• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA DI SURABAYA TENTANG PROGRAM PENSI ( Studi Deskriptif Kuantitatif Tingkat Pengetahuan Siswa SMAN Surabaya Tentang Program PENSI di Sekolah).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA DI SURABAYA TENTANG PROGRAM PENSI ( Studi Deskriptif Kuantitatif Tingkat Pengetahuan Siswa SMAN Surabaya Tentang Program PENSI di Sekolah)."

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

Tentang Pr ogram PENSI di Sekolah) SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan Memper oleh Gelar Sarjana Pada FISIP UPN “Veter an” J awa Timur

Oleh :

DITA SETYA WICAKSONO NPM. 0843010028

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

Pengetahuan Siswa SMAN Sur abaya Tentang Pr ogr am PENSI di Sekolah)

Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa SMAN Surabaya tentang program PENSI di sekolah.Tingkat pengetahuan adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh gambaran mengenai ukuran tinggi rendahnya tentang suatu informasi yang diterima, sehingga menimbulkan dampak atau efek yang dapat mempengaruhi perilaku sumber.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif.Sedangkan penarikan sample dari penelitian ini menggunakan multistage cluster random sampling yang telah disesuaikan dengan jumlah sampel yang menjadi obyek penelitian. Dari pembahasan yang dilakukan peneliti maka hasil temuan dan analisis data yang dilengkapi dengan penyajian data terangkum dalam bentuk tabel – tabel frekuensi.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah siswa SMAN Surabaya memiliki tingkat pengetahuan sedang tentang program PENSI di Sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa SMAN Surabaya ini mengetahui dan memahami tentang isi dari program PENSI tersebut secara cukup jelas.

ABSTRACT

DITA SETYA WICAKSONO, LEVEL KNOWLEDGE OF STUDENT

PROGRAMS IN SURABAYA SMA PENSI (QUANTITATIVE DESCRIPTIVE STUDY EXCHANGE STUDENT KNOWLEDGE ABOUT THE PROGRAM PENSI SMAN SURABAYA IN SCHOOLS)

The author's intent to do this study was to determine the level of students' knowledge about the program PENSI SMAN Surabaya in school. The level of knowledge is a process carried out by someone to obtain an idea of the size of a high and low information received, so the impact or effect that can influence the behavior of the source.

The method used in this research is quantitative research methods. While the withdrawal of samples from this study using multistage cluster random sampling with anything to much sampling needs for object to this study. From the discussion conducted research findings and analysis of the data that comes with the presentation of the data summarized in tabular form – frequency table.

Conclusions in this study were students of SMAN Surabaya have high levels of

(3)

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan

karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi dengan judul “TINGKAT PENGETAHUAN

SISWA SMA DI SURABAYA TENTANG PROGRAM PENSI” (Studi

deskriptif tingkat pengetahuan siswa SMAN Surabaya tentang program PENSI

di sekolah) dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Drs. Saifuddin Zuhri, Msi selaku

Dosen Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan

bimbingan, nasehat serta motivasi kepada penulis. Dan penulis juga banyak

menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa moril, spiritual maupun

materiil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP. sebagai Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran’ Jatim.

2. Dra. Ec. Hj Suparwati, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik (FISIP) UPN “Veteran” Jatim.

3. Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP

UPN “Veteran” Jatim.

4. Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu

(4)

6. Mama “Rr. Suminah, Spd” dan Nenek tercinta. yang selalu memberikan

support dalam segala hal dan selalu mendoakan saya serta segala pengorbanan

& perjuangan tulus, ikhlas untuk menjadikanku seseorang yang kuat, tegar

dan selalu bersemangat dalam menghadapi kehidupan.

7. Terima kasih pada kakakku Dina Setya Budi Usman dan Mas Kenda untuk

dukungan dan doanya yang selalu diberikan tanpa batas.

8. Buat Andryan Prasetyo terima kasih atas semua hal yang telah diberikan

yaitu dukungan dan doanya serta buat kesetiaannya menemani, mengantar

dan menungguku dengan sepenuh hati sehingga memberiku semangat dan

motivasi.

9. Terima kasih pada mb yuswin yang telah memberikan dukungan penuh

terhadap segala hal yang berhubungan dengan pengerjaan skripsi ini.

10.Sahabat-sahabat luar biasa yang tak sekedar memotivasi dari sebelum

berlangsungnya proses skripsi hingga selesainya skripsi ini: Tika, Ciza,

Andhita, Tanti, Ajeng, Tyas, mb Vina, mb Dani dan seluruh teman-teman di

lab UPN TV dan Ikom.

11.Terima kasih pada DISPENDIK kota surabaya yang telah membantu penulis

dalam melengkapi data-data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.

12.Terima kasih pada Siswa-Siswi dan Pihak Sekolah Menengah Atas Negeri di

(5)

Penulis menyadari bahwa didalam skripsi ini akan ditemukan banyak kekurangan.

Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan

demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, dengan segala keterbatasan yang penulis

miliki semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak umumnya dan pada

khususnya.

Surabaya, 09 Januari 2012

(6)

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... ii

ABSTRASI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 10

1.2.1 Tujuan Penelitian ... 10

1.2.2 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJ IAN PUSTAKA ... 12

2.1 Landasan Teori ... 12

2.1.1 Teori Belajar Sosial ... 12

2.1.2 Siswa SMA Menampilkan Program PENSI ... 14

2.1.3 Tingkat Pengetahuan ... 17

(7)

2.1.8 Isi Program PENSI ... 25

2.1.9 Sosialisasi Program PENSI di sekolah ... 30

2.1.10 Siswa SMAN di Surabaya sebagai Khalayak ... 32

2.1.11 Teori Persuasi ... 33

2.2 Pentas Seni dalam Konteks Kegiatan Ekstrakurikuler ... 35

2.3 Program PENSI dalam Kegiatan Ekskul di SMA... 37

2.4 Program PENSI sebagai Media Komunikasi di Sekolah... 41

2.5 Kerangka Berpikir... ... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 47

3.1 Metode Penelitian dan Definisi Operasional ... 47

3.1.1 Metode Penelitian ... 47

3.1.2 Definisi Operasional ... 47

3.1.2.1 Program PENSI di Sekolah ... 47

3.1.3 Pengukuran Tingkat Pengetahuan ... 50

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 51

3.2.1 Populasi ... 51

3.2.2 Teknik Penarikan Sampel ... 52

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 57

(8)

4.1.1 Gambaran Umum Program PENSI ... 61

4.1.2 Gambaran Umum Sekolah sebagai Lembaga Formal... 62

4.1.3 Responden Penelitian ... 64

4.2 Penyajian dan Analisis Data ... 65

4.2.1 Identitas Responden ... 65

4.2.1.1 Jenis Kelamin Responden ... 65

4.2.1.2 Kelas ... 66

4.2.2 Deskripsi Subjek ... 67

4.2.2.1 Mengetahui Program PENSI di Sekolah ... 67

4.2.2.2 Sekolah pernah mengadakan PENSI... 68

4.2.2.3 Mengetahui Tujuan Program PENSI di Sekolah ... 69

4.2.2.4 Manfaat Program PENSI di Sekolah ... 70

4.2.2.5Pengetahuan Siswa tentang Isi Program PENSI ... 71

4.2.2.6 Tingkat Pengetahuan Siswa tentang PENSI ... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 82

5.1 Kesimpulan ... 82

5.2 Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 85

(9)

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial yang menemukan makna diri dan pertumbuhan semua potensinya dalam relasi dengan sesamanya. Komunikasi menjadi suatu tindakan yang sangat penting untuk dilakukan dalam rangka mengekspresikan diri dan tak satupun individu yang tak luput dari proses komunikasi. Melalui komunikasi dengan individu lain, setiap individu dapat memenuhi kebutuhan emosional dan intelektualnya seperti membentuk saling pengertian, menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih sayang, menyebarkan pengetahuan dan melestarikan peradaban.

(10)

menyalurkan minat dan bakat siswa di bidang seni dan juga ajang sekolah untuk mngembangkan potensi para peserta didiknya.

Konteks pentas seni dalam kegiatan ekstrakurikuler mengacu kepada kurikulum sekolah tentang kegiatan ekstrakurikuler yang wajib dilaksanakan di sekolah dan diikuti oleh siswa. Pentas seni adalah wadah bakat dan minat siswa yang dimiliki sesuai kemampuan siswa yang didalamnya erat kaitannya dengan kegiatan ekstrakurikuler ( http//respository.upi:edu, 29 September 2011 ).

Maksud dari pengadaan kegiatan pentas seni yaitu suatu kegiatan yang didalamnya mencakup kemampuan peserta didik dalam mengembangkan motivasi dan bakat sesuai yang diharapkan yaitu untuk mencapai suatu keberhasilan dalam kegiatan kesenian. Dimana pendidikan kesenian memiliki fungsi yaitu untuk mengembangkan keterampilan berkarya serta menumbuh kembangkan cita rasa keindahan dan kemampuan menghargai kesenian ( Suparjhoto, 2003:15 ). Dengan demikian, adanya kegiatan pengembangan diri siswa diharapkan mampu mempergelarkan, memamerkan karya seni di kelas, sekolah atau diluar sekolah ( Depdiknas, 2003:3 ).

(11)

ini ditambah lagi sebagai sarana promosi dan periklanan. Dengan kata lain, pentas seni sekolah dapat digunakan sebagai sarana untuk memperoleh pemenuhan kebutuhan akan komunikasi ( Ruslan, 2005:210 ).

Dari sebuah penelitian beberapa studi yang dilakukan di Amerika Serikat oleh Departemen Pendidikan California, Dwyer, Sallis, Blizzard, Lazarus, & Dean (2001); Dwyer et al. (1983); Linder (1999); Linder (2002); Shephard (1997); Tremblay et al. (2000); dan lain-lain. Studi tentang Hubungan positif dari aktivitas fisik dan prestasi akademik mendukung satu sama lain dalam menunjukkan bahwa ketika sejumlah besar waktu sekolah didedikasikan untuk aktivitas fisik, kinerja akademik memenuhi dan bahkan mungkin melebihi murid tidak menerima aktivitas fisik tambahan (Shephard, 1997). Kegiatan yang berhubungan langsung dengan fisik akan dapat memberi pengaruh dalam meningkatkan fungsi kognitif dan meningkatkan kadar zat dalam otak yang bertanggung jawab untuk menjaga kesehatan neuron. Fungsi otak juga dapat secara tidak langsung manfaat dari aktivitas fisik karena pembangkit energi meningkat serta dari waktu di luar kelas / jauh dari belajar; Tingkat peningkatan energi dan waktu di luar kelas dapat memberikan bantuan dari kebosanan menghasilkan kadar perhatian yang lebih tinggi selama kelas instruksi (Linder 1999).

(12)

artinya ketika siswa mengikuti program pendidikan di sekolah tentunya dituntut untuk berprestasi, aktif, kreatif dan mandiri. Aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik selalu dirangsang dan dikembangkan secara bersama-sama sehingga anak memiliki kecerdasan majemuk yang baik. Keseimbangan ketiga aspek tersebut dapat terbentuk secara optimal melalui kegiatan pembalajaran ekstrakurikuler yang didukung secara total. Dan hal ini di dukung penuh oleh Dinas Pendidikan Nasional dengan dikeluarkannya Undang-undang no.20 tahun 2003 pasal3, pasal4 ayat 4 tentang dasar kebijakan mengenai kegiatan ekstrakurikuler dalam sistem pendidikan nasional. Dalam program PENSI di sekolah ini memiliki isi materi diantaranya adalah ekspresi seni tari, seni musik, seni teater, dengan ditambahi dengan kreasi seni olahraga, bazar, perlombaan.

Realitas ini membuat institusi pendidikan negeri maupun swasta di Surabaya mengadakan pentas seni sekolah dengan berbagai konsep tema acara yang berbeda-beda tiap tahunnya. Untuk itu, pihak sekolah merancang kegiatan ini guna memfasilitasi proses komunikasi siswa sebagai sarana mengekspresikan diri dan mengembangkan potensi siswanya. Kegiatan yang dilaksanakan sekolah tersebut juga menjadikannya sebagai media promosi dan sebagai pembentuk image sekolah yang dipandang bagus, favorit dan berkelas.

(13)

adalah mampu menjadikannya sebagai kegiatan program pengembangan diri yaitu kegiatan tambahan diluar struktur program yang dilaksanakan diluar jam pelajaran intra, agar memperluas dan memperkaya wawasan dan pengetahuan serta kemampuan siswa. Kegiatan pengembangan diri yang merupakan seperangkat pengalaman belajar memiliki nilai-nilai manfaat bagi pembentukan kepribadian siswa. Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan program pengembangan diri di sekolah menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (1987:9), adalah:

1. Kegiatan harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif serta psikomotorik.

2. Mengembangkan bakat dan motivasi siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.

3. Dapat mengetahui, mengenal, dan membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.

(14)

Program kegiatan PENSI memiliki keutamaan dan kemampuan potensial yang meliputi bakat dan kecerdasan. Bakat disini adalah kemampuan mental yang dimiliki oleh seseorang yang dapat berkembang bila kondisinya memungkinkan. Mengenai apa yang dimaksud dengan kemampuan mental terdapat berbagai pandangan yang muncul karena adanya perbedaan tentang yaitu kemampuan mental; yakni bakat merupakan pembawaan bersifat alami atau pengaruh lingkungan, bakat itu bersifat konsonan atau dapat diubah, bakat merupakan kesatuan atau terdiri dari sejumlah kemampuan-kemampuan khusus.

Pemaparan diatas menjelaskan bahwa kehadiran pendidikan kesenian (seni rupa, drama, tari dan musik) dalam khasanah pendidikan diharapkan memberikan sumbangan bagi tercapainya tujuan pendidikan nasional. Melalui program kegiatan pentas seni tersebut diharapkan dapat membantu mengembangkan dan membentuk sosok manusia yang seimbang yang ditegaskan Depdiknas (2001:7), bahwa pendidikan seni meliputi semua bentuk kegiatan tentang aktivitas fisik dan cita rasa keindahan. Aktivitas fisik dan cita rasa kegiatan itu tertuang dalam kegiatan berekspresi, berkreasi, dan berapresiasi melalui bahasa rupa, bunyi gerak dan peran.

(15)

itu Husnah dan Narawati (2003:282), berpendapat bahwa “Tujuan pendidikan seni adalah menumbuhkan kemampuan berapresiasi seni dan budaya bagi peserta didik. Melalui pendidikan seni diharapkan pula siswa dapat dibantu perkembangan fisik dan psikisnya secara seimbang. Selain itu diharapkan masyarakat khususnya generasi muda tumbuh sikap apresiasi terhadap segala sesuatu mengenai seni dan budaya Indonesia.”

Sasaran seni diarahkan pada 3 aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Hal ini ditegaskan oleh Bloom dan Syamsudin (1996:20) dalam Marlina (1999); (http://id.wikipedia.org/wiki/unsur-aspek-kognitif) bahwa “Dalam rangka pengembangan perangkat tujuan pendidikan yang berorientasi pada perilaku (behavioral objectivities) yang dapat diamati (observable) dan dapat domain perilaku tersebut diatas, secara garis besar taksonomi perilaku itu adalah sebagai berikut; the cognitive domain (kawasan kognitif), the effective domain (kawasan efektif), the phycomotor (kawasan psikomotor).

(16)

Namun, pada kenyataanya banyak siswa-siswi SMA yang tidak mengetahui tentang program PENSI di sekolah. Dan mereka hanya memahami bahwa program PENSI itu merupakan wadah penyaluran terhadap ekspresi seni musik dan sebagai sarana hiburan saja. Bahkan sekolah membuat PENSI sebagai sarana membangun citra sekolah serta sebagai media promosi sekolah karena telah mengundang grup musik terkenal dan mahal. Padahal program PENSI ini diadakan secara rutin tiap tahun oleh sekolah, karena memiliki peranan untuk melengkapi upaya pembinaan, pemantapan, dan pembentukan nilai-nilai kepribadian siswa. Sosialisasi untuk program PENSI dari pihak sekolah juga dilakukan hingga beberapa kali di masing-masing ruang kelas siswa. Dan untuk pelaksanaannya dilakukan oleh pihak sekolah untuk sosialisasi ini tentang program PENSI kepada pihak OSIS yang sebelumnya telah mendapat bimbingan dan pengarahan dari pihak sekolah yaitu guru pembimbing. Dalam pelaksanakannya dengan beberapa kali pertemuan tatap muka antara pihak OSIS dengan guru pembimbing sekolah yang dilakukan dalam kegiatan pembinaan kepengurusan OSIS.

(17)

sendiri terdiri dari kegiatan ekspresi seni budaya yang meliputi seni tari, seni musik, seni teater (Sumber : DikMenJur ), yang diadakan sebagai salah satu media komunikasi siswa untuk mengekspresikan diri dan mengembangkan bakat dalam suatu keterampilan seni yang dimiliki. Sehingga dari kegiatan tersebut dapat menciptakan kepribadian siswa secara positif.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka peneliti mengambil judul “ Tingkat Pengetahuan siswa SMAN tentang program PENSI” di Surabaya.

Responden dalam penelitian ini adalah siswa-siswi Sekolah Menengah Atas. Peneliti memilih siswa-siswi SMA karena mereka merupakan generasi muda yang memiliki dinamika dan gejolak terhadap eksistensi diri tinggi, siswa SMA khususnya dari anggota pengurus OSIS yang sudah mulai produktif dan mampu berkomunikasi dengan cukup baik serta memiliki jiwa yang kritis dalam menerima dan memahami hal baru. Dan siswa-siswi SMA anggota pengurus OSIS ini terkait secara langsung dalam program PENSI di sekolahnya sebagai pelaku utama.

Sekolah yang menjadi obyek penelitian ini adalah sekolah yang mengadakan program kegiatan PENSI sekolah secara rutin tiap tahun dan telah melakukan sosialisasi kepada siswa-siswinya khususnya kepada pengurus OSIS tentang program PENSI ini secara berkala.

(18)

Surabaya sendiri terdapat 156 Sekolah Menengah Atas yang terdiri dari SMA Negeri berjumlah 22 sedangkan SMA Swasta berjumlah 134 (DikmenJur, Oktober: 2011).

Sedangkan tempat penelitiannya di SMA Negeri Surabaya, karena berdasarkan pra peneliti SMAN Surabaya mensosialisasikan sebanyak 3 kali hingga lebih dan selain itu sekolah juga menggunakan media mading dan majalah sekolah sebagai sarana sosialisasinya tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang peneliti tersebut, maka dapat diambil suatu rumusan masalah penelitian yaitu :

“ Bagaimana tingkat pengetahuan siswa SMAN Surabaya tentang pr ogram PENSI di Sekolah? “

1.3 Tujuan Penelitian

(19)

1.4 Manfaat Penelitian

Dari pelaksanaan penelitian tersebut, diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Akademis

a. Memperkaya jenis penelitian komunikasi khususnya yang berkaitan dengan tingkat pengetahuan siswa dan media komunikasi sekolahnya. b. Memperkaya khasanah kepustakaan, kependidikan khususnya mengenai

tingkat pengetahuan siswa dan media komunikasi sekolahnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Sebagai sumbangan pemikiran teoritis terhadap permasalahan yang dihadapi sekolah dalam mengetahui tingkat pengetahuan siswa terhadap media komunikasi yang disediakan oleh pihak sekolah. Sehingga pada akhirnya nanti, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan dan kemajuan sekolah dalam rangka menciptakan potensi dan kreativitas siswa didik yang berkualitas.

b. Sebagai latihan bagi peneliti dalam menganalisa masalah dan mengukur sejauh mana teori yang telah diperoleh dapat diterpkan secara praktis dalam permaslahan yang telah dirumuskan, sekaligus untuk menambah dan memperluas pngetauan serta wawasan peneliti.

(20)

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory)

Teori belajar sosial ini pertama kalinya dipelopori oleh Albert Bandura,

pada tahun 1963. Teori ini berpendapat bahwa manusia berbeda dengan

binatang. Manusia berpikir atau mempunyai tingkat intelegensi (kemampuan

berpikir) yang lebih tinggi dibandingkan binatang. Karena kelebihan manusia

dalam kemampuan berpikir itulah menyebabkan manusia tidak harus

melakukan semuanya, maksudnya manusia tidak perlu mencoba-coba (trial)

tentang perilaku yang tepat karena manusia bisa belajar dari pengalaman

dengan kata lain apabila dia (manusia) berbuat sama dengan perilaku orang

lain maka ia akan memperoleh akibat atau hasil atau perilaku yang sama.

Teori belajar sosial disini menjelaskan bukan hanya penguasaan perilaku

dan nilai antisocial seperti agresi, melainkan juga penguasaan perilaku dan

nilai yang berpengaruh seperti yang diharapkan terhadap diri dan orang-orang

di sekeliling kita. Dalam teori belajar sosial ini, kita tidak melakukan semua

tindakan yang kita pelajari namun kita melakukan suatu tindakan tergantung

(21)

Penelitian-penelitian awal yang didasarkan pada teori belajar social dengan jelas

menekankan bahwa kita (manusia) akan melakukan apa yang kita lihat atau

baca dari sebuah model yang melakukan atau menggambarkan sesuatu yang

kita lihat atau baca tersebut. Atau dengan kata lain teori belajar sosial ini

merupakan pondasi dari sebuah perilaku yang akan kita lakukan, karena dari

awalnya kita tidak tahu akhirnya jadi tahu karena diterpa terus menerus

kemudian menjadi kebiasaan namun tetap melalui proses penyaringan.

Teori belajar sosial meliputi dua (2) kategori umum yakni pengaruh

kognitif dan behavioral. Pengaru kognitif disisni lebih kepada pembelajaran

informasi yang berguna, sedangkan behavioral lebih mengarah pada penataat

terhadap peraturan.

Menurut Albert Bandura bahwa aliran perilaku diturunkan menjadi teori

belajar sosial yang menjelaskan efek lingkungan pada perilaku manusia.

Konsepsi tersebut menunjukkan peran manusia yang bukan merupakan objek

yang dikendalikan oleh lingkungan tetapi juga tidak bisa bebas semaunya.

Jadi, manusia dan lingkungan adalah kultur yang berhubungan timbal balik

satu sama lain begitu juga dengan belajar. Bukan hanya dari pengalaman

langsung tetapi dari peniruan atau peneladanan.

Perilaku merupakan faktor-faktor kognitif dan lingkungan, artinya kita

mampu memiliki keterampilan tertentu yang pada akhirnya dapat menjelaskan

(22)

2.1.2 Siswa SMA Menampilkan Program Pensi

Siswa sekolah menengah atas merupakan generasi muda yang memiliki

gejolak eksistensi tinggi sehingga dalam program kegiatan pensi di sekolah

mereka mau dan mampu menunjukkan diri mereka. Menurtu para pakar

psikologi, siswa SMA ini termasuk dalam kategori remaja antara periode

remaja awal (early adolescent) dan remaja pertengahan (middle adolescent)

yang usianya dimulai dari usia 13 hingga 18 tahun (Drajat, 1998). Remaja

diidentifikasikan sebagai anak yang ada pada peralihan dari masa anak-anak

menuju usia dewasa. Biasanya akan terjadi percepatan pertumbuhan dalam

segi fisik maupun psikis (Zakiyah, 1998).

Untuk itu, pihak sekolah memberikan media khusus bagi siswanya

sebagai sarana pengembangan diri dan kreativitas. Dan kegiatan ini

merupakan kegiatan tambahan diluar struktur program yang dilaksanakan

diluar jam pelajaran intra. Sehingga sekolah menjadikan kegiatan pensi ini

sebagia agenda tahunan dalam bentuk kegiatan yang dipusatkan dengan

menampilkan bakat dan kreativitas siswa-siswinya yang tergabung dalam

kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Diantaranya adalah kegiatan ekstra musik,

tari, drama atau teater, karate, rebana basket, volley, marcing band dan

(23)

Dalam mempersiapkan sebuah pementasan karya seni siswa harus dapat

menempuh beberapa tahapan sehingga karya seni yang dipertunjukkan layak

untuk diapresiasi, menurut Kasmahidayat (2008: 143) menyatakan :

Konsep garapan dari sebuah karya seni diperlukan sebagai gambaran

garapan karya disusun dari hasil pengamatan terhadap lingkungan social

masyarakat. Hal itu dapat dilakukan dengan mendata aspek-aspek sebagai

berikut :

1. Nama jenis karya

2. Klasifikasi karya

3. Tema

4. Pencipta

5. Para talenta

6. Gambaran interaksi dan komunikasi antar pendukung tari, musik penonton

atau masyarakat secara luas

7. Gaya atau style pembawaan penampilan

8. Property yang digunakan

Pementasan yang dilakukan dalam sebuah pentas seni di sekolah tidak

terlepas dari beberapa aspek diatas, hal ini bertujuan untuk siswa dilatih

mengetahui serta mempersiapkan dalam sebuah pementasan karya seni yang

(24)

seni di sekolah membutuhkan waktu dan pembinaan yang baik untuk sisa,

baik dari pemilihan tema, tempat serta mempersiapkan desain pertunjukkan.

Kepanitiaan dalam proses persiapan juga penting dilaksanakan hal ini

bertujuan untuk terlaksananya suatu pementasan karya seni berjalan dengan

baik dan mencapai tujuan pementasan yang dilaksanakan di sekolah. Hal

tersebut ditunjang kembali oleh Kasmahidayat, (2008: 177) menyatakan :

“Dalam mempersiapkan sebuah pertunjukkan, yang harus diperhatikan

adalah hubungan (koordinasi) antara seksi pertunjukkan dengan koreografer

beserta para pelaku pementasan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam

melakukan pertunjukkan antara lain : memilih tempat pertunjukkan,

mempublikasikan, mengumpulkan dan menyeleksi hasil karya seni tari.”

Kreativitas siswa SMA yang ditampilkan dalam program pensi sekolah

yang akan dipagelarkan mengusung tema yang akan dirangkum seperti konsep

berupa pagelaran diantaranya sebagai berikut ;

a. Pagelaran Seni Budaya

Kegiatan pagelaran seni budaya dengan konsep musik ini merupakan salah

satu konsep konser musik yang menampilkan berbagai ekstrakurikuler

sekolah terutama dalam bidang seni traditional yang digabung dengan seni

modern seperti band sekolah, tari-tarian baik traditional maupun modern,

team cheers sekolah, karate, hingga menampilkan artis nasional baik itu

(25)

b. Bazar sekolah

Dengan mengusung konsep kreatif stand yang digabung dengan konser

musik sebagai hiburan bagi para pengunjung bazar tersebut. Bazaar ini

meliputi pameran stand-stand yang menjual barang-barng dari hasil karya

siswa-siswi sekolah serta menjual makanan hasil masakan mereka sendiri

dll.

c. Perlombaan-perlombaan

Perlombaan-perlombaan yang diadakan dengan konsep perlombaan seperti

menghias kelas terkreatif, penampilan pengisi pensi terbaik, bazar team

terkreatif hingga perlombaan robotic antar sekolah-sekolah dll.

Dan dapat disimpulkan bahwa siswa SMA yang menampilkan bakat dan

kreativitasnya dalam program pensi yaitu agenda kegiatan tahunan sekolah

dengan mempersiapkan segala kebutuhan pentas dan menampilkan performs

kegiatan ekstrakurikuler sekolah khususnya dari siswa-siswinya hingga

mengundang artis nasional serta dapat membuat konsep kreatif sesuai

keinginan mereka.

2.1.3 Tingkat Pengetahuan

Tingkat adalah ukuran tinggi rendahnya tentang sesuatu, misalnya

derajat, kelas, taraf, pendidikan, dan pengalaman. Dalam kamus umum

(26)

dimana arti pengetahuan itu sendiri adalah segala apa yang diketahui atau

akan berhubungan dengan program kegiatan PENSI di sekolah.

Pengetahuan (knowledge) mempunyai tujuan akhir dari pemahaman

dengan memadukan intuisi dari konsep. Jika itu murni pengetahuan itu

transedental, jika itu tidak murni pengetahuan itu empiris. Kepastian yang

dihasilkan pasti subyektif dan sekaligus obyektif. Dalam pengertian yang

lebih luas “pengetahuan” juga mengacu pada apa yang timbul dari

pengambilan perspektif apa pun yang sah. Definisi lain dari pengetahuan

adalah suatu cara “berada” bahwa si subyek tidaklah menyita dan merampas

obyek-obyek pengetahuan. Bahkan si subyek tidak ada rasa memiliki suatu

tendensi untuk menggunakan obyek-obyek itu sebagai sarana kepentingannya

itu, melainkan jauh daripada itu subyek terbuka terhadap obyek-obyek yang

ada disekitarnya. Selain itu dalam keterbukaan itu sadar akan eksistensi dan

kodrat mereka. Dengan perkataan lain bahwa pada hakekatnya suatu proses

pengetahuan bertujuan untuk membuka serta memperluas cakrawala

wawasannya untuk kepentingan semua dan bukan untuk kelompok tertentu

(http//www.geocities.com/collegepark/hall/1981/sdm_millenium.htm).

Van Den Ban mengemukakan bahwa tingkat pengetahuan adalah suatu

proses menerima stimuli dari lingkungan dan mengubahnya kedalam

kesadaran psikologis (Van Den Ban, 1999:83). Tingkat pengetahuan

(27)

mereka inginkan. Pengetahuan mengenai proses komunikasi dapat juga

mempengaruhi perilaku sumber.

Tingkat pada tingkat pengetahuan disini adalah variable sedang

pengetahuan adalah konsep yang merupakan salah satu akibat dari perubahan

yang terjadi dari efek komunikasi massa yang diklarifikasikan kedalam efek

kognitif. Efek kognitif terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui,

dipahami, atau dipersepsi oleh khalayak serta juga terkait dengan transmisi

pengetahuan dan informasi (Rahmad, 2005:219).

Tingkat pengetahuan pada penelitian ini menunjukkan ukuran tinggi,

rendahnya pengetahuan siswa-siswi SMA setelah mendapatkan pelajaran dari

pengajar yang tertuang dalam pendidikan seni dalam kegiatan ekstrakurikuler

di sekolah tentang adanya program PENSI di sekolah seperti pengertian,

tujuan, manfaat, dampak atau efek dari kegiatan tersebut. Tingkat

pengetahuan siswa-siswi SMAN tentang program kegiatan PENSI di sekolah

adalah pernyataan verbal tentang sebuah informasi, dimana verbal berarti

“melalui” penggunaan kata-kata “baik lisan maupun tertulis” (Moekiyat,

1993:137). Maka yang dimaksud tingkat pengetahuan siswa SMAN adalah

pengetahuan isi dari sebuah program PENSI di sekolahnya sebagai bentuk

(28)

2.1.4 Unsur-unsur Program Pensi

Pada pementasan karya seni diperlukan beberapa unsur-unsur program

pensi atau elemen pendukung agar makna atau pesan yang akan disampaikan

kepada penonton atau khalayak dapat dikomunikasikan dengan baik. Menurut

Kasmahidayat (2008: 144) unsur-unsur dalam program pensi adalah :

1. Tema atau konsep acara

2. Pembentukan panitia

3. Rapat

4. Anggaran

5. Proposal

6. Sponsorship

7. Watktu pelaksanaan

8. Tempat

9. Pengisi acara

10. Publikasi

11. Susunan acara

12. Khalayak

Elemen pendukung pementasan karya seni dapat dikaji dari beberapa sisi

yaitu salah satunya rias busana. Rias busana yang digunakan siswa sekolah

(29)

menengah pertama dan usia dewasa. Untuk itu, penggunaan rias busana

sebagai unsur pendukung penampilan harus disesuaikan dengan karakteristik.

Pendukung pementasan karya seni dapat dilihat dari beberapa unsur

seperti setting, lighting, kostum, property, dan lain-lain. Idealnya semua unsur

pendukung pementasan tersebut digunakan, tetapi harus disesuaikan pula

dengan konsep garap dan karakteristik sekolah. Siswa sekolah menengah atas

pendukung pementasan yang akan disoroti adalah segi penampilan

kreativitasnya serta kostum yang akan digunakan.

Tempat pertunjukkan atau pementasan juga harus diperhatikan, bertujuan

untuk proses apresiasi bisa berjalan dengan baik, tempat pertunjukkan perlu

diperhatikan untuk member penekanan pada pola lantai, arah dan gerak estetis

yang harus ditonjolkan, sehingga penonton atau khalayak dapat menikmati

karya seni hasil kreativitas siswa sesuai dengan aspek-aspek keindahan.

Untuk itu,dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan pentas

seni di sekolah unsur paling diperhitungkan adalah anggaran dana, pengisi

acara dan tempat yang biasa dijadikan sebagai pementasan harus sesuai dan

memadai. Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam sebuah pementasan

karya seni di sekolah diatas sebaiknya diperhatikan oleh siswa dan Pembina

kegiatan untuk mencapai suatu pagelaran kegiatan pensi yang layak untuk

diapresiasi. Seni adalah alat komunikasi yang halus karena simbolis yang

(30)

lebih banyak persyaratan untuk dapat mengungkapkan misi yang akan

disampaikan. Pengertian apresiasi tidak terbatas pada kemampuan

mengungkapkan misi, baik yang menyampaikan (berupa karya) maupun yang

menerima misi (pemirsa atau pemerhati seni).

2.1.5 Siswa dalam Program Pensi

Kegiatan ekstrakurikuler dalam program pensi di sekolah menengah atas

merupakan kegiatan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan serta

disesuaikan dengan kondisi di sekolah. Kegiatan ini bagian dari proses

pendidikan di sekolah yang mendukung pada kegiatan intrakulikuler, dalam

pelaksanaanya tetap harus memperhatikan kualitas pembelajaran. Sehingga

output ataupun lulusan siswa sekolah menengah atas memiliki kemampuan

dan keterampilan dalam pelajaran ekstrakurikuler tersebut, yang berguna

membentuk karakter siswa unggul. Hal tersebut akan terwujud seandainya

siswa memiliki motivasi yang tinggi serta didukung oleh sekolah serta di

fasilitasi dan dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan yang

dapat dilakukan dalam bentuk pensi.

Kegiatan ekstrakurikuler dalam program pensi ditujukan agar siswa dapat

mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya diberbagai bidang

(31)

swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis

kegiatan diluar jam sekolah.

Dan kesimpulannya bahwa peran dari siswa dalam kegiatan pensi

disekolah merupakan hal utama dan paling penting. Karena dengan begitu

tujuan dari diadakannya kegiatan tersebut oelh pihak sekolah dapat

menciptakan peserta didik yang unggul dan berkualitas.

2.1.6 Keunggulan Program Pensi

Kegiatan tambahan yang terangkum dalam program pensi, dapat

menunjang untuk penyaluran dan pengembangan bakat, minat, serta

mendukung program intrakurikuler yang dapat dilaksanakan melalui kegiatan

pensi ini dengan keunggulannya diantaranya, yaitu :

a. Sebagai ajang untuk kemampuan bakat yang dimiliki peserta didik

b. Mendukung proses awal melangkah ke depan untuk masuk dalam

metamorphosis sebuah perkembangan jaman pada ajang potensial dan

budaya

c. Media komunikasi yang efektif dan efisien antar siswa (pelajaran yang

mendukung sebuah kreatifitas yang produktif)

d. Mempertahankan sebuah kesatuan dan berjalan beriringan tentang proses

(32)

e. Mempelopori sebuah komunikasi dan transformasi budaya lama sampai ke

budaya masa kini secara edukatif

f. Sebagai media pembelajaran dan mediasi penyajian potensial dan seni

pertunjukan

g. Mempertemukan pelaku kreativitas khususnya dikalangan siswa

h. Mewariskan nilai-nilai, nuansa, dan cara berpikir orang kreatif agar lebih

produktif dan tidak hilang ide kreatifnya

i. Sebagai bentuk komunikasi yang efektif untuk proses pengembangan

potensi secara kreatif dan inovatif

j. Memberikan peluang promo atau media branding pada kegiatan pensi

sekolah yang mengadakan tersebut (Surisna, 1985 :59).

Jadi pensi dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah perlu dan wajib

dilaksanakan di setiap sekolah, sehingga member peningkatan terhadap

peserta didik yang bersifat kognitif, efektif dan psikomotorik. Pembinaan dan

pengarahan juga perlu dilakukan bertujuan untuk menjaga agar kegiatan pensi

tidak mengganggu atau merugikan aktivitas akademis, seperti proses kegiatan

belajar mengajar. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler yang ditujukan kepada

siswa dapat diinterpretasikan melalui kegiatan pensi yang dilakukan sehingga

(33)

2.1.7 Kelemahaan Program Pensi

Dari segala aspek dalam program kegiatan pensi yang diselenggarakan

oleh pihak sekolah ini juga memiliki kelemahan dalam proses

pelaksanaannya. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Pelaksanaan pensi memakan biaya cukup besar untuk konsep acara yang

besar dan penuh kreativitas

b. Banyak memakan waktu lebih banyak mulai dari perencanaan hingga

proses pelaksanaan pensi

c. Tidak semua siswa dapat ikut serta sebagai pengisi acara karena adanya

sistem pemilihan dengan casting talent dengan tujuan untuk menghemat

waktu dan biaya

Sehingga dalam pelaksanaan pensi, pembinaan dan pengarahan juga perlu

dilakukan bertujuan untuk menjaga agar kegiatan pensi tidak mengganggu

atau merugikan aktivitas akademis, seperti proses kegiatan belajar mengajar.

2.1.8 Isi Program Pensi

Ada 8 isi materi Pensi dan jenis kegiatan ekstrakurikuler dalam

hubungannya dengan pelaksanaan program pensi di sekolah menurut sumber

informasi yang didapat melalui http://typecat.com/Ekstra-kurikuler-di-sekolah

(34)

Isi program pensi sekolah yaitu berupa ekspresi seni budaya yang

meliputi (Sumber : DikMenJur) diantaranya yaitu :

1. Ekspresi Seni Tari

Adalah ekspresi yang melibatkan ekstrakurikuler yang menampilkan

seni tari daerah atau adat setempat atau modern seperti tari remo, break

dance, modern dance dll.

2. Ekspresi Seni Musik

Adalah ekspresi yang melibatkan ekstrakurikuler yang menampilkan

seni musik seperti parade band, music akustik dll.

3. Ekspresi Olahraga

Adalah ekspresi yang melibatkan ekstrakurikuler yang menampilkan

seni olahraga yang dikolaborasikan dengan elemen musik seperti free

style bola basket atau sepak bola, dll

4. Ekspresi Seni Teater

Adalah ekspresi yang melibatkan ekstrakurikuler yang menampilkan

seni acting teater seperti teater mengangkat cerita kehidupan sehari-hari

dalm kemiskinan dll.

5. Bintang Tamu

Adalah elemen penambahan dalam memeriahkan acara pensi sekolah

sebagai daya tarik khusus bagi khalayaknya seperti band ungu, killing

(35)

6. Bazar

Dengan mengusung konsep kreatif stand yang digabung dengan konser

music sebagai hiburan bagi para pengunjung bazaar tersebut. Bazaar ini

meliputi pameran stand-stand yang menjual barang-barng dari hasil

karya siswa-siswi sekolah serta menjual makanan hasil masakan mereka

sendiri dll.

7. Perlombaan-perlombaan

Perlombaan-perlombaan yang diadakan dengan konsep perlombaan

seperti menghias kelas terkreatif, penampilan pengisi pensi terbaik,

bazar team terkreatif hingga perlombaan robotic antar sekolah-sekolah

dll.

8. Sambutan-sambutan

Adalah sambutan pembukaan dari pihak sekolah dalam pelaksanaan

pensi sekolah seperti sambutan kepala sekolah.

Jenis kegiatan ekstrakurikuler sekolah diantaranya yaitu ;

a. Kegiatan pembinaan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa jenis

kegiatannya adalah melaksanakan peribadatan sesuai dengan agamanya

masing-masing, memperingati hari-hari besar agama, membina kegiatan

toleransi antar umat beragama, mengadakan lomba yang bersifat

keagamaan, menyelenggarakan kegiatan seni yang bernafaskan

(36)

b. Kegiatan pembinaan kehidupan berbangsa dan bernegara jenis

kegiatannya adalah melaksanakan upacara bendera pada hari senin serta

hari-hari besar nasional, melaksanakan bakti social, melaksanakan

lomba karya tulis, melaksanakan pertukaran pelajar antar provinsi,

menghayati dan mampu menyanyikan lagu-lagu nasional.

c. Kegiatan pembinaan pendidikan pendahuluan bela Negara jenis

kegiatannya adalah melaksanakan tata tertib sekolah, melaksanakan

baris-berbaris, mempelajari dan menghayati sejarah perjuangan bangsa,

melaksanakan wisata siswa dan kelestarian lingkungan alam,

mempelajari dan menghayati semangat dan perjuangan para pahlawan

bangsa.

d. Kegiatan pembinaan kepribadian dan budi pekerti luhur jenis

kegiatannya adalah melaksanakan pedoman penghayatan dan

pengalaman pancasila, melaksanakan tata karma pergaulan,

menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran rela berkorban dengan

perbuatan amal, meningkatkan sikap hormat siswa terhadap orang tua,

guru dan sesam teman dilingkungan masyarakat.

e. Kegiatan pembinaan berorganisasi, pendidikan politik dan

kepemimpinan jenis kegiatannya adalah mengembangkan peran siswa

dalam organisasi intra sekolah (OSIS), melaksanakan latihan

kepemimpinan siswa, mengadakan forum diskusi ilmiah, mengadakan

(37)

f. Kegitan pembinaan keterampilan dan kewiraswastaan jenis kegiatannya

adalah meningkatkan keterampilan dalam menciptakan suatu yang lebih

berguna, meningkatkan keterampilan dibidang teknik, elektronik,

pertanian dan peternakan, meningkatkan usaha-usaha keterampilan

tangan, meningkatkan usaha koperasi sekolah, meningkatkan

penyelenggaraan perpustakaan sekolah.

g. Kegiatan pembinaan kesegaran jasmani dan daya kreasi. Jenis

kegiatannya adalah meningkatkan usaha kesehatan sekolah,

meningkatkan kesehatan mental, menyelenggarakan kantin sehat,

menyelenggarakan lomba berbagai macam olahraga.

h. Kegiatan pembinaan persepsi apresiasi dan kreasi seni jenis kegiatannya

adalah meningkatkan wawasan dan keterampilan siswa dibidang seni,

menyelenggarakan sanggar belajar semacam seni, meningkatkan daya

cipta seni, mementaskan dan memamerkan hasil berbagai cabang seni

(Depdikbud, 1998: 6-10)

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa konteks pensi

dalam kegiatan ekstrakurikuler mencakup semua aspek yang ada dalam

kegiatan ekstrakurikuler baik dari pengertian, kebijakan, peranan dan materi

kegiatan diatas. Dengan demikian pentas seni mempunyai peran dalam

kegiatan ekstrakurikuler yaitu :

a. Memperdalam dan memperluas pengetahuan para siswa dalam arti

(38)

yang berkaitan dengan mata pelajaran sesuai dengan program kurikulum

yang ada.

b. Melengkapi upaya pembinaan, pemantapan, dan pembentukan nilai-nilai

kepribadian para siswa.

c. Membina serta meningkatkan bakat, minat dan keterampilan dan hasil

yang diharapkan ialah untuk memacu anak kearah kemampuan mandiri,

percaya diri dan kreatif.

d. Menyalurkan bakat dan minat siswa dibidang kesenian.

e. Sebagai wadah kegiatan pembinaan serta peningkatan bakat, minat dan

keterampilan dan hasil yang diharapkan ialah untuk memacu anak

kearah kemampuan mandiri, percaya diri dan kreatif.

f.Kegiatan pembinaan persepsi apresiasi dan kreasi seni.

2.1.9 Sosialisasi Progr am PENSI di sekolah

Sosialisasi program PENSI di sekolah merupakan salah satu upaya yang

dilakukan oleh pihak sekolah yang diserahkan kepada guru pembimbing ke

anggota pengurus OSIS untuk mensosialisasikan tentang kegiatan tahunan

sekolah yaitu program PENSI sebagai sarana media komunikasi siswa oleh

sekolah untuk sarana apresiasi bakat dan kreativitas siswa. Sehingga dari

program PENSI ini akan mampu menjadikannya sebagai pembentuk

(39)

Sosialisasi dari pihak sekolah yang disampaikan pada OSIS dilaksanakan

melalui beberapa kegiatan OSIS secara rutin yaitu pada saat pelaksanaan

MOS, Rapat Umum OSIS dan MPK, kemudian OSIS juga melakukan

sosialisasi masuk kelas, dan menggunakan media sekolah seperti mading dan

majalah sekolah sebagai salah satu sarana informasi sosialisasinya. Informasi

dari pihak sekolah pada OSIS dan Panitia ini meliputi materi sosialisasi

tentang program PENSI di sekolah adalah :

1. Ragam seni budaya yang meliputi :

a. ragam ekspresi seni tari

b. ragam ekspresi seni musik

c. ragam ekspresi seni teater

d. ragam ekspresi seni olahraga

2. Latar belakang PENSI sekolah meliputi :

a. Tujuan dan Manfaat diadakannya PENSI.

b. Isi acara dalam PENSI.

c. Biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan PENSI.

d. Tempat dan Tanggal pelaksanaan PENSI.

Adapun tujuan dari diadakannya sosialisasi ini adalah untuk

menyebarluaskan informasi tentang program PENSI yang ada dalam

rangkaian pelaksanaan kegiatan PENSI. Serta untuk meningkatkan kerjasama

(40)

dalam pelaksanaannya itu menjadi informasi terbuka dan umum secara

menyeluruh untuk seluruh warga sekolah tersebut.

2.1.10 Siswa SMAN di Sur abaya sebagai Khalayak

Pensi dalam konteks kegiatan ekstrakurikuler dijadikan sebagai kegiatan

untuk mengevaluasi keberhasilan siswa selama mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler di sekolah sesuai dengan bakat, minat dan potensi siswa.

Siswa SMAN yang merupakan generasi yang memiliki eksistensi tinggi

sehingga dalam kegiatan pensi sekolah mereka merupakan pelaku utama serta

sebagai khalayak dalam pementasan karya seni dan kreativitas.

Dalam hal ini fenomena program pensi yang dijadikan sebagai agenda

tahunan oleh pihak sekolah khususnya sekolah-sekolah yang ada di kota

Surabaya ini telah menjadi daya tarik tersendiri. Bagi sekolah yang memiliki

program pensi ini telah menjadikannya salah satu sekolah favorit bagi warga

Surabaya. Dan hampir 70% sekolah yang ada di surabaya mengadakan

kegiatan pensi ini (DikMenJur, 2011).

Sehingga kegiatan yang melibatkan secara langsung para siswanya ini

dapat memberikan kesempatan bagi mereka untuk pengembangan diri, minat

bakat, serta kreativitas dalam bidang seni. Sebagai pelaksana pensi para siswa

(41)

a. Sebagai panitia, siswa dipilih dan diberikan tugas oleh pihak sekolah

dan didampingi guru Pembina untuk merencanakan, mempersiapkan,

mengatur, hingga melaksanakan kegiatan pensi.

b. pengisi acara, siswa yang memiliki bakat dan kreativitas yang terpilih

dari seleksi khusus dari pihak sekolah untuk menampilkan kelebihannya

tersebut diatas panggung pensi.

c. penonton atau sebagai peramai acara, seluruh warga sekolah yang ada

dan menjadi bagian dari acara pensi mendukung penuh dan meramaikan

pensi sebagai penonton atas apresiasi teman-teman sekolahnya.

2.1.11 Teori Per suasif

Untuk mempermudah penelitian yang sistematis dan logis dalam

menganalisis suatu masalah, maka penulis menggunakan teori yang dianggap

sesuai dengan penelitian ini dan dapat dijadikan sebagai bahan untuk menunjang

penelitian yaitu teori persuasif. Teori persuasif ini merupakan bagian dari teori

komunikasi interpersonal sebagai suatu proses pertukaran makna antara

orang-orang yang saling berkomunikasi. Menurut teori ini, komunikasi yang dilakukan

secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi

orang lain secara langsung, baik secara verbal atau non verbal. Efek yang

ditimbulkan oleh reaksi khusus terhadap stimulus pesan, sehingga komunikan

(42)

komunikan secara langsung. Unsur-unsur dalam model ini adalah komunikator,

pesan, komunikan .

Dalam teori ini biasa juga disebut juga dengan teori interpersonal karena

proses komunikasi mengacu pada perubahan dan tindakan yang berlangsung

secara terus-menerus. Sehingga kesesuaian antara sosialisasi yang dilakukan oleh

pihak sekolah dengan siswa anggota pengurus OSIS yang dilakukan diruang

kelas secara tatap muka dan berkelanjutan tersebut dapat memberikan pengaruh

secara langsung. Termasuk dalam komunikasi kelompok tertentu atau kelompok

kecil.

Berdasarkan hal ini hubungannya dengan penelitian tingkat pengetahuan

siswa SMAN Surabaya tentang program PENSI di sekolah bahwa suatu proses

penyampaian pesan dapat dikemukakan melalui berbagai cara, dan dia dapat

menyesuaikan cara penyampaian pesan komunikasi dalam situasi tertentu. Dalam

(43)

2.2 Pentas Seni dalam konteks kegiatan ekstrakurikuler

Pentas seni merupakan dari hasil akhir kegiatan ekstrakurikuler kesenian,

adapun pengertian pentas seni yaitu salah satu bentuk kegiatan sekolah yang

menyalurkan minat dan bakat siswa di bidang seni dan juga ajang sekolah

untuk mengembangkan potensi para pesreta didiknya.

Konteks pentas seni dalam kegiatan ekstrakurikuler mengacu kepada

kurikulum sekolah tentang kegiatan ekstrakurikuler yang wajib dilaksanakan

di sekolah dan diikuti oleh siswa. Pentas seni adalah wadah bakat dan minat

siswa yang dimiliki sesuai kemampuan siswa yang didalamnya erat kaitannya

dengan kegiatan ekstrakurikuler. Maksud dari pengadaan progam kegiatan

pentas seni yaitu suatu kegiatan yang didalamnya mencakup kemampuan

peserta didik dalam mengembangkan motivasi dan bakat sesuai dengan yang

diharapkan. Pentas seni yang diadakan memiliki fungsi dan tujuan yaitu untuk

mengembangkan keterampilan berkarya serta menumbuh kembangkan cita

rasa keindahan dan kemampuan menghargai kesenian. Semua itu sangat

bergantung kepada kreativitas guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan

lain dalam mengolah dan mengembangkan program-program sekolahnya.

Dengan demikian, adanya kegiatan pengembangan diri seni pada program

pengembangan diri, siswa diharapkan mampu mempergelarkan, memamerkan

(44)

Dasar kebijakan mengenai kegiatan ekstrakurikuler secara hierarkis yang

didapat dari sumber http://typecat.com/Ekstra-kurikuler-di-sekolah disusun

sebagai berikut :

Gambar 2: Kebijakan Kegiatan Ekstrakurukuler

Dengan berlakunya kebijakan baru pendidikan nasional melalui

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, maka

paduan kebijakan mengenai kegiatan ekstrakurikuler juga berubah. Fungsi UU No 20 tahun 2003

PP No 19 tahun 2005

Pemerdiknas No 22 tahun2006 tt SI

Lampiran standart isi

Struktur Kurikulum Komponen Pengembangan

diri

Kegiatan Terpogram

(45)

pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik

sebagaimana tercantum dalam pasal 3, pasal4 ayat 4 bahwa pendidikan

diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan dan

mengembangkan kreativitas peserta didik pada setiap satuan pendidikan

sesuai dengan bakat dan minat sesuai kemampuannya.

Dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik dan meningkatkan

kualitas pendidikan nasional mengamanatkan perlu penetapan standar

nasional pendidikan. Sebagai tindak lanjut maka ditetapkan Peraturan

Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang

terdiri atas 8 standar yaitu standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik

dan tenaga pendidik, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan

penilaian pendidikan.

2.3 Program Pentas Seni (PENSI) dalam kegiatan ekstrakurikuler di

Sekolah Menengah Atas

Kegiatan program pengembangan diri mempunyai tujuan untuk

mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang di motivasi oleh

sekelompok siswa, contohnya seni music yang diselenggarakan di luar jam

pelajaran. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler antara satu sekolah dengan

sekolah yang lainnya bisa saling berbeda. Variasinya sangat ditentukan oleh

(46)

Sesuai dengan mutan program pengembangan diri diaplikasikan kedalam

kegiatan ekstrakurikuler, menurut Arikunto (1988: 1) yang dimaksud dengan

ekstrakurikuler adalah sederetan kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai

tujuan tertentu. Sedangkan definisi kegiatan ekstrakurikuler menurut

Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan adalah “ kegiatan yang dilakukan

diluar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah

agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan

kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam

kurikulum”(KurikulumDepdikbud,a1984:6).

http://www.google.com/Departemen pendidikan nasional tahun 2005-2009

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan program

pengembangan diri adalah kegiatan tambahan di luar struktur program yang

dilaksanakan di luar jam pelajaran intra, agar memperkaya dan memperluas

wawasan pengetahuan serta kemampuan siswa. Kegiatan pengembangan diri

yang merupakan seperangkat pengalaman belajar memiliki nilai-nilai manfaat

bagi pembentukan kepribadian siswa. Adapun tujuan dari pelaksanaan

kegiatan program pengembangan diri di sekolah menurut Direktorat

Pendidikan Menengah kejuruan (1987:9) adalah:

1. Kegiatan harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek

(47)

2. Mengembangkan bakat dan motivasi siswa dalam upaya

pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang

positif.

3. Dapat mengetahui, mengenal, serta membedakan antara hubungan

satu pelajaran dengan mata pelajaran yang lainya.

Lebih lanjut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (1987:12),

menegaskan bahwa ruang lingkup kegiatan program pengembangan diri harus

berpangkal pada kegiatan yang dapat menunjang serta dapat mendukung

program intrakurikuler dan program kurikulum. Jadi ruang lingkup kegiatan

ekstrakurikuler tersebut berupa intrakurikuler, yaitu mengembangankan

pengetahuan dan kemampuan penalaran siswa, keterampilan melalui

kebiasaan atau hobi, motivasi dan bakatnya serta pengembangan sikap yang

ada pada program intarakurikuler.

Isi dari kurikulum dijelaskan, bahwa adanya individu dalam proses

belajar. Proses belajar pada hakikatnya berlangsung secara individual. Oleh

karena itu, hasilnya pun bersifat individual. Konsep tentang perbedaan

individual dalam belajar selaras dengan konsep umum psikologi yang

memandang bahwa setiap individu merupakan pribadi unik. Menurut konsep

ini, setiap individu mempunyai ciri-ciri, baik fisik maupun psikis yang

(48)

yang berpengaruh dalam belajar, keunikan individu ditandai dengan

perbedaan-perbedaan dalam, antara lain:

1. Kemampuan potensial.

2. Kesiapan belajar.

3. Motivasi belajar.

Berdasarkan ketentuan diatas dapat dikemukakan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler yang dirangkum dalam PENSI merupakan kegiatan

pengembangan diri terpogram dengan bidang pengembangan yang mencakup:

a. Pengembangan kreativitas, yaitu bidang kegiatan yang membantu

peserta didik mengembangkan kemampuan daya cipta sesuai dengan

potensi, bakat dan minat untuk dapat berprestasi secara optimal.

b. Pengembangan keagamaan dan social, yaitu bidang kegiatan yang

membantu peserta didik mengambangkan kemampuan religious,

disiplin, kerjasama, dan rasa tanggung jawab social.

c. Pengembangan rekreatif, bidang kegiatan yang membantu peserta

didik engambangkan potensi dirinya dengan suasana rileks,

menggembirakan dan menyenangkan untuk mengembangkan karir.

Program pentas seni dalam kegiatan ekstrakurikuler berarti dilakukan

secara terprogram terlihat dari pemaparan diatas bahwa kegiatan

(49)

mencakup pengambangan kreatifitas yang dapat diaplikasikan kedalam

kegiatan PENSI yang dilakukan di sekolah.

2.4 Program PENSI Sebagai Media Komunikasi di Sekolah

Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang melaksanakan

pendidikan dan pengajaran dengan sengaja, teratur, dan terencana. Dengan

kata lain, sekolah sebagai institusi pendidikan yang formal menyelenggarakan

pendidikan secara berencana, sengaja, terarah, dan sistematis oleh para guru

professional dengan program yang dituangkan kedalam kurikulum untuk

jangka waktu tertentu dan diikuti oleh para peserta didik pada setiap jenjang

pendidikan tertentu.

Sebagai lembaga formal, secara umum sekolah memiliki tiga tanggung

jawab yang mendasar, yaitu :

1. Tanggung jawab formal, dimana kelembagaan formal pendidikan sesuai

dengan fungsi, tugas, dan tujuan yang hendak dicapainya. Misalnnya,

pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan

kemampuan serta memberikan pengetahuan keterampilan dasar yang

diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta

didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan

(50)

dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut

dalam dunia kerja.

2. Tanggung jawab keilmuan, yaitu tanggung jawab berdasarkan bentuk, isi,

dan tujuan serta tingkat pendidikan yang dipercayakan masyarakat

kepadanya.

3. Tanggung jawab fungsional, yaitu bentuk tanggung jawab yang diterima

sebagai pengelola fungsional dalam melaksanakan pendidikan oleh para

pendidik yang diserahi kepercayaan dan tanggung jawab

melaksanakannya berdasarkan ketentuan yang berlaku sebagai pelimpah

wewenang dan kepercayaan serta tanggung jawab yang diberikan oleh

orang tua peserta didik. Pelaksanaan tugas tanggung jawab yang

dilakukan oleh para pendidik professional ini berdasarkan atas program

yang telah terstruktur yang tertuang dalam kurikulum.

Sekolah dituntut untuk mampu menjalankan tiga bentuk tanggung jawab

tersebut secara optimal. Untuk itu, pada umumnya sekolah tidak membatasi

tanggung jawab formal kependidikan dengan sekedar menyelenggarakan

kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara rutin, tapi juga berupaya

mengembangkan keterampilan siswa melalui kegiatan-kegiatan terprogram

lainnya, dengan tujuan agar hasil belajar yang diperoleh siswa menjadi lebih

(51)

Diantara kegiatan-kegiatan terprogram yang diselenggarakan oleh sekolah

dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswanya adalah program pentas

seni dalam kegiatan ekstrakurikuler, baik yang sama sekali tidak terkait

dengan mata pelajaran maupun yang masih memiliki kaitan dengan mata

pelajaran maupun yang masih memiliki kaitan dengan mata pelajaran tertentu.

Dengan berpedoman kepada tujuan dan maksud kegiatan PENSI dalam

ekstrakurikuler di sekolah dapat ditetapkan sebagai media komunikasi sekolah

(Surisna, 1985:58).

Komunikasi media pada dasarnya adalah sebuah proses komunikasi yang

digunakan untuk menyampaikan pesan kepada publik yang bersifat heterogen

dan tersebar. Media ini memiliki fungsi menurut Onong Uchajana Effendy

(Effendy, 2000:64-65) yaitu:

a. To inform (menginformasikan)

b. To Educate (mendidik)

c. To entertaint (menghibur)

d. To Influence (mempengaruhi)

Dan disini program PENSI merupakan salah satu media komunikasi

sekolah sebagai fungsi media internal sekolah, media ini merupakan sarana

komunikasi, informasi, pendidikan, hiburan dan pengetahuan. Serta sebagai

(52)

sekolah kepada publik. Dengan kata lain, pentas seni sekolah dapat digunakan

sebagai sarana untuk memperoleh pemenuhan kebutuhan akan komunikasi.

2.5 Kerangka Berpikir

Dalam rangka untuk pembentukan kepribadian serta pengembangan

potensi siswa SMA maka sekolah yang merupakan lembaga formal sebagai

media pendidikan mengadakan program kegiatan PENSI di sekolah yang

termasuk dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Dengan begitu sekolah

dapat menumbuh kembangkan keterampilan siswa dalam berkarya serta

memiliki cita rasa keindahan dan kemampuan. Sehingga dalam prosesnya

akan terbentuk kepribadian siswa yang memacu siswa kearah kemampuan

mandiri, percaya diri dan kreatif, kegiatan pembinaan persepsi apresiasi dan

kreasi seni.

Gambar 3 : Kerangka berpikir tingkat pengetahuan siswa SMA di Surabaya terhadap program PENSI di sekolah.

(53)

Gambar diatas menunjukkan bahwa program PENSI di sekolah

merupakan wadah kegiatan pembinaan serta peningkatan bakat, minat dan

keterampilan dan hasil yang diharapkan dapat memacu siswa kearah

kemampuan mandiri, percaya diri dan kreatif.

Dan apabila program kegiatan PENSI ini dilakukan dengan benar dan

sesuai ketentuan pendidikan, maka dapat memberikan pengetahuan terhadap

siswanya tentang besarnya tujuan dan manfaat PENSI di sekolah sebagai

bahan pendidikan untuk meningkatkan kemampuan potensi diri pada siswa

secara positif. Serta menjadikan program PENSI ini sebagai media

komunikasi sekolah yaitu sebagai saran promosi sekolah kepada publik. Dari

proses program sekolah yaitu PENSI ini terdapat tingkat pengetahuan siswa

SMAN Surabaya khususnya anggota pengurus OSIS yang telah mendapat

sosialisasi secara rutin dan lengkap dari sekolah dan merupakan pelaku utama

dalam kegiatannya sebagai pelaksana kegiatan tersebut mulai dari tingkat

pengetahuannya rendah, sedang, tinggi.

Teori S-R singkatan dari stimulus-response. Stimulus sendiri berarti

pesan diantara dua unsur komunikasi yaitu komunikator dan komunikan.

Komunikator memberikan pesan berupa tanda, lambang, dan gambar kepada

komunikan. Setelah komunikan memperhatikan tanda, lambang, maupun

(54)

memahami pesan yang disampaikan. Selanjutnya respon diartikan efek

sebagai akhir dalam proses komunikasi.

Dan dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti tingkat pengetahuan

siswa SMAN (OSIS) Surabaya tentang program PENSI di sekolah, karena

stimuli yang dalam hal ini pesan akan diterima bila ada perhatian, pengertian

dan penerimaan dari siswa SMAN (OSIS) Surabaya yang menjadi obyek

dalam penelitian ini, selanjutnya menerima pesan atau stimulus berikutnya

(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian dan Definisi Operasional

3.1.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode

deskriptif kuantitatif dengan tujuan melukiskan secara sistematis fakta dan

karakteristik populasi secara faktual dan cermat (Rahmat, 2002: 22). Penelitian ini

untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa SMAN khususnya anggota pengurus

OSIS Surabaya tentang program PENSI di sekolah.

3.1.2 Definisi Operasional

3.1.2.1 Program PENSI (Pentas Seni) di Sekolah

PENSI merupakan hasil akhir dari kegiatan ekstrakurikuler kesenian, adapun

pengertian PENSI yaitu salah satu bentuk kegiatan sekolah yang menyalurkan

minat dan bakat siswa di bidang seni dan juga ajang sekolah untuk

mengembangkan potensi para pesreta didiknya.

Konteks PENSI dalam kegiatan ekstrakurikuler mengacu kepada kurikulum

(56)

diikuti oleh siswa. PENSI adalah wadah bakat dan minat siswa yang dimiliki

sesuai kemampuan siswa yang didalamnya erat kaitannya dengan kegiatan

ekstrakurikuler. Maksud dari pengadaan progam kegiatan pentas seni yaitu suatu

kegiatan yang didalamnya mencakup kemampuan peserta didik dalam

mengembangkan motivasi dan bakat sesuai dengan yang diharapkan. Pentas seni

yang diadakan memiliki fungsi dan tujuan yaitu untuk mengembangkan

keterampilan berkarya serta menumbuh kembangkan cita rasa keindahan dan

kemampuan menghargai kesenian. Dengan demikian, adanya kegiatan

pengembangan diri seni pada program pengembangan diri, siswa diharapkan

mampu mempergelarkan, memamerkan karya seni di kelas, sekolah, atau di luar

sekolah (Depdiknas, 2003:3).

Program PENSI ini berupa ekspresi seni budaya yang meliputi (Sumber :

DikMenJur ) sebagai berikut :

1. Ekspresi Seni Tari

Adalah ekspresi yang melibatkan ekstrakurikuler yang menampilkan seni

tari daerah atau adat setempat atau modern seperti tari remo, break dance,

modern dance dll.

2. Ekspresi Seni Musik

Adalah ekspresi yang melibatkan ekstrakurikuler yang menampilkan seni

(57)

3. Ekspresi Olahraga

Adalah ekspresi yang melibatkan ekstrakurikuler yang menampilkan seni

olahraga yang dikolaborasikan dengan elemen musik seperti free style

bola basket atau sepak bola, kapoera dll.

4. Ekspresi Seni Teater

Adalah ekspresi yang melibatkan ekstrakurikuler yang menampilkan seni

akting teater seperti teater monolog, surealis, realis dll.

5. Tujuan, Manfaat dan sosialisasi progam PENSI, dijelaskan secara

terperinci oleh guru pembimbing dalam rangka memberikan pengertian

tentang kegiatan PENSI untuk proses pelaksanaannya kepada anggota

pengurus OSIS yang nantinya mereka akan melaksanakan kegiatan

tersebut dan melibatkan seluruh warga sekolah.

Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif, dengan menggunakan metode

survei dalam melakukan pengumpulan data dengan kuisioner sebagai instrumen.

Jenis survei dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu untuk menggambarkan

(mendeskripsikan) populasi yang sedang diteliti. Dalam survei, proses

pengumpulan dan analisis data sosial bersifat sangat terstruktur dan mendetail

melalui kuisioner sebagai instrumen utama untuk mendapatkan informasi dari

sejumlah responden yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik. Untuk

(58)

program PENSI di sekolah dengan melihat skor jawaban “dari pernyataan” pada

lembar kuisioner.

3.1.3 Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Dua pilihan jawaban pada lembar kuisioner tingkat pengetahuan siswa

SMAN (OSIS) Surabaya tentang program PENSI di sekolah adalah :

a. Mengetahui = diberi skor 2

b. Tidak mengetahui = diberi skor 1

Berdasarkan jumlah skor jawaban yang diterima dari masing-masing

responden, tingkat pengetahuan siswa SMAN (OSIS) Surabaya tentang program

PENSI di sekolah terbagi menjadi tiga tingkat yaitu tinggi, sedang, dan rendah.

Untuk mengetahui tingkat tinggi, sedang dan rendah menggunakan rumus :

Skor jawaban tertinggi – skor jawaban terendah Jenjang yang diinginkan

Untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut :

Daftar pertanyaan mengenai tingkat pengetahuan siswa SMAN (OSIS) Surabaya

tentang program PENSI di sekolah terdiri dari 15 pertanyaan, yaitu :

a. Skor tertinggi = 15 × 2 = 30

Gambar

Gambar 2: Kebijakan Kegiatan Ekstrakurukuler
Gambar 3 : Kerangka berpikir tingkat pengetahuan siswa SMA di
Tabel 3.1 Contoh Tabulasi
Tabel 1 Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai PSAK 102 karena dalam Pegadaian Syariah terkait dengan jual beli barang pada harga pokok perolehan barang dengan tambahan keuntungan yang disepakati

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakah ada perbedaan sikap terhadap empty nest ditinjau dari jenis kelamin orangtua. Metode penelitian yang digunakan adalah

“Mekanisme kerja BMT Makmur Mandiri ya simpan pinjam, berkaitan dengan simpanan ada beberapa produk yaitu simpanan makmur, simpanan berkah (siberkah) dan ada juga

Dari hasil penelitian diketahui besarnya korelasi pearson antara bauran pemasaran jasa tambahan (The Expanded Marketing Mix Service) dengan Load Factor adalah 0,755 kemudian

20 Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm KeuDa, Perangkat Daerah, Kepegawaian Unit Organisasi

Kedokteran Gigi Universitas Airlangga dan Program Studi Profesi Dokter Gigi Fahltas Kedokteran

UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN POKJA PENGADAAN JASA KONSULTANSI DAN JASA LAINNYA.. Klaten, 27 April 2011 Nomor : 027/06.J.ULP/027.a

[r]