• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kb pria dengan status penggunaan alat kontrasepsi pada suami rizka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kb pria dengan status penggunaan alat kontrasepsi pada suami rizka"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KB PRIA DENGAN STATUS PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI

PADA SUAMI

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan

Rizka Ayu Setyani R0108009

PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KB PRIA DENGAN STATUS PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI

PADA SUAMI

Rizka Ayu Setyani R0108009

Telah Disetujui Oleh Pembimbing Untuk diuji di Hadapan Tim Penguji

Pada tanggal 3 Juli 2012

Pembimbing Utama

Moch. Arief Tq, dr, MS, PHK NIP : 195009131980031002

Pembimbing Pendamping

S. Bambang Widjokongko, dr, PHK, M.Pd Ked NIP : 194812311976091001

Ketua Tim Karya Tulis Ilmiah

(3)

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KB PRIA DENGAN STATUS PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI

PADA SUAMI

Rizka Ayu Setyani R0108009

Telah Dipertahankan dan Disetujui di Hadapan Penguji KTI

Mahasiswa D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran UNS

Pada tanggal 10 Juli 2012

Pembimbing Utama

Moch. Arief Tq, dr, MS, PHK NIP : 195009131980031002

Ketua Penguji

E. Listyaningsih S., dr., M.Kes NIP : 196408101998022001

Pembimbing Pendamping

S. Bambang Widjokongko, dr, PHK, M.Pd Ked NIP : 194812311976091001

Sekretaris Penguji

Erindra Budi C, S.Kep, Ns. M.Kes NIP : 197802202005011001

Mengesahkan

Ketua Program Studi D IV Bidan Pendidik Kebidanan FK UNS

(4)

commit to user

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan untuk :

Papa dan mama tercinta, baktiku untuk segenap cinta, kasih sayang, bimbingan yang senantiasa terlimpah bagi putra putrinya, the best parents we have

M y brother, thank you for all the loves, inspirations, supports and happiness we share, I love you

Seseorang yang senantiasa ada dalam setiap doa, yang selalu memotivasi di saat aku lemah tak bersemangat

BEM FK UN S dan H imadan M a-T ang, karenamu kini ku terlahir menj adi wanita yang tangguh, thanks and love for you

Paguyuban Putra Putri Solo, spesial untuk PPS 2011, yang telah mengaj arkanku menj adi wanita yang berkarakter, santun, kreatif, dan berbudaya.. JOSS!!!

Funtastic Four Be and friends, D’pitchings, D’bubrah n all my bestfriend, never forget the laughters and tears we made girls! T hanks for the true friendship

(5)

commit to user

v MOTTO

“Barangsiapa yang ingin sukses dalam kehidupan dunianya, hendaklah (dicapai) dengan ilmu. Barangsiapa yang ingin selamat di akhirat, hendaklah dengan ilmu. Barangsiapa yang ingin sukses dalam kedua-duanya (dunia dan

akhirat), maka hendaklah pula dicapai dengan ilmu” (HR Muslim)

“Success is my right ; sukses bukan milik orang-orang tertentu, sukses adalah milik Anda, milik saya, dan milik siapa saja yang menyadari, menginginkan,

dan memperjuangkan dengan sepenuh hati” (Andrie Wongso)

“In this life we can’t always do great things. But we can do small things with great love”

(6)

commit to user

vi ABSTRAK

Rizka Ayu Setyani. R0108009. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang KB Pria dengan Status Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Suami. Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. 2012.

Salah satu penyebab rendahnya partisipasi suami dalam pelaksanaan program KB yaitu kurangnya pemahaman masyarakat mengenai KB, khususnya KB pria.

Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang KB pria dengan status penggunaan alat kontrasepsi pada suami.

Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pemilihan 286 sampel secara simple random sampling dari 1749 pria-pria yang sudah menikah dari pasangan usia subur (PUS) di Kelurahan Sangkrah. Alat pengumpulan datanya menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan teknik Chi Square, tingkat kemaknaan 5% (α = 0,05).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan baik 36,4%, cukup 33,2%, dan kurang 30,4%, sedangkan suami yang menggunakan alat kontrasepsi 32,9%, dan tidak menggunakan 67,1%. Hasil analisis datanya yaitu semakin baik tingkat pengetahuan suami tentang KB pria maka semakin tinggi status penggunaan alat kontrasepsi pada suami, dengan koefisien korelasi = 0,604 dan p = 0,000.

Kesimpulan penelitian ini yaitu status penggunaan alat kontrasepsi pada suami rendah, analisis data menunjukkan bahwa semakin baik tingkat pengetahuan tentang KB pria maka semakin tinggi status penggunaan alat kontrasepsi pada suami.

(7)

commit to user

vii ABSTRACT

Rizka Ayu Setyani. R0108009. The Relationship between Knowledge Level of

Man Family Planning and the Contraceptive Use Status in Husband. D IV Midwife Educator Study Program of Medical Faculty of Surakarta Sebelas

Maret University. 2012.

One cause of husband’s low participation in family planning program implementation is the society’s low knowledge about Family Planning, particularly man family planning.

The objective of this Scientific Work is to find out the relationship between knowledge level of man Family Planning and the contraceptive use status in husband.

This study used an analytical observational method with cross sectional approach. The sample consisted of 286 men taken from 1749 married men from productive age couple (PUS) in Kelurahan Sangkrah using simple random sampling. The instrument of collecting data used was questionnaire. The data analysis was conducted using Chi Square technique, at significance level of 5% (α = 0.05).

The result of research showed that the knowledge level was categorized in to good of 36.4%, fair of 33.2%, and poor of 30.4%, while the husbands using contraceptive was 32.9% and those not using was 67.1%. The result of data analysis showed that the better is the husband’s knowledge about man family planning, the higher is the contraceptive use status in husband, with correlation coefficient = 0.604 and p = 0.000.

The conclusion of research was contraceptive use in husband was low, the data analysis showed that the better is the husband’s knowledge about man family planning, the higher is the contraceptive use status in husband.

(8)

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang KB Pria

dengan Status Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Suami ”.

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Saint Terapan di Program Studi D IV Bidan Pendidik

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak

terlepas dari bantuan yang diberikan oleh semua pihak baik secara moril maupun

material. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk menyampaikan ucapan terima

kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.Si., rektor Univesitas Sebelas Maret Surakarta

2. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM, dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

3. H. Tri Budi Wiryanto, dr, Sp.OG (K), ketua program studi D IV Bidan Pendidik

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

4. Sri Mulyani, S.Kep, Ns, M.Kes, sekretaris program studi D IV Bidan Pendidik

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

5. Erindra Budi C, S.Kep, Ns. M.Kes selaku ketua tim KTI

(9)

commit to user

ix

7. S. Bambang Widjokongko, dr, PHK, M.Pd Ked selaku dosen pembimbing

pendamping

8. Mahendra Nugrahadi, S.Sos, kepala Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar

Kliwon Kota Surakarta

9. Seluruh responden yang menjadi subyek penelitian ini

10. Keluarga besar D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas

Maret Surakarta

11. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun sehingga penulis dapat memperbaiki kearah

sempurna. Semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, Amin.

Surakarta, 3 Juli 2012

(10)

commit to user

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN VALIDASI ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... . viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

(11)

commit to user

xi

BAB II. LANDASAN TEORI... ... 6

A. Tinjauan Pustaka ... ... 6

1. Tingkat Pengetahuan Tentang KB Pria ... 6

2. Status Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Suami ... 11

3. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang KB Pria dengan Status Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Suami ... 13

B. Kerangka Konsep ... 15

C. Hipotesis Penelitian ... ... 15

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 16

A. Jenis dan Desain Penelitian ... 16

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 16

C. Populasi Penelitian ... 17

D. Sampel dan Teknik Sampel... 17

E. Besar Sampel ... 18

F. Kriteria Restriksi ... .... 19

G. Definisi Operasional Variabel ... 19

H. Instrumentasi ... 20

I. Pengolahan dan Analisis Data ... 24

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 26

A. Data Variabel Tingkat Pengetahuan Suami Tentang KB Pria ... 27

(12)

commit to user

xii

C. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang KB Pria dengan

Status Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Suami ... 28

BAB V. PEMBAHASAN ... 29

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 36

A. Kesimpulan ... 36

B. Saran ... 37

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Pengetahuan Suami

Tentang KB Pria ... 21

Tabel 3.2 Kisi-kisi Domain C1-C4 ... 21

Tabel 3.3 Skor dan Alternatif Jawaban ... 22

Tabel 3.4 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 25

Tabel 4.1 Data Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Suami Tentang KB Pria di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta ... 27

Tabel 4.2 Data Distribusi Status Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Suami di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta ... 27

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 15

(15)

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2. Surat Izin Pengambilan Data di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar

Kliwon Kota Surakarta

Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian dari Kelurahan

Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta

Lampiran 4. Data Uji Validitas

Lampiran 5. Data Uji Reliabilitas

Lampiran 6. Hasil Analisis Data Penelitian

Lampiran 7. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 8. Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden

Lampiran 9. Kuesioner Tingkat Pengetahuan Tentang KB Pria dan Status

Penggunaan Alat Kontrasepsi

Lampiran 10. Foto Dokumentasi Kegiatan Penelitian

Lampiran 11. Lembar Konsultasi Pembimbing Utama

Lampiran 12. Lembar Konsultasi Pembimbing Pendamping

(16)

commit to user

ABSTRAK

Rizka Ayu Setyani. R0108009. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang KB Pria dengan Status Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Suami. Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. 2012.

Salah satu penyebab rendahnya partisipasi suami dalam pelaksanaan program KB yaitu kurangnya pemahaman masyarakat mengenai KB, khususnya KB pria.

Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang KB pria dengan status penggunaan alat kontrasepsi pada suami.

Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pemilihan 286 sampel secara simple random sampling dari 1749 pria-pria yang sudah menikah dari pasangan usia subur (PUS) di Kelurahan Sangkrah. Alat pengumpulan datanya menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan teknik Chi Square, tingkat kemaknaan 5% (α = 0,05).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan baik 36,4%, cukup 33,2%, dan kurang 30,4%, sedangkan suami yang menggunakan alat kontrasepsi 32,9%, dan tidak menggunakan 67,1%. Hasil analisis datanya yaitu semakin baik tingkat pengetahuan suami tentang KB pria maka semakin tinggi status penggunaan alat kontrasepsi pada suami, dengan koefisien korelasi = 0,604 dan p = 0,000.

Kesimpulan penelitian ini yaitu status penggunaan alat kontrasepsi pada suami rendah, analisis data menunjukkan bahwa semakin baik tingkat pengetahuan tentang KB pria maka semakin tinggi status penggunaan alat kontrasepsi pada suami.

(17)

commit to user

ABSTRACT

Rizka Ayu Setyani. R0108009. The Relationship between Knowledge Level of

Man Family Planning and the Contraceptive Use Status in Husband. D IV Midwive Educator Study Program of Medical Faculty of Surakarta

Sebelas Maret University. 2012.

One cause of husband’s low participation in family planning program implementation is the society’s low knowledge about Family Planning, particularly man family planning.

The objective of this Scientific Work is to find out the relationship between knowledge level of man Family Planning and the contraceptive use status in husband.

This study used an analytical observational method with cross sectional approach. The sample consisted of 286 men taken from 1749 married men from productive age couple (PUS) in Kelurahan Sangkrah using simple random sampling. The instrument of collecting data used was questionnaire. The data analysis was conducted using Chi Square technique, at significance level of 5% (α = 0.05).

The result of research showed that the knowledge level was categorized in to good of 36.4%, fair of 33.2%, and poor of 30.4%, while the husbands using contraceptive was 32.9% and those not using was 67.1%. The result of data analysis showed that the better is the husband’s knowledge about man family planning, the higher is the contraceptive use status in husband, with correlation coefficient = 0.604 and p = 0.000.

The conclusion of research was contraceptive use in husband was low, the data analysis showed that the better is the husband’s knowledge about man family planning, the higher is the contraceptive use status in husband.

(18)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan

yang hingga saat ini belum dapat diatasi. Untuk mewujudkan penduduk

Indonesia yang berkualitas maka pemerintah memiliki visi dan misi baru, yaitu

mewujudkan “Keluarga yang berkualitas tahun 2015”. Salah satu masalah

dalam upaya mensukseskan visi misi tersebut adalah rendahnya partisipasi pria

atau suami dalam pelaksanaan program KB (Saifuddin, 2010).

Menurut data SDKI 2002-2003, partisipasi pria dalam ber-KB masih

sangat rendah, yaitu sekitar 1,3 persen (vasektomi 0,4% dan kondom 0,9%),

sedangkan berdasarkan hasil SDKI 2007 mencapai 1,5% (vasektomi 0,2% dan

kondom 1,3%). Ini menunjukkan masih rendahnya pencapaian peserta KB pria

sedangkan untuk unmetneed/ingin KB tetapi belum terlayani masih 9,1%. Hal

ini selain disebabkan oleh keterbatasan jenis alat kontrasepsi pria, juga

disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan mereka akan hak-hak dan kesehatan

reproduksi serta kesetaraan dan keadilan gender. Demikian pula,

penyelenggaraan KB dan kesehatan reproduksi masih belum mantap jika

dilihat dari aspek kesetaraan dan keadilan gender (Parwieningrum, 2009).

Berdasarkan profil kesehatan Jawa Tengah (2010), cakupan peserta KB

aktif di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 sebesar 78,37%. Partisipasi pria

(19)

commit to user

1,71% dan kondom 7,02%. Apabila dibandingkan dengan tahun 2009, pada

tahun 2010 cakupan pengguna kondom meningkat menjadi 13,75% dan

cakupan peserta kontrasepsi mantap menurun menjadi 0,2%. Masih rendahnya

partisipasi pria ini karena terbatasnya pilihan kontrasepsi yang disediakan bagi

pria, dan sebagian pria masih beranggapan bahwa KB merupakan urusan istri

(Parwieningrum, 2009).

Berdasarkan laporan pelaksanaan tahun 2010, partisipasi kaum pria di

Surakarta dalam memakai alat kontrasepsi sebanyak 4.857 orang dan

berdasarkan hasil rekapitulasi sampai bulan Desember tahun 2011 Kota

Surakarta memiliki total peserta KB aktif pria yaitu 5.090 orang, yang terdiri

dari vasektomi 183 orang (3,6%) dan kondom 4.907 orang (96,4%). Meskipun

peserta aktif KB pria di Kota Surakarta meningkat, tetapi jumlah ini masih

rendah apabila dibandingkan dengan jumlah pasangan usia subur (Bapermas,

PP, PA, dan KB, 2011).

Kelurahan Sangkrah adalah salah satu kelurahan terpadat penduduknya

di Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta yang terdiri dari 13 RW dengan

jumlah pasangan usia subur sebanyak 1.749 orang. Mayoritas warganya masih

berstatus sosial ekonomi menengah ke bawah dengan tingkat pendidikan

formal yang beragam. Hal ini mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang KB

yang berdampak pada status penggunaan dalam menggunakan alat kontrasepsi

pada suami. Selain itu terdapat beberapa pemahaman masyarakat tentang KB

yang masih dipengaruhi oleh adat istiadat dan lingkungan sosial budaya

(20)

commit to user

3

istri, bahkan mengharamkan KB kecuali dengan sistem kalender. Hal ini dapat

menjadi salah satu penyebab rendahnya partisipasi suami dalam menggunakan

alat kontrasepsi, yaitu vasektomi sebanyak 0,3% dan kondom sebanyak 5,2%

(Sarsuti, 2011). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2008)

menyatakan bahwa tingkat pengetahuan suami tentang alat kontrasepsi baik

sebesar 39,72%, cukup sebesar 35,62%, dan kurang sebesar 24,66%.

Berdasarkan latar belakang di atas, Penulis tertarik untuk memilih judul

“Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang KB Pria dengan Status

Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Suami”. Karya Tulis Ilmiah serupa pernah

dilakukan oleh Indarsih, mahasiswi Akademi Kebidanan Husada Jombang

dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Suami Tentang

Kontrasepsi MOP di Kelurahan Karangsari Kecamatan Tuban Kabupaten

Tuban” pada tahun 2007. Hal yang membedakan dengan Karya Tulis Ilmiah

sebelumnya meliputi subyek, waktu, lokasi, metodologi, dan hasil

penelitiannya.

Meskipun variabel bebas dalam penelitian ini sama-sama meneliti tingkat

pengetahuan, namun pada penelitian sebelumnya hanya dihubungkan dengan

sikap suami tentang kontrasepsi MOP, sedangkan pada penelitian ini variabel

terikat yang dihubungkan lebih luas, yaitu status penggunaan alat kontrasepsi

pada suami, khususnya kondom dan MOP/vasektomi. Metodologi pengambilan

sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling yang dianggap

lebih representatif daripada cara pengambilan sampel pada penelitian

(21)

commit to user

kebetulan di tempat dan waktu secara bersamaan pada pengumpulan data

sehingga tidak dapat dianggap mewakili populasi sumber apalagi populasi

target.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan

masalah yaitu “Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan tentang KB pria

dengan status penggunaan alat kontrasepsi pada suami?”

C.Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat

pengetahuan tentang KB pria dengan status penggunaan alat kontrasepsi

pada suami.

2. Tujuan Khusus

Penelitian ini bertujuan untuk :

a. Mengetahui seberapa besar pengetahuan suami tentang KB pria meliputi

jenis, keuntungan, dan efek samping alat kontrasepsi pria.

b. Mengetahui status penggunaan alat kontrasepsi pada suami dilihat dari

(22)

commit to user

5

D.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan

tentang hubungan antara tingkat pengetahuan tentang KB pria dengan

partisipasi dalam menggunakan alat kontrasepsi pada suami, dan dapat

digunakan sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi BKKBN dan Tenaga Kesehatan

Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pembinaan dan

pengembangan program KB pria khususnya kepada masyarakat yang

tingkat pengetahuannya tentang KB masih kurang, serta sebagai bahan

masukan untuk tenaga kesehatan agar meningkatkan pelayanan KB pria

ke semua lapisan masyarakat.

b. Bagi Masyarakat

Sebagai upaya untuk meningkatkan status penggunaan alat kontrasepsi

pada suami dengan cara meningkatkan pengetahuan suami tentang

(23)

commit to user

6 BAB II

LANDASAN TEORI

A.Tinjauan Pustaka

1. Tingkat Pengetahuan Tentang KB Pria a. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior)

(Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang

diketahui, kepandaian, segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal

atau mata pelajaran (KBBI, 2008). Tingkat pengetahuan dalam domain

kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu : (Notoatmodjo, 2007)

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, misalnya mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik

dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

(24)

commit to user

7

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur

organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam

diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :

1) Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini

sikap subjek sudah mulai timbul.

3) Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus

(25)

commit to user

4) Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan

apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5) Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Proses seseorang mengetahui dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

1) Faktor internal

a) Jasmani

Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan indera seseorang.

b) Rohani

Faktor rohani diantaranya adalah kesehatan psikis, intelektual,

psikomotor, serta kondisi afektif dan kognitif individu.

2) Faktor Eksternal

a) Sosial ekonomi

Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang,

sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendidikan. Jika ekonomi baik

maka tingkat pendidikan akan tinggi sehingga tingkat pengetahuan

juga akan tinggi.

b) Kultural/budaya

Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang,

karena informasi baru dan diambil sesuai dengan budaya yang ada.

c) Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan seseorang maka ia akan mudah menerima

(26)

commit to user

9

Sehingga semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi tingkat

pengetahuannya.

d) Pengalaman

Berkaitan dengan umur dan pendidikan individu, semakin tinggi

pendidikan seseorang maka semakin luas pengalamannya dan semakin

tua seseorang maka akan semakin banyak pengalamannya. Semakin

banyak pengalaman semakin tinggi tingkat pengetahuannya.

e) Instruksi verbal dan penerimaan verbal dari orang lain

Pengetahuan diperoleh melalui fakta dengan melihat atau mendengar

sendiri, serta melalui alat komunikasi misalnya surat kabar, radio, dan

televisi.

b. Alat Kontrasepsi Pria

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah dan konsepsi

berarti pertemuan antara sel telur dengan sel sperma yang mengakibatkan

kehamilan, sehingga kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya

kehamilan dengan cara mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi dan

menghalangi pertemuan sel telur dengan sel sperma yang bersifat sementara

dan permanen (Winkjosastro, 2007). Akseptabilitas suatu kontrasepsi

ditentukan oleh beberapa faktor antara lain dapat dipercaya, tidak ada efek

harga obat atau alat kontrasepsi terjangkau (Prawirohardjo, 2006).

Alat kontrasepsi pria dibagi tiga jenis, yaitu :

1) Kontrasepsi hormonal, yaitu pil KB dan suntik.

(27)

commit to user

a) Non hormonal dengan bahan kimia

b) Non hormonal dengan ramuan tumbuh-tumbuhan

c) Non hormonal fisik

(1) Kondom

Kondom merupakan selubung/sarung karet yang terbuat

dari berbagai bahan yaitu lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan

alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat

berhubungan seksual. Kondom efektif apabila dipakai dengan baik

dan benar selama berhubungan seksual. Kondom tidak hanya

mencegah kehamilan tetapi juga mencegah penyakit menular

seksual. Selain itu kondom juga murah dan mudah dibeli secara

umum, tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan

khusus, mencegah ejakulasi dini, dan sebagai metode kontrasepsi

sementara. Namun kadang-kadang kondom juga menimbulkan

efek samping, misalnya apabila kondom rusak/bocor sebelum atau

saat berhubungan seksual, adanya reaksi alergi spermisida, dan

mengurangi kenikmatan hubungan seksual (Saifuddin, 2010).

(2) Pemanasan buah zakar

(3) Penutupan buah zakar dengan polyester

3) Kontrasepsi mantap (MOP atau vasektomi)

Medis Operatif Pria (MOP) atau vasektomi yaitu prosedur klinik

untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan

(28)

commit to user

11

proses fertilisasi tidak terjadi. Metode ini sangat efektif setelah

20 ejakulasi atau 3 bulan, dan tidak ada efek samping jangka panjang

karena merupakan tindakan bedah yang aman dan sederhana. Komplikasi

selama tindakan yang terjadi yaitu komplikasi akibat reaksi anafilaksis

yang disebabkan oleh penggunaan lidokain atau manipulasi berlebihan

terhadap anyaman pembuluh darah di sekitar vasa deferensia. Sedangkan

komplikasi pascatindakan yang terjadi misalnya hematoma skrotalis,

infeksi atau abses pada testis, atrofi testis, epididimistis kongestif, atau

peradangan kronik granuloma di tempat insisi. Penyulit jangka panjang

yang dapat mengganggu upaya pemulihan fungsi reproduksi adalah

terjadinya antibodi sperma (Saifuddin, 2010).

c. Tingkat pengetahuan tentang KB Pria

Tingkat pengetahuan suami tentang KB Pria adalah seberapa jauh

suami mengetahui tentang peran, fungsi, dan tanggung jawabnya dalam

sebuah kehidupan rumah tangga, apabila dikaitkan dalam penentuan metode

kontrasepsi, khususnya menggunakan alat kontrasepsi. Tentunya hal

tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sosial ekonomi,

kultural/budaya, pendidikan, pengalaman, serta instruksi verbal dan

penerimaan verbal dari orang lain melalui media massa.

2. Status Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Suami

Status penggunaan alat kontrasepsi maksudnya adalah keadaan atau

(29)

commit to user

cara, perbuatan menggunakan alat kontrasepsi yaitu alat untuk mencegah

kehamilan atau mengatur kelahiran (KBBI, 2008).

Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya status penggunaan alat

kontrasepsi pada pria, yaitu : (BKKBN, 2007)

a. Terbatasnya sosialisasi dan promosi KB pria

b. Adanya persepsi bahwa wanita yang menjadi target program KB

c. Keterbatasan akses pelayanan KB

d. Tingginya harga yang harus dibayar untuk MOP

e. Ketidaknyamanan dalam penggunaan KB pria (kondom)

f. Terbatasnya metode kontrasepsi pria

g. Kualitas pelayanan KB pria belum memadai dan penerapan program

kebijakan partisipasi pria di lapangan masih belum optimal

h. Istri tidak mendukung suami ber-KB

i. Rendahnya kesertaan pria dalam KB dan kesehatan reproduksi di Indonesia

j. Pengetahuan dan kesadaran suami terhadap KB dan kesehatan reproduksi

rendah

k. Kondisi politik, sosial, budaya masyarakat dan agama masih belum optimal

Dalam peraturan pemerintah tentang program KB maupun kesehatan

reproduksi, yang selalu menjadi sasaran dalam hal tersebut adalah kaum

wanita. Begitu pula dari sisi masyarakat sendiri, yang masih menganggap

bahwa masalah KB merupakan sesuatu yang memang harus dijalankan oleh

istri. Hal inilah yang akhirnya menjadi salah satu faktor mengapa partisipasi

(30)

commit to user

13

Peran dan tanggung jawab bersama suami istri dalam keluarga berencana

sebagai refleksi terwujudnya kesetaraan gender dalam keluarga, memerlukan

sedikitnya dua hal yaitu : (BKKBN, 2007)

a. Partisipasi aktif suami dalam KB, artinya suami harus aktif mencari

informasi kepada petugas di tempat pelayanan KB. Informasi yang didapat

mampu memotivasi sekaligus meyakinkan suami untuk menjadi peserta KB

b. Kesadaran istri akan hak-hak reproduksinya dan posisi setara dengan suami

dalam pengambilan keputusan mengenai KB bahwa perencanaan keluarga

tidak ditentukan oleh suami saja, tetapi perlu dibahas bersama istri

3. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang KB Pria dengan Status Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Suami

Sosialisasi KB pria memang masih sulit ditemui di masyarakat. Oleh

karena itu dengan semakin tingginya tingkat pengetahuan maupun pendidikan

di kalangan masyarakat, maka upaya peningkatan peran suami dalam KB

merupakan tantangan program di masa yang akan datang (BKKBN, 2007).

Seseorang dapat menentukan pilihan menggunakan atau tidak

menggunakan alat kontrasepsi pada dasarnya melalui beberapa proses. Mereka

mengetahui apa saja yang berkaitan dengan alat kontrasepsi pria terutama

keuntungan/manfaat, dan kerugian/efek samping. Namun beberapa dari calon

akseptor kurang memiliki pengetahuan tentang hal tersebut, sehingga

cenderung kurang menyadari pentingnya penggunaan alat kontrasepsi

(31)

commit to user

menggunakan alat kontrasepsi. Sebaliknya bagi calon akseptor yang memiliki

pengetahuan yang baik tentang alat kontrasepsi, selanjutnya ia akan menyadari

pentingnya menggunakan alat kontrasepsi pria tersebut, kemudian ia akan

mempertimbangkan apakah akan menggunakan atau tidak menggunakan alat

kontrasepsi pria tersebut, dimana dalam proses ini dipengaruhi oleh faktor

internal yaitu jasmani dan rohani, serta faktor eksternal yaitu sosial ekonomi,

kultural/budaya, pendidikan, pengalaman, dan media massa. Setelah calon

akseptor mempertimbangkan dengan dipengaruhi beberapa faktor tersebut,

maka akan terbentuk suatu sikap yaitu tertarik atau tidak tertarik. Apabila

berbagai pengaruh dalam proses mempertimbangkan tersebut mendukung ke

arah ketertarikan maka calon akseptor akan memilih untuk menggunakan alat

kontrasepsi, sebaliknya apabila berbagai pengaruh dalam proses

mempertimbangkan tersebut menghambat ke arah ketertarikan maka calon

akseptor akan memilih untuk tidak menggunakan alat kontrasepsi.

Status penggunaan alat kontrasepsi pada suami dengan cara partisipasi

aktif sebagai kepedulian dan keikutsertaannya dalam keluarga berencana juga

didukung oleh pengetahuan dan kesadaran suami yang tinggi terhadap

pentingnya KB. Informasi yang didapat mampu memotivasi sekaligus

meyakinkan suami untuk menjadi peserta KB. Dengan meningkatnya

pengetahuan suami tentang KB pria, maka mendorong suami untuk

berpartisipasi aktif menggunakan alat kontrasepsi, sehingga status penggunaan

(32)

commit to user

15

B.Kerangka Konsep

[image:32.595.167.435.162.510.2]

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :

: Variabel bebas : Proses

: Variabel terikat

C.Hipotesis Penelitian

Semakin baik tingkat pengetahuan suami tentang KB pria, maka semakin tinggi

status penggunaan alat kontrasepsi pada suami.

Tingkat Pengetahuan Suami tentang KB Pria

Status Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Suami : Menggunakan alat kontrasepsi

Pengetahuan KB pria baik : 1. Keuntungan/manfaat

2. Kerugian/efek samping

Menyadari pentingnya KB

Mempertimbangkan : 1. Faktor internal

2. Faktor eksternal

(33)

commit to user

16 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Jenis dan Desain Penelitian

Jenis dan desain penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun

karya tulis ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.

[image:33.595.123.536.245.599.2]

Desain penelitian cross sectional pada penelitian ini adalah :

Gambar 3.1 Kerangka Desain Penelitian

B.Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Kota

Surakarta. Waktu penelitian pada bulan Februari – Juli 2012. Subjek penelitian

Pengetahuan baik

Pengetahuan kurang

Menggunakan alat kontrasepsi

Tidak menggunakan alat kontrasepsi

Menggunakan alat kontrasepsi

Tidak menggunakan alat kontrasepsi Pengetahuan

cukup

Menggunakan alat kontrasepsi

(34)

commit to user

17

C.Populasi Penelitian 1. Populasi Target

Populasi target dalam penelitian ini adalah pria-pria yang sudah

menikah dari pasangan usia subur (PUS).

2. Populasi Aktual atau Terukur

Populasi aktual atau terukurnya adalah pria-pria yang sudah menikah

dari pasangan usia subur (PUS) yang berada di Kelurahan Sangkrah dan

terdaftar di UPT Bapermas, PP, PA, dan KB Kecamatan Pasar Kliwon Kota

Surakarta.

D.Sampel dan Teknik Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan simple

random sampling yaitu teknik penentuan sampel secara random atau acak

didasarkan karena populasi yang diteliti adalah populasi yang diketahui

jumlahnya, dan mempunyai kerangka sampling yang jelas atau terdapat

sampling frame.

Pada penelitian ini diambil sampel sebanyak 286 orang secara simple

random sampling dari populasi pasangan usia subur (PUS) sebanyak

1749 orang di 13 RW Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Kota

(35)

commit to user

E.Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini dapat dihitung menurut rumus besar

sampel (Dahlan, 2009), yaitu :

N = Z2 x p x q d2

Keterangan : Z : deviat baku alfa sebesar 1,96

p : proporsi kategori variabel yang diteliti

q : 1-p

d : presisi

Dalam penelitian ini, prevalensinya telah diketahui dari penelitian

sebelumnya yaitu 24,66% dengan nilai presisi (d) = 5%. Maka, dihasilkan

besar sampel dalam penelitian ini sebesar :

N = Z2 x p x q = (1,96)2 x 0,2466 x 0,7534 = 0,71372487 = 285,48995 ≈ 286

d2 (0,05)2 0,0025

Apabila prediksi peneliti benar, maka peneliti akan memperoleh

prevalensi sebesar 24,66% ± 5% = 19,66% - 29,66%. Jika dihitung nilai N x p

akan didapatkan nilai minimal 19,66% x 286 = 56,2276 dan nilai maksimal

29,66% x 286 = 84,8276. Nilai keduanya lebih besar dari lima. Dengan

demikian besar sampel sebesar 286 boleh digunakan karena memenuhi syarat

(36)

commit to user

19

F. Kriteria Restriksi 1. Kriteria Inklusi

Subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi pada penelitian ini

adalah pria yang sudah menikah, merupakan pasangan usia subur (PUS),

dan bertempat tinggal di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon

Kota Surakarta.

2. Kriteria Eksklusi

Subjek penelitian yang menjadi kriteria eksklusi pada penelitian ini

adalah duda, pria yang sudah menikah namun sulit diajak berkomunikasi,

dan responden yang menolak untuk menjadi subjek penelitian.

G.Definisi Operasional Variabel

1. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah tingkat

pengetahuan suami tentang KB pria, maksudnya adalah tingkat pengetahuan

suami mengenai alat kontrasepsi yang dapat digunakan pada pria.

Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner, cara mengukurnya dengan

memberikan kuesioner tentang tingkat pengetahuan kepada responden untuk

diisi kemudian dinilai dengan memberikan skor. Skala pengukuran yang

digunakan adalah skala ordinal, dengan kategori hasil pengukuran

(Nursalam, 2009), yaitu :

a. Baik : jika hasil jawaban kuesioner 76-100% benar

b. Cukup : jika hasil jawaban kuesioner 56-75% benar

(37)

commit to user

2. Variabel terikat (dependent) dalam penelitian ini adalah status penggunaan

alat kontrasepsi pada suami, maksudnya adalah status suami apakah

menggunakan atau tidak alat kontrasepsi.

Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner, cara mengukurnya dengan

memberikan kuesioner tentang keikutsertaan kepada responden untuk diisi.

Skala pengukuran yang digunakan adalah nominal, dengan kategori hasil

pengukuran :

a. Menggunakan : Apabila suami menggunakan alat kontrasepsi,

yaitu selalu menggunakan kondom saat

berhubungan suami isteri, atau menjadi akseptor

KB MOP/vasektomi

b. Tidak menggunakan : Apabila suami tidak menggunakan alat

kontrasepsi apapun baik kondom maupun

MOP/vasektomi atau suami yang mengikuti KB

secara alamiah, misalnya sistem kalender, dan

senggama terputus

H.Instrumentasi

Sebelum kuesioner dipilih sebagai alat ukur, terlebih dahulu disusun

(38)

commit to user

[image:38.595.127.513.125.761.2]

21

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Pengetahuan Suami Tentang KB Pria

No Aspek-aspek tingkat pengetahuan suami

tentang KB

Banyaknya butir soal

Nomor butir soal Pernyataan positif Pernyataan negatif 1 2 3 4

Pengertian dan jenis alat kontrasepsi pria

Kondom (cara kerja, cara pemakaian, keuntungan/manfaat, kerugian/efek samping)

Vasektomi (cara kerja, keuntungan/manfaat, kerugian/efek samping, mitos) Perbandingan kondom dan vasektomi 2 10 8 4 -

3, 5, 6, 9, 11, 12

13, 15, 16, 19

21, 23

1, 2

4, 7, 8, 10

14, 17, 18, 20

22, 24

Adapun soal kuesioner tingkat pengetahuan suami tentang KB pria

menggunakan domain C1-C4 (Taksonomi Bloom), kisi-kisi butir soalnya :

Tabel 3.2 Kisi-kisi Domain C1-C4

No Aspek-aspek tingkat pengetahuan suami

tentang KB

Banyaknya butir soal

Nomor butir soal

C1 C2 C3 C4

1

2

3

4

Pengertian dan jenis alat kontrasepsi pria

Kondom (cara kerja, cara pemakaian, keuntungan/manfaat, kerugian/efek samping)

Vasektomi (cara kerja, keuntungan/manfaat, kerugian/efek samping, mitos) Perbandingan kondom dan vasektomi 2 10 8 4 2 - 13 - 1

(39)

commit to user

Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan tertutup dengan 2 alternatif

[image:39.595.126.511.200.487.2]

jawaban. Adapun skor penilaiannya seperti tertera pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.3 Skor Alternatif Jawaban

No Alternatif jawaban Skor item

Positif Negatif

1

2

Benar (B)

Salah (S)

1

0

0

1

Dengan jumlah pertanyaan 24 butir. Pengukuran pengetahuan

menggunakan model skala Guttman. Secara kuantitatif skor tertinggi 24 dan

skor terendah 0. Secara kualitatif dikategorikan menjadi pengetahuan baik

apabila skor T > mean T, pengetahuan cukup apabila skor T = mean T

pengetahuan kurang apabila skor T < mean T.

Setelah item-item kuesioner selesai dibuat dan disusun, maka untuk

analisa data uji kuesioner dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Agar

diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran mendekati normal, maka sebaiknya

jumlah responden untuk uji coba paling sedikit 20 orang (Notoatmodjo, 2010).

Pada penelitian ini dilakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner pada

28 responden di Kelurahan Tohudan Colomadu Karanganyar pada tanggal

27 April 2012.

1. Uji validitas

Uji validitas untuk mengukur tingkat pengetahuan suami tentang KB

menggunakan rumus koefisien korelasi biserial dikarenakan datanya

dikotomi (Riyanto, 2011). Data diolah menggunakan SPSS versi 19.00 for

(40)

commit to user

23

product moment atau rt pada taraf signifikansi 5% untuk mengetahui valid

atau tidak. Jika rhitung ≥ rt, maka butir kuesioner yang diujicobakan valid.

Sebaliknya jika rhitung < rt, maka butir soal yang diujicobakan tidak valid.

Hasil uji coba kuesioner tingkat pengetahuan suami tentang KB pria

menunjukkan dari 24 soal diperoleh 21 soal yang valid dan 3 soal invalid

(no 6, 9, 16). Dari 21 soal yang valid tersebut dianggap telah mewakili

seluruh komponen yang telah hendak diukur sehingga soal dapat digunakan

untuk mengukur tingkat pengetahuan suami tentang KB pria. Sedangkan

hasil uji coba kuesioner status penggunaan alat kontrasepsi pada suami

adalah yang menggunakan alat kontrasepsi 11 dan yang tidak menggunakan

alat kontrasepsi berjumlah 17. Hasil uji validitas terlampir.

2. Uji reliabilitas

Untuk menguji reliabilitas instrumen kuesioner menggunakan rumus

Kuder-Richardson-20 atau KR-20. Uji reliabilitas diolah menggunakan

program SPSS versi 19.00 for windows. Seluruh item pertanyaan yang

dinyatakan valid, selanjutnya akan dilakukan pengujian untuk menguji

tingkat kepercayaan (reliabel). Kriteria reliabilitas instrumen adalah :

a. Apabila rKR-20 ≥ r tabel, berarti instrumen dinyatakan reliabel

b. Apabila rKR-20 < r tabel, berarti instrumen dinyatakan tidak reliabel

Dari hasil uji coba kuesioner tingkat pengetahuan tentang KB pria dan

status penggunaan alat kontrasepsi pada suami diperoleh rKR = 0,788.

r tabel = 0,374 sehingga kuesioner tersebut tergolong reliabel. Hasil uji

(41)

commit to user

I. Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen yang telah

diuji validitas dan reabilitasnya, selanjutnya data-data diolah agar dapat diubah

menjadi informasi yang akurat.

Secara garis besar, langkah-langkahnya adalah :

1. Persiapan

a. Mengecek nama dan identitas responden

b. Mengecek kelengkapan data, yaitu memeriksa isi kuesioner, dan apakah

ada kuesioner yang sobek atau rusak

c. Mengecek macam isian data (jawaban kuesioner)

2. Tabulasi

Klasifikasi dalam tahap ini adalah :

a. Tabulasi data

b. Penyimpulan data

c. Analisis data untuk tujuan testing hipotesis

d. Analisis data untuk tujuan penarikan kesimpulan

Kegiatan tabulasi ini antara lain :

a. Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang tidak perlu

diberikan skor

b. Memberikan kode terhadap item-item yang tidak perlu diberikan skor

c. Mengubah jenis data, disesuaikan atau dimodifikasikan dengan teknik

(42)

commit to user

25

d. Memberikan kode (coding) jika akan melakukan pengolahan data dengan

komputer. Dalam hal ini pengolah data memberikan kode pada semua

variabel, kemudian menentukan tempatnya (baris dan kolom) di dalam

coding sheet (coding form). Kemudian dilanjutkan dengan penempatan

setiap variabel pada kartu kolom (punc cord)

3. Analisis Data Penelitian

Pengolahan data yang diperoleh dikerjakan dengan menggunakan

rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan

penelitian atau desain yang diambil. Data yang sudah terkumpul, dianalisis

dengan menggunakan rumus uji statistik Chi-Square dengan tingkat

kemaknaan 5% (α = 0,05). Data dianalisa menggunakan software program

komputer SPSS versi 19.00 for windows.

Uji Chi-Square dapat digunakan untuk mengestimasi atau

mengevaluasi frekuensi yang diselidiki atau menganalisis hasil observasi

untuk mengetahui apakah terdapat hubungan atau perbedaan yang signifikan

pada penelitian yang menggunakan data berskala nominal atau ordinal

(Fajar, 2009).

Menurut Sugiyono (2009), pedoman untuk memberikan interpretasi

[image:42.595.136.514.237.487.2]

koefisien korelasi adalah sebagai berikut

Tabel 3.4 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

(43)
(44)

commit to user

26 BAB IV

HASIL PENELITIAN

Proses pengambilan, pengolahan, dan penyusunan data penelitian dengan

judul “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang KB Pria dengan Status

Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Suami” telah dilakukan selama satu bulan

pada tanggal 1-31 Mei 2012. Proses ini dilakukan dengan cara membagikan

kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti kepada 286 responden yang dipilih

secara simple random sampling terhadap 1749 orang dari 13 RW di Kelurahan

Sangkrah Kota Surakarta. Selanjutnya kuesioner diisi sendiri oleh responden

dengan cara dibagikan secara door to door yaitu peneliti mendatangi satu per satu

rumah responden dibantu dengan kader masyarakat setempat.

Distribusi penyebaran kuesioner berdasarkan pendidikan terakhir yaitu dari

286 responden, sebanyak 38 orang (13,3%) pendidikan terakhirnya SD, 91 orang

(31,8%) SMP, 107 orang (37,4%) SMA, dan 50 orang (17,5%) Perguruan Tinggi.

Sedangkan distribusi penyebaran kuesioner berdasarkan jenis pekerjaan yaitu dari

286 responden, sebanyak sebagai 59 orang (20,6%) PNS, 83 orang (29%) swasta,

44 orang (15,4%) wiraswasta, dan 100 orang (35%) buruh.

Berikut ini hasil penelitian berupa data tingkat pengetahuan suami tentang

KB, status penggunaan alat kontrasepsi pada suami, dan hubungan antara

(45)

commit to user

A.Data Variabel Tingkat Pengetahuan Suami Tentang KB Pria

Data variabel tingkat pengetahuan suami tentang KB pria yang diambil

dengan menggunakan kuesioner yang diperoleh dari 286 responden kemudian

[image:45.595.118.512.242.488.2]

diolah dan diperoleh hasil seperti yang disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Data Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Suami Tentang KB Pria di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta

Tingkat pengetahuan suami tentang KB pria

Frekuensi (orang)

Persentase (%)

Baik 104 36,4

Cukup 95 33,2

Kurang 87 30,4

Total 286 100

Sumber : Data Lapangan di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta periode 1 - 31 Mei 2012

B.Data Variabel Status Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Suami

Dari 286 responden diperoleh data hasil penelitian dengan variabel status

penggunaan alat kontrasepsi pada suami yang disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 4.2 Data Distribusi Status Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Suami di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta

Status penggunaan alat kontrasepsi pada suami

Frekuensi (orang)

Persentase (%)

Menggunakan 94 32,9

Tidak menggunakan 192 67,1

Total 286 100

Sumber : Data Lapangan di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta periode 1 - 31 Mei 2012

Berdasarkan data tersebut, dari 32,9% suami dari pasangan usia subur

yang menggunakan alat kontrasepsi, ada 29,5% yang menggunakan alat

[image:45.595.130.511.557.637.2]
(46)

commit to user

28

C.Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang KB Pria dengan Status Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Suami

Berdasarkan data variabel tingkat pengetahuan suami tentang KB pria

dengan data status penggunaan alat kontrasepsi pada suami di Kelurahan

[image:46.595.124.510.253.487.2]

Sangkrah Kota Surakarta, maka dapat disimpulkan dalam tabel berikut :

Tabel 4.3 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang KB Pria dengan Status Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Suami

Tingkat Pengetahuan Suami Tentang KB Pria

Status penggunaan alat kontrasepsi pada suami Menggunakan Tidak menggunakan

Baik 83 orang 21 orang

Cukup Kurang

9 orang 2 orang

86 orang 85 orang

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

Chi-Square (X2) dengan menggunakan program SPSS versi 19.00 for windows.

Hasil analisis data tersebut diperoleh X2 hitung sebesar 164,262 dan

p = 0,000. Koefisien korelasi yang ditemukan sebesar 0,604. Hal ini berarti

bahwa p < α atau 0 < 0,05 sedangkan koefisien korelasi sebesar 0,604 termasuk

pada kategori kuat, maka dapat dinyatakan bahwa H0 ditolak, artinya ada

hubungan positif yang signifikan bahwa semakin baik tingkat pengetahuan

suami tentang KB pria maka semakin tinggi status penggunaan alat kontrasepsi

pada suami. Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh,

(47)

commit to user

29 BAB V PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa ada

hubungan positif yang signifikan bahwa semakin baik tingkat pengetahuan suami

tentang KB pria maka semakin tinggi status penggunaan alat kontrasepsi pada

suami. Pernyataan ini dibuktikan berdasarkan dari hasil penelitian yang

didapatkan yaitu pada tingkat pengetahuan baik, jumlah responden yang

menggunakan alat kontrasepsi lebih banyak dibandingkan yang tidak

menggunakan alat kontrasepsi, dan sebaliknya pada tingkat pengetahuan kurang,

jumlah responden yang tidak menggunakan alat kontrasepsi jauh lebih banyak

dibandingkan yang menggunakan alat kontrasepsi. Selain itu, hasil X2 hitung yang

positif sebesar 164,262 dan p = 0,000 serta koefisien korelasi sebesar 0,604 yang

artinya terdapat hubungan yang kuat, juga dapat membuktikan hipotesis yang

telah dirumuskan sebelumnya.

Dengan meningkatnya pengetahuan suami tentang KB pria, maka

mendorong suami untuk berpartisipasi aktif menggunakan alat kontrasepsi,

sehingga status penggunaan alat kontrasepsi pada suami pun juga meningkat.

Menurut tinjauan teori dari BKKBN (2007), seseorang dapat menentukan pilihan

menggunakan alat kontrasepsi pada dasarnya melalui beberapa proses. Seseorang

yang memiliki tingkat pengetahuan tentang KB pria baik, mereka mengetahui apa

saja yang berkaitan dengan alat kontrasepsi pria terutama keuntungan/manfaat,

(48)

commit to user

30

menggunakan alat kontrasepsi pria tersebut, kemudian mempertimbangkan

apakah akan menggunakan atau tidak menggunakan alat kontrasepsi pria tersebut.

Apabila dalam proses menimbang-nimbang tadi faktor pengaruhnya ke arah

positif, maka akan timbul suatu sikap dimana suami akan menggunakan alat

kontrasepsi.

Meskipun begitu, tidak semua suami yang tingkat pengetahuannya baik

menggunakan alat kontrasepsi. Proses yang paling berpengaruh adalah saat suami

berada pada proses menimbang-nimbang, karena pada proses inilah yang

mempengaruhi seseorang dengan pengetahuan tentang KB pria baik, ada yang

memilih untuk tidak menggunakan alat kontrasepsi. Menurut penelitian serupa

yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Wijayanti (2006), ketidaksediaan suami

untuk menggunakan alat kontrasepsi walaupun memiliki pengetahuan tentang KB

pria yang baik sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Pendidikan dapat berpengaruh karena karakteristik individu yang berbeda-beda

yang mempengaruhi pola pikir dalam menolak menggunakan alat kontrasepsi.

Karakteristik pendidikan yang berbeda dapat berpengaruh dalam proses

pemahaman setelah mereka mengetahui keuntungan dan kerugian dari alat

kontrasepsi tersebut. Responden yang memiliki pendidikan terakhir SD

memiliki pemahaman atau pola pikir yang lebih rendah apabila dibandingkan

dengan yang pendidikan terakhirnya SMA/Perguruan Tinggi.

2. Pekerjaan dapat berpengaruh ketika penghasilannya rendah, biaya untuk

memperoleh pelayanan KB menjadi tidak terjangkau. Dalam penelitian ini,

(49)

commit to user

sebanyak sebagai 20,6% PNS; 29% swasta; 15,4% wiraswasta, dan 35% buruh.

Walaupun selisih persentase tidak terlalu jauh, namun menggambarkan bahwa

sosial ekonomi di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Kota

Surakarta ini menengah ke bawah.

3. Kondisi lingkungan dan budaya setempat yang diharapkan dapat menerima

adanya sosialisasi tentang program KB pria. Berdasarkan hasil penelitian,

didapatkan bahwa sebagian besar responden yang tidak menggunakan alat

kontrasepsi menyatakan bahwa KB hanya urusan istri saja. Hal ini merupakan

pemahaman yang kurang tepat dan dapat menghambat penerimaan sosialisasi

tentang program KB pria sehingga mengakibatkan rendahnya status

penggunaan alat kontrasepsi di Kelurahan Sangkrah Kota Surakarta.

4. Pengalaman menggunakan kualitas pelayanan yang baik dimana klien

diharapkan mendapatkan tingkat kepuasan sebagai akseptor KB. Hal ini

mempengaruhi status penggunaan alat kontrasepsi pada suami, karena pada

saat penelitian, penulis mendapatkan bahwa ada calon responden yang tegas

menolak untuk dimintai data kuesioner karena mengatakan tidak ber-KB

karena dahulu pernah menggunakan alat kontrasepsi kondom tetapi gagal, dan

mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan.

Sebaliknya, pada suami yang memiliki pengetahuan tentang KB pria

kurang, cenderung untuk tidak menggunakan alat kontrasepsi. Pengetahuan

tentang KB yang cukup atau kurang bukan berarti ia tidak tahu sama sekali karena

Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta merupakan desa

(50)

commit to user

32

masyarakat setiap bulannya. Tingkat pengetahuan yang kurang timbul dari

kurangnya pemahaman setelah informasi didapat yang dipengaruhi oleh

karakteristik pendidikan suami yang beragam. Disamping itu adanya pengaruh

beberapa faktor dalam proses menimbang-nimbang yang menimbulkan sikap

suami enggan menggunakan alat kontrasepsi. Berdasarkan tinjauan teori menurut

BKKBN (2007) telah dijelaskan bahwa permasalahan status penggunaan alat

kontrasepsi yang rendah dikarenakan oleh kondisi lingkungan sosial, budaya,

masyarakat, dan keluarga yang masih menganggap partisipasi pria belum penting

dilakukan, pengetahuan dan kesadaran pria dan keluarga mengenai KB relatif

masih rendah, keterbatasan penerimaan dan aksesbilitas pelayanan kontrasepsi

pria, serta permasalahan lain yang turut mendukung seperti peran tokoh agama

yang masih kurang, sarana pelayanan KB bagi pria yang masih perlu ditingkatkan,

dan terbatasnya pilihan alat kontrasepsi yang tersedia. Faktanya, sebagian besar

responden yang tidak menggunakan alat kontrasepsi menyatakan bahwa KB

hanya urusan istri saja. Selain itu sebagian besar masih memiliki pemahaman

yang kurang tepat tentang KB pria, misalnya pernyataan bahwa vasektomi

dianggap sama dengan kebiri sehingga mempengaruhi dalam ejakulasi dan

hubungan seksual, hal ini tentu saja tidak benar. Pemahaman inilah yang

menyebabkan suami enggan untuk ber-KB meskipun setiap bulannya di

Kelurahan Sangkrah selalu ada program safari KB secara gratis, termasuk

pelayanan KB pria yaitu kondom dan vasektomi.

Berdasarkan hasil penelitian ternyata ada responden yang memilih untuk

(51)

commit to user

yang kurang. Keadaan sosial ekonomi, jumlah anak, dan pengalaman menjadi

faktor yang dapat mempengaruhi, dimana pendapatan yang rendah dengan jumlah

anak yang banyak, kemudian pengalaman kegagalan istri dalam ber-KB

mengharuskan suami untuk menggunakan alat kontrasepsi. Faktor-faktor itulah

yang akhirnya mempengaruhi pola pikir kemudian memunculkan sikap suami

untuk menggunakan alat kontrasepsi meskipun memiliki pengetahuan tentang KB

pria yang kurang.

Berbeda dengan penelitian serupa yang telah dilakukan sebelumnya oleh

Indarsih (2007) yang membagi variabel pengetahuan menjadi 2 tingkatan yaitu

tinggi dan rendah, pada penelitian ini variabel tingkat pengetahuan dibagi 3 yaitu

baik, cukup, dan kurang. Alasannya agar lebih bervariasi, dan menghasilkan

korelasi yang lebih kuat.

Menurut hasil penelitian, persentase responden yang memiliki tingkat

pengetahuan tentang KB pria baik lebih tinggi sekitar 36,4%, apabila

dibandingkan dengan yang memiliki pengetahuan cukup (33,2%) atau rendah

(30,4%). Namun selisih antara tingkat pengetahuan baik, cukup, dan kurang tidak

terlalu banyak, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan karakteristik individu

berdasarkan tingkat pendidikan yaitu sebanyak 13,3% pendidikan terakhirnya SD;

31,8% SMP; 37,4% SMA, dan 17,5% Perguruan Tinggi. Selain itu lingkungan

sosial budaya juga dapat mempengaruhi pola pikir dalam menanggapi, menerima,

dan menolak program KB pria. Faktanya penulis temukan saat proses penelitian,

dimana ada sebagian besar dari calon responden di 1 RW (20 dari 23 responden)

(52)

commit to user

34

istri saja. Hal ini menunjukkan pengaruh lingkungan sosial budaya sangat besar

terhadap kesadaran suami untuk menggunakan alat kontrasepsi, meskipun

menurut hasil wawancara dengan Kepala Kelurahan Sangkrah, daerah ini

termasuk dalam desa binaan KB.

Menurut data SDKI 2007, partisipasi pria dalam ber-KB masih sangat

rendah, yaitu sekitar 1,5% (kondom 1,3% dan vasektomi 0,2%), berarti yang tidak

menggunakan alat kontrasepsi sekitar 98,5%. Sedangkan berdasarkan profil

kesehatan Jawa Tengah (2010), partisipasi pria untuk menjadi peserta KB aktif

sekitar 13,95% (kondom 13,75% dan vasektomi 0,2%), serta yang tidak

menggunakan alat kontrasepsi sekitar 86,05%. Rendahnya status penggunaan alat

kontrasepsi pada suami juga ditemukan dalam penelitian di Kelurahan Sangkrah

Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta ini, bahwa sekitar 67,1% tidak

menggunakan alat kontrasepsi, sedangkan dari 32,9% suami yang menggunakan

alat kontrasepsi, terdapat 29,5% yang menggunakan alat kontrasepsi kondom, dan

3,4% yang menggunakan vasektomi. Kondisi ini sebanding dengan data cakupan

KB dari Bapermas, PP, PA, KB di Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta yaitu

sekitar 5,5% yang menggunakan alat kontrasepsi (kondom 5,2% dan vasektomi

0,3%), serta 94,5% tidak menggunakan alat kontrasepsi (Sarsuti, 2011).

Meskipun hasil penelitian ini dapat membuktikan hipotesis yang telah

dirumuskan sebelumnya, namun dalam pelaksanaannya masih ditemui kendala,

yaitu sebagian besar dari calon responden di 1 RW (20 dari 23 responden) tidak

bersedia dimintai data dengan alasan bahwa KB hanya merupakan urusan istri.

(53)

commit to user

alasan tidak bersedianya untuk menjadi responden penelitian. Ada calon

responden yang tegas menolak untuk dimintai data kuesioner karena mengatakan

tidak ber-KB karena dahulu pernah menggunakan alat kontrasepsi kondom tetapi

gagal, dan mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan. Berdasarkan kendala

tersebut, solusi dari peneliti adalah mengambil 20 responden dari RW lain di

(54)

commit to user

36 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah penulis melaksanakan penelitian dengan cara menyebarkan

kuesioner kepada 286 responden dari 13 RW di Kelurahan Sangkrah

Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta, penulis menyimpulkan bahwa :

1. Tingkat pengetahuan suami tentang KB pria di Kelurahan Sangkrah

Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta yaitu baik ada 104 orang

(36,4%), cukup ada 95 orang (33,2%), dan kurang ada 87 orang (30,4%).

Hal ini berarti sebagian besar suami dari pasangan usia subur memiliki

pengetahuan tentang KB pria yang baik.

2. Status penggunaan alat kontrasepsi pada suami di Kelurahan Sangkrah

Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta yaitu suami dari pasangan usia

subur yang menggunakan alat kontrasepsi ada 94 orang (32,9%),

sedangkan yang tidak menggunakan alat kontrasepsi ada 192 orang

(67,1%). Hal ini berarti partisipasi aktif suami dalam menggunakan alat

kontrasepsi masih kurang.

3. Terdapat hubungan positif yang signifikan bahwa semakin baik tingkat

pengetahuan suami tentang KB pria maka semakin tinggi status

penggunaan alat kontrasepsi pada suami, dengan kekuatan korelasi

(55)

commit to user

B. Saran

Saran yang dapat penulis berikan pada penelitian ini antara lain :

1. Bagi BKKBN dan Tenaga Kesehatan

Perlu adanya pembinaan dan pengembangan program KB pria secara

interpersonal, khususnya kepada kelompok suami dari pasangan usia subur

yang tingkat pengetahuannya tentang KB masih kurang bahkan yang

menolak untuk menggunakan alat kontrasepsi. Selain itu juga peningkatan

pelayanan KB pria oleh tenaga kesehatan ke semua lapisan masyarakat.

2. Bagi Masyarakat

Diharapkan adanya kesadaran bagi para suami untuk meningkatkan status

penggunaan alat kontrasepsi dengan cara meningkatkan pengetahuan dan

Gambar

Tabel 3.2 Kisi-kisi Domain C1-C4 ....................................................................
Gambar 3.1  Kerangka Desain Penelitian ...........................................................
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 3.1 Kerangka Desain Penelitian
+6

Referensi

Dokumen terkait

pernah tergoyahkan membawah hasil yang memuaskan. Dilihat dari kesimpulan dan pembahasan hasil penelitian dengan penerapan Pendekatan scientific yang telah

Ma‟any terdapat nilai-nilai pendidikan Islam yang tersirat dan penting untuk diteliti serta dipublikasikan. Agar dapat dijadikan motivasi bagi masyarakat terutama

Kismani (56), petani di Desa Banjaran Godang, Kecamatan Kotarih, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, mengaku terpukul dengan krisis ekonomi global yang berdampak

konstruksi Undang-undang Desa terhadap tidak membedakan antara desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum

Dalam Kompilasi Hukum Islam orang tua angkat secara serta merta dianggap telah meninggalkan wasiat (dan karena itu diberi nama wasiat wājibah) maksimal sebanyak 1/3 dari harta

sekolah tersebut sudah mengatur tata tertib tentang perundungan. Data yang. didapat tersebut sangat berguna untuk menganalisis rumusan masalah

Konsumen memiliki kesan yang baik terhadap mutu produk furniture Ibu Sianin Jelaskan dan berikan contoh:. Produk furnitur Ibu Sianin memiliki perbedaan dengan

Hal inilah yang menjadi dasar bagi peneliti untuk melakukan analisis biaya penggunaan antibiotik pasien infeksi saluran kemih di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Roemani