• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan membutuhkan dana cukub besar, dana tersebut selain diperoleh dari pusat juga dari hasil Pendapatan Asli Daerah Sendiri, yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. Pemerintah Daerah dapat menggali penerimaannya dari berbagai sumber terutama yang bersumber dari daerah sendiri maupun sumbangan dari Pemerintah Pusat. Pajak Bumi dan Bangunan sebagaian besar penerimaannya merupakan pendapatan daerah yang diatur dalam pemerintah No. 16 Tahun 2000. Undang- undang Pajak Bumi dan Bangunan No. 28 Tahun 2009 dijelaskan bahwa Pemerintah Kabupaten/ Kota sudah diperbolehkan untuk menerima pengalihan pemungutan dan pengolalaannya. Peraturan Walikota Batu Nomor 54 Tahun 2020 tentang Tata Cara pemungutan pajak bumi dan bangunan perdesaan dan pekotaan yang menjelaskan bahwa pelimpahan sebagai wewenang Walikota Batu kepada camat dibidang Pemerintahan yang salah satunya didalam peraturan tersebut mengatur tentang tugas kecamatan dalam penyelesaian atau pelunasan Pajak Bumi dan Bangunan yang setiap tahunnya dituntut untuk dapat selesai atau lunas tepat waktu yang berkoordinasi dengan kelurahan atau desa sekitar (Timur et al., 2019).

Permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah dalam pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan adalah banyaknya tunggakan dari tingkat kelurahan sampai tingkat kecamatan, sehingga sulitnya mencapai realisasi yang ada karena terlalu banyaknya tunggakan PBB yang belum dibayarkan oleh wajib pajak. Dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk memenuhi kebutuhan anggaran Penerimaan Belanja Negara (APBN) peran pemerintah saja tidak cukup, masyarakat juga harus berperan aktif sebagai wajib pajak. Peran aktif masyarakat ini dapat dilihat dalam bentuk kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Kepatuhan wajib pajak dilakukan dengan

(2)

2

cara wajib pajak dapat patuh dan bersedia untuk memenuhi kewajiban perpajakannya berdasarkan peraturan perundang-undangan tanpa perlu adanya peringatan atau sanksi. (Nurachmi & Hidayatulloh, 2021).

Kasus penghindaraan dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan telah terjadi di Desa Pandanlandung Kecamatan Wagir, ditemukannya permasalahan banyaknya wajib pajak yang tidak membayarkan Pajak Bumi dan Bangunan dan adanya permasalahan dalam penyampaian SPPT yang tidak bisa diberikan kepada wajib pajak, sehingga hal ini menimbulkan penunggakan Pajak Bumi dan Bangunan dengan jumlah besar. Hal ini menyebabkan wajib pajak yang tidak membayarkan pajaknya melebihi tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan harus membayar sanksi 2% dari jumlah tagihan pajaknya.

(INews.id, 2021).

Pada tahun 2019 Pemerintah Kota Makasar mengalami target untuk pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan dibawah 50%, ada dua kecamatan yang yang dibawah 50% yaitu Kecamatan Tamalate dan Manggala. Hal tersebut diduga masih rendahnya kesadaran wajib pajak dalam membayar PBB, wajib pajak dirasa belum mengetahui manfaat yang akan diterima jika wajib pajak patuh dalam membayar PBB. Keterlambatan wajib pajak membayar PBB akan dikenakan sanksi administrasi yaitu berupa pembayaran denda sebesar 2% per bulan dari jumlah pajak yang teutang.

Faktor-faktor yang meningkatkan kepatuhan wajib pajak diantaranya adalah pemahaman hukum pajak. Wajib pajak yang memiliki pemahaman hukum pajak yang tinggi akan patuh dan bersedia untuk membayarkan pajaknya tanpa harus menunggu sanksi atau peringatan,wajib pajak yang mimiliki pemahaman hukum pajak yang rendah dapat melakukan tindakan tidak patuhan dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Hal ini dikarenakan wajib pajak belum memahami ketentuan peraturan perundang- undangan dibidang perpajakan yang meliputi wewenang atau hak pemerintah dalam mengambil kekayaan wajib pajak dan menyerahkan kembali kepada rakyat melalui kas Negara, dan melalui fasilitas umum yang telah dirasakan oleh masyarakat (Fathony & Rahayu, 2016).

(3)

3

Tingkat kesadaran wajib pajak dapat dicerminkan dari kesungguhan dan keinginan wajib pajak dalam mentaati ketentuan perpajakan yang berlaku.

Kesadaran wajib pajak akan meningkat jika wajib pajak mempunyai persepsi yang baik terhadap pajak. Wajib pajak yang sadar bahwa pajak yang dibayarkan merupakan iuran yang dibayarkan untuk menunjang pembangunan negara dan masyarakat sehingga wajib pajak akan melaksanakan kewajibannya perpajakannya secara sukarela (Nauvalia & Herwinarni, 2018).

Penegakkan sanksi perpajakan untuk mencegah tindakan tidak patuh dalam membayar pajak. Sanksi perpajakan adalah suatu jaminan atas ketentuan perundang- undangan perpajakan yang dapat dipatuhi atau dijalani (Fathony &

Rahayu, 2016). Sanksi perpajakan bisa berupa sanksi administrasi dan pidana, sanksi administrasi umumnya berupa bunga, denda, tambahan pokok pajak, maupun kenaikan dan dijatuhkan oleh fiskus, sedangkan sanksi pidana berkaitan dengan denda pidana maupun hukum penjara dan dijatuhkan oleh hakim (Suandy, 2017).

Nauvalia & Herwinarn (2018) melakukan penelitian tentang Pengaruh Pemahaman Perpajakan, Layanan Fiskus dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dengan objek pajak Kantor Pelayan Pajak Tegal, hasilnya menunjukkan bahwa pemahaman perpajakan, layanan fiskus dan kesadaran wajib pajak berpengaruh secara simultan terhadap kepatuhan wajib pajak sedangkan layanan fiskus secara parsial tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dan sebaliknya pemahaman perpajakan dan layanan fiskus secara parsial mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. Sementara Nurachmi & Hidayatulloh (2021) melakukan penelitian dengan judul Keadilan, Pendidikan dan Etika Kepatuhan Wajib Pajak di Yogyakarta, menunjukkan hasil jika etika kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh Keadilan dan Pendidikan. Sedangkan Fathony & Rahayu (2016) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pemahaman Pajak Sistem Perpajakan Sanksi Perpajakan dan Motif Ekonomi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KP2KP Kabupaten Kulon Progo, hasilnya menunjukkan bahwa pemahaman pajak, sistem perpajakan dan sanksi perpajakan berpengaruh negatif terhadap

(4)

4

kepatuhan wajib pajak, sedangkan motif ekonomi berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.

Kota Batu dipilih dalam kajian penelitian ini, dikarenakan adanya realisasi pokok ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan kurang dari 50% pada tahun 2020 di beberapa desa, hal ini terjadi dikarenakan pada tahun 2020 Walikota Batu mengeluarkan keputusan Nomor 188.45/152/Kep/422.012/2020 tentang adanya kebijakan pembebasan sementara PBB dibawah Rp100.000 (Surya Malang, 2020). Walikota Batu mengharapkan bahwa pada tahun 2020 realisasi pokok ketetapan Kecamatan/ Kelurahan Kota Batu bisa mencapai 50%. Ada tiga desa yang realisasinya dibawah 50% dengan adanya hal tersebut pihak Bapenda langsung melakukan pengecekan didesa-desa tersebut, setelah dilakukan pengecekan oleh pihak Bapenda ternyata ada beberapa wajib pajak yang tidak membayarkan pajaknya kepada petugas penarik pajak PBB sampai melebihi tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan (Bhirawa Online, 2020).

Penelitian ini dilakukan untuk menguji Pengaruh Pemahaman hukum Pajak, Kesadaran Wajib Pajak, dan Sanksi Pajak, Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak : Prespektif Teori Atribusi (Surve pada Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Kota Batu) : Prespektif Teori Atribusi. Penelitian sejenis ini sudah dilakukan oleh penelitian terdahulu tetapi pada penelitian terdahulu objek pajak yang digunakan dalam kajian penelitiannya seperti Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Kantor Pelayanan pajak (KPP), dan Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP), sedangkan pada penelitian ini objek yang diteliti, yaitu wajib pajak bumi dan bangunan Kota Batu dengan fenomena berupa kepatuhan wajib pajak bumi dan bangunan pada tahun 2020 dan pada penelitian sebelumya tidak ada yang mengangkat dan membahas kasus yang terjadi di Kota Batu tentang kepatuhan membayar PBB. Pada tahun 2020 dengan adanya dampak Corona Virus Disease ada pemberian insentif pada PBB dalam rangka pemulihan dampak ekonomi Corona Virus Disease, setiap daerah mempunyai peraturan tersendiri tentang hal tersebut yang nantinya akan disahkan oleh Walikota atau Bupati setempat. Kota Batu mengeluarkan keputusan tentang adanya kebijakan pembebasan sementara

(5)

5

PBB dibawah Rp100.000, sedangkan Kota Bogor mengeluarkan keputusan pemberian insentif PBB berupa potongan 10% dari pajak yang dibayarkan dan Walikota Bandung memberikan insentif PBB dalam rangka pemulihan dampak ekonomi Corona Virus Disease berupa 7 jenis relaksasi. Penelitian ini juga mengukur variabel Pemahaman Hukum Pajak yang menjelaskan undang- undang Nomor 12 tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan merupakan landasan hukum dalam pengenaan pajak sehubungan dengan hak atas bumi atau perolehan manfaat atas bumi dan kepemilikan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah :

1. Apakah pemahaman hukum pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak?

2. Apakah kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak?

3. Apakah sanksi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian yang dilakukan:

1. Untuk menguji apakah pemahaman hukum pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

2. Untuk menguji apakah kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

3. Untuk menguji apakah sanksi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat bagi wajib pajak orang pribadi diharapkan dapat memberikan

pemahaman dan pengetahuan bagi wajib pajak orang pribadi terhadap perpajakan khususnya dalam hal kepatuhan wajib pajak.

(6)

6

2. Manfaat bagi Akademis sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut dan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada mahasiswa tentang kepatuhan wajib pajak.

3. Manfaat bagi pemerintah sebagai regulasi dan pemerintah lebih bijak lagi menangani kepatuhan wajib pajak yang sering terjadi di Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang dapat diambil adalah Undang undang No.12 tahun 2006 mengatur tentang pengaturan kewarganegaraan, pemberian kewarganegraan, hilangnya kewarganegaraan, tata cara

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam suatu perusahaan secara kualitas dan kuantitas yang

Saat ini Public relations sudah berkembang hingga dapat dicapai secara online yaitu dengan online Public relations Definisi dari online Public relations adalah

Penjelasan dari ayat tersebut adalah tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh sebuah perusahaan berbasis Islam merupakan sebagai wujud pendistribusian kekayaan kepada masyarakat

Penelitian sekarang dilakukan oleh Wisnu Aditya Nurkamal untuk menguji ulang pengaruh dimensi gaya hidup terhadap keputusan pembelian dengan menggunakan objek yang berbeda dengan

Menurut La Midjan dan Azhar Susanto (2001) menyatakan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu sistem pengolahan data akuntansi yang merupakan alat koordinasi dari manusia,

Evaluasi kebijakan adalah tahapan yang paling penting dalam sebuah proses kebijakan, tanpa ada evaluasi suatu kebijakan itu tidak akan ada nilainya karena di

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Santi Utami Dewi, Siti Amanah dan Eva Rahmi Kasim (2013) yang berjudul “Korelasi Pelatihan Vokasional Dengan Kompetensi Penyandang