan berbicara pun dapat tercapai.

3. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi Peneliti

Dengan diuji cobakan metode yang terbilang masih jarang digunakan khususnya dalam pembelajaran bahasa Jepang, peneliti dapat mengembangkan ide, gagasan dan pemikiran yang berkaitan dengan penggunaan Oral method serta mendorong peneliti untuk terus mengembangkan ide-ide kreatif dalam setiap pembelajaran keterampilan berbicara.

b. Manfaat bagi Guru

Manfaat dari penelitian ini diharapkan bukan hanya diterima oleh peneliti saja tetapi penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru. Dengan adanya penelitian ini, guru diharapkan dapat menggunakan metode ini sebagai salah satu upaya peningkatan keterampilan berbicara siswa. Selain itu, diharapkan guru dapat menggali dan menerapkan metode-metode baru dalam setiap pembelajaran demi peningkatan mutu pendidikan bahasa Jepang di Indonesia. Apalagi dengan adanya program “nihongo partner” yang diusung oleh Japan Foundation tentu penerapan metode ini akan sangat membantu guru dalam proses pembelajaran serta peningkatan keterampilan berbicara.

c. Manfaat bagi siswa

Keberhasilan penggunaan metode ini, tentu akan memberikan dampak positif dalam upaya peningkatan kemampuan siswa, berikut manfaat yang diterima siswa terhadap penggunaan Oral method :

1) Siswa terbiasa mendengar kosakata atau kalimat bahasa Jepang. 2) Siswa lebih aktif berbicara.

(16)

8

5) Siswa mampu mengembangkan ide, gagasan dan perasannya menggunakan bahasa Jepang.

E. Struktur Organisasi Skripsi

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Ketercapaian suatu tujuan penelitian, tidak luput dari penggunaan metode penelitian. Metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian (Sutedi, 2011, hlm. 53). Sedangkan penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2014, hlm. 1). Penelitian sebagai cara ilmiah memiliki ciri-ciri yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti langkah yang ditempuh dalam penelitian masuk diakal sehingga terjangkau oleh penalaran manusia, empiris berarti langkah yang ditempuh dapat teramati oleh panca idera dan sistematis berarti langkah yang ditempuh bersifat logis (Sugiyono, 2014). Berdasarkan pengertian di atas, secara harfiah metode penelitian dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang ditempuh untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

(18)

33

murni yaitu untuk menguji suatu efektivitas atau pendekatan dari suatu metode, teknik atau media pembelajaran dan pengajaran sehingga hasilnya dapat diterapkan jika memang baik, atau tidak diterapkan jika memang tidak baik dalam pengajaran yang sebenarnya.

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan berbicara pembelajar, sebelum dan sesudah penggunaan oral method dengan menggunakan eksperimen murni sebagai cara pembuktiannya.

2. Desain Penelitian

Control Group Pre-test Post-test Design merupakan desain penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini. Adapun alur desain penelitian ini sebagai berikut :

Keterangan :

E adalah kelas eksperimen K adalah kelas kontrol

O1 adalah pretest kelas eksperimen O2 adalah posttest kelas eksperimen O3 adalah pretest kelas kontrol O4 adalah posttest kelas kontrol

X1 adalah perlakuan terhadap kelas eksperimen X2 adalah perlakuan terhadap kelas kontrol

(Arikunto dalam Yeni , 2011, hlm. 7) E O1 X1 O2

(19)

B.Partisipan

Partisipan adalah orang – orang yang terlibat dalam penelitian dan turut membantu kelancaran selama proses penelitian berlangsung. Partisipan dalam penelitian ini diantaranya:

1. Kepala SMA Negeri 20 Bandung.

2. Wakasek Kurikulum SMA Negeri 20 Bandung. 3. Guru pamong Bahasa Jepang.

4. Seluruh guru dan staf SMA Negeri 20 Bandung. 5. Siswa-siswi kelas XI Lintas Minat Bahasa Jepang. C.Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 61) terkait pengertian populasi, ia mengemukakan bahwa populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Sugiyono mempertegas kembali terkait pengertian populasi ia memaparkan bahwa populasi bukan sekadar jumlah objek yang akan dipelajari tetapi meliputi keseluruhan karakteristik dari objek tersebut.

Pengertian lain terkait populasi dijelaskan oleh Margono dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian Pendidikan (1996, hlm. 118) ia mengemukakan bahwa populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya.

Berdasarkan kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi merupakan keseluruhan data yang terdiri dari objek dan subjek yang memiliki karakteristik tertentu untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

(20)

35

memiliki batas kuantitatif secara jelas karena memiliki karakteristik yang terbatas, sedangkan populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga yakni populasi yang tidak dapat ditemukan batas-batasnya sehingga tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah secara kuantitatif.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil populasi terbatas dikarenakan hasil observasi terhadap sekolah yang dijadikan tempat penelitian menerapkan sistem kurtilas (kurikulum 2013) sehingga hanya terbatas pada kelas lintas minat saja. Lebih khususnya, populasi yang diambil dalam penelitian ini yaitu kelas XI lintas minat bahasa Jepang.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dipilih dengan teknik tertentu. Hal ini sejalan dengan pendapat Margono (1996, hlm. 121) yang menyatakan bahwa sampel adalah bagian populasi dan dipertegas kembali oleh Sugiyono (2014, hlm.62) yang mengemukakan bahwa sampel adalah bagian jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Terkait pengertian diatas, Sugiyono menekankan bahwa sampel yang dipilih harus benar-benar representatif (mewakili).

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki jumlah dan karakteristik tertentu. Agar penelitian ini tidak terlalu luas maka peneliti mengambil sampel penelitian sebanyak 20 orang dari kelas lintas minat bahasa Jepang SMAN 20 Bandung tahun ajaran 2015/2016 dan membaginya kedalam dua kelompok yaitu kelompok ekperimen (kelas eksperimen) dan kelompok kontrol (kelas kontrol) dengan masing-masing kelompok berjumlah 10 orang. Adapun alasan peneliti menentukan jumlah sampel didasarkan atas saran yang dikemukakan oleh Roscoe pada tahun 1982 yang dikutip Sugiyono (2014, hlm. 74) mengemukakan bahwa untuk penelitian eksperimen sederhana yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol maka jumlah anggota sampel masing-masing kelompok antara 10 sampai dengan 20 orang.

(21)

Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian (Sutedi, 2011, hlm. 155). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua instrumen yaitu instrumen berupa tes dan non-tes.

1. Tes

Arikunto (2010, hlm. 150) mengemukakan bahwa tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.. Dalam penelitian ini tes lisan digunakan sebagai alat untuk mengukur kemampuan berbicara peserta didik menggunakan bahasa Jepang. Adapun soal tes yang diberikan berupa pertanyaan yang diadaptasi dari soal olimpiade bahasa Jepang yang diadakan oleh MGMP bahasa Jepang pada tanggal 21 Mei 2015 bertempat di SMAN 22 Bandung. Tes dalam pelaksanaan penelitian dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum diberikannya treatment (pretest) dan setelah diberikannya treatment (post-test).

Tabel 3.1 Lembar Penilaian Tes

Sampel ke …

Penilaian

Jumlah Skor Kelancaran Kosakata

Kesesuaian Konteks

Pelafalan dan Intonasi

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Tes

Kriteria Skor

(22)

37

(23)
(24)

39

2. Non-tes

Selain diberikannya tes, instrumen lain yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu non-tes yang berupa pemberian angket terhadap sampel, khususnya terhadap kelas eksperimen terkait tanggapan dan kesan penggunaan oral method dalam pembelajaran berbicara. Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket tertutup dimana peneliti telah menuliskan jawaban dalam bentuk poin-poin sehingga peserta didik dapat langsung memilih.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket

No Jenis pernyataan Jumlah Pernyataan

1. Kesan terhadap pembelajaran bahasa Jepang 4 2. Kesan terhadap penggunaan oral method 10 3. Kekurangan dan kelebihan oral method 6

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah tahapan yang harus dilakukan peneliti untuk memudahkan pelaksanaan penelitian. Berikut adalah penjelasannya:

1. Tahap Awal

a. Pembuatan proposal penelitian b. Pengurusan perizinan penelitian c. Menentukan sampel penelitian d. Membuat instrumen penelitian e. Mengumpulkan data-data sampel f. Menentukan waktu penelitian 2. Tahap Pelaksanaan

Tabel 3.4 Pelaksanaan Penelitian

(25)

1. Pertemuan ke 1 15.30 – 16.00 Melakukan pretest 2. Pertemuan ke 2 13.00 – 14.30 Melakukan treatment ke-1 3. Pertemuan ke 3 15.30 – 17.00 Melakukan treatment ke-2 4. Pertemuan ke 4 15.30 – 17.00 Melakukan treatment ke-3 5. Pertemuan ke 5 15.30 – 17.00 Melakukan treatment ke-4

6. Pertemuan ke-6 15.00 – 16.30 16.45 – 17.15

Melakukan treatment ke-5 Seusai teratment ke-5 melakukan post-test dan pengisian angket terhadap

tanggapan pembelajaran berbicara bahasa Jepang menggunakan oral method Sumber: Data yang diolah peneliti (2015)

3. Tahap Akhir

a. Melakukan pemeriksaan ulang terhadap keseluruhan data yang telah di peroleh.

b. Mengolah keseluruhan data yang telah di peroleh dan mengujinya dengan perhitungan statistik.

c. Menarik kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah dan di uji berdasarkan perhitungan statistik.

F. Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data Statistik

(26)

41

dengan menggunakan uji t test (uji t tabel) (Sutedi, 2011). Adapun Langkah-langkahnya sebagai berikut.

a. Membuat tabel persiapan untuk menghitung nilai t-hitung

Tabel 3.5

Tabel data perolehan nilai Pretest dan Post-test (skala 100) No

1. Kolom (1) diisi dengan nomor urut sesuai dengan jumlah sampel. 2. Kolom (2) diisi dengan nilai pretest sampel kelas eksperimen. 3. Kolom (3) diisi dengan nilai pretest sampel kelas kontrol. 4. Kolom (4) diisi dengan nilai bersih sampel kelas eksperimen. 5. Kolom (5) diisi dengan nilai bersih sampel kelas kontrol.

6. Kolom (6) diisi dengan pengkuadratan angka-angka pada kolom (4). 7. Kolom (7) diisi dengan pengkuadratan angka-angka pada kolom (5). 8. Isi baris sigma (jumlah) dari setiap kolom tersebut.

9. M (mean) adalah nilai rata-rata dari kolom (2), (3), (4), (5), (6) dan (7).

b. Mencari mean variabel (x) dan (y) Mx = ∑ My = ∑

(27)

c. Mencari Standar Deviasi variabel (x) dan (y)

√∑ √∑

SDx = standar deviasi hasil pretest/post-test kelas eksperimen SDy= standar deviasi hasil pretest/post-test kelas kontrol d. Mencari Standar Error variabel (x) dan (y)

SE =

√ SE =

SEMx= standar error mean hasil pretest/post-test kelas eksperimen SEMy= standar error mean hasil pretest/post-test kelas kontrol e. Menghitung standar error perbedaan mean variabel X dan Y

- = √

SEMx= standar error perbedaan mean hasil pretest/post-test kelas eksperimen

SEMy= standar error perbedaan mean hasil pretest/post-test kelas control

f. Mencari nilai t hitung

=

g. Memberikan interpretasi (tafsiran) terhadap nilai „t hitung

Merumuskan Hk : terdapat perbedaan yang signifikan antara variabel X dan Y

t

o : nilai t hitung yang dicari Mx-My : selisih mean X dan mean Y

(28)

43

Merumuskan Ho: tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara variabel X dan Y

h. Menguji kebenarannya dengan membandingkan nilai t tabel

(Sutedi, 2011, hlm.231-232) 2. Teknik Pengolahan Data Angket

Rumus yang digunakan untuk mengolah data angket menurut Supardi (2014, hlm. 65-66) adalah sebagai berikut.

Keterangan :

P = persentase frekuensi dari setiap jawaban dari responden f = frekuensi setiap jawaban dari responden

n = jumlah responden

Tabel 3.6

Klasifikasi interpretasi perhitungan persentase tiap kategori Besar Presentase Interpretasi

0% Tidak seorangpun 1%-5% Hampir tidak ada 6%-25% Sebagian kecil 26%-49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51%-75% Lebih dari setengahnya 76%-95% Sebagian besar 96%-99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

(29)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, penulis menyampaikan simpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan diinterprestasikan. Simpulan berisikan jawaban terhadap rumusan masalah yang diperoleh dari hasil penelitian, sedangkan rekomendasi berisi saran yang diperlukan bagi pembelajaran selanjutnya.

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun sebelumnya dan hasil penelitian yang telah dianalisis didapat simpulan sebagai berikut.

(30)

70

2. Selanjutnya, berdasarkan hasil data angket yang telah diisi oleh

responden dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan oral method mendapat respon yang sangat baik dan positif. Hal ini dikarenakan penerapan oral method membantu responden dalam melatih kemampuan menyimak dan meningkatkan keterampilan berbicara. Selain itu, sebagian besar responden merasa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran menggunakan oral method karena pembelajaran terasa tidak membosankan sehingga penggunaan oral method dapat dijadikan alternatif untuk pembelajaran bahasa Jepang khususnya dalam peningkatan keterampilan berbicara.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil simpulan yang diperoleh maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut.

1. Untuk peneliti selanjutnya

Kembangkan penerapan oral method terhadap aspek keterampilan berbahasa lainnya seperti menyimak, membaca dan menulis.

2. Untuk pengajar

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, A. (2010). Penggunaan SARD (Security, Attention-Aggression, Reflection and Discrimination) Dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan berbicara Siswa. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi.(2006). Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Asih, Nuur Saadah Fitri. (2007). Efektivitas Penggunaan Oral Drill untuk Latihan Kemampuan Berbicara Bahasa Jepang di Kelas Dasar. Jurnal Lingua Cultura, 1 (1), hlm. 60

Brown, H. Douglas. (2000). Teaching by Principles An Interactive Approach to Language Pedagogy second edition. Longman : San Fransisco

Cowie, A.P. (1987).Oxford Learner’s Pocket Dictionary. Oxford University Press : Oxford

Gay, L.R, dkk. (2009). Educational Research Competencies for Analysis and Application (Ninth Edition). New Jersey : Upper Saddle River Margono, S. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Muneo, Kimura. (1988). Dasar-dasar Metodologi Pengajaran Bahasa Jepang. Tokyo: The Japan Foundation.

Pertiwi, A. (2010). Penggunaan Strategi Immadiate Learning Involvment Untuk Meningkatkan Keterampilan berbicara Siswa SMP. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sudjianto. (2010). Metodologi Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Jepang. Bekasi:Kesaint Blanc.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

(32)

Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Sutedi, Dedi. (2011). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung:

Humaniora.

Tafiyanti, R. (2009). Penggunaan Model Reciprocal Teaching Dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan berbicara Siswa. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Tarigan, H.G. (1981). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa

Tarigan, H.G. (2009). Metodologi Pengajaran Bahasa. Bandung : Angkasa

TIM. (2010). Buku Sakura II. Jakarta : Japan Foundation

Yeni. 2011. Audiolingual dalam Peningkatan Kemampuan Berbicara. Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang, 1(1), Hlm. 1-11

Daftar Internet

Tanpa Nama. (2014). Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013. [online]. Tersedia : kemendikbud.go.id

Tanpa Nama. (2007). The Oral Method of Teaching Language. [online]. Tersedia: https://archive.org/details/oralmethodofteac00palmuoft Tanpa Nama. (2010). Pengertian Metode Pembelajaran. [online].

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.3
Tabel 3.6

Referensi

Dokumen terkait

Proses quenching sederhana menghasilkan selubung uap pada sekitar spesimen yang pada gilirannya akan mengakibatkan ketidak seragaman proses pendinginan yang pada akhirnya

Kemampuan berpikir matematis pada pelajaran matematika merupakan komponen yang memiliki peranan penting dalam membangun daya kreatif dan inovatif siswa. Oleh karena itu

Since there is a depth changing as the result of wave reflector installation at the position x ∈ [ 0 , L ] , then part of the waves will be reflected to the left and part of them

Penulisan skripsi yang berjudul: Analisis Yuridis Pendirian Lembaga Perbankan di ASEAN di Kaitkan dengan Asas Resiprokal adalah guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh

Model Pendidikan Budi Pekerti Terintegrasi pada Sekolah Dasar

Siswa mendiskusikan hasil dari kegiatan percobaan yang telah dilakukan (Intelektual).. Siswa dibimbing dalam

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menerapkan model Advance Organizer dalam pembelajaran untuk materi

Bank Indonesia telah merumuskan Grand Strategi Pengembangan Pasar Perbankan Syariah, sebagai strategi komprehensif pengembangan pasar yg meliputi aspek-aspek