• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI S-1 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROGRAM STUDI S-1 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH MODAL KERJA DAN EFEKTIFITAS MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS DENGAN TOTAL DEBT TO ASSETS

SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUBSEKTOR PERDAGANGAN RETAIL YANG

TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2015.

OLEH

Togiana Clarisa Sitanggang 1205030139

PROGRAM STUDI S-1 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016

(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Modal Kerja dan Efektifitas Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Dengan Total Debt To Assets Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Perdagangan Retail Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015”

adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya dengan jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan,...

Yang Membuat Pernyataan

Togiana Clarisa Sitanggang Nim. 120503139

(3)

ABSTRAK

PENGARUH MODAL KERJA DAN EFEKTIVITAS MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS DENGAN TOTAL DEBT TO ASSETS

SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2011-2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah modal kerja dan efektifitas modal kerja baik secara parsial maupun secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas dengan total debt to assets sebagai variabel moderating pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Variabel independen yang diteliti adalah Modal Kerja, Efektifitas Modal Kerja.

Variabel dependen yang diteliti adalah Profitabilitas (ROA) dan variabel moderating yang diteliti adalah total debt to assets.

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 20 perusahaan yang terdaftar di BEI diperoleh 16 sampel perusahaan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data-data yang dikumpulkan terlebih dahulu oleh penulis, yaitu berasal dari laporan keuangan emiten, website terkait dan berbagai sumber yang berhubungan lainnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel modal kerja dan perputaran modal kerja baik secara parsial maupun simultan berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Variabel moderating total debt to assets tidak dapat memoderasi hubungan antara modal kerja dengan profitabilitas dan tidak mampu memoderasi hubungan antara efektifitas modal kerja dengan profitabilitas pada perusahaan manufakur subsektor perdagangan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015.

Kata kunci : Modal Kerja, Efektifitas Modal Kerja, Total Debt To Assets, Profitabilitas.

(4)

ABSTRACT

THE EFFECT OF WORKING CAPITAL AND EFFECTIVENESS OF WORKING CAPITAL ON PROFITABILITY WITH TOTAL DEBT TO ASSETS AS MODERATING VARIABLE IN RETAIL TRADE SUBSECTOR

MANUFACTURING LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIODE 2011-2015

The objective of this research is to know the influence of working capital and effectiveness of working capital either partially or simultaneously have an effect significantly on to profitability with total debt to assets as variable moderating in retail trade subsector manufacturing listed in Indonesia Stock Exchange. Independent variables used is working capital and effectiveness working capital. Dependent variable used is profitability and moderating variable used is total debt to assets.

The sampling was done by purposive sampling method and from 20 retail trade enterprises listed on the IDX enterprise samples obtained 16. The type of data used in this study is secondary data. The research was conducted by analyzing data collected in advance by the author, that is derived from the financial statement issuers, related websites and various other related resources.

The results of this study indicate that either partially or Simultaneously variable working capital and effectiveness have positive significant effect to profitability. The moderating variable had no significant effect to influence the relationship between working capital and profitability and not able too to influnce the relationship between the effectivenees working capital with profitability in retail trade subsector manufacturing listed in Indonesia Stock Exchange periode 2011-2015.

Keywords: Working Capital, Effectivenees Working Capital, Total Debt to Assets,Profitability

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan kasih setia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Modal Kerja dan Efektifitas Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Dengan Total Debt to Assets Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Perdagangan Retail Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2015” guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada.

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Syahrul Rambe, M.M., Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Naleni Indra, M.M., Ak., selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, tenaga, serta memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama penyusunan sampai penyelesaian skripsi ini.

Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., selaku dosen penguji yang telah memberi

(6)

penulis arahan dan masukan untuk sempurnanya skripsi ini, Bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak., selaku dosen pembanding yang telah memberi penulis arahan dan masukan untuk sempurnanya skripsi ini.

5. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis, Jusman Sitanggang dan Deliana Sagala, kakak Murniaty Chendra Sitanggang S.E dan Palmaria Sitanggang S.K adik Daniel Sitanggang dan Antonius Padua Sitanggang yang telah memberikan dukungan, semangat, nasihat, doa, maupun materi yang mendukung terselesainya skripsi ini.

6. Terakhir, untuk sahabat penulis, Ivana, Rani, Devi, Anggi, Dwi, Bintang, Feby, Dian, Silvia, Sarah, Trini, Gusti, Sahara, Yuli dan teman-teman seangkatan yang telah mendukung, membantu dan memberi doa tulus serta semangat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini

Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga masih banyak terdapat kekurangan.

Penulis mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan,...

Penulis,

Togiana Clarisa Sitanggang Nim. 120503139

(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Perumusan Masalah... 8

1.3.Tujuan Penelitian... ..9

1.4.Manfaat Penelitian... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis ... 11

2.1.1. Analisis Laporan Keuangan ... 11

2.1.2. Profitabilitas ... 15

2.1.3. Modal Kerja ... 18

2.1.4. Perputaran Modal Kerja ... 25

2.1.5. Total Debt to Assets ... 30

2.2. Review Penelitian Terdahulu ... 31

2.3. Kerangka Konseptual ... 34

2.3.1. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas ... 35

2.3.2. Pengaruh Efektifitas Modal Kerja Terhadap Profitabilitas ... 36

2.3.3. Pengaruh Total Debt To Assets Sebagai Variabel Moderasi Antara Modal Kerja Dengan Profitabilitas ... 36

2.3.4. Pengaruh Total Debt To Assets Sebagai Variabel Moderasi Antara Efektifitas Modal Kerja Dengan Profitabilitas ... 37

2.4. Hipotesis ... 38

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 39

3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 39

3.3. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ... 39

3.3.1. Variabel Dependen (Y) ... 39

3.3.2. Variabel Independen (X) ... 40

3.3.3. Variabel Moderating (Z) ... 40

3.4. Populasi Dan Sampel Penelitian ... 41

(8)

3.4.1. Populasi Penelitian ... 41

3.4.2. Sampel Penelitian ... 42

3.5. Jenis Data ... 43

3.6. Metode Pengumpulan Data ... 43

3.7. Metode Analisis Data ... 44

3.7.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 44

3.7.2. Analisis Regresi Berganda ... 44

3.8. Uji Asumsi Klasik ... 45

3.9. Uji Hipotesis ... 47

3.9.1. Koefisien Determinasi ... 47

3.9.2. Uji Signifikan Simultan (F-test) ... 48

3.9.3. Uji signifikan Parsial (t-test) ... 49

3.9.4. Uji Moderating Residual ... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum ... 52

4.2. Hasil Penelitian ... 52

4.2.1. Analisis Data ... 52

4.2.1.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 52

4.2.1.2. Analisis Regresi Berganda ... 54

4.2.2. Uji Asumsi Klasik ... 55

4.2.3. Pengujian Hipotesis ... 60

4.2.3.1. Koefisien Determinasi ... 61

4.2.3.2. Uji Signifikan Parsial (t-test) ... 61

4.2.3.3. Uji Signifikan Simultan (F-Test) ... 63

4.2.3.4. Uji Moderating Residual... 64

4.3. Pembahasan ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 72

5.2. Batasan Penelitian ... 73

5.3. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75

LAMPIRAN ... 77

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Rata-rata Retun On Assets... 4

Tabel1.2. Rata-rata ROA, Modal Kerja Dan Efektifitas Modal Kerja Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2014 ... 5

Tabel 2.1. Review Penelitian Terdahulu ... 30

Tabel 3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ... 39

Tabel 3.2. Populasi Penelitian ... 40

Tabel 3.3. Pengambilan Sampel Berdasarkan Purposive Sampling ... 42

Tabel 4.1. Deskriptif Statistik ... 51

Tabel 4.2. Uji Multikolinieritas ... 55

Tabel 4.3. Uji Autokorelasi ... 57

Tabel 4.4. Koefisien Regresi Berganda ... 58

Tabel 4.5. Koefisien Determinasi... 59

Tabel 4.6. Uji Signifikan Parsial (t-test) ... 60

Tabel 4.7. Uji Signifikan Simultan (F-test) ... 61

Tabel 4.8. Uji Moderating Residual ... 62

Tabel 4.9. Uji Moderating Residual ... 64

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Penjualan Secara Kredit ... 24

Gambar 2.2. Penjualan Secara Tunai ... 24

Gambar 2.3. Kerangka Konseptual ... 36

Gambar 4.1. Normal P-plot ... 53

Gambar 4.2. Histogram ... 54

Gambar 4.3. Scatterplot... 56

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Pemilihan Sampel ... 77

Lampiran 2. Modal Kerja ... 78

Lampiran 3. Perputaran Modal Kerja... 79

Lampiran 4. Return On Assets ... 80

Lampiran 5. Total Debt To Assets ... 81

Lampiran 6. Statistik Deskriptif ... 82

Lampiran 7. Uji asumsi Klasik... 82

Lampiran 8. Uji Hipotesis ... 83

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Profitablitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan dan meningkatkan laba tergantung pada efektifitas dan efisiensi dari kegiatan operasinya dan sumber dana yang tersedia. Efektifitas dan efisiensi dari kegiatan operasi yang baik ditunjukkan dengan bagaimana perusahaan dapat menghasilkan laba dengan sumber daya yang tersedia. Profitabilitas suatu perusahaan menjadi sangat penting karena nilai profitabilitas menjadi norma ukuran bagi kesehatan perusahaan. Menurut Mulyadi (2001 : 513) faktor-faktor yang mempengaruhi laba adalah biaya, harga jual serta volume penjualan dan produksi. Terdapat juga beberapa variabel yang dapat mempengaruhi profitabilitas sebuah perusahaan diantara nya adalah ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, current ratio dan lainnya. Terdapat beberapa analisis yang dapat digunakan untuk menilai profitabilitas antara lain net profit margin (NPM), operating profit margin (OPM), gross profit margin (GPM), return on total assets/return on investment (ROA/ROI), dan return on equity (ROE). Pada penelitian ini alat ukur yang digunakan untuk menilai profitabilitas adalah return on total assets (ROA).

Return on total assets adalah rasio untuk menetapkan kemampuan dari total aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba. ROA sebagai alat ukur untuk menilai profitabilitas mencerminkan pengertian dari profitabilitas itu sendiri, sebagaimana

(13)

dikatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dimana aset adalah sama dengan sumber daya suatu perusahaan.

Modal kerja adalah jantung perusahaan (working capital is the heart of the business). Apabila suatu perusahaan tidak memiliki modal kerja maka perusahaan tersebut adalah perusahaan mati (Purba, 2002 : 125). Modal kerja ini lah yang menjadi sumber daya perusahaan yang dioperasikan sehingga menghasilkan pendapatan dan memperoleh laba. Sumber daya yang diolah dengan efektif dan efisien akan menghasilkan tingkat pengembalian yang baik pula. Modal kerja merupakan hal yang sangat penting bagi suatu kegiatan bisnis. Suatu kegiatan bisnis dimulai dan dijalankan dengan modal untuk mendanai pendirian dari suatu usaha sampai dengan berlangsungnya kegiatan usaha. Modal kerja dibutuhkan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari seperti membeli bahan baku dan persediaan serta membayar gaji tenaga kerja. Modal kerja pada hakikatnya merupakan jumlah yang terus-menerus harus ada dalam menopang usaha perusahaan (Kamaruddin, 2002 : 5).

Modal kerja yang digunakan sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar dapat memberikan keuntungan yang maksimal sehingga suatu perusahaan bisa beroperasi secara ekonomis (Yulistri, 2009). Apabila perusahaan tidak memiliki modal kerja yang cukup maka perusahaan akan sulit untuk menjalankan kegiatan operasinya, perusahaan akan sulit memenuhi kebutuhan persediaan nya yang mengakibatkan produksi semakin sedikit dan penjualan yang sedikit pula.

Hasil produksi yang sedikit tentunya menghasilkan pendapatan yang sedikit pula

(14)

dan berdampak pada profitabilitas perusahaan. Modal kerja yang berlebihan juga tidak terlalu baik bagi perusahaan, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam mengelola aset nya kurang efektif sehingga banyak aset yang menganggur dan tidak menghasilkan. Efektifitas modal kerja suatu perusahaan juga dapat diliat dari perputaran modal kerja itu sendiri. Semakin pendek periode tersebut berarti semakin cepat perputarannya (turnover) atau makin tinggi perputaran. Lamanya periode perputaran tergantung sifat atau kegiatan operasi suatu perusahaan, lama cepatnya perputaran ini akan menentukan pula besar atau kecilnya kebutuhan modal kerja (Kamaruddin, 2002 : 7). Modal kerja yang efektif diharapkan mampu menghasilkan profitabilitas yang baik.

Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana.

Dana diperoleh dari pemilik perusahaan maupun dari utang. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan untuk membeli aktiva tetap untuk memproduksi barang atau jasa, membeli bahan bahan-bahan untuk kepentingan produksi dan penjualan, untuk piutang dagang, untuk mengadakan persediaan kas dan membeli surat berharga (Riyanto, 1997 : 3). Perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dana nya tidak sepenuhnya menggunakan dana sendiri, perusahaan juga mendanai kegiatan nya dengan menggunakan hutang. Total debt to asset mengukur bahagian dari total aktiva yang dibelanjai dengan hutang. Hutang menjadi salah satu unsur yang menjadi sumber modal kerja.

Penelitian ini mengambil objek perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur subsektor perdagangan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. Dewasa ini perusahaan perdagangan retail telah mengalami

(15)

perkembangan yang pesat, hal ini dibuktikan dengan banyak gerai-gerai usaha retail yang dibuka dan tersebar di sepanjang jalan ataupun yang berada di dalam pusat perbelanjaan. Banyaknya investasi dari para pewaralaba yang tertarik membuka gerai usaha menunjukkan bahwa perdagangan retail memiliki banyak peminat. Perkembangan perusahaan manufaktur subsektor perdagangan retail juga dapat dilihat dengan adanya peningkatan perusahaan manufaktur subsektor perdagangan retail yang mendaftar atau listed ke Bursa Efek Indonesia.

Berikut ini tabel yang menunjukkan rata-rata Return On Asset pada perusahaan manufaktur subsektor perdagangan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sepanjang tahun 2011-2015.

Tabel 1.1.

Rata-Rata Return On AssetPada Perusahaan Manufaktur Subsektor Perdagangan Retail Yang Terdaftar di BEI tahun 2011-2015

No . Tahun ROA

1 2011 97.03 %

2 2012 146.72 %

3 2013 138.54 %

4 2014 116.43 %

5 2015 82.98 %

Sumber : idx (2011-2015) (diolah)

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata ROA pada perusahaan manufaktur subsektor perdagangan retail dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 mengalami perubahan dari tahun ketahun. Pada tahun 2011 rata-rata ROA pada perusahaan perdagangan retail diperoleh sebesar 97.03 %. Pada tahun 2012 rata-rata ROA mengalami kenaikan sebesar hampir 50 % dari tahun 2011 menjadi 146.72 %. ROA yang bernilai positif menunjukkan bahwa tingkat pengembalian investasi dalam keadaan baik dan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut

(16)

mengalami keuntungan. Kenaikan rata-rata ROA yang sebesar hampir 50 % pada tahun 2011-2012 ini menunjukkan bahwa kegiatan bisnis perusahaan perdagangan eceran dalam keadaan yang sangat baik. Hal ini juga terjadi dikarenakan sepanjang tahun tersebut tidak ada perusahaan yang mengalami kerugian.

Pada tahun 2013 ROA pada perusahaan manufaktur subsektor perdagangan retail mengalami penurunan sebesar 8.18 % menjadi 138.54 % dari tahun 2012. Pada tahun 2014 ROA mengalami penurunan lagi sebesar 22.11 % menjadi 116.43 % dari tahun 2013, pada sepanjang tahun ini ROA mengalami penurunan yang pesat dibandingkan dengan penurunan ditahun sebelumnya.

Penurunan juga terus terjadi sepanjang tahun 2014-2015 yaitu sebesar 33.45 % menjadi 82.98 %, penurunan ini lebih besar dari penurunan tahun sebelumnya.

Rata-rata profitabilitas yang terus mengalami penurunan selama 4 tahun belakangan dikarenakan terdapat beberapa perusahaan yang mengalami kerugian di sepanjang tahun tahun 2013-2015. Kerugian dapat terjadi karena beban penjualan yang besar atau volume penjualan yang kecil sehingga laba yang diperoleh tidak besar dan bahkan merugi. Rata-rata ROA yang terus mengalami penurunan selama tiga tahun berturut – turut menjadi fenomena dalam penelitian ini.

Pada penelitian ini peneliti melakukan studi dokumentasi pendahuluan untuk mngetahui bagaimana hubungan antara modal kerja, efektifitas modal kerja dan ROA pada perusahaan manufaktur subsektor perdagangan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sepanjang tahun 2011-2015 dapat dilihat dari tabel berikut.

(17)

Tabel 1.2.

Rata-rata ROA, Modal Kerja dan Efektifitas Modal kerja Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Perdagangan Retail Yang Terdaftar di BEI tahun

2011-2015

Sumber : idx (2011-2015) (diolah)

Pada tabel 1.2 diatas dapat dilihat kenaikan rata-rata modal kerja tahun 2011-2012 diikuti juga dengan adanya kenaikan rata-rata ROA. Akan tetapi sepanjang tahun 2012-2015 dapat dilihat adanya kontradiktif hubungan antara modal kerja dengan ROA. Adanya kenaikan modal kerja berturut-turut dari tahun 2012 hingga 2015 tidak membuat ROA mengalami kenaikan. Berdasarkan studi pendahuluan diatas hal berbeda justru terjadi antara hubungan efektifitas modal kerja dengan ROA. Sepanjang tahun 2011-2012 adanya peningkatan efektifitas modal kerja diikuti dengan kenaikan ROA. Penurunan efektifitas modal kerja yang terjadi sepanjang tahun 2012-2053 juga diikuti dengan adanya penurunan ROA. Hal yang sama juga terjadi pada sepanjang tahun 2013-2014 dimana penurunan efektifitas modal kerja menjadi -0,87x berlawanan dengan ROA yang mengalami kenaikan sepanjang tahun tersebut.

Hubungan efektifitas modal kerja terhadap ROA diatas sejalan dengan penelitan yang dilakukan oleh Encik (2008) yang berjudul “Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Invesment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa No. Variabel

Penelitian

2011 2012 2013 2014 2015

1 ROA 97.03 % 146.72 % 138.54 % 116.43 % 82.98 % 2 Modal kerja 4.671 T 7.345 T 7.503 T 11.626 T 15.718 T 3 Efektifitas

modal kerja

46.58 x 127.89 x 59.03 x 11.78 x -676.52 x

(18)

rasio tingkat perputaran modal kerja memiliki hubungan yang positif (searah) dengan ROA, artinya apabila rasio tingkat perputaran modal kerja mengalami kenaikan maka ROA juga akan mengalami kenaikan, sebaliknya apabila rasio tingkat perputaran modal kerja mengalami penurunan maka ROA juga akan mengalami penurunan. Penelitian yang dilakukan Encik (2008) berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nike (2013) yang berjudul “Pengaruh Perputaran Modal kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008- 2012)” yang berdasarkan hasil penelitiannya diketahui bahwa perputaran modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas secara negatif. Hal ini berarti apabila terjadi peningkatan pada tingkat perputaran modal kerja perusahaan dengan asumsi variabel lainnya konstan, maka akan diikuti dengan penurunan profitabilitas. Meriati (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “ Pengaruh Jumlah Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, dan Rasio Lancar Terhadap Profitabilitas” memperoleh hasil penelitian bahwa secara parsial maupun simultan variabel modal kerja dan perputaran modal kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA), hal ini berarti apabila modal kerja maupun perputaran modal kerja mengalami kenaikan ataupun penurunan tidak akan mempengaruhi profitabilitas. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nike (2013) tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Encik (2008), Meriati (2009) dan dengan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Encik (2008) sejalan dengan

(19)

yang dilakukan oleh peneliti dalam studi pendahuluan namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nike (2013) dan Meriati (2009) .

Adanya fenomena dan research gap pada Latar belakang diatas menjadikan ide yang mendasari dilakukannya replikasi penelitian dengan judul : Pengaruh Modal kerja dan Efektivitas Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Dengan Total Debt To Asset Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2015.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas dan berdasarkan studi dokumentasi pendahuluan yang dilakukan yang dilakukan terhadap laporan keuangan perusahaan manufaktur subsektor perdagangan retail yang terdaftar di bursa efek indonesia, dirumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini :

1. Apakah modal kerja dan efektivitas modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas secara parsial maupun simultan pada perusahaan manufaktur subsektor perdagangan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2015?

2. Apakah total debt to assets dapat memoderasi hubungan antara modal kerja dengan profitabilitas pada perusahaan manufaktur subsektor perdagangan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2015?

(20)

3. Apakah total debt to assets dapat memoderasi hubungan antara efektifitas modal kerja dengan profitabilitas pada perusahaan manufaktur subsektor perdagangan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2015 ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah :

a. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja dan efektivitas modal kerja terhadap profitabilitas secara parsial maupun simultan pada perusahaan manufaktur subsektor perdagangan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

b. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja dengan profitabilitas dengan total debt to asset sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur subsektor perdagangan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

c. Untuk mengetahui pengaruh efektifitas modal kerja dengan profitabilitas dengan total debt to asset sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur subsektor perdagangan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

(21)

1.4. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, maka hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya :

a. Bagi peneliti

Sebagai bahan masukan didalam menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas, terkhususnya mengenai penelitian yang sedang diteliti yaitu pengaruh modal kerja dan efektifitas modal kerja terhadap profitabilitas dengan total debt to asset sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

b. Bagi perusahaan

Sebagai bahan masukan untuk menggunakan modal kerja dan efektifitas modal kerja sebagai salah satu alat ukur nya untuk meningkatkan profitabilitas.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai bahan masukan bagi peneliti lainnya didalam melakukan penelitian lanjutan.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1. Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :

Neraca

Laporan laba rugi komprehensif

Laporan perubahan ekuitas

Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau laporan arus dana

Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset, kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban.

Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca (Simamora, 2000)

(23)

Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuanlaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.Langkah penting dalam menilai kemampuan menghasilkan laba (earning power) dan posisi solvensi perusahaan adalah analisis laporan keuangan perusahaan.

Tujuan pokok analisis keuangan adalah memprediksi kinerja dimasa yang akan dating. Walaupun laporan keuangan pokok adalah historis sifatnya, namun laporan ini biasanya memberikan indicator-indikator bagaimana sebuah perusahaan kemungkinan berkiprah dalam periode-periode berikutnya.Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (bahasa Inggris: stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau

(24)

keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen (Simamora, 2000)

Analisis Rasio

Analisis rasio digunakan untuk pandangan yang lebih jelas terhadap karakter keuangan dari sebuah perusahaan.Rasio-rasio tertentu atau sejumlah rasio tertentu dapat digunakan untuk mengukur atau mengevaluasi keuangan tertentu atau karakteristik operasi dari sebuah perusahaan. Rasio merupakan pedoman yang berfaedah dalam mengevaluasi posisi dan operasi keuangan perusahaan dan mengadakan perbandingan dengan hasil-hasil dari tahun-tahun sebelumnya atau perusahaan-perusahaan lain. Tujuan pokok rasio-rasio ini adalah untuk menyoroti bidang-bidang yang memerlukan investigasi lebih dalam. Rasio-rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi lima yaitu sebagai berikut :

1. Rasio-rasio likuiditas 2. Rasio-rasio leverage 3. Rasio-rasio Profitabilitas 4. Rasio Solvabilitas 5. Rasio Aktivitas

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Agar informasi dalam laporan keuangan bermanfaat bagi penggunanya, maka informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus memenuhi karakteristik kualitati. FASB dalam SFAC No.2 menyebutkan bahwa karakteristik kualitatif dimaksudkan untuk memberi kriteria dasar dalam memilih : a) alternatif

(25)

metode akuntansi dan pelaporan keuangan, b) persyaratan pengungkapan (disclosure). Adapun beberapa karakteristik kualitas laporan keuangan menurut PSAK adalah sebagai berikut.

1. Dapat dipahami (Understandability)

Agar laporan keuangan dapat mendukung pengambilan keputusan, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus dengan mudah dapat dipahami oleh penggunanya.

2. Relevan (Relevance)

Informasi dikatakan memenuhi kualitas relevan jika informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan membantu pengguna dalam mengevaluasi peritiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, atau mengoreksi hasil evaluasi pengguna di masa lalu.

3. Keandalan

Laporan keuangan dikatakan handal jika memiliki daya uji, ketepatan penyajian dan netraliti atau tidak memihak pada pihak lain.

4. Dapat dibandingkan

Laporan keuangan dapat dibandingkan apabila informasi tersebut dapat bermanfaat untuk mengidentifikasikan kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan dengan membandingkannya secara horizontal dan vertikal.

(26)

2.1.2. Profitabilitas

Profitabilitas mencerminkan hasil akhir dari keseluruhan kebijakan keuangan dan keputusan operasional (Houston, 2010 : 146). Profitabilitas (kemampulabaan) sering dipakai sebagai test akhir efektivitas operasi manajemen.

Laba bersih (net income) merupakan ukuran pokok keseluruhan keberhasilan perusahaan. Laba, atau kurangnya laba, mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mendapat pinjaman dan pendanaan ekuitas, posisi likuiditas perusahaan, dan kemampuan perusahaan untuk berubah. Jumlah laba bersih kerap dibandingkan dengan ukuran kegiatan kegiatan atau kondisi finansial lainnya (misalnya, penjualan, aktiva, ekuitas pemegang saham) untuk menilai kinerja sebagai suatu persentase dari beberapa tingkat aktivitas atau investasi.

Perbandingan ini disebut rasio profitabilitas (profitability ratio).

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan (Kasmir, 2008 : 196). Rasio- rasio ini dimaksudkan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan (atau mungkin sekelompok aktiva perusahaan) (Husnan, 2006 : 72). Hal ini sesuai dengan yang di sampaikan oleh Reeve dimana disampaikan bahwa kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba tergantung pada efektivitas dan efisiensi dari kegiatan operasinya dan sumber daya yang tersedia.

Tujuan profitabilitas berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk meraup laba yang memuaskan sehingga pemodal dan pemegang saham akan meneruskan untuk menyiapkan modal bagi perusahaan. Profitabilitas perusahaan

(27)

sangat terkait dengan likuiditas nya karena pendapatan pada akhirnya akan menghasilkan arus kas. Karena itulah, maka pengevaluasian profitabilitas adalah penting bagi pemodal maupun kreditor (Henry, 2000 : 528). Analisis utama yang digunakan dalam menilai profitabilitas antara lain mencakup :

1. Net Profit Margin

Net profit margin menunjukkan hasil penjualan setiap rupiah yang tertinggal pada perusahaan setelah dikeluarkan semua biaya-biaya dan pajak pendapatan (income tax). Bertambah tinggi net profit margin tentu saja bertambah baik bagi perusahaan.

Net Profit Margin dihitung dengan:

𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡

𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 × 100%

(Purba, 2002 : 115)

2. Operating Profit Margin

Laba operasi sering juga disebut sebagai laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Operating profit margin sering dijadikan alat untuk mengukur laba murni (pure profit) yang diterima dari penjualan rupiah yang telah dilakukan oleh perusahaan. Bertambah tinggi operating profit margin maka bertambah baik bagi perusahaan.

(28)

Operating Profit Margin dihitung dengan : 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛

𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 × 100 %

(Purba, 2002 : 115)

3. Gross Profit Margin

Laba kotor (Gross profit margin) adalah merupakan selisih antara laba kotor dengan penjualan bersih. Bertambah tinggi rasio ini berarti bertambah baik bagi perusahaan dan pimpinan perusahaan telah berhasil dalam menekan biaya produksi dan memeperbesar jumlah penjualan.

Gross Profit Margin dihitung dengan : 𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡

𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 × 100%

(Purba, 2002 : 116)

4. Return On Total Assets

Return on total assets adalah rasio untuk menetapkan kemampuan dari total aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba. ROA juga biasa dinamakan return on Investment (ROI).

Return on total assets dapat dihitung dengan : 𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 × 100%

(29)

(Purba, 2002 : 117)

5. Return On Equity (ROE)

Return on equity mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan laba. Modal sendiri merupakan penjumlahan antara modal saham dan laba yang ditahan.

Return on equity dapat dihitung dengan : 𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡

𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 × 100%

(Purba, 2002 : 118)

2.1.3. Modal kerja

A. Pengertian Modal Kerja

Modal kerja adalah modal yang dgunakan oleh perusahaan sebagai biaya operasi perusahaan yang perputaran kas nya kurang dari satu tahun melalui hasil penjuaan produknya. Menurut Brigham (1981) modal kerja adalah :

“Working capital is a firm’s investments in short-term assets – cash, short- term securities, account receivable, and inventories. Gross working capital is the firm’s total current assets minus current liabilities. Working capital management, which encompases all aspect of the administration of both current assets and current liabilities”.

Yang berarti modal kerja adalah investasi perusahaan dalam aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas (surat-surat berharga), piutang dagang, dan persediaan. Modal kerja kotor adalah seluruh aset lancar perusahaan. Modal

(30)

kerja bersih merupakan aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Management modal kerja didefenisikan sebagai secara luas mencakup semua aspek pengelolaan baik aktiva lancar maupun utang lancar. Pada penelitian ini modal kerja dihitung dengan modal kerja bersih dengan rumus :

Modal Kerja = Aktiva Lancar- Hutang Lancar (Purba, 2000)

B. Konsep Modal Kerja

a. Seluruh aktiva lancar atau modal kerja kotor (Gross working capital) atau konsep kuantitatif.

b. Aktiva lancar dikurangi utang lancar atau (Net working capital) atau konsep kualitatif.

c. Keseluruhan dana yang diperlukan untuk menghasilkan laba tahun berjalan atau Functional working capital atau konsep fungsional. Termasuk dana yang berasal dari penyusutan.

C. Jenis-jenis Modal Kerja

Modal kerja dapat dibagi atau digolongkan pada dua jenis yaitu sebagai berikut:

1. Modal Kerja Permanen

Modal kerja permanen adalah modal kerja yang secara teratur harus ada pada perusahaan untuk mendukung operasi-operasi yang dijalankan perusahaan.

Modal kerja permanen dapat pula dibagi dua yaitu modal kerja primer (Primary

(31)

working capital) dan modal kerja normal (Normal working capital). Modal kerja primer adalah modal kerja minimal yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk mempertahankan atau melanjutkan hidup perusahaan. Modal kerja normal adalah modal kerja yang diperlukan oleh perusahaan untuk mendukung operasi-operasi normal dari perusahaan. Sering dikaitkan dengan luas produksi dari perusahaan tersebut. Operasi normal menghasilkan produksi normal. Produksi normal dapat berubah setiap periode.

2. Modal Kerja Variabel

Modal kerja ini mengalami perubahan sesuai dengan situasi yang dihadapi perusahaan. Perubahan yang terjadi tentu saja akan memerlukan tambahan modal kerja bagi perusahaan. Modal kerja seperti ini dinamkan modal kerja variabel.

Kebutuhan modal kerja variabel biasanya diatas kebutuhan modal kerja normal.

Jenis modal kerja ini dibedakan menjadi modal kerja musiman, modal kerja siklus dan modal kerja darurat (Emergency working capital). Modal kerja musiman adalah modal kerja yang disebabkan oleh fluktuasi musim. Modal kerja siklus adalah modal kerja adalah modal kerja yang jumlah nya berubah-ubah sebagai akibat dari fluktuasi konjungtur. Kebutuhan modal kerja pada waktu terjadi resesi ekonomi dimana kegiatan perekonomian menurun akan bertambah kecil, dibandingkan dengan pada waktu kegiatan ekonomi meningkat. Modal kerja darurat adalah modal kerja yang berubah-ubah besarnya karena terjadinya hal yang mendadak atau tidak terduga. Pendadakan biasanya sulit untuk dikendalikan oleh perusahaan seperti devaluasi rupiah dan sebagainya.

(32)

D. Unsur Modal Kerja

Unsur atau komponen modal kerja dapat dilihat pada setiap neraca perusahaan, yaitu pada semua perkiraan aktiva lancar dan kewajiban lancarnya.

Perbedaan yang ada biasanya menyangkut perkiraan-perkiraan atau pos-pos atau jenis-jenis nya, yang disebabkan perbedaan jenis perusahaan. Misalnya persediaan, untuk perusahaan yang hanya melakukan perdagangan, mugkin hanya perkiraan persediaan (persediaan barang dagangan) sedangkan perusahaan yang melakukan pembuatan barang, persediaan nya akan terdiri dari bahan mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi (Kamarudddin, 2002 : 5).

Secara umum aktiva lancar terdiri dari kas, marketable securities (surat- surat berharga), piutang dan inventori.sedangkan hutang lancar terdiri dari hutang- hutang jangka pendek seperti hutang wesel, hutang perniagaan dan hutang-hutang pada bank lainnya yang berusia kurang dari satu tahun (Syafaruddin, 1994 : 2)

E. Peranan Modal Kerja

Tujuan manajemen modal kerja adalah mengelola aktiva lancar dan hutang lancar agar terjamin jumlah net working capital yang acceptable (layak ditermia), yang menjamin tingkat likuiditas badan usaha ( Syafaruddin, 1994 : 2). Modal kerja pada hakikatnya merupakan jumlah yang terus-menerus harus ada dalam menopang usaha perusahaan yang menjembatani antara saat pengeluaran untuk memperoleh bahan atau jasa, dengan waktu penerimaan penjualan. Atau pengeluaran untuk memperoleh bahan atau jasa, dengan waktu penerimaan penualan. Atau pengeluaran yang bersifat bukan untuk harta tetap. Bagi

(33)

perusahaan yang sedang berjalan, pembiayaan atau dana untuk melakukan pembelian bahan, membayar upah, membayar gaji, listrik dan sebagainya, tanpa harus menunggu diterimanya hasil penjualan agar perusahaan dapat berjalan kontinu. Di samping itu selain pengeluaran yang kita sebut biaya operasionalnya, perusahaan juga harus mengeluarkan dan yang tidak berhubungan langsung dengan operasionalnya, misalnya cicilan pembayaran aktiva tetap, pajak, dan sebagainya.

Uraian diatas, dapat disimpulkan, bahwa modal kerja mempunyai 2 fungsi yaitu :

1. Menopang kegiatan produksi dan penjualan atau sebagai jembatan saat pengeluaran pembelian persediaan dengan penjualan dan penerimaan kembali hasil pembayaran.

2. Menutup dana atau pengeluaran tetap dan dana yang tidak berhubungan secara langsung dengan produksi dan penjualan.

F. Sumber-Sumber Modal Kerja

Perubahan unsur-unsur dari laporan neraca dan dan laporan laba rugi yang merupakan sumber modal kerja menyebabkan modal kerja perusahaan bertambah.unsur-unsur tersebut meliputi:

1. Berkurangnya Aktiva Tetap

Berkurangnya aktiva tetap kemungkinan karena dijual atau karena depresiasi.

Penjualan aktiva tetap akan menambah uang kas, sehingga akan menambah

(34)

modal kerja. Demikian pula depresiasi aktiva tetap. Depresiasi ini merupakan aliran kas masuk yamg akan menambah modal kerja perusahaan.

2. Bertambahnya Hutang Jangka Panjang

Apabila perusahaan menjual obligasi, maka uang kas perusahaan akan bertambah. jika kas bertambah, maka modal kerja akan bertambah.

3. Bertambahnya Modal Sendiri

Jika perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT), modal sendiri dapat berupa saham biasa, saham preferen, cadangan-cadangan dan laba ditahan.

Perusahaan yang menjual sahamnya untuk menambah modal sendiri akan mendapatkan uang kas sebagai sumber modal kerja.

4. Bertambahnya Keuntungan Dari Operasi Perusahaan

Keuntungan (laba) yang diperoleh dari kegiatan operasi perusahaan merupakan sumber modal kerja karena keuntungan tersebut akan menambah kas. Keuntungan yang menambah kas tersebut adalah keuntungan yang ditahan atau keuntungan yang tidak dibagi kepada pemilik perusahaan (para pemegang saham). Oleh karena itu, apabila ada kenaikan laba ditahan maka di dalamnya terdapat tambahan kas yang merupakan sumber modal kerja (Martono, 2001 : 329).

G. Penggunaan Modal Kerja

Perubahan unsur-unsur dari laporan neraca dan dan laporan laba rugi yang merupakan pengunaan modal kerja menyebabkan modal kerja perusahaan berkurang.unsur-unsur tersebut meliputi:

(35)

1. Bertambahnya Aktiva Tetap

Aktiva tetap yang bertambah dapat disebabkan karena ada pembelian.

Bertambahnya aktiva tetap karena pembelian memerlukan uang kas. Sehingga bertambahnya aktiva tetap tersebut merupakan unsur yang memperkecil kas atau sebagai penggunaan modal kerja

2. Berkurangnya Hutang Jangka Panjang

Apabila perusahaan membeli kembali obligasi yang telah jatuh tempo atau melunasi hutang jangka panjangnya, maka kas perusahaan akan berkurang.

Berkurangnya hutang jangka panjang dalam hal ini.merupakan penggunaan modal kerja.

3. Berkurangnya Modal Sendiri

Seperti halnya obligasi, jika perusahaan membeli kembali saham biasa atau saham preferen maka diperlukan sejumlah kas. Oleh karena itu, saham yang berkurang berarti modal sendiri perusahaan berkurang. Berkurangnya modal sendiri tersebut memerlukan ksa yang merupakan penggunaan modal kerja.

4. Adanya Pembayaran Dividen kas

Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham dapat berupa saham, properti, maupun kas. Dividen yang dibayarkan dalam bentuk kas akan mengurangi kas perusahaan. Oleh karena itu, dividen kas ini merupakan penggunaan modal kerja.

5. Adanya kerugian

Kerugian yang diderita perusahaan akibat biaya yang keluar lebih besar dari pendapatan yang diterima. Kerugian ini harus ditutup dengan kas

(36)

perusahaan.oleh karena itu, kass yang digunakan untuk menutup kerugian tersebut merupakan penggunaan modal kerja (Martono, 2001 : 328).

2.1.4. Perputaran Modal Kerja

Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja (Working capital Turnover Period) dimulai saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai dimana kembali lagi menjadi kas.

Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya atau makin tinggi tingkat perputarannya (turnover rate-nya). Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah tergantung kepada berapa lama peiode perputaran dari masing-masing komponendari modal kerja tersebut. Periode perputaran barang dagangan adalah lebih pendek dari daripada barang yang mengalami proses produksi.

Perputaran barang dagangan dapat digambarkan sebagai berikut :

Kas Barang Piutang Kas

Pembelian Penjualan Penerimaan uang Gambar 2.1.

Penjualan Dengan Kredit

(Riyanto, 1997 : 62).

(37)

Kas Barang Kas

Pembelian Penjualan/penerimaan uang Gambar 2.2.

Penjualan Dengan Tunai (Riyanto, 1997 : 62)

Dalam menentukan perputaran modal kerja dapat digunakan 2 metode yaitu :

1. Metode Keterikatan Dana ( siklus daur dana)

Metode ini digunakan jika usaha baru dimulai, dengan demikian pengalaman dari pengelola atau tentunya sangat dominan dipengaruhi keadaan internal perusahaan yang mengikuti perkembangan kegiatan sehari-hari dalam jangka waktu lama (Kamaruddin, 2002 : 8).

2. Metode Perputaran

Metode ini menggunakan analisis laporan keuangan perusahaan. Secara umum atau total mdal kerja dihitung dengan rumus (Kamaruddin, 2002 : 12) :

A. Perputaran Kas

Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar (paling likuid) dan paling mudah berpindah tangan dalam suatu transaksi.

Transaksi tersebut misalnya untuk pembayaran gaji atau upah pekerja, membeli aktiva tetap, membayar hutang, membayar dividen dan transaksi lain yang diperlukan perusahaan. Besarnya kas yang cukup baik dan aman menurut

(38)

Guthmann adalah antara 5% s/d 10% dari aktiva lancar yang ada. Jumlah kas yang kurang dari 5% dari aktiva lancar akan menyulitkan operasi perusahaan. Standar jumlah kas 5% sampai dengan 10% ini biasanya layak unruk perusahaan manufaktur. Ketersediaan kas dalam perusahaan merupakan hal yang mutlak.setiap saat, perusahaan harus memiliki persediaan kas yang minimal yang harus ada atau sering disebut persediaan besi (safety cash).

Peputaran kas merupakan kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu.Semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin efisien tingkat penggunaan kasnya dan sebaliknya semakin rendah tingkat perputarannya semakin tidak efisien, karena semakin banyaknya uang yang berhenti dan tidak dipergunakan.Jumlah kas dapat pula dihubungkan dengan jumlah penjualannya atau salesnya.perbandingan antara sales dengan jumlah kas rata-rata menggambar tingkat perputaran kas (cash turnover). Sehingga dapat dibentuk rumus seperti berikut :

Makin tinggi turnover ini makin baik. Karena ini berarti makin tinggi efisiensi penggunan kasnya. Tetapi cash turnover yang berlebih-lebihan tingginya dapat dapat berarti bahwa jumlah kas yang tersedia adalah terlalu kecil untuk volume sales yang bersangkutan (Riyanto, 1997 : 96).

Perputaran kas = 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑛𝑘𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

(39)

B. Perputaran Piutang

Piutang dagang (account receivable) merupakan tagihan perusahaan kepada pelanggan/pembeli atau pihak lain yang membeli produk perusahaan.

Piutang usaha ini muncul karena adanya penjualan secara kredit.Piutang memiliki tingkat likuiditas yang lebih tinggi daripada inventory, karena perputaran dari piutang ke kas membutuhkan satu langkah saja.

Piutang sebagai elemen dari modal kerja selalu dalam keadaan berputar.Periode perputaran atau periode terikatnya modal dalam piutang adalah tergantung kepada syarat pembayarannya.Makin lunak atau makin lama syarat pembayarannya berarti makin lama modal terikat pada piutang, yang ini berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah makin rendah.

Tingkat perputaran piutang (receivable turnover) dapat diketahui dengan membagi jumlah credit sales selama periode tertentu dengan jumlah rata-rata piutang (average receivable).

Tinggi rendahnya receivables turnover mempunyai efek langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Makin tinggi turnovernya, berarti makin cepat perputarannya, yang berarti makin pendek waktu terikatnya modal dalam piutang sehingga untuk mempertahankan net credit sales tertentu dengan naiknya turnover dibutuhkan jumlah modal yang lebih kecil yang diinvestasikan dalam piutang (Riyanto, 1997 : 90).

Perputaran piutang = 𝑁𝑒𝑡 𝑐𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑟𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒𝑠

(40)

C. Perputaran Persediaan

Inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar., dimana secara terus- menerus mengalami perubahan. Masalah penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam inventory mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam inventoryakan menekan keuntungan perusahaan. Adanya investasi dalam inventory yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar bunga, memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan gudang, memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya kualitas, keusangan, sehingga semuanya ini akan memperkecil keuntungan perusahaan.

Demikian pula sebaliknya, adanya investasi yang terlalu kecil dalam inventory akan mempunyai efek yang menekan keuntungan juga, karena kekurangan material, perusahaan tidak dapat bekerja dengan luas produksi yang optimal. Oleh karena perusahaan tidak bekerja dengan full-capacity, berarti bahwa “capital assets’’ dan “direct labor’’ tidak dapat diperdayagunakan dengan sepenuhnya, sehingga hal ini akan mempertinggi biaya produksi rata-ratanya, yang pada akhirnya akan menekan keuntungan yang diperolehnya.

Dalam perusahaan perdagangan pada dasarnya hanya ada satu golongan inventory, yang mempeunyai sifat perputaran yang sama yaitu yang disebut

“merchandise inventory” (persediaan barang dagangan). Inventory ini merupakan persediaan yang selalu dalam perputaran, yang selalu dibeli dan dijual, mengakibatkan perubahan bentuk dari barang yang bersangkutan. Tingkat

(41)

perputaran barang dagangan (merchandise turnover) dapat diketahui dengan cara sebagai berikut :

Tinggi rendahnya Inventory turnover mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam inventory. Makin tinggi turnover-nya, berarti makin cepat perputarannya, yang berarti makin pendek waktu terikatnya modal dalam inventory, sehingga untuk memenuhi volume sales atau cost of goods sold tertentu dengan naiknya turnover-nya dibutuhkan jumlah modal yang lebih kecil. Apabila modal yang digunakan untuk membelanjai inventory tersebut modal asing, maka kenaikan inventory turnover akan memperkecil beban bunganya dan apabila yang digunakan modal sendiri, maka kelebihan modal tersebut dapat diinvestasikan pada aktiva lainnya yang lebih efisien (Riyanto, 1997 : 69).

2.1.5. Total Debt To Asset

Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana.

Dana diperoleh dari pemilik perusahaan maupun dari utang.fungsi penggunaan dana harus dilakukan secara efisien. Ini berarti bahwa setiap rupiah dana yang tertanam dalam aktiva harus dapat digunakan seefisien mungkin untuk dapat menghasilkan tingkat keuntungan investasi atau rentabilitas yang maksimal.

Hutang merupakan salah satu sumber modal kerja. Hutang yang dapat digunakan Merchandise Turnover = 𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑜𝑓 𝐺𝑜𝑜𝑑 𝑆𝑜𝑙𝑑

𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑚𝑒𝑟𝑐ℎ𝑎𝑛𝑑𝑖𝑠𝑒 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡

(42)

untuk membelanjai modal kerja dapat dibentuk dari hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Bertambahnya utang, baik utang jangka panjang merupakan sumber dana. Bertambahnya dana yang yang diterima oleh perusahaan yang bersangkutan.

Debt ratio adalah mengukur bahagian dari total aktiva yang dibelanjai dengan hutang. Bertambah tinggi ratio ini menunjukkan bertambah banyak aktiva perusahaan yang dibelanjai oleh kreditur (Purba, 2002 : 132). Debt ratio dapat dihitung dengan rumus :

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 (Purba, 2002 : 132)

2.2. Review Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah review penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Profitabilitas yang akan ditunjukan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 2.1

Review Penelitian Terdahulu No. Nama

Peneliti

Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Nike

(2013)

Variabel Dependen : Profitabilitas (ROA) Variabel Independen : Perputaran modal kerja

variabel perputaran modal kerjaberpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Dalam hal ini perputaran modal kerja berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.

2 Rendi (2010)

Variabel Dependen : Profitabilitas (ROI) Variabel Independen :

variabel modal kerja dan perputaran modal kerja secara simultan berpengaruh positif terhadap

(43)

Modal kerja, Efektivitas modal kerja

profitabilitas perusahaan. Sedangkan secara parsial hanya variabel jumlah modal kerja yang berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur logam dan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3 Meriati (2009)

Variabel Dependen : Profitabilitas (ROA) Variabel Independen : Jumlah modal kerja, perputaran modal kerja, perputaran kas, rasio lancar

Secara parsial maupun simultan variabel jumlah modal kerja, perputaran modal kerja, perputaran kas, dan rasio lancar tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROI)

4 Encik (2008)

Variabel Dependen : Profitabilitas (ROI) Variabel Independen : current ratio, working capital turnover ratio, current assets to total assets dan current liabilities to total assets ratio

current ratio, working capital turnover ratio, current assets to total assets dan current liabilities to total assets ratio secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas yang diwakili oleh Return on Investment. Secara parsial menunjukkan hanya variabel current ratio dan working capital turnover ratio dengan variasi yang terjelaskan yang dinyatakan dalam Adjusted R2 sebesar 36,9 % sedangkan sisanya sebesar 63,1 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini.

Sumber : diolah penulis

Penelitian yang dilakukan oleh Nike (2013) menghasilkan hasil penelitian yang berbeda dari penelitan-penelitian lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perputaran modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset. Dalam hal ini pengaruh yang diberikan adalah negatif. Hal ini berarti apabila terjadi peningkatan pada tingkat perputaran modal kerja perusahaan dengan asumsi variabel lainnya konstan, maka akan

(44)

diikuti dengan penurunan profitabilitas. Nike menyimpulkan bahwa semakin besar rupiah modal kerja maka belum tentu prifitabilitas semakin besar juga.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rendi (2010) mengungkapkan bahwa jumlah modal kerja dan perputaran modal kerja secara parsial tidak mempunyai pengaruh positif terhadap profitabilitas namun secara simultan/bersama-sama berpengaruh positif terhadap profitabilitas dimana 18,2 persen variasi kedua variabel tersebut mempengaruhi profitabilitas. Berarti semakin besar jumlah modal kerja dalam suatu perusahaan maka perusahaan tersebut mampu membiayai pengeluaranpengeluaran untuk kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Dengan adanya modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan karena di samping memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis, perusahaan juga tidak akan mengalami kesulitan keuangan dalam melakukan kewajiban pembayaran terhadap kegiatan lain yang akan berdampak terhadap profitabilitas. Perputaran modal kerja juga menunjukkan pengaruh yang positif terhadap profitabilitas. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat perputaran modal kerja akan semakin meningkatkan efektivitas penggunaan modal kerja tersebut.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh meriati (2009) menyatakan bahwa semua variabel independen yaitu jumlah modal kerja, perputaran modal kerja, perputaran kas, rasio lancar tidak berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap profitabilitas.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Encik (2008) menyimpulkan bahwa secara simultan semua variabel independen berpengaruh terhadap profitabilitas

(45)

namun hanya current ratio dan perputaran modal kerja saja yang secara parsial dapat mempengaruhi profitabilitas. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh nike (2013) dan meriati (2009) untuk variabel perputaran modal kerja. Hasil penelitian Encik (2008) menyatakan bahwa perputaran modal kerja secara parsial berpengaruh positif terhadap profitabilitas sedangkan Nike (2013) menyatakan bahwa perputaran modal kerja memiliki pengaruh negatif terhadap profitabiltas. Hasil ini juga berbeda dengan hasil yang diperoleh oleh Meriati (2009) dimana perputaran modal kerja baik secara parsial maupun simultan tidak dapat mempengaruhi profitabilitas.

2.3. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Berdasarkan latar belakang, tujuan penelitian dan tinjauan teoritis yang telah dipaparkan sebelumnya maka model kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

H1

H2 H3

Gambar 2.3.

Kerangka Konseptual

Return on Assets (Y) Modal Kerja(X1)

Efektivitas Modal Kerja (X2)

Total Debt to Assets(Z)

(46)

Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka hubungan variabel penelitian dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

2.3.1. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas

Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan modal yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Modal yang diperhitungkan untuk menghitung profitabilitas adalah modal yang bekerja di dalam perusahaan.Kebutuhan modal kerja harus direncanakan dengan seksama.

Kesalahan dalam menetapkan besarnya modal kerja dapat merugikan perusahaan.

Modal kerja tersebut haruslah cukup, yang berarti modal kerja tersebut mampu untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasi perusahaan. Modal kerja yang cukup akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan dimana perusahaan tidak akan mengalami kesulitan keuangan dan tidak adanya aset yang menganggur. Apabila jumlah modal kerja lebih kecil dari yang diperlukan maka perusahaan akan kehilangan pangsa pasar. Sebaliknya apabila jumlah modal kerja yang ditetapkan lebih besar dari yang diperlukan maka perusahaan akan mengorbankan kemampulabaannya. Berkurang atau berlebihnya modal kerja akan dapat mengurangi peluang yang terbuka bagi perusahaan untuk meningkatkan kemampulabaannya.

2.3.2. Pengaruh Efektivitas Modal Kerja Terhadap Profitabilitas

Suatu perusahaan dikatakan memiliki profitabilitas tinggi artinya bahwa perusahaan tersebut memiliki modal yang besar. Tetapi modal yang besar belum tentu perusahaan memperoleh profitabilitas yang tinggi. Hal ini tergantung dari

(47)

penggunaan penggunaan modal kerja apakah efektif dan efisien atau tidak. Modal kerja selalu dalam keadaan berputar. Modal kerja yang efektif adalah modal kerja yang mampu berputar dengan baik, Semakin tinggi perputarannya maka semakin efektif modal kerja tersebut. Efektifitas modal kerja menunjukkan efektifitas pengunaan modal kerja dalam menghasilkan output. Modal kerja yang digunakan dengan baik akan menghasilkan pendapatan penjualan yang baik pula dan akan diinvestasikan kembali dalam komponen-komponen modal kerja sampai dimana kembali lagi menjadi kas. Apabila perputaran modal kerja mengalami peningkatan setiap tahunnya, berarti arus dana yang kembali ke perusahaan akan semakin lancar. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat perputaran modal kerja, semakin panjang waktu terikatnya dana yang berarti pengelolaan modal kerja kurang efektif dan efisien dan cenderung menurunkan profitabilitasnya. Semakin efektif penggunaan modal kerja, maka akan semakin meningkatkan profitabilitas.

2.3.3. Pengaruh Total Debt to Asset Sebagai Variabel Moderasi Antara Modal Kerja Dengan Profitabilitas

Sebagaimana telah disebutkan modal kerja yang baik adalah modal kerja yang cukup, yang berarti mampu membiayai kegiatan-kegiatan operasi perusahaan nya. Selain menggunakan modal kerja sendiri perusahaan terkadang menggunakan hutang sebagai alat pembelanjaannya. Penggunaan hutang untuk membelanjai modal kerja dapat membantu perusahaan untuk mencukupi atau memperbesar modal kerjanya. Debt ratio menggambarkan seberapa besar hutang yang digunakan untuk membelanjai aktiva perusahaan. Penggunaan hutang dapat berpengaruh negatif maupun positif terhadap profitabilitas perusahaan.Pengaruh

(48)

positif ynag diperoleh adalah penggunaan hutang dapat digunakan untuk mencukupi modal kerja dan dapat membantu kegiatan operasi perusahaan, sedangkan pengaruh negative nya adalah hutang memiliki risiko yang dapat menurunkan profitabilitas perusahaan.

2.3.3. Pengaruh Total Debt to Asset Sebagai Variabel Moderasi Antara Efektifitas Modal Kerja Dengan Profitabilitas

Penggunaan hutang sebagai pembelanjaan modal kerja dapat berfungsi untuk mencukupi ataupun memperbesar modal kerja perusahaan.Perusahaan yang ingin menambah penjualannnya juga harus menambah aktiva yang digunakan.

Perusahaan dapat menambah aktiva dengan menggunakan hutang. Bertambahnya aktiva diharapkan mampu meningkatkan penjualan sehingga menghasilkan laba.

Bertambahnya modal kerja diharapkan akan menghasilkan tingkat perputaran yang lebih tinggi sehingga modal bekerja secara efektif dan dapat meningkatkan profitabilitas. Dengan kata lain, penambahan hutang untuk meningkatkan modal kerja dapat meningkatkan penjualan sehingga perputaran modal kerja meningkat, dengan meningkatnya perputaran modal kerja maka modal kerja akan kembali ke perusahaan yang disertai dalam peningkatan laba.

(49)

2.4. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara dari hasil penelitian yang masih perlu diuji lagi kebenarannya. Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual diatas maka di peroleh rumusan hipotesis sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh modal kerja dan efektivitas modal kerja terhadap profitabilitas secara parsial maupun simultan pada perusahaan manufaktur subsektor perdagangan retail yang terdaftar pada BEI tahun 2011-2015.

2. Total Debt to Assets mampu memoderasi hubungan antara modal kerja dengan profitabilitas pada perusahaan manufaktur subsector perdagangan retail yang terdaftar pada BEI tahun 2011-2015.

3. Total Debt to Assets mampu memoderasi hubungan antara efektifitas modal kerja dengan profitabilitas pada perusahaan manufaktur subsector perdagangan retail yang terdaftar pada BEI tahun 2011-2015.

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitan asosiatif kausal. Penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”. Dengan kata lain desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internetdengan situs resmi www.idx.co.id.Periode penelitian dilakukan pada tahun 2011 sampai dengan 2015 padaperusahaan manufaktur subsector perdagangan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan September 2016.

3.3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Pada penelitian ini penulis menggunakan beberapa variabel yaitu sebagai berikut:

3.3.1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya, yakni

Referensi

Dokumen terkait

Model kalibrasi dan uji validasi untuk penentuan KPT buah jeruk dibangun dengan menggunakan metode Partial Least Squares (PLS) regression untuk tiga jenis spektra yaitu

Dengan dibuatnya Tugas Akhir ini maka akan dapat diprediksi dengan lebih akurat tentang serangan yang mungkin terjadi pada suatu jaringan komputer secara real-time

[r]

Karena atribut kemasan berada pada kuadran III, sehingga atribut kemasan produk StarBandrek ini tidak terlalu menimbulkan masalah yang besar terhadap keputusan konsumen

berikut kami informasikan kepada Bapak/Ibu Peneliti tentang slide power point Sosialisasi Panduan Penelitian dan Pengabdian Edisi X oleh Prof.Dr.Lukman Hakim, MS bisa di download

• Dari 2 compartment Melaleuca ini, dalam waktu setahun setelah penglepasan 260 Sycanus (instar ke-4), telah ditangkap kembali 1310 Sycanus dewasa dan dipindahkan ke area

Setelah pada masa bayi cenderung melakukan permainan yang bersifat menyendiri (Solitary play), pada awal masa kanak-kanak ini, seorang anak mulai menunjukkan minat yang nyata

At household level, the said project has in- creased a better perception of the household with regards to understanding and positive attitude to- wards conservation of the