• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT RAPAT KERJA KOMISI X DPR RI DENGAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT RAPAT KERJA KOMISI X DPR RI DENGAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT

RAPAT KERJA KOMISI X DPR RI DENGAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA

Tahun Sidang : 2021-2022

Masa Persidangan : I Rapat Ke-

Jenis Rapat

: -

: Rapat Kerja Sifat Rapat

Hari/Tanggal

: Terbuka

: Selasa, 31 Agustus 2021

Waktu : Pukul 14.00 WIB s.d. 16.56 WIB

Tempat : Ruang Rapat Komisi X Gedung

Nusantara I DPR RI (secara Fisik dan Virtual)

Ketua Rapat : H. SYAIFUL HUDA / Ketua Komisi X DPR RI Acara 1. Pembahasan Laporan Keuangan Pemerintah

Pusat APBN TA 2020

2. Pembahasan RKA K/L TA 2022

3. Pembahasan Usulan Program-Program Yang Akan Didanai Oleh DAK Berdasarkan Kriteria Teknis Dari Komisi

Sekretaris Rapat : Dadang Prayitna, S.IP., M.H.

(Kabag Sekretariat Komisi X DPR RI)

Hadir : Pimpinan:

1. H. SYAIFUL HUDA

2. AGUSTINA WILUJENG PRAMESTUTI, S.S., M.M.

3. Dr. Ir. HETIFAH SJAIFUDIAN, MPP.

4. Dr. DEDE YUSUF M.E, S.T., M.I.Pol.

5. Dr. H. ABDUL FIKRI FAQIH, M.M.

Anggota:

Fraksi PDI Perjuangan 6. dr. SOFYAN TAN 7. PUTRA NABABAN 8. MY ESTI WIJAYATI

9. PUTI GUNTUR SUKARNO, S.IP.

10. Dr. AHMAD BASARAH (I)

11. M. GURUH IRIANTO SUKARNO PUTRA 12. RANO KARNO, S.IP.

13. Dr. ANDREAS HUGO PAREIRA

(2)

14. Dra. ADRIANA CHARLOTTE DONDOKAMBEY, M.Si.

15. VANDA SARUNDAJANG

Fraksi Partai GOLKAR

16. FERDIANSYAH, S.E., M.M.

17. Dr. H. A. MUJIB ROHMAT, M.H.

18. H. MUHAMMAD NUR PURNAMASIDI 19. DR. Drs. ADRIANUS ASIA SIDOT, M.Si.

20. ADRIAN JOPIE PARUNTU

21. ROBERT JOPPY KARDINAL, SAB.

Fraksi Partai GERINDRA 22. ALI ZAMRONI, S.Sos.

23. Prof. Dr. Ir. DJOHAR ARIFIN HUSIN 24. Hj. HIMMATUL ALIYAH, S.Sos., M.Si.

25. Ir. H. NUROJI

26. MARTINA, S.I.Kom., M.Si.

27. H. MUHAMMAD NUR

28. ELNINO M. HUSEIN MOHI, S.T., M.Si.

Fraksi Partai NASDEM

29. RATIH MEGASARI SINGKARU, M.Sc.

30. RIAN FIRMANSYAH, S.Pd.

31. LESTARI MOERDIJAT (I) 32. EVA STEVANY RATABA

33. Dra. Hj. TINA NUR ALAM, M.M.

Fraksi PKB

34. Dr. H. MUHAMMAD KADAFI, S.H., M.H.

35. H. ACEP ADANG RUHIAT, M.Si. (I) 36. Drs. H. BISRI ROMLY, M.M. (I)

37. MUH. HASSANUDIN WAHID (I)

38. Drs. H. ANDI MUAWIYAH RAMLY, M.Si.

Fraksi Partai DEMOKRAT

39. A. S. SUKAWIJAYA ALIAS YOYOK SUKAWI 40. Ir. BRAMANTYO SUWONDO, M.M.

41. DEBBY KURNIAWAN, S.Kom.

42. ANITA JACOBA GAH, S.E.

Fraksi PKS

43. Hj. LEDIA HANIFA AMALIAH, S.Si., M.Psi.T.

44. H. MUSTAFA KAMAL, S.S. (I)

45. Dr. H. FAHMI ALAYDROES, M.M., M.Ed.

46. Hj. SAKINAH ALJUFRI, S.Ag.

Fraksi PAN

47. Hj. DEWI CORYATI, M.Si.

(3)

48. DESY RATNASARI, M.Si., M.Psi. (I) 49. Prof. Dr. ZAINUDDIN MALIKI, M.Si.

50. MITRA FAKHRUDDIN MB. (I)

Fraksi PPP

51. Hj. ILLIZA SAADUDIN DJAMAL, S.E.

52. ROJIH (I)

Pemerintah 1. Dr. H. ZAINUDIN AMALI, S.E., M.Si.

(Menteri Pemuda dan Olahraga RI)

2. Drs. GATOT SULISTIANTORO DEWA BROTO, M.B.A. (Sekretaris Menteri Kemenpora RI)

3. Prof. Dr. FAISAL ABDULLAH, S.H., M.Si., DFM. (Deputi 1 Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora RI)

4. Dr. H. M. ASRORUN NI’AM SHOLEH, S.Ag., M.A. (Deputi 2 Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora RI) 5. Dr. RADEN ISNANTA, M.Pd. (Deputi 3

Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora RI)

6. Drs. CHANDRA BHAKTi, M.Si. (Deputi 4 Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora RI)

7. FARIDA ISMIYATI (Tenaga Ahli Menteri Kemenpora RI)

8. SRI WAHYUNI, S.T., M.Sc. (Plt. Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi Kemenpora RI)

9. Drs. SANUSI, M.H. (Kepala Biro Humas dan Hukum Kemenpora RI)

10. Beserta Jajajaran

(4)

KETUA RAPAT/F-PKB (H. SYAIFUL HUDA):

Pak Menteri.

Bapak/Ibu sekalian yang kami hormati.

Kita mulai Pak Fikri.

Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat sore.

Salam sejahtera untuk kita semuanya.

Om swastiastu.

Namo buddhaya.

Salam kebajikan.

Kami persilakan Kang Dede.

Yang kita hormati Pak Zainudin Amali, Pak Menteri Pemuda dan Olahraga kita beserta seluruh pejabat eselon I dan eselon II.

Pak Sesmen, Pak Deputi yang hadir baik secara fisik maupun secara virtual.

Yang saya hormati Pimpinan Komisi Kang Dede, Pak Fikri, dan pimpinan komisi yang hadir secara virtual.

Seluruh Anggota Komisi yang kami banggakan semua.

Puji syukur alhamdulillah pada kesempatan siang hari ini menuju sore kita bisa melaksanakan rapat kerja untuk membahas berbagai agenda baik yang telah maupun yang akan datang. Semoga limpahan rahmat dan hidayah termasuk limpahan kesehatan selalu menyertai kita semuanya.

Menurut laporan dari sekretariat komisi telah hadir 30 anggota 9 fraksi, penuh Pak Menteri ini semua hadir karena sudah lama juga kita sudah hampir 2 bulan lebih tidak bersua dalam ruangan Komisi X ini. Telah memenuhi kuorum sebagaimana pasal 281 ayat (1). Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim perkenankan kami membuka rapat kerja ini dan rapat dinyatakan terbuka untuk umum.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 14.22 WIB) Bapak/Ibu sekalian yang kami hormati.

Agenda Raker hari ini meliputi tiga hal:

1. Pembahasan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat APBN Tahun Anggaran 2020.

2. Pembahasan RKA K/L Tahun 2022.

3. Pembahasan usulan program-program yang akan didanai oleh DAK berdasarkan kriteria teknis dari komisi.

Apakah disetujui?

(5)

(RAPAT: SETUJU) Terima kasih.

Bapak/Ibu sekalian kami hormati.

Pak Menteri dan seluruh pejabat yang kami banggakan.

Sebelum saya membacakan pengantar rapat pada sore hari ini. Atas nama Pimpinan, seluruh Anggota Komisi X DPR RI mengapresiasi prestasi yang sudah ditorehkan dalam Olimpiade kemarin, membanggakan sekali menjadi obat di tengah pandemi COVID-19. Tepuk tangan untuk Pak Menteri dan semuanya, untuk Indonesia. Yang kedua sekaligus kita apresiasi para Paralympic yang sudah mendapatkan tiga medali, tepuk tangan lagi ini. Ini luar biasa juga sampai hari ini Kalau enggak salah sampai tanggal 5 September nanti baru akan ada penutupan. Tapi cabornya sudah selesai ya Pak ya diikuti oleh tim? Belum ya? Oh bulu tangkis belum. Masih ada lagi, kita harapkan dan kita berikan doa, support semoga Paralimpiade memberikan kontribusi tiga medali bisa menambah.

Yang kedua kami juga ingin mendapatkan update karena ini menjadi perbincangan khusus di publik menyangkut soal persiapan PON bahkan Pak Presiden dalam statement terakhir hari ini menyatakan akan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk bisa menonton langsung acara PON yang akan datang. Tentu tetap dengan protokol kesehatan yang ketat. Karena itu publik menunggu-nunggu terselenggara persiapan pelaksanaan PON ini di luar agenda tiga hal yang tadi akan kita bahas. Semoga Pak Menteri bisa memberikan sedikit penjelasan persiapan PON yang ditunggu-tunggu oleh publik terutama stakeholders olahraga.

Yang ketiga menyangkut soal diselenggarakannya Liga 1. Kita tepuk tangan juga soal ini, setelah perjuangan panjang akhirnya tanggal 27 Liga 1 sudah terselenggara walaupun sangat terbatas. Sampai hari ini jadwal baru 50 jadwal pertandingan dari semestinya 300-an kalau enggak salah Pak Sesmen ya? Tapi kita syukuri ini dan kita juga menghimbau terus kepada semua pemain bola kepercayaan pemerintah harus dimanfaatkan sebaik- baiknya menyangkut soal persiapan ini terkait dengan pelaksanaan liga ini.

Semoga penerapan protokol bisa tetap dilaksanakan secara baik.

Bapak/Ibu sekalian yang kami hormati.

Kita akan memasuki raker ini terkait dengan agenda yang pertama yaitu Laporan Keuangan Pemerintah Pusat APBN Tahun 2020. Berdasarkan Pasal 98 ayat (3) huruf A Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tugas komisi di bidang pengawasan adalah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang termasuk Undang-Undang tentang APBN peraturan pelaksanaannya. Selain itu agenda raker pada kesempatan siang hari ini juga merupakan pelaksanaan amanat dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2019 di mana pemerintah

(6)

wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN berupa LKPP kepada DPR.

Pada raker terkait dengan realisasi APBN tahun 2020 pada tanggal 14 Januari yang lalu 2021, pagu definitif APBN Tahun Anggaran 2020 di Kemenpora RI mengalami beberapa kali perubahan dan penyesuaian akibat COVID-19. Pagu akhir Kemenpora RI tahun 2020 sebesar Rp.

1.175.868.688.000. Komisi X mengapresiasi realisasi daya serap yang cukup tinggi mencapai 95,14% atau setara dengan Rp. 1.118.698.661.000 dan Komisi X mendorong Kemenpora RI dapat mempertahankan opini WTP dari BPK RI. Komisi X mengucapkan selamat tirainya WTP untuk Kemenpora RI pada laporan APBN tahun 2020, opini WTP harus dapat dipertahankan untuk tahun-tahun berikutnya.

Pada raker hari ini Komisi X perlu mendapatkan laporan dan penjelasan daya serap secara komprehensif per unit kerja, per program, per jenis belanja, dan pergerakan realisasi anggaran per bulan Januari sampai Desember 2020, termasuk pula permasalahan yang muncul dan penyelesaiannya. Hal ini sangat penting sebagai rujukan untuk menyusun maupun memperbaiki kebijakan pengelolaan keuangan negara utamanya dalam penyusunan RUU APBN Tahun 2022.

Bapak/Ibu sekalian yang saya hormati.

Agenda yang kedua, raker ini adalah membahas RAPBN Tahun Anggaran 2022. Agenda ini berlandaskan pada Pasal 98 ayat (2) huruf B dan huruf C Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 di mana komisi bidang anggaran membahas dan menetapkan alokasi anggaran untuk fungsi dan program kementerian/lembaga yang menjadi mitra komisinya. Pembahasan RAPBN Tahun 2022 hari ini adalah pembahasan yang ke-4 kalinya, pembahasan pertama sampai ketiga telah kita laksanakan pada tanggal 3 Juni 2021, RDP dengan eselon I tanggal 11 Juni, dan raker 15 Juni tahun 2021. Berdasarkan raker dan RDP tersebut Kemenpora RI tidak mengajukan anggaran tambahan pada tahun anggaran 2022, namun mengusulkan perubahan pagu antar program dan antar fungsi yang tidak berubah pagu indikatif RAPBN-nya tahun 2022 yaitu sebesar Rp.

1.948.000.783.392.

Kemenpora RI menyampaikan usulan perubahan pagu antar program dan antar fungsi pada APBN Tahun 2022 dengan perincian sebagai berikut.

Kolom program indikatif dan usulan perubahan, saya kira nanti bisa kita baca bersama-sama. Per fungsi juga secara detail sudah dilaporkan total Rp.

1.948.000.783.392. Berdasarkan Nota Keuangan Tahun Anggaran 2022 disampaikan pada 16 Agustus 2021, pagu sementara Kemenpora RI pada RAPBN Tahun 2022 adalah Rp. 1.948.783.392.000 yang bersumber dari rupiah murni 98,26% dan PNBP 1,74%.

Terkait RAPBN Tahun 2022 ini pada raker sebelumnya Komisi X menyimpulkan bahwa Komisi X mendorong pemerintah untuk melakukan

(7)

Penerimaan Negara Bukan Pajak bersumber dari BLU LPDUK dari hasil kegiatan dan bukan dipotong langsung dari anggaran Kemenpora, itu masukan kami di dalam Raker sebelumnya. Masukan kami yang kedua Komisi X mendorong pemerintah agar anggaran penyusunan dan pembahasan undang-undang akan disesuaikan dengan pagu anggaran setelah nota keuangan dan tidak hanya bertumpu pada satu satker tapi ada di beberapa deputi sesuai dengan substansi undang-undang dan ketentuan yang berlaku.

Bapak/Ibu sekalian yang kami hormati.

Agenda yang ketiga Pak Menteri terkait dengan usulan program- program yang akan didanai oleh DAK dalam Nota Keuangan Tahun Anggaran 2022, Menpora RI perlu menjelaskan angka DAK fisik maupun non fisik pada Kemenpora RI.

Demikian Bapak/Ibu sekalian pokok-pokok bahasan pada raker sore hari ini. Untuk selanjutnya dalam rangka efektivitas waktu kita persilakan langsung kepada Pak Menteri. Tapi sebelumnya kita sepakati waktu, semoga tidak lebih dari dua jam sebagaimana ketentuan rapat di dalam masa pandemi COVID-19 ini berarti nanti kita akan tuntaskan tepat pukul 16.30 WIB. Setuju Bapak/Ibu?

(RAPAT: SETUJU) Terima kasih.

Kami persilakan Pak Menteri untuk menyampaikan paparannya.

MENPORA RI (Dr. H. ZAINUDIN AMALI, S.E., M.Si.):

Baik. Terima kasih.

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat siang.

Salam sejahtera buat kita semua.

Om swastiastu.

Namo buddhaya.

Salam kebajikan.

Salam pemuda.

Salam olahraga.

Yang terhormat Bapak Ketua Komisi X.

Para Wakil Ketua.

Bapak/Ibu Anggota Komisi X yang terhormat baik yang hadir secara langsung di ruangan rapat Komisi X ini maupun Bapak/Ibu Pimpinan dan Anggota yang terhormat yang hadir secara virtual dari tempat masing- masing.

(8)

Terima kasih atas undangan mengikuti rapat kerja ini. Pak Ketua, kami lebih dari yang dirasakan oleh Pak Ketua, kami kangen benar untuk bisa rapat lagi dengan Pak Ketua. Ada orang menghindar, kita kangen ketemu Pak Ketua dan teman-teman sekalian karena kami merasakan bahwa dukungan Komisi X itu sangat berarti buat perjalanan Kementerian Pemuda dan Olahraga. Tentu ada banyak bukti ya yang tentu ini bukan basa-basi Pak Ketua karena setiap raker selalu itu kami follow up dan kami sampaikan di lingkungan eksekutif, di lingkungan pemerintah dan itu mendapatkan respons.

Pak Ketua dan Pimpinan lainnya, serta Ibu/Bapak Anggota Komisi X yang terhormat.

Terima kasih, kita rapat dua jam saya juga setuju. Kalau saya kepanjangan Pak Ketua mohon langsung dipotong. Jadi bukan anggota saja tapi saya juga ikhlas untuk dipotong-potong Pak Ketua karena kita sudah terbiasa, anggaran kita sudah berapa kali? Empat kali ya dipotong.

Jangankan cuma sedang bicara dipotong, anggaran saja kita ikhlas apalagi sedang bicara.

Baik, langsung ke halaman 3. Sebagaimana yang sudah disampaikan oleh Pak Ketua dalam pengantar rapat yang tadi, inilah realisasi dari anggaran kami tahun 2020 dari pagu 1 triliun 175 miliar sekian kemudian kami merealisasikan 1 triliun 114 miliar sekian. Halaman 4, di situ terlihat capaiannya adalah 95,14%. Memang terus terang Bapak Ketua dan Bapak/Ibu anggota ini kita kerjanya luar biasa karena di tengah-tengah pandemi khususnya untuk kegiatan olahraga itu akan sulit untuk karena satu kegiatan lapangan itu belum sebanding dengan 10 kali kegiatan virtual. Ini kesulitan yang kan awalnya sudah terprogram untuk kegiatan-kegiatan lapangan yang akan kami lakukan khususnya yang di bidang olahraga tetapi karena pandemi ini kita harus menyesuaikan akhirnya banyak yang kita modifikasi menjadi kegiatan virtual.

Perbandingan itu satu kali kegiatan lapangan anggarannya itu kira-kira 10 kali kegiatan virtual tidak sebanding. Tapi alhamdulillah karena kerja kompak kami sehingga menghasilkan 95,14%. Itu saya hari ini mendampingi Pak Ses, kemudian Deputi Prestasi, teman-teman lain mengikuti secara virtual. Yang tersisa ini adalah 61 miliar 222 juta sekian. Jadi memang tidak mungkin kami paksakan, kami habiskan karena itu bisa akan jadi masalah buat kami. Jadi lebih baik tersisa daripada nanti akan jadi masalah buat kami.

Perinciannya adalah di Sekretariat 97,86% atau 281 miliar sekian, kemudian Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda itu 96% setara dengan 34 miliar sekian, kemudian Deputi Bidang Pengembangan Pemuda 98,18%

setara dengan 81 miliar sekian, kemudian Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga 97,39% setara dengan 149 miliar sekian, Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga 93,35% atau setara dengan 435 miliar sekian.

Kemudian Unit Pelayanan Teknis 96,32% setara dengan 13 miliar sekian, kemudian UPT Lembaga Pengelolaan Dana Usaha Keolahragaan 95,27%

(9)

atau setara dengan 30 miliar sekian, kemudian satker dekonsentrasi yang di 34 provinsi yakni 83,42% atau setara dengan 88 miliar sekian.

Itulah unsur-unsur yang tercakup dalam 95,14%. Sedangkan tadi Pak Ketua juga menyampaikan tentang hasil penilaian BPK ini juga perlu kami jelaskan. Memang ada perbaikan tata kelola di Kemenpora kalau kita lihat sejarahnya dari tahun 2010 sampai dengan 2018 ini WTP 7 Kali dan 2 kali TMP. Setelah ada perbaikan tata kelola 2019 kita WTP dan 2020 kita WTP.

Pak Ketua dan Bapak/Ibu sekalian.

Mungkin ini rekor dari kementerian saya enggak tahu, bisa dicocokkan dengan mitra, ini satu-satunya kementerian yang agak berat perjalanannya tertatih-tatih tetapi alhamdulillah kebersamaan kami 2 tahun berturut-turut ini akhirnya bisa. Jadi rasa pesimisme dan rasa tidak percaya kepada Kemenpora secara perlahan-lahan mulai kita bangkitkan.

Nah ada beberapa catatan tentu yang dibuat oleh BPK yakni yang pertama, langsung ke halaman 6. Yakni perbaikan sistem perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belanja barang dan belanja modal telah sesuai dengan ketentuan yang ada artinya meminimalisir potensi kerugian negara. Yang kedua adalah perbaikan koordinasi antara Kemenpora dengan para stakeholders, kepemudaan maupun keolahragaan. Memang ini yang agak berat terutama stakeholders di bidang olahraga karena kita juga bukan hanya memperbaiki tata kelola di internal kami tetapi kami juga harus membantu perbaikan tata kelola di stakeholders terutama di mitra-mitra cabor.

Kami fasilitasi kemudian kami disupervisi dan kami dampingi, sebab kalau ada cabor yang bermasalah dengan pertanggungjawaban akan menjadi beban di laporan keuangan kami. Alhamdulillah para pimpinan cabor ini juga mau ya untuk kita perbaiki tata kelolanya dan lain sebagainya nah itu akhirnya bisa bagus. Kemudian Tidak ditemukannya transaksi fiktif dari perlengkapan dan pembelanjaan sebab biasanya di sinilah muncul transaksi-transaksi fiktif itu yakni dari perlengkapan dan pembelanjaan.

Kemudian juga BPK tidak menemukan ada markup harga kelebihan pembayaran dan pembelian barang dan jasa, serta kegiatan-kegiatan lain.

Kemudian juga tidak ditemukan adanya pungutan atau pemotongan bantuan hak dan fasilitasi yang diberikan dan yang terakhir adalah perbaikan sistem penataan barang milik negara. Nah ini juga bertahun-tahun menjadi masalah di Kemenpora, pencatatan aset karena itu sering apalagi di kegiatan-kegiatan keolahragaan. Begitu selesai kegiatan susah kita untuk mengejar-mengejar pertanggungjawaban pencatatan aset dari yang sudah digunakan.

Alhamdulillah secara perlahan-lahan kita perbaiki ini dan BPK menyampaikan bahwa perbaikan sistem penataan barang milik negara yang bertahun-tahun menjadi beban kita, kita bisa bereskan.

Saya kira itu laporan kami untuk yang 2020 Pak Ketua, bila diizinkan saya akan berlanjut pada 2022. Terima kasih Pak Ketua. Kita mulai dari

(10)

perencanaan kita dengan perumusan outcome, karena ini satu hal yang mutlak untuk setiap perencanaan harus jelas outcome-nya. Saya selalu sampaikan pada teman-teman, outcome, output dan gunanya buat masyarakat apa setiap kegiatan dan program itu sebab kalau tidak, saya bilang tolong diganti. Kalau tidak bisa ganti lagi, saya coret jadi ya supaya jelas jadi penggunaan anggarannya jelas. Output, outcome jelas dan pemanfaatan buat masyarakat, jadi kami terapkan itu sejak dari perencanaan.

Sebab kami meyakini Pak Ketua dan Anggota Komisi X yang terhormat, kalau perencanaan yang baik maka kira-kira lebih dari 50%

pekerjaan kita dalam pengelolaan anggaran itu tertangani dengan baik. Tapi kalau kita sudah tidak baik dalam perencanaan maka pasti di dalam perjalanannya juga tidak akan baik. Nah kita lihat bahwa outcome-nya adalah terwujudnya pemuda yang berkualitas dan berdaya saing, masyarakat yang berbudaya olahraga, dan bangsa yang berprestasi olahraga di tingkat Internasional. Jadi kami memang agak pasang tinggi Pak Ketua, ini sejalan dengan desain besar Olahraga Nasional. Olimpiade dan paralimpiade yang langsung kami tempatkan menjadi sasaran kira.

Tadinya kan kita selama ini antara Olimpiade, Asian Games, Sea Games bahkan kadang bercampur-campur dengan PON, nah sejak jika lahirkan desain besar olahraga kita memang ya ini perlu keberanian. Kita berani pasang target yang tinggi sehingga yang lainnya tinggal mengikuti.

Jadi kita tidak bisa lagi mencampuradukkan antara prestasi di Olimpiade dengan Asian Games dan SEA Games, selama ini terutama publik juga ini menganggap seperti itu. Nah kita juga mengedukasi supaya benar-benar melihat prestasi itu Olimpiade karena Olimpiade itu adalah multievent olahraga tertinggi di dunia seluruh ada di situ. Jadi kita outcome-nya ada di situ kemudian programnya seperti biasa, dukungan manajemen, kepemudaan, dan keolahragaan. Kemudian juga bagi unit eselon I untuk dukungan manajemen itu dari sekretariat, deputi 1, 2, 3, 4 itu terkait dan untuk kepemudaan adanya di Deputi 1 dan 2 dan keolahragaan ada di 3 dan 4.

Sementara outcome program yang ada di dukungan manajemen yang kami tekankan adalah terwujudnya birokrasi dan layanan publik yang tangkas, efektif, dan efisien, ini yang kita programkan. Kemudian di kepemudaan adalah terwujudnya pemuda yang kreatif, inovatif, dan berideologi Pancasila, itu sangat jelas. Kemudian di keolahragaan meningkatkan kebugaran dan budaya olahraga di tengah-tengah masyarakat, serta peningkatan prestasi olahraga di tingkat Internasional.

Kemudian target dan indikator peningkatan tata kelola lembaga.

Kemudian kepemudaan ada target juga yang mudah-mudahan ini bisa tercapai walaupun ini berat sekali buat kami karena situasi pandemi seperti sekarang ini yakni mencantumkan 55,61 IPP/Indeks Pembangunan Pemuda kita. Kemudian untuk bidang keolahragaan persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas melakukan olahraga 36,93%. Kemudian Asian Games tetap masih kita masukkan 12 besar peringkat di Hangzhou, RRT dan kemudian Para Gamesnya 8 besar karena ini jatuhnya tahun 2022.

(11)

Kemudian output adalah kalau dukungan manajemen penerapan zona integritas, tercapainya indeks pelayanan publik, kemudian peningkatan reformasi birokrasi, kemudian kita mempertahankan opini BPK WTP, dan penerapan SOTK baru dan jabatan fungsional. Kemudian output yang ada di bidang kepemudaan adalah perhitungan IPP, implementasi grand design kepemudaan, implementasi rencana aksi nasional dan rencana aksi daerah di bidang kepemudaan, kemudian reformulasi jambore pemuda Indonesia dan gerakan pramuka.

Selanjutnya di bidang olahraga adalah pembinaan dan pembibitan atlet berjenjang dan berkelanjutan, kemudian penajaman di dalam Revisi Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, kemudian penyelenggaraan multievent nasional dan internasional, selanjutnya evaluasi PON Papua 2021 dan persiapan PON Aceh dan Sumatera Utara 2024, serta implementasi Inpres Nomor 9 2020 tentang Percepatan Pembangunan dan Kesejahteraan Provinsi Papua dan Papua Barat. Ini kami masukkan di sini karena di salah satu rapat terbatas, Gubernur Papua itu mengusulkan supaya Papua ditetapkan sebagai provinsi olahraga, Pak Presiden waktu itu setuju. Jadi itulah kenapa kami masukkan di sini karena itu menjadi tugas kita. Kemudian yang tentu menjadi tanggung jawab bersama dalam sosialisasi desain besar olahraga nasional yang mudah- mudahan ini akan kita mulai atau kick off-nya pada peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) 9 September 2021.

Nah dari yang saya sampaikan itu kemudian terwujud di dalam postur anggaran kita sesuai dengan fungsi dan program. Dari pagu indikatif yang ada 1 triliun 948 miliar sekian kemudian terjadi usulan perubahan fungsi masih 1 triliun 948 miliar sekian. Ini masih dalam posisi belum ada pengurangan-pengurangan. Jadi kami sudah mengulang beberapa kali sehingga sekarang ini tersisa 1,7 ya. Kemudian kalau dikategorikan dalam fungsi ada seperti yang tertera di layar ini kemudian dari program tetap, dukungan manajer, program kepemudaan, dan program keolahragaan.

Nah kalau dilihat proporsinya menurut anggaran ada 64,59% untuk prestasi olahraga karena memang kegiatan-kegiatan ini sudah teralokasi. Jadi sudah teralokasi sejak perencanaan di Bappenas. Misalnya pembiayaan untuk Pelatnas Asian Games itu sudah dipatok dari Bappenas itu tidak boleh diapa-apakan kemudian kegiatan-kegiatan lainnya. Sehingga itulah sebabnya untuk prestasi olahraga itu sekitar 64,59%, kemudian kesekretariatan 15,41%, kemudian untuk kepemudaan itu juga ada peningkatan sekarang ini kami tingkatkan menjadi 10% kalau yang lalu jauh di bawah itu dan juga untuk pembudayaan olahraga 10%.

Selanjutnya menurut satker kita lihat sebagaimana yang saya sampaikan tadi kira-kira angkanya sekretariat 300 miliar, Bidang Pemberdayaan Pemuda 60 miliar sekian maksud saya, Bidang Pengembangan Pemuda 128 miliar sekian, Bidang Pembudayaan Olahraga 113 miliar sekian, dan Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga 1 triliun 216

(12)

miliar sekian dan Unit Pelayanan Teknis 14 miliar, kemudian BLU LPDUK 35 miliar, dan dekosentrasi ke PPLP ke 34 provinsi 80 miliar. Nah ini yang kami sampaikan Bapak Ketua.

Memang kami ini sekarang sudah mengalami beberapa kali pemotongan, refocusing bahasa kerennya dan bahkan sudah diberitahu akan ada lagi. Sekarang tersisa sekitar 1,7 triliun, itu sisanya. Tapi nanti kami akan laporkan setelah final sebab katanya masih ada dua gelombang lagi, itu informasi. Saya kira dialami juga oleh mitra Komisi X yang di tempat-tempat lain. Kami ini belum-belum apa-apa saja sudah dipotong terlebih dahulu oleh Ditjen Anggaran untuk menutupi PNBP. PNBP itu kan harusnya tadi kan Pak Ketua menyampaikan supaya bisa ditingkatkan. Nah ini belum apa-apa, belum bergerak, langsung dipotong 34 miliar. Itu hebatnya PNBP di Kemenpora begitu Pak, belum menghasilkan langsung dipotong oleh Ditjen Anggaran.

Kemudian yang ketiga Pak Ketua, penjelasan tentang DAK. Nah DAK ini terakhir 2019, sekarang kita belum ada. Jadi dari Kementerian Keuangan belum memberikan kesempatan buat kita untuk mengusulkan DAK. Bahkan yang terakhir itu yang saya dengar sudah diusulkan pun akhirnya batal kan waktu itu, teman-teman yang lanjutan, Pak Ferdi dan teman-teman itu merasakan. Sudah mengusulkan, sudah memberitahukan informasi ke daerah tempat penempatan ternyata dibatalkan. Kalau ini sama sekali belum, jadi terpikirkan pun belum ini ya.

Jadi itu saya tidak bisa menjelaskan apa-apa Pak Ketua karena memang di sana saja belum ada. Ini Pak Ferdi ini mengalami yang sudah enak, sudah menyampaikan di dapilnya Beliau bahwa nanti akan dibangun ini, bangun ini ternyata di situ enggak jadi. Ya Pak Ferdi ya? Jadi kalau sekarang sama sekali belum dibicarakan. Kami sudah coba mengusulkan membuka pembicaraan itu di trilateral meeting antara Bappenas, Kementerian Keuangan dan kami tetapi itu tidak dikasih ruang untuk kita diskusikan. Jadi itu Pak Ketua dari agenda.

Kemudian tambahan yang diminta oleh Pak Ketua tadi, baik, kita beralih ke PON. Tadi Pak Ketua menyampaikan bahwa Presiden sudah memutuskan bahwa boleh ada penonton tapi syaratnya ketat sekali itu Pak Ketua. Nah sekedar mengulang saja, agak cepat. Jadi ini langsung ya, langsung kira-kira ini tentang tempatnya. Berlangsungnya 2 sampai 15 Oktober dan ada di empat klaster. Jadi memang yang paling banyak itu di Kota dan Kabupaten Jayapura. Kota Jayapura itu ada 16 venue, 16 cabor dan 22 disiplin, kemudian Kabupaten Jayapura itu 14 venue 14 cabor 21 disiplin, Timika 9 venue, 9 cabor, 12 disiplin, Merauke 5 venue, 6 cabor, 6 disiplin, ini paling sedikit ini di Merauke.

Kaitan dengan penonton yang tadi disampaikan oleh Pak Ketua itu persyaratannya vaksinnya sudah harus jalan. Nah saya minggu lalu kunjungan kerja bersama Pak Kapolri dan Panglima TNI memang masyarakatnya antusias untuk divaksin karena harapannya mau menonton

(13)

PON. Yang tadinya takut untuk divaksin karena berbagai informasilah karena di sana ada genosida dan sebagainya tapi begitu dibilang hanya orang yang sudah divaksin yang bisa menonton berbondong-bondong masyarakat mau divaksin. Nah itulah makanya kenapa Pak Presiden menyampaikan itu setelah kami laporkan tetapi tetap terbatas. Nah kriteria itu akan dibuat seketat mungkin.

Kesiapan dari semua ini Pak Ketua ini sudah, langsung halaman 5.

Mulai dari tempat pembukaan dan penutupan di stadion Lukas Enembe dahulunya bernama Papua Bangkit sekarang sudah namanya Lukas Enembe Stadium itu selesai 100%. Kemudian akuatik juga masih di (suara tidak jelas) yang sama, 100%. Hockey (suara tidak jelas) baru outdoor dan indoor 100%, cricket (suara tidak jelas) baru juga 100%, sepatu roda, panahan 100%

semuanya, dayung nah ini masih 97% namun untuk dayung ini memang masalahnya itu di perbatasan laut Pak Ketua, karena ini dilakukan di Teluk Youtefa.

Nah ada masalah antara pemilik laut yang di sini, ini laut dimiliki Pak sama satu suku yang lain kemudian yang satunya lagi ini suku yang lain lagi.

Jadi harus ada ya betul ya, jadi bukan cuma tanah, laut itu ada penguasanya.

Harus ada (suara tidak jelas) itu Pak Ketua. Enggak tahu Pak kalau yang terhormat Pak Mustafa Kamal datang langsung mengakui ini “saya laut saya”, kira-kira begitu. Tapi ini bagian dari NKRI Pak jadi ya kira maklumi. Namanya teluk, memang teluknya bagus, Youtefa.

Kemudian di antara bangunan-bangunan ini ada yang dilakukan oleh Kementerian PUPR dan Pemda. Nah kalau misalnya ada hal-hal yang muncul dalam pemberitaan yang belum selesai itu adalah yang ditangani oleh pemda, oleh dinas PU setempat tapi tidak, itu menurut saya sih minor, tidak mayor.

Mayornya sih sudah terselesaikan, nah itu masalahnya.

Kemudian satu hal lagi, yang ini saya sampaikan kepada pimpinan karena ini kan sebagai mitra saya juga harus menyampaikan masalah di yqng terakhir ini muncul tentang permintaan dana tambahan ya. Dana tambahan dari pemerintah langsung ke presiden. Dananya ada Cuma mekanisme penyalurannya yang sekarang masih. Besok kita akan ratas lagi dengan Pak Presiden karena perencanaannya itu dari pemerintah daerah kemudian belanjanya dari pemerintah daerah, tadinya mau ditumpangkan tempat kita dalam DIPA kita, kami keberatan. Karena sesuai dengan undang-undang ada kewajiban kami yakni 397 miliar, itu masuk di dalam DIPA kami. Nah ini tidak ada dalam DIPA tapi tiba-tiba mau ditumpangkan. Saya konsultasi dengan BPK, BPK menyampaikan itu pasti menjadi objek pemeriksaan.

Kalau posisi kami sekarang 1,7 anggarannya, ini tumpangan lewat 1,4 Pak langsung. Kalau yang tadi WTP-WTP langsung disclamer Pak tentang hal itu. Ini sekedar cerita saja, kalau memang ini saya tetap akan minta persetujuan Komisi X, pasti. Karena DIPA yang kami laporkan di Komisi X kan seperti yang sudah ada kan, tiba-tiba ketambahan ada yang menumpang lewat 1,4 triliun, ini material Pak. Komisi X mengizinkan atau tidak itu kita juga

(14)

akan ini lagi sebab ini akan jadi masalah buat kami. Tentu kan Komisi X enggak mau juga lihat mitranya bermasalah. Jadi itu yang itu saja masalahnya yang lain sudah oke. Bus sudah didatangkan ke sana dan pengemudinya sebagaimana yang terinformasi bahwa seolah-olah semua dari luar Papua itu tidak. Semuanya ada di sana kecuali yang tidak tersedia di sana baru di datangkan dari luar Papua.

Kemudian peralatan juga menjadi tanggung jawab kami. Itu juga bahkan sudah ada yang serah terima, sudah jalan tetapi kami menjamin bahwa pada saat event itu sudah ada peralatannya di sana. Memang kita juga ya harus sabar-sabar karena tiba-tiba ini tidak boleh masuk. Kalau mendengar berita-berita tentang pemalangan dan sebagainya ya urusan tadi itu, sama. Ini belum diselesaikan padahal pada saat orang membangun ini sudah selesai, sudah enggak ada masalah apa-apa begitu. Jadi Pak Ketua secara garis besar itu ya.

Kemudian tadi Pak Ketua juga minta gambaran tentang Liga 1. Jadi Liga 1 ini memang dalam suasana PPKM sekarang terpaksa diberikan rekomendasi dan perizinan secara bertahap. Sama dengan PPKM, kan PPKM sekarang ini seminggu-seminggu ya, dia kalau bagus turunkan kalau ini naik lagi dan lain sebagai. Jadi mudah-mudahan ini bisa terlaksana karena penilaian kami pada tiga laga yang kemarin 27, 28, 29 itu penyelenggara bisa menjaga prokesnya dan komitmen dari pemilik klub dan para pimpinan suporter alhamdulillah baik.

Beberapa hari sebelum liga dimulai, kompetisi, saya bertemu langsung dengan pemilik klub dan pimpinan suporter secara virtual tentunya ya dan mereka memberikan jaminan. Saya bilang jaminan kalian ini menjadi jaminan buat pemerintah, kalau tidak bias menjaga terutama yang akan susah tidak kontrol yang menonton bareng itu Pak Ketua dan mereka menyatakan kita langsung yang akan membubarkan kalau ada kerumunan-kerumunan. Jadi itu Pak Ketua tentang liga 1 secara garis besar.

Demikian Pak Ketua, singkat paparan kami. Saya merasa singkat karena tidak dipotong dan tidak ditegur oleh Pak Ketua. Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Enggak berani ini kita Pak.

Terima kasih Pak Menpora, Pak Zainudin Amali beserta seluruh jajaran. Ini di WA grup ramai Pak “ini Ketua Komisi pakai baju sendiri ini”

katanya, diprotes Bang Rano. Padahal saya sebenarnya ini bagian dari message kita ke Kemenpora sebenarnya.

PIMPINAN KOMISI / F-P. GOLKAR (Dr. Ir. HETIFAH SJAIFUDIAN, MPP.):

Itu daftar ukuran sudah ada.

(15)

MENPORA RI (Dr. H. ZAINUDIN AMALI, S.E., M.Si.):

Pak Ketua, (suara tidak jelas) jawab artinya begini tidak menunggu seluruh putar, baru. Kalau yang itu saya jawab tanggung jawabnya Pak Chandra.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Menpora.

Sebenarnya pesan yang ingin kami kirim kepada publik kita ucapkan terima kasih Pak Menpora karena sudah memberdayakan produk lokal. Itunya itu saja sebenarnya karena ini menjadi penting semua event dipakai jersey buatan Indonesia sendiri dan enggak kalah bagusnya kira-kira begitu. Terima kasih Pak Menpora, Pak Chandra, padahal saya sudah diberesi sama Mas Yoyok karena yang otoritatif Mas Yoyok ini. Mas Yoyok, halo Mas Yoyok, terima kasih. Jadi dapat dua berarti, dari Pak Chandra sama Mas Yoyok berarti.

F-P. DEMOKRAT (A.S. SUKAWIJAYA ALIAS YOYOK SUKAWI):

Siap-siap.

F-PDI PERJUANGAN (PUTRA NABABAN):

Berarti dua ukuran Pak Ketua.

KETUA RAPAT:

Bapak/Ibu sekalian.

Terima kasih atas penjelasannya Pak Menteri gamblang sekali dan ini bedanya dengan kementerian lain, Pak Menteri perlu saya laporkan ini yang agendanya dikumpulkan jadi satu hanya Kemenpora. Jadi kalau Kemendikbud agenda laporan keuangan raker sendiri, RKA K/L raker sendiri dan seterusnya Pak. Nah Kemenpora cukup satu kali raker, nah ini penting ini. Tepuk tangan buat Ibu Hetifah.

MENPORA RI (Dr. H. ZAINUDIN AMALI, S.E., M.Si.):

Izin Pak Ketua.

Sesuai dengan postur anggaran, karena kita kecil dan sedikit, bisa dipadatkan. Kalau Kemendikbud enggak mungkin.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Kemenpora.

(16)

Kami persilakan dari Fraksi PDI Perjuangan yang hadir dahulu, saya mohon maaf kita kasih kesempatan.

MENPORA RI (Dr. H. ZAINUDIN AMALI, S.E., M.Si.):

Pak Ketua izin sebelum saya ditanya-tanya, saya boleh?

KETUA RAPAT:

Kami persilakan Pak. Sekitar 2 menit. Bang Rano, dapat dua Bang Rano dari Mas Yoyok sama Pak Chandra ini.

F-PDI PERJUANGAN (PUTRA NABABAN):

Pak Ketua, halo.

KETUA RAPAT:

Siapa tadi ya? Bang Putra?

F-PDI PERJUANGAN (PUTRA NABABAN):

Iya, berarti kalau dua, berarti dua ukuran ya?

PIMPINAN KOMISI / F-P. DEMOKRAT (DEDE YUSUF M.E., S.T., M.I.Pol.):

Bukan dua ukuran Pak, dua warna.

F-PDI PERJUANGAN (PUTRA NABABAN):

Satu XL, satu L.

PIMPINAN KOMISI / F-P. DEMOKRAT (DEDE YUSUF M.E., S.T., M.I.Pol.):

Dari Mas Yoyok dapat warna biru, dari Pak Chandra dapat warna kuning nanti.

F-PDI PERJUANGAN (PUTRA NABABAN):

Kalau kita minta yang warna merah itu saja itu.

KETUA RAPAT:

Ini sebetulnya buat Bang Putra ini, merah. Atau nanti rembukan itu Pak Chandra sama Mas Yoyok, kan banyak itu jaketnya terus yang ada satu lagi begitu Pak Chandra kira-kira.

(17)

F-P. DEMOKRAT (A.S. SUKAWIJAYA ALIAS YOYOK SUKAWI):

Komplit itu.

KETUA RAPAT:

Betul ya Mas Yoyok ya?

F-P. DEMOKRAT (A.S. SUKAWIJAYA ALIAS YOYOK SUKAWI):

Iya, iya.

F-PDI PERJUANGAN (PUTRA NABABAN):

Pak Ketua pakai L atau XL Pak Ketua? Aku ingin tahu kalau Pak Ketua L aku XL begitu.

KETUA RAPAT:

Oh. Jakarta Timur kata Mas Mujib enggak usah katanya Bang Putra.

F-PDI PERJUANGAN (PUTRA NABABAN):

Oh enggak, kalau jaket perlu, kalau DAK enggak usah. Kalau DAK enggak, kalau jaket perlu Pak Ketua karena kan Jak Mania dari sana Pak Ketua.

KETUA RAPAT:

Kita skors ini ya. Silakan Pak Sesmen, Pak Chandra, Bapak/Ibu dicicipi (RAPAT DI SKORS PUKUL 15.14 WIB)

MENPORA RI (Dr. H. ZAINUDIN AMALI, S.E., M.Si.):

Beda warna saja Pak Ketua supaya Mas Yoyok merah Pak Chandra hitam atau sebaliknya. Supaya enggak dua-duanya merah atau dua-duanya hitam.

KETUA RAPAT:

Betul.

Terima kasih Pak Menpora, skors kita cabut.

(SKORS RAPAT DICABUT PUKUL 15.15 WIB) Bapak/Ibu sekalian yang kami hormati.

(18)

Kami persilakan dari Fraksi Partai Golkar, Pak Ferdi 5 menit karena hadir langsung.

F-P. GOLKAR (FERDIANSYAH, S.E., M.M.):

Baik kalau 5 menit izinkanlah karena kami berdua saya 3,5 menit, Pak Mujib 1,5 menit. Izin. Baik yang pertama terima kasih para pimpinan, Pak Ketua, dan dibilangnya Mas Menterilah, Mas Menteri dan seluruh jajarannya.

Langsung karena waktunya terbatas tidak pakai basa-basi Mas Menteri. Yang pertama saya apresiasi PNBP bagus 113% saya rasa ini menjadi acuan bagi juga K/L lain. Kita tanyakan PNBP karena selama ini PNBP tidak pernah digubris. Terima kasih Mas Menpora sudah ada PNBP sama Pak Ses.

Yang kedua berkaitan dengan dasar. Karena sebelum Mas Zainudin datang kesini bergabung di Kementerian Pemuda dan Olahraga, teman- teman Komisi X sudah menyiapkan. Cuma satu yang enggak pakai undang- undang Pak, Kementerian Pemuda dan Olahraga. Pemudanya ada undang- undang, olahraganya undang-undang dan yang enggak pakai undang-undang Pak. Jadi maksud kami nanti pembahasan itu tentu ketika program-program kita masih bahasan kita kiranya ada dasar misalnya kegiatan pembudayaan olahraga misalnya pasal 13 ayat sekian undang-undang olahraga. Misalnya pengembangan pemuda Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang ini pasal sekian. Jadi enak Pak Menteri, dasarnya peraturan perundang- undangan termasuk Permenpora kalau ada enggak apa-apa, PP, Perpres, dan (suara tidak jelas) itu yang pertama.

Yang kedua seandainya pun dalam konteks kebijakan tentu paling tidak ada kajiannya juga Pak, sehingga ketika nanti itu juga sebagai bahan masukan itu juga dasar ketika BPK melakukan masuk tentu ada dasarnya.

Jadi kita ingin melanggengkan WTP ini sampai Mas Zainudin Amali selesai menjabat sebagai Menpora mungkin beralih ke menteri yang lain. Amin. Yang keempat berkaitan dengan 1,4 triliun sebaiknya jangan masuk DIPA, tadi saya bisik-bisik sama Ibu Ledia, ini sudah ada alamatnya semua terus kita masuk ini nanti kalau ada apa-apa.

Ini kami belum memutuskan tapi dari Fraksi Partai Golkar menyarankan alangkah baiknya sebaiknya jangan masuk DIPA atau masuk sekarang bahas, kan juga kita perlu bahas lagi, rumit lagi Pak Ketua. Ini untuk yang PON tadi kan Pak ya? Sebaiknya. Karena juga waktu bahas kita kapan ujug-ujug masuk DIPA jadi harus bertanggung jawab bersama kapan, detailnya bagaimana dan sudah ada alamat masalahnya. Nah ini kan kasihan juga, bukan kasihan, artinya juga tidak elok dalam konteks ketatanegaraan kita melakukan kegiatan tapi kita tidak pernah membahas. Kurang eloklah dan juga nanti tadi sudah dikatakan oleh Mas Menpora akan disclaimer kan juga eman-eman kalau disclaimer.

Terakhir, terkait tadi format-format nah saya ada kaitannya misalnya revisi. Itu mungkin harus dilihat. Bukan revisi saja, nanti kalau Undang- Undang SKN itu bisa saja penggantian kalau perubahannya lebih dari 50%

(19)

juga. Saya enggak tahu kalau sekarang gambaran Mas Menpora ini mau bagaimana supaya nanti di dalam konteks sehingga dalam konteks itu kalau misalnya pembahasan muncul ke 2022 juga perlu diantisipasi untuk kegiatan- kegiatan pembahasan dan nanti uji publik serta sosialisasi.

Terakhir sekali kaitan dengan postur anggaran Pak. Memang ini memang ada beberapa hal yang menjadi given, postur anggaran di Kemenpora tolong juga nanti bisa di cermati kembali berkaitan dengan tugas dan fungsinya dan jangan sungkan-sungkan Mas Menpora melalui kegiatan ini kalau memang tidak tercapai, katakan tidak tercapai enggak usah di akhir pertanggungjawaban selalu semua dibilang tercapai walaupun anggaran kami dipotong empat kali, tercapai. Nanti itu jadi image-nya jadi kurang bagus, nanti kalau begitu di anggaran Kemenpora setiap tahun cukup 1,9 triliun saja karena tercapai terus. Ini satu sisi yang dilematis, bahasa-bahasa seperti itu.

Izin Pak Ketua, Pak Mujib untuk berbicara dan Izin Ibu Hetifah.

F-P. GOLKAR (Dr. H. A. MUJIB ROHMAT, M.H.):

Baik terima kasih.

Pak Menteri yang saya hormati.

Ketua, Pimpinan, dan Anggota yang saya hormati baik yang virtual maupun yang hadir secara fisik.

Ya mungkin tambahnya pertama memang harus memberikan apresiasi atas WTP Pak Menteri. Yang kedua juga apresiasi atas cara menyusun rencana kerja yang saya kira betul kata Pak Ketua ini sangat bagus sekali. Itu ditarik dari outcome, kemudian output, terus kemudian langsung bentuk kerjanya. Saya kira kita menjadi tergambar kira-kira apa yang menjadi sasaran dari Pak Menteri. Saya kira ini satu hal yang boleh dijadikan sebagai contoh untuk K/L yang lainnya sehingga kita tidak hanya ngomong tentang output tapi juga ngomong tentang outcome. Mungkin karena Pak Menteri ini orang Jawa Timur jadi bukan hanya soal output-nya, tapi juga (suara tidak jelas) manfaatnya. Ini yang saya kira menjadi penting.

Kemudian yang ketiga Pak Menteri tadi kalau Pak Ferdi menyebut yang enggak ada undang-undangnya itu adalah dannya, saya ingin bahwa karena ini namanya nomenklaturnya Menteri Pemuda dan Olahraga yang di depan itu pemuda dan kemudian yang kedua adalah olahraga kami berharap kalau Pak Menteri bisa mengislahkan cabor-cabor mungkin yang beda-beda KONI dan KOI enggak tahu nanti istilahnya seperti apa, tapi kami berharap Pak Menteri bisa mengislahkan yang pemuda yang KNPI-nya sudah jadi empat begitu Pak Menteri.

Kemudian berikutnya juga dari sudut anggaran, saya sudah memberikan apresiasi kalau itu sudah mulai naik tapi barangkali untuk hari ini saya kira perlu untuk mendapatkan tambahan kembali Pak Menteri. Karena momentumnya rasa-rasanya sekarang ini demokrasi yang luar biasa dan

(20)

medsos yang seperti itu hoax yang berkaitan dengan soal mengganggu ideologi ini menjadi sangat penting apalagi 2024 kelihatannya sudah mulai bergerak.

Kemudian juga faktor luar negeri yang sekarang sedang menjadi persoalan adalah di Afghanistan itu saya kira menjadi penting untuk tadi Pak Menteri menyebutkan adalah pemuda yang berideologi Pancasila. Oleh karena itu saya mau tanya Pak Menteri, apa Pak Menteri juga enggak dengan anggaran yang sebegini enggak ada minta tambahan Pak Menteri? Kok kayaknya enggak ada tambahannya ya Pak Ketua? Enggak ada permintaan tambahannya? Karena ini orang trimonan ini, jadi kok enggak ada tambahannya.

Yang terakhir soal DAK, saya setuju dengan Pak Menteri karena tidak ada lalu akan berjuang. Saya kira ada baiknya juga kalau masih memungkinkan untuk bisa terus berjuang Pak Menteri, karena DAK di daerah baik itu untuk olahraga maupun untuk kepentingan membangun karakter bangsa ini rasa-rasanya menjadi sangat penting sekali. Oleh karena itu saya kira nanti barangkali Pak Menteri bisa merumuskan terlebih dahulu kira-kira DAK itu besok untuk apa saja? Kalau rasionalitasnya tinggi saya kira kita juga sebagai mitra kita akan mendukung sepenuhnya terhadap usulan DAK dan kemudian tadi tambahan terutama adalah untuk menyeimbangkan anggaran bagi kepemudaan dan keolahragaan.

Saya kira itu tambahannya, sekali lagi matur suwun. Terima kasih Pak Menteri apresiasi atas perolehan WTP juga perolehan tadi Olimpiade tadi dan juga Paralimpiade ini yang saya kira juga cukup bagus. Saya hanya berharap kalau PON bisa itu berjalan dengan baik, sudah baik sekali Pak Menteri, berjalan dengan aman sudah baik sekali. Saya kira soal prestasi-prestasi di PON itu mungkin akan kita pending pembicaraannya. Yang penting adalah secara politik dan secara sosial dan olahraga besok itu jalan kegiatan PON- nya.

Terima kasih.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Terima kasih Pak Mujib, Pak Ferdi mewakili dari Fraksi Partai Golkar.

Mumpung masih ingat saya, kita ingin Pak Menteri dalam peringatan 28 Oktober Hari Sumpah Pemuda kita ingin pemuda kita KNPI bisa bersatu masih ada waktu dua bulan Pak. Komisi X siap untuk menjadi ruang mediasi atas berbagai inisiatif Pak Menteri dan kita semoga peringatan tanggal 28 Oktober Sumpah Pemuda kita peringati dengan menyatunya seluruh anak- anak muda dari empat jadi satu. Kita cari jalan keluarnya Pak Menteri.

(21)

Selanjutnya kami persilakan dari Fraksi Gerindra, Bang Azam.

F-P. GERINDRA (ALI ZAMRONI, S.Sos.):

Terima kasih Pimpinan.

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat sore dan salam sejahtera untuk kita semua.

Yang saya hormati Pak Menpora dan seluruh jajarannya.

Yang saya hormati teman-teman Anggota Komisi X yang hadir fisik maupun virtual.

Pertama saya ingin sampaikan apresiasi yang luar biasa pada Pak Menpora. 2015-2016 disclaimer, 2017-2018 WDP, dan 2019-2020 ini WTP, artinya di bawah kepemimpinan Menpora ini luar biasa ini. Mudah-mudahan ini menjadikan Kemenpora ini kementerian yang penuh prestasi ke depannya terkait di bidang olahraga.

Kemudian yang kedua kami berharap bahwa kalau kita lihat prestasi yang diukir oleh anak-anak bangsa kita itu adalah olahraga yang sifatnya perorangan Pak Menteri. Seperti bulu tangkis, angkat besi itu selalu meraih prestasi yang luar biasalah baik di ajang Asian Games maupun terakhir kemarin di Olimpiade ya kita menjadi juara ganda putri. Ini salah satu kebanggaanlah buat kita. Terkait dengan itu kami berharap bahwa di program-program 2022 Kemenpora ini jeli dalam melihat bibit-bibit atlet terhadap cabor perorangan tersebut.

Apa contohnya? Seperti apa bulu tangkis. Kita berharap kami di daerah Pak Menteri sering dimintakan oleh beberapa baik itu bupati, wali kota, ataupun kepala desa itu memintakan supaya dibantu terkait dengan sarana dan prasarana olahraga. Ini penting karena kita berharap bahwa cabor tersebut yang menjadi andalan kita dalam setiap event internasional itu betul- betul menjadikan kita peka terhadap lahirnya bibit-bibit baru. Ini tentu harus betul-betul ditangkap oleh kementerian karena memang sederhana mereka permintaannya tetapi ketika berprestasi tentu pemerintah atau negaralah yang bangga, kan begitu.

Nah ini kita berharap ke depan tentu ada pemikiran bahwa olahraga- olahraga tersebut cabor mana yang perlu untuk diperhatikan secara maksimal tentu harus menjadi prioritas tanpa mengindahkan yang lain. Tentu kita juga harus bahwa bulu tangkis adalah cabor yang penuh prestasi. Kita berharap ke depan sarana-sarana bulu tangkis dari mulai yang ada di bawah sampai dengan di atas itu betul-betul harus menjadi perhatian khusus dari Kemenpora.

Saya rasa itu Pimpinan, singkat saja.

(22)

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Lanjut Pak Djohar.

KETUA RAPAT:

Pak Djohar kami persilakan Pak.

F-P. GERINDRA (Prof. Dr. Ir. DJOHAR ARIFIN HUSIN):

Terima kasih, langsung saja Pak Menteri.

Selamat WTP luar biasa dan dipertahankan terus. Prihatin anggarannya satu digit sedangkan harapan bangsa ini sangat besar terhadap kebanggaan bangsa kita terhadap prestasi. Saya bicara olahraga kira tahu bahwa partisipasi masyarakat di olahraga itu masih kecil di bawah 30%. Ini perlu dorongan besar dan tentu perlu dana yang besar. Ini harus kita bicarakan di dalam rapat dengar pendapat kemarin kita tolak di sana.

Karena yang dipakai dunia mau pakai ada investasi 1 dolar di bidang olahraga akan mengurangkan anggaran kesehatan 4 dolar. Dunia maka berebut mereka memasalkan rakyatnya untuk olahraga. Jika ada lapangan tidak perlu dipagar supaya orang masuk dari mana-mana. Tempat kita ini dipagar karena ada anggaran untuk pagar kan. Jadi begitulah hebatnya mereka agar masyarakat mau olahraga. Jadi partisipasi masyarakat tinggi maka kesehatan akan tinggi, maka anggaran pun bisa berhemat.

Ini saja dari kami, mudah-mudahan kita bisa dorong, partisipasi masyarakat ditinggikan dan Bappenas harus tahu bahwa investasi 1 dolar di bidang olahraga mengurangkan anggaran kesehatan 4 dolar. Itu dunia sudah pakai maka kita perlu ikut seperti ini.

Terima kasih pimpinan.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Prof. Djohar. Demikian dari Fraksi Partai Gerindra.

Selanjutnya kami persilakan dari Fraksi Nasdem. Kang Rian mangga Kang.

F-P. NASDEM (RIAN FIRMANSYAH, S.Pd.):

Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Shalom.

Om swastiastu.

Namo buddhaya.

Salam kebajikan.

(23)

Pimpinan yang saya hormati.

Bapak/Ibu Anggota.

Pak Menteri beserta jajaran.

Pertama tentunya kami mengapresiasi tiga huruf yang besar ini ada W, ada T, ada P dan ini adalah semangat yang sangat luar biasa dalam konteks perencanaan. Karena tentunya kita tahu bahwa rencananya gagal adalah gagal merencanakan tentunya. Maka dari itu kami mengapresiasi tren baik laporan keuangan Kemenpora ini beberapa tahun ke belakang apalagi dua tahun ini. Tetap pertahankan Pak Menteri, perbaiki yang kurangnya tentunya, serapan juga bagus dan tentunya ini menjadi semangat kita bersama dan senang juga saya melihat paparan dari Kemenpora sangat detail tentunya.

Pertama saya ke bidang olahraga dahulu Pak Menteri karena memang dekat-dekat ini kita tahu baru beres Olimpiade juga, hype-nya juga atau viralnya peraih medali emas itu menjadi spirit kita bersama dalam konteks olahraga prestasi. Namun memang harus kita pahami tentunya ada fondasi dan dasar utama dari keolahragaan itu sendiri tentunya seperti kita tahu.

Domain olahraga pendidikan, domain olahraga rekreasi pun saya lihat juga di sini angka partisipasi olahraga atau budaya gerak dan masyarakat berolahraga itu memang agak kurang juga. Partisipasi itu tentunya yang seperti tadi Prof. Djohar bilang bahwa masyarakat karena kita sistemnya hybrid antara pengelolaan olahraga antar insan olahraga dan kita negara tentunya sinergitas dan koordinasi itu harus benar-benar ditingkatkan.

Tentunya di olahraga rekreasi banyak yang harus bisa diolah lagi baik secara kelembagaan dan tentunya dalam olahraga prestasi apalagi itu kan ke depan juga ada targeting-targeting dari Pak Menteri. Saya lihat di sini output outcome-nya bagaimana kita 12 besar di Asian Games Hangzhou di Republik Rakyat Tiongkok dan juga 8 besar Asian Para Games. Saya selalu bilang bahwa ketajaman analisa atau intelligence sport-nya di sini dari para praktisi dan akademisi juga disandingkan dengan birokrasi saya kira perlu ketajaman yang sangat mendalam Pak Menteri. Jadi untuk meraih target itu kami titip tentunya intelligence sport-nya melihat daripada capaian kemarin di Olimpiade, beberapa harus ada dievaluasi tentunya. Itu terkait dengan prestasi olahraga.

Juga tanpa melupakan link and match antara fungsi pendidikan tentunya, olahraga pendidikan jadi tidak instan-instan Pak Menteri. Terus juga terkait dengan pemuda sepakat dengan Ketua bahwa kelembagaan saya bicara juga. Terakhir kemarin juga saya ikut serta atau ikut memantau juga terkait dengan Musda KNPI Jawa Barat yang sudah berlangsung dan alhamdulillah kondusif ternyata maka dari itu. Tapi juga kami mendapat masukan-masukan dengan beberapa figur di KNPI pusat maka dari itu peran Kemenpora menjadi penting.

Bagaimana kita berbicara bonus demografi ini tetap menjadi perhatian khusus kita. Usia-usia produktif seperti sayalah katakan, berperan serta dalam proses kemajuan peradaban di Indonesia. Nah Kemenpora tentunya

(24)

memegang peranan penting dan vital ini begitu kan. Jadi kami harap tentunya ini menjadi concern khusus tidak hanya hype tentang olahraga prestasi saja tapi diseimbangkan Pak Menteri, karena ini tergantung kerangka pikir kita begitu kan, hype masyarakat terhadap olahraga prestasi. Tentunya juga pemudanya juga harus digeserlah kerangka pikirnya agar seimbang begitu karena mau tidak mau Kemenpora ini leading sector.

Sekian Pimpinan, Pak Menteri. Terima kasih. Semoga kita selalu disehatkan di masa pandemi yang dalam suasana penuh ketidakpastian ini.

Yang paling penting tentunya kita tetap bisa bergerak, beraktivitas, dan sehatlah. Terima kasih.

Wa billahit taufiq wal hidayah.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Kang Rian, pas 5 menit.

Kami persilakan selanjutnya Fraksi Partai Demokrat. Kang Dede mau mengambil sekarang atau nanti? Oh mangga.

PIMPINAN KOMISI / F-P. DEMOKRAT (Dr. DEDE YUSUF M.E., S.T., M.I.Pol.):

Terima kasih Ketua.

Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Mas Menteri yang saya hormati.

Pak Ketua, Pimpinan.

Pak Dewo Broto beserta seluruh jajarannya.

Ada beberapa poin yang ingin saya sampaikan. Yang pertama tentunya adalah apresiasi terhadap pencapaian Olimpiade, itu dahulu yang saya pikir sangat baik sekali walaupun dengan berbagai kondisi. Yang kedua, Paralympic yang sedang berjalan dan mudah-mudahan lebih baik lagi di dalam prestasi berikutnya. WTP yang memang sesuatu yang sangat sulit untuk bisa didapat namun bisa dicapai dalam dua tahun terakhir saya pikir juga perlu diapresiasi.

Mas Menteri yang saya hormati.

Saya pikir tadi apa yang disampaikan Pak Mujib, ini mengutip Pak Mujib saja bahwa ini adalah kementerian yang enggak minta menambah anggaran tetapi bisa menyelesaikan kewajibannya dalam waktu yang singkat dan ini tentunya sangat erat kaitannya dengan target. Karena kita paham biasanya kalau K/L itu suka melakukan program itu business as usual, jadi dibikin semua angka-angkanya sesuai dengan tahun lalu.

(25)

Nah karena Mas Menteri ini pengalaman di DPR mungkin pengalaman juga di Banggar sehingga tahu sekali yang memang harus dikerjakan bukanlah menyelesaikan anggaran tetapi menyelesaikan target.

Sebagaimana di dalam olahraga juga target jauh lebih penting daripada anggaran walaupun anggaran menyesuaikan dengan target. Jadi saya berharap ini bisa diikuti di dalam program-program selanjutnya.

Nah catatan penting lagi Mas Menteri dari kami adalah kebetulan atas seizin Ketua, kita ini sedang ingin mempercepat proses revisi Undang- Undang SKN. Harapan kami segera setelah pembahasan anggaran September pertengahan kita start dan setelah saya coba pelajari sebenarnya tidak terlalu banyak hal-hal yang memang akan banyak perdebatan. Tetapi tentu juga perlu kita lakukan agar jangan sampai udang-undang itu lahir nanti hanya dianggap kok cuma begini doang, harus ada perubahan yang mendasar.

Kami mengharapkan itu selesai di dua masa sidang artinya kita tersisa empat bulan lagi. Mestinya dua masa sidang itu ya sudah paripurna pengambilan keputusan. Sehingga kami mohon Mas Menteri juga menyampaikan kepada jajaran eselon I-nya nanti apabila kita akan melakukan pembahasan supaya kita langsung spesifik saja untuk menyelesaikan undang-undang ini di tahun ini ya. Karena semangatnya saya katakan Insya Allah dengan adanya PON, Olimpiade ini semangatnya harus diutamakan.

Berikutnya Mas Menteri, izin atas izin Ketua juga tentunya. Format kita nanti di dalam melakukan Undang-Undang SKN maupun pembuatan anggaran, belajar dari pandemi 2019, 2020, 2021 bahkan konon katanya akan ada lagi nanti COVID-22. Ini konon ini konon ya, kita belum tahu wallahualam. Ternyata salah satu yang bisa memperkuat negara itu adalah kebugaran, sport is sebagian daripada kebugaran, healthy lifestyle dan fit lifestyle. Jadi kalau healthy lifestyle kita masuknya kepada Kementerian Kesehatan, tapi kalau fit lifestyle itu masuknya adalah kepada Kemenpora.

Itu sebabnya mohon dengan sangat Mas Menteri tolong di dalam anggaran 2022 masukkan program kebugaran masyarakat sebagai bagian daripada preventif jika terjadi kita sebut saja nanti hal-hal yang sama seperti selama beberapa tahun ini karena kebugaran menjadi sangat penting. Jadi saya belum meneliti satu persatu tetapi saya yakin walaupun anggaran dipotong berapa kali yang namanya bugar ini saya pikir tetap harus kita dahulukan sebagai bagian dari preventif. Yang disampaikan pada Pak Djohar tadi bahwa benar apabila ada nilai x rupiah terhadap kebugaran masyarakat itu akan berimplikasi kepada pengurangan anggaran kesehatan yang juga sangat besar.

Jadi inilah catatan-catatan saya dan juga saya sepakat apabila 28 Oktober ada sebuah event kepemudaan yang memang bisa menyatukan kembali semangat pemuda. Sudahlah enggak usah terpecah-belah ya toh juga sudah pandemi begini harusnya kita bergotong-royong. Jadi mari kita

(26)

bikin satu terobosan yang baik di bulan Oktober. Demikian Pak Ketua yang bisa saya sampaikan.

Terima kasih Mas Menteri beserta jajaran semua yang hadir.

Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Wah jadi semakin semangat ini Pak Menteri, 28 Oktober kado untuk unifikasi anak-anak muda, keren. Masih ada dua bulan pokoknya Pak Menteri. Terima kasih Kang Dede mewakili Fraksi Partai Demokrat.

Selanjutnya kami persilakan dari Fraksi PKS, Pak Mustafa kami persilakan Pak.

F-PKS (H. MUSTAFA KAMAL, S.S.):

Terima kasih Pimpinan. Untuk mempersingkat waktu.

Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pak Menteri beserta jajarannya.

Para anggota dewan yang saya hormati.

Saya mohon sekali pada Pak Menteri agar pemerintah bisa memberikan jaminan nanti pada penyelenggaraan PON agar tidak terjadi peningkatan angka terpapar pandemi COVID-19. Harus ada jaminan baik itu utamanya para olahragawan yang akan bertanding dari seluruh daerah beserta kru, ofisial, dan juga masyarakat sekitar tentunya dan saya senang Pak Menteri sudah melakukan antisipasi dengan mendampingi pemerintah daerah. Ini yang saya harapkan ini bisa dipakai oleh seluruh menteri yang lain. Karena kemarin saya ingatkan Menteri Pendidikan Kebudayaan di sini Pak.

Jadi daerah itu jangan cuma dikasih cap ini, cap ini, kurang ini, dan sebagainya suruh ini, suruh itu. Mereka beban ini sudah berat dan sangat traumatis. Lebih baik dalam situasi prihatin seperti ini kita saling menjaga kalimat sehingga hubungan pusat dan daerah ini elok dilihat oleh masyarakat.

Dalam situasi yang prihatin jangan lagi ditambah dengan tanda kutip keributan hubungan pusat dan daerah dan saya bangga Bapak sudah memberi contoh ada pendampingan. Jadi istilahnya ini memang pemerintah daerah ini harus didampingi.

Kalaupun pemerintah pusat saya juga wajar ya, ada situasi yang berat sekarang ini, oksigen saja kita kewalahan kemarin. Tapi kalau kita empati setidaknya dicari jalan keluarnya, solusinya begitu. Dicari, kita tanya apa

(27)

masalahnya dan kita cari solusinya bersama begitu. Saya kira bahasa itu akan lebih buat publik juga sangat dan itu akan membuat suasana PON itu akan kondusif. Karena kalau ada bahasa-bahasa yang kurang pas ini apalagi di Papua ada sensitivitas tersendiri. Jadi ini ekstra Pak harus dijaga.

Kemudian yang kedua saya juga ingin menggarisi tentang kebugaran dan budaya berolahraga ini. Ini memang tidak menjadi paradigma. Dalam pandemi ini pun 3 M, sekarang sudah 5 M, tidak ada olahraganya Pak di situ kan. Pakai masker, jaga jarak, apalagi itu, cuci tangan. Tapi tidak ada olahraga atau berjemur matahari kan tidak ada. Padahal menurut saya kalau itu ditumpangkan dalam kampanye oleh pemerintah dalam kampanye untuk mencegah dan bukan hanya mencegah Pak Dede tapi juga pengobatan olahraga ini kan meningkatkan imunitas. Jadi kalau orang yang terpapar pun dia akan lebih ringan.

Sehingga seharusnya kesempatan dalam kampanye untuk menghadapi COVID-19 ini dimasukkan itu. Satu lagi entah pakai M atau apa, olahraga untuk kebugaran. Jadi ini momentum pandemi ini ada hikmahnya justru menjadi momentum apalagi anggaran yang difokuskan ke sana, hal-hal yang sifatnya preventif ini. Sehingga ini angka 36,93% persentase penduduk 10 tahun ke atas melakukan olahraga ini mungkin momentum yang sekarang ini Pak. Ini saya kira sangat dan saya sayangkan itu juga tidak terlihat dari Kementerian Kesehatan kita.

Jadi harus ada koordinasi antara Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Kementerian Kesehatan untuk berbagi tugas dan saya kira leading sector-nya seharusnya Kementerian Pemuda dan Olahraga. Mudah-mudahan ini kita dukung semuanya ini bisa membesar Pak anggaran di sini Pak. Kalau bisa, kalau memang Kemenkes tidak bisa tangani soal-soal seperti ini, pindahkan anggarannya ke Kemenporalah, iya kan? Kalau memang mereka konsentrasinya pengobatan ya sudah obati saja untuk rumah sakitnya dan sebagainya tapi kita rumah sehatnya di sini di Kemenpora begitu. Saya kira ini harus ada lobi-lobi dan kita dukung secara politik.

Yang ketiga ini juga nilai Indeks Pembangunan Pemuda ya 55,61% ini, ini memang kalau lihat anggarannya kita jadi bingung juga bagaimana caranya ini ya. Ini kan indeks ini banyak sekali ukurannya jadi bebannya besar anggaran sedikit ini bagaimana Pak menyiasatinya dan saya kira ini memang juga harus ada koordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Ekonomi Kreatif khususnya. Ini saya tidak tahu sejauh mana mohon nanti bisa ada penjelasan irisannya seperti apa dan ya ini juga harus membesar ini pemuda dan olahraga jangan pemuda dan olahraga tapi jomplang begitu antara pemuda dan olahraga. Pemudanya saya kira harus besar di indeks ini.

Terima kasih Pimpinan.

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(28)

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Terima kasih.

Ibu Ledia kami persilakan.

F-PKS (Hj. LEDIA HANIFA AMALIAH, S.Si., M.Psi.T.):

Baik terima kasih Pimpinan.

Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pimpinan dan Anggota Komisi X mudah-mudahan semua dalam kondisi sehat, Insya Allah.

Pak Menteri beserta seluruh jajaran.

Melanjutkan apa yang disampaikan Pak Mustafa Kamal memang kalau meskipun di rapat yang lalu Pak Menteri sampaikan sudah enggak bisa diangkat lagi, ditambah lagi proporsi pemuda begitu ya. Tapi saya pikir ini kesempatan kita semua untuk menggugah Kementerian Keuangan, Dirjen Anggaranlah atau apalah begitu terutama Pak Presiden mestinya. Proporsi anggaran kepemudaan ini kan harus ditingkatkan, kita ini bicara tentang nanti Indonesia akan menghadapi bonus demografi, terus kita ngapain? Menonton saja? Kan tetap harus diperhatikan.

Kalau yang sekolah sudah diperhatikan sama yang sekolah atau kuliah kan 15 tahun sampai 30 itu kan diperhatikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 30 sih mungkin yang S2, S3 begitu ya. Tapi kan sebagian besarnya tidak berada pada lingkup sekolah formal tadi sehingga ini harusnya menjadi bagian proporsi yang bisa digarap oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga. Sehingga kalau tadi dikatakan bahwa sudah dipatok 64%-nya untuk olahraga prestasi, enggak apa-apa, asal diperbesar saja tetap 64% tapi ini lebih besar begitu kan, enggak ada masalah kalau kayak begitu. Artinya kita dorong supaya kesempatan para pemuda untuk bisa mandiri, itu menjadi lebih besar.

Kita sudah meratifikasi sejumlah perjanjian dengan negara-negara lain, yang terakhir kan berkaitan dengan e-commerce. Terus kalau kita tidak mempersiapkan para pemuda kita, habislah sudah riwayatnya sudah tamat nanti begitu kan. Justru ini yang menurut saya jadi satu hal yang sangat penting untuk betul-betul diperhatikan. Jadi bukannya tidak mau memahami penjelasan Pak Menteri tapi saya tetap mengotot Pak, proporsi itu kita harus tingkatkan. Saya rasa Pimpinan juga sepakat ya bahwa pemuda ini dan pemuda itu bukan cuma organisasi. Ada pemuda itu berkaitan dengan kemandiriannya, kemampuan kewirausahaannya, leadership-nya dan lain sebagainya, banyak, banyak hal. Saya sepakat di awal Pak Menteri pernah

(29)

menyampaikan titik tekannya bukan lagi di organisasi politik pemuda tetapi justru pada kemandirian individual itu sendiri. Ini menjadi bagian yang penting.

Yang kedua catatan saya kita berbangga alhamdulillah prestasi di Olimpiade dan juga Paralympic itu luar biasa. Meskipun mungkin ada ya target-target kurang-kurang dikit dengan segala kondisinyalah kita bisa memahami, tapi kan targetnya Paralympic melebihi yang kita targetkan. Ini kesempatan Pak Menteri untuk kemudian kita lebih memberikan perhatian kepada teman-teman kita para atlet disabilitas, karena apa? Karena sebenarnya mereka juga punya cabor cuma cabornya itu spesifiknya tidak sama. Bukan cabor-cabor bahkan ada yang lebih kepada organisasi penyelenggaraannya.

Misalnya organisasi sepak bola amputee, amputasi. Kan yang nanti 2022 akan ada turnamen di Turki kan kalau saya tidak salah, seleksinya sudah dimulai di 2021/2022. Kemudian ada khusus olahraga tunanetra yang bisa hanya diikuti oleh tunanetra. Ada special olympic terutama yang down syndrome dan yang sejenisnya, kemudian ada deaflympics untuk yang tunarungu. Jadi ini memang tidak spesifik seperti yang non disabilitas, angkat berat, angkat berat saja tapi ini kan juga punya variasi yang agak berbeda.

Saya pikir ini jadi kesempatan bagi kita kalaupun katakanlah pengelolaannya ketika mengirimkan sebagai delegasi negara pada Asian Games, pada SEA Games, Para Games ya, berkaitan dengan Para Games termasuk Paralympic itu kan ada NPC, tetapi pada cabor ini mereka punya kegiatan sendiri dalam bab secara khusus. Saya pikir ini kesempatan kita untuk lebih memperhatikan dan memberikan support yang lebih besar toh mereka juga prestasi, kategorinya bukan non prestasi, ini justru mereka adalah kategori olahraga prestasi. Mudah-mudahan jadi Pak Chandra punya perhatian dan juga cukup eksplisit dan cukup proporsional terutama kepada teman-teman kita.

Itu saja Pimpinan. Terima kasih.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Terima kasih Ibu Ledia dan Pak Mustafa mewakili dari Fraksi PKS.

Selanjutnya kami persilakan virtual dari Fraksi PDI Perjuangan F-PDI PERJUANGAN (PUTRA NABABAN):

Izin Pak Ketua.

Referensi

Dokumen terkait

Alokasi anggaran pendidikan Islam masih kurang satu triliun koma empat puluh delapan milar (1 triliun 48 miliar). Di samping itu Ditjen Pendis belum mampu memenuhi bukan nggak

Skripsi berjudul Etos Kerja Penambang Belerang Tradisional di Kawah Ijen (Studi Deskriptif di desa Taman Sari , Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi) oleh Maria

Untuk mengetahui perubahan index el nino saat terjadi hujan, dalam penelitian ini dilakukan metode koefisien korelasi silang dengan time lag terhadap kejadian hujan

Keberhasilan stimulasi pengasaman matriks pada sumur #H zona A dan zona D dapat dievaluasi berdasarkan dari kenaikan laju produksi dan hasil grafik kurva

Berbagai hal yang diinginkan istri selama memberikan ASI. Jenguk anak atau istri ke sini tuh udah senang. Juga perhatian sama moral juga ya tapi itu ngga di

Hasil survei simpang bersinyal jalan Solo Yogya - jalan Slamet Riyadi hari Sabtu, 11 Desember 2004 ( pendekat.

RAWATAN KANSER PESAKIT LUAR TAHUNAN Jika Orang Yang Diinsuranskan didiagnosis menghidap kanser seperti yang tertakluk di dalam Definasi Penyakit Kritikal, Syarikat akan

Berdasarkan pendapat tentang tujuan membaca maka dapat ditegaskan bahwa tujuan membaca adalah untuk meningkatkan pengetahuan, serta mempersiapkan kemampuan anak dalam