Tentang Pr ogram PENSI di Sekolah) SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan Memper oleh Gelar Sarjana Pada FISIP UPN “Veter an” J awa Timur
Oleh :
DITA SETYA WICAKSONO NPM. 0843010028
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
Pengetahuan Siswa SMAN Sur abaya Tentang Pr ogr am PENSI di Sekolah)
Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa SMAN Surabaya tentang program PENSI di sekolah.Tingkat pengetahuan adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh gambaran mengenai ukuran tinggi rendahnya tentang suatu informasi yang diterima, sehingga menimbulkan dampak atau efek yang dapat mempengaruhi perilaku sumber.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif.Sedangkan penarikan sample dari penelitian ini menggunakan multistage cluster random sampling yang telah disesuaikan dengan jumlah sampel yang menjadi obyek penelitian. Dari pembahasan yang dilakukan peneliti maka hasil temuan dan analisis data yang dilengkapi dengan penyajian data terangkum dalam bentuk tabel – tabel frekuensi.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah siswa SMAN Surabaya memiliki tingkat pengetahuan sedang tentang program PENSI di Sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa SMAN Surabaya ini mengetahui dan memahami tentang isi dari program PENSI tersebut secara cukup jelas.
ABSTRACT
DITA SETYA WICAKSONO, LEVEL KNOWLEDGE OF STUDENT
PROGRAMS IN SURABAYA SMA PENSI (QUANTITATIVE DESCRIPTIVE STUDY EXCHANGE STUDENT KNOWLEDGE ABOUT THE PROGRAM PENSI SMAN SURABAYA IN SCHOOLS)
The author's intent to do this study was to determine the level of students' knowledge about the program PENSI SMAN Surabaya in school. The level of knowledge is a process carried out by someone to obtain an idea of the size of a high and low information received, so the impact or effect that can influence the behavior of the source.
The method used in this research is quantitative research methods. While the withdrawal of samples from this study using multistage cluster random sampling with anything to much sampling needs for object to this study. From the discussion conducted research findings and analysis of the data that comes with the presentation of the data summarized in tabular form – frequency table.
Conclusions in this study were students of SMAN Surabaya have high levels of
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi dengan judul “TINGKAT PENGETAHUAN
SISWA SMA DI SURABAYA TENTANG PROGRAM PENSI” (Studi
deskriptif tingkat pengetahuan siswa SMAN Surabaya tentang program PENSI
di sekolah) dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Drs. Saifuddin Zuhri, Msi selaku
Dosen Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan, nasehat serta motivasi kepada penulis. Dan penulis juga banyak
menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa moril, spiritual maupun
materiil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP. sebagai Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran’ Jatim.
2. Dra. Ec. Hj Suparwati, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP) UPN “Veteran” Jatim.
3. Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP
UPN “Veteran” Jatim.
4. Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu
6. Mama “Rr. Suminah, Spd” dan Nenek tercinta. yang selalu memberikan
support dalam segala hal dan selalu mendoakan saya serta segala pengorbanan
& perjuangan tulus, ikhlas untuk menjadikanku seseorang yang kuat, tegar
dan selalu bersemangat dalam menghadapi kehidupan.
7. Terima kasih pada kakakku Dina Setya Budi Usman dan Mas Kenda untuk
dukungan dan doanya yang selalu diberikan tanpa batas.
8. Buat Andryan Prasetyo terima kasih atas semua hal yang telah diberikan
yaitu dukungan dan doanya serta buat kesetiaannya menemani, mengantar
dan menungguku dengan sepenuh hati sehingga memberiku semangat dan
motivasi.
9. Terima kasih pada mb yuswin yang telah memberikan dukungan penuh
terhadap segala hal yang berhubungan dengan pengerjaan skripsi ini.
10.Sahabat-sahabat luar biasa yang tak sekedar memotivasi dari sebelum
berlangsungnya proses skripsi hingga selesainya skripsi ini: Tika, Ciza,
Andhita, Tanti, Ajeng, Tyas, mb Vina, mb Dani dan seluruh teman-teman di
lab UPN TV dan Ikom.
11.Terima kasih pada DISPENDIK kota surabaya yang telah membantu penulis
dalam melengkapi data-data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.
12.Terima kasih pada Siswa-Siswi dan Pihak Sekolah Menengah Atas Negeri di
Penulis menyadari bahwa didalam skripsi ini akan ditemukan banyak kekurangan.
Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan
demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, dengan segala keterbatasan yang penulis
miliki semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak umumnya dan pada
khususnya.
Surabaya, 09 Januari 2012
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... ii
ABSTRASI ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 10
1.2.1 Tujuan Penelitian ... 10
1.2.2 Manfaat Penelitian ... 11
BAB II KAJ IAN PUSTAKA ... 12
2.1 Landasan Teori ... 12
2.1.1 Teori Belajar Sosial ... 12
2.1.2 Siswa SMA Menampilkan Program PENSI ... 14
2.1.3 Tingkat Pengetahuan ... 17
2.1.8 Isi Program PENSI ... 25
2.1.9 Sosialisasi Program PENSI di sekolah ... 30
2.1.10 Siswa SMAN di Surabaya sebagai Khalayak ... 32
2.1.11 Teori Persuasi ... 33
2.2 Pentas Seni dalam Konteks Kegiatan Ekstrakurikuler ... 35
2.3 Program PENSI dalam Kegiatan Ekskul di SMA... 37
2.4 Program PENSI sebagai Media Komunikasi di Sekolah... 41
2.5 Kerangka Berpikir... ... 44
BAB III METODE PENELITIAN ... 47
3.1 Metode Penelitian dan Definisi Operasional ... 47
3.1.1 Metode Penelitian ... 47
3.1.2 Definisi Operasional ... 47
3.1.2.1 Program PENSI di Sekolah ... 47
3.1.3 Pengukuran Tingkat Pengetahuan ... 50
3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 51
3.2.1 Populasi ... 51
3.2.2 Teknik Penarikan Sampel ... 52
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 57
4.1.1 Gambaran Umum Program PENSI ... 61
4.1.2 Gambaran Umum Sekolah sebagai Lembaga Formal... 62
4.1.3 Responden Penelitian ... 64
4.2 Penyajian dan Analisis Data ... 65
4.2.1 Identitas Responden ... 65
4.2.1.1 Jenis Kelamin Responden ... 65
4.2.1.2 Kelas ... 66
4.2.2 Deskripsi Subjek ... 67
4.2.2.1 Mengetahui Program PENSI di Sekolah ... 67
4.2.2.2 Sekolah pernah mengadakan PENSI... 68
4.2.2.3 Mengetahui Tujuan Program PENSI di Sekolah ... 69
4.2.2.4 Manfaat Program PENSI di Sekolah ... 70
4.2.2.5Pengetahuan Siswa tentang Isi Program PENSI ... 71
4.2.2.6 Tingkat Pengetahuan Siswa tentang PENSI ... 81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 82
5.1 Kesimpulan ... 82
5.2 Saran ... 83
DAFTAR PUSTAKA ... 85
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial yang menemukan makna diri dan pertumbuhan semua potensinya dalam relasi dengan sesamanya. Komunikasi menjadi suatu tindakan yang sangat penting untuk dilakukan dalam rangka mengekspresikan diri dan tak satupun individu yang tak luput dari proses komunikasi. Melalui komunikasi dengan individu lain, setiap individu dapat memenuhi kebutuhan emosional dan intelektualnya seperti membentuk saling pengertian, menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih sayang, menyebarkan pengetahuan dan melestarikan peradaban.
menyalurkan minat dan bakat siswa di bidang seni dan juga ajang sekolah untuk mngembangkan potensi para peserta didiknya.
Konteks pentas seni dalam kegiatan ekstrakurikuler mengacu kepada kurikulum sekolah tentang kegiatan ekstrakurikuler yang wajib dilaksanakan di sekolah dan diikuti oleh siswa. Pentas seni adalah wadah bakat dan minat siswa yang dimiliki sesuai kemampuan siswa yang didalamnya erat kaitannya dengan kegiatan ekstrakurikuler ( http//respository.upi:edu, 29 September 2011 ).
Maksud dari pengadaan kegiatan pentas seni yaitu suatu kegiatan yang didalamnya mencakup kemampuan peserta didik dalam mengembangkan motivasi dan bakat sesuai yang diharapkan yaitu untuk mencapai suatu keberhasilan dalam kegiatan kesenian. Dimana pendidikan kesenian memiliki fungsi yaitu untuk mengembangkan keterampilan berkarya serta menumbuh kembangkan cita rasa keindahan dan kemampuan menghargai kesenian ( Suparjhoto, 2003:15 ). Dengan demikian, adanya kegiatan pengembangan diri siswa diharapkan mampu mempergelarkan, memamerkan karya seni di kelas, sekolah atau diluar sekolah ( Depdiknas, 2003:3 ).
ini ditambah lagi sebagai sarana promosi dan periklanan. Dengan kata lain, pentas seni sekolah dapat digunakan sebagai sarana untuk memperoleh pemenuhan kebutuhan akan komunikasi ( Ruslan, 2005:210 ).
Dari sebuah penelitian beberapa studi yang dilakukan di Amerika Serikat oleh Departemen Pendidikan California, Dwyer, Sallis, Blizzard, Lazarus, & Dean (2001); Dwyer et al. (1983); Linder (1999); Linder (2002); Shephard (1997); Tremblay et al. (2000); dan lain-lain. Studi tentang Hubungan positif dari aktivitas fisik dan prestasi akademik mendukung satu sama lain dalam menunjukkan bahwa ketika sejumlah besar waktu sekolah didedikasikan untuk aktivitas fisik, kinerja akademik memenuhi dan bahkan mungkin melebihi murid tidak menerima aktivitas fisik tambahan (Shephard, 1997). Kegiatan yang berhubungan langsung dengan fisik akan dapat memberi pengaruh dalam meningkatkan fungsi kognitif dan meningkatkan kadar zat dalam otak yang bertanggung jawab untuk menjaga kesehatan neuron. Fungsi otak juga dapat secara tidak langsung manfaat dari aktivitas fisik karena pembangkit energi meningkat serta dari waktu di luar kelas / jauh dari belajar; Tingkat peningkatan energi dan waktu di luar kelas dapat memberikan bantuan dari kebosanan menghasilkan kadar perhatian yang lebih tinggi selama kelas instruksi (Linder 1999).
artinya ketika siswa mengikuti program pendidikan di sekolah tentunya dituntut untuk berprestasi, aktif, kreatif dan mandiri. Aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik selalu dirangsang dan dikembangkan secara bersama-sama sehingga anak memiliki kecerdasan majemuk yang baik. Keseimbangan ketiga aspek tersebut dapat terbentuk secara optimal melalui kegiatan pembalajaran ekstrakurikuler yang didukung secara total. Dan hal ini di dukung penuh oleh Dinas Pendidikan Nasional dengan dikeluarkannya Undang-undang no.20 tahun 2003 pasal3, pasal4 ayat 4 tentang dasar kebijakan mengenai kegiatan ekstrakurikuler dalam sistem pendidikan nasional. Dalam program PENSI di sekolah ini memiliki isi materi diantaranya adalah ekspresi seni tari, seni musik, seni teater, dengan ditambahi dengan kreasi seni olahraga, bazar, perlombaan.
Realitas ini membuat institusi pendidikan negeri maupun swasta di Surabaya mengadakan pentas seni sekolah dengan berbagai konsep tema acara yang berbeda-beda tiap tahunnya. Untuk itu, pihak sekolah merancang kegiatan ini guna memfasilitasi proses komunikasi siswa sebagai sarana mengekspresikan diri dan mengembangkan potensi siswanya. Kegiatan yang dilaksanakan sekolah tersebut juga menjadikannya sebagai media promosi dan sebagai pembentuk image sekolah yang dipandang bagus, favorit dan berkelas.
adalah mampu menjadikannya sebagai kegiatan program pengembangan diri yaitu kegiatan tambahan diluar struktur program yang dilaksanakan diluar jam pelajaran intra, agar memperluas dan memperkaya wawasan dan pengetahuan serta kemampuan siswa. Kegiatan pengembangan diri yang merupakan seperangkat pengalaman belajar memiliki nilai-nilai manfaat bagi pembentukan kepribadian siswa. Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan program pengembangan diri di sekolah menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (1987:9), adalah:
1. Kegiatan harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif serta psikomotorik.
2. Mengembangkan bakat dan motivasi siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.
3. Dapat mengetahui, mengenal, dan membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
Program kegiatan PENSI memiliki keutamaan dan kemampuan potensial yang meliputi bakat dan kecerdasan. Bakat disini adalah kemampuan mental yang dimiliki oleh seseorang yang dapat berkembang bila kondisinya memungkinkan. Mengenai apa yang dimaksud dengan kemampuan mental terdapat berbagai pandangan yang muncul karena adanya perbedaan tentang yaitu kemampuan mental; yakni bakat merupakan pembawaan bersifat alami atau pengaruh lingkungan, bakat itu bersifat konsonan atau dapat diubah, bakat merupakan kesatuan atau terdiri dari sejumlah kemampuan-kemampuan khusus.
Pemaparan diatas menjelaskan bahwa kehadiran pendidikan kesenian (seni rupa, drama, tari dan musik) dalam khasanah pendidikan diharapkan memberikan sumbangan bagi tercapainya tujuan pendidikan nasional. Melalui program kegiatan pentas seni tersebut diharapkan dapat membantu mengembangkan dan membentuk sosok manusia yang seimbang yang ditegaskan Depdiknas (2001:7), bahwa pendidikan seni meliputi semua bentuk kegiatan tentang aktivitas fisik dan cita rasa keindahan. Aktivitas fisik dan cita rasa kegiatan itu tertuang dalam kegiatan berekspresi, berkreasi, dan berapresiasi melalui bahasa rupa, bunyi gerak dan peran.
itu Husnah dan Narawati (2003:282), berpendapat bahwa “Tujuan pendidikan seni adalah menumbuhkan kemampuan berapresiasi seni dan budaya bagi peserta didik. Melalui pendidikan seni diharapkan pula siswa dapat dibantu perkembangan fisik dan psikisnya secara seimbang. Selain itu diharapkan masyarakat khususnya generasi muda tumbuh sikap apresiasi terhadap segala sesuatu mengenai seni dan budaya Indonesia.”
Sasaran seni diarahkan pada 3 aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Hal ini ditegaskan oleh Bloom dan Syamsudin (1996:20) dalam Marlina (1999); (http://id.wikipedia.org/wiki/unsur-aspek-kognitif) bahwa “Dalam rangka pengembangan perangkat tujuan pendidikan yang berorientasi pada perilaku (behavioral objectivities) yang dapat diamati (observable) dan dapat domain perilaku tersebut diatas, secara garis besar taksonomi perilaku itu adalah sebagai berikut; the cognitive domain (kawasan kognitif), the effective domain (kawasan efektif), the phycomotor (kawasan psikomotor).
Namun, pada kenyataanya banyak siswa-siswi SMA yang tidak mengetahui tentang program PENSI di sekolah. Dan mereka hanya memahami bahwa program PENSI itu merupakan wadah penyaluran terhadap ekspresi seni musik dan sebagai sarana hiburan saja. Bahkan sekolah membuat PENSI sebagai sarana membangun citra sekolah serta sebagai media promosi sekolah karena telah mengundang grup musik terkenal dan mahal. Padahal program PENSI ini diadakan secara rutin tiap tahun oleh sekolah, karena memiliki peranan untuk melengkapi upaya pembinaan, pemantapan, dan pembentukan nilai-nilai kepribadian siswa. Sosialisasi untuk program PENSI dari pihak sekolah juga dilakukan hingga beberapa kali di masing-masing ruang kelas siswa. Dan untuk pelaksanaannya dilakukan oleh pihak sekolah untuk sosialisasi ini tentang program PENSI kepada pihak OSIS yang sebelumnya telah mendapat bimbingan dan pengarahan dari pihak sekolah yaitu guru pembimbing. Dalam pelaksanakannya dengan beberapa kali pertemuan tatap muka antara pihak OSIS dengan guru pembimbing sekolah yang dilakukan dalam kegiatan pembinaan kepengurusan OSIS.
sendiri terdiri dari kegiatan ekspresi seni budaya yang meliputi seni tari, seni musik, seni teater (Sumber : DikMenJur ), yang diadakan sebagai salah satu media komunikasi siswa untuk mengekspresikan diri dan mengembangkan bakat dalam suatu keterampilan seni yang dimiliki. Sehingga dari kegiatan tersebut dapat menciptakan kepribadian siswa secara positif.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka peneliti mengambil judul “ Tingkat Pengetahuan siswa SMAN tentang program PENSI” di Surabaya.
Responden dalam penelitian ini adalah siswa-siswi Sekolah Menengah Atas. Peneliti memilih siswa-siswi SMA karena mereka merupakan generasi muda yang memiliki dinamika dan gejolak terhadap eksistensi diri tinggi, siswa SMA khususnya dari anggota pengurus OSIS yang sudah mulai produktif dan mampu berkomunikasi dengan cukup baik serta memiliki jiwa yang kritis dalam menerima dan memahami hal baru. Dan siswa-siswi SMA anggota pengurus OSIS ini terkait secara langsung dalam program PENSI di sekolahnya sebagai pelaku utama.
Sekolah yang menjadi obyek penelitian ini adalah sekolah yang mengadakan program kegiatan PENSI sekolah secara rutin tiap tahun dan telah melakukan sosialisasi kepada siswa-siswinya khususnya kepada pengurus OSIS tentang program PENSI ini secara berkala.
Surabaya sendiri terdapat 156 Sekolah Menengah Atas yang terdiri dari SMA Negeri berjumlah 22 sedangkan SMA Swasta berjumlah 134 (DikmenJur, Oktober: 2011).
Sedangkan tempat penelitiannya di SMA Negeri Surabaya, karena berdasarkan pra peneliti SMAN Surabaya mensosialisasikan sebanyak 3 kali hingga lebih dan selain itu sekolah juga menggunakan media mading dan majalah sekolah sebagai sarana sosialisasinya tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang peneliti tersebut, maka dapat diambil suatu rumusan masalah penelitian yaitu :
“ Bagaimana tingkat pengetahuan siswa SMAN Surabaya tentang pr ogram PENSI di Sekolah? “
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
Dari pelaksanaan penelitian tersebut, diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat Akademis
a. Memperkaya jenis penelitian komunikasi khususnya yang berkaitan dengan tingkat pengetahuan siswa dan media komunikasi sekolahnya. b. Memperkaya khasanah kepustakaan, kependidikan khususnya mengenai
tingkat pengetahuan siswa dan media komunikasi sekolahnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Sebagai sumbangan pemikiran teoritis terhadap permasalahan yang dihadapi sekolah dalam mengetahui tingkat pengetahuan siswa terhadap media komunikasi yang disediakan oleh pihak sekolah. Sehingga pada akhirnya nanti, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan dan kemajuan sekolah dalam rangka menciptakan potensi dan kreativitas siswa didik yang berkualitas.
b. Sebagai latihan bagi peneliti dalam menganalisa masalah dan mengukur sejauh mana teori yang telah diperoleh dapat diterpkan secara praktis dalam permaslahan yang telah dirumuskan, sekaligus untuk menambah dan memperluas pngetauan serta wawasan peneliti.
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory)
Teori belajar sosial ini pertama kalinya dipelopori oleh Albert Bandura,
pada tahun 1963. Teori ini berpendapat bahwa manusia berbeda dengan
binatang. Manusia berpikir atau mempunyai tingkat intelegensi (kemampuan
berpikir) yang lebih tinggi dibandingkan binatang. Karena kelebihan manusia
dalam kemampuan berpikir itulah menyebabkan manusia tidak harus
melakukan semuanya, maksudnya manusia tidak perlu mencoba-coba (trial)
tentang perilaku yang tepat karena manusia bisa belajar dari pengalaman
dengan kata lain apabila dia (manusia) berbuat sama dengan perilaku orang
lain maka ia akan memperoleh akibat atau hasil atau perilaku yang sama.
Teori belajar sosial disini menjelaskan bukan hanya penguasaan perilaku
dan nilai antisocial seperti agresi, melainkan juga penguasaan perilaku dan
nilai yang berpengaruh seperti yang diharapkan terhadap diri dan orang-orang
di sekeliling kita. Dalam teori belajar sosial ini, kita tidak melakukan semua
tindakan yang kita pelajari namun kita melakukan suatu tindakan tergantung
Penelitian-penelitian awal yang didasarkan pada teori belajar social dengan jelas
menekankan bahwa kita (manusia) akan melakukan apa yang kita lihat atau
baca dari sebuah model yang melakukan atau menggambarkan sesuatu yang
kita lihat atau baca tersebut. Atau dengan kata lain teori belajar sosial ini
merupakan pondasi dari sebuah perilaku yang akan kita lakukan, karena dari
awalnya kita tidak tahu akhirnya jadi tahu karena diterpa terus menerus
kemudian menjadi kebiasaan namun tetap melalui proses penyaringan.
Teori belajar sosial meliputi dua (2) kategori umum yakni pengaruh
kognitif dan behavioral. Pengaru kognitif disisni lebih kepada pembelajaran
informasi yang berguna, sedangkan behavioral lebih mengarah pada penataat
terhadap peraturan.
Menurut Albert Bandura bahwa aliran perilaku diturunkan menjadi teori
belajar sosial yang menjelaskan efek lingkungan pada perilaku manusia.
Konsepsi tersebut menunjukkan peran manusia yang bukan merupakan objek
yang dikendalikan oleh lingkungan tetapi juga tidak bisa bebas semaunya.
Jadi, manusia dan lingkungan adalah kultur yang berhubungan timbal balik
satu sama lain begitu juga dengan belajar. Bukan hanya dari pengalaman
langsung tetapi dari peniruan atau peneladanan.
Perilaku merupakan faktor-faktor kognitif dan lingkungan, artinya kita
mampu memiliki keterampilan tertentu yang pada akhirnya dapat menjelaskan
2.1.2 Siswa SMA Menampilkan Program Pensi
Siswa sekolah menengah atas merupakan generasi muda yang memiliki
gejolak eksistensi tinggi sehingga dalam program kegiatan pensi di sekolah
mereka mau dan mampu menunjukkan diri mereka. Menurtu para pakar
psikologi, siswa SMA ini termasuk dalam kategori remaja antara periode
remaja awal (early adolescent) dan remaja pertengahan (middle adolescent)
yang usianya dimulai dari usia 13 hingga 18 tahun (Drajat, 1998). Remaja
diidentifikasikan sebagai anak yang ada pada peralihan dari masa anak-anak
menuju usia dewasa. Biasanya akan terjadi percepatan pertumbuhan dalam
segi fisik maupun psikis (Zakiyah, 1998).
Untuk itu, pihak sekolah memberikan media khusus bagi siswanya
sebagai sarana pengembangan diri dan kreativitas. Dan kegiatan ini
merupakan kegiatan tambahan diluar struktur program yang dilaksanakan
diluar jam pelajaran intra. Sehingga sekolah menjadikan kegiatan pensi ini
sebagia agenda tahunan dalam bentuk kegiatan yang dipusatkan dengan
menampilkan bakat dan kreativitas siswa-siswinya yang tergabung dalam
kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Diantaranya adalah kegiatan ekstra musik,
tari, drama atau teater, karate, rebana basket, volley, marcing band dan
Dalam mempersiapkan sebuah pementasan karya seni siswa harus dapat
menempuh beberapa tahapan sehingga karya seni yang dipertunjukkan layak
untuk diapresiasi, menurut Kasmahidayat (2008: 143) menyatakan :
Konsep garapan dari sebuah karya seni diperlukan sebagai gambaran
garapan karya disusun dari hasil pengamatan terhadap lingkungan social
masyarakat. Hal itu dapat dilakukan dengan mendata aspek-aspek sebagai
berikut :
1. Nama jenis karya
2. Klasifikasi karya
3. Tema
4. Pencipta
5. Para talenta
6. Gambaran interaksi dan komunikasi antar pendukung tari, musik penonton
atau masyarakat secara luas
7. Gaya atau style pembawaan penampilan
8. Property yang digunakan
Pementasan yang dilakukan dalam sebuah pentas seni di sekolah tidak
terlepas dari beberapa aspek diatas, hal ini bertujuan untuk siswa dilatih
mengetahui serta mempersiapkan dalam sebuah pementasan karya seni yang
seni di sekolah membutuhkan waktu dan pembinaan yang baik untuk sisa,
baik dari pemilihan tema, tempat serta mempersiapkan desain pertunjukkan.
Kepanitiaan dalam proses persiapan juga penting dilaksanakan hal ini
bertujuan untuk terlaksananya suatu pementasan karya seni berjalan dengan
baik dan mencapai tujuan pementasan yang dilaksanakan di sekolah. Hal
tersebut ditunjang kembali oleh Kasmahidayat, (2008: 177) menyatakan :
“Dalam mempersiapkan sebuah pertunjukkan, yang harus diperhatikan
adalah hubungan (koordinasi) antara seksi pertunjukkan dengan koreografer
beserta para pelaku pementasan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam
melakukan pertunjukkan antara lain : memilih tempat pertunjukkan,
mempublikasikan, mengumpulkan dan menyeleksi hasil karya seni tari.”
Kreativitas siswa SMA yang ditampilkan dalam program pensi sekolah
yang akan dipagelarkan mengusung tema yang akan dirangkum seperti konsep
berupa pagelaran diantaranya sebagai berikut ;
a. Pagelaran Seni Budaya
Kegiatan pagelaran seni budaya dengan konsep musik ini merupakan salah
satu konsep konser musik yang menampilkan berbagai ekstrakurikuler
sekolah terutama dalam bidang seni traditional yang digabung dengan seni
modern seperti band sekolah, tari-tarian baik traditional maupun modern,
team cheers sekolah, karate, hingga menampilkan artis nasional baik itu
b. Bazar sekolah
Dengan mengusung konsep kreatif stand yang digabung dengan konser
musik sebagai hiburan bagi para pengunjung bazar tersebut. Bazaar ini
meliputi pameran stand-stand yang menjual barang-barng dari hasil karya
siswa-siswi sekolah serta menjual makanan hasil masakan mereka sendiri
dll.
c. Perlombaan-perlombaan
Perlombaan-perlombaan yang diadakan dengan konsep perlombaan seperti
menghias kelas terkreatif, penampilan pengisi pensi terbaik, bazar team
terkreatif hingga perlombaan robotic antar sekolah-sekolah dll.
Dan dapat disimpulkan bahwa siswa SMA yang menampilkan bakat dan
kreativitasnya dalam program pensi yaitu agenda kegiatan tahunan sekolah
dengan mempersiapkan segala kebutuhan pentas dan menampilkan performs
kegiatan ekstrakurikuler sekolah khususnya dari siswa-siswinya hingga
mengundang artis nasional serta dapat membuat konsep kreatif sesuai
keinginan mereka.
2.1.3 Tingkat Pengetahuan
Tingkat adalah ukuran tinggi rendahnya tentang sesuatu, misalnya
derajat, kelas, taraf, pendidikan, dan pengalaman. Dalam kamus umum
dimana arti pengetahuan itu sendiri adalah segala apa yang diketahui atau
akan berhubungan dengan program kegiatan PENSI di sekolah.
Pengetahuan (knowledge) mempunyai tujuan akhir dari pemahaman
dengan memadukan intuisi dari konsep. Jika itu murni pengetahuan itu
transedental, jika itu tidak murni pengetahuan itu empiris. Kepastian yang
dihasilkan pasti subyektif dan sekaligus obyektif. Dalam pengertian yang
lebih luas “pengetahuan” juga mengacu pada apa yang timbul dari
pengambilan perspektif apa pun yang sah. Definisi lain dari pengetahuan
adalah suatu cara “berada” bahwa si subyek tidaklah menyita dan merampas
obyek-obyek pengetahuan. Bahkan si subyek tidak ada rasa memiliki suatu
tendensi untuk menggunakan obyek-obyek itu sebagai sarana kepentingannya
itu, melainkan jauh daripada itu subyek terbuka terhadap obyek-obyek yang
ada disekitarnya. Selain itu dalam keterbukaan itu sadar akan eksistensi dan
kodrat mereka. Dengan perkataan lain bahwa pada hakekatnya suatu proses
pengetahuan bertujuan untuk membuka serta memperluas cakrawala
wawasannya untuk kepentingan semua dan bukan untuk kelompok tertentu
(http//www.geocities.com/collegepark/hall/1981/sdm_millenium.htm).
Van Den Ban mengemukakan bahwa tingkat pengetahuan adalah suatu
proses menerima stimuli dari lingkungan dan mengubahnya kedalam
kesadaran psikologis (Van Den Ban, 1999:83). Tingkat pengetahuan
mereka inginkan. Pengetahuan mengenai proses komunikasi dapat juga
mempengaruhi perilaku sumber.
Tingkat pada tingkat pengetahuan disini adalah variable sedang
pengetahuan adalah konsep yang merupakan salah satu akibat dari perubahan
yang terjadi dari efek komunikasi massa yang diklarifikasikan kedalam efek
kognitif. Efek kognitif terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui,
dipahami, atau dipersepsi oleh khalayak serta juga terkait dengan transmisi
pengetahuan dan informasi (Rahmad, 2005:219).
Tingkat pengetahuan pada penelitian ini menunjukkan ukuran tinggi,
rendahnya pengetahuan siswa-siswi SMA setelah mendapatkan pelajaran dari
pengajar yang tertuang dalam pendidikan seni dalam kegiatan ekstrakurikuler
di sekolah tentang adanya program PENSI di sekolah seperti pengertian,
tujuan, manfaat, dampak atau efek dari kegiatan tersebut. Tingkat
pengetahuan siswa-siswi SMAN tentang program kegiatan PENSI di sekolah
adalah pernyataan verbal tentang sebuah informasi, dimana verbal berarti
“melalui” penggunaan kata-kata “baik lisan maupun tertulis” (Moekiyat,
1993:137). Maka yang dimaksud tingkat pengetahuan siswa SMAN adalah
pengetahuan isi dari sebuah program PENSI di sekolahnya sebagai bentuk
2.1.4 Unsur-unsur Program Pensi
Pada pementasan karya seni diperlukan beberapa unsur-unsur program
pensi atau elemen pendukung agar makna atau pesan yang akan disampaikan
kepada penonton atau khalayak dapat dikomunikasikan dengan baik. Menurut
Kasmahidayat (2008: 144) unsur-unsur dalam program pensi adalah :
1. Tema atau konsep acara
2. Pembentukan panitia
3. Rapat
4. Anggaran
5. Proposal
6. Sponsorship
7. Watktu pelaksanaan
8. Tempat
9. Pengisi acara
10. Publikasi
11. Susunan acara
12. Khalayak
Elemen pendukung pementasan karya seni dapat dikaji dari beberapa sisi
yaitu salah satunya rias busana. Rias busana yang digunakan siswa sekolah
menengah pertama dan usia dewasa. Untuk itu, penggunaan rias busana
sebagai unsur pendukung penampilan harus disesuaikan dengan karakteristik.
Pendukung pementasan karya seni dapat dilihat dari beberapa unsur
seperti setting, lighting, kostum, property, dan lain-lain. Idealnya semua unsur
pendukung pementasan tersebut digunakan, tetapi harus disesuaikan pula
dengan konsep garap dan karakteristik sekolah. Siswa sekolah menengah atas
pendukung pementasan yang akan disoroti adalah segi penampilan
kreativitasnya serta kostum yang akan digunakan.
Tempat pertunjukkan atau pementasan juga harus diperhatikan, bertujuan
untuk proses apresiasi bisa berjalan dengan baik, tempat pertunjukkan perlu
diperhatikan untuk member penekanan pada pola lantai, arah dan gerak estetis
yang harus ditonjolkan, sehingga penonton atau khalayak dapat menikmati
karya seni hasil kreativitas siswa sesuai dengan aspek-aspek keindahan.
Untuk itu,dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan pentas
seni di sekolah unsur paling diperhitungkan adalah anggaran dana, pengisi
acara dan tempat yang biasa dijadikan sebagai pementasan harus sesuai dan
memadai. Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam sebuah pementasan
karya seni di sekolah diatas sebaiknya diperhatikan oleh siswa dan Pembina
kegiatan untuk mencapai suatu pagelaran kegiatan pensi yang layak untuk
diapresiasi. Seni adalah alat komunikasi yang halus karena simbolis yang
lebih banyak persyaratan untuk dapat mengungkapkan misi yang akan
disampaikan. Pengertian apresiasi tidak terbatas pada kemampuan
mengungkapkan misi, baik yang menyampaikan (berupa karya) maupun yang
menerima misi (pemirsa atau pemerhati seni).
2.1.5 Siswa dalam Program Pensi
Kegiatan ekstrakurikuler dalam program pensi di sekolah menengah atas
merupakan kegiatan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan serta
disesuaikan dengan kondisi di sekolah. Kegiatan ini bagian dari proses
pendidikan di sekolah yang mendukung pada kegiatan intrakulikuler, dalam
pelaksanaanya tetap harus memperhatikan kualitas pembelajaran. Sehingga
output ataupun lulusan siswa sekolah menengah atas memiliki kemampuan
dan keterampilan dalam pelajaran ekstrakurikuler tersebut, yang berguna
membentuk karakter siswa unggul. Hal tersebut akan terwujud seandainya
siswa memiliki motivasi yang tinggi serta didukung oleh sekolah serta di
fasilitasi dan dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan yang
dapat dilakukan dalam bentuk pensi.
Kegiatan ekstrakurikuler dalam program pensi ditujukan agar siswa dapat
mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya diberbagai bidang
swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis
kegiatan diluar jam sekolah.
Dan kesimpulannya bahwa peran dari siswa dalam kegiatan pensi
disekolah merupakan hal utama dan paling penting. Karena dengan begitu
tujuan dari diadakannya kegiatan tersebut oelh pihak sekolah dapat
menciptakan peserta didik yang unggul dan berkualitas.
2.1.6 Keunggulan Program Pensi
Kegiatan tambahan yang terangkum dalam program pensi, dapat
menunjang untuk penyaluran dan pengembangan bakat, minat, serta
mendukung program intrakurikuler yang dapat dilaksanakan melalui kegiatan
pensi ini dengan keunggulannya diantaranya, yaitu :
a. Sebagai ajang untuk kemampuan bakat yang dimiliki peserta didik
b. Mendukung proses awal melangkah ke depan untuk masuk dalam
metamorphosis sebuah perkembangan jaman pada ajang potensial dan
budaya
c. Media komunikasi yang efektif dan efisien antar siswa (pelajaran yang
mendukung sebuah kreatifitas yang produktif)
d. Mempertahankan sebuah kesatuan dan berjalan beriringan tentang proses
e. Mempelopori sebuah komunikasi dan transformasi budaya lama sampai ke
budaya masa kini secara edukatif
f. Sebagai media pembelajaran dan mediasi penyajian potensial dan seni
pertunjukan
g. Mempertemukan pelaku kreativitas khususnya dikalangan siswa
h. Mewariskan nilai-nilai, nuansa, dan cara berpikir orang kreatif agar lebih
produktif dan tidak hilang ide kreatifnya
i. Sebagai bentuk komunikasi yang efektif untuk proses pengembangan
potensi secara kreatif dan inovatif
j. Memberikan peluang promo atau media branding pada kegiatan pensi
sekolah yang mengadakan tersebut (Surisna, 1985 :59).
Jadi pensi dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah perlu dan wajib
dilaksanakan di setiap sekolah, sehingga member peningkatan terhadap
peserta didik yang bersifat kognitif, efektif dan psikomotorik. Pembinaan dan
pengarahan juga perlu dilakukan bertujuan untuk menjaga agar kegiatan pensi
tidak mengganggu atau merugikan aktivitas akademis, seperti proses kegiatan
belajar mengajar. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler yang ditujukan kepada
siswa dapat diinterpretasikan melalui kegiatan pensi yang dilakukan sehingga
2.1.7 Kelemahaan Program Pensi
Dari segala aspek dalam program kegiatan pensi yang diselenggarakan
oleh pihak sekolah ini juga memiliki kelemahan dalam proses
pelaksanaannya. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Pelaksanaan pensi memakan biaya cukup besar untuk konsep acara yang
besar dan penuh kreativitas
b. Banyak memakan waktu lebih banyak mulai dari perencanaan hingga
proses pelaksanaan pensi
c. Tidak semua siswa dapat ikut serta sebagai pengisi acara karena adanya
sistem pemilihan dengan casting talent dengan tujuan untuk menghemat
waktu dan biaya
Sehingga dalam pelaksanaan pensi, pembinaan dan pengarahan juga perlu
dilakukan bertujuan untuk menjaga agar kegiatan pensi tidak mengganggu
atau merugikan aktivitas akademis, seperti proses kegiatan belajar mengajar.
2.1.8 Isi Program Pensi
Ada 8 isi materi Pensi dan jenis kegiatan ekstrakurikuler dalam
hubungannya dengan pelaksanaan program pensi di sekolah menurut sumber
informasi yang didapat melalui http://typecat.com/Ekstra-kurikuler-di-sekolah
Isi program pensi sekolah yaitu berupa ekspresi seni budaya yang
meliputi (Sumber : DikMenJur) diantaranya yaitu :
1. Ekspresi Seni Tari
Adalah ekspresi yang melibatkan ekstrakurikuler yang menampilkan
seni tari daerah atau adat setempat atau modern seperti tari remo, break
dance, modern dance dll.
2. Ekspresi Seni Musik
Adalah ekspresi yang melibatkan ekstrakurikuler yang menampilkan
seni musik seperti parade band, music akustik dll.
3. Ekspresi Olahraga
Adalah ekspresi yang melibatkan ekstrakurikuler yang menampilkan
seni olahraga yang dikolaborasikan dengan elemen musik seperti free
style bola basket atau sepak bola, dll
4. Ekspresi Seni Teater
Adalah ekspresi yang melibatkan ekstrakurikuler yang menampilkan
seni acting teater seperti teater mengangkat cerita kehidupan sehari-hari
dalm kemiskinan dll.
5. Bintang Tamu
Adalah elemen penambahan dalam memeriahkan acara pensi sekolah
sebagai daya tarik khusus bagi khalayaknya seperti band ungu, killing
6. Bazar
Dengan mengusung konsep kreatif stand yang digabung dengan konser
music sebagai hiburan bagi para pengunjung bazaar tersebut. Bazaar ini
meliputi pameran stand-stand yang menjual barang-barng dari hasil
karya siswa-siswi sekolah serta menjual makanan hasil masakan mereka
sendiri dll.
7. Perlombaan-perlombaan
Perlombaan-perlombaan yang diadakan dengan konsep perlombaan
seperti menghias kelas terkreatif, penampilan pengisi pensi terbaik,
bazar team terkreatif hingga perlombaan robotic antar sekolah-sekolah
dll.
8. Sambutan-sambutan
Adalah sambutan pembukaan dari pihak sekolah dalam pelaksanaan
pensi sekolah seperti sambutan kepala sekolah.
Jenis kegiatan ekstrakurikuler sekolah diantaranya yaitu ;
a. Kegiatan pembinaan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa jenis
kegiatannya adalah melaksanakan peribadatan sesuai dengan agamanya
masing-masing, memperingati hari-hari besar agama, membina kegiatan
toleransi antar umat beragama, mengadakan lomba yang bersifat
keagamaan, menyelenggarakan kegiatan seni yang bernafaskan
b. Kegiatan pembinaan kehidupan berbangsa dan bernegara jenis
kegiatannya adalah melaksanakan upacara bendera pada hari senin serta
hari-hari besar nasional, melaksanakan bakti social, melaksanakan
lomba karya tulis, melaksanakan pertukaran pelajar antar provinsi,
menghayati dan mampu menyanyikan lagu-lagu nasional.
c. Kegiatan pembinaan pendidikan pendahuluan bela Negara jenis
kegiatannya adalah melaksanakan tata tertib sekolah, melaksanakan
baris-berbaris, mempelajari dan menghayati sejarah perjuangan bangsa,
melaksanakan wisata siswa dan kelestarian lingkungan alam,
mempelajari dan menghayati semangat dan perjuangan para pahlawan
bangsa.
d. Kegiatan pembinaan kepribadian dan budi pekerti luhur jenis
kegiatannya adalah melaksanakan pedoman penghayatan dan
pengalaman pancasila, melaksanakan tata karma pergaulan,
menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran rela berkorban dengan
perbuatan amal, meningkatkan sikap hormat siswa terhadap orang tua,
guru dan sesam teman dilingkungan masyarakat.
e. Kegiatan pembinaan berorganisasi, pendidikan politik dan
kepemimpinan jenis kegiatannya adalah mengembangkan peran siswa
dalam organisasi intra sekolah (OSIS), melaksanakan latihan
kepemimpinan siswa, mengadakan forum diskusi ilmiah, mengadakan
f. Kegitan pembinaan keterampilan dan kewiraswastaan jenis kegiatannya
adalah meningkatkan keterampilan dalam menciptakan suatu yang lebih
berguna, meningkatkan keterampilan dibidang teknik, elektronik,
pertanian dan peternakan, meningkatkan usaha-usaha keterampilan
tangan, meningkatkan usaha koperasi sekolah, meningkatkan
penyelenggaraan perpustakaan sekolah.
g. Kegiatan pembinaan kesegaran jasmani dan daya kreasi. Jenis
kegiatannya adalah meningkatkan usaha kesehatan sekolah,
meningkatkan kesehatan mental, menyelenggarakan kantin sehat,
menyelenggarakan lomba berbagai macam olahraga.
h. Kegiatan pembinaan persepsi apresiasi dan kreasi seni jenis kegiatannya
adalah meningkatkan wawasan dan keterampilan siswa dibidang seni,
menyelenggarakan sanggar belajar semacam seni, meningkatkan daya
cipta seni, mementaskan dan memamerkan hasil berbagai cabang seni
(Depdikbud, 1998: 6-10)
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa konteks pensi
dalam kegiatan ekstrakurikuler mencakup semua aspek yang ada dalam
kegiatan ekstrakurikuler baik dari pengertian, kebijakan, peranan dan materi
kegiatan diatas. Dengan demikian pentas seni mempunyai peran dalam
kegiatan ekstrakurikuler yaitu :
a. Memperdalam dan memperluas pengetahuan para siswa dalam arti
yang berkaitan dengan mata pelajaran sesuai dengan program kurikulum
yang ada.
b. Melengkapi upaya pembinaan, pemantapan, dan pembentukan nilai-nilai
kepribadian para siswa.
c. Membina serta meningkatkan bakat, minat dan keterampilan dan hasil
yang diharapkan ialah untuk memacu anak kearah kemampuan mandiri,
percaya diri dan kreatif.
d. Menyalurkan bakat dan minat siswa dibidang kesenian.
e. Sebagai wadah kegiatan pembinaan serta peningkatan bakat, minat dan
keterampilan dan hasil yang diharapkan ialah untuk memacu anak
kearah kemampuan mandiri, percaya diri dan kreatif.
f.Kegiatan pembinaan persepsi apresiasi dan kreasi seni.
2.1.9 Sosialisasi Progr am PENSI di sekolah
Sosialisasi program PENSI di sekolah merupakan salah satu upaya yang
dilakukan oleh pihak sekolah yang diserahkan kepada guru pembimbing ke
anggota pengurus OSIS untuk mensosialisasikan tentang kegiatan tahunan
sekolah yaitu program PENSI sebagai sarana media komunikasi siswa oleh
sekolah untuk sarana apresiasi bakat dan kreativitas siswa. Sehingga dari
program PENSI ini akan mampu menjadikannya sebagai pembentuk
Sosialisasi dari pihak sekolah yang disampaikan pada OSIS dilaksanakan
melalui beberapa kegiatan OSIS secara rutin yaitu pada saat pelaksanaan
MOS, Rapat Umum OSIS dan MPK, kemudian OSIS juga melakukan
sosialisasi masuk kelas, dan menggunakan media sekolah seperti mading dan
majalah sekolah sebagai salah satu sarana informasi sosialisasinya. Informasi
dari pihak sekolah pada OSIS dan Panitia ini meliputi materi sosialisasi
tentang program PENSI di sekolah adalah :
1. Ragam seni budaya yang meliputi :
a. ragam ekspresi seni tari
b. ragam ekspresi seni musik
c. ragam ekspresi seni teater
d. ragam ekspresi seni olahraga
2. Latar belakang PENSI sekolah meliputi :
a. Tujuan dan Manfaat diadakannya PENSI.
b. Isi acara dalam PENSI.
c. Biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan PENSI.
d. Tempat dan Tanggal pelaksanaan PENSI.
Adapun tujuan dari diadakannya sosialisasi ini adalah untuk
menyebarluaskan informasi tentang program PENSI yang ada dalam
rangkaian pelaksanaan kegiatan PENSI. Serta untuk meningkatkan kerjasama
dalam pelaksanaannya itu menjadi informasi terbuka dan umum secara
menyeluruh untuk seluruh warga sekolah tersebut.
2.1.10 Siswa SMAN di Sur abaya sebagai Khalayak
Pensi dalam konteks kegiatan ekstrakurikuler dijadikan sebagai kegiatan
untuk mengevaluasi keberhasilan siswa selama mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah sesuai dengan bakat, minat dan potensi siswa.
Siswa SMAN yang merupakan generasi yang memiliki eksistensi tinggi
sehingga dalam kegiatan pensi sekolah mereka merupakan pelaku utama serta
sebagai khalayak dalam pementasan karya seni dan kreativitas.
Dalam hal ini fenomena program pensi yang dijadikan sebagai agenda
tahunan oleh pihak sekolah khususnya sekolah-sekolah yang ada di kota
Surabaya ini telah menjadi daya tarik tersendiri. Bagi sekolah yang memiliki
program pensi ini telah menjadikannya salah satu sekolah favorit bagi warga
Surabaya. Dan hampir 70% sekolah yang ada di surabaya mengadakan
kegiatan pensi ini (DikMenJur, 2011).
Sehingga kegiatan yang melibatkan secara langsung para siswanya ini
dapat memberikan kesempatan bagi mereka untuk pengembangan diri, minat
bakat, serta kreativitas dalam bidang seni. Sebagai pelaksana pensi para siswa
a. Sebagai panitia, siswa dipilih dan diberikan tugas oleh pihak sekolah
dan didampingi guru Pembina untuk merencanakan, mempersiapkan,
mengatur, hingga melaksanakan kegiatan pensi.
b. pengisi acara, siswa yang memiliki bakat dan kreativitas yang terpilih
dari seleksi khusus dari pihak sekolah untuk menampilkan kelebihannya
tersebut diatas panggung pensi.
c. penonton atau sebagai peramai acara, seluruh warga sekolah yang ada
dan menjadi bagian dari acara pensi mendukung penuh dan meramaikan
pensi sebagai penonton atas apresiasi teman-teman sekolahnya.
2.1.11 Teori Per suasif
Untuk mempermudah penelitian yang sistematis dan logis dalam
menganalisis suatu masalah, maka penulis menggunakan teori yang dianggap
sesuai dengan penelitian ini dan dapat dijadikan sebagai bahan untuk menunjang
penelitian yaitu teori persuasif. Teori persuasif ini merupakan bagian dari teori
komunikasi interpersonal sebagai suatu proses pertukaran makna antara
orang-orang yang saling berkomunikasi. Menurut teori ini, komunikasi yang dilakukan
secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi
orang lain secara langsung, baik secara verbal atau non verbal. Efek yang
ditimbulkan oleh reaksi khusus terhadap stimulus pesan, sehingga komunikan
komunikan secara langsung. Unsur-unsur dalam model ini adalah komunikator,
pesan, komunikan .
Dalam teori ini biasa juga disebut juga dengan teori interpersonal karena
proses komunikasi mengacu pada perubahan dan tindakan yang berlangsung
secara terus-menerus. Sehingga kesesuaian antara sosialisasi yang dilakukan oleh
pihak sekolah dengan siswa anggota pengurus OSIS yang dilakukan diruang
kelas secara tatap muka dan berkelanjutan tersebut dapat memberikan pengaruh
secara langsung. Termasuk dalam komunikasi kelompok tertentu atau kelompok
kecil.
Berdasarkan hal ini hubungannya dengan penelitian tingkat pengetahuan
siswa SMAN Surabaya tentang program PENSI di sekolah bahwa suatu proses
penyampaian pesan dapat dikemukakan melalui berbagai cara, dan dia dapat
menyesuaikan cara penyampaian pesan komunikasi dalam situasi tertentu. Dalam
2.2 Pentas Seni dalam konteks kegiatan ekstrakurikuler
Pentas seni merupakan dari hasil akhir kegiatan ekstrakurikuler kesenian,
adapun pengertian pentas seni yaitu salah satu bentuk kegiatan sekolah yang
menyalurkan minat dan bakat siswa di bidang seni dan juga ajang sekolah
untuk mengembangkan potensi para pesreta didiknya.
Konteks pentas seni dalam kegiatan ekstrakurikuler mengacu kepada
kurikulum sekolah tentang kegiatan ekstrakurikuler yang wajib dilaksanakan
di sekolah dan diikuti oleh siswa. Pentas seni adalah wadah bakat dan minat
siswa yang dimiliki sesuai kemampuan siswa yang didalamnya erat kaitannya
dengan kegiatan ekstrakurikuler. Maksud dari pengadaan progam kegiatan
pentas seni yaitu suatu kegiatan yang didalamnya mencakup kemampuan
peserta didik dalam mengembangkan motivasi dan bakat sesuai dengan yang
diharapkan. Pentas seni yang diadakan memiliki fungsi dan tujuan yaitu untuk
mengembangkan keterampilan berkarya serta menumbuh kembangkan cita
rasa keindahan dan kemampuan menghargai kesenian. Semua itu sangat
bergantung kepada kreativitas guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan
lain dalam mengolah dan mengembangkan program-program sekolahnya.
Dengan demikian, adanya kegiatan pengembangan diri seni pada program
pengembangan diri, siswa diharapkan mampu mempergelarkan, memamerkan
Dasar kebijakan mengenai kegiatan ekstrakurikuler secara hierarkis yang
didapat dari sumber http://typecat.com/Ekstra-kurikuler-di-sekolah disusun
sebagai berikut :
Gambar 2: Kebijakan Kegiatan Ekstrakurukuler
Dengan berlakunya kebijakan baru pendidikan nasional melalui
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, maka
paduan kebijakan mengenai kegiatan ekstrakurikuler juga berubah. Fungsi UU No 20 tahun 2003
PP No 19 tahun 2005
Pemerdiknas No 22 tahun2006 tt SI
Lampiran standart isi
Struktur Kurikulum Komponen Pengembangan
diri
Kegiatan Terpogram
pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik
sebagaimana tercantum dalam pasal 3, pasal4 ayat 4 bahwa pendidikan
diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan dan
mengembangkan kreativitas peserta didik pada setiap satuan pendidikan
sesuai dengan bakat dan minat sesuai kemampuannya.
Dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik dan meningkatkan
kualitas pendidikan nasional mengamanatkan perlu penetapan standar
nasional pendidikan. Sebagai tindak lanjut maka ditetapkan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang
terdiri atas 8 standar yaitu standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik
dan tenaga pendidik, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan
penilaian pendidikan.
2.3 Program Pentas Seni (PENSI) dalam kegiatan ekstrakurikuler di
Sekolah Menengah Atas
Kegiatan program pengembangan diri mempunyai tujuan untuk
mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang di motivasi oleh
sekelompok siswa, contohnya seni music yang diselenggarakan di luar jam
pelajaran. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler antara satu sekolah dengan
sekolah yang lainnya bisa saling berbeda. Variasinya sangat ditentukan oleh
Sesuai dengan mutan program pengembangan diri diaplikasikan kedalam
kegiatan ekstrakurikuler, menurut Arikunto (1988: 1) yang dimaksud dengan
ekstrakurikuler adalah sederetan kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai
tujuan tertentu. Sedangkan definisi kegiatan ekstrakurikuler menurut
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan adalah “ kegiatan yang dilakukan
diluar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah
agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan
kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam
kurikulum”(KurikulumDepdikbud,a1984:6).
http://www.google.com/Departemen pendidikan nasional tahun 2005-2009
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan program
pengembangan diri adalah kegiatan tambahan di luar struktur program yang
dilaksanakan di luar jam pelajaran intra, agar memperkaya dan memperluas
wawasan pengetahuan serta kemampuan siswa. Kegiatan pengembangan diri
yang merupakan seperangkat pengalaman belajar memiliki nilai-nilai manfaat
bagi pembentukan kepribadian siswa. Adapun tujuan dari pelaksanaan
kegiatan program pengembangan diri di sekolah menurut Direktorat
Pendidikan Menengah kejuruan (1987:9) adalah:
1. Kegiatan harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek
2. Mengembangkan bakat dan motivasi siswa dalam upaya
pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang
positif.
3. Dapat mengetahui, mengenal, serta membedakan antara hubungan
satu pelajaran dengan mata pelajaran yang lainya.
Lebih lanjut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (1987:12),
menegaskan bahwa ruang lingkup kegiatan program pengembangan diri harus
berpangkal pada kegiatan yang dapat menunjang serta dapat mendukung
program intrakurikuler dan program kurikulum. Jadi ruang lingkup kegiatan
ekstrakurikuler tersebut berupa intrakurikuler, yaitu mengembangankan
pengetahuan dan kemampuan penalaran siswa, keterampilan melalui
kebiasaan atau hobi, motivasi dan bakatnya serta pengembangan sikap yang
ada pada program intarakurikuler.
Isi dari kurikulum dijelaskan, bahwa adanya individu dalam proses
belajar. Proses belajar pada hakikatnya berlangsung secara individual. Oleh
karena itu, hasilnya pun bersifat individual. Konsep tentang perbedaan
individual dalam belajar selaras dengan konsep umum psikologi yang
memandang bahwa setiap individu merupakan pribadi unik. Menurut konsep
ini, setiap individu mempunyai ciri-ciri, baik fisik maupun psikis yang
yang berpengaruh dalam belajar, keunikan individu ditandai dengan
perbedaan-perbedaan dalam, antara lain:
1. Kemampuan potensial.
2. Kesiapan belajar.
3. Motivasi belajar.
Berdasarkan ketentuan diatas dapat dikemukakan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler yang dirangkum dalam PENSI merupakan kegiatan
pengembangan diri terpogram dengan bidang pengembangan yang mencakup:
a. Pengembangan kreativitas, yaitu bidang kegiatan yang membantu
peserta didik mengembangkan kemampuan daya cipta sesuai dengan
potensi, bakat dan minat untuk dapat berprestasi secara optimal.
b. Pengembangan keagamaan dan social, yaitu bidang kegiatan yang
membantu peserta didik mengambangkan kemampuan religious,
disiplin, kerjasama, dan rasa tanggung jawab social.
c. Pengembangan rekreatif, bidang kegiatan yang membantu peserta
didik engambangkan potensi dirinya dengan suasana rileks,
menggembirakan dan menyenangkan untuk mengembangkan karir.
Program pentas seni dalam kegiatan ekstrakurikuler berarti dilakukan
secara terprogram terlihat dari pemaparan diatas bahwa kegiatan
mencakup pengambangan kreatifitas yang dapat diaplikasikan kedalam
kegiatan PENSI yang dilakukan di sekolah.
2.4 Program PENSI Sebagai Media Komunikasi di Sekolah
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang melaksanakan
pendidikan dan pengajaran dengan sengaja, teratur, dan terencana. Dengan
kata lain, sekolah sebagai institusi pendidikan yang formal menyelenggarakan
pendidikan secara berencana, sengaja, terarah, dan sistematis oleh para guru
professional dengan program yang dituangkan kedalam kurikulum untuk
jangka waktu tertentu dan diikuti oleh para peserta didik pada setiap jenjang
pendidikan tertentu.
Sebagai lembaga formal, secara umum sekolah memiliki tiga tanggung
jawab yang mendasar, yaitu :
1. Tanggung jawab formal, dimana kelembagaan formal pendidikan sesuai
dengan fungsi, tugas, dan tujuan yang hendak dicapainya. Misalnnya,
pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan
kemampuan serta memberikan pengetahuan keterampilan dasar yang
diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta
didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut
dalam dunia kerja.
2. Tanggung jawab keilmuan, yaitu tanggung jawab berdasarkan bentuk, isi,
dan tujuan serta tingkat pendidikan yang dipercayakan masyarakat
kepadanya.
3. Tanggung jawab fungsional, yaitu bentuk tanggung jawab yang diterima
sebagai pengelola fungsional dalam melaksanakan pendidikan oleh para
pendidik yang diserahi kepercayaan dan tanggung jawab
melaksanakannya berdasarkan ketentuan yang berlaku sebagai pelimpah
wewenang dan kepercayaan serta tanggung jawab yang diberikan oleh
orang tua peserta didik. Pelaksanaan tugas tanggung jawab yang
dilakukan oleh para pendidik professional ini berdasarkan atas program
yang telah terstruktur yang tertuang dalam kurikulum.
Sekolah dituntut untuk mampu menjalankan tiga bentuk tanggung jawab
tersebut secara optimal. Untuk itu, pada umumnya sekolah tidak membatasi
tanggung jawab formal kependidikan dengan sekedar menyelenggarakan
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara rutin, tapi juga berupaya
mengembangkan keterampilan siswa melalui kegiatan-kegiatan terprogram
lainnya, dengan tujuan agar hasil belajar yang diperoleh siswa menjadi lebih
Diantara kegiatan-kegiatan terprogram yang diselenggarakan oleh sekolah
dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswanya adalah program pentas
seni dalam kegiatan ekstrakurikuler, baik yang sama sekali tidak terkait
dengan mata pelajaran maupun yang masih memiliki kaitan dengan mata
pelajaran maupun yang masih memiliki kaitan dengan mata pelajaran tertentu.
Dengan berpedoman kepada tujuan dan maksud kegiatan PENSI dalam
ekstrakurikuler di sekolah dapat ditetapkan sebagai media komunikasi sekolah
(Surisna, 1985:58).
Komunikasi media pada dasarnya adalah sebuah proses komunikasi yang
digunakan untuk menyampaikan pesan kepada publik yang bersifat heterogen
dan tersebar. Media ini memiliki fungsi menurut Onong Uchajana Effendy
(Effendy, 2000:64-65) yaitu:
a. To inform (menginformasikan)
b. To Educate (mendidik)
c. To entertaint (menghibur)
d. To Influence (mempengaruhi)
Dan disini program PENSI merupakan salah satu media komunikasi
sekolah sebagai fungsi media internal sekolah, media ini merupakan sarana
komunikasi, informasi, pendidikan, hiburan dan pengetahuan. Serta sebagai
sekolah kepada publik. Dengan kata lain, pentas seni sekolah dapat digunakan
sebagai sarana untuk memperoleh pemenuhan kebutuhan akan komunikasi.
2.5 Kerangka Berpikir
Dalam rangka untuk pembentukan kepribadian serta pengembangan
potensi siswa SMA maka sekolah yang merupakan lembaga formal sebagai
media pendidikan mengadakan program kegiatan PENSI di sekolah yang
termasuk dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Dengan begitu sekolah
dapat menumbuh kembangkan keterampilan siswa dalam berkarya serta
memiliki cita rasa keindahan dan kemampuan. Sehingga dalam prosesnya
akan terbentuk kepribadian siswa yang memacu siswa kearah kemampuan
mandiri, percaya diri dan kreatif, kegiatan pembinaan persepsi apresiasi dan
kreasi seni.
Gambar 3 : Kerangka berpikir tingkat pengetahuan siswa SMA di Surabaya terhadap program PENSI di sekolah.
Gambar diatas menunjukkan bahwa program PENSI di sekolah
merupakan wadah kegiatan pembinaan serta peningkatan bakat, minat dan
keterampilan dan hasil yang diharapkan dapat memacu siswa kearah
kemampuan mandiri, percaya diri dan kreatif.
Dan apabila program kegiatan PENSI ini dilakukan dengan benar dan
sesuai ketentuan pendidikan, maka dapat memberikan pengetahuan terhadap
siswanya tentang besarnya tujuan dan manfaat PENSI di sekolah sebagai
bahan pendidikan untuk meningkatkan kemampuan potensi diri pada siswa
secara positif. Serta menjadikan program PENSI ini sebagai media
komunikasi sekolah yaitu sebagai saran promosi sekolah kepada publik. Dari
proses program sekolah yaitu PENSI ini terdapat tingkat pengetahuan siswa
SMAN Surabaya khususnya anggota pengurus OSIS yang telah mendapat
sosialisasi secara rutin dan lengkap dari sekolah dan merupakan pelaku utama
dalam kegiatannya sebagai pelaksana kegiatan tersebut mulai dari tingkat
pengetahuannya rendah, sedang, tinggi.
Teori S-R singkatan dari stimulus-response. Stimulus sendiri berarti
pesan diantara dua unsur komunikasi yaitu komunikator dan komunikan.
Komunikator memberikan pesan berupa tanda, lambang, dan gambar kepada
komunikan. Setelah komunikan memperhatikan tanda, lambang, maupun
memahami pesan yang disampaikan. Selanjutnya respon diartikan efek
sebagai akhir dalam proses komunikasi.
Dan dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti tingkat pengetahuan
siswa SMAN (OSIS) Surabaya tentang program PENSI di sekolah, karena
stimuli yang dalam hal ini pesan akan diterima bila ada perhatian, pengertian
dan penerimaan dari siswa SMAN (OSIS) Surabaya yang menjadi obyek
dalam penelitian ini, selanjutnya menerima pesan atau stimulus berikutnya
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian dan Definisi Operasional
3.1.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode
deskriptif kuantitatif dengan tujuan melukiskan secara sistematis fakta dan
karakteristik populasi secara faktual dan cermat (Rahmat, 2002: 22). Penelitian ini
untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa SMAN khususnya anggota pengurus
OSIS Surabaya tentang program PENSI di sekolah.
3.1.2 Definisi Operasional
3.1.2.1 Program PENSI (Pentas Seni) di Sekolah
PENSI merupakan hasil akhir dari kegiatan ekstrakurikuler kesenian, adapun
pengertian PENSI yaitu salah satu bentuk kegiatan sekolah yang menyalurkan
minat dan bakat siswa di bidang seni dan juga ajang sekolah untuk
mengembangkan potensi para pesreta didiknya.
Konteks PENSI dalam kegiatan ekstrakurikuler mengacu kepada kurikulum
diikuti oleh siswa. PENSI adalah wadah bakat dan minat siswa yang dimiliki
sesuai kemampuan siswa yang didalamnya erat kaitannya dengan kegiatan
ekstrakurikuler. Maksud dari pengadaan progam kegiatan pentas seni yaitu suatu
kegiatan yang didalamnya mencakup kemampuan peserta didik dalam
mengembangkan motivasi dan bakat sesuai dengan yang diharapkan. Pentas seni
yang diadakan memiliki fungsi dan tujuan yaitu untuk mengembangkan
keterampilan berkarya serta menumbuh kembangkan cita rasa keindahan dan
kemampuan menghargai kesenian. Dengan demikian, adanya kegiatan
pengembangan diri seni pada program pengembangan diri, siswa diharapkan
mampu mempergelarkan, memamerkan karya seni di kelas, sekolah, atau di luar
sekolah (Depdiknas, 2003:3).
Program PENSI ini berupa ekspresi seni budaya yang meliputi (Sumber :
DikMenJur ) sebagai berikut :
1. Ekspresi Seni Tari
Adalah ekspresi yang melibatkan ekstrakurikuler yang menampilkan seni
tari daerah atau adat setempat atau modern seperti tari remo, break dance,
modern dance dll.
2. Ekspresi Seni Musik
Adalah ekspresi yang melibatkan ekstrakurikuler yang menampilkan seni
3. Ekspresi Olahraga
Adalah ekspresi yang melibatkan ekstrakurikuler yang menampilkan seni
olahraga yang dikolaborasikan dengan elemen musik seperti free style
bola basket atau sepak bola, kapoera dll.
4. Ekspresi Seni Teater
Adalah ekspresi yang melibatkan ekstrakurikuler yang menampilkan seni
akting teater seperti teater monolog, surealis, realis dll.
5. Tujuan, Manfaat dan sosialisasi progam PENSI, dijelaskan secara
terperinci oleh guru pembimbing dalam rangka memberikan pengertian
tentang kegiatan PENSI untuk proses pelaksanaannya kepada anggota
pengurus OSIS yang nantinya mereka akan melaksanakan kegiatan
tersebut dan melibatkan seluruh warga sekolah.
Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif, dengan menggunakan metode
survei dalam melakukan pengumpulan data dengan kuisioner sebagai instrumen.
Jenis survei dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu untuk menggambarkan
(mendeskripsikan) populasi yang sedang diteliti. Dalam survei, proses
pengumpulan dan analisis data sosial bersifat sangat terstruktur dan mendetail
melalui kuisioner sebagai instrumen utama untuk mendapatkan informasi dari
sejumlah responden yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik. Untuk
program PENSI di sekolah dengan melihat skor jawaban “dari pernyataan” pada
lembar kuisioner.
3.1.3 Pengukuran Tingkat Pengetahuan
Dua pilihan jawaban pada lembar kuisioner tingkat pengetahuan siswa
SMAN (OSIS) Surabaya tentang program PENSI di sekolah adalah :
a. Mengetahui = diberi skor 2
b. Tidak mengetahui = diberi skor 1
Berdasarkan jumlah skor jawaban yang diterima dari masing-masing
responden, tingkat pengetahuan siswa SMAN (OSIS) Surabaya tentang program
PENSI di sekolah terbagi menjadi tiga tingkat yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
Untuk mengetahui tingkat tinggi, sedang dan rendah menggunakan rumus :
Skor jawaban tertinggi – skor jawaban terendah Jenjang yang diinginkan
Untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut :
Daftar pertanyaan mengenai tingkat pengetahuan siswa SMAN (OSIS) Surabaya
tentang program PENSI di sekolah terdiri dari 15 pertanyaan, yaitu :
a. Skor tertinggi = 15 × 2 = 30