• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PRODUKSI, INVESTASI, DAN JUMLAH UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN GOWA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PRODUKSI, INVESTASI, DAN JUMLAH UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN GOWA SKRIPSI"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

i

i

PENGARUH PRODUKSI, INVESTASI, DAN JUMLAH UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA

KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Oleh SULFIANA. B NIM 105710226815

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021

(2)

ii

PENGARUH PRODUKSI, INVESTASI, DAN JUMLAH UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI

KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

SULFIANA, B 1057102268815

Diajukan untuk Memenuhi salah satu syarat Penelitian pada Program

Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021

(3)

iii

PERSEMBAHAN DAN MOTTO

PERSEMBAHAN

Skripsi ini Aku persembahkan untuk Ayahanda tercinta, Muhammad Bahir dan Ibunda Tersayang, Sufiati yang tak pernah lelah membesarkanku dengan penuh kasih sayang, pengorbanan serta selalu memberi motivasi dan mendukung setiap langkah dalam hidupku.

MOTTO

Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyak kesabaran yang kau jalani yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa

pedihnya rasa sakit.

(4)

iv

(5)

v

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866 972

Makassar

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi atas Nama Sulfiana. B , NIM : 105710226815, di terima dan di sahkan oleh Panitia Ujian Skripsi Berdasarkan Surat Keputusan Rector Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor : 007/SK-Y/60201/091004/2021 M, Tanggal ..H / ..M, sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 09 Agustus 2021

PANITIA UJIAN

1. Pengawas Umum : Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag (…..……) (Rektor Unismuh Makassar)

2. Ketua : Dr. H. Andi Jam’an, SE., M. Si (………..) (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

3. Sekretaris : Dr. Agus Salim HR, SE., MM (………..) ( Wakil Dekan I fakultas Ekonomi dan Bisnis) 4. Penguji : 1. Dr. H. Andi Jam’an, SE., M. Si (………..)

2. Asriati, SE., M.Si (………..) 3. Ismail Rasulong, SE., MM (…..……)

4. Warda, SE., M. E (………..)

Disahkan Oleh,

Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

Dr. H. Andi Jam’an, SE., M. Si NIDN : 0902116603

(6)

vi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866 972

Makassar

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Sulfiana. B

Stambuk : 105710226815

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Dengan Judul : Pengaruh Produksi, Investasi dan Jumlah Unit Usaha Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Industri Kecil dan

Menengah di Kabupaten Gowa Dengan ini menyatakan bahwa :

Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar,16 Agustus 2021 Yang Membuat Pernyataan,

Sulfiana. B Diketahui Oleh :

Dekan, Ketua Program Studi,

Dr. H. Andi Jam’an, SE., M. Si Hj. Naidah, SE., M.Si

NIDN ; 0015075903 NBM : 710 561

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.

Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

Merupaka nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Produksi, Investasi, dan Jumlah Unit Usaha Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Industri Kecil dan Menengah di kabupaten Gowa”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada kedua orang tua penulis bapak Muhammad Bahir dan ibu Sufiati yang senantiasa memberi dukungan, semangat, perhatian, cinta, kasih sayang dan doa yang tulus tak pamrih Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang mereka telah berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa ada adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.

Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada :

(8)

viii

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, SE., M. Si. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Hj. Naidah, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembanguan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Drs. H. Sanusi AM, SE,. M.Si selaku pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi selesai dengan baik.

5. Ibu Warda, SE., ME selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusuanan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi Pembangunan Angkatan 2015 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran motivasi dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini.

(9)

ix

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu , kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.

Mudah-mudahan Skripsi yang sedehana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi Fii Sabili Haq, Fastabuqul Khairat, Wassalamu’alaikum. Wr.Wb

Makassar,16 Agustus 2021

Penulis

(10)

x

ABSTRAK

SULFIANA. B, Tahun 2021. Pengaruh Produksi, Investasi, dan Jumlah Unit Usaha terhadap Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Industri Kecil dan Menengah di kabupaten Gowa . Skripsi program studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing Oleh Pembimbing I H. Sanusi AM dan Pembimbing II Warda.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Produksi, Investasi, dan Jumlah Unit Usaha terhadap Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Gowa.

Pengumpulan data diperoleh dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian di Kabupaten Gowa data diambil secara berkala (Time Series) yaitu data Tahunan antara tahun 2015-2019.

Hasil Penelitan R2 sebesar 0,997, yang berarti penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil dan menengah di Kabupaten Gowa sebanyak 99,7% dipengaruhi oleh faktor produksi (X1), investasi (X2) dan jumlah unit usaha (X3). Jumlah produksi terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil dan menengah di Kabupaten Gowa dengan nilai koefisien sebesar -1,162 dan tingkat signifikan 0,169 berpengaruh positif dan signifikan. Variabel investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil dan menengah di Kabupaten Gowa dengan nilai koefisien sebesar -2,600 dan tingkat signifikan 0,175. Sedangkan Variabel jumlah unit usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil dan menengah di Kabupaten Gowa dengan nilai koefisien sebesar 3,839 dan tingkat signifikan 0,45.

Kata Kunci : Produksi, Investasi, Jumlah Unit Usaha.

(11)

xi

ABSTRACT

SULFIANA. B, 2021. The Effect of Production, Investment, and Number of Business Units on Labor Absorption in the Small and Medium Industry Sector in Gowa Regency. Thesis of Development Economics Study Program, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Supervisor I H. Sanusi AM and Supervisor II Warda.

This study aims to determine how much influence Production, Investment, and Number of Business Units have on Labor Absorption in the Small and Medium Industry Sector in Gowa Regency. Data collection is obtained from the Department of Trade and Industry in Gowa Regency.

Data is taken periodically (Time Series), namely Annual data between 2015-2019.

Research results R2 is 0.997, which means that the absorption of labor in the small and medium industrial sector in Gowa Regency is 99.7%

influenced by production factors (X1), investment (X2) and the number of business units (X3). The amount of production on employment in the small and medium industrial sector in Gowa Regency with a coefficient value of - 1.162 and a significant level of 0.169 has a positive and significant effect.

The investment variable has a positive and significant effect on employment in the small and medium industrial sector in Gowa Regency with a coefficient value of -2,600 and a significant level of 0.175. While the variable number of business units has a positive and significant effect on employment in the small and medium industrial sector in Gowa Regency with a coefficient value of 3.839 and a significant level of 0.45.

Keywords: Production, Investment, Number of Business Units.

(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL . ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. Tinjauan Teori ... 11

1. Pengertian Tenaga Kerja ... 11

2. Pengertian Produksi ... 17

(13)

xiii

3. Pengertian Investasi ... 19

4. Pengertian Jumlah Unit Usaha ... 22

5. Perkembangan Industri Kecil dan Menengah ... 23

6. Hubungan Produksi dengan Penyerapan Tenaga Kerja ... 25

7. Hubungan Investasi dengan Penyerapan Tenaga Kerja ... 26

8. Hubungan Jumlah Unit Usaha dengan Penyerapan Tenaga Kerja ... 28

B. Tinjauan Empiris ... 30

C. Kerangka Pikir ... 34

D. Hipotesis ... 35

BAB III. METODE PENELITIAN ... 36

A. Jenis Peneliitian ... 36

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

C. Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran ... 37

D. Populasi dan Sampel ... 38

E. Teknik Pengumpulan Data ... 38

F. Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Gambaran Umum Kabupaten Gowa ... 46

B. Penyajian Data ... 52

C. Analisis dan Interpretasi ... 56

D. Pembahasan ... 65

BAB V PENUTUP ... 69

A. Kesimpulan ... 69

(14)

xiv

B. Saran ... 70 DAFTAR PUSTAKA ... 71 LAMPIRAN ... 73

(15)

xv

DAFTAR TABEL

No.

1.1

1.2

1.3

1.4

2.1 3.1 4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

Judul

Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten ...

Jumlah Unit Usaha pada Sektor Industri Kecil dan Menengah di kabupaten Gowa………..

Investasi pada Sektor Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Gowa………...

Produksi pada Sektor Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Gowa………...

Tinjauan Umum Penelitian Empiris Sebelumnya……..

Kriteria pengujian Autokorelasi……….

Data perkembangan produksi pada Industri kecil dan Menengah di Kabupaten Gowa 2015- 2019……….

Data perkembangan produksi pada Industri kecil dan Menengah di Kabupaten Gowa 2015-2019…………..

Data perkembangan jumlah unit usaha pada Industri kecil dan Menengah di Kabupaten Gowa 2015-2019..

Data perkembangan tenaga kerja pada Industri kecil dan Menengah di Kabupaten Gowa 2015-2019………

Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi linear berganda………

Halaman

4

4

5

6

30

42

53

53

55

57

61

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

No.

Gambar 2.1 Gambar 4.1 Gambar 4.2

Judul

Kerangka Pikir ………....

Grafik Uji Normalitas………

Grafik Uji Heteroskedastisitas………...

Halaman 35 58 60

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Salah satu tujuan pembangunan adalah untuk menciptakan tingkat Gross National Product yang setinggi-tingginya, namun hal ini tidak dapat terlepas dari berbagai masalah ekonomi itu sendiri.

Diantara masalah yang di maksud yaitu pemberantasan kemiskinan, ketimpangan pendapatan, penyediaan lapangan kerja sebab hal ini menjadi pemicu timbulnya pertumbuhan suatu wilayah (Lia Amalia, 2009)

Dengan demikian, Indonesia sebagai sasaran utamanya adalah pengembangan dan pembangunan lapangan kerja dengan tujuan untuk memeratakan pembangunan ekonomi kepada seluruh masyarakat. Selain hal tersebut digunakan pula sebagai untuk mengurangi kemampuan suatu daerah dan struktur perekonomian yang seimbang. Bagi Indonesia pengembangan ekonomi sangatlah diperlukan sehingga proses pembukaan lapangan kerja sangatlah diperlukan (Sadono Sukirno, 2009)

Secara umum salah satu ciri kondisi negara yang berkembang adalah jumlah populasi cukup tinggi dengan konsekuensi angkatan kerja mengalami pembengkakan. Pengangguran mengalami kondisi yang terbilang cukup tinggi hal ini diakibatkan karena kurangnya lapangan kerja. Hal ini berlaku disemua negara berkembang pada

(18)

2

umumnya dan tidak menutup kemungkinan negara berkembang cukup umum dialami. Indonesia misalnya mengalami hal tersebut dengan

tidak begitu jauh berbeda dengan negara-negara berkembang lainnya (Heatubun, 2010).

Merujuk pada masalah tersebut, pengangguran menjadi topik yang paling banyak didiskusikan baik secara nasional ataupun secara internasional. Fakta ini menjadi lebih unik karena banyaknya variabel ekonomi yang menjadi korban. Persoalan mendasar adalah tidak terserapnya tenaga kerja, padahla jumlah penduduk semakin hari semakin membludak. Hal serupa pula terjadi di sektor dunia pendidikan dimana semakin banyaknya pencari kerja baik secara aktif maupun secara pasif.

Di Indonesia menjadikan hal ini sebagai pekerjaan umum yang perlu dipangkas sehingga mampu menumbuhkan perkembangan kearah yang lebih baik. Jumlah penduduk yang lebih banyak mengakibatkan banyaknya masyarakat yang tidak menemukan pekerjaan sesuai bidangnya, jumlah unit usaha yang terlalu kecil, kurangnya investasi untuk pengembangan potensi diri, sehingga produksi sangat kecil padahal kaya akan sumber daya (Ariva S, Kurniawan B, 2013).

Apabila memperhatikan arah perbandingan industrialisasi Negara- Negara maju dengan Negara Sedang Berkembang (NSB) perbedaan yang sangat menonjol adalah laju pertumbuhan penduduk dan hasil- hasil yang dicapai di bidang pendidikan yang cukup beragam.

(19)

3

Akibatnya, usaha-usaha pembangunan yang di lakukan harus memperhitungkan laju pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi.

Menjadi bagian dari tenaga kerja ataupun menjadi pencari kerja yang aktif karena masih menganggur merupakan sebuah langka yang dapat di tempuh dalam menjalani aktivitas di dunia. Salah satu bentuk menjalani kehidupan dan tentunya merupakan tata cara manusia untuk dapat bertahan hidup tidak lain adalah harus bekerja. Sebab dalam berkerja mempunyai tujuan tersendiri yaitu menghasilkan Sesuatu yang berharga atau dalam bahasa ekonomi mampu memproduksi.

Pentingnya pengembangan Industri Kecil dan Menengah, sehingga pemerintah baik melalui provinsi ataupun secara nasional melakukan berbagai usaha sekaligus menumbuhkan komitmen untuk meningkatkan kinerja daya saing ekonomi.

Sektor industri kecil dan menengah di Kabupaten Gowa pada tahun 2015-2019 mengalami kenaikan dengan rincian tahun 2015 jumlah tenagakerja yang terserap yaitu 969 jiwa. Sementara pada tahun 2016penyerapan tenaga kerja mengalami penurunan dengan rincian tahun 2016 tenaga kerja yang terserap yaitu 909 jiwa dan pada tahun 2017 mengalami kenaikan menjadi 990 jiwa. Namun pada tahun 2018 penyerapan tenaga kerja sebesar 977 jiwa dan pada tahun 2019penyerapan tenaga kerja sebesar 13.980 jiwa yang artinya penyerapan tenaga kerja mengalami kenaikan.

(20)

4

Adapun jumlah penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil dan menengah di Kabupaten Gowa.

Tabel 1.1

Penyerapan Tenaga Kerja pada sektor kecil dan menengah tahun 2015-2019

Tahun Tenaga kerja

2015 969

2016 909

2017 990

2018 977

2019 13.980

Sumber : Dinas Perdagangan Kabupaten Gowa,2020

Mengenai Jumlah Unit Usaha Pada Sektor Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Gowa dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 1.2

Jumlah Unit Usaha Pada Sektor Industri Kecil dan Menengah 2015-2019

Tahun Jumlah Unit Usaha

2015 622

2016 703

2017 852

2018 972

2019 1917

Sumber : Dinas Perdagangan Kabupaten Gowa, 2020

Pada Tabel 1.2 terlihat bahwa jumlah unit usaha pada sektor industri kecil dan menengah mengalami kenaikan. Pada tahun 2015menjadi 622 unit usaha. Sementara pada tahun 2015 jumlah unit usaha sebesar 622 dan pada tahun 2016 sebesar 703 unit usaha

(21)

5

yang artinya jumlah unit usaha mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Namun pada tahun 2017-2018 kembali mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dengan rincian tahun 2017 jumlah unit usaha sebesar 852 dan pada tahun 2018 menjadi 972 unit usaha dan pada tahun 2019 sebanyak 1917 unit usaha.

Mengenai jumlah Investasi Pada Sektor Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Gowa dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 1.3

Jumlah Investasi Pada Sektor Industri Kecil Dan Menengah 2015- 2019

Tahun Investasi (Rp)

2015 30.288.531.000

2016 28.580.754.000

2017 36.650.607.000

2018 40.972.738.000

2019 41.566.484.000

Sumber : Dinas Perdagangan Kabupaten Gowa, 2020

Seperti yang terlihat pada Tabel 1.3 yaitu Investasi dalam Industri kecil dan menengah yang ada di Kabupaten Gowa mengalami fluktuasi. Hal ini dapat kita lihat bahwa pada tahun 2016 menunjukkan angka terendah yaitu hanya sebanyak Rp.28.680.754.000, sedangkan di tahun 2019 menunjukkan angka tertinggi yaitu sebanyak Rp.41.566.484.000

Mengenai Jumlah Produksi Pada Sektor Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Gowa dapat dilihat pada table berikut :

(22)

6

Tabel 1.4

Jumlah Produksi Pada Sektor Industri Kecil dan Menengah pada tahun 2015- 2019

Tahun Produksi (Rp)

2015 124.520.331.000

2016 216.985.762.000

2017 247.214.082.000

2018 255.454.266.000

2019 254.896.366.000

Sumber : Dinas Perdagangan Kabupaten Gowa, 2020

Seperti yang terlihat pada Tabel 1.4 yaitu produksi dalam industri kecil dan menengah yang ada di Kabupaten Gowa mengalami fluktuasi.Hal ini dapat kita lihat bahwa pada tahun 2019 Rp.254.896.366.000, sedangkan ditahun 2018 menunjukkan angka tertinggi yaitu sebanyak Rp.255.454.266.000.

Akan tetapi, jika melirik pada perkembangan usaha mikro khususnya dikota besar maka ada dua aspek yang perlu diperhatikan sebagai problem bagi pertumbuhan usaha kecil dan menengah yaitu aspek internal dan eksternal.Aspek internal yang dihadapi yaitu rendahnya kualitas SDM dan dalam mengontrol perkembangan usaha. Sedangkan pada aspek eksternalnya besarnya biaya transaksi akibat iklim usaha yang kurang mendukung, kelangkaan bahan baku, perolehan legalitas formal yang hingga saat ini masih merupakan persoalan mendasar bagi usaha kecil dan menengah, menyusul tingginya biaya yang harus dikeluarkan dalam pengurusan perizinan.

Berbagai usaha pemerintah Kabupaten Gowa telah dijalankan untuk memajukan Industri Kecil dan Menengah menyosialisasikan

(23)

7

Kebijakan dan Program Peningkatan Ekonomi Lokal bagi para pelaku IKM.Selain itu, adapun pembinaan IKM berbasis lorong (Industri Rumah Tangga) yang ditujukan untuk mengangkat potensi warga yang semula kurang produktif menjadi lebih produktif.Sistem permodalan dilakukan dengan pihak tertentu dengan memberikan bunga rendah.

Strategi yang dilakukan pemerintah saat ini belum mampu meningkatkan kualitas maupun kuantitas dari Indusrti kecil Menengah diKabupaten Gowa.Pembinaan yang dilakukan saat ini masih belum efektif karena masih banyak IKM yang perlahan hilang dan strategi untuk mengembangkan IKM belum sepenuhnya dirasakan kondusif oleh semua pelaku usaha kecil, meskipun dari tahun ke tahun terus disempurnakan.Untuk itu, diperlukan sebuah arah untuk meninjau kembali strategi yang dilakukan oleh pemerintah guna untuk tercapainya target pengembangan IKM.

Apabila pembinaan terhadap IKM dilakukan secara efektif maka akan mensejahterakan perekonomian masyarakat dan memajukan sektor ekonomi daerah khususnya sektor IKM. Di samping itu, potensi dari IKM yang mampu memberikan lahan pekerjaan bagi tenaga kerja yang belum tertampung dalam dunia kerja.Sektor IKM juga mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi pemasukan PAD (Pendapatan Asli Daerah).Maka dari itu, sebagai salah satu sektor penggerak ekonomi daerah, diperlukan perhatian khusus guna pembinaan IKM di Kabupaten Gowa amatlah strategis dalam mengembankan usaha kecil dan menengah di Kabupaten Gowa.

(24)

8

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Produksi, Investasi, dan Jumlah Unit Usaha Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Kecil dan Menengah diKabupaten Gowa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dirumuskan masalah pokok dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah jumlah produksi berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil dan menengah di Kabupaten Gowa?

2. Apakah jumlahinvestasi berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil dan menengah di Kabupaten Gowa?

3. Apakah jumlah unit usaha berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil dan menengah di Kabupaten Gowa?

C. Tujuan Penelitian

Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini maka dirumuskan tujuan penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh produksi terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil dan menengah di Kabupaten Gowa.

2. Untuk mengetahui pengaruh investasi terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil dan menengah di Kabupaten Gowa.

(25)

9

3. Untuk mengetahui pengaruh jumlah unit usaha terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri kecil dan menengah di Kabupaten Gowa.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan, baik yang bersifat akademis maupun praktis. Adapun manfaat penelitian ini yaitu

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini berguna untuk memberikan informasi dan kontribusi bagi para kalangan investor, praktisi, akademisi, institusi dan masyarakat pada umumnya yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai pengaruh produksi, investasi, dan jumlah unit usaha terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil dan menengah di Kabupaten Gowa.

2. Manfaat Praktis

Penulisan ini diharapkan sebagai kontribusi sederhana terhadap pemerintah dan kalangan ekonom di Indonesia mengenai besarnya pengaruh produksi, investasi, dan jumlah unit usaha dalam penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil dan menengah di Kabupaten Gowa.

3. Manfaat Kebijakan

Penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi para kalangan yang terkait untuk memutuskan secara tepat dan menindak lanjuti

(26)

10

masalah meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan dapat bermanfaat bagi masyarakat.

(27)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengertian Tenaga Kerja

Penyerapan tenaga kerja merupakan penduduk yang mampu bekerja dalam usia kerja (15-64 tahun) yang terdiri dari orang yang mencari kerja, punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja atau menganggur (Kuncoro, 2012) Sedangkan Menurut UU No 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Pengertian tenaga kerja dapat dilihat secara mikro dan makro.

Pandangan mikro merupakan pandangan yang tidak hanya menyumbangkan potensi kerja namun dengan kerja mampu menerima imbalan berupa barang atau uang. Sedangkan secara makro adalah setiap orang yang mampu memenuhi kebutuhan masyakarat sebagai upaya dalam menghasilkan barang dan jasa (Mankiw, 2010).

Penyerapan tenaga kerja yang dilakukan merupakan jumlah tenaga kerja yang diserap dalam usaha tertentu. Namun kemampuan penyerapan akan berbeda satu unit usaha dengan usaha lainnya karena kemampuan unit usaha yang berbeda-beda. (Indayati, 2010 ).

Dampak terhadap penyerapan tenaga kerja menjadi negatif apabila

(28)

kenaikan upah minimum sangat besar tanpa mempertimbangkan modal dan 2 pengeluaran agregrat (Neumark dan Wascher, 2009)

Penyerapan tenaga kerja yang dipertimbangkan dalam fungsi produksi adalah substitusi. Perusahaan memilih untuk tidak menentukan upah minimum sehingga mempekerjakan tenaga kerja dengan menegosiasi ulang upah yang lebih rendah dengan sifat penyerapan tenaga kerja adalah pengganti tenaga kerja lain, pemanfaatan pengangguran, dan tenaga kerja hanya bersifat kontrak (Cahuc, 2009). Indonesia berupaya untuk melakukan penyerapan tenaga kerja dalam rangka pengurangan pengangguran.

Tenaga kerja merupakan setiap orang yang mampu melakukan pekerja guna menghasilkan barang dan jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Depnakertrans juga mendefenisikan tenaga kerja sebagai setiap laki-laki atau wanita yang berumur 15 tahun keatas yang sedang dalam dan atau akan melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Tenaga kerja mencakup penduduk yang berusia 14-60 tahun yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melakukan kegiatan lain seperti sekolah dan mengurus rumah tangga. Tenaga kerja itu sendiri terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.Angkatan kerja terdiri dan golongan yang

(29)

13

menganggur.Sedangkan bukan angkatan kerja terdiri dari golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga, dan golongan yang menerima pendapatan.

Angkatan kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas yang mampu terlibat dalam proses produksi. Yang di golongkan bekerja yaitu mereka yang sudah aktif dalam kegiatannya yang menghasilkan barang atau jasa atau mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan melakukan perkerjaan atau bekerja dengan maksud memperoleh penghasilan selama paling sedikit 1 jam dalam seminggu yang lalu dan tidak boleh terputus. Sedangkan pencari kerja adalah bagian dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan.

Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja (labor force) tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif sedang mencari pekerjaan. Unruk mengukur pengangguran dalam suatu negara biasanya di gunakan apa yang dinamakan tingkat pengangguran (ploement rate) yaitu jumlah penganggur dinyatakan sebagai persentase dari total angkatan kerja (labor force). Sedangkan angkatan kerja itu sendiri adalah jumlah orang yang bekerja dan tidak berkerja yang berada dalam kelompok umur tertentu.

Pengangguran prinsipnya mengandung arti hilangnya output (loss of output) dan kesengsaraan bagi orang yang tidak bekerja (human misery) dan merupakan suatu bentuk pemborosan sumber daya

(30)

14

ekonomi. Disamping memperkecil output, pengangguran juga memacu pengeluran pemerintah lebih tinggi untuk keperluan kompensasi pengangguran dan kesejahteraan. Dilihat dari sifat dan penyebabnya, pengangguran dapat di bedakan kedalam beberapa jenis, antara lain pengangguran friksional atau transisi (frictional or transisional unemployment) adalah jenis pengangguran yang timbul karena kesulitan temporer dalam mempertemukan pencari kerja dan lowongan pekerjaan yang ada. Kesulitan temporer ini dapat berbentuk waktu proses seleksi pekerjaan, faktor jarak, serta kurangnya informasi.

Pengangguran friksional dapat pula terjadi karena kurangnya mobilitas pencari kerja dan pencari kerja tidak mengetahui dimana adanya lowongan pekerjaan. Secara teoritis jangka waktu pengangguran tersebut dapat dipersingkat melalui penyediaan informasi pasar kerja yang lebih lengkap.

Terdapat tiga golongan penganggur yang dapat diklasifikasikan sebagai pengangguran friksional. Pertama, tenaga kerja yang baru pertama kali mencari kerja. Setiap tahun terdapat golongan penduduk yang mencapai usia yang tergolong sebagai angkatan kerja. Disamping itu, pelajar dan sarjana yang baru menyelesaikan pelajarannya juga akan aktif mencari kerja.

Kedua, pekerja yang meninggalkan kerja dan mencari kerja baru.

Pada saat perekonomian mencapai tingkat kegiatan yang sangat tinggi terhadap perusahaan yang mendapat masalah untuk mendapat pekerja. Ini akan mendorong orang-orang yang sedang bekerja untuk meninggalkan pekerjaannya, untuk mencari pekerjaan yang lebih

(31)

15

sesuai dengan pribadinya atau untuk mendapatkan gaji yang lebih tinggi. Ketiga, pekerja yang memasuki lagi pasaran buruh. Terdapat golongan pekerja dahulu telah bekerja tetapi meninggalkan angkatan kerja, memutuskan untuk bekerja kembali.

Dalam pasar tenaga kerja, perusahaan akan mendapatkan laba lebih ketika mereka dapat mengamati sinyal dari para pekerjanya.

Ketika perusahaan memiliki pekerja dengan produktifitas rendah, maka perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan tingkat produktivitas para pekerjanya dengan memberikan upah yang tinggi sehingga para pekerja juga berusaha untuk meningkatkan produktivitasnya. Namun ketika tingkat upah melebihi biaya yang dikeluarkan, perusahaan akan menurunkan tingkat upah yang kemudian justru menurunkan laba perusahaan (Prasetya Ferry, 2012).

Dalam pasar tenaga kerja, Screening digunakan ketika baik karyawan maupun perusahaan tidak mengetahui kemampuan yang sebenarnya dari karyawan itu sendiri. Screening sebaiknya dilakukan sebelum kontrak dengan karyawan (baik itu melaluibeberapa tes atau proses sertifikasi lainnya) atau setelah kontrak dengan mengamati kinerja karyawan secara berkala. Hal ini bertujuan untuk menentukan keahlian karyawan yang potensial dan untuk menempatkan karyawan pada pekerjaan yang tepat sesuai keahliannya. Screening dapat menguntungkan bagi perusahaan dan juga dapat bermanfaat bagi karyawan. Karyawan juga dapat membayar untuk screening, salah satu carnya yaitu perusahaan yang mengharuskan karyawan memiliki beberapa bentuk sertifikasi. Cara lain adalah ketika perusahaan

(32)

16

melakukan screening pada karyawan selama masa percobaan, maka setiap karyawan yang melewati screening membayar dari gaji yang dikurangi selama masa percobaan.

Adanya kesempatan kerja maka dapat di artikan sebagai besarnya kesediaan usaha produksi dalam mempekerjakan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses produksi, yang dapat berarti lapangan pekerjaan atau kesempatan yang tersedia untuk bekerja yang berada pada salah satu kegiatan ekonomi diantaranya adalah termasuk lapangan kerja yang telah diduduki atau ditempati untuk bekerja dan yang masih terbuka bagi lowongan kerja. Sedangkan apabila melihat penjelasan-penjelasan diatas, maka kesempatan kerja dapat dikatakan bahwa ukuran yang tepat adalah jumlah orang yang bekerja pada suatu waktu dari kegiatan ekonomi. Kesempatan kerja akan terjadi apabila adanya permintaan tenaga kerja, dengan demikian akan tercipta penyerapan tenaga kerja yang terlihat dari beberapa langkah.

Penyerapan tenaga kerja dapat diartikan secara luas yakni menyerap tenaga kerja dalam arti menghimpun orang atau tenaga kerja di suatu lapangan usaha. Lapangan usaha yang tersedia tidak mampu menyerap tenaga kerja dalam kondisi yang siap pakai. Disinilah perlunya peranan pemerintah untuk mengatasi masalah kualitas tenaga kerja melalui pembangunan pendidikan, peningkatan kualitas tenaga kerja yang berkemampuan dalam memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai IPTEK, serta pelatihan keterampilan dan wawasan yang luas sehingga mempermudah proses penyerapan tenaga kerja yang dibutuhkan (Mulyadi, 2009).

(33)

17

Permintaan tenaga kerja berkaitan dengan perencanaan tenaga kerja merupakan suatu rencana yang memuat pendayagunaan tenaga kerja yang optimum, efisien dan produktif guna mendukung pertumbuhan ekonomi sosial secara nasional, sektoral dan regional yang bertujuan untuk mengurangi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan pekerja. Penawaran tenaga kerja mencakup semua orang yang mempunyai pekerjaan dalam masyarakat, ditambah jumlah mereka yang secara aktif mencari pekerjaan dan jumlah mereka yang seharusnya dapat diikutsertakan dalam kegiatan ekonomi apabila terdapat kesempatan kerja yang memadai (Sitanggang dan Djalal Nachrowi, 2009).

2. Pengertian Produksi

Produksi adalah kegiatan menambah nilai guna/manfaat suatu faktor produksi input atau membuat barang dan jasa baru untuk memenuhi kebutuhan. Menurut (Heizer dan Barry Christian, 2011), produksi adalah suatu kegiatan dalam menghasilkan barang atau jasa dengan cara mengubah faktor-faktor produksi inputmenjadi output.

Teori produksi merupakan suatu aktifitas yang memberikan nilai guna suatu barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sebuah fungsi produksi dapat berbentuk tabel atau matematis yang menunjukkan jumlah output maksimum yang dapat dihasilkan berdasarkan suatu kelompok input yang dispesifikasikan , dengan mengingat teknologi yang ada (Sadono Sukirno, 2013).

(34)

18

Sudarsono menyatakan bahwa perubahan faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan hasil produksi, antara lain: naik turunnya permintaan pasar akan hasil produksi dari perusahaan yang bersangkutan, tercermin melalui besarnya volume produksi, dan harga barang-barang modal yaitu nilai mesin atau alat yang digunakan dalam proses produksi. Lain halnya dengan Payaman J.

Simanjuntak yang menyatakan bahwa pengusaha memperkerjakan seseorang karena itu membantu memproduksi barang/jasa untuk dijual kepada konsumen. Oleh karena itu, kenaikan permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja, tergantung dari kenaikan permintaan masyarakat akan barang yang diproduksi.

Cobb-Douglas adalah salah satu fungsi produksi yang paling sering digunakandalam penelitian empiris.Fungsi ini juga meletakkan jumlah hasil produksi sebagai fungsi dari modal (capital) dengan faktor tenaga kerja (labour). Dengan demikian dapat pula dijelaskan bahwa hasil produksi dengan kuantitas atau jumlah tertentu akan menghasilkan taraf pendapatan tertentu pula.

Berdasarkan penjelasan fungsi produksi Cobb-Douglas di atas, dapat dirumuskan bahwa faktor-faktor penentu seperti tenaga kerja dan modal merupakan hal yang sangat penting diperhatikan terutama dalam upaya mendapatkan cerminan tingkat pendapatan suatu usaha produksi seperti Industri Kecil dan Menengah. Ini berarti bahwa jumlah tenaga kerja serta modal peralatan yang merupakan input dalam kegiatan produksi industri kecil dan menengah dapat

(35)

19

memberikan beberapa kemungkinan tentang tingkat pendapatan yang mungkin diperoleh.

3. Pengertian Investasi

Investasi merupakan komponen kedua yang mempengaruhi tingkat pengeluaran agregat dan merupakan salah satu faktor penting dan utama dalam pembangunan ekonomi yang telah diakui oleh banyak ahli ekonomi, bahkan di katakan bahwa tak ada pembangunan tanpa investasi. Tujuan utama kegiatan investasi dilakukan oleh para investor atau perusahaan yaitu untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang.

Menurut (Sukirno, 2016) Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan produksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Besar kecilnya investasi dalam kegiatan ekonomi ditentukan oleh tingkat suku bunga, tingkat pendapatan, kemajuan teknologi, ramalan kondisi ekonomi kedepan dan faktor- faktor lainnya.

Mankiwberpendapat bahwa Investasi terdiri dari barang- barang yang di beli untuk penggunaan di masa depan. Investasi dapat di bedakan dalam tiga macam yaitu business fixed investment, residential investment, dan inventory investment.

Business fixed investment mencakup peralatan dan sarana yang

(36)

20

digunakan perusahaan dalam proses produksinya, sementara residential investment meliputi pembelian rumah baru, baik yang akan ditinggali oleh pemilik sendiri maupun yang akan disewakan kembali, sedangkan inventory investment adalah barang yang disimpan oleh perusahaan di gudang meliputi bahan baku, persediaan barang setengah jadi dan barang jadi (Mankiw, 2009).

Investasi meliputi pengeluaran/pembelanjaan terbagi dalam dua golongan yaitu, (1) Investasi financial, merupakan hal pembelian atau pengalihan milik mengenai surat-surat berharga (saham, obligasi, surat perbendaharaan negara, surat berharga komersial) dalam dunia usaha atau peningkatan nilai surat-surat berharga tersebut. (2) Investasi fisik/rill, merupakan hal membuat peralatan barang modal baru atau tambahan pada barang modal.

Meliputi, (a) Investasi tetap (fixed investment), dalam hal pembelian asset fisik berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan serta pembelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik dan bangunan- bangunan lainnya, dan (b) Investasi persediaan (inventory investment), yaitu pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah, bahan baku, suku cadang, bahan penolong dikonversikan dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional. (Sukirno, 2016).

Semakin besar jumlah yang diperlukan untuk investasi penggantian guna mempertahankan persediaan modal yang ada

(37)

21

dalam perekonomian dimana persediaan ini cenderung berubah sejalan dengan perubahan tingkat pendapatan nasional, selama semakin besar jumlah yang diperlukan untuk investasi penggantian guna mempertahankan persediaan modal yang ada dalam perekonomian yang pendapatan nasional dan outputnya meningkat dan sebaliknya.

Para ahli ekonom klasik berpendapat bahwa investasi merupakan fungsi dari tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga maka keinginan untuk melakukan investasi akan semakin kecil.

Makin rendah tingkat bunga, maka pengusaha akan terdorong untuk melakukan investasi sebab biaya penggunaan dana juga semakin kecil (Nopirin, 2011)

Menurut Adam Smith investasi dilakukan karena para pemilik modal mengharapkan untung dan harapan masa depan keuntungan bergantung pada iklim investasi pada hari ini dan pada keuntungan nyata. Smith yakin keuntungan cenderung menurun dengan adanya kemajuan ekonomi. Pada waktu laju pemupukan modal meningkat, persaingan antar pemilik modal akan meningkat. Upah akan dinaikkan dan keuntungan yang diperoleh akan menurun (Jhingan, 2010).

Investasi juga sebagai sarana dan motivasi dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi khususnya dalam upaya memperluas penggunaan tenaga kerja dalam meningkatkan produksi. Kaum klasik menganggap akumulasi kapital sebagai

(38)

22

suatu syarat mutlak bagi pembangunan ekonomi. Adanya pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan pendapatan. Jadi secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa dengan melakukan penananaman modal maka dapat meningkatkan pendapatan.

4. Pengertian Jumlah Unit Usaha

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) unit usaha adalah unit yang melakukan kegiatan yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan dan mempunyai kewenangan yang ditentukan berdasarkan kebenaran lokasi bangunan fisik, dan wilayah operasinya. Secara umum, pertumbuhan unit usaha suatu sektor dalam hal ini industri kecil dan menengah pada suatu daerah akan menambah jumlah lapangan pekerjaan.

Hal ini berarti permintaan tenaga kerja juga bertambah.

Jumlah unit usaha mempunyai pengaruh yang positif terhadap permintaan tenaga kerja, artinya jika unit usaha suatu industri ditambah maka permintaan tenaga kerja juga bertambah. Semakin banyak jumlah perusahaan atau unit usaha yang berdiri maka akan semakin banyak untuk terjadi penambahan tenaga kerja (Azis Prabowo, 2012).

Menurut Prihartanti dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di Kota Bogor. Berdasarkan pengujian faktor yang paling mempengaruhi penyerapan tenaga kerja adalah jumlah unit usaha.

(39)

23

Semakin besar jumlah perusahaan-perusahaan baru pada sektor industri di Kota Bogor maka semakin besar pula tenaga kerja yang diserap pada sektor tersebut. Dengan demikian sektor industri memiliki peran penting dalam rangka mengurangi pengangguran di Kota Bogor. Semakin berkembangnya sektor industri khususnya dalam peyerapan tenaga kerja, sehingga pengangguran semakin berkurang.

Industri kecil dan menengah yang ada di Kabupaten Gowa terdiri dari berbagai jenis industri yaitu industri makanan, furniture &

meubel, pakaian jadi/konveksi, bahan bangunan, pupuk alam/non sentesis, pengolahan teh dan kopi, dan masih banyak yang lainnya.

Penelitian yang dilakukan dalam hal ini adalah pada industri kecil dan menengah. Masing-masing industri kecil dan menengah pasti memiliki karakteristik dan faktor yang berbeda dalam penyerapan tenaga kerjanya.Dalam hal ini faktor pengaruh yang digunakan untuk menganalisis penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Gowa adalah Produksi, investasi dan jumlah unit usaha.

5. Perkembangan Industri Kecil dan Menengah

Pengembangan industri kecil dan menengah merupakan bagian integral dari pembangunan industri dan ekonomi nasional serta memiliki peranan yang sangat strategis karena mengembang misi yang penting yaitu menciptakan pemerataan kesempatan kerja dan berusaha melestarikan seni budaya, modernisasi mayarakat desa, memperkuat struktur industri dan meningkatkan ekspor

(40)

24

nasional.Mengingat pentingnya peranan industri kecil dan menengah tersebut maka pemerintah senantiasa mengupayakan pembinaannya dan pengembangannya melalui berbagai kebijakan pembangunan yang bertujuan agar industri kecil dan menengah mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dan berkembang ke arah yang lebih maju dan mandiri.

Industri kecil memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan industri besar, antara lain: Inovasi dengan teknologi yang telah dengan mudah terjadi dalam pengembangan produk, hubungan kemanusiaan yang akrab di dalam perusahaan kecil.

(Tulus T, 2009)

Kemampuan menciptakan kesempatan kerja cukup banyak atau penyerapan terhadap tenaga kerja. Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibanding dengan perusahaan skala besar yang pada umumnya birokratis dan terdapatnya dinamisme manajerial dan peranan kewirausahaan.

Industri kecil adalah kegiatan yang dikerjakan di rumah-rumah penduduk, yang pekerjanya merupakan anggota keluarga sendiri yang tidak terikat jam kerja dan tempat. Ciri – ciri yang dapat digunakan sebagai ukuran apakah suatu usaha tergolong kecil adalah usaha dimiliki secara bebas, terkadang tidak berbadan hukum, usaha dimiliki atau dikelola oleh satu orang, modalnya dikumpulkan dari tabungan pemilik pribadi, wilayah pasarnya

(41)

25

bersifat lokal dan tidak terlalu jauh dari pusat usahanya. Disamping ciri-ciri tersebut, batasan perusahaan kecil adalah : Perusahaan yang bergerak di bidang dagang perdagangan atau jasa komersial yang memiliki modal tidak lebih dari delapan puluh juta rupiah.

Perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha produksi atau industri atau jasa konstruksi yang memiliki modal tidak lebih dari dua ratus juta rupiah.

6. Hubungan Produksi dengan Penyerapan Tenaga Kerja

Bahwa perencanaan tenaga kerja adalah semua usaha untuk mengetahui dan mengukur masalah ketenagakerjaan dan kesempatan kerja dalam satu wilayah pasar kerja yang terjadi pada waktu sekarang dan mendatang, serta merumuskan kebijakan usaha dan langkah yang tepat dan runtut mengatasinya.

Berdasarkan definisi ini, maka proses perencanaan ketenagakerjaan dalam garis besarnya terdiri dari dua bagian. Yang pertama adalah usaha untuk menemukan dan mengukur besarnya masalah kesempatan kerja dan masalah ketenagakerjaan yang terjadi pada waktu sekarang dan diwaktu yang akan datang. Yang kedua perumusan kebijakan usaha dan langkah-langkah yang tepat dan runtut (Ravianto, 2011).

Permintaan akan tenaga kerja itu bersifat derived demand yang berarti bahwa permintaan tenaga kerja oleh pengusaha sangat tergantung permintaan masyarakat terhadap hasil produksinya. Sehingga untuk mempertahankan tenaga kerja yang

(42)

26

digunakan perusahaan, maka perusahaan harus memiliki kemampuan bersaing untuk aset dalam negeri maupun luar negeri.

Oleh karena itu perusahaan harus benar-benar mempunyai tenaga kerja yang memang mampu membawa perusahaan untuk menghadapi persaingan. Salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga kerja adalah naik turunnya permintaan pasar akan hasil produksi dari perusahaan yang bersangkutan. Apabila permintaan hasil produksi perusahaan meningkat, maka produsen cenderung untuk menambah kapasitas produksinya. Untuk maksud tersebut, produsen akan menambah penggunaan tenaga kerjanya (Sumarsono Sonny, 2010)

Produktivitas adalah konsep yang bersifat universal yang bertujuan untukmenyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak manusia dengan menggunakan sumber-sumber riil yang semakin sedikit dengan produk perusahaan sehingga dikaitkan dengan skill karyawan (Muchdarsyah Sinungan, 2012).

7. Hubungan Investasi dengan Penyerapan Tenaga Kerja

Investasi adalah pengeluaran penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian (Sadono Sukirno, 2012).

Dalam praktek usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu yang digolongkan

(43)

27

sebagai investasi atau penanaman modal meliputi pengeluaran atau pembelanjaan sebagai berikut:

Pembelanjaan penunjang untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik dan lainnya. Berbeda dengan yang dilakukan oleh para konsumen (rumah tangga) yang membelanjakan sebagian terbesar dari pendapatan untuk membeli barang dan jasa yang di butuhkan, penanaman modal melakukan investasi bukan untuk memenuhi kebutuhan tapi untuk memberi keuntungan yang sebesar-besarnya (Sadono Sukirno, 2012).

Dengan demikian banyaknya keuntungan yang akan diperoleh besar sekali peranannya didalam menentukan tingkat investasi yang dilakukan oleh para pengusaha. Disamping oleh harapan di masa depan untuk memperoleh keuntungan terdapat beberapa faktor yang akan menentukan tingkat investasi yang akan dilakukan oleh penanam modal dalam suatu perekonomian.

Dimana faktor utama untuk menentukan tingkat investasi adalah sebagai berikut:

a. Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh.

b. Tingkat bunga.

c. Ramalan mengenai keadaan ekonomi dimasa akan datang.

d. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.

e. Keuntungan yang diperoleh perusahaan.

(44)

28

Dengan demikian besarnya nilai investasi akan menentukan besarnya penyerapan tenaga kerja. Secara teoritis, semakin besar nilai investasi pada suatu Industri dimana investasi yang dilakukan bersifat padat karya, sehingga kesempatan kerja yang diciptakan semakin tinggi (Sadono Sukirno, 2012).

8. Hubungan Jumlah Unit Usaha dengan Penyerapan Tenaga Kerja

Badan Pusat Statistik mendefinisikan unit usaha adalah unit yang melakukan kegiatan yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan dan mempunyai kewenangan yang ditentukan berdasarkan kebenaran lokasi bangunan fisik, dan wilayah operasinya. Secara umum, pertumbuhan unit usaha suatu sektor dalam hal ini industri kecil dan menengah pada suatu daerah akan menambah jumlah lapangan pekerjaan (Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan, 2014).

Jumlah unit usaha berkaitan erat dengan penyerapan tenaga kerja pada sektor industri. Semkin banyak jumlah unit usaha, maka semakin banyak pula jumlah tenaga kerja yang diperlukan dalam suatu industri. Pentingnya sektor industri di Indonesia terefleksi antara lain dari jumlah unit usahanya yang sangat banyak jauh melebihi jumlah unit usaha dari kelompok industri. Dari pernyataan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa unit usaha mempunyai pengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja.

Dalam kaitannya dengan penyerapan tenaga kerja dipengaruhi oleh jumlah unit usaha. Hubungan antara jumlah unit

(45)

29

usaha dengan jumlah tenaga kerja adalah positif. Semakin meningkatnya jumlah unit usaha, maka akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Sebaliknya, apabila jumlah unit usaha menurun maka akan mengurangi jumlah tenaga kerja.

Sementara yang menyatakan bahwa peningkatan jumlah perusahaan maka akan meningkatkan jumlah output yang akan dihasilkan sehingga lapangan pekerjaan meningkat dan akan mengurangi pengangguran atau dengan kata lain akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Badan Pusat Statistik mendefinisikan unit usaha adalah unit yang melakukan kegiatan yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan dan mempunyai kewenangan yang ditentukan berdasarkan kebenaran lokasi bangunan fisik, dan wilayah operasinya. Secara umum, pertumbuhan unit usaha suatu sektor dalam hal ini industri kecil dan menengah pada suatu daerah akan menambah jumlah lapangan pekerjaan. Hal ini berarti permintaan tenaga kerja juga bertambah.

Jumlah unit usaha mempunyai pengaruh yang positif terhadap permintaan tenaga kerja, artinya jika unit usaha suatu industri ditambah maka permintaan tenaga kerja juga bertambah. Semakin banyak jumlah perusahaan atau unit usaha yang berdiri maka akan semakin banyak untuk terjadi penambahan tenaga kerja.

(46)

30

B. Tinjauan Empiris

Dalam mendukung penelitian yang dilakukan pada industri kecil dan menengah di Kabupaten Gowa, maka ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian terdahulu bertujuan untuk membandingkan dan memperkuat atas hasil analisis yang dilakukan. Ringkasan tentang penelitian terdahulu dapat dilihat berikut ini:

Tabel 2.1

Tinjauan Umum Penelitian Empiris Sebelumnya :

No Tahun Judul Hasil Perbedaan

1 Budi Prasety o (2005)

Faktor-faktor yang

mempengaruhi Permintaan Tenaga Kerja pada Sektor Perdagangan di Jawa Tengah

Pengaruh jumlah unit usaha dan nilai investasi dan menghasilkan kesimpulan bahwa variabel jumlah unit usaha dan nilai investasi mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor perdagangan di Jawa Tengah.

Menggunakan alat Analisis Regresi linear berganda dengan bantuan

program SPSS

2 Priharta nti (2007)

Analisis Faktor- faktor yang mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja seperti Upah Riil, Investasi Riil, PDRB Riil, Jumlah Unit Usaha serta Dummy Krisis telah memberikan pengaruh yang nyata pada taraf 5 persen.

Berdasarkan pengujian faktor yang paling mempengaruhi

Menggunakan Analisis Regresi linear berganda dengan

pengambilan data 25 tahun terakhir

(47)

31

Kota Bogor penyerapan tenaga kerja adalah jumlah usaha. Semakin besar jumlah perusahaan- perusahaan baru pada sektor industri di Kota Bogor maka semakin besar pula tenaga kerja yang diserap pada sektor tersebut. Dengan demikian sektor industri memiliki peran penting dalam rangka

mengurangi

pengangguran di Kota Bogor. Semakin

berkembangnya sektor industry khususnya dalam penyerapan tenaga kerja, sehingga pengangguran semakin berkurang.

3 Drs.

Abdul Karib, MS (2012)

Analisis Pengaruh Produksi, Investasi, dan Unit Usaha terhadap Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Industri

Sumatera Barat Tahun 1997- 2008

Bahwa penelitiannya yang berkaitan dengan pengaruh investasi, produksi dan unit usaha terhadap tenaga kerja pada sektor industri Sumatera Barat dengan menggunakan data dari dinas perindustrian dan perdagangan Sumatera Barat dari tahun 1997- 2008 dapat ditarik kesimpulan nilai

produksi, nilai investasi, dan jumlah unit usaha merupakan faktor yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan jumlah tenaga kerja yang terserap pada sektor industry Samutera Barat tahun 1997-2008.

Dengan menggunakan faktor-faktor yang

mempengaruhi peningkatan penyerapan tenaga kerja maka analisis yang digunakan yaitu analisis regresi linear berganda dan dengan bantuan

program SPSS.

(48)

32

4 Veronic a

Nuryanti (2003)

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja pada Sebsektor Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga di

Kabupaten Banyumas.

Dalam penelitian ini bahwa jumlah unit usaha, nilai investasi dan nilai output berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja.

Alat analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah regresi dengan model Linear

berganda.

5 Nelsen Dian Pratama (2012)

Analisis Pertumbuhan Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil di Kabupaten Jepara.

Bahwa Sektor industri merupakan sektor yang berperan penting dalam menyumbang PDRB Kabupaten jepara dan juga dalam penyerapan tenaga kerja terutama pada industri kecil.

Alat analisis yang digunakan Analisis linear regresi

berganda.

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan kajian studi pustaka dan penelitian terdahulu, maka dapat disusun kerangka pemikiran teoritis yaitu variabel independen antara lain, produksi, investasi dan jumlah unit usaha yang berpengaruh terhadap permintaan tenaga kerja sebagai variabel dependen.

(49)

33

Produksi dimasukkan dalam penelitian ini karena dengan meningkatnya produksi berarti penyerapan tenaga kerja juga meningkat Dengan produksi yang tinggi pengusaha akan menambah faktor produksi tenaga kerja. Peningkatan produksi mengarahkan pengusaha untuk memenuhi kebutuhan produksi dengan penambahan tenaga kerja.

Investasi dimasukkan dalam penelitian ini karena meningkatnya investasi maka penyediaan lapangan kerja meningkat sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang sedang mencari kerja. Dengan meningkatnya investasi akan berpengaruh positif terhadap volume perdagangan dan volume produksi.

Jumlah unit usaha dimasukkan dalam penelitian ini karena dengan Semakin meningkatnya jumlah unit usaha industri kecil dan menengah, maka lapangan pekerjaan bagi masyarakat akan semakin besar. Hal tersebut membuat kesempatan bagi masyarakat untuk masuk ke pasar kerja industri kecil dan menengah akan semakin besar pula. Oleh karena itu, meningkatnya jumlah unit usaha juga akan meningkatkan jumlah tenaga kerja yang terserap pada industri kecil dan menengah.

Untuk memperjelas penelitian ini, dapat dilihat dalam bentuk kerangka pikir berikut ini :

(50)

34

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis

Adapun hipotesis yang dikemukakan, dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Diduga bahwa jumlah produksi berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil dan menengah di Kabupaten Gowa.

2. Diduga bahwa jumlah investasi usaha berpengaruh signifikan baik terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil dan menengah di Kabupaten Gowa.

Produksi (X1)

Investasi (X2)

Jumlah Unit Usaha (X3)

Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Industri Kecil dan

Menengah (Y)

(51)

35

3. Diduga bahwa jumlah unit usaha berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil dan

menengah di Kabupaten Gowa.

(52)

36 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (Field Research) yang bersifat deskriptif-kuantitatif, yaitu mendeskripsi secara sistematis, faktual dan akurat terhadap suatu perlakuan pada wilayah tertentu mengenai hubungan sebab-akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang ada, kemudian menduga faktor sebagai penyebab melalui pendekatan kuantitatif khususnya mengenai pengaruh produksi, investasi, dan jumlah unit usaha terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil dan menengah di Kabupaten Gowa.

Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Penelitian kuantitatif banyak digunakan dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu sosial.

Agar penelitian ini lebih spesifik dalam cakupannya, maka penelitian ini menggunakan sistem rentang waktu (Time series), dimana data yang dikumpulkan dihitung berdasarkan data lima tahun terakhir (tahun 2015 sampai 2019).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi

(53)

37

Penelitian ini berlokasi di kabupaten Gowa dengan mengambil data pada Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Gowa.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan selama penelitian bulan September- November.

C. Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran

Defenisi operasional untuk masing-masing variabel yang di gunakan dalam penelitian ini meliputi :

1. Produksi (X1)

Produksi dalam penelitian ini adalah hasil akhir yang sudah diperjual belikan diukur dengan menggunakan rupiah.

2. Investasi (X2)

Investasi adalah realisasi investasi yang terhimpun dalam akti3va rupiah maupun valuta asing pada lembaga keuangan dan terdaftar di Dinas Perdagangan Kabupaten Gowa dan BPS Kabupaten Gowa.

3. Jumlah Unit Usaha (X3)

Jumlah unit usaha adalah banyaknya perusahaan industri kecil dan menengah dan terdaftar di Dinas Perdagangan dan BPS Kabupaten Gowa.

4. Penyerapan Tenaga Kerja (Y)

Penyerapan tenaga kerja adalah banyaknya pekerja yang terserap pada industri kecil dan menengah di Kabupaten Gowa.

5. Industri kecil dan Menengah

(54)

38

Industri kecil dan menengah adalah kelompok usaha yang mampu menyerap banyak tenaga kerja dan menjadi sumber pendapatan masyarakat.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series (data deretan waktu) dari tahun 2015-2019.

2. Sampel

Metode sampling jenuh atau sensus. Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut, diperoleh jumlah sampel (n) dari data series setiap tahun selama periode Januari 2015 - Desember 2019.

Sebanyak 25 sampel.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatakan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, digunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan untuk memecahkan dan menganalisis masalah-masalah yaitu sebagai berikut :

1. Penelitian pustaka (Library Research)

Metode penelitian ini merupakan suatu cara untuk memperoleh data dan informasi melalui penelusuran buku literature dengan bahan kuliah dan beberapa terbitan lainnya yang berhubungan dengan pembahasan penelitian ini di antaranya jurnal, dan beberapa cara dalam pengumpulan data dan secara teoritis.

(55)

39

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Merupakan penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data yang dibutuhkan pada obyek terkait, seperti dan Dinas Perdagangan di Kabupaten Gowa.

F. Teknik Analisis Data

Model yang digunakan untuk menganalisis keterkaitan antara variabel tersebut, yaitu menggunakan metode Kuadrat Terkecil Biasa atau Ordinary Least Square (OLS). Dimana dalam metode ini Ordinary Least Square (OLS) adalah untukmenguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen. Penelitian ini menggunakan analisis linear berganda dengan data runtut waktu (time series). Secara matematis model persamaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y = f(X1,X2,X3)……… 3.1 Y = α + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e ………. 3.2 Dimana :

Y = Penyerapan Tenaga Kerja X1 = Produksi

X2= Investasi

X3= Jumlah Unit Usaha α = Koefisien Konstanta

b1, b2, b3= Parameter Estimasi Regresi e = Error Term

1. Uji Asumsi Klasik

(56)

40

Untuk mengambil kesimpulan berdasarkan hasil regresi, maka model persamaan harus terbebas dari penyimpangan asumsi klasik. Dalam penelitian ini dikhususkan pada penelahan gejala heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolinearitas.

a. Pengujian Heteroskedastitas

Heteroskedastisitas adalah penyebaran yang tidak sama atau adanya varians yang tidak sama dari setiap unsur gangguan. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisita (Puput Melati, 2011).

Untuk membuktikan tidak ada heteroskedastisitas, maka pada penelitian ini akan digunakan uji white heteroscedasticity. Uji ini dilakukan dengan meregresikan residual kuadrat sebagai variabel dependen ditambah dengan kuadrat variabel independen kemudian ditambah lagi dengan perkalian dua variabel independen. Prosedur pengujian dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut :

Ho : p ≥ 0,05 maka tidak ada heteroskedastisitas H1 : p ≤ 0,05 maka ada heteroskedastisitas

Jika probability ≤ 5% maka H0 ditolak dan H1 diterima begitu pula sebaliknya jika probability ≥ 5% maka H0 diterima dan H1 ditolak.

b. Pengujian Autokorelasi

Gambar

Grafik Uji Normalitas…………………………
Tabel 3.1  Kriteria Pengujian Autokorelasi  Null Hipotesis  Hasil Estimasi  Kesimpulan
Gambar 4.1 Grafik Uji Normalitas  b)  Uji Multikolinieritas Data
Gambar 4.2 Grafik Uji Heteroskedastisitas  2.  Analisis Regresi Linier Berganda
+2

Referensi

Dokumen terkait

b) Kebijakan remunerasi terbukti meningkatkan kinerja pegawai negeri sipil di Fakultas Ilmu Sosial UM, mengingat perolehan remunerasi dipengaruhi oleh prestasi

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jumlah biosorben kulit buah kakao dan waktu interaksi terbaik yang diperlukan untuk dapat mengadsorpsi Hg(II) dalam

Bupati sebagai alat birokrasi negara modern dan di sisi lain juga sebagai ketua LAD yang menjalankan fungsi Sombayya dapat dengan mudah menguasai segala macam gaukang

Hasil yang didapatkan yaitu perhitungan waktu kontrak yang dihitung ulang dengan menggunakan metode PERT menghasilkan probabilitas penyelesaian yang sangat kecil, meskipun jumlah

Dalam rangka mencapai visi dan misi serta sesuai dengan fungsi dan tugas pokok, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2015 melaksanakan

Responden kedua SP, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan wawancara yang dilakukan dengan guru BK menunjukan bahwa saat ini SP sudah

Jika kita dapat merasakan bagaimanakah sesungguhnya kabar baik itu, kita tidak akan melupakan bagaimana hal yang diumumkan dalam Lukas 2: 10-11: “Lalu kata malaikat itu kepada

Berdasarkan seluruh uji coba yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa respon transien pengontrolan kecepatan motor BLDC dengan menggunakan kontroler FMRLC bergantung