• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

41 66,5

25

8,5

>60

50-55

45-50

4.1 Deskripsi Kondisi Awal

Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional atau menggunakan ceramah saja. Guru cenderung mentranfer ilmu pada siswa, guru lebih aktif dari pada siswa, ssehingga siswa merasa bosan dan cenderung menjadi pasif. Melihat kondisi pembelajaran yang monoton, jadi suasana pembelajaran tampak kaku, dan berdampak pada kurang aktifnya siswa kelas IV dalam menerima materi pelajaran. Hal ini dapat dilihat pada perolehan nilai pada tabel dibawah berikut.

Tabel 4.1 Nilai Tes Prasiklus

Nilai Frekuensi Persentase

1 >60 16 66,5%

2 50-55 6 25%

3 45-50 2 8,5%

Jumlah 24 100

Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.1 dapat dibuat diagram lingkaran seperti tampak pada gambar 4.1 berikut.

Gambar 4.1 Diagram Nilai Prasiklus

(2)

Gambar 4.1 menunjukan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 60 keatas sebanyak 66,5/% atau 16 siswa, yang mendapat nilai 50-55 sebanyak 25% atau 5 siswa, dan yang mendapat nilai 40-45 sebanyak 8,5% atau 2 siswa. Berdasarkan data hasil tes pra siklus menunjukan masih ada siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Data ketuntasan belajar pada kondisi awal dapat dilihat tabel 4.2

Tabel 4.2

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Tes Prasiklus

No Ketuntasan Belajar Jumlah siswa

Jumlah Persentase

1 Tuntas 16 66,5%

2 Belum Tuntas 8 33,5%

Jumlah 24 100%

Tabel 4.2 ketuntasan belajar siswa hasil tes prasiklus dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM 60 sebanyak 8 siswa. Dengan demikian ada 8 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar minimal (KKM).

Sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal ada 16 siswa. Perbandingan antara yang sudah tuntas dan yang belum tuntas dapat dilihat pada diagram lingkaran seperti gambar 4.2

Gambar 4.2 Diagram ketuntasan Belajar Siswa Tes Prasiklus

Apabila hasil nilai pra siklus dianalisis berdasarkan nilai tertinggi, nilai terendah, dan nilai rata-rata akan tampak seperti pada tabel 4.3

tuntas

tidak tuntas

(3)

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Nilai tertinggi Nilai terendah Nilai rata-rata

Rentang Nilai

Tabel 4.3

Nilai Hasil Belajar Prasiklus

Untuk memper jelas hasil nilai tertinggi, nilai terendah, maupun nilai rata-rata pada tabel dapat digambarkan dengan diagram batang seperti berikut.

Gambar 4.3 nilai hasil belajar siswa prasiklus

4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 4.2.1 Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang dilakukan adalah memilih materi yang akan disampaikan dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berkolaborasi dengan guru kelas, serta menyiapkan lembar observasi kegiatan. Siklus I dilaksanakan dalam satu kali tindakan, pelajaran yang akan diajarkan pelajaran IPA kelas 4 materi tentang Rangka Manusia. Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran peneliti menggunakan model pembelajaran

No Uraian Nilai

1 Nilai Tertiggi 70

2 Nilai Terendah 44

3 Nilai rata-rata 57

(4)

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD), adapun langkah- langkahnya terlampir. Untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang diajarkan peneliti sudah mempersiapkan alat evaluasi berupa soal tes yang akan menguji tinggkat pemahaman siswa berkaitan dengan materi tersebut.

Perencanaan yang dilakukan tersebut telah mampu menjadi pedoman yang sistmatis dalam proses pembelajaran, artinya susunan progam tersebut terstruktur dan merupakan suatu urutan tahapan yang mempermudah pembelajaran suatu materi, sehingga pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar.

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini telah disesuaikan dengan jadwal pelajaran kelas 4 SD Negeri Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 dan 22 Agustus 2013. Pada pertemuan ini diawali dengan memberikan penjelasan tentang materi pelajaran yang akan dilaksanakan. Tujuan memberikan penjelasan agar siswa memahami pembelajaran yang sedang dilakukan, yaitu bahwa pembelajaran akan dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan langkah-lngkah sebagai berikut:

1. Melakukan apersepsi, guru mengajukan pertanyaan mengenai materi yang akan dibahas,

2. Guru memotivasi siswa dengan menerangkan materi secara singkat, tentang rangka manusia,

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran, kegiatan yang akan dilakukan, 4. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok secara heterogen, 5. Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok,

6. Siswa mendiskusikan tugas kelompok yang diberikan oleh guru,

7. Siswa mempresentasikan kerja kelompoknya, sementara kelompok lain memperhatikan dan member tanggapan sehingga terjadi diskusi,

(5)

83 12,5

4,5

>60 50-55 40-55

8. Guru memberikan kuis baik berupa pertanyaan singkat atau berupa tes kepada siswa dan keompoknya sementara teman yang lain atau satu keompoknya tidak boleh membantu.

9. Pada kegiatan akhir melakukan tes evaluasi dan tindak lanjut.

10. Memberikan hadiah kepada kelompok yang nilainya tertinggi.

Pada pertemuan I langkah-langkah yang ada harus dilakukan dengan sesuai, sedangkan kegiatan akhir diisi dengan membuat kesimpulan, Tanya jawab, pemberian tugas rumah tes dan tindak lanjut.

Berdasarkan pengamatan terhadap hasil belajar berupa nilai tes formatif diperoleh data nilai siswa. Selanjutnya hasil tes tersebut dianalisis dalam bentuk tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Nilai Tes Siklus I

No Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1 >60 20 83%

2 50-55 3 12,5%

3 40-45 1 4,5%

Jumlah 24 100%

Dari analisis tes pada tabel 4.4 dapat dibuat diadram lingkar seperti berikut:

Gambar 4.4 Diagram Lingkar Nilai Tes Siklus I

(6)

83%

17%

Tuntas Tidak tuntas

Berdasarkan analisis data yang digambarkan dalam bentuk diagram terlihat jelas perbandingannya bahwa gambar 4.4 menunjukan jumlah siswa yang mendapat nilai 60 keatas sebanyak 83% atau 20 siswa ,yang mendapat nilai 50-55 sebanyak 12,5% atau 3 siswa, dan yang mendapat nilai 40-45 sebanyak 4,5% atau hanya satu siswa. Hasil tes pada siklus I tersebut apabila dianalisis berdasarkan ketuntasan belajar dapat di sajikan dalam bentuk tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 1

No Ketuntasan Belajar Jumlah siswa

Jumlah Persentase

1 Tuntas 20 83%

2 Belum Tuntas 4 17%

Jumlah 24 100%

Dari tabel 4.5 ketuntasan hasil belajar siswa tes siklus Idapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM sebanyak 4 siswa, dengan demikian ada 4 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar minimal.

Sedangkan yang sudah mencapai KKM ada 20 siswa. Perbandingan antara yang sudah tuntas dan yang belum tuntas dapat dilihat pada diagram lingkar berikut ini:

Gambar 4.5

Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

Berdasarkan analisis tentang ketuntasan belajar tersebut dapat diketahui dari jumlah siswa kelas 4 sebanyak 24 siswa, yang sudah tuntas 83% atau 20 siswa,

(7)

0 20 40 60 80 100

Nilai tertinggi Nilai terendah Nilai rata-rata

Rentang Nilai

dan yang belum tuntas 17% atau 4 siswa. Adapun bila di analisis berdasarkan perolehan nilai siswa dapat disajikan pada tabel 4.6

Tabel 4.6

Nilai Hasil Belajar Siklus I

No Uraian Nilai

1 Nilai tertinggi 85

2 Nilai terendah 50

3 Nilai rata-rata 68

Berdasarkan tabel 4.6 dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang seperti pada gambar 4.6

Gambar 4.6

Diagram Perolehan Nilai Hasil Belajar Siklus I

Pengamatan terhadap kinerja guru dalam proses pembelajaran menunjukkan hasil yang baik. Hasil pengamatan kinerja guru terlampir. Hasil observasi digunakan sebagai bahan acuan refleksi dan untuk merencanakan tindakan sebagai bahan refleksi untuk merencanakan tindakan pada siklus II.

4.2.3 Evaluasi dan Refleksi

Berdasarkan hasil evaluasi tes kemampuan awal siswa dan hasil siklus 1 dapat dilihat dari adanya peningkatan perolehan nilai siswa dari sebelum dilakukan tindakan dan sesudah dilakukan tindakan pada siklus 1. Perbandingan hasil tes pra siklus dan siklus 1 dapat disajikan dalam tabel 4.7 berikut.

(8)

0 5 10 15 20 25

>60 50-55 40-45

Jumlah Siswa

Prasiklus Siklus 1

Tabel 4.7

Perbandingan Hasil Nilai Prasiklus dan Siklus I

No Nilai Pra siklus Siklus I

1 >60 16 20

2 50-55 6 3

3 40-45 2 1

Jumlah 24 34

Peningkatan hasil tes formatif siswa antara sebelum dan sesudah siklus 1 dapat dilihat pada grafik seperti berikut.

Gambar 4.7

Grafik Perbandingan Hasil Nilai Tes Pra Siklus Dan Siklus 1 Berdasarkan data perolehan nilai tes pada peningkatan hasil belajar siswa sebelum tindakan dan sesudah tindakan. Sebelum siklus 1 siswa yang mendapat nilai 60 ke atas sebanyak 16 siswa. Setelah siklus 1 naik menjadi 20 siswa. Yang mendapat nilai 50-55 sebelum siklus 1 sebanyak 6 siswa dan setelah siklus 1 menjadi 3 siswa. Yang mendapat nilai 40-45 sebelum siklus 1 sebanyak 2 siswa dan setelah siklus 1 hanya satu siswa saja.

Hubungan ketuntasan belajar siswa dapat ditunjukan perbandingannya pada tabel 4.8 berikut.

(9)

0 5 10 15 20 25

Tuntas Belum Tuntas

Jumlah Siswa

Kondisi Awal SiKLUS 1

Tabel 4.8

Data Perbandingan Ketuntasan Belajar Kondisi Awal dan Siklus 1

No Ketuntasan

Jumlah Siswa

Kondisi awal Siklus 1

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1 Tuntas 16 66,5% 20 83%

2 Belum tuntas 8 33,5% 4 17%

Jumlah 24 100% 24 100%

Data perbandingan ketuntasan belajar pada tabel 4.8 dapat diperjelas pada diagram berikut.

Gambar 4.8

Grafik Perbandingan Ketuntasan Belajar Kondisi Awal Dan Siklus 1

Berdasarkan data-data tersebut dapat terlihat perbedaan bahwa dalam pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran IPA di kelas 4 SD Negeri Kalibeji 01. Oleh karena itu nilai rata- rata kelas pun meningkat. Walaupun sudah terjadi peningkatan, namun hasil tersebut belum maksimal karena target keberhasilan ketuntasan siswa harus

(10)

mencapai 85%, hal ini dapat dilihat dari tes hasil siklus 1 mencapai ketuntasan 82%.

Hasil refleksi setelah proses perbaikan pembelajaran siklus 1 ditemukan kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan siklus dapat dilihat sebagai berikut.

1. Guru masih belum mengondisikan kelas siswa yang membuat kegaduhan 2. Guru masih belum memperhatikan kelompok yang mengalami masalah 3. Guru masih belum memberikan motivasi agar siswa aktif dalam berdiskusi 4. Guru masih belum membentuk siswa secara heterogen

5. Guru masih belum menjelaskan cara kerja kelompok dan tugas yang harus dikerjakan dalam kelompok

Berdasarkan dari hasil refleksi siklus 1 segala kekurangan yang terjadi akan diperbaiki dalam pertemuan pada siklus II, perbaikan itu diantaranya sebagai berikut:

1. Guru akan mengondisikan kelas siswa yang membuat kegaduhan 2. Guru akan memperhatikan kelompok yang mengalami masalah 3. Guru akan memberikan motivasi agar siswa aktif dalam berdiskusi 4. Guru akan membentuk kelompok siswa secara heterogen

5. Guru akan menjelaskan cara kerja kelompok dan tugas yang harus dikerjakan dalam kelompok.

4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 4.3.1 Perencanaan Tindakan

Siklus II terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada tangal 12 dan 14 september 2013. Sebelum proses pertemuan pembelajaran dilaksanakan siklus II, peneliti telah melakukan diskusi dengan guru kelas untuk mempersiapkan dan melakukan observasi untuk menentukan model yang sesuai dengan maeri yang akan diajarkan, sehingga pada proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Peneliti telah mempersiapkan rencana pembelajaran siklus II untuk mata pelajaran IPA kelas 4 semester II materi tentang fungsi rangka dan kesehatan rangka. Perencanaan awal hampir sama dengan siklis 1. Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini, peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif

(11)

tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD), adapun langkah-langkah pembelajaran terlampir.

Perencanaan tindakan yang dilakukan tersebut telah mampu menjadi pedoman yang sistematis dalam proses pembelajaran, artinya susunan progam tersebut terstruktur dan merupakan suatu urutan tahapan yang mempermudah pembelajaran suatu materi, sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik.

4.3.2 Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini telah disesuaikan dengan yang direncanakan. Langkah-langkah pembelajaran terlaksana dengan baik, pada kegiatan awal peneliti telah mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran sehingga kegiatan dapat berjalan dengan baik.

Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan langkah-lngkah sebagai berikut:

1. Melakukan apersepsi, guru membahas sebentar tentang materi yang diterangkan kemarin dan memberikan pertanyaan,

2. Guru memotivasi siswa dengan menerangkan materi secara singkat, tentang fungsi rangka dan kesehatan rangka,

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran, kegiatan yang akan dilakukan, 4. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok secara heterogen, 5. Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok,

6. Siswa mendiskusikan tugas kelompok yang diberikan oleh guru,

7. Siswa mempresentasikan kerja kelompoknya, sementara kelompok lain memperhatikan dan member tanggapan sehingga terjadi diskusi,

8. Guru memberikan kuis baik berupa pertanyaan singkat atau berupa tes kepada siswa dan keompoknya sementara teman yang lain atau satu keompoknya tidak boleh membantu.

9. Pada kegiatan akhir melakukan tes evaluasi dan tindak lanjut.

10. Memberikan hadiah kepada kelompok yang nilainya tertinggi.

(12)

100%

>60 50-55 40-45

Berdasarkan pengamatan terhadap hasil belajar berupa nilas tes formatif siklus II diperoleh data nilai siswa. Selanjutnya hasil tes tersebut dianalisis dalam bentuk tabel 4.9 berikut.

Tabel 4.9 Nilai Tes Siklus II

No Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1 >60 24 100%

2 50-55 - 0%

3 40-45 - 0%

Jumlah 24 100%

Berdasarkan analisis nilai tes siklus II pada tabel 4.9 dapat dibuat diagram lingkar seperti pada gambar 4.9 berikut.

Gambar 4.9

Diagram Nilai Tes Siklus II

Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk diagram dapat terlihat jelas perbandingannya bahwa gambar 4.9 menunjukan jumlah siswa yang mendapatkan nilai 60 ke atas sebanyak 24 siswa atau 100%, yang mendapatkan nilai 50-55 sebanyak 0 siswa atau 0%, dan yang mendapatkan nilai 40-45 sebanyak 0 siswa atau 0%. Hasil tes pada siklus II tersebut apabila dianalisis

(13)

berdasarkan ketuntasan hasil belajar dapat di sajikan dalam bentuk tabel 4.10 berikut.

Tabel 4.10

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Ketuntasan Belajar Jumlah siswa

Jumlah Persentase

1 Tuntas 24 100%

2 Belum Tuntas - 0%

Jumlah 24 100%

Berdasarkan tabel 4.10 ketuntasan belajar siswa hasil tes siklus II dapat diketahui bahwa tidak ada siswa yang memiliki nilai di bawah standar KKM 60. Dengan demikian siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar minimal. Berdasarkan analisis tentang ketuntasan belajar tersebut dapat diketahui dari jumlah siswa kelas 4 SD Negeri Kalibeji 01 sebanyak 24 siswa, yang sudah tuntas 100% atau 24 siswa, dan yang tidak tuntas 0% atau 0 siswa. Adapun bila dilakukan analisis berdasarkan perolehan nilai siswa dapat disajikan pada tabel 4.11 berikut.

Tabel 4.11

Nilai Hasil Belajar Siklus II

Berdasarkan tabel 4.11 nilai hasil belajar siswa siklus II dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang seperti gambar 4.10 berikut.

No Uraian Nilai

1 Nilai tertinggi 100

2 Nilai terendah 70

3 Nilai rata-rata 83

(14)

Gambar 4.10

Diagram Perolehan Nilai Hasil Belajar Siklus 1

Pengamatan terhadap kinerja guru dalam proses pembelajaran menunjukan hasil yang sangat baik. Hasil pengamatan kinerja guru terlampir.

4.3.3 Evaluasi dan Refleksi

Berdasarkan hasil evaluasi tes siklus I dan hasil tes siklus II dapat dilihat adanya peningkatan perolehan nilai siswa dari sebelum tindakan dan sesudah tindakan siklus II. Perbandingan hasil tes siklus I dan siklus II dapat disajikan dalam tabel 4.7 dan 4.8 berikut.

Tabel 4.12

Perbandingan Hasil Nilai Siklus I dan Siklus II

Peningkatan hasil tes formatif siswa antara siklus 1 dan II dapat dilihat pada grafik seperti pada gambar 4.11 berikut.

Nilai ; 83

0 20 40 60 80 100 120

Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-rata

Rentang Nilai

No Nilai Siklus I Siklus II

1 >60 16 20

2 50-55 6 4

3 40-45 2 0

Jumlah 24 24

(15)

Gambar 4.11

Grafik Perbandingan Hasil Nilai Siklus I dan II

Berdasarkan data perolehan nilai tes pada gambar 4.11 ada peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai 60 ke atas sebanyak 20 siswa. Setelah siklus II naik menjadi 24 siswa. Siswa yang mendapat nilai 50-55 pada suklus I sebanyak 4 siswa dan siswa yang mendapat nilai 40-45 sebanyak 0 siswa pada siklus I, setelah dilakukan siklus II tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM 60 tersebut.

Hubungan ketuntasan hasil belajar dapat ditunjukan perbandingannya pada tabel 4.13 berikut.

Gambar 4.12

Grafik Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I dan II

0 5 10 15 20 25

>60 50-55 40-45

Jumlah Siswa

siklus 1 siklus 2

0 5 10 15 20 25 30

Tuntas Belum Tuntas

Jumlah Siswa

siklus 1 siklus 2

(16)

Berdasarkan dari data-data tersebut teliihat bahwa dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Kalibeji 01 khususnya pada mata pelajaran IPA. Dari hasil penelitian tersebut nilai rata-rata kelas meningkat. Hasil refleksi setelah proses perbaikan pembelajaran siklus II ditemukan kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan siklus yang dapat dilihat adalah guru masih belum memperhatikan kelompok yang mengalami kesulitan pada saat kelompok berdiskusi, padahal setiap masing-masing anggota kelompok atau perorangan dituntut untuk saling menguasai materi.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan dari hasil penelitian dan tindakan yang sudah dilakukan dapa dinyatakan bahwa dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas 4 SD Negeri Kalibeji 01 semester I tahun pelajaran 2013/2014. Hasil tindakan dapat diketahui telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi tentang fungsi rangka dan kesehatan rangka. Peningkatan nilai rata-rata yaitu pada kondisi awal 57, pada siklus I menjadi 68 dan pada siklus II menjadi 83. Hasil belajar siswa dari prasiklus hingga siklus II dapat ditunjukan pada tabel 4.14 berikut.

Tabel 4.13

Hasil Belajar Siswa Prasiklus, Siklus I Dan Siklus II

No Hasil belajar siswa Prasiklus Siklus I Siklus II

1 Nilai tertinggi 70 85 100

2 Nilai terendah 44 50 70

3 Nilai rata-rata 57 68 83

4 Ketuntasan belajar 66,5% 83% 100%

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap hasil belajar pada tabel 4.13 telah terjadi peningkatan dari prasiklus, siklus I dan siklus II, maka dapat dinyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions

(17)

(STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran IPA kelas 4 SD Negeri Kalibeji 01 pada semester I Tahun pembelajaran 2013/2014.

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana telah diubah

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa, kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menggunakan

Dalam hal Pelimpahan Wewenang dari Bupati kepada Camat yang diatur dalam Peraturan Bupati Dairi Nomor 18 Tahun 2010 (Pasal 6) tentang Pelimpahan Wewenang Bupati

Gambar 3.112 Desain User Interface Sub-Menu Workout by Muscles

Berdasarkan hasil penelitian tentang perbandingan atap kayu dengan beton yang memiliki selisih biaya yang tidak terlalu besar, pembangunan rumah yang banyak menggunakan

"dagangan subjek" ertinya kelas atau jenis dagangan yang diimport atau dijual untuk pengimportan ke dalam Malaysia yang menjadi subjek bagi apa-apa tindakan duti timbal

Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam proses pengawasan tidak mengacu pada standar merit system dan tindakan korektif dilakukan apabila ada tenaga pengolahan rekam medis

Karakter elemen gaya Memphis yang eksploratif sesuai dengan tren yang sedang populer, dapat dilakukan melalui eksplorasi menggunakan teknik surface textile