• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MEDIA BELAJAR, CARA-CARA BELAJAR DAN PENGGUNAAN WAKTU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENGARUH MEDIA BELAJAR, CARA-CARA BELAJAR DAN PENGGUNAAN WAKTU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MEDIA BELAJAR, CARA-CARA BELAJAR DAN PENGGUNAAN WAKTU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENGARUH MEDIA BELAJAR, CARA-CARA BELAJAR DAN PENGGUNAAN WAKTU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEG"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN AJARAN 2009/2010

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh : FITRI DWI ERNAWATI

A 210 060 156

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

ii

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 TAWANGMANGU

TAHUN AJARAN 2009/2010

Dipersiapkan dan Disusun Oleh: FITRI DWI ERNAWATI

A 210 060 156

Telah Disetujui dan Disyahkan oleh Pembimbing I dan Pembimbing II untuk Dipertahankan Dihadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Mengetahui,

Pembimbing I

Drs. Sudarto Hs. MM Tanggal:

Pembimbing II

(3)

iii

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 TAWANGMANGU

TAHUN AJARAN 2009/2010

Yang Dipersiapkan dan Disusun Oleh: FITRI DWI ERNAWATI

A 210 060 156

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Pada Tanggal: ………...

Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat

Susunan Dewan Penguji

1. Drs. Sudarto Hs. MM (………)

2. Dra.Wafrotur Rohmah, SE, MM (……….)

3. Drs. H. Sami’an, MM (……….)

Surakarta, Juni 2010

Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan,

(4)

iv

Dengan ini, saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata kelak di kemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam

pernyataan saya diatas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Surakarta, Juni 2010

(5)

v

“Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam mengatasinya adalah sesuatu yang utama”.

( Ayahanda )

“Manusia tak selamanya benar dan tak selamanya salah, kecuali ia yang selalu mengoreksi diri dan membenarkan kebenaran orang lain atas kekeliruan diri sendiri”.

( Lovely )

“Berkacalah terlebih dahulu sebelum dirimu mencemooh orang lain sebab bisa jadi dirimu lebih buruk dari orang yang kamu cemooh”.

(6)

vi

lembaran karya tulis ini ku persembahkan kepada :

1. Ayahanda dan Ibundaku tercinta, sebagai ungkapan rasa hormat dan baktiku, terima

kasih atas kasih sayang, do’a, perhatian,

pengorbanan yang tiada pernah lekang oleh waktu.

2. Calon suamiku tersayang (pipi) kaulah inspirasi dalam hidupku yang selalu mendorongku untuk lebih maju beserta keluarga terimakasih banyak.

(7)

vii Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan Inayah-Nya sehingga penyusunan skripsi ini berjalan lancar dan terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi sebagian dari syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan skripsi ini, namun berkat bantuan serta dorongan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Kedua otang tua dan keluarga besarku yang selalu memberi dukungan, do’a restu, serta kasih sayang tulus.

2. Drs. Sofyan Anif, M.Si, selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

3. Drs. Djalal Fuadi, MM, selaku ketua program studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

4. Drs. Sudarto Hs. MM, selaku pembimbing I yang penuh kesabaran dan ketulusan membimbing, mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Dra. Wafrotur Rohmah, SE. MM., selaku pembimbing II yang penuh kesabaran meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Drs. H. Sami’an, MM , selaku pembimbing tamu yang telah bersedia

meluangkan waktunya.

(8)

viii

10.Sahabat-sahabatku, Hate yang selalu menemaniku berjuang mengerjakan skripsi ini dan menemani disuka dukaku. Lina, Lilis, Tina, Mona, Seiz makasih ya atas persahabatan kalian selama ini, kalian tak akan tergantikan.

11.Sulis, Yuyun, Ratna, Riris, Evie dan temen-teman kelas D angkatan 2006 terimakasih kebersamaan selama ini, bahu-membahu menjalanin hari-hari perkuliahan yang panjang.

12.Semua pihak yang membantu terwujudnya karya ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan pelajaran serta pengalaman baru.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surakarta, juni 2010

(9)

ix

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Perumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 10

(10)

x

2. Media Belajar ... 16

3. Cara-cara Belajar ... 25

4. Penggunaan Waktu Belajar ... 34

5. Hubungan Antara Variabel ... 41

B. Kerangka Pemikiran ... 43

C. Hipotesis ... 44

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Metode Penelitian ... 46

B. Obyek Penelitian ... 47

C. Populasi, Sampel, dan Sampling ... 48

D. Variabel Penelitian ... 51

E. Sumber data ... 52

F. Teknik Pengumpulan Data ... 53

G. Uji Instrumen ... 57

H. Uji Prasarat Analisis ……… 60

I. Teknik Analisis Data ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMP Negeri I Tawangmangu ... 76

B. Hasil Uji Coba Instrumen ... 76

(11)

xi

1. Uji Normalitas……… 85

2. Uji Linieritas……… 86

E. Analisis Data ... 87

1. Analisis Regresi Linier Ganda ....………...… 87

2. Uji t……….… 89

3. Uji F……… 90

4. Koefisien Determinasi ... 90

5. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif………. 91

F. Pembahasan ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 95

B. Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA

(12)

xii

Tabel 4.1 Ringkasan Uji Validitas Angket media belajar ... 76

Tabel 4.2 Ringkasan Uji Validitas Angket Cara-Cara Belajar ... 77

Tabel 4.3 Ringkasan Uji Validitas Angket Penggunaan Waktu Belajar ... 77

Tabel 4.4 Hasil Uji Reabilitas ... ... 78

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Data Media Belajar ... 79

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Data Cara-cara Belajar ... 81

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Data Penggunaan Waktu Belajar ... 83

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar ... 84

Tabel 4.9 Ringkasan Uji Normalitas ... 86

Tabel 4.10 Ringkasan Uji Linieritas ... 87

(13)

xiii

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Tawangmangu ... 70

Gambar 4.2 Histogram Dan Poligon Data Media Belajar... 80

Gambar 4.3 Histogram Dan Poligon Data Cara-Cara Belajar ... 82

Gambar 4.4 Histogram Dan Poligon Data Penggunaan Waktu Belajar... 83

Gambar 4.5 Histogram Dan Poligon Data Prestasi Belajar ... 85

Gambar 4.6 Grafik Statistik Uji t Media Belajar ... 90

Gambar 4.7 Grafik Statistik Uji t Cara-Cara Belajar ... 91

Gambar 4.8 Grafik Statistik Uji t Penggunaan Waktu Belajar ... 93

(14)

xiv

Lampiran 2 Skor Hasil Try Out Angket Media Belajar Lampiran 3 Hasil Uji Validitas Angket Media Belajar Lampiran 4 Uji Reabilitas Angket Media Belajar

Lampiran 5 Skor Hasil Try Out Angket Cara-cara Belajar Lampiran 6 Hasil Uji Validitas Angket Cara-cara Belajar Lampiran 7 Uji Reabilitas Angket Cara-cara Belajar

Lampiran 8 Skor Hasil Try Out Angket Penggunaan Waktu Belajar Lampiran 9 Hasil Uji Validitas Angket Penggunaan Waktu Belajar Lampiran 10 Uji Reabilitas Angket Penggunaan Waktu Belajar Lampiran 11 Skor Jawaban Angket Media Belajar

Lampiran 12 Skor Hasil Angket Cara-cara Belajar

Lampiran 13 Skor Hasil Angket Penggunaan Waktu Belajar Lampiran 14 Daftar Nilai Prestasi Belajar Siswa

Lampiran 15 Data Induk Penelitian

Lampiran 16 Ukuran Tendensi Sentral dan Dispersi Data Tunggal Lampiran 17 Ukuran Tendensi Sentral dan Dispersi Data Bergolong Lampiran 18 Uji Normalitas Data

Lampiran 19 Uji Linieritas X1 dengan Y

Lampiran 20 Uji Linieritas X2 dengan Y

Lampiran 21 Uji Linieritas X3 dengan Y

Lampiran 22 Analisis Regresi Linier Ganda (X1, X2, X3)

(15)
(16)

Fitri Dwi Ernawati, A.210060156, Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2010.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Pengaruh media belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu. 2) Pengaruh cara-cara belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu. 3) Pengaruh penggunaan waktu belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu. 4) Pengaruh media belajar, cara-cara belajar dan penggunaan waktu belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar IPS Terpadu.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini mengambil lokasi di SMP Negeri 1 Tawangmangu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Tawangmangu kelas VIII yang berjumlah 216 siswa. Sampel diambil sebanyak 65 orang siswa dengan teknik propotional random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik angket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear ganda, uji F dan uji t, selain itu dilakukan pula perhitungan sumbangan relatif dan sumbangan efektif.

Hasil penelitian ini adalah: 1) Ada pengaruh positif media belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu. Berdasarkan uji t diperoleh thitung > ttabel, yaitu 4,112

> 2,000 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000. 2) Ada pengaruh positif cara-cara belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu. Berdasarkan uji t diperoleh thitung > ttabel, yaitu 5,481 > 2,000 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000. 3)

Ada pengaruh positif penggunaan waktu belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu. Berdasarkan uji t diperoleh thitung > ttabel, yaitu 4,989 > 2,000 dan nilai

signifikansi < 0,05, yaitu 0,000. 4) Ada pengaruh positif media belajar, cara-cara belajar dan penggunaan waktu belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar IPS Terpadu. Berdasarkan uji F diperoleh Fhitung > Ftabel, yaitu 40,881 >

2,755 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000. 5) Variabel media belajar memberikan sumbangan efektif 18,7%. Variabel cara-cara belajar memberikan sumbangan efektif 26,4%. Variabel penggunaan waktu belajar memberikan sumbangan efektif 21,7%. Berdasarkan besarnya sumbangan efektif nampak bahwa variabel cara-cara belajar memiliki pengaruh yang lebih dominan terhadap prestasi belajar diikuti variabel penggunaan waktu belajar dan media belajar.

(17)

1

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan Indonesia diupayakan untuk mampu menjawab tantangan

zaman yang selalu berubah dan tanggap terhadap perubaahan tersebut.

Setelah permasalahan multidimensi yang menyentuh berbagai tatanan

kehidupan mulai dari aspek ekonomi, aspek sosial, budaya dan ahlak,

sekarang yang masih hangat dibicarakan permasalahan Indonesa adalah

mengenai ACFT (ASEAN-China Free Trade) yang dikhawatirkan

berdampak buruk terhadap rakyat indonesia, yang mungkin akan

menjerumuskan rakyat ke jurang kemiskinan yang semakin mendalam dan

akan menjadikan rakyat hanya sebatas konsumen. Maka peran pendidikan

dapat dikatakan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

mengantisipasi segala permasalahan tersebut. Sesuai dengan visi dari

Undang-undang Republik Indonesia (UURI) No. 20 tahun 2003 tentang

Sisdiknas dalam http://edukasi.kompasiana.com adalah :

Untuk mewujudkan sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia yang berkualitas, sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.

Untuk itu dunia pendidikan kita harus menghasilkan peserta didik

yang layak dan berkualitas dalam arti memiliki kompetensi yang tidak

hanya menguasai pengetahuan saja akan tetapi juga implementasinya,

(18)

prasarana didik yang sudah usang dengan memutakhirkan dan yang tidak

kalah sangat pentingnya adalah menyiapkan tenaga pendidik yang kompeten

melalui pelaksanaan sertifikasi. Lebih dari itu bahwa pendidikan diupayakan

untuk membentuk kepribadian matang, dewasa, mandiri, dan menghargai

diri sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Sebuah asumsi bahwa

potensi manusia itu perlu digali dan dikembangkan secara optimal sehingga

hal-hal yang bersifat potensial dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Untuk itu manusia perlu bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari

orang-orang yang sudah berkompeten.

UU RI No 20 Tahun 2003 Pasal 1 tentang pendidikan nasional dalam

Sudrajad (2003: 30) menyebutkan bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan merupakan kegiatan yang terus berlangsung seumur hidup.

Semua ini diharapkan agar manusia terus berkembang untuk meningkatkan

ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang akan berguna bagi orang

banyak. Dengan demikian pendidikan tidak hanya tanggung jawab

pemerintah saja melainkan masyarakat, keluarga dan individu itu sendiri.

Penyelenggaraan pendidikan adalah oleh pemerintah dan juga pihak swasta.

(19)

tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang No 2

tahun 1989 pasal 4 dalam http://www.putra-putri-com yang berbunyi :

"Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi-pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung-jawab kemasyarakatan dan kebangsaan."

Negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila untuk mewujudkan sila

kelima, dalam pendidikan formalnya dapat ditempuh melalui mata pelajaran

ilmu pengetahuan sosial (IPS). Nursid Sumatmaja (1980: 20) dalam

http://www.docstoc.com menyatakan bahwa “Kompetensi dasar ilmu sosial di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini meliputi bahan kajian

sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat dan

psikologi sosial”. Menurut Nursid Sumatmaja (1980: 20) dalam http://www.docstoc.commenyatakan bahwa :

Mata pelajaran IPS bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa kehidupan masyarakat.

Dalam iplementasinya perlu dilakukan studi yang mengarah pada

peningkatan efisiensi dan efektivitas layanan dan pengembangan sebagai

konsekuensi dari suatu inovasi pendidikan. Salah satu bentuk efisiensi dan

efektivitas implementasi kurikulum, perlu dikembangkan berbagai model

pembelajaran kurikulum. Model pembelajaran IPS Terpadu merupakan

(20)

diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah

Dasar (SD/MI) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA/MA).

Melalui pembelajaran terpadu siswa dapat memproduksi kesan-kesan

tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian, siswa terlatih untuk

dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara holistik,

bermakna, otentik, dan aktif. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

(1996: 3) dalamhttp://www.docstoc.com menyatakan bahwa :

Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik.

Prestasi belajar merupakan tujuan pengajaran yang diharapkan semua

peserta didik. Untuk menunjang tercapainya tujuan pengajaran tersebut

perlu adanya kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa, guru, materi

pelajaran, metode pengajaran, kurikulum dan media pembelajaran yang

sesuai dengan kebutuhan siswa serta didukung oleh lingkungan

belajar-mengajar yang kondusif. Seorang siswa dapat belajar secara efisien jika

memiliki gaya belajar aktif, dapat memanfaatkan waktu belajar secara

optimal dan didukung oleh sarana dan prasarana yaitu media belajar yang

lengkap. Saiful Bahri dan Aswan Zain (2001: 120) menyatakan bahwa :

Indikator keberhasilan siswa adalah 1) Apabila daya serap siswa terhadap bahan pengajara yang diajarkan mencapai prestasi tinggi. 2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa baik secara individual maupun kelompok.

Hakikat proses belajar-mengajar adalah proses komunikasi yaitu

(21)

tertentu ke penerima pesan. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi

ajaran yang ada dalam kurikulum, sumber pesan bisa guru dan siswa,

sedangkan saluran pendidikan dan penerima pesannya adalah siswa atau

juga guru. Untuk memudahkan proses belajar-mengajar tersebut diperlukan

media. Media dalam bahasa Latin berarti pengantar. Banyaknya definisi

mengenai media pendidikan maka Asosiasi Teknologi dan Komunikasi

Pendidikan (Assosiation Of Education and Communication

Technologi/AECT) di Amerika membatasi “Media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau

informasi”. Menurut Seels dan Glasgow (2003: 33-34) yang dikutip Azhar

Arsyad bahwa “Pengelompokan media berdasarkan perkembangan teknologi meliputi media tradisional dan media teknologi mutahir”. Media belajar sangat berpengaruh terhadap prestasi siswa, untuk itu dalam

pemilihan media harus selektif sesuai mata pelajaran yang disampaikan dan

sesuai dengan keinginan siswa

Pemilihan media yang tepat akan memotivasi siswa untuk aktif dalam

belajar. Setiap siswa mempenyai cara atau gaya sendiri dalam belajarnya

seperti cara belajar dengan cara melihat (visual), dengan cara mendengar

(auditori) atau dengan cara bekerja, bergerak atau menyentuh (kinestetik).

Untuk mendukung gaya siswa dalam belajar perlu dikembangkan sistem

belajar yang efektif. Dalam belajar selalu ciptakan mood yang positif,

(22)

pelajaran dan kembangkan materi yang telah dipelajari selain itu ketahuilah

kesulitan-kesulitan belajar dan melengkapi sumber utama belajar.

Disamping media belajar dan cara-cara belajar untuk mencapai

prestasi, penggunaan waktu belajar juga mempengaruhi prestasi siswa.

Penggunaan waktu belajar adalah banyaknya waktu yang dihabiskan atau

yang dimanfaatkan untuk belajar. Siswa yang pandai dalam mengatur serta

memanfaatkan waktu yang ada, akan memperoleh prestasi yang tinggi.

Seringkali kegagalan disebabkan karena mereka tidak memiliki kedisiplinan

dalam belajar sehingga tidak memiliki jadwal yang teratur serta tidak

adanya waktu untuk mengulangi pelajaran yang telah disampaikan oleh

guru. Yang perlu diperhatikan siswa agar dapat menggunakan waktu secara

optimal yaitu membagi atau mengelompokkan waktu untuk belajar dengan

membuat jadwal, memanfaatkan waktu belajar baik disekolah atau saat

dirumah, dan meminimalkan waktu yang terbuang dengan mengubah waktu

luang menjadi produktif.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Tawangmangu

merupakan salah satu SMP yang menerapkan kurikulum sesuai dengan

standar pemerintah. Dalam pembelajarannya sudah menggunakan media

belajar yang memadai, seperti komputer, peta, globe, LCD, dll. Siswa-siswi

yang bersekolah di SMP Negeri 1 Tawangmangu mayoritas memiliki

semangat belajar yang tinggi, hal ini ditandai dengan sedikitnya siswa yang

membolos. Lingkungan SMP Negeri 1 Tawangmangu yaitu di lereng

(23)

alam masih tenang untuk kegiatan belajar mengajar sehingga mendukung

meningkatnya prestasi.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas

maka dipandang cukup penting untuk mengadakan penelitian tentang

“PENGARUH MEDIA BELAJAR, CARA-CARA BELAJAR DAN

PENGGUNAAN WAKTU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU SEKOLAH MENENGAH

PERTAMA NEGERI 1 TAWANGMANGU”.

B.Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas maka permasalahan yang muncul dapat

diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Kurang tepatnya media yang digunakan guru akan menghambat

kelancaran proses belajar-mengajar yang nantinya akan mempengaruhi

proses belajar-mengajar.

2. Terbatasnya media menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami apa

yang disampaikan guru sehingga prestasinya rendah.

3. Cara atau gaya siswa dalam belajar mempengaruhi prestasi.

4. Aktivitas belajar secara intensif membuat siswa lebih memahami ilmu

pengetahuan.

(24)

C.Pembatasan Masalah

Permasalahan yang berkaitan dengan judul sangat luas, sehingga tidak

mungkin permasalahan yang ada dapat terjangkau dan terselesaikan semua.

Oleh karena itu, perlu adanya pembatasan dan pemfokusan masalah

sehingga yang diteliti lebih jelas dan kesalahpahaman dapat dihindari.

Dalam penelitian ini ruang lingkup dan fokus masalah yang diteliti sebagai

berikut :

1. Obyek Penelitian

Objek penelitian adalah aspek-aspek dari subjek penelitian yang menjadi

sasaran penelitian, meliputi :

a. Media Belajar

Media merupakan alat bantu dalam proses belajar mengajar. Maka

dari itu harus diketahui mengenai manfaat media itu sendiri,

bagaimana cara pemilih media, macam-macam media.

b. Cara-cara Belajar

Cara-cara belajar siswa meliputi cara belajar sendiri yaitu dengan cara

visual, auditori maupun kinestik dan aspek-aspek cara-cara belajar.

c. Penggunaan Waktu Belajar

Penggunaan waktu belajar meliputi pembagian atau pengelompokkan

waktu belajar, pemanfaatan waktu belajar dan meminimalkan waktu

(25)

d. Prestasi Belajar IPS Terpadu

Prestasi belajar IPS Terpadu dalam hal ini adalah hasil rapor semester

genap kelas VIII SMP Negeri 1 Tawangmangu.

2. Subyek penelitian

Subjek penelitian ini adalah semua siswa SMP Negeri 1 Tawangmangu

tahun ajaran 2009/2010 kelas VIII yang secara keseluruhan berjumlah

216.

D.Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dibuat perumusan

masalah sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh media belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu

SMP Negeri 1 Tawangmangu tahun ajaran 2009/2010 ?

2. Adakah pengaruh cara-cara belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu

SMP Negeri 1 Tawangmangu tahun ajaran 2009/2010 ?

3. Adakah pengaruh penggunaan waktu belajar terhadap prestasi belajar IPS

Terpadu SMP Negeri 1 Tawangmangu tahun ajaran 2009/2010 ?

4. Adakah pengaruh media belajar, cara-cara belajar dan penggunaan waktu

belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar IPS Terpadu SMP

(26)

E.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sebuah acuan dalam melakukan kegiatan

atau rambu-rambu dalam melakukan penelitian agar sesuai dengan rencana

yang telah disusun sebelumnya. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian

ini adalah :

1. Untuk mengetahui adakah pengaruh media belajar terhadap prestasi

belajar IPS Terpadu SMP Negeri 1 Tawangmangu tahun ajaran

2009/2010.

2. Untuk mengetahui adakah pengaruh cara-cara belajar terhadap prestasi

belajar IPS Terpadu SMP Negeri 1 Tawangmangu tahun ajaran

2009/2010.

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh penggunaan waktu belajar terhadap

prestasi belajar IPS Terpadu SMP Negeri 1 Tawangmangu tahun ajaran

2009/2010.

4. Untuk mengetahui adakah pengaruh media belajar, cara-cara belajar dan

penggunaan waktu belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar

IPS Terpadu SMP Negeri 1 Tawangmangu tahun ajaran 2009/2010.

F. Manfaat Penelitian

Pada hakekatnya penelitian yang dilakukan seseorang diharapkan

akan mendapatkan manfaat tertentu. Begitu pula dengan penelitian ini

(27)

1. Manfaat Teoritis

a. Merupakan sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan pada umumnya dan pendidikan SMP pada khususnya.

b. Sebagai bahan atau referensi bagi para peneliti-peneliti yang lain yang ingin mengembangkan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas

belajar-mengajar di SMP Negeri 1 Tawangmangu.

b. Bagi Guru

Dapat memberikan masukan kepada guru untuk memanfaatkan

seoptimal mungkin atas media belajar dan disiplin dalam

menggunakan waktu belajar.

c. Bagi Siswa

Dapat memberikan masukan bagi siswa tentang pentingnya waktu

belajar yang rutin dan cara-cara belajar yang efektif agar memperoleh

prestasi yang maksimal khususnya pelajaran IPS Terpadu.

G.Sistematika Laporan

Untuk memperoleh gambaran permulaan terhadap hasil penelitian ini,

maka perlu dikemukakan sistematika penelitian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan masalah, manfaat

(28)

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan landasan teori yang digunakan dalam

penyusunan penelitian yang bekaitan dengan pengertian prestasi

belajar IPS Terpadu, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar,

fungsi dan kegunaan IPS Terpadu, pengertian media belajar,

manfaat media belajar, prinsip-prinsip pemilihan media, alternatif

pemilihan media, macam-macam media, pengertian cara-cara

belajar, macam-macam cara belajar, gaya belajar efektif,

pengertian penggunaan waktu belajar, cara-cara penggunaan waktu

belajar, indikator variabel, hubungan antar variabel, kerangka

pemikiran dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang jenis dan metode penelitian, subyek

dan obyek penelitian, populasi, sampel dan sampling, sumber data,

teknik pengumpulan data, teknik penyajian data dan teknik analisis

data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi gambaran umum SMP Negeri 1 Tawangmangu,

penyajian data, pengujian kualitas data dan hasil analisis data.

BAB V PENUTUP

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

(29)

13

A.Prestasi Belajar IPS Terpadu

1. Pengertian Prestasi Belajar IPS Terpadu

W.S Winkel (2004: 59) menyatakan bahwa :

Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang meghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan nilai dan sikap, perubahan itu besifat secara relatif konstan dan berbekas.

Sedangkan menurut Whittaker dalam buku Saiful Bahri Djamarah

(2003: 12) “Belajar dapat didefinisikan sebagai siatu proses dimana tingkah

laku ditimbulkan atau diubah melaui latihan atau pengalaman”. Jadi melalui

proses belajar seorang siswa akan mengalami perubahan tingkah laku

sebagai akibat dari pengalaman-pengalaman yang diperolehnya untuk

mencapai prestasi maksimal. Menurut Sardiman (2001: 46), “Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor

yang mempengaruhi baik dalam maupun dari luar individu dalam belajar”. Menurut W.S Winkel (2004: 313) “Hasil tersebut berupa penambahan pengetahuan, sikap dan keterampilan karena usaha yang dilakukan

berdasarkan pengalama, latihan dan interaksi disekolah.

Sutratinah Tirtonegoro (2001: 43) menyatakan bahwa :

(30)

IPS Terpadu merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu

sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik hukum dan

budaya. Tujuan utama ilmu ini ialah untuk mengembangkan potensi peserta

didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat dan

terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi di masyarakat. Menurut

Numan Soemantri (2001) dalam http://www.docstoc.com karateristik mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah sebagai berikut :

a.Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama.

b.Kompetensi dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.

c. Kompetensi dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.

d.Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan

e.Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan.

Dari uraian diatas yang dimaksud prestasi belajar IPS Terpadu adalah

pengetahuan dan keterampilan yang ditunjukkan dalam bentuk simbol,

angka, huruf, maupun kalimat yang merupakan hasil dari usaha belajar

(31)

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar IPS Terpadu

Menurut Muhibbin Syah (2003: 132-139) secara global faktor-faktor

yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam,

yaitu:

a. Faktor internal siswa

Faktor yang berasal dari dalam diri sendiri meliputi dua aspek yaitu :

1) Aspek fisiologis (jasmaniah) : kondisi organ-organ siswa misalnya

panca indera, apabila salah stu panca indera tersebut ada yang

terganggu maka proses belajar juga akan terganggu.

2) Aspek psilkologis (rohaniah) : tingkat kecerdasan/intelegesi siswa,

sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa.

b. Faktor eksternal siswa

Merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa, dibedakan menjadi :

1) Lingkungan sosial : guru, staf administrasi, teman sekelas, teman

sepermainan, lingkungan keluarga dan orang tua itu sendiri.

2) Lingkungan non sosial : gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat

tinggal keluarga dan rumahnya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan

waktu belajar yang digunakan siswa.

c. Faktor pendekatan belajar

Pendekatan belajar yaitu segala cara atau strategi yang digunakan

siswa dalam menunjukkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran

(32)

1) Pendekatan tinggi

a) Speculatif :Mencari kemungkinan-kemungkinan dan penjelasan baru, berspekulasi dan membuat hipoteses.

b) Acieving : Mengoptimalkan pengaturan waktu dan usaha. 2) Pendekatan sedang

a) Analitik :Berpikir kritis mempertanyakan, menimbang dan berargumen.

b) Deep : Memaksimalkan pemahaman dengan berpikir, banyak membaca dan diskusi.

3) Pendekatan rendah

a) Reproductif : Menghafal, menjelaskan dan meringkas materi. b) Survace : Memusatkan pada rincian-rincian materi.

B.Media Belajar

1. Pengertian Media Belajar

Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari

kata madium yang berarti perantara atau pengantar. Dengan demikian media

merupakan wahana penyalur informasi belajar. Assosiation Teknologi

Informasi dan Pendidikan (Association of Education and Communication

Technology/AECT) “Menbatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi”. Menurut Saiful Bahri dan Aswan Zain (2001: 139) “Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan

pengajaran”. Romiszowski dalam Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001: 12) mendefinisikan “Media sebagai pembawa pesan yang berasal dari

(33)

Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa media belajar

adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari

pengirim pesan sehingga dapat merangsan pikiran, perasaan, minat serta

perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar-mengajar terjadi.

2. Manfaat Media Belajar

Media belajar mempunyai manfaat yang cukup besar terhadap proses

pembelajaran. Zaenal Abidin (2003: 12-13) menyebutkan manfaat media

adalah sebagai berikut :

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis hanya dalam

bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka serta mengurangi

kesalahan-kesalahan yang bersifat verbal, misalnya untuk menjelaskan terjadinya

gempa dapat digunakan film.

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti :

1) Obyek yang terlalu besar yang tidak memungkinkan untuk

ditampilkan didalam kelas, misalnya pasar, candi, pabrik bisa

digantikan dengan realita, gambar maupun film bingkai.

2) Obyek yang kecil yang tidak tampak oleh indera seperti bakteri dapat

dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film atau gambar.

3) Gerak yang terlalau lambat atau cepat seperti gerak kapal terbang

(34)

4) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu, misalnya proklamasi

Indonesia bisa ditampilkan lewat rekaman film, vidio, foto maupun

secara verbal.

5) Obyek yang terlalu kompleks, misalnya mesin dapat disajikan dengan

model, diagram dan lain-lain.

6) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi) dapat

divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan

sebagainya.

c. Menggunakan media secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif

anak didik.

1) Menimbulkan semangat belajar karena siswa tidak hanya

mendengarkan guru tetapi siswa juga aktif dalam pengamatan,

mempraktekkan dan mendemonstrasikan..

2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik

dengan lingkungan dan kenyataan.

3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut

kemampuan dan minatnya.

d. Dengan sifat yang unik setiap siswa ditambah dengan lingkungan dan

pengalaman yang berbeda sedangkan kurikulum sama setiap siswa, maka

guru akan mengalami kesulitan jika ditangani sendiri. Masalah ini dapat

diatasi dengan media belajar yang kemampuannya dalam :

1) Memberikan perangsang yang sama

(35)

3) Menimbulkan persepsi yang sama.

3. Prisip-prinsip Pemilihan Media

Sudirman dalam Zaenal Abidin (2003: 28-29) mengemukakan

beberapa prinsip pemilihan media yang dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:

a. Tujuan pemilihan

Memilih media harus berdasarkan maksud dan tujuan yang jelas. Apakah

pemilihan media untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat

umum ataukan sekedar hiburan mengisi waktu kosong.

b. Karakteristik media pengajaran

Setiap media mempunyai karakteristik tertentu. Sifat-sifat yang

biasanya dipakai untuk menentukan kesesuaian penggunaan atau

pemilihan media ialah :

1) Jangkauan : Jangkauan media itu luas atau tiadak.

2) Keluwesan : Dari segi keluwesan, media ada yang praktis

mudah dibawa kemana-mana, digunakan kapan

saja dan oleh siapa saja, misalnya media cetak

seperti buku teks, modul, diktat, dan lain-lain.

3) Ketergantungan : Beberapa media tergantung pemakaianya pada

sarana/fasilitas tertentu atau hadirnya seorang

(36)

4) Kendali : Kadang-kadang dirasa perlu agar kontrol belajar

ada pada peserta didik sendiri (pelajar individu)

pada guru (pelajaran klasikal) atau peralatan.

5) Atribut : Penggunaan media juga dapat dirasakan pada

kemampuanya memberikan rangsangan suara,

visual, warna maupun gerak.

6) Biaya : Alasan lain untuk menggunakan jenis media

tertentu ialah karena murah biaya pengadaan atau

pembuatanya.

c. Alternatif pilihan

Guru harus mampu menetapkan atau memutuskan media yang tepat

dan sesuai dengan materi pelajaran. Menurut Nana Sujana dalam Zaenal

Abidin (2003, 28-29) bahwa “Dalam menggunakan media hendaknya guru memperhatikan prinsip agar penggunaan media mencapai hasil yang

baik”. Prinsip-prinsip tersebut meliputi :

1) Menentukan jenis media yang tepat, artinya sebaiknya guru memilih

media yang sesuai tujuan dan pelajaran yang akan diajarkan.

2) Menetapkan subyek yang tepat, artinya perlu dipertimbangkan apakah

penggunaan media sudah sesuai dengan tingkat kematangan anak

didik.

3) Menyediakan media yang tepat, artinya teknik penggunaan media

dalam pengajaran haruslah disesuaikan dengan bahan. Metode, waktu

(37)

4) Menggunakan media pada waktu yang tepat dan situasi yang tepat,

artinya kapan dan dalam situasi mana saat menggunakan media karena

tidak semua pelajaran harus menggunakan media belajar.

4. Macam-macam Media Belajar

Banyak ahli membagi media menjadi berbagai ketegoti. Menutur

Seels dan Glasgow dalam Azhar Arsyad (2003: 33-34) membagi media

dalam dua kategori dilihat dari segi perkembangan teknologi yaitu :

a. Media Tradisional

1) Visual diam yang diproyeksikan

Media ini meliputi slide, filmstrips, proyeksi overhead, proyeksi

apaque.

2) Visual yang tek diproyeksikan

Media ini meliputi peta, gambar, poster, foto, grafik, diagram, charts,

pameran.

3) Audio

Media ini meliputi rekaman piring, pita kaset.

4) Penyajian multimedia

Media ini meliputi slid plus suara (tape), multiimage.

5) Visual dinamis yang diproyeksikan

(38)

6) Cetak

Media cetak adalah bahan-bahan yang disiapkan diatas kertas untuk

pengajaran dan informasi. Media ini meliputi buku, modul, majalah

ilmiah, lembaran lepas, workbook.

7) Permainan

Media ini meliputi model, contoh, manipulasi (gobe, boneka)

b. Media Teknologi Mutahir

1) Media berbasis telekomunikasi

Media ini meliputi : (a) Telekonference yaitu suatu teknik

komunikasi dimana kelompok-kelompok yang yang berada dilokasi

geografis berbeda menggunakan microfon dan amplifier khusus yang

dihubungkan satu dengan yang lainnya sehingga setiap orang dapat

berpartisipasi dengan aktif dalam diskusi atau pertemuan besar. (b)

Kuliah jarak jauh (telelecture) adalah suatu pengajaran dimana para

ahli dalam suatu bidang tertentu yang menghadapi sekelompok

pendengan melalui amplifier telepon. Siswa dapat bertanya dan

mendengarkan jawabannya.

2) Media berbasis mikroprosesor

Media ini meliputi : (a) Computer-assisted instruktion adalah

suatu sistem penyampaian materi pelajaran yang berbasis

mikroprosesor yang pelajarannya dirancang dan diprogram kedalam

sistem tersebut. (b) Interaktive video adalah suatu sistem penyampain

(39)

pengendalian komputer. (c) hypermedia adalah penggabungan media

kedalam teks, grafik, gambar, video, musik, dan lain-lain. (d) Compac

video disc adalah sistem penyampaian dari rekaman video dimana

signal audio-visual direkam pada disket plastik.

Menurut Sell dan Richey yang dikutip Azhar Arsyad (2003: 29-33)

mengklasifikasikan ciri-ciri media kedalam empat kelompok yaitu :

a. Teknologi cetak

Teknologi cetak memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1) Teks dibaca secara linier sedangkan visual diamati berdasarkan

ruangan.

2) Baik teks maupun visual menampilkan komunikasi satu arah dan

reseptif.

3) Teks dan visual ditampilkan secara diam.

4) Pengembangannya dilakukan secara diam baik teks maupun isual

berorientasi (berpusat) pada siswa.

5) Informasinya dapat diatur kembali diatur atau ulang oleh pemakai.

b. Media audiovisual

Media audiovisual mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1) Biasanya bersifat linier biasanya menyajikan visual dinamis.

2) Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh

perancang atau pembuatnya.

(40)

c. Media yang dihasilkan teknologi berbasis komputer

Media yang dihasilkan teknologi berbasis komputer(baik perangkat

keras maupun perangkat lunak) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1) Dapat digunakan secara acak, non sekuensial atau secara linier.

2) Biasanya gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata, simbol

dan grafik.

3) Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini.

4) Pembelajaran dapat berorientasi siswa dan melibatkan interaksi siswa

yang tinggi.

d. Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer

Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer memiliki

ciri-ciri sebagai berikut :

1) Dapat digunakan secara acak, sekuensial dan secara linier.

2) Dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa.

3) Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks

pengalaman siswa, menurut apa yang relevan oleh siswa dan dibawah

pengendalian siswa.

4) Bahan-bahan pelajaran melibatkan banyak interaksi siswa.

5) Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai

sumber.

Berdasarkan ciri media pendidikan diatas disimpulkan bahwa dalam

penggunaan suatu proses belajar haruslah mengandung ciri media agar

(41)

5. Indikator Media Belajar

Bedasarkan uraian diatas dapat ditulis indikator media belajar adalah

senagai berikut :

a. Memperjelas penyajian pesan

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera

c. Menumbuhkan sikap aktif siswa

d. Mengatasi kesulitan guru dalam menyampaikan materi.

C.Cara-cara Belajar

1. Pengertian Cara-cara Belajar

Tiap orang mempunyai cara belajar sendiri-sendiri. Cara belajar pada

dasarnya merupakan satu cara atau strategi belajar yang diterapkan siswa.

Menurut The Liang Gie (1995: 48) mengemukakan bahwa ”Cara belajar

adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam usaha belajarnya”. Cara

belajar sering disebut dengan gaya belajar atau learning style. Menurut

Nasution (1988: 93) “Cara belajar adalah strategi belajar yang diterapkan siswa secara konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam

menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir dan

memecahkan soal”. Sedangkan Uno Hamzah (2008: 180) mendefinisikan “Gaya belajar adalah cara dia bereaksi dan menggunakan

(42)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa cara-cara belajar adalah

strategi belajar yang diterapkan siswa secara konsisten untuk menangkap

informasi sehingga mendapatkan kemampuan baru untuk mencapai tujuan

tertentu.

2. Macam-macam Cara Belajar

Menurut Uno Hamzah (2008: 181-182) macam-macam cara belajar

secara umum dibagi menjadi tiga, yaitu :

a. Visual (belajar dengan cara melihat)

Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan

penting adalah mata/penglihatan (visual). Dalam hal ini metode

pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak dititik beratkan

pada peragaan/media.

Ciri-ciri gaya belajar visual :

1) Bicara cepat.

2) Tidak mudah terganggu oleh keributan.

3) Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar.

4) Lebih suka membaca dari pada dibacakan.

5) Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika

ditulis dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya.

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :

1) Gunakan materi visual, seperti gambar-gambar, diagram dan peta.

(43)

3) Mengajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.

4) Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).

5) Mengajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam

gambar.

b. Auditori (belajar dengan cara mendengar)

Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajar

melalui alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar

auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal

dan mendengarkan apa yang dikatakan guru.

Ciri-ciri gaya belajar auditori :

1) Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri.

2) Mudah terganggu oleh keributan.

3) Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan

dari pada yang dilihat.

4) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan.

5) Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika

membaca.

6) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada berirama dan warna

suara.

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori:

1) Mengajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam

kelas maupun di dalam keluarga.

(44)

3) Gunakan musik untuk mengajarkan anak.

4) Diskusikan ide dengan anak secara verbal.

5) Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan

dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.

c. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)

Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui

bergerak, menyentuh dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk diam

karena keinginan untuk beraktifitas dan eksplorasi sangat kuat.

Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :

1) Berbicara perlahan.

2) Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan.

3) Belajar melalui memanipulasi dan praktek.

4) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat.

5) Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita.

6) Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan

tubuh saat membaca.

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:

1) Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.

2) Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya.

3) Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.

4) Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam

bacaan.

(45)

Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika dalam

pembelajar guru memberikan strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya,

anak dapat berkembang dengan lebih baik.

3. Aspek-aspek Cara Belajar

Aspek-aspek yang diteliti dalam cara belajar menurut Thabarany

(1994: 43-53) dalam http://www.pdfqueen.com adalah sebagai berikut :

a. Persiapan belajar siswa

Pada hakekatnya setiap pekerjaan yang akan dilakukan harus

dipersiapkan terlebih dahulu. Beberapa persiapan yang perlu dilakukan

dalam belajar adalah sebagai berikut :

1) Persiapan mental

Persiapan mental yang dimaksud adalah bahwa tekad untuk

belajar benar-benar sudah siap. Persiapan mental yang perlu dilakukan

adalah:

a) Memahami arti atau tujuan belajar.

b) Kepercayaan pada diri sendiri.

c) Keuletan.

d) Minat terhadap pelajaran.

2) Persiapan sarana

Sarana yang dibutuhkan dalam belajar yaitu perlengkapan

belajar yang memadai dan ruang belajar bebas dari gangguan,

(46)

b. Cara mengikuti pelajaran

Langkah-langkah dalam mengikuti pelajaran yang perlu dilakukan

adalah melakukan persiapan-persiapan dengan mempelajari

materi-materi yang akan dibahas dan meninjau kembali materi-materi sebelumnya,

bersikap afektif selama kegiatan belajar sampai kegiatan

belajar-mengajar berakhir.

c. Aktivitas belajar mandiri

Bentuk aktivitas belajar mandiri yang dilakukan siswa dapat berupa

kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan sendiri ataupun kegitankegiatan

belajar yang dilakukan sendiri ataupun kegiatan belajar yang dilakukan

secara berkelompok. Berikut penjelasan dari keduanya :

1) Aktivitas belajar sendiri

Aktivitas belajar sendiri misalnya, membaca bahan-bahan

pelajaran dari berbagai sumber informasi selain buku-buku pelajaran,

membuat ringkasan bahn-bahan pelajaran yang telah dipelajari,

menghafalkan bahan-bahan pelajaran, mengerjakan latihan soal dan

lain sebagainya.

2) Aktivitas belajar kelompok

Adapun yang dapat dilakukan dalam belajar kelompok antara

lain, mendiskusiakn bahan-bahan pelajaran yang belum dimengerti,

membahas penyelesaian soal-soal yang sulit dan saling bertanya jawab

(47)

d. Pola belajar siswa

Pola belajar adalah cara siswa melaksanakan suatu kegiatan belajar

yaitu bagaimana siswa mengatur dan melaksanakan kegiatan-kegiatan

belajarnya. Pola belajar siswa menunjukkan apakah siswa membuat

perencanaan belajar, bagaimana mereka melaksanakan dan menilai

kegiatan belajarnya.

e. Cara siswa mengikuti ujian

Agar mendapatkan hasil yang baik dalam ulangan baik ulangan

harian maupun ulangan semester sebagai modal utama adalah

penguasaan materi-materi pelajaran yang baik. Oleh karena itu sejak

awal siswa harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Beberapa

hal yang harus diperhatikan agar mendapatkan hasil baik dalam ulangan

adalah sebagai berikut :

1) Persiapan menghadapi ulangan yaitu mempelajari / mengauasai materi

ulangan serta mempersiapkan perlengkapan ulangan .

2) Saat ulangan berlangsung harus benar-benar memahami soal, tenang,

mengerjakan dari hal yang termudah dan meneliti setelah selesai.

3) Saat ulangan selesai memeriksa kembali jawaban-jawaban yang

dibuat dalam ulangan.

4. Gaya/cara Belajar Efektif

Menurut Uno Hamzah (2008: 195) banyak gaya yang bisa dipilih

(48)

a. Bermain dengan kata

Gaya belajar ini sangat menyenangkan karena membantu kita mengingat

nama, tempat dan hal lainya dengan cara mendengarkan kemudian

menyebutkan.

b. Bermain dengan pertanyaan

Bagi sebagian orang lalu beri pertanyaan. Belajar semakin efektif dan

bermanfaat apabila dilakukan dengan cara bermain dengan pertanyaan.

c. Bermain dengan gambar

Orang yang memiliki kegemaran ini bisa memiliki kepekaan tertentu

dalam menagkap gambar, membuat perubahan, merangkai kartun.

d. Bermain dengan musik

Memainkan instrumen atau selalu mendengarkan musik seseorang mulai

belajar mendapatkan informasi terbaru, cara mengingat musik tersebut

dan mengembangkannya.

e. Bermain dengan bergerak

Gerak manusia ataupun menyentuh sambil berbicara dan menggunakan

tubuh sambil mengekspresikan gagasan adalah cara belajar yang

menyenangkan.

f. Bermain dengan bersosialisasi

Bermain dan bersosialisasi untuk lebih bisa berinteraksi dengan baik.

Misalnya bergabung dan membaur dengan orang lain disekitar kita.

(49)

Seseorang yang menyukai belajar dengan situasi yang sepi maka kamar

pribadi agar dapat belajar optimal.

Selain tujuh gaya diatas perlu juga menerapkan tips-tips belajar

efektif. Tips-tipa belajar efektif adalah sebagai berikut

(http://cara-belajar-efektif.wordpress. com/prilya: 2008/09/19) :

a. Mood (suasana hati) : Ciptakan selalu mood yang positif.

b. Understand (pemahaman) : Tandai pelajaran yang tidak kamu mengerti

lalu ulangi sampai mengerti.

c. Recall (ulang) : Setelah belajar satu unit, berhentilah dan

ulang bahan dari unit tersebut dengan

kata-kata yang kamu buat sendiri.

d. Digest (telaah) : Kembalilah pada unit yang tidak kamu

mengerti dan pelajari kembali keterangan

yang ada lalu diskusikan dengan guru.

e. Review (pelajari kembali) : Pelajari kembali materi pelajaran yang

sudah dipelajari. Ingatlah strategi yang

telah membantu kamu mengerti / mengingat

informasi. .

f. Dengan menerapkan gaya belajar efektif dan tips-tips diatas siswa

mamapu mengembangkan sistem belajar

yang efektif dan efisien sehingga akan

(50)

5. Indikator Cara-cara Belajar

Untuk mendapatkan indikator maka diperlukan wawasan yang luas

dan teori-teori yang mendukungnya. Teori untuk menyusun instrumen harus

secermat mungkin untuk mendapatkan indikator yang valid. Berdasarkan

teori dari Uno Hamzah dan Thabrani diatas maka dapat ditulis indikator

sebagai berikut :

a. Mengetahui gaya belajar sendiri

b. Persiapan siswa dalam mengikuti pelajaran

c. Cara mengikuti pelajaran

d. Aktivitas belajar mandiri

e. Pola belajar siswa

f. Cara siswa mengikuti ujian

D.Penggunaan Waktu Belajar

1. Pengertian Penggunaan Waktu Belajar

Penggunaan waktu belajar artinya pemanfaatan kesempatan yang

tersedia untuk melakukan kegiatan belajar. Pendapat penulis tersebut

mengacu pada pendapat W.J.S.Poerwodarminto (2001: 164) bahwa

“Penggunaan artinya pemanfaatan, sedangkan waktu adalah kesempatan

yang tersedia”. Menurut The Liang Gie (1995: 49) “Pokok pangkal yang

(51)

merupakan unsur dominan untuk belajar secara disiplin sehingga pengaturan

waktu belajar menjadi lebih mudah diterapkan.

Dari pengertian diatas maka dapat diartikan bahwa penggunaan

waktu belajar adalah suatu cara memanfaantakan waktu dalam rangka

mendapatkan pengetahuan, kecakapan dan sikap yang teratur dan kontinyu.

2. Cara-cara Penggunaan Waktu Belajar

Seluruh kehidupan manusia pada hakikatnya bergelut dalam dimensi

waktu. Manusia selalu bergerak dalam lingkaran waktu oleh karena itu

aktivitas bermula dan berakhir dalam waktu. Agar waktu tidak terbuang

sia-sia dapat ditempuh dengan cara sebagai berikut :

a. Menjadwal kegiatan belajar

Secara sederhana waktu merupakan suatu kesempatan langgeng

yang tersedia dalam alam semesta untuk manusia berprestasi. Alam

semesta menyediakan terus-menerus, abadi dan tak akan pernah habis.

Namun harus disadari bahwa waktu tidak bisa diulang sehingga melatih

diri sendiri untuk membisakan menggunakan waktu sekarang dengan

sebaik-baiknya adalah penting. Kebiasaan memanfaatkan waktu yang

kita punya sekarang dapat mengikis kecenderungan diri untuk

menunda-nunda waktu, mengulur-ulur tempo dan mencari-cari alasan untuk studi

atau menyelesaikan suatu pekerjaan. Jadi setiap saat ada waktu luang

hendaknya dimanfaatkan saat itu juga untuk melakukan studi. Sebagian

(52)

rencana studi yang tepat. Oleh karena itu menurut The Liang Gie (1995:

170) perlu diperhatikan pedoman pokok sebagai berikut:

1) Kelompokkanlah waktu sehari-hari untuk keperluan studi, tidur,

makan, mandi, olahraga, dan urusan pribadi dan sosial.

2) Selidiki dan tentukanlah waktu yang tersedia untuk studi setiap hari.

Setelah mengetahui waktu yang tersedia, setiap siswa hendaknya

merencanakan penggunaan waktu itu dengan jalan menetapkan

macam-macam pelajaran berikut urutan-urutannya yang harus

dipelajari setiap hari.

3) Setiap siswa perlu menyadari bilamana dirinya dapat belajar dengan

baik, mata pelajaran yang dianggap sukar hendaknya dipelajari waktu

yang optimal itu.

4) Mata pelajaran yang sukar diurutkan dari yang tersukar sampai yang

termudah.

5) Siswa hendaknya membiasakan diri seketika atau waktu itu juga untuk

memulai mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan studi.

6) Siswa perlu melakukan pengelompokan waktu dan penjatahan waktu

studi, agar jelas waktu 24 jam habis digunakan untuk apa.

Dengan melihat ketentuan tersebut, maka dalam menggunakan

waktu belajar anak harus mengelompokkan, merencanakan dan

menyusun jadwal kegiatan belajarnya dengan memperoleh prioritas yang

(53)

dilakukan dapat berjalan efektif dan efisien, sehingga akan meningkatkan

prestasi.

b. Pemanfaatan waktu belajar

Waktu belajar yang banyak bukanlah suatu jaminan untuk meraih

prestasi maksimal jika tidak digunakan secara optimal. Guy Montrose

Whipple dalam Saiful Bahri Djamarah (2003: 21) memberikan pedoman

sebagai berikut :

1) Semakin dewasa dan matang pikiran seorang siswa harus dapat belajar

semakin lama.

2) Semakin sukar suatu mata pelajaran semakin panjang siswa dalam

mempelajarinya.

3) Semakin lambat masa penghangatan yang timbul pada seorang siswa

dalam mempelajari materi maka semakin lama harus mempelajarinya.

Cobalah untuk memanfaatkan waktu belajar baik disekolah

maupun dirumah. Usahakan waktu belajar di kelas adalah waktu terbaik

untuk belajar. Sebelum pelajaran dimulai siapkan materi, kalau masih ada

waktu bacalah materi tersebut. Ketika guru mulai menerangkan

dengarkan dengan serius dan cobalah mengulang dengan kata-katamu

sendiri lalu dibuat ringkasan kecil. Usahakan aktif dan kreatif dalam

kerja kelompok, tanyakan hal-hal yang tidak kamu mengerti kepada guru

(54)

belajar usahakan cari tempat belajar yang sunyi atau tidak gaduh supaya

kamu dapat berkonsentrasi.

Pemanfaatan waktu belajar dirumah bisa dilakukan dengan

membuat jadwal belajar. Menurut Slameto (2003: 82) “Jadwal adalah pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh

seseorang setiap harinya”. Seperti yang dikemukakan oleh Clifford T.

Morgan dan James Dees dalam buku mereka How To Study yang dikutip

oleh The Liang Gie (1995: 174) “Jadwal belajar akan menghemat waktu karena mencegah keragu-raguan siswa mengenai apa yang dipelajari dari

waktu kewaktu”. Tujuan utama dibuatnya jadwal belajar adalah agar

siswa dapat belajar secara teratur. Mengacu pada uraian tersebut diatas

maka dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan waktu baik dirumah

maupun disekolah dapat meningkatkan prestasi.

c. Optimalisasi waktu belajar

Mengoptimalkan waktu belajar yaitu dengan cara meminimalkan

waktu yang terbuang. Sumber-sumber pemborosan waktu yang teratas

adalah yang sering dilakukan siswa adalah waktu untuk televisi dan

telepon, diikuti oleh waktu menunggu, waktu pulang pergi dan tamu tak

diundang. Untuk mengurangi pemborosan waktu tersebut, setiap siswa

haruns mengetahui bagaimana solusinya. Hal-hal yang dapat dilakukan

(55)

(http://www.wordpress.com/ahmadfarisi: 2008/06/30) adalah sebagai

berikut :

1) Waktu untuk televisi

Apabila anda tinggal bersama keluarga yang para anggotanya

menyukai televisi maka perlu dicoba hal sebagai berikut:

a) Rencanakan acara yang akan anda tonton dengan menandai jadwal

mingguan dan kemudian patuhi jadwal yang sudah anda susun

tersebut.

b) Tetap berdiri sewaktu menunton televisi sehingga memudahkan

anda pergi ketika acara televisi selesai.

c) Coba memindahkan pesawat televisi ketempat yang anda tidak

betah berlama-lama tinggal disitu.

2) Waktu untuk tidur

Tidur Juga salah satu penyita waktu kita, meskipun tidur adalah

istirahat yang paling baik. Sebenarnya tidur sehari semalam 8 jam itu

masih setandar bagi orang biasa tetapi bukan untuk ukuran mahasiswa

maupun pelajar. Mengurangi jam tidur sepuluh menit setiap harinya

tidak akan mengganggu kesehatan. Kurangilah waktu tidur dan

berusahalah bangun lebih pagi dari biasanya, gunakan jam itu untuk

belajar, membaca, menulis dan sebagainya.

3) Waktu untuk telepon

Rencanakan waktu untuk menelpon setiap hari, kemudian

(56)

a) Coba membatasi hubungan telepon sampai batas waktu yang

ditetepkan.

b) Minta agar penelpon yang sering menghubungi anda untuk

menelpon pada waktu yang tepat dengan anda.

c) Handpone dimatikan saat anda belajar.

4) Waktu pulang-pergi

Apabila kita akan pergi sebaiknya pergunakanlah waktu yang

ada sebaik-baiknya. Pemanfaatan waktu dalam perjalanan dapat

dilakukan dengan cara :

a) Sewaktu dalam perjalanan sempatkanlah waktu untuk belajar.

b) Bila melakukan perjalanan dengan teman sekolah, diskusi materi

pelajaran yang telah disampaikan disekolah.

c) Bawa selalu blok note untuk mencatat gagasan yang timbul.

5) Tamu yang tak diundang

Untuk dapat belajar dengan tenang dan tidak diganggu oleh

teman, maka yang harus kita lakukan adalah :

a) Tutup pintu bila anda tidak ingin diganggu.

b) Gunakan tanda jangan diganggu yang dipasang dipintu.

c) Kepada teman yang bandel, katakan dengan tegas bahwa anda

sibuk dan tidak dapat berbicara sekarang.

Dengan menerapkan tips-tips diatas seseorang akan mengurangi

(57)

untuk belajar yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi khususnya

prestasi IPS Terpadu.

3. Indikator Penggunaan Waktu

Dari uraian diatas maka dapat ditulis bahwa indikator penggunaan

waktu belajar adalah sebagai berikut :

a. Menjadwal kegiatan belajar

b. Pemanfaatan waktu belajar

c. Optimalisasi waktu belajar

E.Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan media belajar (X1) dengan prestasi belajar IPS Terpadu (Y)

Prestasi belajar IPS Terpadu selain dipengaruhi faktor internal juga

dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor eksternal merupakan rangsangan

dari luar diri siswa melalui indera yang dimilikinya terutama pendengaran

dan penglihatan. Media pembelajaran sebagai faktor eksternal dapat

dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi belajar, karena mempunyai

potensi atau kemampuan untuk merangsang terjadinya proses belajar.

Dengan adanya media maka keterbatasan ruang, waktu dan daya indera

dapat diatasi. Selain itu pembelajaran akan lebih menarik sehingga siswa

akan termotivasi dan aktif dalam proses belajar-mengajar. Berdasarkan

penjelasan tersebut diduga dengan penggunaan media akan meningkatkan

(58)

2. Hubungan cara-cara belajar (X2) dengan prestasi belajar IPS Terpadu (Y)

Cara belajar pada dasarnya merupakan satu cara atau strategi belajar

yang diterapkan siswa sebagai usaha belajarnya dalam rangka mencapai

prestasi yang diinginkan. Penilaian baik buruknya usaha yang dilakukan

akan tergambar dalam bentuk prestasi. Usaha atau cara belajar seseorang

akan terlihat dari prestasi yang diperoleh oleh siswa tersebut. Sehingga

prestasi belajar yang baik juga dipengaruhi oleh cara belajar yang baik pula.

Sedangkan Slameto (2003: 73) berpendapat bahwa ”Banyak siswa dan atau mahasiswa gagal atau tidak mendapat hasil yang baik dalam belajar karena

tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif”. Semakin baik siswa dalam mengetahui cara belajar yang baik maka kan baik pula prestasinya. Cara dan

kebiasaan belajar yang tepat akan menentukan hasil yang memuaskan,

sebaliknya cara belajar yang buruk akan memberikan hasil yang kurang

memuaskan.Dari uraian tersebut dapat disimpulkan secara teoritis bahwa

ada hubungan antara cara-cara belajar terhadap prestasi IPS Terpadu.

3. Hubungan penggunaan waktu belajar (X3) dengan prestasi belajar IPS

Terpadu (Y)

Sering kali ditemui bahwa banyaknya siswa yang masih belum bisa

mengatur waktu dengan cara efisien sehingga mereka mengalami kesulitan

dalam belajar. Kesulitan belajar tersebut disebabkan oleh beberapa faktor

yaitu perencanaan yang tidak terorganisasi, tidak jelas, tidak konsisten, tidak

ada tujuan, dan kurang efektif dalam menggunakan waktu. Dengan adannya

(59)

berdisiplin dalam menggunakan waktu belajar maka kesulitan tersebut dapat

diatasi sehingga belajarpun juga akan berjalan lancar yang pada akhirnya

akan meningkatkan prestasi IPS Terpadu.

4. Hubungan media belajar (X1), cara-cara belajar (X2) dam penggunaan

waktu belajar (X3) dengan prestasi belajar IPS Terpadu (Y)

Penggunaan media dalam pembelajaran akan menumbuhkan minat

siswa dalam proses pembelajaran, karena menurut Uno Hamzah bahwa

“Kebanyakan siswa bisa memahami materi dengan cara melihat (visual),

mendengar (auditori) bahkan dengan sentuhan (kinestik)”. Hal itu didukung pula dengan cara-cara belajar yang dilakukan siswa dalam menerima

pelajaran. Misalnya, bagaimana persiapan sebelum pelajaran dimulai,

bagaimana cara mengikuti pelajaran, bagaimana cara mengikuti ujian dan

yang terakir bahwa siswa harus pandai dalam mengelola waktu belajarnya

karena menurut The Liang Gie “Pokok pangkal utama dalam belajar adalah

keteraturan” sehingga pelajaran yang diterima akan teringat dengan baik.

Berdasarka uraian diatas bahwa cara-cara belajar yang baik didukung

adanya media yang memadai dan pengoptimalan waktu belajar yang ada

akan meningkatkan prestasi belajar IPS Terpadu.

F. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kajian teoritis sebagaimana telah dipaparkan dimuka, maka

dalam penyusunan ini penulis mengajukan anggapan dasar atau kerangka

Gambar

Gambar 2.1 1  Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1. Teknik Pengambilan Sampel Dengan Cara Proporsional Random Sampling Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Tawangmangu
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner atau Angket Media Belajar, Cara-cara Belajar dan Penggunaan Waktu Belajar
Gambar 3.1. Grafik Statistik Uji F
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mengingat pentingnya acara ini diminta kepada saudara hadir tepat waktu dan apabila diwakilkan diharapkan membawa surat kuasa, serta membawa berkas klarifikasi 1 (satu) Dokumen

[r]

bahwa dalam rangka penetapan kebijakan pelayanan kesehatan tradisional yang dilakukan pemerintah telah ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatan HK.02.02/MENKES/164/2014

[r]

Aplikasi prebiotik mannanoligosakarida dengan dosis 0,2 % melalui pakan memberikan hasil terbaik dengan laju pertumbuhan harian 1,65%, konversi pakan 1,77, dan kelangsungan

This is to certify that the thesis of Een Vivany Yunita entitled “ An Investigation into the Relationship between Emotional Intelligence and Students’ English Speaking Ability

salah satu yang dikhawatirkan tersebut adalah, yaitu bagaimana apabila pembiayaan yang diberikan bank kepada nasabah tidak lancar atau dalam pemenuhan prestasi dimana salah satu

The crime of rape is the largest in the province of North Sumatra, South Sumatra and East Nusa Tenggara and the smallest province of South Kalimantan, Jakarta,