TAHUN AJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh : FITRI DWI ERNAWATI
A 210 060 156
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ii
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 TAWANGMANGU
TAHUN AJARAN 2009/2010
Dipersiapkan dan Disusun Oleh: FITRI DWI ERNAWATI
A 210 060 156
Telah Disetujui dan Disyahkan oleh Pembimbing I dan Pembimbing II untuk Dipertahankan Dihadapan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Mengetahui,
Pembimbing I
Drs. Sudarto Hs. MM Tanggal:
Pembimbing II
iii
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 TAWANGMANGU
TAHUN AJARAN 2009/2010
Yang Dipersiapkan dan Disusun Oleh: FITRI DWI ERNAWATI
A 210 060 156
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Pada Tanggal: ………...
Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat
Susunan Dewan Penguji
1. Drs. Sudarto Hs. MM (………)
2. Dra.Wafrotur Rohmah, SE, MM (……….)
3. Drs. H. Sami’an, MM (……….)
Surakarta, Juni 2010
Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dekan,
iv
Dengan ini, saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata kelak di kemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam
pernyataan saya diatas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.
Surakarta, Juni 2010
v
“Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam mengatasinya adalah sesuatu yang utama”.
( Ayahanda )
“Manusia tak selamanya benar dan tak selamanya salah, kecuali ia yang selalu mengoreksi diri dan membenarkan kebenaran orang lain atas kekeliruan diri sendiri”.
( Lovely )
“Berkacalah terlebih dahulu sebelum dirimu mencemooh orang lain sebab bisa jadi dirimu lebih buruk dari orang yang kamu cemooh”.
vi
lembaran karya tulis ini ku persembahkan kepada :
1. Ayahanda dan Ibundaku tercinta, sebagai ungkapan rasa hormat dan baktiku, terima
kasih atas kasih sayang, do’a, perhatian,
pengorbanan yang tiada pernah lekang oleh waktu.
2. Calon suamiku tersayang (pipi) kaulah inspirasi dalam hidupku yang selalu mendorongku untuk lebih maju beserta keluarga terimakasih banyak.
vii Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan Inayah-Nya sehingga penyusunan skripsi ini berjalan lancar dan terselesaikan dengan baik.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi sebagian dari syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan skripsi ini, namun berkat bantuan serta dorongan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Kedua otang tua dan keluarga besarku yang selalu memberi dukungan, do’a restu, serta kasih sayang tulus.
2. Drs. Sofyan Anif, M.Si, selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
3. Drs. Djalal Fuadi, MM, selaku ketua program studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
4. Drs. Sudarto Hs. MM, selaku pembimbing I yang penuh kesabaran dan ketulusan membimbing, mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Dra. Wafrotur Rohmah, SE. MM., selaku pembimbing II yang penuh kesabaran meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Drs. H. Sami’an, MM , selaku pembimbing tamu yang telah bersedia
meluangkan waktunya.
viii
10.Sahabat-sahabatku, Hate yang selalu menemaniku berjuang mengerjakan skripsi ini dan menemani disuka dukaku. Lina, Lilis, Tina, Mona, Seiz makasih ya atas persahabatan kalian selama ini, kalian tak akan tergantikan.
11.Sulis, Yuyun, Ratna, Riris, Evie dan temen-teman kelas D angkatan 2006 terimakasih kebersamaan selama ini, bahu-membahu menjalanin hari-hari perkuliahan yang panjang.
12.Semua pihak yang membantu terwujudnya karya ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan pelajaran serta pengalaman baru.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Surakarta, juni 2010
ix
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
ABSTRAK ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Pembatasan Masalah ... 8
D. Perumusan Masalah ... 9
E. Tujuan Penelitian ... 10
F. Manfaat Penelitian ... 10
x
2. Media Belajar ... 16
3. Cara-cara Belajar ... 25
4. Penggunaan Waktu Belajar ... 34
5. Hubungan Antara Variabel ... 41
B. Kerangka Pemikiran ... 43
C. Hipotesis ... 44
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Metode Penelitian ... 46
B. Obyek Penelitian ... 47
C. Populasi, Sampel, dan Sampling ... 48
D. Variabel Penelitian ... 51
E. Sumber data ... 52
F. Teknik Pengumpulan Data ... 53
G. Uji Instrumen ... 57
H. Uji Prasarat Analisis ……… 60
I. Teknik Analisis Data ... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMP Negeri I Tawangmangu ... 76
B. Hasil Uji Coba Instrumen ... 76
xi
1. Uji Normalitas……… 85
2. Uji Linieritas……… 86
E. Analisis Data ... 87
1. Analisis Regresi Linier Ganda ....………...… 87
2. Uji t……….… 89
3. Uji F……… 90
4. Koefisien Determinasi ... 90
5. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif………. 91
F. Pembahasan ... 91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 95
B. Saran ... 96
DAFTAR PUSTAKA
xii
Tabel 4.1 Ringkasan Uji Validitas Angket media belajar ... 76
Tabel 4.2 Ringkasan Uji Validitas Angket Cara-Cara Belajar ... 77
Tabel 4.3 Ringkasan Uji Validitas Angket Penggunaan Waktu Belajar ... 77
Tabel 4.4 Hasil Uji Reabilitas ... ... 78
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Data Media Belajar ... 79
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Data Cara-cara Belajar ... 81
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Data Penggunaan Waktu Belajar ... 83
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar ... 84
Tabel 4.9 Ringkasan Uji Normalitas ... 86
Tabel 4.10 Ringkasan Uji Linieritas ... 87
xiii
Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Tawangmangu ... 70
Gambar 4.2 Histogram Dan Poligon Data Media Belajar... 80
Gambar 4.3 Histogram Dan Poligon Data Cara-Cara Belajar ... 82
Gambar 4.4 Histogram Dan Poligon Data Penggunaan Waktu Belajar... 83
Gambar 4.5 Histogram Dan Poligon Data Prestasi Belajar ... 85
Gambar 4.6 Grafik Statistik Uji t Media Belajar ... 90
Gambar 4.7 Grafik Statistik Uji t Cara-Cara Belajar ... 91
Gambar 4.8 Grafik Statistik Uji t Penggunaan Waktu Belajar ... 93
xiv
Lampiran 2 Skor Hasil Try Out Angket Media Belajar Lampiran 3 Hasil Uji Validitas Angket Media Belajar Lampiran 4 Uji Reabilitas Angket Media Belajar
Lampiran 5 Skor Hasil Try Out Angket Cara-cara Belajar Lampiran 6 Hasil Uji Validitas Angket Cara-cara Belajar Lampiran 7 Uji Reabilitas Angket Cara-cara Belajar
Lampiran 8 Skor Hasil Try Out Angket Penggunaan Waktu Belajar Lampiran 9 Hasil Uji Validitas Angket Penggunaan Waktu Belajar Lampiran 10 Uji Reabilitas Angket Penggunaan Waktu Belajar Lampiran 11 Skor Jawaban Angket Media Belajar
Lampiran 12 Skor Hasil Angket Cara-cara Belajar
Lampiran 13 Skor Hasil Angket Penggunaan Waktu Belajar Lampiran 14 Daftar Nilai Prestasi Belajar Siswa
Lampiran 15 Data Induk Penelitian
Lampiran 16 Ukuran Tendensi Sentral dan Dispersi Data Tunggal Lampiran 17 Ukuran Tendensi Sentral dan Dispersi Data Bergolong Lampiran 18 Uji Normalitas Data
Lampiran 19 Uji Linieritas X1 dengan Y
Lampiran 20 Uji Linieritas X2 dengan Y
Lampiran 21 Uji Linieritas X3 dengan Y
Lampiran 22 Analisis Regresi Linier Ganda (X1, X2, X3)
Fitri Dwi Ernawati, A.210060156, Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2010.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Pengaruh media belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu. 2) Pengaruh cara-cara belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu. 3) Pengaruh penggunaan waktu belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu. 4) Pengaruh media belajar, cara-cara belajar dan penggunaan waktu belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar IPS Terpadu.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini mengambil lokasi di SMP Negeri 1 Tawangmangu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Tawangmangu kelas VIII yang berjumlah 216 siswa. Sampel diambil sebanyak 65 orang siswa dengan teknik propotional random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik angket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear ganda, uji F dan uji t, selain itu dilakukan pula perhitungan sumbangan relatif dan sumbangan efektif.
Hasil penelitian ini adalah: 1) Ada pengaruh positif media belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu. Berdasarkan uji t diperoleh thitung > ttabel, yaitu 4,112
> 2,000 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000. 2) Ada pengaruh positif cara-cara belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu. Berdasarkan uji t diperoleh thitung > ttabel, yaitu 5,481 > 2,000 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000. 3)
Ada pengaruh positif penggunaan waktu belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu. Berdasarkan uji t diperoleh thitung > ttabel, yaitu 4,989 > 2,000 dan nilai
signifikansi < 0,05, yaitu 0,000. 4) Ada pengaruh positif media belajar, cara-cara belajar dan penggunaan waktu belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar IPS Terpadu. Berdasarkan uji F diperoleh Fhitung > Ftabel, yaitu 40,881 >
2,755 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000. 5) Variabel media belajar memberikan sumbangan efektif 18,7%. Variabel cara-cara belajar memberikan sumbangan efektif 26,4%. Variabel penggunaan waktu belajar memberikan sumbangan efektif 21,7%. Berdasarkan besarnya sumbangan efektif nampak bahwa variabel cara-cara belajar memiliki pengaruh yang lebih dominan terhadap prestasi belajar diikuti variabel penggunaan waktu belajar dan media belajar.
1
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan Indonesia diupayakan untuk mampu menjawab tantangan
zaman yang selalu berubah dan tanggap terhadap perubaahan tersebut.
Setelah permasalahan multidimensi yang menyentuh berbagai tatanan
kehidupan mulai dari aspek ekonomi, aspek sosial, budaya dan ahlak,
sekarang yang masih hangat dibicarakan permasalahan Indonesa adalah
mengenai ACFT (ASEAN-China Free Trade) yang dikhawatirkan
berdampak buruk terhadap rakyat indonesia, yang mungkin akan
menjerumuskan rakyat ke jurang kemiskinan yang semakin mendalam dan
akan menjadikan rakyat hanya sebatas konsumen. Maka peran pendidikan
dapat dikatakan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
mengantisipasi segala permasalahan tersebut. Sesuai dengan visi dari
Undang-undang Republik Indonesia (UURI) No. 20 tahun 2003 tentang
Sisdiknas dalam http://edukasi.kompasiana.com adalah :
Untuk mewujudkan sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia yang berkualitas, sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Untuk itu dunia pendidikan kita harus menghasilkan peserta didik
yang layak dan berkualitas dalam arti memiliki kompetensi yang tidak
hanya menguasai pengetahuan saja akan tetapi juga implementasinya,
prasarana didik yang sudah usang dengan memutakhirkan dan yang tidak
kalah sangat pentingnya adalah menyiapkan tenaga pendidik yang kompeten
melalui pelaksanaan sertifikasi. Lebih dari itu bahwa pendidikan diupayakan
untuk membentuk kepribadian matang, dewasa, mandiri, dan menghargai
diri sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Sebuah asumsi bahwa
potensi manusia itu perlu digali dan dikembangkan secara optimal sehingga
hal-hal yang bersifat potensial dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Untuk itu manusia perlu bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari
orang-orang yang sudah berkompeten.
UU RI No 20 Tahun 2003 Pasal 1 tentang pendidikan nasional dalam
Sudrajad (2003: 30) menyebutkan bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan merupakan kegiatan yang terus berlangsung seumur hidup.
Semua ini diharapkan agar manusia terus berkembang untuk meningkatkan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang akan berguna bagi orang
banyak. Dengan demikian pendidikan tidak hanya tanggung jawab
pemerintah saja melainkan masyarakat, keluarga dan individu itu sendiri.
Penyelenggaraan pendidikan adalah oleh pemerintah dan juga pihak swasta.
tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang No 2
tahun 1989 pasal 4 dalam http://www.putra-putri-com yang berbunyi :
"Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi-pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung-jawab kemasyarakatan dan kebangsaan."
Negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila untuk mewujudkan sila
kelima, dalam pendidikan formalnya dapat ditempuh melalui mata pelajaran
ilmu pengetahuan sosial (IPS). Nursid Sumatmaja (1980: 20) dalam
http://www.docstoc.com menyatakan bahwa “Kompetensi dasar ilmu sosial di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini meliputi bahan kajian
sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat dan
psikologi sosial”. Menurut Nursid Sumatmaja (1980: 20) dalam http://www.docstoc.commenyatakan bahwa :
Mata pelajaran IPS bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa kehidupan masyarakat.
Dalam iplementasinya perlu dilakukan studi yang mengarah pada
peningkatan efisiensi dan efektivitas layanan dan pengembangan sebagai
konsekuensi dari suatu inovasi pendidikan. Salah satu bentuk efisiensi dan
efektivitas implementasi kurikulum, perlu dikembangkan berbagai model
pembelajaran kurikulum. Model pembelajaran IPS Terpadu merupakan
diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah
Dasar (SD/MI) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA/MA).
Melalui pembelajaran terpadu siswa dapat memproduksi kesan-kesan
tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian, siswa terlatih untuk
dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara holistik,
bermakna, otentik, dan aktif. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
(1996: 3) dalamhttp://www.docstoc.com menyatakan bahwa :
Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik.
Prestasi belajar merupakan tujuan pengajaran yang diharapkan semua
peserta didik. Untuk menunjang tercapainya tujuan pengajaran tersebut
perlu adanya kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa, guru, materi
pelajaran, metode pengajaran, kurikulum dan media pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan siswa serta didukung oleh lingkungan
belajar-mengajar yang kondusif. Seorang siswa dapat belajar secara efisien jika
memiliki gaya belajar aktif, dapat memanfaatkan waktu belajar secara
optimal dan didukung oleh sarana dan prasarana yaitu media belajar yang
lengkap. Saiful Bahri dan Aswan Zain (2001: 120) menyatakan bahwa :
Indikator keberhasilan siswa adalah 1) Apabila daya serap siswa terhadap bahan pengajara yang diajarkan mencapai prestasi tinggi. 2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa baik secara individual maupun kelompok.
Hakikat proses belajar-mengajar adalah proses komunikasi yaitu
tertentu ke penerima pesan. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi
ajaran yang ada dalam kurikulum, sumber pesan bisa guru dan siswa,
sedangkan saluran pendidikan dan penerima pesannya adalah siswa atau
juga guru. Untuk memudahkan proses belajar-mengajar tersebut diperlukan
media. Media dalam bahasa Latin berarti pengantar. Banyaknya definisi
mengenai media pendidikan maka Asosiasi Teknologi dan Komunikasi
Pendidikan (Assosiation Of Education and Communication
Technologi/AECT) di Amerika membatasi “Media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau
informasi”. Menurut Seels dan Glasgow (2003: 33-34) yang dikutip Azhar
Arsyad bahwa “Pengelompokan media berdasarkan perkembangan teknologi meliputi media tradisional dan media teknologi mutahir”. Media belajar sangat berpengaruh terhadap prestasi siswa, untuk itu dalam
pemilihan media harus selektif sesuai mata pelajaran yang disampaikan dan
sesuai dengan keinginan siswa
Pemilihan media yang tepat akan memotivasi siswa untuk aktif dalam
belajar. Setiap siswa mempenyai cara atau gaya sendiri dalam belajarnya
seperti cara belajar dengan cara melihat (visual), dengan cara mendengar
(auditori) atau dengan cara bekerja, bergerak atau menyentuh (kinestetik).
Untuk mendukung gaya siswa dalam belajar perlu dikembangkan sistem
belajar yang efektif. Dalam belajar selalu ciptakan mood yang positif,
pelajaran dan kembangkan materi yang telah dipelajari selain itu ketahuilah
kesulitan-kesulitan belajar dan melengkapi sumber utama belajar.
Disamping media belajar dan cara-cara belajar untuk mencapai
prestasi, penggunaan waktu belajar juga mempengaruhi prestasi siswa.
Penggunaan waktu belajar adalah banyaknya waktu yang dihabiskan atau
yang dimanfaatkan untuk belajar. Siswa yang pandai dalam mengatur serta
memanfaatkan waktu yang ada, akan memperoleh prestasi yang tinggi.
Seringkali kegagalan disebabkan karena mereka tidak memiliki kedisiplinan
dalam belajar sehingga tidak memiliki jadwal yang teratur serta tidak
adanya waktu untuk mengulangi pelajaran yang telah disampaikan oleh
guru. Yang perlu diperhatikan siswa agar dapat menggunakan waktu secara
optimal yaitu membagi atau mengelompokkan waktu untuk belajar dengan
membuat jadwal, memanfaatkan waktu belajar baik disekolah atau saat
dirumah, dan meminimalkan waktu yang terbuang dengan mengubah waktu
luang menjadi produktif.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Tawangmangu
merupakan salah satu SMP yang menerapkan kurikulum sesuai dengan
standar pemerintah. Dalam pembelajarannya sudah menggunakan media
belajar yang memadai, seperti komputer, peta, globe, LCD, dll. Siswa-siswi
yang bersekolah di SMP Negeri 1 Tawangmangu mayoritas memiliki
semangat belajar yang tinggi, hal ini ditandai dengan sedikitnya siswa yang
membolos. Lingkungan SMP Negeri 1 Tawangmangu yaitu di lereng
alam masih tenang untuk kegiatan belajar mengajar sehingga mendukung
meningkatnya prestasi.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas
maka dipandang cukup penting untuk mengadakan penelitian tentang
“PENGARUH MEDIA BELAJAR, CARA-CARA BELAJAR DAN
PENGGUNAAN WAKTU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA NEGERI 1 TAWANGMANGU”.
B.Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas maka permasalahan yang muncul dapat
diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Kurang tepatnya media yang digunakan guru akan menghambat
kelancaran proses belajar-mengajar yang nantinya akan mempengaruhi
proses belajar-mengajar.
2. Terbatasnya media menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami apa
yang disampaikan guru sehingga prestasinya rendah.
3. Cara atau gaya siswa dalam belajar mempengaruhi prestasi.
4. Aktivitas belajar secara intensif membuat siswa lebih memahami ilmu
pengetahuan.
C.Pembatasan Masalah
Permasalahan yang berkaitan dengan judul sangat luas, sehingga tidak
mungkin permasalahan yang ada dapat terjangkau dan terselesaikan semua.
Oleh karena itu, perlu adanya pembatasan dan pemfokusan masalah
sehingga yang diteliti lebih jelas dan kesalahpahaman dapat dihindari.
Dalam penelitian ini ruang lingkup dan fokus masalah yang diteliti sebagai
berikut :
1. Obyek Penelitian
Objek penelitian adalah aspek-aspek dari subjek penelitian yang menjadi
sasaran penelitian, meliputi :
a. Media Belajar
Media merupakan alat bantu dalam proses belajar mengajar. Maka
dari itu harus diketahui mengenai manfaat media itu sendiri,
bagaimana cara pemilih media, macam-macam media.
b. Cara-cara Belajar
Cara-cara belajar siswa meliputi cara belajar sendiri yaitu dengan cara
visual, auditori maupun kinestik dan aspek-aspek cara-cara belajar.
c. Penggunaan Waktu Belajar
Penggunaan waktu belajar meliputi pembagian atau pengelompokkan
waktu belajar, pemanfaatan waktu belajar dan meminimalkan waktu
d. Prestasi Belajar IPS Terpadu
Prestasi belajar IPS Terpadu dalam hal ini adalah hasil rapor semester
genap kelas VIII SMP Negeri 1 Tawangmangu.
2. Subyek penelitian
Subjek penelitian ini adalah semua siswa SMP Negeri 1 Tawangmangu
tahun ajaran 2009/2010 kelas VIII yang secara keseluruhan berjumlah
216.
D.Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dibuat perumusan
masalah sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh media belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu
SMP Negeri 1 Tawangmangu tahun ajaran 2009/2010 ?
2. Adakah pengaruh cara-cara belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu
SMP Negeri 1 Tawangmangu tahun ajaran 2009/2010 ?
3. Adakah pengaruh penggunaan waktu belajar terhadap prestasi belajar IPS
Terpadu SMP Negeri 1 Tawangmangu tahun ajaran 2009/2010 ?
4. Adakah pengaruh media belajar, cara-cara belajar dan penggunaan waktu
belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar IPS Terpadu SMP
E.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan sebuah acuan dalam melakukan kegiatan
atau rambu-rambu dalam melakukan penelitian agar sesuai dengan rencana
yang telah disusun sebelumnya. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah :
1. Untuk mengetahui adakah pengaruh media belajar terhadap prestasi
belajar IPS Terpadu SMP Negeri 1 Tawangmangu tahun ajaran
2009/2010.
2. Untuk mengetahui adakah pengaruh cara-cara belajar terhadap prestasi
belajar IPS Terpadu SMP Negeri 1 Tawangmangu tahun ajaran
2009/2010.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh penggunaan waktu belajar terhadap
prestasi belajar IPS Terpadu SMP Negeri 1 Tawangmangu tahun ajaran
2009/2010.
4. Untuk mengetahui adakah pengaruh media belajar, cara-cara belajar dan
penggunaan waktu belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar
IPS Terpadu SMP Negeri 1 Tawangmangu tahun ajaran 2009/2010.
F. Manfaat Penelitian
Pada hakekatnya penelitian yang dilakukan seseorang diharapkan
akan mendapatkan manfaat tertentu. Begitu pula dengan penelitian ini
1. Manfaat Teoritis
a. Merupakan sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan pada umumnya dan pendidikan SMP pada khususnya.
b. Sebagai bahan atau referensi bagi para peneliti-peneliti yang lain yang ingin mengembangkan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan. 2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas
belajar-mengajar di SMP Negeri 1 Tawangmangu.
b. Bagi Guru
Dapat memberikan masukan kepada guru untuk memanfaatkan
seoptimal mungkin atas media belajar dan disiplin dalam
menggunakan waktu belajar.
c. Bagi Siswa
Dapat memberikan masukan bagi siswa tentang pentingnya waktu
belajar yang rutin dan cara-cara belajar yang efektif agar memperoleh
prestasi yang maksimal khususnya pelajaran IPS Terpadu.
G.Sistematika Laporan
Untuk memperoleh gambaran permulaan terhadap hasil penelitian ini,
maka perlu dikemukakan sistematika penelitian sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan masalah, manfaat
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan landasan teori yang digunakan dalam
penyusunan penelitian yang bekaitan dengan pengertian prestasi
belajar IPS Terpadu, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar,
fungsi dan kegunaan IPS Terpadu, pengertian media belajar,
manfaat media belajar, prinsip-prinsip pemilihan media, alternatif
pemilihan media, macam-macam media, pengertian cara-cara
belajar, macam-macam cara belajar, gaya belajar efektif,
pengertian penggunaan waktu belajar, cara-cara penggunaan waktu
belajar, indikator variabel, hubungan antar variabel, kerangka
pemikiran dan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang jenis dan metode penelitian, subyek
dan obyek penelitian, populasi, sampel dan sampling, sumber data,
teknik pengumpulan data, teknik penyajian data dan teknik analisis
data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi gambaran umum SMP Negeri 1 Tawangmangu,
penyajian data, pengujian kualitas data dan hasil analisis data.
BAB V PENUTUP
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
13
A.Prestasi Belajar IPS Terpadu
1. Pengertian Prestasi Belajar IPS Terpadu
W.S Winkel (2004: 59) menyatakan bahwa :
Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang meghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan nilai dan sikap, perubahan itu besifat secara relatif konstan dan berbekas.
Sedangkan menurut Whittaker dalam buku Saiful Bahri Djamarah
(2003: 12) “Belajar dapat didefinisikan sebagai siatu proses dimana tingkah
laku ditimbulkan atau diubah melaui latihan atau pengalaman”. Jadi melalui
proses belajar seorang siswa akan mengalami perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari pengalaman-pengalaman yang diperolehnya untuk
mencapai prestasi maksimal. Menurut Sardiman (2001: 46), “Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor
yang mempengaruhi baik dalam maupun dari luar individu dalam belajar”. Menurut W.S Winkel (2004: 313) “Hasil tersebut berupa penambahan pengetahuan, sikap dan keterampilan karena usaha yang dilakukan
berdasarkan pengalama, latihan dan interaksi disekolah.
Sutratinah Tirtonegoro (2001: 43) menyatakan bahwa :
IPS Terpadu merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu
sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik hukum dan
budaya. Tujuan utama ilmu ini ialah untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat dan
terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi di masyarakat. Menurut
Numan Soemantri (2001) dalam http://www.docstoc.com karateristik mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah sebagai berikut :
a.Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama.
b.Kompetensi dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.
c. Kompetensi dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.
d.Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan
e.Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan.
Dari uraian diatas yang dimaksud prestasi belajar IPS Terpadu adalah
pengetahuan dan keterampilan yang ditunjukkan dalam bentuk simbol,
angka, huruf, maupun kalimat yang merupakan hasil dari usaha belajar
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar IPS Terpadu
Menurut Muhibbin Syah (2003: 132-139) secara global faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam,
yaitu:
a. Faktor internal siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri sendiri meliputi dua aspek yaitu :
1) Aspek fisiologis (jasmaniah) : kondisi organ-organ siswa misalnya
panca indera, apabila salah stu panca indera tersebut ada yang
terganggu maka proses belajar juga akan terganggu.
2) Aspek psilkologis (rohaniah) : tingkat kecerdasan/intelegesi siswa,
sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa.
b. Faktor eksternal siswa
Merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa, dibedakan menjadi :
1) Lingkungan sosial : guru, staf administrasi, teman sekelas, teman
sepermainan, lingkungan keluarga dan orang tua itu sendiri.
2) Lingkungan non sosial : gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat
tinggal keluarga dan rumahnya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan
waktu belajar yang digunakan siswa.
c. Faktor pendekatan belajar
Pendekatan belajar yaitu segala cara atau strategi yang digunakan
siswa dalam menunjukkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran
1) Pendekatan tinggi
a) Speculatif :Mencari kemungkinan-kemungkinan dan penjelasan baru, berspekulasi dan membuat hipoteses.
b) Acieving : Mengoptimalkan pengaturan waktu dan usaha. 2) Pendekatan sedang
a) Analitik :Berpikir kritis mempertanyakan, menimbang dan berargumen.
b) Deep : Memaksimalkan pemahaman dengan berpikir, banyak membaca dan diskusi.
3) Pendekatan rendah
a) Reproductif : Menghafal, menjelaskan dan meringkas materi. b) Survace : Memusatkan pada rincian-rincian materi.
B.Media Belajar
1. Pengertian Media Belajar
Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata madium yang berarti perantara atau pengantar. Dengan demikian media
merupakan wahana penyalur informasi belajar. Assosiation Teknologi
Informasi dan Pendidikan (Association of Education and Communication
Technology/AECT) “Menbatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi”. Menurut Saiful Bahri dan Aswan Zain (2001: 139) “Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan
pengajaran”. Romiszowski dalam Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001: 12) mendefinisikan “Media sebagai pembawa pesan yang berasal dari
Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa media belajar
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim pesan sehingga dapat merangsan pikiran, perasaan, minat serta
perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar-mengajar terjadi.
2. Manfaat Media Belajar
Media belajar mempunyai manfaat yang cukup besar terhadap proses
pembelajaran. Zaenal Abidin (2003: 12-13) menyebutkan manfaat media
adalah sebagai berikut :
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis hanya dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka serta mengurangi
kesalahan-kesalahan yang bersifat verbal, misalnya untuk menjelaskan terjadinya
gempa dapat digunakan film.
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti :
1) Obyek yang terlalu besar yang tidak memungkinkan untuk
ditampilkan didalam kelas, misalnya pasar, candi, pabrik bisa
digantikan dengan realita, gambar maupun film bingkai.
2) Obyek yang kecil yang tidak tampak oleh indera seperti bakteri dapat
dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film atau gambar.
3) Gerak yang terlalau lambat atau cepat seperti gerak kapal terbang
4) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu, misalnya proklamasi
Indonesia bisa ditampilkan lewat rekaman film, vidio, foto maupun
secara verbal.
5) Obyek yang terlalu kompleks, misalnya mesin dapat disajikan dengan
model, diagram dan lain-lain.
6) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi) dapat
divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan
sebagainya.
c. Menggunakan media secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif
anak didik.
1) Menimbulkan semangat belajar karena siswa tidak hanya
mendengarkan guru tetapi siswa juga aktif dalam pengamatan,
mempraktekkan dan mendemonstrasikan..
2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik
dengan lingkungan dan kenyataan.
3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuan dan minatnya.
d. Dengan sifat yang unik setiap siswa ditambah dengan lingkungan dan
pengalaman yang berbeda sedangkan kurikulum sama setiap siswa, maka
guru akan mengalami kesulitan jika ditangani sendiri. Masalah ini dapat
diatasi dengan media belajar yang kemampuannya dalam :
1) Memberikan perangsang yang sama
3) Menimbulkan persepsi yang sama.
3. Prisip-prinsip Pemilihan Media
Sudirman dalam Zaenal Abidin (2003: 28-29) mengemukakan
beberapa prinsip pemilihan media yang dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
a. Tujuan pemilihan
Memilih media harus berdasarkan maksud dan tujuan yang jelas. Apakah
pemilihan media untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat
umum ataukan sekedar hiburan mengisi waktu kosong.
b. Karakteristik media pengajaran
Setiap media mempunyai karakteristik tertentu. Sifat-sifat yang
biasanya dipakai untuk menentukan kesesuaian penggunaan atau
pemilihan media ialah :
1) Jangkauan : Jangkauan media itu luas atau tiadak.
2) Keluwesan : Dari segi keluwesan, media ada yang praktis
mudah dibawa kemana-mana, digunakan kapan
saja dan oleh siapa saja, misalnya media cetak
seperti buku teks, modul, diktat, dan lain-lain.
3) Ketergantungan : Beberapa media tergantung pemakaianya pada
sarana/fasilitas tertentu atau hadirnya seorang
4) Kendali : Kadang-kadang dirasa perlu agar kontrol belajar
ada pada peserta didik sendiri (pelajar individu)
pada guru (pelajaran klasikal) atau peralatan.
5) Atribut : Penggunaan media juga dapat dirasakan pada
kemampuanya memberikan rangsangan suara,
visual, warna maupun gerak.
6) Biaya : Alasan lain untuk menggunakan jenis media
tertentu ialah karena murah biaya pengadaan atau
pembuatanya.
c. Alternatif pilihan
Guru harus mampu menetapkan atau memutuskan media yang tepat
dan sesuai dengan materi pelajaran. Menurut Nana Sujana dalam Zaenal
Abidin (2003, 28-29) bahwa “Dalam menggunakan media hendaknya guru memperhatikan prinsip agar penggunaan media mencapai hasil yang
baik”. Prinsip-prinsip tersebut meliputi :
1) Menentukan jenis media yang tepat, artinya sebaiknya guru memilih
media yang sesuai tujuan dan pelajaran yang akan diajarkan.
2) Menetapkan subyek yang tepat, artinya perlu dipertimbangkan apakah
penggunaan media sudah sesuai dengan tingkat kematangan anak
didik.
3) Menyediakan media yang tepat, artinya teknik penggunaan media
dalam pengajaran haruslah disesuaikan dengan bahan. Metode, waktu
4) Menggunakan media pada waktu yang tepat dan situasi yang tepat,
artinya kapan dan dalam situasi mana saat menggunakan media karena
tidak semua pelajaran harus menggunakan media belajar.
4. Macam-macam Media Belajar
Banyak ahli membagi media menjadi berbagai ketegoti. Menutur
Seels dan Glasgow dalam Azhar Arsyad (2003: 33-34) membagi media
dalam dua kategori dilihat dari segi perkembangan teknologi yaitu :
a. Media Tradisional
1) Visual diam yang diproyeksikan
Media ini meliputi slide, filmstrips, proyeksi overhead, proyeksi
apaque.
2) Visual yang tek diproyeksikan
Media ini meliputi peta, gambar, poster, foto, grafik, diagram, charts,
pameran.
3) Audio
Media ini meliputi rekaman piring, pita kaset.
4) Penyajian multimedia
Media ini meliputi slid plus suara (tape), multiimage.
5) Visual dinamis yang diproyeksikan
6) Cetak
Media cetak adalah bahan-bahan yang disiapkan diatas kertas untuk
pengajaran dan informasi. Media ini meliputi buku, modul, majalah
ilmiah, lembaran lepas, workbook.
7) Permainan
Media ini meliputi model, contoh, manipulasi (gobe, boneka)
b. Media Teknologi Mutahir
1) Media berbasis telekomunikasi
Media ini meliputi : (a) Telekonference yaitu suatu teknik
komunikasi dimana kelompok-kelompok yang yang berada dilokasi
geografis berbeda menggunakan microfon dan amplifier khusus yang
dihubungkan satu dengan yang lainnya sehingga setiap orang dapat
berpartisipasi dengan aktif dalam diskusi atau pertemuan besar. (b)
Kuliah jarak jauh (telelecture) adalah suatu pengajaran dimana para
ahli dalam suatu bidang tertentu yang menghadapi sekelompok
pendengan melalui amplifier telepon. Siswa dapat bertanya dan
mendengarkan jawabannya.
2) Media berbasis mikroprosesor
Media ini meliputi : (a) Computer-assisted instruktion adalah
suatu sistem penyampaian materi pelajaran yang berbasis
mikroprosesor yang pelajarannya dirancang dan diprogram kedalam
sistem tersebut. (b) Interaktive video adalah suatu sistem penyampain
pengendalian komputer. (c) hypermedia adalah penggabungan media
kedalam teks, grafik, gambar, video, musik, dan lain-lain. (d) Compac
video disc adalah sistem penyampaian dari rekaman video dimana
signal audio-visual direkam pada disket plastik.
Menurut Sell dan Richey yang dikutip Azhar Arsyad (2003: 29-33)
mengklasifikasikan ciri-ciri media kedalam empat kelompok yaitu :
a. Teknologi cetak
Teknologi cetak memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Teks dibaca secara linier sedangkan visual diamati berdasarkan
ruangan.
2) Baik teks maupun visual menampilkan komunikasi satu arah dan
reseptif.
3) Teks dan visual ditampilkan secara diam.
4) Pengembangannya dilakukan secara diam baik teks maupun isual
berorientasi (berpusat) pada siswa.
5) Informasinya dapat diatur kembali diatur atau ulang oleh pemakai.
b. Media audiovisual
Media audiovisual mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1) Biasanya bersifat linier biasanya menyajikan visual dinamis.
2) Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
perancang atau pembuatnya.
c. Media yang dihasilkan teknologi berbasis komputer
Media yang dihasilkan teknologi berbasis komputer(baik perangkat
keras maupun perangkat lunak) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1) Dapat digunakan secara acak, non sekuensial atau secara linier.
2) Biasanya gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata, simbol
dan grafik.
3) Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini.
4) Pembelajaran dapat berorientasi siswa dan melibatkan interaksi siswa
yang tinggi.
d. Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer
Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
1) Dapat digunakan secara acak, sekuensial dan secara linier.
2) Dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa.
3) Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks
pengalaman siswa, menurut apa yang relevan oleh siswa dan dibawah
pengendalian siswa.
4) Bahan-bahan pelajaran melibatkan banyak interaksi siswa.
5) Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai
sumber.
Berdasarkan ciri media pendidikan diatas disimpulkan bahwa dalam
penggunaan suatu proses belajar haruslah mengandung ciri media agar
5. Indikator Media Belajar
Bedasarkan uraian diatas dapat ditulis indikator media belajar adalah
senagai berikut :
a. Memperjelas penyajian pesan
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera
c. Menumbuhkan sikap aktif siswa
d. Mengatasi kesulitan guru dalam menyampaikan materi.
C.Cara-cara Belajar
1. Pengertian Cara-cara Belajar
Tiap orang mempunyai cara belajar sendiri-sendiri. Cara belajar pada
dasarnya merupakan satu cara atau strategi belajar yang diterapkan siswa.
Menurut The Liang Gie (1995: 48) mengemukakan bahwa ”Cara belajar
adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam usaha belajarnya”. Cara
belajar sering disebut dengan gaya belajar atau learning style. Menurut
Nasution (1988: 93) “Cara belajar adalah strategi belajar yang diterapkan siswa secara konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam
menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir dan
memecahkan soal”. Sedangkan Uno Hamzah (2008: 180) mendefinisikan “Gaya belajar adalah cara dia bereaksi dan menggunakan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa cara-cara belajar adalah
strategi belajar yang diterapkan siswa secara konsisten untuk menangkap
informasi sehingga mendapatkan kemampuan baru untuk mencapai tujuan
tertentu.
2. Macam-macam Cara Belajar
Menurut Uno Hamzah (2008: 181-182) macam-macam cara belajar
secara umum dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Visual (belajar dengan cara melihat)
Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan
penting adalah mata/penglihatan (visual). Dalam hal ini metode
pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak dititik beratkan
pada peragaan/media.
Ciri-ciri gaya belajar visual :
1) Bicara cepat.
2) Tidak mudah terganggu oleh keributan.
3) Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar.
4) Lebih suka membaca dari pada dibacakan.
5) Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika
ditulis dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya.
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :
1) Gunakan materi visual, seperti gambar-gambar, diagram dan peta.
3) Mengajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
4) Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
5) Mengajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam
gambar.
b. Auditori (belajar dengan cara mendengar)
Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajar
melalui alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar
auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal
dan mendengarkan apa yang dikatakan guru.
Ciri-ciri gaya belajar auditori :
1) Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri.
2) Mudah terganggu oleh keributan.
3) Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan
dari pada yang dilihat.
4) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan.
5) Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika
membaca.
6) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada berirama dan warna
suara.
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori:
1) Mengajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam
kelas maupun di dalam keluarga.
3) Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
4) Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
5) Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan
dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.
c. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)
Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui
bergerak, menyentuh dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk diam
karena keinginan untuk beraktifitas dan eksplorasi sangat kuat.
Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :
1) Berbicara perlahan.
2) Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan.
3) Belajar melalui memanipulasi dan praktek.
4) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat.
5) Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita.
6) Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan
tubuh saat membaca.
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:
1) Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
2) Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya.
3) Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
4) Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam
bacaan.
Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika dalam
pembelajar guru memberikan strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya,
anak dapat berkembang dengan lebih baik.
3. Aspek-aspek Cara Belajar
Aspek-aspek yang diteliti dalam cara belajar menurut Thabarany
(1994: 43-53) dalam http://www.pdfqueen.com adalah sebagai berikut :
a. Persiapan belajar siswa
Pada hakekatnya setiap pekerjaan yang akan dilakukan harus
dipersiapkan terlebih dahulu. Beberapa persiapan yang perlu dilakukan
dalam belajar adalah sebagai berikut :
1) Persiapan mental
Persiapan mental yang dimaksud adalah bahwa tekad untuk
belajar benar-benar sudah siap. Persiapan mental yang perlu dilakukan
adalah:
a) Memahami arti atau tujuan belajar.
b) Kepercayaan pada diri sendiri.
c) Keuletan.
d) Minat terhadap pelajaran.
2) Persiapan sarana
Sarana yang dibutuhkan dalam belajar yaitu perlengkapan
belajar yang memadai dan ruang belajar bebas dari gangguan,
b. Cara mengikuti pelajaran
Langkah-langkah dalam mengikuti pelajaran yang perlu dilakukan
adalah melakukan persiapan-persiapan dengan mempelajari
materi-materi yang akan dibahas dan meninjau kembali materi-materi sebelumnya,
bersikap afektif selama kegiatan belajar sampai kegiatan
belajar-mengajar berakhir.
c. Aktivitas belajar mandiri
Bentuk aktivitas belajar mandiri yang dilakukan siswa dapat berupa
kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan sendiri ataupun kegitankegiatan
belajar yang dilakukan sendiri ataupun kegiatan belajar yang dilakukan
secara berkelompok. Berikut penjelasan dari keduanya :
1) Aktivitas belajar sendiri
Aktivitas belajar sendiri misalnya, membaca bahan-bahan
pelajaran dari berbagai sumber informasi selain buku-buku pelajaran,
membuat ringkasan bahn-bahan pelajaran yang telah dipelajari,
menghafalkan bahan-bahan pelajaran, mengerjakan latihan soal dan
lain sebagainya.
2) Aktivitas belajar kelompok
Adapun yang dapat dilakukan dalam belajar kelompok antara
lain, mendiskusiakn bahan-bahan pelajaran yang belum dimengerti,
membahas penyelesaian soal-soal yang sulit dan saling bertanya jawab
d. Pola belajar siswa
Pola belajar adalah cara siswa melaksanakan suatu kegiatan belajar
yaitu bagaimana siswa mengatur dan melaksanakan kegiatan-kegiatan
belajarnya. Pola belajar siswa menunjukkan apakah siswa membuat
perencanaan belajar, bagaimana mereka melaksanakan dan menilai
kegiatan belajarnya.
e. Cara siswa mengikuti ujian
Agar mendapatkan hasil yang baik dalam ulangan baik ulangan
harian maupun ulangan semester sebagai modal utama adalah
penguasaan materi-materi pelajaran yang baik. Oleh karena itu sejak
awal siswa harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Beberapa
hal yang harus diperhatikan agar mendapatkan hasil baik dalam ulangan
adalah sebagai berikut :
1) Persiapan menghadapi ulangan yaitu mempelajari / mengauasai materi
ulangan serta mempersiapkan perlengkapan ulangan .
2) Saat ulangan berlangsung harus benar-benar memahami soal, tenang,
mengerjakan dari hal yang termudah dan meneliti setelah selesai.
3) Saat ulangan selesai memeriksa kembali jawaban-jawaban yang
dibuat dalam ulangan.
4. Gaya/cara Belajar Efektif
Menurut Uno Hamzah (2008: 195) banyak gaya yang bisa dipilih
a. Bermain dengan kata
Gaya belajar ini sangat menyenangkan karena membantu kita mengingat
nama, tempat dan hal lainya dengan cara mendengarkan kemudian
menyebutkan.
b. Bermain dengan pertanyaan
Bagi sebagian orang lalu beri pertanyaan. Belajar semakin efektif dan
bermanfaat apabila dilakukan dengan cara bermain dengan pertanyaan.
c. Bermain dengan gambar
Orang yang memiliki kegemaran ini bisa memiliki kepekaan tertentu
dalam menagkap gambar, membuat perubahan, merangkai kartun.
d. Bermain dengan musik
Memainkan instrumen atau selalu mendengarkan musik seseorang mulai
belajar mendapatkan informasi terbaru, cara mengingat musik tersebut
dan mengembangkannya.
e. Bermain dengan bergerak
Gerak manusia ataupun menyentuh sambil berbicara dan menggunakan
tubuh sambil mengekspresikan gagasan adalah cara belajar yang
menyenangkan.
f. Bermain dengan bersosialisasi
Bermain dan bersosialisasi untuk lebih bisa berinteraksi dengan baik.
Misalnya bergabung dan membaur dengan orang lain disekitar kita.
Seseorang yang menyukai belajar dengan situasi yang sepi maka kamar
pribadi agar dapat belajar optimal.
Selain tujuh gaya diatas perlu juga menerapkan tips-tips belajar
efektif. Tips-tipa belajar efektif adalah sebagai berikut
(http://cara-belajar-efektif.wordpress. com/prilya: 2008/09/19) :
a. Mood (suasana hati) : Ciptakan selalu mood yang positif.
b. Understand (pemahaman) : Tandai pelajaran yang tidak kamu mengerti
lalu ulangi sampai mengerti.
c. Recall (ulang) : Setelah belajar satu unit, berhentilah dan
ulang bahan dari unit tersebut dengan
kata-kata yang kamu buat sendiri.
d. Digest (telaah) : Kembalilah pada unit yang tidak kamu
mengerti dan pelajari kembali keterangan
yang ada lalu diskusikan dengan guru.
e. Review (pelajari kembali) : Pelajari kembali materi pelajaran yang
sudah dipelajari. Ingatlah strategi yang
telah membantu kamu mengerti / mengingat
informasi. .
f. Dengan menerapkan gaya belajar efektif dan tips-tips diatas siswa
mamapu mengembangkan sistem belajar
yang efektif dan efisien sehingga akan
5. Indikator Cara-cara Belajar
Untuk mendapatkan indikator maka diperlukan wawasan yang luas
dan teori-teori yang mendukungnya. Teori untuk menyusun instrumen harus
secermat mungkin untuk mendapatkan indikator yang valid. Berdasarkan
teori dari Uno Hamzah dan Thabrani diatas maka dapat ditulis indikator
sebagai berikut :
a. Mengetahui gaya belajar sendiri
b. Persiapan siswa dalam mengikuti pelajaran
c. Cara mengikuti pelajaran
d. Aktivitas belajar mandiri
e. Pola belajar siswa
f. Cara siswa mengikuti ujian
D.Penggunaan Waktu Belajar
1. Pengertian Penggunaan Waktu Belajar
Penggunaan waktu belajar artinya pemanfaatan kesempatan yang
tersedia untuk melakukan kegiatan belajar. Pendapat penulis tersebut
mengacu pada pendapat W.J.S.Poerwodarminto (2001: 164) bahwa
“Penggunaan artinya pemanfaatan, sedangkan waktu adalah kesempatan
yang tersedia”. Menurut The Liang Gie (1995: 49) “Pokok pangkal yang
merupakan unsur dominan untuk belajar secara disiplin sehingga pengaturan
waktu belajar menjadi lebih mudah diterapkan.
Dari pengertian diatas maka dapat diartikan bahwa penggunaan
waktu belajar adalah suatu cara memanfaantakan waktu dalam rangka
mendapatkan pengetahuan, kecakapan dan sikap yang teratur dan kontinyu.
2. Cara-cara Penggunaan Waktu Belajar
Seluruh kehidupan manusia pada hakikatnya bergelut dalam dimensi
waktu. Manusia selalu bergerak dalam lingkaran waktu oleh karena itu
aktivitas bermula dan berakhir dalam waktu. Agar waktu tidak terbuang
sia-sia dapat ditempuh dengan cara sebagai berikut :
a. Menjadwal kegiatan belajar
Secara sederhana waktu merupakan suatu kesempatan langgeng
yang tersedia dalam alam semesta untuk manusia berprestasi. Alam
semesta menyediakan terus-menerus, abadi dan tak akan pernah habis.
Namun harus disadari bahwa waktu tidak bisa diulang sehingga melatih
diri sendiri untuk membisakan menggunakan waktu sekarang dengan
sebaik-baiknya adalah penting. Kebiasaan memanfaatkan waktu yang
kita punya sekarang dapat mengikis kecenderungan diri untuk
menunda-nunda waktu, mengulur-ulur tempo dan mencari-cari alasan untuk studi
atau menyelesaikan suatu pekerjaan. Jadi setiap saat ada waktu luang
hendaknya dimanfaatkan saat itu juga untuk melakukan studi. Sebagian
rencana studi yang tepat. Oleh karena itu menurut The Liang Gie (1995:
170) perlu diperhatikan pedoman pokok sebagai berikut:
1) Kelompokkanlah waktu sehari-hari untuk keperluan studi, tidur,
makan, mandi, olahraga, dan urusan pribadi dan sosial.
2) Selidiki dan tentukanlah waktu yang tersedia untuk studi setiap hari.
Setelah mengetahui waktu yang tersedia, setiap siswa hendaknya
merencanakan penggunaan waktu itu dengan jalan menetapkan
macam-macam pelajaran berikut urutan-urutannya yang harus
dipelajari setiap hari.
3) Setiap siswa perlu menyadari bilamana dirinya dapat belajar dengan
baik, mata pelajaran yang dianggap sukar hendaknya dipelajari waktu
yang optimal itu.
4) Mata pelajaran yang sukar diurutkan dari yang tersukar sampai yang
termudah.
5) Siswa hendaknya membiasakan diri seketika atau waktu itu juga untuk
memulai mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan studi.
6) Siswa perlu melakukan pengelompokan waktu dan penjatahan waktu
studi, agar jelas waktu 24 jam habis digunakan untuk apa.
Dengan melihat ketentuan tersebut, maka dalam menggunakan
waktu belajar anak harus mengelompokkan, merencanakan dan
menyusun jadwal kegiatan belajarnya dengan memperoleh prioritas yang
dilakukan dapat berjalan efektif dan efisien, sehingga akan meningkatkan
prestasi.
b. Pemanfaatan waktu belajar
Waktu belajar yang banyak bukanlah suatu jaminan untuk meraih
prestasi maksimal jika tidak digunakan secara optimal. Guy Montrose
Whipple dalam Saiful Bahri Djamarah (2003: 21) memberikan pedoman
sebagai berikut :
1) Semakin dewasa dan matang pikiran seorang siswa harus dapat belajar
semakin lama.
2) Semakin sukar suatu mata pelajaran semakin panjang siswa dalam
mempelajarinya.
3) Semakin lambat masa penghangatan yang timbul pada seorang siswa
dalam mempelajari materi maka semakin lama harus mempelajarinya.
Cobalah untuk memanfaatkan waktu belajar baik disekolah
maupun dirumah. Usahakan waktu belajar di kelas adalah waktu terbaik
untuk belajar. Sebelum pelajaran dimulai siapkan materi, kalau masih ada
waktu bacalah materi tersebut. Ketika guru mulai menerangkan
dengarkan dengan serius dan cobalah mengulang dengan kata-katamu
sendiri lalu dibuat ringkasan kecil. Usahakan aktif dan kreatif dalam
kerja kelompok, tanyakan hal-hal yang tidak kamu mengerti kepada guru
belajar usahakan cari tempat belajar yang sunyi atau tidak gaduh supaya
kamu dapat berkonsentrasi.
Pemanfaatan waktu belajar dirumah bisa dilakukan dengan
membuat jadwal belajar. Menurut Slameto (2003: 82) “Jadwal adalah pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh
seseorang setiap harinya”. Seperti yang dikemukakan oleh Clifford T.
Morgan dan James Dees dalam buku mereka How To Study yang dikutip
oleh The Liang Gie (1995: 174) “Jadwal belajar akan menghemat waktu karena mencegah keragu-raguan siswa mengenai apa yang dipelajari dari
waktu kewaktu”. Tujuan utama dibuatnya jadwal belajar adalah agar
siswa dapat belajar secara teratur. Mengacu pada uraian tersebut diatas
maka dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan waktu baik dirumah
maupun disekolah dapat meningkatkan prestasi.
c. Optimalisasi waktu belajar
Mengoptimalkan waktu belajar yaitu dengan cara meminimalkan
waktu yang terbuang. Sumber-sumber pemborosan waktu yang teratas
adalah yang sering dilakukan siswa adalah waktu untuk televisi dan
telepon, diikuti oleh waktu menunggu, waktu pulang pergi dan tamu tak
diundang. Untuk mengurangi pemborosan waktu tersebut, setiap siswa
haruns mengetahui bagaimana solusinya. Hal-hal yang dapat dilakukan
(http://www.wordpress.com/ahmadfarisi: 2008/06/30) adalah sebagai
berikut :
1) Waktu untuk televisi
Apabila anda tinggal bersama keluarga yang para anggotanya
menyukai televisi maka perlu dicoba hal sebagai berikut:
a) Rencanakan acara yang akan anda tonton dengan menandai jadwal
mingguan dan kemudian patuhi jadwal yang sudah anda susun
tersebut.
b) Tetap berdiri sewaktu menunton televisi sehingga memudahkan
anda pergi ketika acara televisi selesai.
c) Coba memindahkan pesawat televisi ketempat yang anda tidak
betah berlama-lama tinggal disitu.
2) Waktu untuk tidur
Tidur Juga salah satu penyita waktu kita, meskipun tidur adalah
istirahat yang paling baik. Sebenarnya tidur sehari semalam 8 jam itu
masih setandar bagi orang biasa tetapi bukan untuk ukuran mahasiswa
maupun pelajar. Mengurangi jam tidur sepuluh menit setiap harinya
tidak akan mengganggu kesehatan. Kurangilah waktu tidur dan
berusahalah bangun lebih pagi dari biasanya, gunakan jam itu untuk
belajar, membaca, menulis dan sebagainya.
3) Waktu untuk telepon
Rencanakan waktu untuk menelpon setiap hari, kemudian
a) Coba membatasi hubungan telepon sampai batas waktu yang
ditetepkan.
b) Minta agar penelpon yang sering menghubungi anda untuk
menelpon pada waktu yang tepat dengan anda.
c) Handpone dimatikan saat anda belajar.
4) Waktu pulang-pergi
Apabila kita akan pergi sebaiknya pergunakanlah waktu yang
ada sebaik-baiknya. Pemanfaatan waktu dalam perjalanan dapat
dilakukan dengan cara :
a) Sewaktu dalam perjalanan sempatkanlah waktu untuk belajar.
b) Bila melakukan perjalanan dengan teman sekolah, diskusi materi
pelajaran yang telah disampaikan disekolah.
c) Bawa selalu blok note untuk mencatat gagasan yang timbul.
5) Tamu yang tak diundang
Untuk dapat belajar dengan tenang dan tidak diganggu oleh
teman, maka yang harus kita lakukan adalah :
a) Tutup pintu bila anda tidak ingin diganggu.
b) Gunakan tanda jangan diganggu yang dipasang dipintu.
c) Kepada teman yang bandel, katakan dengan tegas bahwa anda
sibuk dan tidak dapat berbicara sekarang.
Dengan menerapkan tips-tips diatas seseorang akan mengurangi
untuk belajar yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi khususnya
prestasi IPS Terpadu.
3. Indikator Penggunaan Waktu
Dari uraian diatas maka dapat ditulis bahwa indikator penggunaan
waktu belajar adalah sebagai berikut :
a. Menjadwal kegiatan belajar
b. Pemanfaatan waktu belajar
c. Optimalisasi waktu belajar
E.Hubungan Antar Variabel
1. Hubungan media belajar (X1) dengan prestasi belajar IPS Terpadu (Y)
Prestasi belajar IPS Terpadu selain dipengaruhi faktor internal juga
dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor eksternal merupakan rangsangan
dari luar diri siswa melalui indera yang dimilikinya terutama pendengaran
dan penglihatan. Media pembelajaran sebagai faktor eksternal dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi belajar, karena mempunyai
potensi atau kemampuan untuk merangsang terjadinya proses belajar.
Dengan adanya media maka keterbatasan ruang, waktu dan daya indera
dapat diatasi. Selain itu pembelajaran akan lebih menarik sehingga siswa
akan termotivasi dan aktif dalam proses belajar-mengajar. Berdasarkan
penjelasan tersebut diduga dengan penggunaan media akan meningkatkan
2. Hubungan cara-cara belajar (X2) dengan prestasi belajar IPS Terpadu (Y)
Cara belajar pada dasarnya merupakan satu cara atau strategi belajar
yang diterapkan siswa sebagai usaha belajarnya dalam rangka mencapai
prestasi yang diinginkan. Penilaian baik buruknya usaha yang dilakukan
akan tergambar dalam bentuk prestasi. Usaha atau cara belajar seseorang
akan terlihat dari prestasi yang diperoleh oleh siswa tersebut. Sehingga
prestasi belajar yang baik juga dipengaruhi oleh cara belajar yang baik pula.
Sedangkan Slameto (2003: 73) berpendapat bahwa ”Banyak siswa dan atau mahasiswa gagal atau tidak mendapat hasil yang baik dalam belajar karena
tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif”. Semakin baik siswa dalam mengetahui cara belajar yang baik maka kan baik pula prestasinya. Cara dan
kebiasaan belajar yang tepat akan menentukan hasil yang memuaskan,
sebaliknya cara belajar yang buruk akan memberikan hasil yang kurang
memuaskan.Dari uraian tersebut dapat disimpulkan secara teoritis bahwa
ada hubungan antara cara-cara belajar terhadap prestasi IPS Terpadu.
3. Hubungan penggunaan waktu belajar (X3) dengan prestasi belajar IPS
Terpadu (Y)
Sering kali ditemui bahwa banyaknya siswa yang masih belum bisa
mengatur waktu dengan cara efisien sehingga mereka mengalami kesulitan
dalam belajar. Kesulitan belajar tersebut disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu perencanaan yang tidak terorganisasi, tidak jelas, tidak konsisten, tidak
ada tujuan, dan kurang efektif dalam menggunakan waktu. Dengan adannya
berdisiplin dalam menggunakan waktu belajar maka kesulitan tersebut dapat
diatasi sehingga belajarpun juga akan berjalan lancar yang pada akhirnya
akan meningkatkan prestasi IPS Terpadu.
4. Hubungan media belajar (X1), cara-cara belajar (X2) dam penggunaan
waktu belajar (X3) dengan prestasi belajar IPS Terpadu (Y)
Penggunaan media dalam pembelajaran akan menumbuhkan minat
siswa dalam proses pembelajaran, karena menurut Uno Hamzah bahwa
“Kebanyakan siswa bisa memahami materi dengan cara melihat (visual),
mendengar (auditori) bahkan dengan sentuhan (kinestik)”. Hal itu didukung pula dengan cara-cara belajar yang dilakukan siswa dalam menerima
pelajaran. Misalnya, bagaimana persiapan sebelum pelajaran dimulai,
bagaimana cara mengikuti pelajaran, bagaimana cara mengikuti ujian dan
yang terakir bahwa siswa harus pandai dalam mengelola waktu belajarnya
karena menurut The Liang Gie “Pokok pangkal utama dalam belajar adalah
keteraturan” sehingga pelajaran yang diterima akan teringat dengan baik.
Berdasarka uraian diatas bahwa cara-cara belajar yang baik didukung
adanya media yang memadai dan pengoptimalan waktu belajar yang ada
akan meningkatkan prestasi belajar IPS Terpadu.
F. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kajian teoritis sebagaimana telah dipaparkan dimuka, maka
dalam penyusunan ini penulis mengajukan anggapan dasar atau kerangka