• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN LABA PADA PT MUDA KREATIF BARABAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN LABA PADA PT MUDA KREATIF BARABAI"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

i

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Akuntansi

Oleh:

ARNETA D010317005

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2020

(2)

ii

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Akuntansi

Oleh:

ARNETA D010317005

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 2020

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

Belajar dari Kemarin, Hidup untuk Hari Ini,

Berharap untuk Hari Besok

(7)

vii

1. Allah SWT yang selalu melimpahkan berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Orang tua dan saudara yang selalu memberikan semangat serta doa agar penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan baik.

3. Dosen Akuntansi yang telah membimbing dan memberikan penulis ilmu serta pengetahuan yang sangat bermanfaat.

4. Teman – teman yang telah bersama – sama menjalani suka duka dalam mengerjakan Tugas Akhir ini, serta memberikan dukungan dan semangat bagi penulis.

5. Manager Keuangan serta pihak PT Muda Kreatif Barabai yang telah bersedia memberikan data dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

6. Semua pihak yang berkaitan dalam membantu penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Banjarmasin, Juli 2020

Penulis

(8)

viii

Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Banjarmasin, 2020.

PT Muda Kreatif Barabai berdiri sejak tahun 1998 yang berlokasi di Jalan A. Yani Km 167 RT 001 RW 001 Desa Tembok Bahalang Kecamatan Batang Alai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Perusahaan ini bergerak di bidang perbaikan dan produksi sparepart alat berat. Kerangka teori penelitian ini didasari pentingnya suatu perusahaan untuk melakukan perhitungan Break Even Point dalam merencanakan laba pada periode yang akan datang, sehingga perusahaan dapat mengetahui penjualan minimal agar tidak mengalami kerugian dan merencanakan laba yang diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui titik Break Even Point untuk periode Oktober s.d Desember 2019 dan perencanaan laba tahun 2020 pada penjualan 3 produk sparepart PT Muda Kreatif Barabai. Selama ini PT Muda Kreatif Barabai belum pernah melakukan perhitungan Break Even Point dan mengelompokkan biaya-biaya ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif karena hasil penelitian dipresentasikan dalam bentuk hasil perhitungan sistematis dengan pendekatan deskriptif. Dari hasil perhitungan, dapat disimpulkan bahwa PT Muda Kreatif Barabai sudah mampu mengoptimalkan kinerja sehingga untuk 3 produk sparepart tersebut sudah memperoleh penjualan di atas titik Break Even Point. Dalam hal perencanaan laba, PT Muda Kreatif Barabai harus dapat melakukan penjualan diatas titik Break Even Point agar mendapatkan laba yang diinginkan untuk tahun 2020.

Kata kunci : Perhitungan Break Even Point pada PT Muda Kreatif Barabai, Perencanaan Laba, Penjualan, Biaya Tetap dan Biaya Variabel

(9)

ix

Final Project, D3 Accounting Study Program, Accounting Department, Banjarmasin State Polytechnic, 2020.

PT Muda Kreatif Barabai was founded in 1998 which is located on Jalan A. Yani Km.167 RT.001 RW.001 Desa Tembok Bahalang, Batang Alai Selatan District, Hulu Sungai Tengah Regency. The company is engaged in the repair and production of heavy equipment spare parts. The theoretical framework of this research is based on the importance of a company to do Break Even Point calculations in planning profits in the coming period, so companies can find out the minimum sales so as not to experience losses and plan the desired profits. This study aims to determine the Break Even Point for the period October to December 2019 and 2020 profit planning on the sale of 3 spare parts of PT Muda Kreatif Barabai. So far, PT Muda Kreatif Barabai has never done Break Even Point calculations and grouped costs into fixed costs and variable costs. The research method used is a type of quantitative research because research results are presented in the form of systematic calculation results with a descriptive approach. From the results of the calculation, it can be concluded that PT Muda Kreatif Barabai has been able to optimize performance so that the 3 spare parts products have obtained sales above the Break Even Point point. In terms of profit planning, PT Muda Kreatif Barabai must be able to sell above the Break Even Point to get the desired profit for 2020.

Keywords: Break Even Point Calculation at PT Muda Kreatif Barabai, Profit Planning, Sales, Fixed Costs and Variable Costs

(10)

x

Tugas Akhir yang berjudul ”Perhitungan Break Even Point Terhadap Perencanaan Laba Pada PT Muda Kreatif Barabai” dengan sebaik – baiknya untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Akuntansi. Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Orang tua dan saudara yang telah memberikan dukungan serta doa untuk

penulis demi lancarnya penyusunan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Joni Riadi, ST, MT, selaku Direktur Politeknik Negeri Banjarmasin.

3. Ibu Nailiya Nikmah, S.Pd, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.

4. Ibu Hj. Nurul Qalbiah, SE., Ak, MM, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin dan selaku dosen pembimbing I yang telah membantu dan membimbing penulis dengan sabar serta memberikan motivasi mengenai pembahasan dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

5. Bapak Rusman Irwansyah, SE., MM, selaku dosen pembimbing II yang telah membantu dan membimbing dengan sabar mengenai tata penulisan dalam Tugas Akhir ini.

6. Seluruh dosen dan staf Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.

7. Bapak Abdul Wahab selaku Manager Keuangan serta pihak PT Muda Kreatif Barabai yang telah membantu dan bersedia memberikan data untuk penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

8. Teman – Teman yang telah menjalani suka duka bersama – sama dan memberikan dukungan serta semangat, sehingga Tugas Akhir ini dapat selesai.

9. Semua pihak yang berkaitan dengan penyusunan Tugas Akhir ini.

(11)

xi

Halaman Persetujuan………..iii

Halaman Pengesahan………..iv

Halaman Pernyataan Keaslian………..v

Halaman Motto ... vi

Halaman Persembahan ... vii

Abstrak ... viii

Abstract ... ix

Kata Pengantar... x

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Grafik ... xv

Daftar Bagan ... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan... 2

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Landasan Teori ... 6

1. Produksi ... 6

2. Akuntansi Manajemen ... 6

3. Penjualan... 6

4. Perencanaan Laba (Profit Planning) ... 7

5. Margin of Safety (Tingkat Keamanan) ... 9

6. Break Even Point (BEP) ... 10

7. Biaya ... 15

8. Harga Jual ... 16

9. Analisis Biaya-Volume-Laba ... 17

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 21

B. Variabel Penelitian ... 21

C. Jenis dan Sumber Data ... 22

1. Jenis Data ... 22

2. Sumber Data ... 22

D. Metode Pengumpulan Data ... 23

(12)

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 25

A. Hasil Penelitian ... 25

1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 25

2. Struktur Organisasi ... 25

3. Proses Produksi dan Tenaga Kerja... 31

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 33

1. Penerimaan Pendapatan (Jumlah Penjualan) ... 33

2. Biaya – Biaya ... 36

3. Perhitungan Break Even Point pada PT Muda Kreatif Barabai. ... 59

4. Perencanaan laba dan perhitungan jumlah produk yang terjual untuk menghasilkan laba yang diinginkan. ... 66

5. Membuat laporan laba rugi kontribusi dengan laba yang diinginkan. .... 69

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 71

A. Simpulan ... 71

B. Saran ... 73 Daftar Pustaka

Lampiran

(13)

xiii

Tabel 4.1 Daftar Tenaga Kerja………..………...…..32

Tabel 4.2 Daftar Penjualan 15 Produk pada PT Saptaindra Sejati ... 35

Tabel 4.3 Daftar Penjualan 3 Produk Sparepart ... 36

Tabel 4.4 Biaya Bahan Baku 3 Produk Sparepart ... 36

Tabel 4.5 Daftar Aktiva Tetap ... 37

Tabel 4.6 Depresiasi Aktiva Tetap ... 45

Tabel 4.7 Biaya Gaji Karyawan untuk 3 Produk Sparepart... 47

Tabel 4.8 Rincian Biaya Gaji Karyawan ... 47

Tabel 4.9 Rincian Biaya Gaji Karyawan ... 48

Tabel 4.10 Rincian Biaya Gaji Karyawan ... 48

Tabel 4.11 Daftar Biaya Semua Produk Sparepart ... 49

Tabel 4.12 Alokasi Biaya Pemeliharaan Mesin untuk 3 Produk Sparepart ... 49

Tabel 4.13 Alokasi Biaya Air untuk 3 Produk Sparepart ... 50

Tabel 4.14 Alokasi Biaya Keamanan untuk 3 Produk Sparepart ... 51

Tabel 4.15 Alokasi Biaya Kebersihan untuk 3 Produk Sparepart ... 51

Tabel 4.16 Alokasi Biaya Depresiasi Aktiva Tetap untuk 3 Produk Sparepart .... 52

Tabel 4.17 Alokasi Biaya Konsumsi untuk 3 Produk Sparepart ... 53

Tabel 4.18 Alokasi Biaya Perlengkapan Kantor untuk 3 Produk Sparepart... 53

Tabel 4.19 Alokasi Biaya Peralatan untuk 3 Produk Sparepart ... 54

Tabel 4.20 Alokasi Biaya Listrik untuk 3 Produk Sparepart ... 54

(14)

xiv

Tabel 4.24 Rincian Biaya Tetap dan Biaya Variabel ... 57

Tabel 4.25 Perhitungan Biaya Variabel Produk Terjual ... 58

Tabel 4.26 Perhitungan Biaya Tetap Produk Terjual ... 59

Tabel 4.27 Laporan Laba Rugi Kontribusi ... 70

Tabel 4.28 Laporan Laba Rugi Kontribusi ... 71

Tabel 4.29 Laporan Laba Rugi Kontribusi ... 71

Tabel 5.1 Titik Break Even Point dan Penjualan 3 Produk Sparepart…….……..35

Tabel 5.2 Laba Penjualan Tahun 2019 dan Perencanaan Laba Tahun 2020 ... 73

(15)

xv

Grafik 4.1 Spacer Equalizer Spacing Tebal 2 mm...64 Grafik 4.2 Bushing Equalizer Material Teflon ... 65 Grafik 4.3 Spacer Washer Torque Rod ... 66

(16)

xvi

Bagan 4.2 Tahapan Proses Produksi ... 32

(17)

xvii Lampiran 2. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Lampiran 4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Lampiran 5. Bagian Depan PT Muda Kreatif Barabai

Lampiran 6. 3 Produk Sparepart pada PT Muda Kreatif Barabai Lampiran 7. Peta Daerah Penelitian

Lampiran 8. Lembar Bimbingan Tugas Akhir Dosen Pembimbing I Lampiran 9. Lembar Bimbingan Tugas Akhir Dosen Pembimbing II Lampiran 10. Lembar Saran Ketua Penguji Seminar Tugas Akhir Lampiran 11. Lembar Saran Anggota Penguji Seminar Tugas Akhir Lampiran 12. Dokumentasi Bukti Pelaksanaan Sidang Tugas Akhir

(18)

1 A. Latar Belakang

Produksi adalah suatu kegiatan untuk menciptakan dan menambah nilai guna produk barang atau jasa. Kegiatan produksi tersebut guna memenuhi permintaan konsumen dan bertujuan agar mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin dengan biaya tertentu. Pada era sekarang, jumlah wirausaha semakin meningkat, hal ini dikarenakan kewirausahaan merupakan salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.

Dalam suatu usaha, setiap perusahaan pasti menginginkan laba atau keuntungan dalam penjualannya. Hal ini membuat perusahaan harus bekerja keras agar dapat bersaing dan mendapatkan laba untuk mengukur kesusksesan suatu usaha biasanya berdasarkan pada laba/keuntungan yang didapatkan. Perencanaan, volume dan laba, hubungan antar biaya merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dalam menilai kesuksesan suatu usaha.

Break Even Point atau titik impas merupakan keadaan saat jumlah biaya dan pendapatan sama atau seimbang, sehingga perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Break even point memberikan manfaat bagi perusahaan untuk mengetahui jumlah produk yang perlu diproduksi agar memperoleh laba yang maksimal. Saat perhitungan break even point telah selesai dilakukan atau laba sama dengan nol, maka setelah itu perhitungan tersebut digunakan untuk menentukan jumlah unit produk yang harus diproduksi atau dijual agar dapat memperoleh laba atau keuntungan semaksimal mungkin. Dengan break even point, perusahaan juga dapat menentukan harga jual untuk suatu produk agar perusahaan mampu menutupi semua biaya yang akan dikeluarkan untuk memproduksi produk tersebut.

(19)

PT Muda Kreatif Barabai adalah perusahaan yang bergerak di bidang perbaikan dan produksi. Perusahaan ini memproduksi sesuai pesanan seperti sparepart alat berat. Berdiri sejak tahun 1998, yang beralamat di Jalan A. Yani Km 167 RT 001 RW 001 Desa Tembok Bahalang Kecamatan Batang Alai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Dalam hal perencanaan laba/ keuntungan, PT Muda Kreatif Barabai perlu menghitung Break Even Point atau titik impas untuk suatu produk yang mereka hasilkan, agar dapat mengetahui jumlah produk yang harus diproduksi untuk mendapatkan laba yang diinginkan. Selain itu, dengan perencanaan yang dilakukan dapat menghasilkan volume penjualan yang dapat menutupi biaya - biaya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk tertentu.

Perencanaan laba/keuntungan tersebut dapat dilakukan melalui perhitungan dengan konsep Break Even Point (BEP).

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk membahas mengenai perencanaan laba dengan konsep Break Even Point (BEP) sebagai Tugas Akhir dengan judul “Perhitungan Break Even Point Terhadap Perencanaan Laba Pada PT Muda Kreatif Barabai”.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas, PT Muda Kreatif Barabai belum pernah melakukan perhitungan perencanaan laba/ keuntungan dengan menggunakan konsep Break Even Point (BEP). Hal ini mengakibatkan pemilik usaha tidak dapat menentukan berapa laba/ keuntungan yang harus dicapai agar usaha tersebut tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu, penulis ingin memberikan alternatif dengan analisis titik impas atau break even point dalam menentukan perencanaan laba/

keuntungan agar usaha tersebut tidak mengalami kerugian. Penulis membatasi masalah hanya pada perhitungan break even point produk pada PT Muda Kreatif Barabai periode Oktober s.d Desember 2019 dan bagaimana perencanaan laba pada penjualan di PT Muda Kreatif Barabai tahun 2020. Untuk produk yang menjadi sampel penelitian yaitu hanya 3 jenis alat sparepart seperti spacer

(20)

equalizer spacing tebal 2 mm, bushing equalizer material Teflon, dan spacer washer torque rod di PT Muda Kreatif Barabai periode Oktober s.d Desember 2019. Adapun alasan pemilihan 3 produk sparepart tersebut untuk dijadikan objek penelitian penulis karena tingkat penjualannya yang lebih besar dibandingkan dari produk lainnya.

C. Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dikaji dalam Tugas Akhir ini yaitu sebagai berikut:

1. Berapa titik impas dalam unit produk pada sampel penelitian 3 jenis alat sparepart di PT Muda Kreatif Barabai periode Oktober s.d Desember 2019?

2. Berapa titik impas dalam rupiah pada sampel penelitian 3 jenis alat sparepart di PT Muda Kreatif Barabai periode Oktober s.d Desember 2019?

3. Bagaimana perencanaan laba/keuntungan dengan menggunakan konsep Break Even Point (BEP) pada sampel penelitian 3 jenis alat sparepart di PT Muda Kreatif Barabai pada tahun 2020?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui titik impas dalam unit produk pada sampel penelitian 3 jenis alat sparepart di PT Muda Kreatif Barabai periode Oktober s.d Desember 2019.

2. Untuk mengetahui titik impas dalam rupiah pada sampel penelitian 3 jenis alat sparepart di PT Muda Kreatif Barabai periode Oktober s.d Desember 2019.

(21)

3. Untuk mengetahui perencanaan laba/ keuntungan dengan menggunakan konsep Break Even Point (BEP) pada sampel penelitian 3 jenis alat sparepart di PT Muda Kreatif Barabai pada tahun 2020.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan Tugas Akhir ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Hasil penulisan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat untuk menambah maupun memperluas pengetahuan bagi penulis mengenai Break Even Point (BEP).

2. Bagi Perusahaan

Hasil penulisan Tugas Akhir ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan agar dapat melakukan perhitungan Break Even Point atau titik impas untuk produk yang dihasilkan, agar dapat mengetahui jumlah produk yang harus diproduksi untuk mendapatkan laba/keuntungan yang diinginkan. Selain itu, diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan perencanaan laba/ keuntungan meupun unit produk yang akan diproduksi.

(22)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Produksi

Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Menurut Assoury (2008;11) pengertian produksi adalah kegiatan mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output), tercakup semua aktifitas atau kegiatan menghasilkan barang dan jasa, serta kegiatan-kegiatan lain yang mendukung atau usaha untuk menghasilkan produksi tersebut. (Herlin Herawati dan Dewi Mulyani, 2016)

“Produksi adalah kegiatan suatu perusahaan untuk memproses dan merubah bahan baku menjadi barang jadi melalui penggunaan tenaga kerja dan fasilitas produksi lainnya. Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan kegiatan produksi ini disebut dengan biaya produksi. Jadi dapat dikatakan bahwa biaya produksi adalah biaya yang berasal dari penyediaan bahan baku sampai biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi bahan baku sehingga menjadi barang jadi yang siap untuk dijual”. (Mukhlishotul Jannah, 2018)

2. Akuntansi Manajemen

Menurut Supriyono (2011:04), Akuntansi Manajemen merupakan salah satu bidang akuntansi yang tujuan utamanya untuk menyajikan laporan-laporan suatu satuan usaha atau organisasi tertentu untuk kepentingan pihak internal dalam rangka melaksanakan proses manajemen

(23)

yang meliputi perencanaan, pembuat keputusan, pengorganisasian dan pengarahan serta pengendalian. (Christine Praticia Ponomban, 2013)

Menurut Simamora (2013:13), Akuntansi Manajemen adalah proses mengidentifikasikan, pengukuran, penghimpunan, penganalisisan, penyusunan, penafsiran dan pengkomunikasian informasi keuangan yang digunakan oleh manajer untuk merencanakan, mengevaluasi dan mengendalikan kegiatan usaha didalam sebuah organisasi, serta memastikan penggunaan dan akuntabilitas sumber daya yang tepat. (Joy Toar Pangemanan, 2016)

Menurut Rachmina dan Sari (2017:1), Akuntansi Manajemen merupakan proses identifikasi, pengukuran, pengumpulan, analisis, pencatatan, interpretasi dan pelaporan berbagai kejadian ekonomi dalam kegiatan usaha yang digunakan oleh manajemen dalam menjalankan fungsi manajemen (perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan). (Rachel Tangeren et.al, 2018)

“Akuntansi Manajemen adalah salah satu bidang ilmu akuntansi yang mempelajari bagaimana cara untuk membuat laporan keuangan yang berguna untuk pihak dalam dan pihak luar perusahaan”. (V. Wiratna Sujarweni, 2015:2)

3. Penjualan

Penjualan merupakan pemberian sesuatu barang atau jasa dari satu pihak kepada pihak lainnya dengan mendapatkan ganti uang dari pihak yang menerima barang atau jasa tersebut.

Secara umum, definisi penjualan dapat diartikan sebagai sebuah usaha atau langkah konkrit yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk, baik itu berupa barang, ataupun jasa dari produsen kepada konsumen sebagai sasarannya. Tujuan utama penjualan yaitu mendatangkan keuntungan atau laba. (Mukhlishotul Jannah, 2018)

(24)

“Penjualan merupakan syarat mutlak keberlangsungan suatu usaha, karena dengan penjualan maka akan didapatkan keuntungan. Semakin tinggi penjualan maka keuntungan yang akan didapat akan semakin maksimal. Untuk mencapai tujuan ini maka sangat diperlukan usaha- usaha agar konsumen mempunyai daya tarik dan sifat loyal dalam berbelanja di suatu unit usaha. Suatu perusahaan tidak akan berkembang apabila tidak mampu menjual produk yang dihasilkan, sebaliknya jika suatu perusahaan mampu untuk terus meningkatkan penjualan maka perusahaan tersebut mampu untuk eksis dalam persaingan usaha”. (Rogi Gusrizaldi dan Eka Komalasari, 2016)

Menurut Basu Swastha (2008:406), dalam menjual barang atau jasa ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu:

a) Kondisi dan Kemampuan Penjual b) Kondisi Pasar

c) Modal

d) Kondisi Organisasi Perusahaan (Rogi Gusrizaldi dan Eka Komalasari, 2016)

4. Perencanaan Laba (Profit Planning)

Sebelum laba diperoleh maka terlebih dahulu diadakan perencanaan laba untuk menargetkan berapa besar laba tersebut akan dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Perencanaan laba merupakan perencanaan kerja yang telah diperhitungkan dengan cermat dimana implementasi keuangannya dalam bentuk proyeksi perhitungan laba rugi, neraca, kas, dan modal kerja untuk jangka panjang dan jangka pendek.

(Anwar dan Asmawarni, 2013)

“Menurut Manullang (2013) perencanaan laba merupakan salah satu faktor yang sangat penting karena dapat mempengaruhi secara langsung terhadap kelancaran maupun keberhasilan dalam menghasilkan laba, oleh karena itu perencanaan laba memungkinkan suatu perusahaan memilih beberapa alternatif yang mungkin untuk dilaksanakan dimasa

(25)

depan dengan mempertimbangkan secara kuantitatif dan kualitatif dalam bentuk keuangan.”. (Sabrin, 2015)

“Menurut Munawir (2011:184), Perencanaan laba adalah perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat mencapai tujuan dari perusahaan yaitu memperoleh laba. Perencanaan laba berisikan langkah-langkah yang akan ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai besarnya target laba yang diinginkan. Laba merupakan tujuan utama dari perusahaan karena laba memiliki selisih antara pendapatan yang diterima (dari hasil penjualan) dengan biaya yang dikeluarkan, maka perencanaan laba dipengaruhi oleh perencanaan penjualan. Perencanaan laba memiliki hubungan antara biaya, volume dan harga jual. Biaya menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki, harga jual mempengaruhi volume penjualan, sedangkan volume penjualan mempengaruhi volume produksi”. (Joy Toar Pangemanan, 2016)

Menurut Harahap (2010: 41) manfaat perencanaan laba yaitu sebagai berikut:

a. Memberikan pendekatan yang terarah dalam memecahkan permasalahan.

b. Menciptakan suasana organisasi yang mengarah pada pencapaian laba dan mendorong timbulnya perilaku yang sadar akan penghematan biaya dan pemanfaatan sumber daya maksimal.

c. Mengerahkan penggunaan modal dan daya upaya pada kegiatan yang paling menguntungkan. (Joy Toar Pangemanan, 2016)

“Menurut Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2000:30), Perencanaan laba atau profit planning adalah pengembangan dari suatu rencana operasi guna mencapai cita-cita dan tujuan perusahaan.

Perencanaan laba akan efektif hanya bila semua pihak yang bertanggung jawab melaksanakan usaha yang terus menerus dan agresif untuk mencapai tujuan”. (Yulistia, 2014)

(26)

Menurut Kamaruddin Ahmad (2000:37), jika ingin melakukan perhitungan perencanaan laba dapat digunakan rumus, sebagai berikut :

Penjualan (Unit) = Biaya Tetap + Laba Margin Kontribusi Atau,

Penjualan (Rupiah) = Biaya Tetap + Laba Rasio Margin Kontribusi (Lupita Suci Fitriyani, 2017)

5. Margin of Safety (Tingkat Keamanan)

Menurut Irawati (2006:164), Margin Of Safety adalah besarnya pengurangan maksimum jumlah produksi atau penjualan dari yang dianggarkan agar perusahaan tidak sampai menderita kerugian.

Menurut Darsono (2009:332), Margin Of Safety yang besar menunjukkan bahwa kondisi perusahaan tidak dalam bahaya, dan sebaliknya jika margin of safety kecil mendekati nol persen menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi bahaya yaitu akan mengalami titik impas. Jika margin of safety negatif berarti perusahaan dalam kondisi bahaya, yaitu mengalami kerugian. (Joy Toar Pangemanan, 2016)

“Margin of safety merupakan selisih antara pendapatan penjualan yang dianggarkan dengan pendapatan penjualan pada keadaan impas (break even point). Kegunaan dari margin of safety adalah memberikan informasi kepada manajemen untuk mengetahui seberapa besar jumlah maksimum penurunan target pendapatan penjualan boleh terjadi agar penurunan tersebut tidak mengakibatkan perusahaan menderita kerugian, sehingga dapat membantu manajemen dalam proses perencanaan laba perusahaan, khususnya laba jangka pendek, agar perusahaan mendapatkan laba yang optimal”. (Yulistia, 2014)

(1)

(2)

(27)

Margin Of Safety dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Margin Of Safety = Penj. per Budget – Penj. per Break Even x 100%

Margin of safety merupakan elemen untuk mengukur tingkat keamanan penjualan perusahaan. Selain memberikan informasi seberapa jauh penurunan realisasi penjualan terhadap perencanaan penjualan sehingga perusahaan tidak rugi, margin keamanan akan digunakan manager dalam menilai suatu risiko dari kegiatan operasi perusahaan yang dijalankan dan risiko rencana operasi yang akan datang. (Rachel Tangeren et.al, 2018)

6. Break Even Point (BEP)

Break even point (BEP) merupakan salah satu bentuk akuntansi manajemen khususnya analisis Cost Volume Profit (CVP) yang popular dengan perhitungan titik impas perusahaan yang menunjukkan volume pendapatan yang tidak menimbulkan laba atau rugi. BEP berarti suatu keadaan dimana perusahaan tidak mengalami laba dan juga tidak mengalami rugi artinya seluruh biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi ini dapat ditutupi oleh penghasilan penjualan. Total biaya (biaya tetap dan biaya variabel) sama dengan total penjualan sehingga tidak ada laba tidak ada rugi. (Ari Supriadi et.al, 2018)

Menurut L.M. Samryn, titik impas atau break even point merupakan tingkat aktivitas dimana suatu organisasi tidak mendapat laba dan juga tidak menderita rugi. Dalam suatu grafik, titik impas dapat ditemukan pada titik perpotongan garis pendapatan dan garis total biaya.

Titik impas berada pada posisi total pendapatan sama dengan total biaya atau sebagai tingkat penjualan dimana total margin kontribusi sama dengan total biaya tetap. (Lupita Suci Fitriyani, 2017)

Penjualan per Budget (3)

(28)

“Break even dapat diartikan suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (penghasilan = total biaya). Tetapi analisa break even tidak hanya semata- mata untuk mengetahui keadaan perusahaan yang break even saja, akan tetapi analisa break even mampu memberikan informasi kepada pimpinan perusahaan mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan”. (Munawir, 2014:184)

Menurut Kasmir [5], analisis titik impas juga sering disebut analisis perencanaan laba (profit planning). Analisis ini biasanya lebih sering digunakan apabila perusahaan ingin mengeluarkan suatu produk baru. Artinya dalam memproduksi produk baru tentu berkaitan dengan masalah biaya yang harus dikeluarkan, kemudian penentuan harga jual serta jumlah barang atau jasa yang akan diproduksi atau dijual ke konsumen. (Ari Supriadi et.al,2018)

Penentuan titik impas untuk satu produk digunakan dua pendekatan yaitu: (1) Pendekatan teknik persamaan, baik dalam unit maupun rupiah;

dan (2) Pendekatan grafik. Untuk dapat menentukan tingkat Break Even Point, maka biaya yang terjadi harus dapat dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. (Sabrin, 2015)

Menurut Kasmir (2012:385), manfaat yang diperoleh dalam Break Even Point adalah :

a. Mendesain suatu produk.

b. Penentuan harga jual per satuan.

c. Menentukan jumlah produksi atau.

d. Memaksimalkan jumlah produksi.

e. Menentukan perencanaan laba yang diinginkan. (Jalaluddin Dimisyqiyani et.al, 2014)

(29)

Menurut Gunawan dan Basri (2008:93) adapun faktor- faktor yang berubah kaitannya dengan perhitungan Break Even Point, yaitu:

a) Harga Jual Produk, adalah naik turunnya harga jual akan berpengaruh terhadap penghasilan dari penjualan.

b) Jumlah Unit yang Terjual, adalah perubahan dari jumlah unit yang terjual akan secara langsung mempengaruhi penghasilan penjualan

c) Biaya Produksi atau Biaya Usaha, adalah biaya keseluruhan yang harus diperhitungkan terhadap hasil penjualan. (Dwi Suprajitno, 2015)

Tujuan untuk mencari titik impas adalah : (V. Wiratna Sujarweni, 2015:53)

a. Mencari tingkat aktivitas dimana pendapatan = biaya

b. Menunjukkan suatu sasaran volume penjualan minimal yang harus diraih oleh perusahaan

c. Mengawasi kebijakan penentuan harga

d. Memungkinkan perusahaan mengetahui apakah mereka beroperasi dekat/ jauh dari titik impas

Berikut ini beberapa model rumus yang dapat digunakan dalam analisis titik impas:

a) Titik Impas Dalam Unit BEP = FC

P – VC/ Unit

(Teguh Nopriadi Putra, 2017) b) Titik Impas Dalam Rupiah

BEP = FC VC 1 - S

(Teguh Nopriadi Putra, 2017) (4)

(5)

(30)

Keterangan :

BEP = Analisis Titik Impas (Break Even Point) FC = Biaya Tetap (Fixed Cost)

VC = Biaya Variabel Persatuan (Variabel Cost) P = Harga Jual Persatuan (Price)

S = Jumlah Penjualan (Sales Volume)

Menurut L.M. Samryn titik impas dalam metode persamaan dapat dihitung menggunakan rumus, yaitu:

 Laba = Penjualan – Biaya Variabel – Biaya Tetap

 Penjualan = Laba + Biaya Variabel + Biaya Tetap

(Lupita Suci Fitriyani, 2017)

Titik impas atau Break Even Point juga dapat dihitung menggunakan metode margin kontribusi. Margin kontribusi sebagai persentase penjualan disebut Rasio Margin Kontribusi. Rasio Margin Kontribusi sangat berguna karena menunjukkan bagaimana mungkin kontribusi akan dipengaruhi oleh perubahan total penjualan. Rasio Margin Kontribusi memiliki manfaat dalam situasi manajer harus membuat trade off antara peningkatan penjualan satu produk dengan peningkatan penjualan produk yang lain.

(Dwi Suprajitno, 2015)

Rumus dengan metode margin kontribusi menurut L.M. Samryn , yaitu:

Titik Impas (Rupiah) = Biaya Tetap Rasio Margin Kontribusi Atau;

Titik Impas (Unit) = Biaya Tetap

Margin Kontribusi per Unit (6)

(7)

(8)

(9)

(31)

Untuk menghitung Rasio Margin Kontribusi, yaitu:

Rasio Margin Kontribusi = Margin Kontribusi Penjualan (Lupita Suci Fitriyani, 2017)

Perhitungan Break Even Point dengan Metode Grafik:

Analisis Break Even Point dengan metode grafik digambarkan dengan suatu grafik yang disebut bagan impas (Break Even Point).

Perhitungan Break Even Point dapat dilakukan dengan menentukan titik pertemuan atau titik potong antara garis pendapatan penjualan dengan biaya. Titik pertemuan tersebut merupakan titik impas.

Untuk menentukan titik impas, harus dibuat grafik dengan sumbu datar (horizontal) yang menentukan volume penjualan, sedangkan sumbu tegak (vertikal) menunjukkan biaya dan pendapatan. Adapun contoh grafik Break Even Point yaitu, sebagai berikut:

Grafik 2.1 Break Even Point

Sumber : (Teguh Nopriadi Putra, 2017) (10)

(32)

7. Biaya

Biaya adalah pengorbanan untuk memperoleh harta, sedangkan beban merupakan pengorbanan untuk memperoleh pendapatan. Semua aktivitas dapat diukur dengan satuan uang yang lazim disebut biaya dalam dunia bisnis. (Novela Irene Karly Massie et.al, 2018)

Dalam arti luas, biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis (sifat kelangkaan) yang diukur dalam satuan mata uang yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi dalam mencapai tujuan tertentu (to secure benefit).

(Lukman Surjadi, 2013:4)

“Biaya merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan (atau dapat berbentuk hutang) untuk kegiatan operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa”. (Chairul Anwar et.al, 2010)

Dalam perhitungan Break Even Point atau titik impas hanya digunakan 2 macam biaya yang terdiri dari :

a. Biaya Tetap (fixed cost)

Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktifitas sampai dengan tingkat tertentu. (Chairul Anwar et.al, 2010)

“Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap tidak berubah dalam range output tertentu, tetapi untuk setiap satuan produksi akan berubah – ubah sesuai dengan perubahan produksi. Semakin besar hasil produksi, maka biaya tetap per satuan akan semakin kecil, sebaliknya semakin rendah hasil produksi maka biaya tetap per satuan akan semakin besar”. (Sabrin, 2015)

Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang dikeluarkan oleh suatu badan usaha, perusahaan, atau juga oleh suatu organisasi yang tetap jumlah pengeluarannya dan tidak tergantung oleh besar kecilnya hasil yang didapatnya sehingga disebut dengan biaya yang konstan. Biaya tetap (fixed cost atau FC) selalu konstan tanpa memandang berapa pun jumlah output yang dihasilkan, maka FC tersebut ditunjukkan oleh

(33)

garis yang mendatar. (Immas Nurhayati dan Novan Mushaf Rivai, 2017)

b. Biaya Variabel (variabel cost)

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding (proporsional) dengan perubahan volume kegiatan.

(Chairul Anwar et.al, 2010)

“ Menurut Hansen dan Mowen yang dialih bahasakan oleh Ancella A.Hermawan, biaya variabel adalah biaya yang meningkat dalam total seiring dengan peningkatan keluaran kegiatan dan menurun dalam total seiring dengan penurunan keluaran kegiatan. Contoh biaya variabel antara lain; Bahan baku, Upah Buruh Langsung, Kondisi Penjualan, Biaya Produksi, dan Biaya Pemasaran”. (Anwar dan Asmawarni, 2013)

Dalam analisis titik impas, hanya digunakan dua macam biaya seperti penjelasan diatas. Oleh karena itu, kita harus memisahkan dulu komponen antara biaya tetap dan biaya variabel. Artinya mengelompokkan biaya tetap di satu sisi dan mengelompokkan biaya variabel di sisi lain.

Dalam hal ini secara umum untuk memisahkan kedua biaya ini relatif sulit karena ada biaya yang tergolong semi variabel dan tetap.

8. Harga Jual

Menurut Kotler dan Keller, Harga jual adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah nilai yang ditukar konsumen atas manfaat – manfaat, karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.

Mulyadi menyatakan bahwa pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah mark - up. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa harga jual adalah jumlah nilai yang ditukar konsumen yang dibebankan atas suatu produk atau jasa. (Dian Rini Beutari dan Laelisneni, 2017)

(34)

Keputusan penentuan harga jual sangat penting dalam perusahaan, hal tersebut akan dapat mempengaruhi laba yang ingin dicapai perusahaan dan juga berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Maka dari itu, untuk dapat menentukan harga jual yang sesuai perlu dihitung dengan sebenar-benarnya, selalu di evaluasi dan disesuaikan dengan kondisi yang sedang dihadapi perusahaan. (V. Wiratna Sujarweni, 2015:72)

Penentuan harga jual per satuan sangat penting agar harga jual dapat diterima pelanggan. Disamping pertimbangan biaya yang akan dikeluarkan, harga jual juga terkait dengan pihak pesaing yang memiliki produk yang sejenis. Jika penentuan harga jual yang tidak realistis, maka perusahaan tidak akan mampu menutupi semua atau sebagian dari biaya- biaya yang akan dikeluarkan. (Dwi Suprajitno, 2015)

9. Analisis Biaya-Volume-Laba

Analisis biaya volume laba merupakan instrumen yang lazim dipakai untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan. Proses analisis ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan masalah dengan bertumpukan pada pemahaman terhadap pola-pola perilaku biaya perusahaan. (Yulistia, 2014) Mulyadi (2015) menyatakan bahwa analisis hubungan biaya volume laba (cost volume profit analysis) merupakan teknik untuk menghitung dampak perubahan harga jual, volume penjualan dan biaya terhadap laba, untuk membantu manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek. (Novan Yudi Cahyadi dan Sulistiyo, 2018)

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai perhitungan Break Even Point dalam perencanaan laba juga dilakukan oleh Lupita Suci Fitriyani dari Politeknik Negeri Banjarmasin tahun 2017 dengan judul “Perhitungan Break Even Point Dalam Menentukan Perencanaan Laba Atas Penjualan Roti Pada Shireen Bakery Banjarmasin” dan Heri Kasbiantoro dari Politeknik Negeri Banjarmasin tahun 2010 dengan judul “Analisis Break Even Point

(35)

Terhadap Perencanaan Laba Atas Penjualan Bahan Bangunan Pada Toko Harapan”.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Aspek Lupita Suci Fitriyani

(2017)

Heri Kasbiantoro (2010)

Arneta (2020) Judul Penelitian Perhitungan Break Even

Point Dalam Menentukan

Perencanaan Laba Atas Penjualan Roti Pada Shireen Bakery Banjarmasin.

Analisis Break Even Point Terhadap

Perencanaan Laba Atas Penjualan Bahan Bangunan Pada Toko Harapan.

Perhitungan Break Even Point

Terhadap

Perencanaan Laba Pada PT Muda Kreatif Barabai.

Objek yang diteliti

Shireen Bakery

Banjarmasin

Toko Harapan PT Muda Kreatif Barabai

Rumusan Masalah

1. Bagaimana

perhitungan break even point produk roti pada Shireen Bakery Banjarmasin periode Januari s.d Desember 2016?

2. Bagaimana

perencanaan laba pada penjualan roti Shireen Bakery Banjarmasin tahun 2017?

1. Berapa tingkat penjualan pada Toko Harapan untuk mencapai titik impas?

2. Berapa jumlah

penjualan minimal untuk laba yang direncanakan?

1. Berapa titik impas dalam unit produk pada sampel penelitian 3 jenis alat sparepart di PT Muda Kreatif Barabai periode Oktober s.d Desember 2019?

2. Berapa titik impas dalam rupiah produk pada sampel penelitian 3 jenis alat sparepart di PT Muda Kreatif Barabai periode Oktober s.d Desember 2019?

3. Bagaimana perencanaan laba/

keuntungan dengan menggunakan konsep Break Even Point (BEP) pada sampel penelitian 3 jenis alat sparepart di PT Muda Kreatif Barabai pada tahun 2020?

(36)

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui break even point produk roti pada Shireen Bakery Banjarmasin periode Januari s.d Desember 2016.

2. Untuk merencanakan laba pada penjualan roti Shireen Bakery

Banjarmasin tahun 2017.

1. Untuk mengetahui berapa penjualan yang harus dipertahankan.

2. Untuk mengetahui berapa jumlah penjualan minimal untuk laba yang direncanakan.

1. Untuk

mengetahui titik impas dalam unit produk pada sampel penelitian 3 jenis alat sparepart di PT Muda Kreatif Barabai periode Oktober s.d Desember 2019.

2. Untuk

mengetahui titik impas dalam rupiah produk pada sampel penelitian 3 jenis alat sparepart di PT Muda Kreatif Barabai periode Oktober s.d Desember 2019.

3. Untuk mengetahui perencanaan laba/

keuntungan dengan menggunakan konsep Break Even Point (BEP) pada sampel penelitian 3 jenis alat sparepart di PT Muda Kreatif Barabai pada tahun 2020.

Metode Penelitian

Penulis lebih menekankan pada perhitungan Break Even Point dalam menentukan perencanaan laba atas penjualan roti pada Shireen Bakery Banjarmasin.

Penulis lebih menekankan pada analisis Break Even Point dalam menentukan laba atas penjualan bahan bangunan pada Toko Harapan.

Penulis lebih menekankan pada analisis Break Even Point dalam

menentukan perencanaan laba 3 jenis alat sparepart pada PT Muda Kreatif Barabai.

Hasil Penelitian Hasil penelitian untuk tahun 2016, break even point pada penjualan roti bantal coklat sebanyak 11.849 unit atau sebesar

Hasil penelitian untuk tahun 2012, Toko Harapan mencapai titik impas/Break Even Point dan mendapatkan laba

Hasil penelitian pada tahun 2019, untuk 3 produk sparepart pada PT Muda Kreatif

(37)

Rp 142.186.610, roti tawar kentang sebanyak 7.695 unit atau sebesar Rp 100.037.861, roti lapis surabaya sebanyak 6.205 unit atau sebesar Rp 62.052.066, roti tawar kupas sebanyak 5.598 unit atau sebesar Rp 55.982.597, dan roti sisir sebanyak 4.864 unit atau sebesar Rp

38.910.666.

sebesar Rp 329.868.164. Barabai telah mencapai dan berada diatas titik Break Even Point.

Dari tabel 2.1 diatas, dapat diketahui bahwa penelitian penulis memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian-penelitian terdahulu. Hal tersebut dapat dilihat dari periode dan objek penelitian. Penulis mengambil objek pada PT Muda Kreatif Barabai pada periode Oktober s.d Desember 2019 serta memperhitungkan perencanaan laba pada tahun 2020.

Penelitian penulis secara umum juga memiliki kesamaan dengan penelitian – penelitian terdahulu, yaitu variabel penelitian yang digunakan yaitu perhitungan Break Even Point dan Perencanaan Laba.

(38)

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah Penelitian Kuantitatif, karena hasil penelitian dipresentasikan dalam bentuk hasil perhitungan sistematis dengan variabel penelitian berupa perhitungan Break Even Point dan perencanaan laba pada PT Muda Kreatif Barabai. Penelitian kuantitatif adalah proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data dalam bentuk angka, seperti volume penjualan, harga jual, biaya variabel dan biaya tetap, sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian deskriptif, yang bertujuan untuk menjawab permasalahan mengenai seluruh variabel penelitian secara independen yang dilakukan dengan intensif untuk menyajikan gambaran mengenai permasalahan yang terjadi pada PT Muda Kreatif Barabai.

B. Variabel Penelitian

Adapun variabel yang digunakan penulis sebagai pedoman pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. “Break Even Point atau titik impas adalah dimana hasil penjualan (revenue) yang diperoleh perusahaan hanya mampu menutup biaya operasional, dalam hal ini perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidak memperoleh keuntungan”. (Hendra S. Raharjaputra)

Break Even Point atau titik impas pada PT Muda Kreatif Barabai merupakan keadaan atau kondisi dimana PT Muda Kreatif Barabai tidak mengalami kerugian dan tidak memperoleh keuntungan, atau keuntungan/laba sama dengan nol.

(39)

2. “Perencanaan laba (profit planning) adalah perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat mencapai tujuan dari perusahaan yaitu memperoleh laba”. (Munawir, 2011:184)

Perencanaan laba pada PT Muda Kreatif Barabai merupakan suatu strategi yang harus dilakukan, agar mencapai laba/keuntungan yang diinginkan dan untuk mengetahui jumlah penjualan minimum agar tidak mengalami kerugian.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

a. Data Kualitatif

Data kualitatif merupakan data yang diperoleh dari dalam perusahaan yang bukan dalam bentuk angka-angka tetapi dalam bentuk lisan maupun tertulis. Data kualitatif pada penelitian ini berupa sejarah dan struktur perusahaan pada PT Muda Kreatif Barabai.

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data atau informasi yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk angka-angka. Data kuantitatif pada penelitian ini berupa volume penjualan, harga jual, biaya variabel, dan biaya tetap pada PT Muda Kreatif Barabai.

2. Sumber Data a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung pada perusahaan serta melakukan wawancara langsung dengan pihak pimpinan dan sejumlah personil yang ada kaitannya dengan penelitian ini. (Joy Toar Pangemanan, 2016)

Data primer yang diperoleh dari PT Muda Kreatif Barabai adalah hasil wawancara dan observasi/pengamatan secara langsung

(40)

berupa data penjualan tahun 2019, biaya-biaya, harga jual, sejarah perusahaan serta struktur perusahaan.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan jalan mengumpulkan dokumen-dokumen serta arsip-arsip perusahaan yang ada kaitannya dengan penelitian ini. (Joy Toar Pangemanan, 2016)

Data sekunder yang diperoleh pada penelitian ini adalah Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan NPWP Perusahaan.

D. Metode Pengumpulan Data

Adapun penulis melakukan beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara adalah teknik penelitian yang dilakukan dengan mengadakan wawancara atau tanya jawab dengan pihak perusahaan yang ditunjuk atau pejabat berwenang yang ada hubungannya dengan data yang dibahas dalam penelitian ini. (Joy Toar Pangemanan, 2016)

Dalam penelitian ini, penulis melakukan metode wawancara atau tanya jawab secara langsung dengan pihak yang terkait di PT Muda Kreatif Barabai untuk mendapatkan data yang diperlukan.

2. Observasi

Observasi adalah teknik penelitian yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung dalam perusahaan untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan pembahasan penelitian yang dilakukan. (Joy Toar Pangemanan, 2016)

Dalam penelitian ini, penulis melakukan metode observasi atau pengamatan secara langsung dengan datang langsung ke PT Muda Kreatif Barabai untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan.

(41)

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan mengadakan pencatatan, pengumpulan data tertulis yang mempunyai keterkaitan dengan permasalahan pada penelitian ini.

(Dwi Suprajitno, 2015)

Dalam penelitian ini, penulis melakukan metode dokumentasi dengan mengumpulkan dan menganalisis data terutama yang berhubungan dengan volume penjualan, harga jual, serta biaya-biaya agar dapat mendukung penelitian pada PT Muda Kreatif Barabai.

E. Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan oleh penulis pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan data seperti : a. Sejarah perusahaan b. Struktur perusahaan c. Harga Jual

d. Data penjualan tahun 2019 e. Data biaya-biaya tahun 2019

2. Mengelompokkan atau memisahkan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh PT Muda Kreatif Barabai pada tahun 2019 ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.

3. Menghitung Break Even Point atau titik impas 3 jenis produk alat sparepart di PT Muda Kreatif Barabai periode Oktober s.d Desember tahun 2019 dengan model rumus titik impas dalam unit dan titik impas dalam rupiah.

4. Membuat perencanaan laba (profit planning) untuk tahun 2020 atau menghitung berapa besar 3 jenis produk alat sparepart di PT Muda Kreatif Barabai yang harus dijual pada tahun 2020 untuk mendapatkan keuntungan/laba yang diinginkan.

5. Membuat laporan laba rugi kontribusi tahun 2020.

(42)

25

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT Muda Kreatif Barabai yang berlokasi di Jalan A. Yani Km 167 RT 001 RW 001 Desa Tembok Bahalang Kecamatan Batang Alai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Perusahaan ini dibangun oleh H. Syafrudin dan telah beroperasi sejak tahun 1998. PT Muda Kreatif merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perbaikan dan produksi sparepart alat berat. Perusahaan ini memproduksi sesuai pesanan sparepart alat berat seperti; spacer equalizer spacing tebal 2 mm, bushing equalizer material teflon, dan spacer washer rorque rod.

2. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi adalah salah satu penunjang penting dalam suatu perusahaan. Karena dengan adanya struktur organisasi dalam suatu perusahaan, maka perusahaan dapat menjalankan fungsi dan tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan posisi atau jabatan yang diberikan.

Penyusunan struktur organisasi dalam suatu organisasi atau perusahaan menjadi hal yang utama, baik organisasi tersebut berskala kecil maupun besar tetap memerlukan struktur organisasi yang jelas untuk mencapai sasaran organisasi yang ditetapkan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.

Adapun struktur organisasi pada PT Muda Kreatif Barabai dapat dilihat pada bagan 4.1 berikut ini :

(43)

1. Proses Produksi

DEWAN KOMISARIS H. SYAFRUDIN

GENERAL MANAGER HENDRI YATNIKO

MANAGER KEUANGAN ABDUL WAHAB

KABAG ORDERAN ISRANSYAH

BAGIAN PERENCANAAN & PENGAWASAN PRODUKSI

+ DAPARTEMEN RISET DAN PENGEMBANGAN

RIDIAN SALEH KABAG PPRODUKSIA

M.SALEH

KABAG PRODUKSI B ABDULLAH MUSTAQIM

KABAG PRODUKSI C M.FAHRIN

KABAG PRODUKSI D EPRIYANATA

MANAGER PRODUKSI H. SYAHRUDIN

KABAG TEKNIK DAN GUDANG HJ.SITI RAHMAH

BAGIAN LOGISTIK ALVIN HIDAYAT

BAGIAN REPARASI DAN

PEMELIHARAAN ARBANI DAN ABDURRAHMAN

BAGIAN DAPUR ARBAINAH

MASERAH JAMSIAH NORLAILA NORHATIMAH

KEPEGAWAIAN PENCATATAN WAKTU

MELDA MAHLISA KABAG PERSONALIA &

UMUM H. SYAHRUDIN

ADMINISTRASI & UMUM MISDAWATI SARI NURFIDA

KASIR RUSANA MASPUPAH

KABAG KEUANGAN ARIFAH

AKUNTANSI KEUANGAN

MANAGER PEMASARAN HENRI YATNIKO

BAGIAN PENJUALAN &

PROMOSI BAMBANG GIANTORO

PENGIRIMAN NURIYAHARTO BUDI NURLIYANSYAH

JUMBRI BAGIAN PENJUALAN

ASYRUL AWAKHIR SAYFUL FAZERI

Sumber : PT Muda Kreatif Barabai (diolah oleh penulis)

Bagan 4.1 Struktur Organisasi PT Muda Kreatif Barabai

(44)

Berdasarkan bagan diatas terlihat struktur organisasi pada PT Muda Kreatif Barabai. Penulis akan menguraikan tugas dari masing- masing bagian sesuai dengan bagan struktur organisasi pada PT Muda Kreatif Barabai yaitu, sebagai berikut :

a. Dewan Komisaris, adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi.

b. General Manager

Tugas General Manager yaitu, sebagai berikut:

1) Mengarahkan dan mengkoordinasikan kegiatan dari satu atau lebih departemen, seperti teknik, operasi atau penjualan, atau divisi utama dari organisasi bisnis.

2) Membantu petugas administrasi kepala dalam merumuskan dan mengelola kebijakan organisasi dengan melakukan tugas secara pribadi atau melalui manager bawahan.

c. Manager Produksi

Tugas Manager Produksi yaitu, sebagai berikut:

1) Melakukan perencanaan dan pengorganisasian jadwal produksi.

2) Mengawasi proses produksi.

3) Melakukan pemilihan, pemesanan dan bahan pembelian.

4) Mengorganisir perbaikan dan pemeliharaan rutin peralatan produksi, dll.

d. Kabag Orderan (Kepala Bagian Orderan) e. Kabag Produksi (Kepala Bagian Produksi)

Tugas Kabag Produksi yaitu, sebagai berikut:

1) Mengawasi semua kegiatan proses produksi yang berlangsung di lantai pabrik seperti pemotongan, pengeleman, perakitan, dan proses lainnya.

(45)

2) Mengkoordinir dan mengarahkan setiap bawahannya serta menentukan pembagian tugas bagi setiap bawahannya.

3) Mengawasi dan mengevaluasi seluruh kegiatan produksi agar dapat mengetahui kekurangan dan penyimpangan/kesalahan sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk kegiatan berikutnya.

f. Kabag Teknik dan Gudang (Kepala Bagian Teknik dan Gudang)

Tugas Kabag Teknik dan Gudang yaitu, sebagai berikut:

1) Bertanggung jawab atas tersedianya mesin, peralatan dan kebutuhan listrik demi kelancaran produksi.

2) Mendelegasikan dan mengkoordinir tugas-tugas di bagian perawatan mesin dan listrik.

g. Bagian Logistik

Tugas Bagian Logistik yaitu, sebagai berikut:

1) Mengkoordinasikan dan melacak pengiriman.

2) Mengelola Gudang.

3) Menganalisis sistem rantai pasok.

4) Pengawasan keamanan.

h. Bagian Reparasi dan Pemeliharaan, ialah perbaikan atau semua aktivitas yang berkaitan untuk mempertahankan peralatan sistem dalam kondisi layak bekerja.

i. Bagian Dapur

j. Bagian Perencanaan & Pengawasan Produksi, Departemen Riset dan Pengembangan

Tugas Bagian Perencanaan & Pengawasan Produksi, Departemen Riset dan Pengembangan yaitu, sebagai berikut:

1) Penentuan dan penetapan kegiatan produksi yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan.

(46)

2) Mengawasi kegiatan pelaksanaan dari proses dan hasil produksi agar apa yang telah direncanakan dapat terlaksana.

k. Manager Keuangan

Tugas Manager Keuangan yaitu, sebagai berikut:

1) Merencanakan bisnis dan meramalkan aspek-aspek yang ada dalam perusahaan dengan bekerja sama dengan para manager lainnya.

2) Memiliki andil dalam kehidupan perusahaan se-efisien dan se-efektif mungkin dengan menjalin kerja sama antar manager yang ada di perusahaan.

3) Mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasi.

4) Menghubungkan perusahaan dengan pasar saham, agar perusahaan dapat memperdagangkan sahamnya.

l. Kabag Keuangan (Kepala Bagian Keuangan) m. Kasir

Tugas Kasir yaitu, sebagai berikut:

1) Mengelola arus keuangan baik kas maupun yang ada di bank.

2) Menyajikan laporan kas basis setiap saat dibutuhkan oleh pihak manajemen yang meliputi buku kas, buku bank, laporan penerimaan dan pengeluaran dana atau barang, laporan status dana dan anggaran.

3) Tugas kasir bersama accounting adalah melakukan rekonsiliasi dan menyerahkan seluruh dokumen transaksi pada accounting.

n. Administrasi & Umum

Tugas Administrasi & Umum yaitu, sebagai berikut:

1) Mengumpulkan data hasil produksi.

2) Memproses dan mengontrol data produksi.

3) Membuat laporan harian.

(47)

4) Menyusun jadwal (shift) kerja operator produksi.

5) Mengarsipkan data.

o. Manager Pemasaran

Tugas Manager Pemasaran yaitu, sebagai berikut:

1) Melakukan identifikasi, pengembangan, dan evaluasi terhadap strategi marketing yang sudah dijalankan oleh tim marketing.

2) Membuat rumusan, arahan, dan koordinasi hingga kebijakan yang terkait dengan kegiatan marketing produk/jasa.

3) Menjalin kerja sama intensif dengan manager promosi untuk mendiskusi materi promosi yang sesuai.

4) Menyusun strategi harga yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan tujuan promosi.

5) Memantau daftar penawaran produk/jasa dari kompetitor.

p. Bagian Penjualan

Tugas Bagian Penjualan yaitu, sebagai berikut:

1) Melakukan penjualan dengan mencari klien atau pelanggan dengan aktif untuk mendapatkan pendapatan perusahaan.

2) Menyusun laporan penjualan dan membuat statistik penjualan berdasarkan angka yang diperoleh.

3) Mengumpulkan dokumen dan catatan yang diperlukan bagian penjualan.

4) Memberikan informasi tentang ketersediaan stok, rencana pengiriman.

5) Melacak pesanan sampai dengan realisasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dll.

q. Bagian Penjualan & Promosi r. Pengiriman

(48)

3. Proses Produksi dan Tenaga Kerja

Proses produksi merupakan kegiatan pengolahan bahan baku serta bahan pembantu dengan menggunakan alat-alat tertentu sehingga menghasilkan suatu produk/ barang yang dapat bernilai. Pada perusahaan, proses produksi sangat penting untuk menghasilkan suatu produk. Berikut ini merupakan proses produksi dalam pembuatan sparepart pada PT Muda Kreatif Barabai :

a. Tahapan Pemilihan Bahan Baku

Pada tahapan ini pemilihan bahan baku sangat penting agar dipilih sesuai dengan pesanan yang akan dibuat.

b. Tahapan Pemotongan

Tahap kedua adalah pemotongan bahan baku agar sesuai dengan pesanan. Misalnya, besi plat dipotong sesuai dengan permintaan ukuran pesanan.

c. Tahapan Perakitan

Setelah dipotong, tahap selanjutnya perakitan dari bahan baku menjadi barang jadi.

d. Tahapan Penghalusan

Setelah menjadi barang jadi, akan langsung dihaluskan bagian-bagian yang kasar dengan mesin.

e. Tahapan Finishing

Tahapan finishing adalah proses pembungkusan sesuai dengan produk yang dipesan, setelah itu barang akan langsung siap diantar pada perusahaan yang melakukan pemesanan.

Tahapan proses produksi PT Muda Kreatif Barabai dapat dilihat pada bagan 4.2 berikut :

(49)

Bagan 4.2 Tahapan Proses Produksi

Sumber : PT Muda Kreatif Barabai (diolah oleh penulis) Dalam proses produksi dibutuhkan tenaga kerja dalam pembuatan suatu produk. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan suatu barang atau jasa. Bagi perusahaan yang berdiri, tenaga kerja menjadi suatu komponen yang sangat penting untuk mencapai tujuan perusahaan.

Daftar tenaga kerja pada PT Muda Kreatif Barabai dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1 Daftar Tenaga Kerja

No Jenis Pekerjaan Jumlah (Orang)

1 Pemilik 1

2 Manager 2

3 General Manager 1

4 Manager Keuangan 1

5 Manager Produksi 1

6 Kabag Gudang 1

7 Kabag Keuangan 1

8 Kabag Las 1

9 Kabag Order 1

10 Kabag Perencanaan 1

Tahapan Pemilihan Bahan Baku

Tahapan Pemotongan

Tahapan Perakitan

Tahapan Penghalusan

Tahapan Finishing

(50)

11 Kabag Produksi 4

12 Kepala Bengkel 1

13 Operator Bubut 30

14 Operator Gerinda 10

15 Operator Las 19

16 Operator Pemotong 3

17 Pemotong Besi 2

18 Operator Scrub 2

19 Operator Bor 1

20 Bagian Logistik 1

21 Marketing 3

22 Mekanik 3

23 Administrasi 4

24 Kasir 1

25 Operator 1

26 Akuntan 1

27 Driver 3

28 Helper 4

29 Cleaning Service 4

30 Konsumsi 6

31 Satpam 7

Jumlah 120

Sumber : PT Muda Kreatif Barabai (diolah oleh penulis) B. Pembahasan Hasil Penelitian

Perusahaan belum pernah melakukan perhitungan Break Even Point untuk perencanaan laba periode yang akan datang. Dalam analisis ini, perusahaan akan memperoleh informasi yang lebih jelas tentang perencanaan laba dengan penentuan jumlah penjualan, dan tingkat keuntungan maupun kerugian yang akan didapatkan perusahaan. Pada perhitungan Break even point, sebelumnya harus mengetahui penjualan yang dihasilkan oleh perusahaan pada periode sebelumnya, harga jual dan biaya-biaya secara keseluruhan dari perusahaan.

1. Penerimaan Pendapatan (Jumlah Penjualan)

Setiap perusahaan yang berdiri pasti mengharapkan adanya pendapatan dari kegiatan yang dilaksanakan, terkhusus untuk

(51)

perusahaan manufaktur atau perusahaan yang memproduksi barang.

Pendapatan perusahaan manufaktur berasal dari penjualan barang yang mereka produksi.

PT Muda Kreatif Barabai merupakan perusahaan dibidang manufaktur/ produksi dan perbaikan. Perusahaan ini memproduksi sparepart alat berat melalui pesanan yang diterima dari konsumen/

perusahaan lain. Perusahaan ini menerima pesanan dari beberapa perusahaan yang memerlukan sparepart alat berat. Pada analisis ini, penulis hanya mengambil pesanan dari perusahaan PT Saptaindra Sejati dan mengambil sampel 3 produk selama periode Oktober s.d Desember 2019. Berikut ini pendapatan PT Muda Kreatif Barabai dari pesanan PT Saptaindra Sejati, dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

(52)

No Kode Stok Part Number Merek Nama Barang Kuantitas Harga (Rp) Pendapatan

Penjualan (Rp) Persentase

1 1387786 MK001-2MM MK Spacer Equalizer Spacing Tebal 2 mm 2550 12.000 30.600.000 23,10%

2 71936 MK-1011 MK Bushing Equalizer Material Teflon 2300 223.000 512.900.000 20,84%

3 91918 M30X230 MK Bolt End Frame 300 205.000 61.500.000 2,72%

4 140889 MK.M30X140 MK Bolt Link Rod 270 125.000 33.750.000 2,45%

5 140921 MK015 MK Spacer Washer Torque Rod 4200 4.000 16.800.000 38,05%

6 607366 LOCKPIN01 MK Safety Lock Pin (Dolly) 30 68.000 2.040.000 0,27%

7 744649 MK008 MK Pin Arm Dolly Tirus 240 236.000 56.640.000 2,17%

8 881649 WSL01 MK Washer Pin Equalizer Spacing Luar; WSL 390 45.000 17.550.000 3,53%

9 1155183 788891-FR MK Safety Lock Pin Arm Dolly Vessel SST-74 390 11.000 4.290.000 3,53%

10 1302686 PEVS00101-2017 MK Braket Rear Lamp Vessel Fabrikasi SIS 9 130.000 1.170.000 0,08%

11 1302694 PEVS00201-2017 MK Cover Rear Lamp Vessel Fabrikasi SIS 30 90.000 2.700.000 0,27%

12 1303288 PEVS00411-2016 MK Jari - Jari Canopi Vessel 9 1.600.000 14.400.000 0,08%

13 1303296 PEVS00511-2016 MK Cover Plate Canopi Vessel 21 3.300.000 69.300.000 0,19%

14 1333665 3042017 MK Washer Pin Sling Arm Dolly 180 17.000 3.060.000 1,63%

15 1333657 1042017 MK Pin Sling Arm Dolly 120 250.000 30.000.000 1,09%

Jumlah 11039 856.700.000 100,00%

Sumber: PT Muda Kreatif Barabai (diolah oleh penulis)

(53)

Pada perhitungan break even point, penulis menggunakan sampel 3 produk dari pesanan PT Saptaindra Sejati, yaitu spacer equalizer spacing tebal 2 mm, bushing equalizer material teflon, dan spacer washer torque rod. Berikut ini merupakan data penjualan 3 produk tersebut, dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3 Daftar Penjualan 3 Produk Sparepart Periode Oktober s.d Desember 2019

No Nama produk

Harga Satuan

(Rp)

Kuantitas Pendapatan

Penjualan (Rp) Persentase 1 Spacer equalizer spacing tebal 2 mm 12.000 2550 30.600.000 5,46%

2 Bushing equalizer material teflon 223.000 2300 512.900.000 91,54%

3 Spacer washer torque rod 4.000 4200 16.800.000 3,00%

Jumlah 9050 560.300.000 100,00%

Sumber : PT Muda Kreatif Barabai (diolah oleh penulis) 2. Biaya – Biaya

Dalam menghitung break even point diperlukan biaya-biaya operasional yang terjadi pada bulan Oktober s.d Desember 2019 untuk 3 produk tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

a. Biaya Bahan Baku untuk pembuatan produk sparepart spacer equalizer spacing tebal 2 mm, bushing equalizer material Teflon, dan spacer washer torque rod, dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Biaya Bahan Baku 3 Produk Sparepart Periode Oktober s.d Desember 2019

No Nama Bahan Biaya Bahan (Rp)

1 Besi Plat 14.000.000

2 Besi Plat 63.000.000

3 Viva Teflon 9.000.000

Jumlah 86.000.000

Sumber : PT Muda Kreatif Barabai (diolah oleh penulis)

(54)

Adapun rincian untuk pemakaian bahan baku 3 produk sparepart pada PT Muda Kreatif Barabai periode Oktober s.d Desember sesuai dengan tabel diatas adalah sebagai berikut : 1) Spacer Equalizer Spacing tebal 2 mm

Besi plat : 20 lembar x Rp. 700.000/lembar = Rp.

14.000.000

2) Bushing Equalizer Material Teflon

Viva Teflon: 90 batang x Rp. 700.000/batang = Rp.

63.000.000

3) Spacer Washer Torque Rod

Besi Plat : 15 lembar x Rp. 600.000/lembar = Rp. 9.000.000 b. Biaya Depresiasi Aktiva Tetap.

Aktiva tetap digunakan selama proses produksi, yang mengakibatkan perlunya depresiasi dan dibebankan pada produk pesanan. Untuk menghitung depresiasi aktiva tetap, penulis menggunakan metode garis lurus. Berikut ini daftar aktiva tetap pada PT Muda Kreatif Barabai, dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini:

Tabel 4.5 Daftar Aktiva Tetap

No Aktiva Tetap Jumlah Thn Perolehan

Harga Perolehan

Umur Kegunaan

Jumlah Harga Perolehan

Nilai Residu 1 Printer canon

MHV

1 2017 1.500.000 4 tahun 1.500.000 656.250

2 Forklift 1 2018 230.000.000 8 tahun 230.000.000 179.687.500

3 Gas Cut 1 2013 14.975.000 8 tahun 14.975.000 4.367.708

4 Genset 1 2013 123.260.000 8 tahun 123.260.000 30.815.000 5 Klau Bubutan 1 2012 2.445.000 8 tahun 2.445.000 152.813

Referensi

Dokumen terkait

Keberadaan perempuan dalam media periklanan telah menjadi terget kekuasaan dari pemilik modal, sehingga apa yang dikatakan oleh pengiklan mereka rela melakukannya

Kewenangan untuk melakukan kegiatan fundraising zakat hanya ada pada Baitul Mal Aceh, dijelaskan dalam Qanun Pasal 1 poin (14) “Zakat adalah bagian dari harta yang wajib

ukuran pori karena ketika serbuk karbon dicetak maka struktur pori akan lebih mengikuti morfologi partikel karbon yang dihasilkan dari proses ball

Waste processing in th r23 Cities is free of charge for household waste (excluding the disposal of waste 10 kg. per day), while large-sized waste and business-generated waste

Imam Syafi'i الله وحمر mengatakan, "Manusia terdesak setelah Rasulullah ملسو وسلم الله ىلص lalu mereka tidak mendapati seorang pun di bawah kolong

Berdasarkan keseluruhan hasil analisa yang telah dilakukan dalam penyusunan tugas akhir, dapat diperoleh kesimpulan bahwa susu formula yang memenuhi asupan gizi yang

Value (PBV). Hipotesis keempat didukung. 5) Secara ketepatan model penelitian ini menunjukkan bahwa Struktur Modal, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Kebijakan

pembelajaran konvensional seperti papan tulis, dengan metode pembelajaran seperti ceramah. Hal ini dikarenakan kurangnya perhatian siswa terhadap penjelasan guru